Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
65
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel Sebagai Pengganti Urugan Pilihan Sirtu Klas “C” dalam Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung, Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik Koespiadi, Ir ABSTRAK Jembatan Gunungsari direncanakan untuk lalulintas sedang, sehingga direncanakan dengan beban standard Bina Marga 100 % (BM 100) dengan lebar 6 meter dengan trotoar kanan kiri dengan lebar 50 cm, dengan bangunan atas dipilih konstruksi beton prategang postensioning dengan pertimbangan konstruksi tersebut merupakan alternatif yang murah karena tidak membutuhkan perancah saat pembangunannya dan dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat. Jembatan beton prategang yang penerapannya digunakan untuk bangunan atas jembatan ini lebih efisien dan lebih murah dari bangunan atas jembatan beton bertulang type balok T. Kata Kunci : beton pra-tegang, postensioning, balok T
PENDAHULUAN. Kabupaten Gresik merupakan daerah / kota yang kaya akan industri, baik industri kecil maupun industri besar oleh karena itu Kabupaten Gresik disebut “ Daerah / Kota Industri “. Selain itu juga Kabupaten Gresik mempunyai banyak daerah agraris diantaranya Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik adalah daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, karena itu Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik memiliki nilai yang sangat strategis juga dalam perekonomian. Batas Wilayah Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan di pisahkan oleh sebuah Sungai Bengawan Solo, dan juga sebuah jembatan yang baru dibangun, adapun desa di Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik yang berdekatan dengan batas wilayah tersebut adalah Desa Dukun Anyar dan Desa Padang Bandung. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Gresik membangun suatu jalan baru / jalan lingkar yang menghubungkan dengan jembatan Karang Binangun yaitu Pembangunan Jalan pada ruas Desa Dukun Anyar dan Desa Padang Bandung. Pembangunan jalan tersebut merupakan kebutuhan untuk peningkatan Sarana dan Prasarana serta Perekonomian yang ada di sekitar daerah tersebut, dan juga menciptakan hubungan sinergi antara Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan dan memudahkan dalam hal melakukan produktifitas. Berdasarkan hal tersebut diatas, Kabupaten Gresik mempunyai konsep keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui peningkatan kapasitas pelayanan prasarana jalan, maka dari itu Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung perlu dibangun untuk dapat melayani kebutuhan transportasi jangka menengah hingga jangka panjang.
66
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
Disamping itu Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung memiliki manfaat yang tidak kalah penting, yaitu : 1. Mendorong peningkatan perekonomian Kabupaten Gresik khususnya Kecamatan Dukun. 2. Meningkatkan Pendapatan Angaran Daerah Kabupaten Gresik. 3. Mendorong peningkatan taraf hidup. 4. Mengoptimalkan Efisiensi dan Efektifitas Transportasi dan Produktifitas. 5. Meningkatkan mobilitas penumpang dan barang. Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung sebagai subsistem transportasi yang menjadi bagian dari jaringan transportasi yang menghubungkan dengan simpul simpul transportasi (Pelabuhan, Terminal dan Stasiun KA). Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung adalah jenis jalan tembus / jalan lingkar pertama yang dibangun di Kabupaten Gresik. Mengingat manfaat Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung yang cukup besar bagi wilayah / Daerah Kabupaten Gresik khususnya, maka dalam proses pembangunannya dilaksanakan seteliti mungkin. Pembukaan areal lahan, penentuan titik-titik kontrol pengukuran merupakan pekerjaan survey yang membutuhkan ketelitian tinggi karena digunakan sebagai acuan pekerjaan konstruksi lebih lanjut, baik penentuan titik kontrol vertikal maupun horisontal termasuk didalamnya penentuan titik kontrol, bentuk jalan, super elevasi, urugan tanah pilihan, dan lapisan pondasi atas. Dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung yang merupakan pembuatan jalan baru adalah konstruksi jalan yang terdiri dari tanah dasar dan perkerasan jalan, pekerjaan ini konstruksinya tidak terlalu menghabiskan biaya yang mahal dan spesifikasi konstruksi perkerasan jalan umumnya terdiri dari : Subgrade / tanah dasar yaitu permukaan tanah asli lokasi yang merupakan permukaan dasar untuk perletakkan bagian perkerasan lainnya. Subbase course / Lapis Pondasi Bawah (LPB) yaitu bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi diatas tanah dasar. lapisan ini fungsinya untuk menyebarkan dan mendukung beban roda, mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi. Base course / Lapis Pondasi Atas (LPA) yaitu merupakan lapisan struktur utama di atas bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan tambahan perkerasan menggunakan Asphalt Treated Base (ATB) yaitu lapisan penguatan perkerasan lunak yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan melintang. Dan Asphalt Concrete (AC) yaitu satu lapisan permukaan baru / ulang di atas lapis perkerasan dengan lapis penutup yang ada. Dari semua jenis konstruksi perkerasan tersebut diatas dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi maupun revisi spesifikasi standard umum Bina Marga, untuk macam jenis bahan material sesuai dengan AASHTO dan MARSHALL
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
67
