UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl.Perintis Kemerdekaan. Padang 25127. Indonesia Telp.: +62 751 31746. Fax.: +62 751 32838 e-mail :
[email protected]
BLOK 3.4 :
GANGGUAN SISTEM UROGENITAL
STUDENT`S GUIDE
Edisi kedelapan Tahun 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG - INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS Padang, Indonesia
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
0
Tim Pengelola Blok 3.4 (Gangguan Urogenital)
Koordinator : dr. H. Syaiful Azmi, SpPD-KGH, FINASIM Sekretaris : dr. Alvarino, SpB SpU Anggota : dr. Saptino Miro, SpPD dr. Rudy Afriant, SpPD dr. Yenita M Biomed, SpPA
Wakil Dekan I
Padang, 28 Januari 2015 Koordinator Blok 3.4
Dr. Rina Gustia, SpKK Nip. 1964191991032001
dr. H. Syaiful Azmi, SpPD-KGH, FINASIM Nip. 195202171980031005
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
1
BLOK 3.4 GANGGUAN SISTEM UROGENITAL
PENDAHULUAN Pada Blok 3.4 (Gangguan Sistem Urogenital), mahasiswa dipersiapkan untuk kompeten dalam bidang sistem urogenital. Pembelajaran dalam Blok 3.4 ini meliputi kuliah pengantar, tutorial, skills lab dan praktikum. Pembelajaran dalam Blok urogenital (Blok 3.4) terdiri dari patofisiologi, prinsip diagnosis dan penatalaksanaan dari - Kelainan congenital sistem urogenital, - Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit - Infeksi dan otoimun - Trauma sistem urogenital - Penyakit degenerative dan neoplasma sistem urogenital - Penyakit Ginjal Kronik Pada akhir pembelajaran di Blok 3.4ini, diharapkan mahasiswa mampu berkompetensi dalam mendiagnosis dan menatalaksana kelainan sistemutogenital dalam pendekatan sebagai dokter dalam pelayanan primer.
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
2
POHON TOPIK
Sistem Urogenital
Patogenesis / kelainan Sistem Urogenital
Kelainan Kongenital
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Trauma
Prognosis
Infeksi dan penyakit otoimun
Penyakit degenerative dan neoplasma
-
Anamnesis Kelainanfisis Kelainanlaboratorium Pemeriksaanpenunjang
-
Diagnosis Diagnosis banding
Penatalaksanaan
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
Penyakit Ginjal Kronik
Dirujuk
3
METODE PEMBELAJARAN A. Aktivitas Pembelajaran. a. Tutorial. Diskusi kelompok dengan tutor dijadwalkan dua kali seminggu. Jika berhalangan hadir karena sesuatu hal, mahasiswa yang bersangkutan harus menginformasikan kepada tutor dalam waktu 2 x 24 jam. b. Skill’s lab. Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari komunikasi, keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural dan keterampilan klinik c. Praktikum Kegiatan yang dilakukan di laboratorium, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teori. d. Diskusi pleno Tujuan dari diskusi ini untuk mempersamakan dan membandingkan proses pembelajaran kelompok untuk mencegah adanya kelompok yang mengambil jalur yang salah. Kelompok dapat mengajukan masalah yang belum terpecahkan dan fasilitator akan mengarahkan diskusi . Kegiatan ini diadakan sekali seminggu dan dihadiri oleh dosen yang terkait. e. Kuliah Pengantar Kuliah yang diberikan oleh dosen, yang bertujuan untuk memberikan pedoman kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik. f. Konsultasi dengan fasilitator / instruktur / pakar. Konsultasi dengan fasilitator, instruktur atau dosen apabila diperlukan dengan membuat perjanjian sebelumnya g. Belajar mandiri Sebagai seorang pelajar dewasa, anda diharapkan untuk melakukan belajar mandiri, suatu keterampilan yang penting untuk karir anda ke depan dan perkembangannya. Keterampilan ini meliputi mengetahui minat anda sendiri, mencari informasi yang lebih banyak dari sumber pembelajaran yang tersedia, mengerti informasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dan berbagai aktivitas, menilai pembelajaran anda sendiri dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri adalah ciri yang penting pada pendekatan PBL dan belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tiada akhir tanpa batas untuk memperoleh informasi.
