PERBEDAAN ANTARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH DENGAN MULTI MEDIA DAN METODE CERAMAH YANG TANPA MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS VII SLTP NEGERI I MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2005-2006
TESIS
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pasca Sarjana Untuk Mencapai Gelar Magister Pendidikan
Oleh : Nama
: Gatot Santoso
NIM
: 1002501007
Program Studi : KTP UNNES
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG i
HALAMAN PERSETUJUAN
Tesis Berjudul
: Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Yang Tanpa Multi Media
Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap
Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006. Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc NIP. 130 077 385
Dr. Maman Rahman, M.Sc NIP. 130 359 514
Mengetahui: Ketua Prodi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang
Dr. A. Tri Widodo NIP. 130 529 529
ii
HALAMAN PENGESAHAN Tesis Berjudul
: Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Yang Tanpa Multi Media
Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap
Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006. Telah dipertahankan di depan Sidang Dewan Penguji Tesis Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, pada: Hari
:
Tanggal : Panitia Ujian Sekretaris
Ketua
NIP.
NIP.
Anggota Penguji
Pembimbing I
Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc NIP. 130 077 385
1.
Pembimbing II
2.
NIP.
NIP.
3.
Dr. Maman Rahman, M.Sc NIP. 130 359 514
NIP.
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etika ilmiah.
Semarang,
Gatot Santoso
iv
September 2007
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: -
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka sendiri merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Al A’raf)
-
Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. (Al Mujadalah, 58: 11)
-
Tidak seorang pun dapat menangkap pesan-pesan wahyu kecuali orang yang mempunyai ilmu dan menggunakan akalnya. (QS. Ali Imran, 07)
PERSEMBAHAN 1. Almamaterku 2. Istri tersayang 3. Anak-anakku tersayang 4. Teman-teman
seangkatan
perkuliahan 5. Pembaca yang budiman
v
dalam
PRAKATA
Puji dan syukur selalu bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, karunia, serta ridla-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam penyelesaian tesis ini, Penulis merasa berhutang budi kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh perhatian dan ketulusan 2. Bapak Dr. Maman Rahman, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan. 3. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan terhadap penulisan tesis ini. 4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Semoga amal dan budi baik yang telah diberikan memperoleh balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki sangatlah terbatas, sehingga penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu segala saran dan kritik penulis terima dengan segala kerendahan hati. Akhirnya, semoga tesis ini membawa manfaat. Amin. Semarang, Penulis
vi
Juli 2007
SARI
Gatot Santoso, Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana UNNES, 2007, Perbedaan Antara Penggunaan Metoda Ceramah Dengan Menggunakan Multi Media Dan Metoda Ceramah Tanpa Multi Media Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Terhadap Tingkat Kesadaran Sejarah Siswa Kelas I SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2004-2005, Pembimbing I. Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, Pembimbing II. Dr. Maman Rahman, M.Sc. Kata Kunci : Metode ceramah dengan multi media, Kesadaran Sejarah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu pemilihan metode yang tepat. Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Pada kenyataannya di lapangan sebagian besar guru IPS Sejarah dalam menyampaikan materi pelajar hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun dalam peristiwa sejarah dengan menggunakan media ceramah saja dan tanpa menggunakan media pembelajaran; sehingga pembelajaran IPS Sejarah terasa membosankan. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tesis ini adalah adakah perbedaan yang signifikan pada tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah biasa dan yang mendapatkan pembelajaran IPS Sejarah dengan metode ceramah yang disertai multi media pada siswa kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapat pembelajaran IPS Sejarah dengan metode ceramah biasa dan yang mendapatkan metode ceramah disertai multi media dan untuk mengetahui perbedaan yang mendapatkan metode pembelajaran ceramah tanpa disertai multi media. Populasi yang digunakan adalah kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2005-2006. Sedangkan sampelnya adalah kelas VII B untuk kelompok kontrol sebanyak 40 siswa dan kelas VII H untuk kelompok eksperimen sebanyak 40 siswa. Teknik samplingnya menggunakan Cluster Random Sampling yaitu mengambil dua kelas, secara acak dari populasi. Untuk menyamakan kondisi awal dilakukan uji homogenitas nilai populasi. Pola eksperimennya ialah pola M–G (Marked Grups designs) yaitu dengan mengadakan penyamaan kondisi terhadap dua kelompok (kontrol dan eksperimen). Pola M-G ini menggunakan teknik perbandingan rata-rata nilai IPS Sejarah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen lebih lanjut. Pengujian dengan uji t –matching pada pola M-G untuk mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada penelitian ini. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode angket. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat kesadaran sejarah, di analisis dengan uji-t.
vii
Hasil penelitian menyebutkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesadaran sejarah antara siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui metode ceramah biasa tanpa menggunakan multi media dengan mtode ceramah yang disertai dengan multi media. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis (uji final hasil penelitian) dimana diperoleh harga t hitung sebesar 2,743 dan harga t tabel 1,994, dengan taraf signifikan 5 % berarti t hitung > t tabel yang berarti hipotesis (Ha) yang berbunyi “Ada perbedaan yang signifikan antara metode ceramah biasa tanpa multi media dengan metode ceramah yang menggunakan multi media dalam proses pembelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas VII SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006”, diterima sedangkan Hipotesis Nol (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat perbedaan metode ceramah dengan menggunakan multi media dan metode ceramah dengan disertai multi media terhadap tingkat kesadaran Sejarah pada siswa SLTP Negeri I Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2005-2006” ditolak. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan metode ceramah dengan multi media pada pembelajaran sejarah dapat menaikkan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006, sedangkan metode ceramah tanpa multi media pada pembelajaran IPS Sejarah masih menghasilkan tingkat kesadaran yang rendah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006, dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antara siswa yang mendapatkan pengajaran melalui metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media.
viii
ABSTRACT Gatot Santoso, Education Technology, UNNES Postgraduate Program, 2005. The diversity between Lecture Method Application using Multi Media and Without Multi Media in Teaching History IPS and Its Against 1st Grade Middle High School Students (SMP Negeri I Mranggen Demak) Academic Year 2005-2006 History Conscious Degree. Advisor : (I) Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc, (II) Dr. Maman Rahman, M.Sc. Key Word : Lecture method with multi media, History conscious degree. To attain the teaching objective, it requires selecting the right method. Selecting the right method is determining the success of teach-learn activity. In fact most of the History IPS teacher just only have to present history facts such like chronicle of history event using lecture method without using teaching media, so that History IPS teaching activity become boring. The subject which discussed in the thesis research is the diversity of significant influence in history conscious degree between student witch taught with ordinary lecture method and the student with taught History IPS with multi media lecture method for 1st Grade Middle High School Students (SMP Negeri I Mranggen Demak) Academic Year 2005-2006. The objective of the research is to discover the history conscious degree among the student who taught with ordinary History IPS lecture method and the student who taught with multi media lecture method and to know the effectiveness the ordinary lecture method and the multi media lecture method and also to discover how far the ordinary lecture method and the multimedia lecture method will influence the students history conscious degree. The used population is the 1st grade of SMP Negeri I Mranggen Kabupaten Demak Academic Year 2005-2006. And the sample is class VII B for control group which consist of 40 students and class VII H for experiment group which consist of 40 students. The sampling technique is using Cluster Random Sampling which randomly takes 2 classes from population. To adjust the starting condition pre test, homogeneity test and t-test is performed. The experiment pattern is M-G (Marked Group design) pattern, ie: by adjusting condition against two groups (control and experiment). The M-G pattern is using average comparing technique. The pre test value for control group and experiment group before treatment or further experiment performed. The data collecting technique in the research is using documentation method and test method. And to know history conscious degree average differences is analyzed by t – test. The research result explain that there is a significant influence differences toward history conscious degree between students which taught with ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media. It can be seen from the hypothesis test (research result final test) where calculate t value is 2,743
ix
and table t value 1,994 obtained with significant degree 5 % it means that calculate t > table t which mean that Hypothesis (Ha) which said that “There is a significant influence between ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media in the History IPS teaching process on the 1st grade SMP Negeri I Mranggen Demak Academic Year 2005-2006 students” is accepted, and the null hypothesis (Ho) which said that “There is no influence differences between the ordinary lecture method without multi media and lecture method with multi media toward History Conscious Degree on SMP Negeri I Mranggen Demak Academic Year 2005-2006 students “ is refused.
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii PERNYATAAN.................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PRAKATA ............................................................................................................ vi SARI...................................................................................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8 C. Penegasan Istilah ............................................................................. 9 D. Tujuan Penelitian............................................................................. 9 E. Manfaat Penelitian........................................................................... 9 F. Sistematika Tesis ............................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .............................................. 12 A. Hakekat Pembelajaran IPS Sejarah ................................................ 12 B. Kerangka Berfikir ........................................................................... 42 C. Hipotesis .......................................................................................... 43 xi
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 44 A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 44 B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 45 C. Desain Penelitian ............................................................................. 48 D. Variabel Penelitian .......................................................................... 49 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 51 F. Penyusunan Perangkat Tes ............................................................. 52 G. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 55 H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................... 59 I.
Pelaksanaan Metode Ceramah dengan Multi Media dan Tanpa Menggunakan Multi Media .................................................. 60
J.
Analisis Data ................................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 67 A. Hasil Penelitian ............................................................................... 67 B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 76 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 81 A. Simpulan.......................................................................................... 81 B. Saran-saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83 LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Daftar Nilai Sejarah Siswa Kelas VII .......................................................... 85 2. Uji Homogenitas Nilai ................................................................................ 86 3. Angket Kesadaran Sejarah Sebelum Di Uji ................................................. 89 4. Data Uji Coba .............................................................................................. 99 5. Hasil Olah Data Validitas dan Reliabilitas .................................................. 103 6. Angket Kesadaran Sejarah Setelah Di Uji ................................................... 105 7. Data Hasil Pengisian Angket Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen .......... 115 8. Data Hasil Pengisian Angket Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol ................ 119 9. Diskripsi Data Penelitian ............................................................................. 123 10. Uji Normalitas Data ..................................................................................... 127 11. Uji Banding .................................................................................................. 128 12. Uji Kesadaran Sejarah ................................................................................ 129 13. Angka Nilai Kritik R.................................................................................... 131 14. Daftar n Distribusi Normal .......................................................................... 132 15. Tabel Distribusi t ......................................................................................... 133
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Tabel Data Uji Coba Angket ....................................................................... 99 2. Tabel Data hasil uji tingkat kesadaran sejarah siswa kelas eksperimen ...... 115 3. Tabel Data hasil uji tingkat kesadaran sejarah siswa kelas kontrol ............. 119 4. Tabel Angka Kritik R .................................................................................. 131 5. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors .................................................................... 132 6. Tabel Distribusi T ........................................................................................ 133
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sering dikatakan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan. Siswa banyak yang tidak tertarik pada pelajaran sejarah dan malah menganggap bahwa belajar sejarah cukup dengan cara menghafalkan angka-angka tahun. Semua ini terjadi mungkin sebagai akibat dari proses belajar mengajar sejarah yang konvensional. Seorang siswa sering datang ke kelasnya untuk belajar sejarah hanya berbekal sebuah buku tulis dan kemudian mencatat keterangan-keterangan verbal guru sejarahnya. Di lain pihak, seorang guru sejarah sering datang ke kelasnya hanya untuk memberi tugas siswa-siswanya untuk mencatat bagian-bagian dari sejarah yang dianggapnya penting, diselingi tambahan keterangan secara verbal. Proses belajar mengajar sejarah seperti itu, disamping tidak efektif, juga tidak akan dapat meningkatkan kesadaran sejarah siswa. Materi sejarah yang diterima siswa di kelas adalah materi yang bukan saja terlepas dari ikatan kesatuan rangkaian peristiwanya satu sama lain, tetapi juga terlepas dari akar kehidupan yang sesungguhnya. Proses belajar mengajar sejarah seperti itu tentu tidak akan membawa siswa pada kemampuan menganalisis peristiwa-peristiwa sejarah serta kemampuan melihat dan berpikir historik. Pengetahuan sejarah mereka terhenti pada sekumpulan data, fakta, nama orang semata, nama letak wilayah atau pencipta semata. Akibatnya,
1
2
sesudah enam tahun belajar sejarah yang tersisa di benak para siswa adalah guru sejarah yang begitu membosankan, keheranan mereka mengapa ada manusia di dunia ini yang begitu gemar akan nama orang yang sudah lama meninggal serta kerjanya hanya menambah tugas-tugas menghafal saja. Akibat lainnya, sebagian siswa menganggap pelajaran sejarah tidak lebih dari cerita dongeng yang berguna sebagai hiburan. Dengan demikian, tentu mereka tidak akan memahami sejarah bangsanya, apalagi menghayati nilai-nilai heroik dan patriotik para pendahulunya. Mengenai hal ini Winarno mengatakan: Tidak mengherankan kalau dikatakan bahwa pendidikan sejarah serupa itu adalah pendidikan yang tepat untuk membenci sejarah, membenci guru sejarah, membenci segala sesuatu yang bersangkut paut dengan sejarah. Inilah satu contoh dimana interaksi yang dimaksudkan bersifat edukatif justru berakibat destruktif, bersifat anti edukatif (Surachmad, 1986: 9). Berdasarkan hasil observersi sekilas yang dilakukan penulis pada tahun 2005/2006, timbul masalah-masalah baru memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama mengenai tingkat kesadaran sejarah di dalam masyarakat. Sebagai akibat dari pemahaman yang keliru pembangunan, timbul kecenderungan di Indonesia, bahwa masyarakat, lebih-lebih generasi mudanya, terlalu berwawasan ke masa kini dan masa depan tetapi mengabaikan masa lampaunya. Ini berarti, terbukanya kemungkinan bagi masyarakat, lebih-lebih generasi mudanya, akan tercabut dari akar kehidupan yang memerlukan identitas bangsa yaitu warisan masa lampaunya. Padahal generasi muda, adalah generasi yang mempunyai posisi strategis sebagai penerus perjuangan bangsanya. Dalam posisi yang
3
demikian maka generasi muda perlu memahami dan menyadari eksistensi dirinya, baik secara spasial maupun temporal. Dengan memahami keberadaan dirinya dalam posisi yang penting itu, mereka diharapkan mampu tampil sebagai manusia pembangunan yang mandiri, terampil dan penuh pengabdian. Dengan kata lain, diperlukan generasi pembangunan yang memiliki kesadaran sejarah, yakni daya upaya yang direncanakan untuk mengerti masa lampau di dalam lingkungannya yang berfungsi mengukur dan menentukan tempat sikap manusia dalam kerangka sejarahnya yang disebut sebagai generasi yang mampu menempatkan dirinya dalam konteks sejarahnya sendiri (Kartodirdjo, 1982: 66). Bidang Studi Sejarah sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran IPS di SMP memiliki arti penting dalam pembentukan kesadaran dan wawasan kebangsaan. Arti penting bidang studi sejarah dalam pengembangan kesadaran sejarah dan wawasan kebangsaan dapat digambarkan sebagai berikut: Tanpa mengetahui sejarahnya, suatu bangsa tak mungkin mengenal dan memiliki identitasnya. Disamping itu kesadaran sejarah merupakan sumber inspirasi serta aspirasi, keduanya sangat potensial untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan sikap nasionalisme. Arti penting sejarah dapat juga kita lihat dari makna edukatif yang bisa ditangkap dari pendidikan sejarah itu sendiri. Makna yang bisa ditangkap dari pendidikan sejarah adalah bahwa pendidikan sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya. Dengan menyadari makna edukatif sejarah berarti menyadari masa lampau yang penuh arti, yang selanjutnya berarti bahwa kita memungut dari sejarah nilai-nilai berupa ide-ide
4
maupun konsep-konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah-masalah
kita
masa
kini
dan
selanjutnya
untuk
merealisir
harapan-harapan di masa datang. Di tinjau dari kedudukan dalam kurikulum jelas Bidang Studi Sejarah dengan rumpun bidang studi lain yang tergabung dalam rumpun IPS seperti geografi, maupun ekonomi. Kemudian bila ditinjau dari Tujuan Pendidikan Nasional seperti sebagai berikut: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin berketerampilan serta mampu menumbuhkan dan mempertebal rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional jelas ada benang merah antara bidang studi sejarah sebagai salah satu komponen atau bagian dari pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Untuk itulah dalam proses belajar mengajar harus diorganisir dengan baik, dilakukan dengan sengaja dan sadar, karena hakikat belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan beberapa perubahan yang secara relatif tetap dalam perilaku, yaitu dalam berfikir, merasa dan melakukan. Siswa harus menerimanya sebagai suatu pekerjaan nyata dan memaksa serta bermanfaat, karena pada dasarnya belajar merupakan usaha mencari dan menemukan makna. Adanya Pusat Sumber Belajar dan multi media sejarah di sekolah menjadi penting di samping untuk membantu seorang pengajar sejarah menyelesaikan tugas mengajar sejarah yang begitu luas ruang lingkup dan materinya,
5
lebih-lebih sangat berguna untuk menimbulkan minat siswa pada mata pelajaran itu yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran sejarah pada umumnya serta kesadaran nasional mereka pada khususnya. Di sinilah peranan guru sejarah menjadi penting, misalnya untuk menentukan media mana yang sesuai bagi suatu episode yang akan ditampilkan dalam tatap muka dengan siswa-siswanya. Dalam proses pemilihan ini, termasuk menciptakannya, seorang guru sejarah dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan memahami makna sumber
belajar
sejarah,
pandai
memilih
secara
tepat
serta
terampil
menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar. Tanpa pengetahuan dan kemampuan tersebut maka materi serta metode ditetapkan tidak akan banyak berarti bagi siswa dan pada akhirnya hasil yang diharapkan tidak tercapai. Pembelajaran sejarah di Sekolah Lanjutan Pertama seperti yang dikehendaki oleh kurikulum adalah dalam rangka terwujudnya tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kegiatan pendidikan sejarah generasi muda pada umumnya, siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama khususnya, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarahnya sebagai bagian dari kesadaran sejarah nasionalnya. Sebuah kesulitan yang muncul dialami oleh guru-guru sejarah adalah bagaimana menampilkan peristiwa-peristiwa sejarah di dalam kelas untuk bisa diamati serta diperiksa secara langsung oleh para siswa. Dengan kata lain siswa tidak akan mungkin mengamati peristiwa sejarah itu secara langsung, baik karena peristiwa sejarah adalah peristiwa yang telah terjadi (di waktu yang lampau) dan masa lampau itu sekali terjadi kemudian lenyap (hanya
6
meninggalkan jejak-jejak), tetapi juga karena peristiwa sejarah adalah menyangkut tindakan manusia, yang bisa dibagi menjadi bagian luar dan bagian dalam. Bagian luarnya menyangkut tingkah laku manusia yang nampak dan bisa disaksikan secara langsung, sedang bagian dalamnya meliputi motif-motif, keinginan-keinginan, rencana-rencana serta tujuan-tujuan yang diekspresikan ke luar dalam bentuk tingkah laku tertentu. Dengan demikian, hanya sebagian kecil dari peristiwa sejarah bisa dicapai melalui daya imajinasi yang tinggi. Di lain pihak keadaan ini mengharuskan kita untuk memanfaatkan berbagai alat bantu mengajar yang mungkin kita memvisualisasikan peristiwa sejarah sedemikian rupa sehingga lebih memudahkan murid untuk menangkap serta menghayati gambaran peristiwa sejarah tersebut. Atas dasar kenyataan inilah kiranya peranan dari media pembelajaran mutlak diperlukan dalam pembelajaran sejarah. Multi media pembelajaran di sini tidak lain daripada segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal pembelajaran sejarah ini meliputi bukan saja benda-benda atau dokumen peninggalan sejarah ataupun orang-orang sebagai pelaku sejarah yang merupakan jejak atau sumber langsung serta konskrit dari suatu peristiwa sejarah, tetapi juga hal-hal lain yang bisa membantu dan memudahkan murid memvisualisasikan suatu peristiwa. Sebagai contoh bisa disebutkan antara lain gambar-gambar, model ataupun diorama yang bisa dibuat sendiri oleh murid dengan bantuan guru ataupun sudah dibikin oleh badan-badan
7
pembuat media sekolah. Untuk memudahkan murid menangkap salah satu unsur pokok dari sejarah yaitu unsur perkembangan yang menyangkut rasa waktu (time-sense) maka penggunaan bagan-bagan waktu (time-charts) akan sangat membantu. Demikian juga karena sejarah tidak mungkin melepaskan diri dari unsur ruang/tempat (spatial) yang menyangkut lingkungan geografi bagi terjadinya peristiwa, maka media yang berupa aneka ragam peta (maps) juga sangat diperlukan dalam pembelajaran sejarah. Sesuai dengan perkembangan teknologi, pembelajaran sejarah juga akan sangat dibantu oleh media yang dikembangkan dalam hubungan teknologi tersebut, seperti radio, tape-recorder, slide, film documenter, TV dan sebagainya yang dalam beberapa hal sangat efektif bagi usaha membantu visualisasi lukisan peristiwa sejarah. Untuk memungkinkan segala macam media ini berfungsi secara terpadu yang bisa memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah, sebenarnya sangat diperlukan suatu lingkungan khusus yang bisa berupa ruang khusus yang menampung segala macam media tersebut yang akan merangsang serta memberi iklim yang positif bagi kegiatan pembelajaran sejarah. Ruang semacam itu dikenal dengan sebutan Ruang Sejarah (History Room). Tentu saja dalam memanfaatkan berbagai multi media ini, seorang guru sejarah hendaknya sudah menguasai berbagai prinsip penggunaan multi media pembelajaran pada umumnya, khususnya media pembelajaran sejarah. Hal-hal seperti prinsip-prinsip penggunaan media, kriteria penentuan pilihan media pembelajaran serta cara-cara penerapannya, urut-urutan penggunaan media dalam suasana unit pelajaran, bagaimana mengintegrasikan penggunaan media
8
dengan tujuan pembelajaran, bahkan keterampilan elementer pembuatan media sederhana dan bagaimana kiranya mutlak diperlukan oleh seorang guru sejarah, agar media pembelajaran tersebut benar-benar menunjang semaksimal mungkin pencapaian tujuan pembelajaran sejarah. Multi media sangat berfaedah dipakai dalam pembelajaran sejarah karena beberapa keuntungan yang dimilikinya, misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran
sejarah. Multi media juga sangat baik untuk mengembangkan
pengertian konsep abstrak menjadi lebih konkrit, membantu mengingat isi materi pelajaran sejarah yang bersifat verbal. Masalah tentang penggunaan media belajar sejarah kiranya cukup menarik untuk diteliti dan dilakukan eksperimen secara mendalam, oleh karena itu penulis mencoba mengangkat dalam tesis dengan judul : PERBEDAAN ANTARA PENGGUNAAN METODE CERAMAH DENGAN MULTI MEDIA DAN
METODE
CERAMAH
TANPA
MULTI
MEDIA
DALAM
PEMBELAJARAN IPS SEJARAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2005-2006.
