OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
68
EFEKTIFITAS PENERAPAN KONSELING RELASI DAN KESEHATAN MENTAL DALAM MENANGGULANGI PERILAKU MENYIMPANG SISWA MTs NEGERI WOTBOGOR INDRAMAYU AAN KHAIRUNISA IAIN Syekh Nurjati Cirebon
[email protected]
Abstrak Latar belakang penelitian ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap masalah perilaku menyimpang yang terjadi pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Wotbogor Indramayu, dan mengetahui efektifitas penerapan konseling relasi dan kesehatan mental yang dilakukan guru BK dalam menanggulangi masalah perilaku menyimpang tersebut. Berangkat dari latar belakang yang ada, kajian ini memiliki beberapa rumusan masalah yaitu; 1. Bagaimana perilaku menyimpang siswa MTs Negeri Wotbogor Indramayu, 2. Bagaimana efektifitas penerapan konseling relasi dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa MTs negeri Wotbogor Indramayu, dan 3. Bagaimana efektifitas penerapan konseling mental dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa MTs Negeri Wotbogor Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikam perilaku menyimpang yang terjadi pada siswa MTs Negeri Wotbogor Indramayu dan mengetahui efektifitas penerapan konseling relasi dan kesehatan mental dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa MTs Negeri Wotbogor Indramayu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan wawancara sebagai alat pengumpulan data serta observasi, data dan dokumentasi sebagai alat pendukungnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi di MTs Negeri Wotbogor Indramayu lebih kepada perilaku indisipliner, dan kegiatan konseling relasi dan kesehatan mental yang diterapkan di MTs Negeri Wotbogor sangat efektif dalam menanggulangi perilaku menyimpang tersebut. Kata Kunci: Perilaku Menyimpang, Konseling relasi, konseling kesehatan mental
Abstract Background of this research couse of interest in writer to the problem of deviate behavior that occurs in students MTs Wotbogor Indramayu, and he knows the effectiveness of the application of counseling mutual relation and mental health done counseling teacher in reducing behavior problems incompliant. From that background, this research have some formulation problems: (1) How the deviating public students at MTs Wotbogor Indramayu, (2) How the effectiveness of the application of counseling relation in reducing deviate behavior public of students at MTs Wotbogor Indramayu, and (3) How the effectiveness of the application of counseling mental in reducing deviate behavior public of students at MTs Wotbogor Indramayu. This research attempts to descript of deviate behavior that occurs in public of students at MTs Wotbogor Indramayu and he knows the effectiveness of the application of counseling mutual relation and mental health in reducing deviate behavior public of students at MTs Wotbogor Indramayu. Methodology used in this research is the method the qualitative study by interviews as a means of data collection and observation, data and documentation as a means of his supporters .Of the result of this research can be concluded that deviate behavior occurring in public MTs Wotbogor Indramayu more to the guilty, and activities counseling mutual relation and mental health applied in public MTs Wotbogor very effective in reducing behavior incompliant. Keyword: deviate behavior, counseling relation, counseling health mental
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
69
lain lain. (3) Fasilitas penunjang yang tidak lengkap
Pendahuluan Kegiatan dan proses pendidikan merupakan
sehingga menghambat proses pendidikan (4) Dan
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup
yang paling dominan adalah masalah kesiswaan
manusia yang pada intinya untuk memanusiakan
yang menyebabkan tata krama sosial dan etika moral
manusia, mendewasakan, mengubah perilaku serta
dalam
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik
sehingga mengakibatkan sejumlah ekses negatif
sehingga pendidikan memberikan kontribusi yang
yang amat merisaukan dunia pendidikan bahkan
cukup besar bagi peningkatan kualitas sumber daya
masyarakat saat ini. Salah satu ekses tersebut yaitu
manusia. Dalam dunia pendidikan guru memegang
semakin maraknya penyimpangan penyimpangan
peranan yang strategis, guru merupakan ujung
norma kehidupan agama dan sosial. Masalah
tombak
masalah tersebut terwujud dalam bentuk kenakalan
pelaksana
kurikulum
memegang peranan yang
terdepan,
guru
penting baik dalam
praktek
kehidupan
sekolah
menurun,
siswa seperti:
perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum, lebih
a. Kurang hormat terhadap guru dan karyawan
lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana,
sekolah, hal ini tampak dari perilaku sebagian
pelaksana, dan pengembang kurikulum di kelasnya.
dari mereka yang acuh tak acuh ketika bertemu
Terlebih
guru.
dalam
menghadapi
persaingan
era
b. Kurang disiplin terhadap waktu dan tidak
globalisasi. Dalam era globalisasi sekarang ini dunia
mengindahkan peraturan yang ada di sekolah.
pendidikan menghadapi berbagai masalah yang
c. Siswa masih sering terlambat masuk kelas,
sangat komplek yang perlu mendapatkan perhatian
membolos pada jam dan mata pelajaran tertentu
lebih. Masalah masalah tersebut timbul dari
tanpa alasan yang jelas.
berbagai komponen yang terlibat dalam proses
d. Tidak memakai seragam dengan lengkap dan
pendidikan. Dan masalah tersebut terus berkembang
menggunakan
bak jamur yang akarnya terus menjalar walaupun
tidak sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
sudah dicari solusi tetapi dari akar yang tidak tuntas
berlaku.
akan tumbuh masalah masalah baru dalam dunia pendidikan. Di antara masalah masalah dunia pendidikan saat ini yaitu: (1) Kurikulum yang
model baju atau celana yang
e. Merokok pada jam istirahat atau jam pelajaran kosong. f. Berbuat asusila seperti adanya siswa putra yang
berubah ubah sehingga sekolah kurang siap dalam
mengganggu
siswa
pelaksanaannya dan siswa menjadi satu satunya
perbuatan asusila
putri
dan
melakukan
korban dari percobaan kurikulum baru yang belum
g. Membawa kendaraan motor dan handphone
tentu cocok atau tidaknya di suatu daerah. Dan
yang memotivasi meraka untuk bermain HP saat
kurangnya
pelajaran dan pulang ke rumah tidak tepat waktu
pengetahuan
kurikulum
baru
menyebabkan guru kebingungan dan hasilpun tidak
atau bahkan pulang sebelum waktunya.
maksimal dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. (2)
h. Kurang memelihara kebersihan dan keindahan
Keadaan guru yang kurang memenuhi syarat
lingkungan sekolah, hal ini tergambar dari cara
kompetensi yang harus dimilikinya baik dari segi
mereka membuang sampah tidak pada tempatnya
kualitas pendidikan (keahlian), penguasaan metode
dan cenderung membiarkan sampah berserakan
dan teknik mendidik yang baik kesiapan mental dan
di depan matanya. Juga kebiasaan mencoret coret dinding dan sarana prasarana sekolah
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
seperti meja kursi yang penuh tulisan tulisan
dibandingkan
tidak jelas.
penyimpangan
i. Perkelahian antar pelajar/ antar siswa satu sekolah bahkan antar sekolah.
seyogyanya
dengan
70
SMP.
Jadi
penyimpangan dapat
ditekan.
semestinya
perilaku
remaja
Namun
penulis
menemukan beberapa masalah yang berhubungan
Masalah masalah tersebut di atas tidak
dengan perilaku menyimpang yang ada di lingkungan
terlepas dari berbagai faktor baik faktor intern yaitu
MTsN
wotbogor
tersebut.
