E-LEARNING oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM
1. PENGERTIAN e-LEARNING Berdasarkan penyusun katanya, e-learning dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ‘e’ yang berarti electronica dan ‘learning’ yang berarti pembelajaran. Jadi dapat diuraikan di sini bahwa e-learning adalah sebuah sistem pembelajaran
yang proses didalamnya
menggunakan alat bantu elektronika. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa apa yang selama ini disebut e-learning sejatinya tidak hanya mengenai belajar lewat internet saja, tetapi lebih jauh, sistem ini menghendaki sebuah perpaduan yang kompak antara proses pembelajaran dalam arti sosial dan hubungannya dengan alat bantu elektronika secara teknis. Menurut berbagai literatur yang ada, konsep e-learning dapat didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
2. JENIS-JENIS e-LEARNING Di dalam perkembangannya, e-learning terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. e-learning sebagai distance learning (pembelajaran jarak jauh) Suatu bentuk e-learning dimana siswa tidak perlu hadir ke tempat institusi pendidikan secara langsung. Jadi, sejak si siswa itu mendaftar, melakukan kegiatan belajar, mengikuti ujian, hingga ia dinyatakan lulus dan berhak untuk menerima sertifikat Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
1
semuanya terjadi secara on-line. Umumnya sistem seperti ini akan menarik sejumlah biaya tertentu kepada siswa atas jasa pendidikan yang telah ia berikan selama masa pendidikan. Sistem seperti ini tentu akan lebih memerlukan dukungan infrastruktur dan manajemen yang tangguh dan berkelanjutan. Karena jika tidak maka dapat memberikan citra yang buruk bagi lulusan atau alumninya. 2. e-learning sebagai pendukung sistem pembelajaran konvensional Suatu bentuk e-learning yang hanya menjadi pendukung proses kegiatan belajarmengajar di kelas. Implementasi bentuk seperti ini lebih mudah dan murah bila dibandingkan dengan e-learning bentuk pertama di atas, baik dilihat dari segi infrastruktur maupun manajerialnya. E-learning model kedua ini dapat dijadikan sarana bagi siswa, dosen, bahkan staff untuk lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuannya atas mata kuliah yang berkaitan dengan perkuliahan masing-masing.
3. SCL DAN e-LEARNING Salah satu penyebab dari munculnya sistem e-learning di Indonesia sendiri adalah karena berkembangnya sistem pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student-centered learning ). Sistem pembelajaran ini ditekankan pada proses belajar mandiri, dalam hal ini siswa mempunyai peran yang dominan dalam pengaturan proses kegiatan belajarnya sedangkan pengajar menjadi salah satu pendukung utama. Siswa dapat secara aktif belajar dengan menggunakan bermacam fasilitas dan sumber informasi sedangkan pengajar bertugas untuk menyampaikan, mengarahkan dan memantau perkembangan siswa tersebut. Untuk memadukan sebuah proses pembelajaran yang bersifat student-centered dengan aplikasi e-learning dibutuhkan suatu perangkat yang lengkap dan manajerial yang terkoordinasi dengan baik dalam hal-hal tertentu. Perangkat yang dimaksud di sini adalah ketersediaan infrastruktur yang dapat memuluskan pengimplementasian e-learning itu sendiri, di samping juga adanya suatu kondisi akademik yang mendukung terciptanya iklim SCL di universitas.. Hal ini tentu saja tidak terlepas dengan kinerja rektorat, dekanat, dosen, staff, dan mahasiswa sendiri dengan kultur dan gaya yang berbeda-beda dalam setiap pemenuhan kebutuhan pembelajarannya. Misalnya saja, kebutuhan atas e-learning bagi mahasiswamahasiswa program studi Ilmu Komputer akan berbeda dengan Program studi lainnya macam Geofisika, Elins, dsb. Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
2
4. IMPLEMENTASI e-LEARNING Pelaksanaan sistem e-learning secara total tentunya bukan pekerjaan yang gampang untuk dilakukan. Setidaknya ada dua hal yang harus dipenuhi oleh pihak fakultas untuk membangun sebuah sistem yang terbilang baru ini. Kedua hal tersebut, yaitu ; 1. pembangunan dan pengembangan infrastruktur 2.
