EDISI - III JANUARI 2016
Salam Redaksi
PLB, APA DAN UNTUK SIAPA?
O
ptimisme menyertai peralihan ke tahun monyet api ini. Banyak yang berharap di 2016 perekonomian membaik setelah tak bergairah sepanjang 2015. Rencana-rencana besar sudah dibuat tinggal dieksekusi, salah satunya adalah pembentukan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang digadang-gadang mampu mendongkrak bisnis logistik dan rantai pasokan setelah lesu tahun lalu. Kepada majalah ini, Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengharapkan PLB bisa diterapkan mulai bulan ini. PLB didengungkan sejak September lalu sebagai salah satu insentif dari pemerintah untuk mendongrak ekonomi. PLB bisa menurunkan biaya logistik. Nantinya, perusahaan manufaktur tak perlu mengimpor bahan baku, cukup mengambil dari pusat logistik. PLB terang sebuah terobosan yang perlu diapresiasi. Ini menjadi solusi efektif untuk mengatasi proses bongkar muat di pelabuhan atau dwelling time yang tak kunjung bisa disembuhkan. Hanya saja, sudah menjadi kelaziman bila pemerintah kerap gagal melaksanakan janji-janji manis program kerja, untuk itu semua pihak perlu mengawal terbentuknya kawasan yang digadang-gadang bisa mendongkrak perekonomian nasional. Redaksi Supply Chain & Logistics Review mencoba mengupas tuntas mengenai PLB baik dari konsep maupun respons pelaku bisnis yang terkait. Rupanya, tak semua sepakat bila kebijakan ini akan bisa diimplementasikan dan berdampak luas. Pun, ada yang menilai bila PLB hanya menguntungkan segelintir pihak. Selengkapnya, silahkan membaca. Salam Redaksi Supply Chain & Logistics Review
Supply Chain & Logistic Review adalah majalah resmi Asosiasi Logistik Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Untuk peliputan dan iklan dapat menghubungi alamat redaksi dan marketing. Kami menerima artikel anda seputar dunia supply chain dan logistics untuk dipublikasikan di majalah
2
EDISI III = JANUARI 2016
REDAKSI Pelindung Dr Nofrisel, SE, MM, CSLP Prof. Dr. Ir. Teuku Yuri M. Zagloel, M.Eng. Sc. Prof. Dr. Ir. Senator Nur Bahagia Ir. Andy Ilham Said, Ph.D Dr. Kuncoro Harto Widodo Dr. Hoetomo Lembito Erwin Raza, SE, MM Ir. R. Ananta Dewandhono, MM, MBA Fx. Sugiyanto Hasanudin Penanggungjawab Zaldy Ilham Masita Dewan Redaksi Zaldy Ilham Masita, Mahendra Rianto, Iman Kusnadi, Widiyanto, Nyoman Purnaya, Hadi Kuncoro, Aulia Febrial Fatwa, Erith Desenaldo, Clara Benarto, Tenaka Budiman, R Kunto Margono, Uda Sasmita, Eko Setyanto, Okin Purba, Daniel Utomo, Armen Aldrin. Marketing dan Administrasi Aang Wiguna, Armieta Amelia, Chrissa Nurhayati, Elsa Febriana Konsultan media indossari.com Redaksi & Marketing Gedung I Lt. 7 Kementerian Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat Phone/Fax : 021 – 3863936 Email:
[email protected] Website: www.ali.web.id
EDISI - III JANUARI 2016
07 09 10
12
HEADLINE PUSAT LOGISTIK BERIKAT SENJATA INDONESIA HADAPI MEA
KILAS
15
MAMPUKAH PUSAT LOGISTIK MENJADI SOLUSI?
EXECUTIVE Ananta Dewandhono SDM Logistik Indonesia Adalah yang Terbaik
17
COMPANY OF THE MONTH Puninar Group Era Bagi Logistik Berbasis E-Commerce
19
MACRO VIEW Genjot Belanja Awal Tahun, Mampukah?
21
3
INTERVIEW PLB Hanya Ganti Nama Akbar Djohan Sekjen Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)
VIEW 9 Supply Chain Tech Companies You Should Know
EDISI III = JANUARI 2016
Dapatkan Supply Chain & Logistics Review rutin setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda sebagai anggota Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bergabung lah dengan lebih dari 3.000 profesional praktisi, akademisi, regulator dan pemerhati rantai pasokan dan logistik di ALI. Daftarkan diri Anda melalui laman resmi ALI www.ali.web.id atau mengirimkan email kosong ke alamat mailing list:
[email protected]
INDICATORS
SELAMAT DATANG DI KAWASAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Apa dan Bagaimana? Anda Memasuki Kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Mulai bulan ini, kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA antara 11 negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara mulai berlaku. Mulai tahun ini, para pesertanya sepakat untuk berada dalam satu komunitas ekonomi, dan menyusul kemudian politik-keamanan dan sosial budaya "Lima hari lagi kita sudah masuk 2016. Artinya akan ada persaingan sebelas negara ASEAN yang kita tidak tahu persaingannya akan seberat apa. Belum tahu. Karena batas negara sudah tidak ada. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sudah dibuka. Ini banyak yang belum sadar," kata Presiden Joko Widodo, sepekan sebelum tahun 2015 berakhir. Berikut adalah gambaran umum Masyarakat Ekonomi ASEAN.
KONSEP INTEGRASI EKONOMI
INDICATORS
The MaSTers
The VIPs
The CLiMBers
Malaysia
Vietnam
Cambodia
Singapore
Indonesia
Laos
Thailand
Philippines
Brunei
It isn’t JuST ABOUT HIGH TECH
The MaSTers. In Singapore, Malaysia and Thailand, the business environment and logistic infrastructure are superior to the rest of the region. Access to financing is broadly sound in Singapore (strong domestic credit and large Foreign Direct Investment inflows), Malaysia and Thailand. These countries have a diversified economic base and exporting companies are generally well positioned in the global value chain with larger exports of intermediate and final goods (close to 2% of global exports of intermediate and final goods each) and more innovative products (over 50% of their total exports; see chart 4). This is particularly true for the Electronic and Electrical Industry (Singapore, Malaysia and Thailand), Refined Petroleum, (Singapore and Malaysia) and the Automotive Industry (Thailand) where the countries have moved up the value chain. The VIPs. Indonesia, Philippines and Vietnam have a good mix of favorable demographics (size and growth) and strong economic growth. These make them the biggest outlets of the region. The business environment and trade infrastructure
continue to improve but slowly which somehow limits their trade potentialities. Peer-pressure from AEC Members should convince policy makers to accelerate their efforts to remedy these problems. Access to financing is improving (higher FDI inflows, development of banking system). The manufacturing sector is large and the combination of low labor cost and large workforce offers room for an industrialization hub. Exporters are very specialized: Electrical and Electronics in the Philippines (55% of total exports), primary commodities in Indonesia (40% of total exports) and light Electronics and Electric products, and Textiles in Vietnam. The CLiMBers. Lao, Cambodia and Myanmar have the cheapest labor costs of the region, but the business environment is difficult and logistics infrastructures are underdeveloped compared to regional peers. Banking system is weak and external financing is critical (and volatile). Companies are mainly focused on low value-added products: raw materials and low-end manufacturing in textiles for instance. Brunei is energy-rich and finding its way into diversification.