Hal
inilah
yang
dari dalam diri mereka itu sendiri yang berhubungan
mendorong peneliti untuk mencari tau efektifitas
dengan kesehatan mental mereka, maupun faktor
konseling relasi dan kesehatan mental dapat menekan
ektern yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekitar
masalah masalah perilaku anak usia remaja di MTsN
maupun lingkungan sekolah yang erat kaitannya
Wotbogor dapat ditekan. Dalam hal ini peneliti akan
dengan hubungan atau relasi sehari hari dan juga bisa
bekerjasama dengan guru yang menangani konseling
mempengaruhi keadaan kesehatan mental mereka
anak yang biasa disebut dengan guru Bimbingan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa
Konseling ( BK ) di MTsN Wotbogor yang kebetulan
anak anak menuju masa kedewasaan. Sehingga akan
ada dan sesuai faknya, karena tidak semua MTs
terjadi krisis dalam diri psikologi anak itu sendiri
memiliki guru BK yang sesuai dengan faknya.
antara sikap dan perilaku kanak kanak dengan
Kajian Teori
merasa sudah besar atau dewasa. Faktor ini pulalah
Menurut Calhoun & Acocella,1990:Atkinson
yang memicu masa remaja masa penuh masalah.
dkk,tt: Supratiknya,1995; Soejono,1983) dalam buku
Adanya konflik bathin dan pencarian jati diri
psikologi
membuat psikologi anak bingung untuk melakukan
mendefinisikan perilaku menyimpang atau perilaku
hal yang benar sehingga mereka bertindak mengikuti
abnormal
apa yang dia lihat, dan kebiasaan lingkungan
disamping penyimpangan dari norma norma statistik,
termasuk teman temannya. Rasa ingin diakui dalam
ketidak senangan pribadi, perilaku maladaftif. Gejala
suatu komunitas juga merupakan salah satu faktor
salah suai, tekanan batin dan ketidak matangan.
siswa melakukan hal hal yang kadang menyimpang dari norma yang ada.
umum
adalah
(
Alex
Sobur;2003
pelanggaran
h.339)
norma
sosial,
Orang yang tingkah lakunya sangat berbeda dari norma yang berlaku dalam suatu masyarakat
Dari berbagai faktor yang sudah terpapar di
disebut abnormal atau perilaku menyimpang. Namun
atas peneliti menemukan beberapa masalah yang
karena
terjadi
wotbogor.
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
Sebagaimana diketahui tingkat MTs setara dengan
lainnya maka perilaku yang menyimpang dalam
SMP yang peserta didiknya merupakan peserta yang
masyarakat
mulai beranjak remaja. Baik siswa maupun siswi
menyimpang pula di masyarakat lainnya. Meskipun
sedang mengalami masalah dalam tahapan ini
demikian tidak ada satu masyarakatpun yang tidak
sehingga wajar kalau ditemukan berbagai masalah
memiliki norma norma sosial bagi tingkah laku, baik
yang berhubungan dengan relasi antar teman, guru
norma moral, etis ataupun hukum.
pada
siswa
MTs
Negeri
norma
nirma
tertentu
tersebut
belum
berbeda
tentu
antara
dianggap
maupun relasi dengan anggota keluarga berupa
Pengertian konseling secara etimologi berasal
penyimpangan perilaku yang dilakukan di MTs ini.
dari bahasa latin, yaitu consiliun ( dengan atau
Tetapi yang menjadikan masalah adalah jenjang
bersama), yang dirangkai dengan menerima atau
pendidikan MTs merupakan lembaga pendidikan
memahami. Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah
yang
jam
pelajaran
agamanya
lebih
banyak
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
konseling
berasal
dari
sellan,
yang
berarti
Konseling
meliputi
71
pemahaman
dan
menyerahkan atau menyampaikan. Sedangkan dalam
hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan
buku
kebutuhan, motivasi, dan potensi potensi yang unik
karya
Jamal
ma’mur
disebutkan
istilah
konseling berasal dari bahasa Inggris, “ to counsel”,
dari
yang secara etimologis berarti to give advice”
bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal
(Homby, 1958:246) atau memberi saran atau nasihat.
tersebut ( Berdnard & Fullmer, 1969). Mlilton E
Secara istilah konseling memiliki banyak pengertian
Hahn
dari
diantaranya:
mengatakan bahwa konseling adalah suatu proses
Katrhryn Geldrad dan David Geldard menuliskan
yang terjadi dalam hubungan seorang dengan seorang
dalam bukunya ( Ketrampilan Praktik Konseling)
yaitu individu yang mengalami masalah yang tak
bahwa konseling hanyalah salah satu cara untuk
dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional
membantu orang lain, tetapi ini cara khusus yang
yang telah memperoleh latihan dan pengalaman
melibatkan penggunaan keterampilan keterampilan
untuk membantu agar klien mampu memecahkan
tertentu untuk tujuan khusus. Jamal Ma’mur Asmani
kesulitan.
(
berbagai
2010:37)
sumber
yang ada,
mengungkapkan
bahwa
konseling
individu
(1955)
dan
membantu
dalam
buku
individu
Sofyan
S.
yang
Willis
Dengan demikian dapat dipahami bahwa:
merupakan salah satu teknik dalam pelayanan
Konseling adalah suatu proses interaksi antara
bimbingan,dimana proses pemberian berlangsung
dua individu yang disebut dengan konselor dan
melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
konseli ( klien)
langsung
dan
tatap
muka
antara
guru
pembimbing/konselor dan klien.
Proses konseling dilakukan dalam suasana yang profesioanl
bahwa
Konseling bertujuan untuk menyelesaikan suatu
konseling adalah interaksi yang terjadi antara dua
maslah yang dialami oleh konseli ( baik masalah
orang individu masing masing disebut konselor dan
perubahan
klien. Interaksi ini terjadi dalam suasana profesional,
kemampuan dan kepribadian yang lebih baik)
Adapula
yang
mendefinisikan
dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan
perilaku
maupun
perkembangan
Berikut adalah model-model konseling Relasi:
perubahan perubahan dalam tingkah laku klien (Pepinsky & Pepinsky, dalam Shetzer & Stone, 1974). Definisi lain juga menyebutkan bahwa konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi interpretasi tentang fakta fakta yang berhubungan dengan pilihan pilihan, rencana atau penyesuaian yang perlu dibuat ( Smith, dalam Shetzer & Stone, 1974). Konseling juga merupakan suatu proses untuk membantu individu
mengatasi
hambatan
hambatan
perkembangan dirinya, dan mencapai perkembangan
Konseling relasi peny yakni: model konseling yang diterapkan dalam kaitannya relasi antar keluarga. Model konseling ini belum dianggap sebagai suatu pilihan baik untk menangani para klien hingga tahun 1950an. Pada masa itu praktik konseling yang dilaksanakan untuk individu dalam kaitan relasinya dengan anggota keluarga lainnya hanya dipakai sebagai pertimbangan tinjauan masa lampau mengenai individu (street, 2006)
kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal.
Konseling Relasi Terpadu model CACHO yakni
Sebab proses tersebut dapat terjadi setiap waktu (
didasarkan pada suatu teori tunggal perubahan.
Devision of Counceling Psychology).
