Volume 15, Nomor 2, Hal. 25-32 Juli – Desember 2013
ISSN:0852-8349
EFEK APLIKASI BERBAGAI FORMULA PUPUK BIO-ORGANIK TRICHOKOMPOS TERHADAP HASIL DAN SERAPAN HARA OLEH KEDELAI PADA TANAH MASAM Refliaty, Endriani, Zurhalena Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstract The green house experiment was conducted to investigate the effect of different trichocompost bio-organic manure on yield and nutrient uptake of soybean in acidic soil. The experiments were conducted at Mekarsari Makmur in Sungai Bahar, Jambi, in August to November 2012. The treatments were arranged in a Completely Randomized Design with three replications. Design with treatments consisting of various types : control, BioLa2, BioLa5, BioGa2, Bioga5, BioAs2, BioAs5, BioKi2, BioKi5, Biosa2, and BioSa5. Data were analysed using ANOVA in conjunction with DNMRT honestly significant different test 5% level. The application of bioorganic manure significantly increased the soil chemichal characteristics such as pH, and CEC, and decreased Alexch. The result of research indicates that of treatment was significant to plant height and seed dry weight. The nutrient uptake (N, P and K) by soybean was also increased with the highest uptake found in the BioGa5 bioorganic treatment. Key words : trichocompost, bio-organic manure, nutrient uptake, soybean, acid soil.
PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati, permintaan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesejahteraan masyarakat. Penerapan serta pengembangan paket teknologi bio-organik adalah alternatif yang disarankan untuk meningkatkan produktivitas kedelai serta memperbaiki kualitas lahan kering masam yang umumnya adalah lahan marginal. Salah satu jenis pupuk organik yang telah dikembangkan adalah kompos berbasis pupuk kandang dan limbah pertanian. Teknologi pupuk bioorganik yang diteliti disini adalah untuk mendapatkan prototype produk pupuk bioorganik “trichokompos” diproduksi dengan
memadukan limbah ternak, dengan dua organisme biologis yaitu limbah pertanian dan/atau gulma Chromolaena odorata dan Trichoderma sp. Organisme yang berperan sebagai biofertilizer adalah Chromalaena odorata dan Trichoderma sp diharapkan berfungsi sebagai biodekomposer pupuk kandang dan Chromolaena serta limbah pertanian, sekaligus juga berperan sebagai biopestisida. Kompos yang diperkaya dengan mikroba tertentu atau yang sering disebut sebagai kompos bioaktif (Bio-Organik) akan dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan. Selain itu keberadaan mikroba di dalam kompos dapat menekan populasi patogen di tanah (soilborne pathogen). Beberapa mikroba golongan bakteri antagonis (Bacillusspp.,
25
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Actinomycetes, Pseudomonas spp.) dan golongan cendawan (Trichoderma spp., Aspergillus spp., Penicillium spp.) merupakan mikroba terbanyak yang terdapat di dalam kompos (Mitchel et al. 2002). Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair, yang dapat mensuplai/menyediakan senyawa karbon dan sebagai sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Komposisi fisik, kimia dan biologi pupuk organik sangat bervariasi dan manfaatnya bagi tanaman umumnya tidak secara langsung sehingga respon tanaman relatif lambat. Pupuk organik diperlukan dalam takaran yang relatif tinggi (minimal 2 t/ha/MT), sehingga seringkali menyulitkan dalam hal transportasi dan pengadaannya. Dampak negatif yang harus diwaspadai dari penggunaan pupuk organik adalah: (a) penggunaan pupuk organik dengan bahan yang sama secara terus-menerus dapat menimbulkan ketidak seimbangan hara, (b) penggunaan kompos yang belum matang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman, (c) kemungkinan adanya kandungan logam berat yang melebihi ambang batas (Suriadikarta et al., 2005). Penggunaan pupuk kimia dimaksudkan untuk menambah hara dalam tanah sehingga kebutuhan hara esensial (hara makro maupun mikro) untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tercukupi dan diperoleh hasil tanaman yang optimal. Akan tetapi penggunaan pupuk
32
