we care and share
+
Indonesian Climate Student Forum
1 2
+
forewords: us.. world.. earth.. Here we are, on the same earth.. but sometimes we don’t realize if we were threaten our nature. We think, small things will never be counted.
My friend ever said to me, “…just don’t ever think if you do it alone, at least we don’t do anything wrong which could threaten our earth…”
And we start to ignore every little things which could save or undermine the earth, gradually..
What I’m trying to convey is, no matter how tiny things that we do.. do it as we truly care of our environment.. there are plenty of Eco-Defender out there, we’re not alone.. we just don’t know yet, how big our little care will affect the earth in future.
ICSF is just a simple forum for us to share our knowledge, experience, and bliss. Everyone is free to contribute and share anything related to climate and environment. Eco-Defender is an action that I always try to apply to myself. I actually don’t know exactly what I’ve ever done this far. I’ve never counted it.
2
Warm regards, Saputri Sapta Coordinator of Media and Information
forewords
+ “Pertanyaannya bukan lagi apakah pemanasan global benar-benar terjadi, tetapi apakah dalam menghadapi situasi darurat ini, kita dapat cepat menyesuaikan diri” Kofi Annan 2006.
Climate Change and Students’ Role Climate Change, nowadays, really tickles many people’s mind deeply. They, who take different role in society structure, have their own idea about what actually climate change is. They showed their concentration on it and promoted how to reduce climate change. But on the other side, there are still people who criticize it. Is climate change really happening? Yes. Climate change is real and happening now! Well actually, climate is always changing through time and space. Started from the first time that earth was formed, the climate has been conditioning to the balance and suitable atmosphere for living. The problem right now is that it is changing more rapidly than before and most of them, this era, were indicated as the effect of human activities. This rapid and big scale changing will affect all aspect of living creature on the earth. Earth’s temperature will continuously increase if we don’t take any action to prevent it by now. Since around 1800′s, earth’s mean temperature had been increased 0.74 C. It is predicted that the temperature will increase around 1.80 C to 4 C on the 2011′s. During last 30 years, earth’s mean temperature had been temperature 0.06 C. 2006 is recorded as the hottest year of all. As a student, we also have a role to take, which couldn’t replace by anyone. But not many students considered with this special role. So tell us, do u care with climate change? What can you do to fulfill the role? 3
1 2
about us: Masalah perubahan iklim mulai menjadi perhatian akhir-akhir ini, karena telah berdampak pada setiap aspek kehidupan dalam setiap lapisan masyarakat. Mulai dari masalah lingkungan seperti banjir dan tanah longsor, masalah kesehatan seperti kelaparan dan munculnya penyakit baru, hingga masalah punahnya keanekaragaman hayati. Kami merasa bertanggung jawab akan hal ini, karena memiliki suatu peran dan kedudukan yang penting dalam susunan masyarakat. Kemampuan dan ketersediaan segala akses terhadap isu perubahan iklim menjadi motivasi untuk membentuk sebuah kelompok diskusi yang akan menelaah lebih lanjut mengenai isu ini. Kami sadar bahwa ada pengaruh yang cukup besar, semangat yang tinggi, dan pola pikir yang kritis, yang dapat disumbangkan untuk dunia. Indonesian Climate Student Forum (ICSF) resmi berdiri pada tanggaI 30 Juli 2008 ICSF merupakan sebuah kelompok diskusi yang menjadi bentuk realisasi dari kepedulian kami sebagai mahasiswa. Mengingat segala kelebihan dan keterbatasan, kelompok diskusi akan
4
