e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
E-ISSN : 2407-7712
DESAIN DAN SIMULASI PERANGKAT KERAS MULTIOPERAND MSB-FIRST ADDER BILANGAN BERTANDA MENGGUNAKAN VHDL Arief Budijanto Program Studi Teknik Elektro, Universitas Widya Kartika Surabaya
[email protected]
ABTRAKS Msb-First Adder merupakan metode penjumlahan bilangan bulat yang dilakukan mulai dari bobot bit yang paling signifikan terlebih dahulu atau dari bit paling kiri menuju kekanan. Metode pemjumlahan ini mempunyai kelebihan jika proses penjumlahan dibatasi oleh waktu (deadline), karena yang dijumlahkan terlebih dahulu adalah bit yang mempunyai bobot paling signifikan. Selain itu metoda ini juga menunjukan kinerja yang lebih baik ketika digunakan untuk menjumlahkan bilangan banyak (multioperand). Dalam penelitian ini dibuat suatu arsitektur MSB-First Adder yang diaplikasikan untuk komputasi Transformasi Fourier Diskrit (TFD). Tahapan yang dilakukan dalam peneltian ini adalah desain diagram blok arsitektur MSB-First Adder dan Arsitektur TFD yang menggunakan MSBFirst Adder, kemudian memodelkan dalam bentuk VHDL Code . Tahapan yang terakhir yaitu melakukan verifikasi dan analisis dari hasil komputasi TFD yang menggunakan MSB-First adder dibandingkan dengan TFD menggunakan LSB-First Adder dan MATLAB. Hasil akhir komputasi TFD Multioperand MSB-First dengan TFD LSB-First memperlihatkan hasil yang sama. Selain itu pada komputasi TFD Multioperand MSB-First tersedianya hasil-antara (intermediate-result) pada awal proses yang mendekati hasil akhirnya. Hasil ini tidak terjadi pada komputasi prosesor DFT LSB-First. Waktu yang dibutuhkan untuk proses komputasi TFD Multioperand MSB-First adalah 158,506 µS, sedangkan TFD LSB-First adalah 55,308 µS. Agar waktu komputasi TFD Multioperand MSB-First akan mendekati sama dengan waktu komputasi TFD LSB-First, jika pada bagian output memory (RAM dan ROM) dirubah menjadi 16 saluran output (tiap saluran 16 bit) dan multiply nya disusun paralel sebanyak 16 buah. Kata kunci: MSB-First Adder, LSB-First Adder, Hasil-Antara, VHDL, TFD
mempunyai kinerja yang baik, terutama jika batas-waktunya lebih kecil dari waktu yang dibutuhkan oleh proses, sebagaimana telah dibahas pada makalah[5,6] , Metoda ini juga menunjukan kinerja yang lebih baik ketika digunakan untuk menjumlahkan bilangan banyak (multioperand). Kinerja yang telah dibuktikan dalam makalah [5,6,10] masih terbatas pada bilangan biner tidak bertanda sedangkan Multioperand MSB-First Adder telah didesain sebatas desain arsitektur[7] belum sampai tahap implementasi dalam VDHL code. Dalam penelitian ini akan dibuat desain arsitektur Multioperand MSB-First Adder pada aplikasi arsitektur DFT (Descrete Fourier Transform) dan simulasinya menggunakan VHDL.
