RiSdlah Pertemuan
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
Aplikasi
IsOlop dan RadiaSl; ZOO 1
EFEK RADIASI SINAR GAMMA DOSIS RENDAH PADA PERTUMBUHAN KULTUR JARINGAN TANAMAN CIPLUKAN (PHYSALISANGULATA L.) Rosmiarty A. Wahid Pusat Penelitiwl dan Pengembangan Teknik Nuklir, BA TAN, BandWlg
ABSTRAK EFEK RADIASI SINAR GAMA DOSIS RENDAH PADA PERTUMBUHAN KULTUR .JARINGAN TANAMAN CIPLUKAN (pHYSALIS ANGULATA L.). Variasi somaklonaltanaman obat ciplukan (Physalis angulata L.) sebagaipenghasil zat bioaktif anti kanker dapat ditingkatkan dengan penggunaanteknik kultur jaringan digabungdenganradiasi. Padapenelitian ini untuk memperbesarvariasi somaklonaldarijaringan, kultur ciplukan diiradiasidengansinargammadosis 0,22 Gy, 0,88 Gy dan 1,54Gy. Seleksi dilakuk811secara bertahappada: (I). Media dasarMurashige & Skoog (MS); (2).Media setengah clemen makro MS dengan clemenmikro dan vitaminGamborg(B5); (3).Media modiflkasi basal MS dengan penambahanTitriplex ill (Na2EDTA),biotin, myoinositoldanpenggUllaan hormollpertumbuhandari berbagai konsentrasi. Hasil seleksi gel iradiasi dengan dosis 1,54 Gy menunjukkanperkembanganterbaik pada pertumbuhangelprimordial akar menjadiorganakar denganlaju pertumbuhanrata-rata4,5 kali kontrol dan pertambahanbobot 46,5 kali bobot asal. Seleksisomaklonalbertahaptelah dapat menghasilkankelompok kalus iradiasijenis meremahyang embriogenik,sehinggadidapatkanklon penghasilkalus dan klon penghasil planlet Ullggul sebagaipenghasilkalus dan org811.Dari kalus embriogenikasaljaringan daun dan pucuk aksiler dihasilkan klon penghasilorgan batang,daundan akar yang sangatspesifIk, sesuaidengan somaklon dan dosisiradiasi. Kata kunci : radiasigammalemah,kultur jaringan,PhysalisangulataLinn.
ABSTRACT THE EFFECTS OF LOW DOSE GAMMA IRRADIATION ON THE GROWm OF CIPLUKAN PLANT (PHYSALIS ANGULATA L) nSSUE CULTURE. The use of tissue culture techniques combine with gamma irradiation could improve the somaclonalvariation of ciplukan plant (physalis angulata L.) as anti tumour medicinal plant. In this study, tissue culture of ciplukan plant was irradiated with gammarays at the dosesof 0,22; 0,88; and 1,54Gy, to increasethe somaclonalvariation ability of the tissue.The selectionwas done graduallyusingmediaas follows: (I). Basic Murashige& Skoog (MS) medium; (2). HalfMS macroelement,microelementand Gamborg(B5) vitamin medium;(3). Modified MS addedby Titriplex III (Na2EDTA),biotin, myoinositoland growthhormonesof different concenterations medium. The bestculture developmentof the irradiatedsomacloncell lines was found after irradiation with a dose of 1,54Gy; indicatedby the primordial rooting from suspension culturecells,that gave4,5 times growth ability and 46,5 times weighing capacitycomparedto the normaland the parentcells respectivelly. Gradual somaclonal selection have been able to separatethe friable embryonic calli, and hence it produced the supperiorcalli and planlet clones.From embryonicleaf and auxilIary bud calli cultureswere obtainedclones producingspecific stems,leaves,and root organs,thatdependonthe somacloneas well as dosesof irradiation. Key words: Low dose of gammairradiation,plant tissueculture,PhysalisangulataLinn.