menjadi sumbangsih yang tepat untuk berpartisipasi dalam program yang telah dicanangkan tersebut. Visi dari Indonesian Climate Student Forum adalah “Bergerak aktif sebagai pelajar dalam menyosialisasikan isu-isu iklim kepada masyarakat secara umum.” Misi dari kelompok diskusi ini adalah membentuk suatu komunitas yang memiliki kepedulian nyata terhadap iklim dan menyosialisasikan kepada publik. Bersamaan dengan misi tersebut, segala kegiatan kelompok diskusi ini bertujuan untuk: 1) Membentuk komunitas yang memiliki pola pikir kritis terhadap isu perubahan iklim 2) Membantu publik dalam menambah pengetahuan untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap fenomena iklim melalui pembentukan komunitas yang didasarkan pada kegiatan penelitian sederhana 3) Bergerak aktif dalam pelayanan pengembangan sumberdaya manusia berkaitan dengan aplikasi dari informasi iklim dan teknologi
+
control council: Profile of ICSF control council
Perdinan Rakiso
Akhmad Faqih
A lecturer and researcher in Department
Saat ini bekerja sebagai dosen pada
of Geophysics and Meterorology, Bogor
Departemen Geofisika dan Meteorologi,
Agricuktural University, Indonesia.The
Institut Pertanian Bogor, juga merupakan
main research interests are in the areas
peneliti dan kepala Divisi Pemodelan
of climate risks, land use change
Iklim pada Center for Climate Risk and
(carbon), climate change mitigation and
Opportunity Management in South East
adaptation.
Asia and Pacific (CCROM-SEAP).
He had been involved in a number of national and international research that focus on applying climate information to enhance human adaptive capacity to the climate conditions. Currently, He is pursuing a PhD degree at Department of Geography of Michigan State University, the United States of America.
Penerima beasiswa PhD Endeavour IPRS (International Postgraduate Research Scholarship), University Southern Queensland, Australia ini berhasil mendapatkan gelar PhD-nya di universitas tersebut dalam bidang klimatologi. Beliau mendapatkan gelar sarjananya pada jurusan Agrometeorologi, Institut Pertanian Bogor.
5
+
ICSF Staff Profile
Hijjaz Sutriadi | Coordinator |
[email protected] Hijjaz, anak Pulau Sumbawa, merupakan sosok yang kreatif. Hijjaz sangat gemar menggambar. Poster-posternya mendapatkan penghargaan di berbagai lomba, termasuk poster lingkungannya. Hijjaz tergabung dalam organisasi mahasiswa pertanian internasional (IAAS) dan merepresentasikan mahasiswa Indonesia ke International Agriculture Student Symposium di Universiti Putra Malaysia dan Good Practice Program di Niigata University, Jepang. Sebagai pencinta lingkungan, Hijjaz memiliki perhatian khusus dan menyosialisasikan Eco-Enzyme sebagai pembersih lantai yang ramah lingkungan dan organic fertilizer.
Fauziah Nur | Activity Coordinator |
[email protected] Fauziah Nur yang akrab dipanggil Zia merupakan koordinator kegiatan yang dilakukan oleh ICSF. Perempuan yang memiliki hobi membaca dan berpetualang ini memiliki prestasi akademik yang luar biasa, ditunjukkan dengan aktifnya mengikuti olimpiade, khususnya di bidang astronomi. Zia aktif dalam kegiatan dan kampanye lingkungan, salah satunya adalah pembuatan inovasi teknologi lingkungan “Biotoilet” berbasis sekam padi dan alkohol hasil fermentasi limbah agar-agar sebagai solusi kelangkaan air bersih di daerah pengungsian, yang mendapatkan penghargaan dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Annisa Noyara Rahmasari | Secretary |
[email protected] Annisa Noyara biasa dipanggil Noya, memiliki hobi menonton film. Film favoritnya The Day After Tomorrow menginspirasinya untuk mendalami ilmu meteorologi dan klimatologi. Minatnya pada bidang tersebut menjadikan dirinya sebagai mahasiswa terbaik di kelasnya. Noya pernah aktif di Palang Merah Remaja dan sering mengikuti kegiatan alam dan naik gunung dan berperan sebagai tim medis. Perempuan yang bercita-cita menjadi astronot ini tergabung dalam klub olahraga Panahan dan sangat rajin menabung untuk membeli tiket konser musisi internasional. Noya aktif membantu beberapa penelitian yang berhubungan dengan cuaca dan iklim. Dia mengaku tidak pernah menggunakan kantong plastik ketika berbelanja di minimarket.