Model ini mendasarkan pada pendekatan sistem untuk
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
melaksanakan
konseling
keluarga,
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
memusatkan perhatian kepada perubahan yang
72
Penggunaan Mitra terapis
terjadi diantara sesi sesi. Teori mengubah tingkah
Sebelum mitra terapis dilibatkan dalam proses
laku yang mendasari model ini adalah teori dan
konseling sangat penting dijelaskan pada konseli
praktik terapi Gestalt ( Resnick, 1995; Yontef,
mengenai peran mitra terapis itu sendiri dan tindakan
2005).
tindakan yang akan diambilnya. Ada sejumlah cara
Secara lebih luas juga digunakan praktik
mitra terapis dapat memberikan informasi tambahan
terapi keluarga sistemik Milanyang menggunakan
yang
pertanyaan pertanyaan sirkuler dan juga eksperimen
meliputi;Intervensi
eksperimen terapi Gestalt. Selama proses terapeutik,
gambaran mitra terapis dan diskusi terbuka terapis/
pada waktu yang tepat diperkenalkan strategi strategi
mitra terapis
dari sejumlah model terapeutik lainnya, termasuk terapi
keluarga
eksperiensial,
membantu melalui
keluarga telepon,
tersebut, pemaparan
Ada sejumlah ciri penting pendekatan proaktif
keluarga
untuk konseling remaja dalam pendekatan proaktif:
multigenerasi, terapi keluarga struktural, konseling
(a) Autentik dan terbuka tentang diri sendiri (b)
yang berpusat pada solusi dan terapi naratif dan
Menggunakan filsafat eksistensialis dan pemikiran
mengenalkan
konstruktivis (c) Proaktif dalam memperkenalkan
tanpa
terapi
bisa
menguburkan
teori
yang
mendasari proses perubahan.
strategi strategi yang kreatif, eksperiensial, kognitif
CACHO adalah akronim singkatan dari:
dan psiko-edukasional seperti ; Strategi – strategi
C
– communication ( komunikasi)
simbolik,
A
– awwareness ( kesadaran)
penggunaan seni, permainan-peran, jurnal-jurnal,
CH
- Choice ( pilihan)
relaksasi, imajinasi, dan cita-cita pekerjaan), strategi-
O
– outcome ( hasil
strategi behavioral kognitif dan Strategi-strategi
Secara singkat model konseling CACHA
psiko-edukasional (meliputi kegiatan-kegiatan yang
bisa digambarkan dalam diagram berikut:
strategi
–
strategi
kreatif
(meliputi
memberikan informasi untuk menjelaskan relasirelasi) (d) Tanggap terhadap kebutuhan kebutuhan perkembangan
C Communicatio n ( Komunikasi) Pertanyaan pertanyaan sirkuler Milan
A– Awwarness ( Kesadaran) Strategi ekperiensial oleh tim pemantul
remaja
(e)
Menangani
dengan
kerangka kerja dan konstruk konstruk remaja (f) Menyesuaikan dengan gaya komunikasi masa remaja melalui
penyingkapan
diri,
dan
menggunakan
penyimpangan dalam percakapan. (g) Menggunakan Keterampilan - keterampilan konseling yang relevan. M. Jahoda (pelopor kesehatan mental menyatakan tentang definisi “kesehatan mental adalah kondisi
O – outcome ( Hasil ) Konseling berakhir
C – Choice ( pilihan ) Terapi berfokus solusi dan naratif
seorang yang menyangkut penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan, dengan kondisi kondisi baru, serta mempunyai penilaian nyata tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri” (Sadli:1994)
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
Tanda
sehat
Ada beberapa cara melatih anak membangun
dijabarkan dalam buku psikologi umum (Alex
konsep diri yang terdapat dalam buku mental jutaan
sobur:2011:335) yaitu::
dolar karya Hemmarata tanuwijaya (2012: 132)
a.
tanda
kepribadian
yang
73
Kepercayaan mendalam pada diri sendiri dan
yaitu: (a) Memfasilitasi pembentukan diri ideal
orang lain
dengan cara (Menceritakan kisah kisah tokoh dunia
b.
Tidak ragu ragu dan malu tetapi berani
yang pemikirannya memberi pengaruh lebih baik
c.
Inisiatif berkembang dan tidak selalu merasa
pada kehidupan, Menceritakan fabel fabel yang
dirinys bersalah dan berdosa
menekankan
d.
Tidak
merasa
minder,
tetapi
mempunyai
pada
sikap
mental
positif,
Menginspirasi anak anak agar tertantang untuk
semangat kerja
mengoptimalkan potensi dirinya, tentang visi dan
e.
Bersikap jujur pada diri sendiri
misi hidupnya, sesuai usianya, Menginspirasi anak
f.
Mampu berdedikasi-penyerahan diri sendiri
anak
g.
Generatifitas(kebapaka-ibuan)
menanyakann dan menciptakan simbol untuk diri
h.
Integritas (memiliki kontunuitas dalam hidup,
sendiri,
sanggup memperjuangkan nilai hidup yang
keluarga yang sehat dan memberi dampak pada
nyata, berani bertanggung jawab)
terbentuknya keyakinan positif dalam diri anak anak.
untuk
memiliki
Membangun
identitas
dan
diri
menjaga
dengan
lingkungan
Inilah beberapa penjelasan tentang strategi
(b) Memfasilitasi pembentukan citra diri dengan
yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik dalam
(Memberi contoh untuk menerima dan menyuakai
usahanya mengarahkan perkembangan remaja agar
diri sendiri seutuhnya, Memvisualisasikan diri sendiri
terhindar dari beberapa gangguan kesehatan mental
seperti tokoh panutan atau simbol identitas dirinya
remaja
terutama pada sikapnya. (c) Duduk rileks, tutup mata,
yang
mengakibatkan
berbagai
perilaku
perilaku yang menyimpang. Desmita
(2014;182)
munculkan gambar diri dengan sikap dan ekspresi dalam
buku
baik (senyum, percaya diri, rapih) tergambar jelas,
perkembanga peserta didik karyanya menjelaskan
dengarkan dengan jelas gambar tersebut mengatakan
tentang strategi mengembangkan konsep diri remaja
sesuatu” saya adalah orang yang bertanggungjawab”
yaitu;
lakukan tiap bangun tidur (d) Membangun harga diri
Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari
positif dengan: (Menerima anak secara seutuhnya
guru yang ditunjukan dalam bentuk dukungan
tanpa syarat, Membebaskan anak dari kritikan
emosional.
maupun
nasehat,
terutama
dari
orangtuanya,
Membuat siswa merasa bertanggung jawab
Mengganti kritikan dan nasehat dengan pesan, Mau
Membuat siswa merasa mampu dengan cara
mendengarkan dengan aktif (biasanya terjadi ketika
menunjukan sikap dan pandangan yang positif
anak mempunyai dan menyampaikan masalah) (e)
terhadap kemampuan yang dimiliki siswa.
Memberikan apresiasi atas usahanya bukan pada
Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis.
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
hasilnya. Masih dalam buku yang sama desmita (2014:286) menjelaskan tentang beberapa strategi yang mungkin bisa dilakukan guru dalam membantu perkembangan moral dan spiritual peserta didik usia remaja, diantaranya;
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016 Memberikan pendidikan moral dan keagamaan
74
kemandirian adalah kemampuan untuk menguasai,
(hidden
mengatur atau mengolah diri sendiri. Remaja mandiri
curriculum), yakni menjadi sekolah sebagai
ditandai dengan tidak tergantung kepada orang lain
atmosfer moral dan agama secara keseluruhan.
terutama pada orang tua, mampu mengambil
Memberikan pendidikan moral langsung (direct
keputusan secara mandiri dan konsekwen terhadap
melalui
kurikulum
tersembunyi
keputusan tersebut, serta menggunakan seperangkat
moral education) Memberikan
pendekatan
moral
melalaui
pendekatan klarifikasi nilai (values clarification)
prinsip tentang benar, salah, penting dan tidak penting ( stenberg:1995)
Menjadikan pendidikan wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati agamanya Membantu peserta didik mengembangkan rasa KeTuhanan
melalui
pendekatan
spiritual
Adapun tipe tipe kemandirian pada remaja menurut steinberg (1995:289) dalam buku bimbingan konseling (Suheman;2008:325) yaitu: Kemandirian emosional (emotional autonomy), yaitu kemandirian yang berhubungan dengan
parenting Berikut ini beberapa upaya yang bisa sekolah
perubahan
keterikatan
hubungan
emosional
lakukan untuk membantu peserta didik dalam
remaja dengan orang lain., terutama dengan orang
memperoleh tingkah laku interpersonal yang efektif:
tua. Dalam hal ini kemandirian emosional
Mengajarkan keterampilan keterampilan sosial
didefinisikan sebagai kemampuan remaja untuk
dan strategi pemecahan masalah sosial. Hal ini
tidak tergantung pada dukingan emosional orang
dapat dilakukan melalui intruksi verbal serta
lain, terutama orang tua.