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang disebutkan diatas maka permasalahan yang timbul adalah "Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode ceramah dengan multi media dan metode ceramah tanpa multi media dalam
9
pembelajaran IPS Sejarah terhadap tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006". Sedangkan permasalahan penelitian secara terperinci adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan metode ceramah menggunakan multi media?
2.
Bagaimanakah tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media?
3.
Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode ceramah menggunakan multi media dan metode ceramah tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006?
C. Tujuan Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
ini
bertujuan
mengacu
pada
pokok
permasalahan di atas yaitu : "Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan antara penggunaan multi media dan yang tanpa multi media dalam pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006" Secara terperinci tujuan penelitian adalah:
10
1.
Ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar dengan menggunakan multi media
2.
Ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 yang diajar tanpa menggunakan multi media.
3.
Ingin mengetahui perbedaan yang signifikan antara penggunaan multi media dan yang tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006.
D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Bagi Sekolah a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh guru IPS Sejarah pada umumnya dan pada IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Mranggen pada khususnya dalam penyempurnaan
penggunaan media pembelajaran
sejarah. b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai kerangka acuan pengembangan teknologi pendidikan secara ilmiah, dan berguna bagi pengembangan teori dalam ilmu pendidikan melalui penelitian lebih lanjut.
11
2. Bagi Siswa Dapat merubah cara berfikir siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak dalam mempelajari Sejarah di Sekolah, sehingga mata pelajaran sejarah tidak lagi membosankan pada saat proses pembelajaran Sejarah sedanga berlangsung. 3. Bagi Peneliti Mengetahui lebih lanjut manfaat pembelajaran berbasis multimedia yang telah berkembang.
E. Sistematika Penelitian Penulisan laporan penelitian ini secara garis besar terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil kegiatan dan pembahasan dan penutup. Adapun jabaran dari sistematika laporan ini terdiri dari tiga bagian. 1. Bagian awal Bagian awal dari laporan ini mencakup halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian inti Bagian inti terdiri dari lima bab yaitu: Bab I
Pendahuluan,
mencakup
tentang
latar
belakang
masalah,
perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab II
Landasan Teori, meliputi tinjauan tentang hakekat IPS Sejarah, multi media dan kesadaran sejarah serta hipotesis.
12
Bab III
Metode
Penelitian,
mencakup
mengenai
desain
penelitian,
populasi, sampel, pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang didalamnya membahas tentang penyamaan kondisi kelompok kontrol dan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, hasil penelitian dan pembahasan, hasil penelitian.
Bab V
Penutup, berisi simpulan dan saran.
3. Bagian penutup Bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Sejarah Pembelajaran adalah kegiatan mengorganisasikan proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Proses belajar ini mencakup persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut (Sudjana, 1989: 50). Sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata-kata history (Inggris), Gescheidenis (Belanda), Geschiete (Jerman), yang kesemuanya, mengandung arti sama yaitu cerita tentang peristiwa dan kejadian masa lampau. Sejarah juga mengandung pengertian sebagai gambaran masa lampau tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsirannya dan penjelasannya yang memberikan pengertian tentang apa yang telah berlalu itu. Bidang studi sejarah (Nasional dan Umum) mempunyai tujuan yang dijadikan berbagai arah dalam pengembangan strategi pembelajaran maupun dalam pemilihan metode. Lebih lanjut dijelaskan dalam standart kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi terdapat lima point yang menyebutkan: Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
13
14
1.
Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
2.
Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah
dan metodologi
keilmuan 3.
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
4.
Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang
5.
Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Dengan tujuan pembelajaran umum kemudian dijabarkan dalam tujuan
pembelajaran khusus. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi terdapat prinsip pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, prinsipprinsip tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini: 1. Ilmiah
15
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. 3. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel
16
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. 8. Menyeluruh Prinsip pengembangan pembelajaran IPS Sejarah secara menyeluruh dapat diidentifikasikan bahwa dalam pembelajaran sejarah terdapat aspek pengetahuan atau pengertian (aspek kognitif), aspek nilai dan sikap (aspek efektif), aspek ketrampilan (aspek psikomotor). Secara garis besar tujuan pembelajaran sejarah dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1. Aspek Pengetahuan atau Pengertian (Aspek Kognitif) a.
Menguasai pengetahuan tentang aktivitas manusia pada waktu yang lampau dalam aspek ekstemal dan intemalnya.
b.
Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik) dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
c.
Mengetahui pengetahuan tentang unsur-unsur umum (generalisasi) yang terlihat pada sejumlah peristiwa masa lampau.
d.
Menguasai pengetahuan tentang unsur perkembangan peristiwa masa lampau yang berlanjut dari periode satu ke periode yang lain.
e.
Menumbuhkan pengertian tentang hubungan fakta satu dengan fakta yang lain secara berkaitan.
17
f.
Menumbuhkan keawasan bahwa keterkaitan fakta-fakta lebih penting dari fakta-fakta yang berdiri sendiri.
g.
Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sosial dan kultural terhadap sejarah.
h.
Menumbuhkan
keawasan
tentang
pengaruh
sejarah
terhadap
pengembangan sosial dan kultur masyarakat. i.
Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi masa kini dalam perspektifnya dengan situasi yang akan datang.
2. Aspek Pengembangan Nilai dan Sikap (Aspek Afektif) a. Menumbuhkan kesadaran sejarah pada siswa terutama dalam artian agar mereka mampu berfikir dan bertindak atau bertingkah laku dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai dengan tuntunan jaman. b. Penumbuhan sikap menghargai kepentingan atau kegunaan pengalaman masa lampau bagi hidup suatu bangsa masa kini. c. Menumbuhkan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini dari masyarakat di mana mereka hidup adalah hasil dari pertumbuhan di waktu yang lampau. d. Pertumbuhan kesadaran akan perubahan-perubahan yang telah dan berlangsung di suatu bangsa yang diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan datang. 3. Aspek Ketrampilan (Aspek Psikomotorik)
18
a. Menekankan pengembangan kemampuan dasar di kalangan siswa berupa kemampuan penyusunan sejarah. b. Ketrampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan masalah kesejarahan. c. Kemampuan menelaah secara elementer buku-buku sejarah terutama yang menyangkut sejarah bangsanya. d. Ketrampilan mengajukan pertanyaan produktif di sekitar masalah sejarah. e. Ketrampilan mengembangkan cara-cara berfikir analitis tentang masalah sosial historis di lingkungan masyarakat. f. Ketrampilan bercerita. tentang peristiwa sejarah secara hidup (I Gde Widja, 1989: 27 - 29). Materi pembelajaran sejarah yang disampaikan dalam proses belajar mengajar sejarah mencakup Sejarah Nasional dan Umum. Namun seperti yang dikemukakan I Gde Widja (1989: 25), bahwa
pembelajaran sejarah
diorientasikan pada historiografi nasional yaitu penulisan sejarah yang benar-benar bersifat Indonesia sentris, bukan bersifat Eropa atau Belanda sentris. Gambaran sejarah yang bersifat Indonesia sentris memiliki ciri seperti yang dikemukakan oleh I Gde Widja (1989: 25): 1) Melihat perkembangan kehidupan manusia Indonesia sebagai satu kesatuan perkembangan yang berkesinambungan dari jaman prasejarah sampai jaman modern ini. 2) Memandang gerakan-gerakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sederajat dengan bangsa lain di dunia ini, dan bahwa gerakan-gerakan itu dalam rangka menentang setiap gerakan penindasan dan penjajahan di muka bumi. 3) Mengembangkan lukisan sejarah yang proporsional kon-sentris yaitu yang berpusat pada lukisan utama dan mendalam tentang sejarah negara-negara tetangga, dan terakhir secara lebih
19
komprehensif tentang bangsa-bangsa lain di luar Indonesia dan negara-negara tetangga tersebut. Pelajaran sejarah sejauh yang bersifat Indonesia sentris pada hakikatnya adalah melihat perkembangan manusia Indonesia pada masa sekarang adalah kelanjutan dari masa yang lalu, dalam memandang sejarah Indonesia lebih menitikberatkan Indonesia sebagai subyek dari sejarah bangsanya, akan tetapi tetap mempelajari sejarah negara-negara lain di luar Indonesia. Pada penelitian ini digunakan sejarah Kesultanan Demak sebagai topik bahasan yang digunakan untuk bahan multimedia yang dibuat. Adapun sejarah kesultanan demak yang diajarkan disesuaikan dengan pokok bahasan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang disesuaikan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Adapun bahan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah pada sekitar tahun 1500 setelah memutuskan hubungan dengan Majapahit. Lahirnya Kesultanan Demak mendapatkan dukungan dari Ulama dan Pembesar di Jawa Timur, seperti Tuban Gresik, Jepara, dan tempat-tempat lain di Pantai Utara Pulau Jawa. Peranan kesultanan Demak semakin besar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah kesultanan Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511. banyak pedagang yang memutuskan tidak berdagang lagi ke Malaka setelah kejatuhannya. Kebanyakan mereka pergi ke Demak atau Banten sebagai pusat penyebaran Islam di Nusantara. Perluasan wilayah kekuasaan portugis memang telah menimbulkan banyak kekhawatiran, tidak terkecuali demak. Sebagai kerajaan islam, Demak khawatir portugis akan meluaskan kekuasaannya ke Pulau Jawa. Oleh karena itu, sebelum Portugis menyerang daerah-daerah di tanah Jawa, Demak berencana melakukan serangan terlebih dahulu. Pada tahun 1513 armada Demak dipimpin oleh putera Raden Patah, yaitu Pati Unus melancarkan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Namun, upaya ini mengalami kegagalan sebab jarak serangan yang dilakukan terhadap portugis terlalu jauh. Selain itu persenjataan yang dimiliki Demak amat kurang. Peperangan memang mengalami
20
kegagalan, tetapi ini tidak membuat penghargaan terhadap Pati Unus dibatalkan. Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor, yang bermakna pangeran yang pernah menyeberangi lautan di sebelah utara Kesultanan Demak. Pada tahun 1518 Pati Unus menduduki Tahta Kesultanan Demak sepeninggal Raden Patah. Namun, Pati Unus menjadi sultan tidak lama (1518-1521). Ia hanya tiga tahun memerintah. Setelah itu digantikan oleh Trenggana (1521-1546). sebagaiSultan, Tranggana memperkokoh singgasana Demak dan menegakkan tiang-tiang Agama Islam. Dengan masih mencokolnya Portugis di Malaka Demak merasakan ancaman dan bahaya membayangi. Akan tetapi, Trenggana tidak mengirimkan pasukan ke Malaka untuk mengusir Portugis. Ia memilih lebih membendung Portugis dalam menguasai Pulau Jawa daripada menyerang kekuatannya. Kedatangan seorang ulama Pasai, Nurullah yang melarikan diri dari serangan portugis telah membuat gembira sultan Trenggana. Hal ini disebabkan ulama pasai tersebut memiliki kecakapan yang dapat digunakan oleh sultan Trenggana dalam menggapai cita-citanya. Berkat kerjasama keduanya, portugis gagal merebut pelabuhan-pelabuhan penting di Jawa Barat, seperti Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Bahkan dengan gempuran-gempuran hebat dilakukan pasukan Demak, telah memaksa Portugis meninggalkan Pantai Jawa Barat dengan tangan hampa dan penuh malu. Seusai mengusir Portugis, trenggana berhasil menaklukkan sisasisa kekuatan Mataram Kuno (jawa Tengah) dan Singosari (Jawa Timur). Namun wilayah pasuruan dan panarukan luput dari upaya penaklukan Demak. Demikian pula Blambangan yang tetap menjadi bagian dari Kerajaan Bali. Sultan Trenggana gugur setelah berusahamenaklukkan pasuruan pada tahun 1546. Gugurnya sultan Trenggana menimbulkan pertikaian baru di antara kerabat kerajaan, terutama antara pangeran Sekar Seda Ing Lepen (Adik Trenggana) dengan Pengeran Prawoto (Anak Trenggana). Pangeran Sekar Seda Ing Lepen terbunuh di dekat jembatan sugai atas perintah pangeran Prawoto. Alasan pembunuhan tersebut mudah diduga, yaitu behwa Prawoto terasa terhalang-halangi cita-citanya untuk menjadi Sultan Demak sebab pamannya itu merupakan calon pengganti Sultan Trenggono.anak pengeran Sekar Sedo ing Lepen, Arya Penangsang yang mengaggap dirinya orang yang paling berhak atas tahta Demak kemudian membinasakan engeran Prawoto dan juga keluarganya. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya. Arya Penangsang (1546-1568) kemudian tampil menjadi Sultan Demak yang ke–4. Masa pemerintahan Arya Penangsang dipenuhi berbagai kekacauan dan pembunuhan. Banyak orang yang tidak suka kepada Arya Penangsang. Ia terkenal kejam. Adipati Jepara, Pangeran Hadiri dibunuh karena dianggap merintangi kekuasaannya. Tindakan ini
21
menyulut kemarahan para adipati. Istri pangeran Hadiri yang bernama Ratu Kali Nyamat segera mengangkat senjata untuk membalas kematian suaminya. Beberapa adipati yang sepaham dengannya diajak pula untuk menghancurkan kekuasaan Arya Penangsang. Seorang diantaranya adalah Adipati Pajang, Adiwijaya yang terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Ia berhasil membinasakan Arya Penangsang pada tahun 1568 sehingga mahkota dan segala kebesaran Demak berpindah ke tangannya.
1.
