MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Volume 2, No. 2, Oktober 2016:Pencatatan Page 170-181 Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan P-ISSN: 2443-1435 || E-ISSN: 2528-4290
MULYADI
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU SEKOLAH KHUSUS MELALUI PENERAPAN PENCATATAN PIKET SECARA KETAT DAN BERKELANJUTAN Mulyadi1 ABSTRAK: Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan untuk menerapkan program pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan bagi guru-guru SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus dengan lama penelitian 4 minggu (satu bulan) pada guru-guru SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan kedisiplinan kehadiran guru untuk datang mengajar pada jam pertama sesuai waktu, 2) meningkatkan kedisiplinan kehadiran guru tepat masuk kelas sebelum istirahat dan sesudah istirahat, 3) meningkatkan kedisiplinan, ketepatan keluar guru dari kelas pada jam terakhir. Metode yang digunakan dari penelitian ini adalah metode pendataan/pencatatan yang bersifat ketat dan berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I persentasi guru yang terlambat pada jam pertama sebesar 30,56% mengalami penurunan pada siklus II menjadi 4,17%, keterlambatan masuk pada pergantian jam mengajar sebelum istirahat pada siklus I sebesar 20,83% menjadi 4,17%. Pada siklus I persentasi keterlambatan guru masuk kelas setelah istirahat adalah 19,43% menurun drastis pada siklus II menjadi 4,17%, sedangkan persentase guru yang pulang cepat pada jam terakhir sebesar 34,72% menurun menjadi 6,94%. Peningkatan kedisiplinan yang terjadi secara umum dari kategori sedang menjadi kategori normal/rendah. Melalui penelitian ini diharapkan sistem pencatatan secara ketat dan berkelanjutan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya tidak hanya berlaku pada guru namun juga berlaku untuk pegawai lainnya. Kata Kunci: Disiplin, Piket Ketat dan Berkelanjutan, Sekolah Khusus.
THE EFFORTS TO IMPROVE SPECIAL SCHOOLS TEACHERS DISCIPLINE THROUGH APPLICATION FOR LISTING STRICT AND CONTINUOUS PICKET ABSTRACT: The study was conducted school action to implement the program rigorously recording pickets and sustainable for teachers SKH 01 Pembina State Pandeglang in Banten Province. This study was conducted for two cycles with a duration of visit 4 weeks (one month) the teachers SKh 01 Pembina State Pandeglang in Banten Province in the academic year 2015/2016. This study aims to 1) improve discipline attendance of teachers to come teach at the first appropriate time clock, 2) improve discipline teacher attendance to class right before the break and after the break, 3) improve discipline, the precision of the teacher out of the classroom at the last hour. The method used on this research is the method of data collection / recording that is both rigorous and sustainable. Results from this study is the first cycle the percentage of teachers who late in the first hour of 30.56% decline in the second cycle to 4.17%, a late entry at the turn of teaching hours before the break on the first cycle of 20.83%, to 4, 17%. In the first cycle of delay percentage teacher entered the classroom after the break was 19.43% dropped dramatically in the second cycle to 4.17%, while the percentage of teachers who left early in the final hour of 34.72% decline to 6.94%. Increased discipline that occurs in general of the moderate category into the category of normal / low. Through this research is expected recording system strictly and sustainable can be used as an alternative approach to improve the discipline of teachers in performing their duties and obligations apply not only teachers but also applies to other employees. Keywords: Discipline, Special Schools, Strict and Countinuous Picket.
