UNSUR HARA TUMBUH2-AN OPTIMAL Terjemahan dari: OPTIMAL PLANT NUTRITION
Kata Kunci: hara optimum, penghematan energi metabolik, imbangan N dan karbohidrat dalam metabolisme Thomas Yamashita mempatenkan penemuannya yang luar biasa (US05549729 dan US05797976) dalam menjelaskan fenomena kehilangan info pada sistem perharaan dalam hukum minimum 'von Liebig' (*), sebagai kunci implementasi praktikal semua faktor dalam Ilmu Perharaan Tumbuh2-an (Seseorang, harus mempertimbangkan faktor kunci Kehidupan Tanah). (*) Hipotesis von Liebig menyatakan bahwa perkembangan tumbuh2an dibatasi oleh faktor pembatas tunggal; hanya setelah faktor pembatas tunggal ini dipenuhi hingga ke tingkat kecukupan maka peningkatan faktor pertumbuhan lain yang marginal baru akan memperoleh respon. Prinsipnya, uraian terinci tentang Ilmu Keseimbangan Hara (Compensatory Balanced Nutrition, CBN) dari Yamashita, adalah berdasar pada ocehan orang tolol tentang peningkatan hasil panen bisa mencapai 50-200%. (**) Berdasar penelitian Bargyla Rateaver: "Rumput laut merupakan tumbuhan mengandung semua unsur paling komplit, karena kehidupan laut menyediakan unsur-unsur tersebut dalam bentuk mudah diserap, meliputi: HIBRIX™, Nutri-Kelp, Eco-Seaweed, Kelpak, Calcified Cornish Seaweed, Sea Grow, Spray Grow, Ocean Brew, 5500 Pressure Catalitic, ACADIE, Ocean Organics, Foliafeed, Betta-Crop, GA14, Etherics, ALGAENZIMS, AMINOLOM ALGAS, Maximaster Trace. HIBRIX™ dikecualikan karena mengandung suplemen utama berupa khelator/Sequestrant pembawa unsur hara, berbeda dengan yang diperoleh di daratan di mana lautan menyediakan inti suplemen unsurunsur mikro spesifik, vitamin dan hormon pertumbuhan dalam formula yang seimbang. Pendekatan perharaan tumbuh2-an tradisional hingga saat ini mengikuiti program analisis jaringan dan/atau tanah, hasil diagnosis, diikuti perbaikan-perbaikan sesuai kurun waktu. Pendekatan ini mengacu pada persyaratan fenomena alami tertentu sebagai pembatas, bahwa dunia tumbuh2-an seharusnya: 1. Mampu melaksanakan proses-proses pertumbuhan yang dibatasi faktor lingkungan seperti iklim dan cuaca, konsentrasi karbon1
dioksida atmosfer (0.03%), lama dan intensitas penyinaran, musim, faktor pembatas tanah, dll. 2. Mampu mematuhi alur "waktu" alami tertentu untuk pertumbuhan dan reproduksi. 3. Bahwa irigasi, pemupukan dan strategi pengendalian hama secara tradisional perlu disesuaikan dengan potensi reproduksi dan pertumbuhan tumbuh2-an yang optimal. 4. Bahwa antisipasi aplikasi beberapa defisien unsur dalam hal dosis dan waktu pemberian yang tepat akan memulihkan kembali pertumbuhan ke kondisi optimal. 5. Bahwa tumbuh2-an yang secara total dapat terhenti dalam mengikuti "autotrophism" harus diantisipasi agar dapat menyesuaikan diri terhadap perilaku pertumbuhannya tersebut. Yamashita memulai dari energi Nitrogen, dalam bentuk asam amino, sebagai pondasi pokok bangunan kehidupan: Kedua bentuk nitrogen: trivalen, seperti amoniak dalam bentuk urea, dan pentavalen, seperti nitrat merupakan sumber utama unsur hara makro N bagi tumbuh2-an. Nitrogen trivalen bentuk amoniak atau urea memerlukan lebih sedikit energi asimilasi dibanding pentavalen bentuk nitrat. Reduksi nitrat menjadi amoniak menggunakan NADH sebagai sumber energi sebesar 198 Kcal tiap gram molekul, dan selanjutnya asimilasi memerlukan sekitar 51 Kcal, menghasilkan total sekitar 249 Kcal. Jika nitrogen diberikan bentuk amoniak atau urea, akan diperoleh penghematan energi sekitar 198 Kcal. Penggunaan nitrogen trivalen berarti menghemat energi tumbuh2-an; tetapi penggunaan semata-mata bentuk N reduksi mungkin membahayakan. Terbukti bahwa asimilasi amoniak yang cepat memberi peluang pengurangan baik kerangka karbon maupun energi tumbuh2-an. Pada kondisi cadangan karbohidrat berlimpah, hal di atas tidak menjadi masalah. Akan tetapi, bila kecepatan asimilasi tingkat rendah seringkali menghabiskan cadangan energi. Secara fisiologis nisbah karbohidrat : N (CHO:N) rendah dapat mendorong pertumbuhan vegetatif lebih intensif dan produktivitas tumbuh2-an menjadi rendah. Selain itu, ion amonium dapat menghambat sistem transfer elektron fotosintesis. Dalam kasus ini, diketahui bahwa ketergantungan pada bentuk N amoniak sedikit banyak dapat meracun tumbuh2-an. Bentuk urea dengan cepat dikonversi oleh urease menjadi amoniak, merupakan penjelasan terhadap hal tersebut. Sebagai tambahan, kadar urea tinggi dapat memecah protein melalui pemutusan ikatan sulfidril sehingga merusak struktur molekul 2
tersier. Bila protein tersebut adalah enzim, maka proses denaturasi berpotensi mengganggu secara keseluruhan laju reaksi biokimia. Hal penting adalah bahwa dalam aplikasi N, diperlukan upaya menyeimbangkan N pentavalen dengan trivalen. Tanah agar mempunyai kapasitas penyanggaan tinggi dalam hal konversi mikrobial bentuk amoniak menjadi nitrat, sedangkan imbangan antara bentuk pentavalen dengan trivalen terutama penting pada aplikasi melalui daun. Nisbah tersebut adalah 10 mol N trivalen terhadap 90 mol N pentavalen untuk 90 tapak ikatan N trivalen pada 10 tapak ikatan N pentavalen dalam mempertahankan nisbah 50:50. Pentingnya imbangan nitrogen dipertahankan terutama berkaitan dengan aplikasi anion lain seperti fosfat atau sulfat, di mana penyerapan mereka membutuhkan energi tambahan. Ketika unsur hara diaplikasikan dalam periode stres fisiologis dan efisiensi metabolisme rendah, tumbuh2-an secara harfiah akan mendapatkan stres tambahan. Lebih lanjut, semua faktor ditujukan