AdissalaM
EDISI KEDUA
(Akhirat-Dunia Selamat Sejahtera Dalam Limpahan Rahmat Tuhan Semesta Alam)
Kumpulan Solusi Persoalan Hidup Sehari-hari Dengan Mengambil Hikmah Dari Kitab Yang Bercahaya Disusun Oleh Sang Mantan Sastrawan Batangan alias Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo
(Terbatas Hanya Untuk Kalangan Internal)
Dassalam Kautaman, Cibinong Indonesia 21 Maret 2002
0
AdissalaM
1
MARILAH KITA KEMBALI KEPADA KALIMAT YANG TIDAK ADA PERSELISIHANNYA (Logika Syahadat Untuk Semua Umat Manusia Dan Alam Semesta) Marilah kita kembali kepada kalimat yang tak ada perselisihannya yaitu bahwa tidak ada tuhan yang kita sembah melainkan Allah. Kalau kita berikrar bahwa kita menyembah Allah berarti kita harus menyembah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang, karena Allah adalah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang. Kalau kita berikrar bahwa kita menyembah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang berarti kita harus menjadi pengasih-penyayang kepada semua makhluk (termasuk diri sendiri) dan tidak boleh menyembah atau mendahulukan yang tidak pengasihtidak penyayang. Kalau kita berikrar bahwa kita pengasih-penyayang kepada semua makhluk (termasuk diri sendiri) maka kita tidak boleh hanya berdiam diri menunggu dan atau menuntut kebaikan dari semua makhluk (termasuk diri sendiri) namun harus selalu aktif berbuat kebaikan kepada semua makhluk (termasuk diri sendiri) dan bukan berbuat kerusakan untuk semua makhluk (termasuk diri sendiri). Kalau kita berikrar bahwa kita harus selalu aktif berbuat kebaikan untuk semua makhluk (termasuk diri sendiri) dan bukan berbuat kerusakan, maka kita harus selalu aktif berusaha untuk mempelajari, memahami, melaksanakan dan mengajarkan kebaikan kepada semua makhluk (termasuk diri sendiri) sekaligus berusaha selalu aktif untuk menghindarkan kerusakan bagi semua makhluk (termasuk diri sendiri). Jadi kalau kita masih menyakiti dan merugikan makhluk lain, kalau kita masih memaksakan kebaikan kepada makhluk lain, kalau kita masih bersikap sombong dan bangga diri dengan pengetahuan dan apa saja yang kita miliki, kalau kita masih belum menghargai fungsi makhluk lain, kalau kita masih belum bersilaturakhmi dengan lemah lembut & belum memberikan semua hal yang baik kepada makhluk lain, berarti kita masih belum pengasih-penyayang kepada makhluk lain. Lalu kalau kita masih merasa menderita, frustasi, iri hati, sakit hati, berlebih-lebihan, lupa diri, menyakiti diri sendiri, sombong, bangga diri, baik terlihat maupun tak terlihat, maka berarti kita masih belum pengasih-penyayang kepada diri sendiri. Dan kalau semua atau sebagian dari perbuatan itu masih kita lakukan, berarti kita masih belum kembali kepada kalimat yang tak ada perselisihannya yaitu bahwa tidak ada tuhan yang kita sembah melainkan Allah. Dan itulah yang menjadi alasan mengapa kita harus selalu introspeksi - baik sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan cara masing-masing - untuk kemudian bertobat dan kemudian kembali lagi kepada kalimat yang tak ada perselisihannya yaitu bahwa tidak ada tuhan yang kita sembah melainkan Allah, Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang. Dan itulah yang juga menjadi alasan mengapa kita harus terus ingat dan selalu aktif berbuat kebaikan untuk semua makhluk (termasuk diri sendiri) dan tidak berbuat kerusakan. (Dirujuk dari QS 3:64)
AdissalaM
2
MARILAH KITA MURNIKAN SYAHADAT KITA SEBAGAI SUMPAH SAAT DIHIDUPKAN, DIMATIKAN & DIBANGKITKAN (Logika Syahadat Bagi Pemeluk Syariat Rasul Muhammad SAW) Kalau kita bersumpah bahwa tidak ada tuhan lain yang kita sembah melainkan Allah maka berarti kita harus menyembah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang karena Allah adalah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang. Kalau kita sudah bersumpah bahwa kita menyembah Yang Maha Pengasih-Maha Penyayang, berarti kita harus melakukan perbuatan yang pengasih-penyayang untuk semua makhluk (termasuk untuk diri sendiri) bukan mendahulukan yang tidak pengasih-tidak penyayang yang berakibat buruk dan tidak bermanfaat bagi semua makhluk (termasuk bagi diri sendiri). Kalau kita berikrar bahwa Muhammad adalah utusan Allah, maka kita harus mempercayai apa yang disampaikan oleh Muhammad, yaitu Al Quran dan penjelasannya, yang di dalamnya terdapat keharusan bagi orang bertakwa untuk membaca/ memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran, tidak membeda-bedakan manusia dan rasul, tidak berbuat kerusakan di muka bumi, tidak mempertuhan nafsu dan selalu menggunakan akal dan petunjukNya, memaafkan orang lain, tidak bertikai, tidak dengki, tidak berpecah-belah, dan seluruhnya yang pada intinya adalah melakukan perbuatan yang pengasihpenyayang yang bermanfaat bagi semua makhluk (termasuk bagi diri sendiri) bukan mendahulukan yang tidak pengasih-tidak penyayang yang berakibat buruk dan tidak bermanfaat bagi semua makhluk (termasuk bagi diri sendiri). Jadi kalau kita masih menyakiti dan merugikan makhluk lain, kalau kita masih memaksakan kebaikan kepada makhluk lain, kalau kita masih bersikap sombong dan bangga diri dengan pengetahuan dan apa saja yang kita miliki, kalau kita masih belum menghargai fungsi makhluk lain, kalau kita masih belum bersilaturakhmi dengan lemah lembut & belum memberikan semua hal yang baik kepada makhluk lain, berarti kita masih belum pengasih-penyayang kepada makhluk lain. Lalu kalau kita masih merasa menderita, frustasi, iri hati, sakit hati, berlebih-lebihan, lupa diri, menyakiti diri sendiri, sombong, bangga diri, baik terlihat maupun tak terlihat, maka berarti kita masih belum pengasih-penyayang kepada diri sendiri. Dan kalau semua atau sebagian dari perbuatan itu masih kita lakukan, berarti kita masih belum menepati sumpah kita bahwa tidak ada tuhan lain yang kita sembah melainkan Allah dan belum menepati pula bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Dan itulah yang menjadi alasan mengapa kita harus selalu introspeksi - baik sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan syariat Muslim & tuntunan Muhammad - untuk kemudian bertobat dan kembali selalu aktif berbuat kebaikan untuk semua makhluk (termasuk diri sendiri) dan tidak berbuat kerusakan.
AdissalaM
KEMBALI HANIF dan itulah kehidupan raga, yang semula tak ada, lalu menjadi ada, lalu tak ada lagi, dan itu pulalah kehidupan jiwa yang semula dipegang, lalu dilepaskan, lalu dipegang lagi sesuai kehendak Dia Yang Maha Kuasa untuk waktu-waktu kapan saja untuk menjadi apa saja yang hanya Dia Yang Maha Tahu lalu mengapa aku dan kamu mengotori jiwa dan raga sehingga kehidupan menjadi menyakitkan ? syukurlah kesadaran timbul ketika aku dan kamu mau kembali pada kalimat yang tidak ada perselisihannya, bahwa aku dan kamu tidak akan mengedepankan nafsu bahwa aku dan kamu tidak mencampurbaurkan nafsu dengan kasih-sayang bahwa aku dan kamu selalu mau memberi dan memberi kebaikan, bukan lagi menuntut dan menuntut kepada diri dan lingkungan semoga jiwa dan raga menjadi selalu bersih, selalu selamat, selalu sejahtera kapan saja dan di mana saja karena selalu memberi dan memberi kebaikan kepada diri dan lingkungan Cibinong, Bogor, 21 Maret 2002 Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
3
AdissalaM
4
SEJUMPUT DOA DI TENGAH RIUH-RENDAH & SUNYI SENYAP SEMESTA Doaku untuk ibu-bapakku serta saudara dan leluhurnya, karena lantaran mereka, aku ada, aku terdidik dan aku terpelihara, lalu karena doa mereka pula, aku bisa memahami dan kemudian menjelajahi hidup ini lebih bijaksana, Doaku untuk bapak dan ibu isteriku serta saudara dan leluhurnya, karena lantaran mereka, ada kehidupan isteriku, anak-anakku & keturunannya kelak. Doaku untuk isteriku, dan anak-anakku, serta keluarga dan keturunannya kelak, karena lantaran mereka, aku disebut suami, disebut bapak, dan sebutan-sebutan lainnya di kelak kemudian hari. Doaku untuk orang-orang yang kucintai & mencintaiku, yang dekat & yang jauh dariku, karena lantaran mereka, aku makin mengerti makna rindu, cinta, romantis, pengorbanan, patah hati, kasih dan mengasihi. Doaku untuk saudara kandung & bukan kandungku, saudara dekat & saudara jauhku, tetangga, teman sejawat, pimpinan dan anak buahku, karena lantaran mereka, aku merasakan adanya arti bersaudara, bertetangga, berkawan, bekerja, memimpin, dipimpin, dan berorganisasi. Doaku untuk guru-guruku, baik guru sekolah, dosen, ustadz, pendeta, pastor, biksu, pedanda, maupun guru di emperan toko, di tengah pasar, di pelosok gunung & desa, di tengah keramaian kota, di tengah malam & di waktu kapan saja, baik yang lebih muda, yang masih ada, ataupun yang sudah tua & yang sudah tiada, baik yang gaib maupun yang nyata, baik yang mempunyai nama maupun yang tak bernama, karena lantaran mereka, aku menjadi tahu, menjadi menghayati dan akhirnya mampu menggiring diriku untuk menggerakkan ragaku, memberi kontribusi kepada kehidupan, walaupun itu masih sedikit dan sedikit sekali. Doaku untuk para pahlawan kemerdekaan, pahlawan pembangunan, dan para pahlawan lainnya karena lantaran mereka, kebodohan, kemiskinan, ketertindasan, kezaliman dan kekufuran menjadi berkurang walaupun tak mungkin hilang sama sekali, selama bumi dan langit ini masih ada Doaku untuk diriku sendiri, bangsaku, semua umat dan makhluk dengan segala keberagamannya, karena lantaran diriku ada dan mereka ada, aku bisa bersyukur betapa luar biasa dan tiada tara makna keberagaman itu, dan kemudian mewujudkan syukur itu dalam bentuk bukan hanya kata. Semoga berkah selamat sejahtera, dilimpahkanNya kepada mereka tersebut semua di sepanjang masa. Cibinong, Bogor, 21 Maret 2002, Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
AdissalaM
5
TERIMA KASIH Terima kasih dan sekaligus doa keselamatan & kesejahteraan sepanjang masa dari Allah semoga diberkahkan kepada : •
•
• •
• • •
• • • •
•
Ibuku, Hastoeti binti Wirorejo bin Kartodikromo bin Joyodikromo bin Tirtodirono II bin Tirtodirono I bin Kertonoto bin Rogowongso bin Nilosrobo bin Ronggowongso / Cokrojoyo III bin Joko Bedug /Cokrojoyo II bin Sunan Geseng / Cokrojoyo I bin Joko Mutrap Sumawung dst bin/ binti bapa Adam & ibu Siti Hawa. Bapakku, Soepoyo Adikoesoemo bin Ilyas Arsodinoto bin Arsodinoto bin Arsoprono bin Secoprono bin Astroprono bin Tirtodihardjo bin Wongsoredjo bin Yoedonegoro bin Bagus Lanang /Poespodiwongso / Poesponegoro I di Gresik bin Kiai Kemis bin Kiai Moeroek bin Kiai Eloes bin Kiai Tempel bin Kiai Gerob bin Ki Adipati Sengguruh di Terung bin Husen/Kusen (Pecat Tondo di Terung, Sedayu, saudara seibu R Patah, leluhur Demak) bin Aria Damar (Palembang) bin / binti dst bapa Adam & ibu Siti Hawa. Ibu mertuaku, Mandoki Astuti binti Margono dst bin / binti bapa Adam & ibu Siti Hawa Bapak mertuaku, Soewito bin Satiman Sastrowiyoto bin Ny Kartoyudo binti Ny Kartoprawiro binti Ronowijoyo bin Mangunrekso bin Mangunjoyo II bin Mangunjoyo I bin Kiai Penjawi bin Kiai Ageng Saba bin Sinuhun Giri Syeh Bayanullah bin Joko Mutrap Sumawung dst bin / binti bapa Adam & ibu Siti Hawa Semua yang menjadi guruku (ustadz, pendeta, pastor, pedande, biksu, tukang ikan, tukang pisang, tukang sayur, tukang becak, psikolog, dsb) Isteriku (Rini Caturwati binti Soewito), anak-anakku (Ratning Titissari, Danang Abdalla dan Ridanti Arinassa); Kakak-kakak kandungku (Tatik Soegiharti/Ny Soetomo, Indrati/Ny Soebagio Sudibyo, dan Lies Lestari Wilujeng/Ny Trisno), serta adikku (Indira Priyati / Ny Djarot Nugroho) beserta keluarganya masing-masing; kakak-kakak iparku (Bambang Muntoyo dan Endang Agustina/Ny Suharno), adik-adik iparku : Panca Susilowati/Ny Hilmi, Rachmat Mulyanto, Henny Sapta Heningsih, Ingka Hesti Legowati /Ny Rizal) dan keluarganya masing-masing; Keluarga Besar Wirorejo, Martorejo, Haliah/Mukti/Ny Surodijoyo, Hasiah & Keluarga Besar Kartodikromo lainnya; Keluarga Besar Arsodinoto & Keluarga Besar Arsodirono, Keluarga Besar Sastrowiyoto & Keluarga Besar Margono, Keluarga Besar Burahman & Keluarga Besar Mohammad Yassin; Keluarga Soewondo Djojosoebagio & Soesmaliyah Soewondo, Keluarga Besar Semedi Yosomihardjo & Keluarga Besar Yosomihardjo; Keluarga Besar Sulaiman Gitosaprodjo; Keluarga Besar Oma Syarief; Keluarga Besar Oediyono, Keluarga Besar Muh Eriyatno; Keluarga Besar Arief Mulyadi & Keluarga Besar Rayadi Inak; Keluarga Besar Kemas Syaiful Anwar; Keluarga Besar Sumarsono, Keluarga Besar Sugiharto, Keluarga Besar Abikusno. Teman-teman, guru-guru/dosen-dosen dan para pegawai di TK Ambengan (19611962), SDN Ambengan 1 Surabaya (1963-1966), SDN Sarangan I Malang (19661969), SMPN-3 Malang (1970-1972), SMA-3 Malang (1973-1975), IPB Bogor (1976-1980), Fatemeta IPB Bogor (1977-1980), STIE IPWI Jakarta (1995-1997).
AdissalaM
•
• •
•
•
• •
6
Teman/pegawai/pimpinan di sablon kaos Cak Mat Taman Sari Bandung; Pusat Pengembangan Wilayah dan KUD-KUD di Proyek Transmigrasi Tulang Bawang Lampung (1980-1981); PT Pansystems, Jakarta (1981-1990); Ika Muda Group Jakarta (1990-1994); PT KCP (Kamal Cahaya Putra) Jakarta (1994); Medco Group Jakarta (1994-1998); Proyek Cabe Cimpaeun Cimanggis Bogor (1998-1999); PT Sari Karim (1999-2000); PT Wahana Mandiri Indoenesia (di Jakarta dan di Paya Rumbai/Belilas, Indragiri Hulu Riau) (1999-2002); Yayasan Multi Studi Indonesia Cibinong (1997-2002); Yayasan Asih Budaya Cibinong (1999-2002); PT DCMM Cibinong (2001-2002). Murid-murid/ mahasiswa/dosen, staf pegawai di Kursus Bimbingan Belajar Sukses Bogor (1977-1978), Universitas Ibnu Chaldun Jakarta (1983-1990), Universitas Pembangunan Indonesia (1987-1989), dll. Tetangga-tetangga di sekitar Jl Lesti dan Petemon Surabaya, Jln Olahraga Jember, Jln Wijayakusuma 40 Surabaya, Jl Pasir Putih 10/Lowokwaru Malang, Jl Waikambas 10 Malang, Jln Cikampek 11 Malang, Jln Taman Slamet 7 Malang, Jln Ardio 29 Bogor, Asrama IPB Wisma Raya Jl Juanda Bogor, Pondok Putra Fatemeta IPB Bogor Jl Cireme Ujung Bogor, Jln Laksana II no 6 Blok S Kebayoran Baru Jakarta, Jln Muwardi V no 29 Grogol Jakarta Barat, Kompleks Pelni/Gama Setia Blok B VIII no 7 Bhakti Jaya Sukmajaya Depok Timur, Komplek Nirwana Estate Blok CC-20 Cibinong. Teman-teman bakti sosial & diskusi spiritual di Yayasan Indonesia Sejahtera Bogor, Yayasan Tatang Nana Bogor, Kebon Pedes Bogor, Kranggan Permai Bekasi, Pondok Aren Tangerang, Klub Saginak Kirkin Nirwana Estate, Bukit Asam Tanjung Enim, Orang-orang yang pernah memberiku pekerjaan proyek maupun rutin, yang dibayar maupun yang tidak dibayar (antara lain Ibu Nawangsari Sugiri, Mas Subagio Martoutomo, Pak Achmadi Partowijoto, Pak Rizal Syarif, Pak Subki Mulkan, Pak Rangkuti) Orang-orang yang kucintai dan atau mencintaiku. Teman-teman, karib kerabat dan semuanya.
AdissalaM
7
KATA PENGANTAR Dunia – menurut firman Allah - adalah tempat senda-gurau dan permainan (QS 47:36; 57:20). Di dalamnya manusia dihidupkan, dimatikan dan kemudian dibangkitkan dengan tujuan untuk bersyukur (QS 2:56, 243). Dalam hal ini difirmankan pula oleh Yang Maha Kuasa bahwa manusia yang bertakwa akan memperoleh kesejahteraan pada saat ia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan (QS 19:15,33). Sebaliknya, yaitu jika tidak bertakwa, maka manusia tidak akan memperoleh yang demikian. Hal inilah yang membedakan antara orang yang jahat dengan yang beramal saleh dalam keadaan beriman (QS 45:21), baik laki-laki maupun perempuan (QS 16:97). Untuk mendapatkan kesejahteraan seperti yang dimaksudkan di atas tidaklah mudah, sebab selama hidupnya banyak cobaan akan dialami oleh manusia (QS 2:214; 67:1-2). Cobaan-cobaan itu antara lain berupa ketakutan, kelaparan, dan kekurangan (QS 2:155-157), tidak mempunyai anak (QS 19:1-10), isteri dan anak ada yang musuh (QS 64:14), dll. Cobaan-cobaan tersebut di atas banyak membuat orang menjadi terguncang dan kemudian terpeleset. Hanya orang yang beriman dan beramal saleh yang sabar sajalah yang akan dapat melalui cobaan-cobaan itu dan pada akhirnya akan mendapatkan pahala (QS 28:80). Di sinilah pentingnya iman, amal saleh dan sabar sebagai suatu kesatuan agar dapat melewati cobaancobaan tersebut. Dan itu semua hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika kita mau memperhatikan, membaca, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran seumur hayat dikandung badan (QS 3:79,80, 38:29, dll), yang intinya adalah tidak menuhankan tuhan lain selain Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang berarti pula bahwa kita harus pengasih dan penyayang kepada diri kita serta lingkungan kita mikro dan makro. Itulah beberapa petikan mengenai dalil-dalil kehidupan, yang setiap hari berseliweran melalui ceramah para ahli kitab, melalui berbagai kitab bacaan, maupun yang tersirat dari fenomena alam dan kitab suci. Lalu apakah kita diam saja mendengar / membaca hukum alam yang demikian itu alias menganggap angin lalu begitu saja ? Atau apakah kita ikut saja terombangambing dalam suasana kehidupan tanpa berupaya apa-apa sehingga menjadi manusia yang tidak beruntung ? Tentu saja tidak, sebab kita semuanya ingin menjadi manusia yang beruntung. Hal-hal itulah yang kemudian mengilhami saya untuk menelusuri ayat-ayat Allah yang berkaitan dengan kehidupan dan kemudian merangkumnya berdasarkan topik-topik yang pada waktu lampau dan saat ini banyak diperbincangkan. Adapun tujuan penulisan ini adalah agar diri sendiri membaca rujukan suci dan sekaligus agar buku ini dapat dijadikan sebagai kunci pembuka bagi keluarga (di dalamnya termasuk saya, anak-anak dan keturunan saya berikutnya) serta bila mungkin sesama manusia lainnya untuk bersama-sama berusaha mencapai keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Saya ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan saya. Karena saya senang menulis, maka sayapun menulis. Untuk pertama kalinya buku ini saya berikan kepada diri saya sendiri, isteri, anak-anak saya dan orang-orang yang saya cintai lainnya. Orang-orang inilah beserta keturunannya yang diharapkan akan memperbaiki buku ini dengan tetap merujuk pada Al Kitab- dan untuk selanjutnya diwariskan lagi kepada keturunan berikutnya. Semoga menjadi suatu kebiasaan atau tradisi yang bermanfaat. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada berbagai pihak yang sulit saya sebutkan namanya satu per satu, baik yang langsung maupun tidak membantu sehingga buku ini dapat diterbitkan. Mudah-mudahan berkah Allah SWT selalu dilimpahkan kepada mereka. Cibinong, Bogor, 21 Maret 2002, Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
AdissalaM
8
DELAPAN BUTIR PENTING MENGENAI BUKU INI 1. Buku ini hanyalah sekadar ringkasan ayat-ayat Allah berdasarkan topik-topik kehidupan yang - pada saat buku ini disusun - banyak diperbincangkan. Padahal masih banyak dan banyak lagi masalah kehidupan yang perlu dipelajari untuk kemudian dilalui. Dan itu semua tak mungkin terangkum dalam buku ini sehingga kewajiban utama bagi kaum yang mengaku beriman, beramal saleh dan berlaku sabar adalah terus-menerus membaca/ memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan ayat-ayat Allah. Karena hanya ayat-ayat Allah itulah – secara menyeluruh – yang mampu menjawab masalah-masalah kehidupan. 2. Buku ini belum sempurna dan tidak akan pernah sempurna sehingga perbaikannya berdasarkan Al Kitab oleh para generasi penerus (anak, cucu penyusun, dll) merupakan suatu amal perbuatan nyata yang harus terus dilakukan. Berkah Allah akan diberikan bagi mereka bila mau membaca, memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan hikmah Al Kitab. Tambahan berkah dari Allah pula bilamana mau memperbaiki buku ini berbasis pada Al Kitab dengan tujuan untuk keselamatan dan kesejahteraan dunia – akhirat dalam izin dan ridhaNya, jauh dari nafsu ingin dan ingin yang menyebabkan mempersekutukanNya. Itulah doa penulis buku ini. 3. Buku ini - beserta Al Kitab - diberikan kepada anak-cucu pada saat : merantau setelah dewasa / pisah rumah atau pada saat mereka menikah. Upayakan pada saat pemberian tersebut ada sedikit seremonial (upacara) sederhana yang khidmat untuk sekadar mengingatkan kepada keluarga tentang hal ini untuk dilembagakan / dijadikan tradisi yang bermanfaat. Tetapi jauhkan kebiasaan atau tradisi itu dari sesuatu yang akhirnya akan menyebabkan kesulitan bahkan pertikaian. 4. Buku ini dapat dimanfaatkan setiap saat - dengan Al Quran dan Sunnah Rasul sebagai sumber utamanya - sebagai jembatan untuk mengatasi permasalahan hidup sehari-hari, baik melalui diskusi, maupun melalui cara-cara lainnya Persoalan-persoalan hidup yang ada antara lain adalah : mendidik anak, menghadapi pilihan jodoh anak, menghadapi orang lain yang berbeda syariat, menghadapi cobaan, hidup setelah mati, dan masih banyak lagi yang tak akan mungkin satu per satu dibahas dalam buku ini. 5. Kalau kebetulan di antara anak cucu ada yang bersyariat non Muslim, tidak menjadi masalah. Carilah ayat-ayat yang ada dalam kitab suci masing-masing yang sesuai dengan ayat-ayat Al Quran yang dicantumkan dalam buku ini. Insya Allah dengan petunjukNya, ayat-ayat tersebut akan dapat diketemukan. 6. Gandakan buku ini untuk kalangan keluarga. Kalau tak ada uang, lakukanlah iuran. Usahakan ada kopifotonya dalam bentuk media lain yang lebih awet (komputer, dll). 7. Walaupun buku ini terbatas untuk anggota keluarga sendiri namun buku ini boleh dicontek oleh orang lain yang ingin menerapkan di lingkungan keluarganya masing-masing. 8. Karena ini warisan amanah maka laksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi. Jangan tidak disampaikan apalagi disembunyikan. Namun jangan pula dikerjakan dengan mengedepankan nafsu sehingga menghalangi datangnya petunjukNya.
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya” (QS. 23:71)
AdissalaM
9
DAFTAR ISI Halaman o o o o o o o o
Marilah Kita Kembali Kepada Kalimat Yang Tidak Ada Perselisihannya (Logika Syahadat Untuk Semua Manusia Dan Alam Semesta) Marilah Kita Murnikan Syahadat Kita (Logika Syahadat Untuk Pengikut Syariat Rasul Muhammad SAW) Kembali Hanif Sejumput Doa Di Tengah Riuh-Rendah & Sunyi -Senyap Semesta Terima Kasih & Doa Buatmu Kata Pengantar Delapan Butir Penting mengenai Buku Ini Daftar Isi
1. Pendahuluan 2. Membaca, Memperhatikan, Memahami, Melaksanakan & Mengajarkan Al Kitab Ketika Duduk Berdiri Dan Berbaring Selama Hayat Dikandung Badan 3. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Sebagai Ayat Yang Nyata Di Alam Semesta 4. Siapakah Sesungguhnya Manusia ? 5. Makhluk Non Manusia & Sifat-sifatnya 6. Heterogenitas Manusia & Kiat Menyiasatinya 7. Agama Yang Benar Dan Pemeluk Agama Yang Diridhai Allah 8. Tidak Berlebih-Lebihan Dalam Agama 9. Iman Saja Tidak Cukup Kalau Tidak Disertai Amal Yang Saleh & Kesabaran 10. Jangan Membunuh Nafsumu 11. Nafsu 12. Jangan Ikuti Perilaku Kebanyakan Orang Nanti Tersesat 13. Tidak Boleh Membedakan Rasul-rasul Allah 14. Manusia Yang Baik-Buruk & Merugi-Beruntung 15. Esensi Takdir-Nasib Cobaan-Godaan Azab & Musibah 16. Sakit & Solusinya 17. Cara Mendekat Kepada Allah ? Tidak Perlu Bertapa Di Atas Gunung, Tetapi Bertapa Di Tengah Keramaian. 18. Jangan Asal Berdoa Nanti Mendikte Allah 19. Esensi Rukun Islam (Syahadat, Ingat/Shalat, Puasa, Zakat Dan Haji) 20. Lupa 21. Hati-hati Menyatakan Halal-Haram 22. Mudah-Mudahan Kita Tidak Termasuk Manusia Yang Menganiaya Diri Sendiri 23. Berbuat Baik Namun Hati-Hati Menolong Sebab Bisa Diazab 24. Prinsip Dasar Bekerja Agar Mencapai Cita-Cita Total Bukan Parsial & Tidak Sia-Sia Dalam Hidup 25. Aku Tahu Aku Bisa 26. Persamaan & Perbedaan Laki-Laki Dan Wanita 27. Silaturahmi 28. Hati-Hati Mendirikan & Meramaikan Masjid 29. Kewajiban Menuntut Ilmu Serta Menggunakan Akal & Petuntjuk 30. Tak Ada Yang Gaib 31. Hati-Hati Menjadi Ahli Kitab Karena Bisa Diazab 32. Jangan Menyalahkan Orang Namun Salahkanlah Dirimu Sendiri 33. Tak Ada Yang Salah
1 2 3 4 5 7 8 9 11 12 22 30 35 41 44 49 51 53 56 57 61 64 66 69 71 73 75 82 83 85 87 91 94 95 98 101 102 107 108 111 112
AdissalaM
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56.
Menutup Aurat Kongres Aurat Memilih Kawan & Cara Berkawan Memilih Jodoh Kawin /Tidak Kawin Mengawinkan & Memelihara Perkawinan Mengandung, Mendidik Dan Jika Tidak Dikaruniai Anak Sikap Anak Kepada Orang Tua Sikap Kepada Tetangga Memilih & Mengikuti Pemimpin Pemimpin Memilih Dan Memimpin Anak Buah Membiasakan Diri Mengerjakan Yang Baik & Menghindari Yang Buruk Bisnis Yang Diridhai Menyikapi Perkembangan Teknologi Berkiprah Di Gelanggang Politik Harus Tapi Bijak Menghadapi Klenik-Santet Kebal-Pelet Dll Jimat Menghadapi Keganasan & Zaman Edan Semua Memang Mendapat Edan Kehancuran Suatu Negeri & Kiamat Tak Ada Istilah Pensiun Bagi Orang Takwa Meninggalkan Warisan Kematian & Kehidupan Akhirat (Surga & Neraka) Antara Tidur Dengan Tidur
o o o
Daftar Pustaka Lampiran 1. Biodata Penulis Pertama Lampiran 2. Daftar Relasi Penulis Pertama Buku Ini.
113 116 117 119 132 147 150 153 156 157 160 163 167 170 173 176 177 182 183 186 188 191 196
10
AdissalaM
11
PENDAHULUAN Pada saat usia sudah mencapai 40 tahunan dan atau saat anak sudah besar-besar, bilamana sadar, manusia akan mulai menyimak dirinya. Ia akan mengenang masa lalunya yang sudah empat dasawarsa dilalui, baik yang manis maupun yang pahitnya. Lalu ia akan mencoba pula untuk membuka tabir masa depan walaupun tabir itu tak akan mungkin bisa seratus persen dibuka seperti yang dimauinya karena tabir itu hanya milik Allah dan hanya sedikit manusia yang diberi tahu mengenai apa-apa yang ada di balik tabir itu. Saat menengok masa lalu dan kemudian mencoba melongok masa depan itulah membuat setiap orang tersadar masih banyak hal yang perlu dilakukan agar menjadi manusia yang diridhaiNya. Minimal agar tidak mengulangi lagi kesalahan di masa lalu dan kemudian berbuat positif untuk mengisi masa mendatang. Hal ini pula yang kemudian menggugah perasaan untuk mewariskan apa-apa yang diketahuinya kepada keluarga dan lingkungannya agar mereka -kalau bisa - tidak mengulangi apaapa yang tidak enak yang pernah dialami oleh generasi sebelumnya. Karena alasan itulah rasanya amat penting untuk menuliskan apa yang pernah diketahui tentang hidup, sebagai akumulasi pengalaman masa lalu. Baik yang dialaminya sendiri maupun yang dialami oleh orang lain. Dan bukulah yang rasanya relatif tepat sebagai jembatan untuk menyampaikan masa lalu itu kepada anak cucu. Kalau hanya sekadar cerita tutur melalui mulut ke mulut bisa ‘kabur kanginan’ alias bisa hilang karena kapasitas ingatan manusia tentu amat terbatas. Buku inilah yang dimaksud. Mudah-mudahan bermanfaat bagi anak-cucu karena isinya memang berbagai ragam hikmah tapi intinya sama yakni bagaimana hidup selamat sejahtera baik di dunia maupun di akhirat dalam naungan asma Allah SWT. Buku ini diawali dengan ajakan untuk kembali kepada kalimat yang tidak ada perselisihan di dalamnya serta ajakan untuk meluruskan kembali Syahadat. Kemudian membahas topik yang berhubungan dengan kebutuhan (bukan kewajiban) manusia untuk membaca/ memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran. Setelah itu dilanjutkan dengan membahas peran manusia dan proses kehidupannya serta peran makhluk bukan manusia dalam kehidupan. Selanjutnya buku ini mengulas masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kehidupan manusia, yaitu antara lain : mengapa manusia berbeda-beda, mengapa agama berbeda-beda, bagaimana bersilaturahmi (dengan ahli kitab, anak buah, pimpinan, tetangga, kawan, orang tua, dll), bagaimana mendidik anak, masalah haram-halal, bagaimana berbisnis, berpolitik, menyikapi perkembangan teknologi, menghadapi ilmu klenik/ santet, menyiasati keganasan lingkungan serta zaman edan. Tidak lupa pula dibahas masalah tidak dikenalnya istilah pensiun di kala tua bagi orang bertakwa serta masalah warisan menurut petunjuk yang diberikan oleh Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang karena masalah ini sering menimbulkan pertikaian. Di akhir bacaan, buku ini membahas tentang hendak ke mana manusia pergi setelah mati serta bagaimana prosesnya dengan harapan agar manusia yang mengaku beriman sedini mungkin mempersiapkannya.
AdissalaM
12
MEMBACA-MEMPERHATIKAN – MEMAHAMI MELAKSANAKAN-MENGAJARKAN AL KITAB KETIKA DUDUK BERDIRI & BERBARING SELAMA HAYAT DI KANDUNG BADAN BANYAK AL KITAB TETAPI SUMBERNYA SATU Kaum beragama, terutama agama besar, bukan hanya sekadar mengenal Al Kitab namun justru wajib untuk mempelajari dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam hidupnya. Dalam hal ini beberapa contoh Al Kitab yang dikenal dewasa ini - di antara sekian banyak Al Kitab lainnya yang belum ditemukan - antara lain adalah : Zabur, Taurat, Injil, dan Al Quran. Masing-masing menjadi pedoman bagi umat Nabi Daud, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Demikian pula umat Hindu dan umat Budha, juga memiliki Al Kitab sebagai pedoman hidup. Apakah Al Kitab itu? Secara sederhana, dengan memohon petunjukNya untuk kemudian membaca dan memperhatikan isi setiap Al Kitab yang dimiliki oleh kaum beragama, maka dapat ditemukan adanya suatu kesamaan di antara keseluruhan Al Kitab itu. Itulah yang dapat dipakai sebagai jawaban atas pertanyaan tentang apakah Al Kitab itu. Adapun kesamaan semua Al Kitab terdapat pada pokok isinya, yaitu adanya ajakan kepada manusia untuk mencapai kehidupan yang bahagia (selamat dan sejahtera) di sepanjang masa (di dunia dan di akhirat) dengan cara tidak menuhankan hawa nafsu dan semacamnya atau yang lain selain Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang dan sebagai perwujudannya manusia harus berbuat kasih sayang kepada semua makhluk (termasuk kepada diri sendiri) serta tidak berbuat kerusakan. Sedangkan perbedaannya adalah dalam cara untuk mencapai hidup yang selamat sejahtera itu. Berdasarkan kenyataan di mana pokok isi dari semua Al Kitab tersebut di atas adalah sama maka dapat disimpulkan bahwa semua Al Kitab itu berasal dari satu sumber, yaitu dari Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Selain itu pula dapat disimpulkan bahwa Al Kitab disampaikan tidak hanya kepada satu umat dan tidak diberikan secara sekaligus namun diberikan kepada seluruh umat secara bertahap sesuai dengan kondisi manusia pada saat Al Kitab itu diturunkan. Selanjutnya dalam penyampaiannyapun tidak begitu saja turun dari langit, namun disampaikan oleh Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada manusia melalui para utusan / rasulNya yang juga manusia. Karena sumber seluruh Al Kitab adalah satu, yaitu Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang, maka UtusanNya yang satu dengan utusanNya yang lain adalah sama derajatnya di hadapanNya. Itulah sebabnya mengapa Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang memerintahkan orang beriman agar tidak membeda-bedakan para rasul / utusanNya (QS 2:136, 285-286). Adapun kedatangan para utusanNya dengan waktu yang berbeda adalah untuk meluruskan dan sekaligus melengkapi ajaran sebelumnya. Menjadi tidak lurus karena setiap umat cenderung memanipulasi ajaran sebelumnya (sebagai suatu perilaku yang umum dari manusia). Sedangkan tugas para utusanNya untuk melengkapi ajaran (Al Kitab) sebelumnya dimaksudkan untuk membantu manusia yang semakin pintar dan semakin kompleks urusannya sehingga diperlukan penjelasan yang lebih
AdissalaM
13
mendalam (meliputi banyak hal) terhadap pokok isi Al Kitab sebelumnya itu. Terutama untuk berbagai hal yang berkaitan dengan masalah hukum. Dengan demikian makin jelaslah bahwa kedatangan para utusanNya tersebut sama sekali bukan untuk menyalahkan ajaran sebelumnya sebagaimana dicantumkan dalam ayat-ayat berikut ini : o
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas (QS. 43:5)
o
Jangan kamu sangka Aku datang untuk meniadakan Taurat dan kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya (Injil Matius 5:17),………….., karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat walaupun yang paling kecil dan mengajarkan kepada orang lain akan menduduki tempat terendah di surga (Injil Matius 5:19)
o
Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam. (QS. 10:37)
o
Katakanlah:"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". ……. (QS. 5:68)
Karena setiap utusanNya datang dengan ajaran yang pokok isinya sama namun lebih mendalam daripada sebelumnya maka makin lama ajaran yang disampaikan kepada manusia menjadi semakin lengkap. Puncak kesempurnaannya terjadi pada saat kedatangan utusanNya yang bernama Nabi Muhammad SAW. Dinyatakan oleh Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang bahwa ajaran atau agama atau jalan hidup untuk manusia yang tidak menyembah selain Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang - yang dalam bahasa Arab dinamakan Islam - telah disempurnakan dengan turunnya QS 5:3 yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW tersebut.
…….. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu………….. (QS. 5:3) Sementara itu ajaran yang berasal dari Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang secara keseluruhan – sehingga meliputi semuanya termasuk seluruh Al Kitab yang pernah disampaikan kepada manusia – dihimpun olehNya dalam suatu kitab yang dinamakan Kitab Yang Bercahaya yang dalam bahasa Arabnya disebut Al Quran. Beberapa ayat yang berkaitan dengan masalah ini antara lain sebagai berikut : o
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (QS. 43:4)
o
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. 42:52)
o
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan kepada cahaya ( Al Quran) yang telah Kami turunkan, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 64:8)
AdissalaM
14
KITAB YANG BERCAHAYA BERADA DI MANA DAN APA ISINYA ? Sebagai pedoman hidup yang memberikan penjelasan tentang semua aspek kehidupan, maka tentunya Kitab Yang Bercahaya berisi banyak hal yang lengkap dan menyeluruh. Oleh Allah (Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang) dijelaskan ruang lingkup isi Kitab Yang Bercahaya tersebut yaitu : • •
• • • • • • • • •
Ajaran dari Allah (QS 54:1-4) tentang kebenaran (QS 35:31, 2:176), yang memisahkan / membedakan yang bathil dengan yang hak/ benar (QS 86:13) Penjelasan tentang semua hal (mencakup semuanya) sehingga di alam semesta ini tidak ada yang gaib (QS 12:111, 16:89; 27:75) dan cakupannya luas sekali sehingga jika dimisalkan air laut sebagai tintanya dan pohon sebagai penanya, maka air laut dan pohon itu akan habis untuk menuliskan ayat-ayat tersebut (QS 18:109, 31:27) Penuh hikmah serta berkah dan Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan ayat-ayatnya (QS 36 : 2; 38:29). Penuh perumpamaan dengan maksud agar manusia mendapat pelajaran (QS 18:54, 29:43, 39:27). Berisi peringatan untuk umat manusia (QS 68:52) dan peringatan bagi semesta alam (QS 38 : 87) Berisi penerangan (bagi seluruh umat manusia), petunjuk dan pelajaran (QS 3:138) Berisi pedoman bagi manusia serta petunjuk dan rakhmat bagi kaum yang meyakini (QS 45:20) Berisi pelajaran dan dalam hal ini Allah memudahkan manusia untuk mempelajarinya (QS 20:1,2; 54:17,22,32,40) dalam bahasa manusia agar manusia mendapatkan pelajaran (QS 44:58-59;19:97) Berisi penjelasan yang bersifat muhkamad dan ada yang bersifat mutasyabihat (QS 3:7) 1 Membenarkan kitab-kitab sebelumnya, menjelaskan hukum-hukum dan tidak ada keraguan (QS 10:37) Berisi penjelasan tertulis tentang semua urusan baik yang besar maupun kecil (QS 54:52,53), dll
Dengan memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, Kitab Yang Bercahaya (Al Quran) dalam pengertian yang luas tidak hanya terdapat di dalam buku. Hal ini memang telah ditegaskan pula oleh Allah bahwa Al Quran dapat kita jumpai dalam dada orang-orang yang berilmu, pada orang-orang yang berbuat baik, pada orang-orang yang disucikan dan dapat pula kita jumpai di alam semesta sebagai kitab yang nyata. Dalam hal ini juga dinyatakan oleh Allah bahwa untuk menjelaskannya kepada manusia, Allah Yang Maha Suci mengutus malaikat Jibril (Gibrail). Beberapa ayat yang menjelaskan masalah tersebut di atas antara lain sebagai berikut : • • • 1
Tidak ada yang gaib di alam semesta semuanya terdapat dalam kitab yang nyata (QS 27:75) Al Quran berada di dalam dada orang-orang yang berilmu (QS 29:49), Al Quran berada pada orang yang berbuat baik (QS 12:22; 28 : 12-14),
Ayat yang muhkamad adalah ayat -ayat yang terang dan tegas maksudnya serta dapat dipahami dengan mudah. Ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali setelah diselidiki secara mendalam atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui, seperti misalnya ayat-ayat tentang gaib, hari kiamat, surga, neraka, dll.
AdissalaM
• • •
15
Al Quran berada pada orang-orang yang disucikan (QS 56:79), Penjelasan Allah berada di alam semesta (QS 18:109, 31:27), Jibril menerangkan segala sesuatu (termasuk Al Quran) dengan jelas (QS 2:97, 16:2).
Khusus mengenai pernyataan Allah bahwa di alam semesta terdapat ayat-ayatNya (Al Quran) difirmankan sebagai berikut:
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini, dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keteranganNya (QS. 45:3-6) MENGAPA AL QURAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI NABI MUHAMMAD SAW UNTUK SEMUA MANUSIA DALAM BAHASA ARAB ? Nabi Muhammad SAW – yang berbangsa dan berbahasa Arab - adalah utusan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Nabi Muhammad adalah salah satu dari utusanNya yang lain yang datang sebelumnya Karena berbangsa dan berbahasa Arab itulah maka adalah suatu hal yang wajar bilamana Kitab Yang Bercahaya (Al Quran) dalam bentuk bacaan di masa itu turun dalam bahasa Arab sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat berikut ini : •
•
• • •
Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan:"Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya".Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab. Katakanlah : "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh". (QS. 41:44) Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (QS. 42:7) Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). (QS. 43:3) Demi Kitab (Al Quran) yang menerangkan. (QS. 43:2). Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). (QS. 43:3) Dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 46:12)
PERINTAH UNTUK MEMPELAJARI & MENGAJARKAN ISI KITAB YANG BERCAHAYA. Kitab Yang Bercahaya (Al Quran) – bilamana berwujud bacaan - bukan dimaksudkan untuk penghias rak buku, bukan untuk dijadikan jimat, bukan untuk disakralkan sehingga hanya ditaruh di tempat khusus, atau berbagai tujuan lainnya yang sejenis. Allah memerintahkan manusia untuk membaca / memperhatikan, mempelajari /
AdissalaM
16
memahami, mempraktekkan / mengamalkan dan mengajarkan isi kitab Al Quran. Perintah-perintah Allah yang berkaitan dengan hal ini - dengan merujuk beberapa ayat Al Quran - secara garis besar adalah : • •
Perintah Allah agar manusia menjadi rabbani, yakni orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Quran (QS 3:79,80) Perintah Allah agar manusia memperhatikan ayat-ayat Al Quran yang penuh hikmah (QS 38:29), dll
DIPAHAMI OLEH MEMAHAMINYA ?
SIAPA
DAN
BAGAIMANAKAH
CIRI-CIRI
ORANG
YANG
Tidak semua manusia dapat memahami Kitab Yang Bercahaya (Al Quran) bilamana tidak dikehendaki oleh Allah. Jadi siapakah yang dapat memahaminya ? Secara garis besar dengan merujuk beberapa ayat Al Quran, orang-orang yang dapat memahami Al Quran antara lain adalah yang : • • • • • • •
dikehendaki oleh Allah SWT (QS 2:269, 28:56). disucikan (QS 56:79) berakal (QS 38:29, 2:269, 39:9). tak membagi-bagi Quran (QS 15:90-91) berbuat baik (QS 12:22). beriman kepada Allah sehingga diberi petunjuk di dalam hati (QS 64:11). beriman kepada Allah, tatkala hatinya was-was tetapi kemudian ia ingat Allah sehingga seketika itu juga diberikan petunjuk mengenai kesalahan-kesalahannya (QS 7::201) dll
Orang-orang yang dikehendaki oleh Allah sehingga dapat memahami dan melaksanakan Al Quran ternyata memiliki ciri-ciri yang garis besarnya antara lain adalah sebagai berikut : • •
berdada lapang (QS 6:125) dan tidak dibuat sempit oleh Islam (QS 22:78). yang berbuat baik (QS 61:2, 13:17, 4:36), yang disucikan (QS 56:79), yang tidak berselisih mengenai kebenaran (QS 2:176), dll
APAKAH AL QURAN DAPAT DIPALSUKAN ? Fungsi iblis/ syaitan adalah menyesatkan manusia. Yang dilakukan oleh iblis dalam usahanya menyesatkan manusia antara lain adalah : • • • • •
Memalsukan keaslian tulisan / bacaan yang ada dalam Al Quran Memalsukan penafsiran Al Quran Tidak menggunakan keseluruhan ayat namun hanya sebagian ayat saja untuk sesuatu kepentingan atau memecahkan suatu masalah (disebut dengan istilah membagi-bagi Al Quran sebagaimana tercantum dalam QS 15:90-95) Menyempitkan dada manusia sewaktu memahami Al Quran sehingga manusia tersebut tidak mengadakan perbaikan dan tidak berbuat kasih sayang namun justru berbuat kerusakan. Menjadikan manusia asyik memperdebatkan keaslian/ kepalsuan dan kebenaran/ketidakbenaran Al Kitab, Hadits dll
Iblis/ syaitan – yang juga membaca dan memahami Al Quran – melakukan upaya untuk menyesatkan manusia tersebut melalui orang-orang yang menjadi sahabat/
AdissalaM
17
pengikut mereka. Orang-orang yang berbuat seperti itu pada hakekatnya adalah “juru bicara” atau “tangan-tangan” iblis/syaitan karena memang demikianlah salah satu cara bekerja iblis/syaitan. Namun demikian Allah Yang Maha Tahu telah berjanji bahwa Al Quran akan dijagaNya, termasuk dari kemungkinan untuk dipalsukan. Tentunya kita bertanyatanya tentang bagaimana mekanisme yang diciptakan Allah dalam menjaga agar Al Quran tidak dipalsukan. Kalau kita menengok ke kiri dan ke kanan dengan melihat realitas di masyarakat kemudian menarik hikmahnya, maka terlihat bahwa Allah memang telah menjaga kemurnian bacaan Al Quran. Melalui siapa ? Allah Yang Maha Suci menjaganya melalui para utusannya, wakilNya di muka bumi, yakni manusia. Secara lebih deskriptif kesimpulan yang diperoleh mengenai cara Allah menjaga kemurnian bacaan Al Quran adalah sebagai berikut : • •
•
Bacaan yang terdapat dalam Al Quran enak dan menenteramkan hati pada saat dibaca dan dilagukan sehingga banyak orang menjadi senang untuk membacanya (walaupun tidak selalu tahu artinya) Terdapat ribuan bahkan mungkin jutaan orang yang hapal Al Quran (walaupun tidak selalu tahu artinya) sebagai dampak dari kegiatan rutin membaca Al Quran baik secara sendiri –sendiri dan bersama-sama maupun melalui lomba membaca atau musabaqah tilawatil Quran, Adanya ketentuan dalam shalat bahwa para jamaah boleh bergumam menyebutkan bacaan yang benar bila imam yang memimpin shalat salah membaca ayat suci, dll
Itulah mekanisme yang saat ini bisa kita lihat sebagai bukti dari janji Allah untuk menjaga Al Quran, yang dalam hal ini adalah bacaannya. Sementara itu pemalsuan Al Quran dari sisi penafsirannya telah diminimalkan oleh Allah antara lain dengan banyaknya orang yang berminat untuk belajar sastra dan tafsir Al Quran sesuai dengan bacaan aslinya. Walaupun bisa terjadi penafsiran yang berbeda dengan tujuan untuk memalsukannya namun karena masih ada bacaan aslinya maka banyak orang - yang telah belajar tafsir - akan beramai-ramai meluruskannya. Selanjutnya usaha untuk menyesatkan manusia melalui penggunaan ayat-ayat Allah secara sepotong-sepotong atau tidak keseluruhannya dalam membahas suatu hal atau masalah sehingga pengertian sesuatu hal menjadi sempit telah dijaga pula oleh Allah. Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang telah berjanji bahwa Al Quran berada tidak hanya di kitab yang tertulis saja namun terdapat pula pada orang-orang yang berdada lapang (QS 6:125), orang-orang yang tidak dibuat sempit oleh Islam (QS 22:78), orang-orang yang berbuat baik (QS 61:2, 13:17, 4:36), orang-orang yang disucikan (QS 56:79), orang-orang yang tidak berselisih mengenai kebenaran (QS 2:176), dll. Merekalah yang menjadi penjaga kemurnian penafsiran Al Quran atas suatu topik atau masalah sehingga pengertiannya menjadi tidak sempit. Di setiap zaman selalu ada saja manusia yang senang – karena ajakan syaitan/ iblis memperdebatkan asli/tidaknya atau benar/tidaknya Al Kitab atau hadits. Hal ini memang merupakan perilaku yang umum terjadi dan agar tidak terjebak dalam halhal semacam itu ada sebuah kiat yang sederhana yaitu sebagai berikut :
AdissalaM
• •
18
Menghindari sejauh mungkin memperdebatkan ayat-ayat Allah sebab ayat-ayat Allah bukan untuk diperdebatkan namun untuk ditindaklanjuti (melaksanakan perintahNya dan menjauhkan diri dari laranganNya) Keaslian dan tidaknya atau benar dan tidaknya suatu Al Kitab atau hadits tidak hanya dapat dilihat dari siapa yang meriwayatkannya, siapa yang menerbitkan bacaannya dan sejenisnya namun tergantung dari hikmah yang tersirat / tersurat dalam bacaan dalam Al Kitab atau Hadits tersebut. Jika hikmah isinya adalah mengajak kepada perbuatan makruf (kebaikan), mengajak damai, mengajak sedekah (QS 4:114), dan sejenisnya yang intinya adalah menuhankan Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang, maka bacaan itu bisa dikatakan bersumber dari Allah karena hal itu dapat dicocokkan dengan apa yang terkandung dalam Al Quran, dll
BISAKAH AL QURAN DIPAHAMI & BAGAIMANA CARANYA AGAR KITA PAHAM ? Allah menegaskan bahwa jika Dia tak menghendaki, manusia tak akan dapat memahami Al Quran (QS 16:37) dan Allahlah yang memberi petunjuk kepada yang dikehendaki, (QS 28: 56) Namun Allah menyatakan pula bahwa semua hal – termasuk dalam hal memahami Al Quran – tergantung pada usaha kita (QS 13:11; 17:15; 53:39). Dengan kata lain Allah memberikan dispensasi bagi orang-orang yang mau berusaha untuk memahami Al Quran. Agar termasuk orang-orang yang dapat memahami Al Quran karena dikehendakiNya, Allah memberikan beberapa pedoman, yang di antaranya adalah sebagai berikut : •
Mengikuti tatakrama membaca dan mengartikan Al Quran dengan cara : • • • • • • • •
•
Meminta perlindungan Allah (QS 16:98) Meminta petunjuk dariNya (QS 20:114) Perlahan-lahan/tidak tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan apa saja (QS 73:4), termasuk dalam membaca, memahami dan mengamalkan isi Al Quran, Mengulangi dan mengikuti bacaan (QS 75:16-19), termasuk di dalamnya adalah melakukan perbuatan nyata seperti yang diperintahkan dalam ayat yang bersangkutan Mendengarkan dengan penuh perhatian (QS 7:205) dan menggunakan akal (QS 39:18, 3:190-191) Mengutamakan yang mudah / muhkamad dan bukan yang sulit /mutasyabihat (QS 3:7; 73:20) Mempelajari topik demi topik secara komprehensif dan tidak boleh mengartikannya secara parsial (QS 15:90-91) Mengambil hikmah yang harus dapat diterima oleh semua umat karena Quran bersifat universal (QS 21:92,3:84, 2:136, 23:52-54, 2:62, 5:69), dll
Berbuat baik (QS 12:112; 28:12-14) karena hikmah diberikan kepada orang yang berbuat baik, termasuk di antaranya adalah mengajarkannya (QS 3:79-80), dll.
Terlihat jelas bahwa kunci keberhasilan membaca dan memahami Al Quran adalah beriman, melaksanakan perbuatan baik sesuai dengan Al Quran dengan penuh kesabaran. Tanpa melaksanakan kiat-kiat tersebut, manusia akan banyak mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami Al Quran sebagaimana yang dikehendakiNya. Bahkan bisa jadi menjadi musyrik dan tersesat.
AdissalaM
19
PERINTAH UNTUK MENYAMPAIKAN AL QURAN & ALASANNYA Seperti telah diutarakan sebelumnya, Al Quran harus diajarkan setelah sebelumnya diperintahkan oleh Allah untuk dipelajari dan dilaksanakan. Kalau tidak diajarkan, kita akan menerima azab dan akan terhina. Perintah dari Allah yang berkaitan dengan keharusan kaum beriman untuk mengajarkan Al Quran tersebut antara lain adalah : • • •
Perintah dari Allah untuk melakukan syiar agar tidak diazab / dihinakan (QS 2:159,174) dan agar menjadi rabbani, yaitu mempelajari dan menyampaikan Al Quran (QS 3:79-80); Perintah dari Allah untuk menganjurkan memberi makan orang miskin agar tidak mendustakan agama (QS 107:1-7). Perintah dari Allah untuk bersedekah / menafkahkan harta di waktu lapang dan sempit (QS 2:280; 3:134, 65:7), dalam bentuk apa saja yang baik (termasuk menyampaikan pengetahuan tentang masalah dan pedoman hidup yang dijelaskan Allah dalam Al Quran) (QS 2:215, 272), dll
APA YANG PERLU DISAMPAIKAN MENYAMPAIKANNYA?
&
MENGAPA
PERLU
HATI-HATI
DALAM
Apa saja isi Al Quran yang harus atau perlu disampaikan / diajarkan kepada orang lain? Merujuk pada Al Quran, yang perlu disampaikan kepada orang lain pada intinya adalah berita gembira dan peringatan (QS 3: 79-80, dll) serta anjuran untuk memberi makan orang miskin / mengurangi kemiskinan (QS 107:1-7). Selanjutnya, sudah menjadi hukum alam (sunatullah) bahwa tidak semua orang dikehendaki oleh Allah untuk beriman (QS 10:99-100). Karena itulah betapapun hebat upaya yang kita lakukan untuk menyampaikan Al Quran kepada orang lain, kita tidak akan berhasil mempersatukan hati manusia (QS 8:63), apalagi menjadikan manusia satu umat (QS 19:93). Oleh karena alasan itulah maka tugas untuk menyampaikan Al Quran perlu disampaikan dengan hati-hati. Kalau kita melakukannya secara gegabah, sembrono dan tidak memperhatikan keadaan orang yang akan kita beritahu beserta situasi lingkungan di sekitarnya, maka ada kemungkinan orang itu menjadi tidak senang dan akan memusuhi kita. Seperti kita ketahui, keadaan setiap orang berbeda-beda dalam semua hal termasuk dalam hal iman, takwa dan amal salehnya. Akibat perbedaan itu, maka reaksi setiap orang terhadap sesuatu yang disampaikan kepadanya - meskipun berasal dari Allah juga akan berbeda-beda. Ada yang langsung menolak, ada yang mau mendengar tetapi tidak memahami, ada yang mau mendengar dan memahami tetapi tidak melaksanakan apa yang dipahaminya, ada yang mau mengerjakan apa yang dipahaminya tetapi tidak mau mengajarkannya kepada orang lain, dan sebagainya. Hanya Allah yang tahu sedangkan kita sedikit saja tahu tentang mereka. Namun demikian Allah Yang Maha Bijaksana. yang tidak pernah menyulitkan dan sangat mengerti manusia, telah memberikan penjelasan mengenai keadaan setiap makhluk (termasuk manusia) yang di antaranya adalah sebagai berikut : •
Semua makhluk bertasbih menyembah Allah dengan cara (syariat dan kiblat) masing-masing (QS 24:41, 17:44; 22:67-70; 2:148).
AdissalaM
• •
• • • •
• • • •
20
Manusia diciptakan berbeda-beda pendapat dan ada yang dipalingkan (QS 51:89) dan setiap orang berbuat sesuai keadaannya masing-masing (QS 17:84) Ada manusia yang hanya menginginkan kehidupan duniawi saja dan hanya itulah batas maksimal pengetahuan mereka (QS 53:29-30) dan ada pula manusia yang membantah tentang Allah tanpa pengetahuan / kitab / petunjuk / mengikuti syaitan (QS 22: 3, 8) serta memperdebatkan ayat-ayat Allah (QS 40:4). Orang zalim mengikuti hawa nafsu tanpa ilmu pengetahuan dan tidak dapat diberi petunjuk karena telah disesatkan (QS 13:13 ;30:29). Percuma memberi peringatan kepada orang yang telah “ditutupi” dan dibelenggu oleh Allah (QS 36:8-10) karena hati orang yang tidak mau memahami telah dikuncimati (QS 30:58-60). Sebagian besar manusia disesatkan oleh iblis kecuali yang mukhlas (QS 38:8283), hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia dan lalai kehidupan akhirat (QS 30:4-7,30). Kita tidak bisa membuat orang yang mati /tuli bisa mendengar panggilan jika mereka berpaling, kita tidak bisa memimpin orang-orang yang buta dari kesesatan, kita tidak bisa menjadikan orang lain mendengar kecuali yang beriman kepada Allah lalu berserah diri (QS 27:80-81). Jika Allah tidak menghendaki, seseorang tidak akan mendapat petunjuk (QS 16:37) karena Allah yang memberi petunjuk kepada yang dikehendaki, (QS 28: 56). Jika Allah menghendaki semua manusia akan mendapat petunjuk (QS13: 31) Yang tidak beriman ayat-ayat Allah tidak akan diberi petunjuk dan akan ditimpa oleh azab yang pedih (QS 16:104) Hikmah/ilmu diberikan Allah kepada yang sudah cukup dewasa, berbuat baik dan berakal (QS 12:22;28:14,2: 269), dll
Itulah informasi dari Allah yang amat sangat berguna bagi kita agar kita tidak memaksakan sesuatu hal – termasuk dalam menyampaikan Al Quran - kepada orang lain. Tugas kita hanyalah sekadar menyampaikan (QS 50 :45, 10: 99, 100, 88: 21, 22) Jika kita memaksakan sesuatu – walaupun itu baik dan menjadi tugas kita untuk menyampaikannya - maka bisa jadi kita akan termasuk kategori manusia yang menyekutukan Allah, sebab perbuatan memaksa pada hakekatnya sama dengan menggunakan hawa nafsu. Jika hawa nafsu lebih dominan maka akal dan petunjukNya akan tersingkir. Jika hawa nafsu ikut berperan maka bisa dipastikan tindakan kita akan melanggar ayat-ayatNya sehingga kita termasuk golongan zalim yang hadiahnya berupa azab (QS 30:29). Bentuk azab yang akan ditimpakan itu antara lain adalah : binasa karena kesedihan terhadap orang lain (QS 35:7), sengsara karena anak (QS 2:233), bermusuhan dengan isteri / anak (QS 64:14), tercela dan ditinggalkan karena berbuat kasar (QS 3:159), dll. KAPAN MENYAMPAIKAN & BAGAIMANA CARANYA ? Zakat adalah perbuatan untuk memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang-orang yang memerlukan. Karena mengajarkan Al Quran adalah pekerjaan yang juga bersifat memberi sebagian harta yang dimiliki, maka kegiatan itu merupakan bagian dari zakat. Dengan merujuk pada ayat-ayat yang berkaitan dengan waktu pemberian zakat, maka mengajarkan Al Quran ditinjau dari sisi waktunya dilakukan seumur hidup (QS 19:31), di waktu lapang dan sempit (QS 3:134, 65:7), terus menerus dan tidak boleh memberi sedikit lalu tidak mau memberi lagi (QS 53:33-34). Sedangkan pedoman tentang mengajarkan Al Quran kepada orang lain agar proses
AdissalaM
dan hasilnya diridhai olehNya juga banyak diberikan oleh Allah. antaranya adalah sebagai berikut : • • • • •
• • • • • • •
21
Beberapa di
Berniat bahwa semua aktivitas yang kita kerjakan hanya karena Allah (QS 6:161162) dan karena ingin mendapat ridha Allah (QS 2:272). Mengetahui terlebih dahulu kebutuhan orang melalui cara silaturahmi sembari memohon perlindungan dan tambahan petunjuk (QS 20:114; 75 : 16-19; 73:4) Tidak memaksa dan hanya sekadar menyampaikan (QS 10:99-100, 88: 21,22; 50:45, 13:7); Menyampaikan dengan jalan memberikan hikmah dan pelajaran yang baik (QS 16:125;43:4;36:2;38:29;2:269), dengan menggunakan perumpamaan (QS 18:45), dengan menggunakan perkataan yang membekas pada jiwa (QS 4:63), Menyampaikan dengan cara bermusyawarah dan lemah lembut (QS 3:159; 19:96; 20: 44; 23:96; 7:125; 16:125), menghindari debat kecuali dengan cara yang baik (QS 40:4,35,56; 29:46) dan bilamana terjadi perbedaan pendapat agar dikembalikan kepada Allah dan rasulNya (dengan merujuk Al Quran dan Hadits ) (QS 4:59) Tidak membedakan syariat (QS 24:41; 17:44; 22:6; 70:3; 45: 1-20] 2:148; 10:47; 5:48), tidak membedakan rasul (QS 2: 136), tidak memaki sesembahan orang (QS 6: 108) dan tidak mencela / mengumpat (QS 104:1-3). Hikmahnya harus dapat diterima oleh semua umat karena Quran bersifat universal (QS 21:92,3:84, 2:136, 23:52-54, 2:62, 5:69) Memakai akal (QS 10:100, 12:111, 20:54, 30:28, 38:29) dengan cara berbicara tanpa menggunakan nafsu (QS 53:3). Menyampaikan tanpa upah (termasuk di dalamnya adalah tanpa pamrih) (QS 26:109,127, 145,164,180). Menyampaikan dengan bahasa yang mudah dan dimengerti sesuai kemampuan pendengar (QS 44: 58, 19:97,14:4) dan hapal sesuai topik (QS 22:3,8; 40: 35-36) Disampaikan kepada fakir (yang memerlukan) secara terang-terangan / diamdiam, siang hari / malam hari (QS 2 : 271, 274). Tidak menyebut-nyebut pemberian atau menyakitkan hati orang yang diberi dan tidak riya agar pahala tidak hilang (ibarat tanah di atas batu licin yang akan hilang jika hujan lebat) (QS 2:262-264) sebab perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang menyakitkan (QS 2:263).dll.
YANG PALING SULIT ADALAH BERDAKWAH KEPADA DIRI SENDIRI Sudah menjadi suratan alam bahwa orang yang paling kita kasihi adalah diri kita sendiri, setelah itu baru orang yang dekat dengan kita seperti kekasih/isteri, anak dll. Karena adanya sifat mengasihi itulah maka kita biasanya memberikan sesuatu kepada yang kita kasihi tersebut, termasuk di antarnya adalah memberikan atau menyampaikan ayat-ayat Allah. Namun dalam prakteknya, kita mungkin bisa menasehati orang lain yang kita kasihi (bilamana memang dikehendaki Allah) tetapi belum tentu bisa menasehati diri sendiri (QS 28:56). Dengan demikian berdakwah kepada diri sendiri adalah suatu pekerjaan yang sulit. Namun dengan selalu ingat Allah, yang berarti membaca, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran, mudah-mudahan kesulitan itu dapat diperkecil. Dalam hal ini dari Al Quran dapat digali sejumlah resep untuk mengajari atau berdakwah kepada diri sendiri. Resep yang dimaksud tersebut antara lain adalah mohon agar selalu disucikan (QS 56:79), menggunakan akal (QS 10:100, 3:190-191, 39:18, 13:19-20), berbuat baik (QS 12:22; 28:12-14), dll
AdissalaM
22
MANFAAT BAGI KITA JIKA MAU MENYAMPAIKAN AL QURAN Dengan mau dan ikhlas secara terus-menerus mempelajari, mempraktekkan dan kemudian mengajarkan Al Quran, maka akan banyak manfaat yang akan diperoleh. Khusus dalam hal menyampaikan Al Quran, Allah akan memberikan kepada kita berbagai manfaat yang antara lain adalah : • • • •
Tidak termasuk orang yang mendustakan agama (QS 107:1-7). Diberi pahala/surga, tidak khawatir/sedih hati (QS 2:262-265,274-280;51:1519), diberi jalan keluar, rezeki dari arah yang tidak diduga, rezekinya mencukupi, mudah dalam urusannya, kesalahannya ditutupi (QS 65:2-5), Diberi ampun dan kelapangan / kemudahan setelah kesempitan (QS 9:104; 65:7; 92:1-13) dan dihapuskan sebagian kesalahannya (QS 2:271), Diberi balasan berlipat ganda (QS 2:245, 261, 265) serta dijauhkan dari neraka dan kelak akan puas (QS 92:17-21), dll.
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
TANDA-TANDA KEBESARAN ALLAH SEBAGAI AYAT YANG NYATA DI ALAM SEMESTA PERINTAH AGAR MEMPERHATIKAN TANDA-TANDA KEBESARAN ALLAH Di alam semesta ini Allah banyak memberikan tanda-tanda kebesaranNya (QS. 27:93). Oleh Allah tanda-tanda tersebut diperintahkan untuk diperhatikan (QS. 10:101). Tanda-tanda tersebut di atas disampaikan silih-berganti (QS. 6:65-67) dan banyak sekali diberikan kepada manusia (QS. 12:105). Dalam hal ini Bani Israil juga banyak sekali mendapatkan tanda-tanda tersebut (QS. 2:211). Tak ada yang dapat menghalangi kedatangan tanda-tanda kebesaran Allah tersebut namun demikian tanda-tanda itu ternyata telah didustakan oleh orang-orang terdahulu dan kebanyakan kaum / umat manusia (QS. 17:59; 6:65-67). Di manakah terdapat tanda-tanda kebesaran tersebut ? Dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda tersebut terdapat di bumi/langit dan pada diri manusia (QS.45:3;51:2022), semua ufuk dan pada manusia sendiri (QS. 41:53), dll.