PENDAHULUAN Metoda penjumlah konvensional (LSBFirst Adder) adalah metoda yang sering kali dipakai dalam keseharian untuk menjumlahkan suatu bilangan, yaitu dengan cara menjumlahkan bit yang bobotnya paling ringan terlebih dahulu (paling kanan), sedangkan menuju bobot paling berat (paling kiri). Metoda ini akan mempunyai kelemanhan jika proses dibatasi oleh waktu. Jika batas-waktu (deadline) kurang dari waktu yang digunakan untuk melakukan proses maka hasil penjumlahan mempunyai tingkat akurasi yang rendah, ini merupakan konsekuensi dilakukannya penjumlahan dari LSB[5,6]. Metoda Multioperand MSB-First Adder adalah metoda penjumlahan yang dilakukan dengan menjumlahkan bit yang bobotnya paling berat terlebih dahulu (paling kiri/paling signifikan) dengan jumlah operand yang banyak. Metoda ini
Bilangan Bulat Bertanda Dalam sistem bilangan desimal, tanda dari suatu bilangan ditunjukkan dengan
41
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
sign-and-magitude
simbol + atau – sebelah kiri digit yang paling berarti (most-significant digit). Dalam sistem biner tanda dari suatu bilangan ditunjukkan dengan bit yang letaknya paling kiri (leftmost bit). Untuk bilangan positif bit paling kiri sama dengan ‘0’, dan untuk suatu bilangan negatif sama dengan ‘1’. Dalam bilangan bertanda bit paling kiri merepresentasi tanda dan bit-bit sisanya n − 1 merepresentasikan besaran. Seperti digambarkan dalam gambar 1(b). Lokasi bit yang paling kiri (most significant bit (MSB)) iniliah yang membedakan antara bilangan bertanda (signed number) dengan bilangan tidak bertanda (unsigned number). Dalam unsigned number semua bit merepresentasikan besaran dari suatu bilangan, sedangkan untuk signed number bit paling kiri ( MSB) adalah a n −1 dan sisanya
sebagai[17]:
n − 2 i ∑ 2 ai i =0 A= n −2 i − ∑ 2 ai i =0
a1
Besaran (magnitude) MSB (Most Significant Bit)
a0
a n-1
Tanda 0 menunujukan + 1 menunujukan -
a n-2
a1
…(1) Bila a n-1 = 0 Bila a n-1 = 1
Terdapat beberapa kekurangan dalam representasi sign-and-magitude. Salah satunya adalah terdapat dua representasi untuk bilangan ‘0’ : +010 = 0000 -010 = 1000 (sign-and-magnitude) Hal ini tidak sesuai untuk digunakan, karena akan menyulitkan pemeriksaan bilangan ‘0’ saat suatu operasi yang sering dilakukan oleh komputer jika dibandingkan dengan representasi tunggal[12].
n − 1 adalah besarannya ( a n−2 ,K a0 )[12]. a n-1
diekspresikan
b. Representasi 1’s Complement Didalam cara 1’s complement sebuah bilangan negatif K n-bit, didapatkan dengan mengurangkan ekivalen bilangan P, dari 2n − 1 , maka positfnya n K = ( 2 − 1) − P . Sebagai contoh, jika n = 4 maka K = (24 − 1) − p = (15)10 − P Jika bilangan +5 = (1111) 2 − P . dikonversikan menjadi suatu bilangan negatif, maka . Untuk lebih jelasnya, 1’s complement dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan cara mengkomplemenkan tiap bit dari
a0
Besaran (magnitude) MSB (Most significant bit)
(a) Bilangan Tak Bertanda (b) Bilangan Bertanda Gambar 1. Format Representasi Bilangan Bulat[12] Bilangan Negatif Bilangan negatif dapat direpresentasi dalam tiga cara yang berbeda, yaitu: tandadan-besaran (sign-and-magnitude), komplement 1 (1’s complement), dan komplemen 2 (2’s complement).
bilangan, termasuk bit tandanya (sign bit)[12].
