DAFTAR NOTASI Ag An Atp Al As As’ At Av
b bo bw C Cm Ct d d’ db D e E
= Luas bruto penampang (mm2) = Luas bersih penampang (mm2) = Luas penampang tiang pancang (mm2) = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm2) = Luas tulangan tarik non prategang (mm2) = Luas tulangan tekan (mm2) = Luas satu kaki sengkang tertutup pada daerah sejarak s untuk menahan torsi (mm2) = Luas tulangan geser pada daerah sejarak s atau luasan tulangan geser yang tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak s pada komponen struktur lentur tinggi (mm2) = Lebar daerah tekan komponen struktur (mm) = Keliling dari penampang kritis yang terdapat tegangan geser maximum pada pondasi (mm) = Lebar badan balok atau diameter penampang bulat (mm) = Jarak dari serta tekan terluar ke garis netral (mm) = Faktor lain yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatu diagram momen merata ekivalen = bn.d / Σx.2y, faktor yang menghubungkan sifat tegangan geser = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (mm) = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategangan (mm) = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati = Eksentrisitas gaya terhadap sumbu (mm) = Pengaruh beban gempa atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan gempa
xviii
Ec Es EI f f c’ fy h I
= = = = = = = =
Ix Iy Ig
= = =
k l ld ldb lhb ldh lx ly Mu Mn Mtx Mty Mlx Mly M1b
= = = = = = = = = = = = = = =
M2b
=
Modulus elastisitas beton (MPa) Modulus elastisitas baja tulangan (MPa) Kekuatan lentur komponen struktur tekan Lendutan yang diijinkan (mm) Kekuatan tekan beton (MPa) Kuat leleh baja yang disyaratkan (MPa) Tebal atau tinggi total komponen struktur (mm) Momen inersia penampang yang menahan beban luar terfaktor (mm4) Momen inersia terhadap sumbu x (mm4) Momen inersia terhadap sumbu y (mm4) Momen inersia penampang bruto terhadap garis sumbunya dengan mengabaikan tulangannya (mm4) Faktor panjang efektif komponen struktur tekan Panjang bentang balok (mm) Panjang penyaluran (mm) Panjang penyaluran dasar (mm) Panjang penyaluran kait (mm) Panjang kait (mm) Ukuran bentang terkecil pelat (mm) Ukuran bentang terbesar pelat (mm) Momen terfaktor (N-mm) Momen nominal (N-mm) Momen tumpuan arah sumbu x (N-mm) Momen tumpuan arah sumbu y (N-mm) Momen lapangan arah sumbu x (N-mm) Momen lapangan arah sumbu y (N-mm) Nilai yang lebih kecil dari momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisa rangka elastis konvensional, positif bila komponen struktur melengkung dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melengkung dalam kelengkungan ganda Nilai yang lebih besar dari momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan yang tidak menimbulkan
xviii
Pb
=
Pc Pn
= =
S Smax Tc
= = =
Tn Ts
= =
Tu Vc
= =
Vn Vs
= =
Vu x
= =
y
=
x1
=
y1
=
α
=
αm
=
goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisa rangka elastis konvensional (N-mm) Kuat beban aksial nominal dalam kondisi regangan seimbang (N) Baban kritis (N) Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan (S) Jarak sengkang (mm) Jarak maksimum sengkang yang diijinkan (mm) Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh beton (N-mm) Kuat torsi nominal (N-mm) Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh beton (N-mm) Momen torsi terfaktor pada penampang (N-mm) Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N) Kuat geser nominal (N) Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (N) Gaya geser terfaktor pada suatu penampang (N) Dimensi pendek dari bagian berbentuk persegi dari penampang (mm) Dimensi panjang dari bagian berbentuk persegi dari penampang (mm) Jarak dari pusat ke pusat yang pendek dari sengkang tertutup (mm) Jarak dari pusat ke pusat yang panjang dari sengkang tertutup (mm) Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur suatu pelat dengan lebar yang dibatasi dalam arah lateral oleh sumbu dari panel yang bersebelahan (bila ada) pada tiap sisi dari balok Nilai rata-rata α untuk semua balok tepi dari suatu panel
