EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SENAM BAYI TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAYI
Sugi Purwanti
ABSTRAK Masa Bayi adalah masa keemasan (golden periode) dan masa kritis perkembangan seseorang. Kebutuhan rangsangan guna meningkatkan kemajuan perkembangan, atau mengurangi keterlambatan. Stimulasi sentuhanmisalnya dengan senam bayi merupakan salah satu metode meningkatkan perkembangan. perkembangan adalah bertambah sempurnanya kemampuan, ketrampilan, dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan senam bayi, mendeskripsikan perkembangan bayi, mengetahui hubungan senam bayi terhadap perkembangan pada bayi.Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.Variabel penelitian adalah pelaksanaan senam bayi dan perkembangan bayi.Populasi penelitian adalah bayi yang berkunjung di RSIA Bunda Arif periode bulan April-Mei 2014 dengan rata-rata kunjungan 30 per bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accindental sampling. Jumlah sampel sebanyak 40 responden. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, sedangkan analisis bivariatnya menggunakan uji variable chi square.Hasil Penelitianadalah sebagain besar responden melaksanakan senam bayi sebanyak 66.7%, Sebagian besar perkembangan bayi normal 70.8%. Ada hubungan antara pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi dengan nilai p value 0.042 (p=<0.05), kemudian besarnya contingency coefficient adalah 0.308 (rendah). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi RSIA Bunda Arif. EFFECTIVENESS OF BABY GYM PRACTICE TO INCREASING BABY’S DEVELOPMENT ABSTRACK Infant period is the golden age (the golden period) and someone‘s critical development. Needing for a stimulus to increase the progress of the development, or reduce delays. Stimulation by touch an exsample baby gym is one method for increasing development. development is increased imperfect ability, skill, and bodily functions are more complex in gross motor skills, soft motor skill, speech and language, as well as socialization and independence of the individual to adapt his environment. The object of research is to describe the implementation of a baby gym, describing the development of the infants, knowing the correlation of the baby gym tothe infants development. The research method was an analytic
with cross sectional approach. Variable research was the implementation og baby gym and the infants development . The population was a baby who visited in RSIA Bunda Arif period April-May 2014 with an average of 30 visits per month. The sampling technique used accindental sampling technique. The total sample of 40 respondents. Univariate analysis to determine the frequency distribution of each variable, The bivariat analysis used chi square test . Results are the majority of respondents heve been doing baby gym as much as 66.7%, the majority respondent are a normal developmentas much as 70.8%. There is a relationship between the implementation of the baby gym to the infant development with p value 0.042 (p = <0.05), then the amount of the contingency coefficient is 0.308 (low). Conclusion of the study is that there is a correlation between the implementation of the infant baby gym tothe infant development in RSIA bunda Arif. Key word : baby gym, infant development.
LATAR BELAKANG Anak merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai buah hati yang dapat menjadi kebanggaan orang tua, dan sekaligus sebagai perhiasan dunia serta sebagai generasi penerus bangsa. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan anak akan berujung pada kegagalan membantu anak untuk menjadi mandiri, yang dapat menentukan masa depannya sendiri, dan berarti gagal menyambung sebuah generasi. Sudah semestinya anak diberi ruang yang luas untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya menuju kematangan dan kemandirian (Heath&Bainbridge, 2006) Masa bayi adalah masa keemasan (golden periode) Sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa keemasan karena didalam masa ini terdapat masa yang penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak karena pada masa ini perkembangan fisik, mental dan otak tumbuh dengan cepat. Menurut (R. Siregar, 2007). Dikatakan masa kritis pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan 2009). Karena di dalam masa kritis penyakit mudah masuk kedalam tubuh bayi, bayi harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Adaptasi tubuh bayi
