UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP CREDIT RATING
SKRIPSI
AGUSTIA DWI RAHMAWATI 1006810132
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP CREDIT RATING
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
AGUSTIA DWI RAHMAWATI 1006810132
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orangtua (Bapak Musliman dan Ibu Simpen) dan keluarga saya khususnya kakak dan adik saya (Eka dan Tika) yang telah memberikan dukungan material dan moril. Walaupun dengan waktu yang sempit dan kesibukannya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini (spesial buat Bapak yang selalu bilang “PASTI BISA!” plus paling cerewet nanyain skripsi udah sampe mana, udah selesai apa belum.. thanks mom, dad and my two sisters, love you always and special for my little boy, Burhan. Yang lahir pas auntie lagi susah-susahnya ngerjain skripsi, auntie loves you). 2. Teman-teman seperjuangan di Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 2010 yang tiada lelah memberikan dukungan, teman dikala sedih maupun senang. Damar, Hastuti, Dinda, Vivi, Nita, Maria, Retno, Arin, Aulia (saranghae!!! Kobra is the best!), teman sesama pencinta korea, Anggita (disaat orang susah ngerjain skripsi, sempet-sempetnya kita nonton Super Show 4 dengan harga tiket yang gila dan berdiri 3,5 jam pas konser demi oppa.. haha.. tahun depan nonton bareng lagi ya! korea menanti! DAEBAK!). 3. Ibu Dyah Setyaningrum, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dodik Siswantoro dan Ibu Sonya Oktaviana, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritiknya atas skripsi ini. iv
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
5. Rekan-rekan kerja di Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang sudah banyak membantu dan mendukung Penulis dalam menyusun skripsi (dari mulai nge-print jurnal, nge-print skripsi buat bimbingan, maaf suka kaburkaburan demi ngerjain skripsi). 6. Seluruh pengajar dan staf Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Terima kasih. Saya akan selalu mengenang masamasa senang dan susahnya kuliah (berebutan pilih dosen waktu registrasi online SIAK luar biasa!!). 7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak bisa disebutkan satu persatu, Terima kasih, Thank you, Kansahamnida, Xie xie, Arigatou Gozai-masu, Merci Beaucoup, Dank u wel, Vielen dank, Gracias. Akhir kata, Penulis pun menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, Juli 2012
Agustia Dwi Rahmawati
v
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Agustia Dwi Rahmawati
NPM
: 1006810132
Program Studi
: Ekstensi
Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Skripsi
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Corporate Governance dan Kinerja Keuangan terhadap Credit Rating
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia brhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 13 Juli 2012 Yang menyatakam
(Agustia Dwi Rahmawati) vi
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama
:
Agustia Dwi Rahmawati
Program Studi
:
Ekstensi Akuntansi
Judul
:
Pengaruh Corporate Governance dan Kinerja Keuangan terhadap Credit Rating
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating. Penelitian ini adalah pengujian empiris dengan menggunakan model ordered logit, menggunakan sampel 57 perusahaan pada periode 2007, 2008 dan 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance dan kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap credit rating. Semakin tinggi komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dan kinerja keuangannya, risiko ketidakmampuan membayar (default risk) perusahaan menjadi lebih rendah, sehingga kepercayaan kreditor terhadap perusahaan akan meningkat. Kepercayaan yang tinggi dari kreditor dapat meningkatkan credit rating suatu perusahaan. Kata kunci : corporate governance, kinerja keuangan, credit rating
vii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name
:
Agustia Dwi Rahmawati
Study Program
:
Extension of Accounting
Title
:
The Effect of Corporate Governance and Financial Performance on Credit Rating
This research investigated whether the effect of corporate governance and financial performance on credit rating. This study is an empirical test using ordered logit models, using a sample of 57 companies in the period 2007, 2008 and 2010. This research found that corporate governance and financial performance have a positive and significant affect on credit rating. High commitment of the company in implementing the principles of good corporate governance and increasing financial performance, default risk of the company will be lower, so the creditors of the company's trust will be increase. The high trust of the creditors can improve a company's credit rating. Keywords: corporate governance, financial performance, credit rating
viii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7 1.5 Batasan Penelitian ............................................................................................. 7 1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 8 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ................ 9 2.1 Corporate Governance ..................................................................................... 9 2.1.1 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance .................................... 10 2.1.2 Manfaat Penerapan Corporate Governance ....................................... 12 2.2 Pengukuran Corporate Governance ............................................................... 13 2.2.1 Survei IICD ......................................................................................... 14 2.3 Kinerja Keuangan............................................................................................ 15 2.3.1 Kinerja Operasional ............................................................................ 16 2.3.1.1 Rasio Likuiditas...................................................................... 16 2.3.1.2 Rasio Leverage ....................................................................... 17 2.3.1.3 Rasio Profitabilitas ................................................................. 17 2.3.1.4 Rasio Aktivitas ....................................................................... 18 2.3.2 Kinerja Pasar ....................................................................................... 18 2.4 Obligasi ........................................................................................................... 19 2.4.1 Karakteristik Utama Obligasi ............................................................. 19 2.5 Credit Rating ................................................................................................... 22 2.5.1 Manfaat Credit Rating ........................................................................ 23 2.5.2 Lembaga Pemeringkat Kredit ............................................................. 24 2.5.3 Proses Pemeringkatan Obligasi........................................................... 26 2.5.4 Metodologi Pemeringkatan Obligasi .................................................. 29 2.6 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 33 2.7 Pengembangan Hipotesis ................................................................................ 35 2.7.1 Pengaruh Corporate Governance terhadap Credit Rating.................. 35 2.7.2 Pengaruh Kinerja Operasional terhadap Credit Rating ...................... 36 2.7.2.1 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Credit Rating ................ 36 2.7.2.2 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Credit Rating ................ 37 2.7.2.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Credit Rating .......... 37 2.7.2.4 Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Credit Rating ................ 38 2.7.3 Pengaruh Kinerja Pasar terhadap Credit Rating ................................ 38 ix Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 40 3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 40 3.2 Model Penelitian ............................................................................................. 41 3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 41 3.3.1 Populasi ............................................................................................... 41 3.3.2 Kriteria Pengambilan Sampel ............................................................. 41 3.4 Operasionalisasi Variabel ............................................................................... 42 3.4.1 Credit Rating ..................................................................................... 43 3.4.2 Corporate Governance ..................................................................... 40 3.4.3 Kinerja Keuangan.............................................................................. 44 3.4.3.1 Kinerja Operasional ................................................................ 44 3.4.3.2 Kinerja Pasar ........................................................................... 46 3.4.4 Ukuran Perusahaan............................................................................ 46 3.5 Cara Pengolahan Data ..................................................................................... 47 3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................... 47 3.6.1 Statistik Deskriptif ....................................................................................... 47 3.6.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 48 3.6.2.1 Uji Autokorelasi ..................................................................... 48 3.6.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................................... 48 3.6.2.3 Uji Normalitas ........................................................................ 49 3.6.3 Uji Regresi .......................................................................................... 49 3.6.3.1 Uji Signifikansi Model (LR Statistic) ..................................... 49 3.6.3.2 Uji Goodness of Fit (Pseudo R-squared) ............................... 50 3.6.3.3 Uji Koefisien Regresi (t-test) ................................................. 50 3.7 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 50 3.8 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 51 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................. 52 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel .............................................................................. 52 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................ 53 4.3 Analisis Regresi Model ................................................................................... 55 4.3.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 55 4.3.1.1 Uji Normalitas ........................................................................ 56 4.3.1.2 Uji Autokorelasi ..................................................................... 57 4.3.1.3 Uji Multikolinieritas ............................................................... 58 4.3.2 Analisis Regresi .................................................................................. 59 4.3.2.1 Uji Signifikansi Model (LR Statistic) ..................................... 59 4.3.2.2 Uji Goodness of Fit (Pseudo R-squared) ................................ 60 4.3.2.3 Uji Koefisien Regresi (t-test) .................................................. 60 5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 65 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 65 5.2 Keterbatasan dan Saran ................................................................................... 66 5.2.1 Keterbatasan ...................................................................................... 66 5.2.2 Saran .................................................................................................. 66 5.3 Implikasi Penelitian ......................................................................................... 67
x Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69 DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 74
xi Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian ............................................................................... 6 Tabel 2.1 Corporate Governance Scorecard ........................................................ 15 Tabel 2.2 Peringkat Obligasi Pefindo ................................................................... 25 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 42 Tabel 3.2 Peringkat Obligasi Pefindo ................................................................... 43 Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel .................................................................... 52 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian .................................................. 53 Tabel 4.3 Uji Autokorelasi .................................................................................... 57 Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas .............................................................................. 58 Tabel 4.5 Hasil Regresi Model Penelitian............................................................. 59
xii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi Pefindo ........................................... 29 Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 40 Gambar 4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 56
xiii Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
LAMPIRAN LAMPIRAN 1.1 Data ................................................................................ 74 LAMPIRAN 1.2 Daftar Pertanyaan Penilaian Corporate Governance ..... 76 LAMPIRAN 1.3 Hasil Pengujian Ordered Logit ...................................... 86 LAMPIRAN 1.4 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian............................ 87 LAMPIRAN 1.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................. 88
xiv Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Saat ini, banyak perusahaan yang menerbitkan obligasi sebagai sumber
pendanaan eksternal guna melakukan ekspansi dan mengembangkan perusahaan sesuai peluang bisnis yang ada. Salah satu yang menjadi acuan kreditor dalam memilih obligasi adalah dengan melihat peringkat obligasi (credit rating). Peringkat obligasi adalah salah satu indikator untuk mengetahui kredibilitas perusahaan dan untuk menilai ukuran risiko kredit secara relatif. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala risiko menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi kreditor yang ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit obligasi) dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pada akhir masa jatuh temponya (Raharja dan Sari, 2008). Peringkat obligasi perusahan juga merefleksikan opini yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit (credit rating agency) mengenai kelayakan kredit (creditworthiness)
suatu
perusahaan
dan
kelayakan
perusahaan
dalam
menerbitkan obligasi. Obligasi dengan peringkat yang tinggi dinilai lebih creditworthiness dibandingkan dengan yang berperingkat rendah (Standard and Poor’s, 2009). Peringkat obligasi pertama kali dikembangkan karena adanya kebutuhan akan penilaian yang independen dan dapat diandalkan tentang kualitas obligasi suatu perusahaan. Penilaian peringkat obligasi dilakukan oleh lembaga pemeringkat kredit yang independen. Lembaga pemeringkat kredit atau disebut credit rating agency adalah suatu perusahaan yang menerbitkan peringkat kredit bagi para penerbit obligasi. Lembaga pemeringkat kredit berfungsi sebagai perantara informasi dan berperan dalam memperbaiki efisiensi pasar modal dengan meningkatkan transparansi sekuritas, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi antara kreditor dan penerbit obligasi. Tujuan dasar dari peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen surat hutang yang sedang diperingkat. Secara ringkas, proses utamanya adalah memperkirakan kemampuan penerbit surat hutang yang bersangkutan (emiten) untuk menghasilkan arus kas operasional dan menilai 1 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
2
kecukupan kas tersebut terhadap kewajiban-kewajiban pembayaran hutang emiten selama masa berlaku surat hutang. Proses pemeringkatan tersebut juga mencakup dukungan terhadap arus kas operasional yang mungkin tersedia dari sumber lain. Dukungan tersebut disebut juga sebagai fleksibilitas keuangan, memberikan petunjuk tentang kemampuan emiten untuk membiayai kembali (refinance) kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dan mendapatkan dana melalui cara-cara seperti menjual efek atau sekuritas yang dimilikinya dan meminta dukungan dari kelompok (grup) induknya. Semua faktor yang menimbulkan dampak pada kemampuan emiten untuk menghasilkan arus kas dipertimbangkan dalam proses pemeringkatan (ICRA Indonesia, 2010). Fitch Rating (2004) menyatakan bahwa lembaga pemeringkat kredit juga memperhatikan tata kelola perusahaan dalam penilaian peringkat obligasinya, karena tata kelola perusahaan yang buruk dapat mengganggu posisi keuangan perusahaan dan mewariskan hutang kepada para stakeholders sehingga perusahaan memiliki risiko yang besar untuk mengalami kerugian. Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi poin yang cukup penting bagi perusahaan untuk mendapatkan image dan penilaian yang baik dari para stakeholders seperti kreditor, supplier, asiosiasi bisnis, konsumen, karyawan, investor, lembaga keuangan, Pemerintah dan masyarakat. Di Indonesia, penerapan good corporate governance mendapatkan atensi yang besar dari Pemerintah. Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin No. KEP/31/M.EKUIN/08/1999 telah mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance yang pertama, sampai saat ini pedoman tersebut telah beberapa kali disempurnakan. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip good corporate governance telah diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahan. Prinsipprinsip
good
corporate
governance
yaitu
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai
kesinambungan
memperhatikan
pemangku
usaha
(sustainability)
kepentingan
perusahaan
(stakeholders)
(KNKG,
dengan 2006).
Pelaksanaan corporate governance yang efektif mengandung arti bahwa perusahaan memiliki pengawasan yang baik dan menunjang stabilitas perusahaan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
3
dan pasar, memacu tingkat kepercayaan investor dan kreditor (Overheu dan Cotter, 2009). Praktek good corporate governance juga memberikan pengaruh terhadap risiko kegagalan kredit (default risk) dan kualitas pengungkapan informasi perusahaan yang relevan (menurunkan information risk) dan dengan cara tersebut dapat menurunkan cost of debt (Ashbaugh, et al., 2006). Selain memperhatikan corporate governance, lembaga pemeringkat kredit juga mempertimbangkan risiko keuangan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang kinerja keuangan selama satu periode yang lalu, posisi keuangan dan aliran kas yang dapat memprediksi kinerja dan kondisi keuangan masa depan (Penman, 2001 dalam Suharli, 2008). Sebelum melakukan keputusan ekonominya, kreditor akan menganalisa laporan keuangan perusahaan, pengungkapan yang detail dalam laporan keuangan akan memberikan gambaran kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu, biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Rasio keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angkaangka laporan keuangan sehingga menghasilkan informasi yang lebih bermakna. Analisis rasio keuangan ini merupakan salah satu perwujudan ketentuan Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, yang pada intinya menyebutkan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan yang rasional. Menurut Foster (1986) terdapat empat hal yang dapat mendorong analisis laporan keuangan menggunakan model rasio keuangan, yaitu mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu, membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan, menginvestigasikan teori yang terkait dengan rasio keuangan dan mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (misalnya, kebangkrutan). Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan perhitungan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
4
statistik dapat digunakan untuk mendeteksi under atau overvalued suatu sekuritas (Raharja dan Sari, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan
sebelumnya
dalam
credit
rating
contohnya
penelitan
Setyaningrum (2005), Ashbaugh et al. (2006) dan Ouni and Omri (2010) yang mengaitkan mekanisme corporate governance terhadap credit rating. Penelitian Suharli (2008), Raharja dan Sari (2008) dan Manurung et al. (2009) yang mengaitkan kinerja keuangan terhadap credit rating. Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan variabel corporate governance dan kinerja keuangan, karena corporate governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan
dengan
tujuan
meningkatkan
nilai
pemegang
saham
serta
mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, supplier, asosiasi bisnis, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas. Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dan didukung dengan regulasi yang memadai, dapat mencegah perusahaan dari berbagai bentuk overstated, ketidakjujuran dalam financial disclocure yang dapat merugikan stakeholders, sehingga perusahaan akan lebih dipercaya kreditor maupun investor (Hidayah, 2008). Selain corporate governance, kinerja keuangan juga dijadikan variabel dalam penelitian ini karena kinerja keuangan adalah sebagai alat untuk mengukur financial health suatu perusahaan (Setiowati, 2009). Analisis terhadap kinerja keuangan diperlukan bagi kreditor untuk menilai risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Dari uraian tersebut, penulis berpendapat bahwa variabel corporate governance dan kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap penilaian credit rating suatu perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Setyaningrum (2005), Ashbaugh et al. (2006) dan Ouni and Omri (2010) adalah corporate
governance
dalam
penelitian
tersebut
diproksikan
dengan
menggunakan mekanisme corporate governance seperti jumlah blockholders yang memiliki setidaknya 5% kepemilikan perusahaan, persentase kepemilikan institusional, ukuran KAP, keberadaan komite audit, hubungan antara persentase dari insider, board size dan persentase dewan independen dan lain-lain. Dalam penelitian ini corporate governance akan diproksikan dengan menggunakan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
5
corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh lembaga independen, IICD. Penelitian dengan menggunakan proksi corporate governance scorecard atau index telah dilakukan sebelumnya walaupun hubungannya tidak secara langsung terhadap credit rating, contohnya dalam penelitian Nuswandari (2009) yang menganalisis hubungan corporate governance perception index terhadap kinerja perusahaan. Rasio keuangan juga dijadikan variabel dalam penelitian ini sebagai proksi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini tidak hanya dari segi operasional perusahaan namun juga dari kinerja pasarnya. Penggunaan rasio keuangan sebagai variabel dalam penelitian ini karena kreditor sebelum memberikan keputusan kreditnya terlebih dahulu akan melihat bagaimana keadaan perusahaan tersebut terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan likuiditas, profitabilitas, leverage dan aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga
kinerja
operasional
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
pengambilan keputusan ekonomi seorang kreditor, semakin baik kinerja operasional perusahaan, kepercayaan kreditor terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Selain kinerja operasional, kinerja pasar juga digunakan dalam penelitian ini karena kinerja pasar merupakan prestasi manajemen dalam menciptakan nilai pasar perusahaan. Kinerja pasar perusahaan diukur dengan menggunakan tobin’s q (Klapper and Love, 2002; Black et al., 2003). Tobin’s q dipilih karena merupakan gambaran statistik yang berfungsi sebagai proksi dari nilai perusahaan yang dilihat dari perspektif investor apakah perusahaan memiliki peluang investasi, memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan memiliki performa yang baik dalam pengelolaan aktivanya (Sudiyanto dan Puspitasari, 2010). Untuk melihat dengan jelas perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam credit rating dapat dilihat pada tabel 1.1 berkut ini.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
6
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitan Penelitian Sebelumnya Mekanisme Corporate Governance terhadap Credit Rating
Kinerja Keuangan terhadap Credit Rating
1.2
Peneliti Setyaningrum (2005); Ausbaugh (2006); Ouni and Omri (2010)
Suharli (2008); Raharja dan Sari (2008); Manurung et al. (2009)
Proksi
Perbedaan
Corporate governance diproksikan oleh mekanisme corporate governance seperti jumlah blockholders yang memiliki setidaknya 5% kepemilikan perusahaan, persentase kepemilikan institusional, ukuran KAP, keberadaan komite audit, hubungan antara persentase dari insider, board size dan lain-lain Kinerja keuangan hanya dilihat dari kinerja operasional perusahaan
Corporate governance diproksikan oleh corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh lembaga independen, IICD
Kinerja keuangan dibagi menjadi dua, yaitu kinerja operasional dan kinerja pasar perusahaan
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah corporate governance mempengaruhi credit rating? 2. Apakah kinerja operasional mempengaruhi credit rating? 3. Apakah kinerja pasar mempengaruhi credit rating?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh corporate governance terhadap credit rating 2. Menganalisis pengaruh kinerja operasional terhadap credit rating 3. Menganalisis pengaruh kinerja pasar terhadap credit rating
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
7
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pengembangan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, antara lain: a. Mengembangkan teori yang berhubungan dengan corporate governance, kinerja keuangan dan credit rating. b. Memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya dalam corporate governance, kinerja keuangan dan credit rating. c. Memberi bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating. 2. Bagi perusahaan, untuk memahami arti penting pelaksanaan corporate governance dan meningkatkan kinerja keuangannya demi mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. 3. Bagi kreditor, untuk menganalisis risiko kegagalan kredit perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan investasi dengan tepat. 4. Bagi regulator, untuk mengembangkan peraturan agar dapat meningkatkan pencapaian lingkungan investasi yang kondusif terutama yang menyangkut corporate governance. Jika penerapan good corporate governance baik, maka dapat menarik investor lebih banyak lagi.
