WAJAH AUDITOR INTERNAL Df INDONESIA
.
>
I
O/e/7 !-liro TlJoirnan
7P;< 4 (1-/<;(1
g '(.
2000
O(
(Fe
-
PF
KATA PENGANTAR Tulisan dengan judul " Wajah Auditor Internal di Indonesia" ini kami sajikan dalam rangka ulang tahun ke
~
5 Yayasan Pendidikan Internal Audit
(YPIA). Dalam kesempatan ini kami mengetengailkan permasalahan audit internal di Indonesia, pcrkembangan, dan hasil penelitian audit internal sampai saat ini
Pengendalian dalam organisasi masih sering dipersoalkan, mengingat sebagian besar manajemen organisasi masih mempunyai pandangan bahwa pengendalian internal itu dianggap sama dengan internal auditing. Auditor internal dikira bertanggungjawab terhadap baik-tidaknya pengendalian internal. Sedangkan pengendalian internal merupakan tanggungjawab manajemen, dan auditor internal bertugas menguji dan mengevaluasi apakah pengendalian internal dalam organisasi berjalan dengan baik atau tidak.
Tulisan ini di akhiri dengan beberapa pemikiran dan saran lindak terhadap sebagian masalah audit internal yang diketenqahkan. Semoga tulisan ini dapat dijadikan bahan masukan dalam mendiskusikan audit internal di Indonesia.
Bandung, 1"1 April 2000
I-liro Tugiman
'j
~ Ybs. al. Doscn FE UNI'AR, Kclu:! Dewan .scHifika~i QII\. dan Kandidat Doktor l'asc;J.sarjrHl
DAFTAR lSI
Halaman
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . .. . . .. ..' ..................... .
Oaftar lsi ......................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1/
1. Pendahuluan .......................... .
1
2. PengenrJalicln Internal dan Audit
2
3. Perkembangan Audit Internal .................
11
4. Tuntutan Kualitas Auditor Internal ........................
19
5. Qualified Internal Auditor di Indonesia ............. ..
3f
6. Pemikiran ...........................................
32
Lampiran
ii
WAJAH AUDITOR INTERNAL DIINDONESIA Oleil Hiro Tugiman 1. PENDAHULUAN
Auditor internal tradisional cenderung menerapkan fjaya bermusuilan dalam melaksanakan tUfjasnya dan sanfjat sedikit manajer yanfj Illenemna kehadiran perfeksionis yanfj awesif ini denfjan senanfj hati. Saat ini auditor internal perlu melihat adanya
rasa
ketakutan dan ketidakpercayaan
dari
manajemen untuk semua tinfjkatan. Apakah ini harus selalu dihadapi oleh auditor internal ? Apakah auditor internal harus dipandanfj sebafjai oranfj yanfj selalu membawa petaka pada saat melakukan tUfjasnya ? Sudah
saatnya
pemahaillan
terhadap
auditor internal berbafjai
proses
mempunyai
pandanfjan
manajerial dan
luas
berkaitan
serta
denfjan
manusia, yanfj mendasari funfjsi audit internal. Yanfj dibutuhkan oleh auditor internal dalam melakukan tUfjasnya adalah suatu pendekatan holistik, bailwa para manajer dan piilak yanfj diaudit merupakan pribadi kompleks yanfj berjuang dalam suatu linfjkunfjan yanfj menfjhasilkan berbafjai tekanan profesional. Masiil banyak sikap auditor internal yanfj mencari kesuksesan dengan menyampaikan temuan dan menyajikan hal-hal yang tidak menfjenakkan auditee dan manajer. Tidak sedikit auditor internal mulai melaksanakan tUfjasnya denfjan suatu perselisihan, serta menonjolkan kewenanfjan yanfj melekat pada dirinya. Oleh karena itu, auditor internal harus bertindak profesional dalam sefjala hal afjar ia tidak dipandanfj sebafjai seoranfj pemanfjsa yanfj tidak dapat didufja tinfjkah laku dan tabiatnya. Hasil penelitian kami tahull 1997, dari 207 Kepala SPI BUMN / BUMO yanfj telall belajar auditinfj sebanyak 33 oranfj atau 16 %, denfjan penfjertiall audit seperti yanfj diperfjunakan oleh auditor in depend en atau akuntan publik.
Pe[ajaran
auditing
(pemeriksaan
akuntansi)
yan~l
diajarkan
pad"
pendidikan di Indonesia ada[ah auditing untuk mempersiapkan para mahasiswa sebagai
auditor
independen
Sedangkan
untuk
internal
auditing
yang
mempersiapkan mereka sebagai auditor internal, baru beberapa perguruan tinggi, dimu[ai awal tahun 1990-an, dan inipun banyak yang hanya merupakaall mata kuliah pi[ihan bagi mahasiswa yang menekuni bidang akuntansi.
O[eh karena itu dapat dimengerti kalau masih banyak auditor internal sebenarnya belum tahu apa itu audit internal, dan bagaimana melaksanakan audit internal dalam organisasinya.
Yang akan disoroli lebih lanjut dalam tulisan ini antara lain: pengenda:ian internal, audit, perkembangan audit internal, tuntutan [ingkungan terhadap kualitas jasa auditor internal, dan beberapa pemikiran.
2. PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDiT Dalam kesempatan ini perlu diingatkan kembali bahwa pengendalian
internal (internal control) merupakan tanggung jawab manajemen. karena pengendalian internal ada[ah : Internal control is a process, effected by an entity's board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: (1) effectiveness and efficiency of operatior.s; (2) realibi[ity of financial reporting; and (3) compliance with applicau[e laws and regulations 1) Sedangkan peran manaJ0men terhadap pengenda[ian internal menurut Bodnar dan Hopwood ada[ah :
2
" Management itself is responsible for establislling and maintaining an internal control structure, AlthouSlll specific responsibilities for contr'ols may be delegated to subordinates, final responsibility remains with management. Although external auditors, internal auditors, and other parties may be directly concerned with an organizations's internal control structure the ultimate responsibility for this structure remains with management. " 2) Tentang pengendalian internal Arens mengemukakan : "A system of internal control consists of policies and procedures designed to provide management witll reasonable assurance that the company achieves its objectives and goals,"
3)
Dengan demikian pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh semua anggota organisasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi, kualitas laporan keuangan dan dipatuhinya hukum dan peraturan \
perundang-undangan yang berlaku, Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian audit (auditing) adalah : " Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria, Auditing should be done by a competent independent person" 4) Sedangkan dari penulis yang sama di tahun 1994 pengertian auditing masih
menyebutkan
quantifiable
information
dan
an
economic
entity,
Selengkapnya definisinya tahun 1994 selengkapnya sebagai berikut : " Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about quantifiable information of an economic entity to determine and report on the degree of correspondence between the information and establish criteria, Auditing should be done by a competent independent person, " 5) I Bodnar& Roolle)', "Accounting Information Systems
3
Untuk meJaksanakan audit, diperlukan informasi
yang dapat diverifikasi
dan sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Informasi memiliki berbagai benluk, sedangkan krileria untuk mengevaluasi informasi kuanlilalif cukup beragam dan audil dilakukan oleh ornngyangbe~ompeten.
Cashin (1988) mengelompokkan audil ke dalam liga cabang bidang audil yaitu : Independent auditing (audit independen), Internal auditing (audit internal), dan Governmental auditing (audit pemerintah). Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para audilor di setiap cabang auditing di atas adalah sama, kini setiap cabang telall terpisall dan mempunyai tanggungjawab jelas dengan tingkat kebebasan yang berbeda. Sebagai disiplin ilmu, auditing telall berkembang dan telall membiakkan banyak macam bidang audit. Sering terjadi perbedaan pendapat ten tang apa yang akan dicoba dicapai oleil liap macam bidang audit. Bahkan di antara para audilor seringkali terdapat ketidak cocokan tentang batasan yang pasti dari tiap macamnya.
Perkembangan
bidang
audit,
khususnya
audit inlernal,
merengkuh keuangan, pemenuhan kinerja, nilai uang, operasional,
telah sistem
informasi, kepatuhan, projek, manajemen dan efektivitas serta tugas-tugas kilusus lainnya.
Audit Internal (Internal Auditing)
Teori-teori dasar dan konsep-konsep audil telah
menjawab,
bahwa
keberadaan atau aJasan diadakan audit dalam organisasi adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja.
4
Sualu fungsi dapat berbenluk sebuah perusahaan, divisi, deparlemen, seksi, unil bisnis, fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau projek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkalkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Audil internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa (erhadap organisasi. Kegiatan audit internal memeriksa dan menilai efektivitas dan kecukupan dari sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, mengingat pengertian audit internal adalah :
"Internal auditin(J is an independent appraisal function psl.aiJlished within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization."
Lebih
lanjut layanan
6)
yang
diharapkan
dari
auditor internal
adalah
membantu semua level manajemen dalam rangka pertanggungjawaban mereka, yaitu :
Internal auditing is a systematic, objective appraisal by auditor internals of the diverse operations and controls within an organization to determine whether (1) financial and operating information is accurate and reliable, (2) risk to the enterprise are identified and minimized, (3) external regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4) statisfaclory standards are met, (5) resources are used efficiently and economically, and (6) the organization's objectives are effectively achieved .. all for the purpose of assisting members of the orga/lization in the eftective discharge of their responsibilities, 7)
6 1
IIA, "Sland:HdS rOT the I'rofkssiOllal Practice of In!ClTIal Auditing", 1995, Jl J Sawyer, 1996, p 7
5
Hedifinisi internal auditing yan~J telah ditetapkan oleh IIA'S 130ard of Directors pad a bulan Juni 1999 adalah :
" Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effetiveness of risk management, control and governance processes." 8)
Perbandingan Konsep Kunci Pengertian Audit Internal Lama 1947
Baru 1999
- - - - - - - "---'. 1.
Fungsi
penilaian
independen
yang
1.
Suatu aktivitas independen objektif
dibentuk dalam suatu organisasi
- - - - - _...
--"_.'--2.
Fungsi penilaian
_
....- ....-
2. Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsuitasi
3.
Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas
3. Oirancang untuk memberikan
nilai
organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi
--
4.
Membanlu organisasi
'---
agar
......
para
anggota
4.
....
Membantu
.......
analisis,
arganisasi
dalam
..... _ - - -
usaha
mencapai tujuannya
menjalankan
_ _- _ _
hasil
meningkatkan
__._... __. __ _-_ _--_._--_
tanggung jawabnya secara efektif Memberi
serta
kegiatan operasi organisasi
......
dapat
.... _ - - - - - _ ... ...
tambah
suatu
......
..... ........ .
penilaian,
5.
__ __ _ - ...
..
Memberikan suatu pendekatan disiplin
rekomendasi, konseling dan informasi
yang sistema tis untuk mengevaluasi
yang berkaitan dengan aktivitas yang
dan
dikaJi dan menciptakan pengendalian
manajemen resika, pengendalian dan
efektif dengan biaya yang wajar
proses pengaturan dan pengelolaan
meningkatkan
organisasi
'Krog!.lad, JOU!ll
JJ
6
keefektivan
- - _..._--"_.