1
Kepala SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang; Email:
[email protected]
- 170 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
PENDAHULUAN Berbagai upaya pembaharuan sistem pendidikan dan perangkatnya saat ini terus dilakukan. Beberapa peraturan pendidikan muncul untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang dianggap sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Kurikulumpun terus mengalami penyempurnaanpenyempurnaan dengan kelengkapan suplemennya. Komitmen guru dalam merencanakan pembelajaran dan menerapkan strategi belajar mengajar sangat membantu proses pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki minimal 5 (lima) kompetensi yaitu; kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Guru yang memiliki kompetensi adalah guru yang menurut undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kedisiplinan adalah salah satu bagian dalam kompetensi kepribadian. Kedisiplinan yang dimaksud adalah disiplin: masuk dan keluar kelas baik pada awal pelajaran maupun pada jam ganti pelajaran, menyediakan perangkat pembelajaran berupa program tahunan, program semester, RPP, silabus, analisis waktu efektif, mengadakan penilaian dan evaluasi dengan benar dan membuat program remedial dan pengayaan. Selayaknya program pendidikan di Sekolah Khusus (SKh) dan yang setara, jumlah jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 32 jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam pelajaran di SKh kelas 1-3 SDLB lamanya adalah 35 menit. Kelas 4-6 SDLB lamanya 40 menit. Kelas 7-9 SMPLB lamanya 40 menit dan Kelas 10-12 SMALB. Mata pelajaran yang wajib diikuti ada 10 mata pelajaran yang terdiri pada mata pelajaran umum berjumlah 9 mata pelajaran ditambah 1 mata pelajaran kekhususan, ditentukan langsung oleh kebutuhan sekolah. Supaya dalam proses belajat mengajar yang dilakukan itu efektif dan efisien guru harus mengajar dengan profesional dan disiplin tinggi. Teknik mendidik dan mengajar yang sudah baik tentu harus ditunjang dengan kemampuan merespon perkembangan masyarakat saat ini. Guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya baik secara perorangan melalui pendidikan dan latihan maupun secara bersama-sama melalui kegiatan penataran ataupun lokakarya dan sejenisnya. Kemampuan profesional guru sangatlah penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam struktur kurikulum pendidikan SKh, pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya
- 171 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal (KKM). Kewajiban guru berdasarkan standar pelaksanaan proses belajar mengajar, setiap guru profesional (bersertifikat) wajib mengajar tatap muka di kelas antara 24 jam tiap minggu hingga 40 jam perminggu. Kenyataannya disiplin kerja guru belum sesuai dengan keinginan semestinya disiplin kerja guru dibentuk secara bertahap dan berkelanjutan. Dalam mengajar, guru harus meningkatkan disiplin, perencanaan atau persiapan, pelaksanaan dan yang tak kalah pentingnya adalah evaluasi pembelajaran. Guru sesungguhnya merupakan faktor utama penentu keberhasilan atau ketidakberhasilan siswa belajar pada tingkat pendidikan yang diikutinya. Guru merupakan figur sentral dalam aktivitas proses belajar mengajar dan mendididk di kelas, sehingga tugas dan peranannya sangat menentukan terhadap tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Bagaimanapun disiplin kerja guru adalah teladan bagi dirinya sendiri dan para siswa yang sangat mendukung perwujudan efektifitas mengajar. Realitasnya hingga saat ini, belum semua guru dapat melaksanakan tugas ideal sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu dengan beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Hal tersebut terjadi karena kondisi sekolah yang kelebihan guru, terjadi homogenitas guru atau tejadi kelangkaan guru serta lokasi sekolah yang berada di daerah terpencil. Kelebihan guru terjadi karena ada perubahan kebijakan dalam perencanaan dan rekruitment guru, serta perubahan beban mengajar guru dari paling sedikit 18 jam tatap muka per minggu menjadi 24 jam tatap muka per minggu. Pada SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten, bahwa sebagian besar guru sudah diberikan beban mengajar di kelas, namun pada kenyataannya masih banyak dan sering di antara guru-guru tidak melaksanakan tugas dengan sepenuh hatinya. Masalah utamanya adalah keterlambatan tiba di sekolah pada jam pertama, lambatnya guru masuk ke kelas saat pergantian jam pelajaran dan cepatnya keluar pada jam terakhir adalah salah satu kenyataan yang sering terjadi sehingga menyebabakan terlambat masuk di kelas atau cepat keluar, akhirnya 1 jam pelajaran (35 menit) hanya terlaksana sekitar 30 menit bagi kelas 1-3 SDLB, sedangkan sedangkan bagi kelas 4-6, SMPLB dan SMALB adalah 1 jam pelajaran (40 menit) hanya terlaksana sekitar 35 menit. Masalah lainnya adalah keterlambatan datang disebabkan juga oleh kegiatan guru diwaktu istirahat berupa main game, catur, tenis meja, mengobrol dan lain-lain. Sehingga jika jam mengajar telah masuk mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan waktunya masuk kelas terlupakan dan lambat. Dari kajian di atas maka masalah yang harus diselesaikan adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan kehadiran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan kedisiplinan mengajar guru merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan mengingat bahwa volume belajar siswa tidak dapat terpenuhi secara maksimal. Untuk itu diperlukan upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk memperbaiki kondisi keadaan tersebut, salah satu alternatif upaya yang akan dilakukan oleh penulis adalah pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan (kontinuitas).