mind-set para civitas akademi
dari kedua hal tersebut, ternyata masalah krusial biasanya justru terletak pada pembangunan mind-set para civitas akademi. Berikut adalah contoh tampilan halaman web dari moodle
5. PROSES PEMBELAJARAN e-LEARNING Sesuai dengan fungsi e-learning sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar para dosen dan mahasiswa maka isi atau content dari situs e-learning tersebut adalah sebagai Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
3
mediator bagi dosen dan mahasiswa untuk melanjutkan dan mengembangkan proses belajar yang sebelumnya telah terjadi di dalam kelas. Dengan adanya situs representasi dari e-learning ini mahasiswa dapat melakukan berbagai hal seperti melihat jadwal kuliah, nilai ujian, mengikuti quiz on-line, pengumuman dari dosen, mengumpul tugas, mengambil materi yang telah tersedia di situs sendiri maupun yang ada di link-link yang berada di dalamnya, hingga melakukan suatu yang biasanya sulit terjadi di ruang-ruang kelas tradisional, yaitu diskusi. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh situs e-learning adalah dapat memberikan ruang dan waktu yang lebih luas dibandingkan dengan waktu kuliah konvensional yang biasanya terlalu cepat berakhir meskipun mahasiwa terkadang belum paham benar akan apa yang disampaikan oleh dosen. Cukup dengan klik link forum yang ada di web site tersebut maka kita dapat bertanya sebanyak mungkin dan seaneh mungkin sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Karena ketika sedang on-line maka faktor-faktor sosial yang kadang menghambat kita untuk mengajukan pertanyaan dapat dieliminasi. Misalnya minder untuk bertanya dihadapan kelas yang ramai dengan mahasiswa, ataupun karena kita ragu-ragu apakah pertanyaan kita tersebut masih relevan dengan mata kuliah yang sedang diajarkan saat itu. Jadi keberadaan sebuah situs e-learning selain tergantung dari seorang webmaster ,dalam hal ini dosen, yang terus-menerus melakukan update terhadap situsnya juga dibutuhkan adanya suatu bentuk partisipasi aktif dari para mahasiswa selaku subyek dan obyek dari e-learning untuk ikut memanfaatkan situs tersebut seoptimal mungkin. Misalnya saja, selain ikut diskusi di dalam forum, seorang mahasiswa juga dapat memberikan semacam informasi-informasi ataupun pengetahuan baru ke dalam situs e-learning tersebut sehingga para mahasiswa yang lain yang juga tercatat sebagai anggota dari situs dapat menikmati pengetahuan yang temannya miliki. Dan seperti inilah keadaan yang diidam-idamkan oleh banyak kalangan terhadap jalannya proses SCL. Suatu sistem dimana sumber informasi tidak hanya didapat dari dosen saja, tetapi juga dapat diambil dari sumber-sumber lain yang tidak kalah bagusnya, seperti internet dan mailing-list.
Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
4
6. KELEMAHAN-KELEMAHAN e-LEARNING Disamping memiliki kelebihan-kelebihan yang memang dapat memacu perkembangan intelektual seorang mahasiswa, e-learning yang dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan website sebagai mediator pembelajaran.juga memiliki kelemahan yang krusial. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Efek radiasi monitor komputer Berlama-lama di depan komputer selain dapat mengakibatkan rasa pegal-pegal dan capek pada sekujur tubuh juga dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit di mata. Hal ini berdampak pada ketidakmampuan kita untuk berlama-lama di hadapan layer komputer. 2. Mudahnya mengkopi tugas milik teman Bila dosen memberikan tugas yang sifatnya soft copy atau digital, maka sering terjadi seorang mahasiswa dengan mudahnya meng-copy paste-kan tugas tersebut dari pekerjaan temannya. Umumnya metode e-learning menggunakan sarana attachment by e-mail untuk transfer tugas dari media disket mahasiswa ke database milik dosennya sehingga suatu pekerjaan akan bernilai minus pada factor kompetensinya. Hal yang justru bertentangan dengan maksud dari SCL ini sendiri. 3. Ketidakekonomisan biaya akses internet Masalah yang nyata ada adalah bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kocek yang tebal, artinya masih banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga ekonomi lemah yang akan sangat kesulitan bila harus aktif untuk mengakses internet untuk beberapa kali dalam seminggu. 4. Kepemilikan sebuah unit PC atau komputer Umumnya, mahasiswa-mahasiswa yang senang menggunakan layanan situs elearning dan juga berinteraksi di dalamnya adalah mahasiswa-mahasiswa yang telah memiliki sebuah PC di rumahnya atau di tempat kos. Hal ini dapat dimaklumi karena sesampainya di rumah mereka dapat membuaka ulang dan mempelajari kembali data-data yang berupa file digital di komputer rumahnya. Lalu bagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa yang belum atau bahkan tidak sanggup membeli komputer ? kemungkinan terbesar adalah mereka akan menjadi tidak terlalu bersemangat untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah situs e-learning. Lagi-lagi akan terjadi paradoks di sini bagi perkembangan pendidikan berbasis SCL itu sendiri. Mahasiswa yang sejatinya harus aktif bertindak dan mencari justru dapat menjadi malas akibat ketidakmampuan ekonominya. Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
5
5. Terminal akses public yang tidak sepenuhnya untuk belajar Banyak terjadi para mahasiswa yang sedang memanfaatkan waktu on-line gratisnya (fasilitas dari fakultas) lebih memilih bermain ke situs-situs yang kurang edukatif contohnya, ragnarog on-line, tabloid bola, dsb. Ketimbang mengunjungi situs-situs yang bermanfaat.