PENDAHULUAN
Teknik kulturjaringan mempunyaipotensiuntuk memperluascakupanbidang pemuliaanmutasitanarnan Salah satutanamanobat tropik yang berpotensi khususnyapada ciplukan. Seleksi secara sornaklonal untuk dikembangkan sebagai obat kmIker adalah dapat memanfaatkanvariasi genetik yang terjadi pada ciplukan atau cecendet (physalis angulata L.) yang sel somatik dengan terjadinya perubahannukleotida, secara in vivo dan in vitro telah diuji keampuhannya struktur dan jumlah kromosom(3). Variasi di dalam sebagaitanamanobat(1). Teknik kulturjaringan adalall kultur jaringan dapat diarnati dalam populasi plantlet salah satu cara untuk memperolehproduksi metabolit (planlet), dan dapat dilakukan evaluasidalam bentuk sekundertanamandalamjumlah besar,karenametabolit morfologi yaitu dati ukuran, bentuk,jenis dan wama sekunderyang dihasilkandapatdiproduksidalamkultur jaringan kalus. Dapat pula dialnati karakter jaringan jaringan tumbuhanyang bersangkutan.Hmnpir semua secarafisiologi, sepertisifat resistensiterhadapmineral produk zat bioaktif yang dihasilkan dalam kultur sel tertentu atau kemampuan terhadap stres lingkungan tumbuhan diketahui dapat terakumulasidengankadar yang diberikan. Somaklon yang dihasilkan dapat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pacta memiliki sifat yangberbedadenganinduknya. tanaman aslinya (2). Fisalin merupakan metabolit Peningkatanproduksi metabolit sekunderdalam sekunderyang dihasilkan tanamanciplukanyang pacta kultur jaringan dapatdilakukan denganberbagaicara, saat ini banyakdigunakansebagaiobat kanker(I). antaralain dengancara mengoptimasiresponsjaringan 235
Risalah~ltemuan IlmidhPenelli'iandan Pengembangan 11oI1K.1s; lsolopdanRadiasi,2tXJ1
terbadap media dengan menggunakan tara mutagenesis dengan iradiasi sinar pengion dan diikuti seleksi sel atau jaringan secara somaklonal (lini). lradiasi gamma dosis rendah yang diberika11secara terns menerus daJam jangka waktu tertentu pada jaringan, diharapkan akan memberikan efek cekaman secara fisiologis langsung pada sel yang dapat diseleksi pada tingkat perkembangan jaringan secara somaklonal. Pada penelitian ini akan dipelajari efek iradiasi sinar gamma dosis rendah dari somber 6OCOyang diberikan terbadap kultur kalus ciplukan guna mendapatkan variasi somaklonal pada sel yang terkena iradiasi. Variasi yang terjadi di dalam kultur diamati pada populasi planlet basil mikropropagasi, kultur akar, kultur kalus daD dievaluasi secaramorfologis (4, 5).
BAHAN DAN METODE Kultur ciplukan yang dipergunakan pacta penelitian ini berasaldari planlet basil penelitiankultur jaringan dari eksp/anciplukanasal Lembang,Bandung. lradiasi terbadapjaringan (kalus) dilakukan dengan sinar ganuna secaraterus menems selama24jam, 96 jam hingga 168jam dari sumber6OCO berdayarendah (radioaktivitas 50.273 millicuri) di Lab. kalibrasi, Bidang K2 -P3TkN. Kalibrasi dosis iradiasidilakukan oleh staf peneliti Sub.Bid. Proteksi Radiasi dengan basil penghitungandosissepertiterlihatpactaTabell. Tabel
Hubungan Waktu dan Dosis Sinal Gama dati Sumber Gama Cell 6OCO pada Iradiasi Jaringan Ciplukan (P.angu/ata L.)
PERLAKUAN
waktu radiasi (jam)
Dosis Tamasi
Kontrol
0
0
24 II III
96 16R
(Gy)
~~ 1,54
Untuk menanam jaringan kalus dan sel, alat yang digunakan antara lain pinset, gunting, pisau bedah, cawan petri dan pipet yang disterilisasi dengan otoklaf pada subu 121°C dan tekanan 15 Ib/inc2 selama 15 menit. Medium padat yang digwlakan untuk induksi kalus dan medium cair untuk kultur sel juga disterilkan dengan cara yang sarna. Semua pekerjaan kultur jaringan kalus dan sel dilakukan dalam kotak steril
(laminar-airflow). Medium padat diperoleh dengan cant menambahkan agar sebanyak 8 grdln/liter pada setiap jenis komposisi medium. Setelah pH diatur dengan penambahan larutan NaOH O,OIN atau HCI O,OIN hingga mencapai pH 5,9, medium diInasukkan ke dalam botol kultur atau cawan petri. Medium cair dibuat tanpa penambahan agar di dalam labu Erlenmeyer ukuran 100 mI. dan 250 mI. Pemeliharaan kultur cair dilakukan dengan menggunakan pengocok bolak balik dengan kecepatan 140 rpm. Agregat sel didapat dengan carn pengocokan kalus meremah secara terns menerns dan 236
pemeliharaan secara kontinu selama 3 bulan dengan penamballan mediwn setiap 20 hari. Pengamatan dilakukc'l11 terhadap jenis, ukuran dan berat jaringan set, kalus, daDorgan yang dihasilkan (7). TaImp awal penelitian adalah mengiradiasi jaringaIl kalus yang telah dihasilkan pada penelitian sebelumnya. Jaringan diiradiasi dalam keadaan steril di dalam botol kultur dengan jarak 25 cm dari surnber 6OCOyang diatur secara konsentris dan menghasilkan dosis iradiasi seperti terlihat pada Tabel 1. Subkultur dilakukan langsllllg setelah iradiasi pada medium yang sarna, yaitu medium MS sesuai dengan medium asal (6).