Media Pembelajaran Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media instruksional. Kata media adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa Latin berarti alat, sarana, perantara. Media instruksional karena itu secara harfiah berarti sarana yang digunakan untuk menampilkan pelajaran dan dalam pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan, dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya mencakup proses pembelajaran saja tetapi juga pendidikan dalam arti yang lebih luas. Gerlach dan Ely C (1977 : 92) mengatakan bahwa media instruksional dapat dibagi dalam dua pengertian: pertama, dalam pengertian yang luas dapat berwujud orang, situasi atau alat yang dapat menciptakan kondisi sehingga seorang siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik. Kedua, dalam pengertian
sempit
berwujud
grafik,
potret,
gambar,
alat-alat
elektronik/mekanik yang dapat menangkap dan menyampaikan informasi secara verbal/visual. Media pendidikan dalam arti yang sempit terutama hanya memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan yakni bahan dan alat, walaupun dia juga memberi catatan bahwa persoalan yang dihadapi di sekolah bukan cuma menyangkut kedua unsur tersebut tetapi
22
juga melibatkan orang-orang yang menyediakan dan mengoperasikannya, masalah
rancangan,
produksi,
pemanfaatan,
pengorganisasian
dan
pengelolaannya, sehingga bahan dan alat itu dapat berinteraksi dengan siswa. Oemar Hamalik (1988: 23) menyebut media pendidikan sebagai: Alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa, dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedang Suharsimi Arikunto (1987 : 15) mengatakan bahwa media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya Suharsimi mencatat pendapat Umar Suwito yang mengatakan bahwa sebelum istilah media pendidikan digunakan, dahulu dipakai istilah AVA (Audio Visual Aid) yaitu pembantu pendengaran dan penglihatan. Di sini terlihat perkembangan fungsi media karena dirasakan bahwa fungsi dan peranannya, bukan hanya sekadar membantu proses belajar mengajar saja tetapi dapat juga untuk mengganti kehadiran guru di depan kelas seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini: Guru
Hardware
Bahan
Siswa
Software
Siswa
Gambar 1.1 Peranan Guru dan Media Pembelajaran Dengan gambaran ini tampak bahwa, media pendidikan dapat berfungsi sebagai pengganti kehadiran guru di kelas.
23
Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa media instruksional itu adalah, (a) sarana, alat dalam proeses belajar mengajar, (b) segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya dan (c) segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menyalurkan pesan. Tetapi tidak berarti bahwa semua alat, sarana, orang atau situasi dapat dipakai dengan begitu saja sebagai media sebab memilih media yang tepat dan baik untuk tujuan instruksional selain sulit dan rumit, juga membutuhkan keterampilan khusus. Di dalam proses belajar mengajar petunjuk tentang media selalu dibutuhkan misalnya tentang media apa yang digunakan, kapan digunakan dan mengapa media tersebut digunakan. Pemilihan media bukanlah suatu tindakan yang sudah tetap dan tidak boleh berubah. Keputusan tentang media hendaknya selalu ditinjau kembali sepanjang proses pengembangan dan harus disesuaikan dengan kondisi produksi dan penggunaannya. Dalam proses pemilihan media instruksional yang efektif dan efisien, isi dan tujuan pembelajaran haruslah sesuai dengan karakteristik media tertentu. Fungsi media instruksional dapat dilihat dari dua sudut: pertama, dari sudut instruksional, media merupakan komponen sistem instruksional yang kedudukannya sejajar dengan komponen-komponen instruksional lainnya. Kedua, dari sudut proses belajar mengajar, media adalah alat, sarana untuk dapat lebih menjelaskan, lebih mengkonkretkan. Dari kedua fungsi itu, ada
24
dua hal yang harus diperhatikan yakni pertama, kemampuan/keistemewaan media yaitu : 1) Kemampuan fiksasi yaitu kemampuan menangkap, menyimpan dan mereproduksikan. 2) Kemampuan manipulatif yaitu kemampuan yang dapat menyesuaikan dini menurut kebutuhan. 3) Kemampuan distributif yaitu kemampuan penyebarluasan serta dapat menjangkau pengamatan yang luas. Kedua, adanya atau banyaknya hambatan dalam proses belajar mengajar. Hambatan-hambatan itu misalnya verbalisme, salah tafsir, perhatian yang tidak terpusat, tidak terjadi pembentukan tanggapan secara bulat dan bermakna, gedung dan kelas yang tidak memadai/tidak memenuhi persyaratan. Dengan bantuan media, hambatan-hambatan ini dapat dihilangkan dan dikurangi sebab dengan melalui media, siswa dapat melihat benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang terlalu besar, yang terlalu kecil, yang terlalu cepat berlangsungnya, yang sukar didatangi atau yang terlalu berbahaya untuk didekati. Juga dengan bantuan media, siswa dapat mendengarkan suara-suara yang terjadi pada masa lalu. B. Multi Media 1. Pengertian Multi Media Multimedia adalah pemanfaatan
kumputer, untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (vidio dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memingkinkan pemakai
25
melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomonikasi ( Hofstetter, 2001, dalam Suyanto, 2003:21). Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi
belajar aktif dan eksferimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa
dan
memandu
untuk
belajar
lebih
baik. Selain itu dengan
Multimedia akan mempertajam pesan (materi pelajaran). Kelebihan multi media terletak pada hal-hal sebagai berikut:
1)
materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, 2) dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, 3) fungsi berfikir dan mendengar dirangsang dan dikembangkan secara bebas,
4)
berada dibawah kontrol guru sehingga guru bebas memutar dan mengatur frekuensi putarnya, 5) karena yang diproyeksikan adalah gambar diam maka siswa dimungkinkan mengamatinya secara seksama serta pemahaman terhadap materi bisa optimal, 6) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta. indera, 7) dapat direvisi dan diperbaiki, 8) media yang relatif sederhana dan mudah cara menggunakannya. Kelemahan multi media yaitu : 1) seri programnya, yang terdiri dari gambar lepas dapat hilang atau tertukar bila kurang baik dalam penyimpanannya, 2) hanya mampu menyajikan obyek-obyek secara diam, bila tidak ada layar pengatur cahaya memerlukan ruangan yang gelap, 4) multi media membutuhkan biaya yang mahal.
26
Dari uraian tentang multi media ditinjau dari kelebihan yang dimiliki serta dikaitkan dengan pembelajaran sejarah yang banyak menyampaikan fakta berupa hasil dari suatu peristiwa, sejarah dimasa lampau, kiranya dapat disimpulkan bahwa multi media sangat membantu guru sejarah didalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kesadaran sejarah yang disampaikannya pada siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan multi media, cara yang paling efisien adalah membuat perencanaan yang teliti yakni menyusun langkah-langkahnya secara sistematis, terperinci, terarah dan disesuaikan dengan situasi khusus yang ada dalam kelas (Hamalik, 1994 : 76). Tujuan penggunaan multi media akan mencapai hasil yang optimal bila memperhatikan prosedur umum yang dianjurkan sebagai berikut: a. Langkah Persiapan. Menyusun pelajaran sebagai satu unit kemudian memilih multi media pembelajaran yang cocok dengan pelajaran tersebut. Dalam langkah ini guru perlu mengadakan percobaan pendahuluan dan mencatat hal tertentu yang maksudnya kelak perlu penjelasan lebih lanjut. b. Mempersiapkan Kelas. Yang dimaksud adalah siswa disiapkan untuk menghadapi kemungkinan adanya hal-hal sulit seperti kata-kata asing, simbolsimbol dan sebagainya. Kelas juga dipersiapkan kearah penggunaan multi media pembelajaran berupa pengalaman dasar, mendiskusikan pokok-pokok tertentu.
27
c. Mempersiapkan Perlengkapan untuk Penyajian. Penting sekali mengadakan uji coba istrument pendahuluan terhadap proyektor yang akan digunakan sebagai pengecek bahwa alat-alat tersebut siap digunakan. Multi media pembelajaran yang akan diproyeksikan hendaknya disusun teratur jangan sampai terjadi kemacetan. d. Langkah Penyajian. Selama penyajian siswa harus berpartisipasi. Bila telah dipersiapkan dengan baik mereka akan bersedia dibawa kedalam diskusi mengenai pentingnya suatu simbol atau pengertian dari berbagai gambar. Partisipasi siswa akan menyebabkan pelajaran menjadi bermakna dan memberikan berbagai pengalaman. e. Kegiatan Lanjutan atau Follow up. Kegiatan ini dilakukan setelah siswa melihat multi media pembelajaran. Perencanaannya sebaiknya dilakukan oleh guru sendiri. Kegiatannya bisa
berupa
testing,
demonstrasi,
diskusi
atau
bila
perlu
mempertunjukkan kembali multi media pembelajaran. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh akan menjadi permanen. Menerapkan pengetahuan kedalam tugas-tugas khusus baik juga dilakukan. Kegiatan demikian akan merangsang mereka belajar lebih lanjut. f. Gunakan Alat Tepat pada Waktunya. Waktu memegang peranan penting agar penggunaan alat tadi mencapai sasaran, tujuan dan betul-betul alat itu memberikan manfaatnya. Untuk
28
itu perlu kita tinjau apa maksud penggunaan multi media sehingga dapat ditentukan apakah digunakan pada permulaan
pelajaran untuk
membangkitkan minat murid atau pada proses perkembangan dalam pelajaran atau pada akhir pelajaran untuk membuat simpulan dan ikhtisar pelajaran.
2. Produksi multi media Dalam memproduksi bahan atau materi untuk multi media, selain harus diawali dengan kriteria pemilihan bahan, perlu memperhatikan pula kriteria berikut ini. a. Pemilihan bahan hendaknya mempunyai arti bagi suatu keterampilan atau pengertian yang hendak dicapai. b. Batasi jumlah gambar dalam jumlah yang benar-benar dikehendaki bagi suatu pengertian atau keterampilan. Pilih gambar yang hanya akan memberi stimulus dan tekanan yang berarti. Batasi pada gambar-gambar yang bisa mereka ketahui atau sudah kuasai pengertian atau keterampilannya. c. Gunakan gambar-gambar yang akan memberikan arah atau pengantar kepada pengertian secara verbal. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan
arah
kepada
pertanyaan-pertanyaan
audio
yang
menyertainya. Audio yang menyertai gambar, harus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam memberikan arah pada pengertian yang tepat atau dorongan untuk meneliti lebih lanjut.
29
d. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan stimulan ekspresi yang lebih baik dan kreatif. Gambar-gambar harus bisa memberikan gambaran kepada siswa, untuk banyak berbicara, atau bercerita. e. Buatlah
gambar
perbandingan
yang
mempunyai
(komposisi),
dan
kesan
kontras
kesinambungan
(penekanan),
yang
baik
dari
permasalahan yang hendak diutarakan. f. Penampilan gambar dalam multi media pembelajaran dipertimbangkan dengan berbagai macam jenis gambar, misalnya: kapan dengan gambar graft, kapan harus gambar bagan, kapan harus dengan diagram atau gambar life (gambar sebenamya). g. Tetapkan cara pengambilan gambar seperti secara close-up, super close-up, medium-shot, long shot atau super longshot. h. Tetapkan pula cara pengambilan gambar untuk judul atau titel dan atau tulisan
saja.
Pengambilan
objek
dalam
bentuk
tulisan
harus
memperhatikan hal-hal berikut ini. 1) Bentuk tulisan harus komunikatif, jelas dan mudah dibaca; 2) Tulisan tidak terlalu penuh dalam satu bingkai gambar, sehingga tulisan terlalu kecil sukar untuk dibaca; 3) Tulisan yang mempunyai jumlah huruf yang banyak, sebaiknya dibuat dalam beberapa bingkai, atau pengungkapan yang tidak merupakan kunci topik sebaiknya dibuat dalam bentuk audio;
30
4) Buatlah judul tulisan dengan membuat lebih, kontras dari butirbutir penjelasannya, misalnya dengan memberi warna yang kontras, besar huruf atau bentuk huruf yang berbeda; 5) Jangan sekali-kali menggunakan bentuk atau warna huruf lebih dari dua atau paling banyak tiga warna atau beberapa macam. Sesudah proses perencanaan selesai, maka langkah berikutnya adalah kegiatan memproduksi. Ada empat macam langkah dalam kegiatan produksi ini, yaitu: (a) pengambilan gambar, (b) proses mencuci film, (c) penyusunan multi media pembelajaran, dan (d) menyiapkan cara menggunakannya (Nana Sudjana, 2001: 118-128). Mengenai pengambilan gambar dapat dijelaskan: a) Memilih kamera. Kamera yang dipergunakan jenis kamera 35 mm. Khusus untuk pengambilan gambar secara close-up atau reproduksi multi media pembelajaran. Jadi, kita harus menggunakan kamera single lens. Sebaiknya kita memilih kamera yang mempunyai pengaturan bukan lensa (diafragma), setelan kecepatan bukaan lensa dan fokus. Akan lebih baik lagi bila menggunakan kamera yang mempunyai pengukur cahaya (light meter). Lebih mendalam
31
dalam penggunaan kamera ini sebaiknya pelajari bagian media fotografi. b) Perlengkapan pemotretan. Bila diperlukan sediakan light meter untuk mengukur cahaya yang jatuh pada objek. Gunakan tripod atau camera stand terutama untuk mereproduksi atau untuk kecepatan bukaan lensa yang rendah atau lambat. Blitz atau foto flood light dipergunakan pengambilan objek di dalam ruangan. Lensa close-up (+ 1, +2, + 3) untuk pengambilan objek yang terlalu kecil. Shutter cable (untuk membuka lensa secara remote) diperlukan pula bagi keperluan pengambilan gambar yang harus dijaga dari goyangan sewaktu membuka lensa. Hal ini bisa terjadi terutama sewaktu kecepatan bukaan lensa terlalu lambat. c) Pemilihan film. Film yang harus dipilih adalah film Positif ukuran 35 mm. Sesuaikan ASA film dengan sumber cahaya rata-rata sewaktu pengambilan objek. Tentukan apakah film yang akan digunakan, berwama atau hitam putih. Tentukan pula jumlah eksposur (pengambilan gambar) yang dikehendaki untuk setiap rol, yang disesuaikan dengan jumlah multi media pembelajaran yang akan diproduksi. Perhatikan segala karakteristik film yang diberikan oleh pabrik dalam setiap pengambilan objek.
32
d) Pengambilan objek secara close-up dan secara reproduksi. Pengambilan objek secara close-up dan atau reproduksi banyak dilakukan orang. Berilah catatan dalam bagian skrip mana yang harus diambil secara close-up dari foto, majalah, buku-buku dan sebagainya; begitu pula bagian mana yang harus diambil secara reproduksi dari peta, bagan, atau karya grafis lainnya. Dalam kedua kegiatan ini seharusnya kita menggunakan kamera single lens, supaya kita bisa melihat objek yang akan diambil sesuai dengan objek yang akan diambil oleh film. Dengan kamera jenis ini pengaturan cahaya dan fokus serta diafragma akan langsung dapat dilihat seperti aslinya pada waktu kita membidik objek. Pengambilan objek judul atau titel dilakukan setelah kita menyiapkan grafis huruf seperti dalam teknik produksi. Sebaiknya pengambilan judul dilakukan: dengan menggunakan tripod atau copystand serta kabel release shutter. Periksalah komposisi gambar dari objek, melalui jendela pengontrol dari kamera. Perhatikan cara pengaturan komposisi seperti untuk memproduksi media grafis lainnya. Hal penting yang harus dilakukan dalam pengambilan gambar dan setiap objek, harus dalam komposisi horizontal. e) Membuat jadwal pengambilan objek. Seperti telah diutarakan dimuka bahwa pengambilan gambar objek dalam multi media pembelajaran bisa dilakukan secara acak
33
(random). Oleh karenanya pengambilan gambar ini bisa dilakukan dengan cara mengambil objek grafis terlebih dahulu sampai selesai, kemudian pengambilan yang harus dengan close-up, dan seterusnya pengambilan di alam sebenamya. Urutan pengelompokan ini akan bergantung pada persiapan yang telah dilakukan. 6) Menyiapkan ilustrasi atau diagram. Buatlah gambar diagram atau grafis lainnya dalam karton ukuran perbandingan mendatar 2 : 3. Rencana gambar dalam ruang karton ini, harus dibuat dalam daerah sekitar 1,6 cm. arah ke dalam dari setlap pinggiran karton. Pilihlah warna, motif, atau bahkan ilustrasi yang akan dipakai sebagai latar belakang untuk membuat judul. Untuk membuat gambar atau diagram pilih warna yang akan membuat rangsangan atau stimulus untuk diperhatikan serta mempunyai hubungan dengan bagan, diagram atau gambar yang akan ditampilkan. Pembuatan gambar atau judul yang menggunakan huruf bisa pula dengan cara teknik overlay (tumpang tindih). Lakukan pembuatan gambar, ilustrasi dan pewarnaan, dengan melaksanakan prinsip-prinsip simplicity (kesederhanaan), unity (kesatuan), emphasis (penekanan), balance (keseimbangan) formal maupun informal, pembuatan garis, kejelasan ruang, tekstur dan penggunaan warna.
34
Pencucian film dapat dijelaskan bila telah mempunyai laboratorium sendiri pencucian bisa dilakukan sendiri. Namun untuk satu kali pencucian kurang dari 50 rol film akan memakan biaya yang tinggi. Sebaiknya pencucian dilakukan di toko foto studio. Hal-hal yang jangan lupa diperhatikan dalam pencucian ini, adalah: a) data karakteristik film jangan sampai hilang; misalnya: merknya, ASA-nya, dan sebagainya. b) tanyakan pada toko foto studio, apakah bisa atau biasa mereka mencuci film positif untuk merk tersebut? c) bila ‘ya’ jangan lupa komunikasikan data karakteristik film di atas, terutama untuk film potongan. d) tindakan yang paling baik adalah jangan menghilangkan kotak pembungkus film yang memuat data film tersebut Mengenai editing dapat dijelaskan setelah selesai pencucian film, tentu harus kita periksa kualitas masing-masing gambar dengan segala aspeknya. Umumnya pemeriksaan dilakukan di alas kotak kaca susu yang disinari, sehingga gambar mana saja yang kita periksa sudah baik dan bisa kita pakai. Bagi gambar yang kurang baik hasilnya harus kita perbaiki kembali dengan cara memotretnya kembali, atau dalam hal tertentu bisa kita ubah narasinya (komentar). Gambar yang sudah baik bisa pula memungkinkan perubahan terhadap komentar yang menyertainya. Dalam hal ini kita ubah komentarnya dalam skrip. Akhirnya setelah perbaikan pada skrip dan
35
penyiapan gambar selesai, cobalah ukur dan atur waktu yang diperlukan untuk penampilannya dengan cara membaca skrip sebagaimana mestinya. Sedangkan mengenai cara menyiapkan dan menggunakan multi media pembelajaran adalah sebagai berikut program yang baru diproduksi harus disiapkan terlebih dahulu dalam frame atau bingkai. Pemasangan dalam bingkai ada 3 cara. a) Pertama,
cara
pemasangan
ini
pemasangan merupakan
dalam cara
bingkai yang
karton. paling
Cara murah.
