Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
EFEKTIFITAS TEH MAWAR TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Anik Supriani1, Nur Chasanah2 1
Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
2
ABSTRAK
Bunga mawar di percaya memiliki khasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kandungan mawar seperti linalool pada minyak atsiri, asam malat, asam tartat dan asam sitrat memiliki potensi dalam menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas teh mawar terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sajen rt/01 rw/01, kecamatan pacet, kabupaten mojokerto. Penelitian ini menggunakan disain experiment dengan rancangan one group pretest-postest with control group. Populasi pada penelitian ini sebanyak 30 orang dimana 15 orang sebagai kelompok perlakuan dan 15 orang sebagai kelompok control. Alat ukur yang digunakan adalah sphygmomanometer aneroid dan stetoskope. Data dianalisis dengan uji paired T test dengan nilai α 5%. Hasil penelitian yang diperoleh pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya efektifitas teh mawar terhadap perubahan tekanan darah. Hasil Paired T Test diperoleh nilai Significancy 0.037 dan menunjukkan bahwa nilai p <0,05 yang berarti terdapat efektivitas pemberian teh mawar terhadap penurunan MAP pada penderita hipertensi primer dengan rata-rata penurunan 9,61. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas pemberian teh mawar terhadap penurunan MAP pada penderita hipertensi primer. Jika rutin mengkonsumsi teh mawar maka akan terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan bagi penderita hipertensi primer.
Kata Kunci : Teh Mawar, Hipertensi Primer
Halaman | 5
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. WHO memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi. "Untuk pria maupun wanita terjadi peningkatan jumlah penderita, dari 18 persen menjadi 31 persen dan 16 menjadi 29 persen," kata Limpakarnjanarat, perwakilan WHO untuk Indonesia (Widiyani, 2013). Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Cinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal (Jane Pettigrew, 2002). Di tempat penelitian 23 penderita hipertensi mengontrol tekanan daranya dengan mengknsumsi obat-obatan dan menjaga asupan garam. Sedangkan 66 orang lainnya tidak mengkonsumsi obat dan hanya mengontrol asupan garam saja. Sebagian besar penderita hipertensi sendiri memilih untuk tidur saat gejala hipertensi muncul dan membiarkan tekanan darahnya untuk turun dengan sendirinya. Pembiaran terhadap tekanan darah tinggi yang di derita tidak lepas dari keadaan geografis Dusun Sajen yang mayoritas jalannya menanjak dan menurun dengan kemiringan rata-rata 45o. Jumlah lansia yang aktif dalam posyandu lansiapun mengalami penurunan akibat medan yang berat dan beberapa lansia tidak mampu lagi menuju tempat terselenggaranya posyandu lansia. Kader lansia sendiri mengatakan awal peserta posyandu lansia adalah 32 orang dan kini berkurang menjadi 24 orang saja yang aktif mengikuti posyandu lansia. Jika pembiaran ini terus berlanjut akan muncul komplikasi dari hipertensi.
Data Dinas Kesehatan kota Mojokerto menunjukkan bahwa 22% menderita hipertensi (Dinkes, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahulan pada 41 KK di desa Sajen RT/01 dengan total penghuni rumah sebesar 164 orang 89 diantaranya menderita hipertensi dengan kisaran tekanan darah sebesar 140/90 mmHg – 210/120 mmHg. Peneliti memilih RT/01 sebagai responden karena penderita hipertensi terbesar ada di RT/01 RW/01. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 89 responden, 54 orang memilih untuk tidur dan beristirahat untuk mengurangi gejala hipertensi yang muncul. 12 responden mengkonsumsi mengkonsumsi obat herbal seprti mengkudu tanpa mengukur tekanan darahnya pada tenaga kesehatan secara rutin. 23 responden rutin mengontrol tekanan darahnya ke puskesmas dan mengkonsumsi obat sebagai terapi. Masyarakat Dusun Sajen lebih memilih pengobatan herbal sebagai solusi dari hipertensi yang mereka alami. Namun bagi beberapa penderita hipertensi mengeluhkan rasa dan aroma yang tidak sedap karena mengguakan mengkudu dan jamu sebagai obat pengontrol tekanan darahnya. Masyarakat sendiri jarang memeriksakan tekanan darahnya akibat dari kurangnya pengetahuan masarakat tentang pentingnya mengontrol tekanan darahnya. Akibatnya masyarakat baru memeriksakan diri saat sudah muncul gejala berat seperti nyeri kepala hebat. Jika hal ini terus berlanjut maka masyarakat akan mengalami berbagai komplikasi dari hipertensi tanpa masyarakat sadari. Untuk mengatasi hipertensi, diterapkan beberapa tenik diantaranya : diet rendah lemak, rendah garam, latihan atau olah raga, penurunan berat badan, dan penurunan steres serta pasien harus menghindari rokok dan alkohol (Reeves,. 