dorongan dan perilaku pemodelan (teladan). Memberikan label perilaku yang pantas dengan
Kemandirian behavioral (behavioral autonomy) yaitu
kemandirian
yang
merujuk
pada
cara mengidentifikasi dan memberikan pujian atas
kemampuan remaja membuat keputusan secara
perilaku
bebas dan konsekwen atas keputusannya itu.
yang
mencerminkan
keterampilan
Kemandirian
keterampilan sosial. Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
nilai
(value
autonomy)
yaitu
kemandirian yang merujuk pada kemampuan
seperti
remaja untuk memaknai seperangkat prinsip
mengerjakan tugas kelompok baik di sekolah
tentang benar dan salah, serta penting dan tidak
maupun di rumah.
penting.
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
Meminta siswa untuk memikirkan dampak dari
Kemandirian emosional datang lebih awal dan
perilaku yang mereka miliki. Sehingga mereka
menjadi dasar perkembangan kemandirian behavioral
mampu menahan diri melakukan perilaku buruk
dan
karena tahu apa resiko dari perilaku buruk yang
kemandirian diantaranya
dilakukannya.
Memperlakukan remaja sebagai teman atau
nilai.
Adapun
strategi
pengembangan
Mengembangkan program mediasi teman sebaya.
sahabat sehingga remaja tidak merasa diatur tapi
Memberikan penjelasan bahwa perilaku agresif
lebih ke diskusi dalam mengambil keputusan
merugikan baik fisik maupun psikologis orang lain. Dari beberapa ahli yang mendefinisikan
Biarkan remaja mengambil keputusannya sendiri, jika ia perlu bantuan beri pancingan tanpa mengatur apa yang harus dilakukan
kemandirian dapat disimpulkan bahwa konsep
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016 Memantau segala tindakan remaja dengan cara mengajaknya bicara dan berdiskusi sesuai dengan gaya mereka.
Mengalami sakit kepala dan sakit perut Merasa cemas dan prestasi menurun Upaya sekolah dalam mengatasi stres yang
Beri pujian ketika remaja mampu mengambil keputusan
75
yang
baik
dan
biarkan
dia
mempertanggungjawabkan segala keputusannya
dialami peserta didik diantaranya: Menciptakan iklim sekolah yang kondusif Melaksanakan program pelatihan penanggulangan
Ada kalanya siswa mengalami berbagai
stres yaitu: teknik kognitif perilaku, salah satunya
masalah dalam menjalankan proses belajar di sekolah
inokulasi stres. Relaksasi, psikoterapi agama Dan
yang biasa disebut dengan stress sekolah. Sumber
program program konseling lainnya
stres sekolah berasal dari tuntutan sekolah berupa
mengembangkan resiliensi peserta didik.
sejumlah norma, nilai, peraturan dan tuntutan yang
Metodelogi Penelitian
harus dipenuhi oleh peserta didik. Ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan inilah yang memicu terjadinya stres sekolah. Tuntutan
sekolah
tersebut
terdiri
dari
beberapa dimensi yaitu;
Dalam buku Metode penelitian karya Moh Nazir (2011;26-27)
dijelaskan secara umum
penelitian dibagi menjadi 2 yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research). Dalam hal ini penulis akan menggunakan
Tuntutan fisik, yaitu keadaan fisik sekolah seperti
penelitian terapan, yaitu penyelidikan yang hati hati,
iklim ruangan kelas, temperatur dan pencahayaan,
sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah
perlengkapan dan sarana prasarana peninjang
dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk
pendidikan, daftar pelajaran, kebersihan dan
keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu
kesehatan lingkungan sekolah, keamanan dan
dijadikan penemuan baru namun merupakan aplikasi
penjagaan sekolah dan lainnya
baru dari penelitian yang ada. Penelitian terapan
Tuntutan tugas, berupa tugas tugas sekolah yang
memiliki masalah yang ada hubungannya dengan
diberikan jika terlalu banyak akan membebani
keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki
dan menimbulkan perasaan tertekan atau stres.
praktik praktik yang ada. Penelitian terapan harus
Tuntutan peran, hal ini terjadi pada siswa yang
dapat segera mengumumkan hasil penelitiannya
memiliki peran tertentu dalam kegiatan sekolah.
dalam jangka waktu yang tepat supaya penemuan
Apapun posisi yang dijabatnya akan memiliki
tersebut tidak menjadi kadaluarsa.
tugas dan tuntutan perilaku tersendiri yang menjadikan ia tertekan.
Adapun metode penelitian yang diambil penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu metode
Tuntutan interpersonal, di lingkungan sekolah,
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mencapai
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
prestasi akademik tetapi juga mampu melakukan
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
interaksi sosial atau menjalin hubungan baik dengan
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
orang lain.
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Stres
sekolah
mengakibatkan
beberapa
sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta,
dampak buruk yaitu;
sifat sifat serta hubungan antar fenomena fenomena
Menentang guru dan berbicara di belakang guru
yang diselidiki.
Membuat keributan dan kelucuan di kelas
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
76
Dalam hal ini penelitian yang digunakan
Sebelum melakukan kegiatan konseling guru
adalah penelitian grounded theory, yaitu: metode
BK menggali informasi tentang keadaan siswa
penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah
MTsN Wotbogor Indramayu dengan mencari
prosedur sistematis guna mengembangkan teori dari
data diri tiap siswa melalui pemberian formulir
kancah. Tujuan dari grounded theory approach
daftar riwayat hidup ataupun melalui proses
adalah teoritisasi data, teoritsasi adalah sebuah
wawancara baik secara formal maupun non
metode penyusunan teori yang berorientasi tindakan
formal.
atau interaksi, karena itu cocok digunakan untuk
b.
Pemilahan Masalah
penelitian perilaku.
Berdasarkan data yang ada guru bimbingan
Sejalan dengan Moh Nazir (2013;74)
konseling akan memilah masalah yang terjadi
menjelaskan bahwa definisi grounded research yaitu
pada siswa dan menerapkan kegiatan konseling
metode penelitian yang berdasarkan kepada fakta dan
yang cocok untuk mereka. Diantara kegiatan
menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk
konseling yang dilakukan yaitu; konseling
mengadakan
kelompok dan konseling individu.
konsep
generalisasi
konsep,
empiris,
membuktikan
menetapkan teori,
dan
Adapun strategi yang digunakan terpapar
mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan
dalam hasil wawancara yang menyatakan: “Dalam
analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.
pelaksanaannya konseling menggunakan beberapa
Grounded theory memiliki ciri menggunakan
strategi
yang
sesuai
dengan
masalah
yang
data sebagai sumber teori sehingga teori yang
terjadi,seperti strategi behavioral
dibangun berdasarkan logika tidak ada tempatnya
penyebab
dalam
Tehnik
mengarahkannya melalui strategi psikoedukational,
pengumpulan data pada penelitian ini adalah
yaitu memberikan informasi untuk merubah perilaku
wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi
yang salah”( Sh.,sept 2015)
menganut
grounded
research.
problem
relasi
yaitu menggali
untuk
kemudian
peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti
Penjelasan guru BK tersebut sesuai dengan
maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi
penjabaran Kathryn Geldard & David Geldard dalam
dengan subyek melalui wawancara mendalam dan
buku Konseling Keluarga (Membangun Relasi untuk
observasi pada latar, dimana fenomena tersebut
Saling memandirikan antar Anggota Keluarga)
berlangsung dan di samping itu untuk melengkapi
bahwa Strategi-strategi behavioral terutama sekali
data diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan
berguna
yang ditulis oleh atau tentang subyek).
problem-problem
Sumber data utama dalam penelitian ini
untuk
membantu relasi
remaja
mencermati
termasuk
menantang
keyakinan-keyakinan yang merugikan diri sendiri dan
adalah hasil wawancara dengan guru Bimbingan
latihan-latihan
Konseling MTs Negeri Wotbogor Indramayu dan
menarik bagi banyak remaja karena dapat membantu
observasi yang berupa tindakan, selebihnya adalah
dalam memungkinkan mereka menggunakan proses-
tambahan, seperti dokumen dan lainnya.
proses kognitif untuk melunakkan emosi-emosi dan
Hasil Penelitian
mengubah perilakunya. Sering kali, problem-problem
Tahapan konseling relasi yang diterapkan di
ketegasan.
