PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro ABSTRACT The aims of this study are to analyze the effect of intellectual capital performance on intellectual capital disclosure in annual report of manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2004-2006 and to analyze the level of intellectual capital disclosure in annual report period 2004-2006. 50 companies was taken as samples in the research.This paper uses content analysis to compile a measure of disclosure on each annual report of manufacturing company and statistical analysis to test whether intellectual capital performance has a positive effect to intellectual capital disclosure. Based on statistical analysis, it is concluded that the intellectual capital performance and firm size have a positive effect to intellectual capital disclosure. Leverage has no effect to intellectual capital disclosure. The result of content analysis shows that the intellectual capital disclosure in annual report of manufacturing company period 2004-2006 are less than 50%. Keywords:intellectual capital performance, intellectual capital disclosure, annual report, firm size, leverage PENDAHULUAN Kebutuhan
adalah informasi tentang modal intelektual untuk
meningkatkan
(intellectual capital).
kualitas penyajian dalam laporan tahunan
Informasi tentang intellectual capital
tidak hanya berupa informasi keuangan
cenderung kurang diungkap dalam laporan
(laporan keuangan) saja tetapi juga informasi
tahunan. Kurangnya pengungkapan informasi
non keuangan. Informasi-informasi tersebut
ini dapat menimbulkan asimetri informasi
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan
antara
stakeholders dan mengurangi tingkat risiko
perusahaan. Untuk mengurangi permasalahan
dan
tersebut,
ketidakpastian
yang
dihadapi
oleh
pihak
internal
perusahaan
dengan
eksternal
memilih
untuk
investor. Jenis informasi yang disediakan
mengungkapkan informasi secara sukarela.
oleh perusahaan dalam laporan tahunan dapat
Pengungkapan intellectual capital secara
digolongkan menjadi dua, yaitu informasi
sukarela menguntungkan karena beberapa
yang bersifat wajib (mandatory) dan informasi
alasan, yaitu: dapat mengurangi permasalahan
yang bersifat sukarela (voluntary). Salah satu
asimetri informasi dan mempunyai dampak
informasi yang bersifat sukarela (voluntary)
positif
pada
reputasi
perusahaan
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
dan 49
kepercayaan stakeholders pada manajemen
pada perusahaan yang mempunyai kinerja
perusahaan.
intellectual capital yang sangat tinggi. Oleh
Salah satu faktor yang mempengaruhi
sebab itu penelitian ini ingin meneliti praktik
pengungkapan intellectual capital dalam
pengungkapan intellectual capital dalam
laporan tahunan adalah kinerja intellectual
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di
capital. Williams (2001) menyatakan bahwa
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2006. Dalam
besarnya biaya yang berhubungan dengan pengungkapan intellectual capital dipengaruhi kinerja
intellectual
capital.
Perusahaan
penelitian
ini,
kinerja
intellectual capital akan diukur dengan menggunakan
metode
VAICTM
yang
yang mempunyai kinerja intellectual capital
dikembangkan oleh Pulic (2000). Tingkat
yang baik cenderung untuk mengungkapkan
pengungkapan intellectual capital dalam
intellectual
laporan tahunan digunakan framework Sveiby
capital
yang
dimiliki
oleh
perusahaan dengan lebih baik. Dengan kata
(1997) dan diukur dengan content analysis.
lain, semakin baik kinerja intellectual capital perusahaan maka semakin tinggi tingkat
TINJAUAN PUSTAKA DAN
pengungkapannya.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hal
ini
dikarenakan
pengungkapan informasi tentang intellectual capital
dapat
meningkatkan
Intellectual Capital Organization
reputasi
and
for
Economic
Development
Co-
perusahaan dan kepercayaan stakeholders
Operation
terhadap perusahaan.
