USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Medical Record Central Database sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan antar Rumah Sakit di Indonesia BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh: Tintani Bunga Restika
(10/305000/FA/08654)
Indah Shintawati
(10/301501/FA/08575)
Resa Ansi Rengganis
(10/301607/FA/08587)
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2012
ii
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Medical Record Central Database sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan antar Rumah Sakit di Indonesia” yang disusun untuk mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. Penulis berharap bahwa karya ini dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M. Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi UGM dan Dr. Hilda Ismail, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Farmasi. 2. Woro harjaningsih, Sp. FRS., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penulisan karya tulis ini. 3. Kedua orang tua dan keluarga kami yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada kami. 4. Teman-teman Fakultas Farmasi UGM yang senantiasa memberi dukungan dan bantuan, baik moral maupun material kepada kami. Penulis menerima masukan, saran, ataupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia secara luas.
Yogyakarta, Maret 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... RINGKASAN................................................................................................. PENDAHULUAN Latar Belakang............................................................................................... Tujuan............................................................................................................. Latar belakang.......................................................................................................... .............. Manfaat .......................................................................................................... ........................ GAGASAN..................................................................................................... ........................ PENUTUP Kesimpulan .................................................................................................... ........................ Rekomendasi................................................................................................... ....................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... ....... DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
I ii iii iv v 1
RINGKASAN Rekam medis merupakan salah satu unsur pendukung dalam pelayanan kesehatan yang menyimpan data diagnosa, anamnesis, dan hasil laboratorium iv
pasien. Dengan tidak adanya sistem rekam medis yang terintegrasi antar rumah sakit, dokter mengalami kesulitan untuk mengkases rekam medis pasien dari rumah sakit lain yang pernah memberikan terapi pada pasien tersebut, yang seharusnya dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dokter dalam mendiagnosa dan memutuskan terapi untuk pasien. Rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis. Penggunaan rekam medis elektronik yang diterapkan oleh pihak pelayanan kesehatan ini nyatanya sudah sangat membantu dalam manjemen data dan manajemen pengobatan dalam pelayanan kesehatan. Bila system tersebut disinkronkan jelas akan member manfaat yang lebih baik bagi pelayanan kesehatan di Indonesia, diantaranya merealisasikan terapi pasien yang rasional berdasarkan tindakan apa saja yang telah diperoleh sebelumnya, perwujudan manajemen data yang terpusat untuk mempermudah pengaksesan data dan sebagai sarana komunikasi non verbal antar tenaga kesehatan. Diperlukan adanya kerjasama antar lembaga untuk mengurus pengumpulan medical record antar rumah sakit di Indonesia, baik untuk pengumpulan datanya dan pembuatan security code guna penjaminan keamanan medical record tiap pasien. Untuk itu beberapa lembaga yang diperlukan kerjasamanya dalam mencapai maksud tersebut antara lain Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Kementrian Komunikasi dan Informatika
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rekam medis merupakan salah satu unsur pendukung dalam pelayanan kesehatan yang menyimpan data diagnosa, anamnesis, dan hasil laboratorium
v
pasien. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia masih mengggunakan Rekam Medis sistem manual yang berbeda-beda tiap rumah sakit. Setiap pasien memiliki sebuah rekam medis di tiap rumah sakit di mana pasien tersebut pernah berobat, bahkan pasien bisa memiliki lebih dari satu rekam medis di rumah sakit yang sama jika terjadi kesalahan teknis seperti hilangnya kartu pengobatan yang dikeluarkan suatu rumah sakit. Dengan tidak adanya sistem rekam medis yang terintegrasi antar rumah sakit, dokter mengalami kesulitan untuk mengkases rekam medis pasien dari rumah sakit lain yang pernah memberikan terapi pada pasien tersebut, yang seharusnya dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dokter dalam mendiagnosa dan memutuskan terapi untuk pasien. Sumber informasi yang diperoleh dokter tentang riwayat penyakit pasien hanya berasal dari pasien itu sendiri, yang terkadang tidak mengetahui secara detail tentang riwayat penyakit yang pernah dideritanya. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya medication error yang dapat berdampak fatal. Medication error adalah kejadian yang dapat menyebabkan atau mendorong terjadinya pengobatan yang tidak sesuai atau yang merugikan pasien ketika pengobatan selama dalam penanganan tenaga kesehatan profesional, pasien atau konsumen, seperti kejadian yang dapat berhubungan dengan praktek tenaga profesional, produk pelayanan kesehatan, dan mencakup sistem seperti, prescribing, order communication, product labeling, dispensing, distribution, administration, education, monitoring, dan penggunaan obat oleh pasien
yang
sebenarnya
dapat
dicegah.