a. Representasi Sign-and-Magnitude Didalam representasi bilangan desimal yang sudah kita kenal, besaran dari kedua bilangan positif dan negatif diekspresikan dengan cara yang sama. Hanya simbol tanda yang membedakan suatu bilangan menjadi positif atau negatif. Cara ini disebut representasi bilangan sign-and-magnitude. Dengan cara yang sama dapat digunakan dalam bilangan biner pada bagian bit tandanya, untuk ‘0’ berati bilangan positif dan ‘1’ bilangan negatif. Sebagai contoh, jika kita menggunakan bilangan 4 bit, maka +5 = 0101 dan -5=1101. Karena kesamaanya dengan bilangan desimal sign-andmagitude, representasi ini mudah dimengerti[12]. Secara umum representasi
c. Representasi 2’s Complement Representasi 2’s complement adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada representasi sign-and-magnitude dan 1’s complement. Pada representasi sign-andmagnitude mempunyai dua nilai nol yaitu +0 ( 0000 ) dan -0 (1000), seperti yang sudah dijelaskan diatas. Untuk representasi 1’s complement juga mempunyai dua buah nilai nol, yaitu +0 (0000) dan -0 (1111). Cara 2’s complement dapat dilakukan dengan menambah 1 dari bilangan yang telah di komplemenkan (1’s complement). Misal bilangan desimal -7(10), untuk mencari nilai binernya maka -7(10) harus
42
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015 dikonversikan kedalam biner positif, yaitu “0111”. Kemudian biner “0111” dikomplemenkan sehingga menjadi “1000”. Selanjutnya “1000” tambahkan dengan ‘1’, sehingga didapatkan bilangan biner dari -7(10) adalah “1001”.
N −1
y[k ] =
N −1
y[k ] =
N ) − j sin(2πkn N )}
...(3)
n=0 N −1
Bagian Imajiner : Im y[k ] = − ∑ x[ n] sin(2πkn N ) n =0
Magnitude Phase :
∑ R[i] < n − 1 >#0 @ n − j;
i =0
ACC ← A + ACC; n ← n − 1; j ← j + 1; kembali ke langkah no.1,ulangi sampai n < 0
Pemjumlah
Multioperand Bertanda
∑ x[n]{cos(2πkn)
...(2)
Dari persamaan (3) spektrum dipisahkan ke dalam : N −1 Bagian Real : Re y[k ] = x[n] cos(2πkn N ) ∑
N −1
Bilangan
...(1)
n =0
∑ R[i] < n − 1 >;
MSB-First
k = 0 ≤ k ≤ N −1
2πkn 2πkn WNkn = cos − j sin N N
i =0
[5]
∑ x[n]WNkn
n=0
N −1
Algoritma
N-1
Persamaan untuk menghitung TFD adalah sebagai berikut[9]:
R[ N − 1K0] < n − 1K 0 >; j := 1; ACC := 0
2.
N-1
Im y[ ]
Inverse DFT
Gambar 4. Ilustrasi Transformasi Fourier Diskrit[9]
Untuk semua operand di dalam register
Gambar
0 N-1
0
b. Pemjumlah Multioperand Metoda MSB-Fisrt Bilangan Bertanda Algoritma Pemjumlah Multioperand MSB-First untuk Bilangan Bertanda yang dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 3. Algoritma ini yang diterapkan pada penyelesain perihitungan Transformasi Fourier Diskrit.
3. 4.
DFT
N samples
0
a. Pemjumlah Multioperand Metoda MSB-Fisrt Bilangan Tak Bertanda Metoda ini telah di kemukan pada makalah[5] . Argoritma tersebut diperlihatkan pada gambar 2.
2. A ←
Re y[ ]
X[]
Metoda Pemjumlah MSB-Fisrt Dalam sub bab ini dijelaskan beberapa metoda pemjumlah MSB-First untuk banyak operand (multioperand) yang telah dilakukan oleh beberapa penelti sebelumnya.
1. Hitung:
Domain Frekuensi
Domain Waktu
Tak
Trasnformasi Fourier Diskrit Trasnformasi Fourier Diskrit (TFD) digunakan untuk mengubah sinyal diskrit dari domain waktu kedalam domain frekuensi. Ilustrasi TFD dapat dilihat pada gambar 4.
43
: y[ k ] = {Re y[ k ]2 + Im y[k ]2 }1 2 θ k = arctan
Im y[k ] Re y[k ]
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
Gambar 5. komputasi TFD secara l . Input biner → D = Dn −1 Dn − 2 K D1 D0 2.
Cek, Bit MSB input biner? jika MSB = ‘1’
RPISO ( positif ) [ N − 1K0] < n − 1K0 >← 2' S comp( D[ N − 1K0]) < n − 1K0 >;
jika MSB = ‘0’
RPISO ( negatif ) [ N − 1K0] < n − 1K0 >← ( D[ N − 1K0]) < n − 1K0 >; 3. 4.