6
+
ICSF Staff Profile
Nyanyu Fatimah Zahroh | PR |
[email protected] Ima, nama panggilannya, tertarik dalam bidang jurnalistik dan tergabung dalam media Koran Kampus. Banyak pelatihan dan studi banding jurnalistik yang diikutinya, namun lebih banyak karya fotonya yang dimuat daripada tulisannya. Keterlibatannya dengan banyak media menjadikannya sebagai koordinator hubungan masyarakat dan kampanye. Ima sangat hobi melukis di atas kanvas dengan menggunakan cat minyak, dia melukis benda mati (still life painter) dan pemandangan. Perempuan yang sangat menghargai ketepatan waktu ini bercita-cita menjadi ahli lingkungan khususnya di bidang cuaca dan iklim.
Enda Ulinata | Treasurer |
[email protected] Kesan pertama yang terlihat dari perempuan ini adalah ribut dan tidak bisa diam. Seringnya diajak menanam pohon di kantor ayahnya dan beberapa kali mendaki gunung, membuat Enda termotivasi untuk semakin mencintai lingkungan. Saat ini Enda aktif melayani, mengasuh, dan mengajar di Panti Asuhan Bina Harapan dan Candranaya. Enda sangat hobi memasak dan suka mencoba resep baru. Seringnya mendapat posisi pemegang keuangan dalam suatu kepanitiaan, membuatnya mendapatkan tanggung jawab sebagai bendahara di ICSF. Enda lahir dan besar di Sumatra, dan cita-citanya untuk bisa menjejakkan kakinya di pulau Jawa akhirnya tercapai saat kuliah di IPB. May Parlindungan Sitindaon | PO Volunteer | Bulu mata yang sangat lentik. Itulah kata yang sanggup menggambarkan May pada saat pertama kali berjumpa. May lahir dan besar di Jambi. Perannya dalam ICSF adalah menjadi penanggung jawab volunteer. Dia sangat suka jalan-jalan dan olahraga, khususnya futsal. May sangat pintar dalam hitung menghitung, terbukti dengan keikutsertaannya pada Olimpiade Matematika sampai tingkat provinsi. Penikmat musik rock ini juga memiliki kesibukan mengajar pendidikan agama Katolik kepada adik-adik kelasnya di kampus.
7
+
ICSF Creative Team
Daniel Chrisendo | Founder of ICSF |
[email protected] Daniel merupakan founder dan former coordinator dari ICSF, saat ini dia menjadi bagian dari tim kreatif. Daniel aktif di beberapa organisasi seperti the World Bank Youth Group dan IAAS, organisasi mahasiswa pertanian internasional. Dia merupakan penyanyi tenor di Paduan Suara Mahasiswa Agriaswara dan di gereja, seorang debater pada IPB Debating Community dan mengikuti kompetisi nasional. Daniel membawa ICSF masuk ke ranah internasional melalui Oxfam International Youth Partnership. Dia juga merupakan founding member dari International Peace Network yang diinisiasikan di Sharm-El-Sheikh tahun 2007. Dia pernah bekerja volunteer sebagai interpreter pada Serikat Petani Indonesia, penulis pada Berita Bumi, blogger pada Jakarta Post, melakukan penelitian di Center for Climate Risk and Opportunity Management in South East Asia and Pacific, dan menjadi Outsourced Program Manager di the Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology. Saat ini Daniel bekerja sebagai Pengajar Muda di Indonesia Mengajar, dimana dia menjadi guru di daerah terpencil di Indonesia. Pada waktu senggangnya, Daniel sangat suka travelling dan bermain biola.