untuk pengujian. Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung merupakan pekerjaan jalan baru, dalam pekerjaan perkerasan jalan ini secara garis besar terbagi beberapa segmen yaitu terdiri dari : Penyiapan tanah dasar sangat penting untuk perkerasan jalan, bagian ini merupakan awal perkerasan jalan yang dilanjutkan dengan perlapisan berikutnya. Perlapisan Pondasi Bawah merupakan lapisan perkerasan pondasi di atas tanah dasar, lapisan ini sebagai penerima beban, dan menutup tanah dasar untuk tidak masuk kedalam serta tidak bercampur dengan lapisan selanjutnya. Perlapisan Pondasi Atas merupakan struktur utama lapisan perkerasan di antara lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan. Lapisan perkerasan ini sangat utama dan sebagai badan jalan. Perlapisan perkerasan permukaan dan tambahan merupakan pembentukan ulang perkerasan badan jalan sampai punggung jalan serta kemiringan melintang, Lapisan ini sebagai lapisan penguat dan menutup lapisan permukaan yang lunak. Lapisan tambahan merupakan lapisan perkerasan permukaan baru / ulang dan penutup diatas lapis perkerasan yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : Daya dukung penyiapan tanah dasar Analisa biaya urugan pilihan pedel sebagai pengganti Sirtu klas ‘C’ Sesuai dengan perkembangan penduduk dan ekonomi didaerah Kecamatan Duduk, Kabupaten Gresik, serta adanya jembatan yang bisa menghubungkan antara batas Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan, maka sangat dianggap perlu untuk meningkatkan kemampuan, produktifitas dan pelayanan ruas jalan untuk memenuhi lalu lintas barang dan penumpang yang lebih efisien dan efektif. Mengingat ruas jalan lama yang kurang efisien dan efektif pada lalu lintas untuk barang dan penumpang selain itu juga ruas jalan lama terlalu jauh waktu tempuhnya untuk semua lalu lintas walaupun tidak tergolong lalu lintas yang padat, untuk konstruksi ruas jalan lama lapisan perkerasannya menggunakan Lapis Permukaan Macadam dan Penetrasi, kemudian mendapat penanganan terakhir pada tahun 1993 dengan pemeliharaan berkala penambahan Lapisan non struktural yaitu Asphalt Concrete ( AC ) setebal 3,00 Cm, ruas jalan lama ini hanya mempunyai kelebaran 3,00 M, sedangkan Lapisan Pondasi Bawah hanya menggunakan Sirtu. Dalam hal ini dengan adanya konstruksi yang sedemikian maka ruas jalan lama kondisinya sangat memprihatinkan, apalagi lalu lintas semakin meningkat dan mengalami peningkatan golongan klas. Sekilas diuraikan keadaan ruas jalan lama yang sudah mengalami kerusakan diantaranya adalah: Retak-retak Degradasi
68
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
Deformasi Sebagian juga tidak layak untuk dilewati lalu lintas golongan klas II dan I, dikarenakan keadaannya seperti perkampungan dan membahayakan bagi penduduk walaupun telah dilebarkan, untuk ruas yang ini dekat dengan perbatasan Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan walaupun masih harus memutar dulu. Dengan adanya hal ini, maka Pemerintah Kabupaten Gresik membuka lahan baru untuk ruas jalan baru atau jalan lingkar, karena dituntut perkembangan dan peningkatan daerah tersebut dari segi ekonomi dan transportasi yang efektif dan efisien. Dalam menganalisa hal tersebut terutumanya pada analisa teknis konstruksi jalan lama tidak menguntungkan untuk Pembangunan Jalan baru / Jalan Lingkar, untuk analisa teknis pada pembangunan jalan baru / jalan lingkar menggunakan Lapisan Pondasi Bawah memakai Urugan Pilihan Pedel atau Sirtu Klas ‘C’, Lapisan Pondasi Atas menggunakan Aggregate Klas ‘A’ dan Lapisan Perkerasan menggunakan Asphal Treated Base ( ATB ) serta Lapisan Tambahan menggunakan Asphalt Concrete ( AC ). Dalam hal tersebut diatas dari segi campuran dan penghamparan dan pemadatannya biasa dilaksanakan sesuai dengan buku standart No. 13 / ST / BM / 1983 dan selalu dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Gresik. Data test tanah dasar yang dilakukan oleh Laboratorium Mekanika Tanah ITS Data test urugan pilihan Pedel dan Sirtu Klas ‘C’ oleh Laboratorium Mekanika Tanah ITS Data kepadatan CBR lapangan Data perbandingan Bill of Quantity Pemakaian Urugan Pilihan Pedel atau Sirtu Klas’C’. Lapisan Pondasi Bawah dengan memakai Urugan Pilihan Pedel sebagai pengganti Lapisan Pondasi Bawah dengan memakai Urugan Pilihan Sirtu Klas ‘C’ atau juga sebaliknya. Adapun CBR masing-masing urugan pilihan sebagai berikut : Urugan Pilihan Pedel CBR Design = 17,84 % Urugan Pilihan Sirtu CBR Design = 42,50 % Perbandingan Harga Urugan Pilihan Pedel dan Sirtu Klas ‘C’. Sebagia perbandingan harga, memakai Lapisan Pondasi Bawah Urugan Pilihan Pedel dengan keadaaan nilai ekonomis yang lebih murah dan mudah dijangkau serta dekat dengan lokasi proyek atau lebih mahal dari hitungan harga satuan bahan dan upah (Analisa) dibandingkan dengan memakai Lapisan Pondasi Bawah Urugan Sirtu Klas ‘C’ yang jauh dari jangkauan di lokasi proyek yang sangat mempengaruhi operasional, dan ataukah mungkin terjadi sebaliknya TEORI PENUNJANG. Perkerasan jalan merupakan suatu Konstruksi dibangun diatas tanah dasar dengan maksud untuk menahan beban lalu lintas atau kendaraan serta tahan terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Pada pembahasan ini kami mempunyai acuan khususnya untuk membandingkan
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
69
pelaksanaan Pelapisan Pondasi Bawah pada Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, kami berpedoman pada buku : Penentuan tebal perkerasan, dan buku Jalan Raya II jurusan Teknik Sipil – ITS Standart Bina Marga No. 01 / PD / BM / 1983 Yang berkaitan dengan perencanaan pelapisan Pondasi Bawah, Lapisan Pondasi Atas, dan Lapisan Permukaan serta Lapisan Tambahan adalah : Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) CBR Tanah Dasar Data Pendukung Lainnya METODE DASAR PERHITUNGAN MANFAAT. Manfaat lalu lintas dari Proyek ini adalah perbedaaan dalam biaya untuk melakukan perjalanan dari existing dengan jalan alternatif / tembus dengan menggunakan Rumus Lalu Lintas Harian Rata-rata ( LHR ). DAYA DUKUNG TANAH DASAR (DDT). Dari harga CBR lapangan atau CBR laboratorium dapat ditetapkan daya dukung tanah dasar (DDT) berdasarkan pada grafik toleransi (terlampir). CBR yang digunakan untuk Perencanaan lapisan tambahan biasanya dipakai hasil CBR lapangan, sedangkan CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan pembangunan baru. INDEKS TEBAL PERKERASAN. Merupakan suatu angka yang berhubungan dengan perencanaan tebal perkerasan dan bergantung pada Daya Dukung Tanah (DDT) serta Faktor Regional (FR). PENENTUAN TEBAL PERKERASAN. Dalam menentukan tebal lapisan pondasi bawah, atas dan perkerasan dengan memperhitungkan nilai perkerasan baru dengan cara sebagai berikut : Menentukan ITP berdasar melalui tahapan perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) dengan data CBR Tanah Dasar (cara ini lebih detail) Menentukan nilai ITP, langsung berdasar dari tebal tiap lapisan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian kekuatan relative bahan masing-masing dengan tebal lapisan perkerasan (kekuatan relative bahan terlampir) Susunan Konstruksi Perkerasan Rencana :
