DUKUNGAN REGULASI MEWUJUDKAN PENINGKATANAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM PROGRAM JKN-KISS
DIREKTUR MUTU DAN AKREDITASI PELAYANAN KESEHATAN –DITJEN YANKES Eka Viora Disampaikan pada Pertemuan Nasional Manajemen RS Jakarta , 17 Mei 2017
1
Pendahuluan Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes Dukungan Regulasi & Upaya Peningkatan Mutu Faskes Penutup 2
PENDAHULUAN •Sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan merupakan sebuah sistem yang bersifat dinamis, dapat mengikuti berbagai perubahan baik dari perubahan sistem kesehatan maupun dari perubahan sistem diluar kesehatan. Salah satu perubahan besar yang masih berlangsung didalam sistem kesehatan adalah perubahan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Diluar sistem kesehatan perubahan yang juga sangat terasa adalah semakin meningkatnya tuntutan keterbukaan yang terkait dengan kebijakan publik.
PENDAHULUAN • Belum adanya kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan tingkat nasional (NATIONAL HEALTHCARE QUALITY FRAMEWORK) berbagai pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terintegrasi satu sama lain dan lebih lanjut hasil pengukuran tidak disosialisasikan dan digunakan secara maksimal untuk mendorong peningkatan mutu. Namun kegiatan tersebut berjalan kurang atau tanpa koordinasi antar satu pengukuran dengan pengukuran yang lain
• Berbagai pengukuran mutu telah dilakukan oleh berbagai institusi, seperti: INDIKATOR MUTU SATKER BLU (IKI, IKT)KEMENKES/ KEMENKEU INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI FASYANKES (KeMen PAN), INDEKS KUALITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (BPJS)), AKREDITASI RS dengan indikator area klinis, manajemen dan keselamatan pasien (KARS), INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN (KNKP RS), dll STANDAR PELAYANAN MINIMAL RS (KEMENKES)
SKN & KERANGKA KERJA REGULASI • JKN telah membuat perubahan mendasar dalam sub-sistem pembiayaan dlm SKN. • Perubahan ini tidak diikuti dgn perubahan mendasar pada sub-sistem yang lain termasuk perubahan dalam dalam pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan melalui regulasi mutu pelayanan kesehatan • Kerangka kerja regulasi kesehatan yang terdiri dari upaya perijinan, peningkatan mutu dan keselamatan, pengaturan jumlah dan penyebaran fasilitas/SDM KES serta sosialisasi kepada masyarakat masih berjalan seperti sebelum penerapan JKN kecuali untuk regulasi harga karena adanya tarif INA CBG dan sistem kapitasi.
Pendahuluan Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Isu Peningkatan Mutu Faskes Dukungan Regulasi & Upaya Peningkatan Mutu Faskes Penutup 6
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJMN 2015 -2019 (PERPRES N0. 2 TAHUN 2015)
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2. Meningkatnya pengendalian penyakit;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; 4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, 5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; 6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan
Sumber : Perpres N0. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 - 2019
PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT Paradigma Sehat Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Promotif – Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat Keterlibatan Lintas Sektor
PENDEKATAN KELUARGA
Penguatan Yankes Peningkatan akses terutama pada FKTP Optimalisasi Sistem Rujukan
Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan Continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)
KELUARGA SEHAT
Jaminan Kesehatan Nasional Benefit Sistem Pembiayaan: Asuransi – Azas gotong royong Kendali Mutu dan Kendali Biaya Sasaran PBI dan Non PBI Tanda Kepesertaan -> Kartu Indonesia Sehat
NUSANTARA SEHAT 8
Peta Strategi Ditjen Pelayanan Kesehatan 2015-2019
VISI PELAYANAN KESEHATAN 2019 Akses Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyakarat
9
Pendahuluan Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan Isu Peningkatan Mutu Faskes Dukungan Regulasi & Upaya Peningkatan Mutu Faskes Penutup 10
ISU PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
BEBERAPA PERMASALAHAN MUTU PELAYANAN • Lemahnya keterlibatan konsumen /pasien • Pelayanan yang tidak sesuai kebutuhan pasien • Rendahnya perhatian terhadap hak pasien dan keluarga • Fragmentasi sistem • Rendahnya kompetensi dan motivasi • Rendahnya budaya mutu dan keselamatan Pasien dari SDM Kesehatan • Fasyankes kurang memperhatikan keselamatan • Variasi praktek klinis • Penggunaan antibiotik dan tes diagnostik berlebihan • dll
ISU PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN • Selama Era JKN indikator mutu yang mengukur dimensi akses dan efisiensi menjadi indikator yang paling menjadi perhatian • Untuk mendapatkan gambaran komprehensif mutu sistem kesehatan seperti effective, acceptability, equity & safety juga perlu diukur
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA: MENINGKAT ATAU MENURUN DI ERA JKN?