PertimlJangan yang yanu mendasari definisi baru adalah : 1. GamlJaran tentang profesi audit internal secara lelJih baik akan diperoieh dari selJerapa baik jasa/pelayanan yang diberikannya, bila dibandingkan dengan siapa yang melaksanakannya atau apa saja jasa yang dapat diberikan. 2. Agar tetap bertahan, profesi auditor internal harus dapat dianggap sebagai pemberi nilai tambah bagi organisasi. 3. Auditor internal perlu mengadopsi semua sudut pandang dari seluruh rantai nilai (value chain). 4. Struktur konseptual audit internal harus dapat menjangkau
hal~hal
di luar
berbagai proses inheren yang dilakukannya, untuk mencerminkan auditor internal sebagai pendorong tersedianya jasa organisasional. 5. Standar dan pedoman profesi yang lainnya harus tidak sekedar menjadi pedoman bagi anggota profesi, namun juga harus dapat mensimbolisasikan kualitas/keahlian khas auditor internal kepada pasar. ~~~-~----,
"-'~"'--------
Sedangkan ruang lingkup dari audit intemal adalah : .. The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization's system of internal control and the Cjllillity nf performance in carryng out assigned responsibility."
9)
Sejalan dengan Ilal di atas, maka Institute of Chartered Accountants in Austr'alia tentang ruang lingkup auditor internal mengemukakan :
.. The scope and objectives of internal audit very widely and are dependent upon
the size and
requirement of its management.
9
!fA, !995, P 29
7
structure of the' entity and
the
Normally however internal audit operates ill one or more of the following (1)
I~eview
of the
accounting
system
and
related
internal
areas:
controls;
(2)
Examination for management of financial and operating information; and (3) Examination of the economy, efficiency and effectiveness of operations including. non--financial control of an organization."
10)
Tentang keberadaan audit internal Inl Institute of Directors in Southern Africa dalam kode etiknya (The Code of Corporate Practice & Conduct) menyatakan sebagai berikut : " Companies should have an effective internal audit function that has the respect and co-operation of both the board of directors and management. "
11)
Gila dibandingkan audit internal dengan audit eksternal dari berbagai aspek pelayanan akan nampak sebagai berikut :
12)
Layanan Audit Internal dan Eksternal
----_.
__Aspek _- ----
Internal
Eksternal
..
Konsumcn Fokus
Manajer/l
.-_._.
..
..•
Pemegang Saham Resiko Laporan Keuangan
.. - ........-._--.---_._--.-----------------_._---
Orientasi
Saat ini dan yad
Yang lalu sampai saat ini
Pengendalian
Langsung
Tidak Langsung
Kecurangan
Langsun 9
Tidak Langsung
Kebebasan
Objectivitas
Berdasar status
I<egialan
Proses yan9 sedan9 berjalan
Tiap periode akuntansi
(0
II 11
leAA, "Auditing !!anbook", 1994, p 76 Barlow, : "nlC l3usincss Approach to Internal AUditing", 199.5, p 4 J 3 Barlow, 1995, p 45
8
Di Indonesia keberadaan audil inlernal alau saluan pen\Jawasdn inlern (SPI) pada BUMN berdasarkan kepada r~eraluran Pemerinlah Nomor 3 lahull 1983 (PP) pasal 45 dan BUMD berdasarkan Peraluran Menleri Oalam Negeri Nomer 1 lallun 1984 yang isinya : 1) Kecuali unluk badan usaha milik negara yang dianggap lidak perlu, pada seliap badan milik negara dibentuk saluarl pengawasan inlern yang
merupakan
aparatur pengawasan
intern
perusahaan
yang
bersangkutan. 2) Satuan pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam ayal (1) pasal ini dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Oirektur Utama Perjan, Oirektur Ulama Perum, dan Oirektur Ulama Persero yang bersangkutan. Keberadaan audit internal di BUMN ditegaskan kembali dengan P.P Nomor 12 tahun 1998 untuk BUMN yang berbentuk Perseroan Terbalas (PT), dan PP Nomor 13 tahun 1998 untuk BUMN yang berbentuk Perusallaan Umum (Perum). Pada umumnya keberadaan audit internal pada Badan I JsaIJa Milik Swasta (BUMS) dan organisasi lainnya diatur dalam anggaran dasar organisasi yang bersangkutan. Auditor internal yang sampai saat ini masih banyak yang
bersifal
konvensional dan bersikap sebagai "mala lelingga" pimpinan erganisasi harus berubah sebagai mitra dalam organisasi untuk bersama dengan manajer lainnya agar
tujuan
organisasi
tercapai,
dengan
tugas
pokok
rnenguJI
sislem
pengendalian inlernal (internal control) agar berjalan dengan baik. Mengingal pentingnya peran audit inlernal ini, maka dalam Slandar Profesional Akunlan Publik di Indonesia (IAI, 1994) paragrap 23 dan 27 dikemukakan :
9
, "J
Jika pekerjaan audilor inlern diharapkan mempunyai dampak lerhadap prosedur
audil,
hal
ini
akan
efisien
jika
audilor
dan
audilor
inlern
mengkoordinasikan pekerjaan Illereka dengan : (1) menyelenggarakan rapal berkala; (2) menjadwalkan pekerjaan audil; (3) memberikan keseillpatan akses ke kertas kerja audilor intern; (4) mereview laporan audit; (5) membiearakan kemungkinan adanya masalah akuntansi dan auditing yang ditemukan. Konsep kemitraan dalam audit internal dapat memberikan berbagai jenis pelayanan yang diharapkan oleh organisasi dari auditor internal yang berkualitas dapat membantu mengevaluasi bidang-bidang : (1) pengendalian akunlansi internal; (2) keuangan;
peneegahan dan pendeteksian (4)
pemeriksaan
ketaatan;
(5)
keeurangan;
(3)
pemeriksaan
pemeriksaan
operasional;
(6)
pemeriksaan manajemen; (7) pemeriksaan kontrak; (8) peilleriksaan sistem informasi I EDP; (9) pekerjaan dalam pengawasan internal; (10) pengembangan kualitas internal; dan (11) hubungan dengan entilas di luar perusahaan.
13)
Dad hasil audil, inforillasi harus dikomunikasikan dengan unil yang bersangkulan. Dalam Illengkomunikasikan temuan seorang auditor internal dituntut bersikap sebagai teman sejawat dan bukan bergaya polisi atau jaksa.
Dalam menindak lanjuti informasi, bila perlu, audilor internal dapal Illembanlu unit yang bersangkutan, keeuali yang bersifat keeurangan harus dilaporkan seeara tegas dan lugas.
11 Hiro, "Pandangan Bani Jlltcma! Auditing", 2000 hln 130
10
3.
PERKEMBANGAN AUDIT INTERNAL 3.1 Audit Internal sebagai profesi Perkembangan audit internal untuk dikatakan profesional jauh tertinggal bila dibandingkan dengan perkembangan audit eksternal seperti nampak berikut :
(1)
Di Amerika Serikat
14)
External First trainning school/university
Internal
1881
First professional organization:
1886
AICPA
1941
The Institute of Internal Auditor (IIA) First state licensing and examination
1896 1974
First CIA examination Professional journals first published
1905
Journal of Accountancy
1 ~4J
The Internal Auditor Formal Code of Ethics Standards for Professional Practice
I'
Sawyer, !996, p 18
Jl
1917
1968
1954
1978
(2)
Oi Indonesia
10)
Keterangan
Eksternal
Pendidikan pertama pembukuan (bookkeeping)
1915
Pendidikan audit internal (Se/abintana) Pendidikan akuntansi (U.I)
1982 1953
Pendidikan audit internal di P.T. (a.1. UNPAD)
1993
Pendidikan qualified auditor internal (QIA)
1995
Undang-undang (No. 34) mengatur gelar akuntan
1954
Sertifikasi QIA
1996
Berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
1957
Berdirinya FK SPI BUMN/BUMD Berdirinya
Perhimpunan
Auditor
1985 Internal
Indonesia (PAil)
1999
Kongres pertama IAI
1962
Munas pertama FKSPI BUMN/BUMD Norma Pemeriksaan Akuntan
1986 1973 1985 •
Norma Pemeriksaan SPI BUMN/BUMD
1995
Standar Profesional Audit Internal (buku) Kode Etik Akuntan (Publik)
1973 1995
Kode Etik SPI (auditor internal) Majalah Akuntansi Pertama kali terbit Majalah SPI pertama kali terbit
,I
Internal
1960 1988
I. /.0 I hKk i.iang, The Auditing Framework in ASEAN hal J 1·38 dan lladori Junus, I ljslory or Accounting ill Developil1g Natiolls, The C:lse orlnuoncsia, 1988
2_ FKSP[ IlUMNID, tidak Icnnasuk auditor illlc11lal BUMS "') Disusunkan I3PK!'
12
Dari
informasi
dimuka
ballVva
audit
internal
berusaha
ketin~malannya dalam memenuhi kriteria profesional seperti berikut :
mengepr
16)
Kriteria Profesional
No
Criteria
Internal Audit IIA
SPI
- - - - . - -...
3.2
~-
" "
1.
Service to the public.
2.
Long, specialized training for entrants.
1941
1995
3.
Subscription to a code of ethics.
1968
1996
4.
Membership in association and attendance at meetings.
1941
1985
5.
Publication of joumals aimed at upgrading practice.
1943
1988
6.
Examinations to test entrants knowledge.
1974
1996
7.
Licensure by the state or certification by a board.
1974
1999
8.
Standard for Profesional Practice (buku)
1978
1995
Pergeseran kegiatan audit internal Survai dari IIA (1975) menunjukkan telah terjadi perubahan yang cukup siqnifikan, di mana porsi laporan hirJClno kp.IIAnOCln dari tallurl 1968. 1975 dan tahun 19I9 turun menjadi 41 %. 2I % dan 16 %. Namun di Inggris di tahun 19I5. laporan audit internal bidang keuangan masih dominan yaitu 89 % dengan tugas sebagai internal check. Survai IIA tahun 19I9 (Chasin 1988) menunjukkan bahwa laporan auditor internal makin ditujukan kepada level manajemen yang lebih linggi yaitu tahun 19I9 sebesar Ii % jauh lebih besar bila dibandingkan tahun
1968 hanya 4I % dan bahl
!6
Sawyers, 1996, p 18; FKSI'I I3UMNID, VP[A, Dewan Scrtifikasi QIA, dan PAil, 1999
13
lainnya
rnernperliilatkan
bahwa
bidan~J
audit
non-keuangan
sernakin
rneningkat dengan 11 'Yo (1957) menjadi 12 % (1968) can 17 % (1979). Laporan survai Harvard University (Charnbers, 1981 ( rnenunjukkan bahwa audit internal telah rnenangani sekitar 30 % efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan.
Di samping
itu audit internal
semakin
banyak
rnernberikan pelayanan kepada rnanajernen di mana aktivitas audit tidak lagi terfokus pad a bidang keuangan namun telah banyak ke bidang operasional antara lain produksi, penjualan, distribusi, dan personel. Hal ini nalYlpak pada tabel di bawah, bidang-bidang di luar keuangan semakin b;lIlyak mendapatkan perllClliClrl audit internal.