anorganik yang berlebihan secara terus menerus akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan baik lingkungan perairan maupun lingkungan tanah sehingga dapat mengancam keberlanjutan produktivitas lahan (Setyorini et al., 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluaasi pemanfaat berbagai formula pupuk bio-organik trichokompos terhadap kualitas tanah, hasil dan serapan hara tanaman kedelai pada tanah masam, serta menguji efektifitas formula bio-organik terhadap pertumbuhan dan hasil, serta serapan hara oleh tanaman kedelai. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2012 di green house, sampel tanah berasal dari kebun kelapa sawit pasca peremajaan di Desa Mekarsari Makmur Sungai Bahar, Jambi. Bahan dan alat penelitian antara laian : a). Pupuk Bio-Organik hasil formulasi dari penelitian tahap 1; b). Pupuk pertanian : urea, SP-36, dan KCl. c). Pestisida pertanian, d). Benih kedelai varietas Anjasmoro. e). Peralatan percobaan green house: karung, timbangan, pot, ember, plastik, gunting, kertas kantong, meteran, dan lainnya. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan, yaitu: (i) uji kualitas berbagai formula pupuk bioorganik trichokkompos, (ii) uji keefektifan formula bio-organik berupa percobaan pot di green house untuk mengevaluasi dan menyeleksi 10 macam formula bioorganik dari hasil penelitian tahap pertama. Uji keefektifan formula bio-organik di green house ini bertujuan untuk mendapatkan formula dan dosis pupuk bio-organik terbaik untuk meningkatkan
Refliaty., dkk: Efek Aplikasi Berbagai Formula Pupuk Bio-Organik Trichokompos Terhadap Hasil dan Serapan Hara Oleh Kedelai Pada Tanah Masam
produktivitas tanaman kedelai pada tanah masam. Percobaan memakai Rancangan Acak Lengkap. Formula Bio-Organik yang dicobakan yaitu: 1). Kontrol, 2). BioLa2; 3) BioLa5; 4) BioGa2 ; 5) BioGa5; 6) BioAs 2; 7) BioAs5; 8) BioKi2 ; 9)BioKi5; 10)BioSa2 dan 11)BioSa5. Setiap unit percobaan diulang tiga kali. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan tanaman (tinggi, dan bobot kering biji) dan kandungan hara pada daun. Sifat tanah yang diamati adalah pH tanah, Aldd dan KTK. Tanaman indikator yang digunakan adalah kedelai varietas Anjasmoro, ditanam sebanyak 2 tanaman/pot. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan formula Bio-Organik terbaik terhadap pertumbuhan digunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan Duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5 %
(Gomez and Gomez, 1976), dengan menggunakan program IRRIStat. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ultisol Sungai Bahar Pengujian formula pupuk bioorganik terbaik dalam peningkatan produktivitas tanaman kedelai dilaksanakan dengan menggunakan tanah Ultisol dari Desa Mekarsari Makmur Sungai Bahar Jambi. Hasil analisis kimia tanah disajikan pada Tabel 1, menunjukkan bahwa tanah bertekstur lempung liat berdebu, bereaksi sangat masam, kandungan Cadd, Mg-dd, K-dd dan Na-dd bekisar dari rendah-sangat rendah, N total sangat rendah dan C organik tanah rendah, serta P tersedia (Bray) sangat rendah, dan P-potensial sangat rendah. Sedangkan nilai tukar kation tanah termasuk rendah-sangat rendah.
Tabel 1. Karakteristik tanah lokasi penelitian Parameter Tekstur Pasir (%) Debu (%) Liat (%) pH pH-H2O pH-KCl C-organik (%) N-total (%) C/N P-tersedia (Bray) ppm P-HCl 25% (%) mg/100 mg K-HCl 25% (%) Kapasitas tukar kation (cmol/kg) Nilai tukar kation Ca (Cmol/kg)
Nilai
Kriteria *)
12, 43 54,10 33,47
Lempung liat berdebu
4,36 3,92 1,98 0,18 11,9 4,9 7 0,078 14
Sangat masam
1,94 0,37
Sangat rendah Sangat rendah
Rendah Rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah
27
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Mg (Cmol/kg) 0,12 K (Cmol/kg) 0,14 Na (Cmol/kg) 18,36 KB (%) 1,23 3+ Al (me/100g) Sumber : *) PPT (1993 dalam Sulaeman et al., 2005)
Rendah Rendah Sangat rendah -
0.1%), Mg (maks 0.6), Fe (maks 2.0), Kualitas pupuk bio-organik untuk unsur S tidak ada standart. Hal trichokompos Berdasarkan hasil analisis kompos ini berarti biokompos yang dibuat sudah (Tabel 2), diketahui bahwa kandungan memenuhi SNI untuk kecukupan hara. N kompos berkisar antara 4,17 – 5,86 Sedangkan C/N rasio kompos berkisar %, kandungan P kompos antara 0,019 – antara 7,29 sampai 10,80, nilai ini 0,028%, sedangkan kandungan K mendekati C/N tanah yang kompos berkisar antara 0,20-0,28 %. menunjukkan pupuk bio-organik Menurut standart SNI: 19-7030-2004 trichokompos yang dibuat sudah matang untuk kompos dari limbah domestik dan dapat diberikan ke tanah sebagai (BSN, 2004) standart kecukupan soil amandement. kandungan unsur K (min 0.2%), P (min Tabel 2. Kualitas berbagai formula pupuk bioorganik Trichokompos Komposisi Parameter (%) No. Trichokompos C-org N P K C/N 1. 2. 3. 4. 5.
