Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist”
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006
EFEKTIFITAS PALEM KUNING (Chrysalidocarpus lutescens) MENYERAP TIMBAL (Pb) DITINJAU DARI STOMATA Baiq Mirawati dan Ida Royani Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram Email:
[email protected] Abstrak: Palem merupakan tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang. Salah satu pendekatan untuk mereduksi kandungan partikel timbal (Pb) di udara adalah dengan bioremediasi menggunakan tumbuhan. Emisi kendaraan yang terserap oleh daun melalui stomata secara bertahap akan menyebabkan kerusakan seperti berkurangnya jumlah stomata, kerusakan pada sel penjaga, peningkatan jumlah stomata yang tertutup, kerusakan pada kondisi helaian daun, laju fotosintesis terhambat, luas daun menyusut, penurunan kadar klorofil dan kematian pada daun, densitas stomata serta tingginya persentase menutupnya celah stomata. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapa perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan. Rancangan acak lengkap merupakan penentuan banyaknya pengulangan masing-masing perlakuan, pada penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dengan melakukan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 9 percobaan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kemampuan daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) menyerap timbal (Pb) TK1 : 0.09ppm, TK2 : 0.1ppm dan TK3 : 0.21ppm; 2) Densitas stomata pada daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens), TK1 : 32.9µ, TK2 : 33.1µ dan TK3 : 31.45µ. Kata Kunci: Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens), Timbal (Pb), Stomata PENDAHULUAN Di Nusa Tenggara Barat, khususnya kota Mataram kendaraan bermotor penyumbang terbesar dalam pencemaran udara, karena industri tidak ada pabrik skala besar di Kota Mataram serta polusi udara akan meningkat seiring pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan industri. Sementara itu, ruang terbuka hijau di kota mataram yang diharapakan bisa menyerap polutan semakin berkurang karena berubah fungsi akibat pembangunan infrastuktur. Jamhari (2014) mengemukakan, kendaraan bermotor dikelompokkan sebagai sumber pencemar yang bergerak, sehingga penyebaran bahan pencemar yang diemisikan dari kendaraan bermotor memiliki pola penyebaran spasial yang meluas. Salah satu pendekatan untuk mereduksi kandungan partikel timbal (Pb) di udara adalah dengan bioremediasi menggunakan tumbuhan. Emisi kendaraan yang terserap oleh daun melalui stomata secara bertahap akan menyebabkan kerusakan seperti berkurangnya jumlah stomata, kerusakan pada sel penjaga, peningkatan jumlah stomata yang tertutup, kerusakan pada kondisi helaian daun, laju fotosintesis terhambat, luas daun menyusut, penurunan kadar klorofil dan kematian pada daun, densitas stomata serta tingginya persentase menutupnya celah stomata (Solihin,
2014 dalam Suhandiyah 2014). Semakin besar ukuran dan semakin banyak jumlah stomata maka semakin besar pula penyerapan timbal (Pb) pada daun, hal ini sesuai dengan penelitian Gunarno (2014), stomata pada tumbuhan yang berada di daerah dengan kadar polusi yang lebih besar akan mempunyai tingkat kerusakan stomata yang lebih banyak. Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewi dan Hapsari (2012), menyatakan bahwa lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dan Puring (codiaeum variegatum) mampu menyerap timbal di udara dan efektifitas penyerapan timbal (Pb) oleh daun puring (codiaeum variegatum) lebih baik dari pada persentase penyerapan (Pb) daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata) sedangkan kemampuan jenis daun dalam menyerap timbal (Pb) di udara ambient sangat berbeda dimana jenis daun puring (codiaeum variegatum) memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata). Berdasarkan uraian diatas, untuk mengatasi pencemaran udara khususnya dari kendaraan bermotor dibutuhkan pengendalian dengan menggunakan tanaman hias sebagai salah satu solusi.