pada kerangka energi karbon dalam kaitan dengan faktor pengganti karbon yang hilang, sebagai persediaan baik energi maupun kerangka karbon untuk menghadapi periode kritis fisiologis dalam kehidupan tumbuh2-an. Suatu contoh teknik yang saat ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan/atau produksi tanaman dalam mengantisipasi stres adalah sebagai berikut: Nitrogen diberikan sebagai pupuk atau unsur hara bentuk N pentavalen (teroksidasi) seperti nitrat atau trivalen (tereduksi) yaitu amoniak atau urea. Dengan asumsi bahwa aplikasi nitrogen untuk tanaman dikonversi menjadi protein di mana nitrogen bentuk trivalen, jika nitrogen yang diberikan adalah nitrat maka ia harus dikonversi ke bentuk trivalen disertai pertimbangan energi yang cukup, dibandingkan bila nitrogen diaplikasikan bentuk amoniak atau urea. Energi yang diperlukan secara langsung berasal dari jaringan tumbuh2-an ataupun proses fotosintesis. Ini berarti bahwa aplikasi nitrogen bentuk amoniak atau urea lebih sedikit menggunakan energi. Bagaimanapun secara keseluruhan aplikasi nitrogen bentuk amoniak atau urea mempunyai kekurangan karena: 1. Terjadi kehilangan kerangka karbon dan energi. 2. Konsekuensi butir 1, nisbah karbohidrat: nitrogen rendah mendorong ke arah pertumbuhan vegetatif yang menyebabkan produksi rendah. 3. Penghambatan transefer elektron fotosintetik oleh ion amonium. 4. Denaturasi protein oleh urea melalui gangguan ikatan sulfidril. 3
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat dilakukan pendekatan melalui penambahan karbohidrat, misalnya gula sukrose atau bentuk karbohidrat larut air lain, secara langsung disemprotkan ke daun. Gula sukrose tersebut, bila diserap daun, akan merupakan sumber energi dan juga sumber kerangka karbon, sehingga tanaman dapat mensintesis protein. Hal ini sebenarnya merupakan aplikasi yang sangat mahal untuk suatu sumber energi dan kerangka karbon. Juga, jika fraksi karbohidrat, secara individu diberikan kepada tumbuh2-an, maka perlu dimbangi dengan penambahan berbagai mineral agar fungsi metabolisme dapat berjalan normal. Di bawah kondisi rumah kaca, penggunaan unsur hara lengkap (seperti Larutan Hoagland) dan kontrol iklim dan faktor lingkungan lain yang harus dilakukan secara teliti, ketidak-imbangan fisiologis mendadak bisa terjadi disebabkan penambahan karbohidrat tersebut. Dari segi hasil, hal ini cenderung dinyatakan sebagai adanya respon tanaman. Di bawah kondisi aktual, bagaimanapun, keuntungan penambahan karbohidrat individual cenderung menciptakan ketidakimbangan fisiologis dan tidak akan menghasilkan keuntungan potensial penuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terhadap tanaman harus didekati melalui cara yang benar, waktu yang cocok selama pertumbuhan pada interval sesuai, melalui komposisi dengan jumlah yang cocok sebagai berikut: Perhitungan unit energi dalam jaringan tanaman sebagai hipotetis (tanaman super, contoh: buah-buahan, kacang-kacangan, jaringan yang mendukung); berkaitan dengan nilai kalori yang dibutuhkan untuk membentuk karbohidrat (CHO), protein dan/atau lemak. Standar energi bebas pembentukan 1 gram CHO atau protein sekitar 4.1 Kcal dan 1 gram lemak 9.3 Kcal. (Informasi tentang CHO, protein dan senyawa lemak beberapa tanaman pangan dapat diperoleh dari pustaka yang ada; bila tak tersedia, dapat digunakan informasi standar analisis laboratorium). Dalam perhitungan kebutuhan energi pertumbuhan, jaringan pendukung seperti tunas dapat digunakan dalam pengujian secara imperik dan bobotnya diduga sekitar 60% bobot segar. Jaringan ini dirancang dalam nilai kalori CHO di mana hampir seluruhnya dalam bentuk selolitik. Prosedur standar untuk menduga pertumbuhan tunas berdasarkan perhitungan aktual jumlah tunas pada tahun berjalan dengan kelipatan sekunder. Jumlah kelipatan sekunder kemudian dikalikan dengan total kelipatan primer. Nilai resultan dikalikan dengan banyaknya tunas yang mula-mula dihitung untuk memperoleh jumlah 4
tunas baru tiap pohon (untuk tumbuh2-an lebih kecil, keseluruhan tumbuh2-an atau fraksi lebih besar dapat dihitung). Sepuluh tunas berukuran paling besar dipindahkan dan berat segarnya ditentukan. Rata2 bobot dikalikan dengan total tunas dan 60% dari nilai digunakan sebagai penduga pertumbuhan tunas. Pertumbuhan tunas dinyatakan dalam gram kemudian dikalikan dengan 4.1 Kcal untuk memperoleh nilai energi jaringan. Oleh karena pengamatan pertumbuhan akar sulit, suatu nisbah ideal akar:tajuk 0.8 digunakan untuk perkiraan pertumbuhan dan kontribusi dari akar (yaitu nilai energi pertumbuhan tunas dikalikan dengan 0.8 untuk memperoleh nilai kalori pertumbuhan akar). Nilai-nilai kalori yang dikombinasikan secara reproduktif dan mendukung jaringan menghasilkan unit energi dugaan dalam batasan hipotetis tanaman. Kontribusi unsur makro utama, nitrogen (N), diperkirakan diperoleh dari senyawa protein. Untuk menduga kontribusi N dalam protein, Yamashita menggunakan nilai 20%, didasarkan kadar N dalam asam amino tipik, Lysine. Sebagai contoh, jika kenari terdiri dari 40% protein, kemudian, satu pon (454 g) kenari berisi 36.3 g N (454x0.40x0.20=36.3). Nilai resultan dikalikan untuk asam nukleat, suatu hormon mengandung N. Jumlah N dapat menjadi dasar jumlah kebutuhan N minimal setiap tahun. Jumlah N seperti diperkirakan di atas merupakan nilai energi asimilasi, misalnya sekitar 249 Kcal diperlukan untuk energi asimilasi 1 gram molekul N. Sifat alami sumber N (terutama nitrat dalam bentuk amoniak) dapat