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
4
h. Diskusi kelompok tanpa tutor Tergantung pada kebutuhan, mahasiswa juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teoritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok tersebut telah mengumpulkan cukup informasi, atau untuk mengidentifikasi pertanyaan praktis B. Sumber Pembelajaran. Sumber pembelajaran berupa: a. Buku teks. b. Majalah dan Jurnal. c. Internet (e-library). d. Nara sumber. e. Laboratorium. C. Media Instruksional. Media instruksional yang digunakan a. Panduan tutorial (student’s guide). b. Penuntun Praktikum. c. CD Rom. d. Preparat dan peraga praktikum. e. Panduan Skill’s Lab.
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
5
EVALUASI NO
KOMPONEN
BOBOT
1
Penilaian Tutorial
20%
2
Ujian Skills Lab
20%
3
Ujian Tulis (MCQ, PAQ)
60%
Ketentuan : 1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus memenuhipersyaratan berikut : a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90% b. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 90% c. Minimal kehadiran dalam kegiatan skills lab 100% d. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100% 2. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali pada akhir tahun akademik yang bersangkutan. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang blok. 3. Apabila tidak lulus ujian skills lab, mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian remedial satu kali di akhir blok. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang blok 4. Ketentuan penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana Universitas Andalas tahun 2006. Nilai Angka 90-100 85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 40-49 <40
Nilai Mutu A+ A AB+ B BC+ C CD E
Angka Mutu 4.00 3.75 3.50 3.25 3.00 2.75 2.25 2.00 1.75 1.00 0.00
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
Sebutan Mutu Sangat cemerlang Cemerlang Hampir cemerlang Sangat baik Baik Hampir baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup Kurang Gagal
6
MODUL 1
SKENARIO 1 : MENGAPA CUMA SATU ? Dalam diskusi antara dokter spesialis anak dan dokter muda di poliklinik RSUP Dr.M. Djamil Padang, dibicarakan seorang ibu yang membawa anaknya berobat ke poliklinik anak setelah dirujuk dokter umum di puskesmas dengan keterangan kriptorkismus. Anak laki-laki ini berusia tujuh bulan tanpa keluhan lain selain tidak ditemukan buah zakar dalam kantong kemaluan. Pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal. Tidak ada kosanguinitas dalam keluarga. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada daerah genital didapatkan ukuran penis 1,5 cm (<2 SD), anatomi normal, skrotum terbentuk baik, testis dekstra teraba dengan volume diperkirakan 2 ml, sedangkan testis sinistra tidak ditemukan. Dari pemeriksaan USG pelvis ditemukan testis sinistra di inguinal sinistra dengan volume 2 ml dengan kesan akhir undescended testis sinistra. Dokter mendiskusikan bahwa permasalahan pada pasien ini tidak hanya undescended testis sinistra tetapi juga mikropenis. Dalam diskusi timbul pertanyaan apakah perlu dilakukan terapi hormonal dan tindakan operasi? Bila tidak dilakukan tindakan segera apakah berisiko untuk terjadi infertilitas atau karsinoma testis? Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada anak dalam skenario diatas?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
7
MODUL 2 SKENARIO 2 : MUNTABER Tn. Dehidra, 20 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan mencret-mencret dan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu. Mencret + 10 x sehari dan muntah + 5 x sehari. Dari anamnesis diketahui bahwa Tn. Dehidra makan cendol dipinggir jalan 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan jasmani didapatkan KU lemah, mata cekung dan suara parau. Kesadaran Somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 110 x/menit, nafas cepat dan dalam, 26 x/menit dan turgor kulit jelek. Dokter segera memasang infus Runger Lactat, memberi oksigen. Dokter menerangkan pada Tn. Dehidra tentang penyakitnya, bahwa akibat kehilangan cairan yang cepat dan banyak telah terjadi gangguan pernafasan dan mungkin gangguan elektrolit. Oleh karena itu dokter menganjurkan Tn. Dehidra dirujuk ke RSUP. Di RSUP Tn. Dehidra dirawat di ruang HCU (Hight Care Unit), dilakukan pemeriksaan darah, elektrolit dan analisa gas darah. Dari pemeriksaan darah didapatkan Hb 14 gr/dl, ureum 100 mg/dl, creatinin 1,8 g/dl, Natrium 100 mEg/L, K 3,4 Eg/L dan dari AGD didapatkan tanda-tanda asidosis. Dokter segera mengoreksi hiponatremi dan asidosis disamping meneruskan infus Ringer Lactat. Hari ke dua rawatan , keadaan umum Tn. Dehidra mulai membaik, sadar dan kooperatif, sesak nafas telah hilang dan tidak ada lagi mencret. Tn. Dehidra dipindahkan keruangan perawatan. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Tn. Dehidra?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