SEREMONIA
RAPAT UMUM ANGGOTA (RUA) KE-16 DEWAN PENGURUS PUSAT INDONESIAN NATIONAL SHIPOWNERS ASSOCIATION (DPP INSA) MEMILIH KEMBALI CARMELITA HARTOTO SEBAGAI KETUA UMUM DPP INSA 2015-2019. INI MERUPAKAN KALI KEDUA BAGI CARMELITA UNTUK MEMIMPIN INSA SETELAH SEBELUMNYA MENJABAT KETUA UMUM PERIODE 2011-2015.
6
EDISI III = JANUARI 2016
Akbar Djohan Sekjen Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)
D
alam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 2 yang dirilis pada September 2015, pemerintah memberikan insentif bagi industri logistik dengan pembentukan Pusat Logistik Berikat (PLB). Perusahaan yang mau membuka cabang di pusat berikat akan disediakan insentif fiskal. Dengan kehadiran PLB, industri manufaktur tak perlu lagi mengimpor, cukup mengambil barang dari gudang berikat. Lantas bagaimana Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memandang kebijakan yang bakal diimplementasikan pada tahun 2016 ini? Majalah Supply Chain & Logistics Review mewawancarai Akbar Djohan, Sekretaris Jenderal ALFI yang juga chief executive officer Rajapindah (rajapindah.com). Berikut petikannya: Bagaimana tanggapan Anda mengenai konsep PLB?
Semuanya baru tataran konsep. Jadi, kita masih harus melihat ke depan bagaimana implementasi terkait perizinan dan proses. Namun, saya pikir, konsep PLB ini bukan konsep baru. Ini sama dengan pusat kawasan berikat yang sudah ada, PLB hanya ganti nama. Apalagi, PLB cuma menjembatani pengadaan bahan mentah (raw material) bagi industri. Masalah raw material ini hanya salah satu masalah. Problem pentingnya lebih terkait bagaimana arus barang. Kalau konsepnya sama, apa yang mesti diperhatikan?
Nama tidak penting. Yang terpenting, dalam proses logistik dan supply chain adalah bagaimana peran pemerintah, dalam hal ini Ditjen Bea dan Cukai sebagai penjaga gerbang. Bea Cukai harus berfungsi memperlancar arus barang. Ini yang harus dibenahi. Harus berfungsi, bukan hanya sebagai
7
EDISI III = JANUARI 2016
pengumpul pajak, melainkan bisa melayani dan cross border. Kalau sudah berperan begitu, hasilnya jelas, seperti penurunan waktu tunggu di pelabuhan atau dwelling time. PLB akan diimplementasikan pada 2016, apakah akan berperan signifikan?
Tidak. Masalahnya bukan itu. PLB hanya salah satu infrastruktur. Di sistem logistik, yang terpenting itu bukan hard infrastructure, tapi soft infrastructure, yakni regulasi dan sumber daya manusia. Apa karena regulasi kita tumpang tindih?
Regulasi itu paling penting. Banyak aturan tumpang tindih, harus dibenahi. Pemerintah memiliki road map pembangunan. Fokus saja sesuai road map itu. Misalnya, pemerintah ingin membenahi masalah di sektor tekstil atau baja. Pikirkan bagaimana arus industri ini dari hulu ke hilir. Semua yang terkait regulasi penghambat mesti dipangkas. Semua harus fokus, jangan dicampuradukan, jadi tidak jelas. Kalau PLB bukan solusi ideal, apa solusi bagi pemerintah?
PLB dibuat untuk mempermudah proses ekspor-impor. Namun, pemerintah tak pernah memberi kepastian dan kemudahan proses ini. Kebijakan ekspor-impor selama ini hanya setengah-setengah. Misalnya ekspor, harusnya pemerintah mempermudah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), bukan membatasi dengan segala peraturan. Kemudahan juga bisa dengan kebijakan satu pintu, direct shipping ke UMKM. Tapi semua ini tidak pernah dilakukan. Pemerintah hanya bermain pada tataran konsep, kurang implementasi. Jadi PLB ini tidak berdampak pada UMKM?
Menurut data, pelaku ekspor kita lebih dari 90% kalangan UMKM. Kontribusi industri besar justru masih di bawah 1%. Dengan PLB, yang diuntungkan sebetulnya industri besar seperti otomotif. Padahal, tanpa PLB ini saja, barang-barang di sektor otomotif tak pernah mengalami masalah. Dengan mudahnya barang mereka keluar [dari pelabuhan]. UMKM sebetulnya menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, mestinya diperhatikan. Respons kalangan pengusaha soal PLB ini seperti apa?
Belum ada. Akan biasa saja kalau persoalan mendasar seperti regulasi tidak dibenahi. Regulasi yang paling penting. Jika ada PLB, ada insentif fiskal dan sebagainya, tapi aturan tidak jelas, mereka juga enggan.
8
EDISI III = JANUARI 2016
Sudah ada yang tertarik?
Informasinya sudah ada 50 perusahaan tertarik membuka operasional di PLB. Tapi saya kira semuanya pemain lokal, khususnya perusahaan otomotif. Mereka memanfaatkan PLB untuk kepentingan sendiri. Jadi, bisa dibilang tidak ada multiplier effect ke industri lain. Apalagi selama ini, tanpa PLB, mereka juga tak pernah mengalami masalah pengiriman dan pengaturan rantai pasokan. Padahal perusahaan-perusahaan besar ini sangat memperhatikan kondisi makro. Ekonomi makro kita jelek sedikit , mereka bisa pindahkan pusat produksi ke negara lain. Perlindungan terhadap UMKM ini yang masih belum ada dan perlu ada. PLB ini lebih bermanfaat bagi mereka yang jumlahnya bahkan tidak sampai 10%. Konsep PLB kita ini mengacu ke negara mana?
Ada banyak. Misalnya di Singapura. Di sana, tak banyak istilah yang digunakan pemerintahan. Untuk bea masuk saja, pengusaha hanya diterapkan satu jenis tarif yakni 7%. Jadi mudah dan jelas, transparan. Bagaimana Anda melihat prospek bisnis logistik dan supply chain pada 2016 ini?
Masih tertekan. Bisnis ini sangat terpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi. Sepanjang perekonomian masih tertekan, bisnis ini berdampak besar. Tahun 2015, bisnis logistik turun antara 30-40%, jadi kalau bisa mempertahankan sudah bagus. Pertumbuhan ekonomi selama ini bertahan karena dibantu tingginya konsumsi domestik. PLB ini lebih bermanfaat dalam menunjang kegiatan ekspor.