mengubah energi asimilasi N (249 Kcal untuk asimilasi nitrat, 51 Kcal untuk amoniak). Bagaimanapun, nilai-nilai energi asimilasi diperoleh dari reaksi biokimia; untuk asimilasi N ke dalam bentuk satu protein. Dalam hal ini tidak tidak begitu mempertimbangkan alur perubahan transaminasi dan/atau perubahan bentuk biokimia. Yamashita memilih menggunakan energi asimilasi dalam menilai hubungan pemanfaatan nitrat sebagai sumber tapak jerapan N yang merupakan perkiraan energi nyata dan realitis tumbuh2-an dalam melakukan asimilasi N. Perhitungan energi di atas, kemudian, menghasilkan kebutuhan energi teoritis bersifat hipotetis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kemampuan tumbuh2an dalam memanfaatkan energi matahari dapat diduga. Untuk itu, diperlukan hal berikut: 1. Perkiraan luas permukaan daun dalam meter-persegi; banyak daun2 dihitung dari pencacah tersier atau kuarter (tumbuh2-an kecil 5
dihitung secara keseluruhan) dan dikalikan dengan faktor yang sesuai; total jumlah daun2 dikalikan area spesifik daun. 2. Sekitar 5.78 energi Einstein akan berlaku untuk suatu meter-persegi dalam satu jam; setara dengan sekitar 250 Kcal/m2/j (catatan: pertimbangan rata2 hari cerah selama musim panas). 3. Yamashita menggunakan waktu 10 jam per hari cerah untuk pertumbuhan tumbuh2an selama musim panas cerah. Untuk memperoleh potensi energi: Total luas permukaan daun x total jam x 43.2 Kcal/m2/j. Nilai Kcal matahari di atas merupakan energi potensial matahari yang dapat diserap. Bagaimanapun, efisiensi fotosintesis tumbuh2an berkisar antara 0.5-3.5%. Tujuan didasarkan pada Tabel yang berikut: Laju Fotosintesis Maksimum Jenis Tanaman Utama di Bawah Kondisi Alami Jenis Tanaman
Perkiraan Efisiensi Fotosintersis
Contoh
CAM (Crassulacian acid metabolism) sukulen Pohon dan semak evergreen tropis, mediteran subtropis, dan iklim sedang; Konifera iklim sedang Pohon dan semak deciduous iklim sedang Semak dan tanaman lintasan C3 iklim sedang Tropical grasses, dicots and sedges with C-4 pathways
0.50%
Agave americana Pinus sylvestris
1.00%
1.25%
Fagus sylvatica Glycine max Zea mays
2.00% 3.50%
Fotosintesis Maksimum (**) mg CO2/dm2/jam 1 hingga 4 5 hingga 15
5 hingga 20 15 hingga 30 35 to 70
(**) Larcher, W [1969] Photosynthetica 3:167-198
Karena kekurangan unit energi. program campuran bahan unsur hara didasarkan ukuran-ukuran berikut: 1. Awal musim semi pertumbuhan harus diterapkan sebagai 4-5% Total Membalikkan Konsentrasi Gula 2. Pertumbuhan kemudiannya dapat diperlakukan dengan 8-10% Total Membalikkan Solusi Gula. Tujuan program khusus akan mengatur frekwensi aplikasi, contoh bila dilakukan upaya mengubah bearing buah kenari hijau sedikitnya 3 6
aplikasi dilakukan antara awal April dan pertengahan Mei ketika bearing tunas buah akan didapat untuk tahun depan. Pada umumnya, pre-log dan periode pertumbuhan tahap logaritmis paling menuntut energi dan unsur hara, diikuti secara linier dan tahap senesen ketika dinyatakan secara permanen oleh W. G. Whaley, 1961, dalam W. Ruhland, Ed., Encyclopedia Nutrisi tumbuh2-an, Volume 14, Springer-Verlag, Berlin, Pp. 71-112. Kebanyakan sumber energi rangkai karbon seperti sukrose, membentuk jaringan tumbuh2-an dalam 4 hari. Yamashita mengamati bahwa selama musim semi dan panas kebanyakan tumbuh2-an menunjukkan pertumbuhan nyata mengikuti aplikasi rumus 10-14 hari (sinar terang). Jaringan baru ini tidak hanya menghadirkan secara cepat pusat metabolit, tetapi bersama plasma berkombinasi dengan faktor ini mempermudah penyerapan sinar terang. Diketahui bahwa jalur lintas mikroskopik, ectoteichodes, menyediakan jalur hubungan dengan lingkungan luar dan merupakan jalan lapang untuk penyerapan senyawa dan unsur. Dengan menggunakan surfactan yang cocok memungkinkan untuk mendapatkan bahan melalui stomata. Lebih lanjut, senyawa yang diangkut, memerlukan ATP, memperoleh bantuan tambahan melalui serapan oksigen yang ditingkatkan baik "pernapasan garam" maupun energi metabolit. Meskipun demikian, keuntungan kecepatan metabolisme, lebih lanjut peningkatan serapan bahan dan faktor ini bertindak sebagai dasar memulai kembali jadwal aplikasi 10-14 hari. Apalagi, pada 10-14 hari terakhir unsur-unsur yang energinya terlokasi mulai tampak. Diperlukan pengganti kehilangan untuk peningkatan yang diperoleh dalam metabolisme dari aplikasi berkala sampai tumbuh2-an dikondisikan (sekitar titik tengah atau lebih lanjut di luar tahap pertumbuhan yang linier) untuk menjalani sisa musim yang diukur secara efisien. Semakin dilakukan aplikasi, semakin bermanfaat bagi tumbuh2-an. Yamashita menyiapkan daftar rangkai komponen energi karbon: gula-manosa, laktosa, dekstrosa, arithrosa, fruktosa, fukosa, galaktosa, glukosa, maltosa, polisakkharida, raffinosa, ribosa, ribulosa, rutinosa, sakkharosa, stakhiosa, trehalosa, xilosa, xilulosa, adonosa, amilosa, arabinosa, fruktosa fosfat, fukosa-p, galaktosa-p, glukosa-p, laktosa-p, maltosa-p, manosa-p, ribosa-p, ribulosa-p, xilosa-p, xilulosa-p, deoksiribosa, wine jagung, air dadih, gula jagung, sirop jagung, sirop ketela pohon/pohon maple, gula buah2an, sirop buah anggur, gula umbi manis, tetes tebu gandum, tetes tebu rotan, zat kapur lignosulfonat, gula alkohol-adonitol, galaktitol, glusitol, maltitol, manitol, 7
