ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)
WAJAH MANUSIA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN SENI PATUNG
Oleh I Made Andi Saputra NIM: 200904002 Minat Seni Patung
PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013
WAJAH MANUSIA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN SENI PATUNG
Oleh I Made Andi Saputra NIM: 200904002 Minat Utama Seni Patung Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar 2013
ABSTRAK Wajah manusia sebagai sumber penciptaan seni patung. Wajah secara alami dimiliki oleh binatang dan manusia. Berbagi macam bentuk wajah bisa terlihat pada kedua mahluk itu. Wajah adalah objek yang paling mudah diingat saat nama seseorang yang dikenal disebut, dan merupakan ciri khas dari penampilan peribadi manusia. Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada manusia. Pencipta mengamati wajah karena pada wajah terdapat keunikan yaitu terdapatnya berbagai ekspresi atau mimik wajah yang dapat berubah-ubah sesuai dengan suasana atau keinginan dari seseorang. Perbedaan bentuk wajah pencipta memiliki ketertarikan untuk mewujudkannya menjadi karya seni patung. dengan mengolah garis, bidang, dan ruang yang terdapat pada wajah, dalam penciptaan ini digunakan berbagai metode dan pembentukan dengan menggunakan tiga bahan. Dalam penciptaan ini dihasilkan delapan buah karya masing-masing berjudul: I. Nyebak, II. Murka, III. Kembar siam, IV. Tua renta V. Tersenyum, VI. Cacat, VII. Menguap, VIII. Tidur. Diharapkan karya tersebut dapat bermanfaat bagi pencipta, lembaga dan masyarakat. Kata Kunci: Wajah Manusia, Sumber, Seni Patung
ABSTRACT The human face as the source of sculpture creation. Natural face belongs to the animals and human. Many kind of face’s form can be seen on both of them. Face is the easiest object which can be remembered when some name of someone known is called and it is the typical of personal performance. The face is the front part of the head of human. Creator watches the face because there is uniqueness as many kind of expression on the face which can be changing according to the human feelings. From the variety of the face creator is interested to transform it into art work of sculpture by processing line, field and space on the face, in this making process many methods and forming are used by using three mediums. And eight sculpture have been made and it’s titled such as 1st. Nyebak, 2nd. Murka, 3rd. Kembar
Siam, 4th. Tua Renta, 5th. Tersenyum, 6th. Cacat. 7th. Menguap, 8th. Tidur. hopfully through these sculptures become beneficial to the creator, the institution and the society. Key Words: Human Face, Source, Sculpture.
1.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Wajah secara alami dimiliki oleh binatang dan manusia, berbagai macam bentuk wajah bisa terlihat pada kedua mahluk itu, baik bentuk, gerak , maupun ekspresi. Mengingat wajah tidak hanya dimiliki oleh manusia namun wajah juga dimiliki oleh binatang maka yang dibahas adalah wajah manusia. Wajah adalah objek yang paling mudah diingat saat nama seseorang yang dikenal disebut, dan merupakan ciri khas dari penampilan pribadi manusia. Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada manusia. Bagian-bagian wajah meliputi wilayah dari dahi hingga dagu, yaitu dahi, alis, mata, hidung, pipi, mulut, bibir, gigi, telinga, dan dagu, termasuk juga rambut ( Prasetyono, 2008: 36,94 ). Wajah bisa menunjukan ekspresi, kesan penampilan, serta identitas seseorang. Tidak ada satu wajahpun yang serupa mutlak, bahkan pada manusia kembar identik sekalipun. Perasaan dan emosi pada umumnya menunjukkan keadaan (state) yang ada pada individu atau organisme sewaktu-waktu. Misalnya seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, dan merasakan sesuatau. Dengan kata lain perasaan dan emosi menunjukkan keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang di alami organisme. Dalam buku “Pengantar Pisikologi Umum” Ekman dan Friesen mengemukakan bahwa ekspresi roman muka dapat digunakan untuk sebagai tanda adanya emosi yang ada pada individu yang bersangkutan ( Walgito, 1980: 222, 230 ). Ekspresi wajah atau mimik disamping situasi yang dialami seseorang, juga disebabkan salah satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia, ( http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajah 3 Januari 2013 ). Pencipta mengamati wajah karena pada wajah terdapat keunikan yaitu terdapatnya berbagai ekspresi atau mimik wajah yang dapat berubah-ubah sesuai dengan suasana atau keinginan dari seseorang. Umumnya ekspresi wajah dialami secara tidak sengaja akibat perasaan atau emosi. Biasanya amat sulit untuk menyembunyikan perasaan atau emosi tertentu dari wajah, walaupun banyak yang merasa ingin dilakukan. Misalnya, orang yang mencoba menyembunyikan perasaan bencinya terhadap seseorang, pada saat tertentu tanpa sengaja akan menunjukkan perasaannya tersebut di wajahnya, walaupun ia berusaha menunjukkan ekspresi netral. Hubungan perasaan dan ekspresi wajah juga dapat berjalan sebaliknya, pengamatan menunjukkan bahwa melakukan ekspresi wajah tertentu dengan sengaja (misalnya: tersenyum), dapat mempengaruhi atau menyebabkan perasaan terkait benar-benar terjadi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajah 3 Januari 2013 ). Berdasarkan fenomena di atas mengamati perbedaan bentuk wajah pencipta juga memiliki ketertarikan untuk mewujudkannya menjadi karya seni patung wajah manusia sebagai sumber inspirasi.
