EFEK PLASEBO KOMPRES DAUN KOL DALAM MENGATASI PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM ( The Flacebo Effect Of Gabbage Sponge To Reduce The Breast Enggorgement In Postpartum Mother) Deswani, Gustina, Rochimah Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email:
[email protected] ABSTRAK Pembengkakan payudara merupakan hambatan dalam pemberian ASI, masalah ini semakin meningkat kejadiannya sehingga diperlukan tehnologi yang lebih nyaman bagi ibu dalam mengatasi masalah ini. Diperlukan metode yang efektif dalam mengatasi masalah ini agar ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan kompres kol dalam mengatasi pembengkakan payudara dibandingkan dengan tehnik rangsangan oksitosin yang telah dilaksanakan secara rutin di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 65 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisa menggunakan model analisis Chi-square pada taraf kesalahan 5%. Rumusan masalah penelitian ini adalah kompres kol sama efektifnya dengan metode rangsang oksitosin dalam mengatasi masalah pembengkakan payudara. uji coba instrumen untuk pengukuran validitas dan reabilitas digunakan uji Cronbach’s alpha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consequtive sampling. Dari hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan semua nilai p lebih besar dari alpha (p > alpha, alpha= 0,05). Yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian 22 dari 27 orang (81,5%) responden yang tidak mendapatkan perlakuan kompres kol menyatakan adanya pengurangan pembengkakan payudara. Walaupun secara statistik menunjukkan sama efektifnya pengaruh kompres kol terhadap pembengkakan payudara (nilai p 0,266) dengan rangsang oksitocyn Kata kunci : Efektifitas, kompres kol, pembengakakan payudara
ABSTRACT The breast engorgement is an obstacle for giving breastfeeding. This problem has highly increased thus there is a need to use the new technology and method which are more convenient for mothers to use. Therefore, it is needed an effective method to encourage mothers for giving breastfeeding successfully. This research aimed to determine the use of cabbage sponge to reduce the breast engorgement effectively compared to the oxytocin stimulation techniques which has been implemented regularly in hospitals. This study used a quasi-experimental design with a sample size of 65 respondents. The instrument had used a questionnaire. Data analysis was used the analysis model Chi - square at 5% error level. The research problem was the cabbage sponge as effective as oxytocin stimulation methods in addressing the problem of breast engorgement. The instrument test used for measuring the validity and reability was Cronbach's alpha test. Sampling had done by sampling consequtive. From the test results obtained equality respondent characteristics all p values greater than alpha (p> alpha, alpha = .05), which means that there is no significant difference between the intervention group and the control group. The result was 22 of 27 respondents (81.5%) who did not get a cabbage compress treatment suggested a reduction of breast 13
14
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 13-23
engorgement. However, the statistical test results showed no effect of cabbage sponge to the breast swelling (p value 0.266). Keywords: Effectiveness, cabbage compress, Breast engorgement
lahir sampai bayi berusia 6 bulan, dan semua
PENDAHULUAN WHO/UNICEF
(2002)
dalam
dokumen Global Strategy for Infant and Young
Child
Feeding
(IYCF)
merekomendasikan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi kesempatan pada bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan;
3)
Mulai
memberi
makanan
pendamping ASI yang bergizi sejak bayi berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Dalam rangka mencapai derajat
kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing
negara.
Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut dengan Menteri
menerbitkan
Surat
Keputusan
Kesehatan
nomor:
450/MENKES/SK/IV/2004
tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang
tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru melahirkan. Namun pada kenyataannya, ibu yang memiliki bayi baru lahir tidak semua menyusui bayinya dengan baik oleh karena berbagai alasan seperti ASI belum keluar, bayinya terpisah karena mengalami kondisi risti, ibu merasa nyeri saat menyusui. Kondisi
ini
menyebabkan
penundaan
pemberian ASI, penundaan pemberian ASI dapat menimbulkan masalah pada ibu yaitu: terjadinya
penumpukan
payudara,
sehingga
ASI
dalam
menimbulkan
pembengkakan. Pembengkakan payudara berdampak pada psikologis ibu: seperti rasa sakit, cemas karena tidak dapat menyusui. Kondisi ini akan menyebabkan masalah psikologis pada ibu yaitu ibu akan merasa tidak mampu menyusui bayi dan merasa cemas yang berdampak pada semakin menurunnya
produksi
ASI.