70
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Galian Tanah untuk Konstruksi. Pelaksanaan galian tanah dalam dan lebar galian dilaksanakan sesuai menurut kebutuhan detail gambar rencana yang ditunjukkan, dan dasar galian harus rata. Sebelum dilakukan penggalian terlebih dahulu memberi patok bantu untuk mengetahui dimensi dan elevasi yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi dan gambar, kemudian mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan. Setelah mendapat persetujuan maka dilaksanakan penggalian tanah yang telah diketahui dimensi dan elevasinya, penggalian dilakukan menggunakan alat berat Excavator atau tenaga manusia ( manual ) tergantung seberapa banyak kebutuhan volume yang digali. Hasil penggalian yang menggunakan Excavator dituangkan kedalam bak Dump Truck dan dibuang keluar lokasi pekerjaan. Bila galian telah mencapai sesuai dimensi, elevasi dan kedalaman yang diperlukan sejumlah pekerja merapikan hasil galian. Sebelum pekerjaan berikutnya dimulai, hasil penggalian dilaporkan kepada Direksi pekerjan dan harus mendapat persetujuannya terlebih dahulu. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar. Subgrade / tanah dasar yaitu permukaan tanah asli lokasi yang merupakan permukaan dasar untuk perletakkan bagian perkerasan lainnya. Pekerjaan ini selain pemadatan juga meliputi galian minor, urugan minor yang diikuti dengan pembentukan dan pengujian tanah. Pelaksanaan pekerjaan ini sebelumnya dilakukan penyelidikan tanah dasar dan mengambil sample tanah kemudian dibawa ke laboratorium, setelah diadakan tes pengecekan sample tanah tersebut keluar hasil data – data California Bearing Ratio ( C.B.R. ) jenis tanah, dengan mengetahui hasil California Bearing Ratio ( C.B.R. ), pihak Direksi diberi data – data tersebut dan mengesahkannya. Penyiapan tanah dasar dimaksudkan untuk sebelum menerima beban, lapisan tanah dasar ini dipadatkan terlebih dahulu sampai betul – betul padat. Pelaksanaan pemadatan tanah dasar ini menggunakan alat berat Vibro Roller dengan kekuatan 10 ( sepuluh ) sampai 14 ( empat belas ) Ton dengan cara menyiram, menggilas dan digetar setiap lintasan sampai mencapai kepadatan yang telah ditentukan didalam spesifikasi, selanjutnya dilakukan pengujian atau tes kepadatan yaitu Sand Cone. Pengujian kepadatan dengan Sand Cone dilakukan bersama dengan Direksi dan telah mencapai hasil 100 % ( seratus persen ) maka data – data hasil tersebut diberikan kepada Direksi pekerjaan dan disetujui olehnya, apabila hasil tersebut kurang dilakukan penambahan penggilasan secara berulang kali sampai mencapai hasil tersebut diatas.
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
71
Galian Tanah dan Penyiapan Tanah Dasar Pekerjaan Urugan Pedel Badan Jalan. Pekerjaan ini sebagai Subbase course / Lapis Pondasi Bawah (LPB) yaitu bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi diatas tanah dasar. lapisan ini fungsinya untuk menyebarkan dan mendukung beban roda, mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi. Pekerjaan ini menggunakan urugan pilihan jenis Pedel yang telah diuji oleh laboratorium dan memiliki C.B.R. ( California Bearing Ratio ) diatas 10 % ( sepuluh persen ) setelah perendaman 4 hari, juga memiliki bahan bergradasi yang baik dan disetujui oleh Direksi Teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengukuran dan pemberian patok bantu yang telah ditanam sesuai dengan bentuk, dimensi, elevasi serta diberi petunjuk ketebalan urugan badan jalan dengan menggunakan alat ukur Theodolite dan Water Pas, setelah sesuai dengan gambar rencana, spesifikasi, petunjuk dan disetujui Direksi, kemudian dilakukan pengiriman Pedel dari quary dikirim ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck yang telah terisi bahan Pedel untuk stok material. Stock material ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang akan dihampar, dalam pelaksanaan penghamparan urugan pilihan Pedel ini dilaksanakan secara perlapis karena lebih dari ketebalan 30 cm yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis dan petunjuk Direksi, penghamparan dilakukan dengan menggunakan alat berat Dozer. Beberapa pekerja merapikan tepi tempat hamparan dan membuat level permukaan dengan menggunakan alat Bantu. Timbunan atau urugan yang telah dihampar dengan ketebalan perlapis disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck, selanjutnya dilaksanakan pemadatan hamparan yang sudah siap, pemadatan dilakukan dengan cara menggilas dan digetar setiap lintasan sampai mencapai kepadatan yang telah ditentukan didalam spesifikasi, penggilasan pemadatan menggunakan alat berat Vibrator Roller dengan kekuatan 10 Ton sampai dengan 14 Ton. Selanjutnya dilakukan pengujian atau tes kepadatan yaitu Sand Cone. Pengujian kepadatan dengan Sand Cone dilakukan bersama dengan Direksi dan harus mencapai hasil kepadatan sesesar 100 % ( seratus persen ),
72
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
kepadatan telah tercapai maka data – data hasil tersebut diberikan kepada Direksi pekerjaan dan disetujui olehnya, apabila hasil tersebut kurang dilakukan penambahan penggilasan secara berulang kali dan dilakukan tes Sand Cone lagi sampai mencapai hasil tersebut diatas.