1999) dalam Guthrie and Petty (2000)
(OECD,
Intellectual capital dapat digunakan
mendeskripsikan intellectual capital sebagai
untuk menciptakan nilai tambah (value
nilai ekonomi dari dua kategori aktiva
added) perusahaan (Goh, 2005). Menjadi
tidak berwujud perusahaan: organizational
sesuatu hal yang penting bagi manajemen
(structural) capital dan human capital.
perusahaan
Structural
untuk
mengetahui
kinerja
capital
meliputi
proprietary
intellectual capitalnya sehingga manajemen
software and systems, distribution network,
dapat mengambil langkah-langkah untuk
dan supply chains. Human capital mencakup
menciptakan
human resources dalam organisasi dan dari
dan
mempertahankan
nilai
luar organisasi seperti pelanggan dan supplier.
tambah (value added) perusahaan. Penelitian
Williams
(2001)
diperoleh hasil bahwa kinerja intellectual
OECD
menganggap
intellectual
capital
sebagai bagian dari intangible asset.
dengan
Intellectual capital menurut PSAK
pengungkapannya, namun hal ini hanya terjadi
No.19 merupakan bagian dari aktiva tidak
capital
50
berhubungan
negatif
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
berwujud. Namun PSAK No.19 belum
menggambarkan semua pendapatan yang
mengatur untuk identifikasi dan pengukuran
berasal dari penjualan produk dan jasa
mengenai intellectual capital. Goh (2005)
di pasar. Input (IN) menggambarkan
capital
semua biaya yang dikeluarkan untuk
terdiri dari semua karyawan, organisasi,
mendapatkan pendapatan kecuali personal
dan kemampuannya yang digunakan untuk
cost. Personal cost tidak termasuk ke
menciptakan nilai tambah (value added)
dalam input karena karyawan dianggap
perusahaan. Bagaimanapun definisi utama
sebagai sumber daya utama perusahaan
intellectual capital yang digunakan oleh satu
yang
perusahaan tidak dapat digeneralisasikan
dan keahliannya bagi perusahaan, oleh
oleh perusahaan lain karena intellectual
karena itu pengeluaran untuk karyawan
capital berhubungan erat dengan industri
tidak dianggap sebagai biaya melainkan
dan jasa yang diberikan oleh perusahaan
sebagai investasi.
menguraikan
bahwa
intellectual
menginvestasikan
kemampuan
3. Pengungkapan Intellectual Capital
(Abdolmohammadi, 2005).
Guthrie et al. (2004) mengemukakan 1. Komponen Intellectual Capital Dalam
penelitian
ini
teori-teori riset (research theories) yang
digunakan
dapat
digunakan
untuk
menjelaskan
salah satu framework konsep intellectual
kecenderungan pengungkapan sukarela
capital yaitu pola klasifikasi yang dibuat
intellectual capital, yaitu stakeholder
oleh Sveiby (1997). Sveiby (1997)
theory dan legitimacy theory yang
mengklasifikasikan 25 atribut intellectual
menggunakan content analysis sebagai
capital ke dalam tiga kategori, yaitu
suatu pendekatan dalam pengumpulan
internal structure, external structure, dan
dan analisis data. Stakeholder theory
employee competence.
menyatakan
bahwa
manajemen
perusahaan
diharapkan
melakukan
2. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
aktivitas-aktivitas yang diharapkan para
Metode VAICTM dikembangkan oleh
stakeholders dan melaporkan aktivitas-
Pulic (2000) didesain untuk menyediakan
aktivitas tersebut kepada mereka. Menurut
informasi tentang efisiensi penciptaan
legitimacy theory, perusahaan berusaha
nilai aktiva berwujud dan aktiva tidak
memastikan bahwa kegiatan operasinya
berwujud
2000).
masih dalam batas-batas ikatan dan
VA merupakan selisih antara output
norma masyarakat tempat perusahaan
(OUT) dan input (IN). Output (OUT)
bekerja. Legitimacy theory didasarkan
perusahaan
(Pulic,
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
51
pada suatu gagasan bahwa terdapat suatu
pengaruh positif terhadap peng-
kontrak sosial antara perusahaan dengan
ungkapan intellectual capital.
masyarakat sekitar. METODA PENELITIAN Pengaruh Kinerja IC terhadap
Populasi dan Sampel
Pengungkapan IC
Populasi dalam penelitian ini adalah
Ada beberapa faktor yang mem-
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
pengaruhi pengungkapan intellectual capital.