xviii
βd
= Rasio beban mati aksial terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor, dimana beban yang ditinjau hanyalah beban gravitasi dalam menghitung Pc βc = Perbandingan sisi kolom terpanjang dengan sisi kolom terpendek ρ = Rasio tulangan terik non pratekan ρb = Rasio tulangan tarik non pratekan ρmax = Rasio tulangan tarik maksimum ρmin = Rasio tulangan tarik minimum ρ’ = Rasio tulangan tekan pada penampang bertulangan ganda φ = Faktor reduksi kekuatan σ = Tegangan ijin baja (kg/cm2) o σ = Tegangan yang terjadi pada suatu penampang (kg/cm2) τ = Tegangan geser yang diijinkan (kg/cm2) o τ = Tegangan geser pada suatu penampang (kg/cm2) δb = Faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan δb = Faktor pembesar momen untuk rangka yang tidak ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibat beban lateral dan gravitasi ε = Regangan (mm) εc = Regangan dalam beton (mm) εcu = Regangan beton maksimum di mana terjadi keretakan (mm) εs = Regangan pada baja tarik (mm) εs’ = Regangan pada baja tekan (mm ) I = Momen inersia penampang kt = jarak serat atas ke cgc kb = jarak serat bawah ke cgc Ag = Luas penampang
xviii
e dc σti
σci σt σc Fi F
= Jarak gaya pratekan ke garis netral (cgc) = Letak cgs dari serat terluar = Tarik beton yang diijinkan pada saat awal 0,25 kecuali pada ujung balok diatas dua tumpuan dimana 0,5 = Tegangan tekan beton yang diijinkan pada saat awal 0,6 f’ci = Tarik beton yang diijinkan pada beban kerja 0,5 = Tegangan tekan beton yang diijinkan pada beban kerja 0,45 f’c = Gaya prategang awal pada saat transfer = Gaya prategang efektif 0,75 − 0,85 Fi
xviii
PERHITUNGAN DESAIN STRUKTUR RUKO BELMOND GREEN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Bidang Studi Bangunan Gedung Program Studi DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh: SALOMON PARLINDUNGAN Nrp. 3103 039 203 CANDRA PIPIT S. Nrp. 3103 039 205
Disetujui Oleh Pembimbing Tugas Akhir
xviii
Ir. Dicky Imam Wahjudi, MS NIP 131 618 503
SURABAYA,
Pebruari, 2007
PERHITUNGAN DESAIN STRUKTUR RUKO BELMOND GREEN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH Nama Mahasiswa 1 : Salomon Parlindungan NRP : 3103 039 203 Nama mahasiswa 2 : Candra Pipit S. NRP : 3103 039 205 Jurusan : D3 Teknik Sipil FTSP – ITS Dosen Pembimbing : Ir. Dicky Imam Wahjudi, MS Abstrak Pada “Perhitungan Desain Struktur Ruko Belmond Green” ini beban gempa rencana diperhitungkan dengan menggunakan faktor daktilitas µ, dimana 1,0 ≤ µ ≤ µm sebagai perhitungan struktur gedung ini. Berdasarkan SNI 03-1726-2002 untuk sistem rangka pemikul momen menengah µmaks = 3,3, maka diambil µ = 3,3. Mutu beton yang digunakan fc’ = 22,5 MPa dengan mutu baja fy = 320 MPa. Perhitungan perencanaan struktur meliputi : struktur atas (atap, sekunder dan utama) dan struktur bawah (sloof, pondasi dan poer) dengan menggunakan metode perhitungan SRPMM, sehingga struktur bangunan diharapkan mampu membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga masih dapat diperbaiki dan membatasi ketidaknyamanan penghuni ketika terjadi gempa. Pedoman yang dipakai dalam perencanaan struktur bangunan ini adalah : SNI 03–2847–2002, PBBI 1971, PPIUG 1983, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Indonesia SNI 03–1726-2002. Analisa perhitungan untuk keduanya dilakukan
xviii
dengan alat bantu program SAP 2000 v.9.0.3. Beban gempa pada struktur dihitung dengan mengguna-kan metode analisa respons spectrum dinamis yang didefinisikan sebagai beban massa pada joint-joint dari struktur. Kata kunci: Struktur Rangka, Mekanisme Lentur, Pemikul Momen, Daktilitas