Urugan Pilihan
Penghamparan Pemadatan Urugan Pilihan
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
73
Sand Cone Urugan Pilihan Pekerjaan Urugan Lapis Pondasi Atas Klas ‘A’ Badan Jalan. Base course / Lapis Pondasi Atas (LPA) yaitu merupakan lapisan struktur utama di atas bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Pekerjaan ini menggunakan urugan aggregate klas ‘A’ yang sebelumnya dilakukan Job Mix Formula ( JMF ) yang disesuaikan dengan Spesifikasi Teknik, kemudian diuji oleh laboratorium dan memiliki C.B.R. ( California Bearing Ratio ) diatas 70 % ( tujuh puluh persen ) setelah perendaman 4 hari dan melebihi dari yang ditentukan oleh Spesifikasi Teknik. Aggregat Klas ‘A’ ini memiliki bermacam bahan bergradasi yang baik dan harus lolos berbagai saringan yang ditentukan didalam Spesifikasi Teknik dan disetujui oleh Direksi Teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengukuran dan pemberian patok bantu yang telah ditanam sesuai dengan bentuk, dimensi, elevasi serta diberi petunjuk ketebalan urugan Aggregat Klas ‘A’ badan jalan dengan menggunakan alat ukur Theodolite dan Water Pas, setelah sesuai dengan gambar rencana, spesifikasi, petunjuk dan disetujui Direksi, kemudian dilakukan pengiriman Aggregat Klas ‘A’ dari quary dikirim ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck yang telah terisi bahan aggregate Klas ‘A’ untuk stok material. Stock material ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang akan dihampar, dalam pelaksanaan penghamparan urugan aggregate Klas ‘A’ ini dilaksanakan secara perlapis apabila lebih dari ketebalan 30 cm yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis dan petunjuk Direksi, pengahamparan dilakukan dengan menggunakan alat berat Motor Grader. Motor Grader menghampar Aggregat Klas ‘A’ mengikuti patok bantu yang telah ada petunjuknya, dan menghampar sampai benar – benar menjadi dan membentuk permukaan badan jalan yang bagus juga memperhatikan petunjuk Direksi. Pelaksanaan penghamparan menggunakan peralatan alat berat Motor Grader antara lain :
74
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
Mengambil stock material Aggregate Klas ‘A’ yang tersedia dari tepi atau tengah tergantung posisi stock material Meratakan sedikit demi sedikit timbunan dan tumpukan dari pengambilan stock material sampai dirasa cukup untuk posisi maneuver Motor Grader meratakan dengan ketebalan tertentu Perataan hamparan dilakukan berulang sampai mencapai ketebalan yang sesuai dengan gambar rencana dan mengikuti patok bantu yang sudah ada petunjuknya Perataan hamparan diulang lagi dengan mengikuti patok bantu yang sudah ada petunjuknya untuk mendapatkan bentuk, dimensi, elevasi yang sesuai juga diperhatikan bentuk permukaannya. Beberapa pekerja merapikan tepi tempat hamparan dan membuat level permukaan dengan menggunakan alat Bantu. Aggregate Klas ‘A’ yang telah dihampar dengan ketebalan perlapis disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck, selanjutnya dilaksanakan pemadatan hamparan yang sudah siap, pemadatan dilakukan dengan cara menggilas dan digetar setiap lintasan sampai mencapai kepadatan yang telah ditentukan didalam spesifikasi, penggilasan pemadatan menggunakan alat berat Vibrator Roller dengan kekuatan 10 Ton sampai dengan 14 Ton. Pelaksanaan pemadatan menggunakan peralatan alat berat Vibro Roller antara lain : Pada arah melintang Dari arah pinggir tepi sebelah luar (outside edge) Dari bagian terendah ke bagian tinggi Pada permukaan punggung atau tengah Dilakukan berulang kali sampai tercapai kepadatan sesuai dengan Spesifikasi Teknik Selanjutnya dilakukan pengujian atau tes kepadatan yaitu Sand Cone. Pengujian kepadatan dengan Sand Cone dilakukan bersama dengan Direksi dan harus mencapai hasil minimum 100 % ( seratus persen ) sudah termasuk faktor koreksinya, dari data – data hasil tersebut diberikan kepada Direksi pekerjaan dan disetujui olehnya, apabila hasil tersebut kurang dilakukan penambahan penggilasan dan penyiraman secara berulang kali dan dilakukan tes Sand Cone lagi sampai mencapai hasil tersebut diatas.