1.5
Batasan Penelitian Agar penelitian ini terfokus pada topik yang dipilih, maka penulis
memberi batasan masalah antara lain perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian tidak bergerak dibidang industri keuangan dan asuransi, perusahaan yang memperoleh pemeringkatan obligasi yang diumumkan oleh Pefindo dan perusahaan yang memiliki penilaian corporate governance scorecard yang dikeluarkan IICD. Periode pengamatan penelitian adalah tahun 2007, 2008 dan 2010.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
8
1.6
Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
DAN
PENGEMBANGAN
HIPOTESIS Dalam bab ini memuat teori-teori yang melandasi penelitian ini, antara lain tentang corporate governance, kinerja keuangan, obligasi, credit rating, penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis. BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai kerangka pemikiran, model penelitian, populasi dan sampel penelitian, operasionalisasi variabel, metode analisis, jenis dan sumber data dan metode pengumpulan data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi hasil pengujian, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini ini berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan dan saran penelitian, serta implikasi penelitian.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Corporate Governance Menurut The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD),
corporate governance adalah proses dan struktur yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Menurut Syakhroza (2003) corporate governance merupakan sistem tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang yang mempengaruhi proses institusional, termasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan regulatory corporate governance, perusahaan dikatakan baik apabila perusahaan memenuhi
prinsip-prinsip
good
corporate
governance,
yaitu
fairness,
transparency, accountability dan responsibility. Untuk mencapai tujuan good corporate governance diperlukan suatu pedoman bagaimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan sesuai dengan harapan para stakeholders. Berikut ini adalah beberapa stakeholders dalam praktek corporate governance: a. Manager, pihak yang menempati posisi strategis karena pengetahuan dan pengambilan keputusan sehari-hari. b. Direksi, pihak yang memegang otoritas formal dan legal mengenai seluruh kebijakan perusahaan. c. Pemegang Saham, baik individu maupun entitas yang mempunyai taruhan terbesar dalam perusahaan karena merekalah pemiliknya. d. Karyawan, khususnya yang tergabung dalam serikat buruh atau yang memiliki sebagian saham karena mereka ikut pula dalam penentuan kebijakan perusahaan. e. Pemerintah, pihak yang terlibat melalui regulasi, undang-undang dan pemberian izin-izin untuk kegiatan tertentu. f. Kreditor, pihak yg memberi utang pada perusahaan, sedikit banyak mempunyai pengaruh dan mempengaruhi kebijakan perusahaan.
9 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
10
Good corporate governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar (KNKG). Oleh karena itu good corporate governance perlu diterapkan oleh perusahaan untuk menunjang kegiatan perekonomiannya, penerapan prinsipprinsip dasar good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan (Surya dan Yustiavandana, 2006). Selain meningkatkan nilai perusahaan, penerapan prinsip-prinsip dasar good corporate governance juga meningkatkan kepercayaan dari stakeholders-nya.
2.1.1 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Kebutuhan akan pedoman good corporate governance timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara perusahaan dan stakeholders, sehingga keberadaan stakeholders haruslah dilindungi melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance agar tidak menimbulkan konflik kepentingan dan menimbulkan kerugian bagi stakeholders. Ada enam prinsip good corporate governance yang dikembangkan oleh Organization of Economic Cooperation and Development (OECD, 2004), yaitu: a. Menjamin Kerangka Dasar Corporate Governance yang Efektif Prinsip ini menekankan pada hal-hal untuk memastikan dasar atau basis bagi pengembangan kerangka corporate governance yang efektif. Secara umum, prinsip ini menyatakan bahwa corporate governance harus dapat mendorong terciptanya pasar yang transparan dan efisien, sejalan dengan perundangan dan peraturan yang berlaku dan dapat dengan jelas memisahkan fungsi dan tanggung jawab otoritas-otoritas yang memiliki pengaturan, pengawasan dan penegakan hukum. b. Perlindungan terhadap Hak-Hak Para Pemegang Saham (The Rights of Shareholders) Prinsip ini mengatur mengenai hak-hak pemegang saham dan fungsifungsi kepemilikan saham. Hal ini mengingat investor, terutama dari suatu perusahaan publik, memiliki hak-hak khusus, seperti saham tersebut dapat dibeli, dijual ataupun ditransfer. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan perusahaan sebesar porsi kepemilikannya. Selain itu, pemegang saham mempunyai hak atas semua informasi perusahaan dan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
11
mempunyai hak untuk mempengaruhi jalannya perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). c. Perlakuan yang Sama terhadap Pemegang Saham (The Equitable Treatment of Shareholders) Dalam prinsip ini ditekankan perlunya persamaan perlakuan kepada seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Prinsip ini menekankan pentingnya kepercayaan investor di pasar modal. Oleh karena itu, pasar modal harus dapat melindungi investor dari perlakuan tidak benar yang mungkin dilakukan oleh manajer, dewan komisaris, dewan direksi atau pemegang saham utama perusahaan dari kemungkinan terjadinya usaha-usaha yang dapat merugikan kepentingan investor, baik lokal maupun asing. Prinsip ini menyatakan bahwa untuk melindungi investor perlu suatu informasi yang jelas mengenai hak dari pemegang saham, seperti hak untuk memesan efek terlebih dahulu dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika suatu saat terjadi pelanggaran atas hak pemegang saham. d. Peran Stakeholders dalam Corporate Governance (The Role of Stakeholders in Corporate Governance) Secara umum, prinsip ini menyatakan bahwa kerangka corporate governance harus mengakui hak stakeholders yang dicakup oleh perundang-undangan atau perjanjian (mutual agreements) dan mendukung secara aktif kerjasama antara perusahaan dan stakeholders dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan dan pertumbuhan yang berkesinambungan (sustainability) dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat diandalkan. e. Pengungkapan dan Transparansi (Disclosure and Transparency) Dalam prinsip ini ditegaskan bahwa kerangka kerja corporate governance harus memastikan bahwa keterbukaan informasi yang tepat waktu dan akurat dilakukan atas semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan, termasuk didalamnya keadaan keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan. Dalam rangka perlindungan kepada pemegang saham,
perusahaan
berkewajiban
untuk
melakukan
keterbukaan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
12
(disclosure) atas informasi atau perkembangan yang material, baik secara periodik maupun insidentil. f. Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi (The Responsibilities of the Board) Prinsip ini menyatakan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus memastikan pedoman strategis perusahaan, monitoring yang efektif terhadap manajemen oleh dewan, serta akuntabilitas dewan terhadap perusahaan dan pemegang saham. Menurut prinsip ini, tanggung jawab dewan yang utama adalah memonitor kinerja manajerial dan mencapai tingkat imbal balik (return) yang memadai bagi pemegang saham. Di lain pihak, dewan juga harus mencegah timbulnya benturan kepentingan. Agar dewan dapat menjalankan tanggung jawab tersebut secara efektif, maka dewan perlu dapat melakukan penilaian yang obyektif dan independen. Selain itu, tanggung jawab lain yang tidak kalah penting adalah menyeimbangkan berbagai kepentingan di perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum yang berlaku, terutama di bidang perpajakan, persaingan usaha, perburuhan dan lingkungan hidup. Demi tercapainya tata kelola perusahaan yang baik, maka perusahaan harus
menerapkan
prinsip-prinsip
good
corporate
governance.
Melalui
pelaksanaan corporate governance yang efektif, perusahaan memiliki pengawasan yang baik dan dapat menunjang stabilitas perusahaan dan pasar juga memacu tingkat kepercayaan stakeholders.
2.1.2
Manfaat Penerapan Corporate Governance Dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance, tentunya
ada beberapa manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan (FCGI, 2012) yaitu: 1. Melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance perusahaan akan lebih mudah untuk meningkatkan modal karena adanya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya dan kreditor untuk memberikan pinjaman.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
13
2. Biaya modal menjadi lebih rendah. Perusahaan akan mudah memperoleh pembiayaan dan lebih murah daripada mengeluarkan emisi saham, yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. 3. Peningkatan kinerja usaha dan kinerja ekonomi yang lebih baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance, akan berdampak pada meningkatnya kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 4. Berdampak baik terhadap harga saham. Melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena akan meningkatkan shareholders’ values dan dividen. Melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance perusahaan dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional dan meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2.2
Pengukuran Corporate Governance Kualitas penerapan corporate governance di perusahaan perlu diuji bukan
hanya terhadap adanya pedoman corporate governance yang dimiliki perusahaan tetapi juga terhadap efektivitas pelaksanaan pedoman tersebut untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham tanpa merugikan kepentingan para pemangku kepentingan lainnya. Maka dari itu suatu analisis atas kajian mengenai praktek corporate governance diperlukan untuk membantu investor dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai governance di suatu perusahaan. Penilaian corporate governance dengan skor atau indeks dapat memberikan informasi tentang sebaik apa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dalam perusahaan karena skor atau indeks tersebut dapat merepresentasikan tingkat penerapan corporate governance yang komprehensif di perusahaan.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
14
2.2.1
Survei IICD Penelitian tentang penerapan corporate governance pada perusahaan-
perusahaan publik di Indonesia mengalami perkembangan dengan riset yang dilakukan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) untuk pertama kalinya pada tahun 2005 yang melibatkan 61 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. IICD telah melakukan penilaian untuk tahun 2005, 2007, 2008 dan terakhir tahun 2010 yang berjumlah 62 perusahaan yang masuk kedalam daftar LQ45. Dalam melakukan penilaian praktek corporate governance dari perusahaan sampel, IICD menggunakan kriteria penilaian berdasarkan prinsip-prinsip corporate governance scorecard yang dikembangkan berdasarkan International Standard Code on Good Corporate Governance dari Organization of Economic Cooperation and Development (OECD). Dalam melakukan penilaian praktik corporate governance dari perusahaan sampel, IICD menggunakan data dan informasi yang tersedia di website perusahaan, BAPEPAM, BEI, hasil RUPS dan sumber-sumber lain yang dipublikasikan. Guna menghindari subyektivitas dalam survei tersebut, digunakan teknik check and balance. Hasil penilaian dinyatakan dalam bentuk persentase. Nilai tertimbang rata-rata (weighted score) digunakan untuk menentukan total nilai tertimbang rata-rata (total weighted score) yang akan didapatkan oleh perusahaan, kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: a. Hak-hak pemegang saham
: 20 %
b. Perlakuan yang sama terhadap pemegang saham
: 15 %
c. Peran para pemangku kepentingan
: 15 %
d. Pengungkapan dan transparansi
: 25 %
e. Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris
: 25 %
Setelah perusahaan sampel diberikan penilaian berdasarkan kriteriakriteria yang telah disebutkan diatas, IICD akan menjumlahkan nilai tertimbang rata-rata (weighted score) sehingga didapatkan total nilai tertimbang rata-rata (total weighted score). Pada tabel 2.1 berikut ini menunjukkan total nilai tertimbang rata-rata (total weighted score) yang akan diperoleh perusahaan dan interpretasi atas total nilai tertimbang rata-rata (total weighted score) yang digunakan IICD:
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
15
Tabel 2.1 Corporate Governance Scorecard Total Weighted Score
Performance
Interpretation
90 – 100 %
Excellent
80 – 89 %
Good
60 – 79 %
Fair
Less than 60 %
Poor
Perusahaan telah menerapkan dan mematuhi standar internasional good corporate governance yang diterapkan oleh OECD. Perusahaan telah memenuhi lebih dari persyaratan peraturan minimum dan kurang dari standar internasional good corporate governance yang diterapkan oleh OECD, namun menunjukkan komitmen yang positif atas praktek good corporate governance. Perusahaan telah memenuhi persyaratan peraturan minimum standar internasional good corporate governance yang diterapkan oleh OECD. Perusahaan tidak memenuhi persyaratan peraturan minimum good corporate governance yang diterapkan oleh OECD dan tidak menunjukkan komitmen yang positif atas praktek good corporate governance.
Sumber : IICD
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana IICD melakukan penilaian corporate governance terhadap perusahaan sampelnya dapat dilihat (Lampiran 1.2) mengenai daftar pertanyaan untuk mengetahui bagaimana komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.
2.3
Kinerja Keuangan Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996 dalam Nuswandari, 2009). Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya diperlukan sebagai alat untuk mengukur financial health (kesehatan keuangan) perusahaan (Setiowati, 2009). Analisis laporan keuangan sangatlah
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
16
penting bagi manajemen perusahaan, analisis sekuritas, investor dan kreditor, dimana semuanya menganalisa laporan keuangan untuk berbagai macam tujuan. Analisis atas rasio keuangan perusahaan umumnya merupakan langkah awal dalam analisis laporan keuangan. Tujuan utama analisis rasio keuangan adalah untuk membandingkan tingkat risiko dan pengembalian, memfasilitasi investasi yang cerdas dan keputusan kredit. Tujuan lainnya adalah untuk menilai hubungan penting perusahaan dengan meningkatkan input (biaya) dengan output (manfaat) dan memfasilitasi perbandingan hubungan tersebut antar waktu dan antar perusahaan.
2.3.1
Kinerja Operasional Kinerja operasional adalah prestasi manajemen mengelola kegiatan
operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Salah satu cara untuk menilai kinerja operasional suatu perusahaan adaah dengan menganalisis kinerja keuangannya. Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu, biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Rasio keuangan merupakan ekspresi hubungan antara angka-angka laporan keuangan sehingga menghasilkan informasi yang lebih bermakna. Dalam penelitian ini kinerja operasional diwakili oleh rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas.
2.3.1.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya. Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio atau sering disebut juga acid test ratio. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
17
2.3.1.2 Rasio Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar atau mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan (ekuitas). Salah satu rasio leverage adalah total debt to total asset ratio. Total debt to total asset ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan dengan rasio total debt to total asset yang tinggi memiliki arti bahwa porsi hutang lebih besar dari aktivanya dan memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya (Raharja dan Sari, 2008). Semakin rendah rasio total debt to total asset, semakin baik kondisi perusahaan artinya hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dengan hutang dan dapat memberikan perlindungan bagi kreditor terhadap kemungkinan terjadinya likuidasi. Informasi rasio leverage sangat penting bagi kreditor sebab melalui rasio leverage, mereka dapat mengukur seberapa tinggi risiko utang yang diberikan kepada suatu perusahaan.