ACC < p − 1K0 > ; i = 0; k = p; ACC = 0; Untuk pencacah ‘1’ bilangan positif dan negatif, Hitung: N −1
X←
∑ RPISO (negatif ) [i] < (n − 1) >;
N −1
Y←
i =0
5.
Hitung: Z ← Y − X ;
∑ RPISO ( positif ) [i] < (n − 1) >;
i =0
(ket: Z adalah bilangan bertanda 2’S comp)
6.
A ← Z n −1 @( p − k ) Z #0 @ n − 1;
7.
ACC ← A + ACC; k ← k − 1; n ← n − 1; ulangi ke langkah no.3 sampai n < 0
8.
Gambar 3. Algoritma Pemjumlah Multioperand MSB-First untuk Bilangan Bertanda yang dimodifikasi.
Arsitektur MSB-First Adder Desain arsitektur Msb-First Adder untuk bilangan bertanda ditunjukkan pada gambar 6. Arsitektur tersebut terdiri d yari beberapa blok komponen yang dintegrasikan jadi satu. Fungsi dari tiap-tiap komponen dapat dilihat dalam tabel 1.
Dalam menghitung TFD dalam penelitian ini menggunaka algoritma TFD dengan metoda komputasi secara langsung (Direct Computation of the DFT) . Algoritma tersebut dapat dilihat pada gambar 5.
Tabel 1. Fungsi Komponen Arsitektur MSB-First Adder Nama Komponen Converter Neg to Pos Dekoder 4 to 16
Gambar 5. komputasi secara TFD langsung
Register PISO
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi perancangan sistem dalam penelitian ini ditunjukkan dengan diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 5.
Leading One Bit Placer
P e ra n c a n g a n k o m p o n e n k o m p o n e n p ro s e s o r D F T d a n k o n e k s i a n ta r k o m p o n e n n y a
Accumulator
P eran can g an
Pendukung
Fungsi Mengubah bilangan negatif menjadi positif dengan cara mendeteksi sign bit bialangan biner Sebagai dekoder alamat PISO Register geser untuk menggeser data dari masukan paralel 32 bit dengan keluaran bit per bit Berfungsi sebgai pencacah banyaknya bilangan ‘1’ negatif dan positif Digunakan untuk menempatkan posisi data (D= D4 D3 D2 D1 D0 ) yang merupakan keluaran dari dari rangkaian Leading One Untuk mengakumulasi dari hasil perkalian bilangan imajiner (koefisien sin) dan bilangan real (koefisien cos)
A rs ite k tu r P ro s e s o r D F T P e m o d e la n k o m p o n e n k o m p o n e n p ro s e s o r D F T d a l a m V H D L C o d in g
Sedangkan penerapan arsitektur Msb-First Adder untuk komputasi TFD ditunjukkan pada gambar 6.
