DP.01.34
PEDOMAN PERHITUNGAN STATISTIK UNTUK UJI PROFISIENSI JULI 2004
Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 – Indonesia Tel. : 62 21 5747043, 5747044 Fax. : 62 21 57902948, 5747045 Email :
[email protected] Website : http://www.bsn.or.id
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
DAFTAR ISI I.
UJI HOMOGENITAS
1
II.
UJI STABILITAS
8
III.
UJI PROFISIENSI
9
III.1. Homogenitas Data Hasil Uji Profisiensi
9
III.2. Uji Dixon
11
III.3. Perhitungan Statistika Robust Z-score
15
DP.01.33; Juli 2004
i dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
I. UJI HOMOGENITAS Contoh dalam jumlah 10-20 kg dihomogenkan, kemudian dibagi dan dimasukkan kedalam beberapa wadah. Selanjutnya dipilih sejumlah (n ≥ 10) kemasan secara acak. Dari setiap wadah (subsample) dihomogenkan kembali dan diambil dua bagian untuk dianalisis secara duplo kemudian dihitung nilai variansi dari pengambilan contoh (sampling) (Ss2) dan variansi dari keberulangan analisis (Sa2). Kedua nilai tersebut masing-masing diperoleh dari MSB (mean square between) dan MSW (mean square within) Σ [(ai + bi) – X (ai+bi)]2 MSB
= 2 (n – 1)
MSW
=
Σ [(ai - bi) – X (ai-bi)]2 2n
Homogenitas contoh dapat dilihat melalui salah satu dari kedua cara dibawah ini: Kriteria 1; Uji F F = MSB / MSW Contoh dinyatakan homogen apabila F hitung < Ftabel (db1, db2, α). Apabila F hitung yang diperoleh lebih besar dari F tabel, maka homogenitas contoh dapat diuji dengan:
DP.01.33; Juli 2004
1 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Kriteria 2; melalui persamaan Ss < 0.5 SD Horwitz . Ss adalah simpangan baku sampling yang diperoleh melalui persamaan berikut, Ss = √ ((MSB – MSW) / 2) dan SD Horwitz = KV Horwitz (X) KV Horwitz = 2 1-0.5logC X adalah rata-rata hasil pengujian.
DP.01.33; Juli 2004
2 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Contoh Perhitungan I.1. Homogenitas teruji dengan kriteria 1. Uji Homogenitas : Penetapan Total Nitrogen dalam Pupuk Urea Kode contoh
Total N (%)
(ai+bi)
(ai + bi) – X (ai+bi)
[(ai + bi) – X (ai+bi)]2
a
b
1
43.94
47,34
91,280
0,857
0,7344
2
46,77
44,43
91,200
0,777
0,6037
3
43,19
47,02
90,210
-0,213
0,0454
4
43,34
44,61
87,950
-2,473
6,1157
5
46,00
45,67
91,670
1,247
1,5550
6
43,22
46,14
89,360
-1,063
1,1300
7
42,87
48,43
91,300
0,877
0,7691
8
44,51
43,38
87,890
-2,533
6,4161
9
44,76
46,12
90,880
0,457
0,2088
10
44,42
48,07
92,490
2,067
4,2725
n=
10
Σ=
904,230
X (ai+bi) =
90,423
21,8508
21,8508 MSB =
= 1,2139 2 (10 - 1)
DP.01.33; Juli 2004
3 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Kode contoh
Total N (%)
(ai-bi)
(ai - bi) – X (ai-bi)
[(ai - bi) – X (ai-bi)]2
a
b
1
43,94
47,34
-3,400
-1,581
2,4996
2
46,77
44,43
2,340
4,159
17,2973
3
43,19
47,02
-3,830
-2,011
4,0441
4
43,34
44,61
-1,270
0,549
0,3014
5
46,00
45,67
0,330
2,149
4,6182
6
43,22
46,14
-2,920
-1,101
1,2122
7
42,87
48,43
-5,560
-3,741
13,9951
8
44,51
43,38
1,130
2,949
8,6966
9
44,76
46,12
-1,360
0,459
0,2107
10
44,42
48,07
-3,650
-1,831
3,3526
n=
10
Σ=
-18,1900
X (ai -bi) =
56,2277
-1,819
56,2277 MSW =
