dsrkp-05 Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Penyempurnaan Proses Belajar Mengajar - Pokok-pokok Pedoman Proses Belajar Mengajar - BUKU II - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus – 1980
DAFTAR ISI 1. USAHA PERBAIKAN SISTEM PENGAJARAN.....................................................................................1 2. INOVASI DALAM PENDIDIKAN YANG SUKSES. ................................................................................1 3. TUJUAN PENDIDIKAN ..........................................................................................................................1 3.1.
Sumber-sumber Pengaruh dalam Penetapan Tujuan Pendidikan. .........................................2
3.2.
Fungsi Rumusan Tujuan Pendidikan. .....................................................................................3
3.3.
Klasifikasi Tujuan Pendidikan. ................................................................................................4 3.3.1. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut hierarki kegiatan. .......................................................4 3.3.2. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Sifat Tujuan. ..............................................................4 3.3.3. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Perubahan Yang Dapat Terjadi pada Anak Didik. .....4 3.3.4. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Bloom (Taxonomy of Educational Objectives)...........5
4. SISTEM PENGAJARAN.........................................................................................................................5 4.1.
Kurikulum. ...............................................................................................................................5
4.2.
Hal-hal Fundamental dalam Pengembangan Kurikulum. ........................................................6
5. PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN.......................................................................7 5.1.
Sistem Kredit Semester. .........................................................................................................7
5.2.
Proses Belajar Mengajar.........................................................................................................7
5.3.
Penyelenggaraan Acara Kegiatan Pendidikan........................................................................7 5.3.1. Program Pendidikan. ..............................................................................................................8 5.3.2. Sarana Pendidikan. ................................................................................................................8 5.3.3. Cara. .......................................................................................................................................8 5.3.4. Mahasiswa. .............................................................................................................................8
5.4.
Struktur materi pendidikan. .....................................................................................................8
5.5.
Perencanaan Kuliah. ..............................................................................................................9 5.5.1. Tujuan. ....................................................................................................................................9 5.5.2. Isi atau materi serta pengorganisasian mata kuliah. .............................................................10 5.5.3. Cara-cara pengajaran. ..........................................................................................................10 5.5.4. Media (hasil teknologi) atau peralatan pengajaran. ..............................................................10 5.5.5. Administrasi. .........................................................................................................................10 5.5.6. Evaluasi. ...............................................................................................................................10 5.5.7. Tabel Rencana Perkuliahan..................................................................................................11
5.6.
Pelaksanaan Penyelenggaraan. ...........................................................................................11
5.7.
Evaluasi Keberhasilan. .........................................................................................................12
i
penyempurnaan proses belajar menajar
1.
Usaha Perbaikan Sistem Pengajaran.
Yang akan diuraikan dibawah ini adalah sebagian dari usaha-usaha perbaikan sistem pendidikan yang disponsori Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, seperti yang tertulis dalam buku Penyempurnaan Proses Belajar Mengajar - Pokok-pokok Pedoman Proses Belajar Mengajar - BUKU II - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus - 1980 halaman 26-27 sebagai berikut dibawah ini : 1. mengubah pendekatan atau metoda belajar-mengajar yang berorientasi pada kelompok besar (seluruh kelas) menjadi pendekatan atau cara mengajar dan belajar yang lebih berorientasi pada diagnosa dan pengajaran individual, 2. mengubah metoda mengajar tradisional yang umumnya menekankan pada "bercerita" dan "mendengarkan" (one way communication) menjadi lebih banyak pada partisipasi dan kreativitas mahasiswa secara langsung (active learning), 3. mengubah sekolah/perguruan tinggi sebagai menara gading dengan sifat-sifat menyendiri (terpisah dari masyarakat) menjadi suatu eksistensi atau bagian dari masyarakat dan melibatkan diri dalam masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat keseluruhan, 4. mengubah sikap-sikap negatif terhadap anak/para remaja/mahasiswa menjadi sikap-sikap positif dalam menilai dan mengembangkan potensi setiap anak didik (multi talent approach), 5. mengubah kristalisasi pemenuhan persyaratan yang diwajibkan dan lulus dari mata pelajaran yang telah lewat (evaluasi fakta-fakta saja) menjadi evaluasi yang mengukur "performance" yang bermakna dalam situasi-situasi kehidupan anak didik, 6. mengubah sistem pendidikan yang tampaknya dikelola untuk kepuasan dan kepentingan para administrator menjadi suatu falsafah dan praktek yang memacu dan mendorong kreativitas dosen dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan, 7. mengubah pendekatan pola "self contained teacher" yang mempresentasikan suatu "self contained curriculum" dalam suatu "self contained classroom" menjadi suatu pendekatanpendekatan yang luwes dan berbeda-beda dengan menggunakan berbagai macam bakat dari suatu "tim pengajar" dalam cara-cara yang paling efektif,
2.
Inovasi dalam Pendidikan yang sukses.
Inovasi dalam pendidikan yang sukses sekurang-kurangnya memerlukan tiga faktor penting sbb. (1 - p. 28) : 1. Dosen yang sangat menaruh perhatian terhadap efektifitas sistem pengajaran serta dipacu oleh suatu keinginan dan kemauan untuk selalu memperbaiki/meningkatkan kualitas sistem pengajarannya. 2. Administrator yang berkemauan dan mampu mendorong dan menunjang peran dan tugas dosen. 3. Suatu perencanaan yang di-disain secara seksama untuk mengembangkan sistem pengajaran yang telah diperbaiki.
3.