(Barus,
2009).
Angka
kejadian Medication Error di Indonesia belum terdata secara akurat dan sistematis tetapi Medication Error cukup sering dijumpai di institusi pelayanan kesehatan. Di rumah sakit angka Medication Error dilaporkan sekitar 3-6,9% pada pasien yang menjalani rawat inap. Angka kejadian error akibat kesalahan dalam permintaan obat resep juga bervariasi, yaitu antara 0,03-16,9%. Salah satu peneliti menemukan bahwa 11% Medication Error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru. Namun demikian meskipun relatif sering
vi
terjadi Medication Error umumnya jarang yang berakhir dengan cedera di pihak pasien. (Dwiprahasto, 2006) Tingkat terjadinya medication error dapat diatasi dengan adanya kebijakan pemerintah terkait sistem pelayanan kesehatan yang memungkinkan adanya sinkronisasi rekam medis pasien yang dapat diakses oleh tenaga kesehatan terkait, sehingga diagnosis dan terapi yang dilakukan terhadap pasien dapat lebih sesuai. Hal tersebut juga dapat mendukung program pemerintah yang tengah disiapkan pelaksanaannya yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional, di mana seharusnya pemerintah dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di mana pun dia berada, tanpa harus dibebani sistem birokrasi yang mempersulit akses pelayanan kesehatan.
B. TUJUAN 1. Menawarkan alternatif sistem penunjang pelayanan kesehatan yang baru untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia 2. Terwujudnya informasi pelayanan kesehatan yang saling terkait antar rumah sakit di seluruh Indonesia 3. Menawarkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih melindungi pasien dari medication error
C. MANFAAT 1.
Bagi masyarakat Dengan gagasan ini, masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga dapat terhindar dari medication error
2.
Bagi pemerintah Pemerintah dapat menyediakan informasi riwayat kesehatan masyarakat secara terpusat dalam menunjang pelayanan kesehatan.
3.
Bagi kalangan akademisi
vii
Dari tulisan ini, kalangan akademisi dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengenmbangkan konsep Medical Record Centra Database demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang sinkron antar rumah sakit. 4.
Bagi penulis Tulisan ini merupakan pembelajaran untuk dapat menghasilkan karya tulis lainnya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
GAGASAN A. Rekam Medis di Indonesia Menurut Permenkes No. 749a/Menkes Per/XII/1989 Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Tujuan penyelenggaraan rekam medis rumah sakit adalah untuk menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dari tujuan diatas terdapat tujuh aspek kegunaan rekam medis yaitu : aspek administrasi, aspek medis,aspek hukum, aspek penelitian, aspek pendidikan dan aspek dokumentasi. Tujuan dan kegunaannya masih terbatas pada aspek pelayanan dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan itu sendiri.Belum terlihat tentang adanya fungsi manajemen, dimana aspek manajemen ini yang menjadikan fungsi rekam medis kontribusinya lebih bermakna. Kepmenkes Nomor 337 tahun 2007 tentang standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan, menyebutkan tentang kompetensi rekam medis yang digolongkan menjadi 2 kompetensi, yaitu komponen pokok dan pendukung. Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus dimiliki oleh perekam medis dan informasi kesehatan. Sedangkan kompetensi pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan
viii
pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas. Kompetensi pokok meliputi 5 hal, yaitu: 1. Klasifikasi dan kodifikasi penyakit/ tindakan 2. Aspek hukum rekam medis dan etika profesi 3. Menajemen rekam medis dan informasi kesehatan 4. Menjaga dan meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan 5. Statistik kesehatan Untuk kompetensi pendukung meliputi 2 hal, yaitu: 1. Kemitraan profesi 2. Manajemen unit kerja rekam medis Rekam Medis merupakan salah satu pilar yang sangat penting yang tidak bisa dianggap sepele dalam suatu Rumah Sakit, dengan perkembangan ilmu kedokteran, hukum kesehatan dan perkembangan teknologi ditambah lagi dengan pasien / masyarakat yang lebih pintar dan kritis mengenai hak-haknya, sehingga penyelenggaraan rekam medis harus dikelola dengan personil – personil yang profesional. Beberapa layanan kepada pasien dan masyarakat yang telah diberikan adalah kelengkapan dalam sertifikat medis penyebab kematian, keterangan lahir, pengisian formulir asuransi, dan data mutu. Untuk menghasilkan rekam medis
yang
baik,
benar
dan
akurat
dan
lengkap
serta
dapat
dipertanggungjawabkan sangat dipengaruhi oleh kerjasama yang baik : dokter – dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, ahli radiologi, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya. B. Upaya Pengelolaan Rekam Medis di Indonesia Rekam medis merupakan dokumen penting yang diperlukan untuk menentukan terapi apa yang akan diberikan pada pasien penderita penyakit tertentu. Namun pada kenyataannya di Indonesia belum ada sinkronisasi rekam medis antar rumah sakit. Adanya sinkronisasi rekam medis antar rumah sakit sangat diperlukan untuk kelanjutan terapi yang akan diperoleh pasien. Berdasarkan rekam medis yang mereka punya, tenaga kesehatan yang akan