= 2,8114 2 (10 ) 1,2139
F=
= 0,43 2,8114
F tabel (p=0,05; v1=9; v2=10) = 3,02 F hitung < F tabel Kesimpulan: Contoh homogen
DP.01.33; Juli 2004
4 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
I.2. Homogenitas teruji dengan kriteria 2. Uji Homogenitas: Penetapan COD dalam Air Kode contoh
Konsentrasi (ppm) (ai+bi)
(ai + bi) – X (ai+bi) [(ai + bi) – X (ai+bi)]2
a
b
S4
158,00
159,84
317,840
0.7960
0.6336
S11
160,10
156,20
316,300
-0.7440
0.5535
S17
161,10
163,20
324,300
7.2560
52.6495
S19
158,90
159,20
318,100
1.0560
1.1151
S24
158,80
156,40
315,200
-1.8440
3.4003
S32
159,20
158,70
317,900
0.8560
0.7327
S34
156,40
155,90
312,300
-4.7440
22.5055
S41
160,60
163,20
323,800
6.7560
45.6435
S45
159,30
156,20
315,500
-1.5440
2.3839
S52
156,40
152,80
309,200
-7.8440
61.5283
n=
10
Σ= X (ai+bi) = X=
3170.440 317.044
191.1462
158,522 21.2385 MSB =
= 10.6192 2 (10 - 1)
DP.01.33; Juli 2004
5 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Kode contoh
Konsentrasi (ppm)
(ai-bi)
(ai - bi) – X (ai-bi)
[(ai - bi) – X (ai-bi)]2
a
b
S4
158,00
159,84
-1,840
-2.5560
6.5331
S11
160,10
156,20
3,900
3.1840
10.1379
S17
161,10
163,20
-2,100
-2.8160
7.9299
S19
158,90
159,20
-0,300
-1.0160
1.0323
S24
158,80
156,40
2,400
1.6840
2.8359
S32
159,20
158,70
0,500
-0.2160
0.0467
S34
156,40
155,90
0,500
-0.2160
0.0467
S41
160,60
163,20
-2,600
-3.3160
10.9959
S45
159,30
156,20
3,100
2.3840
5.6835
S52
156,40
152,80
3,600
2.8840
8.3175
n=
10
Σ=
7.160 0.7160
X (ai-bi) =
53.5590
53.5590 MSW =
= 2.6780 2 (10 ) 10.6192
F=
= 3.97 2.6780
F tabel (p=0,05; v1=9; v2=10) = 3,02 F hitung > F tabel Kesimpulan Contoh tidak homogen
DP.01.33; Juli 2004
6 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Kriteria 2; SD sampling < 0.5 SDp (Horwitz) MSB = MSW + Variansi sampling Variansi sampling = MSB - MSW =
7.9413
bagi 2 (duplikasi)
3.9706
SD sampling =
1.9926
Persamaan Horwitz : KVp (%) = 21-0,5 log C X =
158,522 (ppm = mg/L)
Fraksi konsentrasi =
1,59E-04 (mg/ mL) log C = -3.7999 0,5 log C = -1.899955 1 - 0,5 log C = 2.8999552 KVp = 7.4640323 KVp = (SDp / X) x 100 SDp = (KVp x X) / 100 = 0.5 SDp =
11.8321 5.916
1.9926 < 5.916 SD sampling < 0,5 SDp Kesimpulan: Contoh Homogen
DP.01.33; Juli 2004
7 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
II. UJI STABILITAS
(Sumber: Course Notes, Proficiency Testing Training Course, APLAC)
Untuk Uji Stabilitas, sebagai data pertama digunakan data kandungan analit dari hasil uji homogenitas. Data kedua diperoleh dengan melakukan analisis pada saat semua peserta telah melaksanakan uji profisiensi. Apabila diinginkan, data ketiga dan seterusnya diperoleh dengan melakukan analisis pada saat yang diinginkan, misal 1,2 atau 3 bulan penyimpanan. Suatu contoh dikatakan stabil jika antara data pertama dan kedua atau data pertama dan ketiga, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan yang ditentukan dengan persamaan: Xi - XHM < 0.3 x nIQR Xi
= rata-rata contoh hasil uji kedua;
XHM
= rata-rata hasil uji homogenitas;
0.3
= konstanta yang ditetapkan oleh APLAC
nIQR
