UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KOMPETENSI DASAR MENGELOLA BUKU BESAR PERUSAHAAN DAGANG Niken Hadiningrum dan Dwi Rini Raharti Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya SMK Negeri 1, Surabaya ABSTRACT This study aimed to find our the learning management, students activities, and the learning result after joining the cooperative learning method type Two Stay Two Stray in managing the trading company’s ledger Lesson. This study involves the X Accounting 2 class of SMK Negeri 1 Surabaya. By using the class action research, the researcher joins, observes, reflects and evaluates the learning process. The study shows the learning management is 3,00 in the first cycle and increase 3,24 in the second cycle. While, the students activities also increased from 2,95 in the first cycle to 3,41 in the second cycle. Moreover, the mastery learning result increased in the first post test the classical comprehensiveness is 70% and in the second post test increased 87,5%. Key words: cooperative learning method type two stay two stray, students learning outcomes.
Di era globalisasi ini tidak hanya dunia bisnis saja yang semakin maju, demikian juga dunia pendidikan.Pendidikan menjadi suatu acuan berkembangnya suatu negara.Pendidikan menjadi suatu dasar yang tidak dapat terpisahkan dari suatu peradaban perkembangan zaman. Sedikit saja kita tertinggal dalam bidang pendidikan akan berdampak sangat besar pada pembangunan bangsa. Oleh karena itu pendidikan harus terus dikembangkan supaya generasi bangsa dapat terus maju. Sebelum kita melangkah pada cara memajukan pendidikan terlebih dahulu kita akan bahas apa itu pendidikan. Pendidikanakan menumbuhkan suatu budaya yang lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan memberikan suatu contoh pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Tanpa suatu pendidikan manusia tidak akan mengalami peradaban yang semakin baik. Terlepas dari hal itu pendidikan
tidak akan berjalan tanpa suatu subjek dan objek. Subjek daripada pendidikan adalah guru dan siswa sedangkan objek daripada pendidikan adalah pengetahuan.Seorang guru maupun siswa dari pendidikan informal bisa dilakukan oleh siapapun tanpa suatu pendekatan baik model maupun metode dalam penyampaiannya.Sedangkan guru maupun siswa dari pendidikan formal membutuhkan pendekatan baik model maupun metodepenyampaiannya.Hal ini dikarenakan materi yang disampaikan oleh guru lebih terstruktur sesuai dengan kurikulum. Guru dituntut untuk bisa lebih kreatif dan profesional dalam menyampaikan materi. Seorang guru harus berupaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran salah satunya adalah memperbaiki pola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan atau model belajar yang dinilai efektif dan efisien oleh guru untuk diterapkan di kelas.
Berdasarkan temuan peneliti pada saat observasi di kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Surabaya, peneliti menemukan suatu permasalahan mengenai hasil belajar siswa yang rendah dan belum mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini terjadi dikelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya nilai ulangan harian siswa mencapai ketuntasan klasikal 70 % dari standar minimal ketuntasan klasikal di SMK Negeri 1 Surabaya yaitu 85%. Dengan adanya hal ini, peneliti mencoba memberikan suatu variasi pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Variasi pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Alasan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa.Disamping itu peneliti mencoba menguraikan bahwa variasi model pembelajaran ini dapat dijadikan pilihan guru sebagai salah satu sarana kegiatan belajar mengajar dari sekian banyak model pembelajaran yang telah ada. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray memiliki langkah-langkah dalam proses pelaksanaannya. Siswa akan dikelompokkan masing-masing kelompok empat orang, tugas mereka adalah mendiskusikan masalah dan mencari jawaban dari tugas yang diberikan guru. Setelah berdiskusi dengan kelompok masing-masing, dua orang diantaranya bertugas untuk meninggalkan kelompoknya menuju kelompok lain untuk mendiskusikan hasil kerja mereka. Sedangkan dua sisanya bertugas menerima tamu dari kelompok lain serta menyajikan hasil diskusi kepada kelompok lain. Dengan hal ini diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang lain,
bertukar pendapat, saling mengoreksi, sehingga tercipta pemahaman antarsiswa dalam menerima perbedaan satu sama lain. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ―Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kompetensi Siswa Mengelola Buku Besar melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Straypada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya‖. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: bagaimanakah pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya?; bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya?; bagaimanakah hasil belajar siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini, antara lain untuk mengetahui: pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku
Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya, hasil belajar siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada Kompetensi Dasar Mengelola Buku Besar Perusahaan Dagang Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya. Model Pembelajaran Menurut Nursalim (2007), belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya‖. Menurut Kiswoyo (dalam Ekawarna, 2010), ―istilah model dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai pola kegiatan guru-siswa untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat perbuatan mengajar dan belajar‖. Menurut Suprijono (2010) pembelajaran kooperatif adalah―konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahanbahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud‖. Menurut Suprijono (2010) metode Two Stay Two Stray adalah ―diawali dengan pembagian kelompok. Setelah terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intra kelompok usai, dua orang dari masingmasing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta
(tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok.Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut.Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah usai menunaikan tugasnya, mereka kembali kekelompoknya masing-masing.Setelah kembali ke kelompok asal, baik peserta didik yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan‖. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dalam model pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yang telah dibahas sebelumnya. Siswa diajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep atau solusi. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray Menurut Santoso (2011) dalam solidaritas blogger unila (online) adalah sebagai berikut: siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya; kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda; penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray maka pembelajaran ini sangat berorientasi pada kerja kelompok.Oleh
karena itu dalam kerja sebuah kelompok tidak membeda-bedakan kemampuan siswa maupun asal usul siswa. Semua dianggap sama yang membedakan hanya pemberian penghargaan kepada team yang paling hebat. TahaptahapModelPembelajaranKooperatif Tipe Two Stay Two Stray Fase Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2: Present information Menyajikan informasi Fase 3: Organize students into learning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar Fase 4: Asist team work and study Membantu kerja tim dan belajar Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi
Fase 6: Provide Recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Perilaku Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
Tahapan-tahapan dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Menurut Santoso (2011) dalam solidaritas blogger unila (online) beberapa tahapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
sebagai berikut: persiapan, tahapan ini guru mempersiapkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok belajar dengan berbagai tingkat kemampuan siswa; presentasi guru, tahapan ini guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat; kegiatan kelompok, pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas yang harus didiskusikan dan dipecahkan permasalahannya oleh anggota kelompok yang lain; formalisasi, setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya; evaluasi kelompok, pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Cilibert-Macmilan (dalam Isjoni, 2010) mengatakan bahwa ―keunggulan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dilihat dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok‖.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Menurut Isjoni (2010), kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada faktor sebagai berikut: guru harus mempersiapkan
pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu; agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai; selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Kelemahan daripada model pembelajaran kooperatif menyangkut keahlian guru dalam mengolah kelas, mempersiapkan pembelajaran, kegiatan yang lama yang memakan waktu dan kelas kurang kondusif.Sebaiknya sebelum menentukan pilihan model pembelajaran kooperatif terlebih dahulu guru mengetahui kelemahankelemahanya supaya guru dapat mencari alternatif untuk mengatasinya.
Buku Besar Setiap transaksi yang terjadi akan dicatat ke dalam akun atau rekening/perkiraan. Akun adalah kartu atau blangko yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi.Kumpulan akun tersebut dinamakan buku besar.Buku besar adalah kumpulan akun yang digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan transaksi-transaksi yang sejenis. Adapun posting dari jurnal ke buku besar ada dua macam yaitu siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang.Karena yang kita bahas kali materi buku besar perusahaan dagang.Jika kita membahas siklus akuntansi perusahaan dagang maka tidak terlepas dari jurnal khusus.Pemindahbukuan (posting) dari jurnal khusus ke akun buku besar
dilakukan secara kumulatif dan berkala (pada umumnya setiap akhir bulan). Akun buku besar seperti akun utang usaha, piutang usaha, dan persediaan barang dagangan, kadangkadang tidak mencerminkan data secara terperinci.Untuk mengetahui utang usaha, piutang usaha, dan sediaan barang dagangan secara terperinci, diperlukan akun-akun lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu (subsidiaryledger).Dengan demikian, ada buku besar pembantu utang, buku besar pembantu piutang, dan buku besar pembantu barang dagang/sediaan. Buku besar pembantu sama dengan bentuk buku besar, dapat berbentuk skontro dan staffel. Pencatatan ke dalam buku besar dilakukan secara langsung dari transaksi.Namun, dapat pula didasarkan dari jurnal khusus. Penelitian Terdahulu Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Strayuntuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA yang dilakukan olehIsmawati (2011)menunjukkan hasil penelitiannya bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Boja dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 88% dan siklus II sebesar 98%. Penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Akuntansi Pajak X Akuntansi di SMK Negeri 1 Boyolangu yang dilakukan oleh Yudha (2009) menunjukkan bahwa mengalami peningkatan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 78,86% kemudian pada siklus II sebesar 77,14%, dan yang terakhir pada siklus III sebesar 84,86%. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu kegiatan yang sengaja dimunculkan untuk mencermati keadaan kelas. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah tempat dimana peneliti mengadakan kegiatan penelitian untuk pengambilan data sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.Tempat yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah SMK Negeri 1 Surabaya yang beralamat di jalan SMEA No. 4 Wonokromo Surabaya. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah kelas X Akuntansi2 di SMK Negeri 1 Surabaya sebanyak 40 siswa. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada kompetensi dasar mengelola buku besar perusahaan dagang kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Surabaya. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Ekawarna (2010), penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan (action reserch) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Dengan demikian peneliti dapat langsung melihat, mengamati, merefleksi, dan mengevaluasi bagaimana kegiatan pembelajaran.Hasil dari penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stary ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut ini alur penelitian tindakan kelas (classroom action research): Tindakan
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Tindakan
Perbaikan Rencana
Observasi
Refleksi
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Perangkat dan Instrumen Penelitian Perangkat dalam penelitian ini terdiri dari: silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Sedangkan instrumen dalam penelitianini meliputi: lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipeTwo Stay Two Stray, lembar pengamatan aktivitas siswa, buku siswa, LKS, dan soal post test. Teknik Pengumpulan Data Metode observasi, observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan lembar observasi aktivitas siswa; metode dokumentasi, dalam penelitian ini dokumen yang diperoleh adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), gambaran umum SMK Negeri 1 Surabaya, jumlah siswa, nilai siswa, dan foto-foto selama kegitan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray; tes, dalam penelitian ini tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Two StayTwo Stray pada mata diklat mengelolabuku besar di SMK Negeri 1
Surabaya. Adapun tes yang digunakan selama penelitian adalah soal post test. Teknik Analisis Data 1. Analisis terhadap Lembar Pengelolaan Pembelajaran dan Aktivitas Siswa Analisis terhadap lembar pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam menerapkan model pembelajaran langsung kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini dianalisis dengan menggunakan skala penilaian aktivitas guru dan siswa dengan rentang 1 sampai 4.Data ini diperoleh dari hasil penilaian yang diberikan oleh dua pengamat pada lembar observasi pengelolaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dalam menilai rata-rata kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dihitung dengan cara: Rata rata tiap kemampuan
TotalRata rataTiapAs pek JumlahAspekYangDiamati Menurut Dzikorohuntuk menilai rata-rata pengelolaan pembelajarandan aktivitas siswa dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: Nilai 0,00-0,69 = Kurang Nilai 1,70-2,59 = Cukup Nilai 2,60-3,49 = Baik Nilai 3,50-4,00 = Sangat baik 2. Analisis Hasil Belajar Siswa Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa didapatkan dari nilai tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan yaitu dengan memberikan post test pada tiap-tiap
siklus. Tes tertulis (post test) ini digunakan sebagai dasar dalam mengukur ketuntasan hasil belajar siswa. Siswa dianggap telah tuntas belajar bila telah mencapai ketuntasan kompetensi minimum yang telah ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Surabaya yaitu nilai 85, serta suatu kelas dianggap tuntas belajar bila ketuntasan klasikal mencapai >85% jumlah siswa yang telah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar dapat dicari dengan menggunakan rumus: Ketuntasan Belajar Individual =
Skor Siswa X 100% Skor Maksimal Ketuntasan
Klasikal
=
Jumlah Siswa Yang Tuntas X 100% Jumlah Seluruh Siswa PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Hasil analisis lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang telah diisi oleh 2 orang pengamat yaitu guru mata pelajaran dan rekan mahasiswa selama dua kali siklus dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran Tiap Siklus dengan Menggunakan ModelPembelajaran KooperatifTipe Two Stay Two Stray
No
Aspek yang Diamati
Nilai Ratarata Tiap Siklus I
A. Kegiatan Awal Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 1. Memotivasi siswa 2.Menyampaikan tujuan pembelajaran 3.Mengkaitkan pelajaran dengan materi terdahulu B. Kegiatan Inti Fase 2: Menyajikan informasi 4.Mempresentasikan materi pokok yang mendukung tugas belajar kelompok dengan cara menjelaskan Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompokkelompok belajar 5.Mengorganisasikan siswa untuk belajar kelompok Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar 6.Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS dengan benar 7.Mengawasi dan membimbing setiap kelompok secara bergiliran 8.Memberikan
II
3 3,5
4 4
3
3,5
3
4
bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan 9.Membimbing siswa untuk saling membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya 10.Membimbing siswa untuk mempresentasikan tugas kelompoknya Fase 5: Evaluasi 11.Mengecek pemahaman dan memberikan evaluasi atau umpan balik C. Penutupan 12.Membimbing siswa membuat rangkuman 13.Memberikan kesempatan latihan lanjutan atau pekerjaanrumah. 14. 14. Memberikan posttest 15. Memberikan penghargaan kepada siswa 16. Pengelolaan waktu Suasana Kelas 17. Berpusat pada siswa 18. Siswa Antusias 19. Guru Antusias
3
4 Jumlah Rata-rata (Sumber: Hasil Pengelolaan Data)
3
3
2,5
2,5
3
3
2,5
3,5
3
4
3,5
3
3
3
3
3,5
3
3
4
4
2
2,5
3
3,5
3 3
3 3
57
61,5
3
3,24
Berdasarkan tabel diatas hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran pada siklus I mendapatkan rata-rata nilai 3 termasuk dalam kriteria baik.Sedangkan pada siklus II pengamatan pengelolaan pembelajaran
mendapatkan rata-rata 3,24termasuk dalam kriteria baik.
nilai 9.
2. AktivitasSiswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Hasil analisis lembar pengamatan aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang telah diisi oleh 2 orang pengamat yaitu guru mata pelajaran Akuntansi dan rekan mahasiswa selama dua kali siklus dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Tiap Siklusdengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
No
1.
2.
3.
4. 5.
6. 7. 8.
Aspek yang Diamati
Bergerak dengan cepat menuju tempat kelompok Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain Membaca, menulis, yang relevan dengan KBM Menjawab pertanyaan guru/siswa (merespon) Mengerjakan/ mendiskusikan pertanyaan guru dalam LKS (termasuk mengambil giliran dan berbagi tugas) Kerjasama dalam kelompok Mempunyai keberanian untuk bertanya Memeriksa dengan cermat hasil pekerjaan kelompok (kelompok lain dan kelompok
10. 11.
sendiri) Menanggapi jawaban hasil diskusi kelompok lain Merangkum materi pelajaran Mengerjakan posttest Jumlah Rata-rata
3
3,5
3
4
3
3
32,5
37,5
2,95
3,41
(Sumber: Hasil Pengelolaan Data)
Nilai Ratarata Tiap Siklus I
II
3
3
4
4
3
4
2,5
3
3
4
3
4
2
2
3
3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tentang pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada tiap siklus selalu mengalami kenaikan. Pada siklus I aktivitas siswa mendapatkan rata-rata nilai 2,95 dengan kriteria baik. Pada kegiatan pembelajaran siklus II aktivitas siswa mendapatkan rata-rata nilai 3,41 dengan kriteria baik. 3. Hasil Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap-tiap siklus dari nilai kinerja siswa maupun hasil posttest. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa pada tiap siklus mengalami peningkatan. Data hasil belajar siswa melalui hasil nilai tertulis (post test) dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3 Rekapitulasi Nilai Post Tets TiapSiklusdengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Karakteristik Jumlah siswa seluruhnya
Keterangan Tiap Siklus I II 40
40
Jumlah siswa yang tuntas
28
35
Jumlah siswa yang tidak tuntas
12
5
75,7
84,88
70%
87,5%
Rata-rata nilai satu kelas Persentase ketuntasan klasikal
(Sumber: Hasil Pengelolaan Data)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tingkat penguasaan materi yang dilakukan selama tes tertulis (post test) mengalami peningkatan setiap siklusnya.Hal ini terbukti dengan semakin naiknya jumlah siswa yang tuntas di setiap siklusnya.Kategori siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai tes tertulis (post test) diatas 70.Siklus I ada 28 siswa yang tuntas sedangkan siklus II ada 35 siswa yang tuntas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasantentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hasil pengamatan pada siklus I rata-rata nilai sebesar 3,00 dengan kriteria baik dan siklus II rata-rata nilai sebesar 3,24 dengan kriteria baik. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata pengamatan pada setiap siklus. Hasil pengamatan pada siklus I rata-rata nilai sebesar 2,95 dengan kriteria baik dan pada siklus II
rata-rata nilai sebesar 3,41 dengan kriteria baik. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa melalui pre test dan post test. Pada post test I ketuntasan klasikal sebesar 70%, dan pada post test II mengalami peningkatan menjadi 87,5%. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat saran dari peneliti, antara lain:guru sebaiknya mempersiapkan materi dan alat pembelajaran sehingga saat proses belajar mengajar berlangsung semua telah siap sesuai dengan prosedur tanpa membuang waktu dengan percuma. Guru sebaiknya memberikan pengawasan dan bimbingan secara menyeluruh kepada semua kelompok supaya semua kesulitan yang dialami tiap-tiap kelompok dapat terpecahkan mengingat setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Guru seharusnya lebih banyak memberikan umpan balik untuk memancing siswa lebih aktif. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila kurang jelas.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Yudha. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Akuntansi Pajak Kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung.
Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Gaung Persada. Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Ismawati, N. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas X. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol. 7 No. 38-41(http//:journal.unnes.ac.id, diakses 30 Januari 2012). Nursalim, Moch, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya:University Press. Santoso, Eko Budi. 2011. ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Civic Educational Material Cente, Share Information, Experience & creation (online), dalam (http://ras-ekoblogspot.com/2011/05/modelpembelajaran-kooperatif-tipetwo.html, diakses 3 Januari 2012). Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.