EFEK ALAT TERAPI POTENSIAL LISTRIK CURESONIC PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS
Ketua peneliti : Prof.Dr.Ir. Suhariningsih Anggota : Dr. Paulus Liben, dr., MS Ariyanto Jonosewojo, dr., Sp.PD Tjitra Wardani, dr., MS Ir. Welina Ratnayanti Kawitana Drs. Tri Anggono Priyo Drs. Muzakki
PROGRAM STUDI PENGOBATAN TRADISIONAL (BATRA) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
EFEK ALAT TERAPI POTENSIAL LISTRIK CURESONIC PADA PENDERITA HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS
Abstrak
Telah dilakukan penelitian efek terapi pada berbagai fungsi tubuh terhadap penderita hipertensi dan diabetes mellitus dengan alat terapi potensial listrik Curesonic®. Penelitian ini melibatkan 30 orang pria berumur 40 tahun ke atas yang menderita hipertensi sedang (Tekanan darah sistole lebih dari140 mmHg) dan diabetes mellitus (Gula darah puasa di atas 120 mg%, gula darah 2 jam setelah makan di atas 140 mg%).Terapi dilaksanakan dengan berbaring di atas matras Curesonic® setiap hari selama 1 jam (pagi) selama 20 hari, 5 kali seminggu (Senin s/d Jumat) selama 4 minggu. Dilakukan pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi suhu tubuh dan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan, profil lipid darah, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit darah, elektrokradiografi/EKG, rouleaux serta foto aura). Hasil penelitian menunjukkan dengan bertambahnya hari terapi, tekanan darah sistole dan diastole cenderung makin menurun. Terjadi peningkatan frekuensi nadi dengan bertambahnya hari terapi. Rouleaux memendek dan eritrosit saling memisahkan diri. Hal ini dapat memperbaiki aliran darah. Ada kecenderungan suhu tubuh menurun sesudah terapi. Terjadi penurunan kadar leukosit dan eritrosit, tetapi masih dalam batas nilai normal. Glukosa darah, hitung jenis leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, profil lipid serta elektrolit darah tetap stabil setelah terapi. Terjadi penurunan kadar asam urat yang dapat memberi manfaat yang positif bagi mereka yang menderita rematik akibat kadar asam urat yang tinggi.
Kata kunci : Curesonic, Hipertensi, Diabetes Mellitus
PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek akut dan khronis pengobatan dengan alat terapi potensial listrik Curesonic® terhadap penderita hipertensi dan diabetes mellitus. Curesonic® menghasilkan ion negatif dan sinar infra merah gelombang jauh melalui teknologi Tourmaline dan Long wave yang terkandung di dalamnya. Ion negatif mampu menyebabkan metabolisme tubuh menjadi lebih lancar. Sinar infra merah gelombang jauh mampu menghangatkan tubuh. Dalam penelitian ini diteliti efek terapi perbaikan kadar glukosa darah, perbaikan aliran darah (antara lain tekanan darah, frekwensi nadi, suhu tubuh, rouleaux) serta komposisi darah dan profil lipid darah. METODE PENELITIAN Penelitian ini melibatkan 30 orang pria berumur 40 tahun ke atas yang menderita hipertensi sedang (Tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg, diastole lebih dari 90 mmHg) dan diabetes mellitus (Gula darah puasa di atas 120 mg%, gula darah 2 jam setelah makan di atas 140 mg%). Setiap orang coba menjalani terapi dengan berbaring di atas matras Curesonic® 1 jam (pagi) setiap hari selama 20 hari, yaitu 5 kali seminggu (Senin s/d Jumat) selama 4 minggu. Mereka yang sedang dalam pengobatan dokter, obat hipertensi dan obat diabetes mellitus tetap diminum. Pada awal penelitian pada setiap orang coba dilakukan pemeriksaan fisik (pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi dan suhu tubuh) dan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan, profil lipid darah, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit darah dan elektrokradiografi/EKG). Pemeriksaan tersebut diulangi lagi pada akhir penelitian kecuali EKG. Untuk melihat efek akut terapi, tekanan darah, nadi dan suhu tubuh dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah terapi satu jam. Khusus untuk pemeriksaan rouleaux dan foto aura dilakukan sebelum dan sesudah terapi satu jam.Tekanan darah diukur dengan Automatic blood pressure monitor Omron SEM-2. Penimbangan berat badan dengan timbangan Tanita. Data dianalisis dengan program SPSS 15. Dilakukan analisis deskriptif dengan menghitung rerata dan standar deviasi (SD). Dilanjutkan dengan analisis inferensial dengan uji t data berpasangan (paired t test) dan uji korelasi dari Pearson dengan derajat kemaknaan 5%.
HASIL PENELITIAN Umur orang coba Rerata umur orang coba dalam penelitian ini adalah 52,23 tahun dengan SD 6,673 tahun. Orang termuda berumur 40 tahun dan tertua 70 tahun. Tekanan darah sistole
Tabel 1. Data dan analisis tekanan darah sistole (mmHg) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Sbl/ssd terapi
Hari periksa
Rerata
SD
Paired t test
1
152,056
29,8169
t = 2,809
20
138,870
35,8567
p = 0,009
1
149,315
26,5953
t = 1,650
20
142,852
36,5287
p = 0,111
Sebelum terapi
Sesudah terapi
Keterangan: Terdapat penurunan tekanan darah sistole yang amat bermakna antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) pada data sebelum terapi (saat orang coba datang). Tidak terdapat penurunan tekanan darah sistole yang bermakna setelah terapi.
