IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCE DENGAN STRATEGI QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS XI-3 SMA NEGERI 1 BOJONEGORO Oleh : Dwikoranto FMIPA-Unesa E-mail:
[email protected]
Telah dilakukan penelitian di SMAN 1 Bojonegoro. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, untuk mendeskripsikan aktifitas guru dan siswa, untuk mengetahui respon siswa selama kegiatan belajar mengajar. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui beberapa tahapan, perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi dan revisi, tahapan tersebut dilakukan selama tiga kali putaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan dokumentasi Sedangkan untuk analisis mengunakan distribusi kualitatif. Pada Siklus I dilakukan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat, observasi menunjukkan kekurangan dalam KBM diantaranya pemotivasian yang terlalu lama, penyampaian tujuan yang kurang transparan, minimnya penjelasan dalam mengerjakan LKS, penulisan LKS kurang sistematis, kurangnya pengontrolan kelas dan setting tempat duduk yang kurang mendukung, dalam merangkum guru kurang mengikutsertakan siswa serta kurang maksimalnya penggunaan inteligensi yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah sehingga diperoleh nilai rata–rata 55 dengan ketuntasan kelas sebesar 38%. Kemudian dilakukan refleksi dan revisi dan hasilnya diterapkan pada siklus II. Observasi menunjukkan kekurangan pada penyampaian tujuan pembelajaran karena tergesa–gesa, dalam menghubungkan materi dengan fenomena sehari – hari kurang jelas, dalam menyimpulkan materi tidak tertulis sistematis namun banyak siswa yang mulai memaksimalkan dalam menggunakan inteligensinya sehingga diperoleh niali rata–rata sebesar 63,75 dengan ketuntasan kelas sebesar 60%, kemudian dilakukan refleksi dan revisi dan hasilnya diterapkan pada siklus III. Observasi menunjukkan adanya perbaikan dan KBM berjalan dengan lancar sehingga diperoleh nilai rata – rata sebesar 74 dengan ketuntasan kelas sebesar 81%. Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif keterampilan pengelolaan pembelajaran oleh guru meningkat dari putaran 1 sampai 3, yaitu berturut–turut pada putaran 1 sebesar 64,5%, putaran 2 sebesar 72% dan putaran 3 sebesar 83%. Aktivitas siswa juga meningkat dari siklus I ke siklus III sedangkan prestasi belajar dari siklus pertama hingga siklus ketiga mengalami kenaikan berturut – turut sebesar 38%, 60 % dan 81% . Dari hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa sikap siswa bersifat positif ditandai dengan prosentase sebesar 81.73% dan yang negatif atau tidak mendukung diterapkannya penelitian ini sebesar 18.27%. Maka dapat disimpulkan keterampilan guru dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan ”Pendekatan Multiple Intelligensi Dengan Strategi Quantum Teaching” mengalami peningkatan dan perbaikan serta mendapat respon positif Kata kunci: Quantum Teaching, Multiple Intelligence
PENDAHULUAN Dalam Pembukaan UUD 45 dirumuskan bahwa salah satu tujuan
mendirikan bangsa adalah “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” karena dengan bangsa yang cerdas
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 41 Desember
berarti bangsa tersebut memiliki masyarakat yang cerdas, sehingga diharapkan kedepannya bangsa tersebut mampu untuk keluar dari krisis, kemiskinan dan mampu menghadapi persaingan global dengan negara lain. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat dilakukaan dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui suatu program pendidikan yang dilaksanakan secara sistemacis dan terarah berdasar seperangkat kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi saat ini yaitu kurikulum 2006 yang dikenal dengan nama “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” (KTSP), salah satu tujuan daripada KTSP ini adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia (Mulyasa, 2007: 22), hal itu menunjukkan bahwa pada kurikulum KTSP ini sekolah dan satuan pendidikan sebaiknya meningkatkan mutu pendidikan dengan memperdayakan sumberdaya yang tersedia semaksimal mungkin. Jadi sekolah sebaiknya menggunakan sumberdaya yang dimiliki baik sarana prasarana maupun siswa dalam sekolah tersebut, termasuk keunikan yang dimiliki tiap – tiap siswa yaitu kecenderungan kecerdasan siswa satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan
Namun pada realitanya pola pikir tradisional dalam pembelajaran yang menekankan pada kemampuan tertentu yaitu logika dan bahasa serta pembelajaran yang bersifat konvensional bahkan monoton tanpa adanya inovasi, kreasi masih melekat pada lembaga sekolah pada umumnya, padahal sekolah dituntut untuk mengembangkan kurikulum dan mengelola sedemikian hingga pembelajaran yang berlangsung menjadi semakin baik. Jadi suatu kekeliruan jika prestasi siswa hanya diukur dari kemampuan logika dan bahasa dan suatu hal yang memprihatinkan jika guru terjebak oleh pembelajaran konvesional tersebut. Hal itu terbukti dari hasil wawancara dari pihak guru setempat yang menyatakan bahwa siswa lebih banyak dilibatkan dengan soal – soal logika-matematis atau hitungan dengan tingkat kesulitan yang tinggi serta adanya kesulitan untuk mengaplikasikan secara nyata dalam penggunaan metode dimana siswa diharapkan lebih aktif dan lebih kritis dalam menyikapi pelajaran yang siswa pelajari. Dari pernyataan itu terlihat bahwa terdapat kecenderungan guru dalam mengukur prestasi belajar siswa dengan satu kecerdasan saja yaitu kecerdasan logis – matematis yang sebenarnya siswa memiliki potensi, karakter, keunikan dalam meningkatkan keberhasilan belajar itu sendiri serta kesulitan guru dalam mengubah keadaan kelas menjadi lebih aktif khususnya kepada siswa. Berdasarkan observasi
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 42 Desember
peneliti di kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro terdapat masalah dalam kelas Jadi dapat disimpulkan bahwa lembaga sekolah perlu memperhatikan kepentingan dari pihak siswa yang sebenarnya memiliki cara tersendiri dalam meraih keberhasilan belajar, hal itu seiring dengan yang dipaparkan oleh Howard Gardner pada tahun 1983 bahwa terdapat 7 kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak , yaitu :Linguisic, Musical, Logical – Mathematical, Visual – Spatial, Bodily Kinestetic, Intrerpersonal, Intrapersonal. Beliau juga menyatakan bahwa “tidak semua orang mempunyai minat dan kemampuan yang sama dan tidak semua dari kita belajar dengan cara yang sama” (Gardner, 2003: 25). Berdasarkan pernyataan di atas berarti siswa memiliki kecenderungan kecerdasan yang berbeda dan memiliki perbedaan cara menyelesaikan masalah dalam dunia pendidikan , maka diharapkan melalui Multiple Intelligence ini dapat mengakomodasi siswa dengan keunikan pola pikirnya yang berbeda dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar. Untuk itu dilakukan pendekatan dengan Multiple Intelligence (kecerdasan Majemuk) dalam pembelajaran agar siswa mempunyai kesempatan ikut serta dalam meningkatkan keberhasilan belajarnya sendiri, mengembangkan dan memperkuat kecerdasan siswa
serta sarana dan prasarana yang terfasilitasi memiliki peran aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan Multiple Intelligence akan menjadi lebih membantu keberhasilan belajar apabila guru memiliki motivasi dan kekreatifan dalam mengokestra /mengubah pembelajaran serta adanya keberanian untuk keluar dari zona aman dalam mengajar dan merancang pengajaran (zona atau keadaan yang tetap bertahan pada satu arah dalam hal ini pembelajaran yang monotan ) cara untuk keluar dari zona aman yaitu dengan mencoba pembelajaran yang lebih variatif, inovatif dan kreatif, hal itu dapat dilakukan dengan cara yang terintegritas dalam Quantum Teaching yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” (De Porter, 2000:5). RUMUSAN MASALAH 1. Apakah dengan menggunakan “Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro” dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? 2. Bagaimanakah respon siswa terhadap “Penerapan Pendekatan Multiple Intelligence dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 43 Desember
Bahasan Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro”? 3. Bagaimanakah aktifitas guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan “Pendekatan Multiple Intelligence dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro”? TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan peneliti dalam menulis ini adalah: 1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan “Penerapan Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro”. 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap “Penerapan Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro”. 3. Mendeskripsikan aktifitas guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan “Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strategi Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan
Respirasi Kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro”.