17)
Cakupan Audit Internal di luar Bidang Keuangan
1964
1975
(%)
(%)
64
79
Bidang
EO P
~r~:nizationa~1
c_on_tro_I__
~. ~ ___
___--L_ _ _ : :
_1__ :~ J
Tabel berikut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan audit bidang keuangan dari auditor internal menurun dari 73 % di tahun 1968 menjadi 58 % di tahun 1975 (IIA U.S, 1976; IIA UK, 1977)
"Challlhc(~, "In(ernal twJilillg", 1981. P II I~ Ch:Jlllilcrs, 1981, P !5
14
15)
Proporsi Laporan Auditor Internal Bidang Keuangan
1968
1975
(%)
(%)
UK (per UK survey)
Not available
89
US and Canada
Not available
61
Else where
Not available
51
World wide
73
58
Uraian
Chambers mengemukakan lebih lanjut bahwa jumlah auditor internal dibandingkan
dengan
keseluruhan
pegawai
dalam
perusahaan
menunjukkan bahwa 1 (satu) auditor internal di Amerika Serikat (1957) untuk jumlah pegawai 1.200, dan di Jerman (1973) 1 (satu) auditor internal untuk jumlall pegawai -1.429, sedangkan pertumbuhan jumlah auditor internal (survai IIA, 1975) sangat lambat, tidak lebih dari 1 % per tahun. Pertambahan jumlah auditor internal tahun 1968 dibandingkan tahun 1975 hanya ncdk 7 %. Hasil
survai
IIA
(1980)
mengemukakan
bahwa
latar
belakang
pendidikan auditor internal tahun 1968 sebanyak 65 % bidang keuangan dan turun menjadi 56 % di tahun 1975 dengan dilengkapi spesialis bidang EOP, hukum, pajak, dan teknisi. Oi samping komposisi staf audit internal di atas, yang mendalami spesialis komputer pada tahun 1976 mencakup 8 % dari seluruh karyawan di audit internal. Hal ini dapat dimengerti sebagai akibat kemajuan IPTEK, khususnya komputer. Oleh karena itu, di Amerika Serikat sangat populer ungkapan : "Ali internal auditors must be computer auditors".
15
f~ada
tahun 1975, hasil survai di SOO perusahaan telah dibentuk audit
kornite, T7 % auditor internal
secara teratur rnengadakan pertemuan
dengan audit kornite. Hubungannya dengan auditor eksternal (di Jerman) pada tahun 1973 sebanyak 92 % auditor internal bekerjasama dengan auditor eksternal, sedangkan pada tahun 1965 baru 65 %. Brink dan Witt (1982) rnengernukakan bahwa laporan auditor internal dari tahun
ke
tahun
menunjukkan
bahwa
laporannya ditujukan
rnanajernen yang sernakin tinggi seperli berikut :
ke
19)
Penyarnpaian Laporan Auditor Internal dalam Presentasi
President
7
10
11
18
Vice President
16
31
32
46
Controller
42
32
20
11
Others
28
21
30
20
100
100
100
100
Total
Laporan auditor internal BUMN, BUMO, BUMS, dan organisasi di Indonesia pada umurnnya ditujukan kepada Oirektur Utama atau pirnpinan tertinggi organisasi.
19
ChambClS, Inl,!, 177
16
Tentang altitude dan role auditor internal Pittsburgh n18I1CJ(FHnbarkan sebagai berikut :
20)
Attitude dan Hole Auditor Internal
r-------~----------------_,------
Attitude
Number-
%
11
26
-
48 Positive Mixed
1
---------
Hole
--
Teacher -------- - - - - - - - - - - - - - - - - - - Policemen
Number
%
3
11
100
Dari hasil survai ternyatil iluditnr intp.rnill ilffiflr0p. hclllya dipanclang posilif 24 % dan rolenya sebagai guru alau penasehat hanya 11 %_ Sikap inilah yang ingin diperbaiki oleh para praktisi audit internal, seperti yang dikemukakan oleh Courtemanche (1982) : However, auditing will be well advised not to be the one to provoke a dispute and that il behaves professionally in every way, in order to avoid being viewed as an unpredictable predator by the organization al/arge_
10
Sawyer, 1996, p 1225
17
Dengan
deillikian,
audit internal tidak diharapkan
sebagai
pernicLJ
perillasalahan dan oleh karena itu auditor internal haws bertindak profesional dalalll cara apapun untuk Illenghindarkan anggapan sebagai peillangsa yan~J tidak dapat diraillal oleh organisasi secara luas. I
(Review Franciuse de f'Audit Interne, Instite Francais des Auditeurs at Controleur Internes), telall Illeyakinkan bahwa konsep keillitraan ini juga dianut oleh sebagian auditor internal di lum Aillerika Serikat. Konsep
keillitraan
merupakan
pendefinisian
ulang
yang
radikal
terhadap hubungan antara auditor internal dan Illanajelllen. Pada kenyataannya konsep keillitraan telah Illeillberikan arah yang patut ditelllpuh oleh auditor internal apabila ia ingin melllenuhi berbagai persyaratan yang dituntut oleh hubungan pelaporannya yang baru sehingga ia dapat meneillpatkan dirinya secara efektif dalalll lingkungan auditnya. Konsep keillitraan ini cukup radikal dan sering dianggap sebagai penyangkal terhadap pandangan kebebasan peilleriksaan dan peillbelot kepada pihak Illanajelllen.
Pada ulllulllnya usaha untuk Illenolak konsep keillitraan dalalll audit internal dapat dianggap sebagai suatu tanggapan emosional yailu usaha untuk Illeillpeliahankan status quo yang selailla ini telah ada. Konsep keillitraan sesungguhnya tepat untuk dilaksanakan pada saat ini dan sesuai dengan realita jaman dan keterbukaan.
18
4.
TUNTUTAN KUALITAS JASA AUDITOR INTERNAL
4.1. HasH penelitian Hasil penelitian berikut khusus yang menyangkut auditor internal BUMN dan BUMO, sedangl\an untuk BUMS atau organisasi lainnya penulis tidak tahu. Namun demikian dengan kondisi auditor internal di BUMN yang lebih dari 150 perusahaan dan BUMO yang jumlahnya lebih dari 600 perusahaan dapat menggambarkan kondisi auditor internal di Indonesia. (1)
Hasil penelitian penulis
Pada tahun 1997 penulis telah melakukan penelitian yang hasilnya nampak berikut: a. Kemampuan dan bantuan auditor internal
Hasil survai terhadap Oireksi BUMN/BUMO terhadap kemampuan dan kontribusi audit internal dalam perusahaan memberi jawaban sebagai berikut:
21)
BUMN
BUMD
Jumtah
Jumlah angket : a. Olklrim
180
120
300
b.
69
38
107
Uraian
1.
Jawaban (dalam prosentase)
-----
2.
-"--.-.-~-......
_-_
..
(32 %) (36 '%) (38 %) -_._.- -_.-.\-
Jawaban alas keberadaan SPI (audit internal) : a. Kemampuan auditor:
3
3
1)
Sangat baik
2)
Baik
3"7
13
50
3)
Cukup
29
25
54
4)
Kurang
22
14
36
Cukup membantu
49
18
67
Kurang membantu
3
Jumlah b.
Sanluan auditor: 1) Sang at membantu 2) 3)
. - - - _ . _ - - - _ .._-
)1
..- - - - - . - -
=========--=---_._---_ . _. __.----_..._. . _. 74
Jumlatl
--~
~.-
IlilO, "Karya Ilmi
19
33
_
.~.'::':':_.....L_
4 .•.••
•..... _107 .. __....
Dari data di depan kemampuan audit interrwl yang diang9i.1p
(1)
sangat baik dan baik sebanyak 53 (50 %); dan (2) dinilai cukup sebanyak
54 (50 %) dari 107 responden yang menyampaikan jawaban. Sedangkan yang dinilai : (1) sangat membantu sebanyak 36 (33 %); dan (2) dinilai cukup membantu dan kurang mcmbantu sebanyak 71
(67 %) dari 107 responden yang menyampaikan jawaban. Pengetahuan audit yang didapat bagi auditor internal
adalah
mereka yang mempelajari bidang akuntansi/keuangan. Bertitik tolak dari pemikiran ini maka 207 kepala audit internal telah mempelajari auditing hanya berjumlah 33 (16 %). Oleh karena itu kalau auditor internal baru
33 % dirasa membantu dalam perusahaannya, tidaklah berlebih-Iebih mengingat sejumlah 174 (84 %) auditor internal BUMN/BUMD secara formal belum pernah mempelajari auditing.
b. Pendidikan umum Kepala Audil Inlemal BUMNIBUMD
Survai
yang
kami
lakukan
dad
207
kepala
audit
internal
BUMN/BUMD yang memberikan jawaban menggambarkan komposisi pendidikan umull1 sebaljai uerikut :
II
/lifO, 1997 bIn [08
20
22)
Pendidikan UIl"lurn ~.~~~~.-.~--
1.
Bidang
. -.•- - -.•
S- 2
BUMN
--.-~
.. .. ~~
-~.-~.
---.~
1)
Keuanganiakuntansi
1
2)
Eko nornl/manajemen
2
3)
Lain nya (adm//lukum)
2
BUMD -.--~
-~~~-
2.
.~.-
--
5 ..•
•..
S-1
--~-
SLA ~---~-
..
-~---~
Eko nomi/manajemen
60
23
83
3)
Tek nik
24
2
26
4)
Pert anianikehutanan
7
3
10
5)
Huk um
3
3
G
6)
Lain nya (adm dan lain·lain)
5
_..
~
-
.•
8
3 ....
.•
_- ..__.---_..--..
44
113 ..• _ - - -
--.---
"-~--'-
157 -"'-~
...--.--...
1)
Keu anganiakuntansi
5
3
8
2)
Eko nomilmanajemen
7
7
14
3)
TAkn ik
4
4)
Lain nya (adm//lukum)
7
Jumlah
..
-.~
2)
5
23 .
-~.-~..
4.
-
24
---~--------·--~I····-·----
.~.~~
..
10
.. ..
.•.
---~
SLA dan sederajat
-.--~~
..•
~-~
Jumlah 1 + 2 + 3 + 4
.•....
~-
-
8 ...- - ...- -.. ~.. 35 12
- - - -...
..•
7
. .-.-~--.--
..•
5
14
Jumlah
..........
_-
~-~
Keu anganiakuntansi
..
0-3
_ ...-
1)
.. _-------_._ ..•
3.
.••....
2
.-~.-.-~-.
Jumlah
Jurn!ah
---_.- .. 148
12
~.~.--~
35
~---
59
207
Dari data di atas ternyata pendidikan umum dari kepala audit internal BUMN/BUMO cukup memadai, dimana : (1) untuk BUMN yang berpendidikan umum 0-3 keatas sebanyak 141 (95 %) dari 148 orang; dan (2) BUMO sebanyak 56 (95 %) dari 59 orang. 21
PendieJi/wn Audit Internal
C.