STRUCTURAL DESIGN CALCULATIONS ON BELMOND GREEN SHOPHOUSE USING THE INTERMEDIATE MOMENT RESISTING FRAMES PROCEDURES Student Name 1 NRP Student Name 2 NRP Majors Lecture Conselor
: Salomon Parlindungan : 3103 039 203 : Candra Pipit S. : 3103 039 205 : D3 Civil Engineering FTSP – ITS : Ir. Dicky Imam Wahjudi, MS
Abstract Within the procedure of Intermediate Momen resisting Frame (IMRF), the design earthquake load is defined by taking into account the ductility factor µ, which is 1,0 ≤ µ ≤ µm. Based on the SNI 03 – 1726 – 2002 code, such framing structure has been stated to use µm.= 3,30. For this structure the concrete strength is taken as fc’ 22,50 Mpa, while the rebar stell is taken as fy = 320 Mpa. The design calculations covers upper structure, i.e. roof slab, secondary structures, and main structural frame, and subsstruktures, that is tie- beam, piles and piles caps of footing systems. By utilizing the procedure of IMRF, structure is expected to minimize damage under small to moderate earthquake, and to reduce the feeling of uncomfortble for the inhabitants.Codes used in this work are the SNI 03- 2847 –
2002, the PBI – 1971, the PPIUG 1983, and the SNI 031726- 2002. the structural systems have been analyzed by using the SAP 2000 aplication.the eartquake influence has xviii
been calculated as a response spectrum dinamik local, such load can be utilized by applying a response spectrum function to the system of the structure. keywords: The System Construct, Limber Mechanism, Taker Momen, daktility KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini dengan baik. Proyek Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Teknik Sipil – ITS Surabaya. Selama menyusun laporan ini hingga selesai, tak lepas dari bantuan semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankan kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Ir. Boedi Wibowo, CES; selaku Koordinator Program Studi Diploma III Teknik Sipil FTSP ITS. 2. Bapak Ir. Dicky Imam Wahjudi, MS; selaku dosen pembimbing Proyek Akhir yang membantu mendidik dan mengarahkan, sehingga Laporan Proyek Akhir ini dapat terselesaikan. 3. Bapak Nur Ahmad Husin, ST, MT; selaku dosen wali kami. 4. Bapak / Ibu dosen pengajar Program Diploma III Teknik Sipil ITS khususnya Dosen pengajar urusan Bangunan Gedung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama di bangku kuliah. 5. Orang tua /wali kami, saudara-saudara kami tercinta yang senantiasa memberikan dorongan, semangat serta doa, sehingga kami dapat behasil.
xviii
6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Bangunan Gedung DIII Teknik Sipil ITS yang telah memberikan dukungan serta kerjasama yang baik. 7. Semua pihak yang telah membantu sehingga Proyek Akhir ini terselesaikan. Semoga semua amal orang-orang yang telah membantu kami diterima oleh Allah sebagai ibadah. Amien. Kami berharap Laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya pada diri kami sendiri. Surabaya, Januari 2007
Penyusun
DAFTAR ISI Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel
ii iv vi ix xviii
Daftar Gambar Daftar Notasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
x xiii
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Masalah
1 2 3 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Umum Filosofi Perencanaan Konsep Perencanaan Syarat Perencanaan Struktur Open Frame
5 6 6 7 7
BAB III METODOLOGI 3.1 Data Perencanaan 3.2 Peraturan Yang Dipakai 3.3 Pembebanan 3.4 Perencanaan Pelat 3.5 Perencanaan Balok 3.6 Perencanaan Kolom 3.7 Hubungan Balok Kolom 3.8 Perencanaan Balok Pratekan 3.9 Perencanaan Pondasi
9 9 9 11 15 22 23 26 33
BAB IV PERENCANAAN DIMENSI STRUKTUR 4.1. 4.1.1. 4.1.2.