Tujuan Pendidikan
Pertanyaan mendasar sehubungan dengan tujuan pendidikan dan kurikulum adalah : perubahanperubahan yang bagaimanakah yang ingin dapat dicapai oleh anak didik setelah anak didik tersebut menjalani suatu proses pendidikan tertentu (1 - p. 1). Pendidikan pada dasarnya adalah proses dimana anak didik dipersiapkan (atau mempersiapkan diri) untuk menghadapi kehidupan dikemudian hari dengan peran yang lebih bertanggung jawab, oleh karenanya pendidikan berorientasi ke hari depan (1 - p. 2). Pendidikan haruslah merupakan suatu proses yang sadar tujuan dan karena menyangkut keadaan awal dan keadaan akhir, proses pendidikan haruslah dipandang sebagai proses transisi (1 - p. 2). Hakekat dari setiap tujuan pendidikan adalah : membantu terjadinya perubahan positif dalam diri anak didik, yaitu yang menyangkut sikapnya (attitudes), cara dan pola berfikirnya (ways of thinking), pengetahuannya (knowledge), serta keterampilannya (skills) (1 - p. 31). 1
penyempurnaan proses belajar menajar
Tujuan-tujuan pendidikan (tujuan lembaga, tujuan kurikulum, tujuan kegiatan akademik, .... ) haruslah merupakan perumusan yang menyatakan dengan jelas perubahan-perubahan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik yang bagaimana yang ingin dicapai anak didik setelah ia mengakhiri proses pendidikannya dengan berhasil (1 - p. 3).
3.1. Sumber-sumber Pengaruh dalam Penetapan Tujuan Pendidikan. Tujuan Pendidikan bersumber dari persepsi yang ada pada semua fihak yang merasa berkepentingan dengan penyelenggaraan pendidikan tersebut, seperti : pengajar, orang tua, mahasiswa, penerima lulusan dll.... (1 - p. 8) Tujuan Pendidikan berasal dari pandangan-pandangan yang ada tentang keperluan manusia dan masyarakat di hari depan, tentang pengetahuan dan keterampilan yang ternyatakan dalam pola pekerjaan, kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat serta bagaimana pandanganpandangan tersebut dipadukan dengan minat dan keperluan nyata yang ada pada pribadi-pribadi para mahasiswa (1 - p. 8). Persepsi dan pandangan seperti yang tertulis dalam 2 alinea diatas merupakan sumber pengaruh utama dalam Penetapan Tujuan Pendidikan yang dapat digali dari masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah (1 - p. 8). Di Indonesia, sumber-sumber pengaruh yang menentukan dalam penetapan tujuan pendidikan dan pengembangan kurikulum antara lain diantaranya adalah hal-hal sebagai berikut dibawah ini (1 - pp. 8-11 ) : 1. Pernyataan-pernyataan dalam GBHN mengenai tujuan pendidikan nasional. 2. Tridarma Perguruan Tinggi. 3. Harapan dan tuntutan masyarakat akan hasil pendidikan. 4. Tingkatan serta laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Karakteristik mahasiswa. GBHN mengenai tujuan pendidikan nasional pada dasarnya merupakan hasrat masyarakat yang disalurkan melalui lembaga-lembaga perwakilan rakyat untuk mengantisipasi hari depannya (1 - p. 8). Tridarma Perguruan Tinggi merupakan fungsi lembaga-lembaga pendidikan tinggi di masyarakat Indonesia yang dinyatakan dengan resmi yang dari rumusan mana diharapkan dapat diturunkan tujuan-tujuan operasional yang dapat digunakan sebagai pegangan penyelenggaraan pendidikan dan kurikulum (1 - p. 9). Tujuan Pendidikan yang mungkin diturunkan dari Tridarma Perguruan Tinggi umpamanya adalah sebagai berikut (1 - p. 9) : Sesudah melewati kegiatan-kegiatan akademik, diharapkan mahasiswa : •
dapat belajar secara mandiri, serta dapat mengkomunikasikan ilmunya,
•
mampu untuk menyatakan persoalan serta menemukan penyelesaiannya,
•
mampu mengamalkan pengetahuannya untuk kepentingan masyarakat,
•
.......................
Harapan dan tuntutan masyarakat akan hasil pendidikan dapat ditemukan dapat pernyataanpernyataan masyarakat mengenai keperluannya akan tenaga-tenaga lulusan pendidikan tinggi yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang nyata yang dihadapinya dan dapat meningkatkan sarana-sarana produksinya (dalam arti luas) (1 - p. 9). Keperluan-keperluan masyarakat seperti ini biasanya dinyatakan tidak hanya secara kualitatif, tapi juga secara kuantitatif. Dari pernyataan-pernyataan yang seperti ini timbul masalah yang dikenal sebagai relevansi pendidikan. Dalam usaha penetapan tujuan pendidikan, masalah relevansi pendidikan ini seyogyanya dihadapi dengan sifat yang kritis, dengan mengingat bahwa : masalahmasalah yang ditemukan di masyarakat kontemporer adakalanya menjadikan gambaran tentang masalah-masalah yang akan timbul dikemudian hari (yang sebenarnya lebih fundamental bagi penetapan tujuan pendidikan) menjadi tidak terlihat dengan jelas (1 - p. 9).