= selisih antara kuartil 3 dan kuartil 1 yang ternormalisasi
Contoh Perhitungan Uji Stabilitas Uji Homogenitas : Penetapan Total Nitrogen dalam Pupuk Urea Total N (%)
Kode contoh
Rata-rata
a
b
1
43,94
47,34
45,640
2
46,77
44,43
45,600
3
43,19
47,02
45,105
4
43,34
44,61
43,975
5
46,00
45,67
45,835
6
43,22
46,14
44,680
7
42,87
48,43
45,650
8
44,51
43,38
43,945
9
44,76
46,12
45,440
10
44,42
48,07
46,245 45,212
X rata-rata HM
DP.01.33; Juli 2004
8 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Untuk memperoleh data kedua dilakukan kembali analisis penetapan Nitrogen dalam pupuk urea dan diperoleh data sebagai berikut:
Total N (%)
Kode Contoh
a 45,27 44,35 44,90
11 12 13
b 45,24 44,75 45,21
X rata-rata (i)
Rata-rata (%) 42,25 44,55 45,06 44,95
Xi - XHM = 45,2115 - 44,95 = 0.26 % Dianggap nilai nIQR yang dikirim oleh peserta untuk penentuan N total adalah 1.1%, maka: 0,3 x nIQR = 0,3 x 1.1 = 0,33 % Contoh dikatakan stabil apabila Xi - XHM < 0,33 Karena selisih dua nilai rata-rata yang diperoleh (0,26%) lebih kecil dari 0,33 %; maka contoh dinyatakan stabil.
III. UJI PROFISIENSI
Suatu data hasil uji profisiensi baru dapat diolah apabila jumlah laboratorium peserta sekurang-kurangnya 8, sehingga diperoleh 8 pasangan data untuk dapat diolah secara statistika.
III.1. Homogenitas Data Hasil Uji Profisiensi Homogenitas data dapat dilihat secara visual dari tampilan bentuk histogramnya. Untuk membuat histogram mula-mula data disusun mulai dari yang terkecil hingga yang paling besar dan grafik histogram yang dibuat memuat kode laboratorium vs hasil analisis, seperti yang tertera pada contoh dibawah ini: DP.01.33; Juli 2004
9 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Hasil Analisis Kadar Abu dalam Contoh Mie Instan 1.40
Hasil Analisis ( % )
1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 L
B
O
K
C
A
N
F
H
I
G
M
D
J
E
Kode Laboratorium
Histogram hasil analisis kadar abu diatas memberikan data yang hampir seragam oleh karena itu maka data dapat langsung diolah dengan menggunakan metode perhitungan Robust Z-Score. Keadaan yang sebaliknya dimana data tidak seragam ditunjukkan pada histogram dibawah ini: Hasil Analisis Asam Benzoat dalam Contoh S1
Hasil Analisis (mg/kg)
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 11
14
12
19
10
20
1
15
8
5
17
18
9
7
Kode Laboratorium
Untuk histogram yang memperlihatkan data yang tidak seragam seperti contoh penentuan asam benzoat diatas, maka kumpulan data harus diseleksi
DP.01.33; Juli 2004
10 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
terlebih dahulu dengan menggunakan uji Dixon. Kemudian data yang terseleksi dapat diolah menggunakan metode Robust Z-Score. Ada kemungkinan tampilan histogram yang diperoleh memperlihatkan bentuk kurva yang cenderung menaik, seperti yang terlihat pada contoh dibawah ini. Kelompok data seperti ini tidak dapat diolah secara statistika dan hanya akan ditampilkan dalam bentuk grafik histogram sebagaimana adanya. Tampilan histogram ini akan menjadi lebih lengkap apabila disertai dengan data yang diperoleh dari laboratorium acuan.