Tabel 2. Data dan analisis harian tekanan darah sistole (mmHg) sebelum dan sesudah terapi (efek akut) Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
152,000 149,655 151,500 147,293 148,259 147,707 146,810 143,000 148,207 144,586 144,914 147,310 136,196 145,000 144,707 143,690 145,089 144,931 144,845 138,870
149,724 149,000 149,103 146,603 147,741 144,276 142,655 144,586 146,466 142,155 144,586 143,431 137,286 141,293 143,190 140,672 140,696 144,362 141,172 142,852
28,8509 26,5694 28,4354 27,8476 28,7379 24,4422 25,5432 25,4874 29,1417 26,8175 26,5418 25,7118 25,7629 26,7188 28,2358 26,0674 24,6697 28,2131 25,6359 35,8567
25,8987 25,5301 26,8106 25,3054 27,2775 21,8193 22,5579 23,4643 27,6363 26,6673 24,8995 23,4089 24,7919 23,1561 26,6218 26,2428 23,7387 23,6726 23,0385 36,5287
Paired t test p t t = 0,998 t = 0,299 t = 0,980 t = 0,364 t = 0,228 t = 1,881 t = 2,369 t = -0,703 t = 0,674 t = 1,478 t = 0,171 t = 2,736 t = -0,433 t = 1,335 t = 0,826 t = 1,332 t = 2,140 t = 0,273 t = 2,382 t = -0,864
p = 0,327 p = 0,767 p = 0,335 p = 0,718 p = 0,821 p = 0,070 p = 0,025 p = 0,488 p = 0,506 p = 0,151 p = 0,865 p = 0,011 p = 0,668 p = 0,193 p = 0,416 p = 0,194 p = 0,042 p = 0,787 p = 0,024 p = 0,396
Keterangan: Tidak terdapat perubahan yang bermakna untuk tekanan darah sistole antara sebelum dan sesudah terapi (harian), kecuali pada hari ke 7, 12, 17 dan 19 terjadi penurunan yang bermakna.
Gambar 1. Korelasi antara hari terapi dan tekanan darah sistole (mmHg) Uji korelasi untuk mengetahui hubungan hari terapi dengan tekanan darah sistole didapatkan koefisien korelasi r = -0,672 (p=0,001) untuk sistole sebelum terapi, dan r = -0,754 (p=0,000) untuk sistole sesudah terapi. Keterangan: Terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan tekanan darah sistole yang diukur setiap hari sebelum dan sesudah terapi.
Tabel 3. Data dan analisis harian tekanan darah sistole (mmHg) sesudah terapi dengan sebelum terapi hari berikutnya No 1
Hari sesudah terapi Rerata SD 149,724 25,8987
Hari berikutnya sebelum terapi Rerata SD 149,655 26,5694
Paired t test t t = 0,031
p p = 0,975
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
149,000 149,103 146,603 147,741 144,276 142,655 144,586 146,466 142,155 144,586 143,431 137,286 141,293 143,190 140,268 140,696 144,362 141,093
25,5301 26,8106 25,3054 27,2775 21,8193 22,5579 23,4643 27,6363 26,6673 24,8995 23,4089 24,7919 23,1561 26,6218 26,6321 23,7387 23,6726 23,3024
151,500 147,293 148,259 147,707 146,810 143,000 148,207 144,586 144,914 147,310 134,948 145,429 144,707 143,690 145,089 144,286 144,845 138,870
28,4354 27,8476 28,7379 24,4422 25,5432 25,4874 29,1417 26,8175 26,5418 25,7118 26,1764 27,1074 28,2358 26,0674 24,6697 28,5120 25,6359 35,8567
t = -1,004 t = 0,644 t = -0,666 t = 0,012 t = -1,098 t = -0,115 t = -1,285 t = 0,579 t = -1,373 t = -1,688 t = 2,872 t = -2,806 t = -1,083 t = -0,199 t = -1,340 t = -1,338 t = -0,221 t = 0,550
p = 0,324 p = 0,525 p = 0,511 p = 0,991 p = 0,282 p = 0,909 p = 0,209 p = 0,567 p = 0,181 p = 0,103 p = 0,008 p = 0,009 p = 0,288 p = 0,843 p = 0,191 p = 0,192 p = 0,826 p = 0,587
Keterangan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk tekanan darah sistole antara sesudah terapi dan sebelum terapi pada hari berikutnya (harian), kecuali pada hari ke 12 (penurunan) dan 13 (peningkatan). Tekanan darah diastole Tabel 4. Data dan analisis tekanan darah diastole (mmHg) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Sbl/ssd terapi
Hari periksa
Rerata
SD
Paired t test
1 20 1 20
86,019 87,889 86,778 85,704
14,4025 14,1519 12,0395 15,2746
t = -0,554 p = 0,584 t = 0,435 p = 0,667
Sebelum terapi Sesudah terapi
Keterangan: Tidak terdapat perubahan tekanan darah diastole antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20), baik pada keadaan sebelum terapi maupun pada keadaan sesudah terapi. Tabel 5. Data dan analisis harian tekanan darah diastole (mmHg) sebelum dan sesudah terapi (efek akut) Hari ke 1 2
Sesudah Terapi
Paired t test
Rerata
Sebelum Terapi SD
Rerata
SD
t
p
86,603 85,155
14,0601 12,3910
87,293 84,138
11,7622 11,1771
t = -0,628 t = 0,781
p = 0,535 p = 0,441
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
84,586 82,310 84,224 84,431 83,155 82,741 85,190 83,793 84,707 88,862 82,500 84,776 83,741 81,362 81,268 81,086 82,103 87,889
14,3602 12,9397 13,5090 12,1278 10,4044 14,0964 15,3829 11,7667 12,1203 24,4014 13,9377 9,6710 12,5901 12,6646 12,8614 11,5659 10,9205 14,1519
85,983 83,672 84,690 83,914 84,138 83,621 85,103 82,534 84,845 84,310 82,161 83,948 84,293 81,862 82,161 82,328 81,517 85,704
13,8400 12,4515 12,7254 11,0704 9,8669 11,5679 12,6282 11,3215 11,2869 10,6255 11,7324 11,1678 11,9900 12,9649 12,3123 10,8860 10,4987 15,2746
t = -0,780 t = -1,350 t = -0,355 t = 0,425 t = -0,958 t = -0,690 t = 0,058 t = 1,239 t = -0,116 t = 1,203 t = 0,184 t = 0,598 t = -0,533 t = -0,386 t = -0,696 t = -1,035 t = 0,587 t = 0,727
p = 0,442 p = 0,188 p = 0,725 p = 0,674 p = 0,346 p = 0,496 p = 0,954 p = 0,225 p = 0,908 p = 0,239 p = 0,855 p = 0,544 p = 0,599 p = 0,702 p = 0,493 p = 0,309 p = 0,562 p = 0,474
Keterangan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk tekanan darah diastole antara sebelum dan sesudah terapi (harian).