2
penyempurnaan proses belajar menajar
Tingkatan serta laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu hal yang sangat menentukan dalam usaha penetapan tujuan-tujuan pendidikan. Laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat berlangsung dengan laju yang selalu dipercepat. Disamping memungkinkan terjadinya perbaikan masyarakat, sering pula masyarakat dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak terantisipasi sebelumnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan masyarakat menemukan penyelesaian-penyelesaian untuk permasalahan yang ada, namun dilain fihak, masalahmasalah yang sudah pernah dianggap terselesaikan sebelumnya muncul kembali dalam konteks berubah yang memerlukan suatu penyelesaian yang baru. Penerapan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, pada waktunya, juga mengakibatkan terjadinya perubahan pada pola sikap dan pola kegiatan masyarakat, profesi-profesi baru timbul, sedang profesi lama sering kali menemukan dirinya dalam lingkungan kerja yang dengan peranan yang berbeda. Untuk dapat mengantisipasi pergeseran pola kegiatan dan pola tuntutan masyarakat seperti diuraikan diatas, ada beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai pegangan (1 - pp. 10-11) : 1. Keperluan masyarakat akan bahan, energi, barang dan jasa selalu meningkat, namun dilain fihak, keterbatasan sumber-sumber alam dan beberapa sumberdaya lainnya menuntut adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas. 2. Dalam usaha untuk memenuhi keperluan masyarakat yang selalu meningkat, batas-batas antara teknologi, ilmu-ilmu pengetahuan sosial, ekologi, ekonomi serta kebudayaan makin lama makin kabur. Pendekatan interdisiplin dan komprehensif terhadap masalah-masalah masyarakat akan makin mempola dan diperlukan. 3. Akumulasi ilmu pengetahuan dengan laju yang dipercepat, akan memberi tekanan pada lulusan untuk belajar terus agar selalu dapat menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang pasti selalu terjadi dalam bidang keakhliannya. 4. Lingkungan Sosial yang bagaimana yang akan menerima lulusan pada waktunya kelak seyogyanya diprakiran dengan mempertimbangkan bahwa : pola komunikasi akan berkembang sedemikian rupa sehingga gagasan-gagasan lintas budaya (cross cultural) akan sangat mempengaruhi pola kebudayaan masyarakat. Karakteristik mahasiswa (keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada mahasiswa sebagai hasil dari pengaruh lingkungan sosialnya, yang menentukan pola aktivitasnya dalam mengejar cita-citanya) meskipun dipandang lebih banyak berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dari pada terhadap tujuan, juga dipandang berpengaruh dalam penetapan tujuan pendidikan mengingat adanya pendapat yang didukung oleh suatu hasil penelitian bahwa : motivasi dan hasil belajar akan sangat meningkat, kalau tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai serasi dengan persepsi yang ada pada mahasiswa mengenai hari depannya (1 - p. 11 )
3.2. Fungsi Rumusan Tujuan Pendidikan. Komunikasi sering merupakan permulaan dari suatu perbaikan. Dalam kegiatan pendidikan, komunikasi yang didasarkan atas atau mengacu pada rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang jelas, pasti akan lebih memungkinkan lancar dan cepatnya perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Dalam penyelenggaraan usaha/kegiatan pendidikan , rumusan tujuan-tujuan pendidikan merupakan dasar berkomunikasi bagi fihak-fihak yang berkepentingan (1 - p. 12). Motivasi Belajar Anak Didik berpeluang meningkat dengan diinformasikannya rumusan tujuan pendidikan kepada mereka. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa : mahasiswa yang mengetahui tujuan-tujuan pendidikan, pada umumnya, mampu menunjukan tingkat keberhasilan yang lebih baik dibanding mereka yang tidak mengetahuinya (1 - pp. 12-13). Rumusan Tujuan Pendidikan merupakan kerangka dasar perencanaan kegiatan akademik (sasaran, materi, struktur, cara belajar dan mengajar, sarana, ..........) (1 - p. 13). Dalam rangka menyelenggarakan suatu upaya pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, paling tidak, 2 kondisi berikut mutlak perlu diciptakan : 1. segala yang dihasilkan dari kegiatan pendidikan, khususnya yang menyangkut perubahanperubahan yang terjadi pada anak didik (sikap, cara atau pola berfikir, pengetahuan dan keterampilan) selama dan setelah menjalani proses pendidikan, selalu dapat di-evaluasi (selalu dapat diukur dan diperbandingkan terhadap tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan),
3
penyempurnaan proses belajar menajar
2. hasil evaluasi seperti yang dimaksud dalam butir 1 diatas, segera dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik (feed-back), dan dimana dipandang perlu, segera dapat memacu terlaksananya berbagai proses perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut kegiatan pendidikan yang diselenggarakan. Rumusan Tujuan Pendidikan merupakan acuan dasar dalam menetapkan berbagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian tujuan. Acuan dasar yang demikian ini, diperlukan untuk dapat berlangsung sebagaimana mestinya proses-proses penilaian dan evaluasi tingkat keberhasilan berbagai hasil upaya pendidikan yang sedang dan telah diselenggarakan.
3.3. Klasifikasi Tujuan Pendidikan. 3.3.1. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut hierarki kegiatan. Tujuan Pendidikan diantaranya dapat dikelompokkan dalam 3 klasifikasi sbb : Tujuan Pendidikan Lembaga, Tujuan Kurikulum, dan Tujuan Kegiatan Akademik (1 - pp. 3-4). Tujuan Pendidikan Lembaga adalah rumusan umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan Lembaga tsb. (1 - p. 3). Tujuan Kurikulum adalah rumusan pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan Lembaga Pendidikan tsb. yang diperinci lebih spesifk berorientasi pada pola pekerjaan lulusan Lembaga tsb. dikemudian hari (1 - p. 3). Tujuan Kegiatan Akademik adalah rumusan yang menyatakan (dengan sangat terperinci) apa saja yang harus dikuasai oleh anak didik sesudah ia melewati kegiatan akademik ybs. dengan berhasil (1 - p. 4).