P eran can g an
V H D L C o d i n g ( M A X P L U S 1 0 .2 ) P r o s e s u n tu k p e n g e c e k a n k e s a l a h a n s in ta k s V H D L c o d i n g & m e n s im u la s ik a n d a l a m b e n tu k d i a g r a m w a k t u
K o m p i la s i & S i m u l a s i (M A X P L U S 1 0 .2 )
P r o s e s u n tu k p e n g e c e k a n d a n a n a l is a h a s i l s im u la s i u n tu k m e n g e ta h u i p e rfo rm a n s i ra n c a n g a n s i s te m
V e r if i k a s i & A n a l is a
44
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
BitMSB Input [31:0] Load
S
PISO 0 Finish
Clk
Reset
Clk
Reset
Clk
Reset
BitMSB Input [31:0]
Neg to Pos
Converter Bit(31)
Input [31:0] Load
S
PISO 1
En
Finish
Clk
Clk
BitMSB Input [31:0] Load
S
PISO 2 Finish
Ones [4:0]
BitMSB
Leading Ones
Convert [31:0]
Dari Output Multiply Bagian Real
Data [15:0]
Input [31:0] S
PISO 14 Finish
Clk
Reset
Clk
Finish
Reset
D[4:0]
Clk Reset
En
Y[35:0]
S
PISO 15
BitPlacer
Load
OnesNeg [4:0]
Decoder 4 To 16
Input [31:0]
InAddReal [35:0]
BitMSB
Ones [4:0]
Subtractor
OnesPos [4:0]
Load
Y0 Y1 Y2
Sel[3:0]
Clk
Accumulator
BitMSB
Output Real [35:0]
Reset
EnAdd Clk
Clk
BitMSB
Y14 Y15
Input [31:0] Load
S
PISO 0 Finish
Clk Reset
Clk
Reset
EnAdd Clk Reset
En
Clk
Address [3:0]
Clk
Input [31:0] Load
S
PISO 1 Finish
Clk
Reset
Clk
Reset
Ones [4:0]
Leading Ones
BitMSB
Data [15:0] BitMSB Input [31:0] Load
S
PISO 2 Finish
Reset
Reset Clk
Input [31:0] Load
S
PISO 14 Finish
Reset
Clk
TDelay
Dly1
Clk
Count[3:0]
CountShift
Clk BitMSB
En
Dly2
Reset
Gambar 6. Arsitektur Msb-FirstAdder untuk Bilangan Bertanda BitMSB
Input [31:0]
Address [3:0]
Load
S
PISO 15
Finish
Clk
Reset
Clk
Reset
En
Reset
Reset
Shift
Active Load Clk
Clk
Clk Reset
Finish
MSB-First Adder
CtrPlacer[4:0]
EnLDOnes
We
S, En
ReadRam[3:0] AddRom[3:0] EnLDOnes CtrLoad
Clk
Sel [3:0]
Adec [3:0]
CtrLoad En
Clk
Clk
Sel[4:0]
Reset
Clk
Clk
Count Enadd [4:0]
Sel[4:0]
Reset Clk Count[3:0], EnOut[4:0]
EnBitPlcr CtrPlacer[4:0] CountBuff[4:0]
C O N T R OL U N I T
CountBuff[4:0]
EnLDOnes
CountBuff[4:0]
CountIndex[4:0]
Clk Reset
Reset
CtrPlacer[4:0]
Adec [3:0]
OutImag[35:0]
EnOut[4:0]
Sel [3:0] EnLDOnes
Reset En
Clk En
IndexOutMSB Clk
Reset
Clk
Reset
Q[3:0 ]
Clk
Q[3:0]
Addr[3:0]
En
Clk
Count[4:0]
Reset
SelMux[3:0]
S
PISO 15
Reset En
TBuffer
Reset WriteRAM[3:0]
Clk
PISO 1
D_Real[35:0]
BitMSB
PISO 0
OutReal[35:0]
Neg to Pos Converter
Reset
TBuffer
Input [31:0]
Accumulator
En
En
EnBitPlcr PISO 15
Sel [3:0]
D[4:0]
En
Clk
Reset
Y[35:0]
We
CountBuff[4:0]
PISO 1
BitPlacer
Clk
We
En
EnOut[4:0]
PISO 0
Ones [4:0]
Clk
InSin[15:0] Reset Clk
Count Enadd [4:0]
OutReal[35:0]
Clk Reset
Reset
1'S Counter
Reset
Reset Clk
Data [15:0]
AddRom[3:0]
Reset
Convert [31:0]
Reset
Multiply
Clk
InX[31:0] CoefSin[15:0]
ImagMulOut[31:0]
Addr[3:0]
Clk
PISO 1
Clk
PISO 15
Y15
En
Reset
EnBitPlcr
D_Real[35:0]
CoefCos[15:0]
Twidle ROM
En
PISO 0
OutReal[35:0]
En
PISO 15
Clk
Accumulator
En
Y0 Y1
Sel[4:0] Clk
D[4:0]
Reset Clk
Decoder 4 To 16
InCos[15:0] Reset Clk
BitMSB
PISO 1
Y[35:0]
Q[3:0]
PISO 0
BitPlacer
WriteRAM[3:0]
Neg to Pos Converter
Data [15:0]
Multiply
SelMux[3:0]
Clk We Reset ReadRam[3:0]
Input [31:0]
InX[31:0] RealMulOut[31:0]
Clk En Reset
Qout[15:0]
Ones [4:0]
RAM DATA
En Clk
1'S Counter
InputXn
Convert [31:0]
INPUT Xn
Clk
Index[3:0]
En
DFT Processor With MSB First- Adder
Gambar 7. Arsitektur Msb-First Adder untuk komputasi TFD Implementasi VHDL Code VHDL Code dibuat dengan metoda pendeskripsian perilaku dari suatu rangakian Diagram blok implementasi VHDL code tingkat tinggi, menganalisa dan berdasarkan hirarkinya ditunjukkan pada menyempurnakannya sebelum melakukan gambar 8. implementasi rangkaian pada tingkat yang lebih rendah (top-down modelling).