- 172 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
Dari beberapa permasalahan yang menyebabkan menurunnya tingkat kedisiplinan guru dalam mengajar menjadi rendah, maka peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam mengenai “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru-Guru SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan.” METODE Penelitian tindakan sekolah ini adalah salah satu alternatif untuk mendisiplinkan kehadiran guru dikelas. Abalisis dalam penelitian tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif. Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan di SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Provinsi Banten, yang beralamat di Jln. Stadion Badak Kp.Kuranten Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari Pandeglang. Waktu penelitian, Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan selama empat minggu yaitu pada tanggal 2 November sampai dengan 14 November tahun 2015. Subjek dan Sasaran Penelitian, yang menjadi subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru di SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten sejumlah 30 orang guru, terdiri atas 17 orang guru PNS, dan 13 orang guru non PNS ( TKK dan Honorer). Dengan komposisi bergelar S2 (Magister) ada 3 orang dan bergelar S1 (Sarjana) ada 27 orang. Sedangkan sasaran penelitian tindakan sekolah ini adalah Kompetensi Kepribadian yang melekat pada masing-masing guru. Jenis Tindakan, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan kepada guru dalam kehadiran di kelas dan kedisiplinan guru pada awal masuk jam pertama, pergantian jam mengajar dan pada jam terakhir. Diharapkan dengan pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan yang diberikan oleh kepala sekolah akan terjadi perubahan atau peningkatan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas dalam proses pembelajaran. Karena keterbatasan waktu, penelitian tindakan sekolah ini hanya dilaksanakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan selama satu minggu. DISKUSI Kedisiplinan merupakan salah satu masalah yang harus dicarikan solusi untuk mengatasi masalahnya, baik kedisiplilnan pada murid maupun kedisiplinan pada guru. Kedisiplinan pada guru kadang terjadi tanpa disadari dan itu merupakan seolah-olah sebagai rutinitas yang terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Untuk itu, kedisiplinan perlu disusun kedalam suatu program tindakan pendisiplinan khususnya bagi guru sesuai dengan ruang lingkup pada penelitian ini. Hasil penelitian dan pembahasan dari tiap-tiap siklus, secara sistematik hasil penelitian disajikan dalam empat langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (actuating), 3) pengamatan (observation), 4) refleksi (reflection). Siklus Pertama: Program pendisiplinan berlangsung sejak mulai peneliti memberikan arahan/input sampai kepada menyusun rencana pelaksanaan kedisiplinan dalam pelaksanaan tugas, yaitu berupa kedisiplinan masuk jam mengajar pada jam pertama, pergantian jam pelajaran baik sebelum dan sesudah
- 173 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