B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas digunakan dalam beberapa siklus. Menurut Prabowo penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan kolektif oleh kelompok sosial termasuk juga pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak dalam kelompok tersebut, (Prabowo, 1998: 55). Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas XI-3 di SMA Negeri 1 Bojonegoro yang terdiri dari satu kelas. Penelitian ini dilakukan di kelas XI-3 SMA Negeri 1 Bojonegoro pada awal September sampai Oktober 2009. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Clasroom action research ) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bekerjasama dengan peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas, perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada peserta didik, dan untuk mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif dan pengembangan keterampilan
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 44 Desember
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Perencanaan 1 Refleksi Putaran 1 Tindakan dan Pengamatan
Refleksi
Perencanaan yang direvisi
Tindakan dan Pengamatan
Putaran 2
Perencanaan yang direvisi Refleksi Tindakan dan Pengamatan
Putaran 3
Gambar 2.1 Skema Penelitian tindakan Kelas (Suharsimi, A. 2007: 106). 1. Tahap perencanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, (planning) peneliti melakukan kegiatan yang Tahap ini merupakan tahap telah direncanakan dalam RPP, yakni merencanakan pembelajaran yang melaksanakan kegiatan pembelajaran digunakan dalam kegiatan belajar dengan menerapkan multiple mengajar diantaranya yaitu lembar intelligence dalam strategi Quantum diagnosa intelegensi, membuat Teaching . Pada tahap ini juga silabus, menyusun RPP, dilakukan tindakan pengambilan menyiapkan LKS dan LES, lembar diagnosa kecerdasan siswa yang penilaian, lembar pengamatan nantinya diharapkan dapat pembelajaran, lembar pengamatan mengetahui kecenderungan aktivitas guru dan aktivitas siswa, kecerdasan yang dimiliki siswa, lembar respon siswa. pengamatan/observasi dilakukan 2. Tahap pelaksanaan tindakan (action) bersamaan dengan pelaksanaan dan pengamatan (observation) tindakan dengan memakai lembar pengamatan. Pengamatan ditujukan Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 45 Desember
3.
4.
pada guru dan siswa pada saat perencanaan pada putaran kegiatan belajar mengajar berikutnya. berlangsung. Intrumen yang digunakan terdiri dari Tahap refleksi (reflecting) : Refleksi dilakukan dengan a. Daftar Diagnosa Inteligensi mengkaji perencanaan yang telah b. Lembar Pengamatan dibuat, tindakan yang telah c. Tes dilakukan, dan hasil pengamatan d. Lembar angket respon siswa yang dilakukan. Dengan melakukan refleksi diperoleh keterangan C. HASIL DAN PEMBAHASAN mengenai kekurangan yang terjadi Hasil diagnosa awal pada suatu putaran dan dilakukan Intelligence di dapat setelah siswa perbaikan perencanaan yang menjawab pertanyaan pada “Tes digunakan pada putaran berikutnya Diagnosa Awal”, secara rinci hasil sesuai dengan hasil evaluasi. tersebut dapat dilihat pada lampiran Perbaikan rencana (Revisi) I, sedangkan hasil perhitungan tes Tahap ini dilakukan dengan diagnosa dapat dilihat pada tabel pembuatan atau perumusan langkahberikut langkah perbaikan berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan. Hasil perbaikan ini diwujudkan dalam Tabel 4.3. Hasil Diagnosa Inteligensi No 1 2 3 4
5 6 7
Skor Kelas(%) bercerita, 13,45
Indikator Pernyataan Tes Diagnosa Intelligence
Linguistik: suka membaca buku,mudah memiliki kemampuan kosakata yang baik Logis – Matematis: lebih bisa menyelesaikan soal perhitungan daripada penalaran, menghitung secara tepat Kinestetik: selalu ingin bergerak bila duduk berlama – lama, suka melakukan praktikum di laboratorium Visual: suka mencoret – coret buku dengan gambar,suka membaca buku yang banyak gambar daripada membaca buku teks Interpersonal: mempunyai teman banyak, suka berteman & bekerjasama dalam kelompok Musik : peka terhadap ritme, mudah menangkap musik Intrapersonal : Dapat berkonsentrasi diri dengan baik, pengenalan diri yang dalam, suka kerja sendiri,percaya diri besar, mandiri tidak menggantungkan orang lain, mampu memotivasi diri sendiri