B. Rumusan Ide Penciptaan Berdasarkan uraian latar belakang di atas wajah manusia secara umum baik tua, muda, dewasa, dan anak-anak sebagai fokus untuk sumber penciptaan seni patung yang pencipta akan ciptakan. Untuk itu ada beberapa rumusan ide pencipta yang akan dirumuskan dibawah ini: 1. Bagaimanakah proses perwujudan karya seni patung dengan wajah sebagai sumber penciptaan ?
2. 3.
C.
Bagaimanakah pengolahan unsur-unsur seni rupa kedalam karya seni patung dengan wajah sebagai sumber inspirasi? Seberapa jauh keunikan dan ekspresi wajah yang berubah-ubah sesuai kondisi seseorang sebagai sumber penciptaan kedalam seni patung ?
Tujuan Penciptaan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses berkarya diantaranya: 1. Ingin mewujudkan karya seni patung yang terinspirasi dari wajah manusia. 2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1 di Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa Dan Desain. 3. Ingin menggunakan media yang mendukung dalam menciptakan karya seni patung yang terinspirasi dari bentuk wajah.
D. Manfaat Penciptaan Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam proses berkarya diantaranya: Bagi pencipta sendiri dapat menumbuhkan kreativitas berkarya yang memberi wawasan sumber ide baru. 2 Dapat menambah keanekaragaman dalam pengungkapan ide, daya cipta dan kreasi dalam seni patung. 3 Dapat dijadikan bahan apresiasi tentang seni patung yang terinspirasi dari wajah manusia. 1
2.
METODOLOGI
A. Eksplorasi Penciptaan Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal ( http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi 11 Oktober 2012 ). Pada tahap eksplorasi (penjajakan) dalam penciptaan ini adalah merupakan suatu proses penjelajahan ide dari pengalaman yang pernah pencipta alami maupun dari pengamatan terhadap kenyataan lingkungan dimana pencipta berada. Eksplorasi termasuk berpikir, berimajinasi merasakan dan merespon bentuk-bentuk wajah yang pencipta jadikan objek atau sumber penciptaan karya patung. Pencipta melakukan eksplorasi pengamatan langsung terhadap wajah-wajah seseorang yang ada dilingkungan sekitar pencipta tinggal, lewat interaksi sosial pencipta menangkap berbagai macam ekspresi dan karakter yang dimiliki oleh setiap orang lewat wajah. Selain melakukan pengamatan secara langsung pencipta juga bereksplorasi lewat media-media informasi seperti televisi, internet, dan gambargambar pada buku sehingga pencipta tergugah untuk menciptakan karya seni patung dengan mengolah bentuk, gerak, karakter dan ekspresi wajah manusia.
B. Improvisasi Improvisasi dilakukan dengan melalui pembuatan sket. Pembuatan sket bertujuan untuk memvisualisasikan dengan garis bayangan-bayangan atau reka-reka ide yang di dapat pada eksplorasi. Dengan garis inilah ide-ide tersebut terus diolah sampai mendekati bentuk yang sesuai, tentunya dengan tidak mengabaikan komposisi dan kesatuan bentuk. Dari sket-sket ini nantinya banyak memberikan alternatif bentuk yang bisa dipilih untuk diwujudkan menjadi karya. Setelah melakukan percobaanpercobaan dengan sket, pencipta lanjutkan dengan membuat maket atau miniatur tiga dimensi. Maket ini pencipta buat dengan bahan plastisin, dikarenakan mudah untuk dibentuk. Dengan dibuatnya maket ini
tentunya akan memudahkan dalam pembentukan pada karya patung. Maket ini nantinya akan menjadi panduan dalam perwujudan karya patung. B.