istirahat serta kedisiplinan meninggalkan kelas setelah pembelajaran sesuai dengan waktu. Setelah mendapatkan masalah tersebut di atas, dilanjutkan dengan menganalisis dan mengidentifikasi faktor penyebab lainnya. Karena melalui pemahaman berbagai kecenderungan penyebab masalah suatu tindakan dapat dikembangkan. Asumsi peneliti, bahwa penyebab masalah adalah sikap dan tabiat yang sudah terbiasa dilakukan oleh guru pada umumnya karena kurangnya pengawasan. Tindakan nyata masalah yang digunakan peneliti yaitu melihat perubahan sikap terhadap tugas guru dengan cara penerapan pencatatan piket secara ketat dan berkesinambungan. Sehingga, dengan pertimbangan tersebut, maka pada langkah perencanaan, peneliti menyediakan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang berisi tantang keterlambatan guru masuk kelas pada jam pertama, pergantian sebelum dan sesudah istirahat serta kedisiplinan meninggalkan kelas sebelum waktunya yang terangkum dalam satu lembar observasi. Langkah berikutnya dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah pelaksanaan tindakan, yaitu berupa tindakan pendisiplinan dengan pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan untuk meningkatkan kedisiplinan guru adalah sebagai berikut: 1) Petugas piket sesuai dengan jadwalnya dalam satu minggu mencatat jam masuk ke kelas guru yang mengajar pada jam pertama; 2) Petugas piket mencatat guru yang terlambat masuk pada pergantian jam sebelum istirahat; 3) Petugas piket mencatat guru yang terlambat masuk pada pergantian jam setelah istirahat; 4) Petugas piket mencatat guru yang keluar cepat dari kelas pada jam terakhir; dan 5) Hasil pencatatan dikoordinasikan kepada kepala sekolah. Pada langkah pengamatan, dilakukan observasi pada guru piket. Pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan dilakukan setiap hari sebelum jam pertama, pergantian jam dan jam terakhir. Guru-guru di SKh Negeri 01 Pembina Kabupaten Pandeglang, Banten tidak ada yang diberitahukan oleh peneliti dan kepala sekolah, sehingga penelitian berjalan secara alami. Petugas piket harian bertugas hanya sebatas mencatat keterlambatan masuk, pergantian jam dan kecepatan pulang bagi guru-guru yang mengajar dengan jadwal pelajaran yang berlaku. Hasil pengamatan pada pada siklus pertama terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada jam pertama, dapat disajikan pada Gambar 1. 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5 Hari Ke 6
GAMBAR 1. Grafik Hubungan Persentase Keterlambatan Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus I
- 174 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
Berdasarkan Gambar 1, pada hari pertama (senin) keterlambatan guru mengalami peningkatan sampai hari ketiga (rabu) peningkatan mulai dari 25% menjadi 16,67% dan terjadi penurunan pada hari kamis dan jumat, sementara pada hari keenam (sabtu) terjadi peningkatan drastis guru yang mengalami keterlambatan kelas hingga mencapai 41,67%. Hasil pengamatan pada pada siklus pertama terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam sebelum istirahat, dapat disajikan pada Gambar 2. 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Hari Ke 1
Hari Ke 2
Hari Ke 3
Hari Ke 4
Hari Ke 5
Hari Ke 6
GAMBAR 2. Grafik Hubungan Persentase Keterlambatan Masuk pada Pergantian Jam Sebelum Istirahat dalam Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus I Berdasarkan Gambar 2, keterlambatan masuk kelas pada pergantian jam sebelum istirahat terjadi fluktuatif sampai hari sabtu, keterlambatan paling rendah terjadi pada hari senin, kamis dan sabtu sebesar 16,67% dan keterlambatan paling banyak terjadi pada hari selasa, rabu dan jumat sebesar 25%. Hasil pengamatan pada pada siklus pertama terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam setelah istirahat, dapat disajikan pada Gambar 3. 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5 Hari Ke 6
GAMBAR 3. Grafik Hubungan Persentase Keterlambatan Masuk pada Pergantian Jam Setelah Istirahat dalam Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus I