2001). Hipertensi pada perokok dan pengkonsumsi alkohol seringkali menggunakan pendekatan medika mentosa. Terdapat dua kelas obat sebagai terapi jalur utama : deuretik dan penyekat beta (Brunner & Suddarth, 2000). Konsumsi obat hipertensi dapat menyebabkan ruam kulit, gangguan pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala, lelah/letih dan hipotensi (DexaMedica, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Kenia dan Dian Taviyanda pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terapi Halaman | 6
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
relaksasi (aromaterapi mawar) selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmhg, dan 10,18 mmhg dan nilai maksimal penurunan sistolik dan diastolik 28,00 mmhg dan 20,00 mmhg. Selain itu mawar juga mengandung sitral, sitronelol, geraniol, linalool, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, nonilaldehida. Sifat kimia mawar adalah rasa manis, hangat (Hariana, 2013). Dalam penelitian ini mawar dikonsumsi dalam bentuk teh. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut Apakah kelopak bunga mawar efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas dari kelopak mawar sebagai anti hipertensi. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah experiment dengan rancangan one group pretest-postest with control group. Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh penderita hipertensi primer di desa Sajen RT/01 RW/01, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto sejumlah 66 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian warga desa Sajen RT/01, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik stratified random sampling. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah teh mawar. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada penderita hipertensi primer di desa Sajen RT/01 RW/01, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto. Responden yang setuju menjadi subjek penelitian mengisi surat pernyataan kesediaannya menjadi subjek
penelitian. Peneliti akan mengukur tekanan darah subjek penelitian sebelum pemberian perlakuan dan pengawasan, kemudian memberikan teh kelopak mawar pada kelompok perlakuan dan tidak diberikan apapun pada kelompok kontrol setiap harinya pada jam 16.00 selama 1 minggu. 7 hari pasca pemberian terapi, peneliti akan mengukur tekanan darah kedua kelompok. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah Sphygnomanometer Aneroid dengan merk GEA medical dengan tipe MI1001 dan Stetoskope dengan merk GEA medical. Tekanan darah pada responden sebelum diberikan terapi teh mawar dimasukkan pada kolom tekanan darah (pretest) lalu dilakukan perhitungan MAP (Mean Arterial Pressure) untuk mengetahui nilai rata- rata tekanan darah arteri atau nilai rata- rata tekanan darah saat pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan tekanan darah pada responden sesudah diberikan terapi teh mawar dimasukkan pada kolom akhir (posttest) serta dilakukan juga perhitungan MAP (Mean Arterial Pressure) untuk mengetahui nilai ratarata tekanan darah arteri atau nilai rata- rata tekanan darah saat post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menganalisa data menggunakan teknik uji Paired T Test setelah dilakukan uji normalitas data. Apabila setelah di transformasi data menjadi normal maka dipilih uji korelasi T sampel berpasangan, apabila hasil ditransformasi data tidak normal, maka dipilih uji alternatifnya yakni uji Wilcoxon. Untuk penarikan data rerata hasil penelitian, peneliti menggunakan perangkat computer SPSS (Sofware Product and Service Solution) versi 16,0. Sedangkan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu membandingkan rerata dari pre test dan post test hasil penelitian baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN 1. Umur No Umur (Tahun) Jumlah Persentase 1 25-60 25 83.3 2 60-75 5 16.7 Jumlah 30 100 Dari Tabel 1. diketahui bahwa jumlah responden dengan usia 20-60 tahun yakni 83,3% (25 orang).