115
Timbal (ppm)
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap dapat didefinisikan sebagai rancangan dengan beberapa perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan (Nazir, 2003). Menurut Gomez dan Kwanchi (1995) rancangan acak lengkap merupakan penentuan banyaknya pengulangan masing-masing perlakuan, pada penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dengan melakukan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 9 percobaan penelitian. Subjek Dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutecsens). Penelitian ini dilaksanakan di jalan raya dikota mataram jln. Halmahera (K1), Jln.Wahidin (K2) dan Jln. Sriwijaya (K3) dan analisis konsentrasi timbal (Pb) dilaksanakan di laboratorium Analitik serta analisis densitas stomata dilaksanakan di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Mataram. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi kemampuan tanaman menyerap timbal (Pb) dan densitas stomata tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens). Metode Penggumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah menggumpulkan data secara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif
0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006 diperoleh dengan menghitung konsentrasi timbal (Pb) tanaman hias Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) menggunakan uji AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), pengamatan densitas stomata dengan metode replika. Sedangkan untuk pengumpulan data secara kualitatif menggunakan deskriptif kualitatif dari hasil penggumpulan data secara kuantitatif. Analisis Data Untuk mengetahui kemampuan penyerapan Pb oleh Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutecsens). dilakukan uji ANOVA (Analyses of Variance) terhadap konsentrasi Pb daun dari ketiga lokasi (Walpole dan Meyrs,1986). Dan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi timbal (Pb) terserap di daun dengan densitas stomata menggunakan uji regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kemampuan Menyerap Timbal (Pb) Penelitian ini dilakukan di kota Mataram dengan menggunakan 3 ruas jalan raya yaitu ruas jalan raya halmahera rembiga (K1), ruas jalan raya dr. Wahidin (K2) dan ruas jalan raya Sriwijaya (K3). Penelitian ini menganalisis kandungan timbal (Pb) terserap oleh daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens), penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2016. Berdasarkan hasil uji AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yang dilakukan diperoleh konsentrasi timbal (Pb) pada tanaman hias palem kuning sebelum dan sesudah diletakkan di beberapa ruas jalan raya dapat dilihat pada Gambar 1.
0.21 0.09
TK1
0.1
TK2
TK3
perlakuan Gambar 1. Konsentrasi Timbal (Pb) terserap daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens)
116
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Keterangan T = tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) K1,2,3 = ruas jalan raya (1=jln. Halmahera,2=Jln.dr.Wahidin, 3= Jln. Sriwijaya)
Densitas Stomata(µ)
33.5
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006 Densitas Stomata Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode replika yang dilakukan untuk menghitung densitas stomata tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) yang sudah dipapar dari bulan juli – agustus 2016, maka diperoleh hasil seperti yang disajikan pada Gambar 2 di bawah ini :
33.1
32.9
33 32.5 32
31.45
31.5 31 30.5 T K1
T K2
T K3
Perlakuan Gambar 2. Densitas stomata tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) yang sudah dipapar dari bulan juli – agustus 2016 Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode replika maka diperoleh densitas stomata tertinggi diperoleh pada perlakuan ruas jalan raya dr.wahidin (K2) 33.1µ dan perlakuan ruas jalan raya sriwijaya (K3) mempunyai densitas stomata terendah 31.45µ. Pembahasan Kemampuan Menyerap Timbal (Pb) Pencemaran udara ditandai dengan keberadaan zat-zat yang mestinya bukan merupakan bagian dari atmosfer. Kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab meningkatnya pencemaran udara, karena mengandung berbagai bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya. Menurut Fergusson dalam Antari dan Sundra (2009), bahan pencemar (polutan) yang berasal dari gas kendaraan bermotor umumnya berupa gas hasil sisa pembakaran dan partikel logam berat, seperti timah hitam/timbal/plumbum (Pb). Zat Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor rata-rata berukuran 0,02-0,05 µm sebesar 60-70 %. Semakin kecil ukuran partikelnya semakin lama waktu menetapnya.