2.3.1.3 Rasio Profitabilitas Rasio ini untuk mengukur tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan. Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memanfaatkan
aktivanya
untuk
memperoleh
laba.
Rasio
profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Semakin tinggi return on asset suatu perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
18
2.3.1.4 Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan atau cash. Salah satu rasio aktivitas adalah total asset turnover. Total asset turnover digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali aset berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Semakin tinggi total asset turnover, makin efisien penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
2.3.2 Kinerja Pasar Kinerja pasar adalah prestasi manajemen dalam menciptakan nilai pasar perusahaan. Tobin’s q merupakan rasio dari nilai pasar aset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaann (Fiakas, 2005). Tobin’s q adalah gambaran statistik yang berfungsi sebagai proksi dari nilai perusahaan dari perspektif investor. Interpretasi dari nilai tobin’s q (Sudiyanto dan Puspitasari, 2010) adalah sebagai berikut: a. Tobin’s q < 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued. Nilai pasar saham berada dibawah nilai wajarnya atau sebaliknya dan sebaiknya dibeli atau disimpan oleh investor karena harganya akan naik mendekati harga wajarnya karena potensi pertumbuhan investasinya tinggi. b. Tobin’s q = 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average. Manajemen stagnan dalam mengelola aktiva. Potensi pertumbuhan investasi tidak berkembang. c. Tobin’s q > 1 menggambarkan bahwa saham dalam kondisi overvalued. Nilai pasar saham dinilai terlalu tinggi dari nilai instrinsiknya sebaiknya saham tidak dibeli atau lakukan cut loss (menjual sekarang saham yang dimiliki demi terhindar dari kerugian dimasa depan).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
19
Kondisi pasar sangat berpotensi mempengaruhi naik turunnya nilai tobin’s q sebagai pengukur nilai pasar, karena kondisi pasar yang baik akan berpotensi meningkatkan harga pasar saham, demikian pula sebaliknya jika kondisi pasar sedang tidak baik maka akan menurunkan harga pasar saham (Sudiyanto dan Puspitasari, 2010).
2.4
Obligasi Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi diartikan sebagai surat utang
jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jadi surat obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Menurut Warsono (1997 dalam Andry, 2005) emisi obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi emiten maupun sisi kreditor. Dari sisi emitennya, emisi obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan selain pinjaman ataupun kredit bank. Salah satu tujuan utama perusahaan emiten menerbitkan obligasi adalah untuk memperbesar nilai perusahaan, karena biayanya relatif murah dibanding dengan emisi saham baru. Dari sisi kreditornya, emisi obligasi merupakan alternatif investasi yang aman. Karena obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara reguler dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan.
2.4.1
Karakteristik Utama Obligasi Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (kreditor).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
20
Untuk membedakan obligasi dengan instrumen keuangan lainnya, berikut ini adalah beberapa karakteristik utama yang dimiliki obligasi (Linandarini, 2010) yaitu: a. Nilai Nominal Nilai nominal (nilai par) adalah nilai nominal atau pokok obligasi yang ditetapkan oleh emiten pada saat obligasi tersebut ditawarkan kepada investor. b. Nilai Intrinsik Nilai intrinsik adalah merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Diperoleh dari hasil estimasi nilai saat ini (present value) dari semua aliran kas obligasi dimasa yang akan datang. Nilai intrinsik obligasi dipengaruhi oleh tingkat kupon yang diberikan, waktu jatuh tempo, dan nilai parnya. c. Suku Bunga Kupon Suku bunga kupon merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi. d. Peringkat Obligasi Peringkat obligasi adalah skala risiko atau tingkat keamanan suatu obligasi yang diterbitkan. Lembaga pemeringkat kredit akan memberikan penilaian atas obligasi emiten dengan dua kategori yaitu investment grade dan noninvestment grade. e. Suku Bunga Mengambang Suku bunga mengambang merupakan suku bunga yang ditentukan selama periode tertentu (6 bulan), setelah itu disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar. f. Suku Bunga Nol Suku bunga nol merupakan obligasi yang tidak membayar bunga tahunan. g. Tanggal Jatuh Tempo Tanggal jatuh tempo merupakan umur obligasi dimana nilai nominal obligasi harus dibayar. Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun, ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
21
Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya lebih kecil. h. Provisi Penarikan Provisi penarikan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal. Besarnya provisi penarikan lebih tinggi dari nilai nominalnya, selisihnya disebut premi penarikan. Besarnya premi penarikan sama dengan bunga satu tahun jika obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat yang konstan sebesar INT/N setiap tahun sesudahnya. i. Dana Pelunasan Premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang mengharuskan penerbit untuk menarik sebagian dari obligasinya setiap tahun. j. Indenture Indenture adalah dokumen legal yang memuat hak-hak pemegang obligasi dan emiten obligasi. Dokumen tersebut mencakup spesifikasi tertentu seperti waktu jatuh tempo obligasi, waktu pembayaran bunga dan lain sebagainya. k. Tingkat Penghasilan Sekarang Tingkat penghasilan sekarang merupakan rasio pembayaran tahunan terhadap harga obligasi di pasar. Prinsip utang jangka panjang dapat dicerminkan dari karakteristik atau struktur yang melekat pada sebuah obligasi. Karakteristik utama inilah yang membedakan obligasi dengan instrumen keuangan lainnya. Keuntungan perusahaan menerbitkan obligasi salah satunya adalah kepemilikan atas perusahaan tidak berubah, namun perusahaan tetap mendapatkan pendanaan untuk menunjang kegiatan operasionalnya.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
22
2.5
Credit Rating Peringkat obligasi (credit rating) adalah opini tentang kelayakan obligasi
yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan mengenai distribusi arus kas masa depan kepada bondholders (Ashbaugh, et al., 2006). Credit rating disimbolkan dengan menggunakan kode huruf seperti AAA, AA, A, BBB, BB, B, CCC, D. Credit rating tertinggi adalah AAA dan terendah adalah D atau SD. Credit rating diklasifikan menjadi dua kategori yaitu investment grade dengan peringkat BBB- sampai AAA dan speculative grade dengan peringkat D atau SD sampai BB+. Credit rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit bukanlah sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual
atau mempertahankan suatu
obligasi.
Credit
rating
menunjukkan kelayakan kredit perusahaan (creditworthiness) yang ditentukan oleh penilaian atas kecukupan (sufficiency) aliran kas perusahaan di masa depan untuk menutup debt costs dan principal payment. Dipandang dari sisi penerbit obligasi, pemeringkatan obligasi memberikan manfaat dalam analisis keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan perusahaan. Pemeringkatan obligasi dijadikan sebagai indikator default (kegagalan kredit) yang memiliki pengaruh langsung dan terukur terhadap penetapan tingkat bunga obligasi dan biaya modal perusahaan. Di sisi lain, bagi kreditor, adanya lembaga pemeringkat kredit akan membantu dalam memberikan informasi investasi mengenai kemampuan emiten dilihat dari aspek ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat meminimalisasi asimetri informasi bagi kreditor. Credit rating juga dapat mempengaruhi tingkat pengembalian obligasi yang diharapkan oleh kreditor. Semakin buruk peringkat suatu obligasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian hasil yang akan dituntut kreditor atas suatu obligasi. Obligasi berperingkat rendah akan menyediakan tingkat kupon yang tinggi sebaliknya obligasi dengan peringkat tinggi menandakan bahwa kualitas obligasi tersebut bagus sehingga dapat memberikan tingkat kupon yang rendah (Darmawan, 2007).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
23
2.5.1
Manfaat Credit Rating Karena adanya kebutuhan informasi mengenai credit rating, peran dan
fungsi lembaga peringkat kredit menjadi penting karena memberikan informasi mengenai gambaran tentang kredibilitas (creditworthiness) suatu perusahaan. Bagi perusahaan proses pemeringkatan obligasi memberikan beberapa manfaat (Rahardjo, 2004), yaitu: a. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga. Peringkat obligasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit berfungsi untuk menilai tingkat risiko suatu obligasi yang diperdagangkan. Lembaga pemeringkat kredit berfungsi sebagai perantara informasi dan berperan dalam memperbaiki efisiensi pasar modal dengan meningkatkan transparansi sekuritas, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi antara kreditor dan penerbit obligasi. b. Efisiensi biaya. Peringkat obligasi yang tinggi biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya
memberikan
keuntungan
bagi
perusahaan
juga,
yaitu
menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan, seperti penyediaan sinking fund dan jaminan aset. c. Menentukan besarnya coupon rate. Semakin tinggi peringkat obligasinya, cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya. Perusahaan akan membayarkan bunga yang relatif lebih kecil kepada kreditor jika nilai coupon rate-nya rendah, sehingga di sisi lain juga memberikan keuntungan bagi perusahaan dari segi finansial. d. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran hutang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan hutang tersebut. e. Alat pemasaran. Peringkat obligasi yang tinggi terlihat lebih menarik di mata kreditor karena dinilai lebih creditworthiness sehingga dapat membantu pemasaran obligasi tersebut.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
24
f. Menjaga kepercayaan kreditor. Peringkat obligasi yang independen akan membuat kreditor merasa lebih aman sehingga kepercayaan bisa lebih terjaga. Tujuan dasar dari peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen surat hutang yang sedang diperingkat. Secara ringkas, proses utamanya adalah memperkirakan kemampuan
penerbit
surat
hutang
yang
bersangkutan
(emiten)
untuk
menghasilkan arus kas operasional dan menilai kecukupan kas tersebut terhadap kewajiban-kewajiban pembayaran hutang emiten selama masa berlaku surat hutang. Proses pemeringkatan tersebut juga mencakup dukungan terhadap arus kas operasional yang mungkin tersedia dari sumber lain. Dukungan tersebut disebut juga sebagai fleksibilitas keuangan, yaitu memberikan petunjuk tentang kemampuan emiten untuk membiayai kembali (refinance) kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dan mendapatkan dana melalui cara-cara seperti menjual efek atau sekuritas yang dimilikinya dan meminta dukungan dari kelompok (grup) induknya.
2.5.2
Lembaga Pemeringkat Kredit Lembaga
pemeringkat
kredit
adalah
lembaga
independen
yang
menerbitkan peringkat dan memberikan informasi mengenai risiko kredit untuk berbagai surat hutang (peringkat obligasi atau bond rating) maupun peringkat untuk perusahaan itu sendiri (peringkat perusahaan atau general obligation rating). Kesenjangan informasi antara emiten dan kreditor dapat dijembatani oleh lembaga pemeringkat kredit dengan menyediakan informasi atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Di beberapa negara, lembaga pemeringkat kredit berperan sebagai penunjang utama pertumbuhan pasar obligasi melalui edukasi, penyebarluasan informasi, serta kegiatan riset (Sungkana, 1995 dalam Wijayani, 2011). Lembaga pemeringkat kredit yang diakui oleh Bank Indonesia di Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 adalah PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia), PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA Indonesia. Dalam menentukan peringkat kredit,
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
25
masing-masing lembaga pemeringkat kredit dapat menerapkan klasifikasi pemeringkatan yang berbeda-beda sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada lembaga pemeringkat kredit Pefindo karena data untuk keperluan penelitian ini bersumber dari Pefindo. Pefindo didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 atas inisiatif dari Departemen Keuangan, BapepamLK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) dan Bank Indonesia. Untuk menjaga independensi dan keobjektifan
Pefindo,
maka
institusi-institusi
pendukung
tersebut
tidak
berhubungan dengan manajemen dan operasi Pefindo. Pada tanggal 13 Agustus 1994, Pefindo mendapatkan izin operasi (No.39/PMPI/1994) untuk menjadi salah satu institusi pendukung dari pasar modal dan pasar uang Indonesia. Tujuan utama dari Pefindo adalah untuk menyediakan peringkat yang objektif, independen dan terpercaya terkait dengan risiko kredit dari surat hutang publik melalui kegiatan pemeringkatan. Selain itu, Pefindo juga menyediakan dan menerbitkan informasi kredit mengenai pasar modal. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo untuk menilai kualitas obligasi suatu perusahaan dan arti dari peringkat obligasi tersebut: Tabel 2.2 Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat idAAA
idAA
idA
Arti Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan Efek utang dengan predikat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas lainnya. Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
26
Lanjutan Tabel 2.2 Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat idBBB
idBB
idB
idCCC
idD
Arti Efek utang BBB didukung oleh kemampuan Obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas lainnya yang memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang keadaaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu. Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan Obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. Efek utang dengan peringkat D menandakan efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber : Pefindo
Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat (Pefindo).
2.5.3
Proses Pemeringkatan Obligasi Pefindo menerapkan metodologi penilaian terhadap sektor perusahaan,
lembaga keuangan dan perusahaan asuransi yang menitikberatkan pada risiko industri, risiko bisnis dan risiko keuangan. Dalam melakukan pemeringkatan obligasi, Pefindo memiliki prosedur pemeringkatan yang baku. Prosedur tersebut berisi langkah-langkah yang dilakukan Pefindo sebelum menerbitkan credit rating
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
27
perusahaan. Adapun langkah-langkah proses pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo adalah sebagai berikut: a. Rating Request Proses pemeringkatan biasanya didahului dengan permintaan formal oleh perusahaan yang memerlukan peringkat. b. Administration Fulfillment Pefindo akan mengirimkan draft contract dan surat yang berisi pernyataan-pernyataan
yang
harus
dipenuhi.
Perusahaan
harus
menyerahkan laporan keuangan perusahaan selama 3 sampai 5 tahun yang sudah diaudit, beberapa pertanyaan terinci dan data operasional yang terdapat pada kuesioner, serta dokumen-dokumen lain seperti prospektus, memo informasi dan sebagainya. c. Analitic Team Assignment Proses pemeringkatan dimulai setelah Pefindo menerima kontrak yang sudah ditandatangani, serta semua persyaratan. Pefindo akan menunjuk tim analis yang memiliki pengalaman di industri atau sektor yang terkait dengan perusahaan. d.
Analytical Process Proses pemeringkatan termasuk kunjungan ke fasilitas operasional utama perusahaan. Jika diperlukan, tim analis juga bisa mencari data dan informasi dari sumber lain yang terpercaya. Selain itu, tim analis akan mengadakan management meeting dengan pihak manajemen perusahaan agar bisa mendapatkan penilaian yang lebih baik mengenai penilaian kualitatif akan tingkat pengetahuan, kapabilitas, komitmen, kebijakan manajemen perusahaan, serta ukuran-ukuran kualitatif lain yang memiliki pengaruh terhadap peringkat.
e. Rating Committe Tim
analis
akan
mengadakan
rating
committee
meeting
untuk
mempresentasikan dan mengajukan peringkat perusahaan kepada anggota komite untuk dilakukan proses pemungutan suara. Peringkat akhir yang ditujukan untuk didasarkan pada suara terbanyak dari anggota komite.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
28
f.
Notification to Issuer Tim analis akan memberitahu hasil pemeringkatan kepada perusahaan terkait. Hasil pemeringkatan tersebut biasanya dipaparkan dalam rating rationale, yaitu laporan satu halaman yang berisi beberapa ikhtisar laporan keuangan (financial highlights) dan penjelasan supporting factors dan mitigating factors dari hasil pemeringkatan tersebut.
g.
Appeal Perusahaan akan mendapatkan satu kali kesempatan untuk mengajukan banding (appeal) terhadap hasil peringkat dengan memberikan informasi atau
data
penting
yang
baru.
Selanjutnya,
tim
analis
akan
mempresentasikan dan mengajukan kembali kepada komite peringkat. Namun, tidak ada jaminan bahwa peringkat baru berdasarkan tambahan informasi tersebut akan mengubah keputusan peringkat terdahulu. h. Rating Release or Not Publish Hasil pemeringkatan dapat dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, tergantung persetujuan dari perusahaan. Jika perusahaan menyetujui untuk mempublikasikan hasil peringkat tersebut, maka Pefindo akan membuat siaran pers (press release) kepada media dan anggota milis Pefindo. Press release tersebut berupa laporan singkat yang merupakan ringkasan dari rating
rationale.
Laporan
rating
rationale
selengkapnya
akan
dipublikasikan di website Pefindo serta bentuk-bentuk publikasi lainnya seperti credit insight, rating highlight, dan sebagainya. Sebaliknya, jika perusahaan memutuskan untuk tidak mempublikasikan hasil peringkat, maka Pefindo akan menjaga hasil pemeringkatan tersebut. Dalam gambar 2.1 berikut ini akan ditunjukkan bagaimana proses pemeringkatan
yang
dilakukan
oleh
Pefindo
dimulai
dari
permintaan
pemeringkatan oleh suatu perusahaan dan berakhir pada pengumuman peringkat kredit.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
29
Rating Request
Administration Fulfillment
Analytical Team Analytical Process
Appeal Rating Comittee
Notification to Issuer
Not Publish Pefindo’s
Rating Release
Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi Pefindo Sumber : Pefindo
Dalam melakukan proses pemeringkatan, Pefindo membentuk tim yang terdiri dari dua orang analis atau lebih. Orang-orang yang ditunjuk adalah yang memiliki
kemampuan
dan
akses
informasi
dalam
rangka
menjamin
kesinambungan dan menghindari bias dalam melakukan pemeringkatan. Pefindo dan tim analisnya menggunakan pertimbangan yang profesional dan hati-hati untuk menjaga independensi dan obyektivitas hasil pemeringkatan.