Perencanaan Dimensi Struktur Utama Perencanaan Dimensi Balok Perencanaan Dimensi Kolom
xviii
39 39 40
4.2. 4.3. 4.3.1. 4.3.2.
Perencanaan Dimensi Sloof Perencanaan Dimensi Pelat Perencanaan Dimensi Pelat Lantai Perencanaan Dimensi Pelat Atap
44 45 45 49
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 5.1 5.1.1. 5.1.2. 5.1.3. 5.1.4. 5.2 5.2.1. 5.2.2. 5.2.3. 5.2.4. 5.2.5. 5.2.6. 5.2.6. 5.3 5.3.1. 5.3.2. 5.4 5.4.1. 5.4.2. 5.4.3. 5.4.4.
Perhitungan Pelat Pembebanan Pelat Analisa Momen Pelat Penulangan Pelat Lantai Penulangan Pelat Atap Perencanaan Tangga Dimensi Tangga Pembebanan Tangga Pembebanan Bordes Perhitungan Gaya Dalam Tangga Penulangan Pelat Tangga Penulangan Pelat Bordes Penulangan Balok Bordes Perencanaan Balok Anak Perhitungan Pembebanan Penulangan Balok Anak Perencanaan Balok Penggantung Lift Data Perencanaan Koefisien Kejut Beban Hidup Pembebanan Menghitung Momen
55 55 57 57 89 105 106 108 108 109 112 115 117 123 123 125 138 138 139 140 141
BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 6.1.
Umum
147
xviii
6.2. 6.3. 6.3.1. 6.3.2. 6.3.3. 6.3.4. 6.3.5. 6.3.6. 6.3.7. 6.3.8. 6.3.9. 6.3.10. 6.3.11. 6.3.12. 6.4. 6.4.1. 6.4.2. 6.4.3. 6.4.4. 6.4.5. 6.4.6. 6.5. 6.5.1. 6.5.2. 6.5.3.
Data Perencanaan Perhitungan Pembebanan Titik Pusat Massa Bangunan Titik Pusat Kekakuan Struktur Massa Beban Tiap Lantai Analisa Beban Gempa Perhitungan Beban Mati Perhitungan Gaya Dalam Taksiran Waktu Getar Alami Faktor Reduksi Gempa & Faktor Keutamaan Distribusi Fi Perhitungan Gaya Geser Dasar Perhitungan Terhadap T Rayleigh Kontrol Simpangan Antar Tingkat Perencanaan Balok Penulangan Lentur Balok Penulangan Geser Balok Penulangan Torsi Balok Kontrol Retak Panjang Penyaluran Perencanaan Balok Pratekan Perencanaan Kolom Perhitungan Tulangan Memanjang Kolom Perhitungan Tulangan Transversal Desain Hubungan Balok Kolom
147 148 148 149 153 162 165 165 167 167 167 168 170 172 174 174 180 182 183 184 185 204 205 210 213
BAB VII PERENCANAAN PONDASI 7.1. 7.2. 7.2.1. 7.2.1. 7.3. 7.4.