ix
memberikan terapi dapat memperoleh informasi tentang tindakan medis apa yang telah diperoleh pasien sehingga mereka bisa menentukan kelanjutan terapi yang akan dipilih. Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis. Dalam UU Praktik Kedokteran penjelasan pasal 46 ayat (1), yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pengertian yang sama juga digunakan pada Permenkes 269/2008. Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti rekaman EKG. Saat ini, di klinik yang khusus melayani para pegawai dan mahasiswa di UGM (GMC= Gadjah Mada Medical Centre) dokternya tidak lagi menggunakan status rekam medis kertas. Mouse dan keyboard sudah menggantikan pena untuk mencatat gejala, hasil observasi, diagnosis sampai dengan pengobatan. Namun, hingga kini hanya klinik tersebut satu-satunya fasilitas kesehatan yang menggunakan rekam medis elektronik di Jogja. Meski hanya untuk melayani pasien rawat jalan, itu sudah lumayan. Bila dilihat saat ini hanya beberapa rumah sakit saja yang menggunakan system rekam medis elektronik. Di Yogyakarta yang sudah jelas menerapkan system ini adalah klinik GMC dan rumah sakit Bethesda. Diharapkan ada rumah sakit lain yang menyusul menggunakan system rekam medis elektronik ini. Diawali dari rumah sakit, diharapkan nantinya perwujudan sinkronisasi rekam medis antar rumah sakit di Indonesia akan lebih mudah dilaksanakan. C. Kelebihan Sinkronisasi Rekam Medis Rekam medik kertas (manual) yang memiliki berbagai kelemahan, salah satunya terkait kekurang efisiensinya dalam praktik sehari-hari dinilai
x
sudah kurang mampu untuk menjawab tuntutan fungsi rekam medik tersebut diatas. Sewaktu masih memakai sistem arsip kertas (manual), masalahnya adalah lama pencarian dan sulitnya mengumpulkan data pasien yang terpecah-pecah. Telepon dan percakapan menjadi tulang punggung diskusi dan pertukaran informasi untuk mendapatkan kesimpulan pelayanan pasien antar tenaga medik termasuk bagi apoteker. Di lain pihak, rekam medik kertas (manual) juga dinilai sebagai salah satu upaya pelayanan kesehatan yang kurang ramah lingkungan. Rekam medis elektronik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: a. Dapat meminimalkan human eror , karena rekam medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik. b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang keputusan layanan kesehatan. c. Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis secara otomatis. d. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran utuk penanganan pasien e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik. (Thede, 2008; Moody, 2004) Penggunaan rekam medis elektronik yang diterapkan oleh pihak pelayanan kesehatan ini nyatanya sudah sangat membantu dalam manjemen data dan manajemen pengobatan dalam pelayanan kesehatan. Bila system tersebut disinkronkan jelas akan member manfaat yang lebih baik bagi pelayanan kesehatan di Indonesia, diantaranya merealisasikan terapi pasien yang rasional berdasarkan tindakan apa saja yang telah diperoleh sebelumnya, perwujudan manajemen data yang terpusat untuk mempermudah pengaksesan data dan sebagai sarana komunikasi non verbal antar tenaga kesehatan. Kegunaan lainnya juga untuk mewujudkan terapi pasien yang rasional. Terapi
xi
pasien yang rasional bisa meminimalisasi adanya keslahan dalam pengobatan sehingga kematian akibat kesalahan pengobatan bisa diminimalisir. D. Pihak-pihak
yang
Dipertimbangan
dapat
Membantu
Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi Masing-masingnya Diperlukan
adanya
kerjasama
antarlembaga
untuk
mengurus
pengumpulan medical record antar rumah sakit di Indonesia, baik untuk pengumpulan datanya dan pembuatan security code guna penjaminan keamanan medical record tiap pasien. Untuk itu beberapa lembaga yang diperlukan kerjasamanya dalam mencapai maksud tersebut antara lain: 1. Rumah Sakit, terutama bagian yang mengelola medical record tiap pasien. Dalam sebuah rumah sakit, medical record yang telah berisi informasi kesehatan pasien nantinya akan kembali ke Ruang Pendaftaran, yang kemudian dsimpan dan dikelola oleh petugas rekam medis sehingga natinya mudah dicari ketika pasien kembali berobat. 2. Departemen Kesehatan RI yang membidangi pengelolaan informasi antar rumah sakit. Dalam Departemen Kesehatan RI terdapat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
yang bertugas dalam membina rumah sakit di
Indonesia, sehingga nantinya terdapat koordinasi yang jelas dalam pengumpulan data setiap rumah sakit. 3. Kementrian
Komunikasi
dan
Informatika
yang
membidangi
penggunaan aplikasi informasi pembuatan central database serta keamanannya. Bidang ini terkait dengan tugas dari bagian Pusat Data dan Sarana Informatika Kominfo.