45
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
E-ISSN : 2407-7712
Gambar 9. Diagram Blok Verifikasi Arsitektur Komputasi TFD menggunakan
Multioperand MSB-First Adder
TopDFTMSB CuDFTKonv HoldROM
HoldBuf
WriteRAM
HoldPlcr
HoldRAM
Count32
Count32 TDelay1
LeadingOnes32Bit
BitPlacer36Bit
LeadingOnes32Bit
BitPlacer36Bit
LeadingOnes32Bit
TBufferMSB
LeadingOnes32Bit
IndexOutMSB
Count32
AguReadRAM
TFD dari sinyal random yang sampling 16 point dengan frekuensi sampling 10000 Hz ditunjukkan pada gambar 9.
MultiplyNew 72X
Holdidx
Hasil Simulasi Hasil simulasi dari pengujian komputasi
TDelay1
MulImagNew
MulRealNew
Mult22
Mult22
Mult21
Mult21
AguROMNew
CuPISO Addecoder
LoadCuk
Subtractor
Subtractor
Converter
Converter
CoCos
CoSin Acc36Bit
TopPisoPosNeg32Bit
Dec4To16Wen
ShiftReg32BitPos
ShiftReg32BitNeg
16X
16X
ShiftReg32BitPos
ShiftReg32BitNeg
LatchPiso32Bit
LatchPiso32Bit
TopRam
Gambar 9. Sinyal Random disampling 16 point dengan frekuensi sampling (fs=10000Hz)
MUX16Bit
TopReg
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
Dec4To16Wen DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
DFF16
Keterangan : Hirarki Ke 1 Hirarki Ke 2 Hirarki Ke 3 Hirarki Ke 4
Gambar 8. Implementasi VHDL code Msb-First Adder untuk Komputasi TFD
(a)
HASIL DAN PEMBAHASAN Verifikasi Verifikasi dilakukan untuk menguji kebenaran rancangan arsitektur komputasi TFD yang menggunakan Multioperand MSBFirst Adder dibandingkan dengan komputasi LSB-First Adder dan matlab. Diagram blok verifikasi sistem ditunjukkan pada gambar 9. Software Referensi
DFT Matlab
(b)
Sinyal Input
DFT LSB-First Adder
Output
DUV DFT MSB-First Adder
46
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
• DFT MSB-First pada awal proses tersedia intermediate result yang mendekati hasil akhir
(c) Gambar 10. Grafik Magnitude dari komputasi DFT 16 point untuk sinyal random
(a) TFD LSB-First Adder
(a)
(b) TFD MSB-First Adder Gambar 12. Intermediate-Result output y[1] dari komputasi DFT sinyal random Saran Pengembangan Dari hasil perbandingan waktu TFD MsbFirst Adder dan Lsb-First Adder
(b)
• TFD MSB-First dalam menyelesaikan komputasi akan mempunyai waktu yang sama atau mendekati sama dengan TFD LSB-First, jika dilakukan modifikasi rancangan arsitekturnya pada bagian memory (ROM dan RAM ) dan multiply • Gambar rancangan arsitektur bagian memory (ROM dan RAM ) dan multiply yang dimodifikasi sbb:
(c)
16 Bit
Out 0
Input Xn Out 1
16 Bit 16 Bit
RAM
Perbandingan Waktu Komputasi TFD
Addr
Load
OE Out N-1
16 Bit
Register 0
16 Bit
Multiply 1
Control Unit
• Waktu Komputasi TFD 16 point Dengan LSB-First Adder = 55,308 µS Dengan MSB-First Adder = 158,506 µS • Komputasi DFT MSB-First dengan TFD LSB-First mempunyai hasil yang sama
Multiply 0
Gambar 11. Grafik phase dari komputasi DFT 16 point untuk sinyal random