Target Dwelling Time 1,5 Hari Pemerintah berkomitmen mempersingkat waktu inap peti kemas (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi 1,5 hari dari saat ini 4,3 hari. Lamanya dwelling time sudah dipangkas dari sebelumnya 6-7 hari. Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan sejumlah strategi akan ditempuh seperti pengoperasian jalur kereta ke pelabuhan, denda penyimpanan peti kemas, dan perbaikan sistem pembayaran di Bea Cukai. = (KOMPAS, 23/12/15)
Tarif Bongkar Muat Naik 2016 Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) berharap bisa menaikan tarif bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok pada 2016 seiring dengan membaiknya perekonomian. “Mudah-mudahan tahun depan [2016] ada perubahan tarif sehingga ada peningkatan upah buruh,” kata Ketua APBMI Jakarta Juswandi Kristanto. = (BISNIS INDONESIA, 23/12/15)
Subsidi Kapal Ternak Tembus Rp20 Miliar Pemerintah menganggarkan subsidi kapal ternak Rp20 miliar pada 2016. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Wahyu Widayat mengatakan anggaran tahap pertama periode 1 Januari-24 Mei 2016 dengan 10 perjalanan (voyage) Rp7,97 miliar. “Sebesar Rp12,05 miliar dianggarkan untuk periode 24 Mei-31 Desember 2016 dengan 15 voyage,” ujarnya. = (BISNIS INDONESIA, 23/12/15)
Pemkab Buleleng Hadang Proyek Dermaga PT Pelindo III (Persero) belum bisa
9
EDISI III = JANUARI 2016
melanjutkan pembangunan dermaga curah cair di Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali. Hingga kini, Pemkab Buleleng belum mengizinkan pekerjaan konstruksi dermaga itu lantaran belum berizin. Kahumas Pelindo III Edi Priyanto mengatakan pihaknya sudah mengantongi izin. = (JURNALMARITIM.COM, 22/2/15)
Sentra Logistik Tekstil Jadi Sorotan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan pemerintah siap membangun sentra logistik di dekat industri tekstil dan sepatu agar bahan baku mudah didapatkan. “Ke depan kami siapkan pusat logistik berikat berdekatan dengan sentra industri,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani. = (LIPUTAN6.COM, 21/12/15)
AKRA Andalkan Proyek JIIPE di Gresik PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berencana menaikkan kontribusi pendapatan dari bisnis pelabuhan yang akan dihasilkan dari pengembangan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. “Kami harap porsi kontribusi JIIPE bisa sekitar 20%-30% dalam 3-4 tahun ke depan,” kata Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu. = (BERITASATU.COM, 21/12/15)
Jalan Tol Priok Beroperasi Mulai Juni 2016 Jalan tol akses Tanjung Priok akan mulai difungsikan sebagian mulai Juni 2016 untuk mengakomodasi lalu lintas kendaraan berat angkutan khusus pelabuhan yang masuk dari arah Merak melalui tol Tangerang—Merak. Jalan tol itu akan dioperasikan sementara tanpa
tarif hingga berfungsi sepenuhnya pada Maret 2017. = (BISNIS.COM, 21/12/15)
Asing Nikmati Belanja Komponen Kapal Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyayangkan potensi belanja komponen kapal yang masih dinikmati asing karena 65% komponen masih melalui impor. “Kita menggelontorkan uang banyak demi program tol laut, tapi 65% harus beli dari luar. Kita [malah] memberi lapangan kerja bagi negara lain,” kata Budhiarto Sulaiman, Wakil Ketua Bidang Konsultan dan Industri Pendukung Iperindo. = (BISNIS INDONESIA, 21/12/15)
ALFI Desak Badan Logistik Nasional Dibentuk Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mendorong pemerintah membentuk Badan Logistik Nasional guna menurunkan ongkos logistik. Sistem Logistik Nasional (Sislognas) juga diarahkan menjadi undangundang. “Kami dorong terbentuknya Badan Logistik Nasional karena cukup berhasil di Thailand dan Singapura,” kata Ketua ALFI Yukki N. Hanafi. = (BISNIS INDONESIA, 21/12/15)
Puluhan Investor Ikuti Lelang Bandara Kertajati Puluhan investor dari luar negeri dan dalam negeri dipastikan mengikuti lelang investasi Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, pada pekan kedua Januari 2016. “Ada 40 yang tertarik, nanti kami lihat mana yang serius,” kata Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat Virda Dimas Ekaputra. = (BISNIS INDONESIA, 18/12/15)
EXECUTIVE
Lebih dari 25 tahun berkarier di sejumlah perusahaan nasional dan multinasional di pelbagai lini bisnis, tidak membuat Ananta Dewan dhono puas. Kendati usianya mulai memasuki di atas 50 tahun, pendiri dan ketua pertama Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) ini masih disibukkan dengan sederet aktivitas.
SDM LOGISTIK INDONESIA ADALAH YANG TERBAIK
S
aat ini, Ananta berkonsentrasi mengembangkan bisnis Vanaya Institute di mana ia menjadi chief executive officer (CEO). Vanaya Insitute adalah lembaga pendampingan bisnis dan investasi, menggabungkan pendampingan (coaching) di bidang kepemimpinan, kewirausahaan, dan pengelolaan aset. Dia juga aktif menjadi technical adviser di Logistindo Group dan sebagai principal consul-
10
EDISI III = JANUARI 2016
Ananta Dewandhono CEO and Strategic Coach Vanaya Institute tant di SCgistics Consulting. Kepada majalah Logistic & Supply Chain Review, Ananta bercerita bahwa dia begitu bersyukur karena semakin sibuk selepas pensiun sebagai Direktur Supply Chain Danone-Aqua pada akhir tahun 2013. Betapa tidak, pria yang hobi bermusik dan olahraga ini melakoni tiga pekerjaan sekaligus: CEO, adviser, dan konsultan. “Dulu, waktu masih bekerja, waktu tercurah minimal dari jam 8 pagi sampai 5 sore hanya untuk satu perusahaan. Sisanya, kita gunakan untuk keluarga dan teman,” kata ayah satu anak ini. “Berbisnis sendiri itu waktunya lebih fleksibel. Sekarang. Saya bisa lebih menaruh perhatian ke anak, sekaligus bisa bekerja di tiga kantor, kegiatan organisasi, dan masih mengajar juga.” Setelah membentuk ALI, Ananta juga mendirikan Sembada Pratama, sekolah logistik dan rantai pasokan pertama di Indonesia, di bawah binaan asosiasi. Sejak tahun 2011 sampai saat ini, pria kelahiran 1963 itu juga masih sebagai pengajar tetap. Baginya, membantu mencetak dan menambah kemampuan tenaga profesional atau SDM di bidang logistik dan rantai pasokan (supply chain) adalah sebuah tanggung jawab. Semenjak konsep supply chain populer di Tanah Air pada awal tahun 2000, Ananta termasuk orang Indonesia pertama yang terjun mendalaminya. Ketika itu, dia masih menjabat sebagai chief operation officer Lippo Shop,
