UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2010
SKRIPSI
IMMA NURMA SARI 0806397585
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA PARALEL PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA DEPOK JUNI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2010
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
IMMA NURMA SARI 0806397585
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA PARALEL PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA DEPOK JUNI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
iv
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010‖ sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan perhatian, waktu, tenaga, dan buah pikirannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala kritik dan masukan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2. Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc. Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 3. Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si, selaku Ketua Program Sarjana Reguler dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 4. Umanto Eko P., S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Sarjana Reguler dan Kelas Paralel Departemen Ilmu Administrasi. 5. Ixora Lundia, S.Sos, M.S, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga. 6. Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho, MSM, Ph.D, selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. 7. Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., MM, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan masukan dan arahan untuk penulis selama menjalani masa kuliah.
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
vi
8. Tim Dosen Departemen Ilmu Administrasi, khususnya dosen Ilmu Administrasi Niaga konsentrasi keuangan, yaitu Prof. Dr. Ferdinand D. Saragih, MA, Dra. Retno Kusumastuti, M.Si, serta Fibria Indriati, S.Sos., M.Si. 9. Kedua orang tua, Ir. Putu Adi Priyatna dan RR Nurhayati K. Priyatna, serta adik penulis, Dani Dwi Darmawan, dan juga seluruh keluarga besar di Bali maupun Yogyakarta, atas doa dan dukungannya yang luar biasa sehingga dapat membangkitkan semangat penulis untuk mengerjakan skripsi ini. 10. Jaza Robbani yang selalu menjadi happer dan helper beserta dukungan keluarganya dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Teman-teman satu bimbingan, teman-teman Bale Squad, dan semua teman-teman Ilmu Administrasi Niaga 2008, khususnya konsentrasi keuangan yang banyak membantu dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis baik dalam penyelesain skripsi ini maupun selama perkuliahan. 12. Teman-teman sepermainan, yaitu Aria, Pinti, Titis, Zahra, Dany, Pandu, Chita, Risang, Pita, Qeqe, Uyun, Ludi, Oliv, Ipit, Gadis, Anggi, Lintang, Rima, Abi, Dessy, Desty, Tika, Noni, Nisa, Zahra, Hesti, Syifa, Tiara, Ijul. 13. Pak Bari, selaku pegawai PRPM BEI yang telah memberikan bantuan dalam mengakses data penelitian. 14. Seluruh karyawan Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI yang telah membantu segala keperluan perkuliahan. 15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, penulis berharap agar skripsi ini mampu memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembacanya. Untuk semua kesalahan yang penulis lakukan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Depok, 15 Juni 2012 Penulis
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama Program Studi NPM Judul
: Imma Nurma Sari : Ilmu Administrasi Niaga : 0806397585 : Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q ini kemudian dibandingkan antara perusahaan BUMN dengan non BUMN. Penelitian ini menggunakan data panel sejumlah 1716 observasi dari sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010. Analisis regresi dari penelitian ini menggunakan Random Effect Model (REM) dan untuk menunjukkan perbedaan kinerja perusahaan digunakan Uji Beda T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan BUMN, (2) kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q memiliki perbedaan yang signifikan antara BUMN dengan non BUMN. Kata kunci: kepemilikan pemerintah, BUMN, kinerja perusahaan
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name Study Program NPM Title
: Imma Nurma Sari : Business Administration : 0806397585 : Analysis of the Effect of Government Ownership on Firm Performance for the Listed Companies in Indonesia Stock Exchange during 2005-2010 Period
The main objective of this research is to analyze the effect of government ownership on state-owned enterprise performance proxied by Tobin’s Q. Firm performance as measured by Tobin’s Q is compared between state-owned enterprise and non state-owned enterprise. This research uses a panel data sample of 1716 observations of the listed companies in Indonesia Stock Exchange during 2005-2010 period. The Random Effect Model (REM) is used to determine regression analysis of government ownership and firm performance, meanwhile the T-Test to distinguish the performance differences. The results show: (1) government ownership doesn’t have a significant effect on state-owned enterprise performance, (2) firm performance as measured by Tobin’s Q has a significant difference between state-owned enterprise and non state-owned enterprise. Keywords: government ownership, state-owned enterprise, firm performance
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................ v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHError!
Bookmark
not defined. ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR PERSAMAAN ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah............................................................................ 10
1.3
Tujuan Penelitian................................................................................ 11
1.4
Manfaat Penelitian.............................................................................. 11
1.5
Batasan Penelitian .............................................................................. 11
1.6
Sistematika Penulisan......................................................................... 11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13 2.1
Penelitian Terdahulu .......................................................................... 13
2.2
Kerangka Teori ................................................................................... 17
2.2.1 Corporate Governance ................................................................. 17 2.2.1.1 Definisi Corporate Governance .............................................. 17 2.2.1.2 Tujuan Corporate Governance ................................................ 18 2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Corporate Governance ................................... 18 2.2.2 Kepemilkan Saham ........................................................................ 20
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xi
2.2.2.1 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)................ 20 2.2.3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ............................................ 21 2.2.3.1 Pengertian BUMN ................................................................... 21 2.2.3.2 BUMN dan Corporate Governance ........................................ 22 2.2.4 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) ..................................... 24
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................ 28 3.1
Pendekatan Penelitian ........................................................................ 28
3.2
Jenis Penelitian ................................................................................... 29
3.2.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 29 3.2.2 Manfaat Penelitian ......................................................................... 30 3.2.3 Dimensi Waktu .............................................................................. 30 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31 3.3
Pengolahan Data ................................................................................. 32
3.4
Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
3.5
Variabel dan Model Penelitian ........................................................... 34
3.5.1 Variabel Penelitian ........................................................................ 34 3.5.2 Model Penelitian ............................................................................ 38 3.6
Hipotesis Penelitian ............................................................................ 40
3.7
Teknik Analisis Data .......................................................................... 42
3.7.1 Statistik Deskriptif ......................................................................... 42 3.7.2 Uji T-Test Dua Sampel .................................................................. 42 3.7.3 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 42 3.7.3.1 Uji Normalitas.......................................................................... 42 3.7.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................ 43 3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 44 3.7.3.4 Uji Autokorelasi ....................................................................... 44 3.7.4 Pengujian Data Panel ..................................................................... 45 3.7.5 Kriteria Statistik Model ................................................................. 48 3.7.5.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) ........................... 48 3.7.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ..................................... 49 3.7.5.3 Signifikansi Parsial (t-stat) ...................................................... 49
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xii
3.8
Tahapan Penelitian ............................................................................. 50
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 51 4.1
Gambaran Umum dan Deskriptif Data............................................... 51
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 51 4.1.2 Deskriptif Data .............................................................................. 52 4.1.2.1 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) ................................. 54 4.1.2.2 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership)................ 55 4.1.2.3 Profitability, Firm Size, Leverage, dan Foreign Ownership ... 55 4.2
Uji T-Test Dua Sampel ....................................................................... 58
4.3
Pengujian Asumsi Klasik ................................................................... 59
4.3.1 Uji Normalitas ............................................................................... 59 4.3.2 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 61 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 62 4.3.4 Uji Autokorelasi ............................................................................ 63 4.4
Pengujian Data Panel ......................................................................... 64
4.4.1 Uji Chow ....................................................................................... 64 4.4.2 Uji Hausman .................................................................................. 65 4.5
Uji Statistik Model ............................................................................. 65
4.5.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)................................. 65 4.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ........................................... 66 4.5.3 Signifikansi Parsial (T-stat) ........................................................... 67 4.6
Interpretasi Hasil ................................................................................ 69
4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah Kinerja Perusahaan BUMN .. 69 4.6.2 Perbedaan Kinerja Perusahaan BUMN dengan Non BUMN ........ 71 4.7
Ringkasan Hasil.................................................................................. 73
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 75 5.1
Simpulan............................................................................................. 75
5.2
Saran ................................................................................................... 76
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 77
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kepemilikan Saham pada Perusahaan yang terdaftar di BEI 2010 ........ 5 Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham beberapa BUMN yang Diprivatisasi........ 7 Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ...................................................... 15 Tabel 3.1 Variabel Penelitian ................................................................................ 38 Tabel 3.2 Aturan Membandingkan DW-stat dengan Tabel DW........................... 45 Tabel 4.1 Pemilihan Sampel ................................................................................. 52 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ...................................................... 52 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel BUMN ...................................................... 53 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non BUMN............................................... 53 Tabel 4.16 Ringkasan Rata-rata Tobin‘s Q BUMN dan Non BUMN ................. 59 Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov............................................................ 60 Tabel 4.6 Nilai Matriks Korelasi ........................................................................... 61 Tabel 4.7 Statistik Kolinearitas ............................................................................. 62 Tabel 4.8 Nilai SSR .............................................................................................. 62 Tabel 4.9 Nilai Durbin-Watson ............................................................................. 63 Tabel 4.10 Nilai DW Tabel ................................................................................... 63 Tabel 4.11 Hasil Uji Chow.................................................................................... 64 Tabel 4.12 Hasil Uji Hausman .............................................................................. 65 Tabel 4.13 Ringkasan R2 dan Adjusted R2 .......................................................... 66 Tabel 4.14 Ringkasan F-Stat dan Prob. F-Stat ...................................................... 66 Tabel 4.15 Hasil Regresi Model............................................................................ 67 Tabel 4.17 Ringkasan Kesimpulan Hipotesis Penelitian ...................................... 73
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Privatisasi BUMN Tahun 2004-2009 ...................................... 8 Gambar 1.2 Kapitalisasi Pasar BUMN Terbuka Tahun 2003-2009 ....................... 9 Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel .................................................................. 34 Gambar 3.2 Model Penelitian ............................................................................... 40 Gambar 3.3 Alur Penelitian................................................................................... 50 Gambar 4.1 Normal Probability Plot Variabel Q .................................................. 60 Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Tobin‘s Q BUMN dan non BUMN ........................ 71
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xv
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 3.1 Tobin’s Q Performance Measurement .......................................... 35 Persamaan 3.2 Firm Size ....................................................................................... 36 Persamaan 3.3 Leverage........................................................................................ 37 Persamaan 3.4 Profitability ................................................................................... 37 Persamaan 3.5 Model Penelitian ........................................................................... 39 Persamaan 3.6 Pooled Least Squares.................................................................... 45 Persamaan 3.7 Fixed Effect Model ........................................................................ 46 Persamaan 3.8 Fixed Effect Model Dummy .......................................................... 46 Persamaan 3.9 Random Effect Model ................................................................... 47 Persamaan 3.10 Uji Chow ..................................................................................... 47 Persamaan 3.11 F-Statistic .................................................................................... 47
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan BUMN .................................................... 87 Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Non BUMN ............................................ 88 Lampiran 3 Uji Beda T-Test.................................................................................. 97 Lampiran 4 Pengujian Data Panel Uji Pemilihan Model (Uji Chow) ................. 101 Lampiran 5 Pengujian Data Panel Uji Pemilihan Model (Uji Hausman) ........... 102 Lampiran 6 Pengujian Data Panel Random Effect Model (REM)....................... 103 Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 105
Universitas Indonesia Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tata Kelola Perusahaan atau yang biasa dikenal dengan Corporate
Governance muncul kembali sebagai salah satu topik bisnis yang paling signifikan pada awal abad ke-21. Banks (2003, hal. 3) menyatakan bahwa Governance dapat diartikan sebagai struktur dan fungsi dari suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pemangku kepentingan (stakeholders) pada umumnya, dan pemegang saham (shareholders) khususnya. Topik ini sudah banyak dibahas, diperdebatkan, dan dianalisa selama beberapa dekade terakhir sejak banyaknya saham gabungan perusahaan mulai bergerak ke dalam arus utama ekonomi global. Hal ini juga menjadi fokus dari proposal reformasi selama tiga dekade terakhir sebagai masalah perusahaan, baik yang muncul karena adanya isolasi, maupun yang jelas terjadi karena masa ekonomi sulit, dan hal ini tentunya telah menghasilkan banyak rekomendasi dari berbagai pihak. Krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997 dan tekanan keuangan global tahun 2008 serta isu-isu kegagalan governance seperti yang terjadi di Amerika Serikat (Enron, Tyco, Andersen, and WorldCom), Swiss (Swissair), Jerman (Kirch Media), Jepang (Daiwa Bank, Sumitomo Corporation) menjadi titik awal perhatian akan pentingnya praktek corporate governance (Solomon, 2007; Erik Banks, 2003; Liang et al., 2011). Sharman dan Copnell (2002) dalam Beyond
Governance:
Creating
Corporate
Value
through
Performance,
Conformance and Responsibility menyatakan bahwa Corporate Governance merupakan suatu sistem dan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai pemegang saham. Hal ini menyangkut efektivitas struktur manajemen, termasuk peran direksi, kecukupan dan keandalan laporan perusahaan, dan efektivitas sistem manajemen risiko. Menurut penelitian yang dilakukan oleh konsultan McKinsey, saat ini praktek corporate governance yang baik sangat terikat pada keputusan investasi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
2
di seluruh dunia. The group’s 2002 Global Investor Opinion Survey menunjukkan banyaknya jumlah investor yang bersedia membayar premi untuk perusahaan dengan standar governance yang tinggi. Pembelian premi ini di Amerika Utara dan Eropa Barat rata-rata mencapai 12% hingga 14%, di Asia dan Amerika Latin mencapai 20% hingga 25%, sedangkan di Eropa Timur dan Afrika bisa mencapai 30%. Investor institusional juga mulai melihat laporan corporate governance pada perusahaan yang ingin mereka masuki. Indonesia’s Code of Good Corporate Governance 2006 menyatakan Good Corporate Governance (GCG) merupakan pilar penting ekonomi pasar yang berkaitan dengan kepercayaan investor baik di perusahaan maupun di lingkungan bisnis secara keseluruhan. Penerapan GCG mendorong persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif menuju pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu penerapan GCG mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan tata pemerintahan yang baik menuju pemerintahan yang bersih dan kredibel. Dunia bisnis Indonesia perlu berbagai instrumen untuk meningkatkan daya saingnya. Salah satu kunci instrumen dari sudut pandang pemegang saham adalah corporate governance yang baik. Perusahaan yang menerapkan corporate governance secara benar dan berkesinambungan memiliki keuntungan lebih dibandingkan perusahaan lain yang tidak melaksanakan atau belum melaksanakan corporate governance yang baik (Tjager, 2001). Ahli ekonomi pasar berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di tangan pemerintah lebih rendah dalam kinerjanya dibandingkan dengan perusahaanperusahaan di tangan swasta (Boycko, Shleifer dan Vishny, 1996; Shleifer, 1997; Dewenter dan Malatesta, 2001). Argumen ini muncul terkait hubungan kelembagaan dengan pemerintah, struktur pasar di mana mereka beroperasi, atau sistem manajemen yang diterapkan dalam diri mereka (Shleifer, 1997). Perusahaan pemerintah tersebut juga dikritik karena terlalu menghindari risiko dan kurang memadai dorongan kewirausahaannya. Ada juga tuduhan bahwa motivasi investasi di perusahaan pemerintah bersifat politis dan bukan komersial, dengan demikian akan berakibat pada tidak efisiennya sistem keuangan dan memberikan interpretasi buruk kepada pemegang saham.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
3
Dalam konteks situasi di Malaysia, Government-Linked Companies (GLCs) Transformasi Manual melaporkan bahwa sebagian besar GLCs memiliki kinerja lebih buruk dalam hal operasi dan indikator keuangan sejak tahun 1990. Sebuah studi yang dilakukan oleh CIMB (Juni 2004), juga menemukan bahwa GLCs Malaysia adalah pengguna modal yang kurang produktif, lebih terarah dan secara signifikan tertinggal dalam hal pengembalian total pemegang saham. Hasil ini sangat mengejutkan karena GLCs merupakan bagian penting dari struktur ekonomi Malaysia. Media telah berulang kali melaporkan bahwa sebagian besar GLCs menimbulkan sejumlah besar kerugian dan terlibat dalam kegiatan atau proyek yang tidak terkait dengan bisnis inti mereka. Hal ini menghasilkan kinerja portofolio yang buruk dari beberapa bisnis GLCs. Kepemilikan pemerintah dapat membantu mengatasi masalah informasi asimetris sebagai hasil dari informasi yang tidak sempurna yang diberikan kepada investor tentang nilai perusahaan. Secara umum, pemerintah dapat memperoleh informasi dari sumber lain dan lebih dimungkinkan untuk mendapatkan akses yang lebih mudah dibandingkan perusahaan bukan milik negara (Eng dan Mak, 2003). Ang dan Ding (2006) menemukan bahwa GLCs Singapura memiliki penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-GLCs. Hal ini terjadi karena kemampuan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi atas investasi termasuk menjalankan operasi dengan biaya rendah dan lebih efisien dibandingkan dengn non-GLCs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GLCs memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan non-GLCs, baik penilaian pasar maupun penilaian dari segi akuntansi perusahaan. Temuan ini konsisten dengan Singh dan Siah (1998) yang menyatakan bahwa GLCs mampu mencapai tingkat profitabilitas yang setidaknya sama dan seefisien non-GLCs. Tujuan pemerintah terutama terkait dengan kesejahteraan bangsa. Temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011) terhadap GLCs di Malaysia menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja pasar dan kinerja keuangan GLCs dengan non-GLCs. Meskipun secara umum kajian ini menemukan bahwa sebagian besar kinerja perusahaan GLCs lebih rendah dari non-GLCs, namun kesenjangan terlihat dari tahun 2005 dan seterusnya. Alasan yang mungkin untuk situasi ini adalah karena adanya
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
4
pengenalan GLCs Transformation Manual pada tahun 2005 dimana pemerintah memberlakukan GLCs Malaysia untuk melaksanakan beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional. Sebagian besar peneliti berpendapat bahwa adanya kepemilikan pemerintah menimbulkan inefisiensi dan mengakibatkan kinerja yang buruk (Megginson, Nash dan Randenborgh, 1994; dan Megginson dan Netter, 2001). Konflik keagenan dalam hal partisipasi negara dalam kepemilikan saham lebih rumit karena pemerintah bukan pemilik akhir perusahaan melainkan publik. Literatur teoritis (Laffont dan Tirole, 1991; Hart, Shleifer dan Vishny, 1997) menunjukkan bahwa pemerintah akan memberi perhatian khusus untuk tujuan politik seperti harga output yang rendah, pengaruh eksternal, sehingga banyak yang mungkin berkorelasi negatif dengan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan perilaku tidak memaksimalkan keuntungan adalah alasan utama bagi kepemilikan pemerintah di bidang kesejahteraan ekonomi (Xu dan Wang, 1999). Temuan serupa dikemukakan oleh Paskelian (2006) yang berpendapat bahwa hasil inefisiensi dari konflik keagenan sebagai tujuan maksimalisasi kekayaan dapat dikompromikan oleh agenda sosial dan politik pemerintah. Sun, Tong, dan Tong (2002) mengungkapkan bahwa kepemilikan pemerintah dan kinerja perusahaan Cina benar-benar berhubungan positif, terlepas apakah kepemilikan pemerintah merupakan proksi oleh kepemilikan saham negara atau dengan kepemilikan saham badan hukum. Selain itu, Sablok (2001) dan Ang dan Ding (2006) melakukan studi untuk menyelidiki hubungan antara penilaian perusahaan, kepemilikan pemerintah, dan berbagai faktor governance antara GLCs dan non-GLCs di Singapura. Mereka menemukan bahwa nilai perusahaan secara positif dan signifikan berhubungan dengan kepemilikan pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk persaingan asing yang intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik mungkin menjadi alasan GLCs mereka menjadi sebanding dengan perusahaan yang dikelola secara pribadi. Berdasarkan Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) : Corporate Governance Country Assessment Indonesia April 2010, dari saham yang dimiliki PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), lebih dari 67% dimiliki oleh entitas dan individu asing (foreign). Sebagian besar pemegang
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
5
saham dalam negeri (domestic) terdaftar sebagai perusahaan (menunjukkan struktur kelompok) atau individu. Investor institusi dalam negeri memiliki saham sekitar 11% dari pasar. Dalam hal ini kustodian berperan aktif terhadap pasar, baik bagi investor asing maupun investor institusi lokal.