3.3.2. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Sifat Tujuan. Menurut sifat tujuannya, Tujuan Pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut (1 - p. 4-5) : 1. tujuan berdasarkan hari depan (life-skill objectives), 2. tujuan berdasarkan metodologi (methodological objectives), 3. tujuan berdasarkan isi (content objectives). Tujuan berdasarkan hari depan (life-skill objectives) adalah tujuan-tujuan umum pendidikan yang dijabarkan atas dasar antisipasi terhadap prakiraan kondisi di masa yang akan datang, yaitu jawaban terhadap pertanyaan dasar : kemampuan apa dan perilaku yang bagaimana yang harus diajarkan kepada anak didik agar kelak anak didik siap menjalani kondisi-kondisi di masa mendatang (1 - p. 4). Tujuan berdasarkan metodologi (methodological objectives) adalah tujuan-tujuan yang menyatakan kemampuan-kemampuan yang menyangkut "pola penelaahan" (modes of inquiry) dan "cara penggalian pengetahuan" (ways of knowing) yang khas dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat dikuasai anak didik setelah menyelesaikan pendidikannya (1 - p. 4). Tujuan berdasarkan isi (content objectives) adalah tujuan-tujuan yang menyatakan kemampuankemampuan yang menyangkut pengertian dan penggunaan konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta kaidah-kaidah umum yang merupakan keseluruhan dan struktur suatu cabang ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat dikuasai anak didik setelah mempelajarinya (1 - p. 5).
3.3.3. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Perubahan Yang Dapat Terjadi pada Anak Didik. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada anak didik karena menempuh pendidikan dikelompokkan sbb. (1 - p. 5) : 1. Kelompok Atribut A, perubahan pada sifat-sifat dasar yang tidak perlu spesifik terhadap keakhlian yang dipelajari. 2. Kelompok Atribut B, perubahan dalam sikap dan pandangan hidup (attitude) yang dianut. 3. Kelompok Atribut C, perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan yang spesifik terhadap keakhlian yang dipelajari. Kelompok Atribut A : menyangkut faktor-faktor sikap dan pribadi seperti : kecerdasan, kreativitas, ketekunan dll.. yang biasanya dibagi dalam 4 kelompok sbb. : kualitas intelek (quality of intellect), 4
penyempurnaan proses belajar menajar
keterampilan sosial (social skills), kemampuan berkomunikasi (ability to communicate), kecenderungan akan harga numerik (numeracy) (1 - p. 5). Keempat faktor tertulis dalam alinea diatas, kemudian dapat dijabarkan lebih lanjut dalam 6 sifat pribadi sbb. (1 - p. 6) : 1. mampu menganalisis situasi dan permasalahan secara kritis, logis dan objektif, serta mengajukan penyelesaian permasalahan yang realistis, 2. mampu menyerap fakta-fakta dan hipotesis baru (dalam keadaan dimana ada diantara halhal ini yang tidak sesuai dengan gagasan/pemikirannya, apabila diperlukan mampu mengubah / menyesuaikan gagasan/pemikirannya tsb.), 3. mampu melihat dengan "kaca-mata orang lain" , peka terhadap pola perilaku, emosi, serta gagasan/pemikiran orang lain, 4. mampu bekerja dengan orang lain, dalam kedudukan memimpin, bekerja sama ataupun melakukan tugas, dan dimana perlu dapat menumbuhkan rasa segan (hormat), memberi contoh atau menimbulkan semangat pada mitra sekerjanya, 5. mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan dan informasi dengan jelas dan tepat serta dapat mempengaruhi fihak lain dengan cara-cara komunikasi tertulis maupun lisan, 6. mampu berfikir dan berkomunikasi secara kuantitatif, menyadari batas-batas ketelitian dalam pendekatan-pendekatannya, serta menggunakan gagasan-gagasan logika matematika. Kelompok Atribut B : menyangkut falsafah, sikap serta sistem nilai yang dianut seseorang, seperti sikapnya terhadap hidup dan kehidupan, terhadap orang lain, terhadap keberhasilan duniawi, terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja, terhadap gagasan politik dan agama, terhadap kebenaran dan kepalsuan, terhadap baik dan jahat dll. ....Konsep mengenai kejujuran, integritas pribadi, kerendahan hati, keadilan dll.... semuanya erat kaitannya dengan kelompok atribut B ini (1 - pp. 6-7). Kelompok Atribut C : menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi karena terhimpunnya pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) setelah seseorang mempelajari suatu bidang dalam ilmu pengetahuan tertentu.
3.3.4. Klasifikasi Tujuan Pendidikan menurut Bloom (Taxonomy of Educational Objectives). Dalam klasifikasi jenis ini tujuan pendidikan dikelompokkan dalam 3 domain sbb. (1 - p. 7) : 1. Cognitive domain, menyangkut pengetahuan dan keterampilan intelektual yang harus dikuasai. 2. Affective domain, menyangkut nilai dan sikap yang harus dimiliki 3. Psychomotor domain, menyangkut keterampilan motorik yang harus dikuasai.
4.
Sistem Pengajaran.
