Artikel Penelitian
@
Efek Pemberian Tomat terhadap Perubahan Konsentrasi Proteasom pada Karsinogenesis Hati
Ismawatio* M. Sadikin,**Sriwidia A. Jusmanr**Ahmad Aulia*** *Bagian Biokimia Fakult*s Kedoktersn Univercitas Ric;u, Pekanbara **Departemen Biabimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indanesia, Jakarta ***Departernen Histologi Fakultas Kedoleteran Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Telah diketahui baltwa konsentrasi proteasom serum pada penderita kanker meningkat dibandingkan individu normal. Belurn diketahui apakah korcsentrasi proteasom juga meningkat pada tahap prakanker. Penelitian ini bertujuan untuk mercgamati apakah terjadi perubahan konsentrasi protecsom dalam plasma dan jaringan hati pada tahap prakanker dan bagaimana efek pemberian tomat terhadap konsentrasi proteasom. Peda penelitian ini terdapat 5 kelompok tilus yang dipilih secarq random: kelompok kontrol I (KKI), yaita kelompok tikus yang hanya
diberi akuabides; kelompok kontrol 2 (KK2), yaitu kelompok tikus yang diberi Pulvis Gum Arab (PGA) dan minyak krlapa; kelompok kontrol 3 (KK3), yaitu kelompok tikus yang diberi emulsi tomat; kelompok perlakuarc I (KPl), yaitu kelompok tikus yang diinduksi N,2Fluorenilasetamida €44; dan kelompok perlakuan 2 (KP2), yaitu kelompok tikus yang diberi emulsi tomat dan diinduksi E4A. Plasma dan jaringan hati tikus dismbil setelah perlakuan selamq 4 rninggu darc I minggu. Sebagian jaringan hati digunakarc untuk pemeriksaan histapatolagis dafi sisanya dibuat homagenat. Konsentrasi proteasom plasma dan hamogenat hati ditentukan dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi proteasom plasma KP I berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol dan KP2 setelah 8 minggu. Konsentrasi proteasom jaringan hati KPI telah berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontral dan KPZ sejak perlakuan 4 minggu. Pengamatan secara histopatologis menunjukkan adanya perubahan pada tahap prakauker pada perlakuan 8 minggu pada KP I dan tidak pada kelompok yang lain. Dengan demikian, peningkatan kansentrasi proteasom plasma terjadi pada tahap prakanker sementara peningkatan konsentrasi proteasom hati terjadi lebih dahulu daripada plasma dan kelainan histopatologisnya. Dari penelitian ini ternyata tomat memiliki efek protektif terhadap terjadinya karsinogenesis hati. Kds kunci: proteasom, karsinogenesis, E4A, tomat
Maj Kedold Indon, Volum: 58, Nomor: 7, Juli
2O08
231
Efek Tomat terhadap Konsentrasi Prateasom pada Karsinogenesis Hqti
Effect of Tomato on Proteasome Concentration in Hepatocarcinogenesis Ismawati,* M,Sadikin,"
"
Sriwidia A.Jusmanr* * Ahmad Aulia* * *
*Department of Biochewistry, Faculty of Medicine University of Riau, Pekanbaru ** Department of Biochemistry and Molecular Biology, Faculty of Medicine, Universit)) of Indonesi a, Jakarta ***Department of Histologt Faeulty of Medicine, {Jniversity of Indonesia, Jakarta
Abstrad: Serum concentration ofproteasome in cancer patients
is higher ihan normal individual, but whetlter proteasome concentration increased at precancer is still unknown. This study was eonducted to investigate the alteration ofproteasome concentration in vivo and how it is fficted by tomato. This research used rats that were divided randomly into 5 grotps: control group 1 (KKI), group ofratswhichwere only given bidistilled water; contral graup 2 (KK2), group ofrats that were given Pulvis Gummi Arabic (PGA) and palm oil; eontrol group 3 (KK3), group of rats that were given tomato emulsion; group of treahnent I (KP1), group ofrats which were induced by N,Z-Fluorenilasetamida (E4A); and group of tueabnent 2 (KP 2), group of rats thrst were induced by E4A and given lnmato emulsion, Tbe rats were kiUed in the fourth and eigftt weeks after treatment. Some parts of the liver were taken for histologieal examination and the rest were homogenized. The proteasome coneenfuationwas determinedfrom liverhomogenats andplasma by ELISA method. This study shows that proteasame concenlratian in plasma of W I group was signifcantly increased compare to all cantrol and KP2 group ajier 8 weeks- Proteesome concentration in liver of KPI ratswas significantly increased cowpare to all control and W2 group after 4 weeks. Histological examinations show signs of precancerous only among KPI rak after I weeks of tueatrnent and not it other groups. This study suggested tbat proteasotne cancentyation in rats' plasma increased in precanceraus stege. Elevation of liver prateasome was detected before alteration of the liver cells and tomato emulsion showed protective effect in liver carcino-
genesis.