Gambar 2. Korelasi antara hari terapi dan tekanan darah diastole (mmHg)
Uji korelasi untuk mengetahui hubungan hari terapi dengan tekanan darah diastole didapatkan koefisien korelasi r = -0,235 (p=0,319) untuk diastole sebelum terapi, dan r = -0,550 (p=0,012) untuk diastole sesudah terapi. Keterangan: Tidak terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan tekanan darah diastole yang diukur setiap hari sebelum terapi. Terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan tekanan darah diastole yang diukur setiap hari sesudah terapi. Tabel 6. Data dan analisis harian tekanan darah diastole (mmHg) sesudah terapi dengan sebelum terapi hari berikutnya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Hari sesudah terapi Rerata SD 87,293 11,7622 84,138 11,1771 85,983 13,8400 83,672 12,4515 84,690 12,7254 83,914 11,0704 84,138 9,8669 83,621 11,5679 85,103 12,6282 82,534 11,3215 84,845 11,2869 84,310 10,6255 82,161 11,7324 83,948 11,1678 84,293 11,9900 81,143 12,5999 82,161 12,3123 82,328 10,8860 81,444 10,8693
Hari berikutnya sebelum terapi Rerata SD 85,155 12,3910 84,586 14,3602 82,310 12,9397 84,224 13,5090 84,431 12,1278 83,155 10,4044 82,741 14,0964 85,190 15,3829 83,793 11,7667 84,845 11,2869 88,862 24,4014 81,724 14,3101 85,018 9,7586 83,741 12,5901 81,362 12,6646 81,268 12,8614 80,446 11,2434 82,103 10,9205 87,889 14,1519
Paired t test t t = 1,218 t = -0,232 t = 2,093 t = -0,370 t = 0,131 t = 0,554 t = 0,822 t = -0,918 t = 0,616 t = -2,005 t = -1,054 t = 1,490 t = -2,024 t = 0,139 t = 1,784 t = -0,052 t = 1,281 t = 0,183 t = -2,322
p p = 0,234 p = 0,818 p = 0,046 p = 0,714 p = 0,897 p = 0,584 p = 0,418 p = 0,367 p = 0,543 p = 0,055 p = 0,301 p = 0,148 p = 0,053 p = 0,890 p = 0,085 p = 0,959 p = 0,211 p = 0,856 p = 0,028
Keterangan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk tekanan darah diastole antara sesudah terapi dan sebelum terapi pada hari berikutnya (harian), kecuali pada hari ke 3 (penurunan) dan ke 19 (peningkatan). Frekuensi nadi Tabel 7. Data dan analisis frekuensi nadi (kali/menit) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Sbl/ssd terapi
Hari periksa
Rerata
SD
Paired t test
Sebelum terapi
1
80,385
10,5265
t = 0,290
Sesudah terapi
20
79,827
10,4144
p = 0,774
1
73,704
12,7749
t = -0,912
20
75,404
13,4392
p = 0,370
Keterangan: Tidak terdapat perubahan frekuensi nadi antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20), baik pada keadaan sebelum terapi maupun pada keadaan sesudah terapi. Tabel 8. Data dan analisis harian frekuensi nadi (kali/menit) sebelum dan sesudah terapi (efek akut) Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sebelum Terapi Rerata 81,000 80,352 79,903 78,059 79,566 81,041 81,890 82,762 81,659 82,217 84,052 81,931 81,246 79,528 81,162 79,234 79,246 80,683 82,652 78,119
SD 11,5950 12,4218 13,7071 13,7918 11,8430 14,7647 14,9615 15,3915 14,5004 13,8985 15,7873 13,5888 15,0815 13,8793 13,7535 13,2173 13,2714 12,2894 13,9022 13,5311
Sesudah Terapi Rerata 75,804 75,028 74,997 73,648 74,524 77,186 77,203 77,048 77,152 77,697 80,386 77,324 77,889 77,838 77,852 77,083 76,704 76,410 79,141 75,404
SD 10,7396 11,4633 11,4549 11,8485 11,3785 12,6238 12,5464 11,6220 12,9296 13,7809 13,6637 12,1767 13,9997 13,6825 13,9690 12,0667 11,7910 11,6547 12,1166 13,4392
Paired t test t t = 4,690 t = 5,135 t = 4,357 t = 3,511 t = 4,750 t = 2,950 t = 4,060 t = 3,737 t = 3,330 t = 5,393 t = 2,259 t = 3,767 t = 2,194 t = 1,285 t = 3,238 t = 1,764 t = 1,995 t = 4,020 t = 2,938 t = 2,332
p p = 0,000 p = 0,000 p = 0,000 p = 0,002 p = 0,000 p = 0,006 p = 0,000 p = 0,001 p = 0,002 p = 0,000 p = 0,032 p = 0,001 p = 0,037 p = 0,209 p = 0,003 p = 0,089 p = 0,056 p = 0,000 p = 0,007 p = 0,028
Keterangan: Terdapat perbedaan yang bermakna untuk penurunan frekuensi nadi antara sebelum dan sesudah terapi (harian), kecuali pada hari ke 14,16 dan 17 (penurunan).