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
Grading Aggregate Klas ‘A’ sebelum dihampar
Penghamparan Aggregate Klas ‘A’
Pemadatan Aggregate Klas ‘A’
75
76
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
Sand Cone Kepadatan Aggregate Klas ‘A’ Pekerjaan Asphalt Treated Base ( ATB ). Pekerjaan ini sebagai Lapisan tambahan perkerasan yaitu lapisan penguatan perkerasan lunak yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan melintang. Sebelum pekerjaan ini dimulai terlebih dahulu lapis bawahnya harus siap dan memenuhi syarat baik ketebalan, elevasi, hasil pemadatan, yang dimaksud lapis bawah adalah Base Course atau Lapisan Pondasi Atas ( LPA ) menggunakan Aggregat Klas ‘A’. Juga melakukan Job Mix Formula ( JMF ) terlebih dahulu untuk Lapisan tambahan perkerasan menggunakan jenis Asphalt Treated Base ( ATB ) yang sesuai dengan data – data Spesifikasi Teknik dan disyahkan oleh Direksi Pekerjaan, kemudian pengujian dilakukan bersama Direksi di laboratorium atau bisa juga disebut Trial Asphalt Mixing Plant ( AMP ), menyiapkan dahulu berbagai macam bahan aggregate bergradasi baik yang akan dipakai dengan ketentuan harus lolos uji saringan, AASHTO dan MARSHALL yang sesuai dalam Spesifikasi Teknik, pada tahap berikutnya dilakukan dengan membuat sample cetak Asphalt Treated Base ( ATB ) selanjutnya sample tersebut jadi dan direndam selama 24 jam dengan suhu 60 derajat celcius, setelah tahapan terpenuhi semua dan hasil data – data tersebut sesuai dengan ketentuan didalam Spesifikasi Teknik Direksi mengesahkan dan menyetujuinya. Base Course atau Lapisan Pondasi Atas ( LPA ) telah siap dan Job Mix Formula ( JMF ) Asphalt Treated Base ( ATB ) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka dilakukan Prime Coating terhadap Base Course atau Lapisan Pondasi Atas ( LPA ) dengan syarat harus bersih dari kotoran dan dalam keadaan kering menggunakan alat Air Compressor dan alat bantu, Prime Coat yaitu penyemprotan aspal yang sudah diencerkan dengan kerosene menggunakan alat Asphalt Sprayer. Prime Coat berfungsi sebagai lapis resap pengikat, dengan diperlukan perbandingan 1-1,20 L/M2. Sebagaimana telah dijelaskan tersebut diatas pekerjaan Asphalt Treated Base ( ATB ) baru bisa dilaksanakan apabila Prime Coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
77
Harus sudah kering Harus sudah meresap dan memberi ikatan pada lapisan base Course Permukaan Prime Coat bersih dari kotoran dan debu Setelah semua persyaratan terpenuhi dan disetujui oleh Direksi, baru dilakukan pencampuran jenis Asphalt Treated Base ( ATB ) dengan berbagai macam Aggregat dengan aspal dan dipanaskan didalam Hot Bin Asphalt Mixing Plant ( AMP ) dengan suhu panas tertentu. Hasil produksi tersebut dimuat dan dikirim dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi pekerjaan. Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan menggunakan peralatan alat berat tertentu antara lain : Asphalt Finisher berfungsi untuk penghampar dan perata lapisan aspal bisa juga membentuk permukaan yang dilapis Tandem Roller 8 – 10 Ton berfungsi sebagai alat pemadat tahap break down (temperatur campuran aspal berkisar 95 C – 120 C) dilakukan penggilasan 2 lintasan dan pemadatan akhir atau finishing (temperatur berkisar 70 C – 90 C) dilakukan penggilasan 2 lintasan Pneumatic Tyre Roller 12 – 14 Ton yang memiliki roda karet sebanyak 8 roda berfungsi untuk memadatkan, meratakan, menghaluskan permukaan aspal, dilakukan penggilasan 14 Lintasan Pekerjaan Asphalt Concrete ( AC ). Lapisan Ulang perkerasan yaitu sebagai satu lapisan permukaan baru / ulang di atas lapis perkerasan dengan lapis penutup yang ada lapisan penguatan perkerasan lunak yang ada dan pembentukan baru / ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan melintang. Sebelum pekerjaan ini dimulai terlebih dahulu lapis harus siap dan memenuhi syarat baik ketebalan, elevasi, hasil pemadatan, yang dimaksud lapis tambahan adalah Asphalt Treated Base ( ATB ). Juga melakukan Job Mix Formula ( JMF ) terlebih dahulu untuk Lapisan tambahan baru / ulang perkerasan menggunakan jenis Asphalt Concrete ( AC ) yang sesuai dengan data – data Spesifikasi Teknik dan disyahkan oleh Direksi Pekerjaan, kemudian pengujian dilakukan bersama Direksi di laboratorium atau bisa juga disebut Trial Asphalt Mixing Plant ( AMP ), menyiapkan dahulu berbagai macam bahan aggregate bergradasi baik yang akan dipakai dengan ketentuan harus lolos uji saringan, AASHTO dan MARSHALL yang sesuai dalam Spesifikasi Teknik, pada tahap berikutnya dilakukan dengan membuat sample cetak Asphalt Concrete ( AC ) selanjutnya sample tersebut jadi dan direndam selama 24 jam dengan suhu 60 derajat celcius, setelah tahapan terpenuhi semua dan hasil data – data tersebut sesuai dengan ketentuan didalam Spesifikasi Teknik Direksi mengesahkan dan menyetujuinya. Surface Base atau Lapisan tambahan telah siap dan Job Mix Formula ( JMF ) Asphalt Concrete ( AC ) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka dilakukan Tack Coating terhadap Lapisan Tambahan dengan syarat harus bersih dari kotoran dan dalam keadaan kering
78
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