4.1. Kurikulum. Kurikulum adalah : segala kegiatan dan pengalaman belajar yang dirancangkan, direncanakan, diprogramkan dan diselenggarakan oleh lembaga bagi anak didiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan (1 - p. 3). Dalam bentuknya yang paling sederhana, kurikulum merupakan himpunan dari pengalaman, sistem nilai, pengetahuan, keterampilan dan pola sikap yang ingin dihantarkan kepada anak didik dengan harapan (keyakinan) bahwa keseluruhan yang dihantarkan tsb. akan merupakan bekal untuk anak didik agar dapat menghadapi, menjalani hidup dan kehidupan, bekerja, bermasyarakat, mengembangkan masyarakat, dlsb... seperti atau lebih baik dari yang diharapkan (1 - p. 14). Model Kurikulum
5
penyempurnaan proses belajar menajar
............................................................................................ ................................... (1 - p. 20)
4.2. Hal-hal Fundamental dalam Pengembangan Kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan fundamental yang harus terjawab dalam suatu rumusan kurikulum yang dikembangkan adalah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut dibawah ini (1 - pp. 17-19 ) : 1. mengapa mata pelajaran ini diajarkan ? 2. dengan cara bagaimanakah tingkat keberhasilan mengajarkan suatu mata kuliah dapat diketahui/dinilai ? Dalam menjawab 2 pertanyaan diatas, perlu dipertimbangkan : •
validitas dan signifikan terhadap apa yang sedang dikerjakan,
•
kebutuhan atas keseimbangan antara luas dan mendalamnya pelajaran, serta
•
relevansi serta minat anak didik terhadap isi/materi pelajaran.
3. mengapa mata pelajaran ini diajarkan dengan cara atau metoda tertentu ? 4. bagaimanakah isi/materi pelajaran dapat diorganisir ? 5. buku-buku wajib dan bacaan apakah yang harus digunakan dalam mata pelajaran ini ? 6. alat/media pelajaran (hardware & software) apa yang sangat membantu keberhasilan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran ini ?
6
penyempurnaan proses belajar menajar
7. apakah yang diharapkan dari mahasiswa, apa yang harus dapat mereka lakukan sebagai hasil dari pengajaran mata pelajaran ini ?
5.
Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan.
Pengelolaan/penyelenggaraan pendidikan haruslah dipertimbangkan, dirancang, direncanakan, ditata, dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga hasil pendidikan, khususnya hasil yang berupa tenaga kerja lulusan lembaga pendidikan tsb. selaras dengan kebutuhan masyarakat dan negara dalam masa pembangunan ini. Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, hal-hal yang harus dipertimbangkan, dirancang, direncanakan, ditata, dan dilaksanakan adalah : 1. "sarana pendidikan" yang diperlukan untuk menghasilkan tujuan pendidikan, 2. "cara penyelenggaraan pendidikan" yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan tsb. Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan terdapat himpunan proses-proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan sbb. : 1. proses penyiapan program pendidikan, 2. proses penyiapan mahasiswa untuk memasuki proses pendidikan, 3. proses penjadwalan, 4. prose penyelenggaraan acara-acara pendidikan, 5. proses evaluasi keberhasilan pendidikan, 6. proses pelaporan data hasil evaluasi, 7. proses pengolahan data (perumusan kesimpulan) hasil evaluasi, 8. proses pengambilan keputusan tindak lanjut (berdasarkan kesimpulan hasil evaluasi), 9. proses penyimpanan data.
5.1. Sistem Kredit Semester. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Kredit Semester untuk Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.
5.2. Proses Belajar Mengajar. ....................... dimintakan perhatian akan aspek heuristic, yaitu agar mata pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa tidak hanya menambah pengetahuannya, tetapi turut pula membentuk sikapsikap, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas, sikap kritis, obyektif, dan bertanggung jawab (1 - p. 168). Jika seorang dosen diharapkan turut mempengaruhi sikap dan nilai hidup mahasiswa, maka dosen tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dari pada kalau dosen tersebut ditugaskan hanya sekedar memberikan kuliahnya di depan kelas (1 - p. 168). .................. peran seorang dosen seharusnya tidaklah hanya sekedar instruktur pengetahuan, tapi seorang dosen haruslah mampu berperan sebagai fasilitator belajar mahasiswa, yaitu seseorang yang mampu menciptakan berbagai pengalaman belajar bagi mahasiswa dan dirinya sendiri untuk memperoleh belajar mahasiswa yang maksimal (1 - p. 168).
5.3. Penyelenggaraan Acara Kegiatan Pendidikan. Yang diupayakan agar penyelenggaraan acara kegiatan pendidikan berlangsung sebagaimana mestinya, pada hakekatnya adalah mengupayakan agar seluruh komponen-komponen terkait dengan acara kegiatan pendidikan dapat diselaraskan satu sama lain. Komponen Pokok Acara Kegiatan Pendidikan adalah : program pendidikan, sarana pendidikan, cara penyelenggaraan pendidikan, serta mahasiswa (1 - p. 174).
7
penyempurnaan proses belajar menajar
5.3.1. Program Pendidikan. 5.3.2. Sarana Pendidikan. Yang dimaksud dengan sarana pendidikan disini adalah himpunan sarana yang diperlukan untuk dapat berjalannya proses pendidikan mencapai tujuannya yang dikelompokkan sbb. (1 - p.174 ) : 1. Sarana Tenaga Pengajar. 2. Sarana Fisik. 3. Sarana Administrasi. 4. Waktu.
Sarana Tenaga Pengajar. Dalam proses penyelenggaraan acara-acara pendidikan dosen merupakan sarana yang terpenting, karenanya perlu mendapat perhatian khusus, dan karena sifat manusiawinya, sarana ini sangat perlu untuk dapat dikelola secara manusiawi. Sarana ini sangat mahal dengan proses investasi yang makan waktu lama, namun, apabila tidak terbina dengan baik, sangat mudah menjadi rusak dan/atau tidak berfungsi seperti yang diharapkan (1 - p.174-175 ).
Sarana Fisik. Sarana Administrasi. Waktu. Waktu merupakan sarana yang paling unik, abstrak dan paling sukar diatur dan dikendalikan perjalanannya. ..