Strategi-strategi
relasi bagi remaja berasal dari harapan-harapan yang
MTsN Wotbogor Indramayu yaitu
tidak realistis dan ketidakmampuan
a.
secara
Mencari informasi
ini
tepat
untuk
mendapatkan
mengenali kebutuhan-
kebutuhan yang mereka perlukan. Karena itu, Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
77
strategi-strategi ini terutama sekali berguna untuk
menggunakan model CACHO. Hal ini berdasarkan
memperbaiki relasi.
keterangan guru konseling yang menjabarkan bahwa:
Sedangkan Strategi-strategi psiko-edukasional meliputi
kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
konseling
saya
lebih
ke
memberikan
berdialog langsung dengan siswa dan beberapa teman
relasi-relasi,
temannya dalam menggali penyebab masalah yang
menjelaskan perilaku, dan membantu mengubah
terjadi untuk kemudian dipertemukan dan berdiskusi
perilaku. Strategi-strategi ini membantu dalam
untuk mencari solusi bersama dan tentunya dengan
memungkinkan remaja untuk mempelajari tentang
masukan/ arahan dari pihak konselor itu sendiri. Dan
kehidupan
informasi
untuk
dan
yang
“dalam
menjelaskan
mereka
mengatur
tidak jarang pihak guru BK meminta bantuan orang
dalam
perjalanan
yang lebih dekat dengan siswa seperti wali kelas atau
mencari penemuan-diri dan kebanyakan haus untuk
guru lain dalam penanggulangannya”( Sh, Sept 2015)
mempelajari tentang diri sendiri dan relasi mereka
Dalam pelaksanaannya konselor mengajukan
dengan orang lain. Saat menggunakan strategi-
beberapa pertanyaan sirkuler yaitu pertanyaan yang
strategi
untuk
melibatkan orang lain yang dalam buku konseling
mempelajari
keluarga disebut dengan pertanyaan tiga serangkai
informasi baru dengan menggunakan proses yang
maupun pertanyaan yang berorientasi pada orang lain
sebagian besar merupakan penemuan-diri.
dalam
perilakunya.
Remaja
ini,
berpartisipasi
membantu sedang
remaja secara
perlu aktif
didorong dalam
Strategi behavioral dan psiko-edukasional diterapkan dalam kegiatan konseling baik dalam menangani masalah relasi dengan keluarga, guru maupun dengan teman sebaya.
bahwa
pendekatan
masalah
sekaligus
keputusan yang benar. b. Relasi dengan guru dan Orang tua prosesnya
walaupun
ketika
teridentifikasi masalah terjadi karena relasi dengan
yang
keluarga maupun dengan guru, konselor selalu
digunakan di MTs Negeri Wotbogor Indramayu
melibatkan teman sebaya dalam penggalian atau
adalah
aktif.
identifikasi masalah, seperti yang diungkapkan guru
Pendekatan ini perlu waktu yang lebih dalam
BK “ teman dekat adalah salah satu informan dalam
prosesnya karena salah satu sifatnya konselor harus
pencarian penyebab masalah yang terjadi, karena
terbuka dan jujur sehingga tercipta hubungan yang
terkadang
harmonis dan konselipun tidak ragu dan dengan
dekatnya dibandingkan dengan guru itu sendiri.
mudah mengungkapkan apa yang ada di dalam
Setelah
pikirannya sehingga penyebab dan penanaman
diselesaikan dengan bekerjasama antar guru maupun
konsep dapat dengan mudah tertanam dan solusi dari
dengan pihak keluarga”.
pendekatan
yang
konseling
penyebab
berdiskusi dalam mencari solusi dan pengambilan
Dalam
Berdasarkan strategi yang digunakan dapat diketahui
mencari
bersifat
pro
masalahpun dapat teratasi.
siswa
terungkap
lebih
terbuka
masalahnya
dengan teman
baru
kemudian
Setelah penyebab masalah teridentifikasi guru
Adapun model kegiatan konseling relasi yang diterapkan yaitu;
BK akan bekerjasama dengan pihak keluarga dalam penanggulangannya. Adapun prosesnya bisa dengan
a. Relasi dengan teman sebaya
pemberian surat panggilan orang tua maupun home
Adapun model kegiatan konseling relasi
visit atau mengunjungi langsung ke rumah konseli
yang diterapkan dalam menaggulangi masalah yang
agar dapat berdialog juga dengan anggota keluarga
terjadi terutama masalah perilaku menyimpang yang
yang lain.
penyebabnya
relasi
dengan
teman
sebaya
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
78
Guru BK menyatakan “Baik pendekatan,
c. Proses penyelesaian masalah ; ketika pertemuan
strategi dan prosesnya konseling relasi dengan
dengan pihak keluarga guru, anak dan pihak
keluarga tidak jauh berbeda dengan konseling
keluarga berdiskusi dalam hal ini menggunakan
dengan teman sebaya. Berbedanya ini melibatkan
beberapa pertanyaan sirkuler untuk mengetahui
pihak keluarga dalam penanggulangannya”. Paparan
apa yang ada dalam pikiran anak dan pihak
di atas dapat menggambarkan proses kegiatan
keluarga dan apa yang diinginkan masing masing
konseling relasi dengan orang tua dan keluarga yaitu:
dan posisi konselor atau guru BK di sini sebagai
a. Proses identifikasi masalah; guru memanggil
penengah dan fasilitator. Dalam tabel berikut
beberapa
siswa
dan
berdialog
dengan
terpapar
menggunakan pendekatan proaktif. Bersosialisasi
beberapa
masalah
penyimpangan
perilaku dan penanggulangannya
memancing sejauh mana relasi mereka dengan keluarga maupun guru b. Proses analisa masalah dan penyebabnya ; guru melibatkan teman sebaya dalam hal ini teman akrab
atau
tetangga
dari
konseli
dengan
menggunakan beberapa pertanyaan
NO
Jenis Perilaku
Cara Menanggulangi
Hasil
Menyimpang 1
Kehadiran/bolos
Dialog
dengan
konseli(untuk
mengetahui
Tidak lagi membolos
penyebabnya)
dan
prosentase
Dialog dengan teman sebaya (untuk memperkuat)
kehadiran meningkat
Penanaman konsep yang benar Pemanggilan orang tua 2.
Bertengkar/
Diskusi
dengan
konseli
dan
teman
yang
berkelahi
bermasalah dan salah satu teman dari kedua belah
Berdamai
pihak Proses perdamaian denagn penanaman konsep moral dan agama 3.