menggunakan alat Air Compressor dan alat bantu, Tack Coat yaitu penyemprotan aspal yang sudah diencerkan dengan kerosene menggunakan alat Asphalt Sprayer. Tack Coat berfungsi sebagai lapis resap pengikat, dengan diperlukan perbandingan 1-1,20 L/M2. Sebagaimana telah dijelaskan tersebut diatas pekerjaan Asphalt Concrete ( AC ) baru bisa dilaksanakan apabila Prime Coat telah memenuhi syarat sebagai berikut : Harus sudah meresap dan memberi ikatan pada lapisan tambahan Permukaan Tack Coat bersih dari kotoran dan debu Setelah semua persyaratan terpenuhi dan disetujui oleh Direksi, baru dilakukan pencampuran jenis Asphalt Concrete ( AC ) dengan berbagai macam Aggregat dengan aspal dan dipanaskan didalam Hot Bin Asphalt Mixing Plant ( AMP ) dengan suhu panas tertentu. Hasil produksi tersebut dimuat dan dikirim dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi pekerjaan. Pelaksanaan penghamparan dan pemadatan menggunakan peralatan alat berat tertentu antara lain : Asphalt Finisher berfungsi untuk penghampar dan perata lapisan aspal bisa juga membentuk permukaan yang dilapis Tandem Roller 8 – 10 Ton berfungsi sebagai alat pemadat tahap break down (temperatur campuran aspal berkisar 95 C – 120 C) dilakukan penggilasan 2 lintasan dan pemadatan akhir atau finishing (temperatur berkisar 70 C – 90 C) dilakukan penggilasan 2 lintasan Pneumatic Tyre Roller 12 – 14 Ton yang memiliki roda karet sebanyak 8 roda berfungsi untuk memadatkan, meratakan, menghaluskan permukaan aspal, dilakukan penggilasan 14 Lintasan Pengumpulan Data Lapangan. Data-data dikumpulkan untuk pekerjaan ini antara lain: Data tanah (CBR), data lalu lintas harian rata-rata (LHR), data tebal perkerasan lama yang ada untuk jurusan: Dukun Anyar – Padang Bandung, data harga upah bahan dan peralatan. Data Tanah. Data tanah disini adalah data yang sangat tergantung pada jenis dan sifat daya dukung tanah dasar yang pada umumnya dipakai nilai CBR, dimana CBR dapat dikorelasikan terhadap daya dukung tanah dasar (DDT), CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standart dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Biasanya keadaan tanah dasar dikategorikan : Amat buruk didasarkan CBR 2% Buruk didasarkan pada CBR 3% Sedang didasarkan pada CBR 5% Baik didasarkan pada CBR 8% Amat baik didasarkan pada CBR 24 % Daya Dukung Tanah ( DDT ) adalah suatu skala yang dipakai dalam penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar, Nilai CBR yang diambil pada pekerjaan ini berdasarkan data yang dilaksanakan di
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
79
lapangan untuk ruas jalan Dukun Anyar – Padang Bandung yang dilakukan oleh Laboratorium Mekanika Tanah ITS Surabaya atas permintaan Dinas Pekerjaan Umum Sub Dinas Bina Marga Kabupaten Gresik. Survey Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata ( LHR ) Pada Jalan Baru. Survey lalu lintas harian rata-rata (LHR) dilakukan pada ruas jalan Dukun Anyar – Padang Bandung yang bertipe aspal kondisi sedang, lebar jalan 3,0 M. survey perhitungan lalu lintas dilakukan selama 2 (dua) hari penuh masing-masing dilakukan selama 12 (dua belas) jam dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 dengan tujuan untuk menentukan: Lalu lintas harian Rata-rata (LHR) pada tiap ruas jalan Sebaran tipe pemakai jalan pada tiap ruas Data lalu lintas langsung diperoleh dari lapangan harus diubah kedalam bentuk perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR), termasuk untuk penyesuaian lalu lintas pada malam hari yang tidak terekam dan variasi lalu lintas yang disebabkan hari pasar. Lalu lintas kendaraan tak bermotor dan sepeda motor harus diubah kedalam bentuk “Ekivalen Kendaraan Roda Empat” sebagai dasar keperluan penyederhanaan evaluasi proyek. Dalam hal ini diperlukan untuk memperhitungkan pengaruh terhadap Kapasitas Jalan sebagaimana kita ketahui lalu lintas adalah terdiri dari berbagai unsure: - Lalu lintas ringan Yang termasuk dalam golongan ini adalah semua jenis kendaraan Mobil penumpang, Sedan, Jeep Station Wagon, Oplet, Pick Up, Subur Ban Combi, Mini Bus, Pick Up, Micro Truck Mobil hantaran dan Bus kecil. - Lalu-lintas Berat Yang termasuk dalam golongan ini adalah semua jenis kendaraan Bus Besar Truck 2 As, Truck Tangki, Truck 3 As, Truck Gandeng, Semi Trailer dan Trailer. - Lalu-lintas yang tidak diperhitungkan untuk penentuan tebal perkerasan jalan yaitu jenis kendaraan sepeda motor, skuter, sepeda kumbang dan roda 3 serta kendaraan tidak bermotor dan gerobag. Dalam komposisi lalu lintas tersebut diatas pada perencanaan perkerasan jalan berbeda bila dibanding dengan keperluan perencanaan geometri, untuk perencanaan geometri hampir seluruh jenis kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor mempunyai andil yang relatif sama karena berkaitan dengan kapasitas jalan. Untuk perencanaan perkerasan konstruksi jalan ditentukan terutama oleh jumlah kendaraan beratnya sedang kendaraan (lalu lintas) ringan hanya mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap kerusakan jalan dibandingkan dengan kendaraan (lalu lintas) berat. Data Harga Bahan Dan Upah. Data yang dimaksud disini adalah harga satuan dasar yang merupakan harga sesuatu per satu satuan tertentu dri suatu sumber material antara lain: Bahan/material (per m, m2, m3, kg, ton dst)
80
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