Pelldidikan
audit
internal
dimulai
tahull
1982
BPKP/Departemen Keuangan atas bantuan Bank Dunia.
oleh
Beberapa
BUMN/BUMO (karena kebutuhall internal), telah melakukan pelatihanpelatihan audit yang pad a umumnya bekerjasama dengan BPKF' dan Badan
Pendidikan
dall
Latihan
Keuangan
(BPLK)
Departemen
Keuangall. F'elatihan untuk auditor internal antara lain : (1) dasar-dasar pemeriksaan;
(2)
Pemeriksaan
Operasional;
(3)
Psykologi
dan
Komunikasi pemeriksaan; (4) Pengelolaan tugas pemeriksaan; (5) EDF' audit; (6) sampling statistik dalam pemeriksaan; dan (7) Pengetahuan F'enyidikan. Dar-i 107 BUMN/BUMD yang pernah mengikuti pelatihan (tanpa memperilatikan jumlail yang mengikuti pelatihan) dari berbagai jenis pelatiilan di atas sebagai berikut : -~
........- ..
---~
•..- - - - - - - -
8UMN
Janis Pelaliilan
8UMD
Jumlah
_____.__ .. ~~}at~. responden yan8..~n.",18~n:r'ja~w~a~b. __._~__ ~._~ __ "._.~?~__._38_ _ _ ._... _~_~~?_.. 1.
[Jasaf-dasar pemeriksaan
2.
Pen1criksaan operasional
65 _ _ _ _ _ _ _+........l(:c.94c_O/~)_ 59
_.•_..-_•.•.. _......__._--_._.. _ •. _ - - - - - 3.
Psyko!ogi dan komunikasi perneriksaan
___+----'(8:::5:...':.::1,)._
61
26
91
(68 %) ____ ~85Y,I 15
74
.....Q\l"/o) __(~!oL 12
73
_ _ _ _ ~ _ _ _ .~.._....._ _ _ _ _ _--l_.I;(8",8'-o/"'-')L...+-,(",3.'..1.c:%'-'.). . ~_Y'L 4.
56
Pengelolaan lugas pemeriksaan
11
67
____.___ ~(81.0/0.L... __{29.."io.L___ (6J. 5.
EOP audit
- _ _-----.•.
G.
Sampling statistik dalam pemeriksaan
_. ____._ _ _ .. _.._.... _~._..._ _ _ _.. _ 7.
32
9
41
(46 %)
(24 %)
(38 %)
24
8
32
_. __ ......fl5
"/oJ. _ ....12 1 ';/,_)_. _ 130..'l'oL
20
Pengetahuan penyidikan
o/,t
G
26
L..._ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _. _ _ _ _J..........l(.=. 29 "-..C%'-'.)_..L....l..(1:..:6:...c::.%)_ . .-'24 %)
22
Oari data di depan narnpak bahwa untuk : (1) Oasar-dasar perneriksaan;
(2)
Perneriksaan
operasional;
(3)
Psykologi
dan
kornunikasi perneriksaan; dan (4) Pengelolaan tugas perneriksaan lebih dari 80 % BUMN pernah menugaskan staf audit internal untuk mengikuti pelatihan.
Sedangkan
auditor internal
BUMO
baru
68 %
pernah
rnengikuti pelatihan dasar-dasar pemeriksaan dan jenis pelatihan lainnya masih
sangat
jauh
yaitu
ilarnpir
semua
BUMO
dibawah
40
%
rnengirirnkan stafnya mengikuti pelatihan.
(2)
Hasil peneiitian Prof.Dr.Hj. KoesbandijaiJ Kesimpulan hasil penelitian Koesbandijah antara lain:
23)
a. Sistern pengawasan intern pada : (1) perusahaan BUMN merupakan suatu perintah (mandatory); (2) perusahaan PMA sistem pemgawasan intern tidak dilembagakan (built in); dan (3) perusahaan PMON sistern pengawasan intern bukan merupakan keharusan (compulsory), hln 213. b. Perusahaan BUMN secara resrni terdapat pengawasan meiekat, narnun karena pengolahan yang tidak profesional dan orienlasi vertikal secara birokrasi yang rnasih kuat perusahaan rnenderila rugi lerus menerus. Oleh karenanya tidak dapat rnernenuhi misi yang diemban (hln 214-
215). c.
Pada perusahaan BUMN eksistensi sistern pengawasan intern memang telah
digariskan
(mandatory),
pengawasan
secara
nyata
mernang
dilaksanakan narnun tidak dihayati sebagairnana seharusnya karena kendala SOM baik secara kualitas maupun kuantitas tidak memadai (hin 221 ).
H
Kocsbandij3h," Discrtasi", 1996
23
(3)
Hasi/ pene/Wan Prof.Dr. Suriplo Samid
l<esimpulan hasil penelitian Suripto Samid antara lain: a. Satuan
pengawasan
intern
dan
24)
gaya
kepemimpinan
partisipatif/pimpinan operasi serta persepsi bawahan seeara bersama berpengaruh posHif terhadap upaya manajemen melaksanakan tugas pokok PT. Perkebunan. Kesimpulan ini mengandung makna bahwa satuan pengawasan intern menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada direksi PT. Perkebunan yang akan dipakai sebagai bahan pertimbangan.
Bahan-bahan
pertimbangan
tersebut diperoleh
dari
pelaksanaan tugas pengawasan fungsional atas kegiatan unit kerja perusahaan. (hln 208). b. Satuan pengawasan intern dan gaya kepemimpinan partisipatif pimpinan operasi yang mempengarulli persepsi bawahan serta upaya manajemen melaksanakan
tugas
pokok
PT.
Perkcbunan
berpengaruh
positif
terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa
satuan pengawasan intern
berpengaruh
seedld liuak langsung terhadap peningkatan profitabilHas perusahaan dan kesimpulan ini menganuung makna bahwa pekerjaan pemeriksaan olell satuan pengawasan intern dilaksanakan dalam usaha memastikan
,
atau menetapkan bahwa semua kegialan perusahaan sesuai dengan kebijakan, stategi, rencana, program kerja, norma dan standar yang telah dianalisis, dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. (hln. 209).
l'
StH'ip!o Saillid. "Discrfasi", ! 996
24
c. Saluan
pen(jawasan
rnen(jelllban(jkan
inlern
diharapkan
profesionaiisille
dalarn
dapal
Illeningkalkan
dan
bidan(j
pengawasan
a(jar
rnalTlpu Illelaksanakan lU(jasnya seba(jai pernbanlu direklur ulailla sesuai dengan fungsinya.
Selain dari pada
ilu
SPI
harus berani
Illenyaillpaikan rnasalah yang diperoleh pad a waklu Illelaksanakan perneriksaan sesuai dengan fakla dan kondisi yan(j ada dan selanjulnya rneillberikan
saran-saran
perusahaan.
Oernikian
suasana
yang pula
peilleriksaan
konslruklif
hendaknya
yang
unluk
kepenlingan
SPI lurul Illenciptakan
kondusif
artinya
dengan
rnengutarnakan pendekatan partisipatif (patticipative approach), agar pelaksanaan pelTleriksaan dapat bantuan dari orang atau bag ian yang diperiksa dan berupaya agar pengawasan rnenjadi suatu yang Illenarik dan bukannya sesuatu yang hasrus ditakuti. (hln 218)
(4)
Hasil
pene/dian
Kantor
Menteri
Penanarnan
Modal
dan
Pendayagunaan BUMN
Hasil
penelitian
dari
Kantor
Menteri
Penanarnan
Modal
dan
Pendayagunaan BUMN tentang personalia satuan pengawasan intern (SPI) BUMN di dapat inforrnasi berikut : 25) a. Jurnlah BUMN yang diteliti sebanyak 136 perusahaan b. Personalia yang bertugas dilingkungan SPI sebanyak 2.796 orang. c. Tingkat pendidikan UIllUIll auditor internal: (1) 44 % SLA .- 03; (2) 53 % S1; dan (3) S2 3 %. d. Slatus penugasan lena(ja dilingkun(jan SPI 89°/', sebagai audilor dan 11 % non audilor. e. Kualifikasi auditor inlernal 13 % telah berserlifikasi Qualified Internal Audilor (OIA) dan 87 % belurn bersertifikasi.
1~
Kantor Mcncg I3LJMN. Laporan tanggal 26 Aguslus 1999
2S
v
(5)
HasiI pellelilian pellulis
Penulis sedang
melakukan
penelitian
" Pengaruh
auditor
internal
terhadap upaya meningkatkan pengendalian internal dan kinerja perusahaan " terhadap 102 BUMN dan BUMO yang terdiri dari 54 perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan industri, 18 dalam bidang jasa, 20 dalam bidang perbankan dan asuransi, serta 10 perusahaan dalam bidang perkebunan yang hasilnya sebagai berikut ini.
26)
a. Persepsi manajer puncak berkorelasi erat terhadap : (1) kualitas jasa auditor internal sebesar 30,79 %; (2) Pengendalian internal sebesar 17,17 %; (3) kinerja perusahaan sebesar 23,86 %. (hln 179) b. Kualitas jasa auditor internal berkorelasi secara nyata terhadap : (1) persepsi manajer produksi 34,58 %; (2) manajer keaungan 25,32 %; (3)
pengendalian
internal
19,05
%;
dan
(4)
terhadap
kinerja
perusailaan sebesar 22,87 % (hln 180). c. Pengendalian internal berkorelasi secara nyata terhadap kinerja perusahaan sebesar47, 06 % (hln 181).· d. Pengaruh
manajer
puncak,
kualitas
auditor
internal,
dan
pengendalian internal teriladap kinerja perusailaan masing-masing sebesar 3,37 %, 3,01 % dan 20,49 % (hln 209).
16 I liTO," Dra( Laporan PCIlc\i[ian ". 2000
26
Oari Ilasil penelilian Dutir 4.1 di depan dapat dikernukakan anIma lain: (i)
Kernarnpuan dan bantuan auditor internal terlladap pencapaian tujuan organisasi rnasill jauh dari yang seharusnya.
(ii)
Pendidikan
audit (urnurnnya
audit akuntansilkeuangan)
para
auditor internal BUMN dan BUMO baru 16 % pada pertengahan tahun 1997. (iii)
Satuan pengawasan intern pad a perusahaan BUMN pelaksanaan tidak dihayati sebagai rnana seharusnya.
(iv)
Satuan
pengawasan
intern
perlu
rneningkatkan
dan
rnengernbangkan profesionalisrne dalarn bidang audit. (v)
Manajer puncak berkorelasi erat dengan kualitas jasa auditor internal, pengendalian internal, dan kinerja perusahaan.
(vi)
Kualitas
Jasa
auditor
internal
berkorelasi
erat
dengan
pengendalian internal dan kinerja perusahaan. (vii)
Pengendalian
internal berhubungan
songot erat dan
sang at
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. (viii)
Sarnpai akhir Agustus 1999 auditor internal dilingkungan BUMN yang bersertifikasi (OIA) baru 13 % dan sebanyak 87 % belurn bersertifikasi.
