Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 6E (LC-6E) DENGAN PENUGASAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA. The Influence of Learning Cycle 6E Application (LC 6E) by Mind Mapping Assignment on the Students’ Critical Thinking Skill on The Subject Buffer Solution Dwi Asti Ardiani, S. Pd. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
[email protected] No. Hp 081334734262 Abstrak Pemerintah Indonesia mulai tahun 2013 memberlakukan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini menganut paradikma konstruktivistik. Model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme salah satunya adalah model pembelajaran Learning Cycle 6E. Strategi Learning Cycle enam fase ini merupakan rangkaian tahapan-tahapan kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensikompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran dengan jalan peran aktif.Salah satu cara yang dilakukan dalam meningkatkan peran aktif dan hasil belajar siswa adalah dengan penugasan Mind Mapping. Mind mapping merupakan suatu teknik mencatat tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E, (2) mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E, dan (3) mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan penelitian eksperimen semu dan deskriptif. Pada rancangan ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi penelitian ini semua kelas XI MIA SMAN 3 Lumajang dan sampelnya dipilih 2 kelas secara undian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen perlakuan tersusun atas Silabus dan rencana pembelajaran (RPP). Sedangkan instrumen pengukuran tersususn atas lembar observasi, LKS, soal kuis, soal evaluasi, soal kemampuan berfikir kritis, dan angket motivasi belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua rata-rata, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase dengan Penugasan Mind Mapping lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase, (2) Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase dengan Penugasan Mind Mapping dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase, dan (3) Kemampuan berfikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase dengan Penugasan Mind Mapping dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase adalah sama-sama masih rendah. Kata Kunci : Pembelajaran Konstruktivistik, Learning Cycle 6E, Mind Mapping, Hasil Belajar, Motivasi Belajar, dan Kemampuan Berfikir Kritis 574
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Abstract Indonesian Government had applied 2013 Curriculum since 2013. This curriculum embraces constructivistic Paradigm. One of the the constructive Paradigm is Learning Cycle 6E or it is more popular with Learning Recycling 6 phase. The strategic of Learning Recycling 6 phase is series of activities steps that is organized so the students can dominate competencies that are determinated in learning by applying active role. One on the way to increase active role and students‘ learning outcome is by giving assignment on Mind Mapping. Mind Mapping is a high writing technique that can be used in learning so that the students can be more active, creative, and innovative. The goal of this study is (1) to know the difference of the students‘ learning outcome on the eleventh grade of SMAN 3 Lumajang that is taught by using Learning Cycle 6E, (2) to know students‘ learning motivation on the eleventh grade of SMAN 3 Lumajang that is taught by using Learning Cycle 6E by giving assignment Mind Mapping that is taught by using Learning Cycle 6E, and (3) to know The Students‘ critical Thinking Skill on the eleventh grade of SMAN 3 Lumajang that is taught by using Learning Cycle 6E. Research Method used is pseudo experiment and descriptive. In this method, it used experiment class and control class. The research population is all of the eleventh grade of SMAN 3 Lumajang and the sample is 2 classes are chosen by lottery 2 as experiment class and control class. Treatment instrument is composed as observation piece, LKS, quiz, evaluation, critical thinking skill test, and questionnaire on students‘ motivation. Data analysis is done by normality test, homogeneity test, two everage similarity test and hypothesis test. The result of the study shows that (1) the students‘ outcome that is taught by using Learning Cycle 6E by giving assignment Mind Mapping is better than students that is taught by using Learning Cycle 6E. (2) There is no significant difference on learning motivation between the students that is taught by using Learning Cycle 6E by giving assignment Mind Mapping and students that is taught by using Learning Cycle 6E, and (3) Kritical thinking skill between the students that is taught by using Learning Cycle 6E by giving assignment Mind Mapping and the students that is taught by using Learning Cycle 6E are low. Key word: Constructivistic Learning, Learning Cycle 6E, Mind Mapping, Learning Outcome, Learning Motivation, and critical Thinking Skill. PENDAHULUAN Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat materi dari skala atom hingga molekul. Banyak materi-materi kimia yang masih dianggap sulit oleh siswa, misalnya pada materi larutan penyangga yang dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar dalam kimia. Menurut Arifin (1995) bahwa kesulitan siswa dalam mempelajari kimia bersumber dari kesulitan siswa membaca dan memahami istilah-istilah kimia, kesulitan dalam bekerja dengan angka, kesulitan dalam memahami konsep dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat kimia.Menurut Nakhleh (1992:191) bahwa siswa yang tidak memiliki pemahaman yang tepat terhadap konsep dasar kimia menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami ilmu kimia. Pemerintah Indonesia mulai tahun 2013 memberlakukan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini menganut paradikma konstruktivistik. Menurut Iskandar (2011:8) konstruktivisme merupakan suatu teori yang menjelaskan bagaimana seseorang sampai kepada pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Arends (2004), konstruktivistik adalah 575