Tabel 1.1 Kepemilikan Saham pada Perusahaan yang terdaftar di BEI pada 31 Desember 2010
Sumber : Data KSEI, dalam Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC): Corporate Governance Country Assessment Indonesia 2011.
Fenomena privatisasi, deregulasi pensiun, pergerakan modal, dan integrasi pasar menciptakan budaya investasi yang lebih besar di seluruh dunia. Hal ini dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan masalah perusahaan, sehingga membuat governance kembali menjadi pusat perhatian. Privatisasi adalah proses pengalihan sebagian kepemilikan perusahaan dari pemerintah kepada swasta dengan tujuan mengurangi intervensi berlebih dari pemerintah sehingga meningkatkan kinerja, efisiensi, dan nilai perusahaan melalui pasar. Dengan dilakukannya privatisasi pada BUMN, persentase saham yang dimiliki pemerintah akan menjadi berkurang (Kusumawati, 2007). Menurut Megginson, dkk (1994), hampir semua pemerintah di seluruh belahan dunia yang melakukan privatisasi BUMN setidaknya mengharapkan bahwa privatisasi akan dapat
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
6
meningkatkan profitabilitas perusahaan, efisiensi operasional dan output perusahaan, serta memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan belanja modal. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pelaku bisnis yang dominan di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia. Meskipun ratarata kinerja operasionalnya memprihatinkan, namun perannya dalam perkonomian masih sangat besar. Kebutuhan masyarakat akan listrik, bahan bakar, air bersih, telekomunikasi, bahan pangan, perbankan sebagian besar masih dikerjakan BUMN (Pranoto, 2010). Dewasa ini kegiatan privatisasi BUMN terus bergulir di seluruh dunia. Berdasarkan studi Kikeri da Fatima Kolo (2005) ditemukan bahwa sepanjang periode 1990-2003 telah dilakukan 7.860 transaksi privatisasi BUMN di 120 negara berkembang yang menghasilkan nilai transaksi sebesar US$ 410 milyar. Studi tersebut menunjukkan tren privatisasi yang meningkat dan makin melibatkan BUMN skala besar, terutama pada sektor infrastruktur seperti telekomunikasi, energi dan tenaga listrik, transportasi, dan sektor lain seperti perbankan dan sektor manufaktur. Meskipun privatisasi berlangsung dengan gencar, penelitian Kikeri tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan negara masih tetap besar pada BUMN, terutama di negara berkembang. Di Cina, BUMN masih mendominasi, dimana aset sektor industri hampir 57% dikuasai terutama pada sektor keuangan, pembangit listrik, dan telekomunikasi. Sementara di Meksiko pada tahun 2003 masih tersisa 210 BUMN dengan penguasaan utama pada bidang migas, listrik, transportasi, dan telekomunikasi. Savas (1987) memberikan definisi privatisasi sebagai tindakan mengurangi peran pemerintah atau meningkatkan peran swasta atas penguasaan aset negara. Definisi ini sejalan dengan pendapat Butler (1991) yang menyatakan bahwa privatisasi adalah penggantian fungsi dari sektor publik menuju sektor swasta, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Asumsi dasar penyerahan pengelolaan pelayanan publik kepada sektor swasta adalah peningkatan efisiensi sumber daya. Dlam prakteknya, privatisasi tidak dilaksanakann dengan satu tujuan yang jelas dan koheren (Veljanovski, 1987; Bishop dan Kay, 1993; Vickers dan Wright, 1988). Berbagai tujuan dan motivasi yang berada di belakang privatisasi meliputi upaya untuk memacu pada pendapatan, mengurangi beban utang negara,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
7
memperoleh dana segar dari pasar modal, mengurangi peran pemerintah dalam bisang bisnis, dan meningkatkan penyebaran kepemilikan saham. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Megginson (2000) terhadap kinerja BUMN pasca privatisasi yang menunjukkan adanya perbaikan efisiensi, penelitian terhadap BUMN di Indonesia yang sudah diprivatisasi dan terdaftar di bursa menunjukkan harga saham yang meningkat, artinya nilai perusahaan menunjukkan perningkatan di mata investor. Hal ini diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham beberapa BUMN yang Diprivatisasi
Sumber : Masterplan Revitalisasi BUMN 2005-2010
Berbicara mengenai kepemilikan saham pada perusahaan milik negara (BUMN), pemerintah juga merupakan pemain utama dalam perekonomian Indonesia. Sementara beberapa BUMN telah berhasil go public, BUMN lain masih berjuang dengan kinerja yang lemah. Hal ini ditandai dengan profitabilitas yang rendah, operasi yang tidak fokus, kerumitan birokrasi, kurangnya pelanggan dan orientasi pasar, serta rendahnya produktivitas dan pemanfaatan aset (Mochtar, Syahriel, 1999).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
8
Mengadopsi model yang sukses pada BUMN atau korporasi negara lainnya, tidak menjamin hal yang sama akan dapat tercapai jika diterapkan di Indonesia. Tabalujan (2002) berpendapat bahwa faktor budaya akan menjadi sangat kritikal di dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan hukum dan aturan main di suatu negara jika praktik governance diadopsi tanpa memperhatikan kondisi lokal penerapannya. Sebagaimana diakui oleh OECD, Organization for Economic Cooperation and Development (1999) dengan slogan terkenalnya ―no-one-sizefits-all-approach‖ mengindikasikan perlunya kajian faktor spesifik di setiap negara dalam mengadopsi perangkat governance. Untuk itu akan sangat memungkinkan terdapatnya berbagai model governance yang berbeda untuk BUMN di setiap negara. Penelitian lanjutan dari Megginson, D‘Souza, dan Nash (2005) juga menunjukkan bahwa privatisasi BUMN telah mampu membangun praktek GCG lebih baik yang pada akhirnya mampu memicu perbaikan kinerja. Kecenderungan utama yang terjadi setelah privatisasi adalah perubahan kepemilikan (ownership), dimana semakin besar saham pemerintah dilepaskan maka manajemen BUMN lebih leluasa dan akan lebih fokus pada tujuan profit maximization. Apabila privatisasi dilakukan dengan cara terdaftar di pasar modal, maka kewajiban transparansi dan disklosur harus dilakukan sehingga GCG semakin kuat untuk dilaksanakan. Sampai dengan tahun 2009 telah dilakukan privatisasi terhadap 15 BUMN. Gambaran hasil privatisasi 2004-2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 1.1 Grafik Privatisasi BUMN Tahun 2004-2009 Sumber : Masterplan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2010-2014
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
9
Peran 15 BUMN terbuka dalam pasar modal cukup besar, hal ini dapat dilihat dari penguasaan kapitalisasi pasar per 30 Desember 2009 yang mencapai 31,57% atau senilai Rp 637,48 triliun dari total kapitalisasi pasar BEI. Gambaran kapitalisasi pasar BUMN terbuka 2003-2009 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 1.2 Kapitalisasi Pasar BUMN Terbuka Tahun 2003-2009 Sumber : Data Olahan Bapepam-LK dalam Masterplan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2010-2014
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran yang merefleksikan terlaksana dan tercapainya suatu kegiatan/program/kebijakan/dan atau target yang berkaitan dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Sebagaimana yang diketahui bahwa tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, ketika perusahaan telah mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan adalah baik. Ketika berinvestasi, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
10
kinerja yang kurang baik. Untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja pada perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi. Selain itu berdasarkan data yang disampaikan Kementerian BUMN mengenai laporan ‗Kinerja BUMN Tengah Tahun 2011, nilai kapitalisasai pasar BUMN terbuka yang terdaftar di bursa menyentuh angka Rp 862 triliun hingga 30 Juni 2011. Angka tersebut meningkat 26,16% jika dibandingkan dengan kapitalisasi pasar BUMN terbuka pada semester yang sama tahun sebelumnya yakni hanya Rp 683 triliun. Kapitalisasi pasar BUMN mencapai 25,9% meski baru ada 18 BUMN dari total sebanyak 428 emiten yang terdaftar di BEI. Penelitian Ang dan Ding (2006) menemukan bahwa kepemilikan pemerintah mempengaruhi kinerja dari perusahaan GLCs di Singapura. Kinerja perusahaan secara positif dan signifikan berhubungan dengan kepemilikan pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk persaingan asing yang intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik mungkin menjadi alasan GLCs mereka menjadi sebanding dengan perusahaan yang dikelola secara pribadi. Berdasarkan penelitian Ang dan Ding (2006), yang melakukan studi untuk menyelidiki hubungan antara kinerja perusahaan, kepemilikan pemerintah, dan berbagai faktor governance antara GLCs dan non-GLCs di Singapura tersebut, hal inilah yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, dengan membandingkan kinerja pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kinerja perusahan yang bukan BUMN (non BUMN), dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang ada di dalam latar belakang di atas, penelitian ini
dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian : 1. Apakah
terdapat
pengaruh
kepemilikan
pemerintah
terhadap
kinerja
perusahaan BUMN? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN?
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
11
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN. 2. Menganalisis perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi, perusahaan,
investor, pemerintah serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1.
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para akademisi sebagai
bahan pembantu untuk penelitian selanjutnya dan juga memperdalam pembahasan
materi
akademis
yang
berhubungan
dengan
kepemilikan
pemerintah dan kinerja perusahaan. 2.
Manfaat Praktis Terdapat dua manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
(a) memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, dan (b) memperkaya wawasan pengetahuan dalam bidang corporate governance, yaitu meningkatkan pemahaman lebih mendalam mengenai bagaimana menyingkapi permasalahan antara pemegang saham pemerintah dalam hubungannya memaksimalkan kinerja perusahaan, khususnya BUMN.
1.5
Batasan Penelitian Penelitian ini terbatas pada perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2005-2010. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar tersebut kemudian dikelompokkan menjadi perusahaan BUMN dan non BUMN.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
12
Bab 1
PENDAHULUAN Bagian ini membahas latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, sistematika penulisan mengenai Analisis Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010.
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori dan kajian literatur yang berkaitan dengan kepemilikan pemerintah dan kinerja perusahaan, termasuk di dalamnya temuan-temuan dari penelitian terdahulu.
Bab 3
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode penelitian seperti karakteristik data dan sampel yang akan dianalisis, pengolahan data, variabel dan model penelitian, hipotesis penelitian, serta teknik analisis data yang digunakan.
Bab 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dari metode penelitian yang telah dijelaskan dalam bab 2 dan 3.
Bab 5
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri atas simpulan akhir dari penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu Bahan rujukan dalam penelitian ini diambil dari beberapa penelitian
sebelumnya yang bahasan penelitiannya hampir sama dengan penelitian ini. Diharapkan dengan bahan-bahan rujukan ini terbentuk koridor berpikir yang sama. Berikut ini jurnal, ataupun penelitian sebelumya sebagai bahan rujukan penelitian. Ang dan Ding (2006) melakukan penelitian yang berjudul Government Ownership and The Performance of Government-Linked Companies: The Case of Singapore. Penelitian ini menyelidiki struktur governance dari government-linked companies (GLCs) di Singapura dibawah kontrol Temasek Holdings. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja keuangan dan kinerja pasar antara GLCs dengan non-GLCs, dimana keduanya memiliki struktur governance yang berbeda, dan kunci perbedaaanya ada pada kepemilikan pemerintah. Penelitian ini menguji GLCs dan non-GLCs di Singapura yang terdaftar di Singapore Exchange dengan periode penelitian selama 11 tahun mulai dari tahun 1990 sampai 2000. Variabel independen dari penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja perusahaan yang diwakili dengan Tobin’s Q. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah perbedaan karakteristik perusahaan seperti profitabilitas dan risiko (firm size dan leverage), dan variabel dummy yaitu status perusahaan, non-dualitas, kepemilikan asing, dan industri. Teknik analisis data yang digunakan adalah Multivariat Regression yang berupa Fixed Effect Panel Regression dan Pooled OLS Regression. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan positif kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan setelah diukur dengan ukuran governance seperti non-dualitas dan kepemilikan asing, perbedaan karakteristik perusahaan seperti profitabilitas dan risiko, serta industri, dan periode waktu. Penelitian ini menemukan bahwa GLCs cenderung menunjukkan penilaian lebih tinggi dibandingkan non-GLCs, karena kemampuan mereka untuk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
14
mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi pada investasi mereka, termasuk menjalankan kegiatan yang lebih efisien dan mengeluarkan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan non-GLCs. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa GLCs mengungguli non-GLCs tidak hanya diukur berdasarkan penilaian pasar, tetapi juga diukur berdasarkan metode akuntansi di dalam perusahaan. Lihui Tian dan Saul Estrin (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Retained State Shareholding in Chinese PLCs: Does Government Ownership Always Reduce Corporate Value?, menjelaskan mengenai pengaruh government ownership terhadap company performance pada perusahaan yang terdaftar di Cina selama periode 1994-2004. Penelitian ini menemukan bahwa hubungan government ownership terhadap corporate value berbentuk U-shaped, dimana ketika government’s shareholding meningkat, corporate performance pada awalnya mengalami penurunan tapi kemudian meningkat. Variabel independen dari penelitian ini adalah Government Ownership, sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Value yang diwakili dengan Tobin’s Q dan ROA. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah Managerial Ownership, Foreign Ownership, Firm Size, Fixed Asset Ratio, Total Liabilities to Total Assets. Teknik analisis data yang digunakan adalah Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Selain itu, Najid dan Rahman (2011) melakukan penelitian yang berjudul Government Ownership and Performance of Malaysian Government-Linked Companies dibawah kontrol Khazanah Holdings. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja keuangan dan kinerja pasar antara GLCs dengan nonGLCs, dimana keduanya memiliki struktur governance yang berbeda, dan kunci perbedaaanya ada pada kepemilikan pemerintah. Penelitian ini menguji GLCs dan non-GLCs di Malaysia yang terdaftar di Bursa Malaysia dengan periode penelitian selama 6 tahun mulai dari tahun 2001 sampai 2006. Variabel independen dari penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pasar yang diwakili dengan Tobin’s Q, P/E, dan P/B, dan kinerja keuangan perusahaan yang diwaikli dengan ROA, ROE, Expense to Assets, Expense to Sales, Sales to Assets, Cash to Assets. Variabel kontrol dari penelitian ini adalah Non-Duality (dummy), Independence of
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
15
the Board, Foreign Ownership (dummy), Firm Size, Leverage, Firm Age, GLC (dummy). Teknik analisis data yang digunakan adalah Multiple Regression. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan positif kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan setelah diukur dengan ukuran corporate governance seperti non-dualitas, boards composition, foreign ownership, leverage, firm size, firm age. Penelitian ini mengungkapkan kinerja perusahaan pada GLCs lebih rendah dari non-GLCs, baik secara financial maupun market. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 (periode penelitian 20012006) dilakukan pengenalan GLCs Transformation Manual, dimana pemerintah mengusahakan GLCs di Malaysia untuk mengimplementasikan beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional. Dengan adanya program transformasi secara berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini akan memperkuat pola pikir GLCs untuk melakukan peningkatan operasional dari hari ke hari. Bahkan tujuan utama dari program ini adalah untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di Malaysia, dalam menghadapi cepatnya peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan kompetisi internasional.
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu No. 1.
Nama Peneliti dan
Variabel
Judul Penelitian
Metode
Hasil
James S. Ang dan
Variabel Independen:
Multivariat
Terdapat pengaruh yang
David K.Ding
Government ownership,
Regression
signifikan positif
(2006).
GLC (dummy), Non-duality
(Fixed
kepemilikan pemerintah
Government
(dummy), Foreign ownership
Effect
terhadap kinerja perusahaan,
Ownership and The
(dummy), serta Industry
Panel
bahkan setelah diukur
Performance of
(dummy)
Regression, dengan ukuran governance
Government-Linked Variabel Dependen:
Pooled
seperti non-dualitas dan kepemilikan asing,
Companies: The
Firm performance (Tobin‘s
OLS
Case of Singapore.
Q
Regression) perbedaan karakteristik
Variabel Kontrol:
perusahaan seperti
Profitability, Firm Size,
profitabilitas dan risiko, serta
Leverage
industri, dan periode waktu.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
16
No. 2.
Nama Peneliti dan
Variabel
Judul Penelitian
Metode
Hasil
Lihui Tian dan Saul Variabel Independen:
Fixed
Terdapat hubungan yang
Estrin (2008).
Government Ownership
Effect
signifikan positif antara
Retained State
Variabel Dependen:
Model,
government ownership
Shareholding in
Corporate Value (Tobin’s Q
Random
dengan Corporate Value
Chinese PLCs:
dan ROA)
Effect
Does Government
Variabel Kontrol:
Model
Ownership Always
Managerial Ownership,
Reduce Corporate
Foreign Ownership,
Value?
Firm Size, Fixed Asset Ratio, Total Liabilities to Total Assets
3.
Nurul Afzan Najid
Variabel Independen:
Multiple
Terdapat pengaruh yang
dan Rashidah
Government Ownership
Regression
signifikan positif
Abdul Rahman
Variabel Dependen:
kepemilikan pemerintah
(2011).
Market Performance
terhadap kinerja perusahaan,
Government
(Tobin’s Q, P/E, P/B) dan
bahkan setelah diukur
Ownership and
Financial Performance
dengan ukuran corporate
Performance of
(ROA, ROE, Expense to
governance seperti non-
Malaysian
Assets, Expense to Sales,
dualitas, boards composition,
Government-Linked Sales to Assets, Cash to
foreign ownership, leverage,
Companies.
firm size, firm age.