Penelitian ini memfokuskan pada kemampuan daun tanaman menyerap timbal (Pb) menggunakan tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens), yang masingmasing diletakkan pada arus lalu lintas rendah (T1), jalan raya dengan arus lalu lintas sedang (T2) dan jalan raya dengan arus lalu lintas tinggi (T3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyerap timbal (Pb) tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) tinggi pada perlakuan TK3 yaitu 0.21ppm, pada perlakuan TK1 kemampuan menyerap daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) rendah yaitu 0.09ppm. Jumlah timbal (Pb) diudara dipengaruhi oleh volume atau kepadatan lalu lintas, semakin padat arus lalu lintas di jalan raya tersebut maka jumlah timbal (Pb) yang terserap oleh tanaman akan tinggi demikian sebaliknya. Hal ini di kuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mirawati (2015) kemampuan menyerap daun tanaman meningkat seiring dengan kepadatan lalu lintas,dengan menggunakan 3 jenis tanaman hias ( lidah mertua (sanseveira), puring dan palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens)) yang diletakkan pada tingkat arus lalu lintas rendah,sedang,tinggi. Hasil penelitian senada
117
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” juga diungkapkan oleh Sembiring (2010) yang menemukan bahwa tanaman yang hidup pada daerah dengan arus lalu llintas tinggi kandungan timbal (Pb) akan tinggi, dibandingkan dengan tanaman yang hidup pada arus lalu lintas rendah. Zat Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor rata-rata berukuran 0,02-0,05 µm sebesar 60-70 %. Semakin kecil ukuran partikelnya semakin lama waktu menetapnya. Zat Pb sangat berbahaya bagi manusia karena mekanisme masuknya timbal ke dalam tubuh manusia dapat melalui sistem pernapasan, percernaan, ataupun langsung melalui permukaan kulit. Daya racun timbal (Pb) dapat mengakibatkan peradangan pada mulut, diare, anemia, mual dan sakit disekitar perut, serta kelumpuhan (Hamidah, 1980 dalam Setijorini, 2015). Menurut Sulistiana dan Setijorini (2015) ada beberapa hal yang mempengaruhi konsentrasi timbal (Pb) pada tanaman yaitu lamanya tanaman terpapar oleh timbal (Pb), morfologi dan fisiologi tanaman artinya keberagaman morfologi dan fisiologi mempengaruhi kemampuan dari tiap tanaman untuk menyerap timbal, musim dan umur tanaman. Pada penelitian ini tanaman terpapar selama 30 hari dengan mendapat pergantian musim yang tidak menentu. Umur tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) yang digunakan berumur 3 bulan. Pada tanaman, logam berat masuk dalam tanaman menggunakan jalur difusi terfasilitasi. Dalam proses ini mineral dan unsur hara yang masuk mendapat bantuan dari protein yang berada pada membran sel sehingga timbal (Pb) dapat masuk dan melintasi lapisan lipid bilayer (Gomes, et al., 2011). Menurut Siregar (2005), secara normal kandungan Pb dalam berbagai jenis tanaman berkisar antara 1.0-3.5 µg/g. Berdasarkan batasan kandungan maksimal Pb dalam tanaman maksimal 3.5 µg/g ini, maka dapat diketahui bahwa kandungan Pb dalam tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) di lokasi penelitian masih di bawah ambang batas dari batas normal kandungan timbal (Pb) dalam tanaman. Namun dari sisi batas toksisitas timbal (Pb) terhadap tanaman, yaitu sekitar 1000 ppm atau µg/gr (Sunaryo, dkk., 1991 dalam Setijorini 2015) maka kandungan Pb dalam tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) masih di bawah ambang batas toksisitas tanaman sehingga belum berpengaruh terhadap pertumbuhan terutama daun, fisiologi tanaman, serta kematian tanaman. Hal ini juga ditunjukkan pada penampilan (morfologi) secara keseluruhan dari tanaman yang diamati