AdissalaM
23
MAKSUD PENYAMPAIAN TANDA-TANDA KEBESARAN & SIAPA YANG MENERIMANYA Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang tak hendak membiarkan manusia berada dalam kegelapan. Itulah maksud Allah memberikan tanda-tanda kebesaranNya, yakni agar manusia mengerti (QS. 2:73), berpikir (QS. 57:17), paham (QS 6:65-67), kembali (bertaubat) (QS. 46:27), bersyukur (QS. 30:46), (Ibrahim) yakin (QS. 6:75), (kaum Tsamud) takut (QS. 17:59); dll Tanda-tanda kebesaran Allah yang banyak dan datang silih berganti diberikan kepada seluruh makhluk tanpa kecuali. Baik kepada manusia, termasuk kepada para akhli kitab, maupun kepada makhluk-makhluk lain yang berada di alam semesta. Secara rinci Al Quran menjelaskan siapa saja yang mendapatkan tanda-tanda tersebut yaitu : • •
• •
Semesta alam. (QS. 21:91); manusia (QS. 2:73; 6:46,65,66,67; 12:105; 19:21-22; 20:9-23; 40:13); ahli kitab (QS 5:75) Orang/kaum yang yakin / meyakini (QS 2:118; 45:4; 51:20-22); beriman / bertakwa / mempunyai mata hati (QS. 3:13; 6:99; 16:79; 26:7-8; 27:86; 29:24; 30:37; 39:52; 10:5,6); berakal (QS. 3:190-191; 20:54, 128; 29:33-35; 30:24; 45:5); mengetahui/memahami/ bertanya/ mengambil pelajaran (QS 6:97-98; 30:22; 16:12; 16:13-17; 12:7); berfikir / memikirkan (QS. 10:24; 13:3, 4; 16:11; 16:67-69; 30:21; 39:42; 45:13); mendengar / mendengarkan (QS. 10:67; 16:65; 30:23; 32:26); sabar / penyabar / sangat sabar dan bersyukur / banyak bersyukur (QS. 14:5; 31:31; 34:19; 42:32-35; 7:58); memperhatikan tanda-tanda dan beriman (QS. 15:73-77); mukmin (QS. 29:44); kembali (QS. 34:9); Bani Israil (QS. 2:211); Kaum Tsamud (QS. 7:73; 17:59); kaum Aad (QS 11:59; 41:15); kaum Luth (QS. 11:82-83); Kaum Nuh (QS. 26:119-121); kaum Hud (QS. 26:139); kaum Syuaib (QS. 26:189-190); kaum Saba (QS. 34:15-17) Ibrahim (QS.6:75); Muhammad (QS.53:1-25); kaum Musyrikin (QS 54:2-4); Zakariya (QS. 3:41; 19:10); Yusuf (QS. 12:22-24); Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya (QS. 10:75; 11:96-97); dll.
BAGAIMANA SIKAP KEBESARAN ALLAH?
SEBAGIAN
BESAR
MANUSIA
TERHADAP
TANDA-TANDA
Manusia – menurut penegasan Allah - adalah makhluk yang tidak tahu berterima kasih dan bahkan mendustakan tanda-tanda yang diberikan kepadanya. Sebagian besar manusia berpaling dari tanda-tanda tersebut. Dengan merujuk banyak ayat maka dapat diketahui tentang tanggapan atau sikap sebagian besar manusia terhadap tanda-tanda tersebut, yakni : • • • • • •
Banyak / sebagian besar berpaling / selalu berpaling (QS. 5:75; 6:46; 7:146; 12:105; 21:32; 36:45-47); mendustakan (QS. 6:65-67); lengah (QS. 10:92); Ada yang mendengarkan namun tak memahami /mendengar karena hati dan telinga ditutup oleh Allah sehingga tetap tidak beriman biarpun melihat semua tanda (QS. 6:25-26). Membantah / mengatakan bahwa Al-Quran itu hanyalah dongengan orang dahulu dan melarang orang mendengarkan Al-Quran sedangkan mereka sendiri menjauhkan diri darinya. (QS. 6:25-26) Ada yang menghina /menyatakan bahwa itu adalah sihir (QS. 37:14-15). Ada yang berpaling karena musyrik yang kemudian mengatakan bahwa tanda itu adalah sihir yang terus menerus. (QS. 54:2-4) Kaum Ad mengingkarinya, mendurhakai rasul-rasul Allah dan menuruti perintah
AdissalaM
• • • • • • •
24
semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang; menyombongkan diri tanpa alasan yang benar dan menyatakan bahwa merekalah yang lebih besar kekuatannya (QS. 11:59; 41:15) Menyombongkan diri / mendustakan (kasus Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya) (QS. 10:75). Kaum Firaun lebih mengikuti perintah Firaun (QS. 11:96-97) dan Firaun telah mendustakannya karena enggan melaksanakan kebenaran (QS. 20:56) Tidak bermanfaat bagi yang belum / tidak beriman atau yang belum mengusahakan kebaikan di masa imannya. (QS. 10:101; 6:158). Orang-orang yang kafir menanyakan mengapa kepada Muhammad tidak diturunkan tanda kebesaranNya (QS. 13:7, 27). Tertutup matanya – karena kafir – sehingga tidak memperhatikan tanda-tanda kebesaranNya (QS 18:98-101) Didustakan oleh orang-orang dahulu (QS. 17:59) Kebanyakan tak beriman walau sudah ada tanda-tanda kebesaranNya berupa penyelamatan Nabi Nuh dan yang besertanya dan penenggelaman orang-orang yang tinggal (QS. 26:119-121); pembinasaan kaum Hud (QS. 26:139); serta azab pada hari ada awan kepada kaum Syuaib (QS. 26:189-190).
APA SAJA JENIS/MACAM TANDA-TANDA YANG DIBERIKAN ? Banyak sekali jenis tanda-tanda yang diberikan oleh Allah seperti misalnya penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, penciptaan manusia dan isterinya, penciptaan hujan, air, tanah, tanaman, buah-buahan, penciptaan binatang/ternak, burung, obat, angin dan kapal, penciptaan hujan, air, tanah, tanaman, buah-buahan, dll. Berikut ini secara garis besar dengan merujuk ayat-ayat Al Quran, berbagai tanda kebesaran Allah yang diberikan kepada manusia dan alam semesta berdasarkan pengelompokannya adalah sebagai berikut : •
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penciptaan langit dan bumi • • • • •
•
•
Penciptaan langit dan bumi (QS. 3:190-191; 29:44; 30:22; 42:29). Adanya matahari dan bulan yang tunduk dan masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan (QS. 13:2; 41:37). Tingginya langit tanpa tiang (QS. 13:2). Bumi yang dibentangkanNya, gunung-gunung dan sungai-sungai, buahbuahan yang berpasang-pasangan (QS. 13:3). Adanya bagian-bagian yang berdampingan di bumi, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, yang disirami dengan air yang sama serta adanya kelebihan rasa sebagian tanam-tanaman terhadap yang lain (QS. 13:4) Langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang manusia yang jika Allah menghendaki maka Allah akan membenamkan mereka di bumi atau dijatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit (QS. 34:9)
Tanda-tanda yang berkaitan dengan pergantian malam dengan siang • •
Silih bergantinya malam dan siang (QS. 3:190-191; 10:6;13:3; 41:37; 45:5). Pergantian siang menjadi malam sehingga manusia dalam kegelapan; matahari yang berjalan di tempat edarnya; manzilah-manzilah bagi bulan sehingga setelah sampai ke manzilah terakhir kembalilah bulan sebagai
AdissalaM
• •
•
• •
Penciptaan manusia dari seorang diri, dari tanah, yang tiba-tiba berkembang biak (QS.6:98; 30:20; 45:4). Penciptaan isteri manusia dari jenisnya sendiri agar cenderung / merasa tenteram dan adanya rasa kasih sayang di antara mereka (QS. 30:21) Penciptaan bahasa dan warna kulit yang berlainan (QS. 30:22)
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penciptaan hujan, air, tanah, tanaman, buahbuahan • • •
• • •
bentuk tandan tua; tidak mungkinnya matahari mendapatkan bulan; malam yang tak dapat mendahului siang karena masing-masing beredar pada garis edarnya (QS. 36:37-40) Malam bagi manusia untuk istirahat / tidur dan siang terang benderang/menerangi agar manusia mencari karunia Allah (QS. 10:67; 27:86; 30:23). Menjadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Allah menghapus tanda malam dan Allah menjadikan tanda siang itu terang agar manusia mencari kurnia dari Allah dan agar manusia mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan dan Allah telah menerangkan semuanya dengan jelas (QS. 17:12)
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penciptaan manusia dan isterinya •
•
25
Buah-buahan yang berpasang-pasangan (QS. 13:3). Kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, yang disirami dengan air yang sama serta adanya kelebihan sebagian tanamtanaman atas sebagian yang lain tentang rasanya (QS. 13:4) DitumbuhkanNya oleh Allah dengan air hujan tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan yang serupa dan tidak serupa yang mana manusia diharapkan untuk memperhatikan buahnya di waktu pohonnya berbuah dan kematangannya (QS. 6:99; 16:11). Adanya tanah yang baik sehingga tanaman tumbuh subur dan adanya tanah yang tidak subur sehingga tanamannya tumbuh merana. (QS. 7:58) Ditumbuhkannya di bumi berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik (QS. 26:7-8)
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penciptaan binatang/ternak, burung, obat, angin dan kapal • • • •
•
Penciptaan langit, bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang disebarkan pada keduanya (QS. 42:29) Penciptaan manusia dan binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) (QS. 45:4). Manfaat dari binatang ternak yang berupa makanan dan penggembalaan (QS. 20:54), pemenuhan kebutuhan yang berasal dari hati binatang dan binatang sebagai alat transportasi, dll (QS. 40:80-81) Wahyu Allah yang disampaikan kepada lebah agar membuat sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia serta keluarnya minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya dari perut lebah yang mengandung obat yang menyembuhkan manusia (QS. 16:68-69). Burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas dan tidak ada yang menahannya selain Allah (QS. 16:79)
AdissalaM
•
• • •
•
•
• • •
•
• •
Pakaian dan pakaian yang indah untuk menutup aurat walaupun pakaian yang terbaik adalah takwa (QS. 7:26) Ditundukkannya untuk manusia semua yang terdapat di langit dan di bumi sebagai rahmat dariNya. (QS. 45:13). Ditundukkannya malam dan siang, matahari, bulan dan bintang untuk manusia (QS. 16:12) Bumi yang mati (kering tandus) menjadi hidup / bergerak / subur setelah air (air hujan) diturunkan Allah dari atas (langit) sehingga timbul mata air, biji menjadi tumbuh, dan makanan menjadi tersedia, dll (QS. 57:17; 41:39; 16:65; 36:33-36) DiciptakanNya bermacam-macam ciptaan untuk manusia antara lain ditundukkanNya lautan agar manusia dapat memakan ikan, mengeluarkan perhiasan; dan bahtera dapat berlayar; ditancapkannya gunung-gunung di bumi agar bumi tidak goncang bersama manusia serta diciptakannya sungaisungai dan jalan-jalan dan bintang-bintang agar manusia mendapat petunjuk (QS. 16:13-17) Dari buah korma dan anggur, manusia dapat membuat minuman yang memabukkan dan yang baik. (QS. 16:67). Adanya kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, adanya air hujan yang turun dari langit serta hidupnya bumi dengan air tersebut sesudah matinya (QS. 30:24)
Tanda-tanda / petunjuk berupa bintang, dll • • •
•
Pengiriman angin untuk membawa berita gembira dan untuk merasakan kepada manusia sebagian dari rahmat-Nya, yaitu agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan agar manusia dapat mencari karunia-Nya serta agar manusia bersyukur. (QS. 30:46). Adanya perkisaran angin (QS. 45:5). Adanya kapal yang berlayar di laut dengan nikmat Allah (QS. 31:31). Diangkutnya keturunan manusia dalam bahtera yang penuh muatan dan diciptakannya untuk mereka apa yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu yang mana jika Allah menghendaki maka Allah dapat menenggelamkan mereka tanpa penolong seorangpun dan tidak pula mereka diselamatkan namun mereka diselamatkan karena rahmat yang besar dari Allah dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika (QS. 36:41-44). Kapal-kapal yang berlayar di laut seperti gunung-gunung yang mana jika Allah menghendaki maka angin akan menjadi tenang sehingga kapal-kapal terhenti di permukaan laut atau kapal-kapal itu dibinasakanNya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf kepada sebagian besar dari mereka (QS. 42:32-35)
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penciptaan hal lainnya agar manusia memperoleh kemudahan •
•
26
Bintang-bintang sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. (QS 6:97). Bulan sabit sebagai tanda waktu (QS. 2:189) Matahari bersinar, bulan bercahaya dan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan tersebut agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (QS. 10:5).
Tanda-tanda yang berkaitan dengan kematian / kebangkitan / kehidupan orang
AdissalaM
• • • • •
•
27
Allah memegang jiwa ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya; serta menahan jiwa yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan (QS. 39:42) Orang yang dimatikan 100 tahun lalu dihidupkan kembali oleh Allah (QS. 2:259). 3 orang pemuda beriman yang tidur 300+9 tahun di dalam gua (QS. 18:9-26) Allah yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati karena Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 41:39) Berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya dan bilamana Allah memanggil manusia sekali panggil dari bumi seketika itu (juga) manusia ke luar (dari kubur). (QS. 30:25)
Tanda-tanda yang bisa dilihat/dirasakan manusia : •
• • • • • • •
• • •
•
Allah memperlihatkan kepada manusia tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan rezeki dari langit. (QS. 40:13); lapangnya rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan juga sempitnya rezeki itu (QS. 30:37; 39:52); adanya siksa jika tak menafkahkan sebagian rezeki, (QS. 36:45-47). Ada dua golongan yang telah bertemu (bertempur) di mana golongan yang kafir dengan mata kepala sendiri melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka (QS. 3:13) Maqam Ibrahim – di Baitullah/Bakkah- yang akan menjadikan aman bagi orang yang memasukinya (QS. 3:96-97) Banyaknya Allah membinasakan umat-umat sebelum mereka padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat yang dibinasakan itu (QS. 20:128; 32:26) Adanya tanda dari Allah di negeri kaum Luth yang telah diazab (QS. 51:3237); Tanda-tanda kiamat yang datangnya tiba-tiba dan tak ada faedahnya bagi mereka kesadaran itu apabila hari kiamat sudah datang (QS. 47:18) Allah kelak akan memberikan tanda-tanda (azab)Nya karena manusia (bertabiat) tergesa-gesa (QS. 21:37) Tanda-tanda keingkaran terlihat pada muka orang-orang kafir pada saat dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Allah yang terang dan hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Allah di hadapan mereka itu (QS. 22:72) Tanda-tanda orang-orang berdosa dapat dikenal (lalu ubun-ubun dan kaki mereka dipegang). (QS. 55:41). Tanda-tanda orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya dapat dikenal – jikalau Allah menghendaki - berupa kiasan-kiasan perkataan mereka (QS. 47:29-30). Tanda-tanda orang yang bersama Muhammad adalah keras terhadap orangorang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka, rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan ridhaNya dan pada muka mereka terdapat bekas sujud seperti yang digambarkan dalam Taurat dan Injil yakni seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya kemudian tunas itu menyebabkan tanaman menjadi kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya sehingga tanaman tersebut menyenangkan hati para penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir. (QS. 48:29) Adanya tanda di belalai pada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghamburkan fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui
AdissalaM
28
batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, yang terkenal kejahatannya, yang karena mempunyai (banyak) harta dan anak menjadikannya berkata :"(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala" pada saat ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya (QS 68:1-16) •
Tanda-tanda khusus yang diberikan kepada Nabi • • •
• • • • •
Zakariya tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat sebagai tanda bahwa isterinya hamil. (QS. 3:41; 19:10) Tanda dari Allah bagi Yusuf sehingga ia yang hampir terbujuk Zulaikha dapat terhindar dari bujukan itu (Yusuf adalah termasuk orang yang dipilih) (QS. 12:22-24) Ibrahim mendapatkan hikmah tentang keberadaan Allah setelah memperhatikan bahwa bintang kalah oleh bulan, bulan kalah oleh matahari dan matahari ternyata kalah oleh malam sehingga kemudian ia berkata kepada kaumnya : "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang termasuk mempersekutukanNya” dan ketika ia dibantah oleh kaumnya ia berkata : "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang mempersekutukan dengan Allah, kecuali di kala Rabbku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Rabbku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya). Bagaimana aku takut kepada sembahansembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah diantara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui" (QS. 6:76-83). Musa yang dapat berbicara dengan Allah, tongkat Musa yang diubah oleh Allah menjadi ular dan tangan Musa yang menjadi putih cemerlang tanpa cacat setelah dikepit di ketiak (QS. 20:9-23) Maryam yang mengandung tanpa disentuh manusia (QS. 19:21-22) Jibril yang diperlihatkan kepada Muhammad (yang pernah dilihat Muhammad pada waktu yang lain di Sidratil Muntaha) dalam rupa aslinya pada jarak dekat (QS 53:1-25). Muhammad diperjalankan Allah pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah diberkahi disekelilingnya (QS. 17:1), dll
Tanda-tanda yang berkaitan dengan mukjizat yang sempat dilihat orang •
• •
Isa anak Maryam dengan izin Allah membuat burung hidup dengan meniup tanah yang sudah dibentuk seperti burung, menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit sopak, menghidupkan orang mati, mengabarkan apa yang dimakan dan apa yang disimpan di rumah. (QS. 3:49). Isa putera Maryam dijadikan Allah sebagai tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (QS. 21:91) dan sebagai bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. (QS. 43:59) Unta betina sebagai tanda / bukti yang nyata bagi kaum Tsamud (zaman Nabi Shaleh) dan diharapkan kaum Tsamud membiarkan unta itu makan di bumi Allah dan tidak mengganggunya agar tak ditimpa siksaan yang pedih namun
AdissalaM
• • • •
ternyata unta betina tersebut mereka aniaya padahal Allah tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti mereka (QS. 7:73; 17:59) Musa yang diutus dengan membawa ayat-ayat Allah untuk mengeluarkan kaumnya dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan untuk mengingatkan mereka kepada hari-hari Allah (QS. 14:5). Tanda bukti yang dibawa oleh Musa dan saudaranya Harun (QS. 23:45) Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya (QS. 12:7) , dll
Tanda-tanda yang berkaitan dengan penyelamatan dan pembinasaan manusia • • • • • •
• •
•
•
29
Penyelamatan Nuh dan sebagian kaum Nuh yang beriman dengan bahtera serta penenggelaman orang-orang yang tinggal (QS. 23:28-31; 26:119-121); Penyelamatan Ibrahim sewaktu dibakar oleh kaumnya (QS. 29:24); Penyelamatan Musa dan semua orang yang besertanya (Bani Israil) serta penenggelaman golongan zalim (Firaun dan pengikutnya karena sombong dan melampaui batas) (QS. 26:65-67; 44:30-33) Pembinasaan kaum yang mendustakan Hud (QS. 26:139); Azab pada hari ada awan kepada kaum yang mendustakan Syuaib (QS. 26:189-190); Turunnya azab dari langit bagi kaum yang berbuat fasik / mendustakan Luth (termasuk isteri Luth) berupa suara yang mengguntur ketika matahari akan terbit sehingga bagian atas kota terbalik ke bawah dan dihujani dengan batu (QS. 11:82-83; 15:73-77; 29:33-35) Adanya kaum yang menganiaya diri mereka sendiri sehingga Allah menjadikan mereka buah mulut dan menghancurkannya sehancur-hancurnya (QS. 34:19) Allah memberikan tanda bagi kaum Saba di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Mereka telah diberi kenikmatan namun karena kemudian kafir maka terjadilah azab berupa banjir dan pohon-pohon kebun yang semula subur menjadi pohon yang yang buruk (QS. 34:15-17) Perumpamaan kehidupan dunia yang seperti air (hujan) yang diturunkan dari langit, yang menyebabkan tumbuh dengan suburnya tanam-tanaman di bumi, yang di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak, lalu apabila bumi telah sempurna keindahannya dan manusia mengira bahwa mereka pasti menguasainya, maka tiba-tiba azab Allah datang di waktu malam atau siang sehingga tanaman-tanaman yang ada menjadi seperti disabit dan seakan-akan belum pernah tumbuh sebelumnya (QS. 10:24)
Tanda-tanda kebesaran Allah lainnya •
•
Dijungkirkannya sembahan-sembahan orang sesat ke dalam neraka bersamasama orang-orang yang sesat dan semua bala tentara iblis yang di dalamnya mereka berkata dan bertengkar. Mereka berkata dengan nama Allah bahwa mereka dahulu dalam kesesatan yang nyata karena mempersamakan mahluk yang bersama mereka dalam neraka - dengan Rabb semesta alam karena disesatkan oleh orang-orang yang berdosa. Mereka tidak mempunyai pemberi syafaat seorangpun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. Mereka berharap kalau dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya mereka akan menjadi orang-orang yang beriman (QS. 26:94-103) Di antara penghuni surga dan neraka ada batas dan di atas A'raaf ada orangorang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tandatanda mereka (QS. 7:46).
AdissalaM
30
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MANUSIA? KEHADIRAN MANUSIA MEMBUAT SEMARAK BUMI Penciptaan manusia dapat disebut unik. Dikatakan unik karena dari sesuatu yang tidak ada, dari sesuatu yang tidak bernilai lalu menjadi ada dan bernilai. Dari yang semula hanya ada satu lalu berkembang biak menjadi banyak. Pada saat tulisan ini selesai disusun untuk pertama kalinya, jumlah manusia sudah hampir mencapai sepuluh milyar orang. Manusia pulalah yang kemudian banyak berkreasi sehingga dunia yang semula sunyi senyap menjadi semarak. Manusialah yang membuat tempat yang semula tidak dihuni menjadi dimukimi. Manusialah yang merambah ke semua arah, ke semua bidang kehidupan tanpa bisa dibendung. Dampak dari kehadiran manusia yang makin banyak berikut kreasi-kreasinya adalah dunia yang semakin ramai, semakin penuh dengan tontonan yang cantik-menarikmempesona, dan semakin dijejali dengan kemudahan hidup. Dapat dibayangkan betapa sepinya hidup dan betapa lelahnya kita karena semuanya harus dikerjakan sendiri bilamana tidak ada manusia lain di sekeliling kita. Itulah beberapa cukilan dari kehidupan manusia di antara banyak fenomena kehidupan manusia yang lainnya. Lalu siapakah sesungguhnya manusia itu ? Untuk menjawab hal ini marilah kita simak berbagai referensi yang berkaitan dengan eksistensi manusia tersebut. PENCIPTA MANUSIA DAN TUJUAN PENCIPTAANNYA Bagi orang yang beriman, Allahlah yang menciptakan alam semesta termasuk manusia yang berada di dalamnya. Dalam hal ini Allah menjelaskan antara lain bahwa: •
•
Allah menciptakan manusia, menciptakan bumi dan langit dan yang ada di antaranya dalam enam masa lalu Allah – Yang Maha Pemurah - bersemayam di atas Arsy dan bila ada yang menanyakan tentang Allah diharapkan untuk menanyakannya kepada yang Maha Tahu (QS 25:59); Allah telah menciptakan manusia dan mengetahui yang dibisikkan hatinya dan Allah lebih dekat daripada urat leher manusia (QS 50:16), dll
Tujuan Allah menciptakan manusia antara lain agar manusia menyembahNya (bukan menyembah yang lain, seperti misalnya menyembah hawa nafsu), memakmurkan
AdissalaM
31
bumi, dll (QS 2 : 21; 51 : 56; 29: 8; 31: 14; 11: 61). Allah sesungguhnya tidak memerlukan disembah manusia karena Allah Maha Kuasa. Namun manusialah yang memerlukan menyembah Allah sebab pengertian menyembah Allah adalah tidak menyembah hawa nafsu dan itu berarti pula bahwa ia harus berusaha berbuat baik kepada semuanya termasuk bagi dirinya. Dengan berbuat baik secara totalitas itulah maka manusia akan memperoleh kemakmuran selama hidupnya. Dengan kata lain menyembah Allah itu adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri dan bukan karena Allah memerlukan manusia. KELEBIHAN MANUSIA Allah menyatakan bahwa manusia mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk lain yang diciptakanNya. Kelebihan manusia - menurut beberapa ayat /firman Allah yang berkaitan dengan hal ini - antara lain adalah : • •
Manusia lebih sempurna daripada kebanyakan makhluk (QS 17:70; 94:4, QS 32:7); Manusia mau menerima amanat Allah yang enggan diterima oleh makhluk lainnya karena makhluk lainnya khawatir berkhianat (QS 33:72), dll
ASAL DAN PROSES KEJADIAN MANUSIA Tubuh manusia berdasarkan hasil analisa ilmu pengetahuan pada dasarnya sama komponennya dengan komponen yang ada di bumi dan langit. Dengan mempelajari ilmu biologi dan kedokteran maka pengetahuan tentang komponen tubuh manusia secara fisik dapat lebih diperdalam walaupun mungkin pengetahuan itu sendiri masih akan terus bertambah mengingat betapa tidak terbatasnya ilmu Yang Maha Tahu. Dengan demikian dari segi fisik, komponen tubuh manusia sudah berhasil diketahui dan bahkan dengan modal pengetahuan itu manusia kemudian banyak berhasil membuat organ-organ tiruan dengan maksud untuk menggantikan organ-organ tubuh yang rusak kena penyakit atau untuk mempercantik diri dan sejenisnya. Selanjutnya kalau diperhatikan lebih lanjut, masih ada komponen tubuh manusia yang lain yang sulit untuk diketahui deskripsinya yakni komponen non fisik yang berupa ruh dan jiwa. Baik ruh maupun jiwa sebagai komponen yang menyebabkan manusia dapat hidup, hanya sedikit yang diketahui oleh manusia. Apa yang telah diketahui manusia mengenai komponen penyusun tubuhnya telah dikonfirmasikan oleh Allah dalam Kitab Yang Bercahaya. Ayat-ayat yang berkaitan dengan ini menyatakan bahwa : • •
Manusia berasal dari tanah (liat kering/lumpur hitam seperti tembikar yang diberi bentuk (QS.3:59; 15:26,28,33; 30:20;32:7; 35:11, 55:14), Manusia berasal dari air yang hina (QS.77: 2-23) dan ruh yang ditiupkan (QS.15:29) dll
Komponen-komponen tersebut di atas tidak bersinergi dengan sendirinya untuk membentuk sosok manusia seperti yang kita lihat sehari-hari. Pembentukannya melalui suatu proses yang bertahap. Mulai dari bersintesanya material demi material yang kecil dan kemudian dilanjutkan dengan sintesa antar kelompok material yang lebih besar dan seterusnya sampai akhirnya terbentuk manusia seperti yang kita lihat ini. Secara garis besar proses kejadian manusia menurut ayat-ayat Al Quran adalah
AdissalaM
32
sebagai berikut: • •
• •
Manusia diciptakan dalam keadaan susah payah (QS. 90:4), melalui beberapa tingkatan, sesuai fitrah yang tidak ada perubahannya (QS. 30:30; 71:14). Manusia diciptakan dari tanah, lalu menjadi saripati, lalu menjadi air mani / air hina yang disimpan dalam tempat kokoh (rahim), kemudian menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, kemudian menjadi tulang belulang, lalu tulang belulang dibungkus daging dan menjadi makhluk lain (QS 3:6; 23: 12-16; 30:20; 35:11; 40:67; 75:3-40; 77:2-23); diciptakan berpasangan (QS 35:11), ada laki-laki dan ada wanita (QS.75:3-40) Setelah manusia berbentuk sempurna, Allah meniupkan ruh ke dalam manusia (QS 15:29). Setelah manusia diciptakan, tiba-tiba manusia berkembang biak (QS 30:20), dll.
TUGAS MANUSIA (PERINTAH/LARANGAN) Tugas manusia - seperti yang difirmankan oleh Allah – antara lain adalah untuk memakmurkan bumi dan bukan untuk berbuat kerusakan. Tugas-tugas tersebut secara lebih deskriptif antara lain adalah : • • • •
Memakmurkan bumi (QS.11:61), Bekerja (QS. 9:105), Mempelajari/mengajarkan Al Quran (QS. 3:79-80; 2:159,174) Memupuk silaturahmi (QS.4:1), berbuat baik kepada orang tua, karib/kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga / sejawat, ibnu sabil, hamba sahaya (QS.4:36), dll
Jadi kalau ada seorang manusia yang dalam hidupnya tidak berbuat sesuatupun untuk memakmurkan bumi bahkan merusaknya, tidak memupuk silaturahmi, tidak berbuat baik, serta tidak mempelajari, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran, maka manusia tersebut dapat dikatakan sebagai manusia yang mengingkari tugasnya atau juga bisa disebut “manusia yang bukan manusia” artinya makhluk yang tubuhnya manusia namun perbuatannya bukan manusia. Mereka diibaratkan oleh Allah seperti binatang yang terburuk karena pekak dan tuli yang tidak mengetahui apapun (QS.8:22). SIFAT / PERILAKU MANUSIA Allah – sebagai pencipta – tentunya sangat mengetahui sifat-sifat manusia, sementara kita sendiri - sebagai manusia – hanya sedikit mengetahui tentang sifatsifat tersebut. Tetapi lucunya, walaupun pengetahuannya hanya sedkit tentang dirinya sendiri namun pada umumnya manusia berani membusungkan dada seolaholah ia tahu banyak tentang dirinya. Dan yang lebih lucu lagi bilamana dia- yang suka membusungkan dada itu – sakit, maka dengan tetap masih sombongnya ia mengeluarkan uangnya yang banyak untuk “membeli” dokter, “membeli“ obat, “membeli “ ruang rawat inap kelas eksekutif yang mahal demi gengsi, dan “membeli” sarana penyembuh lainnya. Di tengah sakitnyapun ia masih sempat marah kalau ada yang tak beres dengan pelayanan rumah sakit. Pertanyaan yang kemudian mencuat adalah apakah ada manusia yang bersifat atau berperilaku seperti itu ?
AdissalaM
33
Kalau kita menyimak kisah yang ada dalam Al Quran ternyata ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu Firaun yang dengan sombongnya mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan dan memerintahkan rakyatnya untuk menyembahnya sementara dia sendiri berbuat dengan cara yang melebihi batas. Dengan dasar kisah Firaun inilah maka perilaku/sifat orang sombong yang “membeli” dokter itu kemungkinan saja bisa terjadi sebagai “reinkarnasi” Firaun dalam skala yang lebih kecil. Mempelajari sifat/perilaku manusia merupakan suatu keasyikan tersendiri dan tak akan ada habisnya. Namun semakin dipelajari akan semakin membuat kita tersipu malu sebab akan makin banyak terlihat “borok-borok” kelemahan manusia. Dari hasil penelusuran ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Quran, ternyata sifat/perilaku sebagian besar atau pada umumnya manusia adalah buruk. Bukan hanya sedikit manusia yang berperilaku buruk namun sebagian besar. Sifat-sifat buruk yang dimiliki sebagian besar manusia tersebut antara lain adalah : • • • • •
selalu tidak berterima kasih (QS.17:67), sangat kikir (QS.17:100), tergesa-gesa (QS.17:11), amat zalim / bodoh (QS.33:72) tidak jemu mohon kebaikan, putus asa / banyak berdoa bila ditimpa malapetaka dan jika diberi rahmat sesudah susah maka ia berkata bahwa itu adalah haknya namun kemudian berpaling menjauhkan diri bila diberi nikmat (QS.41:49-51). berpaling dengan sikap sombong bila diberi kesenangan dan putus asa bila ditimpa kesusahan. selalu lari dari sakaratul maut (QS.50:19) dan lalai dari hari ancaman (QS.50:22) tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah lewat kitabNya (QS.41:4), dll.
Selain sifat atau perilaku buruk dari kebanyakan manusia tersebut, Allah juga menginformasikan tentang adanya manusia yang berperilaku sebagai berikut : • • •
Ada manusia yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hati (QS.2:204) namun ada yang mengorbankan diri karena mencari ridha Allah, (QS.2:207), dll. Ada manusia yang menyatakan percaya kepada Allah dan hari kemudian padahal ia tidak beriman (QS 2:8) Ada manusia yang menyembah tandingan Allah dan mencintainya seperti mencintai Allah (QS.2:165), dll
HAL-HAL YANG DITEMUI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Dalam kehidupannya di dunia, banyak hal akan ditemui manusia. Di antaranya adalah cobaan/ ujian, pahala / keberuntungan / kelapangan dan kesempitan/ kesulitan/ kerugian serta ilham/ bisikan/ ajakan/ petunjuk/ hikmah. Cobaan atau ujian diberikan kepada manusia untuk mengetahui derajat manusia di hadapan Allah. Dalam hal ini tujuan dan ruang lingkup cobaan bagi manusia secara garis besar dengan merujuk Al Quran adalah sebagai berikut : • •
Manusia tidak boleh mengaku Islam sebelum dicoba (QS 2:214), dll. Allah tidak membiarkan manusia (QS. 75: 36) dan karena itu manusia diberi cobaan berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan (QS.2:155-157), diuji dengan harta dan dirinya dan mendengar banyak gangguan yang menyakitkan hati (QS 3:186)
AdissalaM
• •
34
Allah mencoba manusia untuk menguji siapa yang terbaik amalnya (QS 67:1-2) dan manusia yang paling takwa adalah yang termulia (QS. 49:13). Harta dan anak-anak adalah cobaan bagi manusia (QS.8:28),
Cobaan yang diberikan kepada manusia antara lain kelapangan/keberuntungan dan kerugian / kesempitan. Dalam keberuntungan / kelapangan hidup diberikan kepada orang-orang yang : • • •
berupa hal ini
banyak mengingat Allah ketika bertebaran di muka bumi sehabis shalat (QS 62: 9-10), memberi, takwa dan membenarkan pahala yang terbaik (QS 92:1-13) selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezekinya baik secara diam-diam maupun terang-terangan (QS. 35:29), dll
Sementara itu kerugian/ kesempitan hidup / kecelakaan diberikan kepada orangorang yang : • • • • •
mengumpat/ mencela (QS 104:1), menetapkan / memvonis (QS 74:11-31). tidak shalat (QS 75:26-35) bakhil, merasa diri cukup, mendustakan pahala terbaik (QS 92:1-13) tidak memuliakan anak yatim, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, memakan harta dengan cara mencampuradukkan yang bathil dengan yang hak, dan lebih mencintai harta daripada Allah (QS 89:15-20), dll
Selanjutnya ilham/ bisikan/ ajakan/ petunjuk/ hikmah dan sejenisnya diberikan secara silih berganti kepada manusia. Baik berupa yang baik maupun berupa yang buruk dengan tujuan untuk menguji manusia selama hidupnya. Ayat-ayat Allah yang berkaitan dengan hal ini antara lain adalah sebagai berikut : • • • • •
Allah mengilhamkan kefasikan dan ketakwaan ke dalam dada (QS.91:7-10); Iblis menyesatkan sebagian besar manusia (QS.17:62), Al Quran merupakan petunjuk bagi manusia (QS.2:185); Tanda-tanda waktu diciptakan (sebagai petunjuk) bagi manusia (QS.2:189) Ilmu/ hikmah diberikan kepada orang yang dikehendakiNya (QS 2:269), yang cukup dewasa dan berbuat baik (QS 12:22; 28:14); yang disucikan (QS 56:79); yang berakal (QS 39:9), yang beriman (QS 58:11); dll
AKHIR KEHIDUPAN MANUSIA Setiap manusia akan mengalami mati / sakaratul maut dan kemudian dibangkitkan. Firman-firman Allah yang berkaitan dengan hal ini menjelaskan bahwa : • • • •
Manusia dimatikan untuk digantikan dengan orang-orang seperti sebelumnya dan kelak manusia akan diciptakan dalam keadaan yang tidak diketahuinya (QS. 56:60-62). Ajal datang dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (QS.6:2). Allah menghidupkan setelah mematikan (QS. 2:243). Hidup, mati dan kebangkitan manusia terjadi di bumi (QS 7:25, 20:55), dll
Seperti telah dikupas sebelumnya, selama manusia hidup akan selalu dicoba oleh Allah dengan tujuan untuk mengetahui derajat mereka masing-masing. Allah Yang Maha Adil akan memberikan balasan atau pahala yang berbeda-beda sesuai dengan
AdissalaM
35
kemampuan setiap manusia dalam “mengelola” cobaan tersebut. Balasan bagi manusia yang berdosa digambarkan tidak enak, yaitu yang disebut orang dengan istilah neraka. Ruang lingkup balasan untuk manusia yang berdosa ini dijelaskan sebagai berikut: • • • •
Manusia akan kembali ke tempat yang paling rendah kecuali yang beriman dan beramal saleh (QS. 96:5-6). Orang zalim akan dibinasakan sekonyong-konyong (QS.6:47). Orang celaka bernafas dan kekal di neraka selama ada langit dan bumi, kecuali Allah menghendaki lainnya (QS. 11 : 106-107). Bahan bakar neraka adalah manusia yang kafir dan batu untuk membakar orangorang kafir (QS.2:24; 3:10), dll
Sementara itu balasan bagi manusia yang beriman dan beramal saleh adalah kebahagiaan yang disebut orang dengan istilah surga. Allah menjelaskan bahwa manusia yang berjiwa tenang kembali kepada Allah dengan hati yang puas dan diridhai, bahagia dan kekal dalam surga selama ada langit dan bumi, kecuali jika Allah menghendaki yang lain (QS.89:2-30; 11: 106-108, dll) Pembahasan lebih lanjut mengenai surga, neraka, kiamat, kehidupan, kematian dan kebangkitan manusia dijelaskan secara khusus pada bab-bab terakhir buku ini. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
MAKHLUK NON MANUSIA & SIFAT-SIFATNYA SIAPA SAJA MAKHLUK SELAIN MANUSIA ? Makhluk lain selain manusia yang diciptakan oleh Allah - sebagaimana disebut-sebut dalam Al Quran - antara lain adalah jin, iblis, syaitan/setan, malaikat, bumi, langit, tumbuhan dan hewan dan semua yang ada di antara langit dan bumi. Setiap makhluk yang diciptakan tersebut telah ditetapkan untuk memiliki fungsi masing-masing. Manusia, dalam hal ini, telah ditunjuk Allah sebagai kalifatullah / wakil Allah di muka bumi. Karena itulah manusia diberikan kelebihan dibandingkan makhluk lainnya (QS 17:70; 94:4; 32:7). Sementara makhluk lainnya – selain manusia - enggan menerima amanah dari Allah karena takut melanggar janji dalam menjalankan amanah Allah tersebut (QS 33:72) sebagaimana dicantumkan dalam ayat Allah berikut ini :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
AdissalaM
36
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”, (QS. 33:72) Bumi, langit, tanaman, hewan, dan air sebagaimana manusia dapat dilihat dengan indera manusia. Tidak demikian dengan jin, iblis, syaitan dan malaikat. Makhlukmakhluk yang disebut terakhir itu tidak dapat dilihat dengan indera manusia sehingga dinamakan gaib/ tidak terlihat. Kemunculan makhluk tersebut sulit untuk diduga dan diketahui oleh manusia (kecuali oleh yang memahaminya). Yang biasanya terlihat dari mereka adalah efek atau dampaknya. Hal ini sama dengan pengertian energi, yang mana energi tidak bisa dilihat dengan mata normal manusia namun bisa dirasakan/ dilihat/ didengar wujudnya bilamana telah berubah menjadi panas, cahaya, api, getaran, dll bahkan bisa berupa materi. 2 Nabi Ibrahim pernah didatangi iblis yang menyamar menjadi pendeta dan pernah didatangi malaikat yang menyamar menjadi manusia. Nabi Muhammad berkali-kali didatangi malaikat, salah satu di antaranya adalah malaikat yang menyamar sebagai orang yang menginginkan nasehat beliau sewaktu beliau sedang berada di dalam masjid. Demikian pula nabi-nabi yang lainnya. Sedangkan kita sebagai manusia awam, sering teringat dengan pesan orang tua kita yakni “Hati-hati dengan pengemis, sebab di antara mereka ada yang malaikat”. Sementara itu pula kita sering menemukan fakta bahwa ada orang yang seperti kerasukan syaitan/iblis sehingga melakukan perbuatan yang sangat mengerikan (misalnya saja membunuh, membakar, memperkosa, dll). Orang yang melakukan perbuatan keji tersebut seakan-akan tidak sadar melakukannya. Menyimak beberapa fenomena tersebut di atas sampailah kita pada pertanyaan tentang apakah semua pengemis adalah malaikat ? Apakah semua orang yang membunuh, memperkosa dll adalah iblis ? Untuk mengetahui eksistensi / fungsi makhluk-makhluk Allah tersebut di atas, Allah memberikan penjelasan dalam Al Kitab. Beberapa di antaranya disajikan dalam butir-butir di bawah ini. JIN Jin – menurut firman Allah- diciptakan oleh Allah lebih dahulu daripada manusia. Makhluk ini diciptakan dari api yang sangat panas (QS. 55:15; 15:27, dll) Jin (yang durhaka) beserta manusia (yang durhaka) ditetapkan oleh Allah akan masuk neraka. Ayat-ayat berikut ini menunjukkan hal itu : • •
Jin akan masuk neraka yang kekal kecuali Allah menghendaki yang lain (QS 6:128; 7:38, 179). Allah akan memenuhi neraka dengan jin dan manusia yang durhaka (QS 11:119; 32:13), dll.
Adapun fungsi atau tugas jin di alam semesta ini diberitakan oleh Allah antara lain sebagai berikut : 2 Dalam hal ini Albert Einstein dengan formulanya : E = mc2, di mana E = energi, m = massa, dan c = kecepatan cahaya, berhasil menyederhanakan hubungan antara yang tak nampak dengan yang nampak. Energi, menurut rumusan tersebut di atas dapat terjadi karena massa (benda yang nampak) mengalami kecepatan yang sangat besar yakni pada kecepatan kuadrat kecepatan cahaya. Pada kondisi seperti itulah benda menjadi seolah-olah hilang dari pandangan, artinya gaib. Selanjutnya sebagai akibat dari massa yang memperoleh kecepatan seperti itu adalah timbulnya energi yang bisa berupa panas, cahaya, dsb.
AdissalaM
• • • • •
37
Ada yang dijadikan oleh manusia sebagai sekutu dalam menyembah Allah (QS 6:100) Ada yang menjadi musuh bagi Nabi dalam melaksanakan misinya yang mana dalam hal ini jin membisikkan yang indah-indah untuk menipu (QS 6:112) Ada yang dijadikan sebagai kawan oleh manusia untuk mendapatkan kesenangan dan oleh sebab itu jin menyesatkan manusia (QS 6:128) Ada yang dimintai manusia sebagai pelindung sehingga jin menambahkan dosa dan kesalahan bagi manusia yang meminta perlindungannya (QS 72:6) Ada yang membisikkan was-was kepada manusia (QS 114:6), dll
Masih banyak ayat lain yang berkaitan dengan adanya eksistensi makhluk yang disebut jin tersebut. Di antaranya adalah : • •
Nabi Sulaiman pernah menjadikan jin - disamping manusia dan burung - sebagai balatentaranya (QS 27:17) Allah mengirimkan utusan / rasul kepada golongan jin yang berasal dari golongan jin itu sendiri (QS 6:130), dll
IBLIS Seperti halnya jin, iblis diciptakan oleh Allah dari api (QS 7:12). Sifat-sifat makhluk ini dijelaskan oleh Allah antara lain sebagai berikut : • •
Enggan sujud kepada manusia karena merasa bahwa dirinya diciptakan dari api sehingga iblis termasuk golongan yang durhaka kepada Allah (QS 2:34;7:11-12; 15:32; 17:61; 18:50) Sombong, takabur, membangkang sehingga termasuk golongan yang kafir (QS 2:34; 20:116; 38:74), dll
Allah menjadikan iblis beranak pinak sehingga mempunyai anak dan cucu (QS 18:81). Dinyatakan pula oleh Allah bahwa iblis memiliki balatentara (QS 26:95). Masih banyak lagi penjelasan Allah mengenai eksistensi makhluk yang disebut iblis tersebut. Beberapa di antaranya adalah : • • •
Iblis mohon diberi tangguh oleh Allah sampai dengan manusia dibangkitkan (QS 15:36; 17:62) Allah tak akan menghadirkan iblis dan anak cucunya untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi serta penciptaan dirinya sendiri (QS 18:51) Yang termasuk golongan iblis adalah orang kafir (QS 2:34), dll
SYAITAN/SETAN Anak kecil sering takut jika mendengar kata ‘syaitan’ atau setan. Biasanya setan/ syaitan dipersepsikan dengan sesuatu yang menakutkan, atau yang berada dalam gelap/ di malam hari dengan wajah yang menyeramkan. Namun apa/ siapa sebenarnya syaitan/ setan itu ? Untuk menjawabnya dapat dilihat dari berbagai ayat dalam Al Kitab yang berkaitan dengan fungsi dan cara kerja syaitan/ setan. Melalui ayat-ayatNya dalam Al Quran, Allah menjelaskan bahwa fungsi syaitan antara
AdissalaM
38
lain sebagai berikut: • • • • • •
membisikkan / menyuruh untuk tidak bersedekah, tidak berbuat makruf, tidak mengadakan perdamaian (QS 4:114), membangkitkan angan-angan kosong (QS 4:118-119); menjadikan manusia memandang indah perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah sehingga mereka tidak mendapat petunjuk (QS 27:24); menjadikan manusia menganggap baik perbuatannya yang buruk (QS 35:8), mendorong manusia menjadi pemboros (QS 17:27), memberikan janji kepada manusia namun menyalahi/ mengingkarinya karena ia tak berkuasa atas manusia kecuali sekadar menyeru lalu diikuti manusia (sehingga manusia yang mengikutinya tidak boleh mencerca syaitan namun harus mencerca dirinya sendiri sebab sejak dulu syaitan tidak membenarkan manusia mempersekutukan Allah) (QS 14:22), dll
Syaitan adalah makhluk Allah yang tidak berkuasa atas manusia mukmin dan bertakwa kepada Allah. Ia hanya berkuasa atas orang-orang yang mengambilnya sebagai pemimpin dan mempersekutukan Allah (QS 16:99-100). MALAIKAT Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menciptakan malaikat dan kemudian memposisikan malaikat seolah-olah sebagai ‘pengimbang’ dari penciptaan iblis dan syaitan. Berbeda dengan iblis, malaikat adalah makhluk yang tidak pernah durhaka kepada Allah dengan kata lain selalu patuh kepada perintah Allah. Untuk mengetahui eksistensi malaikat, banyak ayat dalam Al Kitab yang dapat digunakan sebagai sumber rujukan. Dalam kaitan ini fungsi malaikat dijelaskan oleh Allah antara lain sebagai berikut: • • • • • • • • • •
Jibril diutus oleh Allah untuk memberi petunjuk dan berita gembira dalam hati (QS 2:97) Para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka dan berkata : “Rasakan olehmu siksa neraka yang membakar" (QS 8 : 50) Malaikat mengikuti dan menjaga manusia atas perintah Allah (QS 13:11); Malaikat menyampaikan Quran yang diberikan oleh Allah untuk yang dikehendaki Allah (QS 16:2) Malaikat menjelaskan semuanya / segala sesuatu dengan jelas (QS 17:22); Malaikat akan membantu manusia yang beriman dan yang telah meneguhkan keyakinannya (QS.41:30-32) Dua orang malaikat mencatat amal perbuatan manusia (QS.50:17). Ada satu malaikat yang menjadi pengiring manusia pada saat mati dan satu malaikat penyaksi (QS 50:21); Banyak malaikat di langit di mana orang yang tidak beriman memberikan nama perempuan kepada mereka (QS 53:26-27) Ada malaikat yang menjadi penjaga neraka dengan tidak mendurhakai Allah (QS 66:6), dll.
Malaikat ternyata tidak tahu kehendak Allah pada saat Allah menciptakan manusia (QS 2:30), namun makhluk inilah yang amat patuh kepada perintah Allah sehingga
AdissalaM
39
iapun menyembah manusia (Adam) sewaktu Allah memerintahkannya (QS 17:61-65). Kepatuhan malaikat ini bertolak belakang dengan iblis yang membangkang perintah tersebut (QS 17:60:65). BUMI/LANGIT/TANAMAN/HEWAN/DLL Bumi, langit dan apa yang ada di dalamnya (termasuk tanaman dan hewan) adalah makhluk atau umat. Mereka juga bertasbih. Dalam kaitan ini Allah menjelaskan bahwa : • • •
•
Binatang-binatang (juga burung-burung) adalah umat-umat seperti manusia (QS. 6:38) Tanaman bertasbih dengan caranya sendiri (17:44; 24:41) Semua yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antaranya, termasuk burung-burung, bertasbih kepada Allah dengan cara masing-masing yang telah mereka ketahui namun manusia tak mengerti cara tasbih mereka (QS. 17:44; 24:41) Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (QS. 57:1; 59:1)
Sebagai penegasan bahwa bumi dan langit adalah makhluk Allah dapat disimak dialog mereka dengan Allah sebagaimana tercantum dalam ayat berikut :
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:" Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab : " Kami datang dengan suka hati" (QS. 41 : 11) Masing-masing makhluk tersebut diberi tugas atau peran atau fungsi oleh Allah. Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa fungsi bumi adalah sebagai berikut : • • • • • • • • • •
Bumi dihamparkan oleh Allah di mana di atasnya ada gunung-gunung dan di atas bumi tumbuh segala sesuatu menurut ukuran (QS. 15:19) Bumi diciptakan sebagai hamparan bagi manusia, di bumi diciptakan jalan, di bumi air hujan diturunkan dari langit, dan di bumi dengan air hujan itu ditumbuhkan berjenis-jenis dan bermacam-macam tanaman (QS. 20:53) Bumi adalah tempat manusia berasal dan kepada bumilah manusia dikembalikan dan dari bumilah kemudian manusia dikeluarkan pada kesempatan yang lain (QS. 20:55) Bumi tempat tumbuhnya banyak sekali tumbuhan yang baik (QS. 26:7) Bumi dihamparkan oleh Allah dan dijadikan oleh Allah bagi manusia sebagai tempat menetap dan langit dijadikan sebagai atapnya (QS. 2:22; 40:64) Bumi dijadikan Allah sebagai tempat berdiam dan Allah menjadikan sungaisungai di celah-celahnya, menjadikan gunung-gunung, menjadikan suatu pemisah antara dua laut (QS. 27:61) Bumi dijadikan Allah untuk manusia sebagai tempat menetap dan Allah membuat jalan-jalan di atas bumi untuk manusia supaya manusia mendapat petunjuk (QS. 43:10) Bumi dijadikan Allah sebagai tempat untuk menyediakan keperluan-keperluan hidup dan tempat penciptaan makhluk-makhluk yang rezekinya sediktipun tak dapat diberikan oleh manusia (QS. 15:20) Bumi dijadikan Allah untuk menyebarkan semua jenis hewan (QS. 2:164) Bumi dijadikan Allah sebagai tempat untuk mengembangbiakkan segala macam
AdissalaM
•
40
jenis binatang dan menumbuhkan segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik (QS. 31:10) Bumi adalah tempat untuk menumbuhkan tanaman untuk kesenangan manusia dan untuk binatang-binatang ternak manusia (QS. 80:27-32), dll
Langit - dalam hal ini - mempunyai fungsi : • •
Langit tempat air hujan diturunkan (QS. 20:53) Langit sebagai atap, sedangkan bumi sebagai hamparan tempat manusia menetap (QS. 2:22), dll
Sedangkan fungsi tanaman antara lain adalah : • •
Tanaman ditumbuhkan untuk manusia (QS 16:11) Tanaman adalah makanan manusia dan binatang-binatang ternak manusia (QS. 10:24; 32:27), dll
Sementara itu fungsi hewan sebagaimana dijelaskan oleh Allah adalah untuk : • • •
dimakan dan digembalakan oleh manusia (QS. 20:54) memberi manfaat bagi manusia (antara lain yang tersimpan dalam hati), untuk dikendarai, untuk alat angkutan (QS. 40:80-81) obat (dalam hal ini salah satunya adalah madu hasil produksi lebah) yang menyembuhkan manusia (QS. 16:68-69). dll
Adapun air/ air hujan – sebagai makhluk Allah yang diturunkan dari langit - menurut firman Allah berfungsi sebagai berikut : • • • • • • • •
menyuburkan tanaman di bumi dan sebagian dari tanaman itu ada yang menjadi makanan manusia dan binatang ternak (QS. 10:24). menyebabkan bumi yang semula mati menjadi hidup (QS. 2:164; 45:5; 29:63; 30:24) menyebabkan tumbuhnya kebun-kebun yang indah yang manusia tak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya (QS. 27:60) sebagai air minum manusia (QS. 15:22) menyebabkan bumi yang semula kering menjadi hidup dan subur yang kemudian menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah (QS. 22:5) menyebabkan bumi menjadi hijau (QS. 22:63) menyebabkan tumbuhnya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik (QS. 31:10) menumbuhkan tanaman-tanaman yang dapat dimakan oleh manusia dan binatang-binatang ternak manusia (QS. 32:27), dll
Masih banyak lagi makhluk-makhluk Allah yang lainnya. berfungsi sebagai berikut : • • • •
Beberapa di antaranya
Angin ditiupkan untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan (QS. 15:22) Kilat diciptakan untuk menimbulkan ketakutan dan harapan (QS. 30:24) Gunung-gunung diletakkan di bumi supaya bumi tidak menggoyangkan manusia (QS. 31:10) dll
Catatan :
AdissalaM
41
Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
HETEROGENITAS MANUSIA & KIAT MENYIKAPINYA MANUSIA DICIPTAKAN BERBEDA-BEDA Manusia seperti yang kita lihat, ditakdirkan bercampur baur dalam keadaan sangat beraneka ragam. Sulit untuk menemukan dan boleh jadi tidak akan ada manusia yang serupa dan sama. Seorang manusia selalu berbeda dengan manusia lainnya walaupun boleh jadi bedanya amat tak terlihat. Allah banyak sekali memberikan penjelasan dalam Al Quran mengenai adanya perbedaan tersebut. Dalam hal ini perbedaan tersebut dijelaskan antara lain dalam hal : • • • • • • • • •
cara tasbih (QS 17:44; 24:41) warna kulit dan bahasa (QS 30:22) kiblat (QS 2:148) syariat (QS 22:67-70; 45:18-20) bangsa (QS 49:13) rezeki (QS 16:71) keadaan (QS 17:84) pendapat (QS 51:89) usaha (QS 91:1-13), dll
APA TUJUAN ALLAH MENCIPTAKAN PERBEDAAN ? Allah selalu menciptakan sesuatu tidak dengan sia-sia. Demikian pula dalam hal adanya perbedaan di antara manusia. Mengapa Allah menciptakan perbedaan ? Jika ditelusuri lebih lanjut dalam Al Kitab ternyata tujuan Allah menciptakan perbedaan tersebut antara lain adalah: • • • •
Sebagai bukti kebesaran Allah (QS 30:22) Agar manusia saling mengenal (QS 49:13) Agar manusia saling bergantung dan karena saling bergantung itu maka satu sama lain akan mendapatkan rezeki / nafkah (QS 4:1). Sebagai sarana / media bagi manusia yang beriman untuk bersyukur karena segala sesuatu diciptakan dengan tidak sia-sia termasuk bersyukur bahwa dirinya diberi kelebihan dibandingkan dengan manusia / makhluk lainnya (QS 27:15), dll
AdissalaM
42
TIMBULNYA MASALAH AKIBAT PERBEDAAN Adanya perbedaan yang beraneka ragam itu – seperti yang telah ditetapkan Allah memicu timbulnya masalah di antara manusia. Umumnya manusia lupa mensyukuri perbedaan sebagai suatu rakhmat dan bahkan bersengketa di antara mereka sendiri. Persengketaan karena adanya perbedaan tersebut di atas pada dasarnya muncul dalam wujud: • •
Kesombongan / memandang rendah orang lain karena bangga (QS 2:213), mungkin bangga karena rasnya, karena golongannya, dll Kedengkian (QS 3:19) karena orang lain lebih berkuasa, pintar, cantik, dll
Selanjutnya sebagai puncak dari persengketaan itu biasanya adalah kekerasan / gesekan antar orang atau antara komunitas bahkan yang lebih ekstrim lagi akan menimbulkan perang yang menelan banyak korban jiwa. Walaupun telah berkali-kali terjadi dan dapat dilihat akibat buruknya namun manusia tidak pernah “kapok” bertikai dan berperang. Padahal Allah telah memfirmankan kepada manusia bahwa sesungguhnya manusia adalah umat yang satu dan bilamana Allah menghendaki tidaklah sulit untuk menyatukannya sebagaimana dimaktubkan dalam beberapa ayat berikut ini : • • •
Jika Allah menghendaki maka manusia menjadi satu umat namun mereka selalu berselisih pendapat (QS 5:48; 11:118; 16:93) Hanya kepada Allah semua bersujud (QS 16:49) Manusia adalah umat yang satu dan perselisihan terjadi karena adanya rasa bangga (QS 2:213)
MENYIASATI PERBEDAAN AGAR SELAMAT SEJAHTERA DUNIA AKHIRAT Jadi bagaimana sebaiknya kita menyiasati keanekaragaman itu agar puncaknya adalah keselamatan dan kesejahteraan dunia-akhirat ? Berbagai tindakan yang dapat dilakukan – sebagai pedoman yang berasal dari petunjuk Allah - antara lain adalah : •
• • • • • • • •
Berlomba-lomba berbuat kebajikan (QS 2:148), bukan berlomba-lomba untuk berdebat (kecuali dengan cara yang baik), apalagi berdebat tentang sesuatu yang kita sendiri tidak mengetahuinya karena itu hanya milik Allah dan kita hanya sedikit mengetahuinya (QS 29:46; 40:4,35,56, dll) Melakukan musyawarah untuk semua urusan (QS 3:159) Sekedar menyampaikan dengan cara tidak memaksakan (QS 50:45; 88:21:22) Hijrah ke tempat lain jika tidak mampu mengubah keadaan yang cenderung berbahaya bagi dirinya agar dirinya tidak teraniaya di negeri/ tempatnya sendiri (QS 4:97). Menahan amarah (QS 3:131-134), mengucapkan kata-kata dengan baik, zakat, dll (QS 2 : 83) Menyeru dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS 16:125) Berkata pantas bila berpaling dari orang zalim/ musyrik agar mendapat rahmat Allah (QS 17 : 28) Tidak menyombongkan diri (WS 75:26-35), tidak membanggakan diri/ kelompoknya (QS 23: 53-54) Mengikuti tradisi / syariat yang berlaku namun tidak mengikuti hawa nafsu dari orang-orang yang tidak tahu (dengan tradisi / syariat itu) (QS 45:18-20)
AdissalaM
•
• • • • •
• •
• • • • • • • •
43
Tidak memaki-maki apa yang disembah orang lain (QS 6:108), tidak mengumpat dan tidak mencela orang lain (QS 104:1), tidak memfitnah (QS 2: 207), tidak gampang membenci sebab belum tentu yang dibenci itu buruk (QS 2 :216) Tidak berprasangka / mengolok-olok / mencari-cari kesalahan orang lain / menetapkan (QS 49:11-12, 74:11-31) karena berprasangka tanpa pengetahuan tidak bermanfaat (QS 53:28) Tidak menyusahkan orang lain untuk menyempitkan (QS 65:6) Menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Tidak boleh berbuat aniaya kepada orang lain walaupun orang itu menghalangi kita untuk berbuat kebaikan (QS 5:2) Menolong orang yang meminta tolong walaupun orang itu musyrik dan kemudian mengantarkannya ke tempat yang aman agar ia sempat mendengar ayat-ayat Allah karena ia tidak tahu (QS 9:6), namun demikian harus hati-hati menolong dan tidak menggunakan hawa nafsu namun menggunakan pengetahuan agar tidak salah dalam menolong (QS 28:17, 86) Tidak membeda-bedakan rasul-rasul (QS 2:136; 3:84) Selalu memberi selama hidup dalam keadaan lapang dan sempit (QS 3:134; 19:31; 63:10; 65:7), dalam bentuk apa saja (tapi tidak boleh yang buruk) dan di mana saja (QS 2:215, 219, 267) namun tidak melampaui batas (QS 11:112), dan sesuai dengan kemampuan (QS 65:7). Berusaha agar memberi tanpa terlihat oleh orang lain (walaupun tidak apaapa kalau terlihat) kepada orang yang meminta-minta atau kepada orang yang tidak mendapatkan bagian (QS 35:29-30; 51:15-19) Selalu menyuruh orang berbuat adil, selalu memutuskan perkara dengan adil dan tidak menyimpang dari kebenaran (QS 16:76; 38:22) serta selalu meneliti informasi agar tidak menimpakan musibah kepada orang lain (QS 49:6) Menepati janji (QS 2:63-64; 17:34) Melakukan transaksi (termasuk jual beli) berdasarkan azas suka-sama suka, tidak merugikan yang lain, tidak memakan harta orang lain (QS 4:29-30), dan tidak mengurangi takaran/ timbangan (QS 11:84) Menyerahkan semua urusan kepada Allah baik pada saat sebelum memulai atau setelah selesai mengerjakan / memutuskan sesuatu (QS 3:109) Memaafkan kesalahan dan tidak malu-malu meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan. Mau mempelajari hikmah dari apa yang dipelajari dan dilakukan oleh orang lain agar memahami orang itu sebab pada intinya tidak ada orang yang salah, yang ada adalah orang yang pengetahuannya hanya sebatas itu. dll.
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
44
AGAMA YANG BENAR & PEMELUK AGAMA YANG DIRIDHAI ALLAH AGAMA ITU SATU DAN POKOK PANGKAL PERPECAHAN PARA PEMELUKNYA Agama pada mulanya adalah satu, yakni agama yang diturunkan kepada Adam, manusia pertama. Inti dari ajaran agama yang diturunkan itu adalah perlunya manusia menempuh jalan yang lurus, yaitu menyembah Allah dengan selalu ingat dan memberi (zakat). Namun dalam perkembangannya kemudian setelah Adam wafat dan keturunannya beranak-pinak, agama menjadi bengkok dan terus berpecah belah. Mengapa ? Jawabannya adalah adanya ulah iblis / syaitan yang datang melalui para ahli kitab / penguasa. Ingat cerita Firaun, ingat cerita raja Namrudz, dll., yang mana manusia dipaksa untuk menyembah raja atau dipaksa menyembah patung berhala. Karena ulah itu pula maka timbullah agama atau kepercayaan baru. Karena perpecahan tersebut manusia kemudian menjadi terkotak-kotak oleh sesembahannya masing-masing. Beberapa ayat menjelaskan fenomena tersebut, yang secara ringkas adalah sebagai berikut : • • •
Manusia adalah umat yg satu dan terjadi perselisihan karena dengki. (QS 2 : 213) Pengikut rasul menjadikan agama berpecah-belah karena bangga (QS 23:5354) Manusia menjadi terpecah belah karena dengki (QS 42:14)
Pokok pangkal dari terjadinya pembengkokan atau perpecahbelahan ini adalah nafsu, yakni kecenderungan nafsu /perilaku dari para penguasa atau para ahli kitab dan kecenderungan nafsu /perilaku manusia itu sendiri. Beberapa referensinya adalah sebagai berikut : •
Sebagian besar ahli kitab berperilaku : o o o o o
•
Menginginkan untuk mengembalikan manusia kepada kekafiran setelah beriman karena dengki setelah kebenaran menjadi nyata (QS. 2:109) Fasik karena tidak beriman kepada Allah (QS. 3:110) Berbuat buruk karena tidak sungguh-sungguh menjalankan Taurat, Injil dan Al Quran (QS. 5:65-66) Bertambah durhaka dan kafir setelah memperoleh ajaran Taurat, Injil dan Al Quran yang diturunkan kepada mereka (QS. 5:68). Buta dan tuli/pekak sehingga mengira bahwa tidak akan ada suatu bencanapun terhadap mereka karena membunuh nabi-nabi (QS. 5:71)
Sebagian besar manusia berperilaku : o o o
Fasik karena hati menjadi keras setelah masa panjang berlalu sejak AlKitab diturunkan (QS. 57:16) Tersesat dari jalan lurus karena ikut hawa nafsu orang-orang yang lebih dahulu (QS. 5:77). Disesatkan oleh berhala-berhala (QS. 14:36)
AdissalaM
o o
o
o o
o o o
45
Menyesatkan orang beriman dari jalanNya jika orang beriman tersebut menuruti kebanyakan orang di bumi (QS. 6 :116). Benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan hawa nafsu tanpa pengetahuan sehingga mengharamkan yang tidak diharamkanNya (QS. 6:119) Tidak mensyukuri nikmat yang diterimanya dari Allah setelah mengikuti agama-agama Ibrahim, Ishak dan Yakub yang tidak mempersekutukanNya (QS. 12:38). Tidak mengetahui bahwa agama lurus itu hanyalah menyembah Allah (QS. 12:40). Tidak mengetahui bahwa sesungguhnya tidak ada perubahan pada fitrah Allah / agama lurus dan manusia diperintahkan harus tetap pada fitrah itu (QS. 30:30) Mempersekutukan Allah sehingga negerinya dihancurkan / diazab (QS. 30:42). Tidak beriman dan mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan lain (QS. 12:106). Membenci kebenaran (QS. 43:78), dll
Jadi dari beberapa indikasi yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa di sepanjang masa yang menjadi bengkok itu bukan agamanya, namun ahli kitab dan manusia yang memeluknya. KEDATANGAN RASUL BUKAN UNTUK MERUBAH AGAMA ALLAH Kedatangan para rasul Allah bukan untuk merubah agama yang sudah ada atau membawa sesuatu agama yang baru. Kedatangan utusan Allah lebih kepada menyempurnakan / memperbaiki akhlak atau meluruskan kembali perilaku yang bengkok. Semua rasul telah beriman kepada Allah dan kepada Al Kitab. Dalam kaitan ini Allah menjelaskan bahwa : • • • • •
Kedatangan Nabi Isa tidak boleh disangka untuk meniadakan Taurat dan kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya (Injil, Mat 5 : 17); Seseorang yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat walaupun yang paling kecil dan mengajarkan kepada orang lain akan menduduki tempat terendah dalam surga (Injil, Mat. 5 : 19); Jika kehidupan kaum beragama tidak lebih baik – benar daripada ahli Taurat/ Farisi maka kaum tersebut tidak akan masuk kerajaan surga (Injil, Mat. 5: 20); Ahli kitab tidak dipandang beragama sedikitpun jika tidak menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Quran yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka (QS 5:68); Rasul-rasul dan orang-orang beriman semuanya telah beriman kepada Al Quran (QS 2 : 285); dll
AGAMA MANA YANG BENAR ? Seringkali timbul pertanyaan mengenai agama mana yang benar. Setiap manusia yang menjadi pemeluk suatu agama – bilamana belum menyentuh hal yang fundamental mengenai mengapa agama diturunkan Allah - akan mengatakan bahwa agamanyalah yang paling benar. Nafsu membanggakan agama yang dimilikinya seringkali lebih mengedepan karena ulah iblis. Bila hal ini terjadi tentu saja akan timbul perdebatan dan kemudian pertikaian.