Upah tenaga kerja (per jam, hari atau bulan) Peralatan (per menit, atau jam) Biaya operasi/sewa peralatan (per jam, hari dsb) Data tersebut diatas diolah menjadi suatu harga satuan pekerjaan yang telah dikaitkan dengan analisa tentang rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan, peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu dengan spesifikasi teknis tertentu dan sudah termasuk biaya umum dan keuntungan yang di Bina Marga dikenal dengan sebutan ANALISA HARGA SATUAN. Perhitungan Tebal Perkerasan. Pada urutan pekerjaan ini adalah melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan perhitungan berdasar pada datadata lapangan di ruas jalan Dukun Anyar – Padang Bandung dan teori perhitungan struktur Lapisan. Perencanaan didasarkan pada umur rencana 5 (lima) tahun dengan menggunakan bahan Urugan Pilihan Pedel dan Urugan Sirtu Klas ‘C’, Lapisan Pondasi Atas menggunakan bahan Aggregate Klas ‘A’ dan Lapisan tamabahan menggunakan bahan Asphalt Treated Base ( ATB ) dan Asphalt Concrete ( AC ) sebagai perkuatan perkerasan jalan baru (jurusan Dukun Anyar – Padang Bandung). Dimana setiap penerapan jenis perkerasan tentu ada untung dan ruginya sehingga dengan demikian kita akan dapat mengatakan bahwa suatu konstruksi perkerasan jalan adalah relative, tergantung pada situasi dan kondisi daerah tersebut. Penekanan dalam perhitungan ini hanya pada Lapisan Pondasi Bawah Menggunakan bahan antara Urugan Pilihan Pedel dengan Urugan Sirtu Klas ‘C’, dan untuk Lapisan Pondasi Atas dan Lapisan Tambahan hanya penambahan perhitungan saja dikarenakan pembangunan jalan ini adalah jalan baru. Penaksiran atau Perhitungan Biaya. Pada tahapan pekerjaan ini adalah menghitung biaya konstruksi sesuai dengan analisa harga satuan pekerjaan yang digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Sub Dinas Bina Marga Kabupaten Gresik, dengan menggunakan Urugan Pilihan Pedel maupun menggunakan Urugan Sirtu Klas ‘C’ untuk Lapisan Pondasi Bawah, pada ruas Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung. Dari hasil perhitungan biaya dilakukan langkah berikutnya membandingkan antara kedua bahan Lapisan Pondasi Bawah tersebut, kemungkinan adanya penghematan biaya pada Urugan Pilihan Pedel pada Lapisan Pondasi Bawah dengan Urugan Sirtu Klas ‘C’ untuk ruas Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung karena kedua tipe Lapisan Pondasi Bawah ini sama-sama memiliki kelebihan ditinjau dari segi ekonomisnya. HASIL PEMBAHASAN. Data Tanah Dasar ini didapat dari hasil penelitian dari lahan tanah asli pembangunan jalan baru yang dilakukan oleh Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan ITS Surabaya, dengan CBR lapangan : CBR rata-rata = 1,03 % (data lapangan terlampir)
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
No
Jenis kendaraan
81
Sat. Kend. 1.227 624 318 835 40 23 442 53
SMP
1. Scuter, Sepeda motor, Sepeda dan roda 3 1.227 2. Jeep, Station Wagon, dan Sedan 624 3. Pick Up, Mikro Truck dan mobil hantaran 512 4. Oplet, Pick Up, Minibus 1.376 5. Bus kecil 110 6. Bus besar 79 7. Truck, Truck tangki 2 sumbu 946 8. Truck, Truck tangki 3 sumbu 185 9. Truck, Truck tangki gandeng 10. Truck semi trailer dan truck trailer 11. Gerobag 17 51 Dari data LHR diatas yang digunakan untuk perencanaan perkerasan adalah nomor 2 sampai dengan 9 yaitu: Kendaraan ringan 2 ton = 1.817 Kendaraan Bus 8 ton = 23 Kendaraan Truck 2 As 13 ton = 442 Kendaraan Truck 3 As 20 ton = 53 Kendaraan
Distribusi Beban Sumbu Dari Berbagai Jenis Kendaraan Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Beban Sumbu Angka Ekivalen Kg
Lb
1000 2000 3000 4000
2205 4409 6614 8818
Sumbu Tunggal 0,002 0,0036 0,0183 0,0577
Sumbu Ganda 0,0003 0,0016 0,0050
82
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
5000 11023 0,1410 0,0121 6000 13228 0,2923 0,0251 7000 15432 0,5415 0,0466 8000 17637 0,9238 0,0794 8160 18000 1,0000 0,0860 9000 19841 1,4798 0,1273 10.000 22046 2,2555 0,1940 11.000 24251 3,3022 0,2840 12.000 26455 4,6770 0,4022 13.000 28660 6,4419 0,5540 14.000 30864 8,6647 0,7452 15.000 33069 11,4184 0,9820 16.000 35276 14,7815 1,2712 Analisa Perhitungan rencana Jalan baru Klasifikasi Jalan Tebal perkerasan untuk 2 jalur Data lalu lintas tahun 2004 Umur rencana 5 tahun Faktor perkembangan lalu lintas i = 2% Jalan lama yang dipakai pada tahun 2004 FR = 1,0 CBR Design laboratorium (tanah dasar) = 1,03% Data lalu lintas bulan Januari 2004 Kendaraan ringan 2 ton = 1.817 Kendaraan Bus 8 ton (3 + 5) = 23 Kendaraan Truck 2 As 13 ton (5 + 8) = 442 Kendaraan Truck 2 As 20 ton (5 + 15) = 53 Kendaraan Menentukan tebal perkerasan Koefisien kekuatan relatif lapis permukaan jalan AC : a1 = 0,40 ATB : a2 = 0,30 Koefisien kekuatan relatif pondasi atas Agregate ‘A’ a3 = 0,13 Koefisien kekuatan relatif Sirtu Klas ‘C’ a4 = 0,11 Koefisien kekuatan relatif lapis pondasi bawah pedel a4 = 0,11 Perhitungan diatas menentukan tebal Lapisan Pondasi Bawah Menggunakan Urugan Pilihan Pedel dengan Sirtu Klas ‘C’, kedua jenis bahan tersebut memiliki ketebalan yang sama karena factor koefisien kekuatan relatifnya sama. Penaksiran Biaya Jalan Baru Perhitungan biaya membuat jalan tembus / jalan baru sepanjang 2 Km, Lebar = 9 M, dengan menggunakan jenis struktur konstuksi sebagai berikut : Jenis Pekerjaan :
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
83