Sebagai
alternative ibu akan mengambil keputusan untuk memberikan susu formula pada bayinya untuk menggantikan ASI.
menetapkan bahwa pemberian ASI secara
Masalah yang timbul selama masa
eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak
menyusui dapat dimulai sejak masa pasca
15
Deswani: Efek Plasebo Kompres Daun Kol Dalam Mengatasi Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum
persalinan dini (masa nifas atau laktasi)
dapat berlanjut kearah mastitis. Kondisi ini
berupa payudara bengkak/bendungan ASI
terjadi akibat ibu yang tidak menyusui
atau engorgement (Wisnuwardhani, 2005).
bayinya dan kurangnya pengetahuan tentang
Engorgement kebanyakan terjadi pada hari
perawatan
kedua sampai hari kesepuluh postpartum.
2005)
Sebagian besar pasien merasakan payudara bengkak, keras, dan terasa panas (Sarwono, 2005). Perawatan payudara sering kali disebut
Breast
memelihara
care
bertujuan
kebersihan
memperbanyak
untuk
payudara,
atau
memperlancar
pengeluaran ASI sehingga tidak terjadi kesulitan
dalam
menyusukan
bayinya.
Prosedur dalam manajemen laktasi salah satunya adalah perawatan payudara dengan cara
pengurutan
(Anggreini, 2010).
Manejemen laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi dan pengguna
ASI,
yang
menuju
suatu
keberhasilan menyusui untuk memelihara kesehatan
ibu
dan
bayinya,
persiapan
dan
pendidikan
kesehatan
tentang
payudara
dan
penyuluhan
persiapan
puting
meliputi
susu,
perawatan manfaat
menyusui dan kasiat makanan yang baik bagi ibu (Saifudin, 2002). Agar dapat sukses dalam menyusui, maka perlu penanganan dan perhatian karena payudara bengkak menunjukkan adanya bendungan ASI dan jika tidak ditangani dengan baik sering kali
Saat
payudara
ini
pembengkakkan
(Wisnuwardhani,
penanganan pada
ibu
masalah
dilaksanakan
dengan cara perawatan payudara dengan melakukan pengurutan pada payudara ibu yang
bengkak.
Intervensi
ini
sering
menyebabkan ibu merasa tidak nyaman dan rasa sakit yang luar biasa saat pemijatan dan dapat
menyebabkan
kerusakan
pada
anatomis payudara ibu. Beberapa ahli menyatakan
bahwa
prosedur
ini
kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada alveoli di payudara. Metode baru yang dilakukan pada pembengkakkan payudara adalah melakukan pemijatan pada sisi tulang belakang yang disebut dengan “Rangsang oksitosin”. Metode ini memfokuskan pada proses alami tubuh dengan merangsang pengeluaran
hormon
oksitosin.
Namun
Metode ini memerlukan bantuan orang lain dalam melaksanakannya sehingga dirasakan kurang efisien. Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk menemukan metode yang lebih nyaman, dapat dilakukan secara mandiri, dan tidak menyakitkan ibu dalam mengatasi pembengkakkan payudara.
16
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 13-23
Kompres
kol
pembengkakan mengalami
terbukti pada
menurunkankan
area
bengkak
tubuh
(Roberts,
yang 1995).
perbandingan
perbedaan
penurunan
pembengkakan payudara antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Namun apakah kompres kol pada payudara
Populasi adalah keseluruhan obyek
yang bengkak juga sama efektifnya dalam
diteliti
menurunkan
payudara
penelitian ini adalah seluruh ibu post partum
dibandingkan dengan rangsang oksitosin
yang mengalami pembengkakan payudara
belum dibuktikan. Oleh karena itu peneliti
selama dirawat di dua rumah sakit umum
tertarik
daerah di Jakarta.