manitol-p, ribitol, sorbitol, sorbitol-p, xilitol, asam orgamik-glukuronat, asam a-ketoglutarat, asam galaktonat, asam glukarat, asam glukonat, asam piruvat, asam poligalakturonat, asam sakkharat, asam jeruk, asam batu-ambar, asam malat, asam oksaloasetat, asam aspartat, asam fosfogliserat, asam fulvat, asam ulmat, asam humat, nukleotida dan basa2-adenosin, adenosin-p, adenosin-p-glukosa, uridin, uridin-p, uridin-p-glukosa, thimin, thimin-p, kitosin, kitosin-p, guanosin, guanosin-p, guanosin-p-glukosa, guanin, guanin-p, NADPH,NADH, FMN, FADH. Penambahan sukrosa dalam penyemprotan daun, sebagai contoh, dikenal untuk meningkatkan pertumbuhan tumbuh2-an melalui: 1. Penundaan penuaan. 2. Peningkatan plastids tiap sel (termasuk khloroplas dan mitokhondria). 3. Peningkanan pembentukan thilakoid. 4. Peningkatan thylakoid polipeptida. 5. Peningkatan sintesis bahan kimia untuk cat/kertas. 6. Peningkatan kekuatan dan jumlah asam organik dikeluarkan akar, sehingga meningkatkan kemampuan untuk menyerap unsur2 mineral dari tanah. 7. Meningkatkan level pembedaan sel. 8. Merangsang pembentukan siklus AMP, sekaligus mengatur metabolisme intraselular yang mendorong peningkatan aktivitas enzim dan efisiensi metabolisme. Daftar Semua Senyawa Unsur Makro dari Yamashita meliputi: N: Amonium nitrat, Monoamonium fosfat, Amonium fosfat sulfat, Amonium sulfat, Amonium fosfat nitrat, Diamonium fosfat, Superfosfat tunggal diamoniatkan, Superfosfat ganda tiga diamoniatkan, Fosfat mengandung nitrat, Amonium klorida, Amoniak cair, Amonia-Amonium nitrat larut, Kalsium amonium nitrat, Kalsium nitrat, Kalsium sianamida, Natrium nitrat, Urea, Ureaformaldehid, Urea-amonium nitrat larut, Garam abu nitrat (kalium karbonat), Air soda, Kalium nitrat, Asam amino, protein, Asam nucleat. P: Superfosfat (Engkel, Dobel, atau Tripel), Asam fosfat, Amonium fosfat, Amonium fosfat sulfat, Amonium nitrat fosfat, Diamonium fosfat, Engkel Superfosfat diamoniatkan, Dobel Superfosfat diamoniatkan, Tripel Superfosfat diamoniatkan, Nitrat mengandung fosfat, Kalium pirofosfat, Natrium pirofosfat, Asam nukleat fosfat, X-Kalium Klorida, Kalium Sulfat, Kalium Glukonat, Garam basa magnesium oksida Sulfat (Kalium karbonat), Kalium karbonat, Kalium asetat, Kalium 8
sitrat, Kalium hidroksida, Kalium permanganat, Kalium fosfat kalium, Kalium molibdat, Kalium tiosulfat, Kalium seng sulfat. Ca: Kalsium Amonium Nitrat, Kalsium Nitrat, Kalsium sianamida, Kalsium Asetat, Kalsium Asetilsalisilat, Kalsium Borat, Kalsium Boroglukonat, Kalsium Karbonat, Kalsium Khlorida, Kalsium Sitrat, Kalsium sitrat mengandung besi, Kalsium gliserofosfat, Kalsium laktat, Kalsium oksida, Kalsium pantotenat, Kalsium proprionat, Kalsium sakharat, Kalsium sulfat, Kalsium tartrat. Mg: Magnesium Oksida, Dolomit, Magnesium asetat, Magnesium Bensoat, Magnesium Bisulfat, Garam Magnesium Borat, Magnesium khlorida, Magnesium sitrat, Magnesium nitrat, Magnesium fosfat, Magnesium Salisilat, Magnesium Sulfat. S: Amonium sulfat, Amonium fosfat sulfat, kalsium sulfat, Kalium sulfat, Magnesium sulfat, Asam sulfat, kobal sulfat, Tembaga sulfat, feri, fero-sulfat, Sulfur, Kistein, Methionin. Senyawa Unsur Mikro Yamashita meliputi: Zn: Seng Oksida, Seng asetat, Seng Bensoat, Seng Khlorida, Seng Sitrat, Seng Nitrat, Seng Salisilat, Ziram. Fe: Ferri-Khlorida, Ferri-sitrat, Ferri-fructosa, Ferri-gliserofosfat, ferri-nitrat, ferri-oksida (saccharated), ferro-khlorida, sitrat mengandung besi, fumarat mengandung besi, gluconat mengandung besi, suksinat mengandung besi. Mn: Mangan Asetat, Mangan Klorida, Mangan Nitrat, Mangan Fosfat. Cu: Tembaga-Asetat, Tembaga Butirat, Tembaga Khlorat, TembagaKhlorida, Tembaga Sitrat, Tembaga Glukonat, Tembaga Glisinat, Tembaga Nitrat, Tembaga Salisilat, Kupro-asetat, Kupro-khlorida. B: Kalsium Borat, kalium borohidrida, boraks, borium trioksida, Kalium borotartrat, Kalium tetraborat, Sodium borat, Sodium borohidrida, Sodium tetraborat. Mo: Molibden Asetat, Kalsium molibdat, Kalium molibdat, Sodium molibdat.
9
Dalam komposisi CBN senyawa yang lebih mendapat perhatian Yamashita, merupakan senyawa tambahan sebagai berikut: Vitamin/Kofaktor: Terutama Asam folat, biotin, Asam pantothenat, Asam nicotinat, riboflavin dan thiamin. Oleh orang lain mungkin dihilangkan tetapi kehadiran mereka lebih disukai. Thiamin: Thiamin Pirofoafat, Thiamin Monofosfat, Thiamin Disulfida, Thiamin Mononitrat, Thiamin ester asam fosfat khlorida, Garam Thiamin ester asam fosfat, Garam 1,5 thiamin, Ester thiamin asam trifosforat, Garam asam thiamin trifosforat, ragi, sari ragi. Riboflavin: Riboflavin asetil fosfat, Flavin adenine Dinukleotida, Flavin adenine Mononukleotida, Riboflavin Fosfat, Ragi, Sari Ragi. Asam Nicotinat: Asam nicotinat adenin dinukleotida, Asam nicotinamid, Asam ester benzil nicotinat, Asam nicotinat, Garam monoethanolamin, ragi, sari ragi, Asam nikotinat hidrazid, Asam hidroxamat nikotinat, Asam-N-(hidroksmethil) amida nikotinat, Ester metil asam nikotinat, Asam mononukleotid nikotinat, Asam nitril nikotinat. Piridoksin: Piridoksal Fosfat, Ragi, Sari Ragi. Asam Folat: Ragi, Sari Ragi, Asam folinat. Biotin: Biotin Sulfoksida, Ragi, Sari Ragi, Biotin asam 4-amidobenzoat, Biotin ester amidokaproat N-hidroksisuksinimida, biotin 6amidoquinolin, biotin hidrazida, Biotin metil ester, Ester d-biotin-Nhidroksisuksinimida, biotin-maleimida, Ester p-nitrophenil d-biotin, Biotin propranolal, 5-(N-biotinil)-3 aminoallil)-uridin 5'-trifosfat, Uridin biotinilated, 5'-trifosfat, N-E-Biotinil-Lisin. Asam Pantothenat: Ragi, Sari Ragi, Coenzyme A. Sianokobalamin: Ragi, Sari Ragi. Fosfatidilkholin: Minyak kacang kedelai, Telor, hati/jantung bodoh, otak bodoh, hati bodoh, L-A-Fosfatidilkholin, B-Asetil-G-O-Alkil, D-AFosfatidilkholin (Ptcn), B-Asetil-G-O-Heksadesil, DL-A-PTCH, B-ASETIL-GO-HEKSADESIL, L-A-Ptch, B-Asetil-G-O-(Oktadek-9-Cis-Enil), L-A-Ptch, B-Arakhidonoil, G-Stearoil, L-A-Ptch, Diarakhidoil,L-A-Ptch, Dibehenoil 10