E. Langkah-langkah
Strategis
yang
Harus
Dilakukan
untuk
Mengimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang Diharapkan dapat Tercapai 1. Kebijakan Pemerintah Terkait Sentralisasi Medical Record di Indonesia
xii
Menurut Departemen Kesehatan RI, tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil. Permasalahan akan muncul ketika pasien berganti rumah sakit. Saat ini, medical record hanya
menjadi milik dari rumah sakit dimana pasien
berobat sehingga ketika pasein berganti rumah sakit untuk berobat, pasien tersebut tidak memiliki data riwayat kesehatan. Pencatatan rekam medis yang manual di atas kertas sangat sulit untuk di transfer antar rumah sakit apalagi pada kondisi geografis Indonesia dengan bentuk negeri seribu pulau. Masalah transportasi menjadi permasalahan yang bisa menghambat pertukaran informasi riwayat kesehatan pasien. Oleh karena itu diperlukan, digitalisasi sebuah medical record untuk mempermudah transfer data ke rumah sakit lain. Hal tersebut juga harus didukung dengan adanya sebuah central database dari medical record di tiap rumah sakit sehingga terdapat sinkronisasi data medical record antar rumah sakit. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan membuat suatu kebijakan guna mengkoordinasi pengumpulan setiap medical record dalam sebuah central database sehingga mempermudah akses setiap rumah sakit untuk mendapat data tentang riwayat kesehatan pasien. Secara garis besar, arah kebijakan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: a. Kebijakan tentang Koordinasi Pengumpulan Medical Record Departemen Kesehatan RI, khusunya Ditjen Bina Upaya Kesehatan, bertugas untuk mengkoordinasikan pengumpulan medical record dari setiap rumah sakit di Indonesia sehingga terdapat aturan yang jelas tentang pembuatan central database dari medical record. b. Peraturan tentang Kewajiban setiap Rumah Sakit untuk Mendigitalisasi Mendical Record-nya
xiii
Penerapan peraturan ini akan mempermudah pengelolan medical record. Medical record yang ada dalam bentuk digital akan lebih mudah ditarnsfer, baik itu kepada pusat pengumpul maupun ketika data medical record di akses oleh rumah sakit lain.
2. Pembangunan Gedung yang Mengelola Medical Record dari Setiap Rumah Sakit Sentralisasi sekian banyak data dari setiap rumah sakit di Indonesia pastilah membutuhkan suat tempat khusus, karena pastilah membutuhkan sekian banyak pekerja dalam proses pengelolaan data tersebut. Sehingga diperlukan sebuah gedung tersendiri tempat para pekerja mengelola data rekam medis.
3. Sosialisasi Prosedur Teknis Pelaksanaan Medical Record Central Database ke Setiap Rumah Sakit di Indonesia Sosialisasi tentang pelaksanaan sentralisasi medical record diberikan kepada setiap rumah sakit di Indonesia secara langsung oleh Dinas Kesehatan setiap provinsi ataupun kabupaten agar mempermudah pemerataan penyebaran informasi.