EXECUTIVE perusahaan belanja daring (online) pertama di Indonesia. Bidang ini terus digeluti saat dia bergabung dengan Linfox Logistics Indonesia. Di perusahaan penyedia solusi supply chain dari Australia ini, Ananta menjabat country business development manager. Sejak itu pula, Ananta lebih fokus pada supply chain. Pengalaman membangun dan mengembangkan sistem rantai pasokan di banyak perusahaan dengan sektor bisnis berbeda, membuatnya semakin mumpuni. Pengelolaan rantai pasokan di sektor konsumsi, elektronik, telepon genggam, distributor farmasi, toko online, penyedia jasa logistik, ritel dan pabrikan fast moving consumer goods atau FMCG (barang non-tahan lama), adalah beberapa lini usaha yang pernah ditekuninya. “Orang kita punya potensi dan kapasitas lebih dibanding tenaga kerja asing. Kalau kita bisa berhasil membangun sistem dan mengelola supply chain di Indonesia, kita pasti bisa diterima [bekerja] di bidang supply chain di semua negara,” papar alumni Institut Teknologi Bandung tersebut. Dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menurut dia pengelolaan rantai pasokan bukan perkara mudah. Apalagi, sistem logistik dalam negeri penuh ketidakpastian, mulai dari kondisi geografis, regulasi, infrastruktur, biaya, hingga waktu pengiriman. Kondisi Indonesia baginya lebih menantang ketimbang negara sekawasan seperti Thailand dan Malaysia. Sayangnya, kelemahan orang Indonesia yakni kurang percaya diri sehingga menghambat datangnya kesempatan dan posisi strategis. Atas alasan itu, Ananta bersama beberapa rekannya menggagas pembentukan ALI pada tahun 2003. Tujuannya membantu SDM logistik dan rantai pasokan lokal agar lebih berkapasitas. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bagi Ananta, bukan hanya akan terjadi tahun ini karena serbuan asing sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. “Kita bisa bersikap defensif terhadap MEA. Kita bentengi dengan serangkaian sertifikasi agar asing tidak menyerang kita. Kenapa tidak kita balik saja pola pikir ini? Kita tingkatkan kemampuan dan kita serang negara mereka,” katanya optimistis. Tentu bukan pekerjaan mudah di tengah berbagai persoalan logistik nasional. Ananta yang juga penyusun konsep dan naskah akademis awal Cetak Biru Penataan dan Pengem-
11
EDISI III = JANUARI 2016
PROFIL ANANTA DEWANDHONO
PENDIDIKAN MBA, Monash University (2000) MM, IPMI International Business School Bachelor (Ir.), Teknik Fisika ITB
KARIER • Product Manager PT Philips Ralin Electronics (November 1987-April 1990) • General Manager PT Bakti Sembada Nusantara, Amcol Group (Mei 1990-Maret 1995) • General Manager Logistics PT Enseval Putera Megatrading Tbk, Kalbe Group (Juli 1995 -November 1998) • Senior Vice President-Chief Operation Officer PT Lippo Shop (Februari 2000-November 2001) • Country Business Development Manager PT Linfox Logistics Indonesia (Desember 2001-Juli 2006) • General Manager Logistics and Distribution Hypermart, Foodmart & Boston, PT Matahari Putra Prima Tbk (Agustus 2006-Mei 2009) • Direktur Supply Chain PT Tirta Investama, Danone-Aqua (Juni 2009-Desember 2013) • CEO dan Strategic Coach Vanaya Institute (Januari 2014-sekarang) • Technical Adviser Logistindo Group (Maret 2014-sekarang) • Principal Consultant SCgistics Consulting (Maret 2014-sekarang)
bangan Sektor Logistik Indonesia (Sistem Logistik Nasional) pada tahun 2007 ini, pun mengakui pembenahan logistik masih jalan di tempat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, kuncinya adalah eksekusi yang serius. Konsep sebaik apapun di atas kertas, hanya berkontribusi 10% bagi keberhasilan pembangunan sistem logistik. Nah, 90% sisanya ditentukan oleh penerapan di lapangan. “Khususnya pada koordinasi antarlembaga pemerintah, pembenahan sistem logistik juga butuh kestabilan politik dan pemerintahan karena sifatnya jangka panjang,” tegasnya. Melalui Vanaya Institute, dia ingin membagi ilmu dan pengalamannya bagi banyak orang dan perusahaan. Dengan misi utama pemberdayaan SDM dan organisasi, Vanaya juga terbuka menyokong BUMN agar lebih berkembang. “Walau tidak harus turun langsung menjadi dewan direksi, saya tetap bisa bantu dari belakang,” katanya. Apalagi dengan segala kemudahan dan fasilitas yang diberikan negara pada perusahaan pelat merah, BUMN seharusnya bisa tumbuh menjadi perusahaan besar, yang tidak hanya disegani di tingkat nasional, tapi juga regional.
HEADLINE
PUSAT LOGISTIK BERIKAT SENJATA INDONESIA HADAPI MEA
Hanya butuh dua bulan bagi Presiden Joko Widodo meneken peraturan pemerintah mengenai pembentukan Pusat Logistik Berikat yang sudah didengungkan kepada publik sejak September 2015.
P
residen meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 85 pada 25 November yang menjadi landasan pendirian Pusat Logistik Berikat (PLB) seperti dijanjikan dalam Paket Kebijakan Jilid 2. PP tersebut adalah pengejahwantahan paket deregulasi guna menggenjot pertumbuhan ekonomi. Setelah tanda tangan dibubuhi, pusat logistik ditargetkan dibentuk pada Januari. “Desember, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) akan keluar sehingga kami harap awal Januari 2016 bisa
12
EDISI III = JANUARI 2016
launching,” kata Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi kepada majalah Logistic & Supply Chain Review, akhir Desember. PLB adalah pusat logistik yang dibangun guna mendukung industri agar efisien karena dekat dengan kegiatan ekonomi sehingga bisa menurunkan biaya logistik. Nantinya, perusahaan manufaktur tak perlu mengimpor barang dan tidak lagi mengambil bahan baku dari luar negeri, cukup mengambil dari pusat logistik. Dua PLB yang siap dibangun yakni di Cikarang, Jawa Barat, khusus sektor manufaktur dan di Merak, Banten, untuk bahan bakar minyak (BBM). Kendati mirip dengan gudang berikat, Heru mencatat salah satu perbedaan dengan gudang berikat ialah pusat logistik membuka akses bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Pelaku UKM yang mengimpor barang mentah, tapi bisnisnya berorientasi ekspor, boleh membeli barang di sana. Mereka tak perlu mengimpor sendiri. PLB juga bisa menjadi tempat menampung barang jadi bagi UKM yang siap ekspor. “Kalau misalnya masih sedikit, mereka bisa kolektif bersama pelaku UKM lain yang sejenis. Nantinya secara skala ekonomis, biayanya terpenuhi.” Saat ini sudah ada 25 investor yang berkomitmen berbisnis di pusat logistik, mulai sektor tekstil, kapas, peralatan, perminyakan, kerajinan, hingga otomotif. “Di Kalimantan, dua investor. Bali, ada satu. Mayoritas ada di Jawa karena masih sebagai pusat produksi,” papar Heru.