2.5.4
Metodologi Pemeringkatan Obligasi Metodologi pemeringkatan obligasi yang dilakukan oleh Pefindo untuk
sektor korporasi (non financial) secara umum, mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu risiko industri (industry risk), risiko bisnis (business risks) dan risiko finansial (financial risks). Penilaian risiko pada masing-masing jenis industri adalah sama, berdasarkan analisis mendalam lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (growth dan stability), pendapatan dan struktur biaya (revenue dan cost structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry dan competition), regulasi dan de-
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
30
regulasi industri (regulatory framework) dan profil keuangan dari industri (financial profile). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penilaian terhadap masing-masing tiga risiko utama, berikut ini akan dibahas mengenai penilaian risiko industri untuk peringkat korporasi (non financial): a. Pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability), yang terkait dengan kondisi permintaan dan penawaran, prospek, peluang pasar (ekspor atau domestik), tahapan industri (awal, pengembangan, matang atau penurunan) dan jenis produk (produk yang bersifat pelengkap atau produk yang bisa disubstitusi, umum atau khusus dan komoditas atau differensiasi). b. Penghasilan dan struktur biaya dari industri (revenue and cost structures), yang mencakup pemeriksaan komposisi aliran pendapatan (Rupiah atau US Dollar), kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan atau para pengguna akhir), tenaga kerja dan bahan baku, struktur biaya dan komposisi (Rupiah atau Rp dolar), komposisi biaya tetap atau biaya variabel, dan pengadaan bahan baku industri (domestik atau impor). c. Hambatan masuk dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition within the industry), yang mencakup penilaian terhadap karakteristik industri (padat modal, padat karya, terfragmentasi, menyebar, diatur ketat dan sebagainya) untuk menentukan tingkat kesulitan masuk bagi para pemain baru. Penilaian juga mencakup analisis jumlah pemain dalam industri (global atau domestik), pesaing terdekat (domestik atau global), potensi perang harga (domestik atau global) dan lain-lain untuk mengetahui tingkat kompetisi yang ada dan yang akan datang. d. Peraturan
dan de-regulasi
industri (regulation
and de-regulation),
pembatasan jumlah pemain, lisensi, kebijakan pajak (ekspor, impor, kuota, tarif, bea, cukai dan lain-lain), kebijakan harga pemerintah (peraturan pemerintah Indonesia mengatur harga di beberapa sektor seperti listrik, jalan tol dan telepon) dan persyaratan lingkungan (khususnya untuk sektor pertambangan) dan lain-lain.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
31
e. Profil keuangan (financial profile) industri umumnya dikaji dengan analisis beberapa tolak ukur keuangan yang diambil dari beberapa perusahaan besar dalam industri yang sebagian besar dapat mewakili industri masing-masing. Analisis kinerja keuangan industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas. Penilaian terhadap risiko industri dilakukan oleh lembaga pemeringkat kredit dengan tujuan untuk melihat kemampuan bertahan perusahaan dalam industri yang sama maupun berbeda. Perusahaan yang mampu bertahan dalam industri akan memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan persaingan, sehingga risiko kegagalan kreditnya lebih kecil. Selain penilaian terhadap risiko industri, penilaian terhadap risiko keuangan juga sangat penting demi memberikan rasa aman kepada kreditor agar dapat memperoleh kembali investasinya pada masa jatuh tempo. Berikut ini penilaian risiko keuangan untuk peringkat korporasi (non financial): a. Kebijakan keuangan (financial policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen, strategi dan kebijakan keuangan terhadap risiko (historis, sekarang dan proyeksi kedepan). Selain itu, pemeriksaan manajemen atas target keuangan (pertumbuhan, leverage, struktur utang, kebijakan dividen dan sebagainya), kebijakan lindung nilai dan kebijakan lain dalam upaya mengurangi resiko keuangan perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu dengan kedepannya). Rekam jejak perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu. b. Sruktur permodalan (capital structure). Analisis mencakup pemeriksaan dari sejarah perusahaan, saat ini dan proyeksi leverage kedepan (total hutang dan nilai bersih hutang dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan komposisinya (rupiah dengan mata uang asing, utang jangka pendek dengan hutang jangka panjang, tingkat suku bunga tetap dengan suku bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan kewajiban juga dikaji secara mendalam.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
32
c. Perlindungan arus kas (cash flow protection). Analisis yang menyeluruh meliputi kajian dari arus kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat kemampuan melayani pembayaran utang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran utang. d. Fleksibilitas keuangan (financial flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua ukuran finansial untuk sampai pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan keuangan perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara khusus ditelaah, seperti klausul perlindungan asuransi, batasan atas perjanjian pinjaman atau obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang dibahas adalah evaluasi pilihan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak terduga dan kemampuan serta fleksibilitas untuk berurusan dengan berbagai skenario yang merugikan. Dukungan pemegang saham dan komitmennya juga sangat dipertimbangkan. Penilaian risiko masing-masing profil keuangan perusahaan pada dasarnya adalah sama, berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada empat bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan tiga indikator keuangan termasuk struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility). Faktor kunci dalam analisis penilaian risiko profil bisnis perusahaan sedikit berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, tergantung pada faktor-faktor kunci kesuksesan (key success factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga penting untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
33
2.6
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai credit rating telah banyak dilakukan dengan
mengaitkan mekanisme corporate governance (Setyaningrum, 2005; Ashbaugh, et al., 2006; Ouni dan Omri, 2010) dan kinerja keuangan (Suharli, 2008; Raharja dan Sari, 2008; Manurung et al., 2009). Penelitian mengenai pengaruh corporate governance scorecard atau indeks juga telah dilakukan, meskipun penelitian tersebut tidak mengaitkannya langsung dengan credit rating. Setyaningrum (2005) menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat surat utang perusahaan di Indonesia. Hasilnya peringkat surat hutang berhubungan negatif dengan jumlah blockholders yang memiliki setidaknya 5% kepemilikan perusahaan, positif dengan persentase kepemilikan institusional, positif dengan ukuran KAP, positif dengan keberadaan komite audit, hubungan antara persentase dari insider, board size dan persentase dewan independen. Ashbaugh, et al. (2006) menganalisis pengaruh corporate governance terhadap credit rating. Hasil penelitian menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh jumlah blockholders dan kekuasaan CEO atas dewan berhubungan negatif terhadap credit rating. Lemahnya hak-hak pemegang saham dalam pengambilalihan (takeover defenses), tingkat transparansi laporan keuangan, independensi dewan komisaris, kepemilikan saham dewan dan keahlian dewan berhubungan positif credit rating. Raharja dan Sari (2008) menganalisis kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi, dengan variabel independen rasio keuangan leverage, likuiditas, solvensi, profitabilitas, produktivitas dan variabel dependen peringkat obligasi investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non-investment (BB, B, CCC dan D) menghasilkan leverage dengan proksi long term liabilities / total asset, likuiditas dengan proksi current assets / current liabilities, solvabilitas dengan proksi cash flow from operating / total liabilities, profitabilitas dengan proksi operating income / sales, produktivitas dengan proksi sales / total assets dapat memprediksi peringkat obligasi dengan tingkat ketepatan sebesar 96,2%. Suharli (2008) menganalisis pengaruh rasio keuangan dan konservatisme akuntansi terhadap pemeringkatan obligasi. Penelitian ini mengambil sampel 87 perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta pada periode 2002-2004. Hasil
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
34
penelitian menyebutkan bahwa rasio likuiditas, leverage, rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap pemeringkatan obligasi, sedangkan rasio profitabilitas dan prinsip konservatisme tidak berpengaruh signifikan terhadap pemeringkatan obligasi. Manurung et. al (2009) menganalisis hubungan rasio-rasio keuangan dengan rating obligasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki laporan keuangan publikasi tahun 2008 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan rating obligasi yang dikeluarkan Pefindo pada September 2007. Setelah dilakukan pengujian, hasilnya beta, net profit margin, return on equity dan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap rating obligasi dan current ratio, total asset turnover dan return on asset berpengaruh signfikan terhadap rating obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo. Nuswandari
(2009)
menganalisis
pengaruh
corporate governance
perception index terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya, kinerja perusahaan atau variabel independennya dibagi menjadi dua, yaitu kinerja operasional perusahaan yang diproksikan oleh return on equity (ROE) dan kinerja pasar yang diproksikan oleh tobin’s q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance perception index berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (return on equity) dan corporate governance perception index tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar (tobin’s q). Sementara itu, Ouni dan Omri (2010) menganalisis apakah financial attribute dan corporate governance berpengaruh terhadap credit rating. Dalam penelitian ini, variabel yang mewakili financial attribute meliputi liquidity, tangibility, profitability, size dan research and development expenses. Sedangkan, karakteristik corporate governance yang diujikan dalam penelitian ini meliputi size of board, board’s independence control, property of the manager, block holdings, dan bonus of the manager. Dengan menggunakan sampel 571 perusahaan Amerika periode tahun 1995 - 2007, financial attribute dan corporate governance terbukti memiliki peran dalam mencapai credit ratings target yang diinginkan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa liquidity, tangibility,
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
35
profitability, size dan managerial ownership structure mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap target credit rating. Research and development expenses mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap target credit rating. Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa mekanisme corporate governance dan financial attributes digunakan oleh manajer untuk mencapai peringkat kredit yang diinginkan. Perusahaan menetapkan target credit ratingnya terlebih dahulu, lalu kemudian membuat keputusan agar credit ratingnya menjadi tetap.
2.7
Pengembangan Hipotesis
2.7.1
Pengaruh Corporate Govenance terhadap Credit Rating Praktek good corporate governance yang diterapkan oleh perusahan dapat
diasumsikan sebagai salah satu cara yang efektif dalam mencegah ataupun menyelesaikan masalah keagenan yang mengancam hubungan manajemen dan para pemangku kepentingan dalam perusahaan. Adanya indikasi peningkatan kepercayaan yang ditimbulkan dari pengungkapan corporate governance menciptakan adanya hubungan antara pelaksanaan corporate governance dan penilaian credit rating. Meningkatnya kepercayaan investor dan kreditor disebabkan karena penerapan good corporate governance dianggap mampu memberikan perlindungan yang efektif terhadap investor dan kreditor dalam memperoleh kembali investasinya dengan wajar (Tjager, et al. 2003). Tata kelola manajemen perusahaan dikatakan baik dengan menilai ketercapaian prinsipprinsip corporate governance. Tata kelola keuangan dan prospek perusahaan akan dapat diestimasi melalui analisis pelaksanaan corporate governance. Kondisi perusahaan inilah yang dapat diindikasikan sebagai faktor pemicu sebuah perusahaan menerima peringkat obligasi yang baik. Penelitian Setyaningrum (2005) dan Ashbaugh, et al. (2006) menemukan bahwa mekanisme corporate governance yaitu jumlah blockholders mempunyai pengaruh negatif terhadap peringkat obligasi, board independence dan persentase kepemilikan saham oleh investor institusional mempunyai pengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Penelitian Ouni and Omri (2010) menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh size of board, property of the manager dan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
36
bonus of the manager dapat memprediksi peringkat obligasi. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh IICD sebagai proksi corporate governance. Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: corporate governance scorecard berpengaruh positif terhadap credit rating.
2.7.2
Pengaruh Kinerja Operasional terhadap Credit Rating
2.7.2.1 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Credit Rating Likuiditas berguna untuk
mengukur kemampuan jangka
pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat obligasinya (Carson dan Scott (1997) serta Bouzoita dan Young (1998) dalam Raharja dan Sari, 2008). Menurut Raharja dan Sari (2008) dan Ouni and Omri (2010) likuiditas dengan proksi aset lancar dibagi kewajiban lancar mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi. Current ratio adalah salah satu rasio untuk mengukur likuiditas. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin tinggi current ratio, maka semakin likuid perusahaan tersebut. Artinya perusahaan mempunyai aktiva lancar yang cukup untuk melunasi hutang-hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo, sehingga resiko tidak mampu bayar atau gagal bayarnya kecil. Dengan resiko gagal bayar yang kecil, perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari para krediturnya, sehingga perusahaan akan memperoleh credit rating yang tinggi. Perusahaan dengan credit rating yang tinggi dinilai lebih creditworthiness dibandingkan dengan yang berperingkat rendah (Standard and Poor’s, 2009). Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: current ratio berpengaruh positif terhadap credit rating.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
37
2.7.2.2 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Credit Rating Leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar atau mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan (ekuitas). Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin besar aktiva yang didanai dengan hutang dan semakin besar pula risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasinya (Burton, Adam & Hardwick, 1998 dalam Raharja dan Sari, 2008). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: total debt to total assets ratio berpengaruh negatif terhadap credit rating.
2.7.2.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Credit Rating Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba dan modal sendiri. Mark, et al. (2001) dalam Almilia dan Devi (2007) menemukan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan diharapkan akan semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar dan semakin tinggi peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan (Burton, Adam & Hardwick, 1998 dalam Raharja dan Sari, 2008). Dalam penelitian Manurung et al. (2009) profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap peringkat obligasi dan mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi (Raharja dan Sari, 2008 dan Ouni and Omri, 2010). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban obligasinya (Manurung et al., 2009).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
38
Dengan profitabilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan tinggi. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada kreditor. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: return on asset berpengaruh positif terhadap credit rating.
2.7.2.4 Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Credit Rating Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa cepat perusahaan dapat mengubah menjadi penjualan atau kas. Rasio aktivitas diproksikan oleh total asset turnover. Total asset turnover mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai total asset turnover, maka semakin efisien penggunaan aset perusahaan. Perusahaan dengan rasio aktivitas yang tinggi, cenderung mampu menghasilkan laba yang tinggi pula, sehingga semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) atau gagal bayar perusahaan. Rasio aktivitas yang tinggi juga menunjukkan pengelolaan manajemen yang baik. Melalui pengelolaan manajemen yang baik, perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari kreditor, kepercayaan kreditor inilah yang akan mempengaruhi semakin tingginya peringkat obligasi. Menurut penelitian Raharja dan Sari (2008) rasio aktivitas dapat memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: total asset turnover berpengaruh positif terhadap credit rating.
2.7.3
Pengaruh Kinerja Pasar terhadap Credit Rating Kinerja pasar mencerminkan nilai perusahaan yang menunjukkan suatu
proforma manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Tobin’s q adalah indikator untuk mengukur kinerja pasar perusahaan, khususnya nilai perusahaan. Nilai tobin’s q menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan (Lang, et al., 1989 dalam Sudiyanto dan Puspitasari, 2010) atau potensi pertumbuhan perusahaan (Tobin dan Brainard, 1968; Tobin, 1969 dalam Sudiyanto dan Puspitasari, 2010). Tobin’s q digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dari sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
39
Semakin tinggi kinerja pasar, semakin tinggi nilai perusahaan, sehingga kepercayaan kreditor terhadap perusahaan meningkat dan mendorong peringkat obligasi yang tinggi. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H6: tobin’s q berpengaruh positif terhadap credit rating.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan corporate
governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating yang diumumkan oleh Pefindo tahun 2007, 2008 dan 2010. Corporate governance yang digunakan adalah corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh IICD. Adapun kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Variabel Independen Corporate Governance Scorecard
Kinerja Perusahaan: a) Kinerja Operasional : - Current Ratio - Total debt to total assets ratio - Return on Assets - Total Assets Turnover Ratio b). Kinerja Pasar : - Tobin’s q
Variabel Dependen
Credit rating
Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan (SIZE)
40 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
41
3.2.
Model Penelitian Penelitian ini akan menganalisis hubungan corporate governance dan
kinerja keuangan terhadap credit rating, berikut adalah model penelitian yang digunakan: RATING = β0 + β1CGSCORE + β2CRA + β3TDBDA + β4ROA + β5TAT + β6TOBIN + β7Size + ε
Keterangan: RATING
= credit rating Pefindo
β0
= konstanta
CGSCORE
= corporate governance scorecard
CRA
= rasio total aset lancar dibagi total kewajiban lancar
TDBDA
= rasio total hutang dibagi total aset
ROA
= rasio laba bersih dibagi total aset
TAT
= rasio penjualan dibagi total aset
TOBIN
= market value of equity ditambah debt dibagi total aset
SIZE
= logaritma nilai buku total aset
ε
= error
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan
yang memperoleh pemeringkatan obligasi oleh Pefindo tahun 2007, 2008 dan 2010.
3.3.2
Kriteria Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probabilitas dengan
metode purposive sampling, yaitu metode mengumpulkan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan. Pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tertentu (judgment sampling).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
42
Adapun beberapa kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Perusahaan yang tidak bergerak dibidang industri keuangan dan asuransi. 2. Perusahaan yang memperoleh pemeringkatan obligasi yang diumumkan oleh Pefindo tahun 2007, 2008 dan 2010. 3. Perusahaan yang memiliki penilaian corporate governance scorecard oleh IICD tahun 2007, 2008 dan 2010. 4. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan untuk tahun 2007, 2008 dan 2010.