5.3.3. Cara. 5.3.4. Mahasiswa. Sebagai masukan (input) mentah, mahasiswa perlu memiliki kesiapan tertentu sebelum mengikuti acara pendidikan. Dosen perlu mempunyai kesiapan mengajar dengan memanfaatkan sarana fisik yang tersedia. Tanpa ada kesiapan dosen dan mahasiswa, pertemuan antara unsur-unsur program, proses, sarana dan masukan mentah ini akan berhenti pada pertemuan saja, proses belajar mengajar yang diinginkan tidak terlaksana. Proses belajar mengajar merupakan titik kulminasi dari semua kegiatan dan usaha yang dilakukan dalam pendidikan, sehingga terselenggaranya proses ini dalam sistem merupakan hal yang penting.
5.4. Struktur materi pendidikan. Dalam menetapkan struktur materi pendidikan banyak hal yang tidak dapat ditentukan dengan cara yang lebih baik dari sekedar perkiraan. Perkiraan yang demikian ini sudah dimulai sejak menentukan jabatan atau pekerjaan yang nantinya dipangku oleh tamatan program pendidikan ini. Perkiraan tentang hal ini menyangkut faktor-faktor di luar pendidikan. Faktor keinginan dan kenyataan pertumbuhan masyarakat sangat berpengaruh. Penjabaran dari karakteristik pekerjaan menjadi kebutuhan kompetensi, mungkin sudah mulai dapat dilakukan dengan lebih pasti, namun faktor perkiraan masih berperan untuk menentukan sampai seberapa jauh variasi yang dapat diperolehnya. Selanjutnya penjabaran sampai pada penentuan materi ajaran, walaupun makin pasti, tetapi masih ada perkiraannya. Oleh karena itu pendekatan ini tidak akan memberikan angka akhir yang unik (1 - p. 180).
8
penyempurnaan proses belajar menajar
Variabel lain dalam struktur materi ajaran ini adalah urutan penyajian. Disamping materi itu disajikan berkelompok dalam program semester, didalam program semester itu sendiri dibagi dalam mata kuliah. Urutan penyajian mata kuliah satu dengan yang lain dipecahkan dengan meletakkan mata kuliah itu dalam semester yang berbeda. Urutan mata acara dalam tiap ajaran dalam satu semester dipecahkan dengan menyusun acara penyajian mingguan. Menentukan urutan penyajian antar mata kuliah ini dapat dilakukan dengan sederhana, misalnya menggunakan matriks dukungan silang, dimana setiap elemen matriks (baris ke i dan kolom ke j) menyatakan dukungan kuliah yang tertulis baris i terhadap mata kuliah kolom j. Dukungan ini dapat diartikan juga sebagai yang mendasari atau yang membantu untuk mengerti. Pengurutan seperti diatas mungkin perlu juga dilakukan dalam menentukan urutan penyajian antar mata acara dalam suatu mata kuliah yang diberikan pada suatu semester. Hasilnya: mata acara yang mendukung harus disajikan pada minggu sebelum penyajian mata acara yang didukungnya.
5.5. Perencanaan Kuliah. Perkuliahan merupakan kegiatan terorganisasi yang bertujuan membantu mengembangkan intelegensia dan kemampuan mahasiswa yang pelaksanaannya membutuhkan persiapan. Persiapan perkuliahan pada hakekatnya adalah : integrasi, organisasi, strukturisasi materi kuliah, pemilihan tata cara penyampaian, pemilihan kegiatan belajar mahasiswa dan cara evaluasi hasil belajar mahasiswa, dengan menggunakan tujuan perkuliahan sebagai titik tolak, serta dengan mempertimbangkan karakteristik mahasiswa, sumber, sarana dan waktu yang tersedia (1 - p.181 ). Dari pelaksanaan kegiatan persiapan perkuliahan haruslah dapat disusun suatu Garis-garis Besar Rencana Perkuliahan yang terdiri dari : (1 - p. 182) : 1. Pendahuluan, memberikan penjelasan mengapa perkuliahan (mata kuliah ini) ditetapkan untuk diselenggarakan. 2. Tujuan. 3. Isi dan Materi serta pengorganisasiannya. 4. Metoda pengajaran. 5. Peralatan yang digunakan. 6. Evaluasi hasil belajar. 7. Administrasi. 8. Evaluasi Program.
5.5.1. Tujuan. Pendidikan merupakan proses yang sadar tujuan, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap usaha pendidikan pasti mempunyai tujuan. Tujuan penyelenggaraan perkuliahan biasa disebut sebagai Tujuan Instruksional, atau Tujuan Belajar (jika ditinjau dari sudut mahasiswa) (1 - p. 183). Dalam proses belajar mengajar, perhatian utama harus ditujukan kepada mahasiswa yang belajar (1 - p. 182). Sebagai subyek belajar, mahasiswa tidak selalu dalam kondisi siap melaksanakan proses belajar, dalam kondisi yang demikian, dosen seyogyanya dapat melakukan berbagai upaya untuk menimbulkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Salah satu hal yang dapat menimbulkan motivasi belajar mahasiswa adalah apabila yang dipelajari itu dirasakan mempunyai makna untuk dirinya, oleh karenanya manfaat mempelajari suatu mata kuliah perlu diketahui mahasiswa sedini mungkin, baik untuk kepentingan belajar lebih lanjut, kegunaan dalam kehidupannya (pekerjaannya) nanti, maupun dalam kaitannya dengan mata kuliah lainnya (1 - pp. 182-183). Penelitian menunjukan bahwa mahasiswa yang mengetahui tujuan-tujuan pendidikan, pada umumnya, menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik dibanding mereka yang tidak mengetahuinya (1 - p. 183).