HEADLINE
Heru Pambudi Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan
Keberadaan PLB diharapkan bisa mengurangi kepadatan di pelabuhan-pelabuhan utama seperti Pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan ke depan, Priok hanya akan menjadi tempat transit. “Beban pelabuhan utama berkurang, suplai bahan baku industri pun bisa aman. Dengan begitu, berdasarkan pengalaman di kawasan berikat, dwelling time [waktu tunggu di pelabuhan] bisa dipangkas menjadi satu hari,” jelasnya. Dwelling time menjadi momok ketika membahas logistik dan rantai pasokan. Bank Dunia berkali-kali menegaskan kelemahan dwelling time ini kendati angkanya saat ini turun menjadi 4,3 hari dari beberapa tahun lalu mencapai 5,5 hari. Tujuan menurunkan biaya logistik ini menjadi pijakan pendirian pusat logistik, apalagi negara lain juga mengimplementasikannya. “Kita juga menjadikan pengalaman negara lain sebagai masukan. [Tapi] PLB kita beda karena membolehkan akses UMKM. PLB kita mengakomodsi UMKM dan pebisnis skala besar,” pungkas Heru. Di Bangkok, meski tidak spesifik satu pusat logistik, pemerintah Thailand mengembangkan kawasan berikat (free trade zone) yang tanpa pajak cukai, pajak alkohol, kewajiban limbah, bank garansi, dan tanpa pajak penghasilan badan. Di Singapura, PLB-nya menjelma menjadi pusat hilir distribusi migas di Asia Tenggara. Dalam riset Ernst & Young, di China, aturan pusat logistik berikat mirip dengan free trade zone, tapi dise-
13
EDISI III = JANUARI 2016
Akbar Djohan Sekjen Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI)
diakan pengembalian pajak pertambahan nilai (PPN) ekspor ketika barangnya masuk ke pusat logistik. Ada dua pusat logistik yakni Zhangjiagang Bonded Logistics Park di Jiangsu dan Yantian Port Bonded Logistics Park di Guangdong. Hanya saja, konsep pusat logistik berikat di Indonesia masih dipertanyakan kendati menjadi masa depan industri logistik. “Semuanya baru tataran konsep. Jadi, kita masih harus melihat ke depan bagaimana implementasi terkait perizinan dan proses,” tegas Akbar Djohan, Sekjen Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia ALFI). “Saya pikir, konsep PLB ini bukan konsep baru. Ini sama dengan pusat kawasan berikat yang sudah ada, PLB hanya ganti nama. Apalagi, PLB cuma menjembatani pengadaan bahan mentah bagi industri.” Menurut Akbar, pusat logistik lebih pada penyelesaian infrastruktur, padahal yang terpenting adalah soft infrastructure seperti regulasi dan sumber daya manusia, bukan hard infrastructure. “Jika ada PLB, ada insentif fiskal dan sebagainya, tapi aturan tidak jelas, mereka [pengusaha] juga enggan.” Akbar menyambut positif akses bagi usaha kecil, tapi ALFI berharap pemerintah bisa melindungi sektor tersebut, apalagi menurut dia 90% pengeskpor adalah UKM. Kontribusi industri besar justru masih di bawah 1%. “Dengan PLB, yang diuntungkan itu industri besar seperti otomotif. UKM sebetulnya menjadi penopang ekonomi, mestinya diperhatikan. PLB ini lebih bermanfaat bagi mereka yang jumlahnya bahkan tidak sampai 10%.”
HEADLINE KEUNGGULAN PLB DIBANDING GUDANG BERIKAT • Bersifat terbuka PLB memungkinkan pembeli dan penjual barang bertransaksi. Sistem bisa jual putus dan konsinyasi. Dua konsep ini tidak memungkinkan terjadi di gudang berikat sehingga UKM bisa ikut berpartisipasi. • Waktu timbun barang Bisa sampai tiga tahun. Di gudang berikat, waktu timbun maksimal satu tahun. • Memasok regional Tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, PLB juga bisa menjadi penyedia bahan mentah di kawasan regional. Gudang berikat yang ada tidak memungkinkan memenuhi kebutuhan lokal.
agai mitra dalam membuka PLB. • Bisa menjadi hub [penghubung] untuk negara-negara ASEAN di mana direct caller Jakarta ke negara-negara ASEAN tujuan telah tersedia.
RENCANA PENGEMBANGAN PLB • Dikembangkan dua PLB di Cikarang-Jawa Barat untuk sektor manufaktur dan Merak-Banten untuk BBM. • Dibangun 14 kawasan industri yang nantinya akan memiliki PLB. Sebanyak 14 kawasan tersebut akan rampung pada 2019, tersebar di Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.
MANFAAT PUSAT LOGISTIK BERIKAT • Efisien, perusahaan manufaktur tak perlu impor dan tidak perlu mengambil barang dari luar negeri, cukup mengambil dari PLB. • Seluruh inventory barang manufaktur domestik yang awalnya di luar negeri terutama Malaysia, Portland (AS), dan Singapura akan ditarik ke PLB. Dengan insentif fiskal, pengusaha terdorong menyimpan barang di PLB ketimbang gudang berikat di luar negeri. • Di PLB tidak ada pembatasan suplai barang, sedangkan jika menyimpan di gudang berikat dibatasi sesuai jenis komoditas. • Industri, termasuk UKM mendapat kepastian pasokan bahan baku dalam waktu singkat dan tidak menanggung risiko fluktuasi harga. • UKM tak perlu memikirkan kegiatan operasional. Marketing, operasional dan pelayanan secara konsolidasi dapat dilakukan di satu tempat: PLB. • Khusus PLB BBM, industri yang biasanya membeli minyak dari luar negeri, nanti tinggal membeli dari kilang minyak di PLB sehingga bisa mengurangi permintaan valas di dalam negeri. • Memperkecil dwelling time yang saat ini berada di angka 4,3 hari jika impor lewat kontainer. • Kepadatan di pelabuhan utama Indonesia bisa dikurangi. • Para trader internasional dapat membuka PLB langsung di Indonesia atau menunjuk penyedia gudang lokal seb-
14
EDISI III = JANUARI 2016
INSENTIF DI PLB • Pembebasan bea masuk atau pajak impor bagi barang yang disimpan sebelum dikeluarkan dari PLB. Bea masuk impor akan ditarik ketika barang sudah terjual. • Insentif fiskal, baik tax holiday maupun tax allowance bagi industri di PLB. • Kemudahan konstruksi langsung setelah mendapatkan izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal. SUMBER: KEMENKEU, DIOLAH
MAMPUKAH PUSAT LOGISTIK MENJADI SOLUSI? Ada harapan besar dari pebisnis agar Pusat Logistik Berikat (PLB) mampu mendorong perkembangan industri logistik dan rantai pasokan nasional.
K
alangan pengusaha menyambut baik rencana pendirian Pusat Logistik Berikat pada awal tahun ini. PLB dianggap sebagai jalan keluar atas permasalahan logistik nasional. Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismi bahkan mengapresiasi upaya pemerintah ini. Bagi bisnis tekstil, katanya, dua manfaat besar bisa dirasakan. Pertama, daya saing industri tekstil dalam negeri bisa terangkat. Kedua, kepastian jaminan rantai pasokan (supply chain) bahan baku. Dua faedah ini, menurut Ernovian, seringkali menjadi kendala produksi tekstil Tanah Air. Pusat logistik juga dinilai memiliki beberapa kelebihan dibanding gudang berikat yang sudah ada. “PLB lebih pada kepastian adanya bahan baku. Di PLB, nantinya dibebaskan PPh [pajak penghasilan] dan bea masuk,” kata Ernovian kepada majalah Logistic & Supply Chain Review, akhir Desember lalu. Dengan hadirnya PLB, API memprediksi biaya logistik industri tekstil bisa terpangkas antara 20-30%, sedangkan biaya produksi bakal susut sekitar 7%. Pertimbangannya, sampai saat ini pebisnis tekstil dalam negeri mengimpor bahan baku kapas dari Singapura dan Malaysia. Pusat logistik akan membuat pengusaha langsung mengambil bahan baku di area pusat logistik. “Selama ini kami mengimpor langsung dari Singapura. Biasanya, nanti kami juga kena biaya macam-macam, seperti calo di sana. Jadi, kami
Barang yang lama menumpuk itu membuat produk tidak kompetitif.”