Saputri Sapta | Editor |
[email protected] Saputri Sapta yang biasa dipanggil Uthie memiliki ketertarikan di bidang seni fotografi, film, dan desain. Sebagai fotografer beraliran art dan fashion portrait, karyanya berhasil memenangkan kompetisi foto kalendar CNOOC dan menjadi finalis pada fashion photography competition oleh majalah iCreate. Saat ini Uthie bekerja sebagai fotografer freelancer di De Photographers dan membuat dokumentasi setiap kegiatan ICSF. Uthie juga pernah bergabung dalam organisasi bisnis bernama Center of Entrepreneurship Development for Youth (Century) sebagai Production Co-Manager. Selain itu, Uthie aktif dalam Fontane Chamber Orchestra dan Bogor Youth Ensemble sebagai pemain biola dan juga tergabung sebagai salah satu penyiar dalam Radio Komunitas Twitter Indonesia (RKTI).
8
+
ICSF Creative Team
Tamara Sitorus | Music Creative |
[email protected] Salah satu bentuk kreativitas yang dikontribusikan Tarra untuk ICSF adalah menggubah lagu bertema lingkungan untuk pendidikan iklim dan lingkungan hidup. Lulusan Elfa’s Music School dan Yayasan Pendidikan Musik (YPM) ini sekarang menjadi guru piano di Purwacaraka Music School. Tarra aktif mengisi acara seperti pernikahan, konser Natal, sampai festival jazz. Dia juga merupakan salah satu penyiar pada Radio Komunitas Twitter Indonesia (RKTI). Dalam bidang lingkungan, Tarra pernah memimpin proyek lingkungan Air Hujan sebagai Alternatif Air Bersih yang berhasil mendapatkan dana dari DIKTI.
Uji Astrono | IT |
[email protected] Hobi makannya menginspirasinya untuk berbisnis makanan ceker crispy untuk mencegah osteoporosis, dan bisnisnya ini berhasil mendapatkan dana awal dari DIKTI sebagai program kreativitas mahasiswa. Uji sangat memiliki ketertarikan pada program komputer, khususnya desain grafis dan coding, yang membuatnya menjadi graphic designer di ICSF. Uji telah membuat beberapa software komputer, salah satunya yang berhubungan dengan lingkungan adalah penduga wilayah yang tergenang akibat kenaikan muka air laut karena perubahan iklim.
9
+
ICSF Contributors
Sandro Wellyanto Lubis | Contributor |
[email protected] Lulus dengan predikat Cum Laude membuat Sandro menjadi mahasiswa berprestasi Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB dan lulusan terbaik tingkat fakultas. Pria yang berasal dari pulau paling utara dan paling barat Indonesia, Pulau We, sangat senang menulis scientific paper dan jurnal, yang telah dipublikasikan dan terakreditasi di tingkat nasional. Sandro aktif mengikuti kegiatan internasional, diantaranya adalah International Summer Academy di University of Hamburg tahun 2009 dan University of Ruhr tahun 2010, Jerman. Dia melakukan beberapa penelitian, salah satunya adalah penyusunan model prediksi angka kejadian penyakit DBD sebagai Early Warning Model dengan menggunakan informasi iklim di Mataram, dimana kegiatan tersebut berhasil mendapatkan dana dari DIKTI.
Annisa Hasanah | Contributor|
[email protected] Annisa Hasanah merupakan inovator dari Ecomonopoly. Annisa adalah Leader dari EcoFun Community. Bersama dengan ecomonopoly-nya, Annisa berhasil meraih Danamon Young Leadership Award 2009, Ashoka Young Changemaker 2009, dan Bayer Young Environmental Envoy 2010 di Jerman. Annisa adalah mahasiswa tingkat akhir Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dan berhasil menjadi mahasiswa berprestasi tingkat fakultas tahun 2010.