16 Bit
Register 1
16 Bit Addr
OE
Out 0
Twidle ROM Out N-1
47
16 Bit
Multiply N-1
16 Bit Out 1
16 Bit
Register N-1
E-ISSN : 2407-7712
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
3. James O. Hamblen & Michael D. Furman. (2001), Rapid Prototyping of Digital Systems: A Tutorial Approach, Kluwer Academic Publisher, USA. 4. Janick B.,(2000), Writing Testbenches Fuctional Verification of HDL Models, Kluwer Academic Press,New York. 5. Kuspriyanto, Kerlooza, Y.Y., (2004),
Gambar 13. Modifikasi Arsitektur Memori
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari verifikasi dan analisa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil akhir komputasi prosesor DFT Multioperand MSB-First dengan prosesor DFT LSB-First memperlihatkan hasil yang sama. 2. Pada komputasi prosesor DFT Multioperand MSB-First tersedianya intermediate-result pada awal proses yang mendekati hasil akhirnya. Hail ini tidak terjadi pada komputasi prosesor DFT LSB-First 3. Waktu yang dibutuhkan untuk proses komputasi pada prosesor DFT Multioperand MSB-First adalah 158,506 µS, sedangkan prosesor DFT LSB-First adalah 55,308 µS. 4. Waktu komputasi prosesor DFT Multioperand MSB-First akan mendekati sama dengan waktu komputasi DFT LSB-First, jika pada bagian output memory (RAM dan ROM) dirubah menjadi 16 saluran output (tiap saluran 16 bit) dan multiply nya disusun paralel sebanyak 16 buah.
Toward New Real-Time Processor: The Multioperand MSB-First Real-Time Adder, Proceedings of DSD’2004 Euromicro Symposium on Digital System Design, Rennes-France, IEEE Computer Society. 6. Kuspriyanto, Totok B., (2005), Penjumlah
Bilangan Biner Bertanda Menggunakan 7. Metode MSB-First, Proceedings 6th Seminar on Intellegent Technology and Its Applications Surabaya Indonesia. 8. Lars Wanhammars.(1999). DSP Integrated Circuits, Academic Press, USA. 9. Stephen B. & Zvonko G.Vrinesic, (2000),
Fundamental of Digital Logic With VHDL Design, McGraw-Hill, Singapore. 10. Steven W.Smith,(1999), The Scientist and Engineer’s Guide to Digital Signal California Technical Processing,2nd, Pub.,San Diego, USA. 11. Totok Budioko.(2006), Perancangan dan
Simulasi Penjumlah Multioperand MSBFirst Pada Filter Digital, Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung. 12. Volnei A. Pedroni.(2004), Circuit Design With VHDL, MIT Press.Massahuset. Computer 13. William Stalling.(1996),
DAFTAR PUSTAKA 1. Heuring P. Vincent., H.F. Jordan,(1997),
Organization and Architecture, 4e: Designing for Performance, Prentice Hall,
Computer System Design and Architecture, Addison-Wesley,New York. 2. Joseph J. F. Cavanagh.(1985), Digital Computer Arithmetic: Design and Implementation McGraw-Hill, Singapore.
Upper
48
Saddle
River,
New
Jersey.
e-Jurnal NARODROID, Vol. 1 No.1 Januari 2015
1
E-ISSN : 2407-7712