15
EDISI III = JANUARI 2016
Ernovian G. Ismi Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
berharap nanti di PLB tidak ada lagi biaya-biaya itu,” tambahnya. Dukungan pusat logistik juga datang dari Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP). Hanya saja poin penting yang perlu diselesaikan ialah mempercepat proses ekspor dan distribusi barang. Bila selesai, maka harga barang lebih kompetitif, kata advisor APJP Gunadi Sindhuwinata yang juga Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Indonesia. Bila pekerjaan rumah ini rampung, bisnis logistik dan rantai pasokan akan menggeliat. Pusat logistik juga akan menjadi salah satu penggerak perekonomian, apalagi membuka akses bagi eksportir berskala kecil alias UKM. “Kalau ditambah dengan pembenahan infrastruktur, biaya logistik sudah pasti akan turun,” tegas Gunadi. Besarnya manfaat Pusat Logistik di mata pebisnis tentu menarik minat investasi. Berdasarkan data Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, ada 25 investor berminat, mulai dari sektor tekstil, peralatan, minyak, kerajinan, hingga otomotif. Khusus
16
EDISI III = JANUARI 2016
tekstil, Ernovian memaparkan ada 12 investor berminat. Bahkan, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat 50 perusahaan tertarik. “Informasinya ada 50 yang tertarik. Saya kira semuanya pemain lokal, khususnya perusahaan otomotif. Mereka memanfaatkan PLB untuk kepentingan sendiri. Jadi, bisa dibilang tidak ada multiplier effect ke industri lain,” kata Akbar Djohan, Sekjen ALFI. Namun Gunadi menegaskan kehadiran pusat logistik memang semestinya tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tapi seluruh stakeholder. “Kalau barang sudah ada di Tanjung Priok, tapi tidak bisa cepat diproses, itu bukan berarti kami senang. Itu cost [biaya],” tegasnya. “Barang yang lama menumpuk itu membuat produk tidak kompetitif.” Kini, implementasi pusat logistik sudah di depan mata. Ernovian berpesan agar evaluasi mesti terus dilakukan agar pusat logistik tersebut benar-benar menjadi penunjang pertumbuhan sektor logistik. Pihaknya juga menyarankan agar pebisnis bisa terlibat dalam izin impor. “Kami yang akan pakai [kapasnya]. Jadi kami yang tahu kualitas mereka [pengimpor]. Kalau kualitasnya buruk, akan berpengaruh pada hasil produksi tekstil kami. Jadi, kami ingin diikutsertakan terkait dengan izin impornya.”
COMPANY OF THE MONTH
Puninar Group
Era Bagi Logistik Berbasis E-Commerce Di tengah perlambatan ekonomi dan lesunya bisnis logistik, Puninar Group justru bekerja sama dengan perusahaan logistik yang berpusat di Hong Kong. Tahun ini, perseroan akan masuk ke beberapa industri baru, termasuk memperbesar logistik berbasis e-commerce.
D
idirikan sejak tahun 1969, Puninar awalnya hanya bergerak di bidang jasa broker bea cukai (custom brokerage service) di bawah bendera PT Puninar Jaya. Cikal bakal jejaring bisnis Puninar Group dimulai enam tahun kemudian setelah perusahaan berinvestasi memiliki truk sendiri. Pada tahun 1984, perseroan terus menancapkan taring di bisnis logistik dengan masuk ke usaha pergudangan (warehouse) di Cakung, Jakarta. Setelah itu Puninar mengembangkan warehouse di Nagrak, masih di Jakarta, pada 1989. Semenjak itu, ekspansi bisnis Puninar Group makin melaju. Pada tahun 1990, perusahaan menggandeng investor asal Jepang dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture), Puninar Yusen Logistik Indonesia. Setelah bergabung dengan Triputra Group, kelompok usaha milik pengusaha T.P Rachmat, pada 1998, bisnis Puninar makin berbinar dan berkembang menjadi perusahaan logistik terpadu. Lini bisnisnya meliputi logistik udara (air freight forwarding), transportasi bahan bakar minyak, dan barang konsumsi non-tahan lama atau fast moving consumer goods (FMCG). Tahun lalu, perseroan meng-
17
EDISI III = JANUARI 2016
gandeng Kerry Logistics Network (KLN) Hong Kong untuk masuk ke bisnis logistik terpadu. Chief Executive Officer Puninar Group Hertanto Mangkusasono mengatakan tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana menghadapi permintaan yang turun di tengah masa sulit. Oleh karena itu, bersama pelanggannya, Puninar justru mendorong efisiensi proses logistik secara end to end, terpadu dari hulu ke hilir. Alasan inilah yang membuat bisnis Puninar mampu tumbuh sampai 15% pada tahun lalu. “Kaizen atau continuous improvement [perbaikan berkesinambungan] pada proses logistik di rantai pasokan pelanggan adalah satu cara kami membantu pelanggan mencapai win-win situation,” katanya kepada majalah Logistic & Supply Chain Review, akhir Desember lalu. Chief Marketing and Business Development Officer Puninar Group Suyanto Tjoeng menambahkan, kelebihan perseroan ialah kemampuan menyediakan layanan end to end dari international freight forwarding, kepa-
COMPANY OF THE MONTH Hertanto Mangkusasono Chief Executive Officer Puninar Group
sumber daya manusia yang mumpuni di bidang logistik. Tantangan terbesar lainnya adalah bagaimana meningkatkan kerja sama serta membangun kepercayaan antara pemilik barang, pemerintah, dan penyedia jasa. “Dengan peningkatan kerja sama yang lebih baik dan terbuka, dimungkinkan untuk mengembangkan ide dan cara baru yang lebih efisien, dan didukung dengan kebijakan pemerintah,” pungkasnya. Foto :Istimewa
beanan (custom clearance), transportasi multimodal, hingga manajemen pergudangan. Ke depan, perseroan akan masuk ke industri baru yang tak hanya besar, tapi juga berpotensi berkembang. Puninar juga akan memperbaiki dan melengkapi kebutuhan logistik pada sistem rantai pasokan pelanggan secara nationwide atau mengandalkan jaringan distribusi di seluruh Indonesia. Pihaknya berkomitmen terus meningkatkan layanan agar biaya logisik kian efisien. Dengan janji pemerintah yang membangun infrastruktur, Suyanto optimistis bisnis logistik bakal lebih menjanjikan tahun ini. Efisiensi akan tercapai sehingga volume bisnis meningkat, eksesnya biaya logistik akan bisa ditekan. “Sektor yang kami lihat akan bertumbuh adalah di bidang barang konsumsi, terutama e-commerce [perdagangan online]. Logistik berbasis e-commerce akan menjadi area yang menarik bagi setiap pelaku bisnis logistik,” katanya. Rencana pemerintah mendirikan Pusat Logistik Berikat (PLB) juga akan mendorong pertumbuhan bisnis e-commerce, apalagi di PLB, tak ada pembatasan persediaan barang. Dengan begitu, banyak pihak bakal diuntungkan. Perusahaan manufaktur pun diuntungkan karena tidak perlu impor barang sehingga daya saing naik. Di sisi lain, bagi penyedia jasa logistik, keuntungan yang diperoleh yakni efisiensi proses yang nantinya menciptakan kualitas layanan lebih baik dan dapat memberikan nilai tambah. Meski begitu, Suyanto mengakui bisnis logistik di Tanah Air masih dihadapkan beberapa tantangan, salah satunya ialah minimnya
Keunggulan Layanan Logistik Puninar Group • International freight forwarding yang didukung mitra usaha yang kuat. • Custom clearance dengan pengalaman lebih dari 50 tahun. • Multimodal transportation dengan aset mayoritas milik sendiri dalam berbagai jenis truk serta disokong sistem manaemen transportasi. • Multi tenant warehouse di berbagai lokasi strategis milik sendiri dan didukung sistem manajemen pergudangan.