3.4
Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel
dependen yaitu peringkat obligasi (credit rating), variabel independen yaitu corporate governance, kinerja keuangan dan variabel kontrol ukuran perusahaan (size). Tabel 3.1 berikut ini adalah tabel operasionalisasi variabel:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No.
Variabel
Operasionalisasi
Prediksi
1
Corporate Governance
Corporate governance scorecard yang diukur oleh IICD dengan score 0 – 100%
Positif
2
Current Ratio
Current Asset / Current Liabilities
Positif
3
Total debt to total asset ratio
Total Debt / Total Asset
Negatif
4
Return on asset
Net Income / Total Asset
Positif
5
Total asset turnover
Sales / Total Asset
Positif
6
Tobin’s q
Positif
7
Size
Market Value of Equity + Debt / Total Asset Log Nilai Buku Total Aset
Positif
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
43
3.4.1
Credit Rating Dalam penelitian ini, credit rating yang digunakan adalah credit rating
yang diumumkan oleh Pefindo. Data credit rating dalam penelitian ini akan dibagi menjadi 19 (sembilan belas) klasifikasi, dimana peringkat akan diberi angka nol sampai dengan sembilan belas (lihat tabel 3.2). Peringkat obligasi juga dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori speculative dan investment. Speculative adalah obligasi yang mempunyai peringkat D atau SD sampai BB+ dengan nilai 0- 9 yang relatif lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dengan resiko gagal bayar (default risk) yang cukup besar dan kategori investment yaitu obligasi yang mempunyai peringkat BBB- sampai AAA dengan nilai 10 – 19 yang relatif tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian dan resiko gagal bayar (default risk) relatif kecil. Tabel 3.2 berikut ini adalah mengenai peringkat obligasi yang Pefindo: Tabel 3.2 Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat Obligasi
Peringkat
Kategori
AAA
19
Investment
AA+
18
Investment
AA
17
Investment
AA-
16
Investment
A+
15
Investment
A
14
Investment
A-
13
Investment
BBB+
12
Investment
BBB
11
Investment
BBB-
10
Investment
BB+
9
Speculative
BB
8
Speculative
BB-
7
Speculative
B+
6
Speculative
B
5
Speculative
B-
4
Speculative
CCC+
3
Speculative
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
44
Lanjutan Tabel 3.2 Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat Obligasi
Peringkat
Kategori
CCC atau CC
2
Speculative
C
1
Speculative
D atau SD
0
Speculative
Sumber : Pefindo dan Diolah Penulis
3.4.2
Corporate Governance Pada penelitian ini corporate governance diproksikan dengan corporate
governance scorecard tahun 2007, 2008 dan 2010 yang dikeluarkan oleh lembaga independen bernama IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship). Tahun 2009 tidak masuk dalam penelitian, karena IICD tidak mengeluarkan corporate governance scorecard untuk tahun tersebut.
3.4.3 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu kinerja operasional dan kinerja pasar. 3.4.3.1 Kinerja operasional Kinerja operasional adalah prestasi manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Kinerja operasional dalam penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu : a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya. Dalam penelitian ini digunakan current ratio sebagai proksi likuiditas.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
45
Current
ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rumusnya :
Current Ratio
=
Current Assets Current Liabilities
b. Rasio Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar atau mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan (ekuitas). Dalam penelitian ini digunakan total debt to total asset ratio sebagai proksi rasio leverage. Total debt to total asset digunakan untuk mengukur seberapa jauh aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Rumusnya :
Total debt to total asset ratio
=
Total Debt Total Asset
c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan return on asset sebagai proksi rasio profitabilitas. Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rumusnya :
Return on asset
=
Net Income Total Asset
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
46
d. Rasio aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa cepat perusahaan
menghasilkan
penjualan
atau
cash.
Dalam
penelitian ini digunakan total asset turnover sebagai proksi rasio aktivitas. Total asset turnover digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rumusnya :
Total Asset Turnover
=
Sales Total Assets
3.4.3.2 Kinerja pasar Kinerja pasar adalah prestasi manajemen dalam menciptakan nilai pasar perusahaan. Kinerja pasar perusahaan diukur dengan menggunakan tobin’s q (Klapper and Love, 2002; Black et. al, 2003). Berikut ini adalah cara perhitungan tobin’s q: Tobin’s q
=
Market Value of Equity + Debt Total Asset
Dimana : Market Value of Equity : harga penutupan saham akhir tahun buku dikali banyaknya saham biasa yang beredar. Debt
: (utang lancar – aktiva lancar) + persediaan + utang jangka panjang
3.4.4 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat menggambarkan besar kecilnya skala ekonomi suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menghitung log nilai buku total aset. SIZE = log (nilai buku total aset)
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
47
3.5.
Cara Pengolahan Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan corporate
governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating. Tahun pengamatan adalah tahun 2007, 2008 dan 2010. Credit rating yang dijadikan sampel penelitian adalah rating pada akhir tahun yaitu 31 Desember 2007, 2008 dan 2010 yang diumumkan oleh Pefindo. Apabila terdapat dua perusahaan yang sama dengan rating yang berbeda di tahun berikutnya, dianggap menjadi dua sampel yang berbeda. Karena keterbatasan jumlah sampel, dalam pengolahan data tidak memperhatikan tahun pengamatan sehingga dianggap cross section. Credit rating yang diumumkan Pefindo berbentuk huruf contohnya AAA, AA+, AA, BBB+, BBB dan sebagainya. Dalam penelitian ini peringkat tersebut dikonversi ke dalam angka-angka yang memiliki urutan (ordered). Sehingga, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ordered logit dalam Eviews 6. Pengolahan data untuk variabel kinerja keuangan khususnya kinerja operasional yang dihitung dengan rumus rasio keuangan yang telah ditentukan menggunakan angka-angka di akhir tahun, 31 Desember tanpa perbandingan dengan awal tahunnya. Dan untuk variabel corporate governance scorecard yang diperoleh dari IICD tidak memerlukan pengolahan data kembali, karena corporate governance scorecard sudah berbentuk angka dalam persentase.
3.6.
Metode Analisis Data
3.6.1
Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran secara umum akan digunakan analisis
statistik deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian. Deskripsi variabel tersebut disajikan dalam bentuk frekuensi absolut yang menyajikan angka ratarata (mean), median, max, min dan standar deviasi.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
48
3.6.2
Uji Asumsi Klasik Model regresi yang baik seharusnya memenuhi asumsi-asumsi yang
disyaratkan berikut ini, yaitu bebas dari autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedastisitas serta data terdistribusi normal. Uji heteroskedastisitas tidak dilakukan dalam penelitian ini karena metode ordered logit dalam Eviews 6 tidak menyediakan uji heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi muncul karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya (Winarno, 2009). Pada penelitian ini digunakan uji Breusch-Godfrey, apabila: a. nilai probability >
= 5% maka tidak ada autokorelasi
b. nilai probability
= 5% maka ada autokorelasi
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen. Kondisi terjadinya multikolinieritas adalah sebagai berikut: a. Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan b. Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinieritas. c. Dengan menggunakan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih) variabel independen yang secara bersama-sama (misalnya x2 dan x3) mempengaruhi satu variabel independen yang lain (misalnya x1). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan
menggunakan
cara
menghitung koefisien
independennya, apabila nilai probabilitasnya
korelasi
antarvariabel
0.8 maka terindikasi adanya
multikolinieritas (Winarno, 2009).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
49
3.6.2.3 Uji Normalitas Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data terdistribusi normal. Untuk menguji normalitas digunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera. Dalam penelitian ini menggunakan uji Jarque-Bera. Apabila nilai Jarque-Bera lebih kecil dari 2 dan probabilitas lebih besar dari 0.05 maka data terdistribusi normal (Winarno, 2009).
3.6.3
Uji Regresi Penelitian ini menggunakan ordered logit model, ordered logit model
dipilih karena data penelitian ini telah terdistribusi normal dan variabel dependen penelitian ini adalah variabel kualitatif yang mempunyai urutan (ordered), sehingga tidak dapat digunakan regresi linear. Dalam ordered logit models : 1. Variable dependen Y mewakili kategori yang mempunyai urutan (ordered categories). 2. Y merupakan fungsi dari variabel lain yang belum terukur. a. Dalam model ordered logit, ada variabel kontinu yaitu variabel latent D, yang nilainya ditentukan dari nilai ordered variabel Y yang diobservasi. b. Continous latent variabel D mempunyai limit point. Nilai variabel Y yang diobservasi akan bergantung pada interval limit point-nya. Dalam penelitian ini, penulis akan mengobservasi peringkat obligasi dengan 19 (sembilan belas) kategori dari AAA sampai D atau SD.
3.6.3.1 Uji Signifikansi Model (LR Statistic) Uji signifikansi model (LR Statistic) dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian dapat diterima secara statistik atau tidak. Jika p-value dalam uji LR Statistic < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen dalam model terhadap variabel dependen diterima (Winarno, 2009).
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
50
3.6.3.2 Uji Goodness of Fit (Pseudo R-squared) Pengujian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabelvariabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dalam persamaan regresi. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai Pseudo R-squared. Nilai Pseudo R-squared mencerminkan seberapa besar perubahan yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan oleh perubahan yang terjadi pada variabel independennya. Nilai Pseudo R-squared berada di antara 0 dan 1. Jika Pseudo Rsquared sama dengan 1 berarti bahwa variasi dari variabel dependen dapat diterangkan secara keseluruhan oleh variabel independennya. Semakin besar nilai Pseudo R-squared maka semakin kuat hubungan antara variabel dependen dengan satu atau banyak variabel independen (Winarno, 2009).
3.6.3.3 Uji Koefisien Regresi (t-test) Uji t dipakai untuk melihat signifikansi variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen yang lain bersifat konstan. Contoh hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah: H0 : Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen H1 : Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Uji t hampir sama dengan uji F, yaitu dilakukan dengan cara perbandingan probabilitas (t-stat). Berikut adalah kondisi yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji t berdasarkan probabilitas, yaitu: a.
Jika probabilitas (p-value) > 0,05 (α), maka H0 diterima
b.
Jika probabilitas (p-value) < 0,05 (α), maka H0 ditolak
3.7
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
berupa peringkat obligasi (credit rating) yang diumumkan oleh Pefindo, corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh IICD dan laporan keuangan perusahaan yang tercatat di BEI tahun 2007, 2008 dan 2010. Data sekunder lainnya diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya, buku teks, internet dan referensi lain yang mendukung penelitian ini.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
51
3.8.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi dan pustaka yang diperoleh di perpustakaan, Pusat Data Ekonomi dan Bisnis (PDEB) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), website resmi Bursa Efek Indonesia, website resmi perusahaan, IICD dan Pefindo. Data kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari buku, jurnal, skripsi, tesis dan sebagainya.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Kriteria Pemilihan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memperoleh
pemeringkatan obligasi oleh Pefindo dan memiliki penilaian corporate governance scorecard oleh IICD serta memiliki laporan keuangan tahun 2007, 2008 dan 2010. Dalam penelitian ini tahun 2009 tidak masuk ke dalam sampel penelitian karena IICD tidak mengeluarkan corporate governance scorecard pada tahun tersebut. Pengujian model dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ordered logit dalam Eviews 6 karena variabel dependennya yaitu credit rating dikonversi ke dalam angka-angka yang memiliki urutan (ordered). Pada tabel 4.1 berikut ini menunjukkan bagaimana sampel dipilih agar sesuai dengan kriteria sampel yang dibutuhkan dalam penelitian:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel Kriteria Pemilihan Sampel
Jumlah Sampel
Perusahaan yang memiliki peringkat obligasi Pefindo tahun 2007, 2008 dan 2010 (-) Perusahaan yang memiliki peringkat obligasi Pefindo bergerak dalam industri bank, keuangan, asuransi dan sekuritas tahun 2007, 2008 dan 2010 (-) Perusahaan yang memiliki peringkat obligasi Pefindo memiliki tetapi tidak memiliki penilaian corporate governance scorecard IICD tahun 2007, 2008 dan 2010 (-) Laporan keuangan tidak lengkap Jumlah Sampel
275
122
94 2 57
Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap 57 sampel untuk tahun 2007, 2008 dan 2010. Tahun 2007 terdiri dari 23 sampel, tahun 2008 terdiri dari 21 sampel dan tahun 2010 terdiri dari 13 sampel. Setelah mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria, dilakukan pengujian menggunakan metode ordered logit dalam Eviews 6.
52 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
53
4.2
Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.2 di bawah ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian Std. Mean
Median
Deviation
Minimum
Maximum
N
RATING
14,3158
14,0000
2,3388
9,0000
19,0000
57
CGSCORE
0,7311
0,7300
0,0795
0,5700
0,8600
57
CRA
1,6965
1,3400
1,0906
0,2400
5,1000
57
TDTBA
0,5944
0,6200
0,1716
0,2200
0,8800
57
ROA
0.0447
0,0400
0,0534
(0,1200)
0,2100
57
TAT
0.8477
0,7400
0,5988
0,0800
3,0700
57
TOBIN
0.8570
0,7000
0,5957
0,0000
3,2800
57
SIZE(Log)
12,1021
12,0800
0,8492
10,0000
13,8800
57
Keterangan: RATING = credit rating Pefindo; CGSCORE = corporate governance scorecard IICD; CRA = current ratio; TDTBA = total debt to total asset ratio; ROA = return on asset; TAT = total asset turnover; TOBIN = tobin’s q; SIZE = ukuran perusahaan (logaritma total nilai buku asset) Sumber : Telah Diolah Kembali
Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata – rata credit rating adalah sebesar 14,315. Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata perusahaan memperoleh credit rating A dan masuk dalam kategori investment artinya perusahaan relatif tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian dan resiko gagal bayar (default risk) relatif kecil. Credit rating tertinggi dengan nilai 19 adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT HM. Sampoerna, Tbk dengan peringkat AAA dan masuk dalam kategori investment. Credit rating terendah dengan nilai 9 adalah PT Indosiar Visual Mandiri, Tbk dengan peringkat BB+ dan masuk dalam kategori speculative, dimana perusahaan relatif lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dengan resiko gagal bayar (default risk) yang cukup besar. Variabel selanjutnya adalah corporate governance scorecard, nilai ratarata corporate governance scorecard adalah sebesar 0,731. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan memperoleh corporate governance scorecard sebesar
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
54
73,1 % dan masuk dalam kategori fair, artinya perusahaan telah memenuhi persyaratan peraturan minimum standar internasional good corporate governance yang diterapkan oleh OECD. Corporate governance scorecard tertinggi adalah PT Medco Energi Internasional, Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar 86% dan masuk dalam kategori excellent artinya perusahaan telah menerapkan dan mematuhi standar internasional good corporate governance yang diterapkan oleh OECD. Corporate governance scorecard terendah adalah PT Alfa Retailindo, Tbk sebesar 57% dan masuk kategori poor artinya perusahaan tidak memenuhi persyaratan minimum peraturan good corporate governance yang diterapkan oleh OECD dan tidak menunjukkan komitmen yang positif atas praktek good corporate governance. Dalam penelitian ini kinerja operasional perusahaan terdiri dari rasio likuiditas yang diproksikan oleh current ratio, rasio leverage yang diproksikan oleh total debts to total assets ratio, rasio profitabilitas yang diproksikan oleh return on assets dan rasio aktivitas yang diproksikan oleh total asset turnover. Berdasarkan tabel 4.2 nilai rata – rata current ratio adalah sebesar 1,69. Artinya rata-rata current ratio perusahaan adalah 1,69 yang menunjukkan perusahaan dalam kondisi sehat dan memiliki net working capital yang positif, sehingga perusahaan masih dapat membayar kewajiban jangka pendeknya. Jika current ratio perusahaan bernilai dibawah 1,0 artinya perusahaan tidak dalam kondisi sehat dan memiliki net working capital yang negatif. Current ratio tertinggi sebesar 5,1 adalah PT Bukit Asam, Tbk (Persero) dan current ratio terendah sebesar 0,24 adalah PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Nilai rata – rata total debts to total asset adalah sebesar 0,594. Hal ini menunjukkan bahwa rata - rata aset perusahaan dibiayai dengan hutang sebesar 59,4%. Total debts to total asset tertinggi sebesar 88% adalah PT Adhi Karya, Tbk dan total debt to total asset terendah sebesar 22% adalah PT Kalbe Farma, Tbk. PT Adhi Karya, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di industri konstruksi sehingga cenderung membutuhkan pendanaan eksternal untuk kegiatan operasionalnya melalui hutang lebih tinggi dibandingkan industri lainnya. Nilai rata – rata return on assets adalah sebesar 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa rata - rata perusahaan kurang efektif dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba bersih, karena return yang dihasilkan cukup
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
55
rendah hanya sekitar 4,4 %. Return on assets tertinggi sebesar 21% adalah PT HM. Sampoerna, Tbk dan terendah sebesar -12% adalah PT PT Indosiar Visual Mandiri. Nilai rata - rata total asset turnover adalah sebesar 0,847. Hal ini menunjukkan bahwa rata - rata perusahaan kurang efisien dalam penggunaan aset untuk menghasilkan penjualan, karena aset hanya berputar sebanyak 0,847 kali dalam satu tahun. Total asset turnover tertinggi sebesar 3,07 kali adalah PT Alfa Retailindo, Tbk dan terendah sebesar 0,08 kali adalah PT Bakrieland Development, Tbk. Untuk kinerja pasar perusahaan diproksikan menggunakan tobin’s q. Nilai rata-rata untuk tobin’s q adalah sebesar 0,857. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata perusahaan memiliki saham dalam kondisi undervalued, artinya nilai pasar saham berada dibawah nilai wajarnya atau sebaliknya dan sebaiknya saham dalam kondisi undervalued dibeli atau disimpan oleh investor karena harga saham akan naik mendekati harga wajarnya dan memiliki potensi pertumbuhan investasi yang tinggi. Nilai tobin’s q tertinggi sebesar 3,28 adalah PT Bukit Asam (Persero), Tbk hal ini mengindikasikan bahwa nilai pasar saham dinilai terlalu tinggi dari nilai instrinsiknya sebaiknya saham dalam kondisi overvalued tidak dibeli atau lakukan cut loss (menjual sekarang saham yang dimiliki demi terhindar dari kerugian dimasa depan). Nilai tobin’s q terendah sebesar 0.0004 adalah PT Indo Kordsa, Tbk hal ini mengindikasikan bahwa saham dalam kondisi undervalued. Nilai rata – rata untuk size (ukuran perusahaan) adalah sebesar 12,10. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan memiliki nilai buku total aset sebesar Rp 6.467.049.549.119,21. Size tertinggi sebesar 13,88 adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan nilai buku total aset sebesar Rp 75.832.408.000.000 dan size terendah sebesar 10 adalah PT Jasa Marga, Tbk. dengan nilai buku total asset sebesar Rp 10.100.448.190.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
56
4.3
Analisis Regresi Model
4.3.1
Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model yang
diperoleh memenuhi persyaratan uji atau tidak. Terdapat tiga jenis pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas. Hasil pengujian asumsi klasiknya adalah sebagai berikut :
4.3.1.1 Uji Normalitas Untuk menguji apakah data-data yang digunakan dalam penelitian memenuhi persyaratan normal, maka dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera harus lebih kecil dari 2 dan nilai probability harus lebih besar dari 0,05. Gambar 4.1 di bawah ini menyajikan hasil uji normalitas terhadap model penelitian.