9
penyempurnaan proses belajar menajar
5.5.2. Isi atau materi serta pengorganisasian mata kuliah. Pemilihan materi mata kuliah dan pengorganisasiannya perlu mempertimbangkan hal-hal sbb. (1 - p. 184) : 1. kriteria yang dipakai untuk memilih materi kuliah, 2. cara-cara yang tersedia untuk pengorganisasian mata kuliah ini, 3. bagaimana susunan materi ini akan digunakan, 4. hubungan mata kuliah ini dengan mata kuliah lainnya.
5.5.3. Cara-cara pengajaran. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan cara-cara pengajaran adalah (1 - p. 184) : 1. cara-cara pengajaran apa saja yang tersedia untuk mata kuliah ini, 2. apakah "cara bagaimana saya mengajar" ini penting, 3. apa yang dapat dilakukan untuk membuat mata kuliah ini menjadi lebih menarik, 4. apakah mahasiswa seharusnya diberitahu tentang perencanaan penyeluruh mata kuliah ini.
5.5.4. Media (hasil teknologi) atau peralatan pengajaran. Dalam menentukan peralatan apa yang akan dipakai dalam kegiatan pengajaran, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah (1 - p. 184) : 1. kriteria apa yang harus dipakai dalam pemilihan media untuk penyajian perkuliahan, 2. kapan harus diputuskan peralatan jenis apa yang dibeli, 3. alat-alat apa yang dibutuhkan.
5.5.5. Administrasi. Hal-hal administrasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. apakah diperlukan tambahan staf pembantu dalam pelaksanaan pengajaran mata kuliah ini, misalnya staf administrasi, asisten dsb...., 2. apakah ruang belajar yang tersedia memadai, 3. seberapa jauh seharusnya mahasiswa dilibatkan dalam perencanaan dan administrasi mata kuliah ini, 4. bagaimana membuat staf pengajar yang bersangkutan menjadi merasa terlibat dalam mata kuliah ini.
5.5.6. Evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini menyangkut : evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa, dan evaluasi pelaksanaan program perkuliahan. Sehubungan dengan evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa hal-hal yang perlu dipertanyakan adalah (1 - p. 186) : 1. dengan cara bagaimanakah kemajuan atau hasil belajar mahasiswa dapat dinilai dengan sebaik-baiknya, 2. apakah ujian diperlukan, 3. metoda apa saja yang tersedia untuk memperbaiki cara ujian. Dalam melaksanakan evaluasi program perkuliahan perlu diperhatikan hal-hal sbb. (1 - p. 1863) : 1. apa yang harus dievaluasi, 2. siapa yang harus mengevaluasi, 3. kapan suatu mata kuliah harus dievaluasi, 4. bagaimana hasil evaluasi itu akan digunakan. 10
penyempurnaan proses belajar menajar
5.5.7. Tabel Rencana Perkuliahan. Penggunaan Tabel sangat mempermudah pimpinan atau pengajar lain dapat mengetahui dengan mudah dan cepat hal-hal yang berhubungan dengan suatu kuliah tertentu. Disamping itu juga mempermudah pelaksanaan pengembangan kurikulum serta evaluasi program pendidikan secara keseluruhan (1 - p. 186). Deskripsi Mata Kuliah (Nama, Jenis, Kode, ....... M.K.), Semester, SKS, Nama Dosen, Prasyarat Kompetensi Mahasiswa. Judul-judul Kolom Tabel Rencana / Ringkasan Satuan Perkuliahan : 1. Minggu ke ... 2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan. 3. Konsep Dasar. 4. Tujuan Instruksional Umum. 5. Tujuan Instruksional Khusus (Kemampuan yang ingin dicapai). 6. Metoda Pengajaran 7. Pengalaman Belajar. 8. Kegiatan : 8.1. Persiapan. 8.2. Kontak . 8.3. Tugas. 9. Waktu (Kapan dan Lamanya) : 9.1. Persiapan. 9.2. Kontak. 9.3. Tugas. 10. Alat/Media Belajar. 11. Material/Bahan. 12. Buku Sumber Perkuliahan. 13. Evaluasi :
5.6. Pelaksanaan Penyelenggaraan. Sebelum semester dimulai, staf akademik yang diserahi tanggung jawab suatu mata kuliah ditugasi untuk membuat rencana penyajian kuliah satu semester. Untuk mata kuliah yang diasuhnya, ia diminta menyusun perencanaan yang berisi (1 - p. 199) : 1. nama mata kuliah, angka kredit beban (sks), 2. diberikan di semester mana, 3. prasyarat kompetensi mahasiswa, 4. persyaratan lain yang harus dipenuhi, 5. jadwal kuliah, latihan, evaluasi dan kegiatan lainnya; jadwal mingguan berisi : minggu mana berisi judul materi apa, penyajiannya bagaimana, mahasiswa diharapkan menyiapkan apa, sasaran yang ingin dicapai apa, 6. hal-hal lain yang dipandang perlu. Dokumen Rencana ini paling tidak harus dibuat rangkap tiga, untuk pimpinan jurusan atau fakultas, untuk diumumkan kepada mahasiswa, untuk pegangan sendiri. Setelah selesai dibuat dan didistribusikan, dokumen rencana ini seyogyanya dapat diperlakukan sebagai kontrak antara tenaga akademik, mahasiswa dan pimpinan jurusan atau fakultas. Dimana 11
penyempurnaan proses belajar menajar
diperlukan fihak yang terkait/terlibat dapat mempertanyakan sejauh mana kontrak ini dipenuhi (1 - p. 199). Sehubungan dengan kontrak antara tenaga akademik - mahasiswa - pimpinan jurusan atau fakultas seperti dimaksud dalam alinea diatas, hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah : 1. kontrak haruslah dibuat terbuka terhadap kemungkinan dilakukannya perubahan/perbaikan, 2. keputusan akan dilakukannya perubahan/perbaikan seperti dimaksud dalam butir 1 diatas haruslah didasarkan (paling tidak) pada salah satu kesimpulan hasil pengujian/analisis/evaluasi sbb. : tingkat kompetensi awal mahasiswa yang tidak sesuai seperti yang diperkirakan (disyaratkan), pencapaian tahap-tahap tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan / direncanakan / ditargetkan, 3. mekanisme proses pengujian-analisis/evaluasi-pengambilan keputusan pelaksanaan perubahan haruslah dimungkinkan untuk terlaksana dalam rentang waktu yang tersedia (diperkirakan, dalam kebanyakan kasus, tersedia relatif sangat singkat) Untuk setiap butir kegiatan hendaknya dibuat berita acara (oleh mahasiswa yang disyahkan oleh tenaga akademik yang menyajikan acara tsb.) yang berisi (1 - p. 199) : 1. nama mata kuliah, angka kredit (sks), 2. tenaga akademik yang menyajikan, 3. bentuk kegiatan, 4. materi kegiatan, 5. waktu (tanggal, jam mulai dan jam selesai) dan tempat diselenggarakannya kegiatan, 6. jumlah mahasiswa hadir, 7. hal-hal lain yang dipandang perlu.