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan
Salah satunya adalah kinerja intellectual
manufaktur dipilih karena industri manufaktur
capital. Williams (2001) menyatakan bahwa
mempunyai ruang lingkup yang luas (dari hulu
besarnya biaya yang berhubungan dengan
hingga hilir) sehingga banyak modal yang
pengungkapan intellectual capital dipengaruhi
terlibat termasuk intellectual capital. Periode
kinerja intellectual capital.
pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun
stakeholders
theory
2004-2006. Jumlah populasi sebanyak 139
dan legitimacy theory, perusahaan yang
perusahaan per tahun, maka jumlah populasi
mempunyai kinerja intellectual capital yang
keseluruhan selama tiga tahun adalah 417
baik
perusahaan.
Berdasarkan
cenderung
intellectual
untuk
capital
mengungkapkan
yang
oleh
Metoda penentuan sampel dalam
perusahaan dengan lebih baik. Dengan kata
penelitian ini adalah metoda proportional
lain, semakin baik kinerja intellectual capital
stratified sampling. Sampel yang digunakan
perusahaan maka semakin tinggi tingkat
dalam penelitian ini berasal dari semua
pengungkapannya.
dikarenakan
subkelompok dalam industri manufaktur.
pengungkapan informasi tentang intellectual
Pengambilan sampel perusahaan dilakukan
capital dapat meningkatkan kepercayaan
secara acak (random) melalui undian. Jumlah
stakeholders dan reputasi perusahaan di mata
sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
masyarakat.
Sedangkan pada perusahaan
adalah 150 perusahaan (3 tahun), sehingga
yang kinerja intellectual capital kurang
besarnya proporsi yang digunakan dalam
baik, pengungkapan informasi intellectual
penelitian ini adalah 36% (50/139)
Hal
ini
dimiliki
capital yang minim pada perusahaan dapat menurunkan kepercayaan stakeholders dan
Definisi Operasional
reputasi perusahaan sebagai perusahaan yang
Variabel Independen
dapat dipercaya. H1 : Kinerja 52
Variabel independen dalam penelitian intellectual
capital
ber-
ini adalah kinerja intellectual capital. Kinerja
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
intellectual capital diukur dengan metode
dalam
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
organisasi.
terhadap
value
added
VAHU = VA/HC
yang dikembangkan oleh Pulic (2000). Formulasi perhitungan VAIC™ adalah
HC
Structural Capital Value Added (STVA) – Rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini
sebagai berikut: Output (OUT) = Total penjualan dan
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA
pendapatan lain. Input (IN) = Total beban dan biaya-biaya
dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
(selain beban karyawan).
STVA = SC/VA
Value Added (VA) = Selisih antara
Value Added Intellectual Coefficient
output dan input VA = OUT - IN
(VAIC™) – Mengindikasikan kemampu-
Human Capital (HC) = Beban karyawan. Capital Employed (CA) = nilai buku
an intelektual perusahaan. VAIC™ = VACA + VAHU + STVA
aktiva bersih = total aktiva – total hutang Structural Capital (SC) = VA - HC Value Added Capital Employed (VACA)
Variabel Dependen Variabel
dependen
adalah
– Rasio dari VA terhadap CA. Rasio ini
pengungkapan atribut intellectual capital
menunjukkan kontribusi yang dibuat
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
oleh setiap unit dari CA terhadap value
Efek Indonesia (BEI) dalam laporan tahunan
added organisasi.