Halaman | 7
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
2. Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-Laki 10 33.3 2 Perempuan 20 66.7 Jumlah 30 100 Dari Tabel 2 diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan dengan persentase 66,7% (20 orang) 3. Distribusi Tekanan Darah Sebelum Diberikan Teh Mawar No. Jenis Hipertensi Jumlah Persentase 1
Hipertensi Ringan
7
58,3
2
Hipertensi Sedang
2
16,7
3
Hipertensi Berat
3
25
4
Hipertensi Maligna
0
0
Total 12 100 Tabel 3. menunjukkan jumlah penderita hipertensi sesuai dengan klasifikasi hipertensi yang dialami oleh responden. Mayoritas responden menderita hipertensi ringan dengan persentase 58,3% (7 Responden). No. Jenis Hipertensi Jumlah Persentase 1 Hipertensi Ringan 9 60 2 Hipertensi Sedang 4 26,7 3 Hipertensi Berat 2 13,3 4 Hipertensi Maligna 0 0 Total 15 100 Tabel 4. menunjukkan jumlah penderita hipertensi sesuai dengan klasifikasi hipertensi yang dialami oleh responden. Mayoritas responden menderita hipertensi ringan dengan persentase 60% (9 Responden). 4. Distribusi Tekanan Darah Setelah Diberikan Teh Mawar. No. Jenis Hipertensi Jumlah Persentase 1 Tensi Optimal 4 33, 3 2 Tensi Normal 2 16,7 3 Tensi Normal Tiggi 1 8,3 4 Hipertensi Ringan 2 16,7 5 Hipertensi Sedang 2 16,7 6 Hipertensi Berat 1 8,3 7 Hipertensi Maligna 0 0 Total 12 100 Tabel 5. menunjukkan jumlah responden hipertensi dan responden yang tidak lagi menderita hipertensi sesuai dengan kategori tekanan darah menurut WHO. Mayoritas responden memiliki tekanan darah optimal yakni 33,3% (4 Responden).
Halaman | 8
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
No. 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Hipertensi Tensi Optimal Tensi Normal
Jumlah Persentase 0 0 0 0 3 20 Tensi Normal Tiggi Hipertensi Ringan 8 53,3 Hipertensi Sedang 3 20 Hipertensi Berat 1 6,7 Hipertensi Maligna 0 0 Total 15 100 Tabel 6. menunjukkan jumlah responden hipertensi dan responden yang tidak lagi menderita hipertensi sesuai dengan kategori tekanan darah menurut WHO. Mayoritas responden menderita hipertensi ringan yakni 53,3% (8 Responden). 5. Efektivitas Pemberian Teh Mawar Terhadap Hipertensi Primer No. Pre Test Post Test MAP Responden Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Pre Test Post Test 128 84 106,7 98,7 1 140 90 172 120 140 137,3 2 180 120 160 106 133,3 124 3 160 120 118 80 121,3 92,7 4 152 106 146 92 100,7 110 5 142 80 124 94 143,3 104 6 190 120 120 84 126,7 96 7 160 110 152 100 106,7 117,3 8 140 90 180 100 140 126,7 9 180 120 118 80 93,3 92,7 10 140 70 130 80 99,3 96,7 11 142 78 120 82 106,7 94,7 12 140 90 Tabel 7. menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan beserta hasil penghitungan Mean Arterial Preasure. Rata-rata penurunan Mean Arterial Preasure adalah 9,61. Rata-rata penurunan tekanan sistolik adalah 16,5 mmHg dan tekanan diastolic adalah 7,67 mmHg. No. Pre Test Post Test MAP Responden Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Pre Test Post Test 1 140 78 130 86 98,7 100,7 2 142 70 140 80 94 100 3 160 100 160 110 120 126,7 4 150 90 180 120 110 140 5 140 82 140 90 101,3 106,7 6 160 100 150 90 120 110 7 180 120 170 110 140 130 8 140 80 140 90 100 106,7 9 147 94 130 80 111,7 96,7 10 182 120 162 100 140,7 120,7 11 160 80 146 80 106,7 102 12 170 120 150 98 136,7 115,3 Halaman | 9
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
13 140 72 140 88 94,7 105,3 14 142 88 132 92 106 105,3 15 154 108 150 110 123,3 123,3 Tabel 8. menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pengawasan beserta hasil penghitungan Mean Arterial Preasure pada kelompok kontrol. Rata-rata penurunan Mean Arterial Preasure pada kelompok kontrol adalah 0,95. Rata-rata penurunan tekanan sistolik adalah 5,8 mmHg dan tekanan diastolic rata-rata meningkat sebanyak 1,5 mmHg. 6. Hasil Uji T Sampel Berpasangan pada Kelompok Perlakuan Efektivitas Teh Mawar Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pada Penderita Hipertensi Primer Di Desa Sajen Rt/01 Rw/01 Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Paired Samples Test Paired Differences