27
4.2
Pemikiran-pemikiran tentang peningkatan kualitas auditor internal dan nilai tambah (added value) Dari berbagai pemikiran para ahli pada umumnya mereka sepakat kalau
audit
yang
dilaksanakan
oleh
auditor
internal
yang
berkualitas
akan
meningkatkan nilai tambah (added value) organisasi. Beberapa pendapat para ahli terse but an[ara lain: (1) Keberadaan audit komite akan meningkatkan
efektivitas audit
internal (Kalbers and Fogarty, A Journal of Practice & Theory Vol 12 No.1, Spring 1993 pp 38, 41 dan Bean, Journal of Accountancy, January 1999 p. 52). (2) The Auditing Business: " ............... In recent inteNiews they spoke about that they feel they bring to the internal audit departement; how tlley view internal auditing's potential for adding value; and what internal auditors as a group and as individuals need to do to remain valued busines partners ...... " (Greevy Cs, Journal IIA, October 1996, Vol. LIII : V p. 44) (3) Adding Value : Creating value has become a matter of sUNival (Walz, Journal IIA, February 1997, Vol. LlV: I pp 51 - 54) (4) Measuring Success Internal Audit (Applegate Cs, Journal IIA, April 1997 Vol XIV: II pp 62-67) (5) I nternal auditors who are focused on communicating with their HR departments can add value in tangible ways (Sawyer, Journal IIA June 1997 Vol LlV : III p 21).
28
(6)
... , the competency of internal auditors and its assessment, and the qualification (academic and professional) required of internal auditors. Professional education and training are available in most countries through associations of internal auditors, public accounting firms,
..... , and conference organisers. (Birkett Cs,
IIA Global
Competency Framework for Internal Auditing Project, Executive Summary Report October 1997, pp i, ii). (7) Run it (internal auditing) like a business i.e serve customer, product, risk management business, competition, new area ... (Breakspear, JournalliA February, 1998 Vol. LV: I pp 27-29) (8) Here's how one internal audit departement changed its customer service philosophy and practice (Howard, Journal IIA April 1998, Vol LV: II p 65). (9) The value -added Compliance Audit (Cahill, Journal IIA June 1998, Vol LV: III p 28). (10) Adding Value
with Digital Analysis: Internal auditing's quick and
revealing data analysis proves invaluable in the acquisition process (Negrini, JournalllA, February 1999, Vol. LVI: I pp 21 - 23) (11) Internal auditors who want to added value must look a head, rather than behind (Holzinger). Tile change audit
"Can internal auditors
get a head of the change value (Bachman). (JournaIIlA, June 1999, Vol LVI: II pp 11,40-41) (12)
Managing
External Auditor Relationships : Capitalizing
common ground between external and internal auditing can create mutual benefits
the
standards
for auditors in both camps (Engle,
Journal IIA, August 1999 Vol LVI: V p 65 - 69).
29
on
(13)
Where We're Going
How the new definition of internal auditing
impact the profession's evolution ... Internal auditing is an
to
added value and inprove an organization's operations .... " (Krogstad Cs, JournalllA, October 1999, Vol LVI: V pp 27-33) (14)
Audit professionals share their solutions to the Y2K problem, as well as a few lessons they learned. (Figg, Journal IIA, December 1999 Vol. LVI: VI pp 36 - 42)
(15)
Measuring Performance: A new research study identifies the top five performance measures for evaluating internal audit departement effectiveness: (a) Staff experience; (b) auditing viewed by the audit committee; (c) management expectations of internal auditing; (d) percentage of audit recommendations implemented; and (e) auditor education levels. (Ziegenfuss, Journal IIA, February 2000, Vol LVII:
I pp 36 - 44) (16)
The audit committee now has significant responsibility for the oversight of financial reporting; and of three possible information sources - senior executive, external auditors, internal auditors - the internal auditors are its best bet (M & A's Peak, Journal IIA, April 2000, Vol. LVII: II p 11)
Dari butir 4.2 dapat dikemukakan bahwa : (i)
Auditor internal akan dapat meningkatkan nilai tambah (added '/
value) sang at dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (Certified Internal' Auditor) dan pengalamannya. (ii)
Dukunqan pimpinan organisasi, keberadaan audit komite yang efektif dalam perusahaan akan mendorong dan meningkatkan kualitas jasa auditor internal.
30
5.
QUALIFIED INTERNAL AUDITOR 01 INDONESIA Audilor inlernal di Indonesia dengan berbagai nama dan
sebulan
organisasinya baru muncul sekilar dua-liga dasawarsa yang lalu, anlara lain: (1) The
Instilule of Inlernal Audilors
(IIA) Indonesia Chapler,
yang
bertaraf
inlernasional; (2) Forum Komunikasi Saluan Pengawasan Inlernal Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN dan BUMO); (3) Perhimpunan Auditor Inlernal Indonesia (PAil); disamping Yayasan Pendidikan Inlernal Audil (YPIA) serta Dewan Sertifikasi Qualified Inlernal Audilor (QIA). Organisasi auditor inlernal dan lembaga-Iembaga di alas, menurut pendapat kami, baik secara formal maupun secara non-formal saling membantu dan saling mengisi dalam rangka mengembangkan audit internal di Indonesia. YPIA
yang
berdiri
tanggal
17
April
1995
telah
berusaha
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para auditor internal di Indonesia untuk menuju Certified Internal Auditor yang bersifat nasional dengan mengacu dan menggunakan model dari IIA (Institute of Internal Auditors) yang berpusat di Florida, Amerika Serikat. Hasil pendidikan YPIA set~lah dinilai, diuji dan dianggap mampu oleh Dewan Ser1ifikRsi OIA, para alumni YPIA diberi sertifikal QII\ bcscrta nomor registernya.
IIA
Indonesia
Chapter,
FI<SPI
BUMN/BUMD,
YPIA,
Dewan
Sertifikasi QIA, dan PAil mendorong para pemegang QIA di Indonesia untuk mendapatkan sertifikat bertaraf internasional yaitu Certified Internal Auditor (CIA) yang penyelenggaraan ujiannya oleh IIA. Para pendiri YPIA berpendapat, untuk memenuhi kebutuhan
QIA di
Indonesia perlu adanya lembaga pendidikan dan latihan. Langkah ini meniru negara-negara lain dalam meningkatkan kualilas auditor internal, lampiran.
31
periksa
Sejak YPIA berdiri pada tanqqal 17 /\pril 1995 saillpai akhir Maret 2000 telah melakukan keqiatan pendidikan dan pelatihan untuk para auditor internal, baik dari
BUMN,
BUMO,
perincian sebagai berikut :
(1)
BUMS,
dan lembaqa-leillbaga
lainnya,
dengan
27)
Jumlah oranq yang telah megikuti pendidikan dan pelatihan sebanyak 2.676 orang.
(2)
Jumlah orqanisasi yanq telah mengirimkan stafnya ke YPIA sebanyak
303 yang terdiri dad: BUMNID BUM Swasta Lembaga Lain Jumlah (3)
6.
240 perusahaan 59 perusahaan 4 lembaga
3o_3. organisasi
Jumlah orang yang telah mendapatkan QIA sebanyak 841 oranq.
PEMIKIRAN 6.1 Tuntutan Jaman Keadaan serba berubah dan setiap bidang dituntut profesional. " ... Oleh karena itu, auditor internal harus bertindak profesional dalam segala hal agar ia tidak dipandang sebagai pemanqsa yang tidak dapat diduga tingkah laku dan tabiatnya ... "
}7
YIlIA, Posisi 31 Mare[ 2000
l~ I_I iro, 2000 hln vi
32
28)
Anggaran Dasar FK SPI BUMN/EllJMD pasal Ci monqalakan • "FKSPI
I3UMN/I3UMD
adalah
salu-salunya
organisasi
Saluan
Pengawasan 'Intern I3UMN/BUMD dan Badan Usaha lainnya yanq bersifat profesional, independen dan non politik, " Demikian pula FK SPI I3UMN/BUMD yang menyebut dirinya bersifat profesional , ... ," wajib dan sanggup memenuhi kriteria-kriteria yang diperlukan, dimana elemen dari organisasi profesi yang dikalakan profesional adalah : 1) Service to the public. 2) Long, specialized training for entrants.
JJ Subscrirtion to a code of ethics. 4) Membership in association and attend;l[lce at mr?otings. 5) Puhlicltion of journals airned at upgroding practice 0) Examinations to test entranls knowledge. 7) Licensure by the stale or certification by a board.
29)
Dengan kondisi audit internal di Indonesia sampai saat ini, maka organisasi audilor internal masih menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan unluk menuju audit inlernal yang profesional sesuai slandar yang dipersyaralkan. Apalagi Ikalan Akunlan Indonesia (lAI) mulai lahun 1997 mempersyaratkan anggolannya yang akan membuka Kantor Akuntan harus mengikuti ujian profesi, maka para praktisi audit internal mengharapkan agar : " Laporan audit internal ditandatangani oleh certified internal auditor ." Sampai
saat
Ifli
uncertified
internal
audilor
dapal
sap
menandatangani laporan audilnya. l3anyak audilor inlernal di Indoensia dilunjuk
oleh
seseorang
l~
pimpinan
dalam
organisasi
audit internal,
S;:l\vycr, 19%, p 18
33
bukan
berdasarklan
kualifikasi
melainkan karena perannya. Oleh
karena ilu lidak heran kalau lJanyak audilor inlernal di Indonesia mendapatkan berbagai sebulan "indah" anIma lain tukang rnencari kesalahan, mata dan telinga pimpinan, walch dog, polisi dan jaksa organisasi, kurang membanlu manajemen, dan sejuta kala dari mereka yang sebenarnya juga masih "bufa " apa itu audit internal (infernal auditing).
Masih merupakan khayalan unluk sebagian besar auditor internal di Indonesia agar dapat disebut sebagai : milra, katalisator, konsuitan perusahaan, memiliki pandangan liulislik, visi bisnis, partner audilor ekslernal, memberi nilai tambah (added value) dan seribu harapan yang didambakan oleh segelintir orang yang sedang menekuni dan belajar internal auditing. Penulis berkeyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, karena orang bijak menasehati : " berbuat/ah, berbuatiah, dengan berbuat apa yang dikira or-ang tidak mungkin akan menjadi mungkin". Dari apa yang telah dikemukakan pad a butir 3 ada beberapa kata dan kalimat kunci untuk mempercantik "wajah" auditor internal di Indonesia lang sampai saat ini " masih segan difihal orang" yaitu :
(1)
Auditor inlernal wajib bersertifikasi.
(2)
Uncertified
internal
auditor
lidak
diperbolehkan
menandatangani laporan audit. (3)
Certified internal auditor- tergantung polical will
pimpinan
puncak organisasi. (4)
Keberadaan Komile Audil dalam perusahaan baik BUMN, BUMO maupun BUMS tidak dapat dielakkan Jagi.
