ORIENTASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK HILIR KELAPA SAWIT :TANTANGAN KERJASAMA AKADEMIK – BISNIS- GOVERNMENT (ABG) YANG BERKELANJUTAN
E. Gumbira-Sa’id Ketua Umum Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia (MAKSI) Konferensi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit (POIDeC)
Hotel Gran Melia, Jakarta 16 – 17 Oktober 2013
STRUKTUR PRESENTASI PENDAHULUAN:
1
Tantangan Bisnis Global Pada Litbang
2
IDENTIFIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN
3
CAPAIAN KINERJA LITBANG REKAYASA PROSES HILIR
4
PENDANAAN LITBANG: KEMITRAAN A-B-G
5
REKOMENDASI KEBIJAKAN
PENDAHULUAN TANTANGAN BISNIS GLOBAL PADA LITBANG
Tantangan Bisnis Global Pada Litbang Rekayasa Proses Hilir Industri Kelapa Sawit 1. Teknologi Ramah Lingkungan: Kurangi emisi karbon dari Deforestasi, penggunaan Lahan Gambut dalam dan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS / POME) 2. Produk Sehat dan Aman dikonsumsi 3. Memenuhi Persyaratan Standar Mutakhir 4. Sumber Teknologi: Impor (AS, Belanda, Jerman, Inggris, Prancis, Swiss, Jepang) 5. Litbang Didominasi Kekuatan MNC’s (sekitar 200 perusahaan) 6. Skema kerja sama Tidak Setara (peneliti pelengkap – prasyarat untuk akses ke bahan baku?)
Hubungan Antar Konsep Kunci Inovasi Teknologi PERANAN MAKSI ? Dunia Teknis
Dunia Komersial
Kewirausahaan Teknologi
= Kemampuan Administrasi
Hasil
Invention/Temuan Ilmiah/Teknologi
+
Inovasi Teknologi
Aktivitas Perbaikan & Eksperimen
Aktivitas Riset
Aktivitas Pengembangan
Aktivitas Pengembangan Produk/Proses
Aktivitas Pengembangan Pasar
Ilustrasi Peningkatan Nilai Tambah Produk Hilir Kelapa Sawit CPO
0% (basis)
1.168 USD/Ton
14%
CPKO Minyak Goreng Sawit
1.322 USD/Ton
35%
1.575 USD/Ton
Margarine/Shortening
48%
1.732 USD/Ton
Confectionaries *)
39%
1.850 USD/Ton
Metil Ester
82%
Fatty Acids
2.123 USD/Ton
141%
Fatty Alkohol *)
2.820 USD/Ton
217%
Surfaktan
4.200 USD/Ton
5.450 USD/Ton
Kosmetik **)
366%
522%
8.230 USD/Ton 0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
450%
Harga per April 2012. Perhitungan menggunakan basis massa (%massa) dengan faktor konversi
CPKO,
**)
bahan dasar kosmetika (Kemenperin, 2012)
500% *)
550%
berbasis
Hasil Analisis 10 Pemegang Paten Kelapa Sawit Dunia:: Semua MNC’s Dunia (M. Hendra Wibowo dan E. Gumbira-Sa’id, 2011) The Procter & Gamble Company 1070; 14.35% Unilever PLC
210; 2.82%
Unilever N.V.
152; 2.04%
L’Oreal
105; 1.41%
DSM IP Assets B.V. Nestec SA
95; 1.27%
87; 1.17% 59; 0.79%
Colgate-Palmolive Company Societe Des Produits Nestle S.A. Cargill Incorporated
55; 0.74%
49; 0.66%
The Lubrizol Corporation
47; 0.63%
Hasil Analisis Pemegang Paten Kelapa Sawit Negara Negara-Negara Asean (M. Hendra Wibowo dan E. Gumbira-Sa’id, 2011)
No
Negara
Jumlah (Paten) % Dunia % ASEAN
1
Malaysia
79
1.06
65.83
2
Singapura
34
0.46
28.33
3
Thailand
4
0.05
3.33
4
Indonesia
3
0.04
2.50
TOTAL
120
1.61
100
IDENTIFIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN DALAM LITBANG INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT
BERBAGAI RAGAM KENDALA 1
Data dasar mengenai kekuatan SDM kelapa sawit Indonesia belum tersedia. MAKSI hanya memiliki database anggotanya yang jumlahnya hanya sekitar 400 orang.