BioLa BioGa BioAs BioKi BioSa
42,73 47,65 43,06 45,43 46,08
Olubukola et al., (2010) menyatakan bahwa pengomposan memperbaiki kualitas bahan organik kompos sebagai pembenah tanah dan kompos dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Pupuk organik, khususnya kompos, merupakan sumber hara makro dan mikro yang lengkap walau ketersediaan hara tersebut berada dalam kadar yang rendah (Setyorini et al., 2006). pH, Al-dd dan KTK tanah Nilai pH tanah akibat aplikasi berbagai formula pupuk bioorganik
32
5,86 5,62 4,17 4,71 4,60
0,023 0,028 0,019 0,022 0,024
0,25 0,28 0,20 0,22 0,22
7,29 8,48 10,32 9,65 10,80
(Tabel 3.) menunjukkan peningkatan nilai pH tanah yang signifikan dibandingkan tanpa pemberian bioorganik. Nilai pH tanah pada perlakuan BioLa5, BioGa5 dan BioSa5 nyata lebih tinggi dibandingkan formula bioorganik lainnya. Namun secara umum aplikasi bio-organik mampu meningkatkan nilai pH tanah, diduga karena adanya asam-asam organik yang terkandung pada bio-organik yang berperan dalam pengkhelatan logamlogam seperti Al dan Fe sehingga pH tanah sedikit meningkat.
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Tabel 3. Nilai pH, Al-dd dan KTK tanah akibat aplikasi berbagai formula pupuk bioorganik Perlakuan
pH (H2O)
Al-dd(me/100g)
KTK (me/100g)
Kontrol 4,52 e 1,12 a 5,18 e BioLa2 4,97 d 1,08 ab 5,52 cd BioLa5 5,44 ab 0,99 ab 6,32 ab BioGa2 5,02 cd 1,01 ab 5,96 bc BioGa5 5,68 ab 0,89 b 6,45 a BioAs2 4,95 d 1,08 ab 5,18 e BioAs5 5,21 bcd 1,02 ab 5,36 de BioKi2 4,96 d 1,05 ab 5,41 de BioKi5 5,09 cd 0,91 b 5,68 cd BioSa2 5,05 cd 0,91 b 5,74 c BioSa5 5,37 abc 0,89 b 6,13 b Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5 %. Peningkatan nilai pH ini berkaitan erat dengan formula/komposisi kimia dari masing-masing pupuk bio-organik yang diaplikasikan. Pupuk bio-organik yang memiliki rasio C/N lebih rendah akan mudah terdekomposisi yang selanjutnya akan melepaskan basa-basa yang dikandung oleh bahan organik tersebut. Keberadaan kation-kation basa dapat meningkatkan konsentrasi ion OH- dan pada gilirannya akan meningkatkan pH tanah. Aplikasi berbagai formula bioorganik berpengaruh nyata terhadap penurunan Al-dd tanah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa Al-dd tanah yang diberi perlakuan pupuk bioorganik menurun secara signifikan. Namun antar bio-organik yang satu dengan yang lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perubahan Al akibat adanya sejumlah senyawa organik yang dihasilkan dalam proses pengomposan , yang mempunyai kemampuan mengikat Al membentuk ikatan organo-kompleks yang sukar larut sehingga aktivitas Al dalam tanah menjadi menurun. Wahyudi (2009)
32
menjelaskan bahwa hasil dekomposisi bahan organik berupa humus yang banyak mengandung asam-asam organik, asam-asam organik ini dapat mengikat aluminium menjadi ikatan organo kompleks (khelat) yang menyebabkan turunnya aktivitas aluminium. Asam-asam organik bertindak sebagai ligan organik. Asamasam organik dari proses dekomposisi ini akan menghasilkan muatan-muatan negatif yang dapat mengikat aluminium membentuk suatu ikatan komplek logam organik. Berdasarkan hasil analisis tanah, diketahui bahwa aplikasi berbagai formula bio-organik berpengaruh nyata meningkatkan kapasitas tukar kation tanah. Formula BioGa5 menghasilkan KTK paling tinggi, selanjutnya diikuti formula BioLa5, BioSa5 dan BioKi5. Sedangkan perlakuan BioAs5, BioAs2 dan BioKi2 tidak berbeda nyata dengan tanpa aplikasi bio-organik. Peningkatan nilai KTK dapat disebabkan karena pada bio-organik terkandung humic acid yang mengandung –COOH (karboksilat) yang dapat memberikan
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
tambahan muatan negatif pada tanah. Gugus –COOH (karboksilat) akan melepaskan H+ yang selanjutnya H+ akan berikatan dengan anion lain sehingga dapat meningkatkan KTK tanah. Tinggi tanaman Hasil analisis tanaman (Gambar 1) menunjukkan bahwa aplikasi berbagai formula bio-organik meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pertumbuhan tanaman terbaik dicapai pada perlakuan bio-organik formula BioGa5, BioLa5, BioSa5 dan BioKi5. Namun walaupun formula yang lain menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih rendah, tapi secara umum lebih baik dibandingkan dengan kontrol.