34
(5)
Otoritas diatas pimpinan perusahaan harus seqera menqambil keputusan butir (1), (2), dan (4) di atas, Kalau keputusan tidak diambil, jangan dillarapkan "wajali' auditor internal di Indonesia akan berubah, Wajah auditor internal di Indonesia sampai saat ini dapat dibayangkan dan disejajar'kan keadaannya sebagai akibat dari misalnya : (i) laporan akuntan publik yang ditandatangani oleh orang yang bukan akuntan berregister dan tidak terdaftar; (ii) seorang pengacara yang bul,an sarjana hukum; (iii) seorang pasren yang dirawat oleh orang yang bukan dokter atau bukan perawaL Akibatnya akan serius dan inilah "wajah kami para auditor inlernal Indonesia",
6.2 Saran
Dari pembahasan, serta melihat kenyataan kondisi auditor internal di Indonesia, maka beberapa saran dapat diketengahkan sebagai berikut : (1)
Sebagai kelengkapan organisasi profesi ,dan mengacu kepada pasal ;
,
6 Anggaran Dasar FK SPI BUMN/BUMD maka FK SPI BUMN/BUMD harus memiliki Standar Profesi Audit Internal. (2)
Laporan audit internal wajib ditandatangani oleh auditor internal yang certified,
(3)
Polical will direksi BUMN, BUMD, dan Badan Usaha lainnya untuk segera mengambil langkah konkrit agar para auditor internalnya memenuhi kualifikasi.
35
(4)
Badan usaha di Indonesia yans] berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan terlebih-Iebih yang sudah terjun ke pasar modal (go public) sebaiknya diwajibkan membentuk kOlllite audit.
(5)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) baik pusat maupun Perwakilan segera Illelakukan peninjauan kepastian kualitas (quality assurance) terhadap SPI BUMN/BUMO dan Badan Usaha lainnya.
(6)
Akuntan Publik diharapkan ikut Illendorong peningkatan kualitas auditor internal perusahaan atau organisasi yang menjadi kliennya.
(7)
Perguruan Tinggi di Indonesi (bagi yang belulll) agar mewajibkan Illengambil Illata kuliah internal auditing bagi para Illahasiswa yang konnsetrasi studinya bidang akuntansi.
(8)
Menteri Penanaillan Modal dan F'endayagunaan BUMN BUMN) dan Menteri
Oalam
Negeri (untuk
BUMO)
(untuk
mengambil
kebijakan agar saran butir (2) segera terealisir. Saran ini kami keillukakan kalau auditor internal (8PI) BUMN dan BUMO memang diberi tugas untuk mengaudit, karena melakukan audit seharusnya dilakukan olel1 orang yang berkoillpeten, cukup terlatih, dan al1li selaku
auditor
(Auditing
should
be
done
by
a
competent
independent person,; The audit is to be performed by a person or persons having adequate technical training and proficiency as an
,
auditor. Arens, 2000 pp 9, 221)
36
Lamp iran 1
YayaS-aJl PcndidikJlJj Inlcrua! Audit didlrikan dcngan Aklc
NOflliis No. 122
ala5 113m a Ny. Ra[na KOllla!a KOIfl:H, 511 yang disyahkan di Jak.1J1a 1;1I1ggaJ 17
J\p!il J9YJ.
Pcndiri
L
Drs. Hiro Tug.iman
2. 3.
Drs. SoedllIjOIlO Ir. Mrniono Hadianto, MBA
4.
Drs. Ida 13agus Putu Sarg.a
5.
Drs. Sctyanto Prawira SrulLOSO, l'viA
6. 7.
Socdar Kcndacto Drs. f.X. Sriharto Tjokrowinoto
8.
Drs. Ridwlln flltJl.rudul
9.
Drs. Aclunad So<:bianto. MUA
10.
Drs. Syaiful AllIir
11.
Dnrwis AlJdui Ittl..hmnn. SE
Visi dan f\1isi Yayasnu Pcndidiknn Internal Audit (\'I'IA) (p-'
Vl..Sl }'ayasan l'atdidikan Inlanaf Al4di( (YPIA)
Mcnee/ok il/tanw! Audi/or llllgguion kelas Junia
'Lll.ll1piran 2
HEPUBLIK INDONESIA
llADAN l'ENGAWASAN KEUANGAN DAN l'EMllANGUNAN (Bl'KI')
Nomor
Lampiran Perihal
S-564/K/1996
Jakarta,
20 Agustus 1996
Osul pembentukan Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor. ,yth. Sdr. Ketua Umum PenguruB PUGat FK SPI BUl1N/BUMD diJ a k art a
Menunjuksurat Saudara Nomor FKSPI/V/1996/SE-096 tanggal 11 Mei 1996 perihal tersebut pada pokok GuraL bersama ini kami sampaikan bahwa selaku Pelnhina FK SPI BUMN/BUMD leami mendukung/ menyetujui usaha membentuk Dewan Sertififkasi untuk Qualified Internal Auditor bagi para pemeriksa' di lingkungan SPI, BOMN/BOMD, dengan harapan agar FK SPI dapat berkembang lebih pesat/mandiri menjadi suatu organisasi profesi yang mampu mencetak tenaga Internal Auditor yang handal. 1
Demikian untuk diketahui.-
QUALIFIED INTEFU-iAL AUDITOR
SERTIFIKAT Diberikan kepada
Telah menyelesaikan pelatihan dan lulus ujian sertifikasi Internal Auditor sehingga kepada yang bersangkutan diberikan gelar
QUALIFIED
INTERl~AL
AUDITOR
Nomor Register
Jakarta KETUA,
SEKRETARIS,
Hiro Tugiman
Soekardi Hoesodo
KODE ETIK I'ENLJAllULUAN Ollnldied Int.erfl<J! AI!(JlI.or (Qlf\] 1J1(~n1PIHly
I'ENJELASAN TENTANG PRINSIP-I'IUNSII' Ketentuan-ketentUCJfl dalarn korJe etik ini nleliputi pf'inisp-[ H'insip dusar Y<JrlU nd<1 dBlarn lJerLliJvai bidG/I!:) J)!'aklek audit internal. QIA hnl'us menyadari lJahwa pertirTlbang<Jn pr'ibadi diperlukan da!arn mcncrapkan prinsip-pr-insip info PfH'8 anggoLa bertanggung jnwab untuk mempunyai pCf'ilaku y;:mg bnik, sehinyga nama bark dan integf'itusnya tic/ak dipertanyakiln. LelJih jnuh mereka hnrus menmlUlwkan ue!ur QI/\'nya dengDrl bijaksana dan penuh rrwrLnlJ£lt, selalu mcnyodof'i tenti.lng arti UekH' ter-sebut, don se[alu rnefJoikuti aluranatur-an yang telah ditetapk()[l. D<1lurn [wi mlnnyn ketcrlJ<1f.;)Silll kp.!1lnrnpIJ<1/1 tc~kllis, (.l!\(Juotn il;1/"IIS IJp.rl1snh" sekeranyn untuk dupot mcnuemb<:lflokan kcrnornpuwlIlY<1 u[limn mcnel'opknll stilfHJOI' audit iIH'(~I'IlZlI, llntuk kepentingan PQrusahaun dan orO<:lllisasinY<J.
PASAL-I'ASAL 1J
OIA diwiJjibkan untuk bel'SlkDp jUjUf', o[Jyektif dOll hutj·hati dal<J1l1 mClljalonkOIl luuus-tuqiJS kewaj!lJaflkewujibannyu.
2J
Untuk mcmpCrLahallkull kepcn:nY(!(l!l d;wi pemberi t\JUu~:>, 01/\ hnnJs menulljukkan IOy<JliuJ~l kcpmla pemberi tunas. Wa[
3)
QIA h,wus menyilindaf'i untuk LcdibaL kcgiatnfl yano d<Jjwt menimilulk<J1l konflik c1en~FHl kepentin~FHl pernberi tunas', atnu yany dnpal menilnbulknn prasangku yang Iner'agukafl kemampuannya unwk secara obyekLif menyelesaikan tug<1S dan kew<JjiiJannYiJ,
4)
QIA dil;-wanu unwk nwncrimD imbalan atnu hndi<J/l uuri pern[Jcr'j LuUas, klien, pelafl~){J()Il, Dtau I'elasi bisnis per-nber! tuyas, keeuali van!] mcnjnui Iwknyn,
5}
QJ/\ hUI'us lJersikiJp hijaksana dan hatdlflti (101m n 11 WI1!J!Jllfl;)ktHl iflfof"mnsi yallO {hllel'ole!l dnlnrl I fJel
tufJ<3snY[l. QIA t.li!aranv UnLuk mellUVlHlakan inforrnasi l'alm:3in untuk keperltinyon phbmJi, ()L.au mcnvyunakan sedemikian rupa schinyga rneruuikan kepentingan pcmberi Lugas, 6J
[j(J!nrll menYDtakan pemJnp<:lt, Q[/\ h<Jrus menfJuullakfJ!l semu() kcnwmpu<Jnnya untuk rll~lIiperoleh bukti-bukti ynnU rnemaciai yan~j unpat rTICnduku!lU pef'flyoLnnnny<J. Dal<Jnl IiJporanllY<J, 0[1\ h;)f'US mp.rlf.lunykapknll fakw,fakta materia! yang diketahuinyo Y{Jng jika t.idak dilHlokapkan akan dnpal menJbah lapol'i.:1fl hasil keqi<:lwn yang direview, aL{]U dapat rnenuLupi adanys 1.Jr'aktek-pr<:lkLek yaWJ rnenyalahi pf'osedul' clan kcbijakan.
7J
01/\ hat,US sr~c,]ra t.el·us menerLJS oerusaha rneninoknLkfJll keuh!ian (Iall keefektifnll d<Jlarn Illeinkukan IJekcf'jiJanr'lyn,
8J
QI/\ h.::l/'uS tel'US meflCf'US rne[akuk'-)!l pPfldidiknl1 pl'(.Jfc~;! /)I:rkefilnjul:.J1l sekuranu,kur'zJll(jllyiJ ~wl
GEDUNG GRIM CITRA CAR AKA PT. TEl.KOM
JI. Gillol SulJroto No. 52 Lt. M. Jakarta 12150 Telp. (021) 5215409 Fax. (021) 5202744
Lampiran 5. 1
rdUCltiofl ;lnd 1)t..:\'t..:I()!)rnC[l(;lll)r()l;r(1fll~
,~
I\us!r.,ii')
..-.
--
1'(O{CHiOIl.1!
Nl//(\~~C(
Q u alific:l. (io/I S
\vlln Ilold CIA qU;l I; fic,l t ion 0' ___ ~.~:lc(l(
-~-.-----.-~-.--
CIA cx,\ll\ination
C (J fit i III
l'rok",oo,ll l'rOrrilrllS
.'
()CVCIOI''''CO~I 1\
I
_.. !--i:~;';';';'~':~TI )
I
JOB
t\VO 'ycars
-------Uulivi<J
-Canada -----
P(ofcssional .1cco un ting qualification with {hc federal and stale college of audilors
._._----_.. ----------"-"-----No [ofln.1 re'luire1nent. tr.,iniflf: is provided by the Nalion:d Auuilor General's Officc [or I'uu!ic Adntlnist ration.
----"
N'J
-"'-"
CtA, CISA
Toronto Ch"pIC( 14"1
..----- ..- - - - - - - - - " - " - - - - " " - - No form,"I requircm.ent, Ir"ini"G is offered b y lLA Inc, the accountinf,
profcssio nand conlerencc lHOIHotcrs CI\ina
Based on work expeliencc - no fonnal cX.1.1ninations
Nil
l1nivcrsit ics
:\
CtA examination
Elh.iopia
Fonnalis cd continuing education
progr.,m. Traininf; is provided by
-----
""----- No
t"-.! il
De[cnnined by the oUice o( the Auditor General
No specific level of profcssion.) I
-"---"---A Cerm
examination to offered
c ontinuinr; profession,,1 education program in place. Trainill[; provided principal Iy by JlA !'rance
-------------------20
ue
--"--------No profession,,!