AdissalaM
46
Lalu apakah memang ada agama yang paling benar ? Agama yang benar – bilamana merujuk Kitab Yang Bercahaya- adalah agama yang mengajak manusia untuk menyembah Allah (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang sehingga kita harus pengasih dan penyayang), memberikan zakat, melakukan shalat (ingat kepada Allah), ikhlas, pasrah dan berbuat kebajikan. Itulah yang disebut dengan istilah agama lurus. Jadi apapun nama agamanya atau kepercayaannya, di manapun tempat dan sumbernya, siapapun pencetusnya, tidaklah menjadi masalah selama hal-hal yang fundamental dalam agama lurus tersebut tetap dijalankan / ditegakkan. Beberapa ayat di bawah ini memberikan rujukan tentang hal itu di mana dijelaskan bahwa : • • •
Jalan lurus adalah agama Ibrahim yang lurus (QS 6:161-162) dan Ibrahim menamai Islam sejak dulu kala (QS 2:132), Jalan lurus adalah menyembah Allah (QS 36:61) dan agama lurus adalah agama fitrah Allah (QS 30:30), yakni memberikan zakat dan melakukan shalat (QS 98:5) Yang beriman dan yang beramal saleh masuk surga dan tidak ada yang lebih baik daripada orang-orang yang ikhlas, pasrah, berbuat kebajikan dan mengikuti agama Ibrahim yg lurus (QS 4 : 124 - 125)
Kalau sudah demikian maka semua agama yang ada di dunia adalah bersaudara. Mengapa ? Sebab pada dasarnya tidak ada satu agamapun di dunia yang tidak mengajak mengasihi orang, tidak ada satu agamapun yang menyuruh untuk lebih mengedepankan nafsu, perang dll. Setiap agama selalu mengajak manusia untuk menegakkan kebenaran dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan buruk. Ahli kitab dan atau pemeluknyalah yang kemudian menjadikan agama tidak bersaudara. Allah menjelaskan bahwa: • • • • • • • • • •
Tiap umat mempunyai syariat (QS 22:67-70) ; tiap umat berdiri di atas syariat dan kita diperintahkan untuk mengikuti syariat itu namun tidak mengikuti hawa nafsu orang yang tidak tahu (QS 45:18-20) Allah telah menetapkan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS 65:13) Tiap orang berbuat menurut keadaan masing-masing dan hanya Allahlah yang tahu siapa yang benar jalannya (QS 17:84) Manusia benar-benar berada dalam keadaan berbeda pendapat dan akan dipalingkan bagi yang dipalingkan. (QS 51:8-9) Tidak boleh mengolok-olok dan berprasangka (QS 49:11-12) sebab berprasangka tanpa pengetahuan adalah tidak berfaedah (QS 53 :28) Tiap umat memiliki kiblatnya masing-masing dan manusia diharapkan untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan (QS 2: 148) Usaha manusia berbeda-beda dan yang memberi akan diberi pahala (QS 92: 1-13) Kaum Nasrani dekat dengan orang beriman ( QS 5:82) Kaum Yahudi, Nasrani, Shabiin dan siapa saja yang beriman akan merasa tidak merasa khawatir dan tidak sedih (QS 2:62) Tidak boleh membeda-bedakan rasul (QS 2:136), dll.
AdissalaM
47
TIDAK ADA PAKSAAN DALAM BERAGAMA Allah tidak memaksa manusia untuk masuk agama yang manapun. Allah hanya menyuruh untuk mengikuti jalan yang lurus, yang dalam bahasa Arab disebut “Islam”. Dengan demikian manusia bebas untuk memilih syariatnya masing-masing. Apakah itu syariat zaman Nabi Musa, syariat zaman Nabi Daud, syariat Nabi Musa, syariat Nabi Muhammad, dll. Tergantung kondisinya masing-masing. Mengenai tidak adanya paksaan dalam hal beragama ini, Allah menjelaskan bahwa : • •
Semua makhluk bertasbih kepada Allah (QS 24:41), dengan caranya masingmasing (QS 17:44), dan hanya kepada Allah semuanya sujud (QS 16:49) Tidak ada paksaan dalam agama dan yang beriman kepada Allah serta ingkar kepada Taghut berarti berpegang pada buhul tali yang kokoh (QS 2:256), dll.
PEMELUK AGAMA YANG DIRIDHAI ALLAH Pemeluk agama yang bagaimanakah yang diridhai Allah ? Pemeluk agama yang diridhai Allah adalah yang membaca, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Kitab/ Al Quran (menjalankan perintahnya dan menjauhkan diri dari larangannya, termasuk tidak boleh berlebih-lebihan dalam beragama) Sebagai pemeluk agama yang membaca, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Kitab / Al Quran sehingga diridhai Allah, akan berarti bahwa ia : • • • •
Tidak berselisih dengan sesama manusia (QS.3:19) Tidak dengki dengan sesama manusia (QS. 3:19) Beriman dan melaksanakan ayat-ayat Allah (QS.3 : 19, 16:104) Menggunakan akal dan petunjukNya (QS 10:100; 3:190-191), dll
Ciri-ciri manusia yang tidak berselisih sehingga ia diridhoi Allah antara lain adalah : • • • • • • • • • • • • • •
Mampu berlaku lemah lembut (Q.S. 3:159) Mampu menahan amarah (Q.S. 3:133-134) Mampu memaafkan kesalahan orang (QS.3:133-134) dan tidak mencari-cari kesalahan orang (QS. 49:10-12). Menyadari bahwa usaha setiap manusia berbeda-beda (Q.S. 92 : 4). Menyadari bahwa setiap manusia memiliki cara sembahyang dan kiblat yang berbeda-beda. (Q.S. 24:41; 2:148) Menyadari bahwa setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing (Q.S. 17:84) Menyadari bahwa pada hakekatnya sesama manusia adalah bersaudara (Q.S. 49 :10) Menyadari bahwa manusia berbeda suku bangsa (Q.S. 49:13). Menyadari bahwa manusia berbeda warna kulit dan bahasa (Q.S. 30:22; 44:58) Menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh manusia (Q.S. 17:84 ; 24:41) Menyadari bahwa Allah tidak membeda-bedakan manusia maupun keturunannya (QS 2:136;3:84-85). Menyadari bahwa Allah tidak memaksa (Q.S 2:256; 50:45) Menyadari bahwa pendapat manusia berbeda-beda (Q.S. 51:8) Menyadari bahwa tidak boleh berdebat (Q.S. 40:56, 4, 35 ; QS 29:4-6)
AdissalaM
48
Ciri-ciri manusia yang tidak dengki sehingga diridhoi Allah antara lain adalah : • • • • • • • • • • • • •
Tidak mengolok-olok dan buruk sangka (QS.49:11-12) Tidak iri dan dengki (QS. 47:29; 4:32) Tidak sombong (Q.S. 31:18; 38:74) Tidak kikir dan pelit (QS 25:67; 57:24) Tidak tamak (QS. 3:3) Tidak memfitnah (Q.S. 2:191-192) Tidak jahat (Q.S. 2:169; 22:3) Ikhlas (Q.S. 4:125, 146; QS. 5:85) Sabar (Q.S. 2:153; Q.S. 8:46, 66) Pandai berkorban (QS. 108 :1-3; QS 22:34-37) Pandai bersyukur (QS 14:7; QS 16:14,78) Mau bertaubat (QS 11:3; QS 13:27) Mampu mengendalikan hawa nafsu (QS 45:23; QS 12:53)
Manusia yang beriman dan mempraktekkan ayat-ayat Allah sehingga diridhoi Allah adalah manusia yang mempunyai ciri-ciri: • • • • • • • • • •
Mengimani ayat-ayat Allah (QS. 2:39; 16:104; 18:105) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah adalah pedoman hidup manusia (QS 68:52; QS 45:20; 3:138; 21:10) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah adalah rahmat bagi semesta alam (QS 21:107; QS 34:28) Melaksanakan ayat-ayat Allah (QS. 61:2-3) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah adalah petunjuk dan rakhmat dari Allah (QS 2:2; 27:77; 17:9) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah sebagai pelajaran (QS.74:54-56;2: 26) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah sebagai kabar gembira dan penawar hati dari Allah (QS 19:97; 17:82; 16:102,89) Menjadikan ayat-ayat Allah sebagai sumber informasi untuk menjelaskan semuanya (QS 12 :111; 16:89; 44:2-4) Mengimani bahwa ayat-ayat Allah membenarkan kitab-kitab suci (QS 10:37; 35:31) Mengimani bahwa orang kafir adalah akhli kitab yang pandai berbicara tentang ayat-ayat Allah tetapi tidak berbuat baik sesuai dengan ayat Allah (QS 98:6-7; 3:69-71; 4:36; 2:79,215), dll.
Manusia yang menggunakan akal sehingga diridhoi Allah mempunyai ciri-ciri : • • • • • • • •
Mengingat Allah setiap saat (QS 3:190-191; 4:103; 15:98-99) Berpikir positip dan menganggap bahwa semua yang ada selalu bermanfaat (tak ada yang sia-sia) (QS 3:191; 12:111; 20:54; 13:3-4) Meyakini bahwa manajemen Allah pasti ada dan untuk kesejahteraan manusia (QS 14:52; 20:53-54; 13:19; 38:29 Memilih yang terbaik dari hasil musyawarah (QS 39:18) Selalu mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap kejadian yang dialaminya (QS 36:2; 2:269; 13:19-20; 38:29) Senang berbuat baik untuk sesama umat manusia (QS 12:22; 28:14; 4:36; 3:92; 2:215; 65:7) Rajin shalat/sembahyang (QS.20:14;5:58;3:190-191) Pandai bersyukur (QS 14:7; QS 25:62)
AdissalaM
• • • • • • •
49
Segera bertaubat (QS 3:133; QS 11:3) Bekerja sungguh-sungguh (QS 39:39; QS 9:105) Bersilaturakhmi (QS 4:1) Menafkahkan hartanya di saat sempit maupun lapang (QS 3:133-134, 92 ; QS 65:7; QS 19:31) Berdoa dan berbuat (QS 2:186) Meyakini bahwa ada kehidupan akhirat (QS 23:74; QS 30:7; QS 7:25) Sebelum berbuat ingat kepada konsep Islam yang diridhai Allah (QS 3:19; QS 10:100), dll.
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN DALAM AGAMA ADA ORANG YANG MENJAUHI DUNIAWI DAN BERLEBIH-LEBIHAN Banyak alasan yang dijadikan dasar oleh orang untuk menjauhi dunia. Ada yang karena frustasi tidak berhasil berkiprah di dunia di bidang yang dimauinya. Ada yang karena frustasi melihat dunia demikian rusaknya (menurut pandangannya) sehingga tidak lagi sesuai dengan standar kehidupan yang bermoral. Ada pula karena suatu trauma lain dalam kehidupannya. Namun ada yang dengan kesadarannya sendiri secara penuh melakukan usaha untuk zuhud (menjauhi dunia). Tentunya dampaknya bagi diri dan lingkungannya untuk setiap alasan tersebut juga berbeda. Upaya berhati-hati dan waspada terhadap dunia dalam pengertian tidak terseret oleh kehidupan dunia yang memabukkan sehingga lupa Allah, lupa diri dan lupa lingkungan memang diperlukan. Muhammad bin Abdullah sebagai Nabi Allah sempat menjelaskan kepada para sahabat dan pengikutnya mengenai perlunya mengendalikan diri agar tidak “termakan” oleh dunia. Beliau menyatakan antara lain : • • •
“Bila engkau ingin orang-orang mencintaimu, maka zuhudlah dari dunia” (Idzaa arodta an yuhibbakan naasu faz-had fid dunyaa) (HR Ibnu Majah) “Jika seseorang di antara kalian mengurangi makanan maka perutnya akan dipenuhi cahaya” (Idzaa aqolla ahadukumuth tho’aama, muli-a jaufuhu nu ron) (HR Addailami) “Orang yang paling utama di antara kalian di sisi Allah ialah yang paling banyak lapar dan berpikirnya” (Afdlolukum ‘indallaahi aktsarukum juu’an wa tafakkuron) (HR Al Ghozali)
Namun di sisi lain, Nabi Muhammad juga memperingatkan bahwa perbuatan yang berlebihan adalah tidak benar. Beberapa penjelasan Nabi tersebut dikisahkan
AdissalaM
50
sebagai berikut: •
•
• •
•
•
Ketika Nabi Muhammad SAW mendengar perkataan 3 orang, yang pertama hendak berpuasa terus menerus setiap hari, yang kedua hendak begadang sepanjang malam untuk shalat dan yang ketiga hendak menjauhi perempuan dan tidak akan menikah, maka beliau bersabda : “Sungguh aku ini adalah yang paling takut di antara kamu kepada Allah dan paling bertakwa kepadaNya. Tetapi aku adakalanya berpuasa dan tidak berpuasa, bershalat di malam hari dan tidur dan mengawini perempuan. Maka barangsiapa menjauh dari sunnahku ia tidak termasuk golonganku” (HR Bukhari dari Annas). Ketika melihat Abdullah bin ‘Amr berlebih-lebihan dalam berpuasa, berqiyamullail dan bertilawat Al Quran, Nabi Muhammad SAW memerintahkannya agar melakukan semua itu dengan sedang-sedang saja, tidak berlebih-lebihan. Sabda beliau : “Sungguh badanmu mempunyai hak atas kamu, matamu mempunyai hak atas kamu, isterimu mepunyai hak atas kamu dan para tamumu mempunyai hak atas kamu, maka berikan hak-hak itu kepada masing-masing” (HR Bukhari) Nabi pernah bersabda di depan umatnya : “Sesungguhnya aku ini diutus dengan al-hanifiyyah as samhah (yakni jalan hidup yang lurus dan lapang)” (HR Thabrani dari Abu Umamah) “Ilmu ini akan dibawa dan dipelihara oleh orang-orang ‘adil’ dari setiap generasi. Mereka ini akan membersihkannya dari tahrif (penyimpangan) kaum ekstrim, manipulasi kaum sesat dan penafsiran kaum yang jahil” (HR Ibn Jarir dan Tammam serta Ibn ‘Adiy dll.) “Jangan sekali-kali kamu sekalian bersikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama. Sebab sikap seperti itulah yang telah membinasakan orang-orang dahulu sebelum kamu” (HR Ahmad, Nas-iy, Ibn Majah, Al Hakim, Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban dari Ibn Abbas) “Sungguh telah binasa orang-orang yang suka berlebih-lebihan” (Beliau mengulanginya tiga kali) (HR Muslim dari Ibn Mas’ud)
SEBAIKNYA BAGAIMANA ? Dalam Al Quran Allah menjelaskan bahwa manusia yang bertakwa adalah orang yang mampu menahan / mengendalikan nafsu. Termasuk di dalamnya adalah tidak berlebih-lebihan dalam semua hal. Misalnya saja dalam hal makan, bekerja, memberi, berpuasa, dan sebagainya. Dalam hal berlebih-lebihan ini Allah memerintahkan manusia beriman untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : • • •
Memakan rezeki dengan baik dan tidak berlebih-lebihan (QS 20:81) Tidak boleh berlebih-lebihan dalam agama dan mengikuti hawa nafsu orangorang yang sesat (QS 5:77) Tidak boleh melampaui batas (QS 11:112; 39:53), dll
Bertolak dari penjelasan tersebut di atas, maka apa yang dilakukan oleh leluhur kita yang bijak dalam hal hidup sederhana yang tidak berlebih-lebihan adalah baik untuk diterapkan. Beberapa contoh mengenai hal ini antara lain adalah : • • •
Makan sebelum kenyang Berpuasa sebelum dipaksa harus puasa (karena kebanyakan makan sehingga sakit) Memberi sebelum dipaksa untuk memberi (karena lupa memberi lingkungan
AdissalaM
•
51
sehingga dicuri, dirampok) Diam sebelum didiamkan (karena terlalu banyak bicara sehingga dibungkam), dll
Memang tidak gampang melakukan sesuatu yang baik, selalu banyak tantangannya. Sebab yang disebut enak itu memang enak dan keenakan itulah yang membuat lupa. Lupa karena keenakan itulah yang kemudian menyebabkan kita menganiaya diri kita sendiri serta membuat diri kita berbuat zalim kepada orang lain di sekitar kita baik langsung maupun tidak langsung, baik sengaja maupun tidak sengaja. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
IMAN SAJA TIDAK CUKUP KALAU TIDAK DISERTAI AMAL YANG SALEH & KESABARAN IMAN SAJA TIDAK CUKUP Ada kasus di mana seseorang yang begitu lahir sudah dianggap memeluk agama tertentu karena bapak/ibunya sudah memeluk agama itu. Ketika anak tersebut beranjak dewasa, tak ada perubahan bagi dirinya, kecuali sekadar KTP yang menyatakan bahwa ia memeluk agama yang dianutnya sejak kecil itu. Ia belum banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang diperintahkanNya untuk dikerjakan, walaupun ia telah menyatakan bahwa dirinya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kasus lainnya yang juga biasa terjadi adalah seseorang yang berpindah agama atau masuk agama tertentu dengan maksud agar bisa kawin atau kawin lagi, agar bisa diterima dalam lingkungan bisnis atau lingkungan politik dan untuk tujuan-tujuan jangka pendek lainnya. Setelah KTP didapatkan dan lingkungan menerimanya, maka ia dengan leluasanya dapat melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya yang keseluruhannya bersifat duniawi yang seringkali menjurus kepada kezaliman/kesyirikan. Perbuatan ini relatif mirip dengan orang yang berkali-kali menjalankan ibadah umrah / haji hanya agar dosa yang diperbuatnya antara pergi umrah/ haji sebelumnya dengan pergi haji berikutnya diampuni olehNya. Atau berkali-kali pergi umrah / haji agar usahanya diberkahi. Kalau tidak pergi umrah/ haji tidak afdol rasanya bagi mereka padahal di sisi lain masih banyak perbuatan mulia – terutama menganjurkan memberi makan orang miskin dalam pengertian yang luas – yang belum maksimal dikerjakan. Kasus-kasus seperti tersebut di atas, yaitu orang yang menyatakan beriman namun hanya sekadar berkata atau mencampuradukkan antara keimanan dan kesyirikan rupanya memang telah terjadi sejak dulu kala sehingga Allah mengkisahkannya dan kemudian memberikan peringatan kepada manusia. Dalam kaitan ini Allah melalui Al Quran menjelaskan bahwa :
AdissalaM
• • •
52
Ada manusia yang menyeru/ menyebut berkali-kali nama Allah padahal yang bersangkutan tidak melakukan yang difirmankan Allah (Injil Lukas 6:46-49) Ada manusia yang belum mengusahakan kebaikan di masa imannya (QS. 6:158) Ada manusia yang beriman namun mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik) sehingga tidak akan memperoleh keamanan dan petunjuk (QS. 6:82)
Jadi iman tidak berdiri sendiri karena masih tergantung pada perbuatan. Kalau perbuatannya baik sesuai dengan petunjukNya maka imannya sempurna. Kalau tidak berbuat baik atau perbuatannya buruk maka imannya menjadi tidak sempurna, bahkan bisa dikategorikan sebagai mendustakan agama. Dalam kaitan ini Allah menyatakan bahwa : • •
Manusia hendaknya menjadi pelaku firman, bukan hanya mendengarkan saja karena iman tanpa perbuatan adalah mati, dan karena iman bekerjasama dengan perbuatan maka iman menjadi sempurna (Injil Jacobus 1:22; 2:17,21) Perintah dari Allah untuk menyampaikan / menganjurkan memberi makan orang miskin agar tidak termasuk orang yang mendustakan agama (QS 107:1-7),dll
Di sini sekali lagi dapat disimak bahwa dengan modal iman saja masih belum cukup jika kita ingin menjadi manusia yang berderajat tinggi di hadapan Allah. Jadi selain beriman kita harus melakukan perbuatan baik serta tidak mencampuradukkan antara yang baik dan yang buruk. AMAL SALEH SAJA JUGA TIDAK CUKUP Sementara itu di dunia ini juga banyak kita jumpai orang yang melakukan perbuatan yang terlihat baik namun sesungguhnya tidak didasari oleh rasa iman. Namun sebelumnya perlu kita ingat bahwa kita tidak boleh menyangka apalagi menetapkan/memvonis orang lain seperti itu, sebab Allah SWT yang lebih mengetahuinya. Kita hanya sekadar mengambil hikmah untuk kita pelajari agar kita tidak berbuat demikian. Selanjutnya bila kita telaah lebih lanjut, perbuatan yang terlihat baik tersebut di atas boleh jadi dilakukan secara terpaksa karena malu, karena takut, karena tugas, karena dipaksa, karena pamrih, atau karena lainnya. Bukan timbul karena kesadarannya sendiri bahwa ia terpilih sebagai manusia wakil Allah sehingga ia harus memberi atau berbuat kebaikan kepada semua makhluk. Berbuat kebaikan atau memberi (kebaikan) adalah suatu kebutuhan agar ia tetap disebut manusia. Hal itu memang selaras dengan penjelasan Allah. Menurut Allah, siapa saja laki-laki atau wanita yang beramal saleh dalam keadaan beriman akan diberi Allah kehidupan yang baik (QS 4:124-125; 16:97). YANG SEMPURNA ADALAH BERIMAN, BERAMAL SALEH DAN SABAR Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hanya dengan modal iman saja tidaklah cukup bagi seseorang untuk disebut sebagai manusia yang beragama di hadapanNya. Selain iman juga perlu amal yang saleh. Sebaliknya, berbuat amal yang saleh tidaklah sempurna kalau tidak didasari iman. Lalu apakah sudah cukup dengan modal iman dan amal yang saleh di hadapan Allah ? Ternyata juga masih belum cukup. Ada hal lain yang harus dilakukan agar menjadi
AdissalaM
53
manusia sempurna setelah beriman dan beramal yang saleh, yakni berlaku sabar dalam semua hal, termasuk dalam mengerjakan amal saleh. Dengan demikian tidak cukup hanya iman saja, tidak cukup hanya beramal saleh saja, tidak cukup hanya sabar saja, namun perlu ketiga-tiganya agar dapat memperoleh pahala (QS 28:80) Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
JANGAN MEMBUNUH NAFSU NAFSU ADALAH BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI MANUSIA Nafsu merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari manusia dan karena itu manusia mampu bertahan hidup dan kemudian beranak-pinak. Tanpa ada nafsu makan tak akan ada orang yang menanam padi atau gandum dan tak ada orang yang mau menjual makanan. Tanpa ada nafsu syahwat tak akan hadir generasi penerus. Di sinilah kita sekaligus bersyukur kepada Allah bahwa berkat ada nafsu yang diberikan kepada bapa Adam dan ibu Hawa yang menyebabkan Allah mengusir keduanya ke luar dari surga, maka lahirlah manusia yang kemudian terus berkembang biak sampai akhirnya kita sekarang ini ada. Nafsu juga menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari manusia dan karena itu manusia mengalami kemajuan. Bukankah karena nafsu agar tidak capek dalam bekerja maka timbullah alat kerja ? Bukankah karena nafsu ingin berpindah dengan cepat maka kuda diganti dengan mobil ? Bukankah karena nafsu ingin beruntung maka orang mau mendirikan perusahaan dan karena itu tenaga kerja terserap dan kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi ? Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa nafsu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan karena itu kehidupan menjadi tidak sepi, indah, merdu, enak, sedap, empuk, nikmat dan seterusnya. NAFSU YANG MERUSAK Selanjutnya karena nafsu pula – dalam pengertian yang tak dikendalikan - maka rusaklah badan dan rusaklah lingkungan. Sebagai contoh karena ketakutan kalah bersaing di bidang teknologi informasi di era tahun 1990-an sampai menjelang tahun 2000, maka bangkitlah nafsu untuk berlomba-lomba menciptakan piranti elektronika komputer super kecil di Lembah Silikon, California. Nafsu bersaing yang berlebihan itu menyebabkan banyak insinyur dan pelaku bisnis mengidap penyakit jantung dan darah tinggi serta keluarga yang berantakan. Dan hal itu tidak hanya terjadi di
AdissalaM
54
California saja namun hampir merata di muka bumi dengan jenis dan tingkat intensitas yang berbeda-beda. Contoh lainnya yang lebih sederhana adalah nafsu syahwat yang berlebihan tanpa pandang tempat, tanpa pandang lawan jenis, tanpa pandang waktu, dan tanpa pandang moral/ etika/ agama, sehingga menyebabkan timbulnya penyakit kelamin, penyakit kehilangan kekebalan tubuh (AIDS) dan berbagai dampak buruk lainnya. Dengan demikian nafsu yang bersifat merusak seperti tersebut di atas juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Nafsu yang merusak dan nafsu yang membangun hadir berdampingan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Pada dasarnya nafsu yang bersifat merusak itu timbul karena akal dan petunjukNya tidak digunakan. Karena tidak menggunakan akal dan petunjukNya serta lebih mengedepankan nafsu sehingga berbuat kerusakan maka para pelakunya disebut mempertuhan nafsu bukan mempertuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bila ia mengaku beriman namun masih berlebih-lebihan dalam menggunakan nafsunya sehingga menyebabkan kerusakan maka para pelakunya disebut mempersekutukan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan nafsu. Baik mempertuhan nafsu maupun menyekutukan nafsu dengan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, keduanya berkali-kali diperingatkan oleh Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dalam banyak firmanNya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : • • • • • •
Ada orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya, seperti binatang ternak yang sesat (QS 25:43:44) Ada orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (QS 45:23) Orang zalim menyembah yang tidak memberi manfaat selain Allah, tidak memakai pengetahuan namun memakai nafsu (QS 10 :106; 30:29) Yang lebih sesat adalah orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (QS 28 :50) Tidak boleh mengikuti hawa nafsu karena akan tersesat (QS 38:26) Jika kebenaran menuruti hawa nafsu manusia maka akan binasalah langit dan bumi beserta semua yang ada di dalamnya (QS. 23:71)
Dari penjelasan Allah tersebut di atas dapat diambil hikmahnya bahwa Allah memang menciptakan manusia dan di antaranya ada yang menjadikan nafsu sebagai tuhan sehingga tersesat dan menyebabkan kerusakan atau kebinasaan. Namun apa maksud Allah memperkenankan dunia diisi oleh orang-orang yang menggunakan hawa nafsu sehingga menimbulkan kerusakan ? Agaknya itulah cara yang digunakan oleh Allah untuk mengazab dan mencoba manusia. Allah memberi azab kepada manusia karena manusia tidak beriman/zalim. Sedangkan Allah mencoba manusia dengan tujuan untuk menyeleksi agar bisa dibedakan antara manusia yang beriman, beramal saleh dan sabar dengan yang tidak demikian. NAFSU TIDAK BOLEH DIBUNUH TETAPI DITENANGKAN Nafsu tidak boleh dibunuh, sebagaimana tidak ada perintah dari Allah untuk membunuh makhluk apapun termasuk iblis dan setan. Nafsu harus dikelola/ dimanajemeni sehingga ‘balance’ dan kemudian menjadi jinak alias tidak meledakledak alias menjadi tenang. Dalam keadaan terkendali itulah nafsu memberikan
AdissalaM
55
manfaat yang optimal. Dalam keadaan terkendali atau tenang itulah manusia akan mencapai puncaknya sebagai manusia wali Allah yang mendapat jatah masuk ke dalam surga, yang di dalamnya tidak ada demdam dan merasa bersaudara, tidak lemah dan tidak lesu (QS. 7:49; 10:62; 89:27-30; 15:45-48; 35:35). Lantas apa yang perlu dilakukan agar nafsu menjadi terkendali dan bahkan memberikan manfaat ? Allah memfirmankan kepada manusia agar memakai akal, ilmu pengetahuan dan petunjukNya dan tidak memakai nafsu agar tidak termasuk golongan orang-orang yang zalim (QS 10:106; 30:29). Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
NAFSU nafasku nafasmu adalah nafsuku adalah nafsumu dan nafsuku nafsumu membuat sakit membuat gerah membuat meradang isi jagad ini manakala nafsuku dan nafsumu sarat dengan ambisi sarat dengan emosi tabrak sana tabrak sini dan nafsuku nafsumu membuat adem ayem membuat tenteram membuat sejahtera isi jagad ini manakala nafsuku dan nafsumu sarat dengan nafsu silaturakhmi sarat dengan asma allah nan maha pengasih maha penyayang momong sana momong sini Mantan Sastrawan Batangan Cibinong, 27 Mei 1995
56
AdissalaM
57
JANGAN IKUTI PERILAKU KEBANYAKAN ORANG NANTI TERSESAT PERILAKU KEBANYAKAN MANUSIA Setiap manusia sebelum dilahirkan telah bersumpah bahwa tuhannya adalah Rabb sebagaimana dicantumkan dalam ayat Allah berikut ini :
Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". atau agar kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Ilah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang yang sesat dahulu". Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. 7:172-174) Namun begitu manusia hidup di dunia, maka sebagian besar dari mereka tidak mempertuhan Allah atau berperilaku mempersekutukanNya karena disesatkan oleh oleh berhala–berhala/ iblis (QS 12:105-106; 14:36; 17:62, dll), sehingga lupa ikrar atau sumpahnya saat sebelum lahir. Dengan demikian telah terjadi kontradiksi atau ketidakkonsistenan atas diri manusia dan hal itu menjadi makin nampak jelas bilamana kita menelusuri ayat-ayat Allah secara lebih mendalam mengenai sifat-sifat atau perilaku manusia. Berdasarkan hasil penelusuran ayat-ayat kebanyakan manusia adalah sebagai berikut : • • • • • • • •
Allah,
perilaku
sebagian
besar
/
Bersujud kepada Allah seperti yang lainnya (QS. 22:18), namun tidak mensyukuri (dihidupkan setelah dimatikan) (QS. 2:243). Tidak mensyukuri nikmat sehingga membohongi Allah tentang kiamat (QS. 10 : 60). Tidak tahu dan tidak akan beriman (kecuali jika dikehendakiNya) bahwa jika Allah menurunkan malaikat maka orang mati akan berbicara dengan mereka (QS. 6:111). Tidak tahu bahwa orang mati dibangkitkan Allah sebagai janjiNya yang benar (QS. 16:38). Tidak tahu bahwa manusia dihidupkan / dimatikan / dikumpulkan di hari kiamat oleh Allah (QS. 45:26). Benar-benar ingkar pertemuan dengan Rabbnya dan tidak memikirkan diri sendiri (QS. 30:8). Fasik/benar-benar fasik (QS. 5:49, 59). Fasik karena hati menjadi keras setelah masa panjang berlalu sejak Al-Kitab diturunkan (QS. 57:16)
AdissalaM
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
58
Tersesat dari jalan lurus karena mengikuti hawa nafsu orang-orang yang lebih dahulu (QS. 5:77). Disesatkan dan makin bertambah kesesatannya bilamana ia zalim (QS. 71:24). Telah sesat (sebagian besar umat dahulu) (QS. 37:71). Disesatkan oleh berhala-berhala (QS. 14:36) Menyesatkan orang beriman dari jalanNya jika orang beriman tersebut menuruti kebanyakan orang di bumi (QS. 6 :116) Benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan hawa nafsu tanpa pengetahuan sehingga mengharamkan yang tidak diharamkanNya (QS. 6:119) Tidak tahu kiamat (QS.7:187). Tidak iman hari kiamat yang pasti akan datang (QS. 40: 59) Tidak iman bahwa Al Quran berasal dariNya sehingga ia menjadi ragu-ragu (QS. 11: 17;13:1). Tidak suka / ingkar perumpamaan yang diulang-ulang Al Quran (QS. 17:89) Tidak mensyukuri bahwa karunia besar datang dariNya (QS. 27:73); Tidak mensyukuri bahwa karuniaNya berupa malam untuk istirahat dan siang yang terang benderang (QS. 40:61) Tidak mensyukuri nikmat telah dapat mengikuti agama-agama Ibrahim, Ishak dan Yakub yang tidak mempersekutukanNya (QS. 12:38). Tidak tahu bahwa agama lurus hanya menyembah Allah (QS. 12:40). Tidak tahu bahwa tidak ada perubahan pada fitrah Allah / agama lurus dan harus tetap pada fitrah itu (QS. 30:30) Lengah dari tanda-tanda kekuasaanNya (QS. 10:92). Tidak beriman bahwa Allah menciptakan langit dan bumi lebih besar daripada menciptakan manusia (QS. 40:57). Tidak mau mempelajari pergiliran hujan dan mengingkarinya (QS. 25:50) Mempersekutukan Allah sehingga negerinya dihancurkan / diazab (QS. 30:42). Membenci kebenaran (QS. 43:78) Tidak tahu bahwa Allah berkuasa terhadap urusanNya (QS. 12:21); Tidak tahu bahwa ada orang mempunyai pengetahuan dari Allah (kasus Yakub) (QS. 12:68); Tidak tahu bahwa janji Allah adalah benar (QS. 28:13; 30:6); Tidak tahu bahwa Muhammad / kaumnya diutus kepada seluruh manusia untuk membawa berita gembira dan peringatan (QS. 34:28); Tidak tahu bahwa Allah melapangkan/ menyempitkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendakiNya (QS.34:36); Tidak tahu bahwa bila ditimpa bahaya ia menyeru Allah namun menganggap diri pintar bila diberi nikmat (QS. 39:49), dll
PERILAKU KEBANYAKAN ORANG KAFIR / SYIRIK / MUSYRIK / ZALIM / FASIK /TIDAK BERIMAN Sedangkan khusus untuk orang yang bersifat kafir/ / syirik / musyrik / zalim / fasik /tidak beriman, Allah menggambarkan perilaku kebanyakan dari mereka adalah sebagai berikut : • • •
Tidak paham sehingga mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam / membuat kedustaan terhadap Allah (QS. 5:103). Menganggap baik perbuatan membunuh, membinasakan dan mengaburkan agama anak-anak mereka (karena pengaruh para pemimpinnya) (QS. 6:137). Berbuat fasik (tidak memelihara kekerabatan, tidak mengindahkan janji dan menyenangkan hati orang beriman dengan mulut padahal hatinya menolak) (QS. 9:8)
AdissalaM
• • •
• • • • • • • • • •
• • • • •
59
Tidak tahu bahwa ada azab (QS. 52:47), Tidak tahu bahwa yang ada di langit dan bumi adalah kepunyaan Allah serta janji Allah adalah janji yang benar (QS. 10:55); Tidak tahu bahwa Allah membuat perumpamaan berupa perbedaan antara 2 orang hamba sahaya, yaitu seorang hamba sahaya yang dimiliki namun tidak dapat bertindak apa-apa dan seorang hamba sahaya lainnya yang diberi rezeki yang baik dariNya lalu dinafkahkan sebagian dengan sembunyi/ terang-terangan (QS. 16 : 75); Tidak tahu bahwa ada yang bersifat hak sehingga ia berpaling dengan mengambil ilah-ilah selainNya (QS. 21:24) Membenci kebenaran sehingga mengatakan bahwa Muhammad adalah gila (QS. 23:70). Tidak mengikuti dan hanya menyangka/ berprasangka saja padahal hal itu tidak berguna untuk kebenaran (QS. 10:36). Tahu nikmatNya namun kemudian mengingkarinya (QS. 16:83). Tidak mendengar / tidak paham karena mereka seperti ternak (QS. 25:44). Pendusta sehingga menghadapkan pendengaran (kepada setan) (QS. 26:223) Tidak beriman sehingga tidak tahu tanda/bukti nyata kekuasaan Allah dan kemudian ditimpa azab (QS. 26:8, 67, 103, 121, 139, 158, 174, 190) Tidak tahu sehingga menyekutukan Allah (QS. 27:61); Tidak tahu sehingga berkata : "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami" padahal Allah telah memberi karunia besar (QS. 28:57) Tidak tahu bahwa Allah membuat perumpamaan tentang 2 orang yang berbeda yaitu seorang hamba yang dimiliki secara bersama oleh beberapa orang pemilik yang sedang berselisih dan seorang budak yang dimiliki oleh hanya seorang pemiliksaja (QS. 39:29) Berpaling / tidak mau mendengarkan yang membawa berita gembira / peringatan (QS. 41:4). Tidak iman sehingga ingkar ayat Allah sehingga setiap kali berjanji, segolongan dari mereka mengingkarinya (QS. 2:100). Tidak bersyukur walaupun didatangi dari muka, belakang, kanan dan kiri (QS. 7:17). Tidak memenuhi janji dan fasik. (QS. 7:102). Beriman kepada jin (QS. 34:41), dll.
PERILAKU SEBAGIAN BESAR/KEBANYAKAN AHLI KITAB Ahli kitab adalah orang yang membaca/ mempelajari Al Kitab (Al Quran, Taurat, Zabur, Injil, dll). Dengan demikian pengetahuan mereka lebih mendalam daripada orang kebanyakan. Tetapi dengan pengetahuan yang lebih banyak itu ternyata mereka malahan banyak mendapatkan peringatan dari Allah SWT. Hal itu terjadi karena sebagian besar dari mereka mempunyai perilaku yang tidak diridhaiNya. Beberapa ayat Allah yang berkaitan dengan hal ini antara lain menyatakan bahwa sebagian besar ahli kitab berperilaku : • • •
Ingin mengembalikan manusia kepada kekafiran setelah beriman karena dengki setelah kebenaran menjadi nyata (QS. 2:109) Fasik karena tidak beriman kepada Allah (QS. 3:110) Berbuat buruk karena tidak sungguh-sungguh menjalankan Taurat, Injil dan All-
AdissalaM
• •
60
Quran (QS. 5:65-66) Bertambah durhaka dan kafir setelah memperoleh ajaran Taurat, Injil dan alQuran yang diturunkan kepada mereka (QS. 5:68). Buta dan tuli/pekak sehingga mengira bahwa tidak akan ada suatu bencanapun terhadap mereka karena membunuh nabi-nabi (QS. 5:71), dll.
APA YANG SEBAIKNYA KITA LAKUKAN ? Kita, sebagai manusia, merupakan bagian kecil dari umat manusia yang ditakdirkan menetap di muka bumi. Sehari-harinya kita hidup menyaksikan kehadiran yang baik dan buruk yang datang silih berganti. Dengan cata lain kita diciptakan untuik tidak hanya bertemu dengan yang baik saja namun juga yang buruk. Allah memang mencampurbaurkan manusia, yaitu selalu mengisi dunia dengan manusia yang baik dan manusia yang buruk. Penjelasan Allah mengenai hal ini adalah sebagai berikut : • •
Allah mencampurbaurkan manusia dan merasakan kepada manusia keganasan sebagian yang lain (QS 6:65). Di setiap negeri Allah menempatkan penjahat besar (QS 6:123).
Jadi jelas bahwa pencampurbauran tersebut memang sudah menjadi ketetapan Allah. Melalui cara itulah manusia diseleksi untuk diketahui siapa yang paling bertakwa. Jadi kita tak boleh bermimpi hidup dengan lingkungan yang selalu manis, selalu indah, selalu aman, selalu tenteram tanpa ada masalah. Sulit untuk mendapatkan suasana yang ideal seperti itu sebab sudah merupakan ketetapan Allah. Lalu apa yang harus kita lakukan ? Apakah kita bunuh mereka yang buruk itu ? Apakah kita penjarakan saja mereka itu ? Apakah kita lokalisasikan mereka di suatu tempat ? Atau apakah kita menjauhi dunia dengan cara pergi bertapa ke tempat sepi sehingga jauh dari keganasan ? Kita akan tersenyum sendiri sebelum menjawabnya. Mengapa tersenyum ? Coba kita pikir, Allah Yang Maha Kuasa saja tidak pernah membunuhi mereka dan tak pernah mengucilkan mereka. Allah pun juga tak pernah memerintahkan kita untuk membunuh dan memenjarakan mereka. Lalu apakah kita lantas berbuat melebihi Allah Yang Maha Kuasa ? Tentu saja kita sebagai makhluk ciptaan Allah mana berani berbuat demikan. Inilah yang kemudian menjadi pemicu tumbuhnya kesadaran kita. Kesadaran yang tumbuh itu dimulai dengan melakukan introspeksi untuk menilai apakah kita termasuk golongan sebagian besar manusia yang berperilaku buruk itu. Bisa jadi kita masih termasuk golongan kafir/musyrik/ zalim/ tidak beriman. Bisa jadi pula kita masih termasuk golongan sebagian besar ahli kitab yang berperilaku buruk itu. Kalau kita sudah melakukan introspeksi dan kemudian bersyukur kepadaNya bahwa kita tidak “keterlaluan” termasuk golongan sebagian besar yang berperilaku buruk itu maka kita akan termasuk golongan yang sedikit. Namun dengan masuknya kita ke dalam golongan yang sedikit ini, tidak berarti bahwa akan aman selamanya berada di dalamnya. Dengan sedkit saja kita berbuat buruk, misalnya saja sombong karena sudah termasuk golongan yang sedikit itu maka kita akan masuk lagi ke dalam golongan sebagian besar manusia yang berperilaku buruk itu. Jadi tipis sekali
AdissalaM
61
batas antara golongan yang sedkit dengan golongan sebagian besar manusia yang berperilaku buruk. Untuk menjaga diri agar selalu berada dalam golongan yang berperilaku baik (yang sedikit jumlahnya itu) tentunya harus terus diupayakan. Caranya sederhana saja namun sulit untuk mengerjakannya, yaitu rajin membaca, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Kitab/ Al Quran (menjalankan perintahnya dan menjauhkan diri dari larangannya, termasuk tidak boleh berlebih-lebihan dalam beragama). Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
TIDAK BOLEH MEMBEDAKAN RASUL-RASUL ALLAH SIAPAKAH RASUL ITU ? Siapakah rasul itu ? Rasul adalah utusan Allah yang salah satu fungsinya adalah membawa berita gembira dan peringatan (QS 35:24, dll). Rasul Allah ada yang berasal dari golongan jin yang diutus untuk golongan jin dan ada pula yang berasal dari manusia untuk golongan manusia (QS 6:130). Jumlahnya amat banyak dan kita tidak boleh membeda-bedakannya (QS 2 : 136, 285-286). Itulah sekelumit penjelasan Allah yang menjawab pertanyaan mengenai siapakah rasul itu. Melalui penelusuran yang lebih mendalam lagi dapat diketahui lebih lanjut tentang fungsi, sifat / perilaku, bagaimana umat memperlakukan rasul, dll., sebagaimana dibahas dalam butir-butir berikut ini. FUNGSI RASUL Fungsi rasul pada intinya adalah membawa amanat Allah untuk menegakkan kebenaran dan menjauhkan diri dari ketidakbenaran. Fungsi rasul tersebut secara lebih deskriptif – berdasarkan Al Quran - antara lain adalah : • • • • • • • •
Menceritakan ayat-ayat Allah (QS.7:35), Menjelaskan dengan terang (dengan bahasa kaumnya) (QS 14:4), Membawa berita gembira dan peringatan (QS 35:24). Membawa kebenaran, berita gembira, dan peringatan (QS 10:47; 13:7; 16:36). Memberi peringatan yang menjelaskan (QS 46:9). Membawa berita gembira, pemberi peringatan dan sebagai saksi (QS 48:8). Membawa keterangan-keterangan yang nyata (QS 10:74). Menyuruh untuk menyembah Allah yang tidak ada tuhan lain melainkan Allah,
AdissalaM
• • • •
62
serta menyuruh bertakwa (QS 23:32) Menganjurkan manusia beriman agar tidak mengkultus-individukannya, namun agar manusia menjadi rabbani, yaitu selalu mempelajari dan mengajarkan Al Qur'an (QS 3: 79,80). Membacakan ayat-ayatNya sebelum Allah membinasakan kota-kota di mana Allah tidak akan membinasakan kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman (QS 28:59) Memberi keputusan di antara manusia dengan adil dan mereka tidak dianiaya (QS 10:47). Menyerukan pada tiap-tiap umat agar menyembah Allah dan menjauhi thagut (QS 16:36), dll.
PERILAKU / SIFAT-SIFAT RASUL Perilaku rasul – seperti dijelaskan oleh Allah – antara lain adalah ikut sertanya dia menanggung beban penderitaan yang diderita umatnya, amat belas kasihan, tidak mau dikultuskan, dsb. Beberapa ayat yang berkaitan dengan sifat rasul tersebut antara lain menjelaskan bahwa : • • •
• •
Berat terasa olehnya penderitaan yang ditanggung oleh kaumnya dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS 9:128) Tidak menyuruh manusia mengkultusindividukan dirinya (QS 3:79,80) Menyatakan kepada kaumnya bahwa ia adalah manusia biasa tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang dikehendakiNya dan menyatakan pula bahwa bukti kerasulan yang disampaikan kepada umatnya adalah dengan izin Allah (QS 14:11), Tidak ada hak bagi rasul untuk mendatangkan suatu ayat melainkan dengan izin Allah (QS 13:38). dll.
ASAL-USUL RASUL Allah mengutus rasul di antaranya untuk menyampaikan berita gembira dan peringatan agar manusia kembali menyembahNya. Selain kepada manusia, ada pula rasul yang diutus kepada golongan jin. Mengenai asal-usul rasul, Allah menjelaskan bahwa rasul berasal dari kaumnya sendiri dan diutus kepada kaumnya sendiri. Berdasarkan hasil penelusuran ayatayat, diperoleh penjelasan yang lebih banyak tentang asal-usul rasul yaitu sebagai berikut : • • • • • • • •
Rasul adalah seorang manusia biasa (QS 17:93; 41:6). Rasul datang dari golongan jin dan manusia dan diutus untuk golongan jin dan manusia (QS 6:130). Rasul adalah seorang laki-laki dari golongan manusia untuk memberi peringatan (QS 7:63, 69). Rasul berasal dari kaumnya sendiri (QS 9:128). Rasul berasal dari kalangan manusia sendiri (QS 23:32). Setiap rasul datang kepada umatnya (QS 23:44). Setiap umat mempunyai rasul (QS 10:47). Setiap kaum ada orang yang memberi peringatan (QS 13:7)
AdissalaM
• • •
63
Allah mengutus beberapa rasul dan rasul beristeri / berketurunan (QS 13:38). Allah mengutus laki-laki yang diberi wahyu (QS 16:43) Allah memilih utusan-utusan dari malaikat dan manusia (QS 22:75), dll
BEBERAPA SIFAT RASUL YANG MENONJOL Di antara sekian banyak rasul Allah, terdapat banyak nama yang disebut-sebut dalam Al Quran dengan sifat-sifatnya yang menonjol. Mereka itu adalah : • • • • • • •
Ibrahim bersifat penyantun, penghiba, suka kembali kepada Allah dan sangat membenarkan (QS 11 : 75, 19 : 41) ; Nuh adalah rasul yang bersyukur (QS 17 : 3), Zakaria adalah rasul yang berdoa dengan suara lembut (QS 19 :3); Yahya adalah rasul yang diberi hikmah sewaktu masih kecil, rasa belas kasihan dan kesucian, bertakwa, berbakti kepada orang tua, tidak sombong dan tidak durhaka (QS 19 : 12-14) ; Ismail adalah rasul yang sangat benar janjinya (QS 19 : 54) ; Idris adalah rasul yang sangat membenarkan (QS 19 : 56 -57) ; Ayyub adalah rasul yang sabar dan bertakwa (QS 38 : 43 - 44); dll
Masih banyak kisah rasul lainnya dalam Al Kitab. Kisah tersebut diceritakan dengan maksud agar Allah meneguhkan hati manusia yang beriman (QS 11 : 120) TIDAK BOLEH MENYEMBAH DAN MEMBEDA-BEDAKAN RASUL Allah menegaskan bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan rasul, apalagi mengagungkannya melebihi yang lain. Dalam Al Quran Allah menjelaskan hal itu yang garis besarnya adalah sebagai berikut : • • •
Manusia yang beriman tidak boleh membeda-bedakan rasul (QS 2 : 136, 285286) Rasul memerintahkan agar umat tidak menyembahnya namun memerintahkan untuk menjadi Rabbani yakni mempelajari dan mengajarkan Al Quran (QS 3:7980) dll
Lebih lanjut dinyatakan oleh Allah bahwa para akhli kitab tidak akan dipandang beragama sedikitpun bilamana tidak menegakkan ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran (QS 5:68). Hal ini berarti bahwa kepada semua ahli kitab diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan ajaran rasul siapapun. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
64
MANUSIA YANG BAIK-BURUK & MANUSIA YANG MERUGI-BERUNTUNG MANUSIA ADA YANG BAIK DAN ADA YANG BURUK Manusia ditakdirkan mempunyai bakat masing-masing, mempunyai kelakuan masing-masing, mempunyai kondisi masing-masing. Di antara mereka ada yang dikategorikan bersifat baik dan ada yang bersifat buruk. Dan karena sifat itulah maka ada manusia yang kemudian beruntung namun ada pula yang merugi. SIFAT BAIK DAN BURUK MANUSIA Baik dan buruk dalam pandangan manusia bersifat sangat relatif. Karena bersifat relatif itulah seringkali timbul perdebatan yang berkepanjangan. Tidak demikian dengan Allah. Dengan tegas Allah menjelaskan kepada kita tentang kriteria manusia yang baik dan buruk. Menurut Allah, kriteria manusia yang baik digambarkan sebagai berikut : •
•
Berjalan dengan rendah hati. Jika orang jahil menyapanya, ia mengucapkan kata-kata keselamatan. Ia melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Allah. Ia berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah azab jahanam dari diri kami sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal, sesungguhnya jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat menetap dan tempat kediaman”. Ia membelanjakan hartanya dengan tidak berlebih-lebihan, tidak kikir namun di tengah-tengahnya (17:29) Tidak menyembah tuhan lain beserta Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan benar, tidak berjina, bertaubat. Mengerjakan amal, tidak bersaksi palsu. Jika bertemu orang yang mengerjakan perbuatan tidak berfaedah mereka melaluinya dengan menjaga kehormatan. Jika diberi peringatan dengan ayat-ayat Allah mereka tidak menghadapi sebagai orang yang tuli dan buta. Yang berkata : “ya tuhan kami kami, anugerahkan istri dan anakanak kami sebagai penyenang hati dan jadikan kami imam orang-orang yang takwa (25: 75-76), dll
Sedangkan manusia yang buruk dijelaskan oleh Allah mempunyai perilaku sebagai berikut : • • • • • • •
Suka mengolok-olok karena olok-olok telah dimasukkan ke dalam hati orang yang berdosa (15:11-13), Kikir, tidak berterima kasih dan tergesa-gesa (17:67, 100,111); Selalu khawatir, sedih, memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi, tidak mencukupkan takaran/ timbangan yang adil, merugikan manusia atas hak-hak mereka serta berbuat kerusakan (11:85). Menganiaya diri sendiri dan melampaui batas Amat sedikit ingat (27:62), Bersifat buruk karena tidak beriman kepada kehidupan akhirat (16:60), Berbuat kerusakan karena kafir (16:88), dll
MANUSIA YANG MERUGI MENDAPATKAN KESULITAN/KESEMPITAN DAN CELAKA;
AdissalaM
65
MANUSIA YANG BERUNTUNG MEMPEROLEH KEMUDAHAN/KELAPANGAN Dalam kehidupannya, ada manusia yang merugi, mendapatkan jalan sulit, kesempitan atau celaka. Sebaliknya ada manusia yang beruntung, memperoleh kemudahan/kelapangan. Apa yang disebut manusia yang merugi, mengalami kesulitan, kesempitan, atau celaka dijelaskan oleh Allah sebagai berikut : • • • • • •
Manusia disebut merugi bilamana ia kehilangan dirinya sendiri dan keluarga (QS 42:45). Manusia akan celaka bila ia termasuk kategori pengumpat dan pencela (QS 104:1). Manusia akan celaka bilamana ia menetapkan (QS 74:11-310). Manusia akan celaka jika ia tidak menegakkan shalat (QS 75:26-35) Manusia akan mendapatkan kesempitan hidup bilamana ia bakhil, merasa diri cukup dan mendustakan pahala terbaik (QS 92:1-13). Manusia akan mendapatkan celaka bilamana ia tidak memuliakan anak yatim, tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin, makan harta dengan cara mencampuradukkan yang benar dan yang buruk dan lebih mencintai harta (QS 89:15-20), dll
Sedangkan manusia yang beruntung, memperoleh kemudahan, kelapangan dan sejenisnya, dijelaskan oleh Allah mempunyai ciri-ciri atau berperilaku : • • •
Banyak mengingat Allah ketika bertebaran di muka bumi sehabis shalat (QS 62 : 9-10). Memberi, bertakwa dan membenarkan pahala (QS 92:1-13) Selalu membaca Al Quran, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki dengan cara diam-diam atau terang-terangan (QS. 35:29), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
66
ESENSI TAKDIR- NASIB- COBAAN GODAAN-AZAB-MUSIBAH PENCAMPURADUKAN PENGERTIAN TAKDIR-NASIB-COBAAN-GODAAN-AZABMUSIBAH Siapa yang menyangka kalau dirinya lahir berkelamin sebagai lelaki dan bukan wanita atau siapa yang menyangka kalau lahir dengan kelamin sebaliknya. Siapa yang menyangka bahwa dirinya lahir dari rahim Ibu X yang bersuamikan Bapak Z yang miskin dan bukan lahir dari Ibu A yang bersuamikan Bapak B yang kaya. Orang juga tidak mengira kalau ia lahir tanggal 26 Januari dan bukan tanggal 21 Februari atau tanggal 26 Agustus. Masih banyak lagi contoh-contoh sejenis yang lainnya dan seluruhnya itu adalah suatu kejadian yang bersifat uncontrollable (tak dapat dikendalikan) bagi manusia. Kejadian yang bersifat tak dapat dikendalikan tersebut disebut takdir dari Yang Maha Kuasa. Dalam kaitan ini banyak orang bijak menyatakan bahwa takdir dari Yang Maha Kuasa meliputi antara lain : kelahiran, kematian, jenis kelamin, siapa yang menjadi ibunya, siapa yang menjadi bapaknya, siapa yang menjadi anaknya, dll. Ada hal lain di samping takdir yang juga banyak disebut-sebut dalam perbincangan sehari-hari, yakni nasib, yang dikategorikan sebagai sesuatu yang masih dapat diusahakan untuk diubah dan karena itu ada yang menyebutnya “controllable”. Misalnya saja ada seseorang yang semula miskin namun karena berusaha lalu menjadi kaya. Ada orang yang semula sakit-sakitan kemudian menjadi sembuh karena berobat. Ada orang yang semula susah dan menderita di suatu tempat, lantas karena hijrah/ merantau ke tempat lain akhirnya menjadi bahagia. Dalam hal nasib itu, faktor usaha adalah sesuatu yang sangat menentukan. Namun demikian Al Kitab menjelaskan bahwa walaupun seseorang telah berusaha keras namun bisa jadi Allah - yang lebih tahu - tidak menghendaki hasilnya seperti yang kita harapkan. Selanjutnya selain istilah takdir dan nasib, masih ada lagi istilah yang juga sering disebut-sebut, yakni : cobaan, godaan, azab dan musibah. Istilah-istillah tersebut sering disebut karena memang selalu ditemui dalam perjalanan hidup setiap manusia. Istilah-istilah yang disebut di atas, yaitu takdir, nasib, cobaan/ godaan, musibah dan azab sering membingungkan sehingga bilamana tidak memahaminya, maka kita sering mencampuradukkannya. Karena tercampur aduk itulah, maka akan menjadi susah untuk membedakan mana yang takdir, mana yang cobaan, mana yang azab, dsb. Karena tidak bisa membedakan, cara menyikapinya menjadi kurang pas. Oleh karenanya agar tidak terjadi yang demikian itu, sangat perlu bagi kita untuk menyimak hikmah firman Allah sebagaimana dibahas pada butir-butir di bawah ini. TAKDIR DAN NASIB Takdir adalah suatu ketentuan dari Allah yang mana manusia tidak berdaya untuk merubahnya pada saat sebelum ketentuan tersebut berlaku. Dengan kata lain
AdissalaM
67
manusia tidak dapat mendikte Allah dalam urusan ini. Mengapa ? Karena takdir adalah milik Allah. Beberapa ayat yang berkaitan dengan takdir sebagai hak prerogatif Allah tersebut antara lain adalah : • • • • • •
Takdir bahwa manusia bercampurbaur dan merasakan kepada manusia keganasan sebagian yang lain (QS 6:65). Takdir bahwa di setiap negeri Allah menempatkan penjahat besar (QS 6:123). Takdir bahwa ada yang tidak punya anak/mandul atau melahirkan anak (QS 19:110; 42:49-50) Takdir bahwa kita tak akan dapat meraih cita-cita seluruhnya (QS 53:39, 24-25) Takdir bahwa kita tidak mengetahui akan menjadi apakah kita nanti setelah dibangkitkan (QS 56:60-62) Takdir dilahirkan menjadi pria atau wanita, takdir dilahirkan oleh oleh siapa, dll.
Itulah beberapa di antara sekian banyak hak prerogatif Allah yang mana manusia tidak mampu mengubahnya, kecuali berikhtiar dan berdoa dan berusaha agar tidak terkena bencana / musibah, terhindar dari penjahat besar, terhindar dari keganasan. Sementara itu menurut ketentuan Allah, nasib ternyata berada di tangan kita. Dengan kata lain dengan izin Allah kita dapat merubahnya. Dalam upaya merubah nasib, kita bisa melakukan hijrah bilamana di tempat semula kita sudah tidak mungkin lagi bisa berbuat banyak, apalagi di tempat tersebut kita cenderung malah tertindas. Pengertian hijrah di sini bisa berupa hijrah tempat, hijrah perbuatan, hijrah kebiasaan, dll. Kalau usaha maksimal (menurut kita) tidak membuahkan hasil untuk mengubah nasib seperti yang kita harapkan itulah takdir sebab ada ketentuan bahwa manusia tidak dapat meraih semua apa yang diinginkannya. Namun sekali lagi perlu kita camkan bahwa harus ada usaha yang maksimum terlebih dahulu. Tidak malas atau menyerah begitu saja sebelum mengerjakan sesuatu yang baik. Dalam hal ini Allah menjelaskan kepada manusia tentang nasib dan perlunya usaha untuk untuk merubah nasib yang antara lain sebagai berikut: • • • •
Yang merubah nasib manusia adalah diri manusia sendiri (QS 13:11), Manusia diwajibkan harus terus berusaha (QS 37:61) Orang yang menganiaya dirinya sendiri itu adalah orang yang tidak mau hijrah sehingga tertindas di negerinya sendiri (QS 4:97) Hasil sesuai usaha manusia walaupun manusia tidak dapat meraih semuanya (QS 53:39, 24-25), dll
COBAAN Dalam perjalanan hidup manusia, Allah telah menentukan adanya cobaan. Cobaan tersebut dimaksudkan oleh Allah untuk menguji manusia yang benar-benar beriman, beramal saleh, sabar, dll. Beberapa ayat yang berkaitan dengan hal ini antara lain menjelaskan bahwa : • • •
Jangan mengaku Islam sebelum dicoba (QS 2:214). Allah hendak menguji manusia siapa yang lebih baik amalnya (QS 67:1-2) dan yang paling mulia adalah yang paling takwa (QS 49:13). Orang yang beriman dan beramal saleh namun tidak sabar tidak akan mendapat pahala (QS 28:80).
AdissalaM
•
68
Allah mengilhamkan kepada jiwa kefasikan dan ketakwaan, beruntunglah orang yang mensucikannya dan merugilah orang yang mengotorinya (QS 91:7-10), dll.
Cobaan diberikan kepada manusia dalam bentuk yang beraneka ragam. Beberapa ayat yang berkaitan dengan hal ini antara lain menjelaskan bahwa : • • • • • •
Allah memberikan cobaan dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan, berita gembira bagi orang-orang yang sabar (QS 2:155-157). Ada manusia yang dicoba tidak mempunyai anak (QS 19:1-10). Ayah dan ibu tidak boleh sengsara oleh anak (QS 2:233). Isteri dan anak ada yang menjadi musuh namun diperintahkan untuk memaafkan mereka (QS 64:14). Manusia tak boleh terlampau gembira dengan segala sesuatu yang diberikan oleh Allah (QS 57:22-23). Boleh jadi seseorang membenci sesuatu namun sesungguhnya yang dibenci itu amat baik bagi seseorang (QS 2:216), dll.
Dalam memberikan cobaan itu Allah telah menyesuaikannya dengan kesanggupan manusia yang bersangkutan (QS 2:233, 2:286; 64:16/17). Dalam hal cobaan ini Allah memberikan kiat-kiat untuk menghadapinya, yakni sebagai berikut : • • •
Jika orang yang bertakwa was-was namun kemudian ingat kepada Allah maka ia akan diberi petunjuk oleh Allah (QS 7:201). Jika ingat Allah maka hati menjadi tenteram (QS 13:28). Jika jiwa tenang maka akan masuk surga (QS 89:27-30), dll.
AZAB Azab diberikan kepada yang tidak memenuhi seruan Allah. Azab terjadi bukan karena kehendak Allah tetapi karena perbuatan diri sendiri. Dalam hal ini azab bisa berupa kesempitan hidup, merugi, celaka, penyakit dan sejenisnya. Bahkan bisa pula berupa kebinasaan. Allah menjelaskan masalah azab ini antara lain sebagai berikut : • •
• • • • • •
Musibah terjadi karena diri sendiri (QS 42:30). Rezeki menjadi sempit karena tidak memuliakan anak yatim-piatu, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, memakan harta dengan cara mencampuradukkan yang hak dengan yang bathil dan lebih mencintai harta (QS 89:15-20). Jalan sulit untuk orang bakhil, merasa cukup, dan mendustakan pahala yang terbaik (QS 92:1-13). Kecelakaan bagi pengumpat dan pencela (QS 104:1). Yang disiksa / dibinasakan sekonyong-konyong/ terang-terangan adalah orang yang zalim (QS 6:47). Azab besar ditimpakan untuk orang-orang yang kafir setelah beriman (kecuali dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keadaan beriman) serta untuk orang-orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran (QS 16:106). Azab muncul dari tempat yang tidak disadari, waktu dalam perjalanan, berangsur-angsur (QS 16:45-47), Allah memperpanjang tempo orang sesat (QS 19:75), dll
Bilamana manusia menyadari kekeliruannya sehingga tertimpa azab, maka Allah menghimbau agar minta tolong hanya kepada Allah sebagaimana dijelaskanNya berikut ini :
AdissalaM
• •
69
Bila ditimpa kemudaratan minta pertolongan hanya kepada Allah (QS 16: 53). Allah memberi rahmat, petunjuk, pelajaran dan penyembuh penyakit dalam dada (QS 10:56-57), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
SAKIT & SOLUSINYA SAKIT ADALAH AZAB ATAU COBAAN Ada orang yang karena makan cabe lalu sakit perut namun dengan segera ia lantas menyadari bahwa ia kebanyakan makan cabe sehingga sakit perut. Sementara itu ada orang yang tiba-tiba sakit perut tanpa dapat mendeteksi sumber penyebabnya karena sebelum itu – menurut perasaannya – ia tidak melakukan apa-apa yang menyebabkan perutnya sakit. Dua hal ini sering kita jumpai di masyarakat, bahkan bisa jadi kita sendiri pernah mengalaminya. Dalam situasi yang “tidak mengenakkan” seperti itu, reaksi setiap manusia akan berbeda-beda. Tergantung pada persepsinya mengenai hikmah yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Namun kebanyakan orang secara umum mengklasifikasikan semua hal yang tidak enak yang datang menghampirinya menjadi dua kelompok, yaitu cobaan dan azab (hukuman). Dengan dasar itulah maka orang sering menyatakan bahwa kasus kebanyakan makan cabe sehingga sakit perut dapat disebut sebagai azab atau hukuman sedangkan kasus sakit perut tanpa sebab dapat disebut sebagai cobaan. Namun demikian upaya untuk mengklasifikasikan kasus-kasus yang datang menghampiri manusia tersebut di atas adalah upaya manusia yang bisa saja salah. Sedangkan yang benar tentunya dari Allah SWT. Tetapi yang jelas bahwa pada titik ini kita bersama dapat menyimpulkan bahwa memang ada cobaan dan azab yang keduanya memang berbeda. Selanjutnya kita sepakat pula bahwa penyakit yang datang kepada manusia memang dapat merupakan azab dan atau cobaan. BILAMANA ORANG TIDAK BERIMAN SAKIT Bilamana sakit, orang-orang yang tidak beriman mempunyai ciri-ciri antara lain : berteriak-teriak, mengaduh, mengerang-erang, marah, mengumpat, menyalahkan orang lain (termasuk menyalahkan dokter atau perawat yang menolongnya) dan sejenisnya. Iapun akan buru-buru mencari obat tanpa banyak berpikir lagi. Bahkan supaya cepat sembuh iapun tidak segan-segan menggunakan cara lainnya. Kalau perlu membayar mahal di luar negeri atau pergi ke orang yang dianggapnya bisa
AdissalaM
70
cespleng dalam mengobati. Bagi orang-orang yang tidak beriman, menurut banyak ayat Allah, sakit merupakan azab walaupun ia tidak sadar mengenai hal itu. Beberapa ayat yang berkaitan dengan hal ini antara lain adalah : • • • • •
Perhatikan kesudahan orang zalim (QS 27:14). Musibah terjadi karena diri sendiri (QS 42:30). Kecelakaan bagi pengumpat dan pencela (QS 104:1). Orang zalim disiksa / dibinasakan sekonyong-konyong/ terang-terangan (QS 6:47). Azab besar untuk orang yang kafir setelah beriman (kecuali dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keadaan beriman) serta kepada orang-orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran (QS 16:106),dll
Azab berupa sakit akan terjadi kalau seseorang telah bertindak tidak kasih sayang atau berbuat kerusakan baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain, yang berarti bahwa orang itu telah tidak menepati ikrar syahadatnya. Adapun contoh perbuatan yang tidak bersifat kasih sayang kepada dirinya sendiri antara lain : • • • •
bekerja keras tanpa kenal waktu sehingga lupa makan, lupa istirahat, depresi (stress) karena menganggap dirinya kalah bersaing, gagal mencapai sesuatu atau yang sejenisnya putus asa karena ditinggal orang yang dicintainya, dll
dalam
Sedangkan contoh tidak berbuat kasih sayang kepada orang lain ialah : • • •
memarahi / berlebih-lebihan memarahi orang tanpa alasan, mencela / mengumpat, mengolok-olok, merugikan orang lain, dll
Keseluruhan itu menurut hasil penelitian akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Dengan kata lain akan menyebabkan tubuh gampang diserang penyakit, terutama di bagian tubuh yang lemah. Penyakit-penyakit tersebut antara lain berupa : lever, maag, kanker, darah tinggi, jantung, dll. Orang-orang yang mendapat azab itu ada yang tak berapa lama kemudian mati namun ada pula yang diberi umur panjang dalam keadaan sakit (sebagai contoh bagi orang-orang yang masih hidup). BILAMANA ORANG BERIMAN SAKIT Bilamana sakit, orang-orang yang beriman mempunyai ciri-ciri antara lain : ikhlas, sabar, dan mengembalikan apa yang dideritanya kepada Sang Pembuat Sakit, yakni Allah. Ia pun akan melakukan introspeksi dengan cara memohon petunjukNya untuk mengetahui apakah sakit yang dideritanya tersebut adalah azab ataukah cobaan. Seperti diketahui, orang beriman tak akan pernah luput dari kesalahan. Tingkat keimanan, ketakwaan dan kesabarannya bisa naik turun seirama dengan “ingat”bya yang bersangkutan kepada Allah, dalam pengertian menjalankan perintahNya dan menjauhkan diri dari laranganNya. Pada saat tingkat keimanan, ketakwaan dan kesabarannya turun, pada saat itulah azab – atas kehendak Allah – bisa ditimpakan
AdissalaM
71
kepadanya. Sebaliknya, yaitu kalau tingkat keimanan, ketakwaan dan kesabarannya tetap tinggi, maka boleh jadi yang diberikan kepada orang itu adalah cobaan. Selanjutnya, baik apakah itu azab ataukah cobaan, orang-orang beriman akan langsung memohon ampun dan memohon petunjuk serta pertolongan dari Allah. Dalam hal ini Allah berjanji bahwa jika semua masalah dikembalikan kepada Allah, maka manusia yang beriman akan memperoleh pertolongan berupa petunjuk, pelajaran, penyembuh dan ketenteraman sebagaimana difirmankan dalam ayat-ayat berikut : • • • • •
Jika orang yang bertakwa was-was namun ingat Allah maka akan diberi petunjuk oleh Allah mengenai kesalahannya (QS 7:201). Jika ditimpa kemudaratan, meminta pertolongan hanya kepada Allah (QS 16: 53). Allah memberi rahmat, petunjuk, pelajaran dan penyembuh penyakit dalam dada (QS 10:56-57) Jika ingat Allah maka hati akan menjadi tenteram (QS 13:28). Jika beriman kepada Allah, maka manusia akan diberi petunjuk dalam hati dan kelapangan dada (QS. 64:11; 6:125)
Namun karena Allah Maha Suci, maka pertolongan tersebut akan diberikan melalui para utusanNya (dokter, obat-obatan, dll), tidak oleh Allah sendiri. Secara garis besar berdasarkan ayat-ayat Allah, pedoman yang dapat digunakan oleh kaum beriman dalam menghadapi penyakit antara lain adalah sebagai berikut : •
• • •
•
• • •
Segera melakukan introspeksi mengenai kesalahan-kesalahan atau kekurangankekurangan yang dilakukannya terhadap orang lain, terutama kepada orangorang yang disebutkan dalam QS 4:36. Kesalahan atau kekurangan tersebut dapat berupa : o tidak memuliakan anak yatim-piatu, tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, memakan harta dengan cara mencampuradukkan yang hak dengan yang bathil dan lebih mencintai harta (QS 89:15-20). o bakhil, merasa cukup, dan mendustakan pahala yang terbaik (QS 92:1-13). o mengumpat dan mencela (QS 104:1), o mengumpat/mencela/prasangka/olok-olok (QS. 104:1; 49 : 11-13), dll Segera mohon ampun dan meminta tolong (hanya) kepada Allah (QS 16: 53, dll) Meminta perlindungan dari perbuatan setan / iblis dan dari kejahatan makhluk lainnya (Q.S. 114:1-6; Q.S. 113:1-5, Q.S. 16:98), Bersegera berbuat baik / mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS.7:35; 17:17-19; 21:90, 37; 39:39; 11:112) serta sadar karena tidak semua keinginan dapat dicapai (Q.S. 53:24-25). Menggunakan akal agar tak dimurkai Allah (QS 10:100) dan menggunakan pengetahuan tak terburu nafsu (QS. 11:46; 30:29), selalu membaca alam semesta /Al-Qur'an (QS. 3:190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS. 39:18), bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS. 16:43) Bersabar (Q.S.2:155-157) sebab kalau tidak sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (Q.S. 28:30) Melakukan shalat (ingat) untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar (Q.S. 29:45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai shalat untuk mencari karunia Allah dengan selalu mengingatNya agar beruntung (QS. 62:9-10) Terus-menerus berbuat baik agar terus-menerus diberi hikmah (QS 12:22,28: 4), dll.