(ibutiroil, Dikaproil, Dikapriloil, Didekanoil, Dielaidoil, 12 diheptadekanoil, diheptanoil), DL-A-PTCH dilauroil, L-A-Ptch Dimiristoil (Dilauroil, Dilinoleoil, Dinonanoil, Dioleoil, Dipentadekonoil, Dipalmitoil, Distearoil, Diundecanoil, Divaleroil,B-Elaidoil-A-Palmitoil, BLinoleoil-A-Palmitoil) DL-A-PTCH di-O-heksadesil (dioleoil, dipalmitoil, B-O-Methil-G-O-Heksadsil, B-Oleoil-G-O-Heksadesil, B-Palmitoil-G-OHeksadesil), D-A-Ptch Dipalmitoil, L-A-Ptch, B-O-Methil-G-O-Oktadesil, L-A-Ptch, B-(Nbd-Aminoheksanoil)-G-Palmitoil, L-A-Ptch, B-Oleoil-G-OPalmitoil (Stearoil), L-A-Ptch, B-Palmitoil-G-Oleoil, L-A-Ptch, B-PalmitoilA-(Pyren 1-Yl) Heksanoil, L-A-Ptch, B(Pyren-1-Yl)-Dekanoil-G-Palmitoil, L-A-Ptch, B-(Pyren-1-Yl)-Heksanoil-G-Palmitoil, L-A-Ptch, B-Stearoil-GOleoil. Inositol: Inositol Monofosfat, Inositol Makinat, Myo-Inositol, Epi-Inositol, Mio-Inositol 2,2' anhidro-2-c-hidroksimethil ( 2-c-methilenemioinositol oksida), D-Mio-Inositol 1,4-Bisfoafat, DL-MIO-INOSITOL monofosfat 1,2siklik, mio-inositol dehidrogenase, mio-inositol heksanikotinat, inositol heksafosfat, mio-inositol heksasulfat, mio-inositol 2-monofosfat, DMio-Inositol 1-Monofosfat, DL-MIO-INOSITOL 1-monofosfat, D-MioInositol Trifosfat, Scillo-Inositol. Asam PABA-m-aminobenzoat, Asam O-aminobenzoat, karet sintetis, ester butil asam p-aminobenzoat, PABA etil ester, 3-ABA etil ester. Senyawa Zat Tumbuh Yamashita meliputi: 1. Kompleks Agen: Asam sitrat dari: Ca, K, Na dan NH4 lignosulfonat, asam fulvat, asam ulmat, asam humat, EDTA, EDDA, EDDHA, HEDTA, CDTA, PTPA, NTA. 2. Pengatur Pertumbuhan Ekstrak ganggang laut-Kelp Sari, Kinetin, Kinotin ribosida, benziladenin, zeatin ribosida, zeatin, sari remis jagung, isopentenil adenin, dihidrozeatin, asam indol acetat, asam fenilasetat, indol ethanol, indol asetaldehida, indol asetonitril, gibberellin (CONTOH GA1, GA2, GA3, GA4, GA7, GA38 dll.). 3. Senyawa Perekat Xanthan gum-perekat guar, perekat agar, gum/getah akkroida, gum arab, perekat karrageenan, perekat damar, perekat elemi, perekat ghatti, perekat guaiak, perekat karya, perekat kacang belalang, perekat mastik, gum/getah pontianak, perekat damar, perekat storaks, perekat tragakanth. 4. Microbialstat Asam Proprionat, Asam kemenyan, Asam sorbat. 5. Penyangga pH Penyangga Fosfat Buffer-Asetat, Penyangga AMP, Kalsium tartrat, Penyangga glicin , penyangga sitrat fosfat, Penyangga tris. 11
Yamashita juga mendiskusikan peran ilmu nutrisi dalam melindungi tumbuh2-an melawan perbagai stres, meliputi: 1. Untuk mencapai pembungaan yang normal di mana kebutuhan akan karbohidrat meningkat menyebabkan terjadi pengalokasian karbohidrat dari akar ke bunga, sehingga kebutuhan normal akar akan karbohidrat tidak tercapai. 2. Demikian pula halnya, bila cahaya matahari untuk fotosintesis selama musim pertumbuhan di bawah normal, tumbuh2-an akan mengalokasikan cadangan karbohidrat untuk mendukung pembungaan, untuk memenuhi pembentukan bunga atau buah yang normal. 3. Penyakit seperti verticillium dan fusarium, nematoda, dan lain lain atau hama seperti kumbang penghisap dapat pula menjadi penyebab stres. Verticillium dan fusarium cenderung menyerang Jaringan pembuluh tumbuh2-an, mencegah serapan air dan akibatnya tanaman menjadi layu. Contoh penemuan lain yang bermanfaat adalah keadaan di mana bila stres akibat penyakit. Serangan Verticillium dan Fusarium pada Jaringan pembuluh dapat menghalangi serapan air. Tumbuh2-an tertentu akan menetralkan infeksi taraf awal dengan cara memagari penyakit dengan memproduksi phenilpropanoid, phitoaleksin, lignin, suberin, dan lain-lain. Respon pertahanan yang efektif memerlukan produksi enzim sesegera mungkin, m-RNA dan berbagai campuran energi rantai karbon. Respon yang sukses terkait dengan penilaian ketergantungan sebagian besar produksi dan penempatan penghalang masuknya penyakit ke dalam jaringan. Tetapi apabila terjadi stres, di mana energi dan karbohidrat rendah, maka proses penghalang dihambat. Dengan menerapkan penemuan, sebagai contoh melalui penyemprotan daun, energi pertumbuhan dibantu sehingga serangan penyakit dicegah. 4. Contoh stres fisiologis lain terjadi secara khusus pada tanaman kapas dan tumbuh2-an lain yaitu penutupan langit oleh awan tebal. Pada kondisi ini, perbandingan oksigen dan karbon-dioksida meningkat dalam kaitan dengan metabolisme tumbuh2-an. Jika hal ini terjadi pada tanaman kapas, dan tumbuh2-an lain yang dikenal sebagai tanaman tipe C3 di mana metabolisme dan asimilasi karbondioksida sebagai alfa ribulose difosfat, oksigen bersaing dengan karbon-dioksida untuk posisi ini via suatu proses dikenal sebagai ‘fotorespirasi’. Pada suatu periode penyinaran, temperatur, diikuti perbandingan oksigen dan karbondioksida tinggi mendukung terjadinya
12