2
Data dasar mengenai SDM kelapa sawit Indonesia pada semua jenjang pendidikan (D1 s/d D4; S1, S2 dan S3) belum terpetakan
3
Informasi khusus mengenai kepakaran dan kompetensi pada lingkup kerja industri kelapa sawit (pemulia tanaman, akhli agronomi, ilmu tanah; proteksi tanaman; akhli bioteknologi, rekayasa proses, permesinan industri sawit dll) belum tersedia
4
Berpatokduga ke RRCina dalam pengembangan industrinya, RRCina menghasilkan sekitar 8000 Doktor setiap tahunnya, sedangkan Indonesia baru mampu menghasilkan 800 Doktor per tahunnya
3
Industri kelapa sawit adalah industri yang padat Ilmu Pengetahuan dan teknologi, sehingga memerlukan SDM yang kompeten dalam bidangbidang teknologi terdepan dunia (Bioteknologi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, nanoteknologi dll)
FOKUS LITBANG MAKSI (Sesuai Dengan Program Riset Unggulan Strategis Nasional Nasional:: RUSNAS 2002 – 2009) Pengembangan Teknologi Tribologi (gemuk basis poliester, gemuk basis estolide, minyak pelumas, gemuk FOKUS otomatif, bio-grease, aditif dan biofuel) I
Pengembangan teknologi Surfaktan dan Emulsifier (fatty FOKUS alcohol sulfate, monoacyl glycerol, monodiacyl glycerol, Na-CMC) II
Pengembangan teknologi farma dan Nutraceuticals (healthy FOKUS oil, low calorie fat, medium chain triglyceride, essential III fats rich oil, omega-e rich oil)
Pengembangan teknologi Oleo-Pangan: Lemak Spesial FOKUS (cocoa butter alternatives, high stability oils, medium chain triglycerides) IV
Orientasi Litbang Pemanfaatan Biomassa Hasil Panenan Kelapa Sawit
Diversifikasi Produk Hilir Sawit
Peningkatan Nilai Tambah Hasil Samping/Limbah/ Agribisnis/Agroind ustri Sawit
• Specialty fat (CBE, Spread, dll) • Surfaktan (MDAG, APG, dll) • Karoten sawit
• Papan Komposit • Biopellet dari pelepah • Briket dari spent bleaching earth
PEMETAAN LEMBAGA PENELITIAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT
Penelitian Tribologi Biodiesel : ITB, IPB, UI, dll Gemuk/Grease : UI Bioaditif : UI
Penelitian Oleofood IPB PPKS
UGM UNM
Penelitian Surfaktan LIPI PPKS IPB Penelitian FarmaseUtikal Nutrasetiakl PPKS IPB
LEMBAGA PENDUKUNG KEGIATAN KELAPA SAWIT
PPKS Medan SEAFAST Center IPB Pusat Penelitian Sumber daya Hayati dan Bioteknologi IPB PSP3 IPB Pusat Penelitian Bioteknologi ITB
Pusat Penelitian Ilmu Hayati ITB Pusat Penelitian Bioteknologi UGM Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM Direktorat Agroindustri BPPT (P3TA) Balai Penelitian Bioteknologi dan Perkebunan Indonesia Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Forum Biodiesel Indonesia (FBI) Universitas Lampung
SEAMEO Biotrop IPB PPP-Biotech BPPT ThemeGallery is a KPBS Design P3KT LIPIDigital (PP Kimia) Content & BB Biogen Contents mall PTdeveloped Smart Tbkby PT Makin Group Guild Design Inc. PT KPN/Cahaya Kalbar
Diagram Skematik Permasalahan Litbang Dalam Proses Hilir Industri Kelapa Sawit Mutu hasil penelitian rendah dan beragam
LINGKUP TEKNOLOGI SEDERHANA
Tanggung jawab peneliti berat
Diperlukan kreasi dan introduksi teknologi Dana penelitian minimal dan tidak multi tahun
Skim beragam pendanaan kecil-kecil Diperlukan Perbaikan Pendanaan Penelitian
Bantuan pemerintah melalui pengembalian sebagian pajak ekspor ?