Alat dan bahan Dalam pembuatan karya ini pencipta menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: Alat
Gbr 01. Gergaji mesin ( foto. Andi. 2013 )
Gergaji mesin (mesin sensor) alat untuk memotong, dan pembutan patung berbahan kayu. Pencipta menggunakan mesin ini pada saat proses pembentukan global dengan cara mengurangi bahan sdikit demi sedikit.
Gbr 02. Gerinda( foto. Andi. 2013 ) Mesin gerinda alat untuk memotong, pencipta menggunakan alat ini pada saat proses pembuatan karya patung kayu, beton dan campuran kertas dengan serbuk kayu saat proses penghalusan karya dengan mengunakan amplas.
Gbr 03. Pengutik dan pangot ( foto. Andi. 2013 ) Pisau Pemutik dan Pangot pencipta gunakan pada saat pembuatan dan penghalusan permukaan patung berbahan kayu.
Gbr 04. Semeti/palu kayu ( foto. Andi. 2013 ) Palu kayu merupakan alat untuk memukul pahat, palu yang pencipta gunakan adalah palu kayu (semiti/pengotok) alat yang digunakan dalam pembuatan karya patung berbahan kayu.
Gbr 05. Pahat ( foto. Andi. 2013 ) Pahat merupakan alat yang digunakan dalam pembuatan karya berbahan kayu. Pahat memiliki berbagai macam ukuran dari ukuran kecil hingga berukuran besar, dan memiliki ujung yang datar (perancab), pahat dengan ujung yang lengkung (pemuku/lokob) dan lain sebagainya.
Gbr 06. Bor mesin ( foto. Andi. 2013 ) Mesin bor alat untuk melubangi, pencipta menggunakan bor pada saat pembuatan lubang pada bagian bawah patung untuk menopang pada saat memajang patung.
Gbr 07. Butsir ( foto. Andi. 2013 ) Butsir alat bantu utuk membentuk pada saat pembuatan maket. Butsir terdiri dari dua jenis, diantarnya butsir kayu dan butsir dengan ujungnya yang bergahan kawat baja, dan memiliki bentuk yang berbeda-beda menurut kegunaannya.
Gbr 08. Palet ( foto. Andi. 2013 ) Palet adalah alat sejenis cetok dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran. Palet pencipta gunakan saat penempelan dan pembentukan pada karya patung berbahan campuran kertas dengan serbuk kayu dan beton.
Gbr 09. Amplas ( foto. Andi. 2013 ) Amplas alat bantu untuk menghaluskan permukaan pada karya patung, dan berbentuk lembaran. Amplas memiliki nomer seri yang berbeda-beda menurut kegunaannya.
Gbr 10. Kuas ( foto. Andi. 2013 ) Kuas pencipta gunakan untuk melapisi semir, dan cat.
Gbr 11. Ember ( foto. Andi. 2013 ) Ember digunakan sebagai tempat campuran adonan kertas dan serbuk kayu.
Gbr 12. Tang dan gam ( foto. Andi. 2013 ) Tang dan gam pencipta gunakan pada proses pembuatan karya yang berbahan dasar beton bertulang dan berbahan campuran kertas dengan serbuk kayu sebagai alat pemotong, pengikat dan membentuk besi dalam pembuatan kerangka.
Bahan
Gbr 13. Plastisin ( foto. Andi. 2013 ) Plastisin adalah lilin mainan yang memiliki sifat lebih plastis dari pada tanah liat. Pencipta menggunakan plastisin pada saat pembuatan maket karena mudah dibentuk dan tidak bisa kering.
Gbr 14. Kayu ( foto. Andi. 2013 ) Kayu merupakan salah satu bahan yang sering dijadikan sebagai bahan patung, kayu juga memiliki jenis dan serat yang berbeda-beda. Jenis kayu yang pencipta gunakan sebagai karya patung adalah kayu nangka dan kayu jepun. Pencipta menggunakan kayu jenis ini karena memiliki serat yang bagus dan tidak terlalu keras.