Assets) Variabel Kontrol: Non-Duality (dummy), Independence of the Board, Foreign Ownership (dummy), Firm Size, Leverage, Firm Age, GLC (dummy)
Sumber: Olahan Penulis (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
17
2.2
Kerangka Teori
2.2.1 Corporate Governance 2.2.1.1 Definisi Corporate Governance Organizational for Economic Cooperation and Development (OECD) mendefinisikan corporate governance sebagai berikut: “Corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled. Corporate governance structure specifies the distribution of the right and responsibilities among different participants in the corporation, such as the board, managers, shareholders, and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides this structure through which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance”. Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikannya sebagai:
"a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies are directed and controlled." Berbagai definisi good corporate governance (GCG) yang diungkapkan oleh Cadburry Committee (1992), Center for European Policy Studies (CEPS), OECD, ADB, Finance Committee - Corporate Governance Malaysia, kemudian disimpulkan oleh Daniri (2005) dalam (Rahadian, 2007): Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi, RUPS dan stakeholders lainnya Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang, yaitu pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan Suatu
proses
yang
transparan
atas
penentuan
tujuan
perusahaan,
pencapaian dan pengukuran kinerjanya.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
18
2.2.1.2 Tujuan Corporate Governance Forum for Corporate Governance in Indonesia menjelaskan tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci, terminology corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengurus (pengelola) perusahaan, dan para pemegang saham. Komite Nasional Kebijakan Governance menjelaskan bahwa corporate governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam rangka, sebagai berikut: 1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. 2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing – masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Mendorong pemegang saham, angota dewan komisaris, dan anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tingi dan kapatuhan terhadap peraturan perundang – undangan. 4. Mendorong timbulnya kesadaram dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestaraian lingkungan terutama di sekitar perusahaan. 5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. Meningkatkan daya saing perusahaa secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Corporate Governance Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas Good Corporate Governance (GCG) diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG menurut Komite Nasional Kebijakan Governance
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
19
(KNKG, 2006) yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders). 1. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemgang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan
harus
dapat
mempertanggungjawabkan
kinerjanya
secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur,
dan
sesuai
dengan
kepentingan
perusahaan
dengan
teap
meperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang bekesinambungan. 3. Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang - undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4. Independensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing – masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Dalam
melaksanakan
kegiatannya,
perusahaan
harus
senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaran.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
20
2.2.2 Kepemilkan Saham 1.
Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) Kepemilikan saham manajerial adalah kepemilikan sahan oleh manajemen perusahaan, contohnya kepemilikan saham oleh anggota Board of Directors (BOD) perusahaan. Kepemilikan saham manajerial sering digunakan oleh pemegang saham untuk mengurangi konflik agensi di dalam perusahaan (Herlambang, 2004).
2.
Kepemilikan Keluarga (Family Ownership) Kepemilikan saham oleh keluarga atau sekelompok orang yang masih memiliki relasi kerabat umumya terdapat ada perusahaan keluarga yang sudah diwariskan turun-temurun. Perusahaan keluarga memiliki ciri khas yaitu umumnya memiliki struktur piramida yang menunjukkan hubungan antara perusahaan induk (parent) dengan beberapa perusahaan anak (subsidiary) (Morck dan Yeung, 2003)
3.
Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership) Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun perusahaan milik negara yang sudah go public. Dalam hal hal ini BUMN tersebut melakukan privatisasi. Privatisasi dari sudut pandang kebijakan politik dann ekonomi didefinisikan oleh
Megginson dan Netter (2001)
sebagai cara penjualan yang digunakan oleh pemerintah dalam menjual beberapa persen saham perusahaan milik negara kepada pribadi atau pihak swasta. 4.
Kepemilikan Asing (Foreign Ownership) Kepemilikan daham oleh pihak asing adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak-pihak dari luar negeri baik individu maupun institusional (Lee, 2008)
2.2.2.1 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership) Pembahasan masalah kepemilikan pemerintah di negara maju telah berlangsung sejak dekade 1930-1950-an seiring terjadinya krisis keuangan (inflasi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
21
yang tinggi, jatuhnya pasar modal tahun 1929 dan krisis perbankan) pasca Perang Dunia I yang berakibat pada keinginan adanya kontrol negara atas pasar. Sementara di negara berkembang baru mulai muncul pada periode pasca Perang Dunia II akibat banyak berdiri negara yang baru merdeka setelah dekolonisasi. Di negara maju, kepemilikan pemerintah digunakan sebagai cara mengatasi kegagalan pasar sementara di negara berkembang selain untuk mengatasi kegagalan pasar juga digunakan sebagai agen pembangunan (Shirley dan Walsh : 2000). Dalam penelitian Eckel dan Vermaelen (1986) terhadap perusahaanperusahaan yang dimiliki pemerintah di Amerika Utara, disebutkan keterlibatan pemerintah dalam aktifitas bisnis dapat mengakibatkan beberapa pengaruh bagi pelaku bisnis. Keterlibatan pemerintah dalam bisnis dapat mengakibatkan barangbarang yang tersedia lebih murah, lebih bagus kualitasnya dan terjamin ketersediaannya. Selain itu dari segi pekerja, bayaran yang diperoleh juga lebih baik. Untuk biaya-biaya yang timbul itu kemudian akan diserap oleh kepemilikan lainnya yang non-pemerintah sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan. Namun di sisi lain, perusahaan yang sebagian sahamnya juga dimiliki pemerintah dapat menikmati kebijakan-kebijakan yang menguntungkan.
2.2.3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2.2.3.1 Pengertian BUMN BUMN menurut Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara. Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah : a.
Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
b.
Mengejar keuntungan;
c.
Menyelenggarakan
kemanfaatan
umum
berupa
penyediaan
barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
22
d.
Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
e.
Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Sehubungan dengan penerapan praktik GCG pada BUMN maka Kementerian BUMN mengeluarkan Surat keputusan No. KEP-117/M-MBU/2002 mengenai hal-hal yang mengatur praktik GCG di BUMN termasuk peraturan mengenai RUPS, komisaris dan direksi. Komisaris/dewan pengawas bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan direksi dan memberi nasihat kepada direksi jika dipandang perlu dan komisaris harus membantu efektifitas praktik GCG yang diterapkan BUMN. Sedangkan
direksi
bertugas
untuk
mengelola BUMN dan wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham/ pemilik modal. Direksi juga hares memastikan agar BUMN melaksanakan tanggung jawab sosialnya serta memperhatikan kepentingan stakeholders sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Komposisi komisaris dan direksi juga diatur sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan
yang efektif,
cepat,
tepat serta bertindak secara
independen. Komposisi tersebut jumlahnya tidak ditentukan, hanva baik komisaris maupun direksi paling sedikit 20% dari jumlah anggota harus berasal dari luar BUMN yang bersangkutan dan bebas dari pengaruh komisaris, direksi, serta pemegang saham pengendali.
2.2.3.2 BUMN dan Corporate Governance Syakhroza (2005) membagi governance di BUMN dalam pengertian sempit dan luas. Struktur governance di BUMN relatif spesifik, bila dibandingkan dengan perusahaan swasta penuh, karena terlibatnya beberapa stakeholders kunci dalam menjaga kepentingan publik. Secara struktural, tata kelola di BUMN dibagi menjadi internal dan eksternal. Dalam pengertian internal, sama halnya seperti pada perusahaan pada umumnya, struktur BUMN membentuk tripod Rapat Umum Pemegang Saham
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
23
(RUPS), yang diwakili oleh kementerian BUMN, dewan komisaris, dan dewan direksi. Sedangkan secara ekstemal, struktur tata kelola BUMN dilihat dari fungsinya sebagai "pengelola kekayaan negara". Tripod governance yang ada dalam hal ini terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai pihak yang mewakili kepentingan publik, kementerian BUMN (serta departemen keuangan dan departemen teknis sebagai pendukungnya), pihak pengawas (dewan komisaris), dan pihak pengelola (dewan direksi). Dilihat dari struktur BUMN yang disebutkan di atas, dalam hal ini peranan governance adalah sebagai jembatan untuk mengimbangi fungsi BUMN sebagai pelayan kepentingan publik dan juga sebagai entitas bisnis. Konflik kepentingan yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah peranan departemen keuangan BUMN sebagai shareholder yang melibatkan kementerian BUMN dan departemen teknis terkait untuk operasionalisasinya. Dengan adanya keterlibatan minimal tiga departemen tersebut, dapat menimbulkan efek positif dan negatif terhadap keberadaan
BUMN.
Di
satu sisi,
dengan adanya keterliban departemen-
departemen tersebut berarti ada sistem "check and balance" sebagai alat kontrol untuk menjaga supaya operasionalisasi BUMN tetap berjalan efektif dan efisien. Namun, di satu sisi lainnya, keberadaaan departemen yang berbeda tersebut sebagai
pengelola
BUMN seringkali berusaha untuk
mengedepankan
kepentingannnya masing-masing sebagai departemen yang berdiri sendiri dan mengorbankan kepentingan dan kinerja oraganisasi BUMN secara keseluruhan (Syakhroza, 2005). Oleh karena itu pentingnya pemisahan tugas dan wewenang antar departemen-departemen yang bertugas mengelola BUMN untuk menghindari konflik kepentingan yang mungkin timbul. Perwakilan dari tiap departemen ditunjuk oleh komisaris. Solusi lain yang mungkin dapat menghindari konflik kepentingan ini adalah dengan menunjuk kementerian BUMN untuk mengelola sepenuhnya keberadaan BUMN sebagai
entitas bisnis yang juga melayani
kepentingan publik. Namun, apabila ini terjadi maka tidak berjalan mekanisme kontrol yang cukup baik yang dapat memastikan bahwa operasionalisasi BUMN telah berjalan efektif.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
24
2.2.4 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran yang merefleksikan terlaksana dan tercapainya suatu kegiatan/program/kebijakan/dan atau target yang berkaitan dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur baik secara non finansial dan finansial. Secara non finansial, kinerja perusahaan dapat terlihat pada pencapaian yang telah dilakukan atas pemanfaat sumberdaya non finansial, seperti sumberdaya manusia. Sementara secara finansial, kinerja perusahaan dapat terlihat pada laporan keuangan perusahaan, khususnya pada laporan laba rugi. Sebagaimana yang diketahui bahwa tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, ketika perusahaan telah mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan adalah baik. Kinerja perusahaan yang paling sering dan umum digunakan adalah kinerja keuangan, sebab kinerja keuangan dapat dikuantifikasikan sehingga lebih mudah dalam proses pengukuran. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan alat ukur analisis laporan keuangan. Quiry et al., (2005) menyatakan bahwa analisis keuangan adalah alat yang digunakan oleh pemegang saham, manager dan kreditur atau agen pemeringkat dalam menilai apakah perusahaan dapat menciptakan nilai. Analisis aporan keuangan juga digunakan untuk memantau kemajuan dari suatu perusahaan (Brealey, 2007). Dengan demikan bahwa melalui analisis laporan keuangan, maka kinerja perusahaan dapat dinilai. Analisis laporan keuangan mencakup analisis rasio keuangan. Sartono (2000) menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Rasio keuangan bagi manajer dimanfaatkan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance (kinerja/prestasi) manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri. Sementara bagi investor, analisis rasio keuangan dipergunakan untuk mengvaluasi saham dan obligasi perusahaann serta mengukur jaminan atas keamanan dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan mencakup hubungan antar item-item pada laporan keuangan—neraca dan laporan laba/rugi, (Saragih et al., 2005).Secara umum, analisis rasio keuangan mencakup:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
25
1.
Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini mencakup Rasio Kas (cash ratio), Rasio Lancar (current ratio), dan Rasio Cepat (quick ratio). 2.
Rasio Leverage Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio
ini terdiri dari rasio utang terhadap total aset (Debt to Total Assets Ratio), rasio laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga (Time Interest Earned Ratio), rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ditambah pembayaran bunga dengan beban bungan dan pembayaran bunga (Fixed Charge Coverage), serta rasio antara aliran kas masuk dengan beban tetap setelah ditambah dengan dividen dan pembayaran angsuran utang atas dasar sebelum pajak (Cash Flow Coverage). 3.
Rasio Aktivitas (efficiency/turnover/asset management) Yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumberdayanya. Rasio ini terdiri dari Inventory Turnover Ratio, Days Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Serta Total Asset Turnover. 4.
Rasio Profitabilitas Merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio ini mencakup Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Investment (ROI)/ Return On Assets (ROA), Return On Net Worth (return on stockholders)/ Return On Equity (ROE). 5.
Rasio Pertumbuhan Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio ini meliputi ukuran: penjualan, laba setelah pajak, laba per lembar saham, dividen per lembar saham, dan harga pasar per lembar saham. 6.
Rasio Penilaian Rasio ini merupakan rasio yang mencerminkan kombinasi pengaruh rasio
risiko (risk ratio) dan rasio pengembalian (return ratio). Rasio ini juga juga dinamakan Market-Value Ratios, yaitu rasio penilaian investor terhadap
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
26
perusahaan pada pasar modal. Rasio ini mencakup PER (price earning ratio), Dividend Yield, dan DPR (Dividend Payout Ratio). Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1.
Rasio keuangan didasarkan atas data laporan keuangan akuntansi sehingga perlu dipertimbangkan atas adasr apakah data tersebut dikembangkan.
2.
Pembandingan dengan data-data atau standar industri tidak menjamin bahwa prestasi perusahaan telah memuaskan dan beroperasi (dikelola) dengan baik.
3.
Apabila terdapat penyimpangan antara rasio yang telah dicapai oleh perusahaan dengan rasio rata-rata atau standar industri, maka perlu dipertanyakan lebih jauh faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak jarang sistem akuntansi yang dipergunakan dalam industri tersebut berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
4.
Pemilihan metode penilaian persediaan memberikan dampak yang besar terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan sebagai variabel kontrol. Rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas (ROE), dan rasio leverage. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan (firm performance). Pemilihan Tobin‘s Q sebagai proksi pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai pasar mengikuti variabel penelitian-penelitian terdahulu, yakni penelitian oleh McConnell dan Servaes, (1990) dan Morck et al, (1988) yang menyatakan bahwa Tobin‘s Q adalah ukuran penting dan diterima secara luas untuk kinerja perusahaan. Chung dan Pruitt (1994) juga menyatakan bahwa Tobin‘s Q secara implisit mengasumsikan bahwa replacement value dari pabrik, peralatan, dan persediaan perusahaan sama dengan nilai bukunya. Selain itu, Anderson and Reeb (2003), dan Demsetz dan Villalonga (2002) memilih Tobin‘s Q sebagai ukuran utama dari kinerja untuk mengestimasi nilai pasar perusahaan. Tobin‘s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
27
berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Brealey dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan Tobin‘s Q yang tingi biasanya memiliki brand image perusahaan yang kuat.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman & Akbar, 1996). Penelitian memiliki kedudukan yang signifikan dalam perkembangan suatu ilmu pengetahuan. Penelitian sosial diperlukan untuk memahami berbagai gejala atau realitas sosial. Namun, suatu realitas sosial akan menghasilkan pemahaman yang berbeda karena dipengaruhi oleh perbedaan cara pandang dan asumsi yang digunakan oleh peneliti. Dengan kata lain, perbedaan cara pandang berimplikasi pada pilihan metodologi yang tercermin dalam tujuan penelitian, penggunaaan kerangka teori, metode penelitian, dan analisa data. Pada bab ini akan diuraikan mengenai data yang akan digunakan penulis. Selain itu dijelaskan pula teknik pengumpulan data dan metodologi penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
3.1
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan didasari tiga
asumsi dasar (Prasetyo & Jannah, 2005). Asumsi dasar tersebut terbagi secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi (hakekat dasar gejala sosial), pendekatan kuantitatif yang diterapkan pada penelitian sosial ini disebabkan karena peneliti melihat bahwa analisis kepemilikan pemerintah pada perusahaan di Indonesia adalah hal yang dapat diterima oleh panca indera manusia (riil) dan dapat diukur. Dari segi epistemologi, penelitian ini menggunakan logika pemikiran ilmiah yang mencakup proses pembentukan ide dan gagasan diberlakukan secara ketat dengan memakai prinsip nomotetik dan menggunakan pola deduktif. Prinsip nomotetik menggarisbawahi bahwa dalam melihat keterkaitan antara suatu gejala
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
29
sosial dengan gejala sosial yang lain, difokuskan kepada beberapa faktor atau gejala yang krusial saja, dan mengesampingkan gejala atau faktor sosial yang lain. bagaimana
Gejala
sosial
yang
dimaksud
dalam
penelitian
ini
adalah
pengaruh kepemilikan pemerintah tersebut terhadap kinerja
perusahaan di Indonesia. Dari segi aksiologi, tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menjelaskan bagaimana
pengaruh
kepemilikan
pemerintah
tersebut
terhadap
kinerja
perusahaan di Indonesia. Atas pengaruh yang didapat dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti-bukti secara empiris sesuai dengan penelitianpenelitian sebelumnya.
3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu dari sisi tujuan, manfaat, dimensi waktu, dan teknik pengumpulan data (Neuman, 2007 hal. 71). Berdasarkan keempat aspek tersebut, berikut adalah uraian dari jenis penelitian ini:
3.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan tujuannya
penelitian ini
tergolong sebagai
penelitian
eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang melakukan pengujian terhadap sebuah prediksi teori atau prinsip (Neuman, 2007) dan juga menguji hubungan antar variabel. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana pengaruh kepemilikan pemerintah tersebut terhadap kinerja perusahaan Indonesia. Penelitian ini mencoba menjelaskan pola hubungan antara variabel independen, yaitu kepemilikan pemerintah (government ownership) dengan variabel dependen, yaitu kinerja perusahaan. Pada penelitian ini terdapat variabel kontrol yang meliputi profitabilitas (profitability), ukuran perusahaan (firm size), rasio utang (leverage), dan variabel dummy yaitu kepemilikan asing (foreign ownership).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
30
3.2.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian murni. Saunders et al., (2009) menyatakan bahwa penelitian dasar atau fundamental atau murni bertujuan untuk memperluas pengetahuan, menghasilkan prinsip umum, dan menemukan signifikansi atau nilai bagi masyarakat secara umum. Selain itu, peneliti juga bebas memilih permasalahan dan subjek penelitian, yaitu analisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Hal-hal tersebut jelas mendukung bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian murni. Penelitian murni umumnya dilakukan dalam konteks agenda akademis.
3.2.3 Dimensi Waktu Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk dalam penelitian pooled cross-section dan time series (data panel). Data panel adalah data yang menggabungkan antara data kerat lintang atau cross section dan data deret waktu atau time series (Gujarati, 2004: 27). Menurut Nachrowi dan Usman (2006), untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, maka dapat digunakan beberapa teknik, yaitu Ordinary Least Square (OLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Pada penelitian ini akan diuji variabel independen kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2005-2010 (enam tahun). Berkaitan dengan data panel, Hsiao (2003) dan Klevmarken (1989) dalam Baltagi (2005) mengemukakan beberapa kelebihan data panel, yaitu: 1.
Pengontrolan terhadap heterogenitas individual (controlling for individual heterogeneity).
Data
panel
memberikan
masukan
bahwa
individu,
perusahaan, kota, atau negara adalah bersifat heterogen. Studi time series dan cross-section yang tidak mengontrol heterogenitas ini menanggung risiko perolehan hasil yang bias. Metode estimasi data panel dapat memanfaatkan heterogenitas tersebut berdasarkan variabel yang spesifik. 2.
Data panel memberikan lebih banyak data yang informatif, lebih variabilitas/banyak variabel, lebih sedikit kolinieritas di antara variabel, lebih banyak derajat kebebasan (degree of freedom) dan lebih efisien.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
31
3.
Data panel dapat lebih baik untuk mempelajari penyesuaian yang bersifat dinamik.
Data
panel
juga
penting
untuk
mengestimasi
hubungan
intertemporal, siklus hidup dan model intergenerational. 4.
Data panel dapat lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur pengaruh yang secara sederhana tidak dapat terditeksi oleh data murni cross-section dan time-series.
5.
Model data penel memperbolehkan untuk mengkosntruksi dan menguji model perilaku yang lebih kompleks dibandingkan data cross-section dan timeseries.