8
MODUL 3 SKENARIO 3 : NY.PIEL YANG MALANG Ny. Piel, 30 tahun datang ke puskesmas dengan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam disertai menggigil, berkeringat dan pinggang kanan terasa nyeri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, suhu 39,5oC, nadi 110 x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, jantung dan paru dalam batas normal. Pada pemeriksaan punggung didapatkan nyeri ketok CVA kanan. Pada pemeriksaan urine didapatkan albumin +, sedimen : Eritrosit 1-2 /LPB, Lekosit 20-30 /LPB, berkelompok. Dokter menerangkan pada Ny. Piel bahwa telah terjadi infeksi pada saluran kencing dan manganjurkan Ny. piel untuk dirujuk ke RSUP. Setelah memasang infus dan memberikan parasetamol Ny. Piel dirujuk ke RSUP. Di RSUP Ny. Piel dirawat di penyakit dalam, dan dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitivity test urine MSU. Kemudian dokter memberikan anti biotika. Hari kedua rawatan. Keadaan Ny. Piel mulai membaik, tidak demam lagi. Ny. Piel tidak habis pikir, kenapa ia bisa mendapat infeksi yang berat seperti itu. Bagaimana bakteri bisa sampai ke ginjalnya? Berbeda dengan sakit pinggangnya satu tahun yang lalu sehabis memakan jengkol, dimana di samping sakit pinggang, juga diikuti kencing yang berdarah. Hari ketiga rawatan, masuk seorang pasien baru, wanita muda dengan sembab pada seluruh badannya. Pasien tersebut berumur 18 tahun dan sudah tiga kali dirawat dengan keluhan sembab ini. Menurutnya ini terjadi karena makan obat yang tidak teratur disamping penyakitnya ini diturunkan oleh ibunya yang juga sembab. Dokter yang merawatnya mengatakan bahwa ginjalnya “bocor”. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny Piel dan wanita muda tersebut?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
9
MODUL 4
SKENARIO 4 : RAJA JALANAN YANG NA’AS Romeo, 16 tahun dilarikan ke puskesmas setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sesama pengendara sepeda motor waktu kebut-kebutan di jalan raya. Romeo mengeluh perut kanannya sakit dan kepala pusing. Dari keterangan keluarga yang membawanya, perut kanan Romeo terbentur trotoar. Saat Romeo datang ke puskesmas, dokter sedang memeriksa seorang pasien wanita untuk dibuatkan visum et repertum atas permintaan kepolisian, karena diduga telah terjadi kekerasan seksual. Segera dokter tersebut memeriksa Romeo, karena dilaporkan oleh perawat ada kasus kecelakaan. Pada pemeriksaan didapatkan pasien gelisah, sadar, akral dingin, tekanan darah 70/40 mmHg, nadi 120/menit, lemah, nafas 20/menit. Pada abdomen didapatkan jejas di perut kanan atas, dinding perut tegang dengan nyeri tekan dan nyeri lepas. Dokter segera memasang infus ringer laktat dengan tetesan cepat dan memasang kateter uretra. Dari kateter keluar urine bercampur darah. Dokter menerangkan pada Romeo dan keluarganya bahwa benturan pada perutnya berkemungkinan mengenai ginjal. Untuk itu harus segera dirujuk ke RSUP. Di RSUP, Romeo dirawat di ruang intensif, pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, urine 50 ml/jam masih bercampur darah. Dokter melakukan pemeriksaan CT Scan abdomen dengan kontras, dengan hasil terlihat extravasasi kontras keluar dari pool atas ginjal, sedangkan organ intra abdomen lainnya normal. Keluarga Romeo bertanya apakah ginjalnya masih bisa di selamatkan? Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Romeo dan pasien wanita tersebut?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
10
MODUL 5