AKSES • Targetnya adalah jumlah cakupan kepesertaan serta juga KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA. • Meski sudah terjadi peningkatan akses masyarakat kepada yankes ( jumlah kepesertaan dan hilangnya hambatan akses terkait biaya serta umumnya terjadi di kotakota besar. • Pencapaian indikator akses juga belum mencakup akses yang terkait dengan SDM dan faskes serta hambatan karena kondisi geografis yang umumnya ada di DTPK
EFISIENSI Secara umum ada duapendapat
tentang efisiensi yankes di era JKN: • Terjadi IN-EFISIENSI akibat rujukan berjenjang yang tidak efektif serta besarnya potensi fraud dlm yankes • Dana JKN terlalu kecil misalnya terkait dengan penetapan tarif INA CBG dan besaran dana kapitasi
•Mekanisme perijinan (lisensi) yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan maupun Dinas Kesehatan seperti perijinan rumahsakit, ijin praktek mandiri (dokter, bidan), ijin klinik, ijin apotik dan sebagainya; •Mekanisme sertifikasi seperti rumah-sakit sayang bayi dan ibu, bidan Delima, sertifikat ACLS/ATLS dan sebagainya; •Mekanisme akreditasi seperti akreditasi RS, akreditasi
UPAYA INOVASI PENINGKATAN MUTU UPAYA INOVASI Pengembangan Tim Quality Assurance, Pengembangan sistem peningkatan kinerja klinis, Penerapan STANDAR ISO, Penerapan AUDIT MUTU, Pengembangan CLINICAL PATHWAYS
MASALAH • Tidak selalu dapat berjalan secara berkelanjutan, • Sebagian besar juga tidak dilakukan evaluasi untuk menilai efektifitasnya.
JKN MEMBANGUN STANDAR
INPUT
o Standar fasilitas Medik o Standar fasilitas Non Medik o Standar SDM o HTA o Tarif o Akreditasi
EFISIENSI
PROSES
PNPK PPK CP
COST EFFECTIVENESS
OUTPUT
oKeadaan pasien pulang oKomplain oSelisih Biaya
INDIKATOR MUTU PELAYANAN
Pendahuluan Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan Isu Peningkatan Mutu Faskes Dukungan Regulasi & Upaya Peningkatan Mutu Faskes Penutup 18
DUKUNGAN REGULASI
PERMENKES nomor 75 tahun 2014 Tentang Puskesmas
STANDAR PELAYANAN
PERMENKES nomor 56 tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit PERMENKES nomor 46 tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi PERMENKES nomor 12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
KUALITAS PELAYANAN
JAMINAN KESEHATAN DAN AKREDITASI RS yang ingin bekerja sama dengan BPJS harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam proses kredensial Permenkes No. 99 tahun 2015 tentang perubahan atas Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan pada Jaminan Kesehatan Nasional masa peralihan untuk memenuhi kriteria ini ditetapkan selama 5 tahun. Paling lambat pada Desember 2018, seluruh RS yang bekerja sama dengan BPJS sudah terakreditasi. Saat ini baru 954 RS yag terakreditasi dari 2.632 RS (36,24%)
UPAYA PENINGKATAN MUTU FASKES
KUALITAS PELAYANAN MUTU
AKREDITASI RS
KINERJA
IKI (Indikator Kinerja Individu)
IKT (Indikator Kinerja Terpilih)
PERFORMANCE RS
REMUNERASI (BERBASIS KINERJA)
• NASIONAL • INTERNASIONAL
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM PENINGKATAN AKSES • SARANA PRASARANA • KOMPETENSI SDM • ALAT KESEHATAN
PROGRAM PENINGKATAN MUTU • AKREDITASI RS • AKREDITASI PKM
Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas Bagi Masyarakat
UPAYA PENINGKATAN AKSES PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
MELALUI REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN RSU Dr. Zainoel Abidin
RSUD Tarakan
RSU H Adam Malik
RSU Prof.Dr. R.D Kandou
RSUD Kep. Riau RSU Dr Sudarso PTK RSU Dr. M.Jamil RSUD Arifin Achmad
RSUD H A WahabSjahranie
RSU Dr. Ir. Soekarno RSU Dr. Mohammad Hoesin
RSU Dr. H. Abdul Moelok RSU Dr. Cipto Mangunkusumo
Nasional
Provinsi
RS Kelas A
11
2
RS Kelas B
3
15
RS Kelas C
--
3
Jumlah
14
20
RSUD Dr. Doris Sylvanus
RSUD Raden Mattaher RSUD Dr. M. Yunus
RSU Sorong RSU Dr. Hasan Busor RSU Prof. Dr. Aloei
RS Rujukan
RSUD Mamuju RSU Kendari RSUD Ulin RSU Dr W Sudirohusodo
RSU Jayapura RSU Dr. M Haulussy
RSU Tangerang RSU Dr. Kariadi
RSU Dr Hasan Sadikin RSUP Dr. Sarjito
RSU Dr. Soetomo RSUD Prov NTB RSUP Sanglah Denpasar
RUMAH SAKIT RUJUKAN NASIONAL RUMAH SAKIT RUJUKAN PROVINSI
RSU Prof. Dr. WZ Johanes
TOTAL RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL : 110 RS KELAS A
3 RS
RS KELAS B
48 RS
RS KELAS C
52 RS
RS KELAS D
7 RS
**Kepmenkes HK.02.02/MENKES/390/2014 dan HK.02.02/MENKES/391/2014
23
Penguatan Rumah Sakit Rujukan Nasional, Provinsi, dan Regional
Pemenuhan Sumber Daya Kesehatan *Perpres no.4 / 2017 ttg Wajib Kerja Dr.Sp.1 (WKDS)
Pembiayaan
14
RS Rujukan Nasional
20
RS Rujukan Provinsi
110
DAK REGULER DAK PENUGASAN DAK AFIRMATIF
RS Rujukan Regional 24
DATA RUMAH SAKIT TERAKREDITASI DARI TOTAL 2.632 RS (36,24%) DATA PER 16 MEI 2017
STATUS AKREDITASI 2017
PEMERINTAH
SWASTA
AKREDITASI RS NASIONAL
PERDANA
134
270
404
DASAR
13
17
30
MADYA
27
32
59
UTAMA
48
46
94
PARIPURNA
172
195
367
TOTAL
394
560
954
JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA 33; 1%
167; 6%
13; 1% KEMENKES
97; 4%
TNI/POLRI KEMENTERIAN LAIN
950; 36%
123; 5%
PEMDA KOTA PEMDA PROVINSI
483; 18% PEMDA KABUPATEN
SWASTA NON PROFIT BUMN
63; 2%
SWASTA 703; 27%
Jumlah ; Presentase
TOTAL : 2.632 RUMAH SAKIT
Sumber: RS Online (Update 20 Februari 2017)
29
Status Kelulusan 954 RS yang terakreditasi s/d 16 Mei 2017 JUMLAH RS RUJUKAN TERAKREDITASI
394 386
Donabedian (1998) • Effectiveness • Efficiency • Access • Safety • Appropriate ness • Equity •••-
• Health Improvement ••-
Maxwell
NHS
(1992)
(1997)
• Effectiveness • Efficiency • Access • Respect • Appropriate ness • Equity •• Acceptability • Choice/Availabil ity of Information • Technical Competence
• Effectiveness • Efficiency • Fair Access •••• Timeliness •• Patient Care Experience • Health Improvement
Council of Europe (1998)
NLHI of JCAHO (1999)
• Effectiveness • Efficiency • Access • Safety • Appropriate ness ••• Acceptability • Patient Satisfaction
• Effectiveness • Efficiency • Access • Safety • Appropriate ness •• Timeless ••-
• Efficacy
•• Availability • Prevention/Earl y Detection
IOM
WHO
(2001)
(2006)
• Effectiveness • Efficiency •• Respect/Safety •-
• Effectiveness • Efficiency • Access • Safety •-
• Equity • Timeliness •• Responsive ness/Patient Centeredness •-
• Equity •• Acceptability • Patient Centeredness
• Continuity •-
••-
•-
PERSONCENTERED
TIMELY
SAFE
SIX HEALTHCARE QUALITY DIMENSIONS
EFFECTIVE
Institute Of Medicine, 2001
EQUITABLE
EFFICIENT
DIMENSI MUTU
TUJUAN
SAFE
Meningkatkan keselamatan melalui penerapan prinsip manajemen resiko Menghindari cedera pada pasien akibat pelayanan yang diberikan
EFFECTIVE
Meningkatkan efektifitas seperti melalui penyusunan clinical guideline & clinical pathways
TIMELY
Ketepatan Waktu/ Response time
PATIENT CENTERED
Memberikan pelayanan yang menghormati dan merespon keinginan pasien, kebutuhan pasien, nilai-nilai dan memastukan nillai – nilai tersebut dihormati dalam proses pelayanan
EQUITABLE
Mutu Pelayanan yang sama tanpa membedakan individu , (gender, etnis), lokasi geografis
EFFICIENT
Meningkatkan Efisiensi, misalnya Program Pencegahan Fraud Menghindari tindakan dan upaya yg tidak diperlukan
12 Indikator Mutu Pelayanan RS 7
Kepuasan Pasien dan Keluarga di IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap ACCEPTABLE
8
Emergency Respons Time 2
EQUITABLE
EFFICIENT
9
Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium
EQUITABLE
EFFICIENT
10
Angka Kejadian Pasien Jatuh
SAFE
ACCESSIBLE
11
Angka Infeksi Luka Operasi
SAFE
12
Ketepatan Identifikasi Pasien
SAFE
1
Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
EFFECTIVE
2
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
EFFECTIVE
3
Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis
4
Waktu Tunggu Operasi Elektif
5
Waktu Tunggu Rawat Jalan
6
Kecepatan Respon terhadap Komplain ACCEPTABLE
DIMENSI MUTU MENURUT WHO “: EFFECTIVE - EFFICIENT - ACCESSIBLE - ACCEPTABLE/ PATIENTS-CENTERED – EQUITABLE - SAFE
Pendahuluan Arah Pengembangan Pelayanan Kesehatan Isu Peningkatan Mutu Faskes Dukungan Regulasi & Upaya Peningkatan Mutu Faskes
Penutup 37
PENUTUP Perlu ada kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan tingkat nasional (NATIONAL HEALTHCARE QUALITY FRAMEWORK) berbagai pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dapat terintegrasi satu sama lain Penguatan pelayanan kesehatan difokuskan untuk meningkatkan AKSES & MUTU YANKES melalui pemenuhan S P A, penguatan sistem rujukan, akreditasi fasyankes, pengukuran indikator mutu pelayanan kesehatan Perlu dukungan regulasi dan komitmen bersama dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam program JKN-KISS Perlu
38
TERIMA KASIH 39
Indikator Kinerja Individu (IKI) Direktur Utama RS dan Kepala Balai
1. 2.
RS Umum RS Khusus : a. b. c. d. e.
3.
Pengelompokan IKI 14 grup
Jiwa Kusta Anak-Bunda Paru Lainnya (Jantung-Pembuluh Darah, Kanker, Ortopedi, Stroke, Penyakit Infeksi, Mata)
Balai : a. Lab Kes b. Paru c. Mata