Sering
melanggar
aturan sekolah
Dialog
dengan
konseli(untuk
mengetahui
Mulai disiplin
penyebabnya) Dialog dengan teman sebaya (untuk memperkuat) Penanaman konsep yang benar Pemanggilan orang tua(untuk pemberitahuan dan penyelesaian masalah jika salah satu penyebabnya adalah relasi dengan keluarga) Pemberian sanksi
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
4.
5.
Merokok
Berdiskusi
tentang
kerugian
merokok
dan
jika
Pemberitahuan kepada orang tua
merokok
Berdiskusi
obat
pemberian informasi akan pengaruh ke depannya
komik
Tidak ada laporan lagi
pemberian informasi akan pengaruh ke depannya
Penyalah gunaan (minum
79
tentang
kerugian
merokok
dan
siswa
Tidak
lagi
tersebut
konsumsi
komik
Pemberitahuan kepada orang tua
berlebihan) 6.
Membuat
Konseling kelompok dan penanaman etika dan
keributan
di
kelas
Berubah lebih tenang
moral melalui tindakan tegas seperti pemberiang hukuman bermanfaat seperti siswa yang ribut diminta duduk di meja depan guru
7
Membuli (malak)
Penanaman konsep moral untuk saling menghargai
Tidak lagi meminta uang
orang lain
paksa
Pemberian sanksi tegas yang bersifat perjanjian antara konselor dan konseli 8
Berpakaian tidak
Teguran langsung dan sanksi tegas bagi yang tidak
Siswa berpakaian rapih
rapih
mengindahkan seperti jika tidak dimasukkan
tanpa diminta lagi
bajunya akan mendapatkan coretan di bagianbawah baju sebagai tanda pelanggaran 9
Terlambat datang
Berdialog tentang penyebabnya
Berusaha
dan
angka
Mengisi buku catatan siswa terlambat dan sanksi
keterlambatan berkurang
membaca qur’an dan berdoa di lapangan sebelum masuk ke kelas masing masing 10
Tidak ikut sholat
Pengadaan
berjamaah
berjamaah
absen
kehadiran
setelah
sholat
Perubahan/
kenaikan
prosentase
kehadiran
sholat berjamaah 11
Berambut panjang
Pemangkasan langsung rambut yang panjang dan bagi
Lebih rapih dan pendek
teguran untuk dirapihkan
siswa laki laki 12
Membawa HP
Razia HP dan meminta orang tua siswa yang
Penemuan
HP
mulai
mengambilnya di sekolah
berkurang kecuali ada ijin dari guru mapel yang meminta
untuk
kepentingan KBM 13
Melakukan
Sosialisasi hukuman kejahatan pelecehan dan
Tidak
lagi
melakukan
tindakan
penanaman konsep moral
tindakan pelecehan
pelecehan ( suka mencolek teman wanita) Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
80
Orang tua juga merupakan salah satu fasilitator yang
guru BK dan wakil kepala madrasah bidang
dapat diajak diskusi dalam penyelesaian masalah
kesiswaanpun
remaja,
selalu
berikut: “Kegiatan keagamaan dan ekstra kurikuler
melakukan tindakan pelanggaran disiplin seperti
merupakan bagian dari upaya sekolah dalam
membolos/ kehadiran yang kurang, suka berbuat onar
menyehatkan mental peserta didik kami, seperti
atau membuli teman atau adik kelas. Homevisit
mengaji dan berdo’a sebelum belajar, berdo’a
merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
sebelum pulang, sholat berjamaah, muatan lokal
menyelesaikan
tahfidz
terutama
masalah
masalah
siswa
yang
yang
terjadi.
Hal
ini
dan
menguatkan
Baca
dengan
Tulis
Qur’an,
pernyataan
kegiatan
disebabkan karena beberapa hal, seperti kurang
ekstrakurikuler seperti Pramuka, Paskibra, PMR,
perhatian atau pengawasana orang tua bahkan
English Club, Matematika Club dan Saintek Club.”(
merupakan wujud protes terhadap orang tua karena
guru BK dan Waka Kesiswaan: 03 April 2015)
masalah relasi yang ada. Dengan komunikasi yang
Diperkuat dengan salah satu program kegiatan
baik antar pihak sekolah dan keluarga dapat menekan
Bimbingan konseling MTsN wotbogor yaitu kegiatan
masalah kenakalan remaja yang terjadi.
ekstrakurikuler. hal ini merupakan salah satu
Berdasarkan
tabel
proses
hasil
komponen kegiatan bimbingan dan konseling.
penanggulangan perilaku menyimpang siswa MTs
Berikut beberapa kegiatan yang mendukung
Negeri Wotbogor indramayu dan hasilnya dapat
kesehatan mental siswa:
diketahui bahwa penerapan konseling relasi sangat
a. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an 15 menit
efektif
dalam
menyimpang
menanggulangi siswa
MTs
perilaku
Negeri
yang
sebelum jam pelajaran dimulai
Wotbogor
Hal tersebut termaktub dalam Q.S. Ar-ro’du ayat
Indramayu, hal ini juga diperkuat dengan paparan
28
hasil wawancara berikut: “ sejauh ini penerapan konseling relasi, dengan cara bekerjasama dengan
Artinya; (yaitu) orang orang yang beriman dan hati
pihak keluarga sangat efektif dalam menanggulangi
mereka menjadi tenteram dengan mengingant Allah.
perilaku menyimpang siswa MTsN Wotbogor.
Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati
Seperti
menjadi tenteram (Ar-ra’du;28)
masalah
kehadiran
yang
kebanyakan
penyebabnya kurang perhatian orang tua, atau
b.
Dengan sholat berjamaah diharapkan siswa
masalah dengan guru sebagai pelampiasan kekesalan
menjadi tenang hatinya dan mental merekapun akan
terhadap orang tua” ( Sh., sept 2015) c. Penerapan
Konseling
Menanggulangi
Mental
Masalah
Kegiatan sholat dhuhur berjamaah
dalam Perilaku
sehat. Dalam al qur’an surat al-ankabuut ayat 45 tertulis انﱠ اﻟﺼﱠﻠﻮة َ ﺗَﻨْﮭﻰ ﻋَﻦِ ا ْﻟﻔَﺤْ ﺸَﺎءِ وَ ا ْﻟ ُﻤ ْﻨﻜ َِﺮ
Menyimpang Kesehatan mental siswa merupakan hal pokok
Artinya: sesungguhnya sholat dapat mencegah dari
yang harus tertanam dalam jiwa siswa. Karena
(perbuatan perbuatan) keji dan kemungkaran( al-
mental yang sehatlah yang menghindarkan mereka
ankabuut;45)
dari perbuatan perbuatan buruk. Mental yang sehat
c.
Baca Tulis Al-qur’an (BTA) dan Tahfidz zuz
akan mampu berpikir yang baik. Berdasarkan hal
amma
itulah MTs Negeri wotbogorpun memiliki beberapa
Baik BTA maupunTahfidz merupakan dua
upaya untuk menyehatkan mental peserta didiknya.
diantara mata pelajaran muatan lokal yang ada di kurikulum MTs Negeri wotbogor Indramayu. Siswa
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
81
diberi kesempatan untuk menyetorkan hafalah surat
Dengan kegiatan kegiatan positif tersebut peluang
zuz amma nya secara bertahap pada guru mata
untuk melakukan kegiatan yang negatif atau bergaul
pelajaran tahfidz, dan pada acara perpisahan kelas IX
dengan orang teman yang salah seyogyanya bisa
di akhir tahun akan diselipkan acara khotaman dan
dihindari. Hal itu terbukti dengan adanya beberapa
pemberian sertifikat bagi yang sudah hapal zuz amma
siswa yang suka berbuat tidak baik, malas, suka
sebagai penyemangat bagi yang lainnya.
membuat onar di kelas tetapi memiliki hobi olah raga
Sedangkan guru BTA akan mengajarkan ilmu membaca
dan
menulis al-qur’an termasuk di
dalamnya makhroj, tajwid dan penulisan al-qur’an. d. Kegiatan ekstra kurikuler pengembangan diri
futsal. Dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler futsal waktunya akan tersita untuk latihan dan akhirnya merekapun menjadi siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga. Begitu pula dengan siswa yang memiliki bakat di bidang akademik seperti
MTs Negeri Wotbogor Indramayu memiliki beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan setelah jam pelajaran selesai yaitu dari jam 14.30 sampai dengan 16.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk menyalurkan bakat dan hobi siswa MTsN Negeri Wotbogor Indramayu sehingga waktu luang mereka terisi dengan hal hal yang positif dan berguna
matematika, bahasa inggris dan IPA, mereka dapat memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dengan begitu bakat yang dimiliki akan lebih terasah dan terarah. Secara rinci Kegiatan tersebut terpapar dalam tabel berikut ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran terpapar dalam tabel berikut:
untuk kehidupannya.