Mean
95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper
t
Sig. (2df tailed)
Pair Pre Test 1.06111 15.51137 4.47775 .75565 20.46657 2.370 11 .037 1 Post Test Hasil Paired T Test pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh nilai Significancy 0.037 dan menunjukkan bahwa nilai p <0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pada MAP sebelum dan sesudah satu minggu pemberian teh mawar pada penderita hipertensi primer di Desa Sajen Rt/01 Rw/01. 7. Hasil Uji T Sampel Berpasangan pada Kelompok Kontrol Efektivitas Teh Mawar Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pada Penderita Hipertensi Primer Di Desa Sajen Rt/01 Rw/01 Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Paired Samples Test Paired Differences Std. Mean Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair Pre Test .95556 13.25505 3.42244 -6.38485 8.29596 .279 14 .784 1 Post Test Hasil Paired T Test pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh nilai Significancy 0.784 dan menunjukkan bahwa nilai p >0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada MAP sebelum dan sesudah satu minggu pengawasan tekanan darah pada penderita hipertensi primer di Desa Sajen Rt/01 Rw/01. PEMBAHASAN 1. Tekanan Darah Sebelum Pemberian Teh Mawar Hasil penelitian kepada 27 responden didapatkan 100% responden menderita hipertensi primer dengan klasifikasi : 59,3% (16 responden) menderita hipertensi ringan, 22,2% (6 responden) menderita hipertensi sedang, 18,5% (5 responden) menderita hipertensi berat. Tekanan darah mereka tinggi tanpa mereka ketahui penyakit penyebabnya, baik itu penyakit kardiovaskular, renovaskular maupun penyakit diabetes mellitus.
Menurut Brunner & Sudarth (2000) dimana hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah dengan penyebab medis yang tidak diketahui. Penyebab yang di duga berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah diantaranya : Sekitar 20% dari populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% dari mereka mengalami hipertensi esensial (primer) yang tidak mempunyai penyebab medis yang dapat dikenali; gangguan emosional, obesitas, masukan alkohol berlebih, dan stimulasi berlebihan dengan kopi, tembakau, dan obat-obatan Halaman | 10
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
stimulator memegang peranan; sangat bersifat familial; dan menyerang lebih banyak wanita dari pada pria, tetapi pria Afrika-Amerika kurang mampu mentoleransi penyakit ini. Menurut peneliti penyebab peningkatan tekanan darah pada responden adalah konsumsi makanan dan garam yang tidak terkontrol serta kurangnya istirahat tidur secara kuantitas maupun kualitas yang dialami oleh responden. Mayoritas responden yang didapatkan oleh peneliti menyukai makanan yang di goreng seperti weci yang ditambahkan sambal petis yang asin pedas, sate kambing, jeroan, makanan berlemak seperti bakso dan rawon dengan lemak sebagai tambahannya. Di tambah kebiasaan yang disukai oleh responden laki-laki adalah minum kopi ditemani dengan rokok dan gorengan sembari bergadang. 2. Tekanan Darah Setelah Pemberian Teh Mawar Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada 12 responden menunjukkan respon yang sama setelah mengkonsumsi teh mawar yakni tidur lebih nyenyak dan banyak buang air kecil. Respon ini membuktikan adanya efek relaksasi setelah menghirup aroma mawar dan efek deuretik setelah mengkonsumsi teh mawar. Rata-rata penurunan tekanan sistolik yang dialami oleh kelompok perlakuan adalah 16,5 mmHg dan tekanan diastolic adalah 7,67 mmHg. Namun hanya 10 responden saja yang mengalami penurunan tekanan darah. Mayoritas responden memiliki tekanan darah optimal yakni 33,3% (4 Responden), 3 responden yang mengalami hipertensi akibat obesitas hampir tidak mengalami perubahan tekanan darah yakni dari 180/120 mmHg ke 172/120 mmHg, 160/120 mmHg ke 160/106 mmHg dan 180/120 mmHg ke 180/100 mmHg. Sedangkan 2 responden mengalami peningkatan tekanan darah dari 140/90 mmHg menjadi 152/100 mmHg dan 142/80 mmHg menjadi 146/92 mmHg karena pada pengukuran hari ke-7 pengukuran dilakukan tepat setelah responden melakukan aktifitas (kurang dari 1-2 jam istirahat) serta responden mengaku mengkonsumsi gulai kambing dan sate kambing pada malam hari di hari ke-6 sehingga didapatkan tekanan darahnya
