Gangguan Anxietas
Gangguan jiwa paling umum di seluruh dunia Dua komponennya yaitu kesadaran akan sensasi fisiologis dan kesadaran bahwa ia gugup Mengganggu proses pembelajaran Anxietas patologis: prevalensi 1 tahun 17,7%, prevalensi seumur hidup wanita 30,5%. Prevalensi seumur hidup pria 19,2%
Menurut Freud, adalah konflik dari keinginan tidak sadar dan superego
Terapi berfungsi bukan menghilangkan anxietas, tapi meningkatkan toleransi
Menurut teori perilaku kognitif, anxietas disebabkan stimulus (pencetus) yang spesifik, tetapi responnya salah, terdistorsi, atau kontraproduktif
Menurut teori eksistensial, tidak ada stimulus spesifik, tetapi disebabkan kekosongan dalam diri
Menurut pengamatan biologis, kecemasan terkait aktifasi saraf otonom, neurotransmitter GABA, norepinephrine, serotonine, dan genetik.
Bagian yang kemungkinan terlibat adalah locus seruleus, raphe nuclei, sistem limbik, dan korteks serebri
Macam gangguan anxietas
Gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia
Gangguan stres akut
Gangguan anxietas menyeluruh
Agorafobia tanpa gangguan panik Fobia spesifik dan sosial Gangguan obsesif kompulsif Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
Gangguan anxietas akibat gejala medis umum Gangguan anxietas karena zat Gangguan anxietas tak tergolongkan
Gangguan anxietas karena obat Organik
Gangguan anxietas karena penyakit organik
Serangan intens Tidak terduga Takut sendirian di tempat umum tanpa teman Pencetus spesifik
Gangguan Anxietas
Non-organik
Keharusan melakukan sesuatu berulang-ulang Setelah Trauma Berat, Mimpi buruk dan Sulit beradaptasi
Cemas pada semua hal Tidak memenuhi kriteria lain
Akut Kronis
Gangguan Panik
Dengan/Tanpa Agorafobia
Agorafobia Fobia spesifik Gangguan obsesifkompulsif Gangguan Stres Akut Gangguan Stres Pasca Trauma
Gangguan Cemas Menyeluruh Gangguan cemas tak terinci
Gangguan Panik dan Agorafobia
Ditandai rasa takut intens yang muncul tidak diduga, bisa sampai takut mati
Sering bersama agorafobia (rasa takut sendiri di tempat umum)
Frekuensi serangan bervariasi, biasanya berlangsung 20-30 menit
Prevalensi seumur hidup: Laki-laki 1,5 – 5%, wanita 3 - 5,6%
Komorbiditas yang sering: Depresi, fobia sosial, Gangguan anxietas menyeluruh, Obsesif kompulsif, hipokondriasis, penyalahgunaan zat
Terkait GABA, serotonin, dan norepinefrin. Terkait locus seruleus, amigdala basolateral, otak tengah, sistem limbik dan korteks prefrontal. Dapat pula terkait gen
Dapat pula dicetuskan zat, misal CO2, laktat, bikarbonat, fenfluramin, yohimbin, m-klorofenilpiperazin, isopreterenol, dan lain-lain Teori perilaku kognitif menyatakan bahwa anxietas dipelajari melalui pengenalan stimulus netral bersama stimulus berbahaya, sehingga stimulus netral dihindari Teori psikoanalitik menyatakan gangguan cemas sebagai pertahanan gagal dari impuls anxietas, sehingga memberat dan menjadi antisipasi berlebihan, kadang dengan gejala somatik. Teori psikoanalitik menganggap agorafobia disebabkan hilangnya orangtua di masa kanak
Agorafobia dapat pula muncul tanpa gangguan panik Pasien cenderung menghindari situasi yang memicu cemas tanpa adanya teman.
Tergantung kasusnya, bila pasien takut keramaian, pasien akan minta ditemani dan menghindari keramaian tanpa adanya teman. Sedangkan, bila pasien tidak takut pada kerumunan, pasien justru merasa aman dengan orang banyak. Yang penting ada orang yang dapat diandalkan.
Managemen farmakoterapi
Serotonine selective receptor inhibitor: Paroxetine, fluoksamine, sertraline, fluoxetine Benzodiazepine (lebih cepat dari SSRI, tetapi sebaiknya tidak digunakan lama, risiko ketergantungan): Lorazepam, Clonazepam Tricyclic dan Tetracyclic: Imipramine, desipramine, trazodon, nortriptillin, amitriptillin MAO Inhibitor: Fenelzin, tranilsipramin (Hindari makanan tinggi tiramin, misal keju)
Terapi kognitif
Yakinkan pasien bahwa serangan panik terbatas waktu dan tidak mengancam nyawa
Relaksasi
Kurangi frekuensi napas
Pajanan in vivo: Cobakan pasien dengan situasi yang ditakutinya dalam kondisi terawasi Terapi lain: Terapi keluarga, Mindfulness-based psychotherapy, Kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi
Fobia spesifik dan sosial
Prevalensi seumur hidup fobia spesifik sebesar 11%
Gangguan jiwa paling lazim pada wanita
Paling lazim kedua pada laki-laki
Rasa takut pada obyek, situasi, atau keadaan spesifik, sedangkan fobia sosial ditandai rasa takut ekstrim pada situasi sosial
Terapi
Mindfulness-based psychotherapy
Hypnosis, terapi suportif, terapi keluarga
Pharmacotherapy hampir sama dengan gangguan cemas lainnya
Gangguan Obsesif kompulsif
Ditandai dengan suatu gagasan yang masuk menetap, diketahui sebagai tidak rasional, tetapi walaupun berusaha ditahan tetap memaksa untuk dilakukan. Jika tidak dilakukan, muncul perasaan kecemasan berlebihan. Bisa ada rasa takut kontaminasi, misalnya dengan mencuci tangan berkali-kali; Keraguan patologis, misalnya memeriksa kunci berkalikali karena tidak yakin sudah mengunci; atau pikiran jelek yang muncul berulang-ulang, walaupun tidak dilakukan.
Dapat terjadi karena gangguan serotonergik, noradrenergik, neuroimunologi, atau dipelajari saat membayangkan stimulus netral dengan suatu situasi yang mengancam. Dapat ditangani dengan terapi perilaku, misal desensitisasi atau pembanjiran dengan stimulus yang ditakuti.
Dapat juga dengan psikoterapi berorientasi tilikan Dapat pula dilakukan terapi keluarga, farmakoterapi, atau psychosurgery Farmakoterapi gangguan cemas hampir sama satu dengan yang lainnya
PTSD dan Gangguan stres akut
Terjadi setelah stressor yang sangat hebat, misalnya bencana, kriminalitas, atau kematian Teori psikodinamik mengatakan bahwa stressor membangkitkan kembali konflik masa lalu yang tidak terselesaikan, sedangkan teori perilaku kognitif mengatakan bahwa pasien tidak mampu merasionalkan atau memproses trauma pencetus
Pasien cenderung mengingat berulang-ulang, menghindar jika ditanya, mengalami mimpi buruk, bertindak seolah-olah kejadian itu kembali, atau mengalami penderitaan psikologis intens
Terapi
Farmakoterapi dapat menggunakan SSRI sertraline dan paroxetine
Psikoterapi dapat dengan terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnosis.
Pasien dapat juga diminta mengingat kembali peristiwa dengan ditemani seorang psikoterapis (flooding/pembanjiran) Dalam mengingat dan memproses ulang ingatan tersebut, pasien dapat diminta menggerakkan matanya secara ritmis ke kanan dan ke kiri sesuai gerakan jari atau alat pemeriksa. Terapi ini disebut EMDR (Eye movement desensitization and reprocessing), dan diharapkan dapat membantu pasien memproses ulang pengalaman tersebut karena gerakan mata tersebut mirip dengan fase REM saat tidur.
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Pasien cenderung cemas patologis pada semua hal, respon berlebihan dan sulit dikendalikan Sulit dikendalikan, menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsi Terjadi karena gangguan neurotransmitter GABA dan serotonin 5-HT1A Teori psikoanalisis mengatakan bahwa gangguan ini mungkin disebabkan pandangan sangat negatif terhadap kemampuan diri sendiri
Ditandai kecemasan, hiperaktifitas otonom, dan kesiagaan. 50-90% pasien gangguan cemas menyeluruh memiliki gangguan jiwa lain, misalnya depresi, gangguan distimik, fobia sosial, dan penyalahgunaan zat
Terapi
Dapat digunakan psikoterapi berorientasi tilikan atau farmakoterapi Farmakoterapi dapat menggunakan SSRI, benzodiazepine (untuk jangka pendek), atau tricyclic antidepressant
Gangguan cemas dapat pula dicetuskan gangguan organik lain, misalnya hipertiroidisme, hypoparathyroidisme, atau defisiensi B12. Curigai diagnosis ini bila terdapat penyakit fisik yang menyertai
Anxietas dapat pula timbul akibat penyalahgunaan zat, terutama jika waktu terjadinya anxietas bertepatan dengan selama penggunaan zat atau 1 bulan setelah terjadinya putus zat
Gangguan psikosomatis
Merupakan suatu gangguan somatis (fisik) yang ditimbulkan reaksi psikologis berat. Stres dapat menyebabkan glucocorticoid menghambat sistem imun, sehingga dapat menyebabkan penyakit Gangguan psikosomatis yang biasa terjadi adalah GERD, ulkus peptikum, penyakit jantung koroner, hipertensi, asma bronkial, hipertiroidisme, hipotiroidisme, hypercortisolisme, hyperprolactinemia, dermatitis atopic, migraine, dan lain-lain
Dapat didiagnosis saat terdapat gangguan medis umum dan faktor psikologis yang secara bermakna mempengaruhi perjalanan penyakit, mempengaruhi respon pengobatan, meningkatkan risiko penyakit, atau mengakserbasi gejala Dapat digunakan terapi kombinasi antara terapi penyakitnya dengan antianxietas atau antidepresan Dapat juga digunakan psikoterapi kelompok, terapi keluarga, relaksasi, atau hipnosis
Gangguan penyesuaian
Merupakan gejala emosional atau perilaku bermakna setelah stressor yang nyata Respon dapat berupa depresi, anxietas, gangguan tingkah laku, atau campuran Dapat diobati dengan psikoterapi psikodinamik, kognitif, perilaku, suportif, dan konseling Farmakoterapi cenderung untuk waktu singkat saja, misalnya dengan SSRI
Terima Kasih