Keywords: protessome, carcinogenesis, FAA, tomato.
Pendahuhran Proses perubahan sel normal menjadi ganas (karsinogenesis) merupakan proses yang memerlukan waktu lam4 beberapa tahun atau bahkan dekade. Salah satu ciri khas sel yang mengalami karsinogenesis adalatr sel tersebut resisten terhadap apoptosis. Apoptosis telah diketahui merupakan
bentuk kematian sel yang esensial dalam proses perkembangan dan homeostasis jaringan. Penelitian memperlihatkan, bahwa induksi karsinogenesis dengan N,2fluorenilasetamida FAA) 0,A|yopada tikus Mstar selafia 3minggu menyebbkan hepatosit menjadi resisten terhadap apoptosis. Ilal ini menyebabkar menumpuknya sel dengan DNAyangtelah mengalami mutasl yang selanjutnya akan 4
berkembang menjadi tumor. I Salah satu faktor yang hrperan dalam terjadinya inisiasi ini adalah reqctive oxygen species (ROS) dan reactive ni-
bahan yang mengandung antioksidan serta efeknya dalam mencegah karsinogenesis perlu dilakukan. Salah satu bahan makananyang mengandung antioksidan adalah tomat, yang
kaya akan likopen, suatu golongan karotenoid. Likopen adalah salah satu antiolsidanyangpaling poten, yang diduga dapat mencegah karsinogenesis. Penelitian Giovantcci et al menunjukkan, bahwa intake makananyang kaya likopen (misal: saus tomat, tomat dan pizza) memrnurkan risiko kanker prostat. Efek ini juga terlihat pada penelittan in viyo kanker
kolon pada binatang pengerat.r Likopen dapat mencegah terjadinya hepafoka:sinoma pada tikus yang diindul$i dengan pemberian ru i crocy st i n.a Sebagianbesar degradasi protein (80-9070) pada tnan:nlia menggunakan jalur proteasom. Proteasom adalah partikel
subseluler yang merupakan kompleks protease yang
trogen species (RNS) serta kerusakan oksidatif yang disebabkannya. Antioksidan diketalui dapat mencegah
berukuran besar. Protein yang didegradasi melalui jalur proteasom adalah protein yang berperan dalam proses regulasi sel seperti apoptosis, kontrol siklus sel, respon
terjadinya inisiasi ini.z Oleh karena itu penelitian mengenai
terhadap stress, dan supresor tumor.5 Semuaproses tersebut
238
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 7, JuIi
2008
Efek Tomat terhadap Konsentrasi Proteasom pada Karsinogenesis Hati
sangat menentukan terjadinya keganasan. Proteasom
emnlsi tomat p ada pada@2 dilakukan tiap hari selama satu
berperanan pada apoptosis, melalui pengaturan konsentrasi
minggu sebelum diberikan FAA untuk meningkatkan
protein intrasel yang terlibat dalam apoptosis sepertt Bcl2
konsentrasi likopen. Selanjutnya emulsi tomat diberikan
dan beberapa caspase.6J Dert7er8 melaporkan bahwa inhibitor proteasom dapat menginduksi apoptosis pada sel IIL 60 yang sedang berproliferasi tetapi tidak pada sel yang telah
selang hari, hal ini sesuai dengan wakhr paruh likopen (sekitar dua hari). Oleh karena KK3 adalah kelompok kontrol tomat, maka kepada kelompok inijuga diberikan tomat dengan cara
berdiferensiasi. Penelitian induksi apoptosis dengan
yang sana.