Gambar 3. Korelasi antara hari terapi dan frekuensi nadi (kali/menit) Uji korelasi untuk mengetahui hubungan hari terapi dengan frekuensi denyut nadi didapatkan koefisien korelasi r = -0,036 (p=0,880) untuk denyut nadi sebelum terapi, dan r = 0,523 (p=0,018) untuk denyut nadi sesudah terapi, Keterangan: Tidak terdapat korelasi antara lama terapi dengan perubahan frekuensi nadi yang diukur setiap hari sebelum terapi. Terdapat korelasi antara lama terapi dengan peningkatan frekuensi nadi yang diukur setiap hari sesudah terapi. Tabel 9. Data dan analisis harian frekuensi nadi (kali/menit) sesudah terapi dengan sebelum terapi hari berikutnya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari sesudah terapi Rerata SD 74,414 12,9319 75,028 11,4633 74,997 11,4549 73,648 11,8485 74,524 11,3785 77,186 12,6238 77,203 12,5464 77,048 11,6220 77,152 12,9296 77,697 13,7809
Hari berikutnya sebelum terapi Rerata SD 80,352 12,4218 79,903 13,7071 78,059 13,7918 79,566 11,8430 81,041 14,7647 81,890 14,9615 82,762 15,3915 81,659 14,5004 82,217 13,8985 84,052 15,7873
Paired t test t t = -3,372 t = -3,482 t = -1,817 t = -4,087 t = -5,049 t = -2,978 t = -2,537 t = -3,389 t = -3,272 t = -2,924
p p = 0,002 p = 0,002 p = 0,080 p = 0,000 p = 0,000 p = 0,006 p = 0,017 p = 0,002 p = 0,003 p = 0,007
11 12 13 14 15 16 17 18 19
80,386 77,324 77,889 77,838 77,852 76,550 76,704 76,410 78,781
13,6637 12,1767 13,9997 13,6825 13,9690 11,9358 11,7910 11,6547 12,1180
81,931 81,203 79,439 81,162 79,234 79,246 80,636 82,652 78,119
13,5888 14,8116 14,1257 13,7535 13,,2173 13,2714 12,5123 13,9022 13,5311
t = -1,163 t = -2,257 t = -0,917 t = -1,850 t = -0,730 t = -1,619 t = -3,037 t = -4,864 t = 0,450
p = 0,255 p = 0,032 p = 0,367 p = 0,075 p = 0,471 p = 0,117 p = 0,005 p = 0,000 p = 0,656
Keterangan:
Terdapat peningkatan yang bermakna untuk frekuensi nadi antara sesudah terapi dan sebelum terapi pada hari berikutnya (harian), kecuali pada hari ke 11, 13, 14, 15, 16 (peningkatan tak bermakna) dan ke 19 (penurunan tak bermakna).
Suhu tubuh Tabel 10. Data dan analisis suhu tubuh (oC) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Sbl/ssd terapi Sebelum terapi
Sesudah terapi
Hari periksa
Rerata
SD
Paired t test
1
37,263
8,9524
t = -0,764
20
37,479
9,6242
p = 0,453
1
36,804
7,6318
t = 0,286
20
36,742
7,2270
p = 0,777
Keterangan: Tidak terdapat perubahan suhu tubuh antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20), baik pada keadaan sebelum terapi maupun pada keadaan sesudah terapi.
Gambar 4 . Korelasi antara hari terapi dan suhu tubuh (oC) Uji korelasi untuk mengetahui hubungan hari terapi dengan suhu badan didapatkan koefisien korelasi r = 0,577 (p=0,0080) untuk suhu badan sebelum terapi, dan r = -0,275 (p=0,241) untuk suhu badan sesudah terapi, Keterangan: Terdapat korelasi antara lama terapi dengan peningkatan suhu tubuh yang diukur setiap hari sebelum terapi. Tidak terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan suhu tubuh yang diukur setiap hari sesudah terapi. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Glukosa darah Tabel 11. Data dan analisis glukosa darah (mg%) antara kondisi awal (hari ke1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Glukosa darah Puasa 2 jam pp
Sebelum Terapi Rerata SD 145,20 55,674
Sesudah Terapi Rerata SD 146,90 58,549
Paired t test t p t = -0,201 p = 0,842
246,96
240,39
t = 0,554
89,687
80,251
p = 0,584
Keterangan: Tidak terdapat perubahan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan (2 jam pp) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20).
Hemoglobin, Lekosit, Laju Endap Darah, Trombosit, PCV dan Eritrosit Tabel 12. Data dan analisis hemoglobin, lekosit, laju endap darah, trombosit, PCV dan eritrosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Hemoglobin
Sesudah Terapi Rerata SD
t
Paired t test p
15,707
3,7143
14,990
2,3198
t = 1,006
p = 0,323
7933,33
1719,529
6910,00
1424,018
t = 3,208
p = 0,003
LED 1 jam
35,17
33,384
30,17
35,195
t = 1,096
p = 0,282
LED 2 jam
58,14
44,291
46,39
38,341
t = 1,710
p = 0,099
Trombosit
228233,33
70803,119
254133,33
78155,342
t = -1,587
p = 0,123
0,4333
0,05416
0,4403
0,06128
t = -0,988
p = 0,331
5191166,67
637552,491
4994833,33
619594,533
t = 2,319
p = 0,028
Leukosit
PCV Eritrosit
Keterangan: Terdapat penurunan yang bermakna kadar leukosit dan eritrosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Tidak terdapat perubahan kadar hemoglobin, LED 1 jam, LED 2 jam, trombosit dan PCV. Hitung jenis leukosit Tabel 13. Data dan analisis hitung jenis leukosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
Eosinofil
0,00
0,000
0,10
0,403
Basofil
0,00
0,000
0,00
0,000
Granulosit
62,87
9,043
61,20
Limfosit
34,40
8,724
Monosit
3,40
2,749
Paired t test t p t = -1,361
p = 0,184
7,581
t = 0,892
p = 0,380
36,33
7,932
t = -1,095
p = 0,283
2,60
2,799
t = 1,263
p = 0,216
Keterangan: Tidak terdapat perubahan yang bermakna hitung jenis leukosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20).
Fungsi hati Tabel 14. Data dan analisis fungsi hati antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
Paired t test t p
Bilirubin total
0,6193
0,23466
0,6386
0,21076
t = -0,361
p = 0,721
Bilirubin direk
0,3138
0,13295
0,3341
0,18017
t = -0,721
p = 0,477
SGOT
18,60
5,170
18,67
4,823
t = -0,053
p = 0,958
SGPT
21,70
8,184
20,37
4,860
t = 0,810
p = 0,424
Keterangan: Tidak terdapat perubahan yang bermakna parameter fungsi hati antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Profil Lipid Tabel 15. Data dan analisis profil lipid antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
Paired t test
Cholesterol total
227,07
53,556
224,47
43,674
t = 0,271
p = 0,789
HDL
51,03
19,904
51,50
7,450
t = -0,123
p = 0,903
LDL
153,67
34,353
136,77
41,893
t = 2,044
p = 0,0501
Trigliserida
174,97
89,371
160,83
81,309
t = 1,086
p = 0,287
t
p
Keterangan: Tidak terdapat perubahan yang bermakna profil lipid antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20).