pembengkakan
untuk
membandingkan
kedua
(Dahlan, 2008). Populasi
pada
Pengambilan data
prosedur ini untuk membuktikan “Kompres
dilakukan mulai bulan September sampai
kol
dengan Oktober 2012. Sampel nya adalah
sama
efektifnya
dalam
mengatasi
pembengkakan pada payudara pada ibu post
total
partum
rangsang
didapatkan 65 orang responden, yang dibagi
oksitosin”. Prosedur ini merupakan suatu
menjadi dua kelompok, yaitu 38 responden
prosedur yang menggunakan respon alami
sebagai kelompok intervensi (mendapatkan
dari tubuh terhadap zat-zat yang terkandung
intervensi berupa kompres kol) dan 27
dalam kol yang diabsorbsi oleh kulit dan
responden
efek dingin dari kol yang menyebabkan
rangsang oksitosin)
menurunnya rasa sakit dan pembengkakan
kontrol. Kriteria responden adalah ibu post
pada payudara.
partum baik seksio sesaria dan spontan, pada
dibandingkan
dengan
Pada
pelaksanaannya
(mendapatkan
intervensi
sebagai kelompok
saat dilakukan pengumpulan data yang
METODE Dalam
sampel.
mengalami pembengakakan payudara, di penelitian
ini
peneliti
rawat di rumah sakit di Jakarta, bersedia
menggunakan desain kuasi eksperimen pre
mengikuti penelitian dilakukan kompres kol
dan post test design with control group,
atau rangsang oksitosin dan bayi hidup baik
yaitu suatu pengukuran hanya dilakukan
dirawat gabung maupun di rawat terpisah
pada sebelum dan saat akhir intervensi (Dahlan, 2008). Pengukuran ini dilakukan setelah
kelompok
intervensi
diberikan
kompres kol. Peneliti juga melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran responden secara deskriptif didapatkan
infromasi:
Usia
rata-rata
responden adalah 26,94 tahun, dengan
17
Deswani: Efek Plasebo Kompres Daun Kol Dalam Mengatasi Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum
median 26 tahun. Usia termuda responden
memiliki pengalaman menyusui sebelumnya
adalah 18 tahun dan usia tertua 41 tahun.
yaitu sebesar 61.5%.
Hasil estimasi interval menunjukkan bahwa
Responden
menyatakan
95% diyakini rata-rata usia responden antara
payudaranya
25,62 tahun sampai dengan 28.26 tahun.
disebabkan oleh berbagai faktor. Didapat
Tingkat pendidikan terbanyak adalah 47.7%
tiga factor utama yang merupakan etiologi
adalah
SMP.
pembengkakan payudara yaitu: bayi tidak
Mayoritas responden tidak bekerja sebesar
sering menyusui, bayi tidak lama menyusui,
84.6%.
dan anatomi puting (rata, datar, dan masuk)
SMA dan 30.8% adalah
responden
Prosentasi adalah
paritas paritas
terbanyak
kesatu
yaitu
mengalami
bahwa
pembengkakan
untuk jelasnya dapat dilihat pada table 1.
sebesar 61.5%. Kebanyakan responden tidak
Tabel 1. Karakteristik responden menurut penyebab pembengkakan payudara
Berdasarkan perbedaan proporsi responden
Responden yang masuk dalam kelompok
menurut indikator pembengkakan payudara
intervensi dan kelompok kontrol dapat
pada kelompok intervensi (kompres kol) dan
dilihat pada table dibawah :
kelompok
kontrol
(intervensi
oksitosin)
setelah
dilakukan
rangsang intervensi.