--
--..-..
---'-~~--"
CIA examination
~------
-----------":--------
FO(lI\ilic ontinuinG education prot;ra!l1 Training is provided principally by the lnstitute but other institutes like the unj v.crsit ies and public iI(countinl~ (inns a Iso JJ1 oV ide internal audit training
-."---------" "-"-----
-~-."
G'i~
No form al program, Educ,l.tion and trainin/; i 5 o{{cred by the Institute of Charlcre cl Accountants (Cl lana), universit iC5 and oU)cr accolJnltf'G i!'str\Jcti()n$.
gualification offered
Indi,l
proGr .:l.I.n5 arc in place.
- - _...• ((-..-,,---- -Forll.a!
A
(lualific.:ltion out lhe Institute is jHon\otin,l; the CIA qualiJicatio,\ Ccnnany
-------------
Fo rill " I c olllinuing eJuc,1tiol\ progri\/n. Training is provided by the Institute and other pro /cssional associ.1tiol'\s
-,_._-----FiJ
,
---~
...
-~--
---,-.~----~-,-~---------
FOnll..11 p rogr:llTl in phce tJschJl \0 mainl;d.n professional rncmbcrship.
Training Is provided by Inslilule of CAs (Ino;,,) If 1s{itul~ of Cost ilnd Vy'orks Account;lnls.
"-"---------""
Sumber :IIA," Towards A Gl/.tbalLandscape ",third draft report,by Dirkett,Barbara Os, October 1997 pp 34-36.
Educatio/l and ()cVd()r)/llCfl~id Prograflls (Colltinued)
---------.
I'rofession,)1 Qua/i(jc
DunlfY
\.....,!I()
hold CIA
Continuing
{!!J.ll;r~('1(ifJ'. Of --------~.~,.-
I'] I
.-....
,~--~
>'
CJ/\
-----.~"".
-
- - -
CLA c>:alnination Professional qualilication in accounlancy (IZA) Academic det;r<:c in opcrational auditing (1\0)
Zealand
-
CIA cxaminJliuf) or Diploma in Internal Audit .-
(.'-l 0 r\\' a y
Master of tv1 ana [; e (11 en I elA examlnation
!)eru
Professional diploma as
3p'-!in
Professioni'll qualification in internal auditinG offl!fcd uy the Spanish Institute (notional diploma) CIA examination
United Arau Em.iralcs
C1SA or CA, Cl' A
-, ..
--~
....-
...
.---~~-~--~-
--'~'---
'-lclherlands
[)cvcluprllcn(
No {ann,,1 continuing profl.''>s Cducidion IHof;ral\\ "!()\OUf;h the institute pcovide a (.'\nl,;<' of profcssi()f~,'l edU(,llion courses and ser-ninars. Inlcrn;d iludil training is also provided by university postgraduate courses and cOllul\ercitd finns
I>
__.-
f~(ofcssjon;ll
I'rol;';l(lIS
______~_~_~i_:_:_,~L::_~:._~_ --
.--_.-
c:x
_.,_. __._--_. CiA cxa(ninalio/\
apan
'\.1('\....
----
------
-
NUlldlcr
No [ormal continuing professional education prO[;ra.Ill altho\J!~h internal audit education is actively promoted through the holdul£; of seminars and confercnccs Uuoughout the year. Apart from the lnslitu{e no other orga.njsation prev.ides (rainin!; (or tntcrnal auditors
5
Fonnal program in place. Training is provided by the Institutc, the w.i\'crsilies and other comIncrcial Irainin 0 and conference oq;af\iscrs
J·t
hHIll,'"d proCr.,\m ill p1.1C(" I1roviJed U)' employer orB<.lnisatiol\s of I/\s '"\I\d accounting llnns --------Formal continuing profession,,! education program. Training is provided by the Institute and a f
---_.,-----20
.~."-
UK
-USA
.
--.---..
.
-----------~---
.....
--~-"-
No fonnal conttnuing eciuc
Formal continuinG prufessioni'll educi1lion program. Training is principally provided oy the IHstitute as few COIlUl)efci.11 organisatiol\5 o[(er internal audit courseS
-----
--~.
~-,---------
---.,,-.-----~
I
---~----.------
.. --"'.. -------.-------~
No (or11\31 continuinG education progfilln out mcmuers have been sUfveyed on their views al~ru( tr.-,ining ....------- -----,'-------,,---------"'----N~~Tonl\al contiJluin[; pro(cssio,,;\! A {C\v CIA's education fno!;fa rn althOUGh l!/\·UK (lre approx, 250J currently IWlding resc'] reh into lhis issue, qualifieu Training is principally provided oy the Institute I
----,----.~--
~,-
Practitioner in lntcrnal auditing (FIlA) MClllucr Institutc of internai,\udit (MIlA) Qualification in Computer Audit (QICA) _.CIA ~xamin,)ljon
-----~
~-----
. ..
_._..
10-15,000
.-~---
-.--.-,~
rorll\J.1 conlinuinl; cdue,llion J)fo[;ca!l\ provided by 1IA, Inc, universities professioni'll trainirlf; CCHnp;\njcs and other professional oodies
I
I
I
I
I
•
III CaB U r I Il
g
P c r f
BY DOUGLAS IllUSTflA!IOIi
L. flY
I 0
r
III
au c c
ZIEGEUfl1SS
OAVID
Lrunpiran G.
(JUl[lR
A ncw What arc thc critical
study silcds light on
success (actors (or
IIlc pCI(ormancc
internal audit
indicators that CAEs
departments?
regard as the llIosl important measures.
EXIII BIT
7 8 9 10
11 12
13 . 11,
15 16
17
.. 18 19 20
~
:
-
.
'
TOP '2o',GAI N P.ERFORMANCE .MEASU RESASRAN KED BY CAtS· '...
Hmw_
Staff i ~ Auditing viewed Ly the audit·(.ornmlttee "~ :....
2
3 I, 5 6
.
1
. :.: ..~".~.'
Management expectatlons of internal auditing Percent of audit recommen~allons Implemented",
"fl'l'J'T'm'Tm"
Jf: .:" Audit environment !.~'~:.:~~J r Input
Audit environment ;, i!' . Output .,'", .~"
Auditor quality StandIng with audit commitlee Management satisfaction .. ~! . Quality of findIngs
Auditor education levels Input Audllor QII<1Wy Audilee satisfaction survey,":' .... ~ [:.,. Process I . -: " , -J j' :" 'I\udltee relatIons Importance of audit issue Output Qu.1lity of findings Training hours per internal auditor' .~f . Input' ;";.::i f..:::.,' I\udit resources I\udit committee satisfaction survey resulls I\udit envIronment Standing with audit committee CAE reporllng·relatlonships-functional. . ,) {" , Audit envIronment :Organlzatlonal st<'llus Audit commil{ee risk concerns I\udit envIronment 'Audlt
':;r,"" L'.
n
'X
f.,,,
... ".:
When
CAr~:.~!?~e
..: ...
as.ked to identify the five mqst vJtC!1 measures, (h.e;r res.ponses Included (he following items.: :.,
m~Hti\ftit1*~lImB'Eii~
. 1 ..
2
3
I,
5 6 7 B
9 10
11
12
13
14
15 16
'7 18 19 20
et
Audrtee satisfaction survey results . Process Audilee rel"lions . Percent of audit 'recommendations' implemented ~.~?~:\i~·l Output ;:.:'" /I!. ~·!::·.'~.::~i·~i(:] ~,~ Quality of findIngs "', Number of managernent r e q u e s t s ' . I\udit environment .' Management satisfaction :Audit committee satisfaction survey.re.s.ullsT,?,;U:;,;.\ ~,,;':1 i,:::; Audit' environment .:~~:] ~r Standing with audit committee Importance of audit issue . Output " .' . Quality of findings Management expeclatlon of Internal audiUng ·:~;r~·:,:·~:·;~! '~1 I\udit env./ronrnent; ;.~:.;] Manage me nt sa l1sracllon StaH experience Input . . . . Auditor quality . '; :Completed vs. planned audits ',. "~'~"~ J ~;' Process; .',' :)<";:;/~':~j .;~~ Compliance with audit plans Numberof process improvements ~ .... ,.. ",,;. Outpu~... r .. " ....... , .,~., ........, Quantity of flndings ... Training hours per internal auditor .-' '. ! 1,:. Input . ,. '. .,,:)1 :... ~ Audit resources Role of Internal auditIng vIewed by the nudlt committee I\udlt envIronment StandIng with audit committee
';?
¥.
r
r:::::
L':
L
Number of mnJor audit nndlngs recommendations.,,:::,'.i [''' Output
,'. ".' , .... !:: ~,;. Quantity of nndlngs.
Amount of audIt savings Output, QU8IJty of nndlngs CAE reportln& relatlonshlp - functional . ':.,y~ .·,::i!·,'~~·:;;::?:;:] i~~':' Audit eflvironment:,:~~ i.<·~·. Organlza tlon a [ status ... Percent of cerlHied starr ., Input . _,... ~.'.. '" .,' . ~ .... ,. Auditor qua!fty ; Number of con1plalnts about audit ·;..'··~.:·;f?;:J /i" Process .. ", ·'··;'/:'.,d Audltce relotlons _ Qua!ity assu.rance.techniques de.ve!op~~ .... . Audit environment '::.':;./~... .,!"Qua~ity assurance . ; lAud It commIttee flsky concerns :•.?:~::; ,\'J. Audit environment ",:'. ~ ,'A ! .:i.~· AudIt committee err edlveness Number of repeat findings Output Quantity of rindings from end of field work to report Issuance . ,<"; '-. "! f . OutflUt . '''::,.''": ·':··.. ::.. 1 i' ····Tlmeliness of reports
HTtU,u AUDITOA HIIAUAA'I' 1000
':J
I;',·
;. r;'
CXlilillT 3
P[RfORMANCE AREAS AS RANI(EO BY CAEs
~ Accuracy of reports (Not MfOH/f(d by Quollo""uluJ .. 3 . Milnagcmclll $atJs(a(llon,~.:. ,~, ,_, ~~I::. II. Audi! planninfJ --,SI.lllding with ilu-djl-('o'~l~i;!tic'e
Audilec relations _. Organizational statti"s Audit committee effectiveness
.~
.i:
9 ')
:-:.-))'
"6
"
-.1[,.
w B
H,
11
7
B
"
.. 9
"1imeUness of rcports "Audit resources .
w 11
:- Qu,lllty assurance:"
"
Audit mix
...
I)
. 16
.~.- --I~'
1
OrganIzational Status' CAE position titles, CAE education/certification. 3 CAE years of service. I
2.
~
CAE reporting relationships-administrative. 5 CAE reporling relationships-functional.
6 CAE and. external audilors fces. :2
Audit Mix 7 Involvemcnt in ISO 9000. 8 Types of audit reviews.
9 Coordiflorion with external auditors. Activities audiled. 11 Oistributlon of Umc withIn audits. 12 Self-assessment activities.