6.
Data panel mikro yang terkumpul pada individu, perusahaan dan rumah tangga bisa lebih akurat diukur dibandingkan variabel yang sama diukur pada level makro. Bias yang dihasilkan dari agregasi antar perusahaan atau individu dapat dikurangi atau dihilangkan. Baltagi
(2005)
juga
mengemukakan
bahwa
data
panel
memiliki
keterbatasan, seperti (1) permasalahan rancangan dan kumpulan data, (2) distorsi kesalahan pengukuran, (3) permasalahan selektivitas/pemilihan, (4) dimensi deret waktu yang pendek (short time-series dimension), serta dependensi cross-section.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini termasuk ke dalam teknik pengumpulan data kuantitatif, yaitu existing statistics (Neuman, 2007) berupa laporan keuangan perusahaan. Selain itu, penelitian ini menggunakan dua studi dalam pengumpulan data, yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. a.
Studi Kepustakaan Dalam melakukan studi kepustakaan, penulis membaca literatur yang ada
hubungannya dengan mekanisme corporate governance, khususnya yang terkait dengan kepemilikan pemerintah, kinerja perusahaan, dan BUMN di Indonesia. Studi kepustakaan diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, karya akademis, artikel ilmiah, maupun situs yang berhubungan dengan penelitian. Dari literatur ini penulis dapat menggunakan metode atau konsep yang digunakan untuk membantu dalam mengolah data.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
32
b.
Studi Lapangan Dalam studi lapangan, penulis mengadakan penelitian lapangan dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id dan dilengkapi dengan data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dimana dari data tersebut akan diolah untuk dianalisis.
3.3
Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa
software yaitu: 1.
Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk input data dan penghitungan variabel, serta merapihkan tampilan agar sesuai dengan tampilan untuk olah data pada software SPSS dan Eviews.
2.
SPSS versi 17.0 untuk melakukan beberapa uji asumsi.
3.
Eviews 6.0 yang digunakan untuk menghasilkan analisis regresi data panel.
3.4
Populasi dan Sampel Levine et al., (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
anggota dari suatu kelompok yang akan digambarkan kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dianalisis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2010. Sementara sampel dipilih dengan menggunakan teknik non probabilitas, yaitu purposive sampling. Saunders et al., (2009) menyatakan bahwa purposive atau judgemental sampling memperbolehkan penggunaan penilaian peneliti dalam pemilihan sampel guna menjawab pertanyaan penelitian dan juga menyesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Purposive sampling dilakukan dengan menggunakan kriteria tertentu dalam pemilihan sampel (Neuman, 2007). Melalui teknik purposive sampling, maka sampel yang diambil adalah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
33
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2005 dan hingga akhir tahun 2010 juga masih terdaftar. 2. Perusahaan melaporkan laporan tahunan dan laporan keuangan secara berturut-turut dalam periode 2005-2010. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit serta mencantumkan keterangan modal saham dan kepemilikan saham. 4. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen kepemilikan pemerintah. Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada perusahaan milik negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun perusahaan milik negara yang sudah go public. Dalam hal ini BUMN tersebut melakukan privatisasi. Privatisasi dari sudut pandang kebijakan politik dan ekonomi didefinisikan oleh Megginson dan Netter (2001) sebagai cara penjualan yang digunakan oleh pemerintah dalam menjual beberapa persen saham perusahaan milik negara kepada pribadi atau pihak swasta. 5. Selanjutnya untuk menganalisis perbedaan kinerja yang diukur dengan Tobin’s Q antara perusahaan BUMN dengan non BUMN, perusahaan yang telah dipilih sesuai kriteria diatas kemudian dikelompokkan menjadi perusahaan BUMN dan non BUMN.
Berdasarkan keterangan diatas maka yang menjadi unit analisis dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010 sedangkan unit observasinya adalah perusahaan milik negara (BUMN) dan non BUMN. Proses penentuan sampel dapat secara ringkas dilihat pada Gambar 3.1
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
34
Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2005 dan masih terdaftar hingga 31 Desember 2010
Melaporkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode tersebut
Memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit serta mencantumkan keterangan modal saham dan kepemilikan saham.
Perusahaan milik negara (BUMN)
Penelitian GambarSampel 3.1 Proses Penentuan Sampel Sumber: Olahan Penulis (2012)
3.5 Variabel dan Model Penelitian 3.5.1 Variabel Penelitian Terdapat 4 jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen (terikat), variabel independen (bebas), variabel dummy dan variabel kontrol. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, sedangkan variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain (dependen). Sementara itu, variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2002). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011), pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
35
dengan menggunakan Tobin‘s Q. Berikut ini masing-masing variabel dari penelitian ini:
1.
Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan (firm performance). Pemilihan Tobin‘s Q sebagai proksi pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai pasar mengikuti variabel penelitian-penelitian terdahulu, yakni penelitian oleh McConnell dan Servaes, (1990) dan Morck et al, (1988) yang menyatakan bahwa Tobin‘s Q adalah ukuran penting dan diterima secara luas untuk kinerja perusahaan. Selain itu, Anderson and Reeb (2003), dan Demsetz dan Villalonga (2002) memilih Tobin‘s Q sebagai ukuran utama dari kinerja untuk mengestimasi nilai pasar perusahaan. Tobin‘s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Brealey dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan Tobin‘s Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang kuat. Perhitungan Tobin‘s Q adalah sebagai berikut: Persamaan 3.1 Tobin’s Q Performance Measurement
Q=
MV(CS) + BV(LTD) + BV(CL) - BV(CA) BV(TA)
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
Dimana MV(CS) adalah market value dari common shares, BV(LTD) adalah book value dari long term debt, BV(CL) adalah book value dari current liabilities, BV(CA) adalah book value dari current assets, dan BV(TA) adalah book value dari total assets.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
36
2.
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah
(government ownership). Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari presentase yang dimiliki pemerintah atas saham BUMN.
3.
Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang menunjukkan karakteristik
masing-masing perusahaan yang digunakan dalam model persamaan. Variabel kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk menetralisir pengaruhnya yang dapat menganggu hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Firm size Firm size mampu menjelaskan secara signifikan distribusi kontrol di berbagai
tipe kepemilikan perusahaan (Claessens et al., 1999). Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam bentuk total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar (Ardi, 2007, dalam Arviza, 2011). Semakin besar aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar dari perusahaan, maka dapat dikatakan semakin besar pula ukuran perusahaan. Ketiga variabel dapat digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan. Dari ketiga variabel ini, nilai aset merupakan nilai yang realtif paling stabil, sehingga paling sering dijadikan sebagai acuan untuk menentukan ukuran perusahaan. Firm size didefinisikan sebagai ukuran perusahaan yang dihitung berdasarkan logaritma natural dari total aset. Persamaan 3.2 Firm Size
Firm Size = ln (total assets) Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
b.
Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai dengan utang. Kreditur akan melihat proporsi modal sendiri untuk menentukan margin of safety. Tetapi bagi pemilik perusahaan, pemenuhan kebutuhan dana dengan menarik utang akan memberikan manfaat (a) kontrol
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
37
perusahaan tidak berkurang dan (b) jika perusahaan memperoleh tingkat keuntungan yang jauh lebih besar daripada bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur, maka pemilik perusahaan akan memperoleh manfaat yang besar. Pengukuran rasio leverage terkait juga dengan teori agency cost yang mendasari penelitian mengenai struktur kepemilikan perusahaan. Perusahaan dengan leverage tinggi, cenderung dapat mengurangi agency cost. Leverage dapat diukur dengan membandingkan total utang dengan total aset. Persamaan 3.3 Leverage
Leverage =
Total Liab ility Total Assets
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
c.
Profitability Profitabilitas dalam penelitian ini diukur melalui return on equity (ROE).
Penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011) menyatakan bahwa ROE berhubungan dengan profitabilitas dari perusahaan. Selain itu, ROE adalah rasio income terhadap equity, rasio ini menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan income dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Persamaan 3.4 Profitability
ROE =
Net Income Total Equi ty
Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
d.
Kepemilikan Asing/ foreign ownership (dummy) Variabel akan bernilai 1 apabila terdapat presentase kepemilikan asing
minimal 5% dari modal saham yang diterbitkan perusahaan, dan nilai 0 sebaliknya. Abor dan Biekpe (2006) menyatakan bahwa pemegang blok saham adalah pemegang saham yang memegang minimal lima persen (5%) dari seluruh modal atau perusahaan. Pemegang blok saham memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan. Menurut Craswell et al., (1997), dengan mengacu
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
38
pada hipotesis efficient-monitoring, pemegang saham besar (pemegang blok saham) mampu menciptakan insentif yang lebih besar dalam memonitor manajemen sehingga dapat mencapai biaya yang efisien terkait dengan keahliannya memonitor manajemen. Dengan demikian, pemegang blok saham dapat memastikan bahwa manajer telah memaksimalkan nilai pemegang saham. Selanjutnya La Porta et al., (1999) menyatakan bahwa pemegang blok saham perusahaan mampu mengurangi masalah agensi antara manajemen perusahaan dengan investor eksternal serta mampu memonitor manajer dengan lebih baik sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian Variabel
Simbol
Deskripsi Variabel
Variabel Dependen Kinerja Perusahaan
Q
Tobin’s
Q
performance
measurement Variabel Independen Kepemilikan Pemerintah
GOVOWN
Presentase kepemilikan pemerintah atas saham BUMN
Variabel Kontrol Firm size
SIZE
Logaritma natural asset
Leverage
LEV
Rasio utang terhadap ekuitas
Profitability
PROF
Rasio
income
terhadap
equity
(ROE) Kepemilikan Asing
FOROWN
Presentase kepemilikan asing pada perusahaan tersebut, bernilai ―1‖
Dummy
jika kepemilikan ≥5% atau 0 sebaliknya. Sumber: Olahan Penulis (2012)
3.5.2 Model Penelitian Penulis terinspirasi dari tema penelitian yang telah dilakukan oleh Ang dan Ding (2006). Sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukanya tersebut, maka
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
39
penelitian ini akan menggunakan model multiple regression (regresi berganda) dengan metode Generalized Least Square (GLS) yang menggunakan data panel untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen (kepemilikan pemerintah) terhadap variabel dependen kinerja perusahaan (Tobin‘s Q) dengan mempertimbangkan variabel kontrol (firm size, leverage, profitability, foreign ownership dummy). GLS sebagai salah satu bentuk estimasi least square merupakan bentuk estimasi yang dibuat untuk mengatasi sifat heterokedastisitas yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sifat efisiensi estimatornya tanpa harus kehilangan sifat tidak bias dan konsistensinya. Adapun estimasi model yang digunakan untuk mengetahui apakah kepemilikan pemerintah mempengaruhi kinerja perusahaan BUMN adalah sebagai berikut: Persamaan 3.5 Model Penelitian
Q β1(GOVOWN) β2(PROF) β3(SIZE) β4(LEV) β5(FOROWN) ε Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006) Dimana nilai Q merupakan Tobin’s Q performance measurement yang mewakili kinerja perusahaan BUMN (variabel dependen), GOVOWN mewakili presentase kepemilikan pemerintah (government ownership), PROF mewakili profitabilitas perusahaan yang dihitung berdasarkan rasio income terhadap equity (ROE), SIZE mewakili firm size yang dihitung dari logaritma natural asset, LEV mewakili leverage yang dihitung dari rasio utang terhadap ekuitas, FOROWN mewakili kepemilikan asing (foreign ownership) yang merupakan variabel dummy yang bernilai ―1‖ jika kepemilikan ≥5% atau bernilai ―0‖ jika sebaliknya, dan
ε merupakan error. Model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
40
Variabel Independen: Kepemilikan Pemerintah Variabel Dependen: Variabel Kontrol:
Kinerja Perusahaan
Firm Size
(Tobin’s Q)
Leverage Profitability Kepemilikan Asing Dummy
Gambar 3.2 Model Penelitian Sumber: Ang, J.S. dan Ding D.K. (2006)
3.6
Hipotesis Penelitian Penelitian-penelitian
sebelumnya
yang
terkait
dengan
kepemilikan
pemerintah oleh Ang dan Ding (2006), Najid dan Rahman (2011), serta Tian dan Estrin (2008), mencatat bahwa kepemilikan pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan merujuk pada ketiga penelitian tersebut, serta kerangka teoritis dan uraian mengenai kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap dua hipotesis yang diajukan oleh penulis. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini:
Hipotesis 1 H0
: Tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN
H1
: Terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
41
Hipotesis 2 Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, baik financial performance maupun market performance, memiliki perbedaan yang signifikan antara BUMN dengan non BUMN, seperti yang dikemukakan oleh Ang dan Ding (2006) dan Najid dan Rahman (2011). Dalam penelitian Najid dan Rahman (2011) yang membandingkan financial performance maupun market performance antara GLCs dan non-GLCS di Malaysia, ditemukan bahwa kinerja perusahaan pada GLCs lebih rendah dari non-GLCs, baik secara financial maupun market. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 (periode penelitian 2001-2006) dilakukan pengenalan GLCs Transformation Manual, dimana pemerintah mengusahakan GLCs di Malaysia untuk mengimplementasikan beberapa bentuk inisiatif peningkatan
operasional.
Dengan
adanya
program
transformasi
secara
berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini akan memperkuat pola pikir GLCs untuk melakukan peningkatan operasional dari hari ke hari. Bahkan tujuan utama dari program ini adalah untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di Malaysia, dalam menghadapi cepatnya peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan kompetisi internasional. Lain halnya dalam penelitian Ang dan Ding (2006), yang menemukan bahwa GLCs cenderung menunjukkan penilaian lebih tinggi dibandingkan nonGLCs, karena kemampuan mereka untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi pada investasi mereka, termasuk menjalankan kegiatan yang lebih efisien dan mengeluarkan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan non-GLCs. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa GLCs mengungguli non-GLCs tidak hanya diukur berdasarkan penilaian pasar, tetapi juga diukur berdasarkan metode akuntansi di dalam perusahaan.
H0
: Tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN
H2
: Terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
42
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sampel penelitian, yang meliputi mean, median, modus, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi (σ) dari tiap variabel dalam model (Siagian, 2006). Hasil analisis data deskriptif akan ditampilkan ke dalam bentuk tabel dan grafik.
3.7.2 Uji T-Test Dua Sampel Uji T dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua sampel (variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif ini berguna untuk menguji kemampuan generalisasi signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2004 hal. 34).
Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada perusahaan BUMN. Oleh karena itu, pengujian-pengujian selanjutnya untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan hanya dilakukan pada sampel BUMN.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik 3.7.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi sebaran yang normal. Untuk melihat normalitas data dilakukan dengan mengamati normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif residual dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai distribusi data akan terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal (Sarwoko, 2005; dalam Wasef 2010). Gujarati (2004) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa pengujian, yaitu (1) histogram residuals, (2) normal probability plot (NPP)—a graphical device, dan (3) uji Jarque-Bera—skewness dan kurtosis.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
43
Apabila terjadi kemungkinan data yang digunakan ternyata sebarannya tidak normal maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini (Fitri, 2008; dalam Wasef, 2010): 1.
Jika ketidaknormalannya tidak terlalu parah, maka analisis dapat tetap digunakan. Ada beberapa analisis statistik yang dapat bertahan dengan kondisi ketidaknormalan ini (disebut memiliki sifat robust), misalnya F-stat dan t-stat.
2.
Menghilangkan nilai-nilai yang ekstrim, baik atas atau bawah. Nilai ekstrim ini disebut outlier. Pertama perlu dibuat grafik, dengan sumbu x sebagai frekuensi dan y sebagai semua nilai yang ada dalam data. Dari grafik tersebut akan terlihat nilai mana yang sangat jauh dari kelompoknya. Nilai tersebut yang kemudian perlu dihilangkan dari data, dengan asumsi nilai ini muncul akibat situasi yang tidak biasa. Untuk mendapatkan outlier ini dapat digunakan SPSS 17.0 dengan menggunakan Casewise Diagnostics.
3.
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mentransform data yang akan digunakan ke dalam bentuk yang lain, misalnya dengan transformasi dalam bentuk akar kuadrat dan log 10.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linear yang pasti ada di antara beberapa atau seluruh explanatory variables (variabel bebas) dari model regresi (Gujarati, 2004). Menurut Nachrowi dan Usman (2006 hal. 94), dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Multikolinearitas dapat diatasi dengan beberapa hal, yaitu (1) melihat informasi sejenis yang ada, (2) mengeluarkan variabel bebas yang kolinear dari model, (3) mentransformasikan variabel, serta (4) mencari data tambahan atau dengan menggunakan data panel karena dengan digabungkannya N (jumlah data cross-sectional) dan T (jumlah data time-series) maka akan tercipta kombinasi individu yang berbeda-beda. Multikolinearitas dapat dideteksi berdasarkan gejala sebagai berikut (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 94):
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
44
a.
Nilai koefisien determinasi R2 besar, nilai Uji-F yang signifikan, tetapi banyak koefisien regresi dalam Uji-t yang tidak signifikan.
b.
Apabila dalam persamaan regresi nilai Eigenvalues mendekati 0.
c.
Koefisien korelasi antar variabel independen mendekati 1. Hal ini dilakukan dengan menggunakan SPSS pada bagian Colinearity Statistic, yaitu nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika Tolerance nilainya mendekati 1 dan VIF nilainya sedikit melebihi 1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi ketika taksiran dalam model regresi yang bersifat BLUE memiliki varian tidak konstan atau berubah-ubah (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 109). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas, maka dapat dilakukan dengan berbagai uji formal, yang meliputi (1) Uji Breusch-Pagan-Godfrey, (2) Uji Park, (3) Uji Glejser, (4) Spearmen’s Rank Correlation Test, (5) Uji Goldfeld-Quandt, serta (6) Uji White. Penelitian ini nantinya akan menggunakan Uji White melalui program Eviews dalam mendeteksi heteroskedastisitas. Menurut, Gujarati (2004), salah satu perlakuan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode GLS karena dapat di adjusted dengan cross section weight.
3.7.3.4 Uji Autokorelasi Gujarati (2004) menjelaskan bahwa autokorelasi adalah korelasi antar anggota dari serangkaian obervasi baik dalam waktu (data time-series) atau ruang (data cross-sectional). Dalam menduga parameter dalam regresi berganda, OLS mengasumsikan bahwa error merupakan variabel acak yang independen (tiidak berkorelasi) agar penduga bersifat BLUE. Untuk mendeteksi autokorelasi, salah satunya dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW). Pada uji ini nantinya akan menghasilkan: (1) jika statistik DW bernilai 2 berarti tidak ada autokorelasi, (2) jika statistik DW bernilai 0 berarti ada autokorelasi positif, dan (3) jika statistik DW bernilai 4 berarti ada autokorelasi negatif (Nachrowi dan Usman, 2006
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
45
hal.189). Berikut ini aturan membandingkan Uji Durbin-Watson (DW Stat) dengan Tabel Durbin-Watson.