Setelah jaringan tumbull Donna! selama 2 minggu, kemudiandipotongukuran Imm daDditanam padamediauntuk seleksisomaklonal,yaitu: (I). Media dasar MS dengan campuran honnon dari berbagai konsentrasiantara 0,1-2,5 mgiL asam naftalen asetat (NAA); 0,1 mg/l kinetin; 2,0-2,5 mg/l dimetil amino purin (2iP); 0,1 mg/l asam giberelat (GA3); dengan 2mg/l kalsium pantotenat,100mg/l adenin sulfat dan 10%air kelapa.(2). Media setengahelemen makro MS dengan elemen mikro dan vitamin Gamborg (B5) dengancampuranhonnon 0,5 mgiL asam indolbutirat (ffiA); 0,2-0,5 mgiL benziladenin purin (BAP). (3). Media modifikasi basal MS dengan penambahan Na2EDTA, biotin dan myoinositol dengan campuran honnon0,1-2,5 mg/l NAA, 0,1 mg/l kinetin, dan 2,02,5mg/12iP. Seleksisomaklonaldilakukantiga ulangan menggml,ikanmedia padatterhadap40 potongjaringan per petri dengan jarak tanam lcm. Pengamatan dilakuk.1ll30 hari setelahpenanaman. Dari seleksi somaklonal awal, diliasilkan jaringan kalus/ organ! planlet yang telah terseleksi untuk pembentukanklon spcsiflk, seterusnyaditanam pada media padat atau cair dari jenis asalnya. Pengainatan dilakukanterhadapjenis, ukurandan bobot jaringan kalus, organ dan planlet yang dihasilkan. Setelah kultur tumbuh stabil, seleksi dilanjutkan beberapc1 kali subkultur dengan menggunakanmedia padat untuk mendapatkanklon planlet unggui yang mampu menghasilkan plantlet dan jaringan kalus embriogenik.Dari kalus meremahyang dikultur dengan media c,ur diusahakanagar dapat menghasilkankultur sel daDkultur organakar. BASIL DAN PEMBAHASAN Menurnt Misawa dan Nakanishi (1988), Wltuk melUngkalkan produksi metabolit sekunder dengan teklllk kultur jaringan tanaman dilakukan dengan cara mengoptilnasi lingkungan kultur, melakukan seleksi lini sel dall dengan penggunaan mutagen (2). Pada penelitiall in.i kultur kalus ciplukan diberi cekaman dengan rnemberikan perlakuan radiasi sinar gamma dosis rendah sebagai mutagen fisis, dengan harapan dapat rneningkatkan variasi somaklonal dari jaringal1/sel sehingga akan dihasilkanjaringan kalus aau planIet yang secara morfologis Wlggul dan secara fisiologis meningkatkan mutu zat bioaktif anti kanker ya-'1gdikandungnya.