AdissalaM
72
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
CARA MENDEKAT KEPADA ALLAH TIDAK PERLU DI ATAS GUNUNG TETAPI BERTAPA DI TENGAH KERAMAIAN DEKAT PEJABAT ITU ENAK APALAGI DEKAT DENGAN ALLAH Adalah suatu hal yang menguntungkan bilamana kita mempunyai kenalan seorang lurah. Jika ada tanah yang akan dijual di desa di mana kenalan kita tersebut sedang menjadi lurah, maka mungkin kita akan mendapatkan informasi terlebih dulu dibandingkan warga desa lainnya. Demikian pula halnya bilamana dekat dengan pak bupati apalagi dekat presiden, kemungkinan besar kita akan mendapatkan sesuatu atau fasilitas atau kemudahan yang lebih dibandingkan dengan orang lainnya. Lantas bagaimana dekat dengan Allah ? Ternyata lebih enak lagi karena akan banyak sekali mendapat berkah berupa kasih dan sayangNya. CARA DEKAT DAN MANFAATNYA BILAMANA DEKAT DENGAN ALLAH Allah menyatakan bahwa Allah amat dekat dengan manusia. Dalam hal ini ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan masalah ini menyatakan bahwa : •
• • •
Pencipta manusia adalah Allah yang dekat, yang menciptakan langit, bumi dan yang ada di antaranya dalam enam masa lalu Allah bersemayam di atas Arsy, Yang Maha Pemurah, dan jika menanyakan tentang Allah Yang Menciptakan Langit dan Bumi diharap bertanya kepada Yang Maha Tahu (QS 25:59); Allah mengetahui dan menjadi saksi atas apa yang dikerjakan oleh manusia (QS 10 : 61), Allah telah menciptakan manusia dan mengetahui yang dibisikkan hatinya dan Allah lebih dekat daripada urat leher manusia (QS 50:16); Musa yang ingin melihat Allah tidak sanggup karena gunung yang melihatNya hancur namun demikian Musa adalah orang yang pernah berbicara dengan Allah (QS 7 : 143 -144); dll
Jika Allah dekat dengan manusia maka pertanyaannya adalah bagaimana caranya agar kita bisa dekat dengan Allah ? Ternyata jawabnya – dengan merujuk ayatayatNya- sederhana walaupun tidak gampang sebab memerlukan ketekunan dan kesabaran. Kalau mau dekat Allah, cukup dengan mengerjakan apa yang disenangi Allah dan tidak mengerjakan apa yang tidak disenanginya. Beberapa ayat Allah yang berkaitan dengan hal ini menyatakan bahwa agar dekat dengan Allah kita harus: • •
Memenuhi seruan Allah (QS 2: 186); Mohon ampun lalu tobat (QS 11:61);
AdissalaM
• •
73
Berjihad di jalan Allah (QS 5:35) Beriman, beramal saleh dan tidak menyekutukanNya (QS 18 : 110, 34: 37), dll
Jadi jelaslah bahwa agar dekat dengan Allah kita bisa melakukannya sendiri asalkan memenuhi seruanNya. Dengan kata lain kita tidak memerlukan perantara sebagaimana ditegaskan sbb : • •
Ada seseorang yang menyatakan bahwa ia menyembah pelindung selain Allah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah padahal sesungguhnya tidaklah demikian (QS 39:3) dll
Selanjutnya Allah akan memberikan berkah kepada orang yang berusaha untuk dekat kepadaNya. Adapun berkah bagi yang dekat Allah itu antara lain adalah : • • •
Doanya dikabulkan/ diperkenankan asalkan memenuhi seruanNya Allah (QS 2: 186) Menjadi tenteram, mendapat rezeki dan mulia (QS 56:83-89); Mendapat rahmat dari Allah (QS 7: 56) ; dll.
Hikmah bagi kita sebagai kesimpulannya adalah betapa enaknya bilamana bisa dekat dengan Allah namun betapa tidak mudahnya untuk bisa menjadi dekat sebab prasyarat utamanya adalah memenuhi seruan Allah untuk mengerjakan apa yang diperintahkanNya serta menjauhkan diri dari apa yang dilarangNya. Tidak cukup hanya dengan bergumam ribuan kali mengucapkan asma Allah (berzikir dalam pengertian sempit), atau hanya shalat sunnah beribu-ribu kali disamping mengerjakan shalat wajib, atau hanya rajin hadir di rumah ibadah. Namun seluruhnya perlu dikerjakan – terutama berbuat baik dalam pengertian yang luas dengan tidak menyekutukanNya dengan hawa nafsu yang biasanya ikut hadir bersamaan dengan munculnya keinginan untuk mendekat kepada Allah. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
JANGAN ASAL BERDOA NANTI MENDIKTE ALLAH HATI-HATI BERDOA “Hati-hati berdoa sebab boleh jadi kita mendikte Allah. Boleh jadi doa kita tidak lengkap sehingga walau permohonannya dikabulkan, namun akan muncul pula yang lain yang justru akan membuat kita menderita” Demikian banyak orang bijak memberikan peringatan.
AdissalaM
74
Pernyataan orang bijak tersebut adalah benar sebab Al Quran memang banyak memberikan penjelasan mengenai masalah doa ini. Di antaranya adalah sebagai berikut : • •
Jangan memohon sesuatu yang tidak diketahui dan Allah memperingatkan agar tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan (QS 11:46) dll
ISI DOA DAN CARA BERDOA Di samping kita diperingatkan untuk berhati-hati dalam berdoa, Allah juga memberikan penjelasan mengenai isi doa dan cara berdoa. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : • • • • • •
Bertasbih dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Besar (QS 56:96); Berdoa dengan harap dan cemas (QS 21:90) Menyebut Allah dalam hati, merendahkan diri dengan rasa takut, tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan tidak termasuk orang yang lalai (QS 7:205) Berendah diri dengan suara lembut, rasa takut dan harapan (QS 7:55-56) Mohon kepada Allah dengan menyebut asma ul husna serta meninggalkan orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut asmanya (QS 7:180); Mencontoh doa rasul Allah atau orang-orang yang diberikan kelebihan oleh Allah sebagai manusia yang bertakwa : o : “ ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dalam golongan hamba-hambamu yang saleh” (doa Suilaiman sebagaimana
dicantumkan dalam QS 27:19)
o
o
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku berlindung kepada engkau dari mohon sesuatu yang aku tidak mengetahuinya dan sekiranya engkau tidak memberi ampun kepadaku niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi” (doa Nuh sebagaimana dicantumkan dalam QS 11:47); “Ya Tuhanku sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir mimpi. Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindung dunia dan akhirat. Wafatkan aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orangorang yang saleh” (doa Yusuf sebagaimana dicantumkan dalam QS
12:101);
o o
o
“Ya Allah, Maha Suci Engkau, tidak sia-sia yang Engkau ciptakan maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS 3:190-191); “Kami tidak membeda-bedakan rasul-rasulnya. Kami mendengar dan kami taat. Ampuni kami ya tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. Ya Tuhan kami jangan hukum kami jika kami lupa/ salah, jangan Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami, jangan Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya. Beri maaf kami, ampuni kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir “(QS 2:285-286); “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan ibu-bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
AdissalaM
75
Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ (QS 46:15), dll
Masih banyak ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tentang tatakrama berdoa, baik isi doa maupun caranya. Hal itu bisa diperoleh selain dengan izin Allah juga karena terus-menerus berusaha dengan mempelajari ayat-ayat Allah yang memang telah disediakan untuk manusia. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
ESENSI RUKUN ISLAM (SYAHADAT, INGAT/SHALAT, PUASA, ZAKAT DAN HAJI)
SYARIAT DAN RUKUN ISLAM Allah, Tuhan Semesta Alam, menciptakan beraneka ragam syariat. Di antaranya berupa sembahyang / shalat, puasa, kawin, zakat/ sedekah, dan sebagainya. Dalam prakteknya setiap agama atau kepercayaan mempunyai syariat yang berbeda-beda namun dengan tujuan pokok yang sama yaitu harapan untuk dapat dekat dengan Yang Maha Kuasa sehingga memperoleh keselamatan dan kesejahteraan di sepanjang masa. Aneka ragam syariat yang ada di alam semesta ini – menurut Allah - tidak ada yang sia-sia alias tidak ada yang mubazir (QS 3:190-191). Selalu ada manfaatnya walaupun tidak gampang bagi kita untuk mencari maknanya dan sungguh berat pula untuk melaksanakannya bilamana belum didasari rasa ikhlas. Selanjutnya lantaran adanya syariat pula, banyak orang yang menjadi berbeda pendapat, bertikai dan pada titik kulminasinya lantas berperang. Seolah-olah terjadi kontradiksi antar syariat. Sungguh terasa lucu seperti permainan dan sendau gurau saja di mana syariat yang bertujuan agar dekat dengan Allah untuk memperoleh keselamatan dan kesejahteraan dariNya malahan menyebabkan terjadinya pertikaian atau perang, yang tidak disukai Allah. Dan hal itupun juga tidak sesuai dengan tuntunan dalam agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta naluri dasar manusia bangsa manapun. Itulah kehidupan manusia. Kalau sepi-sepi saja, tidak ada dinamika, tidak ada berita, dirasakan bagi kebanyakan orang seolah-olah bukan hidup. Selanjutnya dalam praktek beragama yang dipelajari dari Nabi Muhammad SAW, dikenal adanya syariat yang kemudian diformulasikan dengan sebutan Rukun Islam.
AdissalaM
76
Dalam syariat yang disebut Rukun Islam tersebut ada lima kegiatan utama yang harus dikerjakan oleh para Muslimin, yakni : membaca dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat dan naik haji. Apakah dalam agama atau kepercayaan lain ada syariat yang demikian ? Kalau ditarik kesimpulan berdasarkan hikmahnya, pada dasarnya seluruh agama atau kepercayaan yang menginginkan keselamatan dan kesejahteraan dunia dan akhirat memiliki hal yang demikian namun dengan cara pelaksanaan yang berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas hikmah Rukun Islam berdasarkan Al Quran sebagaimana dicantumkan dalam butir-butir di bawah ini. SYAHADAT Syahadat, yang terdiri dari dua kalimat dan biasa dibaca setiap rakaat kedua dalam shalat orang Muslim, berbunyi sebagai berikut: “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan lain yang aku sembah melainkan Allah. Aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Kalau ditelaah lebih jauh, maka kedua kalimat tersebut memiliki pengertian sebagai berikut : •
•
Kalau kita bersumpah bahwa tidak ada tuhan lain yang kita sembah melainkan Allah maka berarti kita harus menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena Allah adalah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalau kita sudah bersumpah bahwa kita menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berarti kita harus melakukan perbuatan yang pengasih dan penyayang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan semuanya secara totalitas dan terus menerus mengadakan perbaikan, bukan melakukan perbuatan buruk yang tidak bermanfaat yang didorong oleh sesuatu yang tidak pengasih dan penyayang. Kalau kita berikrar bahwa Muhammad adalah utusan Allah, maka kita harus melaksanakan apa-apa yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al Quran yang telah dibawa oleh utusannya yang bernama Muhammad bin Abdullah, yang di dalamnya antara lain mencantumkan keharusan orang beriman untuk membaca/ memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan Al Quran, tidak membeda-bedakan rasul siapapun, tidak berbuat kerusakan di muka bumi, tidak mempertuhan nafsu, selalu menggunakan akal dan petunjukNya, memaafkan orang lain, tidak bertikai, tidak dengki dan tidak berpecah-belah, yang pada intinya adalah melakukan perbuatan yang pengasih dan penyayang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan semuanya secara totalitas dan terus menerus mengadakan perbaikan, bukan melakukan perbuatan buruk yang tidak bermanfaat yang didorong oleh sesuatu yang tidak pengasih dan penyayang.
Dengan memperhatikan pengertian kedua kalimat syahadat itu secara lebih seksama maka terlihat bahwa kedua kalimat tersebut tidak saling bertentangan dan fokus utama dari kedua kalimat tersebut adalah melakukan perbuatan yang pengasih dan penyayang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan semuanya secara totalitas dan terus menerus mengadakan perbaikan, bukan melakukan perbuatan buruk yang tidak bermanfaat yang didorong oleh sesuatu yang tidak pengasih dan penyayang Dengan memperhatikan, memahami, melaksanakan dan mengajarkan hikmah pengertian kedua kalimat syahadat tersebutlah maka Islam tidak akan menjadi sempit bagi pemeluknya dan akan menjadi universal bagi siapapun. Hikmah dari kedua kalimat itulah yang dimaksudkan oleh Allah sebagai kalimat yang tidak ada
AdissalaM
77
perselisihannya sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini :
Katakanlah : "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: " Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" (QS 3:64) Syahadat untuk pertama kalinya diucapkan oleh manusia pada saat jiwa mau lahir ke dunia (QS 7:172). Setelah itu diucapkan lagi saat seseorang baru memeluk agama yang diturunkan kepada Rasul Muhammad bin Abdullah atau setiap mengerjakan shalat sesuai dengan tuntunan yang ada. Syahadat yang berintikan pengakuan tersebut ternyata tidak cukup hanya diucapkan/ diikrarkan saat jiwa mau lahir atau saat seseorang awal masuk agama yang diturunkan kepada Muhammad namun harus dilakukan berkali-kali pada waktu sesudahnya. Saat matipun, manusia ‘Muslim’ dituntun untuk mengucapkan syahadat agar matinya dalam keadaan ‘Islam’. Fenomena ini tentu ada alasannya. Alasan pokok mengapa syahadat dibaca berulang-ulang adalah karena sering tidak sesuainya antara apa yang diikrarkan dengan apa yang dilaksanakan oleh manusia. Banyak terjadi penyimpangan setelah seorang manusia bersyahadat yang menyebabkan syahadatnya menjadi batal. Karena batal itulah kemudian seorang manusia perlu bersyahadat lagi dan demikian seterusnya berulang-ulang. Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa: • • • • • • • • •
Saat mau lahir ke dunia jiwa bersumpah bahwa Allah adalah Rabb mereka (QS 7:172) namun kemudian menjadi kafir setelah janji kepada Allah (QS 24:55) Sebagian besar manusia tidak beriman karena menyekutukan Allah (QS 12:105) Ada manusia yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (QS 45:23) Ada manusia yang menyembah tandingan Allah dan ada yang mencintainya sebagaimana mencintai Allah (QS 2:165) Yang paling sesat adalah yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (QS 28:50). Orang zalim tidak memakai pengetahuan tetapi nafsu (QS 30:29) Manusia akan tercela dan ditinggalkan bilamana menjadikan tuhan lain selain Allah (QS 17:22) Manusia dihimbau agar tidak menyembah yang tidak memberi manfaat selain Allah agar tidak menjadi zalim (QS 10:106) Ada orang yang beralasan bahwa ia menyembah selain Allah adalah agar ia mendekatkan diri kepada Allah padahal sesungguhnya tidak demikian (QS 39:3)
SHALAT Tujuan shalat adalah agar manusia yang beriman selalu ingat (ikrar/sumpahnya) kepada Allah (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Dengan mengingat Allah maka konsekuensinya adalah keharusan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang Allah. Jadi shalat bukanlah tujuan namun sebagai sarana untuk ingat kepada Allah dan kemudian mengerjakan perintahNya dan menjauhkan diri dari yang dilarangNya. Beberapa ayat yang berkaitan dengan perintah untuk mengerjakan shalat antara lain menjelaskan :
AdissalaM
• •
78
Diwajibkan untuk mendirikan shalat agar selalu ingat kepada Allah (QS 20:14); Shalat diperintahkan kepada manusia agar manusia bersyukur atas nikmat Allah (QS 108 : 1-2), dll.
Semua yang dilakukan oleh manusia adalah untuk manusia, termasuk dalam hal ini adalah melakukan shalat. Apapun yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan dan ditinggalkan tentunya tidak ada yang sia-sia alias selalu bermanfaat. Dalam hal ini manfaat shalat sebagaimana difirmankan oleh Allah adalah agar manusia : • • • • • • • • • • • • •
tercegah dari khawatir dan sedih (QS 2:277); hati menjadi tenteram (QS 13:28); tercegah dari kikir, pelit dan keluh kesah (QS 70:19-23); tercegah dari perbuatan keji dan mungkar (QS 29:45) diberi petunjuk oleh Allah jika orang yang beriman mengalami was-was lalu ingat kepada Allah (QS 7:201) beruntung (QS 62:9-10) tidak menjadi fasik karena malas shalat (QS 9:54) Al Quran menjadi petunjuk (QS 2:2-3) mendapatkan ampunan dan derajat di sisi Allah dan rezeki (QS 8:3-4) mendapat rahmat Allah (QS 24:56) termasuk golongan yang didoakan nabi Ibrahim yaitu yang diikuti oleh sebagian manusia dan mendapat rezeki (QS 14:37) tidak celaka (QS 75:26-35) dibersihkan dari dosa (QS 33: 33), dll
Jadi kalau kita masih was-was, masih pelit, masih keluh kesah, masih bertikai, masih belum memaafkan, masih melakukan perusakan, masih belum menggunakan akal dan Al Quran sebagai petunjuk dan sejenisnya, maka boleh dipastikan bahwa shalat kita masih belum sempurna. Yang salah bukan shalatnya tetapi kita sendiri yang tidak mengerti apa makna shalat. Shalat bukan hanya sekadar kewajiban untuk mengerjakan rukuk-sujud-dll sebanyak lima waktu per hari namun ingat Allah setiap detik setiap saat dan karena itu selalu mengerjakan perintahNya serta menjauhkan diri dari laranganNya. Dengan pengertian ini wajarlah kalau banyak orang yang shalat – termasuk shalat dalam rumah ibadah - sesungguhnya dalam keadaan tidak shalat sebagaimana dijelaskan oleh Allah sebagai berikut : • •
Ada orang dalam masjid yang menyembah orang atau sesuatu disamping menyembah Allah (QS 72:18), dll
PUASA Di kalangan umat Muslim, terdapat beberapa jenis puasa yang dikelompokkan menjadi puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa sunnah antara lain puasa SeninKemis, puasa Syawal, puasa menjelang lebaran haji/Idhul Adha, dll. Puasa wajib di kalangan Muslim adalah puasa di bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan dinyatakan Allah sebagai kewajiban bagi kaum sebagaimana dicantumkan dalam ayatNya yang menjelaskan bahwa :
Muslim
AdissalaM
• •
79
Puasa adalah wajib untuk orang yang beriman seperti yang diwajibkan bagi umat yang terdahulu (QS 2:183-184) dll
Mengapa puasa diwajibkan ? Ada sebabnya, yaitu kecenderungan manusia yang kalau dibiarkan akan menjadi lupa untuk menahan diri atau cenderung untuk berlebih-lebihan. Dengan adanya puasa Ramadhan, misalnya, di saat mana manusia harus menahan makan/ minum dll, manusia dilatih untuk menjadi ingat. Jadi puasa pada hakekatnya adalah menahan diri dari yang berlebih-lebihan, dari yang menyakitkan orang lain atau diri sendiri. Sedangkan adanya waktu-waktu tertentu yang diberlakukan misalnya saja puasa Ramadhan, puasa Syawal, dll adalah sebagai warning time dari Allah agar manusia selalu ingat bahwa dirinya harus menahan diri dan tidak berlebih-lebihan. Dan karena ada warning time pula maka banyak orang melakukan puasa secara bersama-sama atau berjamaah sehingga akan timbul perasaan kebersamaan yang menyebabkan orang tangguh dalam melaksanakan upaya untuk menahan diri dan tidak berlebih-lebihan tersebut. ZAKAT Zakat pada prinsipnya adalah memberikan milik kita yang lebih dari mencukupi untuk orang lain yang lebih memerlukan. Zakat merupakan perintah bagi orang yang beriman, kapan saja di mana saja, baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Beberapa ayat yang berkaitan antara lain menjelaskan bahwa : • •
Kaum beriman diperintahkan untuk mengeluarkan zakat dan melakukan shalat seumur hidup (QS 19:31) Kaum beriman diperintahkan untuk berzakat dalam keadaan lapang dan sempit yang sesuai dengan kemampuan (QS 65:7; 3:34), dll
Semua hal yang diperintahkan Allah selalu memiliki tujuan yang bermanfaat. Dalam hal ini tujuan/ manfaat berzakat seperti yang difirmankan Allah adalah agar manusia: • • • •
tidak termasuk kategori mendustakan agama (QS 107:1-7) tidak merugi dalam berniaga (QS 35: 29-30) tidak termasuk golongan musyrik karena menyekutukan Allah yakni tidak berzakat dan tidak percaya kiamat (QS 41:6-7) memperoleh kemenangan karena beriman, hijrah, berjihad harta (QS 9:20), dll
Kepada siapa zakat diberikan ? Dalam hal ini oleh Allah dijelaskan bahwa zakat diberikan antara lain kepada ibu, bapa, karib, kerabat, hamba sahaya, teman sejawat, tetangga dekat/ tetangga jauh, orang sedang dalam perjalanan, orang miskin/ anak yatim/piatu, budak-budak yang dimiliki, orang yang meminta-minta dan orang yang tidak mendapatkan bagian, dll (QS 4:36; 16:71, dll) Dalam hal cara berzakat, Allah juga telah memberikan penjelasannya. Dijelaskan oleh Allah bahwa pemberian (zakat) tersebut dapat dilakukan dengan cara diamdiam atau dengan terang-terangan (QS 35:29-30, dll). Sedangkan mengenai apa bentuknya telah dijelaskan pula bahwa pemberian (zakat) dapat diberikan dalam bentuk apa saja yang melebihi keperluan namun bukan yang buruk atau yang tidak disukai (QS 2:215, 219, 2:267, dll). Di sinilah letak adilnya
AdissalaM
80
Yang Maha Adil sebab zakat yang boleh dalam bentuk apa saja akan sangat menolong orang yang tidak mempunyai harta atau yang sedang dalam keadaan sempit rezeki. Orang itu bisa memberikan waktunya, pikirannya, tenaganya, dan sebagainya yang tidak langsung berwujud benda atau harta. Dengan demikian pemberian (zakat) sangatlah fleksibel, baik dalam hal cara maupun bentuknya. Tetapi yang justru sering menjadi soal bukanlah cara dan bentuk pemberian (zakat) itu tetapi adalah diri kita sendiri. Godaan untuk pelit dan berhitung-hitung seringkali timbul untuk sesedikit mungkin mengeluarkan harta untuk dberikan atau menunda pengeluaran zakat dan sejenisnya. Di kalangan umat Muslim ada berbagai ragam pemberian (zakat). Ada zakat fitrah, ada zakat harta, ada infaq, ada sedekah, dll. Hal ini perlu dipelajari dan kemudian diterapkan. Namun apapun nama dan bentuknya keikhlasan untuk memberikan apa yang dimiliki tanpa kenal waktu sehingga bermanfaat untuk kemaslahatan dalam arti luas (untuk orang lain dan diri sendiri) itulah yang utama. HAJI Ibadah Haji adalah kegiatan untuk menapaktilasi perjalanan Nabi Ibrahim/Nabi Muhammad sebagai upaya untuk meningkatkan ketakwaan. Ada dua hal yang dapat diambil hikmahnya di sini, yakni perjalanan lahir dan perjalanan batin. Ibadah haji ditinjau dari sisi perjalanan lahir sudah banyak dijelaskan melalui berbagai ragam buku yang terbit. Dalam hal ini perjalanan lahir selama ibadah haji (termasuk kegiatan sunahnya) pada intinya memberikan manfaat antara lain : •
•
Secara langsung melalui panca indera, kita dapat menyaksikan berbagai monumen kebesaran Allah yang dibangun atau pernah disinggahi/ dimukimi oleh para umat yang terdahulu (dari sejak zaman Nabi Adam sampai dengan zaman Nabi Muhammad dan sesudahnya). Melatih diri untuk disiplin dalam hal waktu, tatacara ibadah, bersabar, dsb.
Selanjutnya jika ibadah haji ditinjau dari sisi perjalanan batin – dengan merujuk ayat-ayat yang terdapat dalam Kitab Yang Bercahaya - mempunyai pengertian antara lain sebagai berikut : •
•
Perjalanan haji adalah perjalanan batin karena batin harus tenang, ikhlas, tidak khawatir, tidak sedih, sabar dan sejenisnya. Apakah batin bisa menjadi tenang kalau semua hal yang bersifat duniawi tidak ditinggalkan ?. Apakah semua hal yang bersifat duniawi dapat kita tinggalkan kalau kita masih merasa belum banyak berbuat atau merasa berhutang banyak bagi kehidupan? Perjalanan haji adalah perjalanan batin karena inti dari ibadah tersebut adalah meniru perjalanan batin yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Dijelaskan melalui Al Quran bahwa Nabi Ibrahim dalam ibadah hajinya berdiri di suatu maqam (tempat kedudukan) yang maknanya adalah keadaan batin di mana beliau tidak mempersekutukan Allah dengan apapun (mensucikanNya). Dalam kondisi batin seperti itu beliau masuk ke dalam baitullah (rumah Allah) sehingga menjadi berperasaan aman. Demikian pula setelah selesai ibadah haji, dengan selalu ingat kepadaNya (dalam pengertian menjalankan perintahNya dan menjauhkan diri dari laranganNya), maka kita akan dapat mencapai suasana hati / perasaan yang selalu aman.
AdissalaM
81
Ayat-ayat yang menjelaskan pengertian tersebut di atas antara lain sebagai berikut : • • • •
Ibrahim diberi tempat di Baitullah dan Allah memerintahkan manusia untuk tidak mempersekutukan apapun dengan Allah dan memerintahkan pula untuk mensucikan rumah Allah bagi yang ruku dan yang sujud (QS 22:26) Dengan mengerjakan ibadah haji kita dapat menyaksikan berbagai manfaat dan menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan (QS 22:27-28) Setelah mengerjakan ibadah haji maka kita diwajibkan untuk tetap ingat kepada Allah (QS 2:200) Dalam ibadah haji terdapat tanda-tanda yang nyata dari maqam Ibrahim dan yang memasukinya akan menjadi menjadi aman. (QS 3:97)
Dengan demikian sesungguhnya ibadah haji merupakan pokok dasar dari meditasi tanpa akhir, yakni melakukan perjalanan batin terus menerus tanpa lupa kegiatan duniawi (kegiatan lahir) sehingga mencapai suatu tataran jiwa/ nafsu yang tenang, tidak khawatir, tidak sedih, selalu memberi, dsb. Lalu apakah orang yang tidak mampu secara fisik (karena cacat, dll) dan atau tidak mampu secara finansial tidak bisa mengerjakan ibadah haji sehingga Rukun Islamnya tidak sempurna? Allah Yang Maha Adil tentunya lebih tahu. Dalam kaitan ini bila tidak mampu secara fisik dan atau finansial maka ibadah haji secara lahiriah bukanlah merupakan keharusan. Ibadah haji hanya diwajibkan bagi yang mampu. Dalam hal ini yang lebih dipentingkan oleh Allah dalam ibadah haji adalah adanya perubahan (hijrah) perilaku seorang manusia. Perilaku seorang yang telah mengerjakan haji diharapkan akan menjadi selalu ingat kepada Allah dengan cara mengerjakan semua perbuatan yang baik dan menghindari semua perbuatan yang tidak baik. Jangan sampai terjadi seseorang sudah mengerjakan haji dalam pengertian fisik namun jiwanya masih kotor apalagi kemudian masih mencampuradukkan keimanan dengan kezaliman (QS 6:82, 158), sebagaimana banyak dijumpai di masyarakat. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
LUPA Memang tak ada yang mau tak enak, semua ingin kaya, semua ingin kuasa, semua ingin pasangan ganteng atau cantik, semua ingin punya itu punya ini, dan lantas berebutlah untuk itu. Lupa. Mabuk. Lalu kalau tak bisa, ya yang sedikit tak enakpun jadi, dan lantas berebutlah untuk itu. Lupa. Mabuk Lalu kalau tak bisa lagi, ya terpaksa, yang sangat tak enakpun mau. jadi kulipun mau, malingpun kalau terpaksa mungkin apa boleh buat, agar bisa bertahan hidup, agar tidak menjadi beban orang lain, agar hajad dapat dipenuhi, dan lantas berebutlah untuk itu. Lupa. Mabuk Lupa lupa dan lupa, mabuk mabuk dan mabuk, sering datang kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja, dan karena lupa, dan karena mabuk, dunia jadi gerah, jagad jadi membara. Mudah-mudahan, aku dan kamu tidak berebut, tidak lupa, tidak mabuk. Mudah-mudahan aku dan kamu, punya tiket untuk memanajemeni yang berebut, yang lupa dan yang mabuk, agar tidak berebut, tidak lupa dan tidak mabuk, agar duniamu duniaku tidak gerah, jagad tidak membara, agar duniamu duniaku jadi adem ayem makmur sejahtera Mantan Sastrawan Batangan Cibinong, 27 Mei 1995
82
AdissalaM
83
HATI-HATI MENYATAKAN HALAL-HARAM HALAL HARAM SERING DISALAHGUNAKAN Halal-haram seringkali disalahgunakan orang (termasuk di antaranya justru oleh para ahli kitab / ulama/ orang cerdik-cendekia / dll) untuk membenarkan maksud kepentingannya, baik kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Akibat penghalal-haraman sesuatu, maka seringkali timbullah polemik antara yang mengharamkan dengan yang tidak. Masing-masing mempunyai landasan atau alasan dengan tingkat kekuatan yang berbeda-beda. Agar tidak rancu mengenai masalah halal-haram tersebut alangkah bijaksananya bilamana kita kembalikan lagi kepada Allah dan rasulNya sebagaimana dijelaskan dalam bab-bab berikut ini. APA YANG DISEBUT HALAL-HARAM ? Yang disebut halal pada dasarnya adalah segala sesuatu yang baik sementara yang disebut haram adalah segala sesuatu yang buruk sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : • • • • • •
• • •
Manusia agar menghalalkan yang baik-baik (QS 5:5); Allah menyuruh mengerjakan yang makruf dan menghalalkan yang baik (QS 7:157); Yang diharamkan oleh Allah adalah perbuatan keji yang nampak dan tersembunyi, melanggar hak tanpa alasan, perbuatan syirik (QS 7: 33) Allah menghalalkan makanan yang halal lagi baik dan Allah melarang orang menyatakan “Ini halal dan itu haram” (QS 16:114-116) ; Makanan yang diberikan kepada orang-orang yang diberi Al Kitab halal bagi kaum beriman dan makanan kaum beriman halal bagi orang-orang yang diberi Al Kitab (QS 5:5) Dihalalkan bagi kaum beriman untuk mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelumnya bila telah membayar mas kawin dengan maksud nikah, tidak untuk zina dan tidak untuk dijadikan gundik (QS 5:5) Allah menghalalkan makanan yang halal lagi baik (QS 18:114, 116) Allah menjelaskan bahwa khamar dan judi ada dosa besarnya dan ada pula manfaatnya namun lebih banyak dosa daripada manfaatnya (QS 2:219) Allah hanya mengharamkan bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disebut selain Allah. Namun yang terpaksa memakannya padahal tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas tidak berdosa karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QS 2:173), dll
Dengan demikian pengertian halal-haram sangatlah luas. Bukan hanya menyangkut masalah makanan saja namun juga berkaitan dengan masalah perbuatan. Dalam hal ini dapat disimulasikan beberapa kasus antara lain sebagai berikut : •
Sesuatu yang dikatakan haram bisa menjadi halal bilamana keadaannya memaksa. Sebaliknya juga akan berlaku yang demikian. Sebagai contoh, umat
AdissalaM
•
•
•
84
Muslim diharamkan memakan daging babi dan tidak diharamkan untuk memakan daging sapi. Namun bila umat Muslim berada di India dan dengan semberononya memakan daging sapi di hadapan umat Hindu maka bisa jadi ia akan celaka sebab di India sapi merupakan binatang yang disucikan. Jadi memakan daging sapi pada saat berada di India bagi umat Muslim adalah suatu perbuatan yang buruk dan ini berarti haram sesuai firman Allah tersebut di atas. Pengertian mabuk dapat diidentikkan atau hampir sama artinya dengan lupa sehingga yang bersangkutan berbuat melampaui batas yang berakibat pada timbulnya kerusakan baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Mabuk atau lupa bisa terjadi karena banyak hal, tidak hanya karena minuman keras, tetapi bisa pula karena terlalu banyak makan jengkol, makan durian, dan sejenisnya. Jika makan jengkol, misalnya, membuat orang mabuk, maka berarti merupakan perbuatan yang buruk yang dalam hal ini diharamkan. Suatu saat dalam perang, Umar bin Khattab yang terluka oleh pihak musuh kemudian mengejar musuh yang telah melukainya. Musuh tersebut sudah hampir berhasil dibunuh oleh Umar namun Umar mengurungkan niatnya sehingga musuh tersebut selamat dan kemudian pergi meninggalkan Umar. Ketika Umar ditanya oleh para sahabatnya mengapa ia berbuat demikian, Umar menjawab bahwa pada saat itu ia berada dalam keadaan sangat bernafsu untuk membunuh orang yang sudah berada di ujung pedangnya karena orang itu telah melukainya. Namun tiba-tiba Umar merasa seolah-olah diingatkan bahwa tidak boleh mengedepankan nafsu dalam hal apa saja – termasuk dalam membunuh makhluk yang berjiwa – maka Umar pun mengurungkan niatnya. Rupanya Umar berusaha untuk tidak berbuat ‘syirik’ sebagaimana yang diharamkan oleh Allah (QS 7:33). Umar telah berusaha untuk tidak menjadikan hawa nafsu lebih dominan daripada Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang. dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
85
MUDAH-MUDAHAN KITA TIDAK TERMASUK MANUSIA YANG MENGANIAYA DIRI SENDIRI ORANG YANG MENGANIAYA DIRINYA SENDIRI ADALAH ORANG YANG MERUGI Walaupun tidak menganiaya orang lain namun banyak orang tanpa sadar telah melakukan perbuatan yang termasuk kategori menganiaya dirinya sendiri. Oleh Tuhan Semesta Alam dinyatakan bahwa orang yang menganiaya dirinya sendiri akan termasuk golongan orang yang merugi (QS 7:23). Orang yang menganiaya dirinya sendiri disebut oleh Allah sebagai orang yang kafir (QS 16:33). Hanya Allahlah yang mengetahui tentang apakah seseorang berbuat aniaya ataukah tidak (QS 2:95). Dalam hal ini ditegaskan oleh Allah bahwa bukan Allah yang menganiaya mereka namun merekalah yang menganiaya dirinya sendiri (QS. 2:57; 7:160; 9:70; 43:74-76; 11:101). Allah Yang Maha Bijaksana memberikan banyak contoh kasus mengenai orang yang menganiaya dirinya sendiri. Tidak hanya kasus pada tingkatan orang kebanyakan namun juga pada tingkatan orang yang dianggap dekat dengan Allah, yakni tingkatan nabi. Pada tingkatan Nabi, Allah memberikan banyak contoh kasus. Namun yang dijadikan rujukan di sini adalah kasus Nabi Musa. Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran, Nabi Musa pernah memohon ampun kepada Allah SWT karena merasa menganiaya diri sendiri (dengan menggunakan hawa nafsu) sehingga menyebabkan orang lain mati (QS. 28:15-17). APA YANG DISEBUT MENGANIAYA DIRI SENDIRI? Perbuatan yang dikategorikan sebagai perbuatan yang menganiaya diri sendiri difirmankan oleh Allah antara lain sebagai berikut : • • • • • • • •
Menjadikan anak lembu sebagai sesembahan (kasus kaum Nabi Musa) (QS. 2:54) Melakukan perbuatan riba (QS. 2:279) Berbuat zalim walaupun menafkahkan harta (QS. 3:117) Tidak mau hijrah untuk mencari karunia Allah sehingga tertindas di negerinya padahal bumi Allah sangat luas (QS. 4:97) Bersumpah dengan menyombongkan diri bahwa kesaksiannya lebih layak diterima daripada kesaksian orang lain (QS. 5:107) Mendustakan rasul-rasul (QS. 9:70) Menyembah / menyeru selain Allah (QS. 11:101) Mengikuti hawa nafsu dengan menolong orang berdosa (QS. 28:15-17), dll
AKIBAT MENGANIAYA DIRI SENDIRI Apa akibat menganiaya diri sendiri ?. Akibat menganiaya diri sendiri terdiri dari berbagai tingkatan dan yang paling ekstrim adalah kebinasaan. Secara garis besar akibat dari menganiaya diri sendiri antara lain adalah : •
Merugi dan Allah tidak mengampuni dan memberi rahmat (QS. 7:23)
AdissalaM
• • • • •
• • •
86
Musnah karena mendustakan rasul-rasul (QS. 9:70) Binasa (QS. 11:101) Diazab (QS. 14:44-45) Ada yang diharamkan oleh Allah (QS. 16:118) Disiksa Allah dengan berbagai bentuk kemungkinan siksa yakni ada yang ditimpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang dibenamkan ke dalam bumi dan ada yang ditenggelamkan (QS. 29:40) Harapan orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri tidak akan memberi manfaat kepada mereka pada saat dihisab (QS. 43:39) Kekal di dalam azab neraka yang azabnya tak diperingan dan di dalamnya mereka berputus asa. (QS. 43:74-76) Menjadi buah bibir dan Allah menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. (QS. 34:19), dll.
JIKA MANUSIA YANG MENGANIAYA DIRINYA SENDIRI MAU BERTAUBAT Ada kalanya orang yang menganiaya dirinya sendiri - atas kehendak Allah - kemudian menjadi sadar dan setelah itu bertaubat. Allah akan mengampuni orang yang demikian sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : • • • •
Jika manusia bertaubat dari perbuatan riba dan kemudian meninggalkannya maka mereka tidak menganiaya dan tidak dianiaya (QS. 2:279) Jika orang-orang yang sebelumnya telah mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri namun kemudian ingat dan memohon ampun kepada Allah serta tidak melanjutkannya maka mereka akan diampuni Allah (QS. 3:135) Jika orang-orang yang menganiaya dirinya datang kepada rasul Allah lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, maka Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS. 4:64) Jika orang-orang yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri kemudian memohon ampun kepada Allah, maka ia akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 4:110)
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
87
BERBUAT BAIK NAMUN HATI-HATI MENOLONG SEBAB BISA DIAZAB PERINTAH UNTUK BERBUAT BAIK Allah tidak pernah memerintahkan manusia untuk bermusuhan, membunuh, merusak milik orang lain. Bahkan Allah tidak pernah memerintahkan kepada kita untuk membunuh orang jahat atau membunuh biang keladi dari kejahatan itu sendiri yakni iblis dan syaitan. Perintah Allah sebagaimana kita ikrarkan dalam kalimat syahadat yang pertama adalah menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang berarti kita mesti berbuat kasih dan sayang kepada semua makhluk – termasuk diri kita sendiri - sebagai perwujudan yang nyata dari ikrar tersebut. Beberapa ayat yang berkaitan dengan perintah agar berbuat baik kepada sesama makhluk antara lain adalah : • •
Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua, karib/kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga / sejawat, ibnu sabil, hamba sahaya (QS.4:36), Memberi makan seorang manusia berarti memberi makan semua manusia sedangkan membunuh seorang manusia berarti membunuh semuanya (QS 5:32), dll
MENOLONG SEBAGAI SALAH SATU BENTUK BERBUAT BAIK DAN DAMPAKNYA Menolong adalah salah satu bentuk dari berbuat baik. Karena berbuat baik adalah kewajiban, maka menolongpun merupakan kewajiban pula. Bahkan Allah memberikan perintah kepada manusia yang beriman untuk menolong orang musyrik yang datang meminta pertolongan dan mengantarkannya ke tempat yang aman agar orang tersebut sempat mendengar ayat-ayat Allah (QS 9:6). Namun dalam kenyataannya mengapa banyak orang yang menolong orang lain lantas kecewa atau susah di kemudian harinya ? Berbagai contoh bahwa menolong orang lain malahan menyebabkan susah antara lain adalah: • • •
meminjami uang orang yang punya potensi tidak akan mampu / tidak mau mengembalikan uang, menolong orang namun yang ditolong itu malah berbuat hal-hal yang berdosa, menyembuhkan orang tanpa melihat dulu orang yang disembuhkannya dan akhirnya yang membantu menyembuhkan malahan menjadi sakit (kasus dukun)., dll
Mengapa menolong menjadi susah ? Jawabnya sederhana, yaitu karena si penolong melakukan tindakan yang sembarangan saja dalam menolong orang. Padahal yang ditolong itu mungkin sedang diazab oleh Allah karena perbuatan-perbuatannya sebelumnya. Beberapa ayat Allah yang bermakna bahwa belum tentu menolong akan mendapat ridhaNya antara lain adalah :
AdissalaM
• • • •
88
Kaum beriman sekali-kali bukan menjadi penolong orang-orang berdosa (QS 28:17). Kaum beriman tidak boleh meminta Allah menyegerakan sesuatu karena Ketentuan dari Allah telah pasti datangnya (QS 16:1) Orang-orang zalim tidak ada mempunyai penolong (QS 2:270) Permohonan ampun dari kaum beriman bagi mereka yang diazab sama saja hasilnya dengan tidak dimohonkan ampunan karena Allah tidak akan memberikan ampunan (QS 9:75-80), dll
Ada suatu contoh yang menarik terjadi tahun 1990-an. Seorang pilot Indonesia terbang ke Ethiopia yang sedang dilanda kekeringan panjang. Ia mendapat tugas dari pemerintah Indonesia untuk mengangkut bahan makanan bagi rakyat yang kelaparan. Namun ia tidak dapat mendarat sebab saat mau mendarat ia ditembaki dari bawah. Mengapa ditembaki dari bawah ? Rupanya di bawah, di daratan Ethiopia, sedang terjadi perang saudara. Setiap pihak yang berperang tidak menghendaki lawannya mendapat jatah makanan sehingga daripada jatuh ke tangan musuhnya mereka menembaki pesawat yang akan menurunkan makanan. Kalau dipaksakan mendarat tentunya sang pilot akan mati tertembak. Akhirnya sang pilot tidak jadi mendaratkan pesawatnya dan penduduk yang kelaparan yang tidak ikut perang tidak jadi mendapatkan pertolongan dengan segera. Di sini terbukti bahwa walaupun manusia akan menolong orang lain yang sedang susah namun kalau Allah belum menghendakinya pertolongan tersebut tak akan terlaksana. Kalau sang pilot tidak menggunakan akalnya alias bernafsu untuk terus mendaratkan pesawatnya tentunya ia dan pesawatnya akan tertembak. MENGAPA HARUS HATI-HATI MENOLONG ? Ada manusia yang sedang diazab dan ada pula yang sedang diberi cobaan oleh Allah. Keadaan itu perlu dibedakan agar kita tidak salah dalam menyiikapi permintaan orang lain yang datang meminta tolong. Dalam hal ini orang yang sedang dicoba (mengalami percobaan) dijelaskan oleh Allah sebagai berikut : • • •
Manusia dicoba dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan, berita gembira bagi orang-orang yang sabar (2:155) Cobaan adalah pengujian keimanan terhadap KeIslaman seseorang (2:214) Orang yang beriman dan beramal saleh tetapi tidak sabar tidak akan mendapat pahala (28:30), dll
Sedangkan orang-orang yang diazab oleh Allah dijelaskanNya antara lain sebagai berikut : • • • •
Orang yang diberi azab pedih adalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah sehingga tidak akan diberi petunjuk oleh Allah (QS 16:104). Orang yang diazab / dihina adalah orang yang tidak menyampaikan/ menyembunyikan ayat-ayat Allah (QS 2 : 174, 159) Orang yang diazab adalah orang yang berputus asa dari rahmat Allah (QS 29:23) sehingga mereka berbuat melampaui batas (QS 39:53) Orang yang dibinasakan dengan sekonyong-konyong dan terang-terangan adalah orang yang zalim (QS 6:47)
AdissalaM
•
• • • •
89
Orang yang celaka adalah orang – orang yang : o Suka mengumpat, mencela, menghitung-hitung dan menyangka bahwa hartanya akan dapat mengekalkan hidupnya (QS 104:1-9) o Shalat namun lalai akan shalatnya, berbuat riya dan enggan memberikan barang yang berguna (QS 107:1-7) o Tidak shalat, dustakan dan berpaling, serta sombong (QS 75:26-35) o Mempersekutukan Allah (QS 41:6), yaitu orang-orang orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya (QS 25:43; 28:50, 45:23) dan menyembah tandingan Allah dan mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah (QS 2:165) Orang yang terkutuk adalah orang yang banyak berdusta, orang yang terbenam dalam kebodohan dan lalai (QS 51:10-11) Orang yang masuk neraka adalah orang yang melanggar hak dan berbuat aniaya (QS 4:29-30) Orang yang ditimpa musibah karena kesalahan mereka sendiri (Cerita Perang Badar, QS 3:165) Orang yang disempitkan rezekinya adalah orang yang tidak memuliakan anak yatim, tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin, memakan harta dengan cara mencampuradukkan antara yang halal dengan yang bathil dan lebih mencintai harta (QS 89:15-20), dll.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, orang yang diazab adalah orang yang kafir, zalim, tidak beriman dan berdosa. Mereka memiliki ciri-ciri sehingga akan memudahkan bagi manusia yang beriman untuk menentukan langkah-langkah yang paling bijakasana dan diridhai Allah dalam menghadapi kedatangan orang yang memerlukan pertolongan. Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa : • • • •
Orang yang berdosa / kafir dapat dikenal dari tanda-tandanya (QS 22:72; 55:41) Orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat mempunyai sifat yang buruk (QS 16:60) Orang zalim tidak menggunakan pengetahuan namun memakai hawa nafsu dan tidak ada penolong bagi mereka (QS 30:29) Orang kafir berbuat kerusakan (QS 16:88)
Dengan demikian dapat diambil hikmahnya bahwa jika kita menolong tanpa menggunakan akal dan petunjukNya maka ada kemungkinan akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Bila perbuatan itu kita lakukan maka kita akan termasuk golongan yang zalim. Beberapa ayat di bawah ini adalah rujukannya yang mana dijelaskan bahwa : • •
Sebagian dari orang zalim menjadi penolong bagi lainnya, sedangkan Allah menjadi penolong bagi orang-orang yang bertakwa (QS 45:19) Kisah Musa yang secara tidak sengaja menolong orang yang berdosa sehingga ia meminta ampun kepada Allah (QS 28:1´-19), dll
Jadi siapakah yang sesungguhnya menjadi penolong ? Jawabnya adalah bukan kita yang menolong tetapi Allahlah yang menolong sebagaimana disebut dalam ayat-ayat berikut : • • •
Allah menolong siapa saja yang dikehendakinya (QS 30:5) Allah yang menyembuhkan orang sakit (QS 26:80) Allah yang menyembuhkan penyakit dalam dada (QS 10:57), dll.
AdissalaM
90
Dalam kasus pertolongan Allah untuk manusia yang dikehendakiNya, bisa jadi kita berfungsi sebagai mediatornya namun bisa jadi pula orang lain yang menjadi perantaranya. Jadi pertolongan tidak selalu harus diberikan oleh kita. KIAT MENOLONG AGAR MEMPEROLEH RIDHANYA Jadi apa yang perlu dilakukan agar pertolongan yang diberikan kepada orang lain tidak menyebabkan susah?. Yang paling mudah kita lakukan adalah bertanya terlebih dulu kepada Allah Yang Maha mengenai apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap orang yang datang meminta pertolongan kepada kita. Mengapa demikian ? Karena pada dasarnya apa yang ada di sekeliling kita itu adalah ayat-ayat Allah yang harus kita baca/ perhatikan dan kemudian kita mohonkan apa hikmahnya (QS 27:75; 18:109; 31:27). Allah Yang Maha Menjawab akan memberikan petunjuk – sesuai dengan janjiNyakepada yang bermohon kepadaNya secara ikhlas. Kemudian berdasarkan petunjuk itulah kita dapat melakukan berbagai tindakan yang sesuai dengan orang yang datang meminta pertolongan tersebut. Dengan cara inilah kita telah berusaha untuk melakukan pertolongan dengan tidak menggunakan hawa nafsu namun dengan menggunakan pengetahuan. Secara lebih deskriptif tatakrama yang dapat kita lakukan dalam memberikan pertolongan kepada orang yang datang meminta tolong sementara kita sendiri tidak diazab karena salah menolong adalah sebagai berikut : • •
• • • • •
Memohon kepada Allah agar diberi perlindungan dari perbuatan syaitan dan iblis yang terkutuk pada saat kedatangan orang yang meminta bantuan/pertolongan. Memohon kepada Allah agar ditambahi pengetahuan mengenai hikmah kedatangan orang yang meminta bantuan/pertolongan serta sekaligus memohon mengenai apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap orang yang bersangkutan agar diridhai oleh Allah SWT. Bertanya kepada yang bersangkutan mengenai apa yang menjadi penyebab sehingga ia meminta pertolongan. Mengajak orang yang bersangkutan untuk merenungkan kembali satu per satu kesalahan/kekurangannya terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengannya Setelah yang bersangkutan mengetahui kesalahannya, maka orang tersebut diajak untuk memohon ampun kepada Allah karena hanya Allahlah yang mampu menyembuhkan/ menolong. Mengajak yang bersangkutan untuk segera mengadakan perbaikan yang intinya adalah berbuat baik kepada pihak-pihak yang berkaitan dengannya, termasuk kepada dirinya sendiri. Setelah selesai, maka kita sendiri juga memohon ampun bila salah dan lupa dalam melaksanakan perintahNya dan menjauhkan diri dari laranganNya sekaligus menghaturkan puji syukur ke hadiratNya.
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
91
PRINSIP DASAR BEKERJA AGAR MENCAPAI CITA-CITA TOTAL BUKAN PARSIAL & TIDAK SIA-SIA DALAM HIDUP MENGAPA HARUS BEKERJA ? Tidak mungkin bagi kita bisa hidup tanpa menggerakkan raga atau tidak bekerja sama sekali kecuali kalau kita cacat sehingga perlu dibantu oleh orang lain. Bahkan kalau memungkinkan – sebagai upaya untuk mencapai tingkat atau harkat kemanusiaan yang lebih tinggi - kita justru harus memberikan kontribusi yang lebih besar untuk mengurangi beban masyarakat, antara lain dengan menciptakan lapangan kerja atau memberi pekerjaan kepada orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Bekerja – berdasarkan ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah dalam Al Quran merupakan perintah dari Allah. Mengapa manusia diperintahkan bekerja? Allah menjelaskannya antara lain bahwa: • • • •
Bekerja merupakan bukti bahwa yang bersangkutan menjalankan perintah, menyembah dan bersyukur kepada Allah (Q.S.9:105, QS. 6:161,162), Bekerja merupakan perwujudan dari usaha manusia agar tidak termasuk golongan yang hanya pandai berkata saja (QS 61: 2), Bekerja merupakan usaha manusia agar tidak termasuk orang yang merasa dirinya telah cukup (QS. 92:1-13) Bekerja merupakan cara untuk mengubah nasib (QS. 13:11, 17:15), dll.
Jadi manusia yang tidak mau bekerja pada hakekatnya adalah manusia yang tidak bersyukur, tidak menjalankan perintah, tidak menjalankan amanah, tidak menyembah Allah dan hanya sekadar berkata di mulut saja. Manusia yang tidak mau bekerja dengan sendirinya pula tidak akan berubah nasibnya dan akan menjadi beban bagi lingkungannya. APA SAJA YANG MUNGKIN DIHADAPI SEBELUM / SELAMA/ SESUDAH BEKERJA ? Manusia - selama bekerja - akan silih berganti menjumpai berbagai hal yang menurut manusia pada umumnya dirasakan tidak mengenakkan. Beberapa di antara yang disebut tidak mengenakkan itu antara lain adalah : • • • • • • •
Adanya kesulitan / kesempitan / cobaan / musibah / azab, kawan atau saudara – kalau tidak berhati-hati - bisa menjadi musuh, keganasan lingkungan perasaan gagal / tidak sukses, KKN, gila kerja, depresi (stress), kecelakaan kerja, sakit/mati, dll.
Semua yang dianggap manusia tidak mengenakkan tersebut di atas memang sudah digariskan olehNya akan selalu terjadi di mana saja, kapan saja dan mengenai siapa saja yang dikehendakiNya. Gunanya adalah sebagai alat bagi Allah untuk menguji manusia beriman siapa yang paling baik takwanya atau sebagai alat bagi Allah
AdissalaM
92
untuk menghukum / membinasakan manusia yang zalim. Referensi yang berkaitan dengan hal ini menyatakan bahwa : • • • •
Allah hendak menguji manusia untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya (QS 67:1-2) Allah mencoba manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan dan berita gembira bagi orang-orang yang sabar (QS 2:155-157) Manusia menjadi binasa karena dipalingkan dari kiamat oleh orang-orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh yang mengikuti hawa nafsu (QS 20:15-16) Manusia akan mengalami kerugian dalam perniagaannya karena tidak membaca Al Kitab, tidak shalat, tidak zakat (QS 35:29-30), dll
KIAT BEKERJA AGAR MENCAPAI SELAMAT SEJAHTERA Dengan memahami adanya berbagai kemungkinan yang tidak mengenakkan selama bekerja maka kita perlu balik kembali ke tujuan utama bekerja. Hanya dengan cara itu hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut dapat di balikkan menjadi sesuatu yang mengenakkan dan kita sendiri akan ikhlas menjalaninya. Bekerja pada intinya adalah memberikan kasih sayang kepada diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan kemampuan kita sebagai perwujudan dari ikrar kita dalam Syahadat. Dalam ikrar tersebut kita menyatakan bahwa tidak ada tuhan lain lain yang kita sembah kecuali menyembah Allah dan mengakui Muhammad sebagai rasul Allah. Dengan prinsip ini maka kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi (termasuk di antaranya mau mendengar) bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik atau bekerja. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan. Itulah konsep dasar dari bekerja yang dalam prakteknya secara rinci telah pula dituntun oleh Allah dalam Al Quran. Tuntunan dari Allah mengenai bekerja agar selamat sejahtera tersebut di atas antara lain sebagai berikut : •
•
Mengadakan silaturakhmi (QS 4:1,36), walaupun Allah mencampurbaurkan manusia dan merasakan kepada sebagian manusia keganasan sebagian yang lain (Q.S. 6:65), yang dalam hal ini berarti : • Berbuat baik kepada ibu / bapak, karib-kerabat, tetangga dekat / jauh, teman sejawat, fakir miskin, yatim / piatu, hamba sahaya, orang-orang yang sedang dalam perjalanan (QS. 4:36). • Menyampaikan sesuatu yang baik yang kalau tidak dilaksanakan kita akan diazab / dihinakan (Q.S. 2:174,159) • Tidak memaksakan kehendak, tetapi mengajarkan/memberi peringatan / mengabarkan berita gembira/ membacakan ayat-ayat (QS 50:45, QS. 88:2122, QS. 10 : 99), yang disampaikan dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS. 6:125). • Melakukan musyawarah, berlaku lemah lembut (QS. 3:159), dan berbicara tanpa hawa nafsu (QS. 53:3), tidak berselisih, tidak dengki, selalu mengimani ayat-ayat Allah (QS. 3:19). Tidak mengikuti sebagian besar manusia yang tidak beriman / mempersekutukan Allah / mencintai tandingan Allah (QS 12 : 105; 2:165); tidak menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan (QS 45:23, 28:50) agar tidak tercela, ditinggalkan dan tersesat (QS 17:22; 38:26), tidak termasuk golongan zalim (QS 30:29; 10:106; 10:100).
AdissalaM
• • • • • • • • • • • • • • • • • •
• •
93
Memuliakan anak yatim, menganjurkan memberi makan orang miskin, berniaga dengan jalan halal, tidak mencintai harta yang dimiliki (QS. 89:15-20). Menafkahkan di waktu sempit dan lapang (Q.S. 3:134, 65:7) Berusaha dengan sungguh-sungguh (QS.17:17-19). Memahami bahwa hasil kerja tergantung pada usaha yang dilakukan (QS. 53:39), bukan angan-angan kosong yang dibangkitkan oleh setan (Q.S. 4:118-120) Tidak tergesa-gesa dalam mencapai sesuatu (Q.S. 21:37) karena tidak semua cita-cita dapat dicapai (Q.S. 53:24-25). Bekerja sesuai keadaan (Q.S. 39:39) dan tidak melampaui batas (Q.S. 11:112) sebab melampaui batas adalah putus asa dari rakhmat Allah (Q.S. 39:53) dan jika putus asa akan diazab (Q.S. 29:23) Bersegera mewujudkan niat baik namun hasilnya tidak boleh diminta segera datang (QS.21:90, 37) Memakai pengetahuan dan tidak terburu nafsu dalam kegiatan apa saja termasuk selama bekerja (Q.S. 30:29) Membangun/tidak merusak agar tidak termasuk golongan zalim (QS. 16:88) Memahami bahwa ada kesulitan dan kemudahan (QS. 94 : 5-7), kelapangan dan kesempitan (QS 65: 7), ada cobaan (Q.S. 2:155-157) dan azab (Q.S. 89 :15-20). Bersabar saat ada cobaan (Q.S.2:155-157) sebab kalau tidak sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (Q.S. 28:30) Bertakwa, mengadakan perbaikan, ingat Allah (sholat) untuk mencegah khawatir / sedih hati (QS.7:35) dan agar hati tenteram (QS. 13:28). Beriman kepada Allah agar diberi petunjuk dalam hati / melapangkan dada (QS. 64:11; 6:125) Selalu ingat pada Allah agar pada saat was-was diberi petunjuk oleh Allah tentang kesalahannya (Q.S. 7:201) Tidak mengumpat/mencela/prasangka/olok-olok (QS. 104:1; 49 : 11-13) Melakukan shalat (ingat) untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar (Q.S. 29:45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai shalat untuk mencari karunia Allah dan selalu mengingatNya agar beruntung (QS. 62:9-10) Terus- menerus berbuat baik agar terus-menerus diberi hikmah (Q.S. 12:22, 28 : 14) Menggunakan akal : • Allah murka kepada yang tidak menggunakan akal (QS 10:100)dan memperingatkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan (Q.S. 11:46). • Selalu membaca alam semesta /Al-Qur'an (QS. 3:190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS. 39:18), bertanya kepada yang berpengetahuan bilamana tidak tahu (Q.S. 16:43) • Memenuhi janji, tidak merusak janji, tidak membatalkan sumpah (QS 13:1920, QS 17 : 34; 16:91) Tidak terlampau gembira dengan apa-apa yang diterima (Q.S. 57:22-23) Meminta perlindungan dari perbuatan setan / iblis dan dari kejahatan makhluk lainnya (Q.S. 114:1-6; Q.S. 113:1-5, Q.S. 16:98), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
AKU TAHU AKU BISA Tak ada yang aku tak tahu, kalaupun aku tak tahu, karena aku memang belum belajar untuk tahu, karena aku tidak atau belum diberi jatah untuk tahu. Tak ada yang aku tak bisa, kalaupun aku tak bisa, karena aku memang belum belajar untuk bisa, karena aku tidak atau belum diberi jatah untuk bisa. Karena aku mengaku makhluk mulia, wakil Sang Pencipta Semesta, maka aku mesti belajar untuk tahu dan bisa. dan oleh karena tahu dan bisa, hanya milik Sang Maha Tahu Maha Bisa maka aku mohon tahu aku mohon bisa kepada Yang Maha Tahu Maha Bisa sekaligus mohon kemauan, kekuatan dan perlindungan kepada Yang Maha Berkehendak, Maha Kuat, Maha Melindungi, agar tahu dan bisaku itu selalu bisa bermanfaat, tidak membeku sia-sia, selalu berjalan di jalan lurus, yang dimuliakan oleh Sang Pencipta Semesta. Cibinong 27 Mei 1995 Diambil dari kumpulan puisi makna hidup “Kong Kali Kong” dari Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
94
AdissalaM
95
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN LAKI-LAKI & WANITA WANITA TIDAK SELALU LEMAH GEMULAI Wanita – dalam banyak syair ataupun lagu tempo dulu – seringkali digambarkan sebagai makhluk yang halus, lemah lembut, lemah gemulai, pasif dan tugasnya adalah di dapur, di rumah dan mengasuh anak-anak. Sebaliknya pria digambarkan sebagai makhluk yang kekar, aktif, seringkali berwatak dan berwajah kasar, aktif dan tugasnya mencari nafkah dan bila bila perlu berperang. Namun semakin hari definisi itu menjadi rancu dengan hadirnya wanita yang gagah berani, mencari nafkah sendiri untuk keluarganya bahkan mampu menghajar lakilaki dan berperang. Sementara itu banyak dijumpai laki-laki yang berwatak halus, diam di rumah (sementara istrinya ke kantor), dll. Dari sisi itu bisa dilihat bahwa ada persamaan dan perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam hal fisik dan fungsi. Ada perempuan yang memang fisik dan fungsinya sebagai wanita. Ada perempuan yang fisiknya perempuan namun fungsinya laki-laki. Ada perempuan yang fisiknya laki-laki (walaupun jenis kelaminnya tetap wanita) namun fungsinya sebagai wanita. Ada pula perempuan yang fisik dan fungsinya seperti laki-laki. Demikian pula bagi pria juga berlaku hal yang sama. PERBEDAAN FISIK DAN FUNGSI Normalnya dalam hal fisik, laki-laki berbeda dengan wanita. Laki-laki – normalnya – mempunyai postur tubuh yang gagah dan besar, suara yng umumnya berat dan keras, memiliki buah zakar, alat kemaluan yang menonjol keluar dan bisa menegang, tidak mempunyai buah dada yang dapat mengeluarkan air susu, dll. Sementara itu wanita memiliki postur tubuh yang langsing, mempunyai buah dada yang dapat mengeluarkan air susu sehabis melahirkan,, mempunyai alat kelamin seperti kue apam atau carabikang, dan umumnya bersuara kecil dan lembut dll. Namun perbedaan fisik tersebut dapat menjadi baur manakala terjadi optimasi. Artinya ada laki-laki yang gagah namun suaranya lembut. Ada perempuan yang cantik namun suaranya berat seperti laki-laki-laki, dan sejenisnya. Wanita dalam hal ini sebagai isteri, menurut firman Allah, berfungsi di antaranya sebagai tempat laki-laki melepaskan rasa rindu/kangen dan mendapatkan rasa tenteram. Demikian pula sebaliknya sehingga diibaratkan oleh Allah bahwa keduanya merupakan pakaian bagi masing-masing. Sedangkan laki-laki berfungsi di antaranya sebagai pemimpin kaum wanita karena kelebihannya dalam hal memberikan nafkah. Menurut fungsinya pula wanita akan mengandung dan melahirkan anak sebagai akibat lebih lanjut dari masuknya bibit manusia yang dikeluarkan oleh laki-laki. Beberapa firman Allah yang berkaitan dengan fungsi laki-laki dan wanita antara lain menjelaskan dengan garis besar sebagai berikut :
AdissalaM
• • • • •
96
Isteri adalah pakaian bagi suaminya dan suami adalah pakaian bagi isterinya (QS 2:187); Allah menciptakan isteri-isteri dari jenis laki-laki itu sendiri, agar laki-laki tersebut cenderung dan merasa tenteram kepada wanita dan dijadikanlah rasa kasih sayang di antara mereka (QS 30:21); Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebagian laki-laki terhadap sebagian wanita dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian hartanya (QS 4:34), Isteri adalah (seperti) tanah tempat tempat suami bercocok tanam (QS. 2:223) Isteri mengandung anak setelah dicampuri oleh suaminya (QS. 7:189)
PERSAMAAN DERAJAT WANITA DI HADAPAN ALLAH Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan wanita (QS 35:11; 75: 3-40). Di hadapan Allah, lelaki / pria sama saja derajatnya dengan perempuan/ wanita sebagaimana dijelaskan berikut ini : • •
Siapa-saja laki-laki atau wanita yang beramal saleh dalam keadaan beriman akan diberi Allah kehidupan yang baik (QS 4 : 124-125 ; 16 :97). Laki-laki dan wanita yang muslim, mukmin, tetap taat, benar, sabar, khusuk, bersedekah, berpuasa, memelihara kehormatan dan banyak menyebut asma Allah, akan diberi Allah ampunan dan pahala yang besar (QS 33 : 35), dll
Di sinilah kita memahami mengapa laki-laki harus menghargai wanita dan demikian pula sebaliknya. Lalu bagaimana sikap pria terhadap wanita dan wanita terhadap pria ? Pada prinsipnya sikap laki-laki terhadap wanita – bilamana beriman kepada Allah – yang seharusnya adalah sebagaimana yang telah diikrarkan dalam kalimat Syahadat. Inti dari ikrar itu adalah memberikan kebaikan kepada semua makhluk (termasuk tentunya wanita) dan tidak melakukan kerusakan terhadapnya. Sebagai orang yang harus memberi kebaikan, tentunya lelaki beriman tidak boleh berperilaku sebaliknya, yaitu menunggu dan menuntut kebaikan diberikan oleh wanita terlebih dahulu. Demikian pula wanita yang beriman – yang sama derajadnya dengan laki-laki beriman di hadapan Yang Maha Kuasa – juga dituntut untuk melakukan hal yang sama, yakni tidak menunggu dan tidak menuntut kebaikan, namun terus aktif dan selalu memberi kebaikan kepad siapa saja, termasuk kaum pria. Dalam hal ini salah satu bentuk memberi kebaikan adalah melakukan silaturakhmi sebagaimana akan dikupas dalam bab-bab berikutnya. EMANSIPASI & KEBABLASAN Emansipasi wanita saat ini sudah tidak lagi merupakan impian. Makin banyak wanita – walaupun tidak merata di muka bumi ini – yang mendapatkan peran dalam kehidupan sosial / kemasyarakatan. Tidak mengherankan lagi pada saat buku ini ditulis dijumpai wanita yang berprofesi sebagai akhli hukum, insinyur, dokter, guru besar di perguruan tinggi, wakil rakyat, menteri, dan sebagainya. Bahkan ada pula yang sempat menjadi raja, perdana menteri atau presiden. Namun di sisi lain seiring dengan makin meningkatnya peran wanita di masyarakat, banyak pula wanita yang menganggap emansipasi berarti bisa berbuat bebas
AdissalaM
97
segalanya. Di antaranya yang mencolok adalah kebebasan dalam berpakaian, kebebasan untuk beradu mulut dengan suami, kebebasan untuk meninggalkan rumah sebagaimana laki-laki keluar rumah, dll. Tidaklah mengherankan pula bilamana pada saat ini ada wanita yang menjadi sangat terhormat karena kepintarannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi atau kemampuannya dalam mengelola kegiatan di masyarakat namun ada pula wanita yang menjadi terkenal karena mempertontonkan auratnya yang dibuka sedkit, sebagian atau seluruhnya. Wanita yang tetap memegang prinsip kewanitaan yang santun hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kenyataan ini, susah untuk menyadarkan mereka, apalagi melarangnya. Hanya sekadar menghimbau dan terus menghimbau saja. Sementara itu kebanyakan laki-laki tentu saja bertepuk tangan melihat tontonan seperti itu walaupun tidak sedikit pula yang prihatin memikirkan tandatanda zaman yang ditunjukkan oleh fenomena seperti itu. Emansipasi wanita yang kebablasan akan menyebabkan kerugian wanita itu sendiri di masa depan. Reaksi alamiah dari emansipasi kebablasan itu akan selalu timbul sehingga – berdasarkan pengamatan sejarah kehidupan manusia - akan ada suatu masa di mana benar-benar wanita akan terkungkung sampai suatu saat yang panjang. Sejarah membuktikan bahwa ada masa di mana wanita benar-benar terkungkung, kemudian bebas, lantas terkungkung lagi. Demikian seterusnya silih berganti. Kita masih ingat di zaman sebelum Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul di mana bayi wanita dibunuhi dan kaum wanita dinomorduakan, sehingga zaman itu disebut zaman jahiliyah. Berkat peran Muhammad, diskriminasi wanita menjadi sirna dan bebaslah wanita dalam batas-batas yang yang sesuai dengan syariat. Kita juga masih ingat bagaimana wanita di Afghanistan di era Thaliban berkuasa (1997-2001) tidak boleh berpartipasi dalam banyak bidang kehidupan dan setelah Thaliban kalah, wanita kemudian menjadi bebas lagi. Kita juga masih ingat bahwa di Indonesia (Jawa, dll) tempo dulu banyak wanita yang dijadikan wanita piaraan, selir, dll dari seorang raja atau bupati dengan dikawin secara paksa atau dengan menghalalkan cara. Di Jawa pula waktu itu kebanyakan orang tua beranggapan bahwa anak perempuannya tidak perlu bersekolah yang tinggi-tinggi. Itulah penderitaan wanita yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang dan seperti roda berputar, kebebasan mulai sedikit demi sedikit diperoleh dengan hadirnya Kartini, Dewi Sartika, Rasuna Said, dll. Namun kebebasan yang diperoleh itu saat ini agaknya telah sampai pada titik ekstrimnya, di mana banyak wanita yang membebaskan dirinya dari kungkungan pakaian tertutup rapi yang dianggapnya “out-of date” . Itulah dunia dan itulah nasib wanita yang di satu sisi menjadi penyemarak dunia dan membuat dunia indah, namun di sisi lain karena merasa cantik lantas ingin menjadi tontonan. Kalau tontonan cantik sudah tidak laku maka disuguhkanlah tontonan yang sedikit membuka aurat. Kalau tontonan yang sedikit membuka aurat itu sudah tak menarik, maka disuguhkanlah yang lebih terbuka lagi dan demikian seterusnya sehingga akhirnya telanjang bulat. Kalau sudah tak menarik lagi maka adegan seks di panggung pun juga dipertontonkan. Semua itu semata-mata hanya demi tepuk tangan. Melihat gambaran seperti itu, perjuangan semua pihak, baik laki-laki maupun wanita amat diperlukan. Perjuangan untuk menempatkan emansipasi wanita selalu pada proporsinya agar tidak kebablasan sehingga merusak sendi-sendi kehidupan berkeluarga dan hubungan antar manusia. Dalam hal ini dari Kitab Yang Bercahayalah kita akan banyak mendapat pedoman untuk melaksanakan niat itu.