- 175 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
Berdasarkan Gambar 3, keterlambatan masuk kelas pada pergantian jam setelah istirahat terjadi fluktuatif sampai hari sabtu, keterlambatan paling rendah terjadi pada hari senin, selasa, kamis dan jumat sebesar 16,67% dan keterlambatan paling banyak terjadi pada hari rabu, rabu dan sabtu sebesar 25%. Hasil pengamatan pada pada siklus pertama terhadap guru yang pulang cepat pada jam terakhir, dapat disajikan pada Gambar 4. 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5 Hari Ke 6
GAMBAR 4. Grafik Hubungan Persentase Guru Pulang Cepat pada Jam Terakhir dalam Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus I Berdasarkan Gambar 4, persentase guru pulang cepat pada jam terakhir terjadi fluktuatif dari senin sampai hari sabtu, kepulangan cepat paling rendah terjadi pada hari jumat sebesar 25% dan kepulangan cepat banyak terjadi pada hari senin dan rabu sebesar 41,67%. Dari hasil pengamatan keterlambatan masuk kelas jam pertama, pergantian jam pelajaran baik sebelum ataupun sesudah istirahat serta cepat keluarnya guru mengajar, dapat dibuat nilai rekapitulasinya sebagai berikut : TABEL 1. Rekapitulasi Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Jam Pertama dan Pergantian Jam serta Pulang Cepat pada Jam Terakhir Siklus I No
Uraian
Kode
1 2 3 4
Terlambat jam pertama Terlambat pada pergantian jam 3-4 Terlambat pada pergantian jam 5-6 Cepat pulang pada jam terakhir Rata-rata % Keterlambatan
A1 A2 A3 A4
Keterlambatan dan Pulang Lebih Awal (%) 30,56 20,83 16,67 34,72 25,69
Berdasarkan Tabel 1, ternyata keterlambatan guru masuk kelas pada jam pertama dan kecepatan guru pulang pada jam terakhir sebelum waktunya, masingmasing memiliki prosentase yang cukup tinggi, yaitu 30,56% dan 34,72%. Artinya potensi guru untuk terlambat makin tinggi diakibatkan oleh kesibukan masingmasing, lingkungan dan kondisi alam, kesadaran guru akan melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sedangkan keterlambatan masuk pada pergantian jam sebelum dan
- 176 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
sesudah istirahat memiliki perentase antara 16,67% sampai 20,83% termasuk dalam kategori sedang, hal ini hanya diakibatkan oleh lalainya guru masuk kelas karena keasyikan bercerita/mengobrol, main game bahkan main catur dan tenis selama jam istirahat sampai lupa masuk kelas. Pada langkah refleksi disimpulkan bahwa pada siklus pertama guru-guru yang terlambat masuk jam pertama, pergantian jam pelajaran dan kepulangan awal pada jam terakhir berada pada rentang kategori sedang sampai tinggi. Tetapi sangat didominasi berada pada kategori sedang. Bahkan ada yang mencapai pada kategori tinggi pada keterlambatan guru masuk pada jam pertama yaitu hari rabu dan sabtu serta guru cepat pulang pada jam terakhir yaitu pada hari senin dan rabu. Dari hasil pengamatan dari tindakan siklus I guru guru cenderung lambat masuk dan cepat keluar pada setiap hari jam pelajarannya. Dari hasil interview dengan rekan guru, masih ada guru yang beranggapan bahwa pencatatan ini tidak ada apa-apanya hanya sekedar catatan piket biasa. Kemudian hasil pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan direkap dan ditempelkan pada papan pengumuman bahkan diumum pada upacara bendera pada hari senin oleh kepala sekolah. Hal ini mendapat tanggapan pro dan kontra diantara guru-guru. Guru-guru yang pro berpendapat bahwa ini adalah langkah baik untuk