18
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 13-23
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Indikator Pembengkakan Payudara Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Indikator pembengkakan payudara (penurunan bengkak dan rasa sakit) Pengurangan bengkak/keras/penuh pada payudara Ya Tidak Pengurangan sakit pada payudara Ya Tidak Pengurangan sakit jika payudara disentuh Ya Tidak Pembesaran KGB berkurang Ya Tidak Puting payudara mulai tertarik keluar Ya Tidak Berat payudara terasa berkurang Ya Tidak ASI mulai keluar Ya Tidak Demam/sakit ibu berkurang Ya Tidak Ketiak (sekitar payudara) ibu lebih nyaman Ya Tidak Berkurangnya kesulitan menyusu pada bayi Ya Tidak
Pengaruh
kompres
kol
terhadap
Kelompok intervensi (N = 38 orang) Jumlah Persentase
Kelompok kontrol (N = 27 orang) Jumlah Persentase
27 11
71,1 28,9
22 5
81,5 18,5
36 2
94,7 5,3
22 5
81,5 18,5
31 7
81,6 18,4
21 6
77,8 22,2
1 37
2,6 97,4
1 26
3,7 96,3
12 26
31,6 68,4
3 24
11,1 88,9
28 10
73,7 26,3
16 11
59,3 40,7
18 20
47,4 52,6
16 11
59,3 40,7
7 31
18,4 81,6
2 25
7,4 92,6
4 34
10,5 89,5
3 24
11,1 88,9
11 27
28,9 71,1
mendapatkan
8 19
perlakuan
29,6 70,4
terhadap
pembengkakan payudara berdasarkan hasil
pembengkakan payudara, dimana 25 dari 38
analisis terdapat perbedaan proporsi antara
orang (65,8%) responden yang mendapatkan
responden yang mendapatkan perlakuan
perlakuan kompres kol menyatakan adanya
kompres kol dengan responden yang tidak
pengurangan
pembengkakan
payudara,
19
Deswani: Efek Plasebo Kompres Daun Kol Dalam Mengatasi Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum
sedangkan sebanyak 22 dari 27 orang
kompres
terhadap
pembengkakan
(81,5%) responden yang tidak mendapatkan
payudara (nilai p 0,266).
Hal ini dapat
perlakuan kompres kol menyatakan adanya
dilihat pada tabel 3.
pengurangan Namun
pembengkakan
demikian,
menunjukkan
tidak
hasil
payudara.
uji
adanya
kol
statistik pengaruh
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Perlakuan dan Pengurangan Keluhan terhadap Payudara
Perlakuan Kompres kol (intervensi) Tidak dikompres kol (kontrol) Jumlah
Pembengkakan payudara Tidak Berkurang berkurang n % N % 25 65,8 13 34,2
n 38
% 100,0
22
81,5
5
18,5
27
100,0
47
72,3
18
27,7
65
100,0
Jumlah
RR 95% CI 0,807 0,603 – 1,081
Nilai p 0,266
Hasil statistik menunjukan tidak ada
agak bau dan sedikit terlihat lucu bagi ibu-
perbedaan antara kompres kol dengan
ibu dan ibu merasakan nyaman karena
rangsang
adanya efek dingin. Akan tetapi hal itu tak
oksitosin
dalam
mengurangi
pembengkakan payudara pada ibu post
berarti
partum. Namun analisa secara ekonomis dan
oleh
kenyamanan dalam pelaksanaannya, dapat
pembengkakan payudara. Hasil penelitian
dikatakan bahwa penggunaan kompres kol
Robert (1999)
untuk mengurangi pembengkakan payudara
kompres daun kol efektif dalam mengurangi
perlu dipertimbangkan juga. Keunggulan
ketidaknyamanan pada payudara saat penuh
kompress kol dari aspek ekonomis, daun kol
dan bengkak. Pembengkakan dapat terjadi
mudah didapat dan harga murah, ibu dapat
kapan saja seperti pada kondisi air
mengerjakannya sendiri tidak memerlukan
over-supply ketika bayi tidur lebih lama di
orang lain. Ditinjau dari aspek kenyamanan
malam hari pada saat pagi hari ibu akan
penggunaan daun kol yang ditempelkan di
mengalami pembengkakan payudara. Pada
payudara ibu dan ditutupi oleh bra (kutang)
kondisi ini kompres daun kol pada payudara
walau akan meninggalkan sedikit noda dan
mengurangi efek yang diberikan daun
kol
dalam
mengatasi
menunjukkan
bahwa
susu
20
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 13-23
akan sangat membantu dalam mengurangi
dibandingkan dengan rekomendasi saat ini),
rasa nyaman pada ibu.