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
suatu aktivitas sosial dan budaya, siswa mengkonstruk pemahamannya melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran konstruktivistik siswa diberi kebebasan dan kesempatan untuk menggali dan membangun sendiri pengetahuannya melalui hasil interaksi dan tukar pikiran berdasarkan kemampuan awal dan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil interaksi dan tukar pikiran antara siswa dengan siswa inilah yang dapat memberikan kontribusi yang paling besar dalam membangun pengetahuannya. Model pembelajaran yang menganut paham konstruktivisme salah satunya adalah model pembelajaran Learning Cycle 6E atau yang lebih dikenal dengan Daur Belajar 6 Fase yang dikembangkan oleh Johnston. Johnston dalam Iskandar (2011), menambahkan satu fase dalam daur belajar lima fase yaitu fase identifikasi kompetensi dasar oleh pengajar di awal pembelajaran. Fase-fase dalam daur belajar enam fase adalah fase 1identifikasi/kompetensi dasar; fase 2- undangan; fase 3- eksplorasi; fase 4- penjelasan; fase 5- penerapan; dan fase 6evaluasi. Pembelajaran diawali dengan pernyataan guru mengenai kompetensi dasar yang diharapkan untuk dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran selesai, kemudian dari fase kedua sampai fase keenam guru mengajukan pertanyaan terstruktur yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Soebagio dalam Rubianus (2008), penerapan Learning Cycle ini dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya, yaitu meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan sikap ilmiah siswa. Dapat disimpulkan bahwa strategi Learning Cycle enam fase ini merupakan rangkaian tahapan-tahapan kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran dengan jalan peran aktif. Salah satu cara yang dilakukan dalam meningkatkan peran aktif dan hasil belajar siswa adalah dengan penugasan Mind Mapping. Menurut Alamsyah dalam Riswanto dkk (2012), mind mapping merupakan salah satu cara yang sering digunakan dalam membantu belajar menjadi lebih efektif, memperbaiki langkah dalam mencatat suatu informasi.Menurut Saleh (2008: 68), mind mapping atau peta pikiran merupakan gambaran menyeluruh dari suatu materi pembelajaran yang dibuat dalam bentuk sederhana. Dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan suatu teknik mencatat tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif yang dapat merangsang motivasi belajar siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi selalu dapat menemukan cara untuk mengatasi setiap masalah yang ditemuinya sehingga dapat memunculkan kemampuan berfikir kritisnya. Menurut Dipasquale (2003) kemampuan berpikir kritis ini dapat dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi yang diperoleh. Dengan adanya kemampuan berpikir kritis ini maka siswa mampu menggabungkan informasi dari berbagai sumber serta menjelaskannya sebaik memprediksinya. Menurut Kurniasih (2010) bahwa seseorang yang memiliki komponen sikap kritis akan memiliki karakter tertentu yaitu karakter yang cenderung untuk mencari tahu sesuatu yang mendasari keputusan dan tindakan, karakter yang tidak memihak dan tidak sewenang-wenang, karakter untuk menilai objektif terhadap fakta-fakta yang relevan, dan karakter bernilai aspek-aspek berfikir kritis seperti kejujuran intelektual, keadilan, simpatik, dan objektifitas. Menurut Liliasari (2000), kemampuan berpikir kritis merupakan 576
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis ini sangat penting bagi siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga pengetahuannya menjadi lebih baik serta lebih mendalam. Menurut Elder dan Paul (2008) manfaat berfikir kritis, yaitu siswa mampu : (1) Menyatakan serta menjelaskan tujuan dan maksudnya, (2) Menjelaskan pertanyaan yang dibutuhkan untuk menjawab dan masalah yang dibutuhkan untuk dipecahkan, (3) Mendapatkan serta mengorganisasi informasi dan data, (4) Menilai pengertian dan informasi penting yang diberikan kepadanya,(5) Mendemonstrasikan pemahaman konsep, (6) Mengidentifikasi asumsi, mempertimbangkan implikasi dan konsekuensi, menguji sesuatu menggunakan beragam sudut pandang, menyatakan pernyataan dengan jelas, menguji dan mengecek ketepatan, serta (7) Mengaitkan kekompleksan masalah dan isu-isu, menyatakan pemikira secara logis, berfikir dengan beragam sudut pandang, membedakan masalah-masalah yang penting dan masalah-masalah yang tidak penting. SMA Negeri 3 Lumajang merupakan salah satu SMA yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan data tes hasil belajar siswa berkaitan dengan materi larutan penyangga dan hidrolisis pada tahun ajaran 2012/2013 dengan KKM = 75 terdapat kurang dari 1 % siswa yang telah mencapai KKM sedangkan pada tahun ajaran 2013/2014 dengan KKM = 75 terdapat 28,5% siswa yang telah mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa masih sangat kurang pemahaman siswa mengenai materi larutan penyangga maupun materi hidrolisis dan tes yang diberikan belum mencerminkan tingkat kemampuan berfikir kritis siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E? Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 2. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lumajang setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan untuk selalu mencari inovasi model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar, motivasi belajar, dan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Bagi guru, dapat memberikan informasi bahwa model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping ini merupakan salah satu model pembelajaran yang bermakna untuk materi Larutan Penyangga, dan materi-materi lainnya. 3. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman langsung tentang model pembelajaran dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti lain sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut dalam masalah yang terkait. 577
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan penelitian eksperimen semu dan deskriptif. Rancangan eksperimen semu dimaksudkan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen. Rancangan deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan motivasi siswa. Skema rancangan penelitian yang dipilih adalah rancangan quasi experiment posttest group design yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Rancangan Eksperimen Semu dengan Posttest Group Design Subyek Pretest Perlakuan Posttest Kelas Eksperimen X1 O1 Kelas Kontrol X2 O2 Keterangan : O1 dan O2 : Nilai posttest X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 6E Sampel dipilih 2 kelas secara Conviniance Tehniq Sampling dari 5 kelas XI MIA yang terdapat di SMA Negeri 3 Lumajang kemudian dilakukan Cluster Random Sampling untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan mulai tanggal 16 Maret 2015 – 30 April 2015. Instrumen yang digunakan berupa instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan tersusun atas Silabus dan rencana pembelajaran (RPP). Sedangkan instrumen pengukuran tersususn atas lembar observasi, LKS, soal kuis, soal evaluasi, soal kemampuan berfikir kritis, dan angket motivasi belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua rata-rata, dan uji hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Adapun hasil penelitian mengenai aspek kemampuan berfikir kritis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Hasil Kemampuan Berfikir Kritis Siswa No. Kelas Rata-rata Kemampuan Berfikir Kritis Siswa 1. Eksperimen 16,84 2. Kontrol 13,49 Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan berfikir kritis siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan Penugasan Mind Map lebih baik dibandingkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E saja. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 6E dengan penugasan Mind Mapping 578
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ini ternyata selain memiliki daya ingat dan pemahaman yang lebih terhadap materi yang sedang dipelajarinya sehingga tanpa disadari dapat memancing munculnya kemampuan berfikir kritis mereka. Definisi berfikir kritis menurut Ennis (2005) adalah ―Critical thinking is reasonable, reflective thinking that is focused on deciding what to believe or do‖. Berdasarkan kutipan ini, Ennis (1996) mnyatakan konsep tentang berfikir kritis terutama didasarkan pada keterampilan khusus seperti mengamati, menduga, mengeneralisasi, penalaran, dan evaluasi penalaran. Ketrampilan yang berasosiasi dengan kemampan berfikir kritis ini dapat dipelajari dan dapat dtransfer dari berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis yang baik, maka dapat mengolah segala pengetahuan yang diperoleh dengan baik pula sehingga dapat memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi dengan berbagai macam sudut pandang. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa : Kemampuan berfikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase dengan Penugasan Mind Mapping dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 6 Fase adalah sama-sama masih rendah. Hal ini ditunjukkan berdasarkan rata-rata hasil tes kemampuan berfikir kritisnya, kelas eksperimen rata-rata kemampuan berfikir kritisnya sebesar 16,84 dan kelas kontrol rata-rata kemampuan berfikir kritisnya sebesar 13,49. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Apabila ada peneliti lain yang ingin melakukan peneltian serupa, hendaknya dapat mengorganisasikan waktu sebaik mungkin terutama pada fase penjelasan. Hal ini dikarenakan pada fase tersebut terkadang masih diperlukan adanya pelurusan terhadap konsep yang sedang dipelajari. 2. Guru sebaiknya memiliki pemetaan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah sehingga pembentukan kelompok yang digunakan dalam pembelajaran dapat benarbenar heterogen, meskipun dalam penelitian ini tidak ditemukan free-rider. DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter : Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi pendekatan Pembelajaran Afektif. Depok : Penerbit P.T. Prajagrafindo Persada. Anderson, L. W & Krathowhl, D. R. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen; Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terjemahan Agung Prihantono. 2010. Jakarta: Pustaka Pelajar. Arends, R. I. 2004. Learning to Teach. Sixth Edition. New york : Mcgraw Hill. Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya : Airlangga Universitas Press. 579
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta. Arnyana, I. B. P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipadu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Auliawati. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa RSBI Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 1 Malang pada Materi Hidrolisis Garam. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Buzan, T. 2008. Buku Pintar Mind Map. Terjemahan Susi Purwoko. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Daud, F. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 19 (2): 243-255. Dasna, I. W. 2006. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Malang: FMIPA UM Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DiPasquale, D. M. 2003, Exercise In Inquiry. Journal of College Science Teaching, 6 (32): 388-393. Eggen, P. & Kauchak, D. 1994. Educational Psychology: Classroom Connection. New York: Merrill. Elliot, S.N., Kretochwill, T.R., Liitlefield, J. & Traves, J.F. 1996. Edicational Psicology: Effective Teaching and Effective Learning. Dubuque: Brown & Benchmark. Ennis, R. H. 1985. Goals for a Critical Thingking Dispositions and Abilities dalam J. Baron and R. Sternberg (Ed.). Teaching Thingking Skills: Theory ang Practice. W. H Freeman. Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. Upper Saddle River, NJ: Practice-Hall. Ennis, R.H. 1996. Critical Thinking Assesment: Theori Into Practice. Ohio : The Ohio State University. Friedrichsen, P.M. 2001. Biology Course for Prospective Elementary Teachers. The American Biology Teacher. Vol. 63 (8) : 562-568 Hotimah, H. 2011. Pengaruh Perangkat Pembelajaran Genetika Melalui Pendekatan Konstruktivistik Model Learning Cycle terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa SMA Negeri 1 Jember. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program PascaSarjana Universitas Negeri Malang. Iskandar, S.M. 2011. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. Malang : Bayumedia Publishing. Kurniasih, A. W. 2010. Penjenjangan Kemampuan Berfikir Kritis dan Identifikasi Tahap Berfikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 580
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Liliasari. 2000. Model Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Calon Guru sebagai Kecenderungan Baru pada Era Globalisasi. Jurnal Pengajaran MIPA 2 (1): 55-56. McMillan, J. H. 2007. Classroom Assesment, Principles, and Practice for Effective Standars-Based Instruction. Boston: Person Education Inc. Nakhleh, M. B. 1992. Why Some Student don‘t Learn Chemistry (Chemistry Misconception). Journal Of Chemical Education, 59(3):191-194. Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta : Delia Press. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UM Press. Retnani, F. 2011. Aplikasi Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kauman Kabupaten Tulungagung. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Riswanto & Putra, P.P. 2012. The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia. International Journal of Humanisties and Social Science, 2(21): 60-68. Rostikawati, R.T. 2006. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. (Online). (http://www.wordpress.com), diakses tanggal 15 Oktober 2014. Rubianus. 2008. Keefektifan Model Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa dari Tingkatan Motivasi yang Berbeda. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Rusmono. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Saleh, A. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas Publishing. Sarna, I. W. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Diagram Alir (Flow Diagram), Peta Pikiran (Mind Map) dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang pada Materi Pokok Larutan Penyangga. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Setyosari, P. 1997. Model Belajar Konstrustivistik. Sumber Belajar (4): 50-58. Shen, K. 1993. Happy Chemical Education (HCE). Journal of Chemical Education, 70 (9) : 816-818. Slavin, R. E. 1996. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan. Terjemahan Marianto Samosir. Jakarta : P.T Indeks Slavin, R. E. 1997. Educational Psychology: Theory and Practice 5th Edition. Boston MA: Elly and Bacon Subiyono. 2009. Pengaruh Metode Quantum Learning yang Dipadu dengan Mind Map terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam. Lentera Pendidikan, 12(2): 219233. 581
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. Suparno, P. 1997. Filsafat Kostruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sulastri & Wijayanti, L. 2011. Studi Hasil Belajar Model Pembelajaran Peta Pikiran dan Model Pembelajaran Peta Konsep pada Materi Pelajaran Akuntasi Kelas XI SMA. Jurnal Penelitian Kependidikan, 21(2). Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Sutikno, M.S. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. Online. (http://diknas.pemkot-malang.go.id), tanggal akses : 15 Oktober 2014. Taufiq. 2005. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada MAN Rukoh Kota Banda Aceh Utara. Tesis tidak diterbitkan. Malang : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Thobroni, M & Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Penerbit Arruzz Media. Tuan, Chin & Shieh. 2005. The Development of A Questionnaire to Measure Students‘ Motivation Towards Science Learning. International Journal of Science Education , 27 (6): 639-654. Trinton. 2006. SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Penerbit Andi. Uno, H. 2011. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara Wahono, Teguh. 2008. Belajar Sendiri SPSS 16: Cara Mudah dan Praktis Melakukan Analisis Statistik dengan Berbagai Model Analisis. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik: Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Press. Yanti, N. 2014. Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap Hasil Belajar KKPI di SMK Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. e-journal UNP. 2014 (Online), (http://ejournal.unp.ac.id), diakses tanggal 25 Agustus 2014.
582