Fungsi Ginjal
Tabel 16. Data dan analisis fungsi ginjal antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20)
Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
Paired t test t p
Ureum
26,403
20,7279
24,740
22,2980
t = 1,399
p = 0,172
Creatinin
1,910
1,8252
1,887
2,2525
t = 0,220
p = 0,827
Uric acid
6,840
2,0490
6,123
1,8347
t = 2,915
p = 0,007
Keterangan: Terdapat penurunan yang bermakna kadar asam urat antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Tidak terdapat perubahan pada kadar ureum dan creatinin
Elektrolit darah Tabel 17. Data dan analisis kimia darah antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20)
Pemeriksaan
Sebelum Terapi Rerata SD
Sesudah Terapi Rerata SD
Paired t test t p
Natrium
137,97
3,669
138,72
2,827
t = -0,949
p = 0,351
Kalium
4,138
0,7178
4,183
0,5562
t = -0,471
p = 0,641
Calcium
9,290
2,1874
8,966
1,6169
t = 1,124
p = 0,271
Keterangan: Tidak terdapat perubahan yang bermakna kimia darah antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Elekrokardiogram (EKG) Data EKG semua orang coba dalam batas-batas normal Rouleaux
Setelah terapi 1 jam (efek akut) rouleaux memendek dan eritrosit saling memisahkan diri. Foto Aura Setelah terapi 1 jam (efek akut) terjadi perubahan foto aura. Pada orang coba sehat ( 3 orang) perubahan nampak jelas yaitu adanya peningkatan energi dan terjadinya keseimbangan energi, sedangkan pada kondisi sakit ada yang mengalami peningkatan energi, dan keseimbangan energi; beberapa tetap, serta ada yang justru mengalami penurunan energi. Beberapa hasil foto aura terlampir. PEMBAHASAN Tekanan darah Setelah terapi selama 1 bulan, terjadi penurunan tekanan darah sistole sebagai efek terapi jangka panjang (efek kronis) pada data sebelum terapi (p=0,009), tetapi tidak terdapat penurunan tekanan darah sistole yang bermakna setelah terapi (Tabel 1). Tak terjadi perubahan tekanan darah diastole setelah terapi selama 1 bulan (Tabel 4). Sebagai efek segera (akut) setelah 1 jam terapi, secara umum tak terjadi penurunan tekanan darah sistole, kecuali pada hari ke 7, 12, 17 dan 19 terjadi penurunan yang bermakna (Tabel 2). Hal yang sama terjadi pada tekanan darah diastole (Tabel 5). Dalam pelaksanaan terapi setiap hari, ternyata terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah terapi (Gambar 1). Jadi dengan makin bertambahnya hari terapi, tekanan darah sistole cenderung makin menurun. Pada pengamatan setiap hari setelah terapi, penurunan tekanan darah diastole ternyata ada korelasi dengan lama terapi, tapi tidak pada keadaan sebelum terapi (Gambar 2). Jadi pada keadaan sebelum terapi, hanya penurunan tekanan darah sistole yang berkorelasi dengan bertambahnya hari terapi. Pada keadaan setelah terapi, penurunan tekanan darah sistole dan diastole berkorelasi dengan bertambahnya hari terapi. Dalam terapi 1 bulan, tekanan darah turun secara perlahan-lahan. Hal ini baik untuk penderita hipertensi yang berusia lanjut. Penurunan tekanan darah yang terjadi terlalu cepat dapat menimbulkan berbagai efek samping yang tak diinginkan. Penurunan tekanan darah 2mmHg saja sudah dapat mengurangi risiko serangan penyakit jantung koroner (PJK) 8%. Untuk mengetahui apakah setelah terapi masih ada efeknya hingga keesokan harinya, dianalisis perbedaan tekanan darah sistole dan diastole sesudah terapi dan hari berikutnya sebelum terapi. Ternyata tidak terdapat perubahan tekanan darah sistole antara sesudah terapi dan sebelum terapi pada hari berikutnya (harian), kecuali pada hari ke 12 (penurunan) dan 13 (peningkatan) (Tabel 3). Tekanan darah diastole juga tak mengalami perubahan kecuali pada hari ke 3 (penurunan) dan ke 19
(peningkatan) (Tabel 6). Jadi secara umum dapat dikatakan efek terapi terhadap tekanan darah sistole maupun diastole tidak berpengaruh pada hari berikutnya. Frekuensi nadi Setelah terapi selama 1 bulan tidak terjadi perubahan frekuensi nadi baik pada keadaan sebelum terapi maupun pada keadaan sesudah terapi (Tabel 7). Sebagai efek segera (akut) setelah 1 jam terapi, secara umum dapat dikatakan terjadi penurunan frekuensi nadi kecuali pada hari ke 14,16 dan 17 (penurunan tak bermakna) (Tabel 8). Hal ini dapat disebabkan karena orang coba berbaring (istirahat) selama terapi 1 jam. Dalam pelaksanaan terapi setiap hari, ternyata tidak terdapat korelasi antara lama terapi dengan perubahan frekuensi nadi sebelum terapi. Pada pengamatan setiap hari setelah terapi, peningkatan frekuensi nadi ternyata ada korelasi dengan lama terapi (Gambar 3). Untuk mengetahui apakah setelah terapi masih ada efeknya hingga keesokan harinya, dianalisis perbedaan frekuensi nadi sesudah terapi dan hari berikutnya sebelum terapi. Ternyata terdapat peningkatan yang bermakna untuk frekuensi nadi antara sesudah terapi dan sebelum terapi pada hari berikutnya (harian), kecuali pada hari ke 11, 13, 14, 15, 16 (peningkatan tak bermakna) dan ke 19 (penurunan tak bermakna) (Tabel 9). Jadi secara umum dapat dikatakan efek terapi terhadap frekuensi nadi masih berpengaruh pada hari berikutnya. Suhu tubuh Tidak terdapat perubahan suhu tubuh antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20), baik pada keadaan sebelum terapi maupun pada keadaan sesudah terapi (Tabel 10). Terdapat korelasi antara lama terapi dengan peningkatan suhu tubuh yang diukur setiap hari sebelum terapi. Meskipun tidak terdapat korelasi antara lama terapi dengan penurunan suhu tubuh yang diukur setiap hari sesudah terapi, ada kecenderungan suhu tubuh menurun (Gambar 4). Hal ini dapat disebabkan karena orang coba berbaring (istirahat) selama terapi 1 jam. Glukosa darah Tidak terdapat perubahan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan (2 jam pp) antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) (Tabel 11). Dengan demikian terapi selama 1 bulan tak megakibatkan dampak yang merugikan pada kadar glukosa darah. Komposisi darah Terdapat penurunan yang bermakna kadar leukosit dan eritrosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Tidak terdapat perubahan kadar hemoglobin, LED 1 jam, LED 2 jam, trombosit dan PCV (Tabel 12). Meskipun terjadi penurunan kadar leukosit dan eritrosit dalam terapi 1 bulan, kadarnya masih dalam batas nilai normal. Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penurunan kadarnya pada terapi yang lebih lama. Penyebab dari
penurunan kadar eritrosit ini bisa diakibatkan oleh umur sel-sel tersebut berkurang atau produksinya dari sumsum tulang berkurang. Hitung jenis leukosit Tidak terdapat perubahan yang bermakna hitung jenis leukosit antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) (Tabel 13). Fungsi hati Tidak terdapat perubahan yang bermakna parameter fungsi hati antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) (Tabel 14). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi selama 1 bulan tidak memberikan efek samping yang merugikan pada fungsi hati.
Profil lipid Tidak terdapat perubahan yang bermakna profil lipid antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) (Tabel 15). Jadi terapi selama 1 bulan tidak memberikan efek samping yang merugikan pada profil lipid. Fungsi ginjal Terdapat penurunan yang bermakna kadar asam urat antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20). Tidak terdapat perubahan pada kadar ureum dan creatinin (Tabel 16). Penurunan kadar asam urat ini memberi manfaat yang positif bagi mereka yang menderita rematik akibat kadar asam urat yang tinggi. Kadar ureum dan creatinin darah yang stabil selama terapi menunjukkan fungsi ekskresi ginjal tidak terganggu. Kimia darah (Elektrolit) Tidak terdapat perubahan yang bermakna kimia darah yaitu kadar natrium, kalium dan calsium antara kondisi awal (hari ke-1) dengan kondisi akhir terapi (hari ke-20) (Tabel 17). Jadi selama terapi kadar elektrolit tubuh tetap stabil. Rouleaux dan foto aura Rouleaux memendek dan eritrosit saling memisahkan diri. Hal ini dapat memperbaiki aliran darah. Setelah terapi 1 jam (efek akut) nampak terjadi perubahan foto aura, artinya terjadi perubahan medan listrik di dalam tubuh, ini menunjukkan adanya perubahan metabolisme tubuh hal ini didukung bukti meningkatnya frekuensi nadi. Bila foto aura ini dilakukan selama 20 hari maka tentunya akan nampak jelas perubahanperubahan yang terjadi, tetapi karena foto aura sangat mahal maka dibatasi hanya dilakukan pada efek akut saja. Beberapa hasil foto aura terlampir.
KESIMPULAN 1. Setelah terapi selama 1 bulan, terjadi penurunan tekanan darah sistole sebagai efek terapi jangka panjang (efek kronis) pada keadaan sebelum terapi. Dalam pelaksanaan terapi setiap hari dengan bertambahnya hari terapi, tekanan darah sistole dan diastole cenderung makin menurun. Hal ini baik untuk penderita hipertensi yang berusia lanjut, karena penurunan tekanan darah yang terjadi terlalu cepat dapat menimbulkan berbagai efek samping yang tak diinginkan. 2. Pada pengamatan setiap hari setelah terapi, terjadi peningkatan frekuensi nadi dengan bertambahnya hari terapi, hal ini menunjukkan adanya rangsangan terhadap sirkulasi darah. 3. Setelah terapi 1 jam (efek akut) terjadi perubahan foto aura, artinya terjadi perubahan medan listrik di dalam tubuh, ini menunjukkan adanya perubahan metabolisme tubuh (mendukung kesimpulan 2) 4. Rouleaux memendek dan eritrosit saling memisahkan diri. Hal ini dapat memperbaiki aliran darah. 5. Ada kecenderungan suhu tubuh menurun sesudah terapi. 6. Pada komposisi darah terdapat penurunan yang bermakna kadar leukosit dan eritrosit, tetapi masih dalam batas nilai normal. 7. Glukosa darah, hitung jenis leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, profil lipid serta elektrolit darah tetap stabil setelah terapi. Ini menunjukkan tak terjadinya efek samping yang merugikan pada parameter tersebut. 8. Terjadi penurunan kadar asam urat yang dapat memberi manfaat yang positif bagi mereka yang menderita rematik akibat kadar asam urat yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Boron WF,Boulpaep E, 2005. Medical physiology. A cellular and molecular approach. Updated ed. Elsevier Saunders, Philadelphia. Ganong WF, 2005. Review of medical physiology. 22nd ed. McGraw Hill, New York. Guyton AC, Hall JE, 2006. Textbook of medical physiology. 11 th ed. WB Saunders Co, Philadelphia.
UJI PANCARAN MEDAN LISTRIK 1. TUJUAN : Menentukan frekuensi medan listrik yang dihasilkan alat yang diuji 2. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN : - Nama alat : Oscilloscope, Model GW, tipe GOS 622B - Produksi : - Spesifikasi alat : Volt/div : 50 mV- 50 V Time/div : 0,2 μs – 0,5 s Frekuensi maksimum : 20 MHz - Nama alat : Power & SWR meter, MEETS HS-260S - Produksi : made in Japan - Spesifikasi alat : Power : 12 W dan 240 W SWL : 1,0 - ~
3. HASIL UJI (3 Agustus 2007) Output: Vo berupa signal sinus dengan: Frekuensi f = 140 kHz dan 160 kHz Tegangan Vpp = 140V untuk SW2 = L dengan LED2 on (hijau), Daya pancar 180 mW Tegangan Vpp = 160V untuk SW2 = H dengan LED1 on (kuning), Daya pancar 200 mW IC1: V11 = 5V untuk SW3 on (start) = 0V untuk SW3 off. V4 = 4V. V15 berupa signal square dengan periode T = 0,64 s atau frekuensi f = 1,56 MHz. V10 = 5V untuk SW3 on dan SW2 = L, VC (Q3) = 0V, VA = 4,35V. = 0V untuk SW3 off dan SW2 = L, VC (Q3) = 0V, VA = 0V. = 0V untuk SW3 on dan SW2 = H, VC (Q3) = 5,70V, VA = 5,71V. = 0V untuk SW3 off dan SW2 = H, VC (Q3) = 0V, VA = 0V. V16 berupa signal gigi-gergaji dengan tegangan Vpp = 2,8V dan periode T = 0,32 s.
Driver
Plat logam (raster) berfungsi sebagai antena PLN
UJI PANCARAN INFRA RED
4. TUJUAN : Menentukan pancaran Infra Red (IR) yang dihasilkan alat yang diuji 5. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN : - Nama alat : Metrologic Photometer - Produksi : Metrologic Instruments, Inc, Blackwood, USA - Spesifikasi alat : Jumlah range pengukuran : 8 step (3 μW hingga 10 mW) Interval pengukuran daya output : 0 – 30 μW (background) 0 – 1000 μW (sumber on) Ketelitian pada range pengukuran : 1 μW dan 10 μW 6. ALAT YANG DIUJI : - Nama alat - Tipe - Tegangan - Freakuansi - Daya - Ukuran matras - No. pengesahan
: matras Curesonic : AP-CS35M : AC 220 V : 50 Hz :9W : 150 cm x 200 cm : 21500BZZ00061
7. METODE PENGUJIAN : Karena permukaan matras Curesonic cukup luas (100 cm x 200 cm), maka dipilih beberapa titik pengamatan berdasarkan konstruksi (jahitan) matras tersebut, dengan susunan titik-titik pengamatan sebagai berikut : BIDANG -1
1
1 . 1 4
2
1
BIDANG-2
3
4
3
2
1
BIDANG-3
3
2
BIDANG-4
4
3
4
3
2
4
8. HASIL PENGUJIAN : Data hasil pengukuran pancaran Infra-red di titik-titik uji pada permukaan matras Curesonic: Daya Terukur (μW) Titik No Uji Curesonic off Curesonic on 1. B1-1 11 481 2. B1-2 11 481 3. B1-3 11 481 4. B1-4 11 481 5. B2-1 11 481 6. B2-2 11 482 7. B2-3 11 481 8. B2-4 11 482 9. B3-1 11 484 10. B3-2 11 486 11. B3-3 11 485 12. B3-4 11 486 13. B4-1 11 482 14. B4-2 11 481 15. B4-3 11 482 16. B4-4 11 481 Kondisi tanpa sumber (background) terukur : 11 μw Pada saat Curesonic dalam keadaan off, pancaran cahaya infra red yang dihasilkan sama dengan pancaran background, yakni sebesar 11 μw Kondisi dengan sumber (matras Curesonic) terukur : (482,31 ± 1,85) μW Jadi Terdapat perbedaan secara signifikan pancaran IR antara background dan matras Curesonic di sekitar permukaan matras tersebut. 9. KESIMPULAN Alat yang diuji (matras Curesonic) memancarkan Infra-red sebesar (482,31 ± 1,85) μW secara seragam di seluruh permukaan matras setelah alat tersebut diaktifkan. Demikian laporan ini kami buat berdasar hasil pengukuran yang telah kami lakukan, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 20 Desember 2007 Kepala Laboratorium Biofisika FMIPA Unair
Prof. Dr. Ir. Suhariningsih NIP. 130 701 435
UJI PANCARAN ION NEGATIF
1. TUJUAN : Menentukan pancaran ion negatif yang dihasilkan alat yang diuji 2. ASUMSI : Bila terdapat pancaran ion negatif dari permukaan matras yang diuji, maka akan terjadi perubahan polaritas udara di atas permukaan matras tersebut. Perubahan polaritas udara menyebabkan perubahan tetapan dielektrik yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan nilai kapasitansi sensor kapasitif terukur. 3. HIPOTESIS : Dengan sensor kapasitif akan dapat dideteksi secara kualitatif adanya pancaran ion negatif berdasarkan perubahan nilai kapasitansi sensor terukur. 4. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN : - Nama alat : Digital Capasitance Meter - Spesifikasi alat : Interval pengukuran : 0,0 – 1999,9 pF Ketelitian pada range pengukuran : 0,01 pF 5. ALAT YANG DIUJI : - Nama alat - Tipe - Tegangan - Freakuansi - Daya - Ukuran matras - No. pengesahan
: matras Curesonic : AP-CS35M : AC 220 V : 50 Hz :9W : 150 cm x 200 cm : 21500BZZ00061
6. METODE PENGUJIAN : Karena permukaan matras Curesonic cukup luas (100 cm x 200 cm), maka dipilih beberapa titik pengamatan berdasarkan konstruksi (jahitan) matras tersebut, dengan susunan titik-titik pengamatan sebagai berikut : BIDANG -1
1
2
4
1 4 . 1 BIDNG-2 4
1
2
5
2
5
2
5
3
6
3
6
3
6
4
1
BIDANG-3
4
BIDANG-4 5
3
3
6
7. HASIL PENGUKURAN : Pengukuran Kapasitansi di masing-masing titik pada bidang-1 : C(pF) Waktu No Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Keterangan (detik) 1 2 3 4 5 6 Curesonic 1. 0 146 146 146 146 146 146 off Curesonic 2. 0-60 174 176 174 174 175 174 on Curesonic 3. 60-120 278 279 278 278 279 278 on Curesonic 4. 120-420 Fluktuasi dari 500-1400 on Curesonic 5. 420-480 478 479 478 478 479 478 on Curesonic 6. 480-900 Fluktuasi dari 500-1400 on 900Curesonic 7. Fluktuasi dari 500-1400 1200 off 1200Curesonic 8. Fluktuasi dari 500-1400 1440 off 1440Curesonic 9. 297 289 293 287 299 291 1500 off Curesonic 10. 1500 149 149 149 149 149 149 off Keterangan : Timer diatur pada posisi 15 menit Pengukuran Kapasitansi di masing-masing titik pada bidang-2 : C(pF) Waktu No Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Keterangan (detik) 1 2 3 4 5 6 Curesonic 1. 0 146 146 146 146 146 146 off Curesonic 2. 0-60 174 176 174 174 175 174 on Curesonic 3. 60-120 252 254 255 255 253 253 on Curesonic 4. 120-420 Fluktuasi dari 500-1400 on Curesonic 5. 420-480 479 479 479 479 479 479 on
6. 480-900 Fluktuasi dari 500-1400 9001200 12008. 1440 14409. 1500 7.
10. 1500
Fluktuasi dari 500-1400 Fluktuasi dari 500-1400 279
289
291
277
283
299
149
149
149
149
149
149
Curesonic on Curesonic off Curesonic off Curesonic off Curesonic off
Keterangan : Timer Curesonic diatur pada posisi 15 menit
Pengukuran Kapasitansi di masing-masing titik pada bidang-3 : C(pF) Waktu No Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Keterangan (detik) 1 2 3 4 5 6 Curesonic 1. 0 146 146 146 146 146 146 off Curesonic 2. 0-60 278 279 279 279 279 279 on Curesonic 3. 60-120 292 290 290 291 292 291 on Curesonic 4. 120-420 Fluktuasi dari 500-1400 on Curesonic 5. 420-480 497 502 509 511 504 499 on Curesonic 6. 480-900 Fluktuasi dari 500-1400 on 900Curesonic 7. Fluktuasi dari 500-1400 1200 off 1200Curesonic 8. Fluktuasi dari 500-1400 1440 off 1440Curesonic 9. 290 292 292 292 292 292 1500 off Curesonic 10. 1500 149 149 149 149 149 149 off Keterangan : Timer Curesonic diatur pada posisi 15 menit
Pengukuran Kapasitansi di masing-masing titik pada bidang-4 : No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
C(pF) Waktu Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Titik- Keterangan (detik) 1 2 3 4 5 6 Curesonic 0 146 146 146 146 146 146 off Curesonic 0-60 174 176 174 174 175 174 on Curesonic 60-120 252 254 255 255 253 253 on Curesonic 120-420 Fluktuasi dari 500-1400 on Curesonic 420-480 478 479 478 478 479 478 on Curesonic 480-900 Fluktuasi dari 500-1400 on 900Curesonic Fluktuasi dari 500-1400 1200 off 1200Curesonic Fluktuasi dari 500-1400 1440 off 1440Curesonic 319 302 299 292 307 311 1500 off Curesonic 1500 149 149 149 149 149 149 off
8. ANALISIS DATA Berdasarkan atas data hasil pengamatan setelah peralatan Curesonic ON tampak bahwa nilai pengukuran pada bidang-3 cenderung lebih tinggi dibanding bidangbidang yang lain. Hal ini menunjukkan pada bidang-3 tersebut terdapat sumber yang paling dominan. Bila mengacu pada kondisi awal (Cursonic OFF) nilai terukurnya sama dengan kondisi lingkungan, maka diduga gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh perangkat Curesonic ini mampu mengaktivasi bahan matras (tourmaline) sedemikian hingga terjadi pancaran ion negatif. Apabila dilihat dari gambaran nilai kapasitansi terukur terhadap waktu di masingmasing bidang (grafik terlampir), maka pada awal pengaktifan Cursonic nilai terukur bidang-3 cenderung lebih besar dibanding bidang-bidang lain. Setelah lebih dari 120 detik (2 menit) pengaktifan Cursonic tersebut terjadi keseragaman nilai kapasitansi di atas seluruh permukaan matras yang diamati, hal ini sesuai dengan kecenderungan udara untuk mencapai kondisi setimbang. Berdasarkan tabel pengamatan nilai kapasitansi di masing-masing titik terhadap waktu, terlihat adanya interval waktu tertentu dengan kapasitansi konstan sekitar 500 pF(60-120 detik dan 420-480 detik). Pada interval lain terjadi fluktuasi nilai yang cukup tajam 500-1400 pF yang terjadi pada (120-240 detik) dan (720-1500 detik).
Gejala ini diduga akibat adanya variasi intensitas medan elektromagnetik yang terpancar dari sumber Cursonic, hal ini dapat terjadi bila gelombang elektromaknetik yang dipancarkan tidak bersifat kontinu, tetapi berupa paket-paket gelombang dengan periode tertentu. 9. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Alat yang diuji (matras Curesonic) secara kualitatif diduga memancarkan ion negatif yang mengakibatkan perubahan komposisi udara di atas permukaan matras tersebut. Hal ini dibuktikan berdasarkan adanya perubahan nilai kapasitansi sensor kapasitif terukur akibat perubahan komposisi udara di atas permukaan matras Curesonic yang diuji. Saran Untuk mengetahui secara tepat konsentrasi ion negatif yang dipancarkan oleh alat ini, perlu dilakukan analisis secara kuantitatif dengan metode, teknis dan alat yang sesuai. Demikian laporan ini kami buat berdasar hasil pengukuran yang telah kami lakukan, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 20 Desember 2007 Kepala Laboratorium Biofisika FMIPA Unair
Prof. Dr. Ir. Suhariningsih NIP. 130 701 435
LAMPIRAN GRAFIK 1 : NILAI KAPASITANSI TERHADAP WAKTU UNTUK BIDANG 1
C(pF)
Bidang 1 1500 1400 1300 1200 1100 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0
150
300
450
600
750
900
1050
1200
1350
1500
waktu (detik)
C(pF)
GRAFIK 2 : NILAI KAPASITANSI TERHADAP WAKTU UNTUK BIDANG 2
Bidang 2
1500 1400 1300 1200 1100 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0
150
300
450
600
750
900
waktu (detik)
1050
1200
1350
1500
GRAFIK 3 : NILAI KAPASITANSI TERHADAP WAKTU UNTUK BIDANG 3 Bidang 3
1500 1400 1300 1200 1100
C(pF)
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0
150
300
450
600
750
900
1050
1200
1350
1500
waktu (detik)
GRAFIK 4 : NILAI KAPASITANSI TERHADAP WAKTU UNTUK BIDANG 4
Bidang 4
1500 1400 1300 1200 1100
C(pF)
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0
150
300
450
600
750
900
waktu (detik)
1050 1200 1350 1500