Risalah Pertemuan
Dari basil pengalnatan variasi somaklol1al jaringan 4 minggu setelah iradiasi telal} menWljukkan perubahan morfologi kalus yang terbentuk. Perubaltan wama dan bentuk jaringan kalus yang dipelihara pacta media MS dengan penambahan honnon NAA 2,5 mg/l dan 2iP 2,5 mg/l cukup besar (5,95 kali lebih besar dari kontrol pada perlaknan radiasi terendah 0,22Gy). Jaringan kalus meremah embriogenik yang terbentuk tidak pada semua dosis perlaknan radiasi, dan kapasitas tumbuh yang baik tidak merata (Tabel 2a). Seleksi pada medium setengah elemen lnakrO MS dan elemen mikro + vitamin B5 dengan honnon ffiA 0,5 mg/l dan BAP 0,2 mg/l menghasilkan kalus kompak dan meremah embriogenik dan kalus meremc'lh non embriogenik dengan pertumbuhan lebih baik pacta semua kalus dari perlakuan radiasi dibandingkan dengan kontrol (TabeI2b). Timbulnya variasi somaklonal dapat disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah genotip yang dipergunakan, jaringan sumber eksplan. periode waktu kultnr dan kondisi cekaman pada kultnr. Dari basil penelitian ini variasi lain dari kalus atau jaringan ditunjukkan oleh perbedaan wama kalus yang dihasilkan, yaitu warDa coklat, coklat muda, coklat hijau dan hijau (Tabel 2a. 2b dan 2c). Menurut pustaka (8) hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmentasi, seperti klorofil daD karotenoid pacta plastida atau antosian dan flafoida pactavakuola. Dari basil inisiasi kalus dengan medium sebelum diiradiasi, penampakan luar jaringan, tekstnr dan susunan sel kalus terdiri dari jaringan kompak dan keras dengan susunan sel yang sangat kecil dan rapat (kalus kompak) .Setelah dilakukan iradiasi terhadap kalus terjadi 2 hal yang berbeda. Hal pertama, kalus yang dihasilkan setelah iradiasi cenderung berbentuk kalus kompak yang embriogenik ataU meremah embriogenik (Tabel 2d), ini merupakan indikasi potensial Wltuk perbanyakan klon cecendet dengan teknik kultur jaringan secara masal dan menghasilkan klon yang bersifat spesifik lebih mengnntungkan, sesuai dengan tujnan dari penelitian. Beberapa kelompok jaringan lainnya berubah bentuk menjadi jaringan dengan bentuk IWlak dan meremah dengan jarak antar sel merenggang dan banyak mengandWlg ruang antar sel (kalus meremah/friabe/). Hal ini dapat dilibat dari basil pengamatan pertumbuhan jaringan spesifik (dari uji somaklonal lanjutan) menjadi organ yang sangat dominan, seperti pertumbuhan organ akar (klon akar), pembentukan klon kultnr kalus embriogenik dan pembentukan klon agregat sel pada pemeliharaan di dalam kultur cairo Tipe kalus nonembriogenik yang dillasilkan pada penelitian ini merupakan kalus yang meremah, terdiri dari jaringan lunak dengan ruang antar sel yang renggang dan banyak. Rnang antar sel yang lebar memudahkan terpisahnya sel pada saat pengocokan dalam kondisi medium suspensi cair, dan akan membentuk kelompokkelompok sel (agregat sel) yang homogen (Tabel 3). gel yang tumbuh sebagai kultur suspensi sel bersifat meristematik dan homogen, biasanya pertumbuhannya relatif lebih cepat dari pactakalus (9).
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
.tJIikasi
ISOIOp dan RadiaSl; 2(XJ1
Pertumbuhan klon basil radiasi dan seleksi somaklonal dalatn bentuk mikropropagasi (perbatlyakan cepat) setelah lebih dari 6 kali tanam ulang temyata berkembang menjadi klon-klon unggul spesifik daD tumbuh dipercepat pada semua media seleksi MSBA, KC4A, MBB dan lIImB (Tabel 4). Beberapa jenis klon yang dihasilkan pada penelitian ini menunjang harapan untuk penggunaan kultur jaringan dalam mendapatkan sel, jaringan atau planlet untuk diproduksi dalam skala besar tanpa kebergatltlmgan terlk'1dapmusim daDketerbatasan lahan serta kualitas yang selalu dapat dikendalikan, sesuai dengan pendapat M. Misawa daD Nakanishi tentang pemanfaatan teknik kultur jaringan guna peningkatan produksi metabolit sekunder pada tanaman obat (2).
KESIMPULAN 1. Jaringcmkalus setelahiradiasi ganunadosis rendah berubah menjadi kalus kompak embriog~nik; meren1ah embriogenik dan meremah DOric embriogenik, yang sangat potensial dalam pembentukanklon kultur ciplukan secara masal untuk mendapatkankultur organ akar sertaagregat selyanghomogen. 2. Seleksi somaklonal terhadap kalus basil iradiasi menghasilkanklon kultur ciplukan penghasilplanlet unggul sebagai penghasil kalus dan organ yang tumbuhsangatbaik padamediaseleksi.