periode 2004-2006. Atribut intellectual capital
VACA = VA/CA
dalam penelitian ini mengacu pada framework
Value Added Human Capital (VAHU)
Sveiby (1997) yang mengklasifikasikan 25
– Rasio dari VA terhadap HC. Rasio ini
atribut intellectual capital ke dalam tiga
menunjukkan kontribusi yang dibuat
elemen, yaitu internal structure, external
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
structure, dan employee competence
Tabel 1 Framework Intellectual Capital Sveiby (1997)
1. Internal structure Intellectual Property 1.a patents 1.b copyright 1.c trademark Infrastructure Assets 1.d management philosophy 1.e corporate culture
2. External structure 2.a brands 2.b customers 2.c customer loyalty 2.d company names 2.e distribution channel 2.f business collaboration 2.g favorable contract
3. Employees competence 3.a know-how 3.b education 3.c vocational qualification 3.d work-related knowledge 3.e work-related competence 3.f entrepreneurial spirit
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
53
1. Internal structure 1.f information system 1.g management processes 1.h networking systems 1.i research project
2. External structure 2.h financial contact 2.i licensing agreement 2.j franchising agreement
3. Employees competence
Sumber : Purnomosidhi, 2006 Pengukuran Variabel Dependen Praktik
Metoda Analisis
pengungkapan
atribut
Untuk menguji hipotesis menggunakan
intellectual capital diukur dengan metode
analisis regresi. Ghozali (2006) menyatakan
content analysis. Dalam metode ini, atribut-
bahwa dalam analisis regresi selain mengukur
atribut setiap kategori intellectual capital versi
kekuatan hubungan antara dua variabel atau
framework Sveiby (1997) diberi perincian
lebih juga menunjukkan arah hubungan
nilai 0 jika atribut tidak disajikan dalam
antara variabel dependen dengan variabel
laporan tahunan dan nilai 1 jika disajikan
independen.
dalam laporan tahunan.
Persamaan regresi berganda yang
Pengungkapan
atribut
intellectual
capital dalam penelitian ini diukur dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah: ICDi = a + b1. VAICTM + b2. LN aset + b3. LEV
menggunakan index. ICDi =
∑ Skor atribut IC yang benar-benar diungkapkan perusahan ∑ Skor atribut IC yang diharapkan untuk diungkapkan perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Luas Pengungkapan Intellectual Capital
Jumlah atribut intellectual capital yang diharapkan
untuk
diungkapkan
dalam
penelitian ini adalah 25.
Dalam
penelitian
ini,
tingkat
pengungkapan intellectual capital diukur dengan
menggunakan
content
analysis.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil Variabel Kontrol
bahwa elemen intellectual capital yang paling
Ukuran Perusahaan
banyak diungkapkan adalah external structure
Dalam
penelitian
ini,
ukuran
(relational capital), sedangkan employee
perusahaan dihitung berdasarkan nilai natural
competence
log (ln) total aktiva.
elemen intellectual capital dengan jumlah
Leverage
pengungkapan terkecil. Jumlah pengungkapan
Rasio leverage dihitung dengan cara membandingkan total hutang dengan total
(human
capital)
merupakan
atribut intellectual capital dalam laporan tahunan seperti terlihat pada tabel 2.