10
+
Our Activities
11
work on flowerbed From a fragile stem to a solid root From a tiny bud to a beautiful bloom From a single blossom to a bunch of red Will you take care of me? 12
1 2
Earth Hour and Star Party Earth Hour adalah salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya. Earth Hour berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007. Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara
massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik. Kegiatan alternatif yang bisa dilakukan pada saat Earth Hour adalah Star Party merupakan kegiatan pengamatan bendabenda langit semalam suntuk yang dilakukan bersama dengan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Langit malam hari akan tampak lebih cerah jika lampu kota padam. Hal ini dikarenakan polusi cahaya yang dihasilkan oleh lampu kota mengalahkan cahaya langit. Dengan Star Party, selain kita bisa menghemat energi, kita juga bisa mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai ilmu perbintangan. Kita bisa belajar mengenai rasi bintang dan benda langit lainnya, cara menggunakan teropong bintang, peta bintang dan software pencari bintang, berkumpul dengan teman-teman yang memiliki ketertarikan yang sama dan lain sebagainya.
13
1 2
Pendidikan Iklim dan Lingkungan Hidup
Isu perubahan iklim sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia pada semua status sosial dan golongan. Meskipun penyebabnya saat ini masih menjadi pro-kontra, namun aktivitas manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan akan selalu dijadikan alasan makin luasnya dampak perubahan iklim global ini.
Melihat hal ini, maka perlu adanya penyebaran pengetahuan mengenai pentingnya lingkungan hidup dan masalah perubahan iklim seluasluasnya kepada masyarakat. Pengetahuan dan informasi ini diharap dapat meningkatkan self awareness masyarakat untuk turut andil dalam menjaga lingkungan dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim.
Sekarang ini, ada banyak kelompok pecinta lingkungan yang menyuarakan pentinganya menjaga lingkungan dan terkadang diiringi dengan berbagai aksi secara langsung seperti pemungutan sampah secara massal, bersepeda dalam kampanye lingkungan, dll. Pemerintah pun memiliki program sendiri untuk hal ini, yaitu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
14
(PKLH) yang dimasukkan dalam mata ajaran sekolah dasar. Anak-anak, sebagai generasi muda yang nantinya akan menentukan masa depan dunia perlu dibekali tidak hanya dengan pendidikan formal di kelas, namun juga aksi langsung terhadap lingkungan.
Sayangnya, pendidikan lingkungan hidup yang dicanangkan pemerintah ini masih kurang efektif dalam penyampaiannya. Beberapa sekolah, seperti sekolah-sekolah dasar di Desa Babakan, Bogor, masih memiliki keterbatasan dalam menjalankan pendidikan ini. Keterbatasan tersebut antara lain: sumber daya alam yang nantinya digunakan sebagai media pembelajaran, sumber daya manusia, kurikulum yang belum sampai ke tangan sekolah, dan lain sebagainya. Mata ajaran ini juga belum mampu membekali siswa dengan tindakan nyata dalam menjaga lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dekat dengan pertanian memberikan keharusan yang lebih bagi anak-anak ini untuk mengerti ilmu dasar lingkungan hidup. Selain itu, kebutuhan akan pengetahuan dasar iklim dapat menajdi landasan pola pikir dan kemampuan adaptasi dan mitigasi sejak dini.
Salah satu solusi dalam menghadapi masalah tersebut adalah dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup dengan metode yang lebih inovatif, interaktif, dan aplikatif. Program PILH (Pendidikan Ilmu Lingkungan Hidup) ini difokuskan pada penjelasan dan pemahaman akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, serta tindakan nyata siswa terhadap lingkungan. Program ini mengacu pada PKLH yang dicanangkan pemerintah dan disampaikan secara efektif dengan metode yang leibh inovatif dan interaktif, serta tindakan adaptif terhadap lingkungan. Dalam penyampaiannya, ICSF memiliki tenaga ahli berupa volunteer. Para volunteer yang disebut tentor bertugas mengajak anak-anak SD yang ditargetkan untuk mencintai lingkungan dan memahami ilmu iklim dan lingkungan hidup. Pengajaran yang disampaikan berupa pendidikan seputar lingkungan seperti daur ulang sampah, pemutaran film mengenai lingkungan hidup, mendesain masa depan, ecological fieldtrip, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Program ini ditujukan kepada siswa kelas V di tiga sekolah dasar di kawasan Desa Babakan, Dramaga, Bogor, yaitu SD Negeri 01 SD negeri 03, dan SD Negeri 04. dengan jumlah siswa lebih kurang 224 orang.