naik di pengukuran hari ke-7. Mayoritas kelompok kontrol tidak ditemukan penurunan tekanan darah yang signifikan dengan rata-rata penurunan 5,8 mmHg pada tekanan sistolik, sebaliknya mayoritas responden mengalami kenaikan tekanan diastolik dengan rata-rata kenaikan 1,5 mmHg. Menurut James dan William (1974) asam malat bermanfaat untuk orang yang menderita fibromyalgia, suatu kondisi yang menyebabkan nyeri otot, nyeri sendi, dan rendahnya tingkat energi. Asam malat memainkan peran penting dalam kinerja otot secara keseluruhan, mengurangi kelelahan otot dan meningkatkan energi tubuh. Menurut Kemenkes RI (2012) Asam sitrat merupakan asam organik lemah. Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini merupakan zat antioksidan. Sitrat memiliki sifat diuretik yang berarti meningkatkan produksi urin. Menurut peneliti kandungan asam malat, asam sitrat serta elemen inhalasi linalool efektif dalam menurunkan tekanan darah terbukti pada responden yang masuk dalam kelompok perlakuan mengalami penurunan tekanan darah. Jika teh mawar di buat dengan takaran yang tepat, di minum di saat yang tepat, di tunjang dengan istirahat yang cukup, melakukan diet rendah garam dan lemak serta olah raga yang teratur dapat menurunkan tekanan darah secara efektif tentu saja dengan efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan konsumsi obatobatan kimia. 3. Efektivitas Teh Mawar Terhadap Perubahan Tekanan Darah Hasil penelitian didapatkan bahwa konsumsi teh mawar memiliki pengaruh yang signifikan pada penurunan tekanan darah dibuktikan dengan hasil uji paired T test diperoleh nilai Significancy 0.037 dan menunjukkan bahwa nilai p <0,05. Hasil tersebut berarti bahwa hipotesis penelitian di terima sehingga dapat disimpulkan terdapat efektivitas yang signifikan pada MAP setelah satu minggu pemberian teh Halaman | 11
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
mawar pada penderita hipertensi primer di Desa Sajen Rt/01 Rw/01 Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dengan penurunan rata-rata MAP adalah 9,61. Menurut Melani Tambunan dkk. (2013), substansi linalool yang ada pada minyak atsiri kelopak mawar jika masuk ke sistem persarafan maka akan langsung diikat oleh reseptor GABA. Apabila linalool ini diikat oleh resptor GABA maka glutamate terhambat sehingga informasi yang masuk ke neuron tidak banyak, sehingga dapat mempengaruhi neuron lain sampai informasinya terbawa ke otak, karena informasi yang dikirim tidak banyak maka dapat mempengaruhi kerja jantung, dimana cepat lambatnya jantung berdetak dipengaruhi oleh otak sehingga tekanan darah bisa terkontrol. Substansi asam malat dan asam sitrat adalah alasan di balik efek pencahar dan diuretik dari kelopak mawar (loveindia.com, 2014). Menurut peneliti teh mawar memiliki efek yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah, kombinasi dari zat kimia dalam mawar memiliki potensi yang sangat besar dalam menurunkan tekanan darah dan menjaga tekanan darah. Respon dari responden yang positif terhadap pemberian teh mawar karena rasa yang sama dengan teh biasa, aroma yang harum dapat dijadikan pilihan dalam mengontrol tekanan darah tanpa merasa tersiksa saat mengkonsumsinya. Namun belum ada teori maupun literatur yang menunjukkan secara pasti bahwa teh mawar dapat menurunkan tekanan darah. SIMPULAN 1. Hipertensi primer memang belum diketahui penyebabnya secara pasti, pada 27 responden diketahui mengalami hipertensi ringan sebanyak 59,3% (16 Rsponden), hipertensi sedang sebanyak 22,2% (6 Responden), hipertensi berat sebanyak 18,5% (5 Responden). 2. Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh Heart Rate , tingkat stress dan volume darah. Oleh sebab itu efek deuretik dan penenang pada kelopak mawar memiliki potensi dalam merubah (menurunkan) tekanan darah. Pada kelompok perlakuan 58,3% (7 Responden) memiliki tekanan darah dalam rentang normal. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan perubahan tekanan darah yang signifikan,