antikanker anthracycline menunjukkan hambatan fungsi proteasom oleh bahan tersebut.e
Telah diketahui bahwa likopen dapat mencegah terjadinya inisiasi pada karsinogenesis.2 Selain itu juga telah diketahui bahwa terjadi peningkatan konsentrasi proteasom pada prakanker.lo Akan tetapi, belum diketahui apakah
Pada waktu yang telah ditentukan, dilakukan pe-
ngambilan darah dari jantung dan pengangkatan hati. Penetapan konsentrasi proteasom dalam darah danjaringan hati dilaklkan dengan teknik sandwich ELISAI0. Proses pemeriksaan konsentrasi proteasom dilalilkan di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKIII.
pemberian tomat yang kaya likopen dapat mencegah terjadinya peningkatan konsentrasi proteasom pada karsinogenesis. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Untuk itu dilakukan pengukuran konsentrasi proteasom plasma dan jaringan hati pada tikus
Pemeriksaan histologis terhadapjaringan hati dilalflrkan di Departemen Histologi FKIII. Pewarnaan yang digunakan adalah Hematoxylin and Eosin (H&E) . Ada enam parameter yang diamati pada pemeriksaan histologis, yaitu nekrosis,
yang diberi tomat sekaligus diinduksi karsinogenesis dengan
dan infiltrasi sel radang. Penilaian dilakukan pada sembilan
FAA dibandingkan dengan tikus yang hanya diinduksi
dengan menggunakan tikus pr$ihjantan strainWistarberumur sekitar 4 bulan. Rancanganpng digunakan adalahjenis acak kelompok. Kelompok konfol I (KKl) arlalah kelompok tikus
lapangan pandang dengan pembesaran 400 kali. Untuk menentukan skor rata-rata pemeriksaan histologis, setiap parameter dinilai dengan skoring sebagai berikut: 0ddak ada; f : jika ditemukan L-5/lappatdang; 2:jika ditemukan 6-10/ lap pandang; l=jika ditem:kan > 10/lap pandang. Selanjutnla skor dijumlahkan dan diinterprestasikan dengan standar sebagai berikut: skor total 0-5= normal; 6-9= premaligna ingm; 10-13: premaligna sedang; l4-I8:premali gmbent.
yanghanyadiberi akuabides melalui sonde lambung selain diet standar. Kelompok kontrol 2 g\Kz) adalah kelompok
Pengolahan dan Analisis Dats
dengan FAA. Metode
Penelitian ini bersifat eksperimental dan dilakukan
tikus yang diberi Pulvis Gum Arab eG$ dan minyak kelapa melalui sonde larnbung selain diet standar. Kelompok kontrol 3 (KK3) adalah kelompok tikus yang diberi tomat melalui sonde lambung selain diet standar. Kelompokperlakuan I (KPl) adalah kelompok tikus yang diinduksi FAA melalui sonde lambung selain diet standar. Kelompok perlakuan 2 (KP2) adalahkelompok tikusyang diberi tomat dandiinduksi FAAmelalui sonde lambung selain diet standar. Masingmasing kelompok terdiri atas 5 ekor tikus yang mendapit perlakuan 4 minggu dan 8 minggu sehinggajumlahtotal tikus yang diperlukan untuk 2 periode adalah 50 ekor.