Umum Perencanaan Pondasi Daya Dukung Tiang Kelompok Tiang Penulangan Lentur Poer Kontrol Geser Ponds
xviii
217 217 218 219 221 224
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR – DASAR PERENCANAAN
2.5. Gaya Lintang Rencana Untuk SRPMM 2.6(a). Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah bila Lendutan Tidak Dihitung 2.6(b). Tebal Minimum Pelat Tanpa Balok Interior 2.7. Panjang Penyaluran Batang Ulir dan Kawat Ulir
16
18 20 30
BAB III
PERENCANAAN AWAL STRUKTUR
BAB IV
PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
BAB V
PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER xviii
BAB VI PERENCANAAN PONDASI 6.1.1 Konsistensi Jenis Tanah berdasarkan Kedalamannya 6.3. Nilai Konus dan JHP
142 143
BAB VII PENUTUP TABEL
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR BAB I BAB II
PENDAHULUAN DASAR – DASAR PERENCANAAN 2.5.Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM
BAB III
PERENCANAAN AWAL STRUKTUR 3.1a. Denah Balok dan Kolom Lantai 2 (+3,98) 3.1b. Denah Balok dan Kolom Lantai 3 (+7,73) 3.1c. Denah Balok dan Kolom Lantai 4 (+11,48) 3.1d. Denah Balok dan Kolom Lantai Atap (+15,23) 3.1e. Denah Balok dan Kolom Lantai Atap (+18,73) 3.3a. Denah Sloof dan Kolom Lantai 1 3.4a. Pelat lantai tipe S 1 4.4a. Pelat Atap tipe S 1
xviii
16
37 39 43 46 49 57 58 65
BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 4.1.3a Asumsi Pelat Terjepit Penuh 4.1.3b Asumsi Tinggi Manfaat Pelat dx, dy 4.1.4c Sketsa Penulangan Pelat 4.2.1a Tangga T-1 4.2.1b Tangga T-2 4.2.3a Asumsi Tinggi Manfaat Pelat dx, dy 4.2.3.3a Sketsa Balok Kantilever dan Kolom BordesTangga
75 76 81 85 87 90 95
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 5.1.1a 5.1.1b 5.1.1c 5.1.1d 5.1.1e 5.1.1f 5.1.1g 5.1.1h 5.1.1i
Tata Letak struktur tampak 3D Permodelan Struktur Akibat Komb. 1 Permodelan Struktur Akibat Komb. 2 Permodelan Struktur Akibat Komb. 3 Permodelan Struktur Akibat Komb. 4 Permodelan Struktur Akibat Komb. 5 Permodelan Struktur Akibat Komb. 6 Permodelan Struktur Akibat Komb. 7 Diagram Momen Akibat Kombinasi Beban mati, Beban Hidup dan Beban Gempa 5.1.1j Gambar Penampang Balok dan Tulangan Terpasang 5.1.1k Gambar Penampang Balok dan Tulangan Terpasang 5.1.1l Gambar Penampang Balok dan Tulangan Terpasang 5.1.1m Gambar Penampang Balok dan Tulangan Terpasang
xviii
102 103 103 104 104 105 105 106
107 109 110 113 114
5.1.3.1a 5.1.3.1b 5.1.3.1c 5.1.1.2a 5.2.1a 5.2.1b 5.2.1c
Gambar Pembebanan Pelat Diagram Beban Geser Berfaktor Balok yang diperiksa Momen Puntirnya Detail Tulangan Balok Diagram Interaksi Diagram Interaksi Gambar Penulangan Kolom
118 120 122 127 131 132 140
BAB VI PERENCANAAN PONDASI 6.3.2a. Penampang Poer PC1 6.3.2b. Penampang Poer PC1 6.3.3a. Arah Momen Tiang Pancang 6.3.3b ReaksiPileDariBawah 6.3.3c Reaksi Pile Dari Bawah 6.3.4.1 a Penampang Poens Poer 6.3.4.1b Gaya Geser Dua Arah Pada Poer (Dua Dimensi) 6.3.4.1c Gaya Geser Dua Arah Pada Poer (Tiga Dimensi) 6.3.4.1d Gambar Akhir Penulangan Poer dan Potongan 6.3.4.2a Panjang Penyaluran Tulangan Stek Kolom 6.6.1a. Gambar Tulangan Sloof
BAB VII
PENUTUP
GAMBAR LAMPIRAN
xviii
145 146 149 150 150 156 157 157 158 160 166
DAFTAR NOTASI Ag An Atp Al As As’ At Av
b bo bw C
= Luas bruto penampang (mm2) = Luas bersih penampang (mm2) = Luas penampang tiang pancang (mm2) = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm2) = Luas tulangan tarik non prategang (mm2) = Luas tulangan tekan (mm2) = Luas satu kaki sengkang tertutup pada daerah sejarak s untuk menahan torsi (mm2) = Luas tulangan geser pada daerah sejarak s atau luasan tulangan geser yang tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak s pada komponen struktur lentur tinggi (mm2) = Lebar daerah tekan komponen struktur (mm) = Keliling dari penampang kritis yang terdapat tegangan geser maximum pada pondasi (mm) = Lebar badan balok atau diameter penampang bulat (mm) = Jarak dari serta tekan terluar ke garis netral (mm)