aktiva. Leverage =
54
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
Tabel 2 Jumlah Pengungkapan Atribut Intellectual Capital NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
ATRIBUT INTELLECTUAL CAPITAL Internal Structure Patents Copyright Trademarks Management Philosophy Corporate Culture Information Systems Management Processes Networking Systems Research Projects Subtotal External Structure Brands Customers Customer Loyalty Company Names Distribution Channels Bussiness Collaboration Favourable Contracts Financial Contacts Licensing Agreements Frnchising Agreements Subtotal Employee Competence Know-how Education Vocational Qualification Work-related Knowledge Work-related Competence Entrepreneurial Spirit Subtotal TOTAL
2004
2005
2006
TOTAL
1 0 15 16 6 8 11 4 8 69
1 0 19 27 8 11 19 3 17 105
1 0 16 19 5 9 11 4 13 78
3 0 50 62 19 28 41 11 38 252
46 39 7 21 25 50 4 50 14 3 259
48 47 15 20 30 50 4 50 14 3 281
45 38 11 20 27 50 5 50 15 3 264
139 124 33 61 82 150 13 150 43 9 804
8 6 0 1 18 1 34 362
11 8 1 4 27 1 52 438
12 4 0 3 22 1 42 384
31 18 1 8 67 3 128 1184
Sumber: data olahan, 2009 Manajemen
perusahaan
lebih
Pada
elemen
internal
structure
mengungkapkan
(structural capital), management philosophy
informasi yang berkaitan dengan hubungan
merupakan atribut intellectual capital yang
mereka dengan pihak eksternal daripada
paling banyak diungkapkan dengan jumlah
mengungkapkan informasi internal perusahaan.
pengungkapan sebanyak 62.Atribut intellectual
Hal ini dikarenakan pengungkapan informasi
capital dengan jumlah pengungkapan terkecil
yang berkaitan dengan hubungan perusahaan
adalah copyright. Dalam hal ini tidak ada
dengan pihak eksternal dapat meningkatkan
satupun perusahaan yang mengungkapkan
kepercayaan para stakeholders dan reputasi
copyright dalam laporan tahunan.
cenderung
untuk
perusahaan di mata masyarakat. Di samping
Atribut intellectual capital dengan
itu, perusahaan khawatir para kompetitor
jumlah pengungkapan tertinggi pada elemen
akan meniru langkah-langkah yang diambil
external structure (relational capital) adalah
perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
business collaboration dan financial contact,
(value added) dan mencapai keunggulan
dimana semua perusahaan yang menjadi
kompetitif jika terlalu banyak mengungkapkan
sampel penelitian mengungkapkan informasi
informasi internal perusahaan dalam laporan
tentang kedua hal ini. Sedangkan franchising
tahunan.
agreement merupakan atribut intellectual Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
55
capital yang paling sedikit diungkapkan
Sedangkan
dengan jumlah pengungkapan sebanyak 9.
diungkapkan dalam laporan tahunan adalah
Work-related competence merupakan atribut intellectual capital dengan jumlah pengungkapan employee
terbanyak
competence
pada
(human
elemen capital).
atribut
yang
paling
sedikit
vocational qualification. Grafik perkembangan jumlah pengungkapan intellectual capital dari tahun ke tahun tersaji pada gambar 1.
Gambar 1 Grafik Perkembangan Pengungkapan Intellectual Capital
Sumber: data olahan, 2009 Berdasarkan tampilan grafik tersebut
Kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil
diketahui bahwa telah terjadi peningkatan
pada tahun 2004-2005. Hal ini terlihat dari
pengungkapan intellectual capital pada tahun
nilai rupiah terhadap dolar yang relatif stabil.
2004-2005 namun terjadi penurunan pada
Pada tahun-tahun ini, jumlah pengungkapan
tahun 2006. Jumlah pengungkapan tahun 2004
intellectual capital dalam laporan tahunan
sebanyak 362, tahun 2005 sebanyak 438, dan
cenderung meningkat. Namun memasuki
tahun 2006 sebanyak 384. Dengan demikian,
tahun 2006, kondisi perekonomian Indonesia
tahun 2005 merupakan tahun dengan jumlah
mulai menurun. Nilai rupiah terhadap dolar
pengungkapan intellectual capital tertinggi,
melemah.
sedangkan tahun 2004 merupakan tahun
permasalahan seperti harga bahan bakar
dengan jumlah pengungkapan intellectual
yang meningkat dan menurunnya daya beli
capital terendah.