Induksi karsinogenesis dilakukan dengan FAA.I0 Serbuk tomat diperoleh melalui cara ekstraksi torr:cit {So tanum
lycopersicumMill) dengan tekxtk drum drjer dikerjakan di laboratorium Gizi dan Pangan Institut Pertanian Bogor {PB). Berdasarkan kepusakaan diketahui bahwa hasil olahan tomat dengan drum dri er memihktkandungan lik open I 12,63 mgl 100 g tomat segar.rr Pada penelitian ini diperoleh 158,8 g serbuk dari 15 kg tomat segar. Jadi serbuk tersebut mengandung likopen sebanyak 0,106 mlmg serbuk. Dosis pemberian pada tikus adalah 4,6 mglkg berat badan. t2 Tomat yang diberikan tidak dalambentuk serbuh tetapi diolah lagi meqfadi emulsi. Untuk memudahkan pemberian dan menjaga kualitas emusi maka emulsi dibuat dalam volume 100 mL dengan konsentrasi likopen= 1,2303 1 mgirrl,. Pemberian Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 7, Juli
2008
inti
sel >2,
pleomorfit inti hiperkromatik, proliferasi
sel
oval
Pengolahan data dilakukan secara manual, dengan kalkulator dan komputer, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan program Stqti sti cal P ackage for Soci al Scierce,r (SPSS) version 11. Uji statistik yang digunakan untuk membandingkan konsentrasi proteasom 20S antara KKl, KK2, KK3, KPI dan KP2 tergantung uji normalitas dan homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji parametrik anova satu arah, sedangkan
jika salah satu
syaxat tersebut tidak terpenuhi maka digunakan
uji non parametrik Kruskal Wallis. Uji kemaknaan skor ratarata pemeriksaan histologis juga dilakukan menggunakan uji KruskalWallis.
Hasil Konsentr asi Pr of easom Plasma Gambar
1
memperlihatkanbahwa setelah 4 minggu KPI
menunjukkan konsentrasi proteasom yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, tetapi ternyata perbedaan tersebut tidak bermakna. Demikianjuga dengan KP2, terlihat konsentrasi proteasom yang sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan
KPl, tetapi
ternyata perbedaan tersebut tidak
bermakna. Jadi, setelah 4 minggubelum terlihatpeningkatan
konsentrasi proteasom plasma dan efek protektif tomat terhadap karsinogenesis. IIal tersebutbaru terlihat setelah 8
239
Efek Tomat terhadap Konsentrqsi Proteasom pada Karsinogenesis Hati mingg4 tertukti dengan KP2 memiliki konsentrasi proteasom plasmayang lebih rendah dibandingkan dengan KP1 Dengan demikian, induksi kanker selama 8 minggu menghasilkan
peningkatan konsentrasi proteasom
konfol
KPI dibandingkan
dan tomat efektif melindungi karsinogenesis sehingga
konsentrasi proteasom KP2 tidak berbeda dengan kontrol.
JE
8000
fo
oooo
Fr*
Pengamalan Histologis Hasil pengamatan histologis menunjukkan bahwa nekrosis, sel berinti )2, pleomorfi, hiperkromasi, dan sel radang yang ditemukan pada KPl setelah 4 minggu belum menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kontrol (p >0,05) (Gambar 3). Tetapi setelah 8 minggu, ditemukan sel oval hanya pada KPl. Selain itu sel berinti >2, pleomorfi, hiperkromasi, dan sel radang ditemukan dengan frekuensi yang lebih sering pada KPl. Perubahan pada KPl tersebut
menunjukkan lesi prakanker, sedangkan KP2 tidak menur{ukkan perbedaan dengan kontrol. Uji statistik skor
H 5000
rata-rata pemerikman histologis menunjukkanbahwa terdapat
4000
perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara KPl dengan kontrol dan KP2 (Gambar 3). Dengan demikian, pemberian tomatpada induksi kanker selama 8 minggu terbukti efektif melindungi terjadinya inisiasi pada karsinogenesis hati.