7. SOLUSI MASALAH-MASALAH dalam e-LEARNING Berikut adalah solusi-solusi yang dapat dijadikan alternatif pemecahan persoalan di atas : 1. Untuk mengatasi masalah efek radiasi monitor dapat digunakan kaca anti radiasi yang dapat mengurangi efek dari radiasi itu sendiri sehingga durabilitas atau ketahanan mata kita di hadapan komputer dapat terjaga. 2. Untuk mengatasi masalah kedua selain dibutuhkan kesadaran dari peserta didik dalam hal ini mahasiswa untuk berubah, dosen juga harus dengan tegas melarang terjadinya hal ini. Caranya bisa dengan pemberlakuan hukuman pengurangan nilai hingga ancaman untuk tidak menerima tugas yang merupakan hasil copy-an. 3. Masalah ini dapat diatasi dengan menggalakkan program mahasiswa mengkredit komputer. Jadi kegiatan atau acara ini merupakan acara yang diprakarsai oleh UGM selaku institusi yang bertugas untuk membantu mahasiswanya dalam kegiatan belajar dengan para pelaku bisnis komputer di jogja yang menginginkan profit dari banyaknya jumlah permintaan komputer dari kalangan mahasiswa. Masalah teknis kreditnya akan di sampaikan dalam tulisan yang lain, tapi singkatnya program semacam ini layaknya hanya diperuntukkan bagi mereka yang keluarganya kurang mampu dan mengambil suatu jurusan atau program studi yang memang banyak menggunakan komputer dalam proses kegiatan belajar-mengajar. 4. Masalah terakhir dapat dikendalikan dengan cara memutuskan sambungan on-line mahasiswa yang ketahuan sedang menggunakan haknya dengan tidak benar dari komputer server secara langsung. Diharapkan mahasiswa yang sering berulah demikian akan bertobat dan tidak melakukan kesalahan penggunaan hak lagi.
8. PENUTUP
Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
6
1. Implementasi e-learning yang optimal membutuhkan kesiapan dari semua elemen Fakultas maupun Universitas. 2. Pelaksanaan sistem e-learning dikondisikan ‘hanya’ sebagai pendukung dan motivator mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan merdeka bukan sebagai pengganti sistem konvensional maupun sebagai satu-satunya sumber yang dapat menggantikan fungsi dosen. 3. Umur e-learning akan tergantung dari dukungan dana yang kuat dan berkesinambungan dari berbagai pihak untuk terus mengaktifkan layanan ini.
DAFTAR PUSTAKA Anwas, Oos M.,2003, Model Inovasi e-learning dalam meningkatkan mutu pendidikan. Makalah Jurnal Teknodik No.12//VII/Oktober 2003. (4 Desember 2004) Permana, Wim, 2005, Implementasi E-learning di Fakultas MIPA UGM sebagai motivator SCL Soekartawi, 2003, Prinsip dasar e-learning dan aplikasinya di Indonesia. Makalah Jurnal Teknodik No.12//VII/Oktober 2003. (4 Desember 2004)
Pelatihan dan Lokakarya Pembuatan Modul Perkuliahan Berbasis Web
7