Dari tabel di atas didapatkan skor yang apabila dilihat secara keseluruhan sangat bervariasi dimana
12,21 12,83 15,36
17,93 12,83 13,76
untuk inteligensi linguistik sebesar 13,45% dan inteligensi logis – matematis sebesar 12,21 %,
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 46 Desember
inteligensi kinestetik sebesar 12,83 sebagai diagnosa awal untuk %, inteligensi visual sebesar15,36 % mengetahui kecenderungan dan inteligensi interpersonal 17,93% kecerdasan siswa. Apabila data inteligensi musik 12,83% dan tersebut dilihat secara detail inteligensi intrapersonal 13,76%. Ini intelligensi yang lebih dominan menjelaskan bahwa ketuju inteligensi adalah inteligensi Interpersonal siswa berbeda – beda antara siswa sebesar 17,93 % dan paling sedikit satu dengan lainnya dengan adalah inteligensi logis – matematis prosentase yang berbeda pula tiap yakni sebesar 12, 21 %. Berdasarkan individunya, untuk itu diperlukan analisa diketahui dari ketujuh kepandaian guru dalam mengelola inteligensi tersebut yang sesuai kelas beserta perancangan dengan pelajaran IPA adalah pengajarannya sehingga masing – inteligensi linguistik, logismasing siswa dapat menerima materi matematis, visual, kinestetik dan IPA dengan baik, perancangan intrapersonal maka peneliti pengajaran tersebut dibuat menggunakan kelima inteligensi sedemikian rupa sesuai dengan tersebut dalam pembelajaan terutama kecerdasan yang siswa miliki agar pada perancangan pengajaran dalam pembelajaran terasa menyenangkan bentuk lembar kegiatan siswa, bagi siswa untuk itu diperlukan data sedangkan untuk inteligensi musik inteligensi siswa tiap individunya dan intrapersonal tidak digunakan .Walaupun data ini belum bisa dalam perancangan tetapi bisa digunakan sebagai hasil final untuk diterapkan dalam kelas pada saat mengetahui inteligensi siswa akan tertentu sebagai refresh. tetapi data ini dapat digunakan Rangkuman Hasil Pengamatan Siklus I sampai dengan Siklus III 1. Pengamatan Inteligensi Siswa Tabel 4.13 Inteligensi Siswa Dari Siklus I Hingga Siklus II Siklus(%) No
Inteligensi
S1
S2
S3
1
Linguistik
72
81
90
2
Logis-Mat
59
64
73
3
Visual
62
67
79
4
Kinestetik
65
77
84
5
Interpersonal
63
80
84
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa dari siklus I sampai pada siklus ke III menunjukkan aktivitas siswa yang diketahui melalui lembar penilaian inteligensi siswa ketika siswa mengerjakan LKS dengan menggunakan intelligensi baik
dominan maupun tidak menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus yang berarti siswa menggunakan inteligensi dominannya dengan baik dan melatih untuk mengembangkan inteligensi yang kurang dominan, maka diharapkan untuk selanjutnya
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 47 Desember
siswa dapat menggunakan dan maupun dalam kehidupan nyata melatih inteligensinya dalam belajar untuk menyelesaikan masalah. 2. Pengamatan Kemampuan Inteligensi Siswa thd Prestasi Belajar Siswa
Prosentase Nilai
Grafik Hubungan Intelligensi Vs Hasil Belajar 80 70 60 50 40 30 20 10 0
77,5
72,5 58,7
ik is t gu Li n
55
60
73,8 53,7
68,7
gi s Lo
t Ma
65
l ua Vi s
Intelligensi
72,5 56,3 61,3
ik tet es Ki n
Siklus1 Siklus2 Siklus3
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Inteligensi dengan prestasi Belajar Dari grafik terlihat bahwa pretasi dengan kecerdasan kinestetik belajar siswa pada siklus I untuk memiliki prosentase sebesar 61,8 % siswa yang kategori inteligensi yang berarti siswa cukup mampu linguistik memiliki prosentase dalam menyelesaikan masalah. sebesar 58,7 %, siswa dengan Sedangkan pada siklus III untuk inteligensi logis-matematis sebesar siswa dengan kecerdasan dominan 60 %, siswa dengan inteligensi visual linguistik, logis – matematis, sebesar 65 %, siswa dengan kinestetik berturut – turut memiliki inteligensi kinestetik sebesar 56,3 %, prosentase prestasi belajar sebesar sedangkan pada siklus II inteligensi 72,5 %, 77,5 %, 72,5 % yang ketiga linguistik prestasi belajar siswa naik inteligensi tersebut memiliki menjadi 60 %yang berarti peningkatan yang rata – rata sama peningkatan prestasi belajarnya yaitu 12 % berarti untuk siswa paling kecil yaitu 1,3 % dan pada dengan ketiga inteligensi tersebut inteligensi logis – matematis naik mampu menyelesaikan soal dengan signifikan yaitu sebesar 68,7% yang baik begitu juga pada siswa dengan berarti peningkatan prestasi belajar inteligensi dominan berupa visual untuk inteligensi ini sangat besar hal mengalami peningkatan yang tidak ini dikarenakan siswa mampu jauh dari inteligensi lainnya yaitu mengatasi masalah lebih komplek sebesar 73,8 % dengan prosentase dalam mengerjakan soal sedangkan peningkatan sebesar 9 %. Jadi pada pada kecerdasan visual mengalami siklus ke III siswa mampu mencapai peningkatan sebesar 65 % yang prestasi belajar dengan baik. berarti peningkatannya cukup besar 3. Pengelolaan Pembelajaran yaitu 11,3 % jadi siswa dengan Strategi Quantum Teaching kecerdasan ini mampu dalam Hasil yang diperoleh mengerjakan soal lalu untuk siswa berdasarkan data dari putaran I Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 48 Desember
sampai putaran III dapat terlihat
dalam
grafik
sebagai
berikut
Grafik Pengelolaan Pembelajaran 85 80 Prosentase perolehan nilai
75 70 65 60 I
II
III
Siklus
Gambar 4.10 Grafik Pengelolaan Pembelajaran Dari grafik 4.10 terlihat bahwa dan proses siswa yang sudah pengelolaan pembelajaran dari siklus mencapai ketuntasan belajar tiap I hingga siklus III mengalami siklus. Hasil dari analisis data tes peningkatan berturut turut 64.5 %, formatif dari siklus I,II,III dapat 72 %, 83 %. dilihat pada tabel berikut 4. Prestasi Belajar Siswa Data yang diperoleh didasarkan pada nilai rata – rata siswa tiap siklus Tabel 4.14 Klasifikasi Prestasi Belajar No Uraian S1 SII SIII 1 Jumlah siswa 32 32 32 2 Nilai rata- rata 55 63,75 74 3 Σsiswa yang tuntas 12 19 26 4 Σsiswa belum tuntas 20 13 6 5 Prosentase Ketuntasan 38 60 81 Dari tabel di atas diperoleh respon obyek terhadap kegiatan prosentase kenaikan rata- rata kelas belajar mengajar di kelas. Angket dari tes formatif yaitu dari siklus 1 ke dalam penelitian ini diberikan semua siklus II kenaikannya sebesar 16 % kelas XI-3 yang telah mengikuti dan dari siklus II ke siklus III proses belajar mengajar mengalami kenaikan sebesar 10,25 %. Angket yang diberikan siswa Dari analisis di atas menunjukkan nilai meliputi 6 aspek penilaian menarik rata – rata kelas semakin baik dan tidaknya cara guru mengajar, jelas meningkat selain itu ketuntasan belajar tidaknya instrumen yang diberikan juga semakin meningkat hal itu bisa (LKS dan buku siswa), membantu terlihat dari grafik ketuntasan kelas. pemahaman atau tidak dengan diterapkannya pembelajaran multiple 5. Angket Respon Siswa Analisis respon siswa didapat intelligensi dengan strategi quantum dari angket dimana angket merupakan teaching, minat tidaknya siswa jika lembaran yang harus diisi dan pembelajaran yang peneliti lakukan digunakan untuk mengetahui tingkat digunakan kembali dalam Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 48 Desember
pembelajaran materi lain, menarik tidaknya pelajaran IPA setelah menggunakan pembelajaran multiple intelligence dengan strategi quantum teaching, senang tidaknya pembelajaran menggunakan pembelajaran multiple intelligence dengan strategi quantum teaching Ketertarikan siswa terhadap cara guru mengajar sebesar 87,5 % , kejelasan LKS dan buku siswa mendapat respon 68,7 %, pemahaman materi dengan menggunakan multiple intelligence dengan strategi quantum teaching sebesar 78,1 %, kesependapatan pembelajaran dengan menggunakan multiple intelligence dengan strategi quantum teaching dilakukan pada materi lain memperoleh respon sebesar 81,2 % dan prosentase ketertarikan siswa terhadap IPA setelah menggunakan multiple inteligence dengan strategi quantum teaching adalah 84,3 % lalu prosentase kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multiple intelligence dengan strategi quantum teaching adalah sebesar 90,6 %, dari data tersebut ternyata prosentase respon paling rendah adalah tentang kejelasan LKS dan Buku siswa yang telah dipelajari prosentase tersebut didapatkan karena siswa masih belum terbiasa dengan soal – soal yang mencakup 4 kecerdasan karena pada umumnya siswa dihadapkan pada soal yang mengarah pada satu kecerdasan yaitu kecerdasan logis- matematis namun demikian masih dikategorikan respon positif karena masih di atas 65 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa
D.
1.
2.
3.
siswa mempunyai minat dan berantusiasme terhadap IPA dengan menggunakan pendekatan multiple intelligensi dengan strategi quantum teaching yang berarti respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligensi berstrategi quantum tteaching direspon positif (baik dilakukan) KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah didapat maka dapat disimpulkan: Penerapan “Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strattegi Quantum Teaching Pada Pokok Bahasan Respirasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif keterampilan pengelolaan pembelajaran oleh guru meningkat dari putaran 1 sampai 3, yaitu berturut – turut pada putaran 1 sebesar 64,5 %, putaran 2 sebesar 72 % dan putaran 3 sebesar 83 %. Dan aktivitas siswa (berdasar penggunaan inteligensi siswa) juga meningkat dari siklus I ke siklus III. Siswa memiliki antusiasme yang tinggi terhadap IPA setelah menggunakan pembelajaran dengan menerapkan “Pendekatan Multiple Intelligence Dengan Strategi Quantum Teaching Pada Pokok Bahasan Respirasi yang berarti respon siswa terhadap pembelajaran tersebut direspon positif. SARAN Seiring dengan hasil penelitian dan hasil data yang diperoleh serta
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 49 Desember
simpulan di atas maka didalam penelitian ini dapat dikemukakan saran– saran antara lain: 4. Untuk penelitian serupa hendaknya dilakukan perbaikan–perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. 5. Penelitian akan lebih baik jika guru menerangkan dengan cara dan sarana yang memenuhi dalam strategi quantum teching yaitu sarana dan prasarana yang lebih modern khususnya dalam bidang ICT. 6. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya terlebih dahulu menerapkan tiap kecerdasan dalam tiap satu kali pertemuan sehingga terlihat jelas dalam memantau kemampuan inteligensi siswa untuk menyelesaikan persoalan dan dapat memantau perkembangan inteligensi tiap siswa.
DAFTTAR PUSTAKA Aqib, Zainal . 2002 . Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran . Surabaya : Insan Cendekiawan. De Porter. 2000. Quantum Teaching. Boston : Allyn Bacon. Depdiknas, 2004. Pedoman Pengolahan Data Untuk Pelaporan Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Gardner.2003.Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk): Teori dalam Praktek.New York: Basic Books. Gunawan, W. 2007. Genius Learning Strategy(Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning ).Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hibbard, K. 1994. Performance Assesment In The Classroom. New York: Mc Graw Hill.
Jasmine, J. 2007. Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk. Bandung: NUANSA. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1995.Didaktik Asas – Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prabowo. 1998. Metode Penelitian. Surabaya. UNESA Press. Riduwan. 2003.Skala Pengukuran Variabel – variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta. Ruwanto. 2006.Asas- Asas IPA. Yogyakarta: Yudhistira. Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Seregeg, Wayan.2 003. Menyusun Laporan Penelitian Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. Suharsimi, A. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suparno, P. 2004. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Suwaji. 2004. Pengaruh Penerapan Metode Intelligensi Ganda Dengan Menggunakan Media Pembelajaran VCD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Alat–Alat Optik Di SMP NEGERI 3ISidoarjo.Skripsi.Tidak Dipublikasikan. Unipres: UNESA. Usman, Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesioanal. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA Usman, Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya. Warsidi. 2004. Belajar Efektif IPA SMU Kelas X. Surakarta: Mitra Mandiri.
Dwikuranto,Mmplementasi MI dengan strategi Quantum Teaching, 2011 50 Desember