Hal ini disebabkan karena pupuk bioorganik yang diberikan sudah dapat memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman kedelai, seperti penurunan kemasaman tanah, penurunan Al-dd dan peningkatan KTK tanah. Lingkungan tumbuh yang baik menyebabkan tanaman dapat menyerap unsur hara dengan sempurna sehingga selanjutnya meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sesuai dengan penelitian Jeremy et al., (2008) bahwa pemebrian pupuk organik memacu laju pertumbuhan tanaman. Bahan organik melepaskan unsur-unsur hara secara lambat karena mikroorganisme mendekomposisi bahan-bahan organik menjadi bentukbentuk yang tersedia bagi tanaman sehingga tanaman kedelai tumbuh dan menyerap P dan K lebih baik pada tanah yang diberi kompos dibandingkan dengan tanpa kompos.
Gambar 1. Tinggi tanaman kedelai 8 MST akibat aolikasi pupuk bio-organik Bobot kering biji Hasil analisis bobot biji kering kedelai disajikan pada Gambar 2. Bobot biji kering kedelai tertinggi dicapai oleh perlakuan formula BioGa5, diikuti BioLa5, BioSa5 dan BioGa2. Aplikasi berbagai formula bio-organik meningkatkan bobot biji kering kedelai dibandingkan dengan tanpa perlakuan
32
(kontrol). Sedangkan aplikasi bioorganik BioAs2, BioAs5 dan BioKi2 memberi hasil bobot biji kering kedelai sama dengan kontrol. Peningkatan hasil ini disebabkan karena pupuk bioorganik yang diaplikasikan memiliki kualitas yang baik sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Pupuk bioorganik yang diaplikasikan ke tanah
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
akan menyumbangkan sejumlah hara yang dikandungnya, pada gilirannya akan memperbaiki ketersediaan hara dalam tanah dan meningkatkan hasil kedelai. Menurut Setyorini et al., (2006), pupuk organik, khususnya kompos, merupakan sumber hara makro dan mikro yang lengkap bagi pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilaporkan
Rostami et al., (2012) bahwa aplikasi kompos sampah kota meningkatkan bobot kering biji kedelai. Pirdashti et al., (2010) bahwa aplikasi kompos sampah rumah tangga meningkatkan hasil biji kedelai lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian kompos. Darman (2006) melaporkan bahwa aplikasi ekstrak kompos meningkatkan hasil kedelai dan komponen hasil.
Gambar 2. Bobot kering biji kedelai akibat aplikasi berbagai pupuk bio-organik Kadar N, P dan K tanaman Hasil analisis tanaman yang disajikan pada Gambar 3. menunjukkan bahwa pemberian berbagai formula pupuk bioorganik berpengaruh nyata meningkatkan kadar N tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian bioorganik. Kadar N tanaman tertinggi terdapat pada pemberian pupuk bioorganik Bioga5, diikuti berturut-turut oleh BioLa5, dan BioSa5. Tingginya kadar N tanaman kedelai kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya
32
ketersediaan nitrogen (N) dalam tanah yang diakibatkan pemberian pupuk bioorganik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilaporkan Rostami et al.,(2012) dan Hayat et al., (2012), bahwa aplikasi kompos berpengaruh nyata terhadap serapan hara N, P dan K tanaman kedelai dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan Darman (2006) melaporkan bahwa pemberian kompos sangat berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi N tanaman kedelai.