Kekurangannya dari cara ini bahwa bingkai mudah tertekuk dan terlalu ringan untuk beberapa alat proyeksi yang menggunakan drum (tempat multi media pembelajaran yang bulat). b) Kedua, pemasangan dalam bingkai plastik. Cara ini mudah memasangnya, tapi memerlukan biaya yang lebih, dari cara pertama. Bingkai dengan plastik cukup berat untuk operasi jenis proyektor yang menggunakan drum. Kekurangannya bahwa bingkai plastik agak sukar untuk memberi identitas penomoran atau judul. c) Ketiga, pemasangan pada bingkai kaca. Cara ini suka, mengaburkan gambar atau fokus; terlalu berat dan terlalu mahal; cara pemasangan terlalu sukar. Bingkai ini mudah pecah bila terjatuh. Cara ketiga ini jarang dipergunakan orang. Film, tentunya sebelum dipasang harus dipotong-potong dahulu dengan gunting pada garis batas setiap antara dua gambar. Sesudah
36
memasukkan dalam bingkai jangan lupa memberi identitas nomor dan judul. Susunlah tampilan dalam multi media pembelajaran sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan dalam skrip. Kemudian simpanlah multi media pembelajaran dalam kotak atau dalam plastik transparan supaya mudah dilihat. Cara pemasangan film dalam. bingkai bisa diikuti dengan cara berikut ini. a) Tetapkan muka bingkai multi media pembelajaran untuk bagian depan. Muka bagian belakang biasanya ditandai dengan nomor dan judul. b) Periksalah, mana bagian belakang dari film dan mana bagian depannya. Bagian depan film biasanya yang kusam, sedangkan bagian belakangnya adalah bagian yang mengkilap. c) Pasangkan film pada. bingkai dengan arah bagian depan film dengan bagian depan bingkai, dan sebaliknya. d) Segera beri nomor dan judul pada bagiam belakang bingkai dengan posisi pada gambar berdiri. Pemasangan multi media pembelajaran pada LCD proyektor adalah dengan cara memasukkan multi media pembelajaran pada posisi bagian belakang atau yang bertanda nomor dan judul mengarah ke kita sehingga pada posisi membaca biasa.
2. Kesadaran Sejarah
37
a. Pengertian Pengertian
Kesadaran
Sejarah
(historical
consciousness)
tercakup dalam beberapa istilah yang memiliki kandungan arti yang sama seperti terdapat dalam istilah "Perasaan Sejarah" (historical sence), "Pandangan", "Pemikiran" atau konstruksi sejarah (historical mindedness) (Djoko Soeryo, 1989 : 5). Kesadaran sejarah adalah refleksi sikap yang bersumber pada kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan, pada makna serta hakikat sejarah (I Gde WIdja, 1988 : 556). Rumusan Kesadaran Sejarah seperti yang dikemukakan oleh Djojo Soeryo secara teoritis membedakan pengertian kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah. Kesadaran Sejarah sebagai gejala psikologis dapat didefinisikan sebagai "kontruksi" pemahaman terhadap pengalaman masa lalu. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai dengan pemilikan perspektif waktu yang secara tajam mampu membedakan dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai juga penyusunan akumulasi pengalaman masalah secara urut dalam ingatan (memory) atau kesadaran. Kesadaran Sejarah sebagai gejala sejarah dapat dikenali dengan simbol-simbol monumental dari proses sejarah baik dalam bentuk
38
spiritual maupun material. Simbol-simbol monumental dari proses sejarah dalam bentuk spiritual, contohnya: jiwa jaman, semangat jaman, nilai-nilai kultur dan seterusnya. Sedangkan simbol-simbol monumental dari proses sejarah dalam bentuk material, contohnya : bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental candi, lingga dan seterusnya. Simbol-simbol dari proses sejarah merupakan aktualisasi dari hasil kesadaran kolektif pendukung sejarah dalam rentang waktu tertentu. Antara kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah saling berkaitan. Proses perkembangan pemberian arti sejarah diawali dari sejarah, sebagai cerita sampai kepada sejarah sebagai kenyataan masa lalu kemudian sejarah sebagai ilmu merupakan contoh kongkrit keterkaitan kedua gejala. tersebut. Menurut Soejatmoko, kesadaran sejarah merupakan suatu sikap jiwa dan cara untuk menghadapkan diri dengan kenyataan, realitas sosial dalam prespektif hari kini, di dalam perspektif hari lampau tetapi juga perspektif hari depan (dalam G. Moedjanto, 1989: 14). Menurut Dr. Ruslan Abdulgani, yang dimaksud dengan kesadaran sejarah itu suatu sikap kejiwaan atau mental attitude dan state of mind yang merupakan kekuatan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah (dalam G. Moedjanto, 1989 : 13).
39
Dari keterangan Jan Bakker bahwa kesadaran sejarah adalah keinsyafan seseorang menerima dari nenek moyangnya hasil kerja mereka sebagai warisan yang harus dipelihara dan disempurnakan, agar pada gilirannya hasil karya itu diteruskan kepada angkatan berikutnya (dalam G. Moedjanto, 1989 : 14). Dari keterangan ini dapat diartikan bahwa kesadaran sejarah ada pada seseorang bilamana ia menginsyafi apa yang dimilikinya sekarang adalah warisan dari nenek moyangnya yang berupa berbagai bentuk untuk budaya. Atas dasar pengakuan tersebut maka ia berusaha untuk memelihara,
harta
warisan
budaya
dan
mewariskan
serta
menyempumakan budaya warisan itu pada generasi berikutnya. Dari beberapa rumusan pengertian kesadaran sejarah dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan kesadaran sejarah pada hakikatnya adalah suatu kondisi kejiwaan atau sikap jiwa (mental attitude) yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakikat sejarah, sehingga melahirkan dorongan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah. Gejala kesadaran sejarah ini tampak dalam bentuk : gejala kognisi yang berupa, pengetahuan dan pemahaman sejarah serta gejala konasi berupa kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan dalam proses dinamikanya sejarah. Kesadaran sejarah sebagaimana telah diuraikan diatas berkaitan erat dengan bagaimana seseorang tersebut memiliki rasa cinta
40
terhadap tanah airnya. Sebagaimana dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, khususnya pada tujuan pendidikan nasional yang perlu adanya upaya untuk menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran sejarah bangsa. Rasa cinta tanah air akan muncul apabila seseorang memiliki bekal kesadaran sejarah. b. Indikator Kesadaran Sejarah. Indikator kesadaran sejarah dikemukakan oleh beberapa ahli sejarah yang dapat membantu dalam pengukuran tingkat kesadaran sejarah siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak. Menurut G. Moedjanto, indikator atau unsur-unsur yang terkandung dalam kesadaran sejarah: 1) Keberanian berpijak pada fakta dan realita. 2) Keinsyafan
akan
continuity
(kesinambungan)
dari change
(perubahan). 3) Keinsyafan akan keharusan gerak maju yang terus menerus. 4) Berpikir kemasa depan dengan berpijak pada masa lalu. 5) Berkarya lebih baik daripada hari kemarin dapat mewariskan hasil yang lebih baik pada angkatan berikutnya. Kesadaran sejarah mengisyaratkan bahwa apa yang ada sekarang adalah produk masa lalu. Senang atau tidak senang Bangsa
41
Indonesia adalah keturunan bangsa terjajah meskipun bangsa Indonesia berjuang menghasilkan negara Indonesia yang merdeka. Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan suatu gejala psikologis yang memperlihatkan taraf kematangan tertentu. Dalam kesadaran sejarah memuat unsur-unsur: 1) Pengetahuan tentang fakta sejarah yang berkait dalam hubungan kausal 2) Logika kesejarahan. 3) Hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lalu untuk cermin membangun kehidupan sekarang. 4) Sikap menghadapkan diri dengan kenyataan (bukan impian). 5) Adanya dimensi waktu lampau, waktu kini dan waktu yang akan datang yang memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses.
Jadi kesadaran sejarah mengandung keinsyafan pentingnya sejarah berdasarkan fakta, bahwa kejadian yang satu dengan yang lain terkait oleh hukum sebab akibat, masa lampau menghasilkan masa kini, masa kini menghasilkan masa depan. Dalam kesadaran sejarah terkandung sikap bersedia memanfaatkan masa lampau sebagai sumber ilham menata kehidupan masa kini.
42
Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi yaitu : Lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi, disamping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan berlangsung sosialisasi, edukasi, kulturasi, enkulturasi dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama dilingkungan anak didik. Sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis dan cakupan kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh lingkaran masa kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses evolusi pembentukan kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap: 1) Tahap mitos - legendaris. Kesadaran mitos - legendaris terdapat pada masyarakat tradisional (yang masih sederhana tingkat kebudayaan dan peradabanya). Pada tingkat ini kesadaran sejarah masih non historis atau kesadaran sejarah non historis, salah satu cirinya ialah masih belum ada pemilikan waktu yang jelas. 2) Tahap kesadaran histonis. Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang sudah maju dimana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis. Evaluasi perkembangan kesadaran sejarah dapat identik dengan proses perkembangan sejarah nasional terutama dalam perkembangan
43
sejarah Indonesia. Dimana terdapat proses integrasi dari sejarah lokal yang dikenali dengan kesadaran sejarah lokal menuju kearah sejarah nasional dengan proses modernisasi edukasi dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Dari unsur-unsur kesadaran sejarah yang dibahas terdapat unsur-unsur yang dapat dimasukan ke dalam kelompok unsur kecenderungan atau keinsyafan ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah, adalah: 1) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan melestarikan warisan budaya dalam bentuk material, misalnya artifac, bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental dan lainnya. 2) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan melestarikan warisan budaya dalam bentuk spiritual, misalnya semangat jaman, adat istiadat, tradisi. 3) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan berkarya (belajar) yang lebih baik dari hasil kemarin demi kemajuan kehidupan bangsa dan negara. 4) Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut aktif dan berperan sebagai agen pembaharu atau agen perubahan kearah kemajuan (agent of change) demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
44
C. Kerangka Berpikir Selama ini proses pembelajaran terutama IPS Sejarah masih banyak yang bersifat konfesional, secara umum berpusat pada guru karena metode yang dipakai ceramah. Padahal pelajaran sejarah mempunyai cakupan materi yang banyak dan luas. Selain itu IPS sejarah mengandung peranan yang penting dalam pross membentuk kesadaran siswa akan rasa nasiomalisme . Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu pemilihan metode yang tepat. Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Pada kenyataannya di lapangan sebagian besar guru IPS Sejarah dalam menyampaikan materi pelajar hanya menyampaikan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun
dalam peristiwa sejarah dengan menggunakan
media
ceramah saja dan tanpa menggunakan media pembelajaran; sehingga pembelajaran IPS Sejarah terasa membosankan. Dalam poses pembelajaran guru dituntut selalu kreatif dan inofatif sehingga permasalahan yang terkait dengan materi, waktu, kemampuan siswa dan lain-lain dapat diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil optimal. Pembelajaran dengan multi media diharapkan menjadi alternatif dan dapat membantu guru IPS
45
sejarah didalam memberikan pemahaman materi pada siswa sehingga siswa benar-benar mempunyai kesadaran bersejarah yang baik.
D. Hipotesis Untuk kepentingan penelitian ini maka hipotesis kerja penelitian yang diambil adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode ceramah dengan multi media dengan metode ceramah tanpa multi media dalam pembelajaran IPS Sejarah terhadap kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh dianalisis dengan rumus-rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui suatu sampel yang akan diteliti kemudian menentukan sampel mana yang paling baik, maka pendekatan penelitian yang sesuai adalah eksperimen. Pada penelitian ini digunakan instrumen berupa angket untuk pengambilan nilai tingkat kesadaran sejarah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006. Pola penelitian ini bersifat ekperimental dengan pola M-G (Matched Group Designs) yaitu dengan mengadakan keseimbangan kondisi terhadap kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G pada penelitian ini menggunakan teknik penyeimbang rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan true experimental design dengan postest only control design. Desain eksperimen penelitian digambarkan sebagai berikut: Metode Ceramah Dengan Multi media
Eksperimen NILAI
Metode Ceramah Multi media
Kontrol
46
Tanpa
Kesadar an Sejarah
47
Gambar 3.1 Desain Eksperimen Penelitian B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1985 : 171). Dari pengertian diatas populasi yang digunakan dalam penelitian adalah semua individu yang sedang diselidiki dan paling sedikit mempunyai kesamaan sifat. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan populasi yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 - 2006, dengan jumlah populasi sebagai berikut: 3.1 Populasi Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak Tahun
Tabel
Pelajaran 2005 - 2006 NO
KELAS
JUMLAH
1
VII – A
40
2
VII - B
40
3
VII – C
40
4
VII – D
40
5
VII – E
40
6
VII – F
40
7
VII – G
40
8
VII – H
40
Jumlah
320
Sumber: Data sekunder SMP Negeri 1 Mranggen Demak, 2005
48
Dari populasi tersebut diambil sampel dua kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol serta satu kelas uji coba instrumen. Instrumen yang diuji cobakan adalah angket. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1985 : 22). Dalam penelitian ini tidak semua populasi yang ada dijadikan obyek penelitian, karena disamping memerlukan tenaga banyak juga memerlukan waktu yang lama. Untuk itu peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi. Sebagian populasi yang diambil untuk penelitian dinamakan sampel. Pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan data dokumentasi lampiran 1, tentang hasil belajar kedua kelas tersebut adalah: Tabel 3.2 Rincian Hasil Test Keseluruhan Populasi No
Kelas
Nilai Rata rata
1 2 3 4 5 6 7 8
VII – A 7.815 VII – B 7.673 VII – C 7.768 VII – D 7.430 VII – E 7.788 VII – F 7.705 VII – G 7.595 VII – H 7.660 Total Rata-rata Keseluruhan 7.679 Sumber: Data sekunder SMP Negeri 1 Mranggen Demak, 2005 Uji homogenitas untuk proses pengambilan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan pengambilan nilai sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak. Berdasarkan hasil uji homogenitas seperti pada lampiran dua didapatkan kedelapan kelas tersebut adalah homogen, artinya peneliti dapat mengambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak atau bebas. 3. Pola Kerja Penelitian Pola penelitian ini bersifat eksperimental dengan pola M-G (Matched Group Designs) yaitu dengan mengadakan keseimbangan kondisi terhadap kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G
49
ini menggunakan tehnik, perbandingan rata-rata nilai pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam mengadakan keseimbangan kondisi adalah: a.
Menentukan Mean Matching kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 1.
Mean kelompok kontrol Rumus: M=
2.
Σk N
Mean kelompok eksperimen Rumus: M=
Σe N
Keterangan: M = mean Σ = jumlah nilai
N = jumlah subyek b.
Menyeimbangkan Variansi (uji homogenitas varians) dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rumus: F (nb - 1), (nk - 1) = Keterangan:
V
Vb Vk
: varians
Vb : varians yang terbesar
50
Vk : varians yang terkecil nb dan nk : masing-masing jumlah subyek Setelah diketahui bahwa nilai dari delapan kelas yang diteliti adalah homogen,
selanjutnya
dilakukan
pengambilan
sampel
dengan
menggunakan teknik cluster random sampling dengan pengambilan kelas sebanyak dua kelas, kelas yang diteliti sebagai sampel adalah kelas VII-B sebagai kelas kontrol dan VII-H sebagai kelas eksperimen.
C. Desain Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
eksperimen
dengan
true
experimental design dengan postest only control design yakni dengan metode
pengambilan sampel dengan cluster random sampling dan setelah didapat dua kelas, satu kelas diberi perlakuan pembelajaran metode ceramah dengan menggunakan multi media, dalam penelitian ini disebut dengan kelas eksperimen, disitu kelas menggunakan multi media pembelajaran. Untuk dapat mengatakan adanya pengaruh kesadaran sejarah digunakan kelas pembanding yakni kelas kontrol. Kelas kontrol merupakan kelas
yang diberi perlakuan
pembelajaran metode ceramah tanpa menggunakan multi media, disitu kelas tidak menggunakan multi media pembelajaran. Penelitian dilanjutkan dengan menggunakan angket sebagai alat pengambilan data. Sebelum dilakukan pengambilan data pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen, angket tersebut diujikan pada kelas uji coba. Pengambilan data pada kelas uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas
51
dan reliabilitas instrumen penelitian. Kelas uji coba diambil kelas VII-A, pengambilan kelas uji coba di luar kelas kontrol dan eksperimen dimaksudkan supaya soal per item tetap terjaga dari diketahuinya soal oleh kelas sampel. Kelas kontrol, kelas eksperimen dan kelas uji coba memiliki perlakuan yang berbeda. Tabel 3.3 Perbedaan perlakuan kelas kontrol, eksperimen dan kelas uji coba
Perlakuan Kelas Uji Coba
Tidak dilakukan perlakuan
Kelas Kontrol
Metode ceramah tanpa multi media
Kelas Eksperimen
Metode ceramah dengan multi media
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat atau tergantung. Variabel tergantung merupakan suatu akibat yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah variabel yang secara sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung (Suharsimi Arikunto, 1989: 93). Kedua variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.
Variabel Bebas Pada penelitian ini variabel bebas adalah penggunaan metode ceramah dengan multi media (X1) dan metode ceramah tanpa multi media (X2).
52
Penggunaan multi media dikenakan pada kelompok eksperimen dan tanpa multi media dikarenakan pada kelompok kontrol. 2.
Variabel Terikat Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat kesadaran sejarah (Y), baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
3.
Definisi Operasional Variabel a) Ceramah dengan Multi Media: Cara
penyampaian
materi
pelajaran
sejarah
dengan
berbicara
(menerangkan atau ceramah) diselingi dengan menggunakan bantuan multi media pembelajaran yang ditampilkan pada layar melalui LCD proyektor. b) Ceramah Tanpa Multi Media: Cara penyampaian materi pelajaran sejarah dengan kegiatan berbicara dan disertai dengan menulis di papan tulis tanpa diselingi menggunakan bantuan multi media pembelajaran. Cara ini merupakan cara penyampaian proses pembelajaran yang biasa disajikan oleh guru-guru di sekolah. c) Kesadaran Sejarah: Sikap siswa dalam melestarikan warisan budaya, arif, bijaksana, keteladanan dan punya perspektif waktu yang akan datang. E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data, yaitu metode dokumentasi dan metode angket yang diambil setelah memberikan perlakuan terhadap sampel.
53
1.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data sekunder melalui dokumen tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan penyelidikan (Handari Nawawi, 1987 : 133). Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang: a.
Jumlah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006.
b.
Nilai-nilai dari populasi penelitian sekaligus nilai-nilai sampel yang digunakan dalam penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini didasarkan pada
pertimbangan: a. Pengambilan data dokumen mudah diperoleh, dan b. Dokumen telah tersusun secara sistematis dan otentik serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengambil data awal, dalam hal ini data nilai untuk delapan kelas, diuji homogenitas pada saat pengambilan kedua sampel. 2.
Metode Angket
Menurut Maman Rachman, test adalah alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Maman Rachman, 1988: 70). Test pada penelitian ini menggunakan angket yang digunakan guna pengambilan nilai kesadaran sejarah setelah
54
kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi perlakuan masing-masing pembelajaran metode ceramah dengan menggunakan multi media pada kelas eksperimen dan pembelajaran metode ceramah tanpa menggunakan multi media pada kelas kontrol.
F. Penyusunan Perangkat Angket
Langkah yang ditempuh dalam penyusunan perangkat test penelitian ini adalah : 1. Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan angket Untuk angket pertama waktu yang disediakan adalah 90 menit untuk mengerjakan soal angket obyektif sebanyak 40 item. 2. Menentukan tipe soal dan jumlah item soal. Jumlah soal adalah 40 soal tiap angket, sehingga jika disediakan waktu 90 menit tiap soal mendapat jatah waktu sekitar 2 menit. Penyusunan instrumen untuk mengukur kesadaran sejarah ini dilakukan peneliti sendiri dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Instrumen ini terdiri 40 butir soal, berupa pertanyaan positif dan negatif dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif berturut-turut 5, 4, 3, 2, dan 1 sedang untuk pernyataan negatif berturut-turut 1, 2, 3, 4, dan 5. 3. Menentukan komposisi jenjang kemampuan atau pengetahuan.
55
Kemampuan atau pengetahuan ini terdiri dari tiga jenjang untuk test kesadaran bersejarah dengan komposisi: a) Aspek ingatan (C1)
: 44 %
b) Aspek pemahaman (C2)
: 36 %
c) Aspek analisis (C3)
: 20 %
4. Membuat kisi-kisi angket Dalam kisi-kisi soal yang dibuat, dicantumkan hal-hal sebagai berikut: a) Bentuk atau tipe soal yang digunakan. b) Ruang lingkup dari pengetahuan yang akan diujicobakan. c) Komposisi jenjang pengetahuan atau aspek tingkah laku yang diukur. (Suharsimi Arikunto, 1992 : 120-134) Kisi-kisi dibuat kemudian dibuat instrumen angketnya. Instrumen angket kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 3. kisi-kisi yang dibuat didasarkan pada rincian sebaran soal pada angket yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengambilan data dan analisisnya dihimpun pada saat pelaksanaan penelitian. Pada saat penelitian tiap aspek yang diperlihatkan akan diuji menjadi satu sebagai tingkat kesadaran dalam bersejarah siswa. Sehingga tingkat kesadaran siswa dalam bersejarah pada penelitian ini diuji secara menyeluruh melalui hasil angket dengan membedakan hasil uji beda dari kesadaran bersejarah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian ini untuk mengetahui cara penyampaian pembelajaran sejarah guna meningkatkan tingkat kesadaran sejarah. Sehingga beberapa sebaran diskripsi penelitian yang diolah dijadikan
56
sebuah variabel guna pengukuran tingkat kesadaran sejarah melaui media pembelajarannya. Perincian sebaran soal yang dijadikan sebagai alat pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 KISI-KISI ANGKET KESADARAN SEJARAH
Indikator Memiliki perspektif waktu
Ranah
Jumlah
Prosen
Kognitif Afektif Psikomotor
Soal
tase
2,14,12,28,
12,5%
6
40, 26 Mengenal/ mengerti dan
4
9,15,27,
dapat melokasikan obyek
10%
33
sejarah Menghayati prinsip sebab
6
3, 24, 25, 39,
akibat yang berhubungan
15%
21, 19
dengan waktu Bersikap arif dan bijaksana
6
1,10,12,32,
15%
34, 30, Menghormati
para
5
13,16,20,
pahlawan
26, 36
Menerima/memelihara dan menyempurnakan melestarikan
15%
6
4,5,6,8,18,38
15%
7
7,11,17,29,
17,5%
dan
peninggalan
sejarah Mengembangkan
sikap
keteladanan Jumlah Soal
30,31,37 10
17
13
40
100%
57
Kisi-kisi yang telah dibuat kemudian dibuat instrumen angketnya. Instrumen angket kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 3.
G. Uji coba instrumen penelitian
Setelah perangkat angket disusun, maka dilakukan uji coba (try out) untuk mengetahui validitas, indeks kesukaran soal, daya pembeda soal, dan reliabilitas. Perangkat angket ini diujicobakan terhadap siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian dan siswa yang sudah mendapatkan materi pokok bahasan yang akan diujikan. Subyek yang digunakan untuk test uji coba adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri I Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006, sejumlah 40 siswa. Alasan kelas VII-A SMP Negeri I Mranggen Demak digunakan untuk uji coba perangkat test adalah: a. Kelas tersebut tidak termasuk dalam sampel, sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran soal terhadap kelas yang dipakai untuk sampel penelitian. Apalagi kelas tersebut ada pada unit yang berbeda sehingga kemungkinan kebocoran soal sangat kecil. b. Kelas tersebut sudah mendapatkan materi pokok bahasan yang diujicobakan yaitu "Proses Islamisasi di Indonesia". Setelah perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan analisis. Tujuannva agar supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar dapat diandalkan dan dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
58
a. Uji Validitas Data Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:63), sebuah angket dikatakan valid apabila angket tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan validitas butir soal. Sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, karena skor pada butir angket menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan demikian skor butir angket mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat dikatakan korelasi, sehingga untuk menentukan validitas masing-masing soal pada angket, digunakan rumus korelasi product moment, yaitu: rXY =
NΣXY − (ΣX)(ΣY) {NΣX 2 − (ΣX) 2 }{NΣY 2 − (ΣY) 2 }
Keterangan : X
= skor soal yang dicari validitasnya
Y
= skor total
N
= jumlah peserta tes (Suharsimi Arikunto, 1993:138)
Secara statistik data hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran 4, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r (Effendi, 1989:139). Tabel ini dapat dilihat dalam lampiran 4. Cara melihat angka kritik ini digunakan derajad kebebasan N-1.
59
Dan hasil perhitungan validitas untuk instrumen kesadaran bersejarah dari 40 item angket, ternyata didapatkan 39 item angket yang valid, yaitu soal nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 33, 35, 37, 38, 39, 40. Sedangkan item angket yang tidak valid adalah nomor : 36, seperti pada lampiran 5. b.
Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika alat tersebut dapat dipercaya, konsisten, stabil, dan produktif (Purwanto, 1986 : 136). Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah K - R21. Rumus ini memiliki spesifikasi untuk mengukur reliabilitas perangkat angket obyektif pilihan ganda dengan altematif jawaban lebih dari dua. Rumusnya adalah sebagai berikut: ⎛ k ⎞⎛ M (k − M ) ⎞ ⎟⎟ r11 = ⎜ ⎟⎜⎜ ⎝ k − 1 ⎠⎝ k.V1 ⎠
Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen K
= Banyaknya butir pertanyaan pada angket
M = Skor rata rata V
= Varians total, besarnya dicari dengan rumus ( ΣY ) 2 N N
ΣY 2 −
V= Dengan:
ΣY2
= jumlah skor kuadrat
(ΣY)2 = kuadrat jumlah skor N
= jumlah peserta test (Suharsimi Arikunto, 1992 : 157)
60
Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan ke table r product moment dengan N adalah jumlah siswa peserta test uji coba dan taraf nyata 5%. Bila r11 dihitung lebih besar dari r tabel, maka dipat dikatakan bahwa perangkat test adalah reliabel. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas dengan Cronbach's Alpha lihat lampiran 5, dapat dijelaskan sebagai berikut: nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,932 ternyata diperoleh r11 sebesar 0,3611 sedangkan r kritik product moment untuk N = 40 dengan derajad kebebasan N-2 = 38 dan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai kritik sebesar 0,312. Karena r11 = 0,932 lebih besar dari r tabel = 0,312, maka dapat dikatakan bahwa perangkat test yang diujicobakan adalah reliabel. Dari hasil perhitungan validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas, didapatkan angket yang terpilih sebagai alat pengambilan data. Dari 40 soal yang diujicobakan, didapat soal yang memenuhi syarat sebanyak 39 item angket. Secara lengkap hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5 KISI-KISI ANGKET KESADARAN SEJARAH
Indikator Memiliki perspektif waktu
Ranah
Jumlah
Prosen
Kognitif Afektif Psikomotor
Soal
tase
2,14,12,28,
12,5%
6
40, 26 Mengenal/ mengerti dan dapat melokasikan obyek sejarah
4
9,15,27, 33
10%
61
Menghayati prinsip sebab
6
3, 24, 25, 39,
akibat yang berhubungan
15%
21, 19
dengan waktu Bersikap arif dan bijaksana
6
1,10,12,32,
15%
34, 30, Menghormati
para
4
13,16,20,
pahlawan
15%
26
Menerima/memelihara dan menyempurnakan melestarikan
6
4,5,6,8,18,38
15%
7
7,11,17,29,
17,5%
dan
peninggalan
sejarah Mengembangkan
sikap
keteladanan
30,31,37
Jumlah Soal
10
16
13
39
100%
Hasil uji validitas dan reliabilitas membuat nilai dari kisi-kisi yang telah diujikan kemudian dibuat disesuaikan instrumen angketnya. Instrumen angket kesadaran sejarah terdapat dalam lampiran 5.
H. Tahap-tahap Penelitian
1.
Tahap Persiapan a.
Membuat satuan pelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Jatah waktu untuk menyelesaikan materi tersebut 4 kali pertemuan. Satu kali pertemuan = 2 x 45 menit atau 90 menit.
b.
Menyiapkan angket sebagai alat evaluasi
c.
Menyiapkan format observasi kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan media media.
62
d.
Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
e.
Menentukan kelas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan terlebih dahulu diberikan test berupa pre test pada populasi untuk mendapatkan nilai rata-rata tiap kelas
f.
Melakukan uji coba perangkat test, siswa kelas VII-A SMP Negeri II Mranggen Demak tahun pelajaran 2004 – 2005
g.
Menganalisis hasil uji coba sebagai pedoman dalam pelaksanaan eksperimen.
h.
Menganalisis hasil uji coba sebagai pedoman dalam pelaksanaan eksperimen.
i.
Dilakukan uji-t matching untuk menyamakan kondisi awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
2.
Tahap Pelaksanaan a.
Setelah ditentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian diadakan analisis hasil pre test dengan uji-t matching.
b.
Mengisi format observasi selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang dieksperimenkan.
c.
Melaksanakan test kesadaran sejarah kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
I. Pelaksanaan Metode Ceramah dengan Menggunakan Multi Media dan Tanpa Menggunakan Multi Media
1.
Metode Ceramah dengan Menggunakan Multi Media
63
Metode ceramah dengan menggunakan multi media dikenakan pada kelas VII-H. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a.
Guru memberikan apresiasi sebagai awal dari pertemuan yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan.
b.
Guru menyampaikan materi menggunakan media-media seperti yang terdapat dalam satuan pelajaran, diselingi dengan memberikan beberapa pertanyaan pada siswa.
c.
Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang disampaikan guru.
d.
Bersama-sama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan.
e.
Pada menit terakhir pelaksanaan proses belajar mengajar guru menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan diberikan dengan menggunakan multi media pada pertemuan yang akan datang.
2.
Metode Ceramah Tanpa Menggunakan Multi Media Metode ceramah tanpa menggunakan multi media dikenakan pada kelas VII-B. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a.
Guru memberikan apresiasi sebagai awal dari pertemuan yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan.
64
b.
Guru menyampaikan materi seperti yang terdapat dalam satuan pelajaran, diselingi dengan memberikan beberapa pertanyaan pada siswa.
c.
Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang disampaikan guru.
d.
Bersama-sama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan.
e.
Pada menit terakhir pelaksanaan proses belajar mengajar guru menyampaikan pada siswa materi pelajaran yang akan diberikan dengan menggunakan media media pada pertemuan yang akan datang.
J. Analisis Data
1.
Analisis Diskriptif Untuk menguji kedua kelas homogen atau tidak pada saat sebelum diberi perlakuan sehingga dapat melakukan uji banding t atu t’. Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan masingmasing dengan ubahan mencari analisis deskriptif berupa harga rerata, simpangan baku, modus, median, serta distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi data dibuat dengan cara membuat kelas interval. Untuk itu berdasarkan nilai mean idean (M1) dan standart deviasi (SD) maka dapat dibuat pengelompokkan data dalam empat kategori sebagai berikut: (M+1,5 SD) Ke atas
= Tinggi
(M sampai dengan M+1,5 SD)
= Cukup
65
(M-1,5 SD sampai dengan M)
= Kurang
(M-1,5 SD) Ke bawah
= Rendah
Dengan menggunakan norma seperti di atas, maka dapat ditentukan kecenderungan masing-masing ubahan penelitian. Kecenderungan tersebut ditentukan dengan membandingkan nilai rerata observasi dengan norma yang telah ditentukan. Nilai tertinggi akan diperoleh jika responden menjawab dengan alternatif jawaban tertinggi pada semua jawaban ins trumen, sedangkan nilai terendah akan diperoleh jika responden menjawab dengan alternatif jawaban terendah pada semua jawaban instrumen. 2.
Uji Hipotesis a. Uji Normalitas Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data nilai post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat: χ2 =
Σ( fo − fh) 2 fh
Keterangan: fo
= frekuensi yang diperoleh
fh = frekuensi yang diharapkan χ2 = Chi Kuadrat
66
Kriteria: Jika χ2 hasil perhitungan lebih kecil dari χ2 tabel dengan taraf signifikan 5%, dan derajad kebebasan (k - 1), maka disimpulkan data-data terdistribusi secara normal (Sutrisno Hadi, 1990 : 346). Sedangkan dalam Sudjana (2001: 467) uji normalitas dengan statistik uji Lilliefors diperlihatkan tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors, disana terlihat bahwa sampel yang mempunyai ukuran lebih dari 30 telah terdistribusi normal. Tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors dapat dilihat pada lampiran tabel uji Lilliefors. Dalam penelitian ini digunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 15.00 for Windows untuk mengetahui lebih jelas tentang normalisasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Uji Homogenitas Untuk menguji kedua kelas homogen atau tidak, kelas diberi perlakuan sehingga dapat melakukan uji banding t. Rumus uji statistik : t =
x1 − x 2 S tan dart Error of Mean
Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut. Ho diterima jika t ≤ t1-1/2α,n-1 Pengujian hipotesis kesadaran sejarah setelah dikenai perlakuan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berupa nilai hasil pengisian angket. Adapun rumus Standart Error Of Mean tersebut adalah:
67
Standart Error Of Mean =
∑ (X
1
− X2
( X ) − ∑ 2
− X2)
2
1
n(n − 1)
n
Keterangan: Mk
=
mean kelompok kontrol
Me
=
mean kelompok eksperimen
SD2 Mk=
varians kelompok kontrol
SD2 Me =
varians kelompok eksperimen
r2 xy
koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan
=
skor treatment (Sutrisno Hadi, 1994 : 484). Pada penelitian ini skor matched faktor adalah nilai pelajaran sejarah yang diperoleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan skor treatment adalah skor yang diperoleh dari nilai post test dalam pengisian angket kesadaran sejarah untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan skor treatment adalah: r xy =
N.ΣXY − (ΣX).(ΣY)
[NΣX
2
][
− (ΣX) 2 NΣY 2 − (ΣY) 2
]
Keterangan: r xy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
XY
= Jumlah perkalian antara variabel X dan Y
X
= Jumlah nilai variabel X (nilai post test)
Y
= Jumlah nilai variabel Y (nilai matched faktor)
68
X2
= Jumlah kuadrat skor X
y2
= Jumlah kuadrat skor Y
N
= Jumlah subyek (Suharsimi Arikunto, 1993 : 138). Jika harga t observasi atau t hitung sudah diketahui, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel nilai t. Derajat kebebasannya (n1 + n2 2) = (40 + 40 - 2) = 78, karena jumlah subjeknya masing-masing 40 siswa. Pada taraf signifikansi 5% tidak terdapat db 78, maka dicari dengan teknik interpolasi nilai dari taraf signifikansinya, yaitu antara db 60 dengan 120. dari hasil perhitungan interpolasi diperoleh nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,994. Kriteria pengujian adalah : 1) Jika harga t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan t tabel, berarti t hitung sudah signifikan. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 2) Jika harga t hitung yang diperoleh lebih kecil dibanding, dengan t tabel, berarti t hitung tidak signifikan. Hal ini berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Pada penelitian ini digunakan SPSS sebagai alat bantu pengolahan data. Output dari hasil pengolahan akan digunakan untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Pelaksanaaan Eksperimen
Pola penelitian ini bersifat eksperimental dengan pola M-G (Matched Group Design), yaitu dengan mengadakan penyamaan kondisi terhadap dua
kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola M-G ini menggunakan teknik penyamaan rata-rata nilai sejarah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diadakan perlakuan atau eksperimen lebih lanjut. Penyamaan rata-rata nilai kelompok pada populasi dilakukan dengan menggunakan F-test (hasil perhitungan dengan SPSS dapat dilihat seperti pada lampiran 2a). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,683. karena nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari α (5%) maka dapat disimpulkan rata-rata nilai semua kelas tersebut adalah homogen. Sehingga sistem pengambilan sampel yang digunakan dapat dipilih kelas secar bebas (cluster random sampling). Untuk mengetahui bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai keadaan awal yang sama, selanjutnya dilakukan uji homogenitas antara ke dua kelas. Dari hasil perhitungan seperti pada lampiran 2b diperoleh nilai Fhitung sebesar = 1,00122, kemudian dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh sebesar = 1,70 maka dapat
69
70
dikatakan nilai dari dua kelas tersebut benar-benar homogen. Selanjutnya dilakukan
eksperimen
yaitu
pemberian
treatment
pada
kelompok
eksperimen dengan menerapkan metode ceramah yang menggunakan multi media dalam proses belajar mengajar. Kemudian diadakan post test dari kedua kelompok sampel untuk mengetahui prestasi belajar kedua kelompok setelah dilakukan eksperimen. Adapun pelaksanaan metode ceramah yang tanpa mengunakan multi media pada kelompok kontrol dan metode ceramah yang menggunakan multi media pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: a.
Metode ceramah yang menggunakan multi media dikenakan pada kelompok eksperimen, yaitu kelas VII-H. Pada awal pertemuan guru memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan. Selanjutnya guru menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan pelajaran dengan metode ceramah dengan menggunakan multi media yang diselingi dengan memberikan baberapa pertanyaan pada siswa. 15 menit terakhir guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan. Pada menit yang terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang akan disajikan pada pertemuan yang akan datang.
b.
Metode ceramah tanpa mengunakan multi media dikenakan pada, kelompok kontrol yaitu kelas VII-B. Adapun langkahnya adalah pada awal pertemuan guru memberikan apresiasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan disajikan.
71
Selanjutnya guru menyampaikan materi seperti terdapat dalam satuan pelajaran dengan metode ceramah yang diselingi dengan memberikan baberapa pertanyaan pada siswa. Selama KBM siswa memperhatikan dan mencatat materi penting yang disampaikan guru. 15 menit terakhir guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang disampaikan dan mengajukan beberapa pertanyaan pada angket. Pada menit yang terakhir guru menyampaikan pada siswa materi yang akan disajikan pada pertemuan yang akan datang. c.
Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Data hasil penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol (lampiran 7a dan 7b) diolah dengan SPSS secara diskriptif dengan output seperti pada lampiran 8. Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan masing-masing dengan ubahan mencari statistik deskriptif didasarkan nilai mean (M1) dan standart deviasi (SD) dengan mengelompokkan data dalam empat kategori (lihat lampiran 8): (M+1,5 SD) Ke atas
= Tinggi
(M sampai dengan M+1,5 SD)
= Cukup
(M-1,5 SD sampai dengan M)
= Kurang
(M-1,5 SD) Ke bawah
= Rendah
Dengan nilai yang diperoleh sebagai berikut. M+1,5 SD
= 110,3450346
M
= 95
72
M - 1,5 SD
= 90,3049
1) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen Skor tertinggi responden adalah 163 dan skor terendah 57. Dari analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 100,7, Mode (Mo) = 87 dan median (Me) = 95. Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan bahwa nilai median 95,00 artinya ada separuh responden (20 orang) total nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 80. Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen
maka, dapat dibandingkan
dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (100,7-2x26,105=
48,49
dan
100,7+2x26,105=152,91)
nilai
tersebut berada di luar selang atau rentang nilai minimum= 57 dan nilai maksimum 163. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen bersifat heterogen, artinya jawaban responden bersifat tidak menggerombol (ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa SMP Negeri
73
1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen Frekuensi Kategori Absolut
Relatif
Tinggi
12
30%
Cukup
3
7,5%
Rendah
3
7,5%
Kurang
22
55%
40
100%
TOTAL
Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan
pada
rentang
skor
57
sampai
dengan
163.
Menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen mempunyai nilai standar deviasi tidak kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen bersifat heterogen, artinya jawaban responden bersifat tidak menggerombol (ada jarak antara nilai rendah dan nilai tinggi). 2) Pengujian tingkat kesadaran siswa kelas kontrol Skor tertinggi responden adalah 152 dan skor terendah 44. Dari analisis yang diperoleh diperoleh skor rata-rata (M) = 99,95, Mode (Mo) = 87 dan median (Me) = 93,5. Dari skoring variabel tingkat
74
kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 87 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 87. Untuk mengetahui kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas kontrol maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (99,95-2x26,342= 47,266 dan 99,95+2x26,342=152,634) nilai tersebut berada dalam selang atau rentang nilai minimum= 44 dan nilai maksimum 152. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesadaran sejarah kelompok eksperimen siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006 dapat dilihat pada tabel berikut.
75
Tabel 4.2. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol Frekuensi Kategori Absolut
Relatif
Tinggi
9
22,5%
Cukup
6
15%
Rendah
0
0%
Kurang
25
62,5%
40
100%
TOTAL
Kecenderungan hasil observasi tingkat kesadaran siswa kelas kontrol
maka, dapat dibandingkan dengan kategori yang telah
ditetapkan berdasarkan pada rentang skor 57 sampai dengan 163. Variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). d.
Pengujian perbedaan tingkat kesadaran siswa kelas Kontrol dan kelas eksperimen 1) Uji Normalitas Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen (lampiran 7a dan 7b) dalam uji normalitas dengan statistik uji kolmogorov
smirnov,
disana
terlihat
bahwa
sampel
yang
76
mempunyai ukuran lebih dari 30 memiliki distribusi normal. Tabel nilai kritis untuk uji Lilliefors dapat dilihat pada lampiran 9. Uji normalitas data untuk data kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi pada pada output nilai sig = 0,333 = 33,3% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk data kelas eksperimen pada output nilai sig = 0,414 = 41,4% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil output analisis data dengan SPSS dapat dilihat dalam lampiran 6. 2) Uji Homogenitas Data hasil penelitian kelas kontrol dan kelas eksperimen (lampiran 7a dan 7b) diolah dengan SPSS untuk uji homogenitas output lampiran 10. Uji Kesamaan Varian
Hipotesis : Ho = varian variabel kelas kontrol = varian variabel kelas kontrol Ha = varian variabel kelas kontrol ≠ varian variabel kelas kontrol Dilihat nilai signifikansi untuk distribusi t menunjukkan sig = 0,717 = 71,7% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Uji Tingkat Kesadaran Sejarah
Hipotesis
77
Ho : μ1=μ2
artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda
H1 : μ ≠μ2
artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda
Dilihat dari hasil output SPSS yang terdapat dalam lampiran 10 nilai
signifikansi
pada
deretan
equal
variances
assumed
menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya Ho diterima, jadi tidak terdapat perbedaan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) Pengujian perbedaan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas Kontrol dan kelas eksperimen Dari hasil perhitungan rata-rata nilai post test kelompok kontrol seperti dalam lampiran 11, diperoleh rata-rata nilai post test sebesar 2,50 dengan rata-rata nilai post test kelompok eksperimen sebesar 2,956 diperoleh harga t hitung sebesar 2,743801008. Harga t hitung tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) 40 + 40 - 2 = 78, diperoleh harga t tabel sebesar 1,994 (diperoleh dari hasil interpolasi nilai tabel antara dk 60 dan 120). Ternyata harga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.
78
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas VII-H yang diberi perlakuan untuk diteliti tingkat perkembangan kesadaran sejarah, jika diajar dengan metode ceramah dengan multi media pembelajaran. Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan bahwa nilai median 95,00 artinya ada separuh responden (20 orang) total nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 80. 2. Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas VII-B yang diberi perlakuan untuk diteliti sebagai pembanding tingkat perkembangan kesadaran sejarah, jika diajar dengan metode ceramah tanpa multi media pembelajaran. Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 87 jadi kebanyakan responden mendapat total nilai 87. 3. Hubungan Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dilihat dari hasil output SPSS yang terdapat dalam lampiran 4 nilai signifikansi pada deretan equal variances assumed menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya Ho diterima, jadi tidak terdapat perbedaan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rataan kesadaran sejarah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak begitu berbeda dapat
79
dilihat tabel 4.3. tabel itu memperlihatkan semua prosentase, perbandingan naik turunnya data dan besar kecilnya kenaikan atau penurunan data yang terjadi setelah dilakukan eksperimen, yaitu metode ceramah dengan menggunakan multi media dan metode ceramah tanpa multi media. 4. Perbedaan Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil perhitungan uji hipotesis (uji final hasil penelitian) diperoleh harga t hitung sebesar 2,743 dan harga t tabel sebesar 1,994 (diperoleh dari hasil interpolasi nilai tabel antara dk 60 dan 120). Berarti harga t hitung > t tabel. Untuk itu dapat dijelaskan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan, yang berbunyi "ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran sejarah terhadap tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri I Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006", diterima. Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi "Tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media dalam pembelajaran sejarah terhadap tingkat kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri I Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006", ditolak. Pembuktian tersebut pada taraf signifikan 5% sehingga cukup meyakinkan. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah dengan menggunakan multi media
80
hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media. Ada perbedaan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri Mranggen kabupaten Demak yang diajar metode ceramah tanpa multi media. Hal itu ditunjukkan dengan diterimanya hipotesis alternative yang diajukan. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh harga t ≥ t (1-α)(n1+n2-2), hasil yang diperoleh adalah 2,743 ≥ 1,994. hal tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat pembelajaran metode ceramah dengan multi media hasilnya lebih baik dibandingkan dengan siwa yang mendapat pembelajaran metode ceramah tanpa multi media. Hasil pengamatan langsung terhadap pelaksanaan eksperimen bahwa pembelajaran sejarah dengan multi media lebih menarik perhatian siswa. Suasana pembelajaran lebih interaktif dengan melihat banyak siswa yang bertanya dibanding dengan pembelajaran tanpa multi media. Sikap aktif, penghargaan, perhatian terhadap materi sejarah yang diajarkan merupakan bagian dari sikap kesadaran bersejarah.
81
Tabel 4.3. Perbedaan kesadaran sejarah antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas Eksperime n Kelas Kontrol
Kategori Perlakuan Tingg % Cuku % Rendah % Kurang i p 12 30% 3 7,5% 3 7,5% 22 Ceramah Dengan Multimedia pembelajara n 9 22,5% 6 15% 0 0% 25 Ceramah Tanpa Multimedia pembelajara n Selisih 3 7,5% 3 7,5% 3 7,5% 3 Dari tabel 4.3 terjadi kenaikan pada kategori tinggi 7%, dan penurunan
kesadaran sejarah karena kategori kurang 10%. Hal ini dapat dilihat bahwa pembentukan kesadaran sejarah pada siswa kelas VII SMP mengalami kenaikan. Karena dalam penelitian ini merupakan suatu eksperimen pembentukan kesadaran sejarah melalui media pembelajaran, maka peningkatan kesadaran sejarah yang terjadi dan diteliti pada siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak masih memerlukan faktor-faktor lain untuk tingkat perkembangannya. Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi yaitu: lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi, disamping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan berlangsung melalui proses sosialisasi, edukasi, kulturisasi, enkulturasi dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan
% 55%
62,5%
7,5%
82
penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama dilingkungan anak didik (Djoko Soeryo, 1989:7). Pembelajaran dengan multi media pada dasarnya menitik beratkan keaktifan siswa. Siswa dituntut untuk aktif mencari, menentukan dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar mengajar dikelas. Materi sejarah yang luas dan banyak kadangkadang menimbulkan kejenuhan siswa, hal dapat diatasi dengan pembelajaran berbantuan multi media. Penyajian multi media berupa multi media pembelajaran ternyata dapat di atur sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Multimedia dapat membantu mempertajam pesan tersebut,
karena
kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan komputer. Yaitu computer technology reseach (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan memandu untuk belajar lebih baik (Davies, Crowther). Program multi media adalah media pembelajaran berbasis komputer. Media ini menggabungkan dan mengsinergikan semua media yang
83
terdiri dari teks, grafis, foto, video, animasi, musik, narasi dan interektivitas yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran. Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi yaitu: lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi, disamping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan berlangsung melalui proses sosialisasi, edukasi, kulturisasi, enkulturasi dari kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama dilingkungan anak didik (Djoko Soeryo, 1989:7).
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.
Metode ceramah dengan multi media pada pembelajaran sejarah dapat memberikan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 dengan prosentase tinggi 30%, cukup 7,5%, rendah 7,5% dan kurang 55%. Hal ini memperlihatkan bahwa metode pembelajaran dengan multi media dapat menaikkan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005 – 2006.
2.
Metode ceramah tanpa multi media pada pembelajaran sejarah dapat memberikan tingkat kesadaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006 dengan prosentase 62,5% dalam kategori kurang, cukup 15% dan tinggi 22,5%, hal ini memperlihatkan bahwa metode ceramah biasa masih menghasilkan tingkat kesadaran yang rendah pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mranggen Demak tahun pelajaran 2005-2006. 3. Dilihat dari hasil perhitungan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antara siswa yang mendapatkan pengajaran melalui metode ceramah dengan menggunakan multi media dengan metode ceramah tanpa menggunakan multi media. Hasil uji hipotesis diperoleh harga t hitung sebesar 2,743 dan t tabel sebesar 1,994 dengan taraf signifikan 5% berarti t hitung > t tabel, yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima.
84
85
B. Saran
1.
Pemilihan metode yang tepat menentukan keberhasilan belajar mengajar.
2.
Guru dituntut kreatif dalam membuat media pendidikan dan Sekolah memfasilitasi ruang khusus untuk pembelajaran IPS sejarah (History room)
3.
Penelitian ini dapat dikembangkan pada cakupan materi serta populasi yang lebih luas agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta : Bina Angkasa. _______. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Angkasa. _______. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. _______. 1993. Managemen Pangjaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 1983. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga. Degeng, Sudhana, I Nyoman, 1989. Ilmu Pengajaran. Jakarta : L2LPTK. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djajadisastra, Yusuf. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa. Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah Pengantar Metode Sejarah. Jakarta Yayasan Penerbit UI. _______.1994. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Haikal, H.1989. Tutwuri handayani dalam Pendidikan Sejarah (suatu penelitian kepustakaan). Jakarta : P2LPTK. Hamalik, Oemar, 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni. Hasibuan, JJ dan Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Kasmadi, Hartono. 1992. Teknik Mengajar. Semarang : IKIP Semarang Press. _______.1996. Model-model Dalam Pengajaran Sejarah. Semarang : IKIP Semarang Press.
86
87
Kartodirdjo, Sartono, A. 1974, Metoda dan Didaktik Sejarah dalam Lembaran Sejarah No : 9 (FaIkultas Sastra dan Budaya UGM). Mahmud, Dimyati, M. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : P2LPTK. Martono. 1990. Implementasi Kurikulum 1984 pada Mata Pelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan Sejarah Dunia. Makalah dalam Seminar Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS IKIP Semarang tanggal 17 Maret 1990. Mursell, James, L. 1975, Pengajaran Berhasil. Jakarta : Yayasan Penerbit UI. Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Notosusanto, Nugroho. 1979. Sejarah Masa Kini. Jakarta : UI Press. Purwanto, Ngalim, M. 1986. Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Menuju Karya. Samana, A. 1992. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. _______. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : PT. Tarsito Bandung Sumaatmadja, Nursid. 1980. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alumni. Sunaryo. 1987. Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran IPS. Jakarta P2LPTK. Suyanto. M . 2003. Multi media Jogyakarta : Penerbit Andi _______. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Suatu Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : P2LPTK.
Lampiran 1
DAFTAR NILAI SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2004 – 2005 Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total Rata-Rata
VII A 7.3 8.5 7.9 6.8 7.8 9.5 6.5 6.8 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 9.6 8.8 9.4 7.6 8.3 8.2 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.0 7.0 8.5 6.8 9.2 8.1 312.6 7.815
VII B 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 6.2 9.4 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 5.6 7.6 8.3 8.2 8.2 7.0 8.6 6.8 8.4 6.6 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 306.9 7.673
VII C 7.8 8.6 8.8 9.4 7.3 8.5 7.9 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 6.8 7.2 8.5 9.2 5.9 7.6 8.3 8.2 6.4 7.2 7.8 8.3 8.2 7.0 8.6 6.8 8.4 7.5 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 310.7 7.768
VII D 7.3 6.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 6.5 7.6 6.0 8.2 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 6.6 6.5 6.1 7.8 8.6 7.2 9.4 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.0 7.5 6.0 8.2 7.6 8.6 6.8 6.4 8.5 297.2 7.430
88
VII E 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 8.8 9.4 7.3 8.5 7.5 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 7.6 7.0 8.6 6.8 8.4 6.6 6.4 7.2 8.2 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.2 7.8 6.4 7.8 7.6 8.3 311.5 7.788
VII F 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 8.8 9.4 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 4.7 7.6 5.8 8.2 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.2 7.0 8.6 9.0 8.4 6.5 308.2 7.705
VII G 9.2 6.6 7.6 8.3 8.2 6.4 7.2 7.8 6.4 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 8.8 9.0 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 7.8 6.8 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.2 6.9 5.6 6.8 8.4 6.0 303.8 7.595
VII H 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 8.8 9.0 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 6.6 7.6 8.3 8.2 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.2 6.9 5.6 6.8 8.4 6.0 306.4 7.660
89
Lampiran 2a Uji Homogenitas Nilai
Oneway Test of Homogeneity of Variances NILAI Levene Statistic .188
df1 7
df2 312
Sig. .988
ANOVA NILAI
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 4.329 280.960 285.290
df 7 312 319
Mean Square .618 .901
F .687
Sig. .683
Post Hoc Tests
Ho : β1=β2=β3=β4
artinya tidak ada perbedaan rataan atara ke delapan kelas VIII-
A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, VIII-H Hi : tidak semua sama antara ke emat di atas.
Pada tabel anova tersebut terlihat sig = 0,683 lebih dari 5% maka signifikan Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan antara ke delapan kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, VIII-H. Karena tidak teradapat perbedaan maka dapat diambil kelas secara acak.
90
Lampiran 2b UJI HOMOGENITAS KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL RATA2 STDEV
VII B 7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 6.2 9.4 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 5.6 7.6 8.3 8.2 8.2 7 8.6 6.8 8.4 6.6 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 306.9 7.6725 0.95996
SISWA
VII H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TOTAL RATA2 STDEV
7.5 8.5 8.2 7.2 6.4 7.6 7.3 6.4 7.8 8.6 8.8 9.0 7.3 8.5 7.9 6.8 7.2 8.5 9.2 6.6 7.6 8.3 8.2 6.4 7.2 7.8 6.4 7.8 9.4 7.5 6.6 8.3 9.4 8.3 8.2 6.9 5.6 6.8 8.4 6.0 306.4 7.660 0.95938014
91
Data varians kelas kontrol dan kelas eksperimen: 1. Varians kelas kontrol
: 0,92153
2. Varians kelas eksperimen
: 0.92041
Rumus yang dipakai : F (nb - 1), (nk - 1) = Keterangan:
Vb Vk
V
: varians
Vb
: varians yang terbesar
Vk
: varians yang terkecil
nb dan nk
: masing-masing jumlah subyek
Diperoleh : F (nb - 1), (nk - 1)
=
Vb Vk
=
0,92153 0,92041
= 1,00122 Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang 40-1 = 39 dan dk penyebut 40-1 = 39, dengan taraf signikansi α = 5% diperoleh nilai F tabel = 1,70. Jadi nilai F
hitung
< F
tabel
, dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai varian yang sama atau kedua kelompok tersebut homogen.
92
Lampiran 3 Angket sebelum validitas dan reliabilitas
KUESIONER TENTANG KESADARAN SEJARAH
I.
Identitas Siswa
1. Nama
: ......................................................
2. Tempat/ tanggal lahir
: ......................................................
3. Jenis kelamin
: ......................................................
4. Alamat
: ......................................................
5. SMP
: ......................................................
II. Penjelasan Tentang Kuesioner
Dengan kuesioner ini kami ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah para siswa. Siswa diharapkan menjawab pertanyaan yang sejujurnya sesuai dengan apa yang kalian ketahui sendiri. Caranya : Anda cukup memberikan satu jawaban saja untuk setiap pernyataan. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf jawaban yang dikehendaki, misalnya pada option a bila anda sangat setuju, pada option b bila anda setuju, pada option c bila anda ragu-ragu, pada option d bila anda tidak setuju dan option e bila anda sangat tidak setuju. Contoh : Apakah guru anda selalu menggunakan media apabila mengajarkan sejarah ? a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Apabila anda berpendapat bahwa pernyataan itu sesuai dengan kenyataan yang anda ketahui sehingga anda bersikap menyetujuinya, maka silahkan anda memberi tanda silang (X ) pada option b, sehingga jawaban anda menjadi: b
93
A. Variabel Kesadaran Sejarah
1.
Hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa India dan Gujarat yang
dilakukan sejak permulaan abad masehi menguntungkan kedua bangsa (Indonesia dan India) karena menyebabkan terjadinya proses akulturasi kebudayaan yang berkembang hingga kini, dari pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. sehingga secara sadar dapat meletakkan dasar tentang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, bagaimana pendapat anda. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Suatu peristiwa atau kejadian dalam sejarah bukan hanya disebabkan oleh suatu sebab saja, tetapi oleh berbagai sebab yang saling berinteraksi satu sama lain, dari pernyataan tersebut saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
4. Upacara-upacara tradisional seperti gerebeg besar, sekaten dan sebagainya sudah tidak relevan lagi dengan budaya global dewasa ini. Oleh karena itu, sedikit demi sedikit harus dihilangkan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
94
5.
Keselamatan
peninggalan
benda-benda
bersejarah
hanya
merupakan
tanggung jawab para petugas atau pihak yang berwajib. Terhadap pernyataan ini saya:
6.
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
Festival
budaya
diselenggarakan
tradisional secara
seperti
periodik
e. Sangat tidak setuju
festival
dalam
temanten
lingkup
Kudus
nasional.
perlu
Terhadap
pernyataan ini saya:
7.
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Pembangunan museum sejarah seperti Museum Rokok Kretek Kudus merupakan penghamburan uang yang tidak berharga.
8.
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Restorasi Masjid Agung Demak seharusnya tidak perlu dilakukan begitu pula dengan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Terhadap pemyataan ini saya
9.
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Kunjungan atau karya wisata, ke tempat-tempat peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak, Makam Kadilangu, Masjid Mantingan di Jepara adalah sangat penting. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
e. Sangat tidak setuju
95
b. Setuju
d. Tidak setuju
10. Bagaimana pendapat anda jika ada seseorang yang melakukan pencurian benda-benda bersejarah seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
11. Dengan memahami sejarahnya seperti sejarah proses islamisasi di Demak, kesadaran berbangsa dan bernegara, dapat lebih ditingkatkan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
12. Untuk mengungkapkan rasa bangga dan cinta kita terhadap peninggalan bangunan sejarah, kita dapat mewariskan nama kita pada dinding Masjid Agung Demak yang bersejarah itu. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
13. Kemerdekaan dan kebebasan yang kita nikmati, sekarang adalah hasil perjuangan para para pahlawan yang diwariskan pada kita. Oleh karena itu kita harus berkarya lebih baik untuk mempermudah perjuangan generasi berikutnya. Terhadap pemyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
14. Sejarah yang kita pelajari sudah lengkap sebab semua peristiwa masa lalu sudah semuanya ditulis.
96
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
15. Sebaiknya bangunan-bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Demak, Menara Kudus, Masjid Mantingan, atau yang sudah tidak berguna seperti Langgar Bubrah Kudus dapat dibongkar seandainya berguna untuk pembangunan kota yang lebih modern. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
16. Tokoh Raden Patah sebagai seorang arsitek dari Kerajaan Demak perlu kita teladani kepeloporannya dalam penyebaran agama Islam. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
17. Keteladanan tokoh Sunan Kalijaga dalam sejarah proses Islamisasi di tanah Jawa perlu kita ketahui secara mendalam. Terhadap pemyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
18. Pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia antara lain dapat dilihat pada Upacara Gerebeg Besar di Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
19. Proses akulturasi di bidang seni antara Islam dan adat kebiasaan pra Islam diantaranya pada bidang seni wayang. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
e. Sangat tidak setuju
97
b. Setuju
d. Tidak setuju
20. Dalam penyebaran Islam peranan para "Dai', sangat penting yang berperan sebagai dai dari Jawa biasanya adalah para wali. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
21. Tatacara islamisasi di Indonesia dapat melalui perkawinan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
22. Agama Islam benar-benar tersebar di Indonesia adalah abad ke-7. Terhadap pernyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
23. Kebudayaan Islam di Indonesia merupakan kebudayaan asli Indonesia karena kebudayaan asli Indonesia tidak dipengaruhi agama-agama lain selain Islam. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
24. Para pedagang Islam turut menunjang proses islamisasi karena, melalui kegiatan para pedagang muslim Islam turut tersebarkan. Terhadap pernyataan ini, saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
98
25. Budaya Islam banyak mempengaruhi bidang-bidang kehidupan bangsa. Indonesia sebab sampai kini nampak ada perpaduan budaya Islam dan budaya Indonesia. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
26. Golongan penerima ajaran Islam yang pertama adalah raja dan bangsawan sebab secara langsung para pedagang muslim berhubungan dengan raja dan bangsawan. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
27. Media penyebaran Islam di Indonesia melalui seni dan budaya seperti acara Sekaten, tradisi Dandangan di Kudus dan Gerdbeg Besar di Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
28. Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
29. Agama
Islam
dalam
penyiarannya
di
e. Sangat tidak setuju
Kerajaan
Demak
mendapat
perlindungan dari penguasa kerajaan karena penyiar agama Islam itu sendiri para raja dan bangsawan di Kerajaan Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
99
30. Pengrusakan dan pencemaran peninggalan sejarah perlu dicegah sedini mungkin agar peninggalan sejarah yang ada, dapat berfungsi sebagai wahana studi generasi muda. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
31. Masih kurangnya pengertian masyarakat terhadap hakekat peninggalan sejarah sebagai adat pewarisan peninggalan budaya bangsa, sehingga seringkali terjadi pencurian dan pengrusakan. Terhadap pemyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
32. Pengambilan sisa-sisa peninggalan sejarah untuk keperluan rumah penduduk adalah wajar sebab bahannya baik dan tidak usah membeli. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
33. Bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak yang terpelihara secara baik oleh masyarakat setempat dapat berfungsi ganda, yaitu dapat untuk obyek studi dan juga dapat untuk obyek rekreasi berupa wisata budaya serta pewarisan budaya bangsa. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
34. Penyelamatan dan perlindungan peninggalan sejarah pada dasarnya bukan tanggung jawab masyarakat tetapi tanggung jawab petugas.
100
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
35. Masjid merupakan bangunan gaya arsitektur Islam yang khas di seluruh dunia. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
36. Kita perlu meneladani sifat-sifat dari Pangeran Sabrang Lor dalam mengusir Portugis dari perairan Indonesia. Terhadap pemyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
37. Jika toleransi Sunan Kudus di dalam melarang masyarakat menyembelih sapi perlu dipahami agar tidak menyinggung agama lain, karena sapi termasuk salah satu dewa agama Hindu. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
38. Peninggalan sejarah seperti Langgar Bubrah di Kudus telah banyak yang retak maka saya berpendapat tidak perlu dijaga lagi karena tidak ekonomis. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
39. Dalam menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga menggunakan gamelan, ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
101
40. Sejarah yang kita pelajari sudah sangat lengkap sebab semua peristiwa masa lalu sudah semuanya ditulis. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
102
Lampiran 4 Data Uji Coba UJI VALIDITAS DATA DAN INSTRUMEN PADA KELAS UJI COBA Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 2 2 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 3 2 4 2 2 4 2 2
2 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1
3 3 2 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
4 2 3 2 3 3 5 4 3 2 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 3 3 5 2 5 4 1
5 3 1 2 4 1 2 3 1 2 1 5 2 5 4 3 4 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2
6 2 2 1 4 4 5 3 2 3 3 1 2 5 4 5 4 4 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1
7 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
8 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
9 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 2 1 1
10 1 2 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1
Jumlah
97
88
101
106
101
112
97
100
108
105
r-tabel r status
0.3124 0.361103 valid
0.312 0.414 valid
0.312 0.711 valid
0.312 0.573 valid
0.312 0.33 valid
0.312 0.555 valid
0.312 0.469 valid
0.312 0.721 valid
0.312 0.412 valid
0.312 0.641 valid
103
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11 1 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1
12 2 2 1 4 4 5 3 2 3 3 3 2 5 4 5 4 4 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 5 2 2 1 2 1 2 2 4 3 4 3 1
13 1 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
14 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
15 2 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1
16 2 1 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
17 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1
18 3 1 2 4 1 2 3 1 2 1 5 2 5 4 3 4 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2
19 2 1 2 4 1 2 3 1 1 3 2 2 2 3 3 1 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2
20 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 2 4 1
Jumlah
92
109
99
100
93
98
88
101
91
97
rtabel r status
0.312 0.391 valid
0.312 0.46 valid
0.312 0.558 valid
0.312 0.721 valid
0.312 0.385 valid
0.312 0.594 valid
0.312 0.414 valid
0.312 0.33 valid
0.312 0.349 valid
0.312 0.459 valid
104
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
21 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
22 3 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 1 4 1
23 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 2
24 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1
25 2 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1
26 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1
27 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
28 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 2
29 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
30 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1
Jumlah
100
101
103
88
103
102
100
110
100
100
r-tabel r status
0.312 0.721 valid
0.312 0.501 valid
0.312 0.608 valid
0.312 0.414 valid
0.312 0.63 valid
0.312 0.63 valid
0.312 0.721 valid
0.312 0.501 valid
0.312 0.557 valid
0.312 0.721 valid
105
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
31 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1
32 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 5
Jumlah
109
104
r-tabel r status
0.312 0.523 valid
0.312 0.597 valid
33 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109 0.312 0.523 valid
34 2 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 103 0.312 0.63 valid
35 1 2 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 2 4 2 99 0.312 0.339 valid
36 3 3 1 1 5 2 5 4 3 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 1 3 5 1 2 1 2 5 101 0.312 -0.25 drop
37 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 1 4 1 99 0.312 0.51 valid
38 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 2 101 0.312 0.532 valid
39 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 3 102 0.312 0.674 valid
40 4 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 3 107
0.312 0.543 valid
106
Lampiran 5 HASIL OLAH DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
SOAL1
98.18
660.815
.320
.932
SOAL2
98.40
658.246
.376
.931
SOAL3
98.07
631.404
.683
.928
SOAL4
97.95
647.792
.541
.930
SOAL5
98.07
660.122
.581
.932
SOAL6
97.80
644.267
.518
.930
SOAL7
98.18
654.097
.432
.931
SOAL8
98.10
630.041
.693
.928
SOAL9
97.90
659.221
.375
.931
SOAL10
97.98
637.922
.608
.929
SOAL11
98.30
657.703
.349
.931
SOAL12
97.88
654.112
.422
.931
SOAL13
98.13
650.215
.527
.930
SOAL14
98.10
630.041
.693
.928
SOAL15
98.28
658.410
.343
.931
SOAL16
98.15
648.131
.565
.929
SOAL17
98.40
658.246
.376
.931
SOAL18
98.07
660.122
.481
.932
SOAL19
98.32
661.199
.337
.932
SOAL20
98.18
658.199
.427
.931
SOAL21
98.10
630.041
.693
.928
SOAL22
98.07
652.892
.460
.930
SOAL23
98.03
646.025
.579
.929
SOAL24
98.40
658.246
.376
.931
SOAL25
98.03
644.692
.602
.929
SOAL26
98.05
643.997
.601
.929
SOAL27
98.10
630.041
.693
.928
SOAL28
97.85
653.208
.467
.930
SOAL29
98.10
650.913
.526
.930
SOAL30
98.10
630.041
.693
.928
SOAL31
97.88
651.189
.489
.930
SOAL32
98.00
638.462
.559
.929
SOAL33
97.88
651.189
.489
.930
SOAL34
98.03
644.692
.602
.929
SOAL35
98.13
662.522
.398
.932
SOAL36
98.07
678.789
.024
.934
SOAL37
98.13
651.446
.475
.930
SOAL38
98.07
652.943
.501
.930
SOAL39
98.05
634.151
.643
.928
SOAL40
97.93
650.328
.510
.930
Reliability Statistics
107
Cronbach's Alpha .932
N of Items 40
Untuk mengetahui valid dan tidak validnya soal dilihat nilai korelasi dan dibandingkan dengan tabel corelasi product moment dengan dk = n-1 = 40-1 = 39 untuk α = 5% adalah 0,316. jadi hanya satu soal saja yang tidak valid yaitu soal nomor 36. Sedangkan untuk mengetahui data tersebut reliable ataukah tidak dilihat dari nilai Cronbach's Alpha sebesar = 0,932, dibandingkan dengan nilai table r product moment 0,312, ternyata nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari r table yang artinya angket yang digunakan reliable.
108
Lampiran 6 Angket setelah diuji validitas dan reliabilitas
KUESIONER TENTANG KESADARAN SEJARAH
II. Identitas Siswa
6. Nama
: ......................................................
7. Tempat/ tanggal lahir
: ......................................................
8. Jenis kelamin
: ......................................................
9. Alamat
: ......................................................
10. SMP
: ......................................................
II. Penjelasan Tentang Kuesioner
Dengan kuesioner ini kami ingin mengetahui tingkat kesadaran sejarah para siswa. Siswa diharapkan menjawab pertanyaan yang sejujurnya sesuai dengan apa yang kalian ketahui sendiri. Caranya : Anda cukup memberikan satu jawaban saja untuk setiap pernyataan. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf jawaban yang dikehendaki, misalnya pada option a bila anda sangat setuju, pada option b bila anda setuju, pada option c bila anda ragu-ragu, pada option d bila anda tidak setuju dan option e bila anda sangat tidak setuju. Contoh : Apakah guru anda selalu menggunakan media apabila mengajarkan sejarah ? a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Apabila anda berpendapat bahwa pernyataan itu sesuai dengan kenyataan yang anda ketahui sehingga anda bersikap menyetujuinya, maka silahkan anda memberi tanda silang (X ) pada option b, sehingga jawaban anda menjadi: b
109
A. Variabel Kesadaran Sejarah
1.
Hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa India dan Gujarat yang
dilakukan sejak permulaan abad masehi menguntungkan kedua bangsa (Indonesia dan India) karena menyebabkan terjadinya proses akulturasi kebudayaan yang berkembang hingga kini, dari pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. sehingga secara sadar dapat meletakkan dasar tentang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, bagaimana pendapat anda. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Suatu peristiwa atau kejadian dalam sejarah bukan hanya disebabkan oleh suatu sebab saja, tetapi oleh berbagai sebab yang saling berinteraksi satu sama lain, dari pernyataan tersebut saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
4. Upacara-upacara tradisional seperti gerebeg besar, sekaten dan sebagainya sudah tidak relevan lagi dengan budaya global dewasa ini. Oleh karena itu, sedikit demi sedikit harus dihilangkan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
110
41. Keselamatan
peninggalan
benda-benda
bersejarah
hanya
merupakan
tanggung jawab para petugas atau pihak yang berwajib. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
42. Festival
budaya
diselenggarakan
tradisional secara
seperti
periodik
e. Sangat tidak setuju
festival
dalam
temanten
lingkup
Kudus
nasional.
perlu
Terhadap
pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
43. Pembangunan museum sejarah seperti Museum Rokok Kretek Kudus merupakan penghamburan uang yang tidak berharga. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
44. Restorasi Masjid Agung Demak seharusnya tidak perlu dilakukan begitu pula dengan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Terhadap pemyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
45. Kunjungan atau karya wisata, ke tempat-tempat peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak, Makam Kadilangu, Masjid Mantingan di Jepara adalah sangat penting. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
e. Sangat tidak setuju
111
b. Setuju
d. Tidak setuju
46. Bagaimana pendapat anda jika ada seseorang yang melakukan pencurian benda-benda bersejarah seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
47. Dengan memahami sejarahnya seperti sejarah proses islamisasi di Demak, kesadaran berbangsa dan bernegara, dapat lebih ditingkatkan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
48. Untuk mengungkapkan rasa bangga dan cinta kita terhadap peninggalan bangunan sejarah, kita dapat mewariskan nama kita pada dinding Masjid Agung Demak yang bersejarah itu. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
49. Kemerdekaan dan kebebasan yang kita nikmati, sekarang adalah hasil perjuangan para para pahlawan yang diwariskan pada kita. Oleh karena itu kita harus berkarya lebih baik untuk mempermudah perjuangan generasi berikutnya. Terhadap pemyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
50. Sejarah yang kita pelajari sudah lengkap sebab semua peristiwa masa lalu sudah semuanya ditulis.
112
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
51. Sebaiknya bangunan-bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Demak, Menara Kudus, Masjid Mantingan, atau yang sudah tidak berguna seperti Langgar Bubrah Kudus dapat dibongkar seandainya berguna untuk pembangunan kota yang lebih modern. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
52. Tokoh Raden Patah sebagai seorang arsitek dari Kerajaan Demak perlu kita teladani kepeloporannya dalam penyebaran agama Islam. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
53. Keteladanan tokoh Sunan Kalijaga dalam sejarah proses Islamisasi di tanah Jawa perlu kita ketahui secara mendalam. Terhadap pemyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
54. Pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia antara lain dapat dilihat pada Upacara Gerebeg Besar di Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
55. Proses akulturasi di bidang seni antara Islam dan adat kebiasaan pra Islam diantaranya pada bidang seni wayang. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
e. Sangat tidak setuju
113
b. Setuju
d. Tidak setuju
56. Dalam penyebaran Islam peranan para "Dai', sangat penting yang berperan sebagai dai dari Jawa biasanya adalah para wali. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
57. Tatacara islamisasi di Indonesia dapat melalui perkawinan. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
58. Agama Islam benar-benar tersebar di Indonesia adalah abad ke-7. Terhadap pernyataan ini saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
59. Kebudayaan Islam di Indonesia merupakan kebudayaan asli Indonesia karena kebudayaan asli Indonesia tidak dipengaruhi agama-agama lain selain Islam. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
60. Para pedagang Islam turut menunjang proses islamisasi karena, melalui kegiatan para pedagang muslim Islam turut tersebarkan. Terhadap pernyataan ini, saya a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
114
61. Budaya Islam banyak mempengaruhi bidang-bidang kehidupan bangsa. Indonesia sebab sampai kini nampak ada perpaduan budaya Islam dan budaya Indonesia. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
62. Golongan penerima ajaran Islam yang pertama adalah raja dan bangsawan sebab secara langsung para pedagang muslim berhubungan dengan raja dan bangsawan. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
63. Media penyebaran Islam di Indonesia melalui seni dan budaya seperti acara Sekaten, tradisi Dandangan di Kudus dan Gerdbeg Besar di Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
64. Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
65. Agama
Islam
dalam
penyiarannya
di
e. Sangat tidak setuju
Kerajaan
Demak
mendapat
perlindungan dari penguasa kerajaan karena penyiar agama Islam itu sendiri para raja dan bangsawan di Kerajaan Demak. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
115
66. Pengrusakan dan pencemaran peninggalan sejarah perlu dicegah sedini mungkin agar peninggalan sejarah yang ada, dapat berfungsi sebagai wahana studi generasi muda. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
67. Masih kurangnya pengertian masyarakat terhadap hakekat peninggalan sejarah sebagai adat pewarisan peninggalan budaya bangsa, sehingga seringkali terjadi pencurian dan pengrusakan. Terhadap pemyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
68. Pengambilan sisa-sisa peninggalan sejarah untuk keperluan rumah penduduk adalah wajar sebab bahannya baik dan tidak usah membeli. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
69. Bangunan peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak yang terpelihara secara baik oleh masyarakat setempat dapat berfungsi ganda, yaitu dapat untuk obyek studi dan juga dapat untuk obyek rekreasi berupa wisata budaya serta pewarisan budaya bangsa. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
70. Penyelamatan dan perlindungan peninggalan sejarah pada dasarnya bukan tanggung jawab masyarakat tetapi tanggung jawab petugas.
116
a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
71. Masjid merupakan bangunan gaya arsitektur Islam yang khas di seluruh dunia. Terhadap pernyataan ini saya : a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
72. Jika toleransi Sunan Kudus di dalam melarang masyarakat menyembelih sapi perlu dipahami agar tidak menyinggung agama lain, karena sapi termasuk salah satu dewa agama Hindu. Terhadap pernyataan ini saya: a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
73. Peninggalan sejarah seperti Langgar Bubrah di Kudus telah banyak yang retak maka saya berpendapat tidak perlu dijaga lagi karena tidak ekonomis. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
117
74. Dalam menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga menggunakan gamelan, ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
75. Sejarah yang kita pelajari sudah sangat lengkap sebab semua peristiwa masa lalu sudah semuanya ditulis. a. Sangat Setuju
c. Ragu-ragu
b. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
118
Lampiran 7a HASIL PENELITIAN PENGISIAN ANGKET KESADARAN SEJARAH KELAS EKSPERIMEN Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
1 1 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 99
2 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
3 2 2 1 4 4 5 3 2 3 3 3 2 5 4 5 4 4 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 5 2 2 1 2 1 2 2 4 3 4 3 2 110
4 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 78
5 3 5 4 3 2 5 4 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 2 120
6 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
7 2 3 2 3 3 5 4 3 2 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 3 3 5 2 5 4 1 106
8 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 2 1 5 1 4 3 1 80
9 3 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 2 100
10 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 88
119
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah
11 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
12 2 3 2 3 3 5 4 3 2 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 3 3 5 2 5 4 1 106
13 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 84
14 4 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 2 97
15 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1 83
16 3 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 1 3 3 5 2 5 4 1 100
17 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 2 89
18 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 4 105
19 2 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 4 2 4 2 1 96
20 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
120
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
21 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
22 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
23 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 109
24 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 94
25 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
26 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 113
27 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 5 1 4 1 1 2 2 1 5 1 4 3 1 94
28 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 116
29 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 1 5 2 5 4 1 98
30 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 2 103
121
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
31 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
32 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
33 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 4 112
34 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
35 1 2 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 2 101
36 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 1 4 1 99
37 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 2 110
38 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
39 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 2 108
122
Lampiran 7b HASIL PENELITIAN PENGISIAN ANGKET KESADARAN SEJARAH KELAS KONTROL Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
1 2 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1 93
2 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 88
3 2 2 1 4 4 5 3 2 3 3 3 2 5 4 5 4 4 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 5 2 2 1 2 1 2 2 4 3 4 3 1 109
4 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 88
5 3 1 2 4 1 2 3 1 2 1 5 2 5 4 3 4 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2 101
6 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
7 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
8 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
9 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
10 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
123
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah
11 2 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1
93
12 2 2 1 4 4 5 3 2 3 3 3 2 5 4 5 4 4 3 2 3 2 2 2 3 1 1 2 5 2 2 1 2 1 2 2 4 3 4 3 1
109
13 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1
88
14 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1
102
15 2 1 3 1 2 5 4 1 3 1 2 1 1 5 4 3 1 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 5 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1
93
16 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
100
17 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1
88
18 3 1 2 4 1 2 3 1 2 1 5 2 5 4 3 4 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2
19 3 1 2 4 1 2 3 1 2 1 5 2 5 4 3 4 1 5 2 4 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 1 4 1 5 2 2 2 5 1 2
20 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1
101
101
100
124
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
21 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
22 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
23 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
24 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 4 5 2 1 2 1 88
25 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
26 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
27 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
28 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
29 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
30 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
125
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
31 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
32 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
33 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 3 2 5 2 5 2 3 3 3 5 4 1 5 1 1 109
34 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
35 1 2 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 100
36 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 1 4 1 99
37 2 3 2 3 3 5 4 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 5 2 5 4 1 100
38 3 1 1 1 2 5 4 3 1 4 3 1 1 2 3 4 3 4 5 4 3 1 2 2 1 4 2 5 1 4 1 1 1 2 1 5 1 4 3 1 100
39 1 2 3 3 2 2 3 1 1 4 5 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 5 1 1 1 5 5 3 3 4 4 1 102
126
Lampiran 8 DISKRIPSI DATA PENELITIAN
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Kelas Kontrol 40
Kelas Eksperimen 40
0
0
Mean
99.95
100.70
Median
93.50
95.00
87
80(a)
Mode Std. Deviation
26.342
26.105
693.895
681.446
Skewness
.426
.856
Std. Error of Skewness
.374
.374
Range
108
106
Variance
Minimum
44
57
Maximum
152
163
3998
4028
Sum a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol dapat dideskripsikan bahwa nilai median 93,50 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di atas 93,50 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 87 jadi kebanyakkan responden mendapat total nilai 87. Selanjutnya mengurangi dan menambah nilai ratarata dengan dua kali nilai standar deviasi (99,95-2x26,342= 47,266 dan 99,95+2x26,342=152,634) nilai tersebut berada dalam selang atau rentang nilai minimum= 44 dan nilai maksimum 152. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol mempunyai nilai standar deviasi kecil. Lebih umum dikatakan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas kontrol bersifat homogen, artinya jawaban responden bersifat menggerombol (tidak ada gap antara nilai rendah dan nilai tinggi). Catatan apabila nilai tersebut masih berada diluar interval min dam max maka dikatakan heterogen). Dari skoring variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen dapat dideskripsikan bahwa nilai median 95,00 artinya ada separoh responden (20 orang) total nilainya di atas 95,00 dan separoh lagi sebaliknya. Diperoleh modus 80 jadi kebanyakkan responden mendapat total nilai 80. Selanjutnya mengurangi dan
127
menambah nilai rata-rata dengan dua kali nilai standar deviasi (100,7-2x26,105= 48,49 dan 100,7+2x26,105=152,91) nilai tersebut berada di luar selang atau rentang nilai minimum= 57 dan nilai maksimum 163. Hal tersebut menunjukkan variabel tingkat kesadaran sejarah kelas eksperimen mempunyai nilai standar deviasi tidak kecil. Kelas Kontrol
10
Frequency
8
6
4
2 Mean =99.95 Std. Dev. =26.342 N =40 0 50
75
100
125
150
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
12
10
Frequency
8
6
4
2 Mean =100.7 Std. Dev. =26.105 N =40 0 60
80
100
120
140
160
180
Kelas Eksperimen
Descriptives Descriptive Statistics
N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
128
Kelas Kontrol
40
108
44
152
99.95
26.342
693.895
Kelas Eksperimen
40
106
57
163
100.70
26.105
681.446
Valid N (listwise)
40
Frequencies
Statistics
N
Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol 40 0
Valid Missing
Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen 40 0
Frequency Table Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Kontrol
Valid
CUKUP KURANG TINGGI Total
Frequency 6 25 9 40
Percent 15.0 62.5 22.5 100.0
Valid Percent 15.0 62.5 22.5 100.0
Cumulative Percent 15.0 77.5 100.0
Tingkat Kesadaran Sejarah Kelas Eksperimen
Valid
CUKUP KURANG RENDAH TINGGI Total
Kelas
Frequency 3 22 3 12 40
Kategori Tinggi
Kelas Kontrol
Cukup Rendah
Percent 7.5 55.0 7.5 30.0 100.0
Valid Percent 7.5 55.0 7.5 30.0 100.0
Cumulative Percent 7.5 62.5 70.0 100.0
Frekuensi
Persentase (%)
9
22,5%
6
15%
0
0%
129
Kurang Jumlah Kelas
Kategori Tinggi Cukup
Kelas Eksperimen
Rendah Kurang
Jumlah
25
62,5%
40
100%
Frekuensi
Persentase (%)
12
30%
3
7,5%
3
7,5%
22
55%
40
100%
GRAFIK PERBANDINGAN KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 30 JUMLAH
25 20 15 10 5 0 Tinggi
Cukup
Rendah
KATEGORI Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kurang
130
Lampiran 9 UJI NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Kelas Kontrol 40
Kelas Eksperimen 40
99.95
100.70
26.342
26.105
.150
.140
Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation Absolute Positive
.150
.140
Negative
-.086
-.075
Kolmogorov-Smirnov Z
.946
.885
Asymp. Sig. (2-tailed)
.333
.414
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Ho : variabel berdistribusi normal H1 : variabel berdistribusi tidak normal Untuk data kelas kontrol : Pada output nilai sig = 0,333 = 33,3% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk data kelas eksperimen : Pada output nilai sig = 0,414 = 41,4% lebih dari 5%. Jadi Ho diterima, artinya variabel kelas eksperimen berdistribusi normal.
Catatan:
Persyaratan
tersebut
tidak
dituntut
terlalu
ketat,
dengan
pertimbangan adanya teoriema limit pusat, maka terhadap uji t atau uji F bersifat robust (kekar) terhadap asumsi kenormalan dan homogenitas (Sembiring, 1986).
131
Lampian 10 UJI BANDING
T-Test Group Statistics
NILAI
KELAS Kelas Kontrol
40
Mean 99.95
Std. Deviation 26.342
Std. Error Mean 4.165
40
100.70
26.105
4.127
N
Kelas Eksperimen
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F NILAI
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .132
.717
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-.128
78
.899
-.750
5.864
-12.424
10.924
-.128
77.994
.899
-.750
5.864
-12.424
10.924
Uji Kesamaan Varian Hipotesis Ho = varian variabel kelas kontrol = varian variabel kelas kontrol Ha = varian variabel kelas kontrol ≠ varian variabel kelas kontrol
Dilihat nilai signifikansi untuk distribusi t menunjukkan sig = 0,717 = 71,7% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Uji Tingkat Kesadaran Sejarah
Hipotesis Ho : μ1=μ2 H1 : μ ≠μ2
artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda artinya artinya rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda
Perhatikan output di atas: Dilihat dari nilai signifikansi pada deretan equal variances assumed menunjukkan sig = 0,899 = 89,9% lebih dari 5% artinya tidak signifikan, Ho diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
132
Lampiran 11 Hasil uji kesadaran sejarah DATA HASIL UJI TINGKAT KESADARAN SISWA PER KELAS SISWA
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TOTAL RATA2 STDEV VARIAN
80 74 87 109 91 139 140 93 82 85 128 84 94 84 97 120 83 95 110 117 92 73 87 110 95 88 87 127 75 98 59 74 71 125 143 148 81 76 109 44 3998 99.95 26.34188436 693.8948718
STATUS KURANG KURANG KURANG CUKUP KURANG TINGGI TINGGI KURANG KURANG KURANG TINGGI KURANG KURANG KURANG CUKUP TINGGI KURANG KURANG CUKUP TINGGI KURANG KURANG KURANG CUKUP KURANG KURANG KURANG TINGGI KURANG CUKUP KURANG KURANG KURANG TINGGI TINGGI TINGGI KURANG KURANG CUKUP
SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL RATA2 STDEV VARIAN
TOTAL SCORE 87 100 95 106 98 138 121 89 80 103 115 99 92 71 88 111 89 74 99 103 85 75 88 121 92 90 95 125 78 157 67 69 76 126 152 163 80 157 117 57 4028 100.7 26.10452363 681.4461538
STATUS RENDAH KURANG KURANG CUKUP KURANG TINGGI TINGGI RENDAH RENDAH CUKUP TINGGI KURANG KURANG KURANG KURANG TINGGI KURANG KURANG KURANG CUKUP KURANG KURANG KURANG TINGGI KURANG KURANG KURANG TINGGI KURANG TINGGI KURANG KURANG KURANG TINGGI TINGGI TINGGI KURANG TINGGI TINGGI KURANG
133
UJI HIPOTESIS
Pada Uji Hipotesis penelitian ini menggunakan Uji-t. Adapun rumus uji-t tersebut adalah: t=
(SD
Me − Mk 2
)(
M e + SD 2 M k 1 − r 2 xy
)
Keterangan: Mk
=
mean kelompok kontrol
Me
=
mean kelompok eksperimen
SD2 Mk=
varians kelompok kontrol
SD2 Me =
varians kelompok eksperimen
r2 xy
koefisien korelasi antara skor matched faktor dengan
=
skor treatment (Sutrisno Hadi, 1994 : 484). Dengan demikian diperoleh : Mk
:
96,675
Me
:
100,7
SD2 Mk
:
560.0198718
SD2 Me
:
681.4461538
r2 xy
:
0,020808
Sehingga didapat : t=
=
(SD
Me − Mk 2
)(
M e + SD 2 M k 1 − r 2 xy
100,7 − 96,675
)
(560,0198 + 681,4461)(1 − 0,020808)
= 2,743
134
ANGKA NILAI KRITIK R
135
Lampiran 12
136
Lampiran 13
Dk 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
0.995 0.006290 0.006290 0.006290 0.006289 0.006289 0.006289 0.006288 0.006288 0.006288 0.006288 0.006287 0.006287 0.006287 0.006286 0.006286 0.006286 0.006286 0.006286 0.006285 0.006285 0.006285 0.006285 0.006284 0.006284 0.006284 0.006284 0.006284 0.006283 0.006283 0.006283 0.006283 0.006283 0.006283 0.006282 0.006282 0.006282 0.006282 0.006282 0.006282 0.006282 0.006281
0.99 0.012581 0.012580 0.012580 0.012579 0.012578 0.012578 0.012577 0.012576 0.012576 0.012575 0.012575 0.012574 0.012574 0.012573 0.012573 0.012572 0.012572 0.012571 0.012571 0.012570 0.012570 0.012570 0.012569 0.012569 0.012568 0.012568 0.012568 0.012567 0.012567 0.012567 0.012566 0.012566 0.012565 0.012565 0.012565 0.012565 0.012564 0.012564 0.012564 0.012563 0.012563
Tabel Kritik Uji t 0.975 0.95 0.031457 0.062946 0.031455 0.062942 0.031454 0.062939 0.031452 0.062935 0.031450 0.062932 0.031449 0.062929 0.031447 0.062926 0.031446 0.062923 0.031444 0.062920 0.031443 0.062917 0.031441 0.062914 0.031440 0.062912 0.031439 0.062909 0.031437 0.062906 0.031436 0.062904 0.031435 0.062901 0.031434 0.062899 0.031433 0.062897 0.031431 0.062894 0.031430 0.062892 0.031429 0.062890 0.031428 0.062888 0.031427 0.062886 0.031426 0.062884 0.031425 0.062882 0.031424 0.062880 0.031423 0.062878 0.031422 0.062876 0.031422 0.062874 0.031421 0.062873 0.031420 0.062871 0.031419 0.062869 0.031418 0.062868 0.031417 0.062866 0.031417 0.062864 0.031416 0.062863 0.031415 0.062861 0.031414 0.062860 0.031413 0.062858 0.031413 0.062857 0.031412 0.062855
Sumber : Excel for Windows (=TINV(5%;df))
0.925 0.094498 0.094492 0.094487 0.094482 0.094477 0.094472 0.094468 0.094463 0.094459 0.094455 0.094450 0.094446 0.094442 0.094438 0.094435 0.094431 0.094427 0.094424 0.094420 0.094417 0.094414 0.094411 0.094408 0.094405 0.094402 0.094399 0.094396 0.094393 0.094390 0.094388 0.094385 0.094383 0.094380 0.094378 0.094375 0.094373 0.094370 0.094368 0.094366 0.094364 0.094362
0.9 0.126146 0.126139 0.126132 0.126125 0.126118 0.126112 0.126105 0.126099 0.126093 0.126088 0.126082 0.126076 0.126071 0.126066 0.126061 0.126056 0.126051 0.126046 0.126042 0.126037 0.126033 0.126029 0.126025 0.126020 0.126016 0.126013 0.126009 0.126005 0.126001 0.125998 0.125994 0.125991 0.125987 0.125984 0.125981 0.125978 0.125975 0.125972 0.125969 0.125966 0.125963
0.75 0.319972 0.319952 0.319933 0.319914 0.319896 0.319878 0.319861 0.319844 0.319828 0.319812 0.319797 0.319782 0.319767 0.319753 0.319739 0.319725 0.319712 0.319699 0.319686 0.319674 0.319662 0.319650 0.319638 0.319627 0.319616 0.319605 0.319595 0.319585 0.319575 0.319565 0.319555 0.319546 0.319536 0.319527 0.319518 0.319510 0.319501 0.319493 0.319485 0.319476 0.319469
137