masyarakat. Kondisi perekonomian yang
Perusahaan
dihadapkan
pada
Perkembangan pengungkapan intellec-
menurun berpengaruh pada menurunnya
tual capital dalam laporan tahunan sesuai
kinerja perusahaan yang diikuti dengan
dengan perkembangan kondisi perekonomian.
berkurangnya
56
jumlah
pengungkapan
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
intellectual capital dalam laporan tahunan.
perusahaan. Kedua, penilaian yang bersifat
Proses pengungkapan intellectual capital
subjektif yang dilakukan dalam menentukan
berhubungan dengan sejumlah biaya. Hal
jumlah atribut intellectual capital yang
tersebut tercermin pada terjadinya penurunan
diungkapkan oleh suatu perusahaan. Penilaian
laba usaha (tahun 2005-2006) pada sebagian
subjektif ini perlu dilakukan karena bentuk
besar perusahaan sampel, seperti pada PT.
pengungkapan intellectual capital masih
Astra International, Tbk (PT. Astra). Besar
bersifat kualitatif.
laba usaha PT. Astra tahun 2005 adalah Rp 6.413.974, sedangkan pada tahun 2006 turun
Uji Asumsi Klasik Semua uji asumsi klasik dapat dipenuhi
menjadi Rp 4.243.243. Berdasarkan pengujian yang telah
dimana nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
dilakukan dengan menggunakan analisis
0,726 dan nilai p sebesar 0,668, karena nilai p >
statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa nilai
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual
rata-rata pengungkapan intellectual capital
terdistribusi secara normal. Nilai tolerance
tahun 2004 adalah 7 atribut (28%), tahun 2005
tidak ada yang kurang dari 0,10 begitu juga
sebesar 9 atribut (36%), tahun 2006 sebesar 8
nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak
atribut (32%), maka rata-rata pengungkapan
ada yang nilainya lebih dari 10. Jadi dapat
intellectual capital dalam laporan tahunan
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
periode 2004-2006 adalah 8 atribut (32%).
antar variabel independen dalam model
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
regresi. Besarnya nilai Durbin-Watson sebesar
penelitian yang dilakukan oleh Purnomosidhi
1,750. Nilai D-W menurut tabel dengan n =
(2006) yang menyatakan bahwa rata-rata
150 dan k = 3 diperoleh angka dl=1,693 dan
pengungkapan intellectual capital dalam
du=1,774. Oleh karena nilai D-W > du, maka
laporan tahunan perusahaan publik yang
dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
terdaftar Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode
antar residual. Dari grafik scatterplots titik-
2001-2003 adalah 14 atribut (56%).
titik menyebar secara acak (random) baik di
Ketidakkonsistenan tersebut terjadi dimungkinkan
adanya
beberapa
faktor.
Pertama, pengambilan sampel yang berbeda
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
dengan penelitian terdahulu. Purnomosidhi (2006)
melakukan
penelitian
dengan
Uji Regresi
menggunakan sampel perusahaan publik
Nilai R square (R2) sebesar 0,234
yang ikut dalam pemeringkatan tata kelola
dan nilai adjusted R2 sebesar 0,218. Hal ini Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
57
Variabel kinerja intellectual capital
menunjukkan bahwa variabel pengungkapan intellectual capital (ICDi) dapat dijelaskan
mempunyai
oleh variabel kinerja intellectual capital
sebesar 0,040 sehingga variabel ini signifikan
(VAICTM), ukuran perusahaan (LN aset), dan
pada 0,05. Nilai unstandardized coefficients
leverage (LEV) sebesar 21,8%. Sedangkan
B
yang 78,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
kinerja
di luar model.