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Gambar 3. Kadar N, P dan K pada daun kedelai akibat aplikasi berbagai pupuk bioorganik Hasilanalisis P tanaman menunjukkan bahwa pemberian beberapa komposisi pupuk bioorganik berpengaruh nyata meningkatkan kandungan P tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk bioorganik (Tabel 9). Kandungan P tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan BioGa5, diikuti berturut-turut oleh BioLa5 dan Biosa5. Hasil ini mendukung penelitian sebelum nya yang dilaporkan Hayat et al., (2012), dan Ahmad et al., (2008) bahwa aplikasi kompos dapat meningkatkan serapan P tanaman dan kandungan hara P dalam tanaman. Hasil analisis kandungan K tanaman kedelai yang disajikan pada Tabel 9. menunjukkan bahwa pemberian beberapa komposisi bioorganik meningkatkan K tanaman, dimana hasil tertinggi diperoleh pada komposisi BioGa5 dan berbeda nyata dengan kontrol (tanpa pemberian bioorganik). Hal ini menunjukkan bahwa serapan unsur K oleh tanaman tidak berkorelasi positif dengan pupuk bioorganik yang
32
diberikan, tanaman seringkali menyerap unsur K jauh melebihi kebutuhannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai efek aplikasi berbagai formula pupuk bio-organik trichokompos yang telah dilakukan pada tanah masam dapat disimpulkan bahwa pemberian berbagai formula pupuk bioorganik dapat mempebaiki sifat kimia tanah (meningkatkan pH dan KTK tanah, menurunkan Al-dd tanah Ultisol) meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bobot biji kedelai serta meningkatkan kadar hara N, P dan K tanaman. Pupuk bio-organik formula BioGa5, BioLa5 dan BioSa5 memperbaiki kualitas tanah dan hasil kedelai serta kadar hara tanaman lenbih baik daripada formula yang lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Rektor Universitas Jambi yang telah memberikan bantuan dana sehingga penelitian ini dapat
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
terlaksana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian Universitas Jambi dan Dekan Fakultas Pertanian yang telah memfasilitasi sehingga kegiatan penelitian ini dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Ahmad R, Arshad M, Khalid A, Zahir ZA., 2008. Effectiveness of organic-/bio-fertilizer supplemented with chemical fertilizers for improving soil water retention, aggregate stability, growth and nutrient uptake of maize (Zea mays L.). J. Sustain. Agric. 31(4): 57-77. Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI: 19-7030-2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Jakarta Darman, S. 2006. Efisiensi serapan fosfat dan pengaruh komponen beberapa sifat kimia tanah terhadap hasil tanaman kedelai akibat pemberian ekstrak kompos dan pupuk fosfat pada Oxic`Dystrudepts. J. Agrisains 7(2): 86-93. Hayat R , M Hassan, S Akram, R A Sheirdil, and M Ahmad. 2012. Evaluation of compost application for improving legumes yield and N2-fixation. African Journal of Biotechnology Vol. 11(41), pp. 9758-9764. Jeremy W. S., S. D. Logsdon, dan D. W. Meek. 2008. Soybean growth and seed yield response to tillage and compost. Agron. J. 100:1039–1046. Mitchell, Jeff., M. Gaskell, R. Smith,C. Fouche, S.T. Koike. 2000. Soil Management and Soil Quality for Organic Crops. Vegetable
32
Research and Information Center. Agriculture and Natural Resources Publication 7248. The University of California. Olubukola, S A, O. Aderemi O, EAdewoyin, D Tinuke, A H Akinwunmi and A, J Oladipupo. 2010. Comparing the use of Tithonia diversifolia and Compost as soil amendments for growth and yield of Celosia argentea. New York Science Journal 2010; 3(6) Pirdashti H, Mottaghian A, Bahmanyar MA. 2010. Effects of organic amendments application on grain yield, leaf chlorophyll content and some morphological characteristics in soybean cultivars. J Plant Nutr 73: 436442 Setyorini, D., R. Saraswati, dan E.K. Anwar. 2006. Kompos. P: 11 – 40. In R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik. Pupuk organic dan pupuk hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Sulaeman, Suparto, Eviati. 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2005. Teknologi Pengelolaan Bahan Organik Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian, Deptan.
Refliaty., dkk: Efek Aplikasi Berbagai Formula Pupuk Bio-Organik Trichokompos Terhadap Hasil dan Serapan Hara Oleh Kedelai Pada Tanah Masam
27