JADWAL KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI EKSTRA KURIKULER NAMA KEGIATAN
HARI
JAM
PEMBINA
PRAMUKA
Jum’at
14.00 – 17.00
Ali Suwarno, S.Pd.I.
PMR
Kamis
14.30-16.00
Imron Alhadi
Paskibra
Kamis
14.30-16.00
Puput Handayani, S.Pd.I.
Sain Club
Sabtu
14.00-15.30
Amsudin, S.Pd.Fis,
Matematika Club
Rabu
14.00-15.30
Eli Herlina, S.Pd.
English Club
Kamis
14.00-15.30
Aan Khairunisa,S.Pd
Tilawah/Seni
Selasa dan rabu
09.50-10.20
Subbuhun Musa
Futsal
Sabtu, selasa dan minggu
14.00-17.00 09.00 – 11.00
Musfiqin, S.Pd.Kor
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
Selain kegiatan kegiatan di atas proses belajar mengajar
juga
tidak
terlepas
dari
82
Menjadikan pendidikan wahana yang kondusif
kegiatan
bagi peserta didik untuk menghayati agamanya,
pembelajaran yang berbasis pada pola dan strategi
tidak hanya bersifat teoritis tetapi penghayatan
pengembangan moral, spiritual dan perilaku siswa
yang benar benar dikontruksi dari pengalaman
MTs Negeri Wotbogor Indramayu.
keberagamaan.
Hal ini sesuai dengan teori tentang strategi dalam
menyehatkan
kesehatan
mental
Membantu peserta didik mengembangkan rasa
dalam
menanggulangi berbagai perilaku perilaku yang
KeTuhanan. Strategi mengembangkan perilaku prososial
menyimpang.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki beberapa
Strategi meningkatkan konsep diri remaja
keuntungan untuk siswa itu sendiri karena
yang memberikan pengaruh; Membuat siswa merasa bertanggung jawab
Mengajarkan keterampilan keterampilan sosial dan strategi pemecahan masalah sosial.
Membuat siswa merasa mampu dengan cara
Dalam prosesnya kegiatan ekskul lebih banyak
menunjukan sikap dan pandangan yang positif
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
terhadap kemampuan yang dimiliki siswa.
dalam kegiatan belajar mengajar seperti belajar
Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
kelompok atau mengerjakan tugas kelompok baik di sekolah maupun di rumah.
Membantu siswa menilai diri mereka secara
Mengembangkan program mediasi teman sebaya. Memberikan penjelasan bahwa perilaku agresif
realistis. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis
merugikan baik fisik maupun psikologis orang lain.
Menginspirasi anak anak agar tertantang untuk mengoptimalkan potensi dirinya, tentang visi dan
Strategi pengembangan kemandirian siswa remaja Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler juga mengarahkan
misi hidupnya, sesuai usianya. Menginspirasi anak anak untuk memiliki identitas
pada
peningkatan
perkembangan
kemandirian dan kepribadian yang lebih sehat hal ini terpapar dalam penjelasan berikut “siswa yang selalu
diri Memfasilitasi pembentukan citra diri dengan
aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan selalu mengikuti kegiatan keagamaan yang disiapkan
membangun harga diri positif.
cenderung menjadi siswa yang aktif dan berperilaku Strategi mengembangkan moral dan spiritual
baik, begitu pula sebaliknya siswa yang berperilaku
remaja dalam sekolah
tidak baik ketika dianalisa mereka tidak mengikuti
Dengan kegiatan keagamaan seperti membaca
satupun kegiatan ekstra dan enggan untuk mengikuti
alqur’an sebelum jam pelajaran pertama dimulai,
kegiatan keagamaan baik membaca qur’an di pagi
sholat dhuhur berjama’ah, mata pelajaran muatan
hari maupun sholat dhuhur berjamaaah” sh: april
lokal baca
2015)
tulis al qur’an dan tahfiz
serta
Hal ini sesuai dengan teori beberapa ahli yang
ekstrakurikuler tilawah dapat : Memberikan pendidikan moral dan keagamaan
mendefinisikan
Memberikan
melalui
kemandirian adalah kemampuan untuk menguasai,
pendekatan klarifikasi nilai (values clarification),
mengatur atau mengolah diri sendiri. Remaja mandiri
pendekatan
moral
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
kemandirian
bahwa
konsep
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
83
ditandai dengan tidak tergantung kepada orang lain
Hal ini dibuktikan pula dengan perilaku
terutama pada orang tua, mampu mengambil
beberapa anak yang mengalami perubahan ketika
keputusan secara mandiri dan konsekwen terhadap
diwajibkan
keputusan tersebut, serta menggunakan seperangkat
menyimpang untuk mengikuti dengan rutin kegiatan
prinsip tentang benar, salah, penting dan tidak
kesehatan mental di MTsN wotbogor indramayu. Hal
penting (stenberg:1995)
ini terpapar dalam table berikut:
Berdasarkan
paparan
proses
dan
kepada
mereka
yang
berperilaku
hasil
penerapan konseling baik yang berupa kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler di MTs Negeri Wotbogor Indramayu yang arahnya menyehatkan mental
mereka
menjadi
sangat
efektif
dalam
menanggulangi perilaku menyimpang siswa MTs Negeri Wotbogor indramayu.