UCAPANTERIMA KASm Ucapan terima kasih ditujukan kepada saudara Adjat Sudradjatdan star Sub.Bid.ProteksiRadiasiyang telah membantupelaksanaaniradiasi, saudaraMandi dari junls(m Biologi ITB dan seluruh star peneliti serta rekan-rekanApong Rohayati, Yeti Suryati, Endang Apendi dilll Usup Ekaputra teknisi di laboratorium Biologi, kelompokBiodinamika P3TkN Bandungyang telallballyak membantupelaksanaan penelitianini.
DAFTARPUSTAKA SUMATRA, M., BeberapaSenyawa Penghambat Pertumbuhan Sel Leukimia dari Physalis nrinima L. ThesisDoktor ITB (1998). 2. MISA WA, M., AND NAKANISill, T.M., Anti Tumor Compound Production by Plant Cell Cultures. Biotechnology in Agriculture and Forestry',Vol.4. Medicinal and Aromatic Plants I. Spinger-Verlag, Berlin Berlin Heidelberg (1988). 3. PRIMROSE,S.B.,MolecularBiotechnology.Second Edition. Blackwell Scientific Publications. London(1994).
237
Risalah Pel1emuan Ilm/ah Penelitian dan Pengembangan ~!JKasi Isotop dan Radiasi, 2fXJ1
4. YAMAGUCHI, I., Improvement of Chemical Characteristics And Addition of Novel Function Through Mutation, Gamma Field Symposia No.37, Institute of Radiation Breeding, NIAR -MAFF, Japan(1998).
7. ROSMIARTY A. WAHID.. lradiasi Neutron Cepat Terlmdap Vinca rosea Linn. Kearah lnduksi Jaringandan Bioteknologi. Panel Diskusi dan Poster Ilmiah, Pekan IPTEK '95 PUSPIPTEK Serpong28-29 November(1995).
5. CROCOMO, O. J., Biosynthesis of Secondary Product in vitro. Plant TissueCulture Methods and Application in Agriculture. Ed.T.A.Thrope. Acad. Press,New York (1981).
8. MANTELL, S.H. AND SMITH. Culturral Factors tllat Influence Secondary Metabolites Accumulation in Plant Cell and tissue. Plant Bioteclmology.Ed. S.H. Mantell and H. Smith. CambridgeUniversityPress(1983).
6. ROSMIARTY A. WAHID, LUKMAN U., ZURHAN M., ENDANG A., APONG R, USUP E., DAN YETI S., Pembiakan Agregat Sel Physalis angulata ke arab Pelacakan Zat Bioaktif Anti Kanker,Kolokium P3TkN(2000).
9. DIXON, R.A., Future Approachto the Fonnationof Secondary Natural Product in Plant Cell SuspensionCultures,In Plant Cell: A Practical Approach. Ed. Dixon, R.AIRL Press Ltd. Oxford (1985).
Tabel 2. Pertmnbullc"Ul Kalus (P .angulata) yang Diiradiasi Somaklonal Awal MediUln Parlato
Sinar Gama pada Seleksi
lb. Padamediwn padat setengahelemenmakroMS dan elemenmikro + vilB5 denganhonnon ffiA daDBAP (MBB) 69,23Emb 0 lOGy ~ 45,46 Emb 0 ~ 82,86Emb 0 ~ 100
Keterangan: C : Kalus PC : Kalus H : Kalus CH : Kalus Emb : Kalus
238
0
0
berwama coklat berwama coklat muda berwama hijau berwama coklat dan hijau embriogenik tumbuh beregenerasi menjadi planlet
~
100
~ ~
469,5
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan ~/ikasi Isolop dan Radiasi, 200 t
Tabel2d. PerubahanBentukJaringanKalus (p.angu/ataL.) yang Diiradiasi Sinal Gamapada BerbagaiMediwn Padat. Dosis iradiasi (Gray) 0 Gy
0,22 Gy 0,88 Gy 1.54 Gv
MNl sesudah sebelum %K %F %K %F 100 oo 0 56 44 0 6 94
~ 100 100
0
100 100
Q
0 0
MDB sebelum sesudah
MBB
sebelum %K %F
sesudah %K %F
100 100 100 100
100 100
0 0 0 0
%K
29 100
%F 0 0 0 0
%K 100 100
%F 0 0
95
5
69
31
keterangan K : Kalus kompak