fotorespirasi. Hal ini mengakibatkan menurunkan efisiensi fotosintesis seperti halnya energi maupun pengurangan akumulasi masa. 5. Pada jenis tumbuh2-an lain stres fisiologis dapat terjadi bila dilakukan aplikasi pupuk ke tanah maupun daun. Pupuk, terutama nitrat, menyebabkan pengurangan energi untuk konversi ke nitrogen trivalen. Dalam kasus nitrat ini seperti halnya ketika 198 Kcal/grol N. Energi diperlukan untuk asimilasi dalam jaringan tumbuh2-an. Sedang valensi nitrogen dikurangi (dalam bentuk amoniak atau urea) dapat mengurangi kebutuhan terhadap energi untuk asimilasi, laju asimilasi yang mendadak menyebabkan terjadi translokasi karbohidrat dalam jaringan tumbuh2-an. Begitu pula halnya dengan aplikasi pemupukan, dpat menyebakan terjadi kebutuhan karbohidrat dan energi secara mendadak, dapat memberi pengaruh merugikan akibat stres tambahan. Periode stre fisiologis dapat dideteksi melalui pengamatan atau oleh metoda analitis, atau alat monitoring diramalkan atas dasar pengalaman. 6. Diperlukan perhatian khusus terhadap munculnya salah satu faktor pembatas pertumbuhan tanaman pertanian. Kebanyakan cairan, termasuk air, dapat membeku di bawah titikleleh fasa-padat. Pembekuan secara spontan atau karena adanya katalisator. Katalisator dikenal sebagai inti beku, secara umum digolongkan jadi dua: heterogen dan homogen. Inti homogen penting di bawah -10oC, Sedang inti heterogen di atas nilai tersebut. Arti penting di bidang pertanian adalah kisaran suhu pembekuan antara -5 hingga 0oC di mana pada suhu ini banyak jaringan tumbuh2-an menjadi rusak. Hal ini berarti, bahwa pendinginan berlebihan tidak terjadi bila terdapat inti beku sebagai katalisator ke transisi padat. Di awal pembekuan pada kisaran -5 dan 0oC, telah ditemukan bahwa tiga jenis bakteri epifitik bertindak sebagai katalisator pengintian es (Pseudomonas syringae, P. fluoresecens, Erwinia herbicola). Bakteri adalah penghuni normal yang menmpati permukaan tumbuh2-an. Diketahui bahwa unsur tertentu bertindak dalam awal pembentukan es pada selaput selular yang menyebabkan pembekuan dan kerusakan jaringan tumbuh2-an. Keberhasilan program, yaitu upaya pengurangan populasi bakteri inti es ke tingkat perlindungan pembekuan. Secara umum, tiga cara ampuh menuju keberhasilan adalah melalui penggunaan: a. Baktersida b. Mbe penghambat pengintian c. Bakteri antagonis Pendekatan ini berhubungan dengan penemuan suatu log-linear hubungan antara luka pembekuan (pada suhu tertentu) dan kuantitas 13
inti es pada tumbuh2-an. Menekan populasi bakteri pembentuk inti es, sehingga peluang kerusakan akibat suhu sangat dingin dicegah karena tidak terbentuk inti es. Cara ke tiga, yaitu menggunakan bakteri antagonis nerupakan alternatif yang lebih murah dalam mengatasi kerusakan akibat pembekuan, mengikuti prinsip ekologi mikroba 'phylloplane'. Lingkungan tanah mempunyai ruang dan area penyangga, yang berperan untuk keaneka ragaman ekologis. Bagaimanapun, phylloplane mempunyai dimensi lebih sempit dan ruang lingkup meliputi keaneka ragaman waktu atau tempat. Bakteri epifitik tertentu secara agresif menguasai jaringan permukaan, kecuali sedikit menghadapi penghalang alami selain variasi embun dan suhu. Penguasaan jaringan permukaan ini, sukar untuk dipindahkan. Kemudian, suatu pendekatan logis adalah untuk mengenal populasi musuh yang besar mengikuti: 1. Berkurangnya bakteri pengintian es. 2. Aplikasi bacterisida untuk mengurangi jenis penginti es. Sampai saat ini peneliti telah berhasil mengetahui dua faktor utama tentang bakteri antagonis: 1. Pengaruh keadaan musuh 2. Penyediaan substrat sementara pada permukaan tumbuh2-an untuk tempat adaptasi. Metoda yang dikembangkan Yamashita mengacu pada hal tersebut.
HERBISIDA EFEKTIF DALAM PUPUK KOMPOS: PEMBUNUH BEBAS; TAK TERBATAS Chrys Ostrander Pada musim panas tahun 2000, keluarga saya terlibat dengan masyarakat pekebun Moscow yang menunjukkan tren kerusakan pada kebun sayuran mereka. Di barat laut dan di tempat lain di sekitar negeri dilaporkan permasalahan tanah serupa. "Saya, secara umum menambahkan 7 ton kompos tiap akre sebagai pembenah tanah, seperti juga jerami, untuk mengendalikan gulma", kata Seni Biggert Langit Samudra Tani pada Bainbridge Pulau, WA. "Tahun ini saya dikejutkan dengan munculnya kerusakan akibat herbisida terhadap salah kultivar kacang kutub dan buah tomatku. Mereka berubah membentuk tunas dan 14
pengembangan daun, secara jelas menunda pembungaan dan pengembangan buah". Sejak musim panas 2000, peneliti Pennsylvania State University melaporkan bahwa banyak produk pupuk kompos telah tercemar herbisida. Kacang, kentang, bunga matahari, Squash, tomat dan lain tanaman layu dan jatuh terkulai di jumpai di kebun petani. Setelah beberapa peneliti bekerja, masyarakat pekebun di Spokane selatan mengetahui kompos yang mereka gunakan tercemar herbisida. penelitian tentang kompos ini difasilitasi oleh Washington State University. Ditemukan dua jenis herbisida efektif, clopyralid dan picloram, kedua-duanya diproduksi oleh DOW Agroscience, dan penggunaannya pada di taman, lapangan parkir dan tempat kediaman di kota2 besar. Penemuan benar-benar menggemparkan, selain WSU tidak boleh menjual pupuk komposnya, kerugian yang diderita melebihi $ 250,000, bahkan Sistem Penggunaan Bahan Sisa Padat Spokane, yang mempercayai pupuk kompos dari Colbert, WA menanggung kerugian berton-ton sisa pupuk kompos mereka tidak bisa terjual. Terlebih lagi beberapa kebun organik menderita de-sertifikasi akibat menggunakan pupuk kompos tercemar, dan WSU harus membayar ganti rugi karena hal tersebut.. Clopyralid dan Picloram adalah pemrantas gulma sistemik yang efektif jangka panjang. Residu jangka panjang mereka (menunjukkan efek beracun pada tanaman peka pada konsentrasi 1 ppm untuk clopyralid). Picloram mengandung bahan aktif yang ditemukan dalam rumput pakan ternak, setelah masuk ke dalam perut hewan ternak tetap aktif.. Pada phak lain, Clopyralid, juga digunakan untuk dalam bentuk semprot-daun pada rumput turf di antara baris tanaman. Tetapi ketika banyak orang secara kimiawi memperoleh "ide brilian", menganggap hal ini merupakan sisi buruk dari mukjizat ilmu kimia modern, yang diberlakukan pula untuk membebaskan kompos dari bibit gulma, tetapi mereka adalah racun berbahaya. Menurut Jurnal Perubahan Pestisida (Musim dingin, 1998), yang diterbitkan oleh 'Ikatan Alternatif Pestisida Barat Laut', produk Clopyralid secara bersungguh-sungguh ditentang. Resiko visual meliputi perusakan permanen atau kerusakan tidak dapat diperbaiki. Dalam uji laboratorium, clopyralid menyebabkan apa yangdisebut penulis resensi buku U.S. Agen Perlindungan Lingkungan (EPA) "permasalahan tanah reproduktif substansial", meliputi