SKENARIO 5 : KATETER DI SUPRAPUBIS Tn. Hipro 80 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kencing tidak keluar sejak satu hari yang lalu. Tn Hipro sudah mengeluh sebelumnya kencing sedikit dan sering, ada rasa tidak puas sehabis kencing, serta pancaran kencingnya tidak kuat lagi. Dari pemeriksaan didapatkan keadaan umum gelisah, tekanan darah 130/80 mmHg. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan pembengkakan di suprasimfisis, kira-kira 3 jari di bawah pusat, kenyal dan nyeri tekan. Dari pemeriksaan rectal toucher didapatkan anus tenang, mucosa licin, teraba pool atas kelenjar prostat, kenyal, permukaan rata, tidak nyeri tekan. Dokter menerangkan pada Tn. Hipro bahwa kencingnya terhambat keluar karena kelenjar prostat yang membesar. Dokter meminta persetujuan Tn. Hipro untuk pemasangan kateter. Setelah kateter terpasang, keluar urine + 2 liter. Setelah urine keluar, Tn. Hipro merasa nyaman dan segera minta pulang. Dengan susah payah dokter menerangkan pada Tn. Hipro tentang penyakitnya, dan menganjurkan untuk dirujuk ke RSUP. Setelah mendengar keterangan dokter, akhirnya Tn. Hipro setuju untuk dirujuk ke RSUP. Di RSUP Tn. Hipro dirawat di bagian bedah, dan dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil pembesaran kelenjar prostat serta pemeriksaan PSA normal. Dokter menganjurkan Tn. Hipro untuk dioperasi, Tn. Hipro mempertimbangkan untuk di operasi karena dia khawatir apakah dia menjadi impoten. Sementara itu masuk seorang pasien baru dengan kateter terpasang di atas simfisis pubis. Menurut keterangan dokter, pasien tersebut menderita kanker prostat, dan gagal dipasang kateter. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Tn. Hipro dan pasien kanker prostat tersebut?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
11
MODUL 6
SKENARIO 6 : DERITA NY. RENKIS Ny. Renkis, 50 tahun dengan berat badan 40 kg, datang berobat ke puskesmas dengan keluhan perut membuncit sejak 5 bulan yang lalu. Di samping itu Ny. Renkis juga mengeluh lesu, mual, nafsu makan berkurang. Ny. Renkis sudah sering berobat dengan bidan desa dan diberi obat “maag” namun keluhannya tidak berkurang. Pada pemeriksaan dokter mendapatkan keadaan umum lemah, conjungtiva anemis. Tekanan darah 180/110 mmHg. Jantung didapatkan tanda-tanda LVH, dan paru tidak ditemukan ronkhi. Pemeriksaan abdomen hepar dan lien tidak teraba. Pada Palpasi bimanual abdomen, ballotemen ginjal kanan (+). Pemeriksaan laboratorium ditemukan HB 8 g/dl, lekosit 8.000/mm3. Urine : albumin + +, sedimen urine : eritrosit 4-6 /LPB, Lekosit 1-3 /LPB. Dokter menerangkan pada Ny. Renkis bahwa ia menderita hipertensi, anemia dan protein yang lolos dari ginjal, oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyakitnya. Dokter puskesmas memberi obat anti hipertensi dan merujuk Ny. Renkis ke RSUP. Di RSUP dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil gula darah 120 mg/dl, ureum 100 mg/dl, creatinin 4 mg/dl. Dari pemeriksaan USG abdomen ditemukan multiple cyst di kedua ginjal, di hati dan pankreas. Dokter menerangkan pada Ny. Renkis tentang penyakitnya, bahwa telah ada “gagal ginjal”, penyakit ini progresive dan irreversible yang satu saat akan sampai pada penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan “cuci darah”. Di samping Ny. Renkis, dirawat seorang pasien wanita 40 tahun, yang baru saja menjalani “cuci darah”. Menurut dokter yang merawat, pasien tersebut mengalami gagal ginjal akut akibat “muntaber” yang terlambat dibawa ke RS. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny. Renkis dan pasien wanita disampingnya tersebut?
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
12
LAMPIRAN 1 METODA TUJUH LANGKAH (SEVEN JUMPS) DALAM DISKUSI TUTORIAL Untuk mencapai tujuan pembelajaran, digunakan metoda tujuh langkah (sevenjumps) dalam diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang pertama mencakup langkah 1-5, dan langkah berikutnya dilakukan dalam diskusi kelompok kedua tentang skenario yang sama. Pertanyaan yang digarisbawahi adalah : Apa yang perlu diketahui? Apa yang telah diketahui? Apa yang ingin diketahui? Langkah 1. Langkah 2. Langkah 3. Langkah 4. Langkah 5. Langkah 6. Langkah 7.
Mengklarifikasi terminologi dan konsep Menentukan masalah Menganalisis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge Membuat pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan pada langkah 3 Memformulasikan tujuan pembelajaran Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dll Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh
Gangguan Sistem Urogenital edisi ke-8 Tahun 2015
13