8
Series: Standardized Residuals Sample 1 57 Observations 57
7 6 5 4 3 2 1 0
-2
-1
0
1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.24e-10 -0.125442 1.940175 -2.101581 0.966353 -0.134483 2.254965
Jarque-Bera Probability
1.490121 0.474706
2
Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber : Telah Diolah Kembali
Berdasarkan gambar 4.1 data yang digunakan dalam penelitian telah memenuhi persyaratan normalitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Jarque-Bera sebesar 1,490 yang lebih kecil dari 2 dan nilai probability 0,474 yang lebih besar dari 0,05.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
57
4.3.1.2 Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi antar variabel dalam penelitian ini digunakan uji Breusch-Godfrey, jika nilai probabilitasnya menunjukkan lebih besar dari 0,05 maka tidak ada autokorelasi. Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji autokorelasi terhadap model penelitian. Tabel 4.3 Uji Autolokorelasi Date: 06/11/12 Time: 00:18 Sample: 1 57 Included observations: 57 Autocorrelation . |*. .|.
|
. |*.
|
.*| .
Partial Correlation
.|. |
**| . |
. |*.
.|.
|
.|.
.|.
|
|
**| .
.|.
|
|
.*| . |
.*| .
|
| | |
.*| . .|.
| |
AC
PAC
Q-Stat
Prob
1
0,199
0,199
2,389
0,122
2
0,044
0,004
2,508
0,285
3
-0,094
-0,107
3,053
0,383
4
-0,306
-0,281
8,983
0,062
5
-0,010
0,118
8,989
0,110
6
-0,044
-0,053
9,120
0,167
7
-0,107
-0,161
9,886
0,195
8
0,041
0,017
10,002
0,265
.*| .
|
.*| .
|
9
-0,192
-0,192
12,597
0,182
.*| .
|
.*| .
|
10
-0,184
-0,198
15,020
0,131
.|.
|
. |*.
|
11
0,050
0,078
15,200
0,174
.|.
|
.*| .
|
12
-0,054
-0,090
15,421
0,219
. |*. .|.
| |
.*| . .|.
| |
.*| . .|.
| |
.|.
|
13
0,129
-0,027
16,686
0,214
.|.
|
14
0,072
-0,044
17,096
0,251
15
-0,181
-0,222
19,715
0,183
**| .
|
.*| .
|
16
-0,024
-0,090
19,761
0,231
.*| .
|
17
-0,115
-0,108
20,867
0,232
.|.
|
18
0,022
-0,023
20,909
0,284
. |*.
|
.|.
|
19
0,178
-0,049
23,706
0,208
. |*.
|
.|.
|
20
0,088
0,015
24,415
0,225
. |*.
|
.|.
|
21
0,129
0,006
25,966
0,208
. |*.
|
.|.
|
22
0,083
0,009
26,629
0,226
.*| .
|
.|.
|
23
-0,071
-0,031
27,132
0,250
.|.
|
24
-0,007
-0,062
27,137
0,298
.|.
|
Sumber : Telah Diolah Kembali
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
58
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey, nilai probabilitasnya menunjukkan lebih besar dari 0,05 artinya tidak terdapat autokorelasi antar variabelnya.
4.3.1.3 Uji Multikolinieritas Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini digunakan cara dengan melihat nilai korelasinya, jika lebih kecil dari 0,80 maka tidak terdapat multikolinieritas. Tabel 4.4 di bawah ini menyajikan hasil uji multikolinieritas terhadap variabel-variabel penelitian.
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas RATING RATING CGSCORE
CGSCORE
CRA
TDTBA
ROA
TAT
TOBIN
1 0,5714
1
-0,0341
-0,0360
1
TDTBA
0,1374
0,1055
-0,5256
1
ROA
0,5416
0,2067
0,3498
-0,4853
1
TAT
0,0012
-0,3024
0,1702
-0,0237
0,2693
1
TOBIN
0,4225
0,1439
0,2703
-0,3276
0,4766
0,1080
1
SIZE
0,4440
0,2080
-0,0640
0,0829
0,0661
-0,1833
0,1010
CRA
SIZE
Sumber : Telah Diolah Kembali
Berdasarkan tabel 4,4 data yang digunakan telah memenuhi persyaratan non multikolinieritas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi yang diperoleh seluruhnya lebih kecil dari 0,80 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
1
59
4.3.2
Analisis Regresi
4.3.2.1 Uji Signifikansi Model (LR Statistic) Tabel 4.5 di bawah ini adalah hasil uji regresi dari variabel-variabel yang digunakan dalam model penelitian, yaitu pengaruh corporate governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating.
Tabel 4.5 Hasil Regresi Model Penelitian Variable CGSCORE CRA TDTBA ROA TAT TOBIN SIZE
Predicted Sign + + + + + +
Pseudo R-squared LR statistic Prob(LR statistic)
Coefficient 10,59743 -0,533321 -1,538085 13,28072 0,505001 0,538458 0,736537
Prob, 0,0000*** 0,0008*** 0,0893* 0,0005*** 0,0388** 0,0337** 0,0001***
0,273693 68,10228 0,000000
Keterangan: RATING = credit rating Pefindo; CGSCORE = corporate governance scorecard IICD; CRA = current ratio; TDTBA = total debt to total asset ratio; ROA = return on asset; TAT = total asset turnover; TOBIN = tobin’s q; SIZE = ukuran perusahaan (logaritma total nilai buku asset) *** Signifikan di tingkat 1% ** Signifikan di tingkat 5% * Signifikan di tingkat 10% Sumber : Telah Diolah Kembali
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai (Prob(LR Statistic) adalah 0,000000. Hasil pengujian ini menunjukkan nilai signifikansi model lebih rendah dari α = 5%. Dengan kata lain, variabel-variabel independen dalam model penelitian ini secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu credit rating dengan tingkat keyakinan sebesar 95%. Oleh karena itu, model penelitian ini dapat diterima secara statistik.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
60
4.3.2.2 Uji Goodness of Fit (Pseudo R-squared) Nilai Pseudo R-squared untuk model penelitian ini adalah 27,36%. Hasil ini menunjukkan bahwa 27,36% variasi pada variabel dependen, yaitu credit rating (RATING)
dapat
dijelaskan
oleh
variabel-variabel
independennya,
yaitu
CGSCORE, CRA, TDTBA, TAT, TOBIN dan SIZE. Dengan demikian, sebesar 72,64% variasi pada credit rating (RATING) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diidentifikasi dalam model penelitian ini.
4.3.2.3 Uji Koefisien Regresi (t-test) a.
Variabel Independen (Corporate Govenance)
H1
: Corporate govenance scorecard berpengaruh positif terhadap credit rating Pengujian hipotesis
pertama dalam penelitian ini
adalah
untuk
menganalisis apakah corporate governance berpengaruh positif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 corporate governance yang diproksikan oleh corporate governance scorecard berpengaruh signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 dan memiliki pengaruh yang positif terlihat dari nilai coeffient-nya artinya semakin tinggi corporate governance scorecard suatu perusahaan, semakin tinggi credit ratingnya.. Sehingga hipotesis pertama ini diterima. Penelitian Setyaningrum (2005) menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh persentase kepemilikan institusional, ukuran KAP dan keberadaan komite audit, hubungan antara persentase dari insider, board size dan persentase dewan independen berhubungan positif terhadap peringkat surat hutang dan jumlah blockholders yang memiliki setidaknya 5% kepemilikan perusahaan berhubungan negatif terhadap peringkat surat hutang. Penelitian Ashbaugh, et al. (2006) menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh jumlah blockholders dan kekuasaan CEO atas dewan berhubungan negatif terhadap
credit
rating.
Lemahnya
hak-hak
pemegang
saham
dalam
pengambilalihan (takeover defenses), tingkat transparansi laporan keuangan, independensi dewan komisaris, kepemilikan saham dewan dan keahlian dewan berhubungan positif credit rating. Penelitian Ouni and Omri (2010) menemukan
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
61
bahwa mekanisme corporate governance yang diproksikan oleh managerial ownership structure mempunyai pengaruh positif juga dapat memprediksi peringkat obligasi. Perusahaan dengan corporate governance scorecard yang tinggi membuktikan bahwa perusahaan telah menerapkan dan mematuhi prinsipprinsip good corporate governance yang dikembangkan oleh OECD. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance, perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pembiayaan dari hutang (obligasi) karena adanya kepercayaan kreditor untuk menanamkan modalnya. Melalui analisis pelaksanaan corporate governance, kreditor dapat mengestimasi tata kelola keuangan dan prospek perusahaan. Tata kelola perusahaan yang buruk dapat mengganggu posisi keuangan dan mewariskan hutang kepada para stakeholders-nya sehingga risiko mengalami kerugian besar. Dapat disimpulkan bahwa praktek good corporate governance juga memberikan pengaruh terhadap risiko kegagalan kredit (default risk) suatu perusahaan (Ashbaugh, et al., 2006). Melalui analisis tersebut, kepercayaan yang tinggi dari kreditor menjadi poin yang penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi penilaian credit rating-nya.
b.
Variabel Independen (Kinerja Operasional)
H2
: Current ratio berpengaruh positif terhadap credit rating Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
apakah likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 likuiditas yang diproksikan oleh current ratio berpengaruh signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0008 yang lebih kecil dari 0,05 namun pengaruh current ratio negatif terhadap credit rating terlihat dari nilai coeffient-nya, artinya semakin tinggi current ratio suatu perusahaan, semakin rendah credit rating-nya. Sehingga hipotesis kedua ini diterima namun pengaruhnya negatif terhadap credit rating. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suharli (2008) dan Manurung et al. (2009) dimana likuiditas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Hal ini terjadi karena current ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya, sedangkan obligasi adalah kewajiban perusahaan yang bersifat jangka panjang. Sehingga current ratio sebenarnya kurang tepat
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
62
dijadikan sebagai alat ukur dalam credit rating. Current ratio yang rendah memiliki arti bahwa perusahaan tersebut tidak sehat dan memiliki net working capital negatif. Di sisi lain, nilai current ratio yang tinggi mengindikasikan likuiditas yang tinggi namun dapat pula mengindikasikan inefisiensi dalam penggunaan kas dan aset-aset jangka pendek lainnya.
H3
: Total debt to total asset ratio berpengaruh negatif terhadap credit rating Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
apakah leverage perusahaan berpengaruh negatif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 leverage yang diproksikan oleh total debt to total asset ratio berpengaruh signifikan marginal terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0893 pada tingkat 0,1 dan pengaruhnya negatif terhadap credit rating terlihat dari nilai coeffient-nya, artinya semakin tinggi total debt to total asset ratio suatu perusahaan, semakin rendah credit rating-nya. Sehingga hipotesis ketiga ini diterima. Semakin tinggi total debt to total asset ratio perusahaan, semakin besar aktiva
yang
didanai
dengan
hutang
dan
semakin
besar
pula
risiko
ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Jadi, semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat obligasinya.
H4
: Return on asset berpengaruh positif terhadap credit rating Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset berpengaruh signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0005 yang lebih kecil dari 0,05 dan memiliki pengaruh yang positif terlihat dari nilai coeffient-nya artinya semakin tinggi return on asset suatu perusahaan maka semakin tinggi credit rating. Sehingga hipotesis keempat ini diterima. Semakin tinggi return on asset, maka laba yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Nilai return on asset yang tinggi menunjukkan perusahaan efisien dalam
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
63
menggunakan aset perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Rasio profitabilitas juga dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi sesuai dengan penelitian Raharja dan Sari (2008) dan Ouni and Omri (2010). Dengan rasio profitabilitas yang tinggi, risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan menjadi rendah dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban obligasinya (Manurung et al., 2009). Profitabilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan tinggi. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para kreditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan Manurung et al. (2009) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
H5
: Total asset turnover berpengaruh positif terhadap credit rating Pengujian hipotesis kelima dalam penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis apakah rasio aktivitas berpengaruh positif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 rasio aktivitas yang diproksikan oleh total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0388 yang lebih kecil dari 0,05 dan memiliki pengaruh yang positif terlihat dari nilai coeffient-nya artinya semakin tinggi total asset turnover, semakin tinggi credit rating-nya. Sehingga hipotesis kelima ini diterima. Dalam penelitian Raharja dan Sari (2008) menunjukkan bahwa total asset turonver mempunyai kemampuan memprediksi peringkat obligasi. Total asset turnover mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai total asset turnover, maka semakin efisien penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Perusahaan dengan rasio aktivitas yang tinggi, cenderung mampu menghasilkan laba yang tinggi pula, sehingga risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar akan semakin rendah dan peringkat obligasinya semakin tinggi.
H6
: Tobin’s q berpengaruh positif terhadap credit rating Pengujian hipotesis keenam dalam penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis apakah kinerja pasar berpengaruh positif terhadap credit rating. Berdasarkan tabel 4.5 kinerja pasar yang diproksikan oleh tobin’s q berpengaruh
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
64
signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0337 yang lebih kecil dari 0,05 dan memiliki pengaruh yang positif terlihat dari nilai coeffient-nya artinya semakin tinggi nilai tobin’s q, semakin tinggi credit rating-nya. Sehingga hipotesis keenam ini diterima. Tobin’s q digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan melalui potensi perkembangan harga saham, potensi kemampuan manajer dalam mengelola aktiva perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi (Sudiyanto dan Puspitasari, 2010). Kinerja pasar mencerminkan nilai perusahaan yang menunjukkan suatu proforma manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Semakin tinggi kinerja pasarnya, semakin tinggi pula nilai perusahaan dan pertumbuhan investasinya, sehingga kepercayaan kreditor pun akan meningkat, kreditor pun akan merasa aman dalam menginvestasikan modalnya di perusahaan dan kepercayaan kreditor inilah yang mendorong credit rating yang tinggi. Sampai saat ini, tobin’s q masih digunakan sebagai salah satu indikator dalam pengukuran kinerja perusahaan untuk menganalisis kondisi, potensi dan kecenderungan investasi di pasar modal.
b.