positif terhadap pengungkapan intellectual
Nilai R = 0,484 menunjukkan koefisien korelasi sebesar 48,8%, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kinerja intellectual capital, ukuran perusahaan, leverage dengan pengungkapan intellectual capital cukup kuat. Dari uji ANOVA atau uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 14,852 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai probabilitas kurang dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk mempredikasi ICDi atau dapat dikatakan bahwa VAICTM, LN aset, dan LEV secara bersama-sama berpengaruh terhadap ICDi (model fit) Variabel VAICTM signifikan pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengungkapan intellectual capital dipengaruhi oleh variabel kinerja intellectual capital (VAICTM) (hipotesis diterima). Pengungkapan intellectual capital dipengaruhi oleh besaran perusahaan hal ini dapat dilihat bahwa ln aset signifikan tetapi tidak dipengaruhi oleh leverage karena nilainya tidak signifikan. Adapun persamaan matematis sebagai berikut: ICDi = -0,605 + 0,001 VAIC
TM
+
0,032 LN aset + 0,013 LEV
58
sebesar
nilai
probabilitas
0,001
signifikan
menunjukkan
intellectual
capital
bahwa
berpengaruh
capital. Sesuai dengan stakeholders theory dan legitimacy theory, perusahaan yang mempunyai kinerja intellectual capital yang baik
cenderung
intellectual
untuk
capital
mengungkapkan
yang
dimiliki
oleh
perusahaan dengan lebih baik. Dengan kata lain, semakin baik kinerja intellectual capital perusahaan maka semakin tinggi tingkat pengungkapannya.
Hal
ini
dikarenakan
pengungkapan informasi tentang intellectual capital dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders dan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Williams (2001). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Williams (2001) pada perusahaan publik di Inggris yang mempunyai kinerja intellectual capital yang sangat tinggi diperoleh hasil bahwa kinerja intellectual capital
berhubungan
negatif
dengan
pengungkapan intellectual capital. Variabel Kontrol Variabel kontrol yang signifikan hanya besaran perusahaan, sedangkan leverage
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
tidak signifikan. Hal ini dikarenakan adanya
b. Luas pengungkaan intellectual capital
kecenderungan perusahaan yang berukuran
dalam laporan tahunan masih kurang
lebih besar lebih banyak dituntut oleh publik
dari 50%. Hal ini tercermin pada nilai
untuk menyediakan informasi yang lebih
rata-rata pengungkapan intellectual
tinggi
capital
dibandingkan
dengan
perusahaan
dalam
laporan
tahunan
yang lebih kecil. Sedangkan besarnya jumlah
perusahaan manufaktur yang terdaftar
hutang perusahaan belum tentu digunakan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
untuk membiayai pengungkapan intellectual
2004-2006 adalah 8 atribut (32%).
capital
Persentase
dalam
laporan
tahunan.
Secara
ini
menggambarkan
umum, perusahaan yang mempunyai tingkat
bahwa masih kurangnya kesadaran
hutang yang tinggi cenderung mempunyai
perusahaan
kondisi keuangan yang kurang baik. Oleh
arti pentingnya intellectual capital
karena itu, manajemen perusahaan cenderung
bagi penciptaan nilai tambah (value
memprioritaskan
added) dan peningkatan keunggulan
perhatiannya
pada
manufaktur
mengenai
bagaimana cara memulihkan kondisi keuangan
kompetitif.
agar
bertahan.
Keterbatasan-keterbatasan dalam pe-
Ketika menghadapi kondisi ini, manajemen
nelitian ini adalah penilaian yang subjektif dan
perusahaan cenderung kurang memperhatikan
tingkat kejelian dalam mengkategorikan infor-
hal-hal yang berkaitan dengan pengungkapan
masi yang terkandung dalam laporan tahunan
informasi dalam laporan tahunan.
ke dalam atribut intellectual capital. Adjusted
perusahaan
dapat
tetap
R2 hanya 21,8%, sehingga masih banyak variKESIMPULAN DAN SARAN
abel lain yang mempengaruhi pengungkapan dan
intelectual capital. Oleh sebab itu saran untuk
pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat
penelitian mendatang dapat menambah varia-
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
bel lainnya seperti likuiditas, profitabilitas
Berdasarkan
hasil
analisis
a. Variabel pengungkapan intellectual
atau kepemilikan manajerial.