Analisis Cr dalam Air Limbah (4 AL 1) KAN IV - 2001 70.0
Hasil Analisis ( ppb )
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 6 13
4 18 28 29 8
3 17 12 11
5 25 16 20 7 22 26 9 27 14 21
Kode Laboratorium
III.2. Uji Dixon. Uji Dixon digunakan untuk menseleksi data hasil uji profisiensi apabila ternyata tampilan histogram memperlihatkan bentuk kurva seperti pada contoh hasil analisis asam benzoat pada halaman 15. Pada tampilan histogram tersebut terlihat sebagian besar data memperlihatkan kurva yang mendatar, akan tetapi ada satu, dua atau tiga data yang memberikan nilai diluar sebagian besar kumpulan data (satu data terlihat jauh lebih kecil dari kumpulan data dan dua data lainnya lebih besar). DP.01.33; Juli 2004
11 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Agar data dapat diolah dengan uji Dixon, terlebih dahulu data disusun mulai dari data yang paling kecil. Data dibuang apabila: Jumlah Data
Untuk Data terendah
Untuk Data tertinggi
X2 - X1
Xn – Xn-1
---------- > Dn
------------ > Dn
Antara 3 - 7
Antara 8 – 12
Antara 13 - 40
Xn – X1
Xn – X1
X2 – X1
Xn – Xn-1
------------ > Dn
----------- > Dn
Xn-1 – X1
Xn – X2
X3 – X1
Xn – Xn-2
----------- > Dn
----------- > Dn
Xn-2 – X1
Xn – X3
Nilai Dn dalam tabel diatas dalam bentuk lengkapnya diberikan dalam bentuk tabel dibawah ini. n
95%
n
95%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
0,970 0,829 0,710 0,628 0,569 0,608 0,564 0,530 0,502 0,479 0,611 0,586 0,565 0,546 0,529 0,514 0,501 0,489 0,478 0,468 0,459
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 38 39 40
0,451 0,443 0,436 0,429 0,423 0,417 0,412 0,407 0,402 0,397 0,393 0,388 0,384 0,381 0,377 0,374 0,371 0,377 0,374 0,371
Dari “Practical Statistics for the Analytical Scientist”
DP.01.33; Juli 2004
12 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Contoh Perhitungan Contoh S1 Analit: Asam Benzoat Kode Hasil (mg/kg) Lab A 11 9,88 14 338,58 12 341,02 19 359,00 10 368,19 20 370,50 1 399,00 15 409,54 5 437,63 8 441,80 17 447,97 18 496,00 9 538,00 7 874,30
Kode Lab 11 14 12 10 19 20 8 1 15 18 5 17 9 7
Hasil (mg/kg) B 9,12 338,28 341,23 370,20 371,00 381,39 395,60 397,00 402,16 410,00 437,78 446,71 535,00 874,28
Pada tabel hasil analisis dari contoh S1 untuk analit asam benzoat, jumlah data adalah 14, untuk itu rumus yang digunakan adalah Xn – Xn-2
X3 – X1 ----------- > D14
dan
----------- > D14
Xn-2 – X1
Xn – X3
Perhitungan untuk data terendah: (341,02 - 9,88168) Dhitung =
= 0,68 (496 - 9,88168) D hitung > D14
maka data dari laboratorium 11 harus dibuang.
DP.01.33; Juli 2004
13 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Perhitungan untuk data tertinggi: (874,3 - 496) Dhitung =
= 0,71 (874,3 - 341,02) D hitung > D14
maka data dari laboratorium 7 harus dibuang. Untuk perhitungan selanjutnya, jumlah data menjadi tinggal 12 dan untuk itu digunakan rumus:
X2 – X1
Xn – Xn-1
----------- > D12
dan
----------- > D12
Xn-1 – X1
Xn – X2
Perhitungan dilanjutkan seperti pada contoh diatas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Hasil Uji Dixon Hasil Jumlah A
Data 14
Data
terendah tertinggi Dn 0.68 D14
14 12
0.71 0.02
12 B
14
0.21 0.76
14 12 12
DP.01.33; Juli 2004
Dtabel
Data
0.80 0.03 0.46
Kesimpulan
95% 0.586
Lab 11 dibuang
D14
0,586
Lab 7 dibuang
D12
0,479
Lab 14 tdk dibuang
D12
0,479
Lab 9 tdk dibuang
D14
0,586
Lab 11 dibuang
D14
0,586
Lab 7 dibuang
D12
0,479
Lab 14 tdk dibuang
D12
0,479
Lab 9 tdk dibuang
14 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