Gbr 15. Semir lantai ( foto. Andi. 2013 ) Semir lantai merek MAA merupakan bahan pengkilap, disini pencipta menggunakan semir untuk finishing karya bahan kayu agar terlihat mengkilap dan antik.
Gbr 16. Kawat setrimin ( foto. Andi. 2013 ) Kawat strimin/ sidi adalah kawat yang menyerupai jaring dipasang pada kerangka dan diikat kawat tali agar campuran beton dapat ditempel atau di cor pada kerangka, dan juga pada karya yang berbahan campuran kertas dengan serbuk kayu.
Gbr 17. Semen ( foto. Andi. 2013 ) Semen digunakan sebagai campuran pasir dan calcium carbonat pada karya berbahan beton.
Gbr 18. Besi ( foto. Andi. 2013 ) Besi digunakan untuk pembuatan kerangka karya yang berbahan dasar beton dan campuran kertas dengan serbuk kayu.
Gbr 19. Lem fox ( foto. Andi. 2013 ) Lem fox digunakan untuk perekat campuran bahan kertas dan serbuk kayu.
Gbr 20. Calcium carbonat ( foto. Andi. 2013 ) Bahan ini berupa bubuk yang berwarna putih, berfungsi untuk mencampur semen agar lebih kental sesuai dengan kebutuhan.
Gbr 21. Serbuk kayu ( foto. Andi. 2013 ) Serbuk kayu ini merupakan bahan yang digunakan untuk campuran kertas yang sudah diolah menjadi bubur kertas.
Gbr 22. Kertas ( foto. Andi. 2013 ) Kertas bekas ini merupakan bahan yang sudah diolah menjadi bubur kertas yang digunakan untuk campuran serbuk kayu.
Gbr 23. Kawat tali ( foto. Andi. 2013 ) Kawat tali pencipta gunakan dalam pembuatan kerangka pada karya berbahan dasar beton dan berbahan kertas dengan serbuk kayu. sebagai pengikat besi.
3.
PROSES PERWUJUDAN
Pembentukan (forming ) Pembentukan (Forming), tahap ini adalah suatu proses perwujudan maket yang telah disetujui. Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari hasrat manusia untuk memberi bentuk terhadap sesuatu yang telah ditemukan. Tahap ini juga merupakan proses penyusunan dengan menggabungkan hasil dari berbagai percobaan yang berdasar pada pertimbangan garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, harmoni, kerumitan, dan lain sebagainya. Selanjutnya dimulai dengan pembuatan bentuk global sesuai dengan maket pada media seperti media kayu, pada media beton dan campuran kertas dengan serbuk kayu sebelum pembuatan bentuk global terlebih dahulu pencipta membuat kerangka setelah kerangka selesai barulah dilanjutkan kepembentukan global, setelah itu dilanjutkan dengan membuat detail, kemudian proses penghalusan hingga mencapai bentuk yang diinginkan. Dan tahapan terakhir adalah finishing untuk memaksimalkan hasil karya yang telah di buat.
Gambar sketsa-sketsa karya:
Gbr 24. Seketsa karya1 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 27. Seketsa karya 4 ( Foto. Andi. 2013 )
Gbr 30. Seketsa karya 7 ( Foto. Andi. 2013 )
Gbr 25. Seketsa karya 2 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 28. Seketsa karya 5 ( Foto. Andi. 2013 )
Gbr 26. Seketsa karya 3 ( Foto. Andi. 2013 )
Gbr 29. Seketsa karya 6 ( Foto. Andi. 2013 )
Gbr 31. Seketsa karya 8 ( Foto. Andi. 2013 )
Foto maket
Gbr 32. Maket karya 1 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 35. Maket karya 4 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr33. Maket karya 2 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 34. Maket karya3 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 36. Maket karya 5 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 38. Maket karya 7 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 37. Maket karya 6 ( foto. Andi. 2013 )
Gbr 39. Maket karya 8 (foto. Andi. 2013)