xviii
Cm Ct d d’ db D e E Ec Es EI f f c’ fy h I Ix Iy Ig k l ld ldb lhb ldh lx ly
= Faktor lain yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatu diagram momen merata ekivalen = bn.d / Σx.2y, faktor yang menghubungkan sifat tegangan geser = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm) = Jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan (mm) = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategangan (mm) = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati = Eksentrisitas gaya terhadap sumbu (mm) = Pengaruh beban gempa atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan gempa = Modulus elastisitas beton (MPa) = Modulus elastisitas baja tulangan (MPa) = Kekuatan lentur komponen struktur tekan = Lendutan yang diijinkan (mm) = Kekuatan tekan beton (MPa) = Kuat leleh baja yang disyaratkan (MPa) = Tebal atau tinggi total komponen struktur (mm) = Momen inersia penampang yang menahan beban luar terfaktor (mm4) = Momen inersia terhadap sumbu x (mm4) = Momen inersia terhadap sumbu y (mm4) = Momen inersia penampang bruto terhadap garis sumbunya dengan mengabaikan tulangannya (mm4) = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan = Panjang bentang balok (mm) = Panjang penyaluran (mm) = Panjang penyaluran dasar (mm) = Panjang penyaluran kait (mm) = Panjang kait (mm) = Ukuran bentang terkecil pelat (mm) = Ukuran bentang terbesar pelat (mm)
xviii
Mu Mn Mtx Mty Mlx Mly M1b
= = = = = = =
M2b
=
Pb
=
Pc Pn
= =
S Smax Tc
= = =
Tn Ts
= =
Tu Vc Vn Vs
= = = =
Vu
=
Momen terfaktor (N-mm) Momen nominal (N-mm) Momen tumpuan arah sumbu x (N-mm) Momen tumpuan arah sumbu y (N-mm) Momen lapangan arah sumbu x (N-mm) Momen lapangan arah sumbu y (N-mm) Nilai yang lebih kecil dari momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisa rangka elastis konvensional, positif bila komponen struktur melengkung dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melengkung dalam kelengkungan ganda Nilai yang lebih besar dari momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisa rangka elastis konvensional (N-mm) Kuat beban aksial nominal dalam kondisi regangan seimbang (N) Baban kritis (N) Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan (S) Jarak sengkang (mm) Jarak maksimum sengkang yang diijinkan (mm) Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh beton (N-mm) Kuat torsi nominal (N-mm) Kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh beton (N-mm) Momen torsi terfaktor pada penampang (N-mm) Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N) Kuat geser nominal (N) Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (N) Gaya geser terfaktor pada suatu penampang (N)
xviii
x y x1 y1
α
αm βd βc ρ ρb ρmax ρmin ρ’ φ σ σo τ τo δb