III.3. Perhitungan Statistika Robust Z-score Data duplo hasil analisis yang dikirimkan oleh setiap laboratorium dihitung secara statistika menggunakan metode perhitungan statistika robust Z-score. Dua parameter yang dihitung disini adalah ZBi, between laboratories Z-score dan Zwi , within laboratory Z-score. Untuk menghitung ZBi , mula-mula dihitung Si dengan rumus berikut ini: Si = (Ai + Bi)/√2
Ai dan Bi adalah kedua data duplo hasil analisis. ZBi adalah: Si - median (Si) IQR (Si) x 0,7413 IQR x 0,7413 adalah IQR ternormalisasi (n IQR) yang merupakan ukuran dari variabilitas data, yang mirip dengan simpangan baku. n IQR ≈ SD IQR yang
merupakan singkatan dari
interquartile range adalah selisih antara
quartile atas dan bawah. Quartile bawah (Q1) adalah suatu harga dibawa mana seperempat dari seluruh hasil berada/terletak sedangkan quartile atas (Q3) adalah suatu harga diatas mana seperempat dari seluruh hasil berada/terletak. IQR = Q3 - Q1 n IQR = IQR x 0,7413
DP.01.33; Juli 2004
15 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Untuk menghitung Zwi, dihitung mula-mula Di, dengan rumus berikut ini: Di = (Ai - Bi)/√2, apabila median (Ai) > (Bi) dan Di = (Bi - Ai)/√2, apabila median (Ai) < (Bi) Zwi adalah: Di - median (Di) IQR(Di) x 0,7413 Nilai ZBi dan Zwi dapat dikelompokkan kedalam 3 katagori: 1. Laboratorium yang termasuk dalam katagori outlier ($$), apabila laboratorium tersebut memperoleh nilai Zwi dan/atau ZBi yang bukan terletak diantara -3 dan +3. -3 > Zwi > 3 (I Zwi I ≥3 ): berarti antara hasil duplo analisisnya (data I dan data II) terdapat perbedaan yang cukup besar. Besaran Zwi menggambarkan presisi didalam laboratorium. -3 > ZBi > 3 (I ZBi I ≥3 ) Besaran ZBi menggambarkan presisi antara laboratorium. 2. Laboratorium yang termasuk dalam katagori “diperingati” (questionable). 2 < I Z I < 3 : berarti hasil analisisnya belum termasuk outlier, tetapi sudah dalam batas “diperingati” ($). 3. Laboratorium yang kompeten. I Z I < 2 : berarti hasil analisisnya memuaskan
DP.01.33; Juli 2004
16 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
Contoh perhitungan Dengan menggunakan studi kasus pada halaman 13 dilakukan Robust Z-Score untuk 11 data yang terseleksi. Data dari laboratorium 7, 9 dan 11 sudah dinyatakan outlier dengan uji Dixon. Data yang terseleksi dimasukkan dalam tabel dibawah ini. Kode Lab 1 5 8 10 12 14 15 17 18 19 20 Jumlah Data Median 3q 1q IQR nIQR KV Robust Minimum Maximum Rentang
Hasil (mg/kg) Ai 399,00 437,63 441,80 368,19 341,02 338,58 409,54 447,97 496,00 359,00 370,50 11 . 399,00 439,72 363,60 76,12 56,43 14,14 338,58 496,00 157,42
Bi 397,00 437,78 395,60 370,20 341,23 338,28 402,16 446,71 410,00 371,00 381,39 11 . 395,60 406,08 370,60 35,48 26,30 6,65 338,28 446,71 108,43
(Ai + Bi) √2 562,86 619,01 592,13 522,12 482,42 478,61 573,96 632,63 640,64 516,19 531,67
Antar Lab (ZBi) 0,00 0,88 0,46 -0,64 -1,26 -1,32 0,17 1,09 1,21 -0,73 -0,49
(Ai - Bi) √2 1,41 -0,11 32,67 -1,42 -0,15 0,21 5,22 0,89 60,81 -8,49 -7,70
11 . 562,86 605,57 519,15 86,42 64,06
Dalam Lab (ZWi) 0,40 -0,11 10,68 $$ -0,54 -0,12 0,00 1,65 0,22 19,93 $$ -2,86 $ -2,60 $
11 . 0,21 3,32 -0,78 4,10 3,04
Untuk laboratorium 1, (562,86 - 562,86) ZBi =
=0 (86,42 x 0,7413)
DP.01.33; Juli 2004
17 dari 18
Pedoman Perhitungan Statistik Untuk Uji Profisiensi
(1,41 - 0,21) ZWi =
= 0,40 (4,10 x 0,7413)
Cara perhitungan yang serupa dilakukan untuk laboratorium lainnya.
DP.01.33; Juli 2004
18 dari 18