15
pengurangan bobot janin kelinci yang mencernakan clopyralid, suatu akumulasi hydrocephaly berlebihan di sekitar otak. Sesuatu yang hebat sekali! Dan bisa ada dalam pupuk kompos untuk kebun anda!. Menurut Jurnal Penggantian Pestisida: "Dari uji laboratorium, Picloram menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan limpa. Pengaruh buruk lain dari pengamatan laboratorium adalah kematian embrio kelinci hamil dan berhentinya produksi tes2 pada kelinci jantan. Kombinasi Picloram dan 2,4-D menyebabkan cacat dan berkurangnya bobot badan pada bayi tikus. Picloram disebut dalam undang-undang sebagai salah satu dari sedikit pestisida sebagai penyebab kanker heksakhlorobenzina. Heksakhlorobenzina adalah bahan kimia yang sangat beracun dan bio-akumulat berada dalam rantai makanan dan lapisan lemak, pada dosis rendah dapat menjadi penyebab kelainan reproduktif dan mudah ditransfer dari ibu ke bayi melalui air susu ibu. Heksakhlorobenzina telah digunakan, dan dikutuk di seluruh dunia, sebagai benih fumigan. Membunuh setelah air susu terc.emar 50 persen pada bayi Kalkun. Picloram dan Clopyralid ditemukan dalam berbagai produk rantai merek dagang yang luas, yang paling umum dibuat oleh DOW, dan sebagian kecil pada Tordon (berisi Picloram) dan secara terbatas pada alat penyuntik (berisi Clopyralid).
RAHASIA PUPUK KOMPOS Karakteristik suatu Tanah Sehat Foodweb, Tiap Gram Tanah: Kompos yang baik mengandung 1,000 juta bakteri tiap sendok teh (109 bakteri tiap sendok teh). Kebanyakan individu berpengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman dan tidak menyebabkan penyakit. 600 juta individu bakteri: 15,000 - 20,000 jenis 150 - 300 meter biomas fungi: 5,000 - 10,000 jenis Jamur menghasilkan asam humat, dan asam humat merupakan komponen penting yang harus ada dalam tanah. Jika pupuk kompos dibuat, perlu terjadi warna coklat gelap. Jika warna coklat muda dijumpai, berarti terbentuk sedikit asam humat, banyak asam fulvat, berarti ada aktivitas bakteri.
16
Jamur Mikorhiza tidak berkembang dalam pupuk kompos. Proses pemanasan membunuh kebanyakan spora, dan yang tersisa umumnya tidak sehat. Pada umumnya penambahan inokulum mikorhiza ke dalam kompos sangat bermanfaat. Keberadaan sumber makanan dalam kompos menyebabkan spora mikorhiza berkecambah dalam beberapa hari (sebagai contoh 72 jam). Jika spora berkecambah tidak menemukan akar hidup dalam 24 hingga 48 jam, mereka akan mati. Oleh karena itu, spora harus diberikan ke kompos tepat sebelum tanam. 10,000 amuba (binatang bersel satu) Amuba (binatang bersel satu) tiba-tiba meningkat nilainya dalam proses pembuatan kompos, tergantung pada suhu dan keberadaan bakteri sebagai mangsa mereka. Ketika kompos meningkat suhunya, amuba membentu kista dan melepas suhu tinggi. Ketika pupuk kompos didinginkan, amuba dalam bentuk kista berubah menjadi aktif kembali. Pada tahap ini, kompos beralih ke tahap pemasakan, muba mencpai jumlah 100,000 per 1,000,000 tiap sendok teh. Pupuk kompos harus mengandung 10,000 hingga 50,000 amuba. Amuba bercambuk tidak dapat hidup pada kondisi anaerobik dan ia akan mati tanpa oksigen. Jika pupuk kompos suatu saat berubah menjadi anaerobik, amuba bercambuk kan hilang. Ia menjadi indikator yang baik bagi terbentuknya kompos yang baik. 20 - 30 nematoda Nematoda pemangsa bakteri, jamur, dan amuba, tidak menyukai suhu tinggi atau kondisi anaerobik. Banyak nematoda menguntungkan tanaman mati pada suhu tinggi dalam proses dekomposisi. Hanya beberapa nematoda menguntungkan dapat bertahan bila suhu turun di bawah 135oF. Nematoda menguntungkan ini kemudian mulai tumbuh, dan menyebabkan keberadaan cendawan dan bakteri dalam jumlah besar dalam beberapa minggu. Adalah penting untuk mengetahui kapan suhu 135oF dicapai, pada keadaan penurunan suhu yang sangat cepat, hanya sedikit nematoda menguntungkan yang dapat diharapkan, karena kebanyak siklus hidup mereka berkisar dalam waktu dua mingguan. Kompos yang baik harus mengandung 30% dari tiap gram bahan nematoda pemangsa bakteri yang menguntungkan (pemangsa bakteri, jamur, dan amuba). Kompos dalam jumlah besar boleh
17