maju, untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam rangka pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Sedangkan guruguru yang kontra berpendapat mereka khawatir ini dibuat laporan evaluasi untuk diberitahukan kepada dinas pendidikan terkait baik untuk pemetaan ataupun untuk feedback dinas pendidikan. Dari hasil temuan terdapat masukan bahwa masih perlu adanya perbaikan untuk lebih meminimalkan bahkan tidak ada lagi guru yang terlambat mengajar pada jam pertama, pergantian jam dan cepat meninggalkan kelas pada jam terakhir. Memang disadari oleh peneliti bahwa guru yang sering terlambat dan cepat keluar pada jam terakhir adalah guru yang jarak tempat tinggalnya agak jauh. Terlambatnya guru masuk pada jam pelajaran lebih terfokus kepada kurangnya kesadaran guru untuk melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa faktor penyebab datang terlambat dan cepat keluar diantaranya adalah ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, ada urusan pribadi keluarga, ada kesibukan di luar, ada guru yang mengajar di dua sekolah, dan lain-lain. Mengacu pada hasil yang diperoleh bahwa siklus I belum memuaskan peneliti untuk menyelesaikan penelitian, maka peneliti menyepakati untuk melanjutkan ke siklus II. Siklus Kedua: Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan guru piket, peneliti yang dikoordinasikan kepada kepala sekolah, pencatatan piket secara ketat dan berkelanjutan dilakukan untuk siklus II pada dasarnya sama dan melanjutkan dari siklus I. Pengamatan dilakukan setiap hari sebelum jam pertama, pergantian jam dan jam terakhir. Hasil pengamatan pada pada siklus kedua terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada jam pertama, dapat disajikan pada Tabel 2.
- 177 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
TABEL 2. Frekuensi Keterlambatan Guru yang Mengajar pada Jam Pertama Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Hari/Tanggal
Frekuensi
Senin, 9 Nov 2015 Selasa, 10 Nov 2015 Rabu, 11 Nov2015 Kamis, 12 Nov 2015 Jumat, 13 Nov 2015 Sabtu, 14 Nov 2015 Jumlah Rata-rata Keterlambatan (%)
0 1 0 0 1 1 3
Keterlambatan (%) 0 8,33 0,00 0,00 8,33 8,33 4,17
Berdasarkan Tabel 2, frekuensi keterlambatan masuk kelas bagi guru yang mengajar pada jam pertama hanya 1 orang guru, keterlambatan guru masih terdapat pada hari selasa, jumat dan sabtu, masing-masing sebanyak 1 orang (8,33%). Jika ditotalkan dalam satu minggu maka guru yang mengalami keterlambatan masuk pada jam pertama sebanyak 3 orang guru. Atau jika dirata-ratakan tiap minggunya sekitar 4,17% yang mengalami keterlambatan. Jika dianalisis pada tabel di atas, maka pada siklus kedua guru yang mengalami keterlambatan sebesar 4,17% dan yang tidak terlambat sebesar 95,83%. Hasil pengamatan pada pada siklus kedua terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam sebelum istirahat, dapat disajikan pada Gambar 5. 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4 Hari Ke 5 Hari Ke 6
GAMBAR 5. Grafik Hubungan Persentase Keterlambatan Masuk pada Pergantian Jam Sebelum Istirahat dalam Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus II Berdasarkan Gambar 5, frekuensi keterlambatan masuk kelas bagi guru pada pergantian jam sebelum istirahat hanya 1 orang guru tiap harinya, keterlambatan guru masih terdapat pada hari senin, selasa dan jumat, masing-masing sebanyak 1 orang (8,33%). Jika ditotalkan dalam satu minggu maka guru yang mengalami keterlambatan masuk pada pergantian jam sebelum istirahat sebanyak 3 orang guru. Atau jika dirata-ratakan tiap minggunya sekitar 4,17% yang mengalami