AdissalaM
98
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
SILATURAHMI PERINTAH AGAR BERSILATURAKHMI Bersilaturahmi atau melakukan hubungan dengan orang lain seringkali disebut-sebut oleh orang dapat memperpanjang umur, menambah rezeki, membuat hati bahagia, dll. Kalau tidak dilakukan, logikanya, umur menjadi tidak panjang, rezeki tidak bertambah, hati menjadi sedih, dsb. Setelah ditelusuri lebih jauh dalam Kitab Yang Bercahaya, ternyata bersilaturahmi memang merupakan perintah Allah yang garis besarnya sebagai berikut: • • •
Perintah untuk menjaga tali silaturakhmi antar manusia karena antar manusia terjadi interaksi saling meminta (QS 4:1) Perintah untuk berbuat baik kepada dua orang ibu bapa, karib kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga dekat / jauh, teman sejawat, ibnu sabil, hamba sahaya. Allah tidak menyukai orang sombong / membanggakan diri (QS 4:36). Perintah kepada orang beriman untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat serta larangan untuk melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan (QS 16:90)
Dengan mengambil hikmah dari ayat-ayat-ayat tersebut di atas, maka sesungguhnya perintah bersilaturakhmi tersebut merupakan salah satu perwujudan dari sumpah kita sebagaimana termaktub dalam Kalimat Syahadat. Dalam sumpah atau ikrar tersebut terdapat pengertian bahwa kalau kita menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka berarti kita harus menjadi pengasih dan penyayang yang wujudnya adalah berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan. Dalam hal ini bersilaturakhmi merupakan bagian dari berbuat baik tersebut. MANFAAT BILA BERSILATURAKHMI DAN BAHAYA BERSILATURAHMI TANPA KONSEP Sangat banyak manfaat yang bisa diperoleh jika mau bersilaturahmi. Jika dilakukan dengan ikhlas, sabar dan menggunakan akal, akan menyebabkan hati menjadi gembira karena banyak mendapatkan hiburan serta bertambahnya kawan, mendapatkan tambahan pengetahuan dan rezeki dan masih banyak lagi. Sebaliknya jika enggan melakukan dan menjaga silaturakhmi maka salah satu kerugiannya adalah menjadi terhina di mana saja kita berada (QS 3:112) Sementara itu bilamana silaturahmi dilakukan tanpa menggunakan petunjuk atau konsep dari Kitab Yang Bercahaya, akan sangat berbahaya sebab akan menggiring kita kepada perbuatan yang zalim, yang berlawanan dengan sumpah sebagai manusia yang beriman. Bahaya dapat timbul mengingat bahwa sebagian besar manusia berperilaku buruk dan hendak menyesatkan orang lain dengan nafsu tanpa
AdissalaM
99
pengetahuan (QS 6:119, dll sebagaimana telah dikupas dalam bab-bab sebelumnya). Karena pengaruh kebanyakan atau sebagian besar itulah, maka kalau tidak hati-hati manusia beriman bisa jadi akan mencampur-adukkan yang baik (keimanannya) dengan yang buruk (zalim). Apalagi kalau sifat malu kalau tidak ikut sebagian besar kawan, tidak tega dan tegas kepada orang lain dan sejenisnya masih belum dapat diterapkan secara “pas”. Bahaya bersilaturakhmi tanpa konsep dapat timbul pula kalau kita keras sebagai bentuk dari nafsu atau keinginan untuk “tidak mau ikut-ikutan sebagian besar orang”. Bahaya yang mungkin muncul ditinjau dari sudut ini antara lain adalah : • •
Bermusuhan karena terbawa oleh hawa nafsu sehingga tidak menggunakan akal, terombang-ambing karena mengikuti arus pergaulan atau rusak/binasa karena menentang arus Menjadi tercela dan ditinggalkan (QS 17:22), dll
BERSILATURAKHMI DALAM KEADAAN BERCAMPUR BAUR DENGAN BERBAGAI SYARIAT BERAGAMA, KEPERCAYAAN, TRADISI DAN KERAGAMAN BUDAYA MANUSIA. Bersilaturahmi tidak hanya dibatasi dengan yang segolongan atau sekaum saja. Namun juga dengan kaum atau golongan atau orang-orang yang bertuhan atau bersyariat lain. Dalam kaitan ini seringkali kita terpancing untuk menganggap diri kita atau syariat kita yang lebih benar sehingga cenderung untuk menasehati atau menyalahkan orang lain. Hasil akhirnya tinggal dilihat saja, yaitu apakah orang lain itu mau mendengarkan dan menuruti kita ataukah sebaliknya yaitu tidak mau atau enggan atau bahkan memusuhi kita. Dalam hal memberi nasehat kepada orang lain kita perlu mengerti dahulu alasan Allah yang memerintahkan manusia untuk berdakwah di samping memahami pula apa yang menjadi alasan Allah untuk menciptakan perbedaan pendapat dan syariat. Dengan pengetahuan yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai semua itu, kita akan menjadi lebih bijaksana dalam melaksanakan silaturahmi. Tidak gamang lagi karena sudah memiliki bekal untuk bersilaturahmi. Beberapa dalil yang merupakan prinsip dasar bagi kaum beriman untuk berdakwah dan bersilaturahmi antara lain adalah : • • • • • • •
Menyampaikan itu memang perintah dari Allah agar kita tidak dihinakan / diazab (QS 2:159, 174) Jika Allah menghendaki, semua orang akan beriman namun Allah tidak berkehendak yang demikian sehingga kita tidak boleh berharap dan memaksa agar semuanya beriman (QS 10:99/100) Setiap orang berbuat menurut keadaaanya masing-masing dan Allah lebih mengetahui manusia yang lebih benar jalannya (QS 17:84) Manusia berada dalam keadaan berbeda pendapat dan ada yang dipalingkan dari rasul dan Quran (QS 51:8/9) Manusia adalah umat yang satu dan terjadi perselisihan karena adanya kedengkian (QS 2:213) Setiap umat mempunyai syariatnya masing-masing untuk suatu urusan dan manusia diperintahkan untuk mengikuti syariat itu namun tidak boleh mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (QS 22:67-70; 45:18-20). Pengikut-pengikut rasul menjadikan agama menjadi pecah belah karena bangga (QS 23:53-54)
AdissalaM
• •
100
Manusia dijadikan Allah menjadi berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan yang termulia adalah yang paling bertakwa (QS 49:13) Islam bukan merupakan jalan hidup yang sempit (QS 22:78) dan yang diberi petunjukNya akan diberi kelapangan dada untuk melaksanakan jalan hidup Islam (QS 6:125)
Dalil-dalil tersebut di atas merupakan basis atau dasar bagi manusia beriman untuk mengembangkan cara yang bijaksana selama bersilaturakhmi dan sekaligus berdakwah. Dengan menggunakan akal serta dengan meminta petunjuk Yang Maha Pemberi Petunjuk, maka cara-cara yang dilakukan akan sangat banyak ragamnya. Cara-cara tersebut di atas juga banyak disinggung dalam Kitab Yang Bercahaya, yang di antaranya sebagai berikut : • • • • • • • • • •
Tidak mengolok-olok dan tidak berprasangka (QS 49:11,12) sebab berprasangka tanpa pengetahuan adalah sesuatu tidak berfaedah (QS 53:28) Tidak memaki-maki sesembahan orang lain karena mereka akan memaki-maki Allah dengan cara yang melampaui batas tanpa pengetahuan (QS 6:108) Tidak berdebat kecuali dengan cara yang terbaik (QS 29:46) Menyeru dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS 16 :125) Lemah lembut dan melakukan musyawarah sebab kalau kita bersikap keras orang lain akan menjauhi kita (QS 3:159) Menyampaikan perkataan tidak dengan hawa nafsu (QS 53:3; 28:50; 45:23), Mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS 39:18) Menafkahkan baik di waktu lapang maupun sempit serta menahan amarahnya dan memaafkan orang (QS 3:134) Sabar terhadap apa-apa yang menimpa (QS 22:34/35) Tidak boleh memasuki rumah yang bukan rumahnya sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya dan bilamana tidak menemui seorangpun didalamnya, tidak boleh masuk sebelum mendapat izin dan harus kembali jika yang empunya rumah mengatakan "Kembali (saja)lah" (QS. 24:27-29), dll.
JANGAN LUPA BERSILATURAHMI DENGAN DIRI SENDIRI Sebagai implikasi dari ikrar bahwa kita menyembah Allah yang berarti kita menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti pula bahwa kita harus memberi dan memberi bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan. Berbuat baik kepada diri sendiri yang juga dapat diartikan sebagai bersilaturahmi dengan diri sendiri antara lain dilakukan dengan : • •
Tidak berlebih-lebihan dalam hal makan, minum, melampiaskan hajad syahwat, merokok. Selalu wudu/ mandi, shalat, puasa, dll
Kalau silaturahmi kepada diri sendiri tersebut tidak kita lakukan maka biasanya akan ada saja masalah yang timbul. Yang umum terjadi bilamana kita tidak melakukan silaturakhmi dengan diri sendiri adalah menderita sakit. Catatan :
AdissalaM
101
Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
HATI-HATI MENDIRIKAN & MERAMAIKAN MASJID FUNGSI MASJID Masjid adalah tempat/ rumah di mana umat Muslim beribadah sendiri-sendiri atau berjamaah, sekaligus sebagai tempat untuk bersilaturakhmi. Pada zaman Nabi Muhammad, masjid digunakan pula sebagai tempat untuk bermusyawarah memutuskan banyak perkara penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Saat ini masjid lebih banyak difungsikan untuk kegiatan ritual disamping juga dipakai untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial yang berbasis ritual. Kegiatankegiatan kenegaraan/ kemasyarakatan lainnya, telah beralih ke tempat lain yang secara khusus dibangun untuk maksud tersebut. PENGISI MASJID ADA YANG KAFIR Dalam kegiatan yang berkaitan dengan masjid, banyak cerita tentang terjadinya percekcokan antar orang atau golongan yang mengisi masjid. Perselisihan bisa saja terjadi karena berbeda cara shalat, cara zakat, cara membangun / merenovasi / meluaskan masjid, cara mengisi acara kegiatan dan sejenisnya. Perselisihan itu bisa saja selesai karena timbulnya kesadaran atau bisa pula karena ada tokoh yang dihargai. Namun bisa pula tidak dapat diselesaikan dan bahkan pada titik ekstrimnya pernah dijumpai sekelompok jemaah mengusir kelompok jemaah masjid lainnya. Pada umumnya orang atau kelompok orang yang diusir akan mendirikan masjid / mushalla lagi dan seakan-akan tabu bagi kedua pihak untuk bershalat di masjid/ mushala pihak yang berseberangan. Suatu situasi yang sungguh ironis sebab bukankah masjid adalah tempat orang yang berusaha untuk meningkatkan derajadnya sebagai manusia yang beriman, beramal saleh dalam keadaan sabar ? Namun itulah kenyataan yang banyak dijumpai dan kalau tidak hati-hati kitapun bisa termasuk kelompok yang mengusir atau yang diusir. Lantas manakah yang benar apakah orang yang mengusir ataukah orang yang diusir ? Sebagai introspeksi untuk diri kita bahwa orang-orang yang ada di dalam masjid belum tentu manusia yang beriman dapat kita lihat beberapa dalil di bawah ini : • •
Ada orang yang mendirikan masjid untuk kemudaratan, kekafiran dan memecahbelah orang mukmin ( QS 9:107) Ada orang dalam masjid yang menyembah orang atau sesuatu disamping menyembah Allah (QS 72:18)
AdissalaM
102
Apakah kita termasuk orang-orang seperti itu ? Dengan mengingat fatwa para orang bijak yang menyatakan bahwa “kalbu mukmin baitullah”, yang berarti bahwa rumah Allah berada di kalbu orang mukmin, mungkin kita akan menjadi sadar mengenai status diri kita sendiri di samping sadar pula bahwa masjid baru akan menjadi rumah Allah bilamana manusia-manusia yang mengisinya memiliki rumah Allah dalam kalbunya masing-masing. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU SERTA MENGGUNAKAN AKAL & PETUNTJUK PERINTAH BERAKAL / MENUNTUT ILMU DAN DEFINISI ORANG BERAKAL/ BERILMU Salah satu hadits Nabi Muhammad SAW menyatakan agar manusia menuntut ilmu, bahkan kalau perlu ke negeri Cina. Apa yang dinyatakan Nabi Muhammad SAW tersebut pada intinya merupakan refleksi dari perintah Allah mengenai hal yang sama. Dalam hal ini dengan jelasnya Allah telah memerintahkan manusia untuk menggunakan akal atau berilmu sebagaimana dicantumkan dalam ayat-ayat berikut ini : • • •
Perintah Allah agar kita memakai akal (QS 10:100), Perintah Allah agar kita tidak termasuk yang tidak berpengetahuan (QS 11:46), dll
MENGAPA HARUS BERAKAL & BERILMU ? Manusia cenderung untuk mempertuhan nafsunya dalam bentuk lebih mengedepankan sesuatu yang atau amat diinginkan, ditakuti, dihormati, disenangi, dikagumi, dll yang sesungguhnya merupakan tuhan-tuhan (illah) lain yang tidak memberikan manfaat secara komprehensif (totalitas). Kecenderungan tersebut dimungkinkan karena Yang Maha Pencipta telah menjadikan iblis dan syaitan yang berfungsi untuk mengajak manusia ke jalan yang tidak memberikan manfaat secara totalitas tersebut. Sementara itu dengan menggunakan akal dan berilmu (menggunakan petunjukNya), manusia akan menjadi lebih bijaksana lagi dalam hidupnya sehingga akan menghindari semua hal yang tidak bermanfaat yang berupa tuhan-tuhan (illah) tadi. Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa dengan berakal dan menuntut ilmu maka manusia akan diberi : •
petunjuk dan hati menjadi lapang (QS 6:125),
AdissalaM
• • • • •
103
kelapangan dalam memeluk Islam (QS 22:78), petunjuk dan hati menjadi tenteram (QS 64:11; 13:28), petunjuk tentang kesalahannya bilamana mengalami was-was, tidak keluh kesah, tidak kikir, tidak khawatir dan tidak sedih (QS 70:19-23, 2:277; 7:201) hikmah dan dapat mengambil pelajaran (QS 2:269). kekuasaan untuk menguasai alam dengan izinNya (QS 21:79,82; 45:12,13); dll
Itulah beberapa alasan mengapa manusia dihimbau untuk berakal (menggunakan akal) dan berilmu (menggunakan petunjukNya) agar manusia itu sendiri yang memetik hasilnya, yaitu memperoleh kehidupan yang selamat dan sejahtera di mana saja dan kapan saja, termasuk izinNya bagi manusia untuk dapat menguasai alam. DEFINISI & SIAPA YANG DIBERI ILMU / HIKMAH Definisi orang berakal dan berilmu (menggunakan PetunjukNya) antara lain dijelaskan oleh Allah sebagai berikut : • •
Saat duduk/ berdiri/berbaring selalu bertasbih memuji kebesaran Allah dan menyatakan bahwa yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia (QS 3:190, 191) serta tidak menggunakan nafsu (QS 30:29). Memahami perumpamaan (QS 29:43), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS 39:18); menepati janji / tidak merusak janji, menghubungkan segala sesuatu yang diperintahkan Allah untuk menghubungkannya, takut hisab buruk, sabar mencari ridha Allah, menafkahkan secara sembunyi / terangterangan, menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:19,20); dll
Lantas siapa yang diberi hikmah atau ilmu ? Allah memberikan penjelasan bahwa yang diberi hikmah dan ilmu adalah orang –orang yang : • • • •
dikehendakiNya (QS 2:269), cukup dewasa dan berbuat baik (QS 12:22; 28:14), disucikan (QS 56:79). berakal (QS 39:9), beriman (QS 58:11); dll
SUMBER INFORMASI UNTUK MENDAPATKAN ILMU Oleh Allah difirmankan bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari Allah dan disampaikan melalui berbagai cara dan kemungkinan yang di antaranya sebagai berikut : •
Sumber ilmu adalah Allah o o o o o
•
Allah mengajarkan yang tidak diketahui manusia (QS 96:1-5). Pengetahuan hanya pada Allah (QS 45:23; 46:23; 65:12; 67:26). Allah mengetahui yang gaib dan tidak memperlihatkannya kepada seorangpun kecuali kepada Rasul yang diridhaiNya (QS 72:26,27). Ilmu Allah meliputi apa yang ada pada rasul (QS 72:28). Allah menjadi saksi perbuatan manusia, termasuk yang paling kecilpun (QS 10:61), dll
Ilmu diturunkan Allah melalui Al Quran o
Al-Quran menjelaskan semua hal bagi seluruh umat (QS 12:111; 3:138).
AdissalaM
o o •
Diperintahkan oleh Allah untuk memahami dan melaksanakan Al Quran tidak seayat-seayat atau membagi-bagi Al Quran (QS 15:90,91). Diperintahkan oleh Allah untuk masuk Islam secara menyeluruh 2:208; 4:125; 6:153,162), dll
Ilmu diturunkan Allah melalui rasul : o
o o •
104
Rasul diutus membacakan ayat Allah, mensucikan manusia dan mengajarkan Al-Kitab / hikmah / sesuatu yang belum diketahui manusia (QS 2:151); Rasul diutus untuk menjadi saksi, membawa berita gembira/peringatan (QS 48:8; 7:35; 9:128). Tiap umat mempunyai rasul (QS 10:47), dll
Ilmu diturunkan Allah melalui orang o o
Orang beriman diperintahkan untuk bertanya kepada kepada orangorang yang mengetahui jika tidak tahu (QS 16:43) Ayat-ayat Al Quran secara nyata berada di dada orang-orang yang diberi ilmu dan orang zalim mengingkarinya (QS 29:49)
Selanjutnya ilmu yang dimiliki oleh Allah yang terkandung dalam Kitab Yang Bercahaya antara lain meliputi sifat dan kandungan sebagai berikut : •
• • •
•
• • • •
Ilmu Allah amat sangat tak terhingga (QS 18:109; 31:27), dan semuanya telah dijelaskan sehingga di alam semesta ini tidak ada yang gaib (QS 12:111, 16:89; 27:75) dengan cakupan yang luas sekali sehingga jika dimisalkan air laut sebagai tintanya dan pohon sebagai penanya, maka air laut dan pohon itu akan habis untuk menuliskan ilmu tersebut (QS 18:109, 31:27) Ilmu Allah tidak bisa dimengerti oleh seseorang bilamana Allah tidak menghendaki (QS 3:7). Bahwa pernah ada manusia yang mampu meramal masa depan (Kisah Nabi Khidir yang mampu melihat jangka panjang sebagaimana dicantumkan dalam QS 18:65-82). Bahwa ada manusia utusan Allah yang dengan izin Allah mampu membuat bentuk burung dari tanah dan meniupnya sehingga menjadi burung berjiwa, menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang berpenyakit sopak, menghidupkan orang mati, mengetahui apa yang dimakan/disimpan di rumah (QS 3:49); Bahwa ada manusia utusan Allah yang – karena memohon - diberi tanda-tanda bahwa isterinya yang sudah tua dan tidak mungkin mengandung menjadi mengandung (Kisah Zakaria yang diberi Allah tanda-tanda bahwa isterinya mengandung, yang mana dalam hal ini Zakaria tidak dapat berkata selama 3 hari kecuali dengan isyarat dan Zakaria diperintahkan oleh Allah untuk bertasbih sebanyak-banyaknya, sebagaimana dijelaskan dalam QS 3:41) Bahwa banyak tanda-tanda yang diberikan kepada manusia dan alam semesta yang semuanya untuk manusia agar berpikir/ mengetahui (QS 10:5) Ilmu Allah mengajarkan kebenaran (QS 35:31, 2:176), yang memisahkan / membedakan yang bathil dengan yang hak/ benar (QS 86:13) Ilmu Allah penuh hikmah serta berkah dan Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan ilmunya (QS 36 : 2; 38:29). Ilmu Allah penuh dengan perumpamaan dengan maksud agar manusia mendapat pelajaran (QS 18:54, 29:43, 39:27).
AdissalaM
• • • • • • • •
105
Ilmu Allah berisi peringatan untuk umat manusia (QS 68:52) dan peringatan bagi semesta alam (QS 38 : 87) Ilmu Allah berisi penerangan (bagi seluruh umat manusia), petunjuk dan pelajaran (QS 3:138) Ilmu Allah yang berisi pedoman bagi manusia serta petunjuk dan rakhmat bagi kaum yang meyakini (QS 45:20) Ilmu Allah berisi pelajaran dan dalam hal ini Allah memudahkan manusia untuk mempelajarinya (QS 20:1,2; 54:17,22,32,40) Ilmu Allah berisi pelajaran dan dalam hal ini Allah memudahkan manusia untuk mempelajarinya dalam bahasa manusia agar manusia mendapatkan pelajaran (QS 44:58-59;19:97) Ilmu Allah berisi penjelasan yang bersifat muhkamad dan ada yang bersifat mutasyabihat (QS 3:7) Ilmu Allah membenarkan kitab-kitab sebelumnya, menjelaskan hukum-hukum dan tidak ada keraguan (QS 10:37) Ilmu Allah berisi penjelasan tertulis tentang semua urusan baik yang besar maupun kecil (QS 54:52,53), dll
KIAT MENUNTUT ILMU/ MENGGUNAKAN AKAL Agar menuntut ilmu atau menggunakan akal mendapatkan manfaat seperti yang dijanjikan oleh Allah, maka kita mesti memahami tatakramanya. Dalam hal ini tatakrama tersebut dapat dirujuk dalam Al Quran yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi : (a) cara membaca, memahami dan menindaklanjutinya serta (b) cara berdiskusi. Beberapa ayat yang berkaitan dengan cara membaca, memahami dan menindaklanjuti informasi sebagai sumber dari ilmu pengetahuan antara lain adalah : • • • • • • • • •
Mohon perlindungan sebelum membaca/mendengarkan (QS 16:98), mohon ditambahkan pengetahuan (QS 20:114), tidak tergesa-gesa membaca serta mengulangi bacaannya (QS 73:4; 75:16-19) Mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama (QS 7:205), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS 39:18). Tidak mengikuti apa yang tidak kita ketahui (QS 17:36). Menyaring dan meneliti informasi yang datang agar tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang akhirnya membuahkan penyesalan (QS 49: 6) Harus menyampaikan ayat yang kita ketahui kepada orang lain sesuai kesanggupan dan melihat kemampuan orang lain. Tidak memaksa dan hanya sekadar menyampaikan (QS 2:159,174;17:84;50:45; 51: 8,9) Harus bersyukur seperti yang dilakukan oleh Daud dan Sulaiman yang diberi ilmu oleh Allah di mana keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman" (QS 27:15) Malam hari membaca Al Quran, (QS 73:1-7). Berbuat baik lebih dahulu agar diberi hikmah dan ilmu (QS 12:22,28:12-14)
Sedangkan beberapa ayat yang menjelaskan mendapatkan ilmu antara lain adalah: •
tentang
cara
berdiskusi
agar
Allah murka kepada yang berdebat mengenai ayat-ayat Allah dan Allah mengunci mati hati orang-orang yang sombong dan sewenang-wenang (QS 40:35).
AdissalaM
• •
• • •
106
Tidak memperdebatkan ayat-ayat Allah agar tidak termasuk orang kafir (QS 40:4). Bila berdebat perlu menggunakan alasan dan memohon perlindungan dari Allah, sebab bila berdebat tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang tidak diketahui maka yang ada dalam dada hanyalah kebesaran yang tidak akan dapat dicapai (QS 40:56). Tidak berdebat dengan akhli kitab kecuali dengan cara yang paling baik (QS 29:46). Lemah lembut, bermusyawarah (QS 3:159). Berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
TAK ADA YANG GAIB tidak ada yang gaib semuanya ada di alam tidak ada yang tidak logis semuanya ada di alam jadi manakala aku tak tahu manakala itu tidak logis itulah gaib karena belum waktunya - dengan berbagai alasan - untuk dijadikan tidak gaib buatku dan atau buatmu dan yang gaib itu ada di mana-mana siap dikuakkan oleh manusia siapa saja. dan siapa yang menguakkannya, (sadar atau tidak sadar, ikhlas karena kewajiban sebagai kalifatullah) (atau karena ambisi, ingin pujian atau ingin jadi superior) (sehingga ia sakit, dipenjara, dikucilkan, dipermalukan) (atau malah sulit istirahat atau kehilangan kepribadian karena jadi superstar) dia adalah berjasa karena dialah yang ditunggu untuk mengikis kebodohan, memberantas kemiskinan, menciptakan lapangan kerja. namun bukankah lebih baik menguakkan kegaiban sehingga bermanfaat dengan kesadaran, keikhlasan sebagai khalifatullah, tanpa ambisi atau ingin jadi superior sehingga tidak sakit, tidak dipenjara, tidak dikucilkan tidak dipermalukan, dan tidak kehilangan kepribadian ? mudah-mudahan itulah aku semoga itulah kamu 29 Mei 1995 Mantan Sastrawan Batangan Nirwana Est. Cc-20 Cibinong, Bogor 16915
107
AdissalaM
108
HATI-HATI MENJADI AKHLI KITAB KARENA BISA DIAZAB APA YANG DISEBUT AKHLI KITAB ? Akhli kitab adalah orang yang telah membaca, memahami dan melaksanakan isi Al Kitab atau bisa juga disebut sebagai orang yang berpengetahuan dengan tingkat pemahaman dan pelaksanaan yang tentunya berbeda-beda. Dalam kenyataannya, akhli kitab tidak akan luput dari perbuatan yang tidak diridhai Allah. Sebabnya sederhana, mereka bisa saja tergelincir oleh bisikan syaitan dan iblis yang memang telah diutus oleh Allah untuk menyerbu manusia tanpa pandang bulu. Dahsyatnya – menurut firman Allah - justru sebagian besar akhli kitab tidak diridhai Allah karena telah banyak melakukan penyelewengan. Beberapa penjelasan Allah mengenai perilaku akhli kitab itu disajikan pada butirbutir di bawah ini. SEBAGIAN BESAR AKHLI KITAB TIDAK DIRIDHAI ALLAH Allah dalam berbagai ayatnya mengkonfirmasikan bahwa ada akhli kitab / segolongan akhli kitab yang tidak diridhaiNya karena berbagai alasan. Beberapa ciri akhli kitab yang tidak diridhai Allah antara lain adalah yang : •
•
•
Tidak menginginkan Allah menurunkan kebaikan kepada umat; menghalangi orang beriman dari jalan Allah; tidak berpegang pada kalimat yang tidak ada perselisihannya (yakni tidak ada tuhan yang patut disembah melainkan Allah); mempersekutukan Allah; berbantah-bantahan tentang yang tidak diketahui; ingin menyesatkan umat; mengingkari ayat-ayat Allah; mengajak umat untuk berpura-pura beriman dan mengajak kembali pada kekufuran; mencampuradukkan yang hak dengan yang batil; menyembunyikan kebenaran; menukar janji dengan Allah, melakukan sumpah-sumpah dengan harga yang sedikit; berkata kepada manusia agar menjadi penyembah mereka; menuhankan malaikat dan para nabi; tidak mengembalikan harta yang dipercayakan kepadanya (kecuali jika ditagih) dan mereka mengatakan tidak berdosa; memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab agar disangka itu Al-Kitab (QS. 2:105; 3:64-79, 98, 99); Kafir dan menyatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan agamanya sebelum datang bukti yang nyata; benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang Al Kitab; berpecah belah sesudah datang kepada mereka pengetahuan / bukti yang nyata karena dengki padahal mereka hanya disuruh agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya (QS. 42:14; 59:11; 98:1-6) Berangan-angan tentang pahala dari Allah menurut versi mereka sendiri dan melampaui batas dalam agama (QS. 4:123, 171); meminta utusan Allah agar menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit dan sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu sehingga mereka disambar petir karena kezalimannya (QS. 4:153); menyembah anak sapi sesudah datang
AdissalaM
109
kepada mereka bukti yang nyata dan tidak beriman kepada Isa sebelum kematiannya (QS.4:153,159), termasuk golongan pertengahan dengan perilaku buruknya (QS. 5:66), dll Namun yang membikin terperangah setelah mendalami ayat-ayat yang ada adalah adanya penjelasan bahwa justru sebagian besar akhli kitab tidak diridhai Allah. Sebagian besar dari mereka tidak diridhai karena : • • •
Ingin mengembalikan umat yang telah beriman ke dalam kekafiran karena dengki padahal para akhli kitab itu telah tahu kebenaran dengan jelas (QS 2:109); Kebanyakan adalah orang-orang yang fasik, menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit (QS 3: 110/113/114/115/199) Bertambah kedurhakaan dan kekafirannya setelah mengetahui apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad (QS. 5:68); kafir serta menentang Allah dan rasulNya (QS. 59:2/3/4)
Dalam kaitan ini Allah memberikan azab bagi akhli kitab yang tidak melaksanakan perintahNya, yaitu berupa : • •
Dikutuki / dimurkai Allah dan dijadikan babi dan kera (QS. 5:60). Dikeluarkan Allah dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran untuk pertama kali karena kafir serta menentang Allah dan rasulNya (QS. 59:2-4), dll
AKHLI KITAB YANG DIRIDHAI ALLAH Dengan adanya penjelasan bahwa sebagian besar akhli kitab tidak diridhai Allah tentunya masih ada, walaupun hanya sedikit, akhli kitab yang diridhaiNya. Mereka ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : •
•
Berlaku lurus, membaca ayat-ayat Allah beberapa waktu di malam hari, bersujud (shalat), beriman kepada Allah dan hari penghabisan, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, bersegera mengerjakan kebajikan, berendah hati dan beriman kepada Allah dan kepada utusannya, tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit (QS. 3:113-115, 199) Berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepada orang beriman dari Rabb itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. 34:6)
HIMBAUAN ALLAH KEPADA AKHLI KITAB Allah memberikan himbauan kepada akhli kitab agar berjalan pada jalan lurus sebagaimana termaktub dalam ayat-ayat berikut ini : • • • •
Agar akhli kitab berpedoman pada suatu kalimat yang tidak ada perselisihannya, yakni tidak ada tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan tidak mempersekutukanNya. (3:64); Agar akhli kitab berkata: "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (QS. 3:79); Agar akhli kitab tidak melampaui batas dalam agama, termasuk menyatakan yang tidak benar kepada Allah (QS. 4:171); Agar beriman dan bertakwa sehingga Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga serta memberi mereka rezeki
AdissalaM
110
dari mana saja bilamana mereka sungguh-sungguh menjalankan hukum Taurat, Injil dan al-Quran yang diturunkan (QS 5:65, 66), dll. KIAT MENGHADAPI/ BERSILATURAHMI DENGAN AKHLI KITAB Karena akhli kitab adalah orang yang mendalami dan menguasai isi kitab walaupun kebanyakan tidak sepenuhnya melaksanakan bahkan banyak yang mengingkarinya, sementara itu ia memiliki banyak pengikut atau umat yang seringkali militan, maka diperlukan cara yang khusus untuk bersilaturahmi dengan orang seperti itu. Kalau ditelusuri dalam Al Quran, banyak kita temukan ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut di atas. Inti dari apa yang harus kita lakukan tersebut adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai dengan petunjukNya bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada para akhli kitab saat kita berhadapan/ bersilaturahmi dengannya. Dalam hal ini Allah yang sayang kepada kaumnya yang beriman memberikan berbagai pedoman untuk bersilaturakhmi dengan akhli kitab, yakni sebagai berikut : • • •
• •
•
•
•
Agar tetap sebagaimana diperintahkan kepada mereka, tidak mengikuti hawa nafsu, beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah, berlaku adil dan tidak ada pertengkaran di antara manusia (QS. 42:15) Agar tidak berdebat dengan Akhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka, dst (QS. 29:46); Agar tidak mengikuti sebagian Akhli Kitab karena mereka akan mengembalikan orang yang beriman menjadi orang kafir; agar berpegang kepada agama Allah, tidak bercerai-berai, mengingat nikmat Allah yang telah diberikan setelah dulunya bermusuhan; agar ada yang menjadi segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar (QS. 3:100-104) Agar tidak takut kepada Akhli kitab yang fasik karena mereka tidak akan mendatangkan mudharat kepada orang yang beriman selain berupa celaan saja (QS 3:111, 112); Agar menyeru :" Hai Akhli kitab, apakah kamu memandang kami salah hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan diantara kamu benar-benar orang yang fasik ? ". (QS. 5:59) Agar menyeru "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik ) itu di sisi Allah, yaitu orangorang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi (dan orang yang) menyembah Taghut" (QS. 5:60); Agar mengatakan kepada akhli kitab bahwa mereka tidak dipandang beragama sedikitpun jika tidak menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan al-Quran yang diturunkan kepada mereka dari Rabb mereka dan agar tidak bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir / Akhli Kitab (QS 5:68); Agar mengatakan kepada akhli kitab untuk tidak berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agama serta tidak mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat (QS. 5:77);
AdissalaM
111
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
JANGAN MENYALAHKAN ORANG NAMUN SALAHKANLAH DIRIMU SENDIRI MENCARI KAMBING HITAM KESALAHAN Suatu saat ada sesuatu yang kita anggap tidak sukses, atau ada sesuatu yang kita anggap gagal atau kita rasakan salah. Umumnya orang –mudah-mudahan kita tidak termasuk yang demikian - cenderung menyalahkan orang lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan cenderung membuat orang sakit hati dan orang akan menilai bahwa kita tidak bertanggung jawab. Ada hadits yang perlu dirujuk di mana disabdakan oleh Muhammad bahwa kalau telunjuk kita mengarah kepada orang yang kita salahkan sesungguhnya empat telunjuk lainnya mengarah kepada diri kita sendiri. SIKAP KITA JIKA ADA KESALAHAN Lantas bagaimanakah seharusnya sikap kita jika terjadi kesalahan baik yang langsung maupun yang tidak merugikan kita ? Beberapa ayat Allah, Insya Allah akan dapat menjadi lantaran untuk menjelaskannya, yakni : • •
• •
Bersyukur terlebih dahulu bahwa kita diberi kelebihan dibandingkan orang yang beriman lainnya (QS 27:15) Tidak boleh mencari-cari kesalahan orang, berprasangka, dan mengolok-olok (QS 49:11-12) sebab berprasangka tanpa pengetahuan adalah sesuatu yang tidak akan memberikan manfaat (QS 53:28) dan mengolok-mengolok telah dimasukkan dalam hati orang berdosa (QS 15:11-31) Tidak boleh menetapkan/ memvonis sebab akan celaka (QS 74:11-31) Tidak boleh memaki-maki sesembahan orang lain sebab orang itu akan mencerca tuhan kita / Allah (QS 6:108)
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
TAK ADA YANG SALAH Tak ada yang salah, pak, ia begitu sebatas ia tahu, ia begini sebatas ia mengerti, kalau ia tahu, kalau ia mengerti, bahwa ada yang lebih baik, tidaklah ia seperti itu, tidaklah ia seperti ini, yang merugikan dirinya, yang merugikan orang lain. Jadi kalau bapak menyalahkan orang lain, bapak juga tak salah, karena bapak tahunya hanya sebatas itu karena bapak mengertinya hanya sebatas ini, Namun bapakpun perlu tahu, bahwa batas mengerti, bahwa batas tahu, selalu berubah dari waktu ke waktu, dan karena itu, jangan heran dengan orang tak tahu malu, jangan heran dengan orang yang merasa benar dan sok tahu, tapi heranilah mengapa diri bapak tak tahu malu, heranilah mengapa diri bapak merasa benar dan sok tahu. Kalau itu bapak paham, bapak tahu dan bapak mau mengerti, bapak telah membuka batas tahu bapak telah mempreteli batas mengerti. Kantor Medco, Gedung Panin, Jalan Sudirman, Jakarta 5 November 1996 Diambil dari kumpulan puisi makna hidup “Kopat-Kapit” dari Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
112
AdissalaM
113
MENUTUP AURAT
PENGERTIAN AURAT Aurat adalah sesuatu bagian dari tubuh manusia yang dipandang tabu untuk dipertontonkan karena dapat membuat orang lain ‘naik’ nafsu syahwatnya. Bilamana hal ini terjadi akan memungkinkan ‘datangnya’ syaitan /iblis sehingga orang memperkosa, marah, dll. Kisah masalah aurat telah muncul sejak manusia pertama yang disebut Adam hadir bersama Hawa di surga. Keduanya kemudian diperintahkan keluar dari surga karena tergoda syaitan sehingga keduanya membuka aurat lalu melakukan pekerjaan yang dilarang Allah. Berikut ini cuplikan kisah keluarnya Adam dan Hawa dari surga, sebagaimana tercantum dalam Al Quran :
Dan Allah berfirman:"Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim". Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:"Rabb kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya:"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua". Maka syaitan membujuk keduanya (untuk makan memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah baginya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupi dengan daundaun surga. Kemudian Rabb mereka menyeru mereka : "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua". Keduanya berkata:"Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". Allah berfirman:"Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". Allah berfirman:"Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitansyaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman (QS. 7:19-27). Kemudian syaitan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata :"Hai Adam,
AdissalaM
114
maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa". Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di)surga, dan durhakalah Adam kepada Rabb dan sesatlah ia. Kemudian Rabbnya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman:"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. (QS. 20:120-123) PERINTAH UNTUK MENJAGA AURAT Aurat bisa berarti bagian tubuh (buah dada, betis, paha, mata, dll) atau sesuatu yang keluar dari tubuh (suara, dll). Oleh karena seringkali menimbulkan masalah dalam kehidupan maka Allah memberikan peringatan agar orang-orang yang beriman menjaga auratnya. Dalam hal ini beberapa ayat yang berkaitan dengan masalah perlunya menjaga aurat antara lain adalah :
“Wanita yang beriman diharapkan menahan pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka, tidak menampakkan perhiasan mereka kecuali yang nampak dari mereka, menutupkan kain kudung ke dada mereka, tidak menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan tidak pula memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan “ (QS. 24:31) “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. 24:60) Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59) Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah :"Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik". Katakanlah:"Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orangorang yang mengetahui. Katakanlah:"Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk
AdissalaM
115
itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui"". (QS. 7:31-33), dll Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
KONGRES AURAT Alkisah ketika pembangunan demikian maju pesat, sehingga perbincangan tak lagi melulu tentang orang melarat, ratusan akhli aurat berkumpul di gedung tiga puluh tingkat, di tengah gemerlap kota yang ramai seakan tak pernah istirahat, mereka akan berbincang tentang topik yang sedang hangat, hubungan keterbukaan aurat dengan masyarakat. Tak dinyana di waktu pembukaan terjadi protes hebat dari kaum yang tak sepakat, terpaksa…terpaksa komplek gedung dijaga ketat pasukan anti huru hara yang saling bergandeng rapat. Pembukaanpun lantas berjalan mulus dan singkat, dikawal banyak panitia cantik-menarik yang mengundang hasrat, dan diskusipun lalu berjalan penuh silang pendapat saling meralat. Hari pertama berakhir cepat dan hampir semua peserta penat, lantas ramai-ramai langsung ke kamar dengan mencopot baju yang melekat lalu tidur pulas, kiri kanan tak ingat. Esoknya sidang ditunda sampai jam dua belas waktu setempat, karena ada peristiwa seorang peserta nyawanya minggat, dengan sebuah aurat yang tak lagi lekat, karena tergigit pramunikmat yang entah di mana ia dapat. Kongres berlangsung cepat, panitia takut umat makin hebat memprotes dan mengumpat. Akhirnya kongres ditutup dengan deklarasi yang tidak mengikat :
“ Jangan membuat aurat gampang terlihat, Jangan bicara tentang aurat di sembarang tempat, Jangan salahkan pramunikmat, carikan pekerjaan yang bermartabat, Mainkanlah aurat dengan sopan tepat sesuai dengan amanat” Besoknya koran memuat, deklarasi dengan judul yang kecil hampir tak terlihat, sementara sebuah berita ditulis dengan judul duia kali lipat “Seorang peserta kongres aurat mangkat dengan aurat tidak lekat”. Masyarakat menjadi marah besar dan hendak menggugat, namun percuma karena semua peserta sudah pulang naik pesawat, kembali ke negerinya membawa nasehat, tentang perlindungan dan pemberdayaan aurat. Jakarta 6 November 1996. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo) dalam Kumpulan Puisi Makna Hidup “Kopat-Kapit”, Januari 1997.
116
AdissalaM
117
MEMILIH KAWAN & CARA BERKAWAN BERKAWAN ADALAH SALAH SATU BENTUK SILATURAHMI Berkawan dengan orang lain adalah salah satu bentuk dari silaturahmi. Silaturahmi itu sendiri adalah keharusan bagi siapa saja, apalagi kalau kita menyatakan diri beriman kepadaNya (QS 4:1). NASEHAT ORANG TUA MENGENAI BERKAWAN Dalam hal berkawan, leluhur dan khususnya orang tua kita sering menasehati sebagai berikut : •
• • • • • • • • • •
Agar kita sejahtera dalam hidup, kita memerlukan kawan dan kepandaian. Tanpa kawan, kepandaian kita tidak ada manfaatnya yang kemudian berdampak pada rezeki yang menjadi makin seret. Banyak memiliki kawan namun tidak punya kepandaian, akan menyebabkan diri kita terombang-ambing oleh kawan kita bahkan dapat menjerumuskan kita ke jurang kezaliman. Jangan memilih-milih/membeda-bedakan kawan, berkawanlah dengan siapa saja, namun untuk kawan yang setia carilah kawan yang beriman, beramal saleh dan sabar. Jangan ingkar janji, jangan menipu, bertransaksilah suka-sama suka apabila melakukan transaksi. Tolong dan hiburlah kawan, namun hati-hati menolong agar tidak terseret ke jurang kezaliman atau ikut-ikutan repot karena kezaliman Tidak ikut arus, tidak melawan arus namun mempelajari dan kemudian memanfaatkan arus untuk mencapai kemaslahatan hidup. Harus menyadari bahwa ada di antara kawan kita yang membawa / terbawa kezaliman / kekafiran Jadilah moderator di antara kawan-kawan tanpa kentara untuk mengarahkan kepada yang baik dan benar. Hati-hati berkawan karena bisa jadi malah akhirnya bermusuhan. Lebih banyak mendengar daripada memborong pembicaraan apalagi menceritakan diri sendiri kepada orang lain. Tidak menyombongkan diri. Kawan – sebagai ciptaan Allah – adalah utusan Allah kepada kita dengan berbagai ragam fungsinya sehingga kita perlu berhati-hati dalam menyikapinya. Ada kawan yang berfungsi sebagai pembawa (sebagian) berita gembira dan peringatan dari Allah. Ada kawan yang berfungsi sebagai pembawa rezeki. Ada kawan yang kemudian berfungsi sebagai jodoh/ isteri/ suami. Ada kawan yang berfungsi sebagai penggoda, dll.
PETUNJUK BERKAWAN DARI AL QURAN Kalau ditelusuri dalam Al Quran, banyak kita temukan ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah berkawan. Inti dari apa yang harus kita lakukan kepada kawan kita adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai
AdissalaM
118
dengan petunjukNya dan bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada kawan kita. Perintah untuk berbuat baik yang berkaitan dengan berkawan tersebut tercantum dalam beberapa ayat berikut ini: • • •
• • • • • • • •
Perintah untuk bersilaturahmi (QS 4:1) Perintah untuk berbuat baik kepada karib/kerabat, teman sejawat, dll (QS 4:36) Perintah untuk tidak mengikuti sebagian besar manusia (QS 6:116) serta agar tidak dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepadanya serta yang mengikuti hawa nafsu sehingga binasa (QS 20:15-16) karena perilaku sebagian besar manusia cenderung: o Fasik (QS 5:49) o Berselisih pendapat (QS 11:118) o Tidak beriman/ mempersekutukan (QS 12:105; 30:42) o Disesatkan oleh berhala-hala/iblis (QS 14:36; 17:62) o Tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah melalui kitabkitabNya (QS 41:4), dll Perintah untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Perintah untuk berlaku lemah lembut, memberikan kasih sayang / lemah lembut dan tidak boleh berlaku kasar serta bermusyawarah (QS 3:159, 19:96, 42:38), Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan berzakat , dll (QS 2:83), berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3) Perintah untuk mengucapkan kata-kata pantas bila berpaling dari orang yang zalim/ kafir (QS 17:28) Perintah untuk memberikan kata-kata yang membekas (QS 4:63) Perintah untuk bersabar, tidak sedih dan tidak sempit dada bilamana ditipu (QS 16:127; 27:70) Perintah untuk tidak memaki sesembahan orang lain karena mereka akan memaki Allah (QS 60:108) Perintah untuk menjaga kemaluan dan tidak melakukan / mendekati zina (QS 17:29; 24:3; 25:68), dll
Dengan merujuk ayat-ayat tersebut di atas, Insya Allah kita tidak gamang atau tidak kaku lagi dalam bergaul dengan kawan-kawan kita. Kita akan mampu bersifat sebagai wakil Allah bagi mereka – sesuai dengan fungsi/ profesi kita - yakni menyampaikan berita gembira dan peringatan. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
119
MEMILIH JODOH, KAWIN /TIDAK KAWIN MENGAWINKAN & MEMELIHARA PERKAWINAN PERKAWINAN ADALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN DAN WAJIB BAGI YANG SANGGUP Perkawinan adalah bagian dari proses kehidupan walaupun tidak semua orang diberi kesempatan atau kesanggupan untuk kawin karena berbagai alasan. Misalnya saja tidak sanggup kawin karena alat kelaminnya tidak berfungsi normal atau tidak kawin karena ‘belum ketemu jodoh yang cocok’, tidak kawin karena adanya syariat yang tidak membolehkan kawin (misalnya saja para rahib Katolik), dll. Perkawinan adalah naluri manusia yang memang sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat berikut ini : • •
•
• •
dikodratkan
oleh
Allah
Allah menciptakan isteri-isteri dari jenis laki-laki itu sendiri, agar laki-laki tersebut cenderung dan merasa tenteram kepada wanita dan dijadikanlah rasa kasih sayang di antara mereka (QS 30:21); Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya mereka saling kenal-mengenal dan orang yang paling mulia di antara manusia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa (QS. 49:13) Manusia diharapkan bertakwa kepada Rabb yang telah menciptakan manusia dari yang satu dan dari mereka Allah menciptakan isterinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Manusia diharapkan takwa kepada Allah yang dengan namaNya manusia saling meminta satu sama lain, dan manusia diharapkan memelihara hubungan silaturahmi (QS. 4:1) Allah menciptakan manusia dari diri yang satu dan dari yang satu itu. Allah menciptakan isterinya agar dia merasa senang kepadanya (QS. 7:189). Allah menjadikan bagi kita isteri-isteri dari jenis kita sendiri dan menjadikan bagi kita dari isteri-isteri tersebut anak-anak dan cucu-cucu serta memberi kita rezeki dari yang baik-baik (QS. 16:72),dll
Secara alamiah, perkawinan dimulai dari adanya saling ketertarikan dua pihak, atau adanya ketertarikan salah satu pihak, atau tidak adanya ketertarikan sama sekali (karena dipaksa / dijodohkan). Dalam kasus yang umum dan normal, laki-laki pada umumnya lebih agresif dalam mengungkapkan ‘ketertarikannya ’ terhadap wanita. Namun tidak demikian halnya pada wanita. Perkawinan antara laki-laki dengan wanita adalah suatu kontrak untuk hidup berkeluarga yang diharapkan berlangsung sampai keduanya wafat. Namun banyak kejadian kita temukan bahwa pasangan yang sudah berkeluarga itu buyar di tengah jalan. BAGAIMANA MEMILIH PASANGAN HIDUP DAN SIAPAKAH YANG HALAL / HARAM UNTUK DIKAWINI ? Pasangan hidup - dalam kenyataannya - berasal dari banyak kemungkinan. Bisa jadi berasal dari keluarga / kerabat yang dihalalkan untuk dikawini, bisa jadi kawan, bisa jadi orang yang sebelumnya tidak dikenal kemudian bertemu di KA atau bus atau
AdissalaM
120
tempat lainnya, misalnya. Atau bisa jadi dijodohkan oleh orang tua atau oleh orang lain atau dipersembahkan sebagai upeti (bagi raja di jaman dahulu), dll. Dimulai dari pertemuan antara sepasang laki-laki – wanita pada saat pertama kalinya yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya, atau mungkin juga sama sekali tidak pernah bertemu, akhirnya bisa berlanjut dengan perkawinan. Sebelum perkawinan biasanya ada berbagai pertimbangan yang disebut memilih jodoh. Dalam hal ini di dunia terdapat berbagai ragam tradisi mengenai memilih pasangan dan bagaimana melaksanakan perkawinan. Ada yang relatif sama dan ada yang relatif berbeda. Namun esensinya sama, yaitu keinginan masing-masing pihak (demikian pula orang tuanya) agar terhindar dari pilihan yang tidak ‘pas’ yang menyebabkan perkawinan tidak bahagia di kemudian hari. Tradisi yang diturunkan oleh leluhur tentang memilih pasangan dan melaksanakan perkawinan antara lain adalah sebagai berikut : • • • •
Kalau memilih jodoh, periksa dulu “bibit, bobot dan bebetnya”, yang artinya sang calon pasangan harus diperiksa lebih dulu keturunan siapa, kualitas dan kuantitasnya. Jangan sembarangan memilih. Kalau memilih jodoh harus dilihat terlebih dahulu tanggal/hari/waktu lahirnya. Tidak boleh mengambil isteri wanita yang masih menjadi isteri orang, saudara dekat yang diharamkan untuk dikawini. Kalau kawin harus mencari/ menunggu hari baik, dll.
Apakah tradisi leluhur itu benar ? Untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar menurut Allah, beberapa ayat di bawah ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukannya: • •
•
Tidak boleh sembarangan menghalalharamkan untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah (QS 15 : 116) Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita-wanita yang tidak baik (pula), wanitawanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) (QS. 24:26) Wanita yang dihalalkan untuk dikawini menurut Allah : o yang menjaga kehormatan di antara yang diberi Al Kitab sebelumnya (QS 5:5) o yang telah kita berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kita miliki yang termasuk apa yang kita peroleh dalam peperangan (QS 33:50) o (Sebagai pengkhususan untuk kaum yang berhijrah di zaman Nabi Muhammad SAW) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ayah kandung, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ayah kandung, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibu kandung dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibu kandung yang turut hijrah (QS 33:50) o yang mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya (QS. 33:50) o yang beriman dari budak-budak yang kita miliki atau budak orang lain dengan izin tuannya (dengan memberikan mas kawin secara patut) jika kita tidak memiliki cukup biaya untuk mengawini wanita merdeka yang beriman. Wanita – budak yang dikawini itu – adalah wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Diperbolehkan mengawini budak adalah untuk orang yang takut sulit menjaga diri dari perbuatan zina (QS 4:25)
AdissalaM
121
o
•
yang telah teruji imannya yang lari dari suaminya yang kafir setelah memberikan kepada suami-suami mereka mahar yang telah mereka bayar (QS. 60:10) o yang menjadi isteri anak angkat kita bilamana mereka telah bercerai (QS. 33:37), dll Wanita yang tidak dihalalkan untuk dikawini menurut Allah : o Perempuan yang diperisteri dengan maksud untuk dijadikan gundik atau zina (QS 4:24; 5:5) o Perempuan yang diperisteri dengan jalan paksa (QS. 4:19) o Wanita yang sedang dalam status dikawini oleh ayah kita kecuali wanita itu sudah dicerai (QS. 4:22) o Ibu kita; anak-anak kita yang perempuan; saudara-saudara kita yang perempuan; saudara-saudara bapak kita yang perempuan; saudara-saudara ibu kita yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudara kita yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudara kita yang perempuan; ibu-ibu kita yang menyusui kita; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isteri kita (mertua); anak-anak isteri kita yang dalam pemeliharaan kita dari isteri yang telah kita campuri (tetapi jika kita belum campur dengan isteri kita itu dan sudah kita ceraikan, maka tidak berdosa bagi kita untuk mengawininya); isteri-isteri anak kandung kita /menantu (QS. 4:23) o Dua perempuan bersaudara dalam satu perkawinan, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau (QS. 4:23) o Wanita yang masih bersuami (QS. 4:24) o Isteri-isteri Rasullulah sesudah Rasullulah wafat (QS. 33:53) o Wanita-wanita kafir/musyrik sebelum mereka beriman (wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik walaupun dia menarik hati kita) (QS 2:221; 60:10), dll.
SAAT MAU MENIKAH Pada saat mau menikah, petunjuk Allah yang dapat digunakan sebagai rujukan antara lain menjelaskan bahwa : •
•
Memberikan mas kawin (mahar) kepada wanita yang dinikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Jika si wanita menyerahkan kepada sang suami sebagian dari mas kawin itu dengan senang hati maka sang suami dibolehkan mengambil pemberian itu (QS. 4:4) Bilamana kita ingin mengawini budak-budak yang kita miliki dan kita mengetahui bahwa ada kebaikan pada mereka sementara itu mereka menginginkan adanya perjanjian dengan kita, maka kita wajib membuat perjanjian dengan mereka. Setelah itu kita wajib memberikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepada kita. Kita juga tidak boleh memaksa budak-budak wanita yang kita miliki untuk melakukan pelacuran sedangkan mereka sendiri mengingini kesucian. Allah memberi ampun jika mereka dipaksa (QS. 24:33), dll
PERILAKU SUAMI-ISTERI SELAMA DALAM PERKAWINAN Dalam perkawinan, suami adalah pemimpin karena Allah melebihkan sebagian lakilaki terhadap sebagian kaum wanita. Hal itu disebabkan karena laki-laki bertugas mencari / memberikan nafkah kepada isteri dan keluarganya. Yang menjadi dasar dari apa yang harus kita lakukan kepada pasangan nikah kita
AdissalaM
122
adalah ikrar dalam syahadat yanga menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang kita sembah melainkan Allah. Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus terus memberi bukan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada pasangan nikah kita. Lebih jauh beberapa dalil yang berkaitan dengan bagaimana sebaiknya perilaku/ sikap seorang suami terhadap isterinya adalah sebagai berikut : • • • • •
•
• • • •
•
•
• • •
Orang-orang beriman (laki-laki/ wanita) diharapkan dapat memelihara dirinya dan keluarganya dari api neraka (QS. 66:6). Suami tidak boleh menganggap isteri sebagai gundik (QS 4:24; 5:5) Seorang suami wajib memberi mahar dengan sempurna kepada isteri-isteri yang telah dinikmatinya (QS. 4:24) Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian laki-laki terhadap sebagian wanita dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian hartanya (QS 4:34). Wanita yang dikhawatirkan oleh suaminya tidak menjaga kehormatannya diharapkan diberi nasehat atau bahkan dipukul oleh suaminya. Namun bila wanita tersebut taat maka sang suami tidak boleh mencari-cari jalan untuk menyusahkannya (QS 4:34) Seorang suami dihalalkan di malam hari di saat puasa mencampuri isterinya karena isteri adalah pakaian bagi suaminya dan suami adalah pakaian dari isterinya. Allah mengetahui bahwa suami tidak dapat menahan nafsu sehingga Allah mengampuni dan memberi maaf (QS 2:187); Suami tidak boleh menyusahkan isterinya karena hendak mengambil kembali sebagian yang telah diberikan kepadanya kecuali jika isterinya melakukan pekerjaan keji yang nyata (QS 4:19). Suami diwajibkan bergaul dengan isterinya secara patut dan diharapkan bersabar bilamana tidak menyukai isterinya karena boleh jadi Allah menjadikan banyak kebaikan untuk yang tidak disukai itu (QS 4:19) Isteri dan anak ada yang menjadi musuh bagi seorang suami/ bapak namun suami/ bapak harus memaafkan dan tidak memarahi mereka (QS 64:14) Suami boleh menangguhkan untuk menggauli siapa yang dikehendakinya di antara isteri-isterinya dan boleh pula menggauli siapa yang dikehendakinya. Tidak berdosa bagi suami untuk menggauli kembali perempuan yang telah dicerai sesuai dengan aturan talak-rujuk yang berlaku (QS. 33:51) Jika seorang isteri dari seorang suami yang beriman lari kepada orang kafir, lalu suami yang beriman itu mengalahkan orang kafir maka suami yang beriman itu harus membayar kepada orang-orang yang isterinya lari itu dengan mahar sebanyak yang telah dibayarkan oleh mereka (QS. 60:11) Seorang suami yang beriman tidak akan dapat berlaku adil kepada isteri-isterinya walaupun suami yang beriman tersebut sangat ingin berbuat demikian. Oleh sebab itu suami tersebut tidak boleh terlalu cenderung kepada salah satu isteri yang dicintainya sehingga membiarkan isterinya yang lain terkatung-katung (QS. 4:129) Seorang suami yang beriman harus menjauhkan diri saat isterinya haid dan menggaulinya kembali saat isterinya telah suci (QS. 2:222) Isteri-isteri seorang suami yang beriman adalah seperti tanah tempat bercocok tanam, sehingga seorang suami boleh mendatangi tanah tempat bercocok-tanam itu kapan saja dikehendakinya (QS. 2:223) Seorang suami wajib memberi nafkah isterinya menurut kemampuannya
AdissalaM
•
• • •
123
walaupun sedang sempit rezekinya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya dan Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. 65:7) Suami tidak boleh menganggap isterinya seperti ibunya. Dalam hal ini jika sang suami mengatakan bahwa isterinya seperti ibunya maka bila ia menarik kembali ucapannya ia harus memerdekakan seorang budak sebelum bergaul kembali dengan isterinya. Bilamana ia tidak mendapatkan budak maka ia wajib berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Jika tidak sanggup berpuasa wajib memberi makan enam puluh orang miskin (QS. 58:2-4) Suami wajib bergaul dengan isterinya secara baik-baik dan memelihara diri (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) karena Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan manusia (QS. 4:128) Suami yang beriman diharapkan berdoa : "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. 25:74). Suami wajib menempatkan isteri-isterinya di mana ia bertempat tinggal menurut kemampuannya dan ia tidak boleh menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Jika isteri-isteri yang sudah ditalak sedang hamil, maka suaminya wajib memberikan kepada mereka itu nafkah hingga mereka bersalin. Jika mereka kemudian menyusukan anak-anak suaminya tersebut, maka suami tersebut wajib memberikan upah kepada mereka. Suami wajib bermusyawarah dengan mereka dengan cara baik-baik. Jika suami tersebut menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusui anak itu (QS. 65:6), dll
Sedangkan beberapa dalil mengenai bagaimana sebaiknya sikap seorang isteri kepada suaminya adalah sebagai berikut : • • •
•
•
Wanita yang saleh adalah yang taat Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada. (QS 4:34) Orang-orang beriman (laki-laki/ wanita) diharapkan dapat memelihara dirinya dan keluarganya dari api neraka (QS. 66:6) Wanita yang beriman diharapkan menahan pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka, tidak menampakkan perhiasan mereka kecuali yang nampak dari mereka, menutupkan kain kudung ke dada mereka, tidak menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan tidak pula memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan (QS. 24:31) Jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarbenarnya dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka walaupun manusia itu menurut tabiatnya -kikir. (QS. 4:128) Diwajibkan bagi isteri-isteri yang ditinggal mati suaminya untuk menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari (QS. 2:234), dll
BAGAIMANA DENGAN PERCERAIAN ? Perbuatan yang diizinkan namun tidak disukai/diridhai Allah adalah perceraian. Perceraian bisa saja terjadi karena berbagai alasan misalnya saja :
AdissalaM
• • • • •
124
Tidak punya anak Ribut terus menerus Salah satu (suami atau isteri) berpenyakit Salah satu atau dua-duanya berselingkuh dll
Karena perceraian bisa saja terjadi walaupun tidak disukai / diridhai Allah maka firman Allah mengenai masalah ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan. Beberapa ayat yang ada di antaranya adalah : •
•
•
•
• • •
•
Orang-orang yang mengilaa isterinya diberi tangguh empat bulan lamanya. Jika mereka kembali kepada isterinya, maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 2:226). Jika mereka berazam (bertetap hati) untuk talak, maka Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:227) Wanita-wanita beriman yang ditalak diperintahkan untuk menahan diri selama 3x quru’, dan tidak menyembunyikan ciptaan Allah dalam rahimnya. Suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu bilamana suaminya menghendaki islah. Wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf namun suaminya mempunyai tingkat kelebihan daripada isterinya (QS 2:228). Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi laki-laki beriman mengambil kembali sesuatu yang telah diberikan kepada wanita yang ditalaknya, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika laki-laki beriman itu khawatir bahwa keduanya (suamiisteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri utuk menebus dirinya (QS. 2:229). Jika seorang suami yang beriman mentalak isterinya sesudah talak yang kedua, maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikanya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah (QS. 2:230) Bilamana isteri yang dikawini laki-laki beriman sebelumnya adalah budak dan telah menjaga diri dengan kawin kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka bagi mereka dikenakan separo hukuman dari hukuman bagi wanita-wanita merdeka yang bersuami (QS. 4:25) Suami yang beriman tidak boleh menyusahkan isteri karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah diberikan kepadanya, kecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata (QS. 4:19) Laki-laki yang beriman tidak boleh mengambil harta dari isteri yang diceraikannya walaupun sedikit (QS. 4:20-21) Tidak ada kewajiban bagi laki-laki beriman untuk membayar mahar bilamana laki-laki beriman tersebut menceraikan isteri-isterinya sebelum bercampur dengan mereka dan sebelum laki-laki beriman itu menentukan maharnya. Lakilaki beriman diwajibkan memberikan suatu mut'ah (pemberian) kepada mereka secara patut berdasarkan kemampuan (walaupun sedang sempit rezeki) (QS. 2:236) Jika laki-laki beriman menceraikan isteri-isterinya sebelum bercampur dengan mereka padahal sesungguhnya laki-laki beriman itu sudah menentukan maharnya, maka ia wajib membayar seperdua dari mahar yang telah ditentukannya itu kecuali jika isteri-isterinya itu memaafkan atau dimaafkan
AdissalaM
•
•
125
oleh orang yang memegang ikatan nikah (QS. 2:237) Bagi Nabi jika menceraikan isteri-isterinya, mereka wajib menceraikan isteriisterinya pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan diharap Nabi menghitung waktu iddah itu dengan bertakwa kepada Allah. Nabi tidak boleh mengeluarkan mereka dari rumah mereka dan mereka juga tidak diizinkan ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang nyata. Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, mereka boleh dirujuki dengan baik atau dilepaskan dengan baik dan harus disaksikan oleh dua orang saksi yang adil (QS. 65:1-2) Jika meragukan, maka masa iddah perempuan-perempuan yang putus asa dari haid adalah tiga bulan. Demikian pula perempuan-perempuan yang tidak haid. Sedangkan masa iddah perempuan-perempuan yang hamil adalah sampai dengan mereka melahirkan kandungannya (QS. 65:4)
BAGAIMANA KALAU SELINGKUH ? Perbuatan selingkuh / berzina bisa saja terjadi. Inti dari perselingkuhan adalah ikut bekerjanya hawa nafsu. Bilamana hawa nafsu mengalahkan semuanya maka terjadilah perbuatan zalim / musyrik karena tidak menggunakan akal. Beberapa ayat yang dapat dijadikan sebagai rujukan mengenai hal ini antara lain adalah : •
•
•
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” (QS. 23:1-7) “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin”(QS. 24:3) Kita tidak boleh melakukan / mendekati zina (QS 17:29; 25:68), dll
Dalam hal zina ini, Allah memberikan peringatan agar kita tidak boleh sembarangan menuduh orang lain telah berbuat zina. Jika kita lakukan maka kita akan termasuk kategori manusia yang zalim. Beberapa ayat yang menjelaskannya antara lain adalah : •
• •
“Orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang-orang saksi, maka mereka yang menuduh itu harus didera delapan puluh kali dera, dan kita tidak boleh menerima kesaksian mereka buat selama-lamanya karena mereka adalah orang-orang yang fasik, kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya. Orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain dirinya sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan sumpah yang kelima bahwa laknat Allah atas dirinya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta “(QS. 24:4-7) Orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, (QS. 24:23-25)
dll
AdissalaM
126
Apa yang mesti dilakukan jika pasangan kita selingkuh? Beberapa dalil yang dapat dijadikan sebagai referensi antara lain adalah : • •
•
•
•
Seorang laki-laki yang beriman tidak boleh menyusahkan isterinya karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah diberikan kepadanya, kecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata (QS 4:19) Bilamana isteri yang dikawini oleh laki-laki beriman sebelumnya adalah budak dan telah menjaga diri dengan kawin kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka bagi mereka dikenakan separo hukuman dari hukuman bagi wanita-wanita merdeka bersuami (QS 4:25)
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman (QS 24:2)
Bagi para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, diwajibkan ada empat orang saksi di antara para saksi. Kemudian bila mereka telah memberi kesaksian, maka para wanita yang berbuat keji wajib dikurung dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya (QS. 4:15). Dll.