Variabel Kontrol (Ukuran Perusahaan) Berdasarkan tabel 4.5 variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan (size)
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap credit rating dengan nilai prob. 0,0001 yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai coefficient positif, artinya semakin tinggi ukuran perusahaan, semakin tinggi credit rating-nya. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan dengan ukuran yang besar, sehingga kesempatan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor lebih besar karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Selain itu, pada umumnya perusahaan-perusahaan besar mempunyai risiko default atau gagal bayar yang lebih kecil daripada perusahaan-perusahaan dengan ukuran menengah ke bawah. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, aset yang dimiliki juga besar sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tinggi.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menganalisis
pengaruh
corporate
governance dan kinerja keuangan terhadap credit rating. Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab 4, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap credit rating. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance, perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pembiayaan dari hutang (obligasi) karena adanya kepercayaan kreditor untuk memberikan pinjaman. Melalui analisis pelaksanaan corporate governance, kreditor dapat mengestimasi tata kelola keuangan dan prospek perusahaan. Tata kelola perusahaan yang buruk dapat mengganggu posisi keuangan dan mewariskan hutang kepada para stakeholders-nya sehingga risiko kegagalan kreditnya (default risk) tinggi. Kepercayaan yang tinggi dari kreditor menjadi poin yang penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi penilaian credit rating-nya. b. Kinerja operasional perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap credit rating. Kinerja operasional adalah prestasi manajemen mengelola kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumbersumber daya yang dimiliki. Dengan meningkatkan kinerja keuangan, perusahaan akan cenderung dapat menghasilkan laba yang tinggi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan arus kas masa depan yang cukup untuk melunasi kewajiban dan risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan menjadi kecil. Risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan yang kecil dapat meningkatkan kepercayaan dari kreditor dan hal ini yang mendorong credit rating suatu perusahaan tinggi.
65 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
66
c. Kinerja pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap credit rating. Artinya semakin tinggi kinerja pasarnya, semakin tinggi pula nilai perusahaan dan pertumbuhan investasinya, sehingga kepercayaan kreditor terhadap perusahaan pun akan meningkat. Dengan kepercayaan yang tinggi dari kreditor dapat meningkatkan credit rating suatu perusahaan.
5.2
Keterbatasan dan Saran
5.2.1
Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah
sebagai berikut : 1. Jumlah sampel yang terlalu sedikit untuk jangka waktu 3 tahun. 2. Dalam proses pengambilan data peringkat obligasi, perusahaan yang terdiri dari berbagai macam industri yang berbeda dianggap mengunakan metodologi yang sama dalam proses pemeringkatan obligasi. 3. Data corporate governance scorecard yang dikeluarkan oleh IICD tidak setiap tahun, sehingga dalam penelitian ini tidak dapat memasukkan tahun 2009, karena IICD tidak mengeluarkan corporate governance scorecard di tahun tersebut.
5.2.2 Saran Untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai corporate governance, kinerja keuangan dan credit rating. Maka, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Memperpanjang periode pengamatan, sehingga akan sampel penelitiannya menjadi lebih banyak. 2. Mencari proksi rasio keuangan lain yang dapat memberikan pengaruh langsung terhadap peringkat obligasi. Contohnya interest coverage yang dapat mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
67
3. Menggunakan corporate governance skor yang dikeluarkan lembaga lain yaitu IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) yang mengeluarkan corporate governance skor setiap tahunnya. 4. Menggunakan lembaga pemeringkat kredit lainnya yang ada di Indonesia contohnya PT ICRA Indonesia atau PT Fitch Ratings Indonesia.
5.3
Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka
diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Dan penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi : 1. Bagi perusahaan Peringkat obligasi adalah salah satu indikator untuk mengetahui kredibilitas perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dan meningkatkan kinerja keuangannya, baik kinerja operasional maupun kinerja pasar, risiko ketidakmampuan membayar (default risk) atau gagal bayar perusahaan menjadi lebih kecil dan dapat meningkatkan kepercayaan dari kreditor, sehingga perusahaan akan lebih mudah menerima pembiayaan melalui hutang. Kepercayaan yang tinggi dari kreditor menjadi poin yang penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi penilaian credit rating-nya. 2. Bagi kreditor Kreditor adalah pihak yang membutuhkan informasi mengenai kualitas dari suatu obligasi yang diperdagangkan. Salah satu informasi yang dibutuhkan dalam memilih obligasi adalah peringkat obligasi yang berguna untuk menilai risiko kredit. Dengan adanya lembaga pemeringkat kredit, penilaian terhadap kualitas obligasi menjadi lebih transparan. Selain
memperhatikan
peringkat
obligasi,
kreditor
juga
harus
memperhatikan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dan melakukan analisis terhadap kinerja keuangan sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
68
3. Bagi regulator Regulator adalah pihak yang membuat kebijakan atau regulasi. Regulator diharapkan
dapat
mengembangkan
peraturan
yang
menyangkut
pelaksanaan praktek good corporate governance agar dapat meningkatkan pencapaian lingkungan investasi yang kondusif. Jika penerapan good corporate governance baik, maka kepercayaan pasar dan investor akan meningkat dan dapat menarik investor lebih banyak lagi.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Vieka, Devi. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional Manajemen SMART 3 November. Amin, Ahmad Mujaddid. (2010). Peringkat Surat Utang, Praktek Corporate Governance, Struktur Kepemilikan dan Firm Default Risk : Bukti Empiris di Indonesia. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Andry, Wydia. (2005). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Ashbaugh, Hollis, D. Collins, & R. Lafond. (2006). The Effects of Corporate Governance on Firms’ Credit Ratings. Journal of Accounting and Economics, 42, 203-243. Black, Bernard, Jang, Hasung, & Kim, Woochan. (2003). Does Corporate Governance Affect Firms’ Market Value? Evidence From Korea. http://papers.ssrn.com. Darmawan, D. L. (2007). Pengaruh Debt-to-Equity Ratio, Current Ratio, Return on Asset dan Risiko Sistematik Terhadap Peringkat Obligasi. Jurnal Manajemen Investasi, 14, 1. Foster, George. (1986). Financial Statement Analysis (2nd ed.). New Jersey : Pearson Prentice Hall. Harsono, Arvin Setyo. 2010. Pengaruh Current Ratio, Debt-to-Equity Ratio, Return on Asset dan Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hidayah, Erna. 2008. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi Tehadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 12, 1. 69 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
70
IICD-CIPE Indonesia GCG Scorecard 2007. Klapper, L., & Love, (2002). Corporate Governance, Investor Protection and Performance in Emerging Markets. World Bank Working Paper. http://papers.ssrn.com. Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Good Corporate Governance Indonesia. Komite Nasional Kebijakan Governance. (2009). Pedoman Good Corporate Governance Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Indonesia. Komite Nasional Kebijakan Governance. (2011). Pedoman Good Corporate Governance Perusahaan Pialang Asuransi dan Perusahaan Pialang Reasuransi Indonesia. Linandarini, Ermi. (2010). Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Manurung, Addler H., Silitonga, Desmon, & Tobing, Wilson R. L. (2009). Hubungan
Rasio-rasio
Keuangan
dengan
Rating
Obligasi.
www.finansialbisnis.com. Nuswandari, Cahyani. (2009). Pengaruh Corporate Governance Perception Index terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 70-84. OECD. (2004). OECD Principles of Corporate Governance. Ouni, Sameh, & Omri, Abdelwahed. (2010). Financial Attributes, Corporate Governance and Target Credit Rating. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 45. Overheu, Christina James, & Cotter, Julie. (2009). Corporate Governance, Sustainability and the Assessment of Default Risk. Asian Journal of Finance & Accounting, 1, 1. Prasetyo, Adhi. (2010). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
71
Rahardjo, Sapto. (2004). Panduan Investasi Obligasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Raharja, & Sari, Maylia Pramono. (2008). Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi, 8, 212-232. Rebecca, Yulisa. (2012). Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setiowati, Ardhya Pratiwi. (2009). Analisis Hubungan Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Peserta Proper yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setyaningrum, Dyah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2, 73-102. Sudiyatno, Bambang dan Puspitasari, Elen. (2010). Tobin’s q dan Altman Z-Score Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi, 2, 921. Suharli, Michell. (2008). Pengaruh Rasio Keuangan dan Konservatisme Akuntansi terhadap Pemeringkatan Obligasi. Jurnal Akuntansi, 13, 2. Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan. (2006). Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta : Kencana. Syakhroza,
Akhmad.
(2003).
Teori
Corporate
Governance.
Usahawan
No.08/Tahun XXXII/Agustus. Jakarta. Tjager, I.N., Alijoyo, F.A., Djemat, H.R., & Soembodo, B. (2003). Corporate governance : Tantangan dan kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
72
Wijayani, Dien Amallia. (2010). Pengaruh Pelaksanaan Corporate Governance dan Pengungkapan Sustainability Reporting terhadap Credit Rating. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Wijayani, Dien Amallia. (2011). Pengaruh Corporate Governance dan Pengungkapan Sustainability Reporting terhadap Credit Rating. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (Edisi Kedua).Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/kinerja-keuangan-perusahaan/ (diakses pada 14 Maret 2012 pukul 21.29 WIB) http://icraindonesia.com/en/content/60 (diakses pada 30 Januari 2012 pukul 14.11 WIB) http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2259789-tujuan-dan-manfaatpenerapan-prinsip/#ixzz20edqy41S (diakses pada 18 Juni 2012 pukul 22.28 WIB) http://new.pefindo.com/files/sccd_codeofconduct.pdf (diakses pada 2 Mei pukul 09.10 WIB) http://new.pefindo.com/scrm_korporasi_index.php (diakses pada 16 Febuari 2012 pukul 20.03 WIB) http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuanganperusahaan/ (diakses pada 5 Maret 2012 pukul 19.37 WIB) http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-govenance governance.html (diakses pada 13 Febuari 2012 pukul 13.30 WIB) http://www.fitchratings.com/jsp/general/Research.faces?Ne=1195+4293330944& N=363+4293330884&Ns=PUB_DATE|1&listingName=criteriaReport (diakses pada pada 5 April 2012 pukul 20.18 WIB) http://www.idx.co.id/Home/Information/ForInvestor/Bond/tabid/169/language/idID/Default.aspx (diakses pada 23 Januari 2011 pukul 20.21 WIB)
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
73
http://www.iicd.or.id/modules.php?name=Download (diakses pada 1 April 2012 pukul 16.41WIB) http://www.knkg-indonesia.com/KNKG/index.asp?ID=AB.DL
(diakses
pada
tanggal 25 April 2012 pukul 18.48 WIB http://www.standardandpoors.com/ratings/en/us/ (diakses pada 24 Januari 2012 pukul 11.52 WIB) http://yuthiaghnia.blogspot.com/2009/10/good-corporate-governance_30.html (diakses pada pada 23 Juni 2012 pukul 18.23 WIB)
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
LAMPIRAN 1.1 DATA NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TAHUN 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
KODE ADHI ALFA APOL ASGR RMBA BLTA CPIN DUTI BRAM INDF ISAT IDKM JPFA KLBF LTLS MPPA MEDC TKIM PJAA EXCL SMRA SCMA UNIC ADHI APOL ELTY RMBA BLTA DUTI HMSP BRAM INDF ISAT JPFA KLBF LTLS MPPA MYOR MEDC TKIM
RATING 13 13 14 14 14 16 12 11 13 18 18 9 12 17 13 15 16 10 15 16 12 14 13 13 14 12 14 15 11 19 13 18 18 12 17 13 15 15 16 11
CGSCORE 0.80 0.57 0.70 0.82 0.73 0.80 0.62 0.62 0.64 0.71 0.81 0.64 0.69 0.78 0.66 0.70 0.86 0.57 0.65 0.77 0.65 0.66 0.69 0.82 0.69 0.75 0.72 0.80 0.65 0.67 0.66 0.74 0.85 0.66 0.75 0.65 0.79 0.65 0.84 0.62
CRA 1.21 1.27 1.73 1.34 3.53 0.70 1.23 0.78 4.98 0.92 0.93 2.00 2.45 4.98 0.83 2.25 2.17 2.53 2.65 0.24 0.76 0.49 1.08 1.17 1.28 2.49 2.48 0.72 1.12 1.44 2.19 0.88 0.91 1.75 3.33 1.12 1.12 2.19 2.22 2.58
TDTBA 0.87 0.46 0.69 0.50 0.60 0.84 0.77 0.52 0.30 0.63 0.63 0.78 0.76 0.22 0.68 0.61 0.70 0.74 0.36 0.76 0.50 0.51 0.52 0.88 0.78 0.38 0.61 0.76 0.41 0.50 0.29 0.67 0.66 0.74 0.24 0.72 0.67 0.56 0.62 0.73
ROA 0.03 0.01 0.05 0.12 0.06 0.04 0.04 0.01 0.03 0.03 0.05 (0.12) 0.04 0.14 0.03 0.02 0.01 0.00 0.11 0.03 0.05 0.05 0.01 0.02 0.00 0.03 0.05 0.06 0.01 0.21 0.06 0.03 0.04 0.05 0.12 0.04 0.00 0.07 0.15 0.02
TAT 1.15 3.07 0.33 1.16 1.19 0.18 1.82 0.28 1.00 0.94 0.36 0.48 1.95 1.36 1.27 1.16 0.49 0.53 0.60 0.42 0.34 0.51 1.14 1.30 0.35 0.13 1.33 0.32 0.24 2.15 0.98 0.98 0.36 2.19 1.38 1.30 0.92 1.34 0.65 0.60
TOBIN 0.59 1.53 0.76 1.31 1.28 0.94 0.54 0.65 0.42 1.12 1.38 1.27 0.72 2.24 0.47 0.50 0.29 0.58 1.27 1.44 0.96 0.70 0.62 0.18 0.47 0.20 1.27 0.55 0.83 2.47 0.00 0.58 1.04 0.55 0.48 0.51 0.49 0.42 0.08 0.50
SIZE 11.17 11.48 12.41 11.15 11.79 13.20 12.15 11.30 11.81 12.91 13.49 11.66 12.14 12.08 10.59 12.23 12.69 13.05 11.57 12.20 11.56 11.84 11.97 11.22 12.52 11.98 12.01 13.31 11.30 12.64 11.81 12.98 13.58 12.20 12.12 10.58 12.28 12.01 12.23 13.13
41 42 43 44
2008 2008 2008 2008
EXCL SMRA SCMA WIKA
16 13 14 14
0.73 0.66 0.68 0.76
0.56 1.12 0.31 1.44
0.85 0.57 0.42 0.75
(0.00) 0.03 0.09 0.03
0.42 0.35 0.74 1.14
0.93 0.79 0.31 0.18
13.37 11.49 11.60 11.53
74 Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
75
Lanjutan Lampiran 1.1 NO. 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
TAHUN 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
KODE ADHI BTEL ELTY BLTA PTBA BSDE ELSA INDF ISAT JSMR MEDC TLKM WIKA
RATING 13 13 12 13 17 12 14 17 18 17 16 19 14
CGSCORE 0.77 0.77 0.77 0.82 0.84 0.70 0.81 0.73 0.83 0.81 0.86 0.86 0.82
CRA 1.14 0.82 2.56 1.03 5.10 2.41 1.60 2.04 0.52 1.65 2.04 0.91 1.41
TDTBA 0.82 0.58 0.39 0.76 0.26 0.37 0.47 0.47 0.67 0.56 0.64 0.43 0.70
ROA 0.04 0.00 0.01 (0.05) 0.21 0.03 0.02 0.06 0.01 0.06 0.04 0.12 0.05
TAT 1.15 0.22 0.08 0.23 0.91 0.21 1.14 0.81 0.38 0.23 0.41 0.69 0.96
TOBIN 0.36 0.98 0.49 0.81 3.28 1.25 0.58 1.00 1.04 1.50 0.80 1.80 0.55
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
SIZE 11.27 13.01 12.75 10.32 11.96 11.50 12.12 13.07 13.64 10.00 12.36 13.88 11.61
76
LAMPIRAN 1.2 DAFTAR PERTANYAAN PENILAIAN CORPORATE GOVERNANCE A. Rights of Shareholders A.1. Rights Defined Questions A.1. to A.4. are designed to measure how the subject companies define the rights of shareholders. The rights of Shareholders need to be clearly defined to avoid misuse of boards responsibility for corporate strategies and operations. The board of directors may not be highly effective to act in the interests of shareholders and the presence of board of commissioner (BOC) in the corporate structure does not guarantee the protection of shareholders if their rights are not clearly defined. Questions: A. 1 Does the company offer other ownership right beyond voting? A.2 Is the decision on the remuneration of board members (directors and commissioners approved by the shareholders annually?) A. 3 How is the remuneration of the board presented? A. 4 Does the company allow shareholders to elect board member individually A.2. Rights Disclosed The OECD principles require corporations to facilitate shareholders with sufficient and timely information pertaining to agenda of AGM and provide opportunity to raised questions about the strategic issues. Questions A.5 to A.10 are designed to seek the disclosure of shareholders’ rights. Questions A5.1 and A.5.2 were designed to seek rights of shareholders whether they were being well informed pertaining to the appointment of board members and external auditor. Empirical evidence shows that all companies did not disclose the profile of directors, including commissioners, on the notice to call annual general meeting (AGM). It means that the quality of notice call the AGM was poor for all subject companies. It can be said that shareholders were poorly informed regarding the appointment of directors and commissioners as well. It also evidenced that there was no any effort done by subject firms to improve the implementation of directors’ appointment practices compared to previous study. Poor practices were also evidenced in the disclosures of auditor appointment as shown by Questions A.5.2. the practices of dividend policy and the objectives and reason of agenda to be included in the AGM as shown by questions A5.3 and A5.4 respectively were also poorly scored. Questions: A. 5. 1 Appointment of directors and commissioners, providing names and profiles A. 5. 2 Appointment of auditors, providing names and fees A. 5. 3 Dividend policy, providing the amount and explanation A. 5. 4 Objective and reason for each agenda item A. 5. 5 Director's comment and opinion for each agenda item A.6.1: Evaluate the voting method and vote counting system
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
77
A.6.2: Do AGM minutes record that there was an opportunity allowing for shareholders to ask questions/raise issues in the past one year?also,is there record of answers and questions? A.6.3: Do the AGM minutes include resolutions with voting results, including both agreeing and dissenting votes for each agenda item? A. 7 : Is a name list of board attendance available? A. 8 : Did the chairman of the board attend at least one of the the last two annual general shareholders' meeting? A. 9 : Did the CEO/managing director of the board attend at least one of the the last two annual general shareholders' meeting? Questions A.10.1 to A.10.3 seek to find out whether chairman of audit committee, compensation commitee, and nomination committee attended the last two AGM meetings. Questions: A. 10. 1 Did the chairman of audit committee attend at least one of the the last two AGMs? A. 10. 2 Did the chairman of the compensation committee attend at least one of the last two AGMs? A. 10. 3 Did chairman of the nomination committee attend at least one of the last two AGMs? A.3. Takeover Rules Questions A.11.1 to A.11.4 were designed to uncover degree of control possessed by shareholders to eliminate or to minimize anti-takeover defence that might be used by management. Questions: A. 11. 1 Is cross-holding apparent? A. 11. 2 Is pyramid-holding apparent? A. 11. 3 Do board members hold more than 25% of outstanding shares? A. 11. 4 What is the proportion of outstanding shares considered as "free float"? Questions A.12 The existence of cross-holding and pyramidal-holding do have the potential for controlling shareholders through the founder management to hide a certain agenda for their interest. However, there was no evidence of these practices. Questions: A. 12 There was an additional agenda item(s) at the AGM/EGM that was not included in the notice to call the meeting B. Equitable treatment of Shareholders The OECD principles said that “the corporate governance framework should ensure the equitable treatment of shareholders. All shareholders should have the opportunity to obtain effective redress for violation of their rights”. This