= Dimensi pendek dari bagian berbentuk persegi dari penampang (mm) = Dimensi panjang dari bagian berbentuk persegi dari penampang (mm) = Jarak dari pusat ke pusat yang pendek dari sengkang tertutup (mm) = Jarak dari pusat ke pusat yang panjang dari sengkang tertutup (mm) = Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur suatu pelat dengan lebar yang dibatasi dalam arah lateral oleh sumbu dari panel yang bersebelahan (bila ada) pada tiap sisi dari balok = Nilai rata-rata α untuk semua balok tepi dari suatu panel = Rasio beban mati aksial terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor, dimana beban yang ditinjau hanyalah beban gravitasi dalam menghitung Pc = Perbandingan sisi kolom terpanjang dengan sisi kolom terpendek = Rasio tulangan terik non pratekan = Rasio tulangan tarik non pratekan = Rasio tulangan tarik maksimum = Rasio tulangan tarik minimum = Rasio tulangan tekan pada penampang bertulangan ganda = Faktor reduksi kekuatan = Tegangan ijin baja (kg/cm2) = Tegangan yang terjadi pada suatu penampang (kg/cm2) = Tegangan geser yang diijinkan (kg/cm2) = Tegangan geser pada suatu penampang (kg/cm2) = Faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan
xviii
δb
ε εc εcu εs εs’
= Faktor pembesar momen untuk rangka yang tidak ditahan terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibat beban lateral dan gravitasi = Regangan (mm) = Regangan dalam beton (mm) = Regangan beton maksimum di mana terjadi keretakan (mm) = Regangan pada baja tarik (mm) = Regangan pada baja tekan (mm ) DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standarisasi Nasional, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 031726-2002), Jakarta 2. Badan Standarisasi Nasional, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Gedung (SNI 03 – 2847 2002), Jakarta 3. FTSP ITS. 1999, Tabel Grafik dan Diagram Interaksi Untuk Perhitungan Struktur beton Berdasarkan SNI 1992 Surabaya 4. Kusuma, G, dan Vis, W.C. 1997, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang (CUR 3) : Penerbit Erlangga, Edisi 6, 5. Kusuma, G, dan Vis, W.C, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang (CUR 4) : Penerbit Erlangga, Edisi 6, 1997 6. Peraturan Pemebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983) 1983, Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 7. Wang, C.K dan Salmon, C.G. 1994, Disain Beton Bertulang, Jakarta: Penerbit Erlangga, Edisi Keempat,
xviii
Salomon Parlindungan dilahirkan di Surabaya, 4 April 1984, merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal Yaitu di SDK Nita 1, SLTP Negeri Nita. Penulis melanjutkan Pendidikan SMUnya di SMU Negeri 1 Maumere, NTT. Pada tahun 2003 penulis diterima menjadi Mahasiswa Diploma 3 pada Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS Surabaya, Konsentrasi Bangunan Gedung, dan terdaftar dengan NRP 3103039203. Di jurusan Teknik Sipil ini penulis juga aktif mengikuti berbagai seminar dalam kaitan dengan Teknik Sipil serta ikut ambil bagian dalam Kegiatan Studi Banding di Politeknik Bandung (POLBAN). Selain itu, penulis juga mengikuti kursus- kursus program Komputer untuk teknik sipil yaitu AUTO CAD, SAP 2000. Penulis memiliki minat yang besar atas dunia rancang bangun dan khususnya dunia teknologi konstruksi yang tumbuh dengan pesat belakangan ini.
xviii
Candra Pipit S. dilahirkan di Magetan, 6 September 1984, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu di SDN Mantren 1, SLTP Negeri 2 Karang-rejo. Penulis melanjutkan Pendidikan SMUnya di SMU Negeri 1 Maospati, Magetan. Pada tahun 2003 penulis diterima menjadi Ma-hasiswa Diploma 3 pada Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS Surabaya, Konsentrasi Bangunan Gedung, dan terdaftar dengan NRP 3103039205. Di jurusan Teknik Sipil ini penulis juga aktif mengikuti berbagai seminar dalam kaitan dengan Teknik Sipil serta dalam bidang Marketing. Selain itu, penulis juga mengikuti kursus- kursus program Komputer untuk teknik sipil yaitu AUTO CAD, SAP 2000. Penulis memiliki hoby yang besar atas dunia rancang bangun dan khususnya dunia teknologi konstruksi di tanah air.
xviii
xviii