Kerjasama dengan perusahaan swasta, mnc’s dan filantropis?
ANALISIS KESENJANGAN PADA PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT (2012(2012-2013) Analisis Kesenjangan Internal
F
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
A
B
A = Luas Lahan Perkebunan E
C
B = Volume Produksi CPO C = Infrastruktur Transportasi Darat
D
D = Pelabuhan dan sarana lainnya E = Kebijakan Pemerintah F = Industri Inti dan Pengolah
ANALISIS KESENJANGAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KELAPA SAWIT (2012(2012-2013) Analisis Kesenjangan Eksternal
D
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
A
B
A = Sinergi Pemerintah daerah dan Pusat B = Adanya Pesaing Klaster Industri Kelapa Sawit
C
C = Permintaan Pasar Global D = Saluran distribusi dan ekspor Produk kelapa sawit
INFRASTRUKTUR : Kendala Dalam Pengembangan Klaster Industri Kelapa Sawit TRANSPORTASI DARAT
Dumai
Maloy
Sei Mangkei
PELABUHAN
Dumai
Sei mangkei
Maloy
RUJUKAN PATOKDUGA: POIC Lahad Datu Malaysia (Lynette, 2013)
Piperacks
Pipeline interchange
Jalan Raya
Liquid bulk terminal (100.000 DWT)
Dry bulk terminal (30.000 DWT)
Under development
CAPAIAN KINERJA LITBANG REKAYASA PROSES HILIR
HASIL RUSNAS INDUSTRI SAWIT (KNRT : 20022002-2009) lanjutan lanjutan... ... Biodiesel
TRIBOLOGI
Biogrease /Gemuk Pelumas
Gliserin
Kosmetik
OLEOKIMIA MAG & DAG
Surfaktan
HASIL RUSNAS INDUSTRI SAWIT (KNRT : 20022002-2009) Spread fat Minuman emulsi
NUTRACEUTICAL CBE, CBS
FARMASEUTICAL
Microenca psulate
HASIL LITBANG INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT BERBASIS CPO DAN PKO: Skala Lab Sampai Pilot Plan CPO untuk produksi pangan (minyak goreng, margarin shortening, salad dressing, vanaspati, ghee, cookies etc.) Minyak kelapa sawit untuk emulsifier Minyak kelapa sawit untuk produksi Cocoa Butter Substitute (CBS) Palm Kernel Oil (PKO) untuk produksi oleokimia CPO dan PKO untuk nutrisi dan kesehatan (Vitamin A, E, nutraceuticals dll.) Membrane Filtrasi untuk peningkatan nilai minyak goreng Minyak goreng curah untuk UKM Penggunaan minyak goreng yang berulang oleh UKM dan pedagang kaki lima Minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel.
HASIL ORIENTASI TOPIK LITBANG OLEOKIMIA (Fatty Alkohol Alkohol))
Fatty Alcohol
Fatty Alcohol Etoxylate
Polyglycol ether Fatty Alcohol Sulphate Fatty Alcohol Etoxylate
Fatty alcohol sulphosuccinate Fatty alcohol ether phosphate Fatty alcohol ether sulphate Fatty alcohol alkoxylate
HASIL IDENTIFIKASI ORIENTASI TOPIK LITBANG BIOMASSA DAN LIGNOSELULOSE LIGNIN (Polimer fenol) • Perekat alami dan adhesif • Sub-bituminous coal • Sulphur-free solid fuel
HEMISELULOSA Contents • Xylose • Xylite • furfural (furan resins, produk kimiawi, Nylon 6, Nylon 6,6)
- Click to add Text
SELULOSA • polimer glukosa - produk fermentasi (etanol, asam laktat, aseton-butanoletanol)
- Click to add Text - Click to add Text
HASIL IDENTIFIKASI ORIENTASI TOPIK LITBANG SURFAKTAN
Methyl ester sulfonate: Surfaktan basis sabun, deterjenSubstitusi alkil benzen minyak kelapa sawit (CPO – PKO) sulfonat dari minyak bumi
Aplikasi baru untuk industri minyak bumi (in Process Flooding and Oil WellDescription Stimulation) of the contents