The Journey of Puninar • 1969, Puninar Jaya didirikan sebagai perusahaan jasa pialang bea cukai. • 1975, ekspansi bisnis ke jasa transportasi dengan berinvestasi truk milik sendiri. • 1984, masuk ke bisnis pergudangan, investasi gudang sendiri di Cakung, Jakarta • 1989, membuka fasilitas warehouse di Nagrak, Jakarta. • 1990, mendirikan Puninar Yusen Logistics Indonesia, kerja sama (joint venture) dengan Yusen Logistics Japan. • 1998, masuk Triputra Group, kelompok usaha milik T.P Rachmat, mantan CEO Astra Group. • 2004, Puninar MSE berdiri, joint venture dengan MitsuiSoko Express Japan, bergerak di bisnis jasa penerbangan udara. • 2009,Puninar Fueller dibentuk, joint venture dengan Fueller Malaysia. • 2010, Lintas Samudra Borneo Lines, fokus pada jasa tongkang minyak dan pertambangan. • 2011, Keppel Puninar Logistics Indonesia, joint venture dengan Keppel Logistics Singapore, fokus pada sektor konsumer dan ritel. • 2013, membentuk NYK Puninar Auto Logistics, joint venture dengan NYK Japan, fokus pada industri otomotif. • 2015, bekerja sama dengan Kerry Logistics Network Hong Kong, fokus pada layanan logistik terintegrasi. SUMBER: PUNINAR, SITUS RESMI
18
EDISI III = JANUARI 2016
GENJOT BELANJA AWAL TAHUN, MAMPUKAH?
A
wal tahun monyet api ini akan tidak biasa bagi para aparat birokrasi. Presiden Joko Widodo memerintahkan belanja pemerintah digenjot maksimal. “Presiden mengingatkan untuk memasuki 2016 tidak bisa ditawar anggaran sudah mulai dilaksanakan sejak awal Januari,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam paparan pengumuman penurunan harga bahan bakar minyak Desember silam. Belanja gencar di awal tahun bukan kali ini saja di gembar-gemborkan pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah berulang kali memerintahkan hal serupa. Hasilnya; sama saja, belanja selalu saja seret sampai dengan pertengahan tahun. Adakah Jokowi akan mengalami hal yang sama? Perbedaan kali ini adalah kesiapan dana. Sepanjang Desember 2015, Kementerian Keuangan sudah mengantongi uang 62,6 triliun rupiah, hasil berutang dari pasar obligasi. Sebanyak 3.5 miliar dolar AS dari pasar Amerika Serikat, dan 15 triliun rupiah dari pasar dalam negeri. Itu semua bagian dari rencana penerbitan obligasi 532,4 triliun rupiah tahun ini. Penerbitan obligasi ‘dimuka’ sebesar itu belum pernah ada sebelumnya. Biasanya, belanja pemerintah di kuartal pertama juga hanya 15% dari total anggaran pengeluaran Negara. Banyak yang menyangsikan Jokowi mampu mengubah situasi ini. Pengamat ekonomi Ukay Karyadi menilai kendala penyerapan anggaran masih akan sama, yaitu proses pengadaan barang dan jasa memerlukan waktu cukup lama. Banyak program-pro-
19
EDISI III = JANUARI 2016
gram prioritas pemerintah tak terlaksana akibat ketidaksiapan panitia lelang dalam memutuskan pemenang tender. “Hal ini bisa diatasi, antara lain dengan penggunaan electronic catalog,” katanya. Hanya saja, Ukay menilai bahwa trobosan E-catalog juga masih jauh dari sempurna, salah satunya dari jumlah barang tersedia masih sangat terbatas. Dia menambahkan, tanpa kesigapan pengadaan barang dan jasa, upaya untuk menggentot belanja Negara di awal tahun akan sia-sia, karena banyak aparat birokrasi yang takut masuk bui karena kesalahan administrasi. Minimnya jumlah barang dalam E-catalog pernah dikeluhkan Jokowi tahun lalu. Masalahnya, kendati barang dan harga tercantum dalam katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) , namun kenyataanya barang tersebut tidak tersedia. Misalnya, barang alat kesehatan dan obat-obatan. Pada praktiknya, penyedia tetap saja perlu waktu untuk menyediakan barang ketika ada pemesanan.