- 178 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
keterlambatan. Jika dianalisis pada tabel di atas, maka pada siklus keduaa guru yang mengalami keterlambatan sebesar 4,17% dan yang tidak terlambat sebesar 95,83%. Hasil pengamatan pada pada siklus kedua terhadap guru yang terlambat masuk kelas pada pergantian jam setelah istirahat, dapat disajikan pada Gambar 6. 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% Hari Ke 1
Hari Ke 2
Hari Ke 3
Hari Ke 4
Hari Ke 5
Hari Ke 6
GAMBAR 6. Grafik Hubungan Persentase Keterlambatan Masuk pada Pergantian Jam Setelah Istirahat dalam Tiap Hari pada Satu Minggu Siklus II Berdasarkan Gambar 6, guru-guru sudah mulai disiplin, namun belum seluruhnya, artinya masih ada guru yang terlambat pada hari selasa, kamis dan sabtu masing-masing 1 orang guru (8%). Hasil pengamatan pada pada siklus pertama terhadap guru yang pulang cepat pada jam terakhir, dapat disajikan pada Tabel 3. TABEL 3. Frekuensi Guru yang Pulang Cepat pada Jam Terakhir dalam Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Hari/Tanggal Senin, 9 Nov 2015 Selasa, 10 Nov 2015 Rabu, 11 Nov2015 Kamis, 12 Nov 2015 Jumat, 13 Nov 2015 Sabtu, 14 Nov 2015
Frekuensi 0
Keterlambatan (%) 0,00
0 1
0,00 8,33
1
8,33
1 2 5
8,33 16,67
Rata-rata % Cepat Pulang
6,94
Berdasarkan Tabel 3, frekuensi guru cepat keluar pada jam terakhir paling tinggi 2 orang guru (16,67) yaitu pada hari sabtu, dan pada hari lainnya hanya 1 orang guru tiap harinya, Guru keluar cepat pada jam terakhir masih terdapat pada hari rabu, kamis, jumat masing-masing sebanyak 1 orang (8,33%). Jika ditotalkan dalam satu minggu maka guru yang pulang cepat pada jam terakhir sebanyak 5 orang
- 179 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
guru. Atau jika dirata-ratakan tiap minggunya sekitar 6,94%. Jika dianalisis pada tabel di atas, maka pada siklus kedua guru melakukan pulang lebih cepat pada jam terakhir 6,94% dan yang keluar sesuai jam pelajaran sebesar 93,06%. Dari hasil pengamatan guru cepat keluar kelas pada jam terakhir, dapat dibuat nilai rekapitulasinya sebagai berikut : TABEL 4. Rekapitulasi Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Jam Pertama dan Pergantian Jam serta Pulang Cepat pada Jam Terakhir pada Siklus II No
Uraian
Kode
1 2 3 4
Terlambat jam pertama Terlambat pada pergantian jam 3-4 Terlambat pada pergantian jam 5-6 Cepat pulang pada jam terakhir Rata-rata % Keterlambatan
A1 A2 A3 A4
Keterlambatan dan Cepat pulang pada jam terakhir (%) 4,17 4,17 4,17 6,94 4,86
Berdasarkan Tabel 4, ternyata keterlambatan guru masuk kelas pada jam pertama dan kecepatan guru pulang pada jam terakhir sebelum waktunya, masingmasing memiliki prosentase normal/rendah, yaitu 4,17% dan 6,94%. Artinya potensi guru untuk terlambat makin tinggi diakibatkan oleh kesibukan masing-masing, lingkungan dan kondisi alam, kesadaran guru akan melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sedangkan keterlambatan masuk pada pergantian jam sebelum dan sesudah istirahat memiliki perentase 4,17% termasuk dalam kategori normal/rendah, hal ini menunjukkan bahwa keterlambatan guru pada masuk jam pertama dan pergantian jam sebelum dan sesudah istirahat serta guru cepat pulang pada jam terakhir sudah berada pada tingkat normal atau rendah. Pada langkah refleksi, berdasarkan hasil pengamatan dari tindakan pada siklus II terlihat bahwa sudah ada perubahan perilaku yang sering terlambat masuk jam pertama, terlambat pada pergantian jam dan cepat keluar sebelum waktunya dari kelas secara