Minyak pelumas dan gemuk
Bahan pewarna (tinta cetak)
Produksi sabun sederhana oleh UKM
ANALISIS KESENJANGAN INDUSTRI OLEOKIMIA (Kerangka Penilaian Daya Saing IMD) (Yoyo, Daryanto Daryanto,, Gumbira--Sa’id dan Hasan, 2013) Gumbira
ANALISIS KESENJANGAN INDUSTRI OLEOKIMIA (Kerangka Penilaian Daya Saing WEF) (Yoyo, Daryanto Daryanto,, Gumbira--Sa’id dan Hasan, 2013) Gumbira
FAKTOR TERPENTING PADA PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KELAPA SAWIT (Hasil AHP) (Aryanthi Aryanthi,, Gumbira Gumbira--Sa’id dan Johar Johar,, 2013) STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Level 1 FOKUS
Level 2 FAKTOR
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG (0,493)
INDUSTRI INTI DAN PENGOLAH (0,231)
PESAING KLASTER INDUSTRI (0,109)
PERMINTAAN PASAR GLOBAL (0,167)
Level 3 AKTOR
PEMERINTAH (0,401)
SWASTA (0,316)
MASYARAKAT(0,12 8)
AKADEMISI (0,156)
Level 4 TUJUAN Level 5 ALTERNATIF STRATEGI
MENCIPTAKAN KONEKTIVITAS GLOBAL (0,420)
MENINGKATKAN NILAI TAMBAH (0,218)
PENINGKATAN INOVASI PRODUK (0,303)
MENINGKATKAN DAYA SERAP PASAR (0,224)
PENINGKATAN INFRASTRUKTUR (0,309)
MEMPERBAIKI REGULASI (0,234)
PENINGKATAN KONEKTIVITAS (0,388)
SKEMA PENDANAAN LITBANG: KEMITRAAN A-B-G
ORIENTASI LITBANG YANG IDEAL EVALUASI
Dukungan Pendanaan Pemerintah (Block Grant) Dukungan Baya Industri
Kemitraan Litbang Inovasi Teknologi Sains,Teknol ogi dan Pengetahuan
DAMPAK
MANFAAT
KELUARAN
MASUKAN
Percepatan Implementasi Teknologi Kerjasama Komersial
UMPAN BALIK
Peningkatan Kesejahteraan Nasional Secara Luas
PELUANG PENINGKATAN INOVASI DAN TECHNOPRENEURSHIP IDENTIFIKASI KONDISI LITBANG
KOMPARASI DENGAN TEKNOLOGI MNC’S
STUDI PUSTAKA DAN PATOKDUGA
IIDENTIFIKASI LEVEL PENERAPAN TEKNOLOGI
OPSI KREASI TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN REKAYASA PERALATAN
PENERAPAN TEKNOLOGI INOVATIF
VISI PENCAPAIAN TECHNOPRENEURSHIP SECARA IDEAL Alokasi Anggaran (Min.1% GDP)
Keberhasilan Penguasaan Technopreneurship di PerguruanTinggi
Saat ini alokasi litbang baru sebesar 0.07 – 0.1 % GDP
Inovasi Keterampilan SDM
Riset
Hubungan antara Penelitian Terapan dan Pengembangan industrial
Pendidikan
EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR PEMBANGANUNAN BERKELANJUTAN
Peranan sentral pendidikan tinggi/ Pengembangan Teknologi dalam Inisiatif Nasional
Integrasikan Dengan MP3EI
REKOMENDASI KEBIJAKAN
REKOMENDASI KEBIJAKAN 1. Diperlukan perbaikan sistem pendanaan litbang nasional, yang mampu bersaing dengan negara-negara lain, yakni pada kisaran 2% dari PDB. 2. Diperlukan peningkatan perbaikan infrastruktur penelitiaan dan pengembangan, serta infrastruktur fisik dalam pengembangan industri hilir kelapa sawit, terutama di dalam klaster industri. 3. Mengingat Kondisi semua faktor daya saing industri hilir saat ini, baik berdasarkan kerangka penilaian daya saing IMD maupun WEF, baru memiliki kinerja sekitar 76 – 78 %, yakni sangat jauh berada di bawah kondisi ideal yang seharusnya, maka diperlukan koordinasi yang baik dari Pemerintah dan Para pemangku kepentingan industri kelapa sawit yang lainnya.
Terima Kasih! Kasih!