POSTUR APBN 2016
ASUMSI MAKRO
20
EDISI III = JANUARI 2016
VIEW Lauren Hepler Senior Editor GreenBiz Group
9 SUPPLY CHAIN TECH COMPANIES YOU SHOULD KNOW 1. Infor The enterprise software company already generates $3 billion a year in revenue and sells industry-specific supply chain management technology, offering features such as inventory tracking and management. Whole Foods aims to push this further, adding information such as water usage required to grow a product or other sourcing data points. | www.infor.com
2. Ecovadis Not all suppliers are created equal. So EcoVadis scores supplier sustainability for buyers such as Nestle, Heineken and Verizon. As an aggregator of supplier certifications that also does independent analysis, the eight-year-old company with offices in Paris and New York also provides cumulative sustainability scorecards and specific strengths and weaknesses to suppliers themselves. | www.ecovadis.com
3. Elementum Elementum’s core offering is a subscription Big Data tool that processes information from a huge number of inputs — industry Electronic Data Interchange, major news outlets, Twitter — to alert customers of hazards such as a factory fire or major storm. The alerts are delivered through mobile apps, and the company also advertises more tailored business intelligence services. | www.elementum.com 4. Globe Ranger As a veteran of the RFID product tracking boom founded in 1999, Globe Ranger since has attempted to hone its focus to capitalize on the Internet of Things rush. A subsidiary of Japanese IT firm Fujitsu, Globe Ranger pitches centralized supply chain management software and connectivity to products equipped with RFID, mobile or sensor technology. | www.globeranger.com
21
EDISI III = JANUARI 2016
VIEW
5. LaborVoices Five-year-old LaborVoices works with both companies looking to get a handle on worker realities and directly with workers by collecting feedback over cell phone calls in multiple languages. The company operates in eight countries on four continents and is financed primarily with subscription revenue from employers who receive information like warnings about specific factories. | www.laborvoices.com
6. Good World Solutions In nearby Oakland, the nonprofit Good World Solutions has been honing a similar smartphone tool called Laborlink since a 2010 launch with 100 workers. With a goal of providing companies “real time visibility” into their supply chains, particularly in the garment and electronic industries, the organization operates an anonymous two-way cell phone communication system. | www.goodworldsolutions.org
8. FLEXE Sticking with the sharing economy analogies, FLEXE has built a brand on being “Airbnb for warehousing.” The Seattle-based upstart is also looking to establish symbiotic relationships with other companies looking to make the most of evolving supply chain capacity, selling flexible warehouse space as an enabler for sameday shipping now being offered by a range of retailers, such as Google and Amazon. | www.flexe.com
7. Cargomatic If you’re a consumer, you can use mobile apps like Uber or Lyft to hail a shared car ride. If you’re a company looking for a carrier to haul around your products, you can use the app Cargomatic to reach a truck driver with extra cargo space. The Southern California app that has raised more than $10 million from investors offers both pre-arranged and on-demand pick ups, the latter of which can arrive in as little as 15 minutes. | www.cargomatic.com 9. Cloud Logistics While not as heavy on the on-demand craze, another logistics tech company, Cloud Logistics, is among those shifting toward a combination of cloud and mobile transportation management services. The company focuses on clients in manufacturing, retail, 3PL and wholesale, offering services such as vendor-to-vendor communication, inventory tracking and other logistics analytics. | www.gocloudlogistics.com Source:http://www.greenbiz.com/article/9-supplychain-tech-companies-you-should-know
22
EDISI III = JANUARI 2016
SUPPLY CHAIN & LOGISTICS REVIEW S&L is an official monthly magazine of the Indonesian Logistics Association (ALI). Our readers are represents the supply chain & logistics profession in Indonesia, which members registered more than 3,800 professionals consisting of practitioners, academicians, regulators, and those who have interest in this field. They came from various industries, namely manufacturers, logistics providers, distributors, traders, retailers, oil & gas, and many more.
KEY READERS CLASSIFICATION Others
| 20%
Practicioners | 35% Academicians
| 25%
Regulators | 20%
2011
Logistic Provider | 30% Distributor | 20% Trader
| 15%
Retailer Oil & Gas
| 15%
55%
| 10%
OF READERS ARE INVOLVED IN THE COMPANY DECISION
KEY READER GROUPS
GOVERNMENT OFFICIALS
5%
AFFLUENT INDIVIDUAL INVESTORS
55%
FINANCIAL PROFESSIONALS
10%
INSTITUTIONAL INVESTORS
12%
SENIOR CORPORATE EXECUTIVES
18%
40% 60%
SOCIO-ECONOMIC STATUS A+
A
35% B 22% 43%
GENDER
AGE 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50
30% 35% 20% 10% 5%
RATE CARD
Contact Person Aang Wiguna Armieta Amelia Charissa Nurhayati Elsa Febriana
Warehouse Asst . Manager PT. CJ KOREA EXPRESS INDONESIA Persyaratan: • Male • Maximum 40 years old • Education Background : Bachelor’s Degree • Min Experience 5 years as Warehouse Asst Manager in logistic / freight forwarding industry • Computer Ability : Microsoft World, Excel & Power Point • Strong leadership & communication abilities with clear fluency in English • Having knowledge of Warehouse Management System • Able to work under pressure & deadline • Willing to work overtime & Teamwork • Willing to be placed in Merak Warehouse Section Head PT. INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY TBK Persyaratan: • Min. D3 Teknik Industri • Pengalaman min. 3 tahun sebagai Warehouse Section Head/Assistant Manager • Familiar dengan penggunaan material plastik dalam industri plastic packaging • Menguasai Microsoft Office, terutama Microsoft Excel • Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas dalam bidang warehouse dan sistem managemen inventory • Memiliki kemampuan analitis dan komunikasi yang baik • Bersedia ditempatkan di Purwakarta Technical Superintendent PT. INDOBARUNA BULK TRANSPORT Persyaratan: • Age maximum 45 years • Candidate must possess at least a Bachelor’s Degree of seafarers qualifications Deck or Engine / System Marine Engineering IPK min 3,0 • Having experience as a technician / port engineering on the shipping company / workshop at least 3 years. • Have Good Personality. • Willing to be assigned Jakarta and out of Jakarta or even on board sailing. Assistant Manager for Sales Export PT REERACOEN INDONESIA Persyaratan: • Bachelor degree from reputable University in B.A. or Economics. • Excellent communications, analytical and problems resolving skills. • Three years working experience in Export Sales preferably from packaging, plastic, cosmetic industries. • Available to make some travel in SEA (1 week every three months) to visit our export customers. • Excellent in English command, fluent listening, speaking and writing. Warehouse Manager PT INDUSTRIAL MULTI FAN Persyaratan: • Pria ,usia maksimal 40 tahun • Pendidikan min S1
• • • • • •
Pengalaman Minimal 5 tahun sebagai Warehouse Manager. Memahami Sistem Prosedur Gudang dan memahami ISO 9001:2008. Memiliki Jiwa Leadership yang baik. Diutamakan bisa berbahasa mandarin baik lisan maupun tulisan. Bersedia Melakukan Perjalanan Dinas. Penempatan : Tangerang
Distribution and Solution Manager PT APL LOGISTICS Persyaratan: • Bachelor Degree in Engineering Background • 6-8 experience in supply chain/distribution at managerial level • Having deep understanding of FMCG and retail distribution models • Capable to design transportation networks and optimize distribution solutions • Capable to develop distribution pricing models • Having effective presentation skill • Understands P&L • Good negotiation skill with customers to close a deal • Business solutions mindset and goal orientation • Always abreast with relevant technology • Aspirational attitude • Believes in continuous improvement Supervisor Training/Supervisor Training J&T EXPRESS Persyaratan: • Jenis Kelamin : Laki-laki / Wanita,Umur Maks. 45 Thn • Pendidikan Minimal S1 semua Jurusan • Pengalaman Minimal 7 tahun dibidangnya terutama pada perusahaan Cargo, Express • Berpengalaman dalam membuat modul dan mengerti tentang regulasi terkait materi tentang barang-barang berbahaya (Dangerous Good) • berpenampilanmenarik. • Menguasai MS Office terutama excel dan word danterbiasa menggunakan e-mail • Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik • Penempatan di Jakarta (Head Office) • 9. Bersedia melakukan perjalanan dinas ke luar kota Manager Logistic PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS TBK Persyaratan: • Maksimal 40 tahun • Minimal pengalaman 3 tahun sebagai logistics/purchasing manager • Pendidikan S-1 Teknik/sederajat • Jujur, teliti, rapih mampu mengoperasikan computer, alat-alat teknik, bahasa Inggris lisan dan tulisan