terhadap lingkungan sekitar seperti suhu udara, kelembaban udara dan berbagai hal disekitarnya akan mempengaruhi kesehatan bayi ( Rahmat, 2007 ). Tumbuh kembang pada bayi, tidak terlepas dari konsep pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran bagian tubuh dari seorang individu yang masing-masing berbeda, sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya kemampuan, ketrampilan, dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian yang dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya (Potter&perry, 2005). Perkembangan pada bayi dapat ditinjau dari empat aspek perkembangan, yaitu kemampuan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk membuat gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan membentuk sikap tubuh seperti mengangkat kepala, sedangkan motorik halus kemampuan untuk membuat gerkan lebih halus dan melibatkan keluwesan otot-otot kecil seperti untuk mengambil benda kecil dengan jari-jari. Kemampuan personal adalah kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, misalnya tersenyum kepada ibu sedangkan kemampuan bahasa adalah kemampuan dalam memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan (Desmita, 2008). Bayi yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan akan membuat orang tua bayi merasa cemas dan khawatir sehingga mempengaruhi bagaimana orangtua memenuhi kebutuhan bayinya, seperti ibu yang tidak mengajak bayinya berbicara dan ibu yang tidak melatih tangan dan kakinya secara teratur pada waktu-waktu tertentu. Sehingga bayi sulit berjalan dan bahasa yang kurang, kurangnya rangsangan yang diberikan kepada bayi akan memperparah keterlambatan perkembangan pada bayi (Hurlock, 2002). Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu keterlambatan perkembangan yang sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering di keluhkan dan dicemaskan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari semakin meningkat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan dan bahasa berkisar 5-10 %. Gangguan bicara anak dapat disebabkan
karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak, pendengaran dan fungsi motorik lainnya. (Widodo, 2013). Stimulasi sentuhan di percaya sejak dahulu dapat memperbanyak manfaat bagi bayi sehingga membantu mengoptimalkan tumbuh kembang bayi, termasuk dalam bayi yang dalam proses kehamilan dan kelahirannya mempunyai faktorfaktor resiko yang dapat mengganggu perkembangan.rangsangan atau stimulasi tersebut juga dapat meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan bayinya. Stimualsi sentuhan itu dapat berupa rangsangan kasih sayang, perhatian, suara, pandangan mata dan pijatan (Heath & Bainbridge,2006). Awalnya senam bayi diterapkan sebagai salah satu cara rehabilitasi bagi bayi-bayi yang mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya bayi yang terancam menderita kelumpuhan dapat dicegah dengan latihan senam sejak bayi. Tapi dalam perkembangannya, senam bayi diperluas dan diterapkan sebagai latihan untuk membantu stimulasipertumbuhan perkembangan sistem syaraf dan motorik bayi-bayi yang sehat dan normal (Pipijojo,2013) Melalui senam bayi, kedekatan (bonding) antara ibu dan si kecil akan semakin kuat. Manfaat yang bisa didapat dengan senam bayi. Seperti, memberikan stimulasi untuk fase perkembangan sesuai usia & kemampuannya, mengoptimalkan
keterampilan
motorik
kasar,
meningkatkan
koordinasi,
konsentrasi & keseimbangan gerak tubuh dan meningkatkan kekuatan fisik bayi (Sarah,2010) Senam dilakukan pada saat bayi dalam keadaan sehat, jangan melakukan senam jika bayi dalam keadaan lapar, selesai makan atau baru bangun tidur, menggunakan kata-kata berulang dan gerakan berulang setiap melakukan aktivitas agar bayi mudah memahami gerakan senam, senam bayi dapat dilakukan dua kali dalam satu hari atau kapanpun jika orang tua dan bayi siap (Amendi Nasution ,2013). Senam bayi dapat dilakukan oleh orang tua ataupun orang terdekat bayi, namun sebaiknya dilakukan oleh ibunya, karena bayi sudah terbiasa dengan sntuhan ibunya. Dapat juga dilakukan oleh tenaga ahli ataupun fisioterapis, tetapi
bayi merasa tegang atau kaget karena yang melakukan merupakan orang yang asing bagi bayi (Nunik,2007). Pada bulan November sampai Desember tahun 2010 kunjungan pasien yang melakukan Baby SPA yaitu 80 pasien, pada bulan januari sampai desember tahun 2011 yaitu 380 pasien, pada tahun 2012 terdapat 423 pasien yang mengikuti Baby SPA, pada tahun 2013 terdapat 502 pasien.Bayi yang mengikuti Baby SPA umur 0 sampai 12 bulan yaitu 50 %, anak umur 1 sampai 2 tahun yaitu 25%, dan anak yang berumur >2 tahun yang khusus maupun normal yaitu 25%.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum penelitian adalah mengetahui hubungan senam bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi
di Rumah Sakit Bunda Arif
Purwokerto.Tujuan khusus penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan senam bayi di RSIA Bunda Arif Purwokerto, mendeskripsikan perkembangan bayi di RSIA Bunda Arif Purwokerto, mengetahui tingkat kekuatan hubungan pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan study korelasi dengan pendekatan cross sectional.Variabel penelitian adalah variable independen terdiri dari
pelaksanaan senam bayi. Variabel dependen terdiri dari variable
perkembangan. Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan lembar observassi untuk variable pelaksanaan senam bayi dan variable pertumbuhan. Variabel perkembangan dilakukan menggunakan kuesioner DDST yang sudah baku. Populasi penelitian ini adalah bayi yang berkunjung di RSIA Bunda Arif peride bulan April-Mei 2014 dengan rata-rata kunjungan 30 per bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accindental sampling. Jumlah sampel berdasarkan rumus slovin sebanyak 40 responden. Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, sedangkan analisis bivariatnya menggunakan uji variable chi square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Gambaran Responden berdasarkan pelaksanaan senam bayi Senam
bayi
merupakan
kegiatan
dalam
rangka
mengoptimalkan
perkembangan bayi melalui gerakan-gerakan khusus atau permainan yang bertujuan menstimulus perkembangan bayi. Senam bayi dapat melancarkan peredaran darah, membuat bayi merasa lebih segar dan bugar. Ditunjukkan bahwa mayoritas bayi yang berkunjung ke RSIA Bunda Arif melaksanakan senam bayi yaitu sebesar 66.7%. Bayi yang melaksanakan senam bayi akan belajar bagaimana mengkoordinasikan otot dan sendi pergerakan sebagai persiapan dalam perkembangan duduk, berdiri dan berjalan. Gerakan senam bayi akan mendorong intelegensi yang kompleks karena
gerakan-gerakannya
menggunakan
rangsang
multimodal
yaituvestibular kinestetik(pendengaran, visual, dan taktil). Rangsangan taktil ini adalah rangsang sensori yang paling berkembang bagi bayi karena sudah ada sejak dalam kandungan, dalam bentuk usapan atau sentuhan. Gerakan senam bayi juga dilakukan sesuai dengan usia sehingga memperoleh hasil yang optimal.Terdapat tiga tahapan perkembangan yang harus diperhatikan yaitu: 1) Tahap pertama usia 3-6 bulan, 2) Tahap kedua usia 6-9 bulan, 3) Tahap ketiga usia 9-12 bulan.Pada usia 3 bulan, bayi tidur telentang dan menggerakkan lengan ke atas, ke samping, dan menyilang, untuk menguatkan otot lengan atas serta sendi bahu. Sementara untuk menguatkan tungkai atas dan sendi panggul, tekuk tungkai bayi ke arah perut dengan gerakan mengayuh dan memutar. Berikut contoh gerakan pada senam bayi usia 3-5 dalam Masadini (2012). Gambar 2. Memalingkan kepala ke kedua arah
Gambar 3 Permainan tangan-wajah, usapkan tangan anak ke mukanya, untuk itu tangan anak harus benar-benar terbuka.
Contoh latihan tahap kedua (6-9 bulan), dalam posisi tengkurap dan ibu duduk di belakang bayi, tarik panggul bayi ke posisi merangkak. Pertahankan posisi merangkak, lalu pegang panggul bayi dan tarik ke depan dan ke belakang. Bantu bayi mendorong kaki secara bergantian dengan memberikan tekanan-tekanan pada telapak kaki bayi.Gerakan tahap ketiga (9-12 bulan) Salah satu rangkaian gerakan yang bisa dipraktikkan di rumah adalah biarkan bayi berlutut di depan meja atau guling kecil, pegang panggul bayi, lalu tarik ke posisi duduk dan kembalikan ke posisi berlutut. Dalam posisi berlutut, pegang lengan bawah bayi dan dorong agar tubuh dia menjadi tegak. Jika posisi berlutut sudah tegap, pegang panggul bayi, miringkan ke satu sisi sampai bayi menarik kaki ke depan dan mencoba berdiri. 2. Gambaran responden berdasarkan tingkat perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dan fungsi tubuh
Perkembangan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangna bayi dipengaruhi oleh factor genetik, lingkungan internal seperti : hormone, emosi. Lingkungan eksternal seperti simulasi, belajar, stress. Senam bayi merupakan salah satu tindakan simulasi. Ditunjukkan bahwa mayoritas perkembangan responden adalah normal 70.8%. Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu, seperti perkembangan emosi, intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Adriana, 2011). Penilaian perkembangan anak perlu dilakukan untuk menemukan apakah perkembangan anak sudah sesuai
normal atau belum. Penilaian perkembangan pada anak salah satunya dapat menggunakan DenverDevelopmental Skrinning Test (DDST).
Analisis Bivariat Tabel.1 Hubungan pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi Pelaksanaan Senam Bayi Ya Tidak
Perkembangan Curiga Normal f % f % 6 18.8 26 81.3 8 50 8 50
Total f 32 16
% 100 100
p value 0.042
Berdasarkan tabel 1. ditunjukan bahwa responden yang melaksanakan senam bayi memiliki perkembangan normal lebih banyak 81.3% dibandingkan dengan responden dengan perkembangan curiga. Responden yang tidak melaksanakan senam bayi mengalami perkembangan sama yaitu curiga 50% dan normal 50%.Hasil tabulasi silang tersebut diuji menggunakan uji statistik chi squaredengan nilai p-value sebesar 0.42 (p= < 0.05) artinya Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi di RSIA Bunda Arif. Bayi yang melakukan senam bayi mayoritas mengalami perkembangan yang normal, hal ini karena bayi dilakukan stimulasi yang secara rutin dengan usapan yang lembut dan gerakan-gerakan yang dapat mendorong peningkatan intelegensi secara kompleks. Usapan dan gerakan ini adalah senam bayi. Manfaat senam bayi dalam Masadini(2012) adalah 1). Menguatkan otot-otot dan persendian. 2).Meningkatkan perkembangan motorik. 3). Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan
tubuh.
4).
Meningkatkan
koordinasi
dan
keseimbangan.
5).Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan fungsi tubuh. 6). Meningkatkan kewaspadaan. 6). Memperlancar peredaran darah dan memperkuat jantung. 7).Memudahkan orangtua mendeteksi secara dini adanya gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan. 8). Meningkatkan kemampuan bayi merespon rangsang dari lingkungan. 9). Memberi kesempatan kepada bayi untuk bereksplorasi dengan bagian tubuhnya sendiri
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Sebagian besar responden melakukan senam bayi. 2. Sebagian besar perkembangan bayi normal 3. Ada hubungan antara pelaksanaan senam bayi dengan perkembangan bayi 4. Kekuatan hubungan pelaksanaan senam bayi dan perkembangan bayi lemah
DAFTAR PUSTAKA Adriana, D. (2011). Tumbuhkembang&terapibermainpadaanak. PenerbitSalembaMedika.
Jakarta:
Aminati, Dini. (2013). Pijat dan senam untuk bayi &bayi. Yogyakarta : Brilliant Books Arikunto, S. (2006). Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktek.Jakarta : CV. RinekaCipta. Departemenkesehatan RI. (2005). Bukupedomanstimulasi, deteksidanintervensidinitumbuhkembanganak, Jakarta :Depkes RI Desmita, R. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Edna, Sarah. (2010). Sejuta manfaat dibalik senam bayi. Jakarta: Gazette Health, A., Bainbridge, N. (2006). Baby massage, kekuatan menenangkan dari sentuhan. Jakarta: Dian Rakyat. Hurlock, E.B. (2000). Perkembangananak, AlihBahasa :MeitasariTjandrasa. Hurlock. (2002). Perkembangananak. EdisiKeenam, Jilid 2. Jakarta:Erlangga. Kusyairi., Irawati, CH. (2006). Panduan Senam Bayi. Jakarta: Puspa Swara. Ninik. (2007). Pedoman senam bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Noto Atmodjo.(2010) Metodologipenelitiankesehatan. Jakarta:RinekaCipta. Potter, PA., Perry, AG. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC. Roesli. 2010. Pedoman pijat bayi prematur & bayi usia 0-3 bulan. Jakarta :
Trubus Agriwidya Soetjiningsih. (2004). :SagungSeto
Tumbuhkembang
anak
danpermasalahannya.Jakarta
Sugiyono. (2005). Statistikauntukpenelitiankesehatan. Bandung :Alfabeta . Saatnyamengasahmotorichalusnya. http://mhcs.health.nsw.gov.au.html. 5 febuari 2014 . Stimulasi yang tepatuntukanak. http://www.kompas.com. 5 febuari 2014.
Available Available
from from
. Stimulasidinimestidiberikansejakbayibarulahir. Available http://www.suaramerdeka .com/index.html.5 febuari 2014.
from
. Kurangnyastimulasihambatperkembangananak. Available http://www.kompas.com/kcm/produk/htm. 5 febuari 2014.
from
Suwardini, F. (2013). Jurussakti menguasai pijat bayi. Jakarta : Gramedia Walker, Peter. (2010). Paduan lengkap pijat bayi. Jakarta : Puspa Swara Widodo, A., &Herawati, I. (2008). Efektifitas massage efflurageterhadapperkembangan gross motoric padabayiusia 3-4 bulan. JurnalKesehatan, 1, 67-72. ISSN 1979-7621