mayoritas 53,3% (8 Responden) mengalami hipertensi ringan. 3. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek penurunan tekanan darah dengan rata-rata penurunan Mean Arterial Preasure adalah 9,61. Rata-rata penurunan tekanan sistolik adalah 16,5 mmHg dan tekanan diastolic adalah 7,67 mmHg, di dukung dengan hasil uji paired T test diperoleh nilai Significancy 0.037 dan menunjukkan bahwa nilai p <0,05. Didapatkan pula 7 dari 12 responden memiliki tekanan darah dalam rentang normal. SARAN 1. Responden diharapkan dapat membuat sendiri teh mawar untuk mengendalikan tekanan darahnya dan menggunakan teh mawar sebagai alternatif selain obat. 2. Bagi Peneliti. Bagi peneliti selanjutnya untuk mengurangi eror dapat menggunakan kontrol yang lebih ketat pada responden. Kontrol yang dimaksud adalah kontrol stres, kontrol makanan serta kontrol istirahat tidur sehingga hasil penelitian semakin akurat. 3. Diharapkan institusi dapat menambah referensi mengenai hipertensi dan referensi tentang obat-obatan herbal. 4. Diharapkan petugas kesehatan di Pacet dapat melakukan tindak lanjut dari besarnya angka penderita hipertensi di Dusun Sajen. Tindak lanjut yang di maksud adalah : pendataan penderita hipertensi, pendidikan kesehatan dan cara mengatasi hipertensi, serta pembentukan kader kesehatan yang menangani segala macam penyakit dan usia. DAFTAR PUSTAKA Altman A. 2000. Micropropagation of plants, principles and practice. In: SPIER, R.E.Encyclopedia of Cell Technology. New York : JohnWilley&Sons. Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku dari Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC. Davey, Patrick. 2002. Medicine at a Glance. Jakarta: Erlangga. Dinkes Kota evaluasi
Mojokerto.
2011. DINKES JAMKESDA,
Halaman | 12
Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto
http://mojokertokota.go.id/media.php/ber ita/details/nw201112301006464. Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Guyton & Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi edisi : 11. Jakata: EGC.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogjakarta :UGM Press. Vries,
DPD, LAM Dubois. 2004. Early selection in hybird Tea-rose seedlings for cut stem length. Euphyt. Wijayakusuma, Hembing. 2000. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonsia Berisi 601 Resep Obat Jilid : 1 Bunga-Bungaan. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia
Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hidayat,A.A. 2008. Riset Keperawatan dan Penelitian Ilmiah. Jakarta: Salemba. McLain DE. 2009. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Associates. Mikail, Bramirus. 2012. Vitamin C Dosis Tinggi Turunkan Tensi. http://tekno.kompas.com/read/2012/04/2 4/10354487/vitamin.c.dosis.tinggi.turunk an.tensi. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Penyakit Pemicu Stroke (Dilengkapi Posyandu Lansia Dan Posbindu PTM). Yogyakarta: Nuha Medika Reeves, Charlene. J et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi : 1. Jakarta: Salemba Medika. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba. STO.
2011. Vitamin C Dosis Tinggi Menurunkan Tekanan Darah Pada Populasi DewasaMuda.http://www.kusehat.com/H ealthAZ/AllNews/tabid/64/articleType/Art icleView/articleId/280/Vitamin-C-DosisTinggi-Menurunkan-Tekanan-DarahPada-Populasi-Dewasa-Muda.aspx#
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta.
Halaman | 13