perbedaan itu mungkin ke psikologis merasa
Penelitian yang dilakukan oleh Robert (1999)
melaporkan bahwa
baik faktor telah menerima pengobatan
penggunaan
Hasil penelitian ini didukung oleh
daun kol untuk mengurangi pembengkakan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh ahli
payudara pada ibu post partum
seperti
melibatkan 120 ibu,
yang
60 orang diberi
hasil
penelitian
Robert
(1995)
tentang percobaan pendinginan kol yang
intervensi kompres kol membiarkan daun
membandingkan
kol sampai cukup layu dan suhunya
dengan ruangan dan pendinginan kol di
mencapai suhu tubuh kemudian diganti
dalam
dengan daun kol yang baru . Proses ini
menurunkan sakit pada pembangkakkan
diulang untuk total 4 kali dan setelah di
Pada kedua kelompok baik
intervensi setiap wanita diminta untuk
maupun
melaporkan apakah mereka merasa payudara
melaporkan
mereka
pembengkakan
berkurang
pembengkakannya.
pendinginan
kulkas
sama
kontrol
kol
efektifnya
dalam
dalam
intervensi
penelitian
bawah relative
suhu
ini
penurunan kecil.
Laporan
Sedangkan pada kelompok kontrol dari 60
subjektif responden dalam penelitian tentang
perempuan, yang tidak menggunakan daun
menurunan rasa sakit lebih karena efek
kol, juga diminta untuk melaporkan apakah
dingin daun kol secara placebo. Sedangkan
payudara mereka membesar. Daun kol
penurunan ukuran pembengkakan payudara
memiliki efek langsung pada pembengkakan
secara objektif lebih kecil. Roberts, Reiter,
payudara, dan bahwa hal ini mungkin telah
& Schuster (1998), melakukan penelitian
berkontribusi
keberhasilan
tentang ekstrak kol dan melaporkan bahwa
kelompok
nilai efektivitas ekstrak daun kol, dengan
menyusui
terhadap
meningkat
pada
eksperimen. Namun, efek positif lebih
hasil
mungkin telah dimediasi oleh mekanisme
daun kol dan satunya bertindak sebagai
psikologis, daun kol mengandung sesuatu
kontrol,
yang
memungkinkan
melaporlan bahwa tidak ada perbedaan rasa
perempuan untuk menyusui lebih lama
sakit dan kekerasan jaringan payudara
(tingkat pemberian ASI eksklusif pada
(pembengkakan).
kedua kelompok yang jauh lebih rendah
penelitian
mendorong
atau
dua jenis krim, satu berisi ekstrak
hasil
itu
penelitian
,
Dengan membuktikan
responden
demikian tidak
ada
21
Deswani: Efek Plasebo Kompres Daun Kol Dalam Mengatasi Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum
perbedaan antara kelompok intervensi dan
mengatasi pembengkakan payudara secara
kontrol.
Jadi bukti ilmiah efektifitas dari
mandiri, bahan yang digunakan murah
daun kol secara nyata tidak terlihat, belum
didapat dan secara psikologis kompres daun
ada yang benar-benar bisa membuktikan
kol pada payudara akan sangat membantu
secara ilmiah, bahwa kol efektif secara
dalam mengurangi rasa nyaman pada ibu.
ilmiah dalam mengurangi pembengkakan
Pihak rumah sakit diharapkan dapat
dan rasa sakit pada payudara. Efek yng
terus mengembangkan kebijakan yang ada
dilaporkan lebih ke arah efek placebo dari
di rumah sakit mengenai rawat gabung dan
daun kol yang dingin.
inisiasi menyusui dini, karena semakin dini
Walaupun secara Hasil
statistik
perangsangan terhadap hormon oksitosin
menunjukan tidak ada perbedaan antara
akan semakin meningkatkan pengeluaran
kompres kol dengan rangsang oksitosin,
ASI. Sehingga tidak terjadi pembengkakan.
ditinjau
dan
Prosedur kompres kol ini dapat digunakan
kenyamanan dalam pelaksanaannya, maka
oleh rumah sakit sebagai bentuk intervensi
penggunaan
yang membantu ibu dengan seksio sesarea
dari
kol
aspek
ekonomis
sebagai
cara
untuk
menurunkan pembengkakan payudara perlu
dalam
dipertimbangkan.
Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih
Ditunjang
oleh
Biancuzzo (1999), menunjukkan
hasil bahwa
lanjut
mengatasi
dengan
masalah
menyusui.
menggunakan
metode
kompres daun kol efektif dalam mengurangi
penelitian penggabungan metode kualitaif
ketidaknyamanan pada payudara saat penuh
dan kuantitatif sehingga hasilnya diharapkan
dan bengkak. Dengan demikian
dapat mendukung penelitian
metode
eksperimen
kompres kol secara tepat akan mengatasi
dengan meneliti
masalah pembengkakan payudara, sehingga
endrophine dalam darah ibu sebelum dan
laktasi tetap bisa berjalan dengan sukses.
sesudah intervensi kompres kol.