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006 masih terlihat sehat, subur, dan rimbun daunnya. Menurut Widagdo (2005) bahwa kerusakan tanaman terutama kerusakan akut yang terjadi pada daun karena pencemaran udara, pada awalnya ditandai oleh adanya penampakan kekurangan kandungan air, yang kemudian akan berkembang menjadi mengering dan memutih hingga sampai berwarna gading pada kebanyakan spesies. Selain itu dijumpai pula pada beberapa spesies, perubahan warna daun yang terpapar polutan tercemar menjadi coklat atau merah kecoklatan. Sedangkan Kusuma (2014) menyatakan bahwa kerusakan tanaman karena pencemaran udara berawal dari tingkat kimia,selanjutnya tingkat ultrastruktural, kemudian tingkat sel, dan diakhiri dengan terlihatnya gejala pada jaringan daun, seperti klorosis dan nekrosis. Densitas Stomata Stomata terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama pada daun-daun tanaman. Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya Pada daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kartosapoetra, 1991). Menurut howard dalam Salisbury dan Ross (1995) bahwa “ setiap melimeter persegi permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai 10 kali lipat dan maksimum berjumlah 2230. Jumlah stomata dapat diklasifikasikan menjadi: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak (201- > 300) dan tak terhingga ( 301 - > 700), (Haryati, 2010). Keadaan lingkungan juga mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung. Pada penelitian ini sampel daun tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) dibersihkan dengan air dan tissue. Proses pembersihan ini dimaksudkan untuk menghilangkan debu yang melekat pada permukaan daun. Setelah bersih dan kering bagian bawah daun disayat lalu ditempelkan pada obyek gelas.Semua langkah yang disebutkan di atas merupakan proses pembuatan preparat stomata daun.Penggunaan lapisan abaxial mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Melalui pengamatan ini dapat dilihat bahwa
118
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” jumlah stomata daun tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) daerah tercemar jumlahnya lebih banyak dan ukurannya kecilkecil. Sedangkan tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) di daerah tidak tercemar jumlah stomata sedikit tetapi ukuran stomata lebih besar. Pengambilan sampel daun tanaman palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) dilakukan pada pukul 07.00 WIB. Untuk pengambilan sampel dilakukan dipinggiran ruas jalan raya halmahera (KT1), ruas jalan raya dr. wahidin (KT2) dan ruas jalan raya Sriwijaya (KT3). Kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama pencemaran udara, karena mengandung berbagai bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia,hewan, tumbuhan dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya.Bahan pencemar Penyerapan pada daun terjadi karena partikel Pb atau timah hitam di udara masuk ke dalam daun melalui proses penyerapan pasif. Masuknya partikel timah hitam ke dalam jaringan daun sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari stomata.Semakin besar ukuran dan semakin banyak jumlah stomatanya maka semakin besar pula penyerapan timah hitam pada daun. Meskipun mekanisme masuknya timah hitam ke dalam jaringan daun berlangsung secara pasif, kemungkinan akumulasi timah hitam di dalam jaringan daun akan lebih besar. Timah hitam ini akan terakumulasi di dalam jaringan palisade.Sebagian besar bahanbahan pencemar udara mempengaruhi tanaman melalui daun, mekanisma tanaman untuk pertahanan dari zat pencemar udara adalah melalu pergerakan membuka dan menutupnya stoma. Membuka dan menutupnya stomata merupakan mekanisme adaptasisehingga tangapan terhadap konsentrasi gas yang diemisikan oleh knalpot kendaraan bermotor yang bersifat toksik terhadap tanaman terutama SO2 dan CO. Membukanya stomata di pengaruhi oleh konsentrasi CO, cahaya, suhu, potensial air daun, kelembaban, angin dan laju fotosintesis di ruang antar sel bertambah kehadiran CO di udara merangsang membuka dan menutupnya stomata yang keduanya diatur oleh kelembaban relatif,konsentrasi SO dan CO pada konsentrasi tinggi menyebabkan stomata menutup. Jika pada saat stomata membuka dan gas-gas yang diemisikan udara dimana kondisi udara lembab maka gas yang terserap tanaman akan menyebabkan kerusakan pada tanaman tersebut. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006 isi sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel,semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04:00 - 08:00.Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel yang potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut.Skema mekanisme membukanya stomataCahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup à perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotik dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka dan asam absisat yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka.Faktor internal bila masuk ke dalam tubuh tumbuhan akan bersifat toksik,maka untuk mencegah gas SO2 tidak banyak masuk ke tubuh tumbuhan adalahdengan mengurangi stomata yang membuka karena gas SO dan gas-gas yang lain masuk tubuh tumbuhan melalui stomata. Semakin banyak stomata membuka dan semakin besar ukuran stomata maka akan semakin banyak pula kemungkinan jumlah polutan yang dapat masuk ke dalam tubuh tumbuhan. PENUTUP Simpulan 1. Kemampuan daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens) menyerap timbal (Pb) TK1 : 0.09ppm, TK2 : 0.1ppm dan TK3 : 0.21ppm. 2. Densitas stomata pada daun tanaman hias palem kuning (Chrysalidocarpus lutecsens), TK1 : 32.9µ, TK2 : 33.1µ dan TK3 : 31.45µ Rekomendasi 1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh timbal pada tanaman disarankan untuk melakukan waktu pemaparan lebih lama. 2. Bagi pemerintah daerah khususnya kota mataram untuk pengelolaan ruang terbuka hijau khususnya jalur hijau disarankan untuk menggunakan tanaman hias yang mampu menyerap polutan. DAFTAR PUSTAKA Ariana Gina., Noorhidayati., Aminuddin, PP. 2011. Inventarisasi dan Kerapatan Tumbuhan Palem Suku Palmacea yang
119
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Terdapat Di Kawasan Air Terjun Hutan Lindung Gunung Gedabaan Desa Gedabaan Kabupaten Kotabaru. Jurnal Wahana-Bio,Volume V Juni 2011. Program Studi Pendidikan Biologi. FKIP. UNILAM. Banjarmasin. Dewi Yusriani Sapta,. Hapsari Indri. 2012. Kajian Efektivitas Daun Puring (codiaeum variegatum) Dan Lidah Mertua (sansevieratrisfasciata) Dalam Menyerap Timbal di Udara Ambien. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia. Nomor 2 Volume 5 Desember 2012 ISSN 1979 5246.Universitas Satya Negara Indonesia. Jakarta. Gita Prima Yudha, Zozy Aneloi. M.Idris, 2013. Jurnal Biologi. Universitas Andalas. Juni 2013. ISSN 2303-2162 Gomez .R. E dan Kwanchi. R. H,.2010. Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuwan. Penerbit ITB. Bandung. Gunarno. 2014. Pengaruh Pencemaran Udara Terhadap Luas Daun dan Jumlah Stomata Daun Rhoeodiscolor. Tidak dipublikasikan Stover, Hermine.1983.The Sansevieria Book. Published by Endangered Species Press 12571 Red Hili Avenue. Tustln, California 92680. First edition September. Irwanto dan Rony.S. 2010, Koleksi Palem (araceae). Rineka Cipta. Jakarta Jamhari, M., 2014. Hubungan Kandungan Timbal (Pb) Di Udara Dengan Pb Dalam Talus Lichen Xanthoparmeliaxanthofarinosa. Seminar nasional biologi VIII Pendidikan Biologi. Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran Menuju Pembangunan Karakter. Kadir, A. 2010. Puring. Yogyakarta: Andi Offset. Nugrahani P dan Sukartiningrum. 2008. Indeks Toleransi Polusi Udara (APTI) Tanamantaman Median Jalan Kota Surabaya. Jurnal Pertanian Mapeta 10 (2): 86-92. Purwanto. 2011. Sanseveira Flora Cantik Penyerap Racun.Yogyakarta: Kanisius. Ramadiana,S. 2008. Respon Pertumbuhan Stek Lidah Mertua (sanseveira trifasciatavar. laurenti) pada Pemberian Berbagai Konsentarsi IBA dan Asal Bahan. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Bandar Lampung; Universitas Bandar Lampung (UNILA).
Vol. 4 No. 2, ISSN 2338-5006 Sulistiana Susi dan Setijorini Ludivica Endang. 2015. Kemampuan Penyerapan Timbal Pada Beberapa Kultivar Tanaman Puring (Codiaeum Variegatum). Jurnal Matematika, Sains dan Teknologi. Volume 16 No 1.Maret 2015.10-17. Suryani, T.V. 2008.Galeri puring. Jakarta. Penebar Swadaya Sulistiana Susi dan Novi.E.K. Laporan Penelitian Madya. Respon Pertumbuhan Daun Stek Lidah Mertua (sanseveira parva) Pada Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Sintetik (Rootone-F) dan Asal Bahan Stek. Jurusan Biologi. Fakultas
120