Pada proses perwujudan pencipta melakukan beberapa tahapan baik yang mengguanakan bahan kayu ,beton, campuran kertas dengan serbuk kayu. Tahapan-tahapan pembentukan mengguanakan bahan kayu sebagai berikut: 1. Tahap pembentukan global, tahap ini pencipta awali dengan memastikan ukuran kayu dengan skala maket yang akan diwujudkan. Pada pembentukan global pencipta menggunakan gergaji, kapak dan menggunakan beberapa pahat yang berukuran besar. 2. Tahap pencarian bentuk detail, setelah pembentukan global pencipta lanjutkan dengan tahap pembentukan yang lebih detail dengan menggunakan pahat berbagai bentuk dan ukuran sesuai dengan fungsinya. 3. Tahap penghalusan, tahap penghalusan pencipta lakukan setelah tahap pembentukan detail selesai, alat yang pencipta gunakan adalah pisau pengutik,pangot ,mesin grinda dan amplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dengan tujuan mempermudah tahap finishing. 4. Tahap finishing, tahap ini merupakan rangkaian akhir dalam proses pembuatan karya patung. Tahapan-tahapan pembentukan dengan bahan beton sebagai berikut 1. Tahap pembentukan pencipta awali dengan membuat kerangka dari besi, kawat strimin yang diikat menggunakan kawat tali dengan memperhitungkan konstruksi, kerangka dibuat lebih kecil dengan diperhitungkan ketebalan lapisan berikutnya sampai bentuk jadi yang diinginkan 2. Tahap membentukan global yaitu dengan membuat adonan pasir yang dicampur semen dan ditempelkan pada kerangka. 3. Tahap pembentukan detail yaitu dengan menempelkan adonan yang lebih halus. 4. Tahap finishing, tahap akhir/finishing menggunakan semir lantai natural dengan merek MAA, agar warna bahan terlihat lebih jelas dan mengkilap. Tahap-tahap pembentukan pada bahan campuran kertas dan serbuk kayu sebagai berikut: 1. Tahap pembentukan pencipta awali dengan membuat kerangka dari besi, kawat strimin yang diikat menggunakan kawat tali dengan memperhitungkan konstruksi, kerangka dibuat lebih kecil dengan diperhitungkan ketebalan lapisan berikutnya sampai bentuk jadi yang diinginkan. 2. Tahap pembentukan global pencipta membuat adonan kertas, yang dicampur dengan lem kayu merek FOX dan ditempel pada kerangka yang sudah dilapisi oleh campuran semen dengan calcium carbonat. 3. Tahap pembentukan detail yaitu menempelkan adonan yang lebih halus dan dicampur dengan serbuk kayu. 4. Tahap penyelesaian akhir pencipta menggunakan pelapis dengan merek mowilek natural untuk memunculkan warna dari permukaan patung.
4. WUJUD KARYA Karya I
Gambar 40. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : “ Nyebak “ ( Menangis sambil menjerit ) : 91 cm x 30 cm x 100 cm : Beton bertulang : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Karya ini terinspirasi ketika pencipta melihat dan mengamati seseorang yang sedang menagis sambil menjerit karena merasakan kesedihan yang mendalam atau merasakan sakit karena kecelakaan dan juga karena dipukuli oleh orang lain. Aspek Fisikoplastis Karya dengan judul “ Nyebak “ pencipta terinspirasi dari seseorang yang menangis sambil menjerit. Pencipta menciptakan karya ini dengan menyederhanakan bentuk wajah mengolah garis, bidang, dan ruang, namun tetap memperhitungkan satu-kesatuan yang utuh dan keharmonisan pada karya ini. bahan yang di gunakan pada karya ini adalah beton bertulang dengan penyelesaian akhir menggunakan mowilex natural untuk mempertahankan warna alami bahan.
Karya II
Gambar 41. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : “ Murka “ : 30 cm x 30 cm x 95 cm : Kayu kamboja : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Dimana ketika seseorang tidak bisa mengendalikan dirinya karena emosi yang berlebihan saat dia merasa dihina terus-menerus atau disalahkan oleh orang lain padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan kepada orang tersebut. Aspek Fisikoplastis Pencipta mewujudkan karya yang menggambarkan ekspresi wajah marah dengan tampilan mulut yang menganga, rambut menjulang keatas dan mata melotot. Bentuk rambut menjulang keatas pencipta gambarkan betapa mencuatnya rasa yang keluar ketika seseorang sedang marah, dan dengan finishing berwarna merah lebih menambah kesan begitu membludaknya rasa marah yang terdorong hingga keluar dan sulit dikendalikan.