No 1
Jenis perilaku Menyimpang
Kegiatan yang sesuai
hasil
Suka membuat keributan (
Dianjurkan mengikuti
Lebih bisa mengatur diri
bermain musik saat jam pelajaran)
kegiatan hadroh/marawis
dalam
menyalurkan
hobi
bermain musiknya 2
Bermain di dalam kelas
3
Bertengkar
4
5
berdebat
Kegiatan futsal dengan
Memilih
Lebih tertib di kelas kegiatan
teman
(PMR/paskibra/pramuka)
minder
Memilih
Suka membuli teman
kegiatan
Lebih menghargai teman
Mulai bisa menyesuaikan
(PMR/paskibra/pramuka)
diri
Memilih
Lebih menghargai orang lain
kegiatan
(PMR/paskibra/pramuka)
dan bertanggung jawab
6
Kehadiran kurang/bolos
pramuka
Lebih bertanggungjawab
7
Bernyanyi saat jam pelajaran
Pramuka/tilawah
Memiliki penyaluran hobi
8
Berperilaku menyimpang tetapi
Memilih
memiliki akademik baik
club/Ipa/Matematika
(English
Lebih berpikiran positif
club)
sesuai kemampuan akademik yang menonjol
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
Untuk kegiatan membaca alqur’an dan sholat
normal
maka
perilakunyapun
84
normal
kegiatan
dhuhur berjamaah diwajibkan kepada tiap siswa
mereka sesuai dengan siswa kebanyakan seperti
dengan pantauan guru yang ada pada saat jam
belajar, nonton tv, mengaji di sore hari, membantu
pelajaran pertama. Dan kegiatan ekstra walaupun
pekerjaan rumah orang tuanya, dan bermain di luar di
pada dasarnya mereka memilih sendiri namun guru
waktu yang benar. Sedangkan siswa yang memiliki
BK menyarankan beberapa anak untuk mengikuti
masalah dalam keharmonisan keluarganya karena
kegiatan sesuai masalah perilaku yang dimiliki. Hali
salah satu dari orang tuanya atau kedua orang tuanya
ini diungkapkan oleh guru BK, ”terkadang saya
tidak ada ( bekerja di luar negeri) sehingga mereka
menyarankan
dan
diasuh oleh keluarga lain akan kurang terkontrol
memotivasinya untuk mengikuti kegiatan ekskul
sehingga melakukan hal hal yang kurang baik seperti,
tertentu dengan harapan perubahan perilaku ke arah
bermain PS secara berlebihan, nongkrong di tempat
yang lebih baik dan Alhamdulillah yang mengikuti
yang tidak baik, bermain biliar desertai judi dan
saran tercapai, seperti si MH contonya, dia dulu anak
bergaul dengan anak yang lebih dewasa sehingga
trouble maker kemudian disarankan ikut hadroh
mengenal rokok dan balapan liar. Namun ada
anak
bahkan
membujuknya
kemudian berubah secara bertahapsampai
beberapa siswa yang memiliki keluarga utuh namun
akhirnya bisa meraih juara pertama dan menjadi anak
memiliki masalah dalam perilaku, ini disebabkan
yang berprestasi sekarang dan ada beberapa anak
lingkungan teman sebaya mereka. Ada beberapa
lainnya yang punya pengalaman yang serupa”( Sh:
factor yang mempengaruhi perilaku siswa MTsN
sept 2015). Wawancara di atas juga memperkuat
Wotbogor Indramayu yaitu: factor latar belakang
bahwa kegiatan konseling mental yang diterapkan
keluarga, yang meliputi pola asuh dan didikan orang
sangat efektif dalam menanggulangi penyimpangan
tua,dan factor lingkungan yang terkadang tidak baik
perilaku yang terjadi di MTsN Wotbogor Indramayu
untuk perkembangan anak itu sendiri. Masalah
Kesimpulan
perilaku yang ada di MTsN Wotbogor Indramayu
Perilaku remaja siswa MTs Negeri Wotbogor
merupakan masalah yang timbul dari kurang baiknya
Indramayu sangat beragam dan terpapar dalam 2
relasi, baik dalam keluarga dengan teman maupun
lingkungan yaitu;
yang lainnya. Dan hal ini disebabkan oleh kurangnya
1. Perilaku di Sekolah
kesehatan mental yang mereka punya. Kegiatan
Perilaku siswa MTs Negeri wotbogor
konseling relasi di MTsN Wotbogor Indramayu
indramayu di lingkungan sekolah memiliki perilaku
memiliki
yang beragam dari yang baik seperti rajin, aktif
menanggulangi perilaku menyimpang yang terjadi
dalam kegiatan ekstra kurikuler, taat disiplin, serta
pada siswanya yang berupa tahapan pendekatan dan
buruk, seperti suka terlambat, membolos, suka
strategi yang diigunakan. Tahapan proses yaitu
melanggar disiplin, suka mencoret coret sarana
menggunakan pertanyaan pertanyaan sirkuler baik
prasarana
pertanyaan
sekolah,
berkelahi,
merokok
dan
melakukan aksi premanisme 2. Perilaku di Luar sekolah Adapun perilaku di luar sekolah juga berbeda beda tergantung baground keluarga dan lingkungan teman sebayanya.Yang memiliki keluarga yang
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
sejumlah
pertanyaan
terbuka, yang
program
dalam
pertanyaan
berorientsi
pada
rangka
umum
dan
orang
tua,
pendekatan yang digunakan pendekatan pro aktif dengan strategi behavioral dan psikoeducasional sebagai
strategi
yang
digunakan.
Sejauh
ini
penanggulangan perilaku menyimpang siswa MTs Negeri Wotbogor indramayu dengan cara konseling
Aan Khairunisa
OASIS (Objective And Accurate Sources of Islamic Studies) Vol 1. No 1 Agustus 2016
relasi sangat efektif. Hai itu terpapar dari hasil wawancara dan tabel perubahan perilaku yang terjadi. Konseling kesehatan mental di MTs Negeri wotbogor indramayu memiliki beberapa program diantaranya kegiatan keagamaan seperti membaca Al-qur’an sebelum belajar, sholat dhuhur berjamaah, mata pelajaran muatan lokal tahfidz dan baca tulis Qur’an dan sejumlah kegiatan ekstrkurikuler yang dilaksanakan setelah jam pelajaran yang dikenal dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti, Pramuka, paskibra, PMR, kegiatan peningkatan akademik ( English club, saintec, IPA) dan kegiatan marawis (hadroh) dan qiro’ah ( membaca al-Qur’an indah). Kegiatan konseling kesehatan mental melalui program kegiatan keagamaan dan kegiatan ekstra kurikuler
sangat
efektif
dalam
menanggulangi
perilaku menyimpang yang terjadi karena dengan kegiatan keagamaan jiwa siswa seht dan mudah menerima masukan masukan positif serta kegiatan ekstrakurikuler dalap meminimalisir kegiatan luar sekolah mereka yang negatif dan dalam kegiatan ekstrakurikuler banyak didikan penanaman mental yang berguna untuk penyesuaian diri, pencarian identitas diri sehingga memiliki rasa percaya diri dan menemukan bakat diri yang terarah.
Daftar Pustaka Agustiani, H. (2009). Psikologi Perkembangan (Ekologi kaitannya dengan Konsep Dri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung: refika-aditama. Asmani, J. M. (2010). Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Al-Mighwar, M. (2011). Psikologi Remaja: Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia. Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak). Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Fatimah, E.M.M. (2010). Psikologi Perkembangan;Perkembangan Peserta Didik. Bandung : CV Pustaka Setia.
Penerapan Konseling Relasi Dan Kesehatan Mental Dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa
85
Geldard,
K., David, G. (2011). Konseling Keluarga(Membangun Relasi untuk Saling memandirikan antar Anggota Keluarga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kartono, K. (2007). Psikologi Anak; Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Mandar Maju. Mashudi, F. (2012). Psikologi Konseling (buku panduan lengkap dan praktis menerapkan psikologi konseling). Jogjakarta: IRCisoD. Moleong, J. L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H. E. (2004). Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Rosdakarya. ________ (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Rosdakarya Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nelson, R.J. (2012). Pengantar Keterampilan Konseling (Introducing Councelling Skill). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Notosoedirjo, M. (2000). Kesehatan Mental. Malang: UM Press. Sholehuddin, M. (2008). Konsep & Aplikasi Bimbingan dan Konseling, Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan & Bimbingan UPI. Sunberg, N. D. (2007). Psikologi Klinis, Perkembangan Teori, Praktik dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development Ninth Edition. Boston: M.C. Graw-Hill. Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Tanuwijaya, H. (2012). Mental Jutaan Dolar (Rahasia mengembangkan Mental Kesuksesan Anak dan Diri Anda). Jakarta: PT Elex Media Komputindo Upto, P. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Willis, S.S. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta. Winarno. (2012). Psikologi Perkembangan anak. Bandung: Platinum. Winkel, W.S., Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi. Wirawan, S.S. (1986). Pengantar Umum Psikologi., Bandung: PT. Bulan Bintang 1986.
Aan Khairunisa