F : Kalus mabel (meremah)
Tabel3. PertwnbullanJaringandan DiferensiasiKalus sertaPembentukanAgregatSelKultur P.angu/ata L. dari Klon yangDiiradiasi Setelah3 Bulan dalamKultur Cair. Nisbahpertwnbuhan bobot rata-rata 18,6
Medium cair asal Modifikasi MS
KIon asal
Bobot awaI rata-rata (mg)
Kcbt 1,5
101,86
Modifikasi MS
CI
145,39
17,5 6,25
II
Modifikasi MS
IICp
108,48
10,5 8,0
IIJ
Modifikasi MS
~C3
106,98
6,4
ill
MS
106,12
46,5 15
Perlakuan radiasi Kontrol
7Cbtl.5
~
= Kalus yang terdiferensiasimembentukorganakar yang homogen Keterangan Akar Kalus Agr = Kalus yang berkembangmenjadiagregatset Kalus embr = Kalus yang tumbuhmenjadijaringan embrionik
239
RisalahPerlemuanIlmiahPenelilianddnPengembangan ~ikasi lsolopddnR~
2fXJI
Tabel4. PembentukanKlon PlanletUnggulHasil SeleksiSolnaklonaldaDlradiasiGamapada Kulrnr JaringanCiplukan(phisa/isangu/ataL.). Perlakuan radiasi (Gray)
Media seleksi AsalJaringan akllir kalusdaun pucuk aksiler awal (Cd) (Cp)
Cd
'c._~ntrol
Cd
-
~ ~ CD
Cd c~-
I 0,22 G~ ?,
Cd Cd
9?-
9?-~ 9?-
9?1~~Gv
~~
f£..-.fPI l~~Gv
~~ Cp
MSBA ---KC4A MBB MDB MDB MSB MSBA ---MSB MDB KC4A MBB MSBA MSBA---KC4A MBB MSBA MDB MSBA MDB MSBA MSBA --MSBA MDB KC4A MDB MBB MDB MSBA MDB---MSBA KC4A MBB KC4A ---MSBA MSBA---MSBA MSBA ---KC4A MSBA---MSBA MSBA---KC4A
Karakter Klon* ABDK ABD AB AD
ADK BD BDK ABDK ABD AB
ABK ADK BDK DK ABDK A
BDK BD ABDK BD BDK
Talnpilan rerata(%) Klan 4,08 2,04 2,04 4,08 2,04 2,04 6,12 10,0 20,0 10,0 10,0 10,0 10,0 20,0 28,4 14,2 42,6 14,2 12,5 75
I., ~
Keterangan: .= Klon-klon unggul penghasilplanlet spesifik; ~ = akar, batang,daun daDkalus dominan bersamaan,ABJ1 = akar,batangdan daundominanbersmnaan, @K = akar, batangbesardan kalus dominan, @ = akar, batang besar dominan bersamaan,8J2K = akar, daun besar dan kalus dominan, @ = akar dan daun besardominan.OOK = batang,daun besardan kalus dominan,1m = batangdan daun besardominan,~ = daunbesardankalusyang dominan,A klon penghasilkhususakar yang sangatsubur. Medium: MSBA = Elemenmakro+mikroMS + Vit BS+hormon0,23mg/l BAP, 0,021mg/l IBA, KC4A = ElemenMakro+mikro+VitMS+hormon0,Img/l GA3+ CAP+ 10%airkelapa.
DISKUSI
ENDANGGATI
ROSMIARTY A. WAHID
Pada percobaan itu, rancanganpercobaanapa yang digunakan. Dan mengapaperlakuan yang diuji banyak sekali dalam waktu yang bersamaan,apakah tidak sebaiknyadilakukanperlakuanbertallap. Oari percobaanlbu, saatini secarakeselurul1aIl berapa jumlah varian-varianyangberbeda?
Sebagaimana penelitian sebelumnya oleh penelitian pendahuluan (Misawa dan Naknishi, 1982) rancang'cmpenelitian dalam kultur jaringan khususnya analisis seleksi somaklonal agak sulit penetapan ranCaIlg'cUlpercobaan. Pada penelitian ini semula kami membuat rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. PengamataIl harus dilakukan serempak, namun seleksi somaklomll secara bertaltap. Varian dalam haI ini Klon yang dillasilkan 21 jenis karena secara keselurohan dengan rincian 8 Klon unggui morfologi, asal radiasi dan non radiasi dengan ciri plantlet lengkap akar, batang daIl akar serta plantlet pengltasil kalus produktif, siap untuk di analisa kompoonen metabolit sekundemya.
240