POLIGAMI & POLIANDRI Dalam dunia nyata sehari-hari kita melihat fenomena adanya poligami dan poliandri. Poligami adalah mengawini perempuan lebih dari satu, sedangkan poliandri bersuami lebih dari satu. Bolehkah berpoligami ? Untuk menjawabnya banyak ayat dapat digunakan sebagai rujukan. Beberapa di antaranya menjelaskan yang garis besarnya sebagai berikut : •
•
Bilamana seorang laki-laki beriman takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana ia mengawininya, maka laki-laki beriman itu boleh mengawini wanita-wanita lain yang disenanginya, dua, tiga, atau empat. Kemudian bilamana ia takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawin dengan seorang saja atau dengan budak-budak yang dimilikinya. Perbuatan seperti itu dilakukan dengan maksud agar tidak berbuat aniaya (QS. 4:3) Laki-laki beriman tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterinya, walaupun ia sangat ingin berbuat demikian. Karena itu laki-laki beriman tidak boleh terlalu cenderung kepada isteri yang dicintainya sehingga ia membiarkan yang lain terkatung-katung. Jika laki-laki beriman mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 4:129), dll
Bagi kaum yang beriman, berakal dan mendapatkan petunjuk dari Allah, berpoligami memang tidak diharamkan namun mesti hati-hati sebab bisa saja ia melakukan dosa karena memang amat sukar – sesuai dengan kodrat – untuk bisa berlaku adil di antara perempuan yang dinikahi. Sementara itu poliandri yang juga berarti ‘salome’ alias “satu lubang rame-rame” menurut logikanya sulit untuk diterima sebab akan menyebabkan banyak kesengsaraan antara lain :
AdissalaM
• • •
127
Sengsara bagi generasi selanjutnya karena tidak jelas siapa bapaknya. Cemburu di antara para suami yang bisa menyebabkan perseteruan bahkan bunuh- membunuh dll
Banyak ayat dalam Kitab Yang Bercahaya yang dapat dijadikan rujukan untuk menjawab masalah poliandri ini. Dengan usaha yang diberkahi Allah SWT niscaya ayat-ayat tersebut dapat diketengahkan pada kesempatan lain. BILAMANA TIDAK KAWIN Banyak kejadian yang ditemukan di masyarakat dewasa ini di mana laki-laki atau perempuan tidak menikah. Alasannya bermacam-macam, misalnya saja : alat kelaminnya tak berfungsi, belum ketemu jodoh, patah hati sehingga takut patah hati lagi, trauma karena perceraian orang tuanya, takut tidak dapat memberi nafkah keluarganya, dan sebagainya. Kalau alasannya adalah alat kelaminnya memang tidak berfungsi mungkin alasannya memang bisa dipahami. Demikian pula kalau alasannya adalah belum ketemu jodoh dan masih dalam fase mencarinya, mungkin masih dianggap normal walaupun bisa jadi sampai tuapun belum mendapatkannya karena mungkin memang sudah takdirnya ia tidak mendapatkan kesempatan untuk itu. Namun kalau itu karena takut, maka kita harus hati-hati sebab takut itu juga berarti was-was dan was-was itu adalah sesuatu yang ditiupkan oleh iblis/ syaitan. Kalau itu terjadi maka kita akan termasuk manusia yang menganggap dirinya beriman kepada Allah namun sekaligus “menyembah” apa yang ditakutinya itu. Sebutan yang berlaku bagi kita bilamana dalam kondisi seperti itu adalah “syirik” yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, yakni yang ditakutinya. Pembahasan masalah ini banyak disajikan dalam bab-bab lain dalam buku ini. Jika memang terpaksa tidak kawin karena alat kelaminnya tidak berfungsi atau karena sebab-sebab lainnya namun bukan karena “takut” , maka kewajiban untuk menjaga kesucian dan menjauhkan diri dari perbuatan zina tetap berlaku. Pedoman yang diambil dari Al Quran berkaitan dengan hal ini antara lain menjelaskan bahwa : • • •
Orang-orang yang tidak mampu kawin diharapkan menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan kurnia-Nya (QS 24:33). Laki-laki yang beriman diharapkan menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (QS. 24:30) dll
PERINTAH UNTUK MENGAWINKAN ORANG LAIN Allah memerintahkan kita untuk mengawinkan pria dengan wanita yang patut kawin yang berada di antara kita, terutama pria dan wanita yang statusnya adalah hamba sahaya. Dalam hal ini, Allah menjelaskan bahwa : •
•
Perintah untuk mengawinkan orang-orang yang sendirian di antara kita dan orang-orang yang patut kawin dari hamba-hamba sahaya kita yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya (QS. 24:32) dll
AdissalaM
128
Perintah tersebut di atas pada intinya adalah himbauan kepada orang beriman agar mau berbuat baik (sebagai perwujudan dari ikrarnya dalam syahadat) dalam bentuk mempertemukan orang-orang sudah waktunya kawin agar mereka dapat dihindarkan dari perbuatan yang menjurus zina. Namun demikian kita perlu hati-hati mengawinkan orang karena ada beberapa larangan yang diberlakukan. Dalam kaitan ini Allah menegaskan bahwa : •
•
Agar tidak menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Budak yang mukmin lebih baik daripada orang-orang musyrik walaupun mereka menarik hati kita. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya (QS. 2:221) dll
HOMOSEKSUAL Semua perbuatan – apapun jenis dan bentuknya - yang lebih mengedepankan hawa nafsu adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan ikrar “Tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah”. Perbuatan yang lebih mengedepankan hawa nafsu sehingga akal dan petunjukNya terabaikan selalu menjurus kepada perbuatan yang tidak memberikan manfaat yang akan menyebabkan timbulnya kerusakan di muka bumi. Homoseksual adalah persetubuhan antara sepasang manusia yang berjenis kelamin sama. Peristiwa homoseksual rupanya sudah lama terjadi namun untuk pertama kalinya dikisahkan terjadi pada kaum di mana Nabi Luth diutus. Bagaimana dan apa akibat perbuatan homoseksual itu dijelaskan oleh Allah sebagaimana termaktub paling sedikit dalam tujuh surat dalam Al Quran berikut ini :
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya : " Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu". Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan:"Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kota ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri". Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (QS. 7:80-84) Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata : " Ini adalah hari yang amat sulit". Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata : " Hai kaumku, inilah puteriputeriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal" . Mereka menjawab : " Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteriputerimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya
AdissalaM
129
kami kehendaki". Luth berkata:"Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)". Para utusan (malaikat) berkata:"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat". Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim (QS. 11:77-83) Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikutpengikutnya ia berkata : " Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". Para utusan menjawab : " Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun diantara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu". Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata : " Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". Mereka berkata : " Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?". Luth berkata : " Inilah puteri-puteriku (negeri)ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (Allah berfirman) : " Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tandatanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (QS. 15:61-77) Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka : " Mengapa kamu tidak bertakwa?". Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan yang (di utus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Rabbmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". Mereka menjawab : " Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" Luth berkata:"Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (Luth berdo'a) : " Ya Rabbku, selamatkanlah aku
AdissalaM
130
beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan". Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya) yang termasuk dalam golongan yang tinggal". Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. 26:160-175). Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya:"Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat(nya)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)". Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan:"Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih". Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu. Katakanlah:"Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilihNya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?" (QS. 27:54-59) Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya:"Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh'seorangpun dari umat-umat sebelum kamu". Apakah kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan:"Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar". Luth berdo'a:"Ya Rabbku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu". Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan :" Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim". Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dengan (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata:"Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah.Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali isterimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)". Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan sesungguhnya Kami tinggalkan dari padanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal. (QS. 29:28-35) Kaum Luthpun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya)". Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan
AdissalaM
131
sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku (QS. 54:33-39) Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
132
MENGANDUNG, MENDIDIK & JIKA TIDAK DIKARUNIAI ANAK PERAN ANAK Allah mengembangbiakkan manusia dari yang semula hanya satu lalu menjadi dua dan dari dua kemudian menjadi beranak-pinak dengan beragam keadaan serta sifat yang tidak pernah ada yang sama dan serupa. Semuanya itu adalah salah bukti dari kebesaran Allah. Pada umumnya kehadiran anak bagi orang tuanya adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Anak - bagi kebanyakan orang tuanya – dianggap mempunyai manfaat antara lain : • • • •
Menjadi bukti bahwa orang tuanya diberi kehidupan yang normal Menjadi penerus kehidupan keluarga Menjadi penyenang/ penyejuk hati, dll
Namun di sisi lain ada pasangan menikah yang tidak dikaruniai anak sehingga kebanyakan dari mereka menjadi sedih dan di antaranya pula banyak yang bernafsu mencari cara untuk memperoleh anak. Sementara itu pula ada yang pasangan menikah yang mempunyai anak namun kehidupan keluarganya “dirasakannya” susah karena antara lain : • •
Anak menjadi beban bagi keluarga karena kenakalannya, Anak cacat fisik, cacat mental, dll
Serba salah jadinya bagi yang tidak mensyukuri nikmatNya. Tidak dikaruniai anak menjadi masalah. Dikaruniai anak ada yang kemudian menjadi bermasalah. Sesungguhnya – menurut Allah – anak adalah cobaan sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat berikut ini : • •
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”. (QS. 8:28) “Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. 18:46), dll
Menghadapi hal ini tentunya kita perlu mengupas lebih jauh mengenai makna anak dan kemudian menentukan sikap atau melakukan tindakan pada saat tidak/ belum atau sudah memperoleh anak agar kehidupan keluarga dan kelanjutannya membawa berkah.
AdissalaM
133
BAGAIMANA BILA TIDAK DIKARUNIAI ANAK Banyak pasangan suami-isteri yang dianugerahi banyak anak (disebut’ subur’) namun banyak pula yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi tidak dikaruniai anak. Malahan sampai meninggalpun juga belum dianugerahi anak. Allah menyatakan bahwa ini adalah cobaan sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat berikut : • •
Ada manusia yang dicoba Allah tidak dikaruniai anak (QS 19:1-10) dll
Pada saat mengalami cobaan berupa tidak atau belum dikaruniai anak, banyak pasangan yang tidak sabar. Berbagai cara mereka lakukan antara lain adalah dengan : • • •
Terus berdoa agar dikaruniai anak. Minta bantuan ‘orang pintar’/ jin Melakukan rekayasa genetik, dll
Akhirnya orang yang berusaha keras itu memang ada yang dikaruniai anak namun akhirnya banyak pula yang malahan susah baik pada saat anak dilahirkan maupun di saat sesudahnya. Berbagai kemungkinan susah itu antara lain adalah : • • •
Anak berani melawan orang tua Anak sakit-sakitan. Anak menjadi jahat, dll
Karena dikaruniai anak maupun tidak adalah cobaan dari Allah, maka kita perlu/harus berupaya agar berbuat seperti yang difirmankan Allah. Dalam hal ini Allah menyatakan bahwa kita tak boleh memastikan akan mendapat anak karena akan termasuk golongan kafir (QS 19:77). Dalam kasus tidak mempunyai anak semua hal yang mustahil menurut manusia ternyata tidak mustahil bagi Allah. Dalam Al Quran dikisahkan tentang manusia yang lama dicoba oleh Allah tidak dikaruniai anak dan justru di saat uzurnya atas kehendak Allah mereka dikaruniai anak. Semula mereka - yang merasa sudah tidak mampu itu - mempertanyakan bahwa apakah mungkin mereka mempunyai anak. Namun Allah rupanya berkehendak lain. Kisah itu sebagai berikut : •
Kisah Nabi Zakariya yang berharap dapat anak
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Rabbnya seraya berkata:"Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya) : "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". Zakariya berkata:"Ya Rabbku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul". Berfirman Allah : " Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendakiNya". Berkata Zakariya:"Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman:"Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali
AdissalaM
134
dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Rabbmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". (QS. 3:38-41). yaitu tatkala ia berdo'a kepada Rabbnya dengan suara yang lembut. (QS. 19:3). Ia berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalalu telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. (QS. 19:4). Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari Engkau seorang putera, (QS. 19:5) yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub, dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridhoi". (QS. 19:6). Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (QS. 19:7). Zakariya berkata:"Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". (QS. 19:8). Dia berfirman:"Demikianlah". Dia berfirman:"Hai itu adalah mudah bagiKu, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". (QS. 19:9). Zakariya berkata:"Ya Rabbku, berilah aku suatu tanda". Dia berfirman:"Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". (QS. 19:10). •
Kisah Nabi Ibrahim
Dan isterinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub. (QS. 11:71). Isterinya berkata:"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". (QS. 11:72). Para malaikat itu berkata; "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatanNya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah". (QS. 11:73). Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan Kami tentang kaum Luth. (QS. 11:74). Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. (QS. 11:75) Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. (QS. 15:51). Ketika mereka masuk ketempatnya, lalu mereka mengucapkan :"Salaam".Berkata Ibrahim:"Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu". (QS. 15:52). Mereka berkata:"Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang alim". (QS. 15:53). Berkata Ibrahim:"Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini" (QS. 15:54). Mereka menjawab:"Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". (QS. 15:55). Ibrahim berkata:"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. 15:56) Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan bilamana kita belum dikaruniai anak walaupun kita juga berharap dikaruniainya ? Jawabnya adalah seperti yang tercantum dalam ayat Allah yang menegaskan bahwa dikarunai anak ataukah tidak itu adalah cobaan
AdissalaM
135
dari Allah (QS 19:1-10), sehingga tidak boleh memastikan akan dapat anak karena akan termasuk golongan kafir (QS. 19:77). Bila hal ini sudah kita sadari maka maka upaya yang dapat kita kerjakan antara lain adalah : • • •
Pasrah ikhlas dan tidak salah dalam berdoa pada saat memohon diberi anak Mengangkat anak dan mengasihi serta memperlakukannya sebagai anak sendiri sebagai cara untuk melepas rindu dapat momongan. Memperbanyak santunan bagi anak-anak miskin, menjaga kesehatan agar tetap prima dll
Bilamana itu kita lakukan maka Allah adalah Yang Maha Tahu dan Maha Berkehendak. KETIKA HAMIL/MENGANDUNG, MELAHIRKAN DAN MENYUSUI ANAK Kehati-hatian orang saat mengandung telah dilakukan sejak dahulu kala. Banyak umat yang kemudian mengakomodasikan kehati-hatian itu secara bersama sehingga lahirlah tradisi dan kepercayaan yang antara lain sebagai berikut : •
•
Di masyarakat Jawa ada kepercayaan bahwa selama isterinya mengandung, suami tak boleh sembarangan berbuat. Antara lain tidak boleh menyembelih atau menyakiti binatang (misalnya ayam, dll). Ada kaitan antara anak yang lahir cacat dengan perbuatan bapaknya yang membunuh atau membuat binatang cacat selama ibu anak tersebut dalam keadaan mengandung. Di masyarakat Jawa ada tradisi untuk syukuran saat mengandung tujuh bulan dan sebagainya.
Sementara itu dunia sains – yang relatif banyak mengandalkan logika dan bukti – juga membuktikan bahwa keadaan saat mengandung mempunyai dampak terhadap anak. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa perilaku homoseksual yang dialami oleh seseorang ada kaitannya dengan adanya depresi yang dialami sewaktu ibu si pelaku homoseksual sedang mengandung. Ibu yang depresi menyebabkan ketidaknormalan produksi hormon bagi janin dan sebagai dampaknya adalah lahirnya manusia yang tidak normal yang salah satu contohnya adalah manusia yang berperilaku homoseksual tersebut. Pada saat buku ini disusun di masyarakat modernpun juga telah banyak dikembangkan berbagai kiat yang berkaitan dengan pemeliharaan bayi selama sang ibu hamil. Beberapa di antaranya adalah : • • •
Ibu yang hamil mengelus-elus perutnya dengan kasih-sayang Melantunkan musik yang bernuansa agama saat bayi maih dalam perut. Ibu mengajak sang bayi dalam perut untuk berdialog dengan lembut, dll
Dalam kaitan ini Muhammad bin Abdullah sebagai Nabi utusan Allah juga pernah menyatakan bahwa mendidik anak perlu dan bahkan harus dilakukan sejak janin dikandung oleh ibunya. Dengan demikian secara garis besar dunia sains dan agama – yang dianggap dogmatis namun ternyata belakangan justru sudah dibuktikan berisi pokok-pokok dalil kehidupan yang sangat ilmiah - sudah sama pendapatnya mengenai masalah pendidikan anak. Baik sains maupun agama menyatakan bahwa mendidik anak dimulai bukan pada saat anak lahir, namun sejak jauh sebelum anak lahir.
AdissalaM
136
Beberapa kasus tentang perlakuan orang tua terhadap anak sewaktu anak belum lahir dan sesudahnya sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran sangat bagus untuk digunakan sebagai rujukan. Di antaranya adalah sebagai berikut : •
Nazar waktu bayi masih berada di perut ibunya
(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". Maka Rabbnya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata:"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini" Maryam menjawab:"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. 3:35-37). •
Tidak berdoa memohon kesempurnaan bagi anak
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Rabbnya seraya berkata:"Sesungguhnya jika Engkau memberi anak yang sempurna tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. 7:189) Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 7:190) Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. (QS. 7:191) Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembahpenyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. (QS. 7:192) Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri. (QS. 7:193) Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS. 7:194) Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau
AdissalaM
137
mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar Katakanlah:"Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, tanpa memberi tangguh (kepadaku). (QS. 7:195) •
Menyusui anak sesuai dengan masanya
Para ibu diwajibkan menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan masa penyusuan. Kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:233) •
dll
Dari berbagai fenomena tersebut di atas dapat diambil hikmah tentang perlunya menazarkan anak hanya untuk Allah dan tidak berdoa memohon diberi anak yang sempurna. Demikian pula hikmah tentang perlunya memberikan air susu ibu bagi anak dan perlakuan kasih sayang selama bayi masih belum lahir serta sesudahnya. Baik berupa kasih sayang terhadap janin /bayi itu sendiri, maupun terhadap ibu yang sedang mengandung, menyusui dan memelihara bayi dan yang lainnya. Perlakuan kasih sayang itu akan berarti pula menghindarkan suasana depresi yang mungkin timbul selama seorang ibu mengandung dan sesudahnya. ANAK LAKI-LAKI ATAUKAH PEREMPUAN ? Di hadapan Allah, anak-anak laki-laki ataukah perempuan sama saja statusnya. Yang penting, menurut Allah, adalah iman dan takwanya sebagaimana dinyatakan dalam QS 4:124-125; QS 16:97, dll. Namun dalam kenyataan sehari-hari, banyak kita jumpai calon ayah dan atau calon ibu yang sudah berharap besar untuk memperoleh anak dengan jenis kelamin tertentu (dalam hal ini laki-laki atau wanita). Karena keinginannya sangat kuat, maka mereka telah menyediakan nama dan perabot kelahiran bayi sesuai dengan jenis kelamin bayi yang diinginkannya. Apalagi bila dokter sudah menginformasikan hasil diagnosis yang memperkirakan kemungkinan jenis kelamin sang bayi, maka akan semakin optimislah calon orang tua tersebut. Tetapi di akhir kisah, banyak ayah dan atau ibu yang kemudian bermuram durja, tidak berterima kasih, bahkan tidak mau menerima saat jenis kelamin anaknya berbeda dengan yang mereka harapkan. Kenyataan seperti tersebut di atas rupanya sudah sejak dulu terjadi. Dalam hal ini Al Quran mengisahkan sebagai berikut :
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada
AdissalaM
138
kamu, tiba-tiba sebahagian daripada kamu mempersekutukan Rabbnya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rezeki yang telah kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu adaadakan. Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anakanak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. 16:53-59). Dalam persoalan anak, Allah hendak menguji manusia. Baik ujian yang berupa tidak diberi atau diberi anak berikut jenis kelaminnya maupun ujian dalam bentuk-bentuk lainnya. Selain itu tidak pernah ada manusia yang diberi kesempurnaan karena kalau diberi kesempurnaan ia akan menyekutukan /melupakan Allah. Allah menjelaskan bahwa : • • • •
Agar manusia beriman tidak tergesa-gesa dalam mencapai sesuatu (Q.S. 21:37) Tidak semua cita-cita/ keinginan dapat dicapai (Q.S. 53:24-25). Jika Allah memberi yang sempurna, maka bisa jadi manusia menjadikan yang sempurna itu sekutu bagi Allah (QS. 7:190) dll
MEMBERI NAMA ANAK Anak bagi kebanyakan manusia adalah harapan karena itulah tidak ada orang tua yang anaknya diberi nama jelek atau buruk. Kepada anak-anaknya, mereka berikan nama-nama yang baik, yang biasanya mempunyai arti walaupun kadar kedalaman artinya relatif berbeda-beda. Bahkan ada yang diberi nama nabi-nabi atau nama orang-orang terkenal atau nama-nama yang berarti baik/ bagus lainnya. Dengan nama yang diberikan itu orang tua sang anak berharap (berdoa) untuk anaknya agar menjadi orang yang bahagia. Di sisi lain, alangkah tidak enaknya kalau anak kita diberi nama yang jelek. Tentunya ia akan berkorban perasaan pada saat ia diolok-olok oleh kawan-kawannya (yang memang umumnya demikian). Mengenai nama atau dalam hal panggil memanggil, Allah menjelaskan sebagai berikut : •
•
Orang-orang beriman diperintahkan untuk tidak mengolok-olokkan kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan dan tidak boleh pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan dan tidak boleh mencela diri sendiri dan tidak panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. (QS. 49:11) dll
Bertolak dari berbagai gambaran mengenai masalah nama tersebut di atas, maka
AdissalaM
139
sebaiknya yang perlu kita lakukan dalam memberikan nama antara lain adalah : • • • • •
Jangan sampai memberi anak nama yang sembarangan – karena nama adalah doa dan harapan -walaupun tidak mungkin sempurna mencari nama bagi anak. Menyiapkan nama bagi anak jauh hari sebelumnya sehingga ada waktu untuk mencari alternatif-alternatifnya. Menyiapkan paling sedikit dua nama, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan, yang kelak akan diberikan sesuai dengan jenis kelaminnya. Berdoa mohon petunjukNya saat mencari nama. Tidak menyombongkan diri dengan nama karena penyandang nama dan orang tuanya sedang dicoba oleh Yang Maha Kuasa dengan nama tersebut, dll
MEMELIHARA DAN MENDIDIK ANAK Anak adalah amanah titipan Allah kepada kita sekaligus cobaan bagi kita. Adakalanya - bahkan banyak kejadian - anak tidak seperti yang diharapkan oleh orang tuanya sehingga seringkali orang tuanya gusar, marah dan sebagainya. Pada titik ekstrimnya ada orang tua yang mengusir dan bahkan tidak lagi menganggapnya sebagai anaknya. Karena anak adalah amanah yang dititipkan kepada kita, anak adalah anggota keluarga kita dan anak membutuhkan bantuan kita untuk “melihat dunia”, maka kita wajib untuk mendidik dan memeliharanya sampai suatu saat di mana ia bisa menjadi manusia yang mandiri. Inti dari apa yang harus kita lakukan dalam mendidik dan memelihara anak adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada anak kita. Metoda mendidik dan memelihara anak yang dirangkum dari pengalaman orangorang terdahulu pada dasarnya adalah memberi contoh dan tidak memaksakan untuk berbuat baik sesuai dengan ikrar kita dalam syahadat. Dalam hal ini perlu kita camkan terlebih dahulu bahwa tidak mungkin kita bisa menyuruh anak (dengan omongan) untuk berbuat sesuatu kebaikan sedangkan kita sendiri tidak mengerjakannya. Jadi kuncinya adalah memberi contoh dengan perbuatan yang benar-benar nyata dan tidak hanya dengan omongan saja. Beberapa hal yang bersifat pedoman umum - yang sesuai dengan nafas ikrar kita dalam kalimat syahadat – untuk mendidik anak antara lain adalah : • • • •
Memberi contoh kepada anak agar selalu membaca, memperhatikan, belajar memahami dan mengajarkan Kitab yang Bercahaya (Al Quran dan kitab suci lainnya), Memberi contoh kepada anak agar selalu segera mengadakan perbaikan dalam semua hal (termasuk dalam hal menuntut ilmu, bersilaturahmi, dll) Memberi contoh kepada anak agar tidak pelit bersedekah Memberi contoh kepada anak agar selalu bersilaturahmi dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan derajatnya, namun menghindari yang tidak bermanfaat untuk
AdissalaM
•
• •
140
kehidupan dengan cara yang baik tanpa membuat orang lain sakit hati. Memberi contoh kepada anak agar berbicara dengan cara yang baik dan benar, tidak menggunakan hawa nafsu potong-memotong saat bicara (lemah lembut), bermusyawarah, menghormati dan mendengarkan perkataan orang lain lalu memilih yang terbaik di antaranya, Tidak boleh memaksa anak dalam segala hal (termasuk dalam hal prestasi di sekolah) karena takut gagal, dll
Adapun kadar atau tingkat kedalaman materi yang dicontohkan itu berbeda-beda sesuai dengan tingkat akal dari anak masing-masing. Namun yang penting sesungguhnya adalah contoh nyatanya sehingga terekam dalam ingatan sang anak sampai dia tua dan dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Mengenai pokok-pokok penting dalam masalah mendidik anak, Allah menjelaskan banyak hal. Beberapa di antaranya secara garis besar adalah sebagai berikut : • • • •
• •
•
•
Allah memerintahkan orang beriman agar tidak membunuh anak (lahir/ batin) karena takut miskin sebab mereka diberi rezeki oleh Allah (QS 17:29) Orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui adalah orang yang merugi (QS. 6:140) Orang-orang yang beriman diharapkan memelihara dirinya dan keluarganya dari api neraka (QS. 66:6) Allah memerintahkan orang beriman agar takut kepada Allah bilamana meninggalkan anak-anak yang lemah sehingga khawatir terhadap kesejahteraan anak-anak mereka. Oleh sebab itu mereka diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar (QS. 4:9) Pesan Lukman kepada anaknya sewaktu memberikan pelajaran:"Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS. 31:13)
Allah menjadikan indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap semua yang diingini oleh mereka, yaitu kesenangan hidup duniawi seperti : wanitawanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. (QS. 3:14) Doa manusia beriman kepada Allah yang berharap kebaikan dunia akhirat, yang di antaranya adalah harapan agar anak cucunya patuh kepada Allah : “ Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak-cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS. 2:128) Doa Nabi Ibrahim untuk anak cucunya:"Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang
AdissalaM
•
•
•
•
141
kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan doaku. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. 14:35-41).
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. Sesungguhnya orangorang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Rabb mereka . Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. 23:55-61). Katakanlah:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24) Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS. 9:55)
Jangan sampai seorang ibu dan atau ayah dan atau warisnya menderita kesengsaraan karena anaknya (QS. 2:233), dll
TIDAK MEMBANGGA-BANGGAKAN ANAK Seringkali tanpa sadar kita – pada saat silaturahmi - bercerita tentang harta kita dan apa yang kita cintai, termasuk di antaranya bercerita tentang anak kita. Tanpa sadar pula dengan bercerita seperti itu maka ada orang yang mungkin tersinggung (kebetulan tidak punya anak atau anaknya cacat atau anaknya tidak termasuk orang yang sukses). Bisa jadi tidak tersinggung namun orang tak senang karena apa yang kita omongkan terkesan sombong baginya. Bilamana ini terjadi maka ikrar kita dalam syahadat menjadi batal sebab kita telah berbuat tidak baik kepada orang lain dengan cara membangga-banggakan anak. Beberapa ayat yang dapat dipakai sebagai rujukan mengenai larangan bagi orang beriman untuk tidak membangga-banggakan anaknya antara lain sebagai berikut : • • •
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar”. (QS. 8:28) Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS. 16:23) Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS. 17:37)
AdissalaM
• •
•
142
“Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. 18:46) Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamtanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. 57:20) (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. 57:23)
PADA SAAT ANAK REMAJA DAN PACARAN Ada suatu hal yang seringkali menyebabkan orang tua menjadi pusing pada saat anaknya remaja, yakni adanya kebiasaan umum untuk berpacaran. Dalam dunia remaja seringkali muncul kebanggaan kalau bisa berpacaran. Kalau tidak mempunyai pacar dianggap tidak mampu, kurang pergaulan dan sebagainya. Berpacaran pada intinya adalah adanya dua remaja yang saling menyukai dan karena itu mereka mencuri-curi waktu untuk hanya berdua-dua saja. Dalam kondisi ini seringkali mereka keluar dari batas-batas norma seperti misalnya berpelukan, berciuman dan bahkan lebih jauh lagi melakukan hubungan seksual yang jelas dilarang baik oleh agama maupun oleh tradisi dan norma-norma umum. Akibatnya yang sering terjadi adalah hamil sebelum nikah, penyakit kelamin, penyakit AIDS, dll. Itulah resiko berdua-dua, di mana godaan syaitan dan iblis selalu saja datang. Peran orang tua sesungguhnya harus ada jauh hari sebelum anak remaja. Kepada mereka perlu ditanamkan kaidah-kaidah mengenai kehidupan yang selamatsejahtera sepanjang masa, yang di antaranya adalah kaidah-kaidah bersilaturahmi. Khusus dalam masalah berpacaran ini, peran orang tua antara lain adalah : • • • •
Memberi contoh kepada anak untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, tidak hanya dengan satu orang saja, Menciptakan suasana rumah yang tidak romantis namun penuh dengan suasana agamis dan kasih sayang. Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Memberikan contoh dan menekankan kepada anak agar selalu menghindari zina karena akibatnya sangat fatal bagi kehidupan, dll
KALAU ANAK MENJADI MUSUH / DURHAKA ATAU MELANGGAR PERINTAH ALLAH Sesungguhnya adanya anak durhaka dalam Al Quran banyak dikisahkan. Salah satu di antaranya adalah kisah anak Nabi Nuh yang akhirnya tenggelam karena tidak mau mengikuti petunjuk Nabi Nuh. Dalam ayat-ayat berikut disajikan petikan kisahnya :
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya -sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:"Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". Anaknya menjawab:"Aku
AdissalaM
143
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata:"Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan:"Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan : "Binasalah orang-orang yang zalim". Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata :"Ya Rabbku sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". Allah berfirman :"Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnaya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan". Nuh berkata :"Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". (QS. 11:42-47) Pada saat buku ini ditulis, kalau kita tengok di masyarakat, banyak sekali kejadian di mana perilaku anak seringkali menyakitkan hati orang tuanya. Bahkan diantara mereka menjadi bentrok atau bermusuhan dengan orang tuanya. Contoh kasus seperti ini antara lain adalah: • • •
Anak yang hamil di luar nikah Anak yang terkena narkoba, Anak yang menjadi penjahat, dsb
Lalu bagaimana sikap kita jika hal itu terjadi ? Dalam hal ini Allah memberikan petunjuk kepada kita dengan menjelaskan bahwa memang sesungguhnya di antara isteri dan anak kita ada yang menjadi musuh dan jika itu terjadi kita harus memaafkan dan tidak memarahi mereka (QS 64:14). Bimbingan ke jalan yang benar - dalam bentuk memberikan contoh - mestinya tak putus-putusnya perlu diberikan dalam kondisi selalu pada jalan yang diridhaiNya. Namun demikian hukum yang berlaku masyarakat juga perlu pula diikuti. ANAK ANGKAT Mengangkat anak bisa terjadi karena berbagai sebab misalnya saja : sebagai pemancing karena tidak dikaruniai anak, karena memang benar-benar tidak dikaruniai anak, anak-anak sudah besar sehingga rumah terasa sepi, dll. Dalam mengangkat anak, biasanya ada yang diformalkan (secara sah diaktakan sebagai anak) dan ada pula yang tidak. Namun baik formal maupun tidak dalam mengangkat anak, kita harus berusaha bahwa pendidikan/ pemeliharaan anak tersebut harus benar-benar seperti anak sendiri.
AdissalaM
144
Karena mendidik / memelihara anak angkat dilakukan dengan kasih sayang, maka seringkali didapati kenyataan di masyarakat bahwa ada anak angkat yang sangat berbakti kepada orang tua angkatnya. Bahkan banyak pula kejadian bakti anak angkat melebihi bakti anak kandung sendiri. KISAH PENDERITAAN ANAK Ada suatu zaman di mana anak laki-laki secara masal tidak dikehendaki lahir ke dunia lalu setiap bayi laki-laki dibunuhi. Demikian pula ada suatu zaman di mana anak perempuan secara masal tidak dikehendaki lahir ke dunia lalu bayinya dianiaya dan kemudian dibunuh. Beberapa firman yang dijumpai dalam Al Quran yang berkaitan dengan kasus itu antara lain adalah : •
•
Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun):"Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta ilah-ilahmu". Fir'aun menjawab:"Akan kita bunuh anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka". (QS. 7:127) Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. 16:57-59), dll
Secara parsial – dalam skala kecil - di setiap zaman akan selalu terjadi demikian. Sebagai contoh yang seringkali kita jumpai di masyarakat dewasa ini antara lain adalah : • •
Pengguguran janin yang tak dikehendaki sewaktu masih dalam kandungan Pembuangan/ pembunuhan bayi yang tidak dikehendaki lahir, dll
KISAH MASA DEPAN ANAK YANG DIKETAHUI SEBELUMNYA OLEH NABI KHIDIR Ada anak yang di masa remaja dan tuanya menjadi musyrik dan menjadi jahat padahal sewaktu kecilnya amat manis, lucu dan tak terbayang akan berbuat yang jahat itu. Alkisah dalam Al Quran diceritakan tentang adanya anak kecil yang dibunuh oleh Nabi Khidir sewaktu Nabi Musa bersamanya. Anak kecil tersebut diramalkan oleh Nabi Khidir kelak akan menjadi orang jahat. Kisahnya sebagai berikut :
Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidihr membunuhnya. Musa berkata:"Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain. Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". Khidihr berkata:"Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu
AdissalaM
145
tidak akan dapat sabar bersamaku". Musa berkata:"Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku". Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata:"Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". Khidihr berkata:"Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Rabb mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anak itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). (QS. 18:7481)
BAYI/ANAK AJAIB Allah telah menjadikan berbagai macam kemungkinan dapat hadir di alam semesta. Di antaranya adalah kelahiran dan kehidupan anak yang dianggap ajaib. Beberapa contoh di antaranya seperti yang dikisahkan dalam Al Quran adalah kelahiran Nabi Isa Al Masih dan Nabi Yahya. Berikut ini adalah kisahnya seperti termaktub dalam Al Quran : •
Kisah kelahiran Nabi Isa
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata:"Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, ta'atlah kepada Rabbmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata : " Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan diakhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh". Maryam berkata:"Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril) : " Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:"Jadilah", lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil (QS. 3:42-48) Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan
AdissalaM
146
diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang malindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna". Maryam berkata:"Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia (Jibril) berkata:"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak lakilaki yang suci". Maryam berkata:"Bagaimana akan ada bagiku seorang anak lakilaki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang penzina!". Jibril berkata:"Demikianlah. Rabbmu berfirman:"Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (besandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata:"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah : " Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:"Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang penjahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang penzina". maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata : " Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan". (QS. 19:16-29) •
Kisah kelahiran Nabi Yahya
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu memberi isyarat kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia seorang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meniggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (QS. 19:11-15) Demikianlah kisah kelahiran beberapa manusia pilihan Allah yang memang sulit dicerna dengan logika biasa, namun tidaklah demikian bagi Yang Maha Berkehendak. Dan sampai sekarangpun, berkali-kali Allah memberikan tanda-tanda kebesaranNya berupa berbagai kejadian luar biasa yang berkaitan dengan kelahiran dan kelebihan anak. Misalnya saja : anak kecil yang telah menjadi pemimpin suku Karen yang memberontak di Birma /Myanmar pada era menjelang tahun 2000, anak kecil yang sangat pintar dan akan menjadi calon Dalai Lama (Tibet), anak kecil yang sudah bisa berhitung, anak kecil yang sudah mampu berbicara dengan banyak bahasa asing dll. Tentunya Allah dalam hal ini mempunyai maksud yang tidak semuanya kita ketahui. Namun demikian Allah telah menjelaskan bahwa sesungguhnya tak ada yang gaib di alam semesta ini karena semuanya tercantum dalam ayat / kitab yang nyata (QS
AdissalaM
147
27:75). Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
SIKAP ANAK KEPADA ORANG TUA BAPAK DAN IBU ADALAH UTUSAN ALLAH UNTUK KITA Orang tua adalah utusan Allah bagi anak-anaknya. Mereka menjadi lantaran lahir, tumbuh dan terpelihara, serta terdidiknya anak-anak mereka sehingga mereka kemudian bisa menjadi bagian dari umat manusia yang bertugas untuk memakmurkan bumi. Tanpa perkawinan bapak dan ibu kita, lalu tanpa ibu kita hamil dan kemudian melahirkan serta memelihara kita, tidak mungkin kita saat ini berada pada kondisi bisa membaca tulisan ini. Karena perjuangan ibu (dan juga bapak) pula maka kita dapat menjadi seperti ini. Mereka adalah manusia yang berjasa untuk perikehidupan generasi selanjutnya. Oleh sebab perjuangan merekalah – yang sering kali memang amat berat sehingga menyebabkan nyawa seringkali menjadi taruhannya – maka Allah mengharuskan kita menghormati dan memperlakukan mereka sebaik-baiknya. Masih segar dalam ingatan perjuangan ibu dari Nabi Ismail – Siti Hajar - yang harus mencari air untuk anaknya (Nabi Ismail) antara bukit Safa dan Marwah, yang saat ini diabadikan sebagai salah satu syariat haji di Makkah Al Mukarommah, Saudi Arabia. Namun demikian seringkali pula kita jumpai anak yang berperilaku – menurut istilah yang umum diberikan – ‘tak tahu diuntung’ atau ‘tak tahu terima kasih’. Mereka berani melawan orang tua bahkan ada yang tidak mau mengakui orang tuanya yang miskin dan sejenisnya. Maka laknat Allah bagi si anak berupa azab seperti pernah diceritakan dalam hikayat Malin Kundang yang terkenal dari Sumatera Barat itu. APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK BAPAK DAN IBU KITA ? Inti dari apa yang harus kita lakukan kepada orang tua kita adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat yang pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai petunjukNya dan bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada ibu dan bapa kita. Perintah untuk berbuat baik tersebut tercantum dalam ayat berikut ini : •
Berbuat baik kepada ibu/bapak (QS 4: 36);
AdissalaM
• •
•
148
Jangan berkata “ah” kepada ibu / bapak (QS 17: 23); Berbuat baik kepada dua orang ibu bapa kita; karena ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapih dalam dua tahun. Diharapkan agar bersyukur kepada Allah dan kepada dua orang ibu bapak kita (QS. 31:14) Berbuat baik kepada ibu bapak, ibu mengandung dengan susah payah. Bila kita telah dewasa dan umur mencapai 40 tahun kita berdoa : “ Ya Rabb, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai serta berikanlah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anakcucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS 46:15), dll
Kapan perbuatan baik kepada orang tua kita tersebut kita lakukan? Dengan merujuk pada ayat-ayat yang berkaitan dengan silaturahmi, zakat, dan lain-lainnya maka pedoman mengenai kapan perbuatan baik itu harus kita lakukan adalah : • •
seumur hidup (QS 19:31) dalam keadaan lapang dan sempit yang sesuai dengan kemampuan (QS 65:7; 3:34), dll
Sedangkan mengenai cara untuk berbuat baik kepada orang tua dan apa yang sebaiknya diberikan kepada mereka, Allah memberikan penjelasannya sebagai berikut : • •
Dengan cara diam atau terang-terangan (QS 35:29-30) Berbentuk apa saja yang melebihi keperluan namun bukan yang buruk atau yang tidak disukai (QS 2:215, 219, 2:267), dll
Dengan berbuat baik tersebut, manfaat yang diperoleh adalah agar kita : • • • •
tidak termasuk kategori mendustakan agama (QS 107:1-7) tidak merugi dalam perniagaan (QS 35: 29-30) tidak termasuk golongan musyrik karena menyekutukan Allah (QS 41:6-7) memperoleh kemenangan (QS 9:20), dll
BAGAIMANA KALAU BAPAK DAN IBU KITA ZALIM/ KAFIR Menuhankan hawa nafsu yang berarti pula tidak menggunakan akal dan petunjuk Allah bisa terjadi pada siapa saja – termasuk orang tua kita - bilamana Allah menghendaki. Akibat menuhankan hawa nafsu itu maka yang bersangkutan akan melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir. Beberapa contoh yang bisa dikategorikan sebagai perbuatan zalim dari orang tua antara lain adalah : • • • •
ibu-bapak bertengkar, baik di depan anak-anaknya maupun tidak, berbohong atau menyuruh anaknya berbohong, mencaci-maki orang lain, melakukan tindakan yang berlebih-lebihan sehingga menyakitkan dirinya sendiri, melakukan tindakan keji atau menyuruh anaknya melakukan tindakan keji, dll
Bagaimanakah sikap kita kalau orang tua kita sendiri termasuk yang berbuat demikian ? Sebelum menjawabnya, kita perlu menyadari terlebih dahulu bahwa siapa saja - kalau ia mengaku beriman - tidak boleh menyangka apalagi sembarangan menuduh orang lain zalim atau kafir. Dalam kaitan ini Allah menjelaskan bahwa :
AdissalaM
• •
149
Kita tidak boleh berprasangka karena berprasangka tanpa pengetahuan adalah sesuatu yang tidak bermanfaat (QS 49:11-12; 53:28). Kita tidak boleh menetapkan atau memvonis orang lain karena kita akan celaka (QS 74:11-31), dll
Namun bilamana orang tua kita sendiri memang melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir maka sebaiknya ayat-ayat berikut dapat digunakan sebagai pedomannya : •
• • • •
• • • •
Perintah dari Allah untuk tidak mengikuti sebagian besar manusia (QS 6:116) serta agar tidak dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepadanya serta yang mengikuti hawa nafsu sehingga binasa (QS 20:15-16) karena perilaku sebagian besar manusia cenderung: o Fasik (QS 5:49) o Berselisih pendapat (QS 11:118) o Tidak beriman/ mempersekutukan Allah (QS 12:105; 30:42) dan disesatkan oleh berhala-hala / iblis (QS 14:36; 17:62) o Tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah melalui kitabkitabNya (QS 41:4), dll Perintah dari Allah untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Perintah dari Allah untuk berlaku lemah lembut, memberikan kasih sayang / lemah lembut, tidak boleh berlaku kasar, dan selalu bermusyawarah (QS 3:159, 19:96, 42:38), Perintah dari Allah untuk bersilaturahmi (QS 4:1) dan berbuat baik kepada orang lain yang di antaranya adalah kepada orang tua (QS 4:36), Perintah dari Allah untuk menyampaikan ayat-ayat Allah dengan cara : o tidak memaksa dan hanya sekadar menyampaikan (QS 10:99-100, 88: 21,22; 50:45, 13:7); o memberikan hikmah dan pelajaran yang baik (QS 16:125; 43:4; 36:2; 38:29; 2:269), dengan menggunakan perumpamaan (QS 18:45), dengan menggunakan perkataan yang membekas pada jiwa (QS 4:63), o bermusyawarah dan lemah lembut (QS 3:159; 19:96; 20: 44; 23:96; 7:125; 16:125), menghindari debat kecuali dengan cara yang baik (QS 40:4,35,56; 29:46) dan bilamana terjadi perbedaan pendapat agar dikembalikan kepada Allah dan rasulNya (dengan merujuk Al Quran dan Hadits ) (QS 4:59) Perintah dari Allah untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan berzakat (QS 2:83) serta berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3) Perintah dari Allah mengucapkan kata-kata pantas bila berpaling dari mereka yang zalim/ kafir (QS 17:28) Perintah dari Allah agar tidak memaki-maki sesembahan orang lain (di antaranya adalah menyembah hawa nafsu) (QS 6:108) Perintah dari Allah untuk bersabar, tidak sedih dan tidak sempit dada bilamana ditipu (QS 16:127; 27:70), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
150
SIKAP KEPADA TETANGGA ESENSI TETANGGA BAGI KITA Tetangga adalah utusan Allah bagi kita untuk menggantikan saudara kita yang jauh dari kita. Dalam kenyataannya memang demikian karena seringkali tetangga kita ternyata menjadi lebih akrab ketimbang saudara kita. Kalau kita mendapat musibah misalnya, yang menolong terlebih dahulu biasanya adalah tetangga kita. Namun demikian di sisi lain, kalau tidak hati-hati, hubungan yang semula baik pada saat awal bisa berubah menjadi hubungan yang tidak baik sehingga suasana kehidupan bertetangga menjadi tidak enak atau tidak harmonis. Hal inilah yang harus kita hindari. Dan hal itu memang adalah perintahNya. PERINTAH UNTUK BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada semua orang, termasuk tetangga kita yang dekat dan yang jauh. Perintah berbuat baik kepada tetangga tersebut antara lain tercantum dalam ayat berikut ini :
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. 4:36) Inti dari apa yang harus kita lakukan kepada tetangga kita adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai petunjukNya dan bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada tetangga kita. Dalam hal ini kita tidak usah menunggu orang lain berbuat baik. Kita sendirilah yang harus terlebih dahulu bersegera memberikan kebaikan. BERBUAT BAIK ITU MEMBERI Kapan perbuatan baik tersebut kita lakukan? Dengan merujuk pada ayat-ayat yang berkaitan dengan silaturahmi, zakat, dan lain-lainnya maka jawabannya adalah : • •
seumur hidup (QS 19:31) dalam keadaan lapang dan sempit yang sesuai dengan kemampuan (QS 65:7; 3:34), dll
Mengenai cara berbuat baik dan apa saja yang diberikan kepada para tetangga difirmankan oleh Allah sebagai berikut :
AdissalaM
• •
151
Dengan cara diam atau terang-terangan (QS 35:29-30) Apa saja yang melebihi keperluan namun bukan yang buruk atau yang tidak disukai (QS 2:215, 219, 2:267), dll
Dalam berbuat baik tersebut terkandung pula usaha untuk mengajak lingkungan kita untuk berbuat baik. Terutama menganjurkan untuk memperhatikan dan memberi makan orang miskin, yang kalau tidak dilakukan akan menyebabkan kita termasuk orang yang mendustakan agama sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat berikut ini :
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
(QS. 107:1-7) . Jadi dalam bertetangga kita perlu berperan aktif, tidak boleh menunggu, apalagi malu, enggan dan malas berbuat baik yang di antaranya adalah menganjurkan untuk memberi makan orang miskin. Hal ini sesuai pula dengan firman Allah yang menghimbau kita agar berlomba-lomba berbuat kebajikan (QS 2:148, 177). Apa manfaatnya atau pahala yang diperoleh bila kita berbuat baik kepada para tetangga ? Allah menjelaskan manfaat itu bagi kita antara lain akan berupa : • • • •
tidak termasuk kategori orang yang mendustakan agama (QS 107:1-7) perniagaan tidak merugi (QS 35: 29-30) tidak termasuk golongan musyrik karena menyekutukan Allah (QS 41:6-7) memperoleh kemenangan (QS 9:20), dll
BAGAIMANA KALAU TETANGGA KITA ZALIM/ KAFIR ? Menuhankan hawa nafsu yang berarti pula tidak menggunakan akal dan petunjuk Allah bisa terjadi pada siapa saja – termasuk tetangga kita - bilamana Allah menghendaki. Akibat menuhankan hawa nafsu itu maka yang bersangkutan akan melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir. Beberapa contoh perbuatan yang termasuk kategori zalim tersebut antara lain adalah : • • •
berlaku kasar, tidak mau mengalah (mau menang sendiri), dll
Bagaimana kalau tetangga kita sendiri termasuk kategori yang demikian ? Sebelum menjawabnya perlu kita sadari terlebih dahulu bahwa kita tidak boleh menyangka apalagi sembarangan menuduh seseorang zalim atau kafir. Beberapa ayat di bawah ini merupakan referensinya : • •
Tidak boleh berprasangka karena berprasangka tanpa pengetahuan adalah sesuatu yang tidak bermanfaat (QS 49:11-12; 53:28). Tidak boleh menetapkan atau memvonis orang lain karena kita akan celaka (QS
AdissalaM
152
74:11-31), dll Namun bilamana ternyata tetangga kita sendiri memang melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir maka sebaiknya ayat-ayat berikut dapat digunakan sebagai pedomannya : • •
• • • • • •
•
Perintah dari Allah untuk bersilaturahmi (QS 4:1) dan berbuat baik (QS 4:36) Perintah dari Allah untuk tidak mengikuti sebagian besar manusia (QS 6:116) serta agar tidak dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepadanya serta yang mengikuti hawa nafsu sehingga binasa (QS 20:15-16) karena perilaku sebagian besar manusia cenderung: o Fasik (QS 5:49) o Berselisih pendapat (QS 11:118) o Tidak beriman/ mempersekutukan (QS 12:105; 30:42) o Disesatkan oleh berhala-hala/iblis (QS 14:36; 17:62) o Tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah melalui kitabkitabNya (QS 41:4), dll Perintah dari Allah untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Perintah dari Allah untuk berlaku lemah lembut, memberikan kasih sayang / lemah lembut dan tidak boleh berlaku kasar serta bermusyawarah (QS 3:159, 19:96, 42:38), Perintah dari Allah untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan berzakat , dll (QS 2:83), berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3) Perintah dari Allah untuk mengucapkan kata-kata pantas bila berpaling dari mereka yang zalim/ kafir (QS 17:28) Perintah dari Allah agar tidak memaki-maki sesembahan orang lain (di antaranya adalah hawa nafsu) (QS 6:108) Perintah dari Allah untuk menyampaikan ayat-ayat Allah dengan cara : o tidak memaksa dan hanya sekadar menyampaikan (QS 10:99-100, 88: 21,22; 50:45, 13:7); o memberikan hikmah dan pelajaran yang baik (QS 16:125;43:4;36:2;38:29;2:269), dengan menggunakan perumpamaan (QS 18:45), dengan menggunakan perkataan yang membekas pada jiwa (QS 4:63), o bermusyawarah dan lemah lembut (QS 3:159; 19:96; 20: 44; 23:96; 7:125; 16:125), menghindari debat kecuali dengan cara yang baik (QS 40:4,35,56; 29:46) dan bilamana terjadi perbedaan pendapat agar dikembalikan kepada Allah dan rasulNya (dengan merujuk Al Quran dan Hadits ) (QS 4:59) Perintah dari Allah untuk bersabar, tidak sedih dan tidak sempit dada bilamana ditipu (QS 16:127; 27:70), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
153
MEMILIH & MENGIKUTI PEMIMPIN MENGAPA PEMIMPIN DIPERLUKAN ? Sudah menjadi hukum di alam bahwa setiap komunitas selalu memiliki pimpinan atau yang dianggap pemimpin dan ada yang dipimpinnya. Sudah ditakdirkan pula bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin karena bilamana hal itu terjadi akan tidak ada yang mau bekerja melaksanakan pekerjaan teknis / operasional. Pemimpin diperlukan karena berbagai alasan. Di antara alasan-alasan itu antara lain adalah : • •
Agar ada wakil / pembawa amanat dari suatu kelompok pada saat berhadapan/ bermusyawarah dengan kelompok lain. Agar ada yang menengahi, mempersatukan, mengarahkan, dll.
Bagi kebanyakan orang, menjadi pemimpin itu dianggap enak. Bisa memerintah, bisa menyuruh dan mempunyai kesempatan lain yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan. Padahal proses untuk menjadi pemimpin itu bukanlah suatu hal yang mudah. Demikian pula tugas yang diembannya. Sebagai contoh di zaman dulu, pemimpin pasukan seringkali harus berada di barisan paling depan sehingga peluang cedera atau mati menjadi lebih besar daripada yang ada di barisan belakang. Pemimpin bisa muncul dengan sendirinya atau karena dipilih oleh seluruh anggota atau oleh sebagian dari anggota kelompoknya. Dalam hal ini beberapa hal yang menjadi faktor penyebab terpilihnya seseorang menjadi pemimpin suatu kelompok antara lain adalah : • • • • •
Karena keturunan Karena penunjukan / pemaksaan dari atas Karena pemilihan Karena kemampuan (keberanian, kepandaian bicara, dll) Karena sistem karier yang sudah berlangsung, dll.
Pada sisi lain seringkali eksistensi seorang pemimpin malahan menyengsarakan rakyatnya. Beberapa contoh di mana eksistensi seorang pemimpin pada akhirnya menyebabkan kesengsaraan kelompoknya antara lain adalah : • • •
Firaun – di zamam Nabi Musa - yang tidak mau menyembah Allah bahkan mengaku dirinya tuhan dan menyengsarakan rakyat yang mempunyai bayi lakilaki. Napoleon Bonaparte yang menyebabkan Perancis jaya namun akhirnya kalah perang. Adolf Hitler dari Jerman yang kemudian menjadi sumber timbulnya perang dunia, dll
AdissalaM
154
BAGAIMANA MEMILIH & MEMINIMALKAN OTORISASI PEMIMPIN ? Setelah mengetahui berbagai alasan mengenai mengapa pemimpin diperlukan dan ada kemungkinan eksistensi seorang pemimpin akan menyengsarakan kelompoknya maka tentunya diperlukan kiat mengenai bagaimana memilih seorang pemimpin dan bagaimana membatasi wewenangnya agar tidak menimbulkan keotoriteran yang akan menyebabkan kesengsaraan. Beberapa kiat - dari hasil pengalaman yang ada - dalam memilih pemimpin dan membatasi keotoriteran yang dapat membawa kelompoknya sengsara antara lain adalah : • • • • •
Melakukan pemungutan suara untuk menentukan pemimpin Bermusyawarah dalam memilih pemimpin Membatasi waktu masa kepemimpinan Membatasi wewenang pemimpin sehingga lahirlah konsep “trias politica” di mana kekuasaan dipisahkan menjadi kekuasaan : yudikatif, legislatif dan eksekutif, dll
Tetapi kiat-kiat tersebut di atas tidak dapat menjamin bahwa akan terpilih pemimpin yang mampu membawa kelompoknya ke arah keselamatan dan kesejahteraan secara totalitas sebab Allah bisa saja mempunyai kehendak lain. Karena kehendak Allah pula, seringkali melalui kekuatan dan pesona seorang pemimpin, maka semua akal yang logis dari anggota kelompok dapat dikalahkan. Selanjutnya, pesona tersebut akan membawa sang pemimpin pada kekuatan yang susah untuk ditumbangkan oleh kelompoknya dan akhirnya menimbulkan keotoriteran sampai akhirnya ia terjungkal dari kekuasaannya. Jadi hadirnya pemimpin itu adalah kehendak Allah, baik pemimpin yang baik atau yang jahat sekalipun. Kehadiran pemimpin adalah cobaan bagi manusia yang beriman dan bisa jadi merupakan azab bagi manusia yang tidak beriman yang dipimpin oleh sang pemimpin tersebut. BAGAIMANA MENGIKUTI PEMIMPIN ? Begitu seseorang terpilih oleh kelompoknya sebagai pemimpin, maka siapapun yang menjadi anggota kelompok tersebut wajib menghormati dan mengikutinya. Namun demikian karena tidak ada sesuatu yang sempurna maka bisa saja ada sesuatu yang tidak mengenakkan dari seseorang yang kita anggap atau kita angkat menjadi pemimpin. Kitapun harus berdaptasi dengan kondisi itu. Kiat agar bisa beradaptasi dengan pimpinan kita tanpa harus mengorbankan diri kita sendiri pada intinya adalah menggunakan konsep “tidak mengikuti arus, tidak melawan arus namun mempelajari dan kemudian memanfaatkan arus “. Wujud nyata dari konsep ini antara lain adalah : • • • • •
Tidak mengkultusindividukan pimpinan Tidak “menjilat “ pimpinan. Menjadi moderator pimpinan tanpa kentara Mendengarkan apa yang dikatakan lalu yang baik dipakai dan yang tidak baik dibuang. Memanfaatkan apa yang disenangi oleh pimpinan
AdissalaM
• •
155
Membuat pimpinan bergantung kepada kita dll
Apapun tindakan yang kita lakukan terhadap pimpinan kita pada dasarnya berpatokan pada apa yang kita ucapkan dalam syahadat pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai petunjukNya dan bukan menuntut dan menuntut. Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya kepada pimpinan kita. BAGAIMANA KALAU PEMIMPIN KITA ZALIM ? Menuhankan hawa nafsu yang berarti pula tidak menggunakan akal dan petunjuk Allah bisa terjadi pada siapa saja bilamana Allah menghendaki. Akibat menuhankan hawa nafsu itu maka yang bersangkutan akan melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir. Bagaimana kalau pemimpin kita sendiri termasuk yang demikian ? Sebelum menjawabnya perlu kita sadari terlebih dahulu bahwa kita tidak boleh menyangka apalagi sembarangan menuduh seseorang zalim atau kafir. Beberapa ayat di bawah ini merupakan referensinya : • • •
Tidak boleh berprasangka karena prasangka tanpa pengetahuan adalah sesuatu yang tidak bermanfaat (QS 49:11-12; 53:28). Tidak boleh menetapkan atau memvonis orang lain karena kita akan celaka (QS 74:11-31) dll
Namun bilamana ternyata pemimpin kita sendiri memang melakukan perbuatan yang termasuk kategori zalim/ kafir maka sebaiknya ayat-ayat berikut dapat digunakan sebagai pedomannya : • •
• • • •
Perintah dari Allah untuk bersilaturahmi (QS 4:1) dan berbuat baik (QS 4:36) Perintah dari Allah untuk tidak mengikuti sebagian besar manusia (QS 6:116) serta agar tidak dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepadanya serta yang mengikuti hawa nafsu sehingga binasa (QS 20:15-16) karena perilaku sebagian besar manusia cenderung : o Fasik (QS 5:49) o Berselisih pendapat (QS 11:118) o Tidak beriman/ mempersekutukan (QS 12:105; 30:42) o Disesatkan oleh berhala-hala/iblis (QS 14:36; 17:62) o Tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah melalui kitabkitabNya (QS 41:4), dll Perintah dari Allah untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Perintah dari Allah untuk berlaku lemah lembut, memberikan kasih sayang, tidak boleh berlaku kasar dan bermusyawarah (QS 3:159, 19:96, 42:38), Perintah dari Allah untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan berzakat (QS 2:83), berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3) Perintah dari Allah mengucapkan kata-kata pantas bila berpaling dari mereka yang zalim/ kafir (QS 17:28)
AdissalaM
• • • • •
156
Perintah dari Allah untuk memberikan kata-kata yang membekas (QS 4:63) Perintah dari Allah untuk bersabar, tidak sedih dan tidak sempit dada bilamana ditipu (QS 16:127; 27:70), Perintah dari Allah untuk tidak mengikuti perintah yang tidak benar (QS 11:97); Perintah dari Allah agar tidak memaki-maki sesembahan orang lain (di antaranya adalah hawa nafsu) (QS 6:108) dll
Dalam kondisi di mana pimpinan kita berperilaku zalim, Allah memberikan ketenteraman hati kepada kita melalui firmanNya yang menyatakan bahwa azab tidak akan ditimpakan kepada orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dan beriman (QS 16:106) Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
PEMIMPIN Susah menemukan pemimpin, yang memberi orang sejuk bukan dingin ketika kepanasan, hangat bukan kepanasan ketika kedinginan, gairah bukan marah ketika lesu, loyo dan payah, semangat bukan umpat ketika dihimpit pikiran pepat, redam bukan diam ketika semua berteriak lupa daratan dan tegar bukan sangar ketika melempem tak bersinar. Susah menemukan pemimpin, yang mengalir seperti air, menghindari tidak mau menumbangkan pohon yang dilewatinya, memberikan kesuburan di kiri kanannya, dan terkadang berenergi besar membobolkan halangan Susah menemukan pemimpin, karena ia memang bersembunyi dan tidak akan hadir, kalau tak sesuai dengan jamannya. Jakarta, 7 November 1996 Diambil dari Kumpulan Puisi Makna Hidup “Kopat-Kapit”, Januari 1977, Gubahan Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
AdissalaM
157
MEMILIH & MEMIMPIN ANAK BUAH ESENSI ANAK BUAH Anak buah adalah orang yang membantu kita. Tanpa mereka tidak akan mungkin pekerjaan kita sebagai pemimpin dapat kita selesaikan. Dengan kata lain anak buah adalah utusan Allah bagi kita untuk meringankan tugas-tugas kita dalam mencapai suatu atau lebih tujuan. Sementara itu bagi anak buah, kita – sebagai pimpinan mereka – adalah tempat bagi mereka untuk mengadu bilamana ada masalah, bergantung untuk mendapatkan nafkah, berlindung bilamana ada ancaman dari luar, menengahi bilamana di antara anak buah terjadi masalah, dll. Fakta menunjukkan bahwa tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan anak buah yang semuanya baik atau sempurna. Selalu ada ‘plus-minusnya’. Oleh sebab itulah dalam organisasi yang besar atau profesional biasanya dibuat berbagai aturan atau prosedur agar ‘minus’ anak buah dapat diminimalkan sementara ‘plusnya’ dapat dimanfaatkan. Sementara itu bagi yang tidak mau direpotkan oleh ‘minus’ anak buahnya, mereka mencari alternatif lain, misalnya dengan menggunakan mesin robot. KIAT MEMILIH ANAK BUAH Memang sudah menjadi hukum alam bahwa Allah mencampurbaurkan manusia. Di dalamnya ada manusia yang berperilaku dan berkemampuan baik serta ada pula yang berperilaku sebaliknya. Tentunya sebagai pemimpin yang ingin pekerjaannya beres akan memilih yang terbaik di antara calon-calon anak buah yang ada. Kiat bagaimana memilih anak buah yang baik antara lain dari hasil pengalaman yang ada adalah: • • • • •
Mencari calon minimal dua orang untuk setiap jabatan, lebih banyak lebih baik dan hindari hanya ada satu calon. Menghindari nepotisme. Melakukan test untuk setiap calon Mengenali calon tidak hanya dari yang tertulis saja, namun kalau bisa sampai kepada yang tidak tertulis Menanyakan apa yang diharapkannya kalau menjadi anak buah kita, dll
Namun jaminan bahwa akan mendapatkan anak buah yang berperilaku dan berkemampuan baik dan terus demikian selama bekerja tidak mungkin dapat diperoleh. Sebab mereka – seperti halnya kita sendiri - adalah makhluk Allah yang kadar iman dan takwanya bisa ‘pasang-surut’ atau ‘naik-turun’. Sehingga boleh jadi pada saat anak buah tersebut masih baru masuk, ia berperilaku dan bekerja dengan baik namun kemudian menjadi buruk dan merugikan. Beberapa ayat yang dapat dirujuk sebagai gambaran mengenai fenomena ini adalah : • •
Allah membisikkan kefasikan dan ketakwaan kepada manusia (QS 91:7-10) Iblis dan syaitan selalu menggoda manusia untuk berbuat jahat (QS 17:60-65;
AdissalaM
158
34:20-21), dll Untuk itu diperlukan pula antisipasi agar kefasikan dapat diminimalkan yang antara lain dengan meminta kesediaan atau janji mereka untuk bekerja secara baik-baik melalui surat kontrak kerja yang mereka tanda tangani. Di dalamnya juga tercantum kewajiban bagi mereka untuk mau mengundurkan diri bilamana berbuat buruk. Tentunya kiat ini bisa dikembangkan secara kreatif dalam bentuk lainnya. Namun demikian keseluruhannya itu – walaupun sudah tertulis dan ditandatangani - tidak dapat menjamin bahwa semuanya akan berlangsung sebagaimana yang diiharapkan. KIAT MEMIMPIN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Pimpinan adalah contoh atau teladan bagi anak buahnya. Peribahasa yang menyatakan bahwa ‘guru kencing berdiri, murid kencing berlari’ juga akan terus berlaku. Kalau pimpinan berbuat baik, insya Allah anak buah juga akan menirunya (baik karena terpaksa maupun dengan kesadaran). Selanjutnya selain memberi contoh, pimpinan juga perlu memberikan semangat dan daya. Hal ini pernah dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara (tokoh/pendiri Tamam Siswa) yang berbunyi : “ Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya “ Di depan memberikan teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan daya”. Keseluruhannya itu pada hakekatnya adalah praktek nyata atau implementasi dari konsep “memberikan kasih sayang sebagaimana kasih sayang seorang kakek kepada cucunya”. Beberapa contoh / teladan yang dapat diterapkan sesuai dengan konsep tersebut antara lain adalah : • • • • •
Memberikan imbalan yang layak dan menafkahkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk mereka. Tidak membeda-bedakan anak buah atau menganakemaskan salah satu atau lebih di antara anak buah Memberikan kasih-sayang dan berperilaku lemah lembut/mengendalikan nafsu Tidak ikut arus, tidak melawan arus namun mempelajari dan kemudian memanfaatkan arus Menjadi moderator baik yang kentara maupun tidak kentara di antara anak buah, dll
Beberapa ayat yang berkaitan dengan hal itu antara lain adalah : • • •
Perintah dari Allah untuk bersilaturahmi (QS 4:1) dan berbuat baik (QS 4:36) Perintah dari Allah untuk berlaku lemah lembut, memberikan kasih sayang / lemah lembut dan tidak boleh berlaku kasar serta bermusyawarah (QS 3:159, 19:96, 42:38), Perintah dari Allah untuk mengucapkan kata-kata yang baik dan berzakat , dll (QS 2:83), berkata tidak dengan nafsu (QS 53:3), dll
Kalau dicamkan lebih mendalam, sesungguhnya inti dari apa yang harus kita lakukan kepada anak buah kita adalah sama dengan apa yang kita ucapkan dalam syahadat pertama yakni “ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang aku sembah melainkan Allah” dan karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang maka konsekuensinya kita harus menjadi pengasih dan penyayang, yang berarti kita harus memberi dan memberi kasih sayang sesuai petunjukNya dan bukan menuntut dan menuntut.