5.7. Evaluasi Keberhasilan. Evaluasi keberhasilan meliputi 2 hal, yaitu (1 - p. 203) : 1. Evaluasi keberhasilan terjadinya acara kegiatan pendidikan, yang meliputi evaluasi tentang adanya program, cara penyelenggaraan, sarana serta mahasiswa. 2. Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara kegiatan pendidikan, yaitu keberhasilan diolahnya mahasiswa dari "input" mentah menjadi "output" yang sudah masak. Evaluasi keberhasilan terjadinya acara kegiatan pendidikan, lebih cenderung pada evaluasi aspek manajerialnya. Apakah semua unsur proses kegiatan pendidikan dapat terpadukan, terselaraskan sesuai tujuan serta tersiapkan tepat pada waktunya. Hasil evaluasi juga cenderung menjadi "input" bagi pengelola program dalam rangka perbaikan program penyelenggaraan berikutnya, walaupun kegunaan lain tentu saja ada (1 - p. 203). Evaluasi keberhasilan (1 - pp. 204-205) :
terjadinya
acara
kegiatan
pendidikan
meliputi
evaluasi
tentang
1. program : kesesuaian (penyimpangan) dari rencana (seberapa jauh), usaha diluar program dalam menghadapi tuntutan situasi, usaha penyesuaian ke acara yang sudah diprogramkan, dlsb... 2. cara penyajian : kesesuaian (penyimpangan) dari rencana, usaha diluar program dalam menghadapi tuntutan situasi, usaha penyesuaian ke acara yang sudah diprogramkan, dlsb... 3. sarana : kesiapan sarana, "habis/melemah"-nya sarana, kerusakan sarana, usaha mengatasi gangguan pada sarana, dlsb..., 4. mahasiswa : absensi, keaktifan, dlsb... Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara kegiatan pendidikan lebih bersifat substantif, dalam arti yang dievaluasi adalah keberhasilan mahasiswa. Yang termasuk kelompok evaluasi jenis ini adalah semua usaha evaluasi yang diperlukan dalam rangka menentukan derajat penguasaan materi kuliah serta hal-hal yang mempengaruhi tingkat pencapaian keberhasilan tersebut. Sehubungan dengan hasil evaluasi ini, haruslah disadari bahwa keberhasilan mahasiswa 12
penyempurnaan proses belajar menajar
juga masih dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar mahasiswa itu sendiri, misalnya : kesiapan sarana, keadaan kualitas sarana, dlsb.... (1 - pp. 203-204). Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menjalani acara kegiatan pendidikan meliputi dua hal, yaitu (1 - p. 205) : 1. Evaluasi Derajat Penggunaan Materi Kuliah, usaha evaluasi ini digunakan untuk menentukan seberapa jauh pada akhir semester mahasiswa mendapat kompetensi yang pada akhirnya menentukan seberapa baik "credential" yang diberikan padanya. 2. Evaluasi hal-hal yang mempengaruhi tercapainya penguasaan materi kuliah. Termasuk disini adalah evaluasi yang ditujukan untuk menentukan pengaruh ke-tidak-teratur-an penyelenggaraan acara, misalnya mahasiswa atau tenaga pengajar absen. Evaluasi yang lengkap seharusnya mempertimbangkan pengaruh-pengaruh ini pada penilaian akhir seorang mahasiswa. Jadi pada pokoknya, evaluasi haruslah merupakan penilaian total terhadap proses belajar mengajar. Pada setiap akhir semester, dalam rangka evaluasi tingkat keberhasilan mahasiswa sampai akhir semester tersebut diperlukan data-data sbb. (1 - pp. 205-206) : 1. jumlah beban studi (kredit) yang berhasil dan tidak berhasil diselesaikan dengan baik dalam semester tersebut, 2. penilaian kualitatif terhadap keberhasilan menyelesaikannya, yang dinyatakan dengan nilai mata kuliah, 3. suatu ukuran keberhasilan pada semester itu, misalnya indeks prestasi, dlsb..., 4. suatu ukuran keberhasilan akumulatif dari semester pertama sampai semester yang baru ditempuh, misalnya nilai akumulatif rata-rata, indeks akumulatif, dlsb...., 5. kedudukan relatif seorang mahasiswa dalam kelasnya serta nilai rata-rata kelas.
Evaluasi Dosen .................................
(1 - p. ). (1 - pp. 158-160).
13