Karya III
Gambar 42. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : ” Kembar siam ” : 93 cm x 54 cm x 92 cm : campuran kertas dengan serbuk kayu : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Kembar siam adalah keadaan orang kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar gagal terpisah, terjadinya kembar siam juga dikarnakan faktor genetik. Aspek Fisikoplastis Pencipta mewujudkan karya ini menggambarkan dua orang kembar yang tubuhnya menyatu, dengan mengkomposisikan dan mengolah garis, bidang, dan ruang, bahan dari karya ini terbuat dari campuran kertas dengan serbuk kayu dan penyelesaian akhir dari karya ini menggunakan cat Mowilex natural agar terlihat warna alami bahan dan mengkilat.
Karya IV
Gambar 43. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : Tua renta : 16 cm x 37 cm x 41 cm : Kayu nangka : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Ketika seseorang memasuki usia tua kondisinya sudah melemah, riskan, gampang terserang penyakit, dan tidak bisa melakukan semua aktifitas sendiri tanpa bantuan orang lain. Aspek Fisikoplastis Pencipta mewujudkan karya ini menggunakan bahan kayu nangka dan penyelesaian akhir dari karya ini menggunakan semir lantai MAA natural agar karya terlihat alami dan mengkilat, dengan bentuk membungkuk dan kerutan-kerutan diwajah yang terlihat jelas serta tulang punggung yang menonjol menggambarkan orang tua yang sudah renta.
Karya V
Gambar 44. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : Tersenyum : 50 cm x 36 cm x 77 cm : Beton bertulang : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Sebuah ekspresi wajah yang menunjukan kesenangan, kegembiraan, atau kegelian, tetapi juga bisa menjadi sebuah ekspresi yang disengaja karena kegelisahan, dalam hal ini yang diketahui sebagai meringis. Aspek Fisikoplastis Pencipta menciptakan karya ini dengan menyederhanakan bentuk wajah mengolah garis, bidang, ruang, yang dinamis dan terlihat melengkung menunjukan bahwa seseorang yang sedang merasakan kesenangan dan akhirnya tersenyum, namun tetap memperhitungkan satu-kesatuan yang utuh dan keharmonisan pada karya ini. bahan yang di gunakan pada karya ini adalah beton bertulang dengan penyelesaian akhir menggunakan mowilex natural untuk mempertahankan warna alami bahan.
Karya VI
Gambar 45. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : Cacat : 51 cm x 22 cm x 61 cm : Beton bertulang : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Wajah sempurna akan menjadi idaman setiap individu, namun kehendak Sang Pencipta tidak bisa dihindari, seperti misalnya wajah yang cacat bisa terjadi akibat faktor alami ataupun buatan manusia seperti disiksa dan juga bisa karena kecelakaan. Aspek Fisikoplastis Pencipta mewujudkan karya dengan judul Cacat menggambarkan wajah orang yang cacat. Bahan yang digunakan pada karya ini adalah beton bertulang dan penyelesaian akhir pada karya ini menggunakan Mowilex natural untuk mempertahankan warna alami bahan dan juga supaya terlihat lebih mengkilat. Pada karya ini pencipta mengkomposisikan tekstur dan lubang-lubang yang pencipta wujudkan, maksud dari tekstur dan lubang-lubang yang pencipta berikan pada karya ini menampilkan kesan luka yang membekas pada kulit.
Karya VII
Gambar 46. Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : Menguap : 35 cm x 22 cm x 54 cm : Beton bertulang : 2013 : Andi
Aspek ideoplastis Karya ini terinspirasi ketika melihat seseorang yang menguap saat merasakan ngantuk. Mengantuk merupakan salah satu tanda dari tubuh kita agar melakukan istirahat dari kegiatan. Biasanya datang rasa kantuk saat malam hari atau saat merasa lelah. Tetapi dalam kondisi tertentu orang mengalami rasa kantuk yang berlebihan atau selalu merasa mengantuk, bahkan saat sedang mlakukan aktifitas atau bekerja. Aspek fisikoplastis Pencipta mewujudkan karya ini dengan menyederhanakan bentuk wajah memadukan garis, bidang, ruang, dan tetap memperhitungkan satu-kesatuan dan keharmonisan karya ini. Pencipta menampilkan ruang pada bagian depan untuk menampilkan kesan mulut yang terbuka lebar seperti orang yang sedang menguap saat mrasakan ngantuk bahan yang digunakan pada karya ini adalah beton bertulang dan penyelesaianya menggunakan Mowilex natural agar terlihat alami dan mengkilat.