o
E
.3som o
$
zooo
E 1om
on Y"
fE4 minqsuF;mssul
* p.o,o5 10
Garnbar 1. Konsentrasi Proteasom Plasma (Rata-rata + SD) 8
Kansentrasi Proteasom
Hdi
Konsentrasi proteasom hati pada kelompok tikusyang diinduksi dengan FAA (KPl) selama 4 minggu ternyata palingtinggq dan uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan tersebut juga bermakna dengan KP2 (p<0,05). Meskipun
KP2 memiliki konsentrasi proteasom yang lebih tinggi dibandingkan kontrol, akan tetapi secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna (gambar 2). IJal yang sarna juga terjadi setelah indutrsi selama 8 minggu" rata-rata kornentrasi
proteasom hati
KPl paling tinggi
dan
uji statistik
menunjukkan bahwa perbedaan tersebut bermakna (p<0,05) dibandingkan kelompok lainnya. Perbedaan konsentrasi proteasom lr€;ti antatal{Pl dan KP2 ternyata juga berbeda bermakna (p<0,05) (Gambar 2). Dengan demikia4 induksi kanker telah menyebabkan penrbahan konsentrasi proteasom hati sejak 4 minggu dan pemberian tomat terbukti efektif melindungi hati terhadap peningkatan konsertrasi proteasom pada karsinogenesis. lE+minssu.Elilnssd
E o
zso
a
4 2 U
* p.o.o5
Gambar 3. Skor Rata-rata Pemeriksaan Histologis
Pembahasan Belum ada penelitian mengenai peranan proteasom pada karsinogenesis secara eksperimental. Telah diketahui bahwa pada manusia konsentrasi proteasom meningkat pada beberapa penyakit kanker, misalnya leukemia, kanker gir{al,
karker lambung dan limfoma. Dalam keadaan kanker, peningkatan konsentrasi proteasom 20S tidak hanya terjadi di dalamjaringan kanker, tetapijuga tercermin dalam plasma. Pada manusia normal, rata-rata konsentrasi protearcm adalah 23 1 9 (SD 237) n/nd,. Pada penyakit kanker terjadi pening-
E
P
.6 o
.L
200
O a cn ag o
katan konsentrasi proteasom, bahkan pada tumor padat peningkatan bisa mencapu 1200%.1r.1a Peningkatan konsentrasi proteasom pada penelitian ini membuktikan
"^^
bahwa proteasom berperan pada karsinogenesis. Proteasom
9 ,6
merupakan partikel subseluler yang diketahui memiliki peranan esensial dalam proses keganasan. Proteasom berperanan mengafirrberbagai proses dalam sel seperti siklus sel apoptosis, pngaktifan faktor transkripsi dan komunikasi sel. Semua proses tersebut sangat menentukan te4adinya
nt
tscu o a
on Y*p<0,05
Gambar 2, Konsentrasi Proteasom
244
Ilati (Rata-rata + SD)
keganasan.6.7,rr
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: ?, Juli
2008
Efek Tomat terhadap Konsentrasi Proteasom pada Karsinogenesis Hati Peningkatan konsentrasi proteasom secara bermakna ternyata terjadi lebih dahulu di hati (aringan yang mengalami karsinogenesis). Bahkan peningkatan tersebut mendahului
terjadinya kerusakan histopatologis. Hal ini tidak mengheraxkar karena proteasom yang terdapat dalam plasma berasal dari jaringan yang mengalami karsinogenesis sehingga tentu saja konsentrasi dijaringan tersebut lebih tinggl.ta Selain itu, perubahan secara biokimiawi dalam sel biasanya terjadi lebih dahulu sebelum perubahan histologis dapatdiarnati. Pada penelitian ini tomat diolah meqjadi serbuk terlebih dahulu. Pengolahan tersebut kemungkinan besar telah menghilangkan zat akttf y ang bersifat larut dalam air seperti vitamin C. Hal ini setidaknya meningkatkan kemurnian karotenoidyang kandungannya cukup tinggi di dalam tomat.
Likopen merupakan komponen karotenoid yang paling banyak terdapat dalam tomat (80-907o).3 Sehingga pengaruh
perlindungan karsinogenesis (kemoprevensi) yang diberikan tomat dalam hal ini dianggap sebagai efek dari likopen. Pada penelitian ini pengaruh kemoprevensi likopen dianalisis secara biokimiawi dan histologis. Analisis secara
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta Fakultas Kedokteran Universitas Riau yang telah memberikan segala kemudahan dan fasilitas dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terirna lesih kepada kepada pihak-pihak lairmya yang telah membantu panelitian ini.
DaftarPustaka
1.
2. 3.
4. 5.