15
1 2
Paper Recycling Workshop Journal by Saputri Sapta
Saturday 31 Jan 09, we’ve just tried to make the recycling paper.. I’m so thankful for the participants.. though I’m not an expert in recycling paper, but I’ve tried to share my skill through this workshop..
press it with the glass bottle till it becomes a really thin sheet.. let the rag covered up the sheet and let it dry by the sun heat.. Voila, you did it..!!
Because lack of equipments, I tried to substituted those things with many kinds of economic household tools… hehehe… it was quite worked!!
So… from the workshop, we’ve produced several sheets of recycling paper… it’s good enough for the amateur like us I guess… hehe.. after dried up by days, we could see that (still) there’re missing techniques.. but that’s the way we learn something, right? we found the mistake, then try to fix it… without that, we’ll never know the hurdle, n we’ll never know how much energy that we have to spend just for making papers… ^.^
Actually this workshop was still on the trial phase… so I hope all the participants could understand if the results are not totally succesful yet… gomen ne.. Mmm… maybe you wanna know every steps to make this recycled paper… it’s quite simple… you just need to break the newspaper by cutting it into very small pieces n soak it at least one night. Then leach it, and put a small amount of the pulp on the rag,
16
overall, all of the participants have done a great work..!! I was so glad to see your spirit at this workshop… can’t wait to do another activity…!
1 2
Recycle Books Journal by Daniel Chrisendo I went to Bogor Agricultural University, Indonesia, majored in Applied Meteorology where I got deeper understanding about climate change and other environmental problems. Studied in this field has raised my awareness about environment and make me want to do something to preserve it. When I was sophomore, together my lecture and I established an organization to represent climate students in order to do something for environment. We name it the Indonesian Climate Student Forum (ICSF). Our main concern is to spread the environmental issues especially the climate change and the way to adapt and mitigate to those who live in rural area, with our capacity as students. I currently live in Babakan village, Bogor. This is the place where my university also located. The student in this university use and produce lots of paper waste. They use it for the reports, assignments, notes, handouts, and many others, and will be finished in the recycle bin at the end of every semester. Can you imagine how many trees will be cut off to fulfill the needs of the students? I still remember our first project was very simple. We made note books from this waste. Usually the students only use one side of the Paper for their reports and assignments. We select this paper and we use the other side, collect it into a stack of paper, bind it, and make it as a book note.
We got the papers from university, the student’s house, and the paper copy center. As the cover we use cardboard boxes from minimarket. The process is very simple. We don’t need any modern machine, only scissors, glue, and stapler. On our first time we made 333 books, and we spread it to some schools around us while we campaigning about the urgency to recycle paper and use paper efficiently to the school and university students, because they are the greatest consumer of paper. We showed them that recycled paper can be so cute and fancy, also we support them to make their own recycled paper. We also suggest the lecturer or the assistant to encourage their students to use recycled or both sides paper for their reports, handouts, and assignments. Some lecturer even give minus for those who use new paper. For this project we got an award from Ashoka as Young Change-maker. We got a seed grant to run our organization and the project. And it was the starting point for my organization to getting bigger and bigger. We also started to make this recycled paper as a business for our income. We made beautiful books with a very cheap price, also save the environment. From this money, we can make other projects and our organization can be independent financially.
17
ICSF Goes to Farm
18
+
act
+
Indonesian Climate Student Forum icsf.wordpress.com