Tabel 3.2 Aturan Membandingkan DW-stat dengan Tabel DW
0
Autokorelasi
Tidak
Positif
tahu dL
Tidak ada autokorelasi
dU
2
Tidak
Autokorelasi
tahu
Negatif
4-dU
4-dL
4
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 189)
3.7.4 Pengujian Data Panel Penelitian ini akan menggunakan model penelitian regresi berganda dengan metode Generalized Least Square (GLS). Menurut Gujarati (2004), GLS adalah Ordinary Least Square (OLS) pada variabel tertransformasi yang memenuhi asumsi least-square standar dengan estimator bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). Berikut ini teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi pada data panel: 1.
Pooled Least Squares (PLS) adalah jenis data panel yang menggunakan metode OLS dalam melakukan estimasi koefisien regresi. Pada model OLS memperlihatkan bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 311). Persamaannya sebagai berikut: Persamaan 3.6 Pooled Least Squares
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 312)
2.
Fixed Effect Model (FEM). Dasar pemikiran FEM adalah adanya kelemahan pada model PLS, yaitu model PLS menghasilkan α konstan untuk setiap individu dan waktu sehingga dinilai kurang realistis (Nachrowi dan Usman, 2006 hal. 313). Menurut Gujarati (2004), FEM menggunakan asumsi bahwa intercept bisa bebeda antar individu, setiap intercept individu tidak berubah
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
46
dari waktu ke waktu atau time invariant. Hal ini terlihat pada persamaan berikut: Persamaan 3.7 Fixed Effect Model
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 313)
Penggunaan subscript i pada intercept menjelaskan bahwa intercept dari individu berbeda-beda, perbedaan bisa disebabkan karena karakteristik khas dari individu. Jika intercept
, maka menyatakan bahwa intercept individu
adalah berubah dari waktu ke waktu (time variant). Hal ini menunjukkan bahwa FEM berasumsikan koefisien (slope) dari regressor tidak berubah antar individu atau dari waktu ke waktu. Untuk mengakomodasi perbedaan intercept dari setiap individu pada FEM, maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teknik variabel dummy (differential intercept dummies) sehingga persamaannya menjadi: Persamaan 3.8 Fixed Effect Model Dummy
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 313)
3.
Random Effect Model (REM) merupakan jenis data panel yang menggunakan error untuk mengakomodasi perbedaan antar individu dan atau waktu (Nachrowi dan Usman, 2006 hal.315). Teknik REM memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time-series dan cross-section. Nacrowi dan Usman menjelaskan bahwa ada dua komponen yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu dan waktu, maka random error pada REM juga perlu diurai menjadi error untuk komponen individu, error komponen waktu, dan error gabungan. Dengan demikian, persamaan REM adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
47
Persamaan 3.9 Random Effect Model
Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 316)
di mana:
= composite error = cross-section or individual-specific error component = combined time series and cross section error component
Untuk memilih pendekatan antara FEM dan REM dapat menggunakan metode informal yaitu pemilihan berdasarkan jumlah data time series (T) dan cross sectional (N). Jika data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (T) lebih besar dibandingkan individu (N), maka lebih baik menggunakan FEM. Sebaliknya, jika N lebih besar daripada T, maka sebaiknya menggunakan REM (Gujarati, 2004; Nachrowi dan Usman, 2006 hal.317). Selain uji informal dapat juga menggunakan uji statistik formal yaitu Uji Chow dan Uji Hausman (Nachrowi dan Usman, 2006; dalam Wasef, 2010):
1.
Uji Chow Uji Chow bertujuan untuk memilih antara model PLS dan FEM. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan nilai Chow dengan F-stat. Jika nilai Chow lebih besar dari F-stat maka model yang dipilih adalah FEM. Untuk menghitung nilai Chow menggunakan rumus: Persamaan 3.10 Uji Chow Chow = (rrss - urss) / (n-1) : urss /(nt-n-k) Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315)
Sedangkan F-stat dapat dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel yaitu: Persamaan 3.11 F-Statistic FINV (α, n – 1, nt – n – k) Sumber: Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
48
di mana:
2.
Rrss
= sum squared resid pada PLS
urss
= sum squared resid pada FEM
n
= jumlah cross section
k
= jumlah variabel
t
= time series
Uji Hausman Uji formal berikutnya adalah Uji Hausman yaitu untuk memilih antara FEM
dan REM. Hipotesanya: H0 : REM H1 : FEM Pada Eviews 6, Uji Hausman dapat langsung dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengestimasi model dengan menggunakan REM. 2. Melakukan uji dengan Correlated Random Effects-Hausman Test. 3. Jika pada hasil output nilai probabilitas Chi-Sq Stat. < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (gunakan FEM).
3.7.5 Kriteria Statistik Model Kriteria statistik digunakan untuk melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Kriteria statistik tergantung dari beberapa nilai atau parameter yang diuji dengan uji statistik. Berikut ini adalah kriteria statistik yang digunakan: 3.7.5.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Menurut Nachrowi dan Usman (2006, hal.125), R2 sangat berguna untuk mengukur ‗kedekatan‘ antara nilai prediksi dan nilai sesuangguhnya dari variabel terikat. Semakin besar R2, maka semakin ‗kuat‘ pula hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas. Nilai R2 berada dalam kisaran 0 < R2 < 1. Apabila mendekati nol atau 0, maka variabel terikat semakin tidak bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
49
Sebaliknya, jika mendekati 1, maka model regresi yang digunakan semakin baik. Penggunaaan adjusted R2 mampu memperkuat daya prediksi suatu model (Pratomo, 2009).
3.7.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) Nachrowi dan Usman (2006, hal. 315) menyatakan bahwa Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Pengambilan keputusan diambil berdasarkan hipotesis sebagai berikut: H0: Variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan. H1: Variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan. Berdasarkan ketentuan: 1. Perbandingan F-stat dan F-table bila F-stat > Fα;(k,n-k-1) maka H0 ditolak bila F-stat < Fα;(k,n-k-1) maka H0 tidak ditolak 2. Probabilitas Prob. (p-value) > significance level, maka H0 tidak ditolak Prob. (p-value) < significance level, maka H0 ditolak
3.7.5.3 Signifikansi Parsial (t-stat) Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan varaibel bebas lainnya konstan (Pratomo, 2009). Hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah: Berdasarkan ketentuan: 1. Perbandingan t-stat dan t-table bila t-stat > t-table maka H0 ditolak bila t-stat < t-table maka H0 tidak ditolak 2. Probabilitas Prob. (p-value) > significance level, maka H0 tidak ditolak Prob. (p-value) < significance level, maka H0 ditolak
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
50
3.8
Tahapan Penelitian
Sumber data Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Proses pemilihan sampel sesuai kriteria
Hasil sesuai kriteria
Disisihkan
Perumusan
Hasil Perumusan
Deskriptif Data dan T-Test
Uji Asumsi Klasik (Heterokedastisitas, Autokorelasi, dan Multikolinearitas)
Sampel BUMN
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE)
Pemilihan Model Estimasi (Chow dan Hausman Test)
Pengujian Hipotesis
Interpretasi & Analisis Hasil Empiris
Penarikan Kesimpulan Gambar 3.3 Alur Penelitian Sumber: Olahan Penulis (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum dan Deskriptif Data Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan metode
yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kinerja perusahaan antara BUMN dengan non BUMN. Melalui pengujian yang akan dijelaskan pada bab ini, penulis akan
melakukan analisis atas hasil penelitian yang diperoleh secara mendalam.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah populasi awal untuk seluruh sektor perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah 452 perusahaan berdasarkan sumber data yang diperoleh dari website BEI, www.idx.co.id. Pemilihan sampel dilakukan secara manual dilihat berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan BEI, untuk perusahaan yang melaporkan laporan keuangan berturut-turut selama periode tersebut dan diperoleh 308 perusahaan. Kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan melihat perusahaan yang memiliki data laporan keuangan lengkap selama periode tersebut dan diperoleh 286 perusahaan. Dari hasil proses pengumpulan data tersebut terdapat 13 perusahaan BUMN dan 273 perusahaan non BUMN. Dengan demikian jumlah sampel menjadi 286 perusahaan selama periode pengamatan enam tahun (2005-2010). Sehingga diperoleh 1.716 data observasi perusahaan (286 perusahaan x 6 tahun). Tabel berikut ini merangkum pemilihan sampel yang dilakukan:
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
52
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Kriteria
Sampel
Perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2005-2010
452
Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan
308
perusahaan berturut-turut selama periode 2005-2010 Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan
286
lengkap periode 2005-2010 Perusahaan yang merupakan BUMN
13
Perusahaan non BUMN
273
Jumlah sampel
286
Data observasi perusahaan
1716
Sumber: Olahan penulis (2012)
4.1.2 Deskriptif Data Tabel 4.2 merangkum statistik deskriptif dari setiap variabel yang dibutuhkan dalam model, yaitu nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum, nilai tengah (median), modus, standar deviasi, atau dengan kata lain merangkum ukuran pemusatan dan penyebaran data yang digunakan.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel Mean
Minimum
Median
Maximum
Modus
Std. Dev.
Q
1.256
0.120
0.999
9.720
0.980
0.949
GOVOWN
0.613
0.140
0.650
0.990
0.650
0.185
PROF
0.105
-92.000
0.079
70.870
0.030
3.131
SIZE
27.653
23.560
27.536
33.740
25.920
1.836
LEV
0.552
0.000
0.541
2.520
0.330
0.312
FOROWN
0.585
0.000
1.000
1.000
1.000
0.493
Q = Tobin’s Q performance measurement GOVOWN = kepemilikan pemerintah atas saham BUMN PROF = rasio income terhadap equity (ROE) SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset) LEV = utang perusahaan FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
53
Dari Tabel 4.2 kemudian dikelompokkan berdasarkan perusahaan BUMN dan non BUMN. Berikut Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 yang menunjukkan statistik deskriptif untuk masing-masing sampel perusahaan.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel BUMN Mean
Minimum
Median
Maximum
Modus
Std. Dev.
Q
1.961
0.260
1.286
7.750
0.260
1.392
GOVOWN
0.613
0.140
0.650
0.990
0.650
0.185
PROF
0.205
0.01
0.211
0.590
0.040
0.134
SIZE
30.466
26.980
30.130
33.740
26.980
1.931
LEV
0.572
0.180
0.552
0.920
0.180
0.254
FOROWN
0.474
0.000
0.000
1.000
0.000
0.503
78 78 78 78 78 Observations Q = Tobin’s Q performance measurement GOVOWN = kepemilikan pemerintah atas saham BUMN PROF = rasio income terhadap equity (ROE) SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset) LEV = utang perusahaan FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
78
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non BUMN Mean
Minimum Median Maximum
Modus
Std. Dev.
Q
1.222
0.120
0.987
9.720
0.980
0.910
PROF
0.100
-92.000
0.100
70.870
0.030
3.205
SIZE
27.519
23.560
27.434
33.410
25.920
1.721
LEV
0.551
0.000
0.541
2.520
0.330
0.314
FOROWN
0.590
0.000
1.000
1.000
1.000
0.492
Observations
1638
1638
1638
1638
1638
1638
Q = Tobin’s Q performance measurement PROF = rasio income terhadap equity (ROE) SIZE = total aset perusahaan (logaritma natural dari total asset) LEV = utang perusahaan FOROWN = kepemilikan asing dengan menggunakan dummy Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
54
Mengenai gambaran umum proksi-proksi variabel yang digunakan berdasarkan Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4 diuraikan pada sub bab berikut ini:
4.1.2.1 Kinerja Perusahaan (Firm Performance) Kinerja perusahaan diproksikan oleh variabel Q. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata Q untuk seluruh sampel perusahaan adalah 1,256. Jika dilihat berdasarkan sampel BUMN, maka rata-rata Q untuk perusahaan BUMN adalah 1,961, dan untuk perusahaan non BUMN adalah 1,222. Brealey dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan Tobin’s Q yang tinggi biasanya memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Jika dilihat berdasarkan rata-rata Tobin’s Q nya, perusahaan pada sampel BUMN memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan pada sampel non BUMN. Pada sampel BUMN, nilai Q minimum dan maksimum masing-masing adalah sebesar 0,260 dan 7,750. Sedangkan pada sampel non BUMN nilai Q minimum dan maksimum masing-masing adalah sebesar 0,120 dan 9,720. Untuk nilai Q minimum dan maksimum pada seluruh sampel perusahaan dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN. Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,999, sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 1,286 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,987 untuk sampel non BUMN. Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0.980 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,260 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,980 untuk sampel non BUMN. Hal ini berarti besarnya nilai modus tersebut adalah nilai yang sering muncul untuk variabel kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Standar deviasi pada variabel Q untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,949. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 0,949 terhadap ratarata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi untuk sampel BUMN adalah sebesar 1,392 dan sebesar 0,910 untuk sampel non BUMN.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
55
4.1.2.2 Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership) Kepemilikan pemerintah adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh pemerintah. Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari presentase yang dimiliki oleh pemerintah atas saham BUMN. Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai maksimum kepemilikan pemerintah (GOVOWN) adalah 0,990 yaitu pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jika nilai kepemilikan mendekati 1 maka perusahaan cenderung terkonsentrasi, sehingga dapat dikatakan PT Bank Indonesia (Persero) Tbk ini memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada kepemilikan
pemerintah.
Sedangkan
untuk
nilai
minimum
kepemilikan
pemerintah adalah sebesar 0,140 yaitu pada PT Indosat Tbk. Kepemilikan saham pada PT Indosat Tbk ini lebih banyak dimiliki oleh publik yang dominan pada institusi maupun individu asing. Untuk rata-rata kepemilikan pemerintah adalah sebesar 0,613. Besarnya median dan modus untuk variabel kepemilikan pemerintah ini adalah sebesar 0,650 yaitu pada PT Aneka Tmabang (Persero) Tbk., PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan PT Timah (Pereso) Tbk. Hal ini berarti nilai tengah dan nilai yang sering muncul dalam variabel kepemilikan pemerintah ini adalah sama. Standar deviasi pada variabel kepemilikan pemerintah ini adalah sebesar 0,185. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 0,185 terhadap rata-rata hitungnya.
4.1.2.3 Profitability, Firm Size, Leverage, dan Foreign Ownership Variabel kontrol dalam penelitian ini mencakup firm size, leverage, profitability, dan foreign ownership dummy. Rata-rata profitability (PROF) untuk seluruh sampel perusahaan adalah 0,105 dengan nilai maksimum sebesar 70,870 dan minimum -92,000. Sedangkan jika dikelompokkan, rata-rata profitability untuk sampel BUMN adalah sebesar 0,205 dengan nilai maksimum sebesar 0,590 dan minimum sebesar 0,01. Untuk perusahaan pada sampel non BUMN, rata-rata profitability nya adalah sebesar 0,100 dengan nilai maksimum sebesar 70,870 dan minimum sebesar -92,000. Nilai profitability maksimum dan minimum ini dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN yang dihitung berdasarkan rasio income terhadap equity (ROE).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
56
Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,079, sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,211 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,100 untuk sampel non BUMN. Besarnya median dan rata-rata untuk variabel profitability pada sampel non BUMN menunjukkan nilai yang sama. Hal ini berarti rata-rata untuk variabel profitability pada sampel non BUMN berada pada nilai tengah (median) dari data tersebut. Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel profitability ini adalah sebesar 0,030 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,040 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,030 untuk sampel non BUMN. Hal ini berarti besarnya nilai modus tersebut adalah nilai yang sering muncul untuk variabel profitability. Standar deviasi pada variabel profitability untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 3,131. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 3,131 terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi untuk sampel BUMN pada variabel profitability ini adalah sebesar 0,134 dan sebesar 3,205 untuk sampel non BUMN. Rata-rata firm size (SIZE) untuk seluruh sampel perusahaan adalah 27,653 dengan nilai maksimum sebesar 33,740 dan minimum 23,560. Sedangkan jika dikelompokkan, rata-rata firm size untuk sampel BUMN adalah sebesar 30,466 dengan nilai maksimum sebesar 33,740 dan minimum sebesar 26,980. Untuk perusahaan pada sampel non BUMN, rata-rata firm size nya adalah sebesar 27,519 dengan nilai maksimum sebesar 33,410 dan minimum sebesar 23,560. Firm size maksimum dimiliki oleh perusahaan pada sampel BUMN dan firm size minimum dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN. Nilai firm size perusahaan tersebut dihitung berdasarkan nilai logaritma natural dari total aset perusahaan. Besarnya median untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 27,536, sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 30,130 untuk sampel BUMN dan sebesar 27,434 untuk sampel non BUMN. Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel firm size ini adalah sebesar 25,920 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 26,980 untuk sampel BUMN dan sebesar 25,920 untuk sampel non BUMN. Besarnya nilai modus untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan sampel pada non BUMN, hal
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
57
ini berarti nilai yang sering muncul untuk variabel firm size ini berada pada data pada sampel non BUMN. Standar deviasi pada variabel firm size untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 1,836. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 1,836 terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi untuk sampel BUMN pada variabel firm size ini adalah sebesar 1,931 dan sebesar 1,721 untuk sampel non BUMN. Nilai leverage (LEV) untuk seluruh sampel perusahaan rata-ratanya sebesar 0,552. Sedangkan nilai leverage untuk masing-masing sampel tidak jauh berbeda dengan nilai rata-rata dari seluruh sampel, yaitu sebesar 0,572 untuk sampel BUMN dan 0,551 untuk sampel non BUMN. Nilai leverage tersebut terhitung tinggi baik BUMN maupun non BUMN dan menunjukkan bahwa perusahaan cenderung lebih menggunakan utang daripada modal sendiri. Untuk nilai leverage maksimum dan minimum seluruh sampel perusahaan masing-masing adalah sebesar 2,520 dan 0,000. Sedangkan jika dikelompokkan, nilai leverage maksimum dan minimum masing-masing sebesar 0,920 dan 0,180 untuk sampel BUMN dan untuk sampel non BUMN masing-masing sebesar 2,520 dan 0,000. Nilai leverage maksimum dan minimum dimiliki oleh perusahaan pada sampel non BUMN. Besarnya median leverage untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,541, sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,552 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,541 untuk sampel non BUMN. Besarnya median pada seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan median pada sampel non BUMN. Hal ini berarti nilai tengah (median) untuk variabel leverage berada pada data pada sampel non BUMN. Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel leverage ini adalah sebesar 0,330 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0,180 untuk sampel BUMN dan sebesar 0,330 untuk sampel non BUMN. Besarnya nilai modus untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan nilai modus sampel pada non BUMN, hal ini berarti nilai yang sering muncul untuk variabel leverage ini berada pada data pada sampel non BUMN.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
58
Standar deviasi pada variabel leverage untuk seluruh sampel perusahaan adalah sebesar 0,312. Hal ini berarti terdapat penyimpangan sebesar 0,312 terhadap rata-rata hitungnya. Sedangkan jika dikelompokkan, standar deviasi untuk sampel BUMN pada variabel leverage ini adalah sebesar 0,254 dan sebesar 0,314 untuk sampel non BUMN. Sementara itu nilai rata-rata dari foreign ownership (FOROWN) yang merupakan variabel dummy untuk seluruh sampel perusahaan sebesar 0,585, sedangkan sebesar 0,474 untuk 13 sampel BUMN dan 0,590 untuk 273 sampel non BUMN, dengan nilai maksimum 1 dan minimum 0 untuk masing-masing sampel perusahaan. Variabel akan bernilai 1 apabila terdapat presentase kepemilikan asing minimal 5% dari modal saham yang diterbitkan perusahaan, dan nilai 0 sebaliknya. Abor dan Biekpe (2006) menyatakan bahwa pemegang blok saham adalah pemegang saham yang memegang minimal lima persen (5%) dari seluruh modal atau perusahaan. Pemegang blok saham memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan. Untuk nilai modus seluruh sampel perusahaan pada variabel foreign ownership dummy ini adalah sebesar 1 sedangkan jika dikelompokkan nilainya sebesar 0 untuk sampel BUMN dan sebesar 1 untuk sampel non BUMN. Besarnya nilai modus untuk seluruh sampel perusahaan menunjukkan nilai yang sama dengan nilai modus sampel pada non BUMN, hal ini berarti perusahaan pada sampel non BUMN lebih banyak yang memiliki kepemilikan asing minimal 5% dari modal saham yang diterbitkan perusahaan.