AdissalaM
159
Memberi apa ? Memberi kebaikan alias berbuat baik. Kepada siapa berbuat baik? Kepada diri kita sendiri dan kepada lingkungan kita sesuai dengan kemampuan, termasuk di antaranya adalah kepada anak buah kita. BAGAIMANA MENGHADAPI ANAK BUAH YANG NAKAL ? Anak buah – seperti yang telah dijelaskan- selalu memiliki ‘minus’ alias ‘ nakal’ alias tidak sesuai dengan prosedur, etika, dll, sehingga sering merupakan “kerikil” yang mengganggu usaha untuk mencapai tujuan kita atau organisasi di mana kita berada. Bahkan bisa jadi dapat menggagalkannya secara total. Kemungkinan seperti itu memang telah ditegaskan oleh Allah, yang menyatakan bahwa di antara anak buah terdapat manusia yang kurang berakal (QS 7:155). Selain itu dalam komunitas apa saja – termasuk dalam kelompok kita - selalu bercampur baur antara yang baik dan yang buruk, yang di dalamnya juga terdapat keganasan (QS 6:65). Adapun bentuk-bentuk ‘kenakalan’ anak buah yang sering terjadi dalam praktek sehari-hari antara lain adalah : • • • •
Mencuri waktu (tidak disiplin) tidak jujur, korupsi, kolusi, nepotisme melawan bahkan mendongkel pimpinan, dll
Menghadapi hal ini beberapa ayat yang dapat dipakai sebagai referensi antara lain adalah : •
• • • •
Perintah dari Allah untuk tidak mengikuti sebagian besar manusia (QS 6:116) serta agar tidak dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepadanya serta yang mengikuti hawa nafsu sehingga binasa (QS 20:15-16) karena perilaku sebagian besar manusia cenderung: o Fasik (QS 5:49) o Berselisih pendapat (QS 11:118) o Tidak beriman/ mempersekutukan (QS 12:105; 30:42) o Disesatkan oleh berhala-hala/iblis (QS 14:36; 17:62) o Tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah melalui kitabkitabNya (QS 41:4), dll Perintah untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Perintah mengucapkan kata-kata pantas bila berpaling dari mereka yang zalim/ kafir (QS 17:28) Perintah untuk memberikan kata-kata yang membekas (QS 4:63) Perintah untuk bersabar, tidak sedih dan tidak sempit dada bilamana ditipu (QS 16:127; 27:70), dll
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
160
MEMBIASAKAN DIRI MENGERJAKAN YANG BAIK & MENGHINDARI YANG BURUK KEBIASAAN BISA DILATIHKAN Monyet, burung beo, ikan lumba-lumba dan masih banyak binatang lainnya bisa dilatih untuk melakukan suatu kebiasaan yang didasarkan pada adanya stimulasi yang diberikan kepada mereka. Maka jadilah mereka menjadi tontonan yang membuat manusia gembira. Maka jadilah banyak orang dapat mencari nafkah misalnya saja sebagai sebagai pawang ular, sebagai pemain sirkus dan sebagainya. Jika binatang saja bisa dilatih dengan membiasakan diri untuk melakukan suatu hal, maka apakah manusia juga bisa dilatih untuk membiasakan diri mengerjakan suatu hal ? Pertanyaan itu dengan mudah bisa kita jawab dengan “bisa!“ setelah melihat kenyataan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya yaitu mempunyai akal. Karena kelebihan itulah maka manusia merupakan makhluk yang relatif paling gampang untuk dilatih apa saja, termasuk dalam hal ini dilatih untuk melakukan suatu kebiasaan. Bila demikian situasinya, maka manusia bisa dilatih untuk menghilangkan kebiasaan yang buruk dan sebaliknya bisa dilatih untuk membiasakan diri melakukan yang baik sebagai perilaku sehari-hari. Melatih sesuatu menjadi suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain diperlukan cara yang tepat juga diperlukan frekuensi yang tidak hanya sekali atau dengan kata lain perlu berkali-kali mengadakan latihan. Dengan terus menerus mengadakan latihan, kebiasaan yang baik diharapkan dapat menjadi perilaku seharihari, sedangkan kebiasaan yang buruk dapat diminimalkan. Latihan yang dimaksudkan dalam hal ini juga termasuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi para pelakunya. MEMBIASAKAN DIRI MENGERJAKAN YANG BAIK Kebiasaan yang baik banyak ditemukan di masyarakat di seluruh dunia. Kebiasaan itu tidak terjadi dengan sendirinya namun telah melalui proses yang lama di mana para leluhur juga turut andil di dalamnya dalam menyeleksi dan mengadakan perbaikan. Kebiasaan yang baik tersebut adalah sesuatu yang bermanfaat, yang menjadikan diri sendiri dan lingkungan menjadi selamat dan sejahtera dalam kondisi sosial, ekonomi dan politik bagaimanapun juga. Beberapa contoh kebiasaan baik yang sangat berperan penting untuk menjadikan diri sendiri dan lingkungan menjadi selamat dan sejahtera tersebut antara lain adalah: • •
Kebiasaan untuk bersedekah bagi orang-orang yang tidak mampu yang berada di sekitarnya Kebiasaan untuk membantu tetangga dan teman yang sedang mempunyai hajad
AdissalaM
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
161
Kebiasaan saling mengunjungi di kala ada hajad atau musibah. Kebiasaan untuk mencatat / menulis/ mengarang Kebiasaan untuk mengerjakan pekerjaan tangan (pekerjaan kayu, pekerjaan yang berkaitan dengan benang & kain, melukis, dll) Kebiasaan untuk makan bersama dalam keluarga Kebiasaan untuk memberikan perhatian pada saat hari kelahiran salah satu anggota keluarga Kebiasaan untuk bermain musik dan menari Kebiasaan untuk membaca Kebiasaan untuk mengamati dan mengambil hikmah mengenai fenomena alam Kebiasaan untuk tidak mengobrol dan makan sambil berjalan Kebiasaan untuk bangun dan mandi pagi-pagi Kebiasaan untuk makan tidak terlalu kenyang dan mengkonsumsi/ menggunakan/ melakukan sesuatu tidak terlalu berlebih-lebihan Kebiasaan mendahulukan orang tua, wanita dan orang lain Kebiasaan menghormati orang tua Kebiasaan mau antre dalam hal apa saja Kebiasaan bermusyawarah, sabar mendengar dan sabar berbicara Kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya Kebiasaan untuk membersihkan rumah dan halaman Kebiasaan untuk menepati waktu Kebiasaan untuk menggerakkan raga / berolahraga. Kebiasaan untuk merantau Kebiasaan untuk ikut berdagang sejak kecil Kebiasaan untuk menjadi malu kalau tidak berperan serta dalam kebaikan, dll
Kebiasaan-kebiasaan baik tersebut asalkan bisa dikelola dengan baik dan tidak berlebih-lebihan ternyata mampu secara relatif menjadikan siapa saja menjadi tidak sepi dalam hidupnya serta menjadikan siapa saja tidak pernah menganggur, sehat serta rukun. Kebiasaan baik tersebut perlu dilatih namun alangkah baiknya kalau dijadikan sebagai suatu tradisi yang multikultural dan multi-agama, yang dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan masyarakat. Tradisi yang baik bagi masyarakat adalah tradisi yang tidak kaku namun bermanfaat dan menyenangkan untuk dikerjakan. Dengan menjadikan kebiasaan yang baik sebagai suatu tradisi maka akan diperoleh penguatan atau dorongan yang lebih besar daripada kalau dikerjakan sendiri-sendiri. Nabi Muhammad – dengan izin Allah – secara langsung maupun tidak langsung telah menciptakan banyak tradisi dalam masyarakat Muslim misalnya saja aqiqah, sunatan, dll. Selanjutnya para wali di Tanah Jawa pada periode tahun 1500-1600 telah menciptakan pula secara langsung maupun tidak langsung banyak tradisi yang baik, misalnya saja qataman Quran, musabaqah tillawatil Quran, dll. Masih banyak kebiasaan baik – apalagi yang bersifat multi agama/ multi kultural yang perlu diangkat sebagai tradisi dengan tujuan semata-mata untuk melatih kebiasaan yang baik bagi generasi mendatang sebelum hal yang buruk – misalnya tawuran atau pertikaian antar agama - lebih dulu datang lalu menjadi kebiasaan mereka. Dalam menciptakan dan kemudian membiasakan kebiasaan yang baik dan atau tradisi yang baik, tidak perlu takut karena Allah berfirman kepada orang yang yang
AdissalaM
162
beriman agar mengadakan perbaikan (QS 7:35; 23:61), menghalalkan semua yang baik dan mengharamkan semua yang buruk (QS 7:33, 157). Allah berjanji pula bahwa semua yang bermanfaat akan tetap hadir di muka bumi (QS 13:17). Mengapa tidak kita coba untuk menciptakan dan membiasakan kebiasaan atau tradisi yang baik yang dimulai dari keluarga kita dulu dan kalau sudah baru ke masyarakat ? MEMBIASAKAN DIRI TIDAK MENGERJAKAN YANG TIDAK BAIK Sementara itu beberapa kebiasaan buruk yang tidak baik juga banyak dapat dilihat di masyarakat. Kebiasaan buruk tersebut antara lain adalah : • • • • • • • • •
Melamun Minum-minum yang memabukkan (termasuk menggunakan narkoba) Berjudi Meminta dana sumbangan Memaki/mengumpat Menggantungkan diri pada orang / tidak mandiri Latah/ikut-ikutan Mengeluh dll
Kebiasaan buruk tersebut tentunya timbul karena lingkungan tidak memiliki kebiasaan atau tradisi yang baik. Walaupun mungkin terdapat kebiasaan atau tradisi tetapi dirasakan oleh orang-orang yang berkaitan dengannya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak menarik. Sebagai akibatnya, mereka tidak mau mengikuti atau tidak mau terlibat dalam tradisi atau kebiasaan tersebut. Keluar dari kebiasaan buruk merupakan sesuatu hal yang sulit. Bahkan bisa berarti pula mati. Sebagai contoh keluar dari jaringan narkoba akan menyebabkan orangorang yang ada dalam jaringan tersebut marah dan tidak ingin dilacak oleh pihak yang berwajib sehingga mereka berusaha membunuh siapa saja yang keluar dari jaringan tersebut. Untuk keluar dari kebiasaan buruk perlu kekuatan. Kekuatan untuk mau dengan sungguh-sungguh untuk hijrah. Mulai dari hijrah perilaku sampai ke hijrah tempat. Hanya dengan ini kebiasaan buruk dapat diminimalkan. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
163
BISNIS YANG DIRIDHAI ESENSI BISNIS Bisnis adalah kegiatan untuk memberikan nilai tambah berupa manfaat yang antara lain diwujudkan dalam bentuk keuntungan, adanya pekerjaan, adanya pemenuhan kebutuhan bagi orang-orang yang memerlukannya, dll. Bisnis dapat berlangsung dari waktu ke waktu sepanjang zaman karena Yang Maha Kuasa telah menjadikan manusia saling bergantung atau saling memerlukan (QS 4:1). Ada yang karena tempat tinggalnya di kota sehingga tidak mampu menanam padi, maka ia harus membeli beras yang diproduksi di desa. Ada yang karena tidak mempunyai truk untuk mengangkut hasil pabriknya, maka ia menyewanya dari perusahaan transportasi, dst. Demikianlah bisnis terbentuk karena adanya kebutuhan. Bisnis yang digeluti oleh orang pada saat ini bermacam-macam. Mulai dari membudidayakan komoditas pertanian / perikanan / peternakan / kehutanan, memproses hasil pertanian dan non pertanian, menjual jasa sebagai pemasok, sebagai perantara, sebagai konsultan, dsb. Namun intinya tetap sama ialah mendapatkan dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengannya, termasuk bagi dirinya sendiri. Dengan makin canggihnya teknologi maka bisnis yang dulu dilakukan tatap muka secara langsung pada saat ini dapat berlangsung lewat kabel atau lewat satelit tanpa kehadiran para pelakunya secara fisik. Namun sejalan dengan itu pula kezaliman dalam bisnis yang memang sejak dulu ada, sekarang makin bertambah sejalan dengan pertumbuhan jumlah manusia dengan cara yang lebih canggih. BISNIS YANG DIRIDHAI Seringkali orang yang sadar akan bertanya-tanya mengenai jenis dan cara bisnis yang bagaimanakah yang diridhai Allah ? Apakah bisnis memproduksi minuman keras itu tidak diridhai Allah ? Apakah bisnis perjudian yang dilokalisasikan di suatu pulau atau ‘night club’ yang di dalamnya ada pramuria cantik itu haram ? Susah menjawabnya dengan tegas namun alangkah bijaksananya bilamana kita merujuk beberapa ayat mengenai halal/haram di bawah ini : • • • • • •
Manusia agar menghalalkan yang baik-baik (QS 5:5) Makanan yang diberikan kepada orang-orang yang diberi Al Kitab halal bagimu dan makanan kamu halal bagi mereka (QS 5:5) Allah menghalalkan makanan yang halal lagi baik dan Allah melarang orang menyatakan “Ini halal dan itu haram” (QS 16:114-116) Allah menyuruh mengerjakan yang makruf dan menghalalkan yang baik (QS 7:157) Allah menghalalkan makanan yang halal lagi baik (QS 18:114, 116) Allah mengharamkan perbuatan keji yang nampak dan tersembunyi, melanggar hak tanpa alasan, perbuatan syirik (QS 7: 33)
AdissalaM
• •
164
Allah menjelaskan bahwa khamar dan judi ada dosa besarnya dan ada pula manfaatnya namun lebih banyak dosa daripada manfaatnya (QS 2:219) Allah hanya mengharamkan bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disebut selain Allah. Namun yang terpaksa memakannya padahal tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas tidak berdosa karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QS 2:173)
Jadi kalau dilihat secara seksama, maka antara halal dengan haram itu tipis sekali perbedaannya. Kunci utama untuk persoalan halal dan haram itu adalah niat dan manfaatnya. Sebagai contoh adalah sesuatu / melakukan sesuatu akan menjadi tidak termasuk kategori haram bilamana : • •
terpaksa memakan padahal tidak ingin dan tidak melampaui batas meminum / memproduksi khamar dan melakukan judi selama ada manfaatnya walaupun lebih besar dosanya, dll
Merujuk pada dalil-dalil tersebut di atas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa bisnis yang diridhai pada intinya adalah bisnis yang : • • •
Yang menguntungkan / memberikan manfaat kepada semua pihak karena yang tidak bermanfaat akan lenyap (QS 13:17), Yang tidak merugikan / menyakitkan semua pihak, antara lain saling makan harta orang lain (QS 4:29-30), mengurangi takaran/timbangan (QS 11:84) atau menyempitkan orang lain dengan maksud untuk menyusahkannya (QS 65:6) Berlomba-lomba berbuat kebaikan (QS 2:148), dll
Bilamana dalil-dalil tersebut di atas kita camkan maka sesungguhnya apa yang dilakukan dalam bisnis oleh orang-orang yang bertakwa adalah wujud dari ikrar syahadat yang intinya adalah berbuat baik kepada semua makhluk (termasuk dirinya sendiri) dan tidak berbuat kerusakan. Dalam kaitan ini pula perlu kita camkan bahwa yang diridhai adalah bisnis yang dilaksanakan bukan dengan maksud persaingan atau untuk adu kekuatan namun bisnis yang dilaksanakan dengan tujuan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan (dalam hal ini berlomba-lomba untuk memberikan manfaat). Baik manfaat untuk si pelaku bisnis dan orang-orang yang bergantung kepadanya maupun bagi stakeholders (pihak-pihak yang berkaitan) lainnya. Di sinilah akan terasa betapa penting kreatifitas dikembangkan dalam upaya untuk memperoleh produk dan jasa yang saling melengkapi sehingga memberikan manfaat yang lebih besar daripada sebelumnya. AGAR BISNIS TIDAK MERUGI Walaupun untung dan rugi adalah suatu hal yang umum dalam bisnis, namun hampir tak ada orang yang berharap rugi dalam bisnisnya. Mereka selalu berkeinginan agar usahanya tumbuh dan berkembang dan bahkan dapat beranak-pinak. Pada suatu saat pelaku bisnis bisa saja mengalami kerugian yang kalau tidak disiasati tentu akan menyebabkan kebangkrutan. Pada kondisi seperti itu, kalau tidak sadar, bisa jadi si pengusaha menjadi panik, frustasi, lari ke hal-hal yang bersifat klenik/sihir, melakukan tindakan-tindakan kriminal (penggelapan, dll) atau membuat susah usaha orang lain. Dengan jalan pintas memang untuk sementara mungkin masih bisa survival, namun dalam jangka panjang tetap saja bisnisnya akan hancur.
AdissalaM
165
Agar kita bisa sedini mungkin dapat mensiasati bisnis kita sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya kerugian atau kesempitan, maka diperlukan rujukan yang dalam hal ini sudah difirmankan oleh Allah. Beberapa di antaranya menjelaskan bahwa agar bisnisnya tak merugi maka manusia harus : • •
• •
Membaca kitab (termasuk ilmu pengetahuan dalam bisnis), ingat/shalat, mengeluarkan zakat baik diam-diam maupun terangan, (QS 35:29-30) Memuliakan anak yatim/piatu, menganjurkan memberi makan orang miskin (mengajak orang lain atau diri sendiri untuk memberi/menciptakan pekerjaan, dll), tidak memakan harta dengan cara mencampuradukkan yang hak dengan yang batil, tidak berlebihan dalam mencintai harta (QS 89:15-20) Tidak bakhil, tidak merasa diri cukup, tidak mendustakan pahala yang terbaik (QS 92:1-13) Beriman, beramal saleh dan saling berpesan untuk berbuat kebaikan dengan kesabaran (QS 103:1-4), dll
Dengan demikian jika terjadi ketidakberesan atau ketidaklancaran dalam bisnis, maka - dengan menyimak pedoman tersebut di atas - kita tinggal mengevaluasi apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan pedoman itu atau apakah belum. Bilamana sudah ketemu dan kemudian kita lakukan kegiatan sesuai dengan pedoman tersebut, maka mudah-mudahan kesulitan tersebut akan menjadi berkurang. Selain itu ada beberapa kiat lain yang difirmankan Allah yang dapat pula dijadikan sebagai pedoman agar sukses dalam berbisnis. Beberapa di antaranya adalah : • • • • • • • • • •
Selalu berorientasi kepada kehidupan akhirat dan berusaha sungguh-sungguh ke arah itu dalam keadaan mukmin (QS 17:19) Segera melakukan perbaikan agar tidak khawatir dan sedih (QS 7:35) Selalu bersegera setiap ada niatan yang baik namun tidak mengharapkan hasilnya dapat diperoleh dengan segera (QS 21:90, 31) Sadar bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan usaha dan bahwa tidak semua keinginan dapat terpenuhi (QS : 53:39, 24-25) Mencari rezeki dengan baik dan tidak melampaui batas (QS 20 :81) Sadar bahwa di balik kesulitan ada kemudahan (QS 65:7; 94:1-7) Tidak putus asa karena putus asa itu berarti sesat dan akan diazab (QS 15:56; 29:23) Menepati/memenuhi janji (QS 2:63-64; 17:34) Menyuruh berbuat adil dan memutuskan dengan adil serta tidak menyimpang dari kebenaran (QS 16:76; 38:22) Meneliti informasi agar tidak menimbulkan musibah (QS 49:6), dll
MENSIASATI KEZALIMAN DALAM BISNIS Kezaliman ada di mana-mana, termasuk dalam dunia bisnis. Kezaliman bisa berasal dari orang lain namun juga bisa kita lakukan tanpa kita sadari, terutama kalau kita tidak rajin membaca/ mendengarkan dan kemudian mempraktekkan Al Quran (ilmu pengetahuan). Inti dari kezaliman - sebagaimana difirmankan oleh Allah - adalah menuhankan selain Allah atau dengan kata lain menuhankan nafsu. Dalam bidang bisnis ini, yang termasuk kategori menuhankan nafsu antara lain berupa keinginan yang sangat kuat melebihi segalanya untuk mendapatkan atau mempertahankan keuntungan dengan
AdissalaM
166
cepat atau yang sejenisnya. Akibat menuhankan nafsu tersebut maka penggunaan akal dan petunjukNya menjadi terhalang yang dalam jangka panjang – bahkan boleh jadi dalam jangka pendek – menyebabkan azab berupa antara lain kerugian. Beberapa bentuk kezaliman yang sering terjadi di dunia bisnis antara lain adalah : • • • •
Menyempitkan usaha orang lain. Tidak mau taat aturan pemerintah Tidak mau memperhatikan kepentingan orang lain/ masyarakat Melakukan manipulasi, penggelapan, penyuapan, kolusi, dll
Itulah beberapa bentuk kezaliman yang perlu kita hindari jika kita hendak beruntung dalam jangka panjang. Memang persoalannya adalah apakah kita mau bersabar ataukah tidak dalam mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang tersebut. Selanjutnya bilamana ada pelaku bisnis lain yang berbuat kezaliman terhadap kita – yang juga pelaku bisnis - secara langsung, misalnya saja menyempitkan kita agar usaha kita bangkrut, maka beberapa butir siasat yang dapat dilakukan adalah : •
• •
Mengevaluasi terlebih dahulu mengapa kita dizalimi orang lain atau dengan kata lain kita harus tidak boleh dengan gegabah mengatakan orang lain berbuat zalim kepada kita karena boleh jadi kita telah melakukan sesuatu kezaliman yang menyebabkan orang lain berbuat zalim kepada kita Mengembangkan kiat-kiat untuk menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22) Kalau perlu hijrah – pada titik ekstrimnya bilamana sudah tak sanggup lagi - agar tidak tertindas (QS 4:97), dll
Sedangkan bilamana kezaliman bisnis tersebut dilakukan oleh orang / organisasi lain dan secara tidak langsung mengenai kita – sebagai pelaku bisnis – maka dapat disiasati antara lain sebagai berikut : •
•
Menginformasikan kejahatan – bilamana memang telah terbukti demikian kepada pihak-pihak yang berwenang untuk menanganinya sesuai dengan prosedur yang berlaku, baik secara diam-diam maupun dengan cara terangterangan. Melakukan silaturahmi, bermusyawarah, dll
Sementara apakah kita zalim ataukah tidak, kita sendirilah yang lebih mengetahuinya. Seringkali kita menuduh orang lain berbuat zalim padahal kita sendiri juga berlaku zalim. Minimal dengan menuduh orang lain zalim kita sendiri sudah termasuk berbuat zalim. Jadi melakukan introspeksi - dengan selalu membaca, memahami, dan kemudian mempraktekkan dan mengajarkan ayat-ayat Allah – adalah merupakan suatu keharusan bagi kita. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
167
MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TEKNOLOGI ITU SUNATULLAH Teknologi lahir karena manusia cenderung berlomba-lomba untuk bisa makin mudah dalam melakukan apa saja yang berkaitan dengan hajad hidupnya. Sebagai contoh, agar mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain maka berlomba-lombalah mereka menciptakan kendaraan. Berawal dari penemuan hewan yang dapat dikendarai (antara lain adalah kuda), lalu roda, lalu hewan yang dikombinasikan dengan kereta beroda, lalu mesin uap, lalu motor dan seterusnya sampai akhirnya manusia saat ini mampu menjelajah ruang angkasa. Contoh lainnya, agar mudah dalam hal berkomunikasi, maka dimanfaatkanlah burung dara, lalu telepon melalui kabel, lalu telepon tanpa kabel dengan bantuan satelit dan seterusnya. Demikian pula agar mampu mengalahkan lawan, diciptakanlah panah, lalu psitol dan senapan dan akhirnya peluru kendali dengan daya ledak yang sangat besar seperti yang saat ini kita lihat. Perlombaan agar makin mudah akan terus dan selalu berlangsung selama manusia di jagad ini masih ada. Bagaimana akhirnya nanti ? Sulit untuk diramalkan oleh siapa saja. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENYEBABKAN SURGA DUNIA SEKALIGUS ANCAMAN Teknologi – bagi yang mensyukuri nikmat Allah – dianggap telah menyebabkan adanya ‘surga’ dunia. Semua yang diperlukan bisa dengan cepat datang. Hampir mirip dengan pengertian ‘kun faya kun’ yang berarti “jadi maka jadilah” atau bersifat transparan. Sebagai contoh, dalam hitungan detik, orang bisa memperoleh kabar dari luar negeri dengan hanya memencet tombol komputer. Masih banyak contoh lainnya. Akibat terciptanya kemudahan-kemudahan semacam itulah orangpun lantas makin sedikit geraknya namun makin banyak otaknya bekerja. Dalam hal ini ada yang meramalkan bahwa nantinya dunia akan dipenuhi oleh orang yang berkepala besar dengan tubuh yang kecil. Namun perkembangan teknologi ternyata juga banyak membuat nyali orang menjadi menciut sebab dianggap mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Pada saat buku ini ditulis, perkembangan teknologi yang menyebabkan manusia menjadi gundahgulana dan menimbulkan polemik antara lain adalah : • • •
Kloning dan pencangkokan organ binatang (antara lain babi) ke dalam tubuh manusia Makin kuatnya/besarnya daya ledak nuklir dan senjata lainnya. dll
AdissalaM
168
Walaupun dilihat dari sisi kesehatan kloning dan pencangkokan organ binatang ke dalam tubuh manusia banyak memberikan manfaat namun banyak yang menganggap bahwa teknologi tersebut berbahaya karena akan menciptakan manusia model lain sesuai dengan keinginan para perekayasanya. Ditakutkan akan ada manusia yang berbadan kuat yang dapat dikendalikan untuk maksud-maksud tertentu (kriminal, misalnya) yang akan merusak lingkungan. Demikian pula dengan meningkatnya perlombaan persenjataan, dikhawatirkan bahwa efek kehancurannya makin meluas. Bahkan bisa-bisa bumi juga akan hancur bila diketemukan senjata dengan daya ledak yang lebih besar lagi. Dengan demikian teknologi disamping memberikan manfaat juga sekaligus menjadi ancaman, terutama kalau teknologi tersebut berada di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Masih hangat bagi manusia dewasa yang pernah hidup pada tahun 2001 mengenai peristiwa di WTC New York. Pada tanggal 11 September 2001 dua buah pesawat komersial secara sengaja dihantamkan oleh teroris yang membajaknya ke gedung WTC New York. Gedung jangkung yang tingginya lebih dari 100 meter itu runtuh dengan korban tewas sekitar 3000-an orang. Sulit untuk dipercaya ada orang mau bunuh diri dan membunuh masal seperti itu namun faktanya memang demikian. HALAL-HARAMNYA PENGGUNAAN TEKNOLOGI Kloning, pencangkokan alat/ organ binatang dan pemasukan sesuatu materi dari luar ke dalam tubuh manusia pada saat buku ini ditulis makin marak karena dianggap sangat memberikan kontribusi kepada kesehatan/penyembuhan manusia. Beberapa contoh yang pada saat tulisan ini disusun antara lain adalah : • • •
•
Transfusi darah orang lain untuk menolong orang yang kehabisan/ perlu darah akibat operasi/ kecelakaan Penanaman alat pacu jantung berbaterei ke tubuh manusia untuk membantu jantung manusia yang tidak normal dalam memompa darah Pencangkokan organ babi (ginjal, dll) ke dalam tubuh manusia untuk menggantikan organ manusia yang tidak berfungsi karena organ babi dianggap paling sesuai dengan organ manusia (daya tolak tubuh manusia terhadap masuknya organ babi relatif kecil sekali dibandingkan dengan organ binatangbinatang lainnya). dll
Teknologi tersebut di atas bagi kalangan menimbulkan polemik di antaranya adalah : • •
pengikut
Muhammad
seringkali
Memasukkan darah orang non Muslim ke dalam tubuh orang Muslim Pencangkokan organ babi ke dalam tubuh manusia, dll
Akibat dari polemik tersebut di atas maka timbullah kelompok-kelompok yang menganggap haram, halal dan moderat. Tidak ada yang salah dalam hal ini karena masing-masing mempunyai landasan. Yang menjadi salah adalah kalau kemudian mereka saling berperang/ berkelahi sementara yang akan ditolong sudah mati lebih dulu.
AdissalaM
169
LANTAS BAGAIMANA SIKAP KITA TENTANG TEKNOLOGI ? Jelas sudah bahwa teknologi disamping memberikan ‘surga’ di dunia juga sekaligus memberikan dampak berupa pertikaian pendapat mengenai halal dan haramnya serta ancaman berupa ‘neraka’ bila berada di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Lantas bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap perkembangan teknologi ? Pedoman yang baik adalah kalau kembali kepada firman Allah. Beberapa pedoman yang dapat digunakan antara lain adalah : • • •
Tidak usah kuatir karena Allah tidak menyukai kebinasaan (QS 2:205) dan hanya yang bermanfaat saja yang akan tetap hadir di muka bumi di mana yang hak akan melontarkan yang batil dan yang batil akan lenyap (QS 13:17; 21:18) Perkembangan teknologi itu pada hakekatnya adalah dari Allah juga dan menurut Allah segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, artinya selalu ada manfaatnya (QS 3:190-191). Halal / haram tergantung situasi dan kita tidak boleh sembarangan menghalalharamkan sesuatu yang pada hakekatnya datang dari Allah juga (QS 2:173; 16:114-116; 2:219; 7:33, 157)
Jadi perkembangan teknologi tidak usah diributkan. Yang perlu kita lakukan adalah menyiasatinya dengan tanpa hawa nafsu agar perkembangan teknologi lebih banyak menghadirkan manfaat daripada kemudaratannya, antara lain berupa : tercegahnya polemik halal / haram yang menyebabkan pertikaian dan tercegahnya pemakaian teknologi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menimbulkan teror dan kerusakan di muka bumi. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
170
BERKIPRAH DI GELANGGANG POLITIK (HARUS TAPI BIJAK) BERPOLITIK ADALAH MEMIKIRKAN DAN MEPERJUANGKAN KEMASLAHATAN UMAT Negeri / negara adalah suatu wilayah yang dimukimi oleh banyak individu (umat) dan biasanya dipimpin oleh seorang atau lebih pemimpin dengan berbagai pranata sosialnya. Keinginan pokok para penghuni suatu negeri relatif sama yakni mencapai kemaslahatan. Untuk mencapai kemaslahatan itu, pemimpin suatu negeri dan berbagai komponen masyarakatnya melakukan berbagai kegiatan. Di antara kegiatan itu ada yang berupa kegiatan yang bentuknya adalah memikirkan dan memperjuangkan kemaslahatan itu sendiri. Kegiatan untuk turut memikirkan dan memperjuangkan kemaslahatan umat suatu negeri disebut berpolitik. Kegiatan tersebut antara lain mencakup menyusun konsep bernegeri / bernegara, menyusun dan mengerahkan kekuatan umat / rakyat untuk berjuang mencapai kemaslahatan, memimpin suatu negeri untuk mencapai kemaslahatan dan sejenisnya. APAKAH BERPOLITIK ITU TABU ? Banyak orang takut berpolitik sebab di benak mereka tertancap pengertian berdasarkan kenyataan yang ada di panggung perpolitikan - bahwa berpolitik itu adalah menghalalkan segala cara, berpolitik itu harus menang pemilihan umum lalu berkuasa agar bisa merubah / mereformasi suatu tatanan lama menjadi tatanan baru yang lebih baik, berpolitik itu berarti kawan bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi kawan, berpolitik itu seringkali harus berbuat munafik, berpolitik itu beresiko dihujat, dihukum bahkan bisa dipidana mati, dan seterusnya. Lantas apakah berpolitik itu tabu ? Kalau ditelaah lebih mendalam tidaklah demikian selama kita memiliki komitmen bahwa yang lebih dikedepankan dalam berpolitik adalah akal dan petunjukNya sehingga hawa nafsu bisa diminimalkan. Bilamana komitmen itu bisa ditegakkan maka dalam berpolitik bukan kekuasaan yang menjadi tujuan akhir atau primadonanya namun cara yang baiklah yang akan lebih dikedepankan, yakni berpolitik dengan cara santun alias bijaksana. BAGAIMANA CARANYA BERPOLITIK MENURUT AL QURAN ? Berpolitik boleh dikatakan sebagai bentuk lain dari silaturahmi yang di dalamnya difokuskan sedemikian rupa sehingga mengarah pada tercapainya kesejahteraan masyarakat. Silaturahmi seperti itu menurut Quran berbasis pada musyawarah untuk mencapai mufakat. Beberapa pedoman yang termaktub dalam Al Quran yang dapat digunakan dalam berpolitik agar diridhai oleh Yang Maha Kuasa antara lain adalah : •
Mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS 39:18); berkata dengan sopan santun/ baik (QS 2:83), lemah lembut dan musyawarah (QS 42:38),
AdissalaM
• • • • • • • •
• • • • • • •
171
berkata tanpa disertai nafsu (QS 53:3) Menghargai perbedaan pendapat / tidak berselisih pendapat (QS 3:19); tidak memaksakan, hanya sekadar menyampaikan / memberi peringatan (QS 50:45; 88:21-22) Tidak memfitnah (QS 2:207), tidak mengolok-olok dan selalu berprasangka baik (QS 49:7-12); tidak membenci (QS 2:216) Selalu mengadakan perbaikan, tidak khawatir dan tidak sedih (7:35) Menolak kejahatan dengan kebaikan (QS 13:22), memaafkan kesalahan orang lain (QS 3:131-134) Menyuruh berlaku adil dan memutuskan dengan adil (QS 16:76; 38:22) Menepati / mengindahkan janji (QS 2:63-64; 17:34) Tidak melampaui batas (QS 20:81) Berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan; melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka; tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah; tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, tidak memberikan persaksian palsu, bilamana bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah dilalui (saja) dengan menjaga kehormatan diri (QS 25:60-80). Tidak memutuskan hubungan yang diperintahkan oleh Allah untuk menghubungkannya dan tidak berbuat kerusakan di bumi (QS 2:26-27) Tidak saling menyulitkan (QS 2:282) Memutuskan perkara sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah (QS 5:57) Mau berterima kasih dan tidak kikir, (QS 17:67, 100) Tidak berbuat munafik (tidak menyuruh berbuat kemungkaran dan tidak melarang berbuat makruf) (QS 9:67; 59:19) Tidak berpaling dari kebenaran (QS 61:5) Tidak menyenangkan hati dengan mulut padahal hati menolak (QS 9:8-10), dll.
Jika pedoman tersebut di atas dipakai dalam berpolitik maka di masyarakat - insya Allah -tidak akan terjadi pertikaian / permusuhan. Jika semuanya itu dipakai sebagai pedoman dalam berpolitik maka kita harus ikhlas pula bahwa kita tidak harus mendapatkan kursi di parlemen. Jika semuanya itu dipakai sebagai pedoman berpolitik, maka kita harus ikhlas bahwa kita tidak selalu harus berkuasa. Jika semuanya itu dipakai sebagai pedoman dalam berpolitik, maka kita harus ikhlas bahwa kita tidak selalu harus mendapatkan uang namun justru seringkali harus mengeluarkan uang. Namun rasanya hal-hal tersebut susah dikerjakan selama nafsu berkuasa dan kaya terus membuntuti manusia. Mungkin kita sudah mampu – dengan izin Allah- untuk meminimalkan nafsu sehingga bisa berpolitik secara santun dan bijak. Namun orang lain belum tentu demikian. Jadi, mestikah kita berpolitik? Jawabnya masih tetap, yaitu harus karena berpolitik merupakan zakat kita dalam bentuk energi, pikiran, waktu dan seringkali berupa uang. Namun keharusan itu tidak boleh diartikan sebagai harus berkuasa dan duduk di parlemen atau harus mendapatkan kompensasi lainnya. Bilamana berpolitik memang harus kita lakukan sesuai dengan ikrar syahadat kita sementara yang lainnya (berkuasa, menjadi anggota parlemen, dll) bukan merupakan tujuan maka beberapa alternatif yang mungkin bisa dilakukan adalah :
AdissalaM
• • • • •
172
Menulis (memberi masukan berbasis data bukan mengkritik yang menyakitkan) Mengerjakan kegiatan-kegiatan yang kelihatannya kecil namun membawa kemaslahatan (penyantunan fakir miskin di lingkungan tetangga dekat, dll) Membentuk lembaga swadaya masyarakat. Membentuk paguyuban lawak Bilamana sudah siap mental lahir dan batin, dalam pengertian sudah tidak mudah terbawa nafsu, sudah siap dengan harta sehingga tidak menelantarkan keluarga, sudah siap dengan umpatan/ makian orang, sudah siap berada di belakang terali penjara, dan persiapan-persiapan lainnya, maka masuk ke partai politik merupakan suatu hal yang tidak memberatkan.
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
173
MENGHADAPI KLENIK-SANTET-KEBAL-PELET-DLL APAKAH KLENIK/SANTET/KEBAL/PELET DAN SEJENISNYA ITU ? Manusia yang tidak sabar atau tidak tahu seringkali mencari jalan pintas untuk menyelesaikan urusannya. Contohnya adalah : tidak sabar untuk menjadi kaya, tidak sabar untuk menjadi pimpinan, tidak sabar untuk menjadi selebritis yang populer, tidak sabar untuk mendapatkan anak atau isteri yang dikehendaki. Jalan pintas yang banyak dipakai sebagai akibat dari ketidaksabaran itu di antaranya adalah menggunakan dukun, orang pintar, paranormal, dan sebagainya. Di antaranya pula ada yang menggunakan ilmu sihir dan meminta pertolongan jin. Berbagai istilah yang berkaitan dengan ilmu sihir dan ilmu jin yang banyak dijumpai di masyarakat saat ini antara lain adalah : santet, pelet, susuk, ilmu kebal, dan sebagainya. Nampaknya penggunaan ilmu sihir dan sejenisnya memang sudah sejak dahulu kala ada di muka bumi. Kisah mengenai adanya sihir diberitakan oleh Allah dalam Al Quran sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat di bawah ini : •
•
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan : " Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. 2:102) Berkatalah Musa kepada mereka :"Jatuhkanlah apa yang hendak kamu jatuhkan". Lalu mereka menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata : " Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang". Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah), mereka berkata:"Kami beriman kepada Rabb semesta alam, (yaitu) Rabb Musa dan Harun". Fir'aun berkata:"Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya Aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". Mereka berkata:"Tidak ada kemudharatan (bagi kami);
AdissalaM
•
174
sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami, sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Rabb kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman". (QS. 26:43-51).
dll
BERDOSAKAH KITA BILAMANA MENGGUNAKAN KLENIK / SANTET / KEBAL / PELET / DAN SEJENISNYA ? Pada intinya penggunaan ilmu apapun yang manfaatnya sedikit sementara mudharatnya lebih banyak adalah perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah. Dalam hal ini ilmu sihir adalah perbuatan yang tidak diridhai Allah karena tidak ada manfaatnya namun lebih banyak mudharatnya (QS 2:102). Umumnya perbuatan yang lebih banyak mudharatnya timbul karena hawa nafsu yang berupa ketidaksabaran dan keinginan untuk cepat berhasil lebih dominan darpada akal dan petunjukNya. Penggunaan hawa nafsu akan menutup akal dan petunjukNya sehingga perbuatan tersebut termasuk kategori perbuatan zalim (QS 30:29) Perbuatan zalim adalah perbuatan dosa. Disebut menimbulkan dampak yang antara lain adalah : • • • • •
perbuatan
dosa
karena
Membuat orang lain susah Membuat orang lain celaka, Membuat orang lain tidak menggunakan akalnya, Membuat orang lain cerai dll
Bagaimana kalau orang beriman menggunakan ilmu sihir dan sejenisnya untuk menyembuhkan penyakit, menjadikan orang rukun, dan sejenisnya dengan tujuan yang baik ? Tetap sama kasusnya dengan penggunaan ilmu sihir dan sejenisnya untuk perbuatan yang bertujuan buruk. Mengapa? Karena penggunaan ilmu sihir dan sejenisnya termasuk kategori perbuatan yang dilandasi oleh ketidaksabaran dan keinginan untuk cepat mencapai sesuatu. Ketidaksabaran dan keinginan untuk cepat mencapai sesuatu adalah perbuatan yang berlawanan dengan perintah Allah. Yaitu perintah agar beriman, beramal saleh dan sabar / tidak tergesa-gesa dalam mencapai sesuatu (QS 28:80, dll). Jadi dengan menyimak gambaran tersebut di atas terlihat jelas bahwa Allah menghendaki bukan hanya hasilnya atau niatannya saja yang baik namun juga harus baik prosesnya. Terus menerus mengadakan perbaikan dan sabar adalah kuncinya. BAGAIMANA KALAU KLENIK/SANTET/DAN SEJENISNYA DITIMPAKAN KEPADA KITA ? Kalau misalnya kita disantet/ diteluh oleh orang lain lantas harus bagaimana ? Bilamana hal ini terjadi jangan terburu nafsu untuk membalasnya. Yang harus kita lakukan adalah : • • •
Minta ampun dan mohon petunjuk kepada Allah. Melakukan introspeksi apakah kita pernah dan atau sedang berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain tidak suka pada kita sehingga orang itu meneluh kita. Jangan dendam kepada orang yang meneluh, justru maafkan orang yang meneluh tersebut.
AdissalaM
• • • • •
175
Berbuat baik sebanyak mungkin Banyak bersilaturahmi agar banyak mendapat masukan pengetahuan, terutama silaturahmi dengan orang-orang beriman, beramal saleh dan sabar. Sabar dan ikhlas Banyak membaca, memahami, mempraktekkan dan mengajarkan Al Quran, dll
Insya Allah dengan cara seperti tersebut di atas maka teluh, sihir dan sejenisnya – dengan izin Allah - tidak akan mempan. Malahan bisa jadi dengan kehendak Allah pula justru akan kembali ke pihak yang melakukannya. Namun kita tak boleh mendoakan hal itu terjadi pada mereka. Justru sebaliknya, harus memaafkan perbuatan mereka. Allah Yang Maha Bijaksana sungguh luar biasa. Tidak pernah menghendaki manusia beriman melakukan pembalasan. Maha Suci Engkau, Ya Allah. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
176
JIMAT jimatku, jimatmu bukanlah wafaq, yang disimpan di dompet atau di atas pintu rumah. jimatku, jimatmu bukanlah kitab suci kecil, yang dikalungkan di dada, tabu di bawa ke kamar kecil . jimatku, jimatmu bukanlah keris lekuk satu lekuk seribu, yang mesti dimandikan setiap bulan sura jimatku, jimatmu bukanlah susuk, yang ditaruh di betis, pantat, mata atau di buah dada. jimatku, jimatmu bukanlah batu cincin, yang diambil dari gua yang paling dalam di dunia atau gunung paling tinggi di jagad. jimatku, jimatmu bukanlah mobil mahal model mutakhir, yang menjadikan mata melotot jika diserempet apa saja yang bisa bikin lecet. jimatku, jimatmu bukanlah satpam atau pengawal simbol kekuasaan dan keberadaan yang mencekal orang yang tak terdaftar-tak dikenal masuk ke halaman. jimatku, jimatmu bukanlah kepintaran, untuk menerobos langit, menembus bumi, menyelami lautan, mencipta prosesor mikro jimatku, jimatmu bukanlah semua itu, yang membikin ketar-ketir, dag-dug-dig dan kembang-kempis. jimatku, jimatmu adalah memberi yang baik, yang benar, yang pantas buat diriku, buat dirimu, dan buat semuanya dan itu memang tidak susah. asal aku, asal kamu tidak sekadar tahu dan mau, namun sudah nyata melangkah. meski itu yang paling kecil, lebih kecil daripada sebutir debu sekalipun totok soegiharto (sang mantan sastrawan batangan) digubah dari kumpulan puisi makna hidup : kong-kali-kong, desember 1996
AdissalaM
177
MENGHADAPI KEGANASAN & ZAMAN EDAN KEGANASAN MEMANG DIHADIRKAN DI MUKA BUMI Di setiap kampung atau desa atau negeri selalu dijumpai satu atau banyak orang yang berperilaku cenderung buruk seperti misalnya suka berjudi, mabuk-mabukan, mengganggu orang, mencuri, dan sejenisnya. Sering pula dijumpai aparat pemerintahan yang cenderung melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme yang merugikan namun masyarakat segan atau bahkan takut karena orang itu mempunyai kekuasaan. Tak jarang pula dijumpai adanya orang yang disebut sebagai “jagoan” atau “preman” yang sering berkonotasi jelek karena banyak orang seperti itu sering melakukan perbuatan yang mendekati kriminal. Bagi kebanyakan masyarakat di kampung, keberadaan orang seperti itu biasanya dianggap meresahkan dan mereka baru merasa “plong” alias lega kalau orang itu ditangkap polisi atau mati. Keadaan aman mungkin terjadi setelah orang-orang seperti itu tertangkap atau mati namun selalu akan muncul lagi orang lain yang berperilaku mirip, Demikian seterusnya silih berganti. Keganasan memang telah ditentukan oleh Allah untuk hadir di dunia. Demikian pula penjahat telah ditakdirkan akan selalu ada di setiap negeri. Dengan kata lain akan selalu ada gangguan terhadap manusia selama manusia hidup. Tidak akan terjadi ketenteraman yang abadi. Beberapa ayat yang berkaitan tentang hal ini antara lain menjelaskan bahwa: • •
Allah mencampurbaurkan manusia dan merasakan kepada manusia keganasan sebagian yang lain (QS 6:65). Di setiap negeri, Allah menempatkan penjahat besar (QS 6:123), dll.
ADA JAMAN EDAN (GILA) TAPI JANGAN IKUT GILA Ada masanya kegilaan/keganasan menjadi marak di mana-mana sehingga orang menyebutnya ‘zaman edan’. Pada saat itu banyak orang yang lupa daratan karena terbius oleh gemerlapannya kenikmatan. Salah satu pujangga terkenal Indonesia – Ronggowarsito - bahkan pernah menggambarkan keadaan zaman itu di mana banyak orang yang semula baik karena tidak tahan kemudian berubah menjadi tidak baik dengan menerapkan prinsip hidup “ora edan ora keduman’ yang berarti kalau tidak gila tidak mendapat bagian. Dengan prinsip itu mereka berlomba-lomba merebut kekuasaan, meraih kepopuleran, menumpuk harta, dan meraih keduniawian lainnya dengan cara yang tidak santun dan bijaksana. Pernyataan Ronggowarsito yang sampai saat ini masih populer – tersebut adalah :
“Awenangi jaman edan, ewuh aya sing pambudi. Melu edan nora tahan, yen tan melu anglakoni, boya kaduman melik, kakiren wekasan nipun. Dilala kersa Allah, begja begjane kang lali, luwih begja kang eling lawan waspada”, yang artinya : “ Hidup di zaman edan, serba salah. Turut edan tidak tahan, tidak turut edan, tidak kebagian,
AdissalaM
178
akhirnya kelaparan, Namun Tuhan telah berpesan, seuntung-untungnya orang lupa masih untung yang sadar dan waspada”. Pada saat zaman edan berlangsung, semua tatanan kehidupan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dsb rusak atau tak dipakai, etika / moral / norma-norma agama menjadi hanya pajangan, bahkan dengan menggunakan dalil-dalil agama pula banyak orang melakukan perbuatan yang tak bermoral. Beberapa ciri-ciri zaman edan – seperti yang pernah diceritakan oleh umat terdahulu maupun yang pernah dirasakan di Indonesia dan mungkin pula di dunia di era tahun 1990-2002 - antara lain adalah : •
•
• •
• • • • • • • • •
Banyak orang – terutama yang mengemban amanah masyarakat untuk suatu tugas penting, atau yang menjadi panutan atau yang ditokohkan oleh masyarakat - tidak menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik dan benar sehingga guru dan pengajar agama tidak benar-benar menjadi guru / pengajar agama lagi, polisi tidak benar-benar menjadi polisi lagi, jaksa tidak benar-benar menjadi jaksa lagi, hakim tidak benar-benar menjadi hakim lagi, bupati / camat/ lurah tidak benar-benar menjadi bupati / camat/ lurah lagi, wakil rakyat di parlemen / lembaga perwakilan masyarakat tidak benar-benar menjadi wakil rakyat lagi, dst. Sebagian besar pejabat yang diangkat adalah pejabat yang “tidak bersih” sebab yang mengangkatnya adalah orang yang “tidak bersih” pula sehingga dengan cara itulah maka pejabat yang “tidak bersih” masih bisa bertahan atau dilindungi dan ketidakbersihanpun masih terus bisa dijalankan. Sulit menegakkan hukum sebab para penegak hukum (polisi, jaksa, hakim, pengacara, dsb) berkolaborasi dengan para penjahat bahkan banyak penegak hukum yang justru menjadi penjahat, Orang enggan atau tidak mau menjadi saksi atau mengadu atau melapor kepada para pejabat yang berwenang untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi orang lain atau dirinya sendiri karena takut harus keluar uang, ditangkap atau diteror atau bahkan dibunuh, dsb. Banyak orang menjadi terkenal karena membahas kemiskinan, kebodohan, keamoralan/keasosialan, sementara kebodohan, kemiskinan dan keamoralan / keasosialan itu sendiri tidak banyak berubah Lebih banyak kertas hasil studi tentang masalah kehidupan (terutama kemiskinan, kebodohan dan keasosialan/ keamoralan) namun hanya sedikit kertas yang membahas tentang solusi praktisnya. Keputusan tentang masalah kemasyarakatan selalu tidak pernah mencapai mufakat bulat, selalu bisa dimentahkan dan selalu bisa diubah kapan saja. Karena kepercayaan kepada pihak yang berwenang hilang maka banyak persoalan yang diselesaikan melalui jalur hukum “rimba”, seperti misalnya pencuri yang tertangkap dipukuli, dibakar, dsb. Sopan santun menjadi hilang sehingga menghormati orang tua, mendahulukan orang yang susah, mendahulukan perempuan dan anak-anak serta antrean bukan lagi menjadi keharusan. Konsumerisme mengalahkan segalanya, orang lebih suka berhutang daripada menabung, dan banyak orang bangga dengan hutangnya yang banyak. Banyak orang bangga karena berhasil mengerjakan yang buruk dengan cara halus (misalnya saja berhasil mendapatkan kredit/hutang dari bank dengan cara melakukan manipulasi, menyulap pajak, dll) Banyak orang bicara tentang hal baik namun dirinya sendiri masih banyak menyimpan dan mengerjakan kekotoran. Banyak orang menggunakan agama untuk melindungi diri, untuk mendapatkan
AdissalaM
•
•
• •
• • • • • • • •
179
keuntungan pribadi dan atau kelompoknya. Emansipasi wanita berlangsung dalam bentuk menggantikan banyak posisi lakilaki di bidang pekerjaan, kebebasan membuka aurat, kebebasan perempuan untuk menceritakan keluarganya di muka umum, kebebasan perempuan untuk tidak patuh kepada aturan rumah, dll Banyak anak frustasi karena orang tuanya tidak ada di rumah karena sibuk sendiri atau karena orang tuanya tidak rukun atau karena orang tua tidak mau memahami dirinya dsb sehingga banyak di antaranya yang mengkonsumsi obatobatan terlarang, narkotika, dan melakukan perbuatan asusila yang tujuannya adalah “lari” dari kefrustasian untuk mendapatkan suasana yang dianggapnya ketenteraman. Banyak orang tak percaya lagi dengan cara dan prosedur yang umum berlaku, akal, dan kesabaran sehingga lebih menyukai cara-cara yang bersifat paranormal. Dukun, jin, iblis dan sejenisnya hidup berdampingan dengan para ahli kitab (pendeta, guru agama, dll) sehingga walaupun setiap kali ayat-ayat suci atau halhal lain yang bernuansa agama (misalnya saja shalawat, ceramah agama, dll) berkumandang namun setiap kali pula tampillah susuk, santet, pelet, perewangan, jampi-jampi, jimat-jimat dan sejenisnya yang laku keras dan banyak dpromosikan. Masyarakat lebih suka berita tentang kehidupan orang top daripada berita tentang penderitaan masyarakat Orang lebih suka bekerja di kota-kota besar daripada di pelosok desa Tipu-menipu, bajak-membajak hasil karya, suap-menyuap merupakan hidangan sehari-hari Tontonan atau lagu seronok, tontonan romantis, tontonan horor lebih laku daripada tontonan lainnya Setiap hari berseliweran berita besar mengenai bantah-bantahan tokoh masyarakat. Segala hal dirasakan oleh banyak orang di masyarakat menjadi sulit, termasuk di bidang ekonomi, sehingga banyak orang bingung harus bagaimana. Berkali-kali timbul bencana seperti bencana alam, penyakit dan kecelakaan yang banyak merengut nyawa manusia dll
Zaman ini membuat manusia yang berada di dalamnya menjadi gerah, timbul kegoncangan, timbul kekhawatiran karena semuanya mengarah kepada kerusakan sampai akhirnya timbul kejadian yang antara lain berupa bencana yang dahsyat, reformasi atau bahkan revolusi yang seringkali mengakibatkan banyak nyawa melayang. Bencana, reformasi atau revolusi tersebut pada dasarnya adalah alat Allah untuk mengurangi kezaliman dengan mengazab manusia yang zalim untuk kemudian menempatkan kembali zaman pada situasi yang tenang. Hal ini sesuai dengan hukum alam (Sunatullah) seperti yang dijanjikan oleh Allah sebagaimana termaktub dalam ayat-ayat Al Quran yang ringkasnya sebagai berikut : • • •
Allah tak menyukai kebinasaan (QS 2:205) Buih akan hilang sedangkan yang bermanfaat akan terus hadir di muka bumi (QS 13:17) Yang hak akan melontar yang bathil dan yang bathil akan lenyap (QS 21:18)
Jika zaman edan telah sirna maka masuklah manusia yang hidup di dalamnya setahap demi setahap ke dalam zaman kesejahteraan (zaman kerta). Syarat masuk
AdissalaM
180
ke dalam zaman kesejahteraan itu tentunya ada dan hal ini pernah diungkapkan oleh salah satu raja terkenal di Jawa Barat yaitu Prabu Wastu Kancana (lahir 1348 M, memerintah Kerajaan Sunda-Galuh di Kawali, Ciamis, tahun 1371-1475). Melalui prasastinya yang diketemukan di Kawali Ciamis, Prabu Wastu Kancana (kakek Prabu Siliwangi) menyatakan bahwa kesejahteraan negeri akan tercapai kalau semua pejabat dan masyarakat menjalankan fungsi masing-masing dengan baik. Salah satu bagian dari prasasti tersebut yang dinamakan Sanghiyang Siksakandang Karesian berisi pernyataan sebagai berikut :
“Teguhkeun, pageuhkeun sahinga ning tuhu, pepet byakta warta manah, mana kreta na bwana, mana hayu ikang jagat kena twah ning janma kapahayu. Kite keh, sang pandita pageuh di kapanditaanna, ktreta; sang wiku pageuh di kawikuanna, kreta; sang manguyu pageuh di kamanguyuanna, kreta; sang paliken pageuh di kapalikenna, kreta; sang ameng pageuh di kaamenganna, kreta; sang wasi pageuh di kawasianna, kreta; sang ebon pageuh di kaebonna, kreta; maka nguni sang walka pageuh di kawalkaanna, kreta; sang wong tani pageuh di katanianna, kreta; sang euwah pageuh di kaeuwahanna, kreta; sang gusti pageuh di kagustianna, kreta; sang mantri pageuh di kamantrianna, kreta; sang masang pageuh di kamasanganna, kreta; sang bujangga pageuh di kabujanggaanna, kreta; sang tarahan pageuh di katarahanna, kreta; sang disi pageuh di kadisianna, kreta; sang rama pageuh di karamaanna, kreta; sang prebu pageuh di kaprebuaanna, kreta. Nguni sang pandita kalawan sang dawara tu pageuh ngretakeun ing bwana, nya mana kreta lor kidul kulon weta sakasangga dening pretiwi sakakurung dening akasa pahi manghurip ikang sarwo janma kabeh”. Artinya :
“ Teguhkan, kukuhkan batas-batas kebenaran, penuhkan kenyataan niat baik dalam jiwa, maka akan sejahteralah dunia, maka akan sentosalah jagat ini sebab perbuatan manusia yang penuh kebajikan. Demikian hendaknya, bila pendita teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera; bila wiku teguh dalam tugasnya sebagai wiku, akan sejahtera; bila manguyu teguh dalam tugasnya sebagai ahli gamelan, akan sejahtera; bila paliken teguh dalam tugasnya sebagai ahli seni rupa, akan sejahtera; bila ameng teguh dalam tugasnya sebagai pelayan biara, akan sejahtera; bila wasi teguh dalam tugasnya sebagai santi, akan sejahtera; bila ebon teguh dalam tugasnya sebagai biarawati, akan sejahtera; bila walka teguh dalam tugasnya sebagai pertapa yang berpakaian kulit kayu, akan sejahtera; bila petani teguh dalam tugasnya sebagai petani, akan sejahtera; bila euwah teguh dalam tugasnya sebagai penunggu ladang, akan sejahtera; bila gusti teguh dalam tugasnya sebagai pemilik tanah, akan sejahtera; bila menteri teguh dalam tugasnya sebagai menteri, akan sejahtera; bila masang teguh dalam tugasnya sebagai pemasang jerat, akan sejahtera; bila bujangga teguh dalam tugasnya sebagai ahli pustaka, akan sejahtera; bila tarahan teguh dalam tugasnya sebagai penambang penyeberangan, akan sejahtera; bila disi teguh dalam tugasnya sebagai ahli obat dan peramal, akan sejahtera; bila rama teguh dalam tugasnya sebagai pengasuh rakyat, akan sejahtera; bila raja teguh dalam tugasnya sebagai penguasa, akan sejahtera; Demikian seharusnya, pendeta dan raja harus teguh membina kesejahteraan di dunia, maka akan sejahteralah di utara selatan barat dan timur , di seluruh hamparan bumi dan seluruh naungan langit, sempurnalah kehidupan seluruh umat manusia”.
AdissalaM
181
BAGAIMANA MENGHADAPI KEGANASAN & ZAMAN EDAN ? Keganasan selalu ada dan suatu saat pula zaman edan juga akan datang, walaupun sementara. Setelah itu zaman edan akan lengser dan digantikan oleh zaman di mana kedamaian secara bertahap akan muncul. Sampai akhirnya keadaan damai akan menyingkir pula digantikan oleh zaman edan lagi. Demikian seterusnya. Lantas bagaimanakah seharusnya sikap kita bilamana kita berhadapan dengan keganasan atau situasi yang dianggap edan itu ? Beberapa referensi dari Al Quran yang berkaitan dengan hal ini menyatakan bahwa: • • • • • • • • •
Jangan sampai dipalingkan dari kiamat oleh yang tidak beriman kepada kiamat dan yang mengikuti hawa nafsu (QS 20:15-16) Tidak ikut sebagian besar manusia yang cenderung buruk (QS 6:116) Tenang dan tetap beriman walaupun dipaksa kafir agar tidak kena azab besar (QS 16:106) Kalau perlu hijrah agar tidak tertindas (QS 4:97), dll Tidak bersedih dan merasa sempit dada karena tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang kafir/ zalim (QS 11:36; 27:70) Tidak memaki-maki sesembahan orang lain (termasuk mereka) (QS 6:108) Tidak berbuat aniaya kepada orang lain dan tidak menghalangi jalan kebaikan karena membenci orang lain (QS 5:2) Setiap saat berlaku lemah lembut dan melakukan musyawarah (QS 3:159) Membela diri setelah dianiaya karena tidak berdosa bilamana penganiayaan itu dilakukan karena kezaliman (QS 42:39-41), dll
Dalam hal ini ganas tidaknya lingkungan sesungguhnya perasaanlah yang menentukan. Perasaan setiap orang tentang keganasan dan tentang apa saja akan relatif berbeda. Lingkungan terasa ganas kalau kita menganggapnya ganas. Lingkungan akan terasa bersahabat kalau kita menganggapnya sahabat. Kondisi di atas identik dengan makan di sebuah restauran yang terkenal. Walaupun mungkkin masakannya enak namun perasaan kita tidak enak karena sedang memikirkan sesuatu yang rumit dan harus segera diputuskan. Di sisi lain walaupun makan di tengah sawah dengan masakan yang sangat sederhana namun terasa nikmat sebab saat itu pikiran ddan perasaan kita sedang tidak tidak diruwetkan berbagai macam hal. Jadi sesungguhnya yang memegang peran dalam merasakan lingkungan enak atau tidak, ganas ataukah tidak dan sejenisnya itu adalah perasaan. Kedekatan dengan Yang Maha Kuasa menyebabkan perasaan menjadi tenteram. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
182
SEMUA MEMANG MENDAPAT EDAN Jika “ora edan, ora keduman” dari Jawa, diIndonesiakan menjadi “tidak edan, tidak dapat bagian”, lalu dicoba untuk dianalisa, maka
memang ada orang yang benar-benar telah jadi edan dan ia pun dapat bagian memang ada orang yang benar-benar telah jadi edan namun ia hanya menggigit jari saja karena tidak dapat bagian memang benar ada orang yang tidak edan namun hanya mengelus dada karena tak dapat bagian memang ada orang yang tak edan, ikhlas, tak mengigit jari, meski tak dapat bagian memang ada orang yang pura-pura edan sehingga dapat bagian dan bagiannya dibagi-bagikan kepada orang tak edan yang memerlukannya memang ada orang yang membagi-bagikan keedanan melalui ceramah dan pelatihan memang ada orang yang mengajar ketidakedanan
Wooooo semua mendapat edan wooooo semua tak luput dari edan Lantas mengapa jaman edan menjadi masalah ? Bukankah tinggal memilih :
benar-benar edan, ataukah tidak edan, ataukah pura-pura edan, ataukah mengajarkan ketidakedanan,
Maka, jaman edan tak perlu ditunggu, ia akan datang sendiri setiap saat, mendekati orang-orang yang belajar tak edan yang mau mendekapnya. Cibinong, 6/11/1996, Dari Koleksi Sang Mantan Sastrawan “Kopat-Kapit”
AdissalaM
183
KEHANCURAN SUATU NEGERI & KIAMAT PENYEBAB KEHANCURAN SUATU NEGERI Dalam Al Quran dapat kita jumpai beberapa kisah mengenai kebinasaan suatu umat atau suatu negeri. Di antaranya adalah : umat Nabi Nuh yang ditenggelamkan, umat Nabi Luth yang diporak-porandakan oleh letusan gunung api dan gempa bumi, Firaun dan tentaranya yang tenggelam oleh air laut, dll. Mengapa terjadi kebinasaan? Rupanya kebinasaan terjadi karena penggunaan hawa nafsu telah mencapai klimaknya dalam menggantikan Allah. Karena hawa nafsu maka manusia berbuat zalim dan selanjutnya kezaliman menyebabkan kerusakan. Beberapa ayat yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kebinasaan antara lain adalah : • • • • •
Allah tidak akan membinasakan suatu negeri yang penduduknya berbuat kebaikan (QS 11:117) Yang dibinasakan adalah negeri yang penduduknya zalim (QS 28:59) Suatu negeri diazab/ dihancurkan karena mempersekutukan Allah (QS 30:42) Banyak negeri yang penduduknya zalim dibinasakan lalu digantikan oleh yang lain (QS 21:11) Banyak negeri dibinasakan karena penduduknya bersenang-senang dan tempat mereka tidak didiami lagi kecuali sebagian kecil (QS 28:58), dll
Jadi selama penduduk suatu negeri berbuat kebaikan, Allah berjanji tidak akan membinasakannya. Sebaliknya adalah tidak demikian. TANDA-TANDA PERINGATAN Sebelum mengazab atau membinasakan suatu negeri, Allah yang maha Pengasih dan Penyayang selalu memberikan peringatan. Allah menjelaskan sebagai berikut : • • •
Tanda-tanda kiamat suatu negeri adalah adanya peringatan untuk orang-orang yang hidup mewah namun mereka durhaka (QS 17:13-16) Peringatan selalu diberikan sebelum suatu negeri dibinasakan (QS 26:208) Rasul dikirimkan sebelum negeri yang penduduknya zalim dibinasakan (QS 28:59), dll
Peringatan itu akan amat berguna bagi manusia yang beriman, beramal saleh dan sabar. Karena manusia yang seperti itu selalu waspada dengan selalu mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS 39:18), walaupun peringatan itu disampaikan oleh orang kebanyakan sekalipun. Sedangkan bagi manusia yang lebih mengedepankan nafsunya atau zalim, peringatan itu biasanya akan dianggap sebagai “angin yang berlalu” saja. Bahkan banyak di antara mereka kemudian menganiaya atau membunuh orang yang memberikan peringatan tersebut. Itulah hukum alam. Dan akhirnya akan sampai kepada
AdissalaM
184
puncaknya, yakni tibanya azab yang membinasakan mereka setelah sebelumnya orang yang mukmin dihijrahkan oleh Allah sehingga terhindar dari azab itu. PROSES KEHANCURAN SUATU NEGERI Allah menjelaskan bahwa kebinasaan suatu negeri terjadi pada saat orang yang akan diazab lengah. Hal ini logis sebab kebanyakan dari mereka sedang dalam kondisi mabuk kepayang dengan duniawi sehingga susah untuk meninggalkan tahtanya, susah untuk meninggalkan rumah, harta-harta, anak-isterinya dan lain-lainnya yang dianggapnya melebihi segalanya. Bentuk azab itu bermacam-macam, antara lain air bah, gempa bumi, suara keras seperti guntur (sekarang ini identik dengan bom atom). Peristiwanya bisa terjadi di pagi, siang maupun malam hari. Dalam kaitan tersebut Allah menjelaskan bahwa: • • • •
Manusia zalim /tak beriman/ syirik dibinasakan dalam keadaan lengah (QS 6:131) Azab/ kebinasaan terjadi pada pagi, malam dan siang (QS 7:4; 15:66,83) Manusia zalim/tak beriman / syirik disiksa dengan hujan kerikil, suara keras seperti guntur, dibenamkan ke dalam bumi, ditenggelamkan (QS 29:40) dll
SISA-SISA KEHANCURAN SUATU NEGERI MASIH DAPAT DILIHAT Allah masih menyisakan negeri-negeri yang dihancurkan dengan maksud agar kaum yang hidup sesudahnya bersyukur dan kemudian mengambil hikmah dengan tidak berbuat hal yang zalim. Penjelasan mengenai adanya bekas-bekas atau sisa-sisa kehancuran tersebut adalah sebagai berikut: • • • • • •
Negeri yang dibinasakan ada bekas-bekasnya dan ada yang musnah (QS 11:100) Ada yang menempati suatu negeri yang telah dibinasakan (QS 14:14) Allah membinasakan umat-umat yang terdahulu dan adakah yang melihat mereka dan mendengar suara mereka samar-samar (QS 19:98) Banyak negeri yang dibinasakan dan tempat – tempat mereka dilalui (QS 20:128) Ada kaum yang lebih kuat yang sebelumnya dibinasakan oleh Allah (QS 6:6) dll
ADAKAH KIAMAT/ KEHANCURAN GLOBAL ? Bumi dan langit menurut firman Allah dahulunya adalah satu, merupakan asap, yang kemudian oleh Allah dipisahkan sebagaimana difirmankan dalam beberapa ayat berikut ini : • • •
Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan (QS. 45:22)
Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan (QS. 46:3) Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
AdissalaM
•
•
185
mengapakah mereka tidak juga beriman? (QS. 21:30) Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:"Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa".Keduanya menjawab:"Kami datang dengan suka hati" (QS. 41:11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintangbintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 41:12)
Allah tidak suka kerusakan, tidak pula suka kebinasaan sehingga yang berbuat kerusakan disebut oleh Allah sebagai orang yang zalim. Jika ketidakbinasaan atau keabadian adalah kesukaan Allah, apakah mungkin kiamat global atau kiamat kubra terjadi ?. Pertanyaan inilah yang sering muncul dibenak banyak orang dan seringkali pula menjadi perdebatan ramai yang kemudian menimbulkan pertikaian. Memang sudah menjadi sifat manusia sehingga kalau tidak berselisih rasanya dunia ini tidak ramai. Berdasarkan penelitian ilmiah, alam semesta memang diciptakan secara bertahap sehingga sampai pada kondisi seperti saat ini. Selanjutnya memang telah terjadi fenomena perusakan terhadap tatanan alam dari yang sudah ada ini yang kemudian mengakibatkan perubahan. Perusakan dengan intensitasnya besar akan menyebabkan perubahan berskala besar atau global. Jadi dengan kata lain kiamat global -dengan izin Allah- bisa mungkin terjadi. Namun itu memerlukan waktu yang sangat lama di luar jangkauan manusia. Hanya Dialah Yang Maha Tahu. Ayat-ayat berikut ini dapat digunakan sebagai rujukannya : •
•
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Rabbnya. (QS. 30:8) ….. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. (QS. 10:24)
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
186
TIDAK ADA ISTILAH PENSIUN BAGI MANUSIA TAKWA TAK ADA ISTILAH PENSIUN DALAM KAMUS ORANG TAKWA Pada usia 40 tahunan ke atas, tubuh yang dulu muda, bandel dan tahan lelah, mulai terasa menua. Semangat yang dulunya meluap-luap dan penuh gairah, mulai matang dan stabil. Itulah beberapa tanda-tanda umum yang nampak dari siklus hidup manusia. Selanjutnya pada usia 55 tahun pada umumnya – bilamana ia seorang pekerja/ karyawan - ia harus pensiun untuk memberikan kesempatan kepada yang lebih muda untuk menggantikannya. Begitu dinyatakan pensiun secara formal, banyak orang yang kemudian merasa dirinya tak lagi bergairah mengerahkan daya upayanya secara maksimal untuk berbuat sesuatu yang menurutnya bersifat ‘duniawi’. Ia merasa sudah cukup banyak berbuat untuk duniawi dan karena itu ia tak perlu lagi banyak mengerjakan yang lain kecuali mempersiapkan diri untuk kehidupan batinnya menjelang dipanggil Allah SWT. Tak ada yang salah dalam hal ini. Kita akan menjadi salah atau berdosa kalau kita sudah merasa puas atau merasa telah cukup berbuat banyak sebagaimana difirmankan dalam QS 92:1-13 dan QS 53:33-34. Padahal kedua-duanya, yakni kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, harus seimbang seperti yang juga pernah dikatakan oleh orang bijak : “ Berdoalah kamu (Siapkan akhirat) seolah-olah kamu besok mati dan bekerjalah kamu (siapkan duniawi) seolah-olah besok masih hidup”. Pernyataan itu mengandung arti bahwa manusia (yang beriman) dalam hidupnya tidak hanya menyiapkan akhirat atau hanya menyiapkan dunia saja. Hal seperti itu berlaku sejak saat ia mulai akil balik, termasuk pada saat awal memasuki dunia kerja. Dengan demikian bagi orang yang tujuan hidupnya adalah keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat secara seimbang, istilah pensiun adalah istilah yang tidak “pas” atau “kurang tepat”. Kalaupun ia harus lengser dari pekerjaan yang ditekuninya karena peraturan yang berkenaan dengan usia, maka tidak berarti ia harus mengurangi gairahnya untuk tetap memberikan sumbangan kepada dunia lalu memasuki kehidupan akhirat saja. LALU APA YANG BISA DIKERJAKAN ? Bilamana orang beriman tetap berkomitmen bahwa sampai kapanpun harus memberikan sumbangan kepada dunia tanpa kenal pensiun dan tanpa meninggalkan persiapan menuju kehidupan akhirat, maka banyak hal yang dapat dilakukan olehnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah : • •
Membuat karya tulis atau karya-karya lainnya yang bermakna untuk anak-cucu, karyawan yang menjadi tanggungannya, dll. Membuka lapangan kerja untuk yang menganggur (tidak usah besar-besar, yang kecilpun juga tidak apa-apa)
AdissalaM
•
• •
187
Membantu menciptakan dan mengimplementasikan tradisi untuk berbuat baik, misalnya saja : sistem penanganan tetangga yang meninggal, sistem penyantunan anak miskin atau anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya, sistem penanganan orang jompo/ orang miskin, Mengorganisasikan kaum pensiunan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada yang lebih muda, Mengajarkan ilmu kehidupan, keterampilan dan sejenisnya kepada orang yang lebih muda, dll.