Klohn PC, Soriano ME, Irwin W, Penzo D, Scorrano L, Bitsch A, et al. Eafly resistance to cell death and to onset of the mitochondrial permeability transition during hepatocarcinogenesis with 2acetylaminofluorene. Proc Natl Acad Sci. 2003; 100 : 1 00 1 4-9. Tamimi RM, Lagiou P, Adami HO, Trichopoulos D. Prospect for chemoprovention of cancer. J Intern Med. 2002;257:286-300Khachik F, Carvalho L, Bernstein PS, Muir GJ, Zhao DY, Katz NB. Chemistry, distribution, and metabolism of tomato carotenoids and their impact on human health. Exp Biol Med. 2002;
227:845-51. Rao VA, Agarwal S. Role of antioxidant lycopene in cancer and heart disease. J Am Coll Nutr. 2000;19:563-9. Mitch WE, Goldberg AL. Mechanisms of muscle wasting; the role of the ubiquitin-proteasome pathway. New Eng J Med. 1996; 33 5: I
897-905.
6.
Golab J, Bauer TM, Daniel ! Naujokat C. Role of the ubiquitinproteasome pathway in the diaposis of human disease. Clin Chim
7.
mencegah terjadinya peningkatan proteasom. Proteasom berperan mengatur berbagai proses dalam sel seperti siklus sel, apoptosis, pengaktifan faktor transkripsi dan degradasi
N, Sjakste I Vikmants U. Role of the ubiquitin-proteasome protein degradation pathway in carcinogenesis, tumor progression and susceptibility to tumor treatrnent. Exp Oncol. 2002;24:
8.
Drexler
Dari penelitian-penelitian terdahulu dapat
9.
biokimiawi dilakukan dengan mengukur konsentrasi proteasom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likopen
co/tnexin.6'7.t1
disimpulkan tentang kemungkinan dua peranan likopen.
Acta. 2004;340:27-40. Sjakste
t-6. HCA
Acti.ratton of the cell death program by inhibition
cf proteasome function. Proc Natl Acad Sci. 1997;94:855-6A. Kiyomiya KI, Kurebe M, Nakagawa H, Matsuo S. The role of the proteasome in apoptosis induced by anthracycline anticancer agents. Int J Oncol. 2A02;20:12A5-9.
Fungsi likopen sebagai antioksidan berkaitan dengan pemrrunan kerusakan DNA, transformasi maligna dan
10. Ismawati, Jusman
penururnn kerusakan oksidatifprotein, lipid dan komponen lain secara in vitro. Likopen juga berfungsi memperbaiki komnnikasi antar sel dengan merangsang sintesis conrcexin sehingga terjadi peningkatan gap j unction. 3'1r
11. 12.
Kesimpulan
13.
Konsentrasi proteasom plasma tikusyang diberi tomat dan diinduksi karsinogenesis lebih rendah secara bermakna
dibandingkan tikus yang diinduksi karsinogenesis saja. Adanya perubahan konsentrasi proteasom plasma sejalan dengan perubahan histologis pada jaringan hati pada prakanker Ucapan TbrimaKasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler dan Departemen Histologi
N{aj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 7, Juli 2008
14.
SA" Sadikin M, Aulia A Perubahan konsentrasi proteasom pada karsinogenesis hati. Jurnal Ilmu Kedokteran. 2007:'1:22-9. Clinton SK. Lycopene: chemistry, biology and implications for human health and disease. Nutr Rev. 1998;56:35-51. Feneita AT.A, Yeum KJ, Liu C, Smith D, Krinsky NI, Wang XD et al- Tissue distribution of lycopene in ferrets and rats after lycopene supplementation. J Nutr. 2001 ; 130 :1255-60. Dutaud D, Aubry L, Henry L, Levieux D, Hendil KB, Kuehn ! er al. Development and evaluation of a sandwich ELISA for quantification of the 20S proteasome in human plasma. J Immunol Methods. 20 A2 ;260 : I 83 -93. Bertrand Tl Henry ! Carillo S, Guiraud I, Ouali A, Dutaud D, et al. Plasma proteasom€ level is a potential marker in patients with solid tumors a"nd hemopoietic malignancies. Cancer. 2001;
92:2493-500.
@ru