4.2
Uji T-Test Dua Sampel Uji T dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan
dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua sampel (variabel) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif ini berguna untuk menguji kemampuan generalisasi signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2004).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
59
Tabel 4.5 Ringkasan Rata-rata Tobin’s Q BUMN dan Non BUMN Tahun
2005
2006
2007
2008
BUMN Non BUMN T-test
1.5134 1.0807 0.007*
1.9610 2.5291 1.4825 1.2079 1.3056 1.0809 0.002* 0.000* 0.062***
Sepanjang Tahun 1.9613 2.0858 2.1960 1.2227 1.2285 1.4329 0.000* 0.001* 0.021** 2009
2010
Ket: *,**,*** masing-masing menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%, 5%, dan 10%.
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012) Tabel 4.16 menunjukkan rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN dan non BUMN. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata Tobin’s Q antara sampel pada perusahaan BUMN dengan sampel pada perusahaan non BUMN menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel pada non BUMN, dengan nilai T-test yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5% pada tahun 2010, dan 1% pada tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah dilakukan pengujian seluruh tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level 1% antara kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara perusahaan pada sampel BUMN dengan non BUMN.
Kepemilikan saham oleh pemerintah suatu negara umumnya terdapat pada perusahaan BUMN. Oleh karena itu, pengujian-pengujian selanjutnya untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan hanya dilakukan pada sampel BUMN.
4.3
Pengujian Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas data dapat dilakukan dengan mengamati normal probability plot. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai distribusi akan terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal (Sarwoko, 2005, dalam Wasef, 2010).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
60
Gambar 4.1 Normal Probability Plot Variabel Q Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Hasil uji normalitas menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini terlihat pada gambar dimana nilai residual terletak di sekitar garis lurus yang merupakan garis dari distribusi normal. Untuk lebih meyakinkan dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N
78
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Mean
1.9613
Std. Deviation
1.39214
Absolute
.207
Positive
.207
Negative
-.133
Kolmogorov-Smirnov Z
1.083
Asymp. Sig. (2-tailed)
.247
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012) Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
61
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov terlihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linear yang pasti ada di antara beberapa atau seluruh explanatory variables (variabel bebas) dari model regresi (Gujarati, 2004). Menurut Nachrowi dan Usman (2006), dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah melihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Menurut Sarwoko (2005, dalam Wasef 2010) munculnya nilai koefisien yang melebihi +/- 0,8 akan memunculkan gejala multikolinearitas.
Tabel 4.7 Nilai Matriks Korelasi Q
GOVOWN
PROF
SIZE
LEV
FOROWN
Q
1.00
0.18
-0.12
-0.14
-0.09
-0.11
GOVOWN
0.18
1.00
-0.19
-0.29
-0.05
-0.47
PROF
-0.12
-0.19
1.00
0.18
-0.24
0.25
SIZE
-0.14
-0.29
0.18
1.00
0.57
0.11
LEV
-0.09
-0.05
-0.24
0.57
1.00
-0.13
FOROWN
-0.11
-0.47
0.25
0.11
-0.13
1.00
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel independen yang melebihi +/- 0,8. Dengan demikian data terbebas dari gejala
multikolinearitas.
Untuk
lebih
meyakinkan
dilakukan
pengujian
multikoliearitas dengan mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF (variance inflation factor). Hasil pengujian uji terlihat pada Tabel 4.7.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
62
Tabel 4.8 Statistik Kolinearitas Variable
Colinearity Statistics Tolerance
VIF
GOVOWN
0,724
1,381
PROF
0,775
1,290
SIZE
0,527
1,896
LEV
0,539
1,856
FOROWN
0,743
1,347
Sumber: Olahan penulis menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah jika tolerance nilainya mendekati 1 dan VIF nilainya sedikit melebihi 1 (Nachrowi dan Usman, 2006). Berdasarkan Tabel 4.7 yang terlihat bahwa nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF sedikit melebihi 1. Maka hasil tersebut mengindikasikan tidak terdapat gejala multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara membandingkan besarnya nilai sum square residual/ SSR estimasi yang telah dibobot (Sum Squared Residual Weighted) dan residual sum square estimasi yang belum dibobot Sum Squared Residual Unweighted). Jika nilai SSR weighted statistik lebih besar dari SSR unweighted , maka model tersebut terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan telah homokedastisitas.
Tabel 4.9 Nilai SSR Nilai Sampel
Sampel BUMN
SSR
SSR
Weighted
Unweighted
42,76862
68,88496
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
63
Berdasarkan Tabel 4.8, nilai SSR Weighted lebih kecil dibandingkan dengan nilai SSR Unweighted yang artinya terdapat masalah heteroskedastisitas dalam kedua model tersebut. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan treatment, yaitu dengan menggunakan White Heteroskedastisitas-Consistent Standard Error and Variance. Treatment tersebut telah disediakan pada software Eviews versi 6.0, dengan demikian output dari model diasumsikan akan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
4.3.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Pengujian Durbin-Watson dapat dilakukan dengan bantuan software Eviews, yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson (DW) stat dan nilai Durbin-Watson tabel.
Tabel 4.10 Nilai Durbin-Watson Sampel
Nilai Durbin-Watson
Model
2,365270
REM
Sampel BUMN
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Tabel 4.9 menunjukkan nilai DW stat. Untuk melihat apakah terdapat gejala autokorelasi maka perlu dibandingkan dengan nilai DW tabel. Nilai DW Tabel dapat dilihat dengan cara mengidentifikasi jumlah cross-section (n) dan jumlah variabel independen (k), di mana n = 13 dan k = 5.
Tabel 4.11 Nilai DW Tabel Korelasi
Tidak tahu
Positif 0
Tidak ada
Tidak tahu
korelasi 0,444
1,610
2
Korelasi negatif
2,390
3,556
4
Sumber: Olahan penulis (2012)
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai DW stat berada pada rentang 1,610–2,390. Dengan demikian model terbebas atau tidak ada autokorelasi.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
64
Gejala autokorelasi merupakan gejala yang wajar pada penggunaan data runtun waktu atau time series, karena adanya hubungan yang terdapat pada data yang digunakan. Data yang digunakan merupakan data gabungan antara time series dengan data cross sectional yang biasa disebut sebagai data panel. Oleh karena itu, adanya gejala autokorelasi akan relatif sering terjadi karena ―gangguan‖ pada seseorang atau individu atau individu pada seseorang atau individu/kelompok
yaitu
cenderung
mempengaruhi
―gangguan‖
pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghazali, 2009; dalam Rahman, 2011). Selain itu, menurut Nachrowi dan Usman (2006), dalam model estimasi efek random (random effect model/REM) tidak akan dilakukan treatment apapun untuk mengatasi autokorelasi. Hal ini didasari oleh penggunaan REM yang telah menggunakan metode generalized least square (GLS), yang merupakan salah satu cara mengatasi masalah autokorelasi. Selain itu, penggunaan REM mengasumsikan bahwa error setiap varians pada masing-masing variabel cross section antar waktu adalah sama dan diasumsikan bahwa antar variabel tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2004).
4.4
Pengujian Data Panel Pengolahan data untuk jenis data panel memiliki tiga macam alternatif
model, seperti yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, yaitu: 1.
Model Pooled Least Square (PLS)
2.
Model pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM)
3.
Model pendekatan efek acak atau Random Effect Model (REM)
4.4.1 Uji Chow Uji Chow dilakukan untuk memilih pooled least square atau fixed effext model (FEM). Berikut ini adalah hasil pengujian dari Chow test. Tabel 4.12 Hasil Uji Chow Sampel Sampel BUMN
Effect Test
Prob.
Cross-section F
0,0000
Cross-section Chi-square
0,0000
Keputusan Tolak H0
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
65
Berdasarkan Tabel 4.11, nilai p-value lebih kecil dibandingkan dengan nilai α = 5% yaitu sebesar 0,0000, sehingga diambil keputusan untuk menolak H0 yang artinya bahwa persamaan tidak dapat dimodelkan dengan pooled least square (PLS).
4.4.2 Uji Hausman Uji Hausman dilakukan setelah uji Chow apabila metode FEM digunakan. Nilai yang harus diperhatikan pada uji Hausman adalah nilai probabilitas dari Chisquare.
Tabel 4.13 Hasil Uji Hausman Sampel Sampel BUMN
Effect Test
Prob.
Keputusan
Cross-section random
0,5822
Tidak menolak H0
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Berdasarkan hasil uji Hausman sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.12 di mana jika p-value < 0,05, maka tolak H0 yang berarti model sebaiknya menggunakan model FEM. Sebaliknya jika p-value > 0,05, maka tidak menolak H0 yang berarti model sebaiknya menggunakan REM. Pada tabel tersebut terlihat nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,5822, dengan demikian model pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan REM.
4.5
Uji Statistik Model Uji statistik model berkaitan dengan kriteria statistik yang digunakan untuk
melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam suatu penelitian. Kriteria statistik tergantung dari beberapa nilai atau parameter yang diuji dengan uji statistik. Berikut ini adalah kriteria statistik yang digunakan: 4.5.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Nachrowi dan Usman (2006) menjelaskan bawa R2 sangat berguna untuk mengukur ‗kedekatan‘ antara nilai prediksi dan nilai sesuangguhnya dari variabel
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
66
terikat. Semakin besar R2, maka semakin ‗kuat‘ pula hubungan antara variabel terikat dengan satu atau banyak variabel bebas. Nilai R2 berada dalam kisaran 0 < R2 < 1. Apabila mendekati nol atau 0, maka variabel terikat semakin tidak bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. Sebaliknya, jika mendekati 1, maka model regresi yang digunakan semakin baik. Sementara itu, adjusted R2 ditujukan untuk memperkuat daya prediksi suatu model.
Tabel 4.14 Ringkasan R2 dan Adjusted R2 Sampel Sampel BUMN
R2
Adjusted R2
0,3644
0,3203
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012) Berdasarkan Tabel 4.13, nilai R2 sebesar 36,44% yang berarti bahwa kinerja perusahaan dengan proksi Tobin’s Q sebagai variabel terikat/dependen dalam model ini, dapat dijelaskan 36,44% oleh model, sedangkan 63,56% dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai R2 untuk model pada sampel BUMN ini rekatif kecil. Sepintas nilai terkesan rendah, namun sesungguhnya tidak ada batasan pasti seberapa batasan R2 dikatakan tinggi. Namun, nilai R2 ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dengan menggunakan proksi Tobin’s Q disini tidak cukup bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
4.5.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Berikut ini pada Tabel 4.16 menyajikan hasil ringkasan uji F: Tabel 4.15 Ringkasan F-Stat dan Prob. F-Stat Sampel Sampel BUMN
F-Stat
Prob. F-Stat
Significant
8,256672
0,000003
Signifikan*
Ket: * menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
67
Tabel 4.14 di atas menunjukkan nilai F-stat sebesar 8,256672 dengan probabilitas sebesar 0, nilai ini berada pada tingkat keyakinan 99% atau dapat dikategorikan sebagai highly signifikan. Jadi secara bersama-sama kepemilikan pemerintah,
firm
size,
leverage,
profitability,
dan
kepemilikan
asing
mempengaruhi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q secara signifikan. Hasil uji F yang signifikan menunjukkan bahwa model yang dibuat paling tidak mempunyai sebuah koefisien kemiringan/slope sama dengan nol. Dengan kata lain, paling tidak ada sebuah variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel terikat/dependen.
4.5.3 Signifikansi Parsial (T-stat) Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel bebas lainnya konstan (Pratomo, 2009). Berikut Tabel 4.15 yang menyajikan hasil regresi model.
Tabel 4.16 Hasil Regresi Model Variabel Dependen: Tobin’s Q Variabel Independen: 0,1261
GOVOWN
(0,1089) 3,7509*
PROF
(3,7595) 0,1109
SIZE
(0,8563) -3,0731*
LEV
(-3,4139) 0,2729
FOROWN
(1,0196) 78
Observations
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
68
(Lanjutan) 2
R
0,3644
Adj. R2
0,3203
Ket: Q β1(GOV) β 2(PROF) β3(SIZE) β 4(LEV) β5(FOR) ε
Tabel 4.17 menunjukkan estimasi model persamaan yang mencakup 13 perusahaan dengan 78 data tahun perusahaan selama periode 2005-2010. Variabel dependennya adalah kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Variabel independen meliputi government ownership (GOVOWN), profitability (PROF), firm size (SIZE), leverage (LEV), dan foreign ownership (FOROWN). Statistik t berada dibawah nilai koefisien * yang menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%.
Sumber: Olahan penulis menggunakan Eviews 6.0 (2012)
Berdasarkan (GOVOWN)
Tabel
yang
4.15,
menjadi
nilai
variabel
koefisien independen
kepemilikan dalam
pemerintah
penelitian
ini
menunjukkan tidak signifikan. Hal ini berarti kepemilikan pemerintah tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan, meskipun nilai koefisiennya positif, yaitu sebesar 0,1261 (t-stat = 0,1089). Sama halnya dengan variabel kontrol firm size (SIZE) dan kepemilikan asing (FOROWN) yang kedua variabelnya menunjukkan tidak signifikan. Hal ini berarti firm size dan kepemilikan asing juga tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja perusahaan, meskipun nilai koefisiennya positif, yaitu masing-masing sebesar 0,1109 (t-stat = 0,8563) dan 0,2729 (t-stat = 1,0196). Sementara itu untuk nilai koefisien variabel kontrol profitability (PROF) adalah sebesar 3,7509 yang signifikan pada level 1% dan memiliki hubungan positif terhadap kinerja perusahaan (t-stat = 3,7595). Hal ini berarti profitability berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dimana dapat dikatakan bahwa ketika profitability perusahaan meningkat, hal ini juga meningkatkan kinerja (Tobin’s Q) dari perusahan tersebut, dan begitu juga sebaliknya. Tidak jauh berbeda dengan variabel kontrol leverage, yang menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,0731 yang signifikan pada level 1% dan memiliki hubungan negatif terhadap kinerja perusahaan (t-stat = -3,4139). Hal ini berarti leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dimana dapat dikatakan bahwa ketika leverage perusahaan meningkat, hal ini membuat kinerja (Tobin’s Q) dari perusahan tersebut mengalami penurunan, dan begitu juga sebaliknya.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
69
4.6
Interpretasi Hasil
4.6.1 Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Perusahaan BUMN Dari hasil pengujian model pada sampel BUMN, variabel kepemilikan pemerintah (GOVOWN) terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan pemerintah tersebut secara tidak signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN (H0) tidak ditolak. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan kepemilikan pemerintah tersebut tidak signifikan. Kepemilikan pemerintah adalah kepemilikan saham suatu perusahaan oleh pemerintah. Sesuai dengan penelitian And dan Ding (2006), dan Najid dan Rahman (2011) besarnya kepemilikan pemerintah dilihat dari presentase yang dimiliki oleh pemerintah atas saham BUMN. Dilihat berdasarkan statistik deskriptifnya terlihat nilai kepemilikan pemerintah (GOVOWN) yang paling besar terletak pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Indonesia (Persero) Tbk ini memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada kepemilikan pemerintah karena memiliki presentasi kepemilikan pemerintah yang hampir 100% yaitu sebesar 99%, sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Untuk nilai kepemilikan pemerintah yang paling sedikit adalah pada PT Indosat Tbk yaitu sebesar 14%. Kepemilikan saham pada PT Indosat Tbk ini lebih banyak dimiliki oleh publik yang dominan pada institusi maupun individu asing. Beberapa perusahaan BUMN memiliki kepemilikan pemerintah sebesar 65% yaitu pada PT Aneka Tmabang (Persero) Tbk., PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan PT Timah (Pereso) Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah di Indonesia cenderung lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan saham oleh publik. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sun, Tong, dan Tong (2002) yang mengungkapkan bahwa kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan Cina benar-benar berpengaruh positif, terlepas apakah kepemilikan pemerintah merupakan proksi oleh kepemilikan saham negara atau dengan kepemilikan saham badan hukum. Hal ini terjadi juga dikarenakan di Cina
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
70
BUMN masih mendominasi, dimana aset sektor industri sebagian besar dikuasai terutama pada sektor keuangan, pembangit listrik, dan telekomunikasi. Selain itu, Sablok (2001) dan Ang dan Ding (2006) yang melakukan studi untuk menyelidiki pengaruh kepemilikan pemerintah dan berbagai faktor governance antara GLCs dan non-GLCs di Singapura terhadap kinerja perusahaan, menemukan bahwa kinerja perusahaan secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah. Keterbukaan ekonomi Singapura untuk persaingan asing yang intensif serta pasar yang berfungsi dengan baik menjadi alasan kepemilikan pemerintah melalui GLCs memiliki peranan yang penting bagi perekonomian di Singapura. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011) terhadap GLCs di Malaysia juga menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, bahkan setelah diukur dengan ukuran corporate governance seperti non-dualitas, boards composition, foreign ownership, leverage, firm size, firm age. Hasil ini terkait dengan adanya pengenalan GLCs Transformation Manual pada tahun 2005 dimana pemerintah memberlakukan GLCs Malaysia untuk melaksanakan beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional sehingga membuat kepemilikan pemerintah menjadi sangat berperan bagi perekonomian di Malaysia pada saat itu. Tabalujan (2002) berpendapat bahwa faktor budaya akan menjadi sangat kritikal di dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan hukum dan aturan main di suatu negara jika praktik governance diadopsi tanpa memperhatikan kondisi lokal penerapannya. Sebagaimana diakui oleh OECD, Organization for Economic Cooperation and Development (1999) dengan slogan terkenalnya ―no-one-sizefits-all-approach‖ mengindikasikan perlunya kajian faktor spesifik di setiap negara dalam mengadopsi perangkat governance. Untuk itu akan sangat memungkinkan terdapatnya berbagai model governance yang berbeda untuk BUMN di setiap negara. Hal inilah yang menyebabkan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
71
4.6.2 Perbedaan Kinerja Perusahaan antara BUMN dengan Non BUMN Dari hasil pengujian perbedaan rata-rata nilai Tobin’s Q antara sampel BUMN dengan non BUMN, terlihat bahwa rata-rata Tobin’s Q antara sampel pada perusahaan BUMN dengan sampel pada perusahaan non BUMN menunjukkan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai T-test Tobin’s Q yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5% pada tahun 2010, dan 1% pada tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah dilakukan pengujian seluruh tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level 1% antara kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara perusahaan pada sampel BUMN dengan non BUMN, dengan rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel pada non BUMN.