Bagi manusia yang bertakwa, kegiatan tersebut di atas harus didasarkan kepada ikrar manusia beriman yang menyatakan bahwa tuhannya adalah Allah yang berarti hanya menuhankan Yang Maha Pengasih & Penyayang sehingga harus berbuat kebaikan kepada semua makhluk (terutama yang sangat memerlukan pertolongan) dan bukan berbuat kerusakan. Bukan didasarkan pada keinginan dipuji, dihormati, atau sekadar pengisi waktu dan semacamnya. RESEP TIDAK PIKUN & TIDAK SEDIH KARENA KAWAN-KAWAN BANYAK YANG PIKUN DI KALA TUA Kepikunan adalah suatu kondisi alamiah yang sebagaimana difirmankan dalam ayat berikut ini :
memang
berasal
dari
Allah
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. 16:70) Lantas apakah kepikunan tersebut dapat dihindari ? Tentunya dengan permohonan kepadaNya (karena hanya kepadaNyalah bermohon) dan usaha kita (karena Dia mengharuskan kita berusaha untuk mengubah nasib diri kita sendiri bukan untukNya), maka kepikunan Insya Allah atas kehendakNya dapat dihindari. Cara mengurangi kepikunan (bukan menghilangkan) dari banyak pengalaman orangorang yang sempat direkam oleh penulis buku ini antara lain adalah : • • • •
Rajin bersiltarurahmi, mengingat dan mencatat nama-nama kawan, relasi, kerabat yang pernah ditemuinya sejak masih kanak-kanak sampai saat tua. Mengajar karena dengan mengajar harus belajar dan salah satu unsur belajar adalah mengingat, Menulis perjalanan hidup (tidak selalu harus dipublikasikan), sekadar untuk mengingat perjalanan hidup. Rajin menjalankan syariat agama yang dianutnya, berbuat baik, berolahraga (meditasi dan fisik), dan sejenisnya sebagai perwujudan dari ikrarnya untuk menjadi manusia yang pengasih dan penyayang kepada diri dan lingkungannya.
Kalau kita cermati, perbuatan tersebut di atas lebih berfokus kepada diri sendiri agar tidak pikun. Memang insya Allah kita menjadi berkurang kepikunannya namun saudara-saudara, tetangga-tetangga atau teman-teman yang sama-sama tua banyak yang pikun sehingga kalau tak sadar kita menjadi sedih karena tak punya kawan yang tidak pikun. Menyiasati hal ini, faktor silaturakhmi kepada yang lebih muda merupakan salah satu jalan keluar, termasuk di antaranya berupa kegiatan untuk mengajar.
AdissalaM
188
Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
MENINGGALKAN WARISAN PENGERTIAN TENTANG HARTA WARISAN Manusia dihidupkan dengan tugas untuk memakmurkan bumi. Sewaktu hidup itulah terjadi akumulasi harta sebagai hasil langsung dan tidak langsung dari bekerja, bersilaturahmi, berkeluarga, dsb. Harta-harta – yang bisa diukur dalam bentuk nilai uang- tersebut dalam perkembangannya kemudian bisa terus bertambah atau susut. Disamping harta yang bisa dinilai dengan uang, ada harta lain yang susah untuk menilainya, misalnya saja petuah atau wejangan, karya tulis, dan sejenisnya. Nilai harta semacam itu mungkin bisa lebih besar daripada harta dalam artian uang sebab dalam harta tersebut terkandung hikmah yang menjadi bekal untuk hidup yang lebih baik, baik yang menyangkut masalah moral, etika dan sejenisnya maupun yang berkaitan dengan bekerja. Selanjutnya sesuai dengan takdirnya, setiap orang akan dipanggil oleh Allah untuk berganti kehidupan. Dari kehidupan di dunia ke kehidupan lain yang hanya diketahui oleh Allah. Pada saat dipanggil Allah itulah kita akan meninggalkan harta/kekayaan yang disebut dengan (harta) warisan. HARTA WARISAN SERING MENYEBABKAN KERIBUTAN Pada saat pemilik harta meninggal, sering terjadi keributan karena orang-orang yang ditinggalkannya berebut warisan, terutama yang bernilai uang. Keributan tersebut seringkali pula mengakibatkan pembunuhan sehingga menimbulkan dendam yang berkepanjangan di kemudian hari. Banyak cerita, baik yang terekam dalam sejarah peradaban maupun yang tidak, tentang keributan akibat warisan. Yang sering kita jumpai dalam sejarah adalah warisan yang berupa kekuasaan (terutama kerajaan monarki) di mana peranglah yang sering muncul sebagai akibatnya. Di sinilah kita sadari berperannya hawa nafsu untuk memiliki yang menyebabkan akal sehat dan petunjuk Allah menjadi tak dipakai. WARISAN YANG BERMANFAAT Di kalangan umat Muslim - berdasarkan hadits - dinyatakan bahwa peninggalan atau warisan orang yang meninggal yang bermanfaat adalah : • •
Anak yang saleh yang mendoakan orang tuanya Amal saleh yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat (rumah ibadah, sekolah,
AdissalaM
189
lapangan pekerjaan, wejangan hidup), dll Disebut warisan yang bermanfaat sebab doa dan perbuatan yang saleh - dari anakanak yang ditinggalkan, dari orang-orang yang mendapat pekerjaan, dari orangorang yang mengisi rumah ibadah dan atau tempat pendidikan – akan terus berkumandang sehingga mempermulus perjalanan orang yang sudah dimatikan itu dalam menghadap Allah SWT. PEDOMAN AL QURAN MENGENAI PEMBAGIAN WARISAN Keributan yang bisa muncul dalam pembagian warisan - akibat intervensi iblis dan syaitan - yang menyebabkan permusuhan telah diantisipasi oleh Allah dengan menjelaskan pengaturan pembagiannya. Beberapa ayat yang dapat digunakan sebagai pedoman antara lain berbunyi sebagai berikut : •
• •
• • •
•
Bilamana orang beriman dan bertakwa telah melihat tanda-tanda maut, maka ia wajib membuat wasiat bagi ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf. Siapa saja yang merubah wasiat itu – setelah mendengarnya - dialah yang akan menanggung dosanya. Tidak berdosa bagi orang lain bila ia khawatir bahwa yang berwasiat akan berlaku tidak adil sehingga ia berupaya untuk mendamaikannya (QS. 2:180-182) Tidak dibolehkan saling makan harta dengan jalan batil dan tidak dibolehkan pula membawa urusan harta warisan kepada hakim agar mendapat sebagian dari harta warisan itu dengan jalan berbuat dosa padahal ia mengetahui. (QS. 2:188) Harta anak yatim yang dititipkan kepada kita harus kita serahkan kepada mereka ketika mereka telah cerdas/ cukup umur dengan mendatangkan saksi-saksi. Selama harta warisan tersebut dititipkan kepada kita, kita tak boleh memakan harta itu kecuali sedikit bila kita miskin sesuai dengan batas kepatutan (QS. 4:6) Setiap laki-laki dan perempuan memiliki hak atas harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya yang jumlahnya masing-masing sesuai aturan yang telah ditetapkan (QS. 4:7) Jika pada waktu pembagian harta warisan hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka kepada mereka wajib diberi sebagian harta itu sekadarnya dan diwajibkan untuk mengucapkan perkataan yang baik kepada mereka (QS. 4:8). Pembagian warisan untuk anak-anak yang sesuai dengan syariat Allah adalah sebagai berikut : bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; jika semua anaknya adalah perempuan lebih dari dua, maka bagian mereka adalah dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika hanya punya 1 orang anak perempuan saja, maka anak itu memperoleh separo harta; jika yang meninggal disamping punya anak juga masih punya dua orang ibu-bapak, kedua orang ibu-bapak itu masing-masing memperoleh seperenam dari harta yang ditinggalkan; jika yang meninggal tidak mempunyai anak maka hartanya diwarisi oleh ibu bapanya dan ibunya mendapatkan sepertiga; jika yang meninggal mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seperenam. Pembagianpembagian tersebut di atas dilakukan sesudah memenuhi wasiat yang dibuat oleh yang meninggal dan atau sesudah memibayar hutang-hutangnya (QS. 4:11) Jika isteri meninggal, suami mendapat seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isterinya, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri mempunyai anak, maka suami mendapatkan seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah memenuhi wasiat yang dibuat dan atau sesudah membayar hutang-hutangnya. Jika seorang suami meninggal, maka para istri memperoleh seperempat harta yang ditinggalkan jika suami tidak mempunyai anak. Jika suami yang meninggal tsb mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang
AdissalaM
•
• •
•
190
ditinggalkan oleh suaminya sesudah memenuhi wasiat yang telah dibuat atau dan sesudah membayar hutang-hutang. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, maka bagi mereka masing-adalah seperenam dari harta yang ditinggalkan. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris (QS. 4:12) Orang-orang yang beriman dilarang saling memakan harta sesama dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka (QS. 4:29). Orang-orang beriman juga dilarang iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain (QS. 4:32) Setiap harta peninggalan dari ibu bapak dan karib kerabat sudah ditetapkan akhli warisnya dan jika ada orang-orang yang kita telah bersumpah setia dengan mereka, maka mereka wajib diberi bagian (QS. 4:33) Jika seseorang meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak namun mempunyai saudara perempuan maka bagian saudara yang perempuan itu adalah seperdua dari harta yang ditinggalkannya; saudara laki-laki mempusakai seluruh harta saudara perempuannya, jika saudara perempuan yang mati itu tidak mempunyai anak; jika saudara perempuannya dua orang, maka bagian keduanya adalah dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal; jika mereka ahli waris itu terdiri dari saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan (QS. 4:176) Jika orang-orang yang beriman menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka dihimbau agar disaksikan oleh dua orang yang adil atau oleh dua orang yang berlainan agama dengan kita; jika kita dalam perjalanan di muka bumi lalu kita ditimpa bahaya kematian, maka kita minta kedua saksi itu sesudah shalat untuk bersumpah, lalu mereka bersumpah dengan nama Allah jika kita ragu-ragu "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa". Jika diketahui bahwa kedua saksi itu berbuat dosa maka dua orang yang lain diantara ahli waris yang berhak - yang lebih dekat kepada orang yang meninggal - menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah : "Sesungguhnya persaksian kami lebih layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu, dan kamu tidak melanggar batas, sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orangorang yang menganiaya diri sendiri". Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah (QS. 5:106-108), dll
Mengenai teknis pelaksanaan pembagian warisan, sudah banyak orang yang tahu dan berpengalaman. Dengan kata lain insya Allah tidak akan lagi ada kesulitan. Kesulitan hanya timbul bilamana nafsu memiliki ikut berperan. Sebab nafsu seringkali membuat akal menjadi mencari-cari jalan untuk bisa memiliki hak orang lain. Namun mudah-mudahan hal itu tidak akan terjadi selama kita hanya menyembah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang berarti tidak menyembah hawa nafsu. Catatan :
AdissalaM
191
Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
KEMATIAN & KEHIDUPAN AKHIRAT (SURGA & NERAKA) PENGETAHUAN MANUSIA TENTANG KEHIDUPAN DAN KEMATIAN AMAT TERBATAS Kehidupan dan kematian adalah milik Allah dan manusia hanya berfungsi sebagai pelaksana kehidupan, kematian dan kebangkitan. Dalam hal ini pengetahuan manusia tentang kematian dan kehidupan setelah kematian amat relatif sedikit. Tidak ada seorangpun yang mati lalu hidup dan kemudian bercerita tentang pengalamannya selama menjalani mati, kecuali jika itu memang dikehendakiNya. Namun demikian Allah tidak menginginkan manusia terlalu penasaran mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian. Allah memberikan penjelasan mengenai hal itu. KEHIDUPAN, KEMATIAN DAN KEBANGKITAN ADALAH SUNATULLAH Setiap makhluk yang berjiwa – termasuk manusia- sudah ditakdirkan untuk merasakan mati. Pada saat kematian itu, setiap jiwa akan diberi balasan terhadap apa saja yang telah diperbuatnya selama jiwa itu dalam keadaan hidup. Itulah hukum alam yang sudah ditetapkan dan tak dapat diubah oleh siapapun kecuali atas kehendakNya. • •
Setiap jiwa akan merasakan mati dan hanya pada hari kiamat pahala manusia disempurnakan dan beruntunglah orang yang masuk surga dan dijauhkan dari neraka (QS 3 : 185). Pada hari di mana setiap jiwa akan diberi balasan mengenai yang diusahakannya dan pada hari hisab dari Allah yang amat cepat itu tak ada yang dirugikan (QS 40:17)
Dengan demikian tidak ada seorangpun manusia akan kekal hidupnya karena pasti ia akan dimatikan. Namun demikian setelah mengalami kematian, seorang manusia akan dibangkitkan lagi oleh Allah. Jadi manusia - menurut hukum Allah - akan mengalami kehidupan, kematian dan kebangkitan sebagaimana dijelaskan oleh Allah sebagai berikut : • •
Allah menghidupkan setelah mematikan (bangkit) agar manusia bersyukur (QS 2: 56, 243); Allah telah menentukan kematian di antara manusia dan menciptakan manusia kelak dalam keadaan yang tidak diketahui oleh manusia dan sesungguhnya manusia telah tahu penciptaan yang pertama (QS 56: 60-62); dll
AdissalaM
192
Lantas di manakah manusia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan ? Allah menjelaskannya bahwa proses kehidupan, kematian dan kebangkitan terjadi tidak jauh-jauh, yaitu di bumi (QS 7:25, dll). Namun demikian Allah Yang Maha Kuasa juga mempunyai hak prerogatif di mana yang dikehendakiNya tidak akan mati. Allah menjelaskan bahwa : • •
Waktu sangkakala ditiup yang dikehendaki Allah tidak mati (39:68); Allah tidak menyukai kebinasaan (2:205); yang tidak bermanfaat akan hilang sedangkan yang bermanfaat akan terus ada (13:17); dll
ADA YANG MENJADI BINATANG, TANAMAN, BATU/BESI, DLL. Manusia yang tidak bertakwa akan mengalami kehidupan yang menyedihkan. Tidak saja diazab sewaktu di dunia namun pada saat setelah matipun juga akan mengalami hal yang serupa. Di antaranya ada yang dijadikan kera, monyet, babi,batu, tanaman dll. Dalam kaitan ini Allah menjelaskan bahwa: • • • •
Manusia akan kembali ke tempat yang paling rendah kecuali yang beriman dan beramal saleh (QS. 96:5-6), dll. Yang tidak bertakwa ada yang dijadikan kera, dll (5:60; 7:166, 179); Yang tidak bertakwa ada yang dijadikan batu / besi, dll (17:40-50, 98), Yang zalim ada yang diazab menjadi tanaman yang dituai dan tak dapat hidup lagi (21:11-16)
JANGAN KATAKAN MATI BAGI YANG BERTAKWA Jika orang yang tidak bertakwa mengalami kehidupan yang menyedihkan maka tidak demikian halnya dengan orang yang bertakwa. Mereka yang bertakwa akan memperoleh kehidupan yang baik, terhormat, dll. Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa : • • • • • •
Yang mulia dan takwa akan memperoleh kesejahteraan sewaktu dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan (19:15, 33); Orang takwa tidak mati, mereka hidup dan dapat rezeki,gembira, menunggu yang masih belum menyusul mereka (2: 154; 3: 169-171), Orang yang gugur di jalan Allah ada yang diberi cahaya dan dengan cahayanya itu mereka dapat berjalan di tengah masyarakat (6:122), Orang takwa akan bersama-sama para nabi /sodiqin (4:69); Rasul dan orang mukmin yang mati akan kembali kepada keluarganya (48:12); Amal orang yang gugur di jalan Allah tidak sia-sia karena Allah akan memimpin mereka, memperbaiki hidup mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka (47:4-6); dll
PROSES MATI Kalau kita saksikan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut maka akan banyak sekali fenomenanya. Ada yang dicabut nyawanya dengan tenang namun ada pula yang susah atau sulit sehingga tidak mati-mati alias antara mati dan hidup. Ada pula yang mati dalam keadaan terhormat (misalnya masih menjabat posisi tinggi) namun ada pula orang yang semula terhormat di mata masyarakat namun mati mendadak dalam keadaan sedang bersetubuh dengan seorang pelacur di suatu hotel sehingga orang mencibirkannya.
AdissalaM
193
Penyebab matipun juga bervariasi. Ada yang sakit, ada yang terkena bencana alam (tenggelam, tertimpa pohon saat gempa bumi, kena sambaran geledeg, dll). Sementara itu sebelum mati, ada yang sakit dahulu lalu sembuh dan kemudian mati. Ada orang yang tanpa terlihat tanda-tandanya oleh kita tiba-tiba saja mati. Juga ada yang sebelum mati sudah menyiapkan semua hal sehingga matinya tidak merepotkan orang lain. Dengan melihat kenyataan tersebut di atas maka memang banyak sekali cara dan situasi pada saat seseorang dimatikan. Itu rahasia Allah baik tentang kapan, di mana dan bagaimana caranya. Namun demikian setiap orang menginginkan mati yang enak, terhormat dan tentu saja sangat berharap langsung masuk surga. Mengenai kapan, di mana dan cara kematian manusia, Allah memberikan penjelasan antara lain sebagai berikut : • • • • • • •
Terjadi pada pagi, malam dan siang (QS 7:4; 15:66,83) Orang yang bertakwa kembali kepada Allah dengan hati ikhlas dan jiwa yang tenang (QS 89:27-30) Orang yang zalim/kafir dibinasakan dalam keadaan lengah (QS 6:131), disiksa dengan hujan kerikil, suara keras seperti guntur, dibenamkan ke dalam bumi, ditenggelamkan (QS 29:40), sekonyong-konyong (QS.6:47), Muka orang kafir menjadi muram saat melihat azab sudah dekat dan dikatakan kepada mereka bahwa itu adalah azab yang dahulunya mereka selalu memintamintanya (QS 67:27) Wajah orang mukmin pada hari kematian berseri-seri dan kepada Rabnya mereka melihat. Sedangkan wajah orang-orang kafir muram dan mereka yakin akan mendapatkan malapetaka yang amat dahsyat (QS 75:22-27) Rabb memelihara orang mukmin dari kesusahan hari pada saat kematian dan memberi mereka kejernihan dan kegembiraan hati dan masuk surga karena kesabaran mereka (QS 76: 11-12) Pada saat kematian ada muka yang putih berseri dan ada pula muka yang hitam muram. Kepada yang bermuka hitam muram, Allah melalui utusanNya menanyakan mengapa mereka kafir sesudah beriman dan karena itu mereka merasakan azab disebabkan kekafirannya. Orang-orang yang mukanya putih berseri berada dalam rahmat Allah dan kekal berada di dalamnya (QS 3:106108), dll
KEADAAN SURGA & NERAKA SERTA PARA PENGHUNINYA Allah menginformasikan bahwa penghuni surga berada dalam keadaan mendapat kesejahteraan (QS 19:15, 33); berjiwa tenang (QS 89:27-30), tidak khawatir dan tidak sedih (QS 7:49). Di dalamnya mereka merasa bersaudara dan tidak ada dendam (QS 15:45-48) Selain itu juga diinformasikan oleh Allah bahwa para penghuni surga berada dalam keadaan tidak lemah dan tidak lesu (QS 35:35), dan selalu ingat Allah (QS 13:28). Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa para penghuni surga berstatus sebagai wali Allah sebab mereka termasuk golongan manusia yang tidak khawatir dan tidak sedih (QS 10:62). Sementara itu menurut Allah, sebagian besar penghuni neraka adalah jin dan manusia (QS 7:179, dll). Penghuni neraka adalah orang yang celaka atau tidak
AdissalaM
194
bahagia (QS 11:106-108), yang dipenjara karena tidak beriman (QS 17:8) atau kafir dan mereka dibakar dengan bahan bakar batu dan manusia yang kafir (QS 2:24; 3:10). Sewaktu memasuki neraka, mereka dalam keadaan tercela dan terusir (QS 17:18) dan setelah di dalamnya mereka sulit untuk keluar karena dijaga oleh para malaikat yang kasar dan keras, yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allah (QS 66:6). APAKAH SURGA DAN NERAKA ITU ADALAH PERASAAN ? Surga dan neraka – bilamana merujuk pada ayat-ayat tersebut di atas – pada hakekatnya adalah perasaan yang ada pada jiwa manusia. Dalam hal ini surga adalah perasaan yang tenang, ikhlas, tidak khawatir dan tidak sedih serta tidak dendam (QS 89:27-30; 7:49, dll). Jadi bukan karena kaya dan bukan karena yang lainnya namun karena telah dan selalu ingat kepada Allah dalam pengertian menjalankan apa saja yang telah diperintahkanNya sesuai dengan petunjukNya. Sementara neraka adalah sebaliknya, yakni perasaan yang selalu tidak tenang, tidak ikhlas, sedih dan khawatir karena ‘api’ telah dinaikkan oleh Allah ke dalam dadanya (QS 104:1-9). DI MANAKAH SURGA DAN NERAKA ITU ? Terdapat banyak ayat dalam Al Quran yang menjelaskan tentang di manakah surga dan neraka itu berada. Secara garis besar ringkasan penjelasannya adalah sebagai berikut : •
•
•
•
Tempat manusia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan setelah mati adalah di bumi (QS 7:25). Manusia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan setelah mati agar bersyukur (QS 2:56, 243). Manusia dibangkitkan dalam keadaan bercampur baur (QS 17:104). Dengan berjalan di muka bumi manusia akan menyaksikan (akibat) orang-orang yang berdosa (QS 27:14, 69) Orang bahagia berada di surga yang di dalamnya mereka bernafas, luasnya seluas langit dan bumi dan tempatnya dekat / tidak jauh, orang celaka berada di neraka, di dalamnya mereka bernafas, luasnya seluas langit dan bumi (QS 11: 106-108; 57:21; 50: 31), Manusia yang mulia dan takwa mendapatkan kesejahteraan pada saat dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan (QS 19:15, 33). Orang yang gugur di jalan Allah tidak sia-sia amalnya karena Allah akan memimpin mereka, memperbaiki hidup mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka (47:4-6); mereka ada yang diberi cahaya dan dengan cahayanya itu mereka dapat berjalan di tengah masyarakat (6:122). Orang takwa tidak mati, mereka hidup dan dapat rezeki,gembira, menunggu yang masih belum menyusul mereka (2: 154; 3: 169-171). Orang kafir dalam keadaan tercela dan terusir masuk neraka (QS 17:18), tempat mereka dipenjara karena tidak beriman (QS 17:8). Mereka celaka dan tidak bahagia (QS 11:106-108), menjadi bahan bakar neraka dan merekapun dibakar dengan batu dan manusia yang kafir (QS 2:24; 3:10). Setelah di dalam neraka mereka sulit keluar karena dijaga oleh para malaikat yang kasar dan keras, yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allah (QS 66:6).
Menurut Allah, manusia yang zalim akan masuk ke neraka sedangkan yang beriman,
AdissalaM
195
beramal saleh dan sabar akan masuk ke surga yang luasnya seluas langit dan bumi dan di dalamnya mereka bernafas. Di antara surga dan neraka ada batas dan di atas A’raaf ada orang-orang yang mengenal penghuni surga dan penghuni neraka berdasarkan tanda-tandanya. Sementara itu orang yang berada di atas A’raaf tersebut sempat mengadakan dialog baik dengan penghuni surga maupun dengan penghuni neraka. Penghuni neraka juga dikisahkan sempat menyeru minta pertolongan kepada penghuni surga. Berikut ini disajikan dialog tersebut sebagaimana tercantum dalam Al Quran :
Di antara penghuni surga dan neraka ada batas dan di atas A'raaf ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga : " Salaamun alaikum". Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata :"Ya Rabb kami jangan Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zalim itu". Orangorang yang di atas A'raf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan : “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu". (Orang-orang di atas A'raf bertanya kepada penghuni neraka) : "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah". (Kepada orang mukmin itu dikatakan) : " Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati. Penghuni neraka menyeru penghuni surga : " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab :"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya di atas orang-orang kafir (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main atau senda gurau dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari itu (kiamat ini), Allah melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah (QS. 7:46-51)
Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas, lantas di manakah letak surga dan neraka ? Secara non fisik surga dan neraka itu berada di perasaan sementara secara fisik hanya Allah Yang Maha Tahu dan tidak ada yang lebih tahu selain Allah Yang Maha Tahu sebagaimana difirmankan sebagai berikut :.
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan, untuk menggatikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu(dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. Dan sesunguuhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua) (QS. 56:60-62)
Semoga kita dilindungi oleh Allah dari godaan syaitan dan iblis yang terkutuk sehingga dijauhkan dari berdebat tentang soal yang mutasyabihat. Catatan : Ayat-ayat lainnya tentang berbagai hal tersebut di atas terdapat dalam bab-bab lainnya dalam buku ini dan dapat pula dicari sendiri (dengan perkenan Allah) dalam Al Quran baik yang berbentuk buku (114 surat, 6666 ayat) dan di kitab-kitab suci lainnya (Taurat, Zabur, Injil, dll) maupun penjabarannya di alam semesta yang berupa ilmu pengetahuan.
AdissalaM
196
ANTARA TIDUR DENGAN TIDUR Sewaktu berangkat tidur, sadar ataukah tidak, bersyukur ataukah tidak, mau ataukah tidak, aku dan kamu harus menutup bacaan hari itu, harus menyerahkan jiwa itu kepada Dia Yang Maha Memegang Jiwa, lalu kehendak Dialah yang berlaku, terserah Dialah jiwa itu mau diapakan, mau dipegang terus ataukah mau dilepaskan lagi. Ketika bangun tidur, sadar ataukah tidak, bersyukur ataukah tidak, mau ataukah tidak, aku dan kamu harus membuka bacaan hari itu, harus menerima jiwa itu dari Dia Yang Maha Melepaskan Jiwa, lalu kehendakkulah dan kehendakmulah yang berlaku, terserah akulah dan terserah kamulah jiwa itu mau diapakan, mau dikotori ataukah mau dibersihkan. Maka ketika bangun dari tidur itu, sadar ataukah tidak, bersyukur ataukah tidak, mau ataukah tidak, aku dan kamu mesti membaca lagi bacaan nyata yang datang silih berganti, dari bangun sampai saat tidur lagi, dan oleh karena itulah aku dan kamu mohon lindungan saat tiupan kefasikan datang masuk jiwa, dan oleh karena itulah aku dan kamu mohon diberi pengetahuan sehingga memahami arti bacaan dan oleh karena itulah aku dan kamu mohon diberi kekuatan lahir-batin saat menjalani ketakwaan dan menghindari kefasikan, Tetapi itu semua adalah upaya, sementara yang silih berganti datang dan pergi, di luar kendali aku dan kamu, adalah juga kehendak Dia Mudah-mudahan aku dan kamu masuk dalam kehendakNya, sehingga kembali dengan jiwa yang tenang, hati ikhlas serta diridhaiNya, saat mau tidur, selama tidur dan setelah bangun dari tidur, saat jiwa dipegang dan saat jiwa dilepaskan. Cibinong, Bogor, 21 Maret 2002 Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo)
AdissalaM
197
DAFTAR PUSTAKA • • • • • • • •
Departemen Agama Republik Indonesia, 1989. Al Quran dan Terjemahannya, CV Toha Putra Semarang. Tjetjep Permana,dkk. 1983. Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa Barat. Jilid Pertama. Proyek Penerbitan Buku Sejarah Jawa Barat, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Ki Ir.H. Arief Mulyadi, 1987-2001. Berbagai buku tentang masalah & pedoman hidup agar selamat sejahtera dunia & akhirat keluaran Yayasan Indonesia Selamat Sejahtera & Yayasan Tatang Nana, Bogor. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo), 1997. Kumpulan Puisi Makna Hidup “Kopat Kapit”, Dassalam Kautaman, Cibinong, Bogor. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo), 1996. Kumpulan Puisi Makna Hidup “Kong-Kali-Kong”, Dassalam Kautaman, Cibinong, Bogor. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo), 1995. Jon Balekon Emoh Diam Menginjak Bumi Mendongak Langit. Episode Pertama psikologi Makna Hidup. Dassalam Kautaman, Cibinong, Bogor. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo), 1996. Jon Balekon Menapaktilasi Jurus-Jurus Anti Stress Globalisasi. Episode Kedua Psikologi Makna Hidup. Dassalam Kautaman, Cibinong, Bogor. Sang Mantan Sastrawan Batangan (Totok Soegiharto bin Soepoyo Adikoesoemo), 1996. Ketika Duduk, Berdiri Dan Berbaring Ngeh Lalu Oye, Episode Pertama Serial Makna Hidup Islami Jon Maslahat, Dassalam Kautaman, Cibinong, Bogor.
AdissalaM
198
LAMPIRAN 1. BIODATA PENULIS PERTAMA Totok Soegiharto, penyusun pertama buku ini, dilahirkan oleh seorang ibu bernama Ny Hastoeti binti R.Wirorejo, pada tanggal 15 Oktober 1956 di sebuah rumah sakit di Jalan Diponegoro, Surabaya sekarang. Bapak kandung Totok Soegiharto bernama K.Ng Soepoyo Adikoesoemo, yang leluhurnya berasal dari Gresik/Palembang. Totok Soegiharto adalah anak keempat dari lima bersaudara. Saudara-saudara kandungnya berturut-turut bernama : Tatiek Soegiharti/Ny Sutomo SH, Indrati SH MH/ Ny Ir Subagyo Sudibyo, Lies Lestari SH/ Ny Trisno SH, dan dra Indira Priyati / Ny drs Djarot Nugroho. Totok Soegiharto, yang ditinggal mati bapaknya pada tahun 1963, bersekolah di TK Ambengan Surabaya, SD Ambengan I Surabaya dan SDN Sarangan I Malang (19631969), di SMPN-3 Malang (1970-1972), SMAN-3 Malang (1973-1975), S-1 jurusan teknik industri pertanian di Bogor (1976-1980) serta terakhir S-2 manajemen keuangan di sebuah sekolah tinggi ilmu ekonomi di Jakarta (1995-997). Tanggal 21 Maret 1982, Totok Soegiharto mempersunting Rini Caturwati binti R Soewito Sastrowijoto (lahir di Jakarta, 26 Agustus 1956). Mereka – yang menikah di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta – saat buku ini ditulis dikaruniai 3 orang anak yang bernama : Ratning Titissari (lahir di Jakarta, 21 Januari 1983), Danang Abdalla (lahir di Bogor, 16 Juli 1984) dan Ridanti Arinassa (lahir di Bogor, 20 Oktober 1988). Pekerjaan yang pernah dilakoninya antara lain menjual kaos sablon, mencuci kodok (membantu penelitian calon doktor), asisten laboratorium fisika dan surveyor di IPB, pimpinan Pusat Pengembangan Wilayah Tulang Bawang di Lampung Utara, staf sistem informasi manajemen & komputerisasi di PT Pansystems, Jakarta; Manajer Pengembangan Manajemen, Organisasi & Teknologi Informasi PT Ika Muda Internasional dan PT Kamal Cahaya Putra di Jakarta, Manajer Pengembangan Bisnis & Manajemen PT Meta Epsi Intidinamika Corp. (Medco Group) di Jakarta; General Manager PT Sari Karim (agen peralatan magnet) di Jakarta; General Manager PT Wahana Mandiri Indonesia di Jakarta (perkebunan kelapa sawit di Riau); General Manager di Multi Studi Indonesia (jasa pelatihan dan konsultasi) di Cibinong, dsb. Mengajar juga pernah dialaminya. Selain pernah menjadi pengajar bimbingan belajar di Sukses Bogor, juga pernah menjadi dosen di Universias Ibnu Chaldun Jakarta dan di Universitas Kebangsaan Indonesia (1983-1990). Selama di PT Pansystems pun ia juga mengajar para klien perusahaan di bidang sistem informasi manajemen dan komputerisasi, antara lain di : BRI, Depnakertrans, MBAU, PT Pupuk Kaltim, Bank Pembangunan Daerah Jatim, dsb. Terakhir ia juga membantu beberapa perusahaan jasa pelatihan dan konsultasi untuk mengajar di Pertamina, dll.
AdissalaM
199
Disamping bekerja. Totok Soegiharto juga meluangkan waktunya untuk menulis (hobinya sejak dulu yang kemudian mendapatkan penguatan selama mengikuti pendidikan jurnalistik di IPB Bogor). Disamping beberapa paper ilmiah dan bisnis juga ada beberapa karya puisi dan cerita fiksi yang disebutnya bernuansa psikologi makna hidup antara lain berjudul : Kong-kali-kong, Plintat-Plintut, Jon-Balekon Mendongak Langit Menginjak Bumi, Jon Balekon Mengantisipasi Stress Globalisasi, Ngeh-Lalu-Oye, dan juga tulisan ini. Totok Soegiharto bersyukur bahwa dia diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertemu dengan berbagai manusia langka yang berbobot tinggi dalam soal kehidupan. Ia pun bersyukur dapat beribadah haji dan menyaksikan berbagai macam bukti kebesaran Allah baik yang ada di Indonesia maupun di mancanegara walaupun belum sempat menjadi turis di angkasa luar.
AdissalaM
200
LAMPIRAN 2. DAFTAR RELASI PENULIS PERTAMA Teman-teman SDN Sarangan I Malang (lulusan tahun 1969) : Eddy Suryosuseno, Sudirman, Linda, Syaiful Bahri, Adi Sukmono, Puji Astuti, Slamet, Suroso, Djoko, Suhartono (Bendo), dll Teman-teman SMPN-3 Malang (lulusan tahun 1972) : Abdul Azis, Agus Abdul Gani, Agus Tri Wahyono (Gandot), Atmadi Purnomo, Anis Irawati Utoyo, Bernadeth Maria Wiwik Widarti, Bambang Priyono Basuki, Bambang (Petoer), Bandang Priyoko, Edi (Jl Amprong), Djadjak, Djoko Sudaryo (Dalbo), Endang Sri Wahyuni, Endah, Gunawan Matsaid, Gatot Budi Utomo, Hari Sudarto, Haryoto, Heri Siswadi, Heri Sulistiani, Ida Laila, Imam Sudjono, Indrajid Suyono, Indin, Isdianto Abdullah, Iwan Hartadi, Johansyah, Kusnadi, Latifah Hanum, Maria AM Ginting, Moh Ibnu Rubianto, Moh Bachrum, Nuri, Nani Hariani, Nanik Sutji Mulyani, Niken Ratnasih, Pongki Pamungkas, Patuh Surapati, Prayogo (Tiyok), Retty Rahayu Purnamaningrum, Rikawanto Eko Mulyawan, Rudi Wahyu Subagio, Sampurno, Sunarto, Syawaludin, Syamsuliati, Sony Andreas, Siti Budihartati, Sismaryono, Sugeng Mustajab, Suwignyo (Kenyuk), Sigit, Siti Chamnah, Supratomo, Tatok Djogoleksono, Titik Suhadiah, Tony Sugihartono, Tony Wisnu, Tri Widyo, Tri Sumiarto, Totok Soegiharto, Tjipto Haribowo, Truly Heriwarti, Urip Budi Prasetyo, Wardhani, Yayung, dll Teman-teman SMA-3 Malang (lulusan tahun 1975): Achmad Gunadi, Achmad Ruyadi, Adi Sukmono; Agnes Sri Nugraheni; Agus Abdulgani, Agus Adi Sucahyo (Petek) Agus Budi Prasetyo (Kece); Agus Eko Tjahjono, Agus Ferryanto ; Agus Hendro Tjahjono (Lieh); Agus Subandrio ; Agus Suryoso ; Agus Triwahyono (Gandot); Agus Tjahjono; Agus Witjaksono; Alpha Nova Dewantini (alm); Amina Ghanry (Martopo) ; Anis Risowati, Anita Julia Hidayati; Ariati Retnodimurti /Ridong; Arrochman Bambang Santoso; Arief Sudjiarto ; Asghar Rosadhi, Bagus Sunaronto Bambang Hariadi (Jali); Bambang Soelistyono, Bambang Tatok Setiawan (Tatok Londho), Bambang Setyono; Bambang Siswanto; Bernadeth Maria Wiwik Widarti ; Betahari O. Tusin (Obet) ; Caturyanto Sukowaseso (Shantung/Krebo); Christina Warmayanti; Detje Hadinata, Didik Sunardi ; Dini Islami ; Djatmiko Dwihandoyo (Ngojel); Djoko Witjaksono ; Djoko Murmanhadi ; Djoni Muntarto ; Dyah Kisworini (Nunik) ; Dyah Wahyu Winarti; Dwita Nirmala; Edi Widiastomo ; Edy Murwanto (Edy CB); Eddy Setyowarno (Embah); Eddy Suprijanto; Eddy Wirawan Elly ; Endang Ardiastuti; Endang Diah Susilowati (Susy); Endang Sri Wahyuni, Endang Sri Wahyuni ; Endang Susilowati; Endang Widowati Djoko Waluyo (alm); Enny Erliati /Ny Rudy Bharoto; Erlangga, Ernany Dwi Astuty/ Ny Abadi ; Erwinanto; Flourisa Juliaan Sudrajad (Uce) ; Gatot Dyaswitomo; Gatot Setiawan; Gito Poerwoko; Hadi Pambudi Laksono; Hadi Riyanto; Hariyadi (Ponyzenk); Hari Anastuti; Hari Sudarto; Haryoto; Hengki Herwanto; Henny Soewasti/ Ny Indra Prasetyo; Hermanu Triwidodo (Benu) ; Hermien Setyawati (Entoek)/ Ny Djoko Wicaksono; Herry Siswadi ; Hindun Pulungan, M ; Imam Soedjono (Tro) ; Imelda ; Iin Wahyurini Suhartono, Indah Rismawati; Indra Prasetyo (Otie) ; Indra Tjahja (Rumus) ; Isdaryanto (Kribo); Iskandar Zulkarnain; Isye Ismadewi ; Iwan Hartadi ; Ken Dwiyugiasteadi, Kismi Rahayu Winarti FA (Yayuk) ; Kurnia Isnuwardiati (Kunik) / Ny. Yudho Nugroho; Kusrijatni ; Lies (Ijen); Lies (Lawang); Lilik Chusnul Chotimah (LCC); Luthfi Wibisono; Mansye Nahumury; Mohammad Ibnu Rubianto ; Mohammad Hilmy Alaydrus ; Mochamad Bachrum ; Meiliza ; Memet Sudjatmiko ; Nani Hariani Suroto ; Nehroe Khrisna, Nina Alfan; Nocky Poerwoko ; Nurhayati (Nurie) / Ny MI Rubianto; Ngudi Yudiono Mulyono (mercys); Paul Lambertus Mooy; Priyo Santoso; Rachmawati S; Rahayu Setyawati (Yayuk)/ Ny Zaenal Arifin; Renny Ratna Dyah; Resdiana (Dien); Retnaningrum;
AdissalaM
201
Retty Rahayu Purnamaningrum ; Rini Handayani; Rochyadi Agus Purwanto(Gareng); Rudi Ismarsono Priyadhi ; Rudy Bharoto; Rudy Tjahjohutomo; Santosa Ngesti T ; Simon Himawan ; Siti Budihartati / Ny Abdurahman Siregar; Siti Rochimah ; Siwi Astuti ; Sri Sulistiowati m.m. ; Subagjo; Sugeng Moestadjab (Pegeng); Sugeng Haryanto; Suhartini Suharto (Ninil); Supranowo ; Supratomo (Themo) ; Susca Indratie ; Sutiati ; Suwono; Syamsuliati Arifin (Choel)/ Ny Prie ; Tabah Mudjiadi ; Tantio Priyanto; Teguh Wibowo ; Titik Aslianti ; Tjipto Haribowo ; (Thoyib) ; Totok Soegiharto ; Treesye Sri Wilujeng ; Triana Kusumawati (Kana Chandra) ; Tri Indah Lestari, ; Tri Lestari M ; Tri Murdihariani ; Truly Heriwarti; Tutik Asmara ; Tuty ; Wahyu Adi / Yudi Bromo; Wahyu Utomo (Uut), ; Wardhani Endang Herliastuti ; Wibisono ; Widodo Budi Nugroho (Edek); Wiwiek Setianing Winiati ; Yoyok Soeyono; Yudas Ismadi ; Yudho Nugroho, Yudi Subagio ; Yudi Wahyono; Yulie S/ Ny. Freddy; Zainudin ; Zubaidah ; Zulkarnaen Machfudz (Adek) ; dll Teman–teman di Jurusan Mekanisasi Pertanian Angkatan 11/12/13/ dst : Ara Suhartawan, Agus Sutejo, Anis Sulistiadi, Abdurakhman Kunwibowo, Agus Supriadi, Aunur Rofiq Hadi, Achmad Burhanudin (Uceng), Aan Afriasif, Bekti Sudarmanto, Chairil Anwar HAF, Endi Suharwadi, Djojo Buntoro, Didit Hendi Prakoso, Gianto, G Suprayitno, Handoyo Dwiatmojo, Harris Abdul Bari, Hendiarto, Hernowo, Husein Achmad Harahap, Iga Mai Sukariati, Iwan Djanuarsyah, Iwan Kohar, Johanis D. Dondokambey, Jimmy Jolang Suharjito, Laode Sadikin, Lukman Asikin, Muchdie, Nora Herdiana Panjaitan, Novy Aryana, Nurhaeni Sulastri, Ir. / Meme / Ny Eddy Saroyo, Obon Boyd Yaphar, Purwoko Wijanarko, Prastowo, Peni Supriasto, Pujo Lestari, Rudy Tjahjohutomo, Subagio Martoutomo, Syamsul Bahri, Sandra Yulianti Harris, Suharyono, Suswan Reksoharjo, Suryo Handoto, Sukarsono (Oni), Sukamto, Supratomo, Suhendar Suleman, Tasrif Fachrudin, Totok Soegiharto, Ucok Sumardjono, Wawan Rusmawan Karnasastra, Yang Yang Setiawan, Akhmad Fuadi, Arry Ardanta Sigit, Aris Wimaruta Marpaung, Abdul Waris Patiwiri, Bambang Palgunadi, Djarot Subiantoro, Eddy Sumaryanto (Boliem), Fardan Noor, Hardjojo, Hari Putranto Soendjojo, Hary Purwanto, Hendra Dharsono, Hidayatulah Suralaga, Iqbal Bari, Jamaludin, Kasiamat Lumbanraja, Purboyo Guritno, Rasman Peranginangin, Rizkinar Roza, Sukardi, Sigit Budhianto, Hamidun, Eko Hascaryanto, dll Teman-teman di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 11/12/13/dst : Agus Satyo Herianto, Bachtiar Ismail, Dwiworo Sunaringsih, Effie, Gunawan Samahita, JC Hartanto, Heny Soewasti, Himawan Adinegoro, Ingrid Suryanti P Waspodo, Ida, / Ny Subardjo, Kunikawati, Kurniawan Sukianto Kowi, Lusiani Tjondronegoro, Maju Juni Ros Bangun, Marilie Lidawita, Marwan Kholidi, Nirwana / Ninin, Rachman Saleh Said, Retno Dumilah Esti, Subardjo, Sutikno, Susanti Dewi, Titiek Sri Hendarti, Widiani Budiman, Winiati Puji Rahayu, Zainal Arifin, Ananta Wiyogo, Andayani, / Ny Z. Hanefi, Abdul Basith, Ansari, Betsy Subagyo,Budiatman, Dyah Widowati, Diah Nuraini, Endang Gumbira, Endang Kuspiatini, Fuadi Rasyid, Farid Rasyid Faqih, Gunawarman, Haniwar Syarif, Hayanis Asnawi Said, Illah Sailah, Irama, Julizar Anaf, Kosasih Iskandarsyah, Nani Zairina, PM Winarno, Rudhi Iswanto, Siti Nurbaya Ahza, Sudarsono Hardjosukarto, Sumarna F Abdurrachman, Yun Cahyana Nataredja, Yono C Raharjo, dll Teman-teman IPB Angkatan 13 Lainnya : Agus Pramono, Amril Aman, Asep Saefudin, Budiarto, Blasius Pedor Pareira, Budi Mulyanto, Cecep Hayani, Deddy Koespramoedyo, Frans Nasution, Fahmi Taher, Fahri Agusta, Gatot Basuki Suseno Saroso, Harry Heriawan Saleh, Hermanu Triwidodo, Henny Arinarti, Herunarko, Iga Utari Rakawati, Jajat Jatnika Holil, Lekir Amir Daud, Lisman Sumardjani, H.E. Nurjana Gaos, Rachmat Sani, Said Alghan, Satriyo Saptorohadi, Saut PH Galung, Slamet
AdissalaM
202
Riyadi, Syahrun Sikar, Sri Kustiawati, Suryahadi, Risye Risyaeni/Ny Suryahadi, Tasim Billah, Tridoyo Kusumastoto, Tri Djoko Wahyono, Tri Indratni, Yappi Susanto, dll Teman-teman IPB Angkatan Lainnya : Abikusno, Ade Dermawan Nasution, Andi Arthur, Aslim Nurkhasan, Agus (Arab) Supriono, Asmanah Widarti (Aas), Anhar K Kramadisastra, Arulkasmar S. Rambe, Arief Budi W, Bambang Bachtiar, Bambang Eko Budiyono, Chandra Yanuartin, Eddy Sidarta, Edwina Rachmayanti, Gajah Bismo, Hary Suyanto, Iwan S , Johnny W Situmorang, Juan Permata Adoe, Kaman Nainggolan, Khrisna Wijaya, Maman A Rachman, Mochammad Syahrul, Mustafa Abubakar, Mardi Bagyana, Nina Ratna Dewi, Duto Nugroho, Nuryati Atmaja, Reddy Hartadji, Sunar, Sutrisno Iwantono, U Willy Ranuhandoko, Wasis Gunadi, Wijaya Poernama Adi, Yogana Prasthya, Zakarias Eko Putranto S, Zaeful Hanefi (Peppy), Teman-teman di Asrama IPB Wisma Raya, Jl Ir H Juanda Bogor : Aunur Rofiq Hadi, Asep Sunjaya, Damhuri Hamzah, Fuadi Rasyid, Indra Arinal, Jusar, Martono Djohari, Muchdie, S. Puspowardoyo (Yoyok), Rustam Lubis, Tony R Suhartono, Tunggul Eduard Nababan, Wayan Dipta, dll Guru-guruku Sekolah : ibu Mamiek, Bp FX Sumardi, Ibu Bandiani, Ibu Karotini, Bp Suryono, Bp Karyadi, Bp Ikhsan, Bp Salim, Bp Saleh, Bu Saleh, Bu Daryati, Bu Rukmini, Bu Kasiani, Bp Raharjo, Bp Sudaryo, Bp Zaenab, dll Teman-teman baikku : Budi Astuti, Asmanah Widarti (Aas), Lailawati, dll. Teman-teman STIE IPWI: Sumadiono, Sugiono, Supriyo, Togi Pandiangan Monang P Sihombing, Ngadino AS, Tigor Siagian, Siswanto Hoerip, , Surahmat P, Nanser, dll Bos & teman-teman di PT Pansystems : A Melati R Martopranoto, Achmad Djauhari,A Muchtar B, Adhi Karya, Ahmad Syuaib, Agus Yanto, Abdullah Badri, Afizuddin H, Ali Oerip, Ali Sanusi, Andre Wira Budiman, Amin Wahyudi, As’ad Nazir, Asril Burhan, Astrid Saraswati, Atiah, Agustine Siregar, Bachtiar, Bambang Witadi, Bambang Gunadi, Bambang Arryez, Basuki Tjipto, Boet Dendrobianto, Bong Nie Nen, Bramawan, Broto Wardojo, Budi Rahardjo, Budi Purwadaria, Budijono, Chaeriah Nazar, Chandra A Tagor, Chris Abuthan, MA Dani, Dadang Rusmana, Danang Ontowiryo, Danny Bunyamin, Deddy Kusnadi, Dewi Mulyani, Dicky (Thomas) Sudjiatmoko, Doddy, Dwidjo Hastjarjo, Eddy Haryanto, Effendi Darsanto, Elza Hasni S, Elly Evelyn Zuliansjah, Erizal Darwis, Esfandiari Abdullah, Farida, Freddy Isay, Gatot H, Gusneldi, Harmein Gani, Hartoko, Harry Sasongko, Happy Herwibowo, Hendro Haryono, Hendro Susanto, Heru Lohanata, Honanto, Imam Bharusetyo, Imam Hidayat (alm), Immah Halimah / Ny. Suleman, Indira Iswari, Indrato, Intyastuti, J. Rudy Budiarto, Jacob Wijaya, Jacqualine Verenia R, Jahya Daud, Jason Lukito Susanto, Jerry H Rompah, Johanes Widjaja, Johannes Wong, Jonathan Christanto, Jusuf Halim, Jusuf Nuch, Kartana, Komsiah SG, Kieky Hutapea, Kusumaningsih, Loosye Abigael/Ny Efendi Darsanto, Luki Adiati Pratomo, Lukman Hakim, Lukas Budianto, M Nur Tajeri, M Jasin, M Rizal (alm), Maryama Hoesni, Marsudi Rahardjo, MS Mustikawati, Maria Butar-butar, Muchdi Slamet, Mursidah, Naniek W, Nelly Hayani, Noer Machmud (alm), Nini Golowati, Pertiwi Handayani (Wiwiek) / Ny Boet Dendrobianto, Poerwono, Pieter Ch Picauly, Putro Widodo, Ratna Dian Kumala, Reinhard Loho, Rahayu Setyawati, Ria Tobing, Rochadi, Retno Sulistyowati Hasibuan , Rietje Subagio, Rosyani, Rudyanto Gunawan, Rukman Hutasoit, Rusli Kristyanto, Rusmana Sumarna, SB Djatnika, Sari Heryanti S., Sasono, Sasongko Prio, Setiabudie, Sisnanto Azis, Steph. Totok Sugiarto, Steph. Untung Subagjo, Syamsir Lubis, Sri Bagio, Soeyoto, Sobri, Susatyo Anto Budiyono, Subianto S, Sudarno
AdissalaM
203
Sukadar, Sumbadi, Sutaryono (Jojon), Sugeng Sudihardjo S., Sri Hartati, E Sri Lestari, Suyitno, Suyoto Kosih, Sumardi, Supratiyo, Suwarso, Surachmat, Sihadi, Suwarno, Supriati, Susilo, Sulistiyo, Suharyo, Sutjipto, Sindhu Wardoyo, Sa’anin, Suharyono, Sukwan, Susilowati, Sutisna, Sri Endang W, Suharto, Suwarso, TB Daddie HS, Tata, Toddy Siburian, Totok Soegiharto, Tuti Lady, Tuti Savitri binti Bachri Kaloko Ucep Handiyani, VDS Siagian, Waluyo Nugroho, Warsito, Wati Puspitosari, Wawi, Wigiarto, YC Tutiek Hendrawati, YD Kelana Wijaya, dll Bos & teman-teman di Ika Muda Internasional : Abdul Making; Abu Sasikirana; Ahmad Harsono; Ahmad Syafei, Arief Mulyadi, Aunur Rofiq, Adicahyantono Bachir, Agus Syamsudin, Agus Susantiyono, Agus Budi Hadi, Ahmad Sakhowi, Ardita, Asnal, Asikin, Achmad Syirajudin, Abdul Gani, Ana Andriana binti Ratmono SP, Anhar, Ali Zahbidi, Arya, Bambang Sumantri, Bob O’ Bryant, Budi Rakhmat, Budi Rohiwa, Bondan Winarno, Bambang Widyastomo, Bambang Bachtiar, Bambang Suherjan, Cipto Kuntoro, Dariola Yusharyahya, Djati Widagdo, Deddy Dwiyana, Diana Robin Hartono, Djumadi, Dini Sudjito Budi Rakhmat, Dhiny Novianti, Darsono, Daryono, Dwi, Entih, Eddy Basuki, Ermiati Hasan, Erwin Dianda Sudianto, Eddy Iskandar, Etty S Karim, Firman Djunasien, Fauzan Hasyim, Frans Dewana, Frendi Tesiman, Gawiek/ YB Widayarso, Gunawan Prasetyo, Gunawan Jahja, Geger Santjahjo, Harun Musawa, Harianto Haryono, Helen, Hendrik Sihombing, Henry Amertoajie (Aji), Hadi Prahoro, Hartono, Haris, Hindarso Adi, Hosnelly, Imanullah, Indra Batara Simanjuntak, Iwan Bachir, Iwan, Jaka Sumanta bin Purwoatmodjo, Japri Susiawan, Johan Makmur / Lusiana Pujiastuti, Joko Riono, Kholik, Kukuh Wuryanto, Kuntoro, Kamaludin Bachir, Kurnia Achmadin, Kemas Syaiful Anwar, Kemas Hasan, Ken M Sukotjo, Kusuma Kamil, Kris Martiono, Lanymarta F Dewana, Luthfie, M. Satriyo Gozali (Yoyo), Migie Eriyadi bin Edy Rukmana, Maskur Akhmad, Maya, Muhammad Asnawi, R., Misbach, Mashuri (Uri), Muslich, Misno, M Arifin Mochtar, Nuryana Hidayat (Yance), Najib, Najib S (Arab), Naswil, Noor Hakim, Nukman, Nini Luciana Sutanto, Niam Muiz, Nini Golowati, Oting, Ponco Budi Wibowo, Pramudito Bagio, Priyo Waspodo, Rahim Riyadi bin Rachmad Hardjodibroto, Rizal (ICF), Rosyidi, Rusdi, Rusdi Tanjung, Sudarmawan, Sunarman, Sriyono, Supriyanto, Syofianti, Sanny Iskandar, Sri Rejeki, Setyono Gunawan, Simon Linardi, Sugeng Lumintu, Suyono Suwarno, Suherman, Sutrisno Bachir, Soesmono Martosiswojo, Sukamto, Sugeng Tri Putranto bin Soediono, SP Soenarto SH, Teddy, Tri Haryono, Tatang Suryowijoyo, Totok Soegiharto, Timur Teguh Santosa, Teuku Badruddin Shah, Timur Iskandar Mirza bin H Mirza Djahri, Tri Murni, Teruna, HM, Tri Bisono, Upik / Ny Abu Sasikirana, Ulama, Wibisono Bachir, Widarto, Winarso, Wito, Yulius, Yaswil Ruslan Yohana Kristiani Pujiningsih, Yuli / Ny Aziz, Yama, Zaenal, Zenitha Astra, Zul, dll Bos & teman-teman di Medco Group : Arifin Panigoro, Sugiarto, Kemas Syaiful Anwar, Boediyanto, Aunur Rofiq, Anda Djoehana Wiradikarta, Hesti Djati Sutoto, Arief Mulyadi TN, Mulyono Raharjo, Totok Soegiharto, Syaiful Panigoro, Nelly Mardopo, Teddy Nurhastadi, Achmad Subhan, Bambang Wen, IDM Sutjita, S. Yenliwana Wongso, Kartika Adiwilaga, Lystiowati, Djudjun Herryman, Agus Susilo, Erni F Harahap, Soeprapto (+1997), Lily Hamzah Irianto, Antonius Samudra Syah, Abdul Halim, Ma’mun, Sirojil Munir, Tinneke, Suwarto, Azkar Taufik, Kemal Satar, Achmad Hanafi, R Arifin Anal , Kiswondo, Hari Purwanto, Hermono Budi Santoso, Hadi Santoso, Kusnandar, Djoko Sarwono, Winarso, dll Bos & teman-teman selama di PT Sari Karim & Bermess : Ny Nining Surmani, Faruk, Lisda Gustiani Sormin, Fahry Jamaludin/Ayik, Ahmad Balgis, Edi Salim, Dany Heryawan, Atung Husein, Aan Supaham, Hayati Nufus, Syamsul, hersrinuksmo, Fenny Febyanti, Hikmat Hidayat, Kirom Suralaga, dll.
AdissalaM
204
Bos & teman-teman selama di PT Wahana Mandiri Indonesia: Sugiharto, Darmoyo, Nur Harjanto, Wicaksono Abadiman, Sumarsono, Dadan Supriyatna, Didi Sahrowadi, M Rumman, Masiga Bugis, Woto, Ridwan Nasution, M Sholeh, Yulfina Dani, Zaudi, Yous Rusli, Jamian Kotto, Yudhi, Zulkarnaen Effendi, Rozali, Muzakir, TS Sibarani, dll Bos & teman-teman selama di PT Meta Inspira Transaenda : Niam Muiz, Reny Anggriani, Daru, Tomy, Ollin, Devi, dll Bos & teman-teman selama di Multi Studi Indonesia & Yayasan Asih Budaya : Eman Suryaman, Ahmad Farihin, Hari Eka, Heldin, Eli, Rika, Yadi Setyadi, Sambowo, Diana, dll Teman-teman Dosen & Mahasiswa di Universitas Ibnu Chaldun & Universitas Kebangsaan Indonesia Jakarta : Wasis Gunadi, Hariyadi, Tien Kartika, Dadang Irpan, Bambang Setiabudi, Agus Hariyadi, Udhoro Kasih Anggoro, Imam Hambali, Nasroh Kuswandi, Koes Setyadi, Jamil Musanif, Rusli Djohan, Endang Setyasih, Ridwan, Indra Wellysman, Anas Anis, Kaspudin Noor, Ferryzal, dll Teman-Teman Bakti Sosial/Guru-Guru Spiritual : Isharbeno, Yuri, Lukas, Idris A Dunda, Rozak Mochtar, Wagimin, Epi Rinaldhi, Nomo Swargomo, Tan Tjeng Seng / Tanujaya, Iwan, Eddy Hasan, Ipung, Lis Winardi/Sulis, Acep Haenul Yunus, Sutan Taswin, Ahmad Sudibyo, Herman, Herman Indrapati, Bin Setyono, Dayat, Iwa Wirawan, Sukarjani. dll Sulaemi, Totok Suhermanto, Teguh Imam Subarkah, Dading, Fredian Tony, Sony Wibi, dll Junaidi, Sukiman, Wawan Kusmawan, Asep Saeful Rahman, Nurhadi/ Didik Budiono, Witono, Syarif Hidayat, Syaeful Tamam, Suparman, Gatot Dwi Atmodjo, dll Sain N Iskandar, Niman Saih, Arju, Yusuf/Usup, Gasu, Zaini, Nurdin , Syarif Hidayatullah, dll Andi Luki, Margianto, Bibit, dll Ki Arief Mulyadi, Ki Gedor, Ki Dayun , Engkong Ramin, Ki Ramli, Ki Asep Jaya, Ki Galuh, Ki Asmuni, Ki Glundung, Ki Mustofa Alif, Pakde Narto, dll. Husnan Effendi, Isro Ismail, Ali Susmiadi, Eddy Prastowo, dll Dosen-dosen di IPB : Eriyatno, Mbak Ayi Eriyatno, Mudjijarto Pratomo, Abdul Kohar Irwanto, Subki Mulkan, Rizal Syarief, Parlaungan Adil Rangkuti, Ahmadi Partowijoto, Achmadi Partowijoto, Eriyatno, FG Winarno, Susilo Sarwono, Susarsono Wiyandi, Abdul Bari, Emir AA Siregar, Hidayat Pawitan, dll Tetangga-tetangga Nirwana Estate Cibinong Bogor dan sekitarnya : Sani Saputra, Eman Suryaman, Doso Pribadi, Purkan Effendi, Ismail Amali, Djonet Pamungkas, Tondi Siregar, Susanto, Sambowo, Bowo, Happy Suryautama, Herman Agustomo, Latuperissa, Fuad, Slamet Muzaini, Beny Arrahman, Duddy Suyudi, Asep Priyatna, Djodjo, Ibrahim, Syahrizal, Nugraha Setiabudi, Anwar, Bilter Simanjuntak, Edward Budiman, Umbu S, Suluh Tridoyo, Vishnu, Naviza, Mulyono Rahardjo, Bibik, dll Tetangga-tetangga Komplek Pelni/Gama Setia, Cimanggis Bogor dan sekitarnya : Ipas Supardjan, Djadja Badruzaman, Mulyadi HS, Zainul Arifin, Abdul Wahid, Zulhasril Nasir, Machrus Irsyam, Masykur Irsyam, Irwan Nukman, Maulana, Eddy Bambang, Eddy Fahmi, Ateng Usdek, Zulkarimein Nasution, Bayumi, Asman Sani, Rante, Ones Lebong, Muchsin Al Mansyur, Jaffar, Marsaat, Dahlan Palamani, Heru Agustomo, dll