signifikan. Pada dasarnya perubahan yang terjadi belum keseluruhan, namun peneliti menganggap bahwa sebenarnya pada diri guru sudah terdapat perubahan sikap untuk meningkatkan kedisiplinan namun masih perlu waktu pembiasaan yang cukup. Faktor lainnya sulitnya peneliti memaksakan kepada seorang guru yang sudah dewasa mengerti tentang tugas-tugas dan kewajibannya serta beberapa kepentingan pribadi yang sulit dihindari terkadang hal itupun menimpa dan terjadi pada peneliti. Selanjutnya dihari-hari yang akan datang diharapkan tidak ada lagi guru yang tidak berusaha kelas untuk tidak terlambat datang mengajar jam pertama, pergantian jam dan keluar dari kelas sebelum waktunya. Guru menyadari bahwa masuk, pergantian jam dan keluar tepat waktu adalah suatu kedisiplinan dalam menjalankan tugas, sehingga harus dilaksanakan dan menjadi tekad bulat diantara teman guru-guru. Terkadang datang terlambat dengan kondisi gerbang terkunci ini merupakan ujian secara psikologis bagi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Upaya yang keras untuk datang tepat waktu ke sekolah menjadi skala prioritas peneliti untuk meningkatkan kedisiplinan guru di sekolah.
- 180 -
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru Sekolah Khusus Melalui Penerapan Pencatatan Piket Secara Ketat dan Berkelanjutan MULYADI
Tindakan pencatatan secara ketat dan berkelanjutan berdasarkan dari hasil yang diperoleh maka selayaknya perlu dilakukan secara tim dan terorganisir dan disepakati oleh seluruh warga sekolah agar dapat meningkatkan kedisiplinan yang tujuan akhirnya bermuara kepada peningkatan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan di SKh Negeri 01 Pembina Pandeglang Propinsi Banten. SIMPULAN Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan pada siklus I dan siklus II maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Pencatatan piket yang ketat dan berkelanjutan terhadap kedatangan guru mengajar pada jam pertama, pergantian pada jam sebelum istirahat dan sesudah istirahat dapat mengurangi keterlambatan guru mengajar; 2) Pencatatan piket yang ketat dan berkelanjutan terhadap jam mengajar terakhir dapat mengurangi cepatnya guru pulang sebelum waktunya; 3) Pada siklus I persentasi guru yang terlambat pada jam pertama sebesar 30,56% mengalami penurunan pada siklus II menjadi 4,17%, keterlambatan masuk pada pergantian jam mengajar sebelum istirahat pada siklus I sebesar 20,83% menjadi 4,17%; dan 4) Pada siklus I persentasi keterlambatan guru masuk kelas setelah istirahat adalah 19,43% menurun drastis pada siklus II menjadi 4,17%, sedangkan persentase guru yang pulang cepat pada jam terakhir sebesar 34,72% menurun menjadi 6,94%. REFERENSI Alwi, H. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah RI. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta: Depdiknas. Davis. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Komara. (1996). Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung: Siger Tengah. Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sofyan, H. (2003). Pembinaan Profesional dan Disiplin Kerja Guru dengan Efektifitas Kerja dalam PBM. Jakarta: Uhamka. Soleh. (2006). Membangun Profesionalitas Guru; Analisis Kronologis atas Lahirnya Undang undang Guru dan Dosen. Jakarta: Penerbit Elsas. Sujana, N. (1989). Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Tabrani. (1992). Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Jakarta: Nine Karya. Undang, G. (1996). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar. Bandung: Siger Tengah.
- 181 -