4. Pembuatan Sebuah Situs yang Berisi Medical Record Database dengan Jaringjan Antar Rumah Sakit untuk Mempermudah Akses Medical Record di Setiap Rumah Sakit Untuk mempermudah akses setiap tenaga kesehatan, maka pembuatan sebuah situs untuk mengakses medical record dari pasien sangat diperlukan agar setiap Rumah Sakit mampu mengakses dengan mudah. Namun jaringan yang digunakan bukan jaringan yang luas layaknya internet, jaringan yang digunakan hanya akan menghubungkan antar rumah sakit
xiv
untuk menjamin keamanan data. Selain jaringan yang terbatas, password juga diterapkan untuk setiap data, agar privasi data antarpasien terjamin.
PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Indonesia belum memiliki sistem medical record yang terpusat, yang memungkinkan tenaga kesehatan mengakses riwayat kesehatan pasien untuk kepentingan pengobatan. 2. Tidak adanya sinkronisasi medical record antar rumah sakit menjadi salah satu penghambat pelayanan kesehatan ketika pasien berganti rumah sakit. 3. Upaya sinkronisasi medical record akan mempermudah akses riwayat kesehatan pasien sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di seluruh rumah sakit di Indonesia.
B. Rekomendasi 1. Perlu adanya kerjasama antar lembaga pemerintah terkait yaitu Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan dan kementerian Komunikasi dan Informasika untuk mewujudkan sinkronisasi medical record di Indonesia. 2. Diperlukan peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk sinkronisasi medical record di Indonesia. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan sistem Medical Record Central Database.
xv
4. Sosialisasi Prosedur Teknis Pelaksanaan Medical Record Central Database ke Setiap Rumah Sakit di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Anonim.
2012.
Rekam
Medik
Elektronik
.
diambil
dari
http://sabanailalangliar.blogspot.com, pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 11.30 WIB Anonim. 2013. Studi Observasi Deskriptif Potensi Terjadinya Medication Error Resep Pediatri Di Rumah Sakit Dan Dua Apotek Di Kabanjahe Periode Oktober-Desember 2008. Diambil dari http://library.usu.ac.id/index.php? option=com_journal_review&id=14316&task=view . Pada tanggal 5 Maret 2013 pukul 08.31 WIB Dwiprahasto I. 2006. Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer, Jurnal Berkala Ilmu
Kedokteran
2006,
XXXVIII(1),
diambil
dari
http://i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603. Pada tanggal 5 Maret 2013 pukul 08.31 WIB Tim Penyusun. 1994. Pedoman Sistem Pencatatan Rumah Sakit (Rekam Medis/Medical Record.Jakarta: Departmen Kesehatan RI
PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Rekomendasi
LAMPIRAN 1.
Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok
xvi
a. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Tintani Bunga Restika NIM : 10/305000/FA/08654 Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 22 November 1992 Alamat di Yogyakarta : Pogung Rejo RT 16A RW 51 blok D no 1, Sinduadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta Email :
[email protected] Pendidikan : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, 7 Maret 2013 Ketua Pelaksana
(Tintani Bunga Restika) 10/305000/FA/08654
b. Anggota Pelaksana 1 Nama Lengkap NIM Tempat, Tanggal Lahir Alamat di Yogyakarta Email Pendidikan
: Indah Shintawati : 10/301501/FA/08575 : Banyumas, 19 September 1992 : Pogung Kidul XVI/VI/I Sinduadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta :
[email protected] : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, 7 Maret 2013 Anggota Kelompok (Indah Shintawati) 10/301501/FA/08575
c. Anggota Pelaksana 2 Nama Lengkap NIM Tempat, Tanggal Lahir Alamat di Yogyakarta Email Pendidikan
: Resa Ansi Rengganis : 10/301607/FA/08587 : Wonogiri, Februari 1993 : Jl. Timor Timur 108, Plemburan, Yogyakarta :
[email protected] : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, 7 Maret 2013 Anggota Kelompok (Resa Ansi Rengganis)
xvii
10/305000/FA/08587
xviii
2. Biodata Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Tempat/tanggal lahir d. No. Telp. e. Alamat Rumah
: Woro Harjaningsih, : 197008161998032001 : : : . f. Alamat Kantor : Fakultas Farmasi UGM, Sekip Utara, Yogyakarta g. Email : h. Latar Belakang Pendidikan: SD Jetis lulus tahun 1994 SLTPN II Sewon lulus tahun 1997 SMTI Yogyakarta lulus tahun 2000 S1 Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2007 Program apoteker Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2008 S2 Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2011 Yogyakarta, 7 Maret 2013 Dosen Pendamping
(Woro Harjaningsih, ) NIP. 990000110
19