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Kompres kol sama efektifnya dengan rangsang
oksitosin
dalam
mengatasi
pembangkakan payudara. Namun kompres kol memiliki keunggulan secara sosial, ekonomi
dan
psikologis.
Ibu
dapat
kadar oksitoksin dan
Ariawan, I. 1998. Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan, jurusan statistik. Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 13-23
Biro Pusat Statistik. 2008. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. BPSBKKBN-Depkes RI-UNFPA Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. 2005. Maternity nursing. 4th ed.(Wijayarini, M.A & Anugrah, P.I., Penerjemah) California: CV. Mosby (sumber asli diterbitkan tahun 1995). Chertok, I.R., & Vardi, I.S. 2008. Infant hospitalization and breastfeeding post cesarean section. British Journal of Nursing, 17(12), 786-791
Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, deskriptif, bivariat,dan multivariate, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta : Salemba Medika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1991. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di Rumah Sakit. Edisi I. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dan Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Di, N. 2001. Hands off technique has many benefits for breastfeeding mothers. British Medical Journal, 322, 929-930 Glauz Karen et.al. 1990. Health Behaviour and Health Education.Theory Research and Practice. San Fransisco : Jossey- Bas Publisher. Hill PS, Humenick SS. The occurrence of breast engorgement. J HumLact. 1994;10:79-86.
22
Humenick SS, Hill PD, Anderson MA. Breast engorgement: patterns and selected outcomes. J Hum Lact. 1994;10:87-93. Jensen, M.D. 1981. Maternity Care . 2nd ed. St. Louis : Mosby Company Jones, D. L. 1983. Breast Feeding How to Succeed. London : Fletcher and Son Ladewig, P., London, M.L., & Olds, S.B. 2006. Maternity newborn nursing care:the nurse, the family, and the community. California: Addison Wesley Longman. Lawrence, R.A. 2004. Breastfeeding: A Guide for the medical profession. 4th ed. St Louis: Mosby Inc. Lowdermilk, D.L., & Perry, S. 2006. Maternity nursing. 7th ed. Mosby Company. Internatinal Lactation Consultant Association (ILCA). 2008. Core curriculum forlactation consultant practice. 2nd ed. Massachusetts: Jones and Barlett Publisher. Mathur, G. P. et al. 2003. Breastfeeding in babies delivered by cesarean section. Indian Pediatrics. 30(11), 1285-1290 MenkoKesra. 2004. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI). www.menkokesra.go.id. diakses tanggal 20 Desember 2008. Mercer, R. T. 2004. Becoming a mother versus maternal role attainment. Journal of Nursing Scholarship. 36(3). 226- 232
Deswani: Efek Plasebo Kompres Daun Kol Dalam Mengatasi Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum
Perinasia. 2004. Manajemen Jakarta: Balai Pustaka.
Laktasi.
Pillitteri, A. 2003. Maternal and childhealth nursing. Care of the childbearing and childrearing family. 4th ed. Philadelphia: Lippincott. Polit, B., & Hungler. 2001. Essential of Nursing Research: Metodes appraisal and utilization. Philadelphia: J.B. Lipincott. Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, D.K. 2006. Maternity nursing: Family,newborn, and women’s health care. 8th ed. Philadelphia: Lippincott. Riskesdas. 2007. Angka kesakitan dan kematian bayi di Indonesia. http://old.depkominfo.go.id/portal/html . Diakses pada tanggal 20 Februari 2013
23
Roesli, U. 2008. Inisiasi menyusui dini plus ASI eksklusif. Cet I. Jakarta: Pustaka Bunda Roberts K. A 1995 comparison of chilled cabbage leaves and chilled gelpacks in reducing breast engorgement. JHumLact. 11:17-20. Roberts KL, Reiter M, Schuster D. Effects of cabbage leaf extract on breast engorgement. J Hum Lact. 1998;14:231-236. WHO: /UNICEF (2002) dalam dokumen Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF)