Edy Suandi Hamid, Prof. Dr. M.Ec
Wakil Ketua Majelis diktilitbang PP Muhammadiyah (sekarang), akil Ketua Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (sekarang), Ketua Umum Asosiasi Pergurun Tinggi Swasta Indonesia (2001-Jan 2016) Ketua Forum Rektor Indonesia (2008-2010), Rektor Universitas Islam Indonesia (2006-1010; 2010-2014)
Rakornas Bidang Akademim Majelis Diktilibang PP Muhammadiyah Palembang 8-11 Mei Mei 2017
AHLAN WA SAHLAN DI KOTA
PALEMBANG
BANGGA MENJADI PTM....
MASALAH PTS TERKAIT SPMI/SPME Belum sepenuhnya Memahami Sistem Penjaminan Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) Berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti Pasal 3 ayat (1) SPM Dikti terdiri atas: a. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); dan b. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Pasal 3 ayat (2) sd. ayat (4) (2) SPMI direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. (3) SPME direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai dengan kewenangan masing-masing. (4) Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi digunakan oleh BAN-PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi perguruan tinggi atau progam studi. Pasal 7 ayat (1) (1) Data, informasi pelaksanaan, serta luaran SPMI dan SPME dilaporkan dan disimpan oleh perguruan tinggi dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
SEMANGAT AKREDITASI Kesadaran sebagai Wujud Pertanggungan Jawab ke Publik Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan Sistem dan Paradigma Penjaminan Mutu
University Culture
TUJUAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH (i) terwujudnya manusia Muslim yang berakhlak mulia cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara”. Beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya; (ii) Memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan umtuk pembangunan dan masyarakat negara RI yang berdasar Pancasila dan UUD1945.
PTM : MUTU, KENISCAYAAN!
PTM hadir bukan sekedar ada, namun untuk berkontribusi melahirkan insan cerdas, percaya diri, dan berakhlak mulia Kuantitas penting sebagai organisasi dakwah, namun kualitas lebih penting: hadir, dibutuhkan, dan memberikan manfaat bagi umat manusia Mutu adalah suatu keniscayaan bagi
PTM Karena itu pernah morotarium pendirian PTM demi mutu!!!
Grafik Pertumbuhan Perguruan Tinggi di Indonesia, 2005-2016
4522
2730 2428 2581
3098
4536
3485
2005 2006 2007 2010 2014 2016 2017 Sumber: Pangkalan Data Dikti berbagai tahun 2016: data sd 17 Desember 2016; 6 Feb 2017: 4.536
PERKEMBANGAN PTM (DILUAR PTA = 11)
Grafik Perkembangan Jumlah Program Studi di Perguruan Tinggi Indonesia, 2005-2017 30000 25.056 25000
22409
20000 15000
12009
12743
2005
2006
13631
14776
16225
10000 5000 0 2007
2008
2017 sd 6 Februari Sumber: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
2010
2015
2017
SIAPA BISA BERTAHAN? Yang
unggul (excellence, superior, leading) Riset Nobel Satu atau beberapa Program Unggulan Yang kompetitif Dayasaing lembaga Dayasaing lulusan di pasar kerja/masyarakat Intinya: yang bermutu yg bisa eksis dan dibutuhkan
INDIKATOR WCU Indikator? QS World University Ranking 4 indikator: research (kualitas penelitian), teaching (kualitas pengajaran), employability (kesiapan dan kemampuan untuk bekerja), dan internationalization, facilities, dan beberapa indikator lainnya.
Webometrics sejak 2012 menggunakan indikator Presence, Impact, Openness, dan Excellence. Presence (20 %): volume konten global yang terindeks Google. Impact (50%): kualitas konten yang diukur dengan tautan eksternal dari pihak ketiga dengan data visibilitynya menggunakan dua mesin pencari yaitu Majestic SEO dan Ahrefs. Paramater Openness (15%): jumlah rich file (pdf, doc, docs, dan ppt) yang terindeks di google scholar. Excellence (15%): karya akademik yg dipublikasikan di jurnal international yang tergolong high-impact diambil dari Scimago.
Posisi Indonesia? Posisi PT Muhammadiyah?
PERAN PTM: KUANTITAS Porsi
kelembagaan menurun Ingat Morotarium Porsi mahasiswa terhadap nasional menurun Masa lalu: 10 % (?) Sekarang: 5,7% total mahasiswa Indonesia 9,1% total mahasiswa PTS
PERAN PTM: KUALITAS UNGGUL?
Kalau
dilihat dari AIPT awalnya sangat unggul: 2 dari 3 PTS terakreditasi “A” dari 4101 PTS (2013) Prodi: mayoritas B dan C
PETA AKREDITASI INSTITUSI PTM: 2017 (DATA FORLAP, DARI 163 PTM; 67 (41,1%BELUM TERAKREDITASI
B
A
3 PTM
1,84%
32 PTM
19,63%
C
61 PTM
37,42%
PETA AIPT “A” Tahun 2013: “A” 8, 5 PTN dan 3 PTS Akhir 2016 : “A” 49; PTN/A/KL 34; PTS 15
Bagaimana Peta PTS “A”? Semua di Pulau Jawa Yayasan: Islam : 4, yang 3 diantaranya PTM Kristen/Katolik: 5 (Petra, Ubaya, Widya Mandala, USD, UAJ Jkt) Umum : 4 (UG, STIE Perbanas, Mercu Buana,Telkom)* Konglomerat : 1 (Universitas Multi Media)
KEHARUSAN MENDORONG PTM AIPT “A” Trade mark sebagai PT berkualitas harus dijaga dan dipertahankan Posisi PTM semakin “terancam” porsi yang A menurun Ada upaya PT Lain menjadikan PTM sbg bench mark dan ingin mengungguli Ada akselerasi kuantitas dan kualitas PTS lainnya Peta PT keagamaan lain “leading” Konglomerasi PT (?)
KEHARUSAN MENDORONG PTM AIPT “A” Strategi Majelis Diktilitbang: stimulus yang paling mungkin menuju AIPT “A” yg “B” Melakukan persiapan dan simulasi secepatnya Lakukan simulasi dan Reakreditasi secepatnya Memberikan Pelatihan dan pendampingan –> inhouse atau off house
Pimpinan PTM yang AIPT “B” harus concern menyiapkan reakreditasi Team AIPT sejak jauh hari harus sudah dibentuk, bahkan usai memperoleh AIPT “B” Langsung berupaya meningkatkan nilai pada semua standar yang ada dengan perbaikan susbtantifnya
PETA AKREDITASI PRODI PTM DARI 1.412; BELUM TERAKREDITASI 353
A
B
C
85
647
327
Prodi
6.02%/8.03%
Prodi
45,82 %/61.10
Prodi
23.19%/30.88%
MENUJU PT DAN PRODI UNGGUL
Potensi ada bukti: tiga PTM terkareditasi A dan 85 Prodi terakreditasi “A” Posisi PTM bukanlah pemain pinggiran ->PTM bisa bermain di kelas menengah dan atas di tanah air sebagian unggul kualitasnya dari PTN , walaupun secara kuantitas PTM relatif stagnan, dan secara kelembagaan maupun jumlah mahasiswa menurun market share-nya ini bukan penurunan jumlah PTM dan mahasiswa PTM, melainkan karena pertumbuhan PTM yang di bawah pertumbuhan nasional. kualitas Secara formal ini bisa dilihat dari nilai dan jumlah PTM terakreditasi, baik institusi maupun prodi. Substantif, PTM relatif lebih baik dan lebih tertib dibandingkan kebanyakan PTS “perorangan”, terutama yang di daerah-daerah. Sudah lebih 48% PTM yang terakreditasi institusinya, sementara total PTS Indonesia masih sekitar 20%.
PERBAIKAN MUTU BERKELANJUTAN: SPMI DAN SPME HARUS MENJADI PERHATIAN Mutu
memenuhi atau melebihi keinginan pelanggan dan stakeholders secara konsisten. Mutu kesesuaian dengan kegunaan dan tujuan Mutu Kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan/berlaku Mutu Sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan/ harapan pelanggan (ISO 9000)
KEBIJAKAN DAN TARGET
Berbagai indikator/variabel dalam akreditasi perlu dipenuhi seoptimal mungkin, dan menempatkan diri pada posisi yang baik. Menargetkan semua program studi maupun perguruan tinggi Muhammadiyah tidak hanya terakreditasi minimal, namun harus pada tingkat sangat baik (B) dan unggul (A). NO:
C ....
Proses yang disiapkan secara baik untuk mengawal dan mendukung kebijakan tersebut, Majelis Diktilitbang PPM mengadakan kegiatan-kegiatan workshop, pelatihan, dan juga pendampingan untuk semua PTM yang ada, yang dilakukan secara intensif dan struktur.
karena keterbatasan SDM di Majelis, maka aktivitas bisa dilakukan oleh berbagai PTM yang membutuhkan dengan meminta fasilitator dari Prodi/PTM berakreditasi unggul. Company Logo
www.themegallery.com
PROGRAM MUTU DAN AKREDITASI
A Peningkatan SPMI
Pelatihan pengelolaan SPMI Pendampingan pengelolaan SPMI Penetapan standar SPMI secara bersama di seluruh PTM Pembuatan instrumen monitoring mutu di PTM Monitoring mutu oleh Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah
Peningkatan Akreditasi Program Studi Pendataan peringkat akreditasi Pelatihan akreditasi program studi Pendampingan akreditasi program studi
Peningkatan Akreditasi Institusi Pendataan peringkat akreditasi institusi Pelatihan akreditasi institusi Pendampingan akreditasi institusi
Akreditasi Internasional Kegiatan Pelatihan akreditasi internasional Pendampingan akreditasi internasional
Company Logo
www.themegallery.com
AKREDITASI PERODI DAN INSTITUSI HARUS DIPERSIAPKAN SERIUS Jangan terpaku dengan aturan/ regulasi Penting untuk bench marking kebutuhan. Harus mulai dan mempersiapkan diri melangkah lebih dulu persiapan dini (pengalaman UII 2008) Berikan penugasan secara khusus. Jangan “works as usual” extra ordinary Semua unit dikondisikan, dan rutin melihat positioning kita dari indikator yang ada.
ber kali-kali simulasi sesuatu yang bagus untuk penyempurnaan dengan memperoleh 2nd, 3rd opinions
POSISI AKREDITASI INSTITUSI PTM Terakreditasi
C: 61 Terakreditasi B: 32 Terakreditasi A: 3 Belum terakreditasi: Banyak
yang C dan belum terakreditasi faktual Waktu yang pendek!!!
POSISI
Perlu
lebih banyak akreditasi Prodi terakreditasi B dan A upayakan minimal 30% (B or A)
KIAT DAN LANGKAH : PETAKAN POSISI AKREDITASI PRODI MASING-MASING PTM
Terakreditasi
A Terakreditasi B Terakreditasi C Belum terakreditasi
= ? = ? = ? =?
Ini dilakukan Badan/Lembaga Penjaminan Mutu Fakultas
Apa akreditasinya dan berapa skornya Kapan reakreditasi prodi?
KIAT DAN LANGKAH : SEGERA!!
Bentuk
Team Akreditasi setiap prodi, baik yang baru reakreditasi, maupun yang sudah 1-2-3-4 tahun jangan menunggu sdh dekat!!
KIAT DAN LANGKAH Langsung
adakan simulasi semua standar yang ada Semua langsung target ke A, jangan hanya naik setingkat Jangan meremehkan standard apapun dan nilai sekecil apapun
SUMPAH DAN AMANAH PELANTIKAN....
Rektor dan para Wakil Rektor, wajib mewujudkan tujuan itu, sebagaimana disuratkan dalam Sumpah saat pelantikan untuk “melaksanakan amanat Persyarikatan Muhammadiyah senantiasa bersungguh-sungguh ....”. Dalam amanat saat pelantikan juga diingatkan antara lain untuk : “Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.... Mengamalkan, mengembangkan, menciptakan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia....”. Dalam konteks akreditasi bahkan secara tersurat diamanatkan: “ .... Penilaian terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan PTM dilakukan berdasarkan ketentuan Badan Akreditasi Nasional (BAN)....Pengendalian pelaksanaan program dan mutu akademik dilakukan oleh Majelis Dikti PP Muhammadiyah”.
MENCETAK PROFESIONAL
Profesionalisme : kesungguhan (seriousness) dan keahlian (educated atau skilled labour) dalam menjalankan suatu pekerjaan atau profesi; sikap atau perilaku kerja sungguh-sungguh disertai pengetahuan dan keterampilan pada bidang tertentu. Unsur yang pekerja profesional al: (a) memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidangnya; (b) menjadikan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai pekerjaan utama; (c) mengupayakan pewujudan hasil kinerja yang optimal dan terbaik; (d) mempunyai integritas/tanggung jawab atas tugasnya dan kepada masyarakat; (e) memiliki disiplin dan memegang komitmen waktu; (f) bersikap jujur (honesty); (g) memiliki kepekaan sosial; (h) memiliki etos kerja yang tinggi; (i) memperhatikan kepentingan semua stakeholders Karakteristik profesionalisme tersebut dari Al-Quran dan Al-Hadist. Yaitu: (a) I’malu ala makanatikum (bekerja sesuai dengan kapasitas dan keahlian; Q.S. Al-An’am: 135); (b) ahsanu amala (bekerja semaksimal mungkin; Q.S. Hud: 7, Al-Furqan: 23, Al-Mulk: 2); (c) ya’mal ‘ala syakilatih (bekerja sesuai dengan bidang keahlian; Q.S. Al-Isra: 84); (d) ‘amal shalih (bekerja sesuai dengan kelayakan dan kepatutan; Q.S. Al-Anbiya: 94, Al-Zalzalah:7, an-Nahl: 97); (e) amal khayrn (bekerja baik yang memberikan nilai dan guna bagi banyak orang); dan (f) ahliyah (memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan).
POSISI PIMPINAN: USWATN HASANAH
Harus menjadi panutan dan menjadi contoh serta tauladan (uswatun khasanah). Bisa menjadi teladan dalam pelaksanaan catur dharma, yang merupakan representasi insan akademik Muhammadiyah: menunjukkan kinerja akademik pribadi yang baik, jenjang pendidikan dan kepangkatan yang secara kontinyu meningkat, melahirkan karya-karya akademik yang bisa memenuhi persyaratan yang ada, sehingga bisa menegur bawahan yang lalai dalam mengembangkan kinerja akademiknya. Para Wakil Rektor bidang akademik memiliki tanggung jawab yang tidak ringan: core dari perguruan tinggi ada di bidang akademik tidak banyak artinya dukungan sarana prasarana yang mewah, ataupun kegiatan kemahasiswaan yang menginternasional, kalau bidang akademiknya tidak tergarap dengan baik.
ISU UTAMA BIDANG AKADEMIK PTM
penguatan akademik dosen akreditasi prodi, institusi, internasional, mendorong penguatan sumberdaya manusia, memperkuat basis teknologi informasi dan rintisan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), internasionalisasi dan membangun jejaring akademik, implementasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), mendorong pengembangan alih bentuk PT, pembukaan prodi baru dan pascasarjana
kesemuanya untuk memposisikan perguruan tingginya menjadi PTM yang unggul pada level-level tertentu.
PENGUATAN AKADEMIK DOSEN
Dosen banyak terfokus pada tugas-tugas pokok pengajaran, sebatas mentransfer ilmu ke mahasiswanya. Sebagai insan PT ada kewajiban lain : pelaksanaan tanggung jawab penelitian dan publikasi ilmiah di jurnal-jurnal bereputasi serta menulis buku. Sebagian besar dosen masih sebatas “konsumen” dari membaca penelitian, jurnal, ataupun buku orang lain. Padahal karya-karya akademik ini merupakan salah satu unsur yang sangat vital dalam penilaian akreditasi, termasuk akreditasi internasional. Untuk meningkatkan dayasaing dosen harus menguasai bidangnya secara mendalam: mengikuti berbagai pelatihan, kursus, seminar, melakukan riset, dan mendialogkan pemikirannya dengan mempublikasikan karya ilmiah pada jurnal ilmiah, baik lokal maupun internasional, serta menulis buku teks ataupun buku referensi. Pimpinan harus memfasilitasi dan menstimulus dosennya melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Persoalannya: terbatas menganggarkan; di sisi lain para dosen juga sebagian besar terbatas kemampuan finansialnya. Akibatnya, pengembangan dosen menjadi terbatas, dan sekedar memenuhi kaidah formal saja.
Inilah yang harus didesain secara baik dan disikapi secara bijak oleh penanggung jawab bidang akademik untuk mengatasinya.
PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA
domain bidang dua bidang satu merupaka user utama dari SDM ini maka mau tidak mau terlibat untuk mendorong pengembangan sdm yang berkualitas pimpinan PTM dapat mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dan dikelolanya dengan baik, sehingga kualitasnya bisa bersaing dengan lulusan PT lainnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perguruan tinggi adalah mengelola manusia, memproses manusia, yang produknya adalah manusia yang lebih berkualitas, baik dalam penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun karakter atau ahlaknya. Untuk memproses “produksi” manusia yang demikian kapitalnya bukanlah mesin atau teknologi yang canggih, melainkan yang utama adalah manusia atau para dosen. Jadi jasa pendidikan bersifat unik. Input atau bahan baku, output, dan outcome-nya adalah manusia. Untuk memprosesnya utamanya juga manusia. Untuk itulah fokus pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi sangat penting. Tentu saja ini juga tanpa harus menafikan kebutuhan tenaga kependidikan, infrastruktur lainnya seperti teknologi informasi, Laboratorium, perpustakaan, ataupun gedung-gedung yang memadai.
SDM
Permasalahan SDM PTM kita cukup kompleks: kuantitas dan kualitas. Dosen yang terbatas, tidak memadai dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang dimiliki. Pendidikan dosen PTM masih rendah, umumnya masih S2, bahkan masih ada yang S-1. Dosen dengan kualifikasi doktor dan juga Profesor yang masih sedikit. Bahkan untuk doktor dan profesor yang terbatas ini juga tidak menyebar merata di semua prodi. Bidang akademik perlu mendesain jumlah dosennya sedemikian rupa sehingga dapat menjaga rasio dosenmahasiswa dengan sebaik-baiknya. rekrutmen dosen seyogianya dilakukan secara berkala, dengan melihat perkembangan jumlah mahasiswa yang ada serta prediksi ke depannya, dan juga perlu aktif mencari dosen NIDK dari kalangan profesional.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN JARAK JAUH
Memperkuat basis teknologi informasi dan rintisan sistem PJJakan menjadi suatu keniscayaan. perlu menjadi perhatian serius bagi bidang akademik agar tidak ketinggalan dan tergilas oleh perubahan TI yang sangat pesat. Proses belajar-mengajar sudah diorientasikan untuk lebih berbasi TI sangat penting untuk memperluas jangkauan melalui sistem PJJ
Rakornas di Semarang tahun lalu:dalam persaingan apapun, maka pionir bisa memetik keuntungan terlebih dulu. Saat ini penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada pendidikan tinggi semakin terbuka. PT-PT yang siap dan bereputasi baik diharapkan juga untuk segera melaksanakan ini payung hukumnya juga sudah ada baik UUmaupun Permendikbud No 109 tahun 2013. Ini harus dimanfaatkan bagi PTM untuk memberikan akses lebih luas dan layanan bagi mereka yang tidak bisa mengikuti pendidikan tatap muka. proses PJJ tetap tidak boleh mengabaikan mutu dan harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan seperti pada penyelenggaraan pendidikan reguler. Ini perlu distimulus agar PTM yang siap juga memanfatkan ini:bagian dari inovasi meningkatkan jumlah mahasiswa, dengan menggunakan perangkat TI. Untuk itu, harus didesain pula PTM yang siap untuk itu. Saat ini terlihat sebagian besar PTM masih adem ayem menghadapi ini.
INTERNASIONALISASI DAN
MEMBANGUN
JEJARING AKADEMIK
Dengan semakin terbukanya pendidikan tinggi dari persaingan global, maka ini perlu disikapi juga dengan kebijakan internasionalisasi dan membangun networking secara global, khususnya PTM besar. Di PTM, bidang ini memang belum baku, karena ada yang sudah ditangani secara khusus oleh bidang internasional seperti di UMY. Namun demikian ada juga yang dilekatkan pada bidang lainnya, termasuk di bidang satu. Dalam Rakornas ini mungkin tidak kita bahas secara khusus, hanya dingatkan agar prkatik internasionalisasi perlu mendapat perhatian dan didesain secara khusus.
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)
KKNI perlu mendapat perhatian sangat serius: kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikann dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang bermutu dan produktif. Dengan KKNI, ijazah bukanlah segala-galanya, karena dengan kompetensi yang dimilikinya seseorang bisa memperoleh status yang setara dengan pemilik ijazah yang diperoleh melalui jenjang pendidikan tertentu
KKNI
PTM sebagai bagian dari PT di tanah air mau tidak mau harus menyinergikan kompetensi lulusannya sehingga bisa setara dengan kualifikasi ketenagakerjaan. KKNI harus diimplementasikan pada kurikulum sehingga kompetensi lulusan bisa setara dengan kualifikasi tenaga kerja yang sesuai standar yang ada. Jumlah PTM yg banyak, yang menghasilkan standar lulusan yang sangat variatif, tidak bisa dibiarkan berlanjut, melainkan harus Perguruan tinggi yang melahirkan lulusan asal-asalan pada saatnya akan terkena seleksi alamiah dan seleksi pasar yang membuatnya ditinggalkan para calon mahasiswa. Jika situasinya terus berlanjut dan tidak melakukan penyesuaian-penyesuaian, maka dapat dipastikan peguruan tinggi yang demikian akan kehabisan mahasiswa dan pada akhirnya akan tutup dengan sendirinya.
PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU DAN PASCASARJANA DAB ALIH BENTUK
Sebagaimana disinggung di atas bahawa market share dari PTM semain menurun. Sebagai suatu organisasi dakwah yang mengawali kinerjanya melalui pendidikan, maka penurunan ini memberikan kerprihatinan tersendiri. Muhammadiyah dikenal antara lain dengan brand pendidikannya. Perlu dijaga terus, dan berupaya memperbesar layanannya tanpa mengabaikan kualitasnya: disiasati dengan menambah jumlah mahsiswa setiap prodi, pembukaan prodi baru, dan program pasca sarjana. Sebagai PT yang sudah lebih dulu melangkah dibanding banyak PTS lainnya, maka seyogianya pimpinan PTM yang sudah relatif mapan prodi-prodi S-1nya untuk juga fokus pada program pasca sarjana. Perkembangan yang cepat dari jumlag PT Indonesia menujukkan banyak “pemain” baru yang masuk ke arena perguruan tinggi. Saat ini juga banyak personal yang berdiri di balik Yayasan, dan juga korporasi yang membuka PTS. Ini artinya medan berkiprah bagi PTM juga banyak diambil pihak lain dan akan terus terjadi jika tidak dilakukan ekspansi oleh PTM yang ada. Ini tidak harus dengan membuka PTM baru, namun bisa juga dengan alihbentuk dari PTM yang bentuk yang kecil ke yang lebih besar, dan di arahkan ke pembentukan institut atau universitas bagi bentuk-bentuk yang dibawahnya.
BE CAREFUL...................