10
1) 111
Time used by IT auditors. IT integrated auditing.
IS Audit mix. 3 Audit Planning
)
16 Annual audit pIal!.
11 Annual pIon risk factors. 4 Management Satisfaction 18 Role o( Internal audIting viewed by (he auditce. 19 Mana[;ement expectations of Inlemal auditing. 20 Number of management requests. ~
16
.
. ','-,, 142 Staff experience ....... . ~·;.~;~?r:q3 Staffturnoverrate.: ".:'<: >;:,".' ~': '.'q/l Percent of certHied staff. '.:' ,'::~<~,\ '.: ';5 Certification mix. . ,' .. \l,::;(,.: .,;6 Percent of time IT auditlng done by non-IT audit staff. ;·f-~~~.<·:;q7 Average years of audit experience. ' . ,,:. ':'. -qS Staff rotated to and from operations dep'Htlnents. ··"l: , •. ~, •. 10 Audit Resources·' ", "/':' " '19 Total costs per audltor,lncludlng travel. 50 10t
.
"
",
III. PRO([5S
Audltec HelaUons 66 Custorner satlsfactlon survey, 67 Number of complaints about audit department. 68 Level of ws(omer soti5foc/lon.
11
quality assurance review.
22 Risk assessment foctors.
23 Quality assurancc techniques. 6 Standing With Audit Commlttce 2/1 Audit committee satisfaction survey results. 25 Role of Internal auditing viewed by the audit committee, 7 Audit Committee Effcctlveness' 26 Percent of board on audit committee. 27 Attendance at audit committee meetings. 28 frequency of audit committee meetings. 29 Exteln"t auditor lTleets pdvalely with audit committee. 30 CI\[ meets plivately wilh audIt committee. )1 Audit tomrn!!tee ,1r,enoa Items. )2 Audil conl/nillee risk concerns.
-
" '0 ':,::
QU;l.tity Assurance 21 hlt'.'lfl.11
11
15
....
"':.,:
legorized by Four Audit Processes Qnd :6 Per[ormance:Areos :;',; ..;' :::...
,AUDIT ENVIRONMENf
H,
,
'S
UN PERfORMANCE MEASURES':':'"":.,, .....:
r····
"'. " 7
12
Compliance With AudIt Plans 69 Actual vs. budgeted hours. 70 Completed vs. planned audits.
IV. OUTPUT
'/-.
.13 Qua.ntlty of 'Flndlngs 71 Number of paees In final report.72 Humber of major audit findings/recommendations. 73 Number of repeat findings. 7/1 Humber of process Improvements. 7S fJumbcr or audIt reporls Issued. 76 Completed audits per auditor.·· 14 Quality of findings (., - ;. '-" " '~ . 77 Olstrlbutlon of audIt (omments by lype. -', ':i6 ImportftMce or .!Iudlt Issue. .
. 79 Percent ot audit recommendaUoru Imp!ement!d • .80 Amount of audll savIngs. . 81 Average fespons~ time to managemenl requests, • 82 Cost savings as a percent of total budget. :15
Timeliness of Reports' ~'.' ~:" 8) Oays from end of fieldwork to report Issuance. j
•
.
:: ..
:;\~::":~~ '::::;:~ ~of~:lf:~~~~';':;~:~' ~.n;~:.;~~~::~~t actIon plans".:-:
~HAl
AUOITO/t f(6RUARY 1000
,
~~-~.~
4mpiran 7.1.
_.-._-----------
The Institute of Internal Auditors
- - _ ...._ - . _ - - - - - - 249 Maitland Avenue Alwrnente Springs. Florida 32701-4201
. ., '
t[f~~i'; ~Jn'Euf
\&© ~~~~ft~f
~
!'
'" .,
961771 ?,IMr. Hire Tugirnan /'
7L Bat ik
Kurnei i
Bandung.
40123
9
INDONESIA
\II", \\""" III, I" "I \" II" II", \I", II" ,I I,
L,tmpiran 7.2.
Orticial Nom ination form
2000 Leon R. Radde - Educator of the Year A \varcI le
Leon R, lbddc Educa[or of tile Year Award was c.
~11l0f\'
Jr"cssion of internal ;wditillg in academia ............. e purpose or' [he ~\\V;lrd is [0 recognize and reward the individual who has n~adc outslanding contributions III illtcrr jitjng education. Educators employed by a college or university are eligible for nomination. ,minations shoulcJ be completed on [his official nomination form and inc/ude a vitae. PIC;lSC aH
:ipiCIl{S of the ;)w:trJ receive an inscribed plaque or memento; a one-year membership to The 11;\;
(OlllplJlllCl1t
istralion and travel <2xpenscs for The ItA's International Conference and reasonable and customary cosc.., fl)r lodging.
Illea
Ise rewrn nominations to (he Administrawr of Academic Relations, The Institute of 11ltcrnal Auditors. -:>ll) tvlai[/;ul :nuc. Altamonte Springs. fL 32701-4201. and mark envelope "Confidential",
.
DEADLINE FOR NOMINATIONS IS MARCH 31,2000 . PREVIOUS RECIPIENTS 19S6 - Frederick L. Neumann, Ph.D., CIA 1987 - Glen E. Sumners, DBA 1988 - R. Glenn Berryman, Ph.D., CIA 1989 - Mortimer Dittenliofer, Ph.D., CIA 1990 - Dale L. Flesher, PIl.D., CIA 1991 - Vincent C. Brenner, I'h.D. 1992 - Georges M. Seliill. PIl.D. 1993 - George T. Friedlab. Ph.D. 1994 - Stanley Y. Chang. I'h.D., CIA 1995 - GeraJd Vinten, DBA 1996 - Douglas E. Ziegenfuss, Ph.D., CIA 1997 .. Unan L. Anderson, Ph.D .• CIA 1998 - I.. arry E. Rillenberg, Ph.D., CIA 1999 - RaYll10nd J. Clay, Jr . , D[JA
Lo.nIpir"n 7.3.
2000 Leon R. Radde - Educator of the Year Avvard ~asc
print III d,1rk ink or type :dl information. ~ciflc details. ,me of Nominee:
All information must be provided.
Use additional sheets to prov!
me of college or university: tiling address:
-- ----------------------
me Phone: ____________ Business Phone: _____ _ ~sent
_ _ _ _ _ Fax:
position or association:
Eon for nomination: --c--;----:-:----;------:-:
scribe in detail the nominee's accomplishments that qualify him/her for 111e I1A's Educator of the Year Award usir -Jllowing format: Highlight major educational contributions to the profession, such as publication of article ign of internal auditing curriculum, innovative teaching methods, and so forth. Include professional ccnificnio!l ( liations, educational background, and previous awards received_ Attach any ioformation that might help i luating the candidate.
Specific Details Required taught plus continuing professional educZltion offerings (includ description and number). 2. Offices held in 11lC Institute of Internal Auditors (include specific positions as officer, b!o\"crnor, () cOflllllittce mcmber - please specify chapter or international level). 3_ Certified Internal Auditor status (or equivalent)_ 4. inlcrn:l! auditing publications) include appropriate descriptions and number). 5_ Olher attributes (e_g_, creat;ve teaching style, extra cOllnseling, job placement assistance, and so lorth) 6. Professional resume of nominee.
J.
fntcrnal
auditing
related
courses
nsored by:
Chapter:
position:
Phone: Signature:
nomination is from (check one):
D Individual listed aboveD Chapter (endorsed by chapter of Governors)
DEADLINE MARCH 31, 2000 Mail completed form to: Manager of Academic Relations The Institute of ilHernai Auditors 249 Mailland Avenue Allamonle Springs, FL 32701-420 I Please mark covel ope "Confiuential
r,a"'pirall 8.2. Ting"at Dasar
1.
Pengantar Akuntasi
Audit Manajemen
2.
Dasar-das3r Manajemen I<euangan
Audit Sistem Informasi
3.
Dasar-dasar Auditing
Perpajakan
4.
Stadar dan Kode Elik Prolesi
Teod Invest<.lsi
5.
Kebijaksanaan Pemerintah
Pengenalan Pasar Modal
Tingkat Lanjutan
Tingkat Lanjutan I
Tingkat Lanjuta".J1.
1.
Akuntansi Keuangan Menengah
Akuntansi Manajemen
2.
Audit Sampling
Teknik Pelaporan Audit
3.
Teknik-teknik Audit Internal
Komputer Audit
4.
Marketing
Fraud Auditing
5.
Manajemen Sistem Informasi
Tingkat Manajerial
Materi Pendidikan meliputi : 1. Manajemen Audit Internal
2. Seleks; dan Pengembangan Star.
3. Manajemen Strategik. 4. Komunikasi dan Psikologi Audit. 5. Teori Pengambilan Keputusan.
Calalan: 1). Setiap jenjang pendidikan akan dilakukan ujian-ujian dan oagi peserta yang lulus dijenjang pelatihan terse but akan mempero[eh sertifikat.
2). Apabila peserta berhasil lulus untuk keliga jenjang pendidikan yang disyaratkan, peserta berhak rnemperoleh qeJar Qualified Internal Auditor
(OIA ).
3). Gelar QIA dikeluarkan olel1 Dewan Sertinkasl Qualified Internal Audilor.
4). Alamat YPIA :
Yayasan Pendidikan Internal Audit Graha Sucofindo Jalan Raya Pasar Minggu kv. 34
Lt. 5, Jakarta 12180
Telp. (021) 7985555,7983666 Ext. 1551 Fax. (021) 7986666
La"piru, 8.1.
Unluk meningkatkan mutu dall profesioflal surnuer daya rnanusia di
bidang pengawasan dengan di dorong I<epala BPI
dan beberapa Direksi BUMN,
Forum I
Sasaran Pusal Pendidikan dan Pengembangan Audit Internal. lahap pertama
unluk lingkungan BUMN dan BUMD melipuli dua aspek :
1. Pendidikan dan Pelalihan Internal Audil berjenjang dengan Sertifikasi penuh secara nasional.
2. Peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia melalui , penataran, seminar, konsultasi. pengembangan. dan penelitian
Strategi unluk mencapai sasaran terse but antara lain:
1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan berjenjang dengan kurikulurn, I
rnelode. persyaratan peserta, ,lenaga pengajar y8ny qualified sehingga
dapat dihasilkan t,enaga pengawasan yang handa!.
2. Menerbilkan sertifikasi auditor internal sesuai dengan jenjang pendidikan ipelatihan yang diikuti dengan sertifikasi penuh lingkup nasional, denfjan wawasan inlernasionaL
3. Secara bertahap menuju pada pendidikan dan pelatihan dengan slandar IIA ( CIA) rnelalui Qualidied Il1temal Audit ( QIA ).
4. Prioritas yang menjadi sasaran adalah aparat pengawasan BUMN dan SUMO dan selanjulnya badan usaha lainnya dan Badan Usaha Milik Swasla.
Pendidikan dan Pelatihan kearah proiesioanl yang disolenggarakan YPIA secara berjenjang rneliputi Tingkat Dasar, Tingkal Lanjutan dan Tingkal
ManaJerial dengan kurlkulum sebagal berlkut :