mengandung beberapa ratus nematoda menguntungkan tiap sendok teh. Dalam kompos yang baik tidak ditemukan adanya nematoda pemakan akar tanaman. Jika mereka ditemukan, menunjukkan bahwa pada saat proses dekomposisi ada bagian-bagian kompos yang tidak mencapai suhu di atas 135oF. Secara umum, bagian akar yang dapat dimakan nematoda lebih peka terhadap suhu dibandingkan nematoda menguntungkan, bagian tersebut tidak terjaga dari serangan nematoda. Bila ada nematoda pemakan akar telurnya berkembang di bawah suhu dekomposisi, mereka dimakan oleh nematode lain, nematoda penangkap jamur, mikcroarthropoda, dan nematoda benalu jamur. Jika kebetulan mereka bukan nematoda tersebut, kehidupan akar dalam kompos tetap dapat bertahan hidup. 200,000 binatang tak bertulang belakang per m2 Bagaimanapun, organisma dalam pupuk kompos perlu memenuhi kebutuhan tanaman. Kompos kaya bakteri baik untuk tanah sebelum ditanami sayuran, tanaman rempah, padang rumput, rumput halaman, dan tanaman dipanen dalam baris. Ada beberapa pertimbangan: 1.Bakteri menghasilkan "Lapisan Lumpur" di sekitar tubuh, digunakan untuk menempelkan diri mereka di permukaan. Hal ini mencegah mereka menghilangkan noda tanah, sehingga mereka dapat mempertahankan unsur hara dalam tanah. Lapisan lumpur ini sering kali dibuat dari bahan bersifat alkalis, sehingga dapat menyebabkan tanah juga menjadi lebih alkalis. 2.Bakteri dimakan oleh amuba (binatang bersel satu) dan nematoda pemangsa bakteri, melepaskan amonium ke dalam tanah. Dalam kondisi alkalis, akibat adanya bakteri berlapis lumpur dan bakteri penghasil metabolit sekunder, bakteri nitrifikasi tumbuh subur dan mengkonversi dengan cepat amonium menjadi nitrat. Nitrat merupakan bentuk N yang lebih disukai oleh kebanyakan tanaman dipanen dalam baris, rumput dan tanaman sayuran. Karena itu, tanah untuk tanaman2 ini sebaiknya didominasi bakteri. Kompos yang didominasi bakteri baik untuk tanaman sereal dan pohon buahan. Pohon, semak belukar dan kebanyakan tumbuh2-an selalu hijau berupaya memaksimalkan fungi mendominasi tanah, karena pertimbangan berikut: 1.Fungi menghasilkan asam organik sebagai sisa buangan. 18
2.fungi dimangsa nematoda pemangsa, beberapa jenis amoeba, dan mikroarthopoda pemangsa fungi. Predator fungi melepaskan N dalam bentuk amonium. Karena fungi mempertahankan tanah bereaksi masam, maka mereka bersifat sebagai penyangga pH pada kisaran 5.5 - 6.5, dalam hal bakteri nitrifikasi dikeluarkan dari rantai pangan. ada beberapa jenis fungi nitrifikasi ditemukan di tempat unik (contoh pada pohon ek di savana, California), kebanyakan N dalam fungi yang mendominasi tanah bentuk amonium, bukan nitrat. Pohon, semak belukar dan kebanyakan tumbuhan tetap hijau, dilaporkan J. dan Marschener, tumbuh lebih efisien diberi amonium, sebagai ganti nitrat. "Kolam" N yang tidak teratur dalam hutan sehat dikuasai oleh amonium, sedang N yang tidak tersusun teratur pada padang rumput dikuasai nitrat. Bagaimanapun riset telah menunjukkan bahwa penyemprotan kompos didominasi bakteri pada daun teh sangat ampuh mencegah penyakit daun yang mmenyerang kebanyakan kebun. Sehubungan dengan hal tersebut, kita memerlukan pembuatan kompos didominasi bakteri untuk tanaman teh. Pengetahuan tentang bakteri dalam tanah yang berbeda diperlukan untuk pertumbuhan tanaman secara optimal atau maksimal. Bukan berarti bahwa tanaman tidak bisa berkembang di bawah kondisi kurang optimal, tetapi pada kondisi ini tanaman akan tertekan dan mudah terserang hama dan penyakit. Kompos menghendaki biomasa bakteri dan fungi yang seimbang, karena hal ini memungkinkan diversifikasi jenis mikroorganisme yang bermanfaat menjadi lebih luas. Keseimbangan bakteri N mudah dimanfaatkan (easy-to-use) ke fungi C sukar dimanfaat (hard-to-use) untuk pertumbuhan akan menentukan jumlah kompos yang diproses. Bahan mengandung C dan N mudah dimanfaatkan (easy-to-use) menentukan pertumbuhan bakteri tertentu. Sedang C dan N sukar dimanfaatkan (hard-to-use) menentukan perumbuhan fungi. Kompos Kaya Bakteri Bila ingin bahan kompos didominasi bakteri, maka bahan kompos dipiih dalam bentuk bahan hijauan. Anda memerlukan campuran bahan kaya N 25% , 45% bahan hijauan, dan 30% bahan berkayu. Bahan Kaya Nitrogen meliputi: Kompos mengandung bakteri, mulai dengan: 19
25% bahan berkadar N tinggi, seperti pupuk (*) dan jenis kacangkacangan, seperti tumbuhan pakan AS, kacang polong, semanggi, atau sisa tanaman kacang-kacangan; 45 hingga 50% bahan hijauan terdiri dari sisa tanaman hijau, sisa dapur, dan kulit kopi, berwarna coklat, mengandung gula dan protein yang disukai bakteri. Pangkasan rumput. Hindari bahan yang terkena pestisida, dan 25 hingga 30% bahan berkayu, warna coklat, daun kering, jerami, rumput kering, bahan kulit kayu, serbuk gergaji, tatal ketaman kayu, bekas kardus, dan serpihan koran. (*) Gunakan pupuk hanya sekitar 10% dari hijauan atau bahan berkayu. Kompos Kaya Fungi Menciptakan kompos kaya fungi dimulai dengan: 5-10% bahan mengandung N, seperti tanaman pakan kuda AS atau pupuk (berbagai jenis), 45-50% bahan hijauan (hindari bahan terkena aplikasi pestisida, dan 40 - 50% bahan berkayu, berwarna coklat, daun kering, jerami, rumput kering, atau kulit kayu. Trial-And-Error penting dalam meningkatkan mutu kompos di luar petunjuk dasar tersebut di atas. Jika kompos anda basah, berarti terlalu banyak disiram dan bahan hijauan kaya N. Kurangi volumenya menjadi sekitar 10%. Jika tumpukan tidak cukup panas, sisakan bahan menjadi sekitar 5%. Bila kompos kembali terlalu panas, tambahkan lebih banyak jerami. Dengan demikian dapat diatur suhunya yang tidak terlalu panas dalam kurun waktu 15 hari, kemudian turunkan suhu mencapai suhu sekitar dan tidak memberi pemanasan lebih lanjut ketika diputar. Dari apa yang diuraikan di depan jelaslah bahwa hara optimal tanaman perlu diketahui dengan baik . Dari uji terus menerus tentang hal tersebut, maka ditemukan suatu produksi baru, HIBRIX PROPAGATION TONICTM, merupakan cra pengembangan menuju pada pertumbuhan yang optimal/maksimal. Mudah-mudahan produk ini memberkati anda melalui peningkatan hasil dan kualitas panen!
20