Tobin‘s Q 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 2005 2006 2007
2008 2009
2010
Tahu n
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Tobin’s Q BUMN dan non BUMN Sumber: Olahan penulis menggunakan Ms. Excel (2012) Nilai rata-rata Tobin’s Q yang lebih tinggi pada perusahaan BUMN ini memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan pada sampel BUMN memiliki penilaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan pada sampel non
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
72
BUMN. Rhoades et. al (2000) berpendapat bahwa kepemilikan pemerintah dapat membatasi beberapa masalah keagenan, di mana pemerintah yang memiliki saham di perusahaan mewakili dewan untuk memantau kegiatan manajemen. Selain itu, kepemilikan pemerintah juga dapat membantu mengatasi masalah informasi asimetris sebagai hasil dari informasi yang tidak sempurna yang diberikan kepada investor tentang nilai perusahaan (Eng dan Mak, 2003). Namun hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja perusaahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, sehingga tidak dapat dikatakan adanya perbedaan kinerja perusahaan yang signifikan ini dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah. Penelitian dari Megginson, D‗Souza, dan Nash (2005) menunjukkan bahwa BUMN telah mampu membangun praktek GCG lebih baik yang pada akhirnya mampu memicu perbaikan kinerja. Hal ini terjadi karena adanya privatisasi pada BUMN yang terkait dengan perubahan kepemilikan (ownership), dimana semakin besar saham pemerintah dilepaskan maka manajemen BUMN lebih leluasa dan akan lebih fokus pada tujuan profit maximization. Apabila privatisasi dilakukan dengan cara terdaftar di pasar modal, maka kewajiban transparansi dan disklosur harus dilakukan sehingga GCG semakin kuat untuk dilaksanakan. Sementara itu, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ang dan Ding (2006) dan Najid dan Rahman (2011) yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan, baik financial performance maupun market performance, memiliki perbedaan yang signifikan antara BUMN dengan non BUMN, yang dalam hal ini GLCs dan non GLCs. Penelitian Ang dan Ding (2006) menemukan bahwa GLCs cenderung menunjukkan penilaian lebih tinggi dibandingkan non-GLCs, karena kemampuan mereka untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi pada investasi mereka, termasuk menjalankan kegiatan yang lebih efisien dan mengeluarkan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan non-GLCs. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Najid dan Rahman (2011), ditemukan bahwa kinerja perusahaan pada GLCs lebih rendah dari non-GLCs, baik secara financial maupun market. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 (periode penelitian 2001-2006) dilakukan pengenalan GLCs Transformation
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
73
Manual,
dimana
pemerintah
mengusahakan
GLCs
di
Malaysia
untuk
mengimplementasikan beberapa bentuk inisiatif peningkatan operasional. Dengan adanya program transformasi secara berkelanjutan tersebut, lebih lanjut hal ini akan memperkuat pola pikir GLCs untuk melakukan peningkatan operasional dari hari ke hari. Bahkan tujuan utama dari program ini adalah untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan berkelanjutan, yang dalam hal ini GLCs di Malaysia, dalam menghadapi cepatnya peningkatan globalisasi, liberalisasi, dan kompetisi internasional.
4.7
Ringkasan Hasil Berdasarkan hasil pengujian statistik, maka berikut ini disarikan berkaitan
dengan pengujian hipotesis penelitian. Tabel 4.17 Ringkasan Kesimpulan Hipotesis Penelitian Hipotesis
Hasil
Keputusan H0
Tidak Signifikan/
Tidak ditolak
H0: Tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN
Positif
H0: Tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur
Signifikan
Ditolak
dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non BUMN Sumber: Olahan penulis (2012)
Berdasarkan Tabel 4.17 tersebut, pada hipotesis pertama yang menyatakan tidak terdapat pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN (H0) tidak ditolak. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan kepemilikan pemerintah tersebut tidak signifikan, meskipun nilai koefisiennya positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah (GOVOWN) tidak signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Pada hipotesis kedua kedua yang menyatakan tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q antara BUMN dengan non
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
74
BUMN (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai T-test Tobin’s Q yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada level 10% pada tahun 2008, 5% pada tahun 2010, dan 1% pada tahun 2005, 2006, 2007, dan 2009. Bahkan setelah dilakukan pengujian seluruh tahun terlihat perbedaan yang signifikan pada level 1% antara kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, antara perusahaan pada sampel BUMN dengan non BUMN, dengan rata-rata Tobin’s Q pada sampel BUMN yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel pada non BUMN. Implikasi bagi BUMN dari hasil penelitian ini yang menemukan bahwa kepemilikan pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan BUMN, diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pengaruh kepemiilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN. Adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja perusahaan BUMN dan non BUMN, dengan penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi pada BUMN, memperlihatkan BUMN dapat berhasil menjadi suatu entitas bisnis dan juga sebagai lembaga yang melayani kepentingan publik. Namun, apabila mekanisme kontrol dari BUMN terhadap pemisahan kepetingannya ini tidak berjalan dengan baik, maka perkembangan kinerja BUMN tidak dapat berjalan secara efektif. Maka dari itu, BUMN harus tetap mempertahankan kinerja perusahaannya, karena kinerja perusahaan yang baik akan dinilai tinggi oleh masyarakat maupun investor yang akan menanamkan modalnya.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan pengujian terhadap pengaruh
kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan dalam kaitannya dengan corporate governance. Penelitian ini juga melakukan hal yang sama, yaitu menguji pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan, yang dalam hal ini perusahaan BUMN. Hal ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN, dan melihat perbedaan kinerja dari perusahan BUMN dengan non BUMN. Pada penelitian ini didapatkan hasil, yaitu: 1.
Kepemilikan pemerintah (government ownership) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (firm performance). Namun variabel kontrol profitability dan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ang dan Ding (2006) di Singapura, Najid dan Rahman (2011) di Malaysia, yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan.
2.
Kinerja perusahaan pada BUMN dengan non BUMN memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang signifikan ini terlihat setiap tahunnya maupung sepanjang tahun selama periode 2005 sampai sengan 2010. BUMN memiliki penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan non BUMN. Namun hasil dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa
kepemilikan
pemerintah
tidak
signifikan
mempengaruhi kinerja perusaahaan, sehingga tidak dapat dikatakan adanya perbedaan kinerja perusahaan yang signifikan antara BUMN dengan non BUMN ini dipengaruhi oleh kepemilikan pemerintah.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
76
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan BUMN. Dengan demikian, hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pengaruh kepemiilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN. Karena tidak adanya pengaruh yang signifikan dari kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN, artinya kinerja perusahaan BUMN dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kepemilikan pemerintah. Maka dari itu penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan BUMN. Selain itu, masih sedikitnya jumlah BUMN yang go public sampai dengan tahun 2005 menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu memasukkan BUMN yang go public sampai dengan saat ini sehingga diharapkan dapat memperdalam analisis dan kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas terkait dengan konsistensi pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan BUMN.
2.
Adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja perusahaan BUMN dan non BUMN, dengan penilaian kinerja perusahaan yang lebih tinggi pada BUMN, memperlihatkan BUMN dapat berhasil menjadi suatu entitas bisnis dan juga sebagai lembaga yang melayani kepentingan publik. Namun, apabila mekanisme kontrol dari BUMN terhadap pemisahan kepetingannya ini tidak berjalan dengan baik, maka perkembangan kinerja BUMN tidak dapat berjalan secara efektif. Maka dari itu, BUMN harus tetap mempertahankan kinerja perusahaannya, karena kinerja perusahaan yang baik akan dinilai tinggi oleh masyarakat maupun investor yang akan menanamkan modalnya, hal ini terkait dengan citra perusahaan. Oleh karena itu BUMN perlu memperhatikan perkembangan kinerja dari perusahaannya sehingga mampu bertahan dan unggul dalam persaingan secara global maupun internasional.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Buku: Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data (3 ed.). England: John Wiley & Sons, Ltd..
Bambang, Prasetyo & Jannah, M. Lina. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta.
Banks, Erik. 2003. Corporate Governance : Financial Responsibility, Controls and Ethics. Palgrave Macmillan.
Bishop M., J. A. Kay. 1988. Does privatisation work?: lessons from the UK. Centre for Business Strategy, London Business School.
Bodie, Z., Kane, A., dan Marcus, A. J. 2009. Investments: Investasi (6 ed.). (Z. Dalimunthe, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
Brealey, Richard A, Stewart C Myers dan Alan J Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. (Yelvi Andri Zaimur, Trans). Jakarta: Erlangga.
Fahy, M., Roche J., dan Weiner, A. 2005. Beyond Governance: Creating Corporate Value through Performance, Conformance and Responsibility. John Wiley & Sons, Ltd..
Gujarati, Damodar N. 2004. Basic Eonometrics (4 ed.). New York: McGraw-Hill.
Levine, David M., Krehbiel, Timothy, C., dan Berenson, Mark L. 2006. Business Statistics (4 ed.). Pearson Education, Inc.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
78
Nachrowi, D. Nachrowi, dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Neuman, W. Lawrence. 2007. Basic of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches. USA: Pearson Education, Inc.
Osborne, David dan Gaebler, Ted. 1996. Mewirausahakan Birokrasi, terj. Abdul Rasyid, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Quiry, Pascal, et al. 2005. Corporate Finance: Theory and Practice. West Sussex: John Wiley
Riduwan. 2004. Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah dan Swasta. Bandung: ALFABETA.
Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Jaffe, Jeffrey F. 2002. Corporate Finance (6th Ed.). The McGraw-Hill Companies.
Saragih, Ferdinand D, Adler H Manurung dan Jonni Manurung. 2005. DasarDasar Keuangan Bisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2000. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan: Soal dan Penyelesainnya. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Saunders, Mark, Lewis, Philip, dan Tornhill, Adrian. 2009. Research Methods for Business Student (5 ed.). England: Pearson Education Limited.
Savas, E. S. 1987. Privatization: The Key to Better Government. Chatham, NJ: Chatham House.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
79
Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Solomon, Jill. 2007. Corporate Governance and Accountability. John Wiley & Sons, Ltd. West Sussex, England.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Tjager, I Nyoman. 2001. Pedoman GCG, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance.
Jurnal, Skripsi, Tesis, Karya Ilmiah, serta Disertasi: Abor, J., dan Biekpe, N. 2006. An Emperical Test of the Agency Problems and Capital Structure of South African Quoted SMEs. SAJAR, Vol. 20, No. 1, pp. 51-65.
Anderson, R. C dan Reeb, D. M. 2003. Founding family ownership and firm performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance, 58, pp. 13011329.
Ang, J.S. dan Ding D.K. 2006. Government Ownership and the Performance of Government-Linked Companies: The case of Singapore. Journal of Multinational Financial Management, pp. 64-68.
Claessens,S., Djankov, S., dan Lang, L. H. P. 1999. Expropriation of Minority Shareholders: Evidence from East Asia. Policy Research paper 2088. World Bank, Washington DC.
Dewenter, Kathryn dan Paul H. Malatesta. 2001. State-owned and privatelyowned firms: An empirical analysis of profitability, leverage, and labour intensity. American Economic Review 91, 320-334.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
80
Barberis, Nicholas & Maxim Boycko & Andrei Shleifer & Natalia Tsukanova. 1996. How Does Privatization Work? Evidence from the Russian Shops. Journal of Political Economy, University of Chicago Press, vol. 104(4), pages 764-90, August.
Carter, D.A., Simkins, B.J., Simpson,W.G., 2002. Corporate governance, board diversity, and firm value. Financial Review 38, 33–53.
Chung, K.H. dan Pruitt,S.W. 1994. A Simple Approximation of Tobin's Q. Financial Management, Vol. 23, No. 3, pp. 70-74.
Craswell, A.T., Taylor, S.L., dan Saywell, R.A. 1997. Ownership Structure and Corporate Performance: Australian Evidence. Pasific-Basin Finance Journal, 5, pp. 301-323.
Daniri, Mas Achmad . 2005. Good Corporate Governance, Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. PT. Ray Indonesia. Jakarta.
Eckel, C.C &Vermaelen, T. 1986. Internal Regulation: The Effect of Government Ownership on The Value of The Firm. Journal of Law and Economics, 29, 381-403.
Eng, L. L., dan Y. T. Mak. 2003. Corporate governance and voluntary disclosure. Journal of Accounting and Public Policy 22: 325-345 . Fama, E.F., Jensen, M.C., 1983. Separation of ownership and control. Journal of Law and Economics 26, 301–325.
Fama, E.F. 1980. Agency Problem and The Theory of The Firm. Journal of Political Economy Vol. 88 No. 3, 288-307.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
81
Hermalin, B.,Weisbach, M., 1991. The effects of board composition and direct incentives on firm value. Financial Management 20, 101–112.
Kikeri, Sunita, dan Aishetu Fatima Kolo. 2005. Privatization: Trends And Recent Developments. World Bank Policy Research Working Paper 3765, November 2005
Kusumawati, Dwi Novi, dan Bambang Riyanto LS. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Laffont, Jean-Jacques & Tirole, Jean. 1991. Privatization and Incentives. Working papers 572, Massachusetts Institute of Technology (MIT). Department of Economics.
La Porta, Rafael, Lopez-de-Silanes, Florencio, dan Schleifer, Andrei. 1999. Corporate Ownership around the World. The Journal of Finance, Vol. 54, No. 2, pp. 471-571.
Lee, Sanghoon. 2008. Ownership Structure and Financial Performance: Evidence from Panel Data of South Korea. Department of Economics Corporate Ownership and Control, Vol. 6, No. 2, Winter 2008 University of Utah Economics Working Paper No. 2008-17
Liang, Chiung-Ju, Lin, Ying-Li, dan Huang, Tzu-Tsang. 2011. Does MultiDimensional Ownership Structure Matter in Firm performance? A Dynamic Firm’s Life Cycle Perspective. The International Journal of Business and Finance Research, Vol. 5 No. 2.
Mak Y.T. and Yuan Li. 2001. Determinants of Corporate Ownership and Board Structure: Evidence from Singapore. Journal of Corporate Finance, pp. 235–256
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
82
McConnell, John J., dan Servaes, Henri. 1990. Additional Evidence on Equity Ownership and Corporate Value. Journal of Financial Economics, 27, pp. 595-612.
Megginson, W.L., Nash, R.C., Van Randenborgh, M. 1994. The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firms: An International Empirical Analysis. Journal of Finance 49, pp.403–452.
Megginson, William L., dan Jeffrey M. Netter. 2000. From state to market: A survey of empirical studies on privatization. Journal of Economic Literature 39, 321-389.
Megginson, William L. and Netter, J.M. 2001. From State to Market: A Survey of Empirical Studies on Privatization. Journal of Economic Literature Vol. 39.
Morck, R., Shleifer, A., Vishny, R.W., 1988. Management ownership and market valuation. Journal of Financial Economics 20, 293–316.
Najid, Nurul Afzan, dan Rahman, Rashidah Abdul. 2011. Government Ownership and
Performance
of
Malaysian
Government-Linked
Companies.
International Research Journal of Finance and Economics.
Paskelian, G.O.2006. Government Ownership, Firm Value and Choice of SEO Methods---Evidence from Privatized Chinese SOEs. A Dissertation Doctor of Philosophy in Financial Economics, University of New Orleans.
Rahadian, Yan. 2007. Investigasi Ulang Hubungan Nilai Perusahaan, Kebijakan Akrual, Indeks Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal: Studi Empiris di Indonesia. Tesis Program Studi Ilmu Akuntansi FEUI.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
83
Rahman, Faizal. 2011. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan dalam Daftar CGPI Dirilis IICG Periode 2005-2009). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Rhodes, R.A.W. 2000. Governance and Public Administration, in J. Pierre (ed.), Debating Governance. Authority, Steering, and Democracy. Oxford: Oxford University Press.
Sabhlok, A. 2001. The Evolution of Singapore Business: A Case Study Approach. Working Paper, Institute of Policy Studies, Singapore.
Shirley, M.M.; Walsh, P. 2000. Public versus Private Ownership: The Current State of The Debate, World Bank Policy Research Working Paper No. 2420. Social Science Research Network Electronic Paper Collection.
Shleifer, A. dan Vishny, R. 1997. A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance. Vol. 52. Hal.: 737 – 783.
Shleifer, A. 1998. State versus Private Ownership. Journal of Economic Perspectives, Vol. 12 (Autumn), pp. 133–50.
Singh K., Siah, H.A. 1998. The strategies and success of government linked corporations in Singapore. Research Paper Series #98-06. Faculty of Business Administration. National University of Singapore.
Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate Governance di Sektor Keuangan Dampak GCG terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta). Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 8 No. 1. Juni 2004. 1-25.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
84
Sun, Q., Tong, W. and J. Tong, J. 2002. How does Government Ownership Affect Firm Performance? Evidence from China’s Privatization Experience. Journal of Business Finance Accounting 29, (1/2), pp.1–28.
Syakhroza, Ahmad. 2005. Corporate Governance Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model dan Sistem Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan BUMN. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FEUI, 5 Maret 2005.
Tabalujan, B.S. 2002. Why Indonesian Corporate Governance Failed-Conjectures Concerning Legal Culture. Columbia Journal of Asia Law, vol. 15, no. 2, pp. 141-171.
Tian, L., & Estrin, S. 2008. Retained State Shareholding in Chinese PLCs: Does Government Ownership Always Reduce Corporate Value?. Journal of Comparative Economics 36, 74-89.
Vickers, J. dan V. Wright. 1988, The politics of industrial privatisation in western Europe: an overview. West European Politics, 11(4), p. 1-30.
Wasef, Raden M. 2010. Pengaruh Variabel-Variabel Pembentuk Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi: Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tidak Diterbitkan. Wei, Z., Varela, O., Hassan, M.K., D‘souza, J., 2003. The financial and operating performance of China’s newly privatized firms. Financial Management 32, 107–126.
Xu, X. dan Wang, Y. 1999. Ownership Structure and Corporate Performance in Chinese Stock Companies. Chinese Economic Review, Vol. 10, pp. 75-9.
Yermack, D. 1996. Higher Market Valuation of Companies with a Small Board of Directors. Journal of Financial Economics 40, pp.185–211.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
85
Website:
www.bapepam.go.id www.bumn.go.id www.idx.co.id
Sumber Lain: Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2002. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance Jilid II.
Komite Nasional Kebijakan Governane. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 2009. Masterplan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2010-2014.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 2004. Masterplan Revitalisasi BUMN 2005-2010
Keputusan Menteri BUMN No. Kep/M.MBU/117/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN.
OECD Principles of Corporate Governance. 2004. Organisation for Economic Co-Operation and Develovment
The World Bank. 2010. Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) : Corporate Governance Country Assessment Indonesia April 2010.
Undang-undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
87
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan BUMN No.
Kode
Nama Perusahaan
1
ADHI
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2
ANTM
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
3
BBNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
4
BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
5
BMRI
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
6
INAF
PT Indofarma (Persero) Tbk
7
ISAT
PT INDOSAT Tbk
8
KAEF
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
9
PGAS
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
10
PTBA
PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
11
SMGR
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
12
TINS
13
TLKM
PT Timah (Persero) Tbk PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
88
Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Non BUMN No.
Kode
Nama Perusahaan
1
AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk
2
ABBA
PT Mahaka Media Tbk
3
ABDA
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
4
ADES
PT Akasha Wira International Tbk
5
ADMF
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
6
ADMG
PT Polychem Indonesia Tbk
7
AHAP
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
8
AIMS
PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
9
AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
10
AKKU
PT Aneka Kemasindo Utama Tbk
11
AKPI
PT Argha Karya Prima Industry Tbk
12
AKRA
PT AKR Corporindo Tbk
13
AKSI
PT Majapahit Securities Tbk
14
ALFA
PT Alfa Retalindo Tbk
15
ALKA
PT Alakasa Industrindo Tbk
16
ALMI
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
17
AMFG
PT Asahimas Flat Glass Tbk
18
ANTA
PT Anta Express Tour & Travel Tbk
19
APIC
PT Pan Pacific International Tbk
20
APLI
PT Asiaplast Industries Tbk
21
ARGO
ARGO PT Argo Pantes Tbk
22
ARNA
PT Arwana Citramulia Tbk
23
ARTA
PT Arthavest Tbk
24
ARTI
PT Ratu Prabu Energy Tbk
25
ASBI
PT Asuransi Bintang Tbk
26
ASDM
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
27
ASGR
PT Astra‐Graphia Tbk
28
ASIA
PT Asia Natural Resources Tbk
29
ASII
PT Astra International Tbk
30
ASJT
PT Asuransi Jasa Tania (Persero) Tbk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
89
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
31
ASRM
PT Asuransi Ramayana Tbk
32
ATPK
PT ATPK Resources Tbk
33
AUTO
PT Astra Otoparts Tbk
34
BABP
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
35
BATA
PT Sepatu Bata Tbk
36
BAYU
PT Bayu Buana Tbk
37
BBCA
PT Bank Central Asia Tbk
38
BBLD
PT Buana Finance Tbk
39
BBNP
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
40
BCAP
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
BCIC
PT Bank Mutiara Tbk
42
BDMN
PT Bank Danamon Tbk
43
BEKS
PT Bank Pundi Indonesia Tbk
44
BFIN
PT BFI Finance Indonesia Tbk
45
BHIT
PT Bhakti Investama Tbk
46
BIPP
PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
47
BKSL
PT Sentul City Tbk
48
BKSW
PT Bank Kesawan Tbk
49
BLTA
PT Berlian Laju Tanker Tbk
50
BMSR
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk
51
BMTR
PT Global Mediacom Tbk
52
BNBR
PT Bakrie & Brothers Tbk
53
BNII
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
54
BNLI
PT Bank Permata Tbk
55
BRAM
PT Indo Kordsa Tbk
56
BRNA
PT Berlina Tbk
57
BRPT
PT Barito Pacific Tbk
58
BSWD
PT Bank Swadesi Tbk
59
BTEK
PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk
60
BTON
PT Betonjaya Manunggal Tbk
61
BUDI
PT Budi Acid Jaya Tbk
62
BUMI
PT Bumi Resources Tbk
63
BVIC
PT Bank Victoria International Tbk
Nama Perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
90
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
64
CEKA
PT Cahaya Kalbar Tbk
65
CENT
PT Centrin Online Tbk
66
CFIN
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
67
CITA
PT Cita Mineral Investindo Tbk
68
CKRA
PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
69
CLPI
70
CMNP
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
71
CMPP
PT Centris Multi Persada Pratama Tbk
72
CNKO
PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk.
73
CNTX
PT Century Textile Industry (CENTEX) Tbk
74
CPDW
PT Cipendawa Tbk
75
CPIN
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
76
CTBN
PT Citra Tubindo Tbk
77
CTRA
PT Ciputra Development Tbk
78
CTRS
PT Ciputra Surya Tbk
79
CTTH
PT Citatah Industri Marmer Tbk
80
DART
PT Duta Anggada Realty Tbk
81
DAVO
PT Davomas Abadi Tbk
82
DEFI
PT Danasupra Erapacific Tbk
83
DILD
PT Intiland Development Tbk
84
DLTA
PT Delta Djakarta Tbk
85
DNET
PT Dyviacom Intrabumi Tbk
86
DOID
PT Delta Dunia Makmur Tbk
87
DPNS
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
88
DSFI
PT Dharma Samudra Fishing Industries Tbk
89
DUTI
PT Duta Pertiwi Tbk
90
DVLA
PT Darya‐Varia Laboratoria Tbk
91
DYNA
PT Dynaplast Tbk
92
EKAD
PT Ekadharma International Tbk
93
ELTY
PT Bakrieland Development Tbk
94
ENRG
PT Energi Mega Persada Tbk
95
EPMT
PT Enseval Putera Megatrading Tbk
96
ERTX
PT Eratex Djaja Tbk
Nama Perusahaan
PT Colorpak Indonesia Tbk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
91
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
Nama Perusahaan
97
ESTI
PT Ever Shine Textile Industry Tbk
98
ETWA
PT Eterindo Wahanatama Tbk
99
FAST
PT Fast Food Indonesia Tbk
100
FASW
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
101
FISH
PT FKS Multi Agro Tbk
102
FMII
PT Fortune Mate Indonesia Tbk
103
FORU
PT Fortune Indonesia Tbk
104
FPNI
PT Titan Kimia Nusantara Tbk
105
GDYR
PT Goodyear Indonesia Tbk
106
GEMA
PT Gema Grahasarana Tbk
107
GGRM
PT Gudang Garam Tbk
108
GJTL
PT Gajah Tunggal Tbk
109
GMTD
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk
110
GSMF
PT Equity Development Investment Tbk
111
HADE
PT HD Capital Tbk
112
HDTX
PT Panasia Indosyntec Tbk
113
HERO
PT Hero Supermarket Tbk
114
HEXA
PT Hexindo Adiperkasa Tbk
115
HITS
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
116
HMSP
PT HM Sampoerna Tbk
117
IDKM
PT Indosiar Karya Media Tbk
118
IGAR
PT Champion Pasific Indonesia Tbk
119
IIKP
PT Inti Agri Resources Tbk
120
IKAI
PT Intikeramik Alamasri Industry Tbk
121
IKBI
PT Sumi Indo Kabel Tbk
122
IMAS
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
123
INAI
PT Indal Aluminium Industry Tbk
124
INCI
PT Intanwijaya Internasional Tbk
125
INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
126
INDR
PT Indorama Syntetics Tbk
127
INDS
PT Indospring Tbk
128
INKP
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
129
INTA
PT Intraco Penta Tbk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
92
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
130
INTD
PT Inter Delta Tbk
131
INTP
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
132
JECC
133
JIHD
134
JPFA
PT Jembo Cable Company Tbk PT Jakarta International Hotel & Development Tbk PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
135
JPRS
PT Jaya Pari Steel Tbk
136
JRPT
PT Jaya Real Property Tbk
137
JSPT
PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
138
JTPE
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
139
KARK
PT Dayaindo Resources International Tbk
140
KARW
PT Karwell Indonesia Tbk
141
KBLI
PT KMI Wire and Cable Tbk
142
KBLM
PT Kabelindo Murni Tbk
143
KDSI
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
144
KICI
PT Kedaung Indah Can Tbk
145
KIJA
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
146
KKGI
PT Resource Alam Indonesia Tbk
147
KLBF
PT Kalbe Farma Tbk
148
KONI
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk
149
KPIG
PT Global Land Development Tbk
150
KREN
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk
151
LAMI
PT Lamicitra Nusantara Tbk
152
LAPD
PT Leyand International Tbk
153
LION
PT Lion Metal Works Tbk
154
LMAS
PT Limas Centric Indonesia Tbk
155
LMPI
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
156
LMSH
PT Lionmesh Prima Tbk
157
LPCK
PT Lippo Cikarang Tbk
158
LPGI
PT Lippo General Insurance Tbk
159
LPIN
PT Multi Prima Sejahtera Tbk
160
LPKR
PT Lippo Karawaci Tbk
161
LPLI
PT Star Pacific Tbk
162
LPPF
PT Matahari Department Store Tbk
Nama Perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
93
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
163
LPPS
PT Lippo Securities Tbk
164
LSIP
PT PP London Sumatra Tbk
165
LTLS
PT Lautan Luas Tbk
166
MAMI
PT Mas Murni Indonesia Tbk
167
MAPI
PT Mitra Adiperkasa Tbk
168
MAYA
PT Bank Mayapada Tbk
169
MBAI
PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk
170
MDLN
PT Modernland Realty Tbk
171
MDRN
PT Modern Internasional Tbk
172
MEDC
PT Medco Energi International Tbk
173
MEGA
PT Bank Mega Tbk
174
MERK
PT Merck Tbk
175
META
PT Nusantara Infrastructure Tbk
176
MIRA
PT Mitra International Resources Tbk
177
MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
178
MLPL
PT Multipolar Tbk
179
MPPA
PT Matahari Putra Prima Tbk
180
MRAT
PT Mustika Ratu Tbk
181
MREI
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
182
MTDL
PT Metrodata Electronics Tbk
183
MTFN
PT Capitalinc Investment Tbk
184
MTSM
PT Metro Supermarket Realty Tbk
185
MYOR
PT Mayora Indah Tbk
186
MYTX
PT Apac Citra Centertex Tbk
187
NIPS
188
OMRE
189
PAFI
PT Panasia Filament Inti Tbk
190
PANR
PT Panorama Sentrawisata Tbk
191
PANS
PT Panin Sekuritas Tbk
192
PBRX
PT Pan Brothers Tex Tbk
193
PICO
PT Pelangi Indah Canindo Tbk
194
PJAA
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
195
PLAS
PT Polaris Investama Tbk
Nama Perusahaan
PT Nipress Tbk PT Indonesia Prima Property Tbk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
94
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
196
PLIN
PT Plaza Indonesia Realty Tbk
197
PNBN
PT Bank Pan Indonesia Tbk
198
PNIN
PT Panin Insurance Tbk
199
PNLF
PT Panin Financial Tbk
200
PNSE
PT Pudjiadi & Sons Tbk
201
POOL
PT Pool Advista Indonesia Tbk
202
PRAS
PT Prima Alloy Steel Tbk
203
PSDN
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
204
PTRO
PT Petrosea Tbk
205
PTSP
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
206
PUDP
PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
207
PWON
PT Pakuwon Jati Tbk
208
PYFA
PT Pyridam Farma Tbk
209
RALS
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
210
RBMS
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
211
RDTX
PT Roda Vivatex Tbk
212
RICY
PT Ricky Putra Globalindo Tbk
213
RIGS
PT Rig Tenders Indonesia Tbk
214
RIMO
PT Rimo Catur Lestari Tbk
215
RODA
PT Royal Oak Development Asia Tbk
216
SAFE
PT Steady Safe Tbk
217
SAIP
218
SCCO
219
SCMA
PT Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas Tbk PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk PT Surya Citra Media Tbk
220
SCPI
PT Schering‐Plough Indonesia Tbk
221
SDPC
PT Millennium Pharmacon International Tbk
222
SHID
PT Hotel Sahid Jaya International Tbk
223
SIIP
PT Suryainti Permata Tbk
224
SIMA
PT Siwani Makmur Tbk
225
SIMM
PT Surya Intrindo Makmur Tbk
226
SIPD
PT Sierad Produce Tbk
227
SLKT
PT Sekar Laut Tbk
228
SMAR
PT SMART Tbk
Nama Perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
95
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
229
SMCB
PT Holcim Indonesia Tbk
230
SMDM
PT Suryamas Dutamakmur Tbk
231
SMDR
PT Samudera Indonesia Tbk
232
SMMA
PT Sinar Mas Multiartha Tbk
233
SMRA
PT Summarecon Agung Tbk
234
SMSM
PT Selamat Sempurna Tbk
235
SOBI
PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
236
SONA
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
237
SPMA
PT Suparma Tbk
238
SQBI
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
239
SQMI
PT Renuka Coalindo Tbk
240
SRSN
PT Indo Acidatama Tbk
241
SSIA
PT Surya Semesta Internusa Tbk
242
SSTM
PT Sunson Textile Manufacture Tbk
243
STTP
PT Siantar Top Tbk
244
SUGI
PT Sugih Energy Tbk
245
SULI
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk
246
TBLA
PT Tunas Baru Lampung Tbk
247
TBMS
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
248
TCID
PT Mandom Indonesia Tbk
249
TFCO
PT Tifico Fiber Indonesia Tbk
250
TGKA
PT Tigaraksa Satria Tbk
251
TIRA
PT Tira Austenite Tbk
252
TIRT
PT Tirta Mahakam Resources Tbk
253
TKIM
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
254
TMAS
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk
255
TMPI
PT AGIS Tbk
256
TMPO
PT Tempo Inti Media Tbk
257
TOTO
PT Surya Toto Indonesia Tbk
258
TRIM
PT Trimegah Securities Tbk
259
TRST
PT Trias Sentosa Tbk
260
TRUS
PT Trust Finance Indonesia Tbk
261
TSPC
PT Tempo Scan Pacific Tbk
Nama Perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
96
Lampiran 2
(Lanjutan)
No.
Kode
262
TURI
PT Tunas Ridean Tbk
263
ULTJ
PT Ultra Jaya Milk Tbk
264
UNIC
PT Unggul Indah Cahaya Tbk
265
UNIT
PT Nusantara Inti Corpora Tbk
266
UNSP
PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk
267
UNTR
PT United Tractor Tbk
268
VOKS
PT Voksel Electric Tbk
269
WAPO
PT Wahana Phonix Mandiri Tbk
270
WICO
PT Wicaksana Overseas International Tbk
271
WOMF
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
272
YULE
PT Yulie Sekurindo Tbk
273
ZBRA
PT Zebra Nusantara Tbk
Nama Perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
97
Lampiran 3
Uji Beda T-Test 2005 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 1.5134 1.0807
Std. Dev iat ion .64440 .56140
Std. Error Mean .17872 .03398
a. TAHUN = 2005
Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
t 2.697
TOBIN'S Q
df
284
Sig. (2-tailed) .007
Mean Dif f erence .43266
Std. Error Dif f erence .16043
a. TAHUN = 2005
2006 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 1.9610 1.2079
Std. Dev iat ion 1.05541 .81793
Std. Error Mean .29272 .04950
a. TAHUN = 2006 Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
t 3.199
TOBIN'S Q
df
284
Sig. (2-tailed) .002
Mean Dif f erence .75311
Std. Error Dif f erence .23543
a. TAHUN = 2006
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
98
Lampiran 3 (Lanjutan) 2007 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 2.5291 1.3056
Std. Dev iat ion 2.22194 1.15649
Std. Error Mean .61626 .06999
a. TAHUN = 2007 Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
t 3.531
TOBIN'S Q
df
284
Sig. (2-tailed) .000
Mean Dif f erence 1.22349
Std. Error Dif f erence .34646
a. TAHUN = 2007
2008 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 1.4825 1.0809
Std. Dev iat ion .73390 .75475
Std. Error Mean .20355 .04568
a. TAHUN = 2008
Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
TOBIN'S Q
t 1.877
df
284
Sig. (2-tailed) .062
Mean Dif f erence .40162
Std. Error Dif f erence .21401
a. TAHUN = 2008
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
99
Lampiran 3 (Lanjutan) 2009 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 2.0858 1.2285
Std. Dev iat ion 1.39240 .84474
Std. Error Mean .38618 .05113
a. TAHUN = 2009 Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
t 3.452
TOBIN'S Q
df
284
Sig. (2-tailed) .001
Mean Dif f erence .85730
Std. Error Dif f erence .24835
a. TAHUN = 2009
2010 Group Statisticsa
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
13 273
Mean 2.1960 1.4329
Std. Dev iat ion 1.61273 1.13549
Std. Error Mean .44729 .06872
a. TAHUN = 2010 Independent Samples Testa t-test f or Equality of Means
TOBIN'S Q
t 2.318
df
284
Sig. (2-tailed) .021
Mean Dif f erence .76319
Std. Error Dif f erence .32919
a. TAHUN = 2010
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
100
Lampiran 3 (Lanjutan) 2010 Group Statistics
TOBIN'S Q
Kelompok BUMN NON BUMN
N
78 1638
Mean 1.9613 1.2227
Std. Dev iat ion 1.39214 .91021
Std. Error Mean .15763 .02249
Independent Samples Test t-test f or Equality of Means
TOBIN'S Q
t 6.800
df 1714
Sig. (2-tailed) .000
Mean Dif f erence .73856
Std. Error Dif f erence .10861
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
101
Lampiran 4
Pengujian Data Panel
Uji Pemilihan Model (Uji Chow) Redundant Fixed Effects Tests Pool: BUMN Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
4.049778
(12,60)
0.0001
46.277580
12
0.0000
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
102
Lampiran 5
Pengujian Data Panel
Uji Pemilihan Model (Uji Hausman)
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: BUMN Test cross-section random effects Chi-Sq. Test Summary Cross-section random
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
3.775086
5
0.5822
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
103
Lampiran 6
Pengujian Data Panel
Random Effect Model (REM) Dependent Variable: ?TOBINSQ Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/10/12 Time: 19:10 Sample: 2005 2010 Included observations: 6 Cross-sections included: 13 Total pool (balanced) observations: 78 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-0.637934
3.944160
-0.161742
0.8720
?GOV
0.126111
1.157798
0.108923
0.9136
?PROF
3.750943
0.997732
3.759472
0.0003
?SIZE
0.110922
0.129536
0.856303
0.3947
?LEV
-3.073136
0.900187
-3.413888
0.0011
?FOROWN
0.272890
0.267653
1.019569
0.3113
Random Effects (Cross) _ADHI--C
0.107458
_ANTM--C
-0.545191
_BBNI--C
0.013733
_BBRI--C
-0.202599
_BMRI--C
0.022994
_INAF--C
0.185945
_ISAT--C
-0.192477
_KAEF--C
-0.655501
_PGAS--C
1.110728
_PTBA--C
1.038242
_SMGR--C
0.021375
_TINS--C
-0.525553
_TLKM--C
-0.379154 Effects Specification S.D.
Rho
Cross-section random
0.685209
0.4372
Idiosyncratic random
0.777360
0.5628
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
104
Lampiran 6 (Lanjutan) Weighted Statistics R-squared
0.364426
Mean dependent var
0.824268
Adjusted R-squared
0.320289
S.D. dependent var
0.934833
S.E. of regression
0.770720
Sum squared resid
42.76862
F-statistic
8.256672
Durbin-Watson stat
2.365270
Prob(F-statistic)
0.000003 Unweighted Statistics
R-squared
0.538398
Mean dependent var
1.961304
Sum squared resid
68.88496
Durbin-Watson stat
1.468526
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012
105
Lampiran 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Imma Nurma Sari
Tempat dan Tanggal Lahir
: Denpasar, 25 Maret 1990
Alamat
: Jalan Purwa I Kavling DKI Blok J 20-21 Cipedak, Jagakarsa Jakarta Selatan 12630
Nomor Telepon
: +6285710057522
Surat Elektronik
:
[email protected]
Nama Orang Tua: Ayah
: Ir. Putu Adi Priyatna
Ibu
: RR Nurhayati K. Priyatna
Riwayat Pendidikan Formal: SD
: SD Negeri 12 Denpasar, SD Kasih Ananda Jakarta
SMP
: SMP Negeri 41 Jakarta
SMA
: SMA Negeri 34 Jakarta
S1
: Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Keuangan, FISIP, Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Imma Nurma Sari, FISIP UI, 2012