Urugan pilihan Pedel Lapis pondasi Aggregate klas ‘A’ Asphalt Treated Base ( ATB ) Laston ( AC ) Harga satuan bahan (lihat tabel) Standart Bina Marga Kabupaten Gresik Data Harga Bahan Dan Upah : Harga Satuan Upah 1. Pekerja tak terampil = Rp. 22.000,00/hari 2. Tukang = Rp. 27.500,00/hari 3. Kepala Tukang = Rp. 30.000,00/hari 4. Mandor = Rp. 32.000,00/hari Harga Satuan Bahan : 1. Pedel = Rp. 25.000,00/m3 2. Sirtu = Rp. 45.000,00/ m3 3. Aspal = Rp. 6.000,00/Kg 4. Minyak Tanah = Rp. 4.000,00/Lt 5. Pasir = Rp. 80.000,00/ m3 Harga Satuan Peralatan : 1. Dump Truck = Rp. 40.000,00/Jam 2. Asphalt Finisher = Rp. 22.000,00/Jam 3. Asphalt Sprayer = Rp. 20.000,00/Jam 4. Compressor = Rp. 18.000,00/Jam 5. Tendem Roller = Rp. 30.000,00/Jam 6. Peneumatic Tire Roller = Rp. 32.000,00/Jam Dari perbandingan tersebut diatas menggunakan bahan Urugan Pilihan Pedel merupakan pilihan yang tepat karena memiliki defisit biaya harga : Sebesar Rp. 193.943.960,00 suatu efisiensi biaya atau penghematan biaya. Selisih biaya per meter kubik (m3) antara : Urugan Sirtu sebesar Rp. 65.210,33 / M3 Urugan Pedel sebesar Rp. 45.420,13 / M3 Rp. 19.790,20 / M3 BIAYA PEMELIHARAAN JALAN TEMBUS No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Penanganan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala
Tahun
Panjang (M)
Lebar (M)
2005 2006 2007 2008 2009
75,00 100,00 700,00 900,00 1000,00
1,50 2,00 2,00 3,50 5,00
Biaya (Rp.) 1.021.952,93 25.599.747,90 76.822.069,00 282.467.225,87 599.891.930,90
84
NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 65-84
TOTAL BIAYA
985.802.926,60
Total Biaya Pemeliharaan Jalan Tembus Akhir Umur Rencana = Rp. 985.802.926,60 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil kajian yang telah disajikan terhadap efektifitas dan kondisi pada Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung yang dianalisis dalam studi ini menunjukkan bahwa pembangunan jalan tembus / lingkar ini menguntungkan dan fisibel dari pada ruas jalan lama (existing), oleh karena itu diperlukan pembangunan jalan baru. Dalam hal ini pembangunan jalan baru merupakan jalan akses yang terdekat dan utama bagi masyarakat sekitarnya untuk menuju pusat kegiatan. Dari hal tersebut diatas diuraikan efektifitas biaya perbandingan pemakaian Urugan Pilihan Pedel dengan Sirtu klas ‘C’ sebagai Lapisan Pondasi Bawah, namun didalam mempertimbangkan suatu jenis lapisan pondasi bawah yang cocok dengan kondisi tertentu dan faktor-faktor setempat menyangkut unsur perencanaan dan pelaksanaan, pada tulisan ini dapat disimpulkan atas terdiri dari : Aspek Teknis Urugan Pilihan Pedel Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca dan beban lalu-lintas, Adhesive yang tinggi terhadap sesuatu bahan yang melapis, Fleksibilitas sehingga lapisan diatasnya tidak mudah menjadi retak mampu mengatasi deformasi yang diakibatkan oleh beban lalu-lintas berulang kali, Panas yang cukup sehingga dapat melindungi lapisan dibawahnya atau tanah dasar yang jelek sejenis lempung, dapat memberikan daya dukung atau kekuatan pada struktur jalan. Pelaksanaan Pekerjaan merupakan kunci utama dalam penanganan suatu pembangunan, dari kajian pada bab-bab tulisan ini telah di uraikan tentang metode pelaksanaan, dalam hal ini sangat perlu diperhatikan faktor pelaksanaannya apalagi lapisan pondasi bawah adalah tumpuan yang paling utama dalam struktur perkerasan jalan, apabila dalam pelaksanaanya kurang memperhatikan tahapan pelaksanaan dan soal kepadatan dari lapisan pondasi bawah maka struktur yang diatasnya akan tidak bertahan lama. Dari hasil kajian tulisan ini secara tidak langsung menekankan mutu dan kualitas suatu struktur perkerasan jalan dari hasil pelaksanaan, oleh karena itu memperhatikan tahapan pelaksanaan pekerjaan lapisan pondasi bawah untuk struktur perkerasan jalan adalah kunci utama suatu mutu dan kualitas struktur perkerasan jalan. Aspek Ekonomis Pembangunan jalan baru / tembus ini sangat diperlukan dan bermanfaat untuk menuju pusat kegiatan bagi masyarakat Kabupaten Gresik terutama
Efektifitas Urugan Pilihan Pedel (Koespiadi)
85
sekitar Kecamatan Dukun dan Kabupaten Lamongan, dengan adanya jalan baru / tembus ini diperoleh efektifif dan efisiensi dibanding dengan jalan existing / lama. Efektifitas biaya Perbandingan pemakaian antara Urugan Pilihan Pedel dengan Sirtu Klas ‘C’ telah dikaji pada Bab IV Data dan Analisa tulisan ini. Dari hasil tersebut telah ditentukan pemakaian urugan pilihan pedel relative lebih murah biayanya dan termasuk biaya operasionalnya dibanding dengan urugan Sirtu Klas ‘C’. Memakai Urugan Pilihan Pedel mempunyai keuntungan dan hemat biaya suatu konstruksi Pembangunan Jalan Dukun Anyar – Padang Bandung Kabupaten Gresik dan juga hemat biaya operasional karena dekat dengan lokasi quarry Pedel. Efisiensi biaya atau penghematan biaya. Lapis Pondasi Bawah Urugan Pilihan Pedel tebal 70 cm = = Rp. 445.117.274,00 Lapis Pondasi Bawah Urugan Pilihan Sirtu Klas ‘C’ tebal 70 cm = = Rp. 639.061.234,00 Rp. 193.943.960,00 Selisih biaya per meter kubik (m3) antara : = Urugan Sirtu sebesar Rp. 65.210,33 / M3 = Urugan Pedel sebesar Rp. 45.420,13 / M3 Rp. 19.790,20 / M3 REFERENSI Asphalt Institute “Asphalt Overlay and Pavement Rehabilitation Manual Series no. 17 tahun 1977. Buku Spesifikasi Teknik Dinas Pekerjaan Umum Sub Dinas Bina Marga Kabupaten Gresik tentang perkerasan jalan. CP CORNE Perencanaan dan batasan – batasan campuran ATB dan AC di Indonesia edisi ke 2, tahun 1983. INDRA SURYA B MOCHTAR, Jalan Raya II, ITS, tahun 1993. Java Road Improvement Project Volume 3 Traffic and Economic Studies and Analysis ND. Lea & Associated LTD. Pedoman Penentuan tebal perkerasan untuk jalan raya No. 01/PD/BM/1983, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, tahun 1983. Petunjuk Teknis Perencenaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten, SK. 77/KPTS/Db/1990, edisi Januari 1995, Dirjen Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan.