DUA BUDAYA: PERTANIAN DAN INDUSTRI Studi Kasus dalam Masyarakat Pesisir Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang Astrid Aditika Ningwuri Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro, Jl. Imam Bardjo, SH. No. 5 Semarang, Email:
[email protected] Abstract This study examines two cultural forms of livelihood in coastal communities Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo, Semarang. This research purpose is to identify the conditions of each individual and family livelihood, a reason to the dualism of livelihood, and the influence of industry on the social and economic life. This research use a qualitative method, collecting primary data through indepth interviews and observation, secondary data obtained from study of literature and documents. The results showed that Dukuh Tapak's people have a livelihood as factory employees while managing the fish farm as a sideline. Most people who work in factories are women and youth as a bid to shore up their family economy. Industrialization did not significantly affect the socio-economic conditions, in which a sense of kinship and mutual help are still well preserved. While in terms of economic, a family with two types of livelihood tend to be more established than a family with only working either in the industry or the agricultural sector. Key Words: livelihood, industrialization, fish farmers rakyat di dekat pantai. Salah satu 1. Pendahuluan Masyarakat
adalah
daerah yang terdapat banyak tambak
sekelompok manusia yang tinggal
di Kota Semarang adalah Kelurahan
menetap di wilayah pesisir atau daerah
Tugurejo.
yang
Kelurahan
secara
pesisir
geografis
berbatasan
Wilayah
administratif
Tugurejo
berbatasan
langsung dengan laut. Masyarakat ini
langsung dengan Laut Jawa sehingga
menggantungkan
dari
dapat dikatakan sebagai salah satu
ketersediaan sumberdaya alam yang
desa pesisir. Luas wilayah Kelurahan
ada, terutama yang berasal dari laut.
Tugurejo adalah sekitar 862.800 Ha
Karena itu, sebagian besar masyarakat
dengan penggunaan lahan terbesar
pesisir berprofesi sebagai nelayan.
sebagai tanah kering (744.007 Ha) dan
Namun, seiring dengan perkembangan
tambak (508 Ha) (BAPPEDA dan BPS
jaman dan berbagai pertimbangan,
Kota Semarang, 2011).
hidupnya
masyarakat pesisir mulai memelihara ikan dengan membuat tambak-tambak
Sekitar
tahun
1970,
terjadi
industrialisasi kawasan pesisir Kota
2
Semarang, salah satunya adalah di
tambak di Dukuh Tapak sudah dijual
Kelurahan Tugurejo di mana terdapat
ke orang Cina). Sampai saat ini, luas
Sungai Tapak yang bermuara ke Laut
tambak yang masih ada di Dukuh
Jawa. Pemilihan lokasi pabrik dekat
Tapak sekitar 50 Ha.
sungai untuk memudahkan dalam
Industrialisasi
wilayah
pesisir
pembuangan limbah hasil produksi.
tidak hanya menaikkan pertumbuhan
Wilayah Kelurahan Tugurejo yang
ekonomi, tetapi juga berdampak pada
dilalui oleh Sungai Tapak adalah RW
kehidupan sosial masyarakat, seperti
III dan IV, tetapi RW yang daerahnya
terjadinya
berbatasan
sebagian
langsung
dengan
laut
perubahan besar
pekerjaan
masyarakat
yang
adalah RW IV yang juga disebut
semula bekerja sebagai buruh tani
sebagai
menjadi
berbatasan
Dukuh
Tapak.
langsung
Karena
industri
(Sutrisna,
laut,
2008). Sebagian besar masyarakat,
warga Dukuh Tapak yang terkena
baik laki-laki maupun wanita, di
dampak
Dukuh
secara
dengan
buruh
langsung
dari
Tapak
bekerja
di
sektor
pembuangan limbah yang dilakukan
industri terutama untuk perusahaan-
oleh pabrik. Masalah pencemaran
perusahaan
Sungai Tapak ini sempat mencuat dan
tersebut. Namun, adanya kesepakatan
menjadi topik hangat tentang sengketa
antara pihak asing pembeli tambak
lingkungan di Indonesia pada awal
dengan
warga,
tahun 1990. Sebuah industri pengolah
pemilik
tambak
bahan dasar minuman yakni PT SDC,
mengelola tambak sampai adanya
ditengarai membuang limbah yang
pengurugan. Hal inilah yang membuat
mencemari Sungai Tapak sehingga
adanya dualisme pekerjaan antara
mengakibatkan kematian ikan dan
pertanian (tambak) dengan industri
udang pada tambak penduduk. Selain
dalam
masalah pencemaran, kondisi pesisir
Tapak. Studi ini bertujuan untuk
Dukuh Tapak yang sebagian besar
mengidentifikasi
terkena abrasi pantai juga membuat
masing
matapencaharian
warga
individu
dan keluarga, hal
ramai-ramai
menjual
yang
masyarakat
ada
di
daerah
memperbolehkan dahulu
untuk
pesisir
kondisi
Dukuh
masingsecara yang
tambaknya ke pihak asing (menurut
melatarbelakangi terjadinya dualisme
keterangan penduduk, hampir 100%
matapencaharian,
serta
bentuk
3
pengaruh industri dalam kehidupan sosial ekonomi.
Kedua
mata
pencaharian
masyarakat pesisir Dukuh Tapak ini adalah
sebagai
bercorak
2. Metode
petambak
pertanian
yang
(agraris)
dan
Metode yang digunakan dalam
pekerja pabrik yang bercorak industri.
penelitian ini adalah metode kualitatif
Penelitian dilaksanakan selama bulan
yang menghasilkan analisis deskriptif.
Desember 2013 sampai Januari 2014.
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa
Data yang digunakan meliputi
metode penelitian kualitatif adalah
data primer dan data sekunder tentang
metode yang berdasarkan pada tingkat
kondisi masyarakat pesisir Dukuh
kealamiahan suatu objek, di mana
Tapak
peneliti bertindak sebagai observator
pencahariannya. Pengumpulan data
utama. Metode kualitatif disebut juga
primer dilakukan melalui wawancara
metode naturalistik, yaitu penelitian
mendalam (in-depth interview) dan
yang dilakukan pada tempat alamiah
observasi, sedangkan data sekunder
dan tidak adanya perlakuan khusus.
didapat
Hasil
dokumen-dokumen
penelitian
dengan
metode
berdasarkan
dari
studi
mata
literatur yang
dan
berkaitan
kualitatif lebih menekankan makna
dengan objek penelitian. Wawancara
daripada generalisasi data. Penelitian
secara mendalam dilakukan kepada
ini
responden
bertujuan
gambaran
untuk
deskriptif
memberikan secara
rinci
pedoman
perorangan wawancara.
Responden
mengenai dualisme matapencaharian
dipilih
yang timbul dalam masyarakat pesisir
pencahariannya,
Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo,
(pemilik dan buruh), pekerja pabrik,
Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
serta
Gambaran tersebut meliputi kondisi
bekerja
masing-masing
responden
mata
pencaharian
berdasarkan
dengan
pemilik di
jenis
yaitu
tambak pabrik.
ini
mata-
petambak
yang
juga
Penentuan
bertujuan
untuk
secara individu dan keluarga, hal yang
mengetahui perbedaan persepsi dalam
melatarbelakangi terjadinya dualisme
pemilihan pekerjaan dan pengaruhnya
matapencaharian,
bentuk
terhadap kehidupan keluarga serta
pengaruh industri dalam kehidupan
masyarakat. Observasi ditujukan pada
sosial ekonomi.
aktivitas
serta
warga
yang
berprofesi
4
sebagai petambak dan pekerja pabrik.
akhir bulan Desember 2013, jumlah
Studi literatur dan dokumen dilakukan
penduduk
dengan penelusuran bahan dokumen
mencapai 6.567 jiwa, dengan jumlah
dan
penduduk
pustaka
yang
berupa
arsip,
di
Kelurahan
yang
Tugurejo
sudah
bekerja
dokumen, hasil-hasil penelitian, buku-
mencapai 5.012 jiwa. Penduduk yang
buku, surat kabar/majalah, dan sumber
berprofesi sebagai petani sendiri ada
internet
72 jiwa (1,44%) dan sebagai buruh
yang
memiliki
relevansi
dengan objek kajian.
tani 201 jiwa (4,01%). Petani di sini
Analisis data dilakukan dengan
termasuk petani ikan atau petambak.
cara menyusun data hasil penelitian
Untuk Dukuh Tapak, terdapat sekitar
secara
meliputi
25 orang yang memiliki tambak
dalam
dengan pekerja (buruh) 1-2 orang per
sistematis,
pengorganisasian
data
ke
kategori, penjabaran ke dalam unit-
tambaknya
unit, melakukan sintesis, menyusun ke
Petambak Sido Rukun tahun 2013).
dalam pola, serta memilih mana yang
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
penting dan akan dipelajari. Tahap
berikut ini.
selanjutnya kesimpulan
adalah dari
data
yang
ada,
diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2009).
3. Hasil dan Pembahasan 1.
Pertanian
Sebagai
Ciri
Masyarakat Pedesaan Pertanian merupakan salah satu ciri
penting
dalam
kehidupan
masyarakat pedesaan. Untuk desa pesisir, bentuk pertanian yang terlihat selain pertanian sawah, yaitu budidaya ikan
di
tambak.
dari
Kelompok
menarik
sehingga lebih mudah dipahami oleh
3.
(data
Menurut
data
monografi Kelurahan Tugurejo pada
Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Tugurejo Mata Jumlah Pencaharian Penduduk (jiwa) 1 Petani 72 2 Buruh Tani 201 3 Nelayan 7 4 Pengusaha 1 5 Buruh Industri 1.117 6 Buruh 200 Bangunan 7 Pedagang 175 8 Pengangkutan 73 9 Pegawai (PNS, 378 TNI, Polisi) 10 Pensiunan 35 11 Lain-lain 2.753 Jumlah 5.012 Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo, Desember 2013
No.
Kasus pencemaran dan abrasi pantai pada awal tahun 1990 membuat banyak
warga
menjual
lahan
5
tambaknya
asing.
Jenis kultivan budidaya tambak
Namun demikian, warga Dukuh Tapak
sebagian besar adalah ikan bandeng,
yang memiliki tambak masih diberi
terkadang dicampur dengan udang
kesempatan untuk mengelola tambak
windu atau udang Vannamei. Masa
sampai adanya pengurugan. Karena
panen ikan bandeng antara 3 – 4 bulan
itulah,
bisa
dan udang Vannamei antara 2 – 2,5
menghasilkan, tambak masih terus
bulan. Dalam sekali panen maksimal
dikelola oleh masyarakat. Salah satu
mencapai 5 kuintal bandeng dan 2
alasannya adalah sebagai tabungan
kuintal udang. Pendapatan dari tambak
dan memberi pekerjaan bagi orang lain
bandeng
yang bekerja sebagai buruh tambak.
2.500.000,00 sampai Rp. 4.500.000,00
Luas
kepada
pihak
selama
tambak
masih
antara
Rp.
Kelurahan
bergantung hasil panen dan harga jual
Tugurejo pada tahun 2013 jumlahnya
saat itu. Namun, hasil tersebut tidak
508 Ha, sedangkan untuk Dukuh
seimbang dengan pengeluaran untuk
Tapak sendiri hanya tersisa sekitar 50
biaya operasional tambak. Biaya untuk
Ha saja. Tambak-tambak yang ada di
pembelian pakan, nutrisi, serta obat-
Dukuh Tapak biasanya adalah warisan
obatan tambak lainnya relatif mahal
dari orang tua sehingga satu orang
saat ini. Ditambah pengeluaran untuk
hanya memiliki 2 sampai 5 petak saja
tenaga kerja yang bertugas menjaga
dengan luas antara 3 – 10 Ha. Menurut
tambak setiap hari, pekerja (buruh)
data dari Kelompok Petani Tambak
tambak
Sido Rukun, masih ada sekitar 25
Rp. 50.000,00 per hari. Misalnya
orang warga Dukuh Tapak yang
seorang pemilik tambak mengeluarkan
berprofesi sebagai petambak. Namun,
modal
di luar itu, ada banyak warga yang
termasuk bibit dan memperoleh hasil
tidak memiliki tambak bekerja sebagai
Rp. 4.500.000,00 dalam 3-6 bulan
buruh di tambak milik orang lain.
untuk
Untuk satu pemilik tambak biasanya
tersebut belum termasuk pengeluaran
memiliki
untuk
2
di
berkisar
hingga
3
pekerja
ini
awal
tambak
kegiatan
biasanya
Rp.
digaji
2.500.000,00
tradisional.
panen,
di
Nilai
mana
bergantung kepada luas tambak yang
membutuhkan biaya untuk transportasi
dimiliki.
(sewa mobil), tenaga kerja (5-6 orang), sewa jaring, sewa blong, beli es batu,
6
dan lainnya. Pengeluaran tersebut
diterima dari hasil panen. Waktu
sedikit tertolong karena adanya udang
panen juga relatif lama, sedangkan
lokal yang masuk ke tambak akibat
biaya hidup harus terus dipenuhi.
aliran pasang air laut. Udang lokal ini
Kondisi
harganya
melatarbelakangi
jauh
lebih
tinggi
bila
seperti
inilah
yang
sebagian
besar
dibandingkan dengan harga bandeng,
peralihan matapencaharian masyarakat
yaitu Rp. 40.000,00/kg dengan hasil
Indonesia.
maksimal
3. 2. Industri sebagai Penyambung
setengah
sedangkan
harga
kilogram,
bandeng
sendiri
antara Rp. 12.000,00 – Rp. 15.000,00
Hidup Masyarakat Pesisir Industrialisasi
tidak
per kilonya. Petambak Dukuh Tapak
menaikkan
biasanya menjual hasil tambaknya ke
tetapi juga berdampak pada kehidupan
pasar patok atau melalui tengkulak.
sosial
Hasil dari tambak yang kurang
pertumbuhan
hanya ekonomi,
masyarakat,
pertambahan
seperti
penduduk
akibat
menguntungkan membuat masyarakat
datangnya penduduk yang bekerja di
mencari
pabrik,
alternatif
pekerjaan
lain
terjadi
pola
pergeseran
masyarakat,
pergeseran
sebagai pengganti pekerjaan utama.
ekonomi
Rata-rata penduduk Dukuh Tapak
dalam pola hidup serta masalah-
hanya menjadikan kegiatan budidaya
masalah lain yang terjadi akibat
ikan di tambak sebagai pekerjaan
perubahan-perubahan
sampingan. Kebanyakan sudah bekerja
Masalah yang seringkali terjadi adalah
di pabrik atau memiliki usaha lain,
perubahan pekerjaan dari sebagian
seperti usaha warung atau telur bebek.
besar
Ismanto, et al. (2012) mengungkapkan
tinggal di pedesaan), yang semula
alasan
bekerja sebagai buruh tani menjadi
masyarakat
Kecamatan
masyarakat
(terutama
buruh
pertanian, yaitu karena selama ini
2008). Sebagian besar penduduk di
pertanian belum bisa memberikan
Kelurahan Tugurejo berprofesi sebagai
kontribusi
bagi
buruh industri (1.117 jiwa atau 22,9%,
produksi
lihat tabel 1.). Sementara itu, sekitar
yang dikeluarkan tidak sebanding
70% penduduk di Dukuh Tapak
dengan
bekerja
kesejahteraannya.
jumlah
baik Biaya
pendapatan
yang
sebagai
(pabrik)
yang
Mranggen beralih profesi dari bidang
lebih
industri
tersebut.
(Sutrisna,
karyawan pabrik.
7
Mereka terdiri dari laki-laki dan No.
wanita, dengan jumlah tenaga wanita
Bumbu Olahan Sablon Keramik Furniture
lebih besar daripada laki-laki. Ratarata usia laki-laki yang bekerja di 6
Golden Manyaran
pabrik adalah usia muda, sedangkan 7
Barali Citramandiri Jumlah
pekerja wanita dapat berusia 20 hingga 40 tahun ke atas.
Tenaga Kerja (orang)
Produk Utama
Nama Perusahaan
837 42 2.233
Sumber: Bappeda Kota Semarang dan BPS Kota Semarang, 2010
Perkembangan industri di Tapak dimulai sekitar tahun 1970an dengan adanya pembangunan pabrik-pabrik besar
seperti
PT.
Indofood.
Pertumbuhan industri di kawasan ini semakin pesat karena letaknya yang dekat dengan pantai serta adanya aliran Sungai Tapak yang digunakan sebagai saluran pembuangan limbah ke laut.
Berdasarkan data Statistik
Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009, jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kelurahan Tugurejo adalah 7 (tujuh) industri
Perusahaan yang membutuhkan banyak
Tabel 2. Daftar Industri Besar dan Sedang di Kelurahan Tugurejo Tahun 2008
1
Sirup Karya Ciptonyoto Roti Condro Buana Suryosemesta Mebel Kharisma Klasik Indonesia Marie Albert Indonesia Indofood Sukses Makmur
2 3 4 5
cenderung
memilih warga di sekitar pabrik untuk dipekerjakan. Hal ini terkait dengan keamanan
pabrik
konsekuensi
alih
pertanian
milik
Pertumbuhan Indonesia
serta fungsi
lahan
masyarakat.
sektor
tidak
sebagai
industri
sejalan
di
dengan
perkembangan di bidang pertanian, bahkan seringkali pertanian dijadikan korban untuk menghidupkan industri. Sebagian
yang
Nama Perusahaan
kerja
besar
lahan
pertanian
dialihfungsikan sebagai lahan industri
dengan perincian sebagai berikut.
No.
tenaga
membutuhkan
biaya
pembangunan besar. Lahan pertanian dibeli dengan harga murah (sekitar tahun 1988-1990, banyak
tambak
Sirup
Tenaga Kerja (orang) 46
Roti
160
yang terserap industri lebih banyak
Lemari
357
wanita yang berupah murah sebagai
Meubel
90
Bumbu dan Minyak
701
Produk Utama
warga yang dibeli dengan harga Rp. 3.000,00 per m2) dan tenaga kerja
bentuk
konsekuensi
dari
biaya
pembangunan dan produksi yang besar (Sutrisna, 2008).
8
Istri atau wanita dan pemuda (anak) yang bekerja merupakan salah
bekerja di bagian produksi karena lebih rapi dan teliti.
satu alternatif solusi bagi masyarakat miskin untuk bertahan hidup (Elfindri; et al., 2009). Keluarga petambak membutuhkan waktu antara 3 sampai 6
bulan
sampai
tambak
yang
dimilikinya menghasilkan panen dan dapat dijual. Kondisi yang demikian membuat istri merasa perlu membantu dengan bekerja. Begitu pula dengan anak, terutama anak tertua, apabila telah merasa cukup umur, dia akan bekerja
untuk
membantu
menyekolahkan Kehadiran
adik-adiknya.
industri
di
lingkungan
tempat tinggalnya, membuat sebagian besar wanita dan pemuda pesisir Tapak tertarik bekerja di pabrik. Gaji yang cukup (antara Rp. 1.500.000,00 – Rp.
2.500.000,00
per
bulan),
kualifikasi pendidikan yang memenuhi (sebagian besar warga Dukuh Tapak hanya lulusan SMP dan SMA, lihat tabel 3.), serta kemudahan bekerja (jarak tempat kerja dengan rumah relatif
dekat,
jam
kerja
bisa
disesuaikan dengan urusan keluarga) membuat banyak warga yang lebih memilih bekerja di pabrik. Laki-laki sebagian besar bekerja sebagai teknisi dan
security,
sedangkan
wanita
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Tugurejo Jumlah No. Pendidikan Penduduk (jiwa) 1 Perguruan 144 Tinggi 2 Tamat 123 Akademi 3 Tamat SMA 883 4 Tamat SMP 730 5 Tamat SD 1.836 6 Tidak tamat 186 SD 7 Belum tamat 1.343 SD 8 Tidak sekolah 269 Jumlah 5.514 Sumber: Monografi Kelurahan Tugurejo, Desember 2013
3. 3. Pengaruh Industri dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kehadiran industri di tengahtengah masyarakat yang sehari-hari hanya
mengandalkan
alam
sumberdaya
sebagai
sumber
matapencahariannya tentu membawa dampak yang signifikan. Seperti yang telah
dijabarkan
sebelumnya,
bagaimana
industri
perubahan
matapencaharian
masyarakat
pesisir Dukuh Tapak.
Perubahan
mempengaruhi
matapencaharian
utama
ini
biasanya diiringi dengan perubahan sosial ekonomi pelakunya. Ismanto, et
9
al. (2012) menemukan bahwa telah
akan dipotong dari gaji pekerja tanpa
terjadi
dikenakan bunga sama sekali.
perubahan
dalam
sistem
ada
dalam
Penelitian oleh Ismanto, et al.
masyarakat industri di Kecamatan
(2012) juga mengindikasikan adanya
Mranggen. Sistem kekeluargaan yang
perubahan masyarakat
ada
Gotong-
individualis dan konsumtif, serta mulai
royong dan rasa tolong menolong
merenggangnya norma-norma agama
dalam membantu
warga sekarang
dalam
dilakukan
pada
industrialisasi.
kekeluargaan
sedikit
yang
merenggang.
hanya
komunitas
masyarakat
yang lebih
akibat
adanya
Perubahan
secara
tertentu saja, misalnya seseorang yang
ekonomi yang signifikan dan pengaruh
membutuhkan bantuan uang lebih
dari metropolis membuat masyarakat
memilih meminjam uang di bank
cenderung
lebih
daripada meminjam kepada tetangga.
demikian
memang
Namun, kondisi ini tidak terlihat di
masyarakat Dukuh Tapak, di mana
masyarakat
Rasa
warga yang bekerja di pabrik dan
gotong-royong
memiliki tambak cenderung lebih
Dukuh
kekeluargaan
dan
Tapak.
terjadi
di
mapan
terlihat dari alasan pemilik tambak
dibandingkan dengan warga yang
yang masih menggarap tambaknya
hanya bekerja di tambak ataupun di
meskipun dia telah bekerja di pabrik.
pabrik. Hal ini dapat dimaklumi
Mereka
sudah
karena warga yang memiliki dua
pekerja
(buruh)
tambak
para
sebagai
matapencaharian
keluarganya sendiri karena hampir
penghasilan
setiap
menabung.
tahun
para
pekerja
selalu
dari
segi
Hal
masih tetap lestari. Hal ini antara lain
menganggap
dari
konsumtif.
bisa
ekonomi
menyisihkan
tambak
Pekerjaan
di
untuk bidang
bekerja di bawah pemilik tambak yang
industri lebih diutamakan daripada
sama. Adanya sistem patron-klien
sebagai petambak karena hasil dari
antara pemilik tambak dengan pekerja
pabrik tetap setiap bulannya.
menyebabkan saling ketergantungan antara keduanya. Misalnya ketika pekerja tambak membutuhkan uang, maka
pemilik
tambak
akan
memberikan pinjaman dan selanjutnya
4. Simpulan Industrialisasi yang terjadi di wilayah
pesisir
Kota
Semarang
membawa dampak bagi masyarakat
10
yang tinggal di dalamnya. Masyarakat
bekerja di sektor industri atau tambak
pesisir
saja.
di
Dukuh
Tapak
lebih
menggantungkan diri kepada industri
Daftar Pustaka
daripada tambak ikan dan udang yang
BAPPEDA dan BPS Kota Semarang. 2010. Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009. Bappeda Kota Semarang dan Badan Pusat Statistik Kota Semarang, Semarang, 93 hlm. Elfindri; J. Rumengan; S. Bahrum; T. Dahril; R. Riduan; dan Z. Abidin. 2009. “Manajemen Pembangunan Kepulauan dan Pesisir.” Baduose Media, 217 hlm. Ismanto, K; H.M. Huda; C. Maulida. 2012. “Transformasi Masyarakat Petani Mranggen Menuju Masyarakat Industri.” Jurnal Penelitian Vol. 9, No. 1, Mei 2012. Hlm. 35-48. Monografi Kelurahan Tugurejo. Desember 2013. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit C. V. Alfabeta. Sutrisna, E. 2008. “Dampak Industrialisasi Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat.” Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XII No. 22/Agustus 2008, pp. 1743-1753.
selama ini merupakan pekerjaan turuntemurun. Adanya kasus pencemaran dan abrasi pantai membuat sebagian besar warga Dukuh Tapak menjual lahan tambaknya kepada pihak asing. Namun, warga masih dapat mengelola tambak
tersebut
sampingan.
sebagai
Rata-rata
warga
usaha yang
bekerja di pabrik adalah wanita dan pemuda untuk membantu ekonomi keluarga. Industrialisasi di Dukuh Tapak
tidak
berpengaruh
secara
signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi, di mana rasa kekeluargaan dan
gotong-royong
masih
terjaga
dengan baik. Sementara dari segi ekonomi, keluarga yang memiliki dua matapencaharian
lebih
dibandingkan dengan
mapan
yang hanya