capital dipengaruhi oleh variabel kinerja intellectual capital (VAICTM). Dalam
melakukan
intellectual
capital
pengungkapan dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan tetapi tidak dipengaruhi leverage.
oleh
besar-kecilnya
DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, M.J. 2005. “Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization.” Journal of Intellectual Capital, vol.6, no.3, pp.397-416 Bukh, P. N., C Nielsen, P. Gormsen, dan J. Mouritsen. 2005. “Disclosure of
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
59
Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectuses.” Accounting, Auditing, & Accountability Journal, vol.18 no.6, pp.713-732 Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip Goh,
P.C. 2005. “Intellectual Capital Performance of Commercial Banks in Malaysia.” Journal of Intellectual Capital, vol. 6, no.3, pp. 385-396
Goh, P.C, dan K.P. Lim. 2004. “Disclosing Intellectual Capital in Company Annual Reports.” Journal of Intellectual Capital, vol. 5, no.3, pp. 500-510 Gujarati, Damodar N. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Terjemahan: Sumarno Zain Guthrie, J., R. Petty, 2000. “Intellectual Capital: Australian Annual Reporting Practices.” Journal of Intellectual Capital, vol.1, no.3, pp.241-251 Guthrie, J., R. Petty, dan K. Yongvanich. 2003. “Intellectual Capital Reporting: Content Approaches to Data Collection.” MGSM Working Papers in Management
Jurnal MAKSI, vol. 1, Januari 2002, hal 90-105 Hong, P.T., D. Plowman, dan P. Hancock. 2007. “Intellectual Capital and Financial Return of Companies.” Journal of Intellectual Capital, vol. 8, no. 1, pp. 76-95 Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat Institute for Economic and Financial Research. 2005. Indonesian Capital Market Directory 2005. Jakarta Institute for Economic and Financial Research, 2006. Indonesian Capital Market Directory 2006. Jakarta Institute for Economic and Financial Research, 2007. Indonesian Capital Market Directory 2007. Jakarta Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ).” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol.9, no.1, h.1-20
Guthrie, J., R. Petty, dan K. Yongvanich, 2004. “Using Content Analysis as Research Method to Inquire into Intellectual Capital Reporting.” Journal of Intellectual Capital, vol.5, no.2, pp.282-293
Rahmawati, Siti Mutmainah, dan Haryanto. 2007. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Mandatory Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 20032004)”. Jurnal MAKSI, vol.7 no.1, Januari 2007, hal 87-103
Hadi, Nor dan Sabeni, Arifin. 2002. “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ).”
Sawarjuwono. T. dan A.P. Kadir. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research).” Jurnal Akuntansi & Keuangan, vol.5, no.1, h.35-57
60
PENGARUH KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Windri Indira Januarti Universitas Diponegoro
Sembiring, E.R. 2006. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal MAKSI, vol.6 no.1, Januari 2006, hal 69-85 Sujan,
A., dan I. Abeysekera. 2007. “Intellectual Capital Reporting Practices of the Top Australian Firm.” Australian Accounting Review, vol. 17, no.2, pp. 71-83
Vergauwen, P., L. Bollen, dan Els, Oirbans. 2007. “Intellectual Capital Disclosure and Intangible Value Drivers: an
Empirical Study.” Management Decision, vol.45, no.7, pp. 1163-1180 White, G., A. Lee, dan G. Tower. 2007. “Drivers of Voluntary Intellectual Capital Disclosure in Listed Biotechnology Companies.” Journal of Intellectual Capital, vol.8 no.3, pp.517-537 Williams, S.M. 2001. “Is Intellectual Capital Performance and Disclosure Practices Related?.” Journal of Intellectual Capital, vol. 2, no.3, pp.192-203 www.idx.co.id. diakses 15 Januari 2009
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 7/No. 1/November 2010 : 49 - 61
61