Karya VIII
Gambar 47 Nama Judul Ukuran Bahan Tahun Foto
: I Made Andi Saputra : Tidur : 64 cm x 24 cm x 56 cm : Beton bertulang : 2013 : Andi
Aspek Ideoplastis Karya ini terinspirasi ketika melihat dan mengamati seseorang yang sedang tidur pulas setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Seseorang tertidur dkarenakan merasakan lelah atau merasakan capek sehingga menjadi ngantuk dan akhirnya tidur, seseorang tidur untuk memulihkan tenaga dari lelah dan capek. Aspek fisikoplastis Karya dengan judul Tidur menggambarkan seseorang yang sedang tidur pulas dengan mata terpejam dan mulut sedikit terbuka yang menandakan tidurnya sangat lelap sampai mengeluarkan air liur. Pencipta mengkomposisikan permainan garis, bidang, ruang, secara harmonis dan menjadi satu-kesatuan yang utuh. Pencipta menampilkan garis lembut yang menggambarkan seseorang yang merasakan ketenangan dalam tidurnya dan pencipta menampilkan ruang pada bagian depan untuk mengimbangi ruang yang ada pada bagian belakang. Bahan yang digunakan pada karya ini beton bertulang penyelesaian akhir menggunakan mowilex natural agar trlihat mengkilat dan alami.
5. SIMPULAN Eksplorasi, eksperimen, dan pembentukan merupakan tahapan penting untuk mewujudkan karya seni patung dengan menjadikan wajah manusia sebagai sumber penciptaan seni patung dan juga sebagai ide pokok dalam penciptaan karya seni patung. Wujud karya wajah manusia sebagai sumber penciptaan seni patung bisa lebih rumit dan bisa lebih sederhana, dengan mengkomposisikan unsur-unsur seni rupa secara harmonis sehingga menjadikan suatu karya seni yang memiliki nilai keindahan. Tehnik yang digunakan dalam penciptaan seni patung berbeda-beda tergantung media yang dipergunakan.
6. PERSANTUNAN Dalam penulisan pengantar karya dan perwujudan karya banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat menunjang keberhasilan tulisan dan perwujudan karya, maka itu melalui kesempatan yang baik ini, pencipta menyampaikan ucapan yang tulus kepada : a) Bapak Dr. I Gede Arya Sugiarta, S.Skar. M.Mum. Rektor Institut Seni Indonesia, Denpasar. b) Ibu Dra. Ni Made Rinu, M.Si., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni Indonesia, Denpasar. c) Bapak Drs. I Wayan Kondra, M.Si. , selaku Ketua program studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. d) Bapak Drs. I Wayan Sutha. S. selaku Ketua minat Seni Patung, program studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar dan selaku pembimbing Akademik, serta sebagai pembibing I atas bimbingannya selama proses prwujudan dan penulisan pengantar karya. e) Bapak Dr. Tjokorda Udiana N. P. S.Sn, SH., M.Hum., selaku Pembimbing II atas bimbingannya selama proses perwujudan dan penulisan pengantar karya. f) Bapak dan Ibu seluruh staf akademika yang banyak membantu kelancaran penulisan pengantar karya ini. g) Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional yang telah membantu pencipta dengan memberikan beasiswa sebagai biaya penunjang dalam proses pembelajaran h) Semua pihak terutama dukungan keluarga dan teman – teman yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini yang tidak dapat pencipta sebutkan satu persatu.
7. DAFTAR RUJUKAN Buda I Ketut, 2010. Patung Lingga Yoni Posmodern, Denpasar, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni bekerja sama dengan Sari kahyangan Indonesia. Dharsono, (2007), Estetika, Rekayasa SAINS, Bandung.
Susanto Mikke, (2011), Diksi Rupa, Kanisius, Yogyakarta. Sunar Dwi Prasetyono, (2008), Membaca Wajahb Orang, Penerbit think, Yogyakarta. Tim Penyusun, (1989), Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Udiana N.P. Tjok dan Sutha. S. I Wayan, 2010. Garis Dalam Seni Rupa, Denpasar, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonenia bekerja sama dengan Sari kahyangan Indonesia. Walgito Bimo, (1980), Pengantar Psikologi Umum, Penerbit Andi,Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajah 3 Januari 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Wajah 19 Desember 2012.
8. LAMPIRAN