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
78
section discusses whether all shareholders are treated fairly and equally, which is especially important for minority shareholders and foreign shareholders. It includes voting rights for share, shareholders conflict, proxy voting/AGM procedures, and penalty. B.1. Voting Rights For Share All shareholders, including minority, and foreign shareholders, should be treated equitably regarding the voting rights attached to all classes of shares they possess. Incorporating to these voting rights is equitable rights to influence compositions of the boards, both board of director and board of commissioner. Questions: B. 1 Does the company offer one-share-one-vote? B. 2 Is there any mechanism that the company has to allow minority shareholders to influence board composition (BOC and BOD)? B.2. Shareholders Conflict Equitable treatment of shareholders is important in the corporate governance framework to avoid shareholders conflict. Good practices in accordance with OECD principles require minority shareholders to be protected from abusive actions by controlling shareholders, such as the use of material inside information, insider trading, and inappropriate related party transactions. Questions B.3.1. to B.5. assess shareholders conflict that may axist among minority and controlling shareholders Questions: B. 3. 1 Does the company establish a system to prevent the use of material inside information and inform to all employees, management, and board members? B. 3. 2 Have there been any cases if insider trading involving company directors and management in the past two years? Questions: B. 4. 1 Does the company provide rationale/explanation for related-party transactions affecting the corporation? B. 4. 2 Is the company a part of an economic group where the parents/controlling shareholders also controls key suppliers, customers, and/or similar businesses? Questions: B. 5 Has there been any non-compliance case regarding related-party transaction in the past two years? B. 6 Does the company facilitate voting by proxy? B.3. Proxy Voting/ AGM Procedures Voting by proxy is an effective way to encourage shareholders to exercise their rights to vote at AGM. Shareholders can delegate their voting rights to custodian institutions. However, good practices require custodian institutions that hold
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
79
share to provide shareholders with information pertaining to their options in the use of their voting rights. Questions: B. 7. 1 Does the notice to shareholders specify the documents required to be proxy? B. 7. 2 Is there any requirement for a proxy appointment to be notarized? Questions: B. 8 How many days in advance does the company sent out notice of general shareholders meeting? B. 9 Were there any related party transactions that can be classified as financial assistance to non-subsidiary companies? B.4. Penalty Good corporate governance practices should disclose any related party transactions, including financial assistance to non-subsidiary companies in order to avoid abusive self-dealing or other opportunistic behavior by controlling shareholders. Question B.9 was designed to seek financial assistance to nonsubsidiary by surveyed companies in their related-party transactions, such as loan as well as loan guaranteed. C. Role of Stakeholders The third element of OECD principles of good corporate governance is the role of stakeholders. Corporate governance goes beyond the agency relationships. It should be also viewed from the perspective of stakeholder theory.Corporate governance framework should recognize the rights of stakeholders established by laws or through mutual agreements and encourage active cooperation between corporations and stakeholders in creating wealth, jobs, and the sustainability of financially sound enterprises. C.1. Rights Recognition OECD principles on good corporate governance is designed beyond agency relationship perspective. The principles take stakeholders perspective into consideration. Therefore, satisfying the claims ofanother key stakeholders, such as customers, employees, suppliers, pressure groups, and community must be included in firms’ corporate governance architecture. Meeting stakeholders’ needs has been also recognized as a source of company’s sustainability of competitive edge in global arena. They do contribute to the shareholder value creation for the long-run. Questions C.1.1. to C.7. were intended to investigate how subject firms recognized the claims of their stakeholders. Questions: C. 1. 1 Does the company explicitly mention the safety and welfare of its employees? C. 1. 2 Does the company explicitly mention program to develop and train employees?
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
80
Questions C.1.1. and C.1.2. were designed to assess how surveyed companies treated their people. How they concerned with employee welfare and safety, and training and development as well. Questions: C. 2 Does the company explicitly mention the role of customers? C. 3 Does the company explicitly mention the role of suppliers? C. 4 Does the company explicitly mention the obligation of shareholders? C. 5 Does the company explicitly mention its broader obligations to society and/or the community? C. 6 Does the company explicitly mention its obligation to creditors? C.7 Does the company explicitly mention environmental issues in its public communication? D. Disclosure and Transparency D.1. Ownership Structure Disclosing the breakdown of ownership structure is crucial in countries (including Indonesia) whose shares ownership by public investors is relatively small. Typically, ownership structure is concentrated in hand of controlling shareholders while pyramid ownership structure is common. Questions: D. 1. 1 Is a breakdown of shareholdings provided? D. 1. 2 Is it easy to identify beneficial ownership? D. 1. 3 Are commissioners shareholding disclosed? D. 1. 4 Are director shareholdings disclosed? D.2. Annual Report Annual report is the primary medium of communication from companies to investors and other parties. These stakeholders utilize information in the annual report to evaluate a firm performance and, also quite important, to assess the boards’ qualification and accountability. The assessment is necessary since stockholders and other parties delegate the oversight function to the board of commissioners and the managerial function to the board of directors. As such, annual report ought to contain not only information about a firm but also the qualification, the activities and the remuneration system of the boards. Questions: D. 2. 1 Financial performance D. 2. 2 Business operations and competitive position D. 2. 3 Board member background D. 2. 4 Basis of the board remuneration
D.3. Related Party Transactions and Investor Relation Related party transactions (RPTs) are commonly exploited by insiders (controlling shareholder, management) to extract wealth of listed firms (and noncontrolling shareholders) for the personal benefits of insiders. Extensive
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
81
disclosure of RPTs then is necessary to enable investors/external parties assessing the fairness of RPTs. Bapepam-LK Rule and Indonesian Accounting Standards require firms to extensively disclose related-party transaction in the notes to financial statements. Questions: D. 2. 5 Operating risk D. 2. 6 Identification of independent directors D. 2. 7 Disclosure of individual directors' remunerations D. 2. 8 Board meeting attendance of individual directors
D.4. Financial Statements Questions D.5, D.6, D.8 and D.11 are related to financial statements and thus are discussed together. Bapepam requires financial statement to be audited by external auditors registered in Bapepam and these include some auditors that do not have any international affiliation. Questions: D. 3 Does the company fully disclose details of related-party transaction? D. 4 Does the company have a specific policy requiring director to report their transactions of company shares? D. 5 Does the company perform an annual audit using independent and reputable auditors? D. 6 Are they any accounting qualifications in the audited financial statements apart from the qualification on uncertainty of situation? D.5. Access to Information As part of disclosure principle, firms have to offer multiple channels of access to information. The use of multiple channels will enable stakeholders to conveniently and easily access information about the companies. The study found that all listed firms published annual report, consistent with Bapepam-LK‟s requirement that these firms publish annual report. Other channels of information are not mandatory and thus, the utilization of these channels was much lower than annual reports. Questions: D. 7. 1 Annual report D. 7. 2 Company websites D. 7. 3 Analyst briefing D. 7. 4 Press conference/press briefing Questions: D. 8 Is the financial report disclosed in a timely manner? Questions: D. 10 Does the company provide contact details for a specific investor relations person or unit that are easily accessible to outside investors?
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
82
D. 11 Was there any record of sanctions by the BAPEPAM to revise the firm's financial statement? To ensure transparency, companies need to have a contact details for a specific investor relations person or unit that are accessible to outside investors (Question D.10). D.6. Disclosure in Company Website Question 9 assess the information contained in the company website. BapepamLK does not oblige public firms to have company websites, and thus the coverage of information contained in the websites is totally voluntary. Despite the voluntary nature of the disclosure, overall there was improvement in the coverage of disclosure in the company website. Questions: D. 9. 1 Business operation D. 9. 2 Financial statements D. 9. 3 Press release D. 9. 4 shareholding structure D. 9. 5 Organization structure Questions: D. 9. 6 Corporate group structure D. 9. 7 Downloadable annual report D. 9. 8 Notice to call shareholders meeting D. 9. 9 Available of both Indonesian and English Does the company have a website disclosing up-to-date information,Include (D.9.1-D.9.9) E. Responsibility of the Board The fifth principles used by the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), as expressed in its Principles of Corporate Governance (2004) addresses the responsibility of the boards (directors and commissioners) in a dual tier system such as in Indonesia to protect the interest of shareholders and management, where they do have the vital role in the corporate governance framework. It is stated in the OECD principles that the boards should act on a fully informed basis, in good faith, with due diligence and care, and in the best interest of the firm and shareholders. The boards should also apply the high ethical standard and able to exercise an objective independent judgment. Their key functions include, among others, reviewing the company’s strategic direction, assessing company’s governance practices, electing and compensating directors, monitoring the process of disclosure and transparency, etc.
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
83
E.1. Monitoring/Control Questions: E. 1 Does the company have its own written corporate governance rules that clearly describe its value system and board responsibility? E. 2 Does the board of commissioners provide code of ethics or statement of business conduct to all directors and employees to ensure that they are aware of and understand the code? E. 3 Does the company have a corporate vision/mission? E. 4 Does the JSX/SEC (BAPEPAM) have any evidence of non-compliance of the company with JSX/SEC (BAPEPAM) rules and regulation over the last three years? E. 5 Does the company have an internal audit operation established as a separate unit in the company? E. 6 Please identify to whom the internal audit function reports? Assess the quality of the audit committee report in the annual report, which includes the following items: E. 7. 1 attendance E. 7. 2 internal control E. 7. 3 management control E. 7. 4 proposed auditors E. 7. 5 financial report review E. 7. 6 legal compliance E. 7. 7 conclusion or opinion Assess the board responsibilities variable in terms of the following: E.8. Does the company provide orientation for newly-appointed directors ? E.9. Have board members participated in corporate governance training? Questions E.8. and E.9. assessed the firms’ commitment in improving the competence of their board members. With respect to Assess the board responsibilities in terms of the attendance to meetings: E.10. How many meetings were held in the past year? E.11. What is attendance record of the board members during the past 12 months? Questions E.10 and E.11 assessed the board responsibility with respect to the attendance to meetings. Assess the board responsibilities in terms of the implementation of good principles of risks management: E. 12 Does the company provide a risk management policy? E. 13 Does the company clearly distinguish the roles and responsibilities of the BOC and BOD? E. 14 Does the BOC conduct annual performance assessment of the BOD? E. 15 Does the board conduct annual self-assessment?
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
84
Assess whether the board roles and responsibilities have been clearly defined on Conflict of Interests: E. 16 Is the chairman an independent commissioner? E. 17 Is the chairman also a CEO? E.2. Board Performance Evaluation The next series of questions (E.14 and E.15) were designed to evaluate the board performance of the surveyed companies. E.3. Conflicts of Interests Questions E.16 - E.20 were designed to assess the potential conflict of interests between the members of board of commissioners, board of directors, and company’s objectives. Questions: E.18.1. Does the board appoint an independent audit committee with independent members? E.18.2. If yes, are the following items (E.18.2.1 – E.18.2.4) disclosed?: E.18.2.1. Charter/role and responsibilities E.18.2.2. Profile/qualifications E.18.2.3. Independence E.18.2.4. Performance/Attendance E.19.1. Does the board appoint a compensation committee, chaired by an independent commissioner, with most or all of the committee members being non-executive director? E.19.2. If yes, are the following items (E19.2.1 – E.19.2.3) disclosed? E.19.2.1. Charter/roles and responsibilities E.19.2.2. Independence E.19.2.3. Performance/attendance E.20.1. Does the board appoint a nomination committee, chaired by an independent director, with most or all of the committee members being nonexecutive directors? E.20.2. If yes, are the following items (E.20.2.1 – E.20.2.3) disclosed?: E.20.2.1. Charter/roles and responsibilities E.20.2.2. Independence E.20.2.3. Performance/attendance E. 4. Board Composition Questions: E.21.: What is the size of the board of commissioners? E.22.: How many board members are non-executive directors? E.23.: Among board of commissioners, how many are independent commissioners?
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
85
E.24.: Does the company state in its annual report the definition of independence? E.5. Communication and Bonus The next questions, E.25 and E.26, were placed at the Monitoring/Control and Conflict of Interests sections respectively although the terms were more suitably included within the Communication and Bonus section. Questions: E.25.: Does the company have a separate board of commissioner's report describing their responsibilities in reviewing firm's financial statement? E. 26 : The company provide an option scheme to encourage top management with an exercise periode over three years and an exercise price above market value
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
86
LAMPIRAN 1.3 HASIL PENGUJIAN ORDERED LOGIT Dependent Variable: RATING Method: ML - Ordered Logit (Quadratic hill climbing) Date: 06/11/12 Time: 00:27 Sample: 1 57 Included observations: 57 Number of ordered indicator values: 11 Convergence achieved after 7 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
CGSCORE CRA TDTBA ROA TAT TOBIN SIZE
10.59743 -0.533321 -1.538085 13.28072 0.505001 0.538458 0.736537
2.363517 0.167938 1.143556 4.012028 0.286139 0.294331 0.195003
4.483756 -3.175710 -1.345002 3.310227 1.764882 1.829429 3.777054
0.0000 0.0015 0.1786 0.0009 0.0776 0.0673 0.0002
4.242172 4.549455 4.864847 5.132079 5.394238 5.575725 5.659858 5.793427 5.915094 6.087403
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Limit Points LIMIT_10:C(8) LIMIT_11:C(9) LIMIT_12:C(10) LIMIT_13:C(11) LIMIT_14:C(12) LIMIT_15:C(13) LIMIT_16:C(14) LIMIT_17:C(15) LIMIT_18:C(16) LIMIT_19:C(17)
12.34348 13.08511 14.01869 14.86905 15.85162 16.66399 17.12068 17.76730 18.45823 20.03368
Pseudo R-squared Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. LR statistic Prob(LR statistic)
0.273693 4.376434 4.003909 68.10228 0.000000
2.909707 2.876193 2.881629 2.897275 2.938621 2.988668 3.024931 3.066802 3.120530 3.291006
Akaike info criterion Log likelihood Restr. log likelihood Avg. log likelihood
3.767103 -90.36243 -124.4136 -1.585306
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
87
LAMPIRAN 1.4 STATISTIK DESKRIPTIF SAMPEL PENELITIAN RATING
CGSCORE
CRA
TDTBA
TAT
ROA
TOBIN
SIZE
Mean
14.31579
0.73105
1.69649
0.59439
0.84772
0.04474
0.85702
12.10211
Median
14.00000
0.73000
1.34000
0.62000
0.74000
0.04000
0.70000
12.08000
Maximum
19.00000
0.86000
5.10000
0.88000
3.07000
0.21000
3.28000
13.88000
Minimum
9.00000
0.57000
0.24000
0.22000
0.08000
-0.12000
0.00000
10.00000
Std. Dev.
2.33879
0.07952
1.09059
0.17159
0.59881
0.05336
0.59565
0.84918
Skewness
0.18027
-0.05576
1.47371
-0.40405
1.25245
0.78134
1.70692
-0.04953
Kurtosis
2.39256
1.90192
5.27800
2.29039
5.04212
5.97814
7.00202
2.78725
Jarque-Bera
1.18509
2.89325
32.95690
2.74689
24.80625
26.86426
65.71739
0.13081
Probability
0.55292
0.23536
0.00000
0.25323
0.00000
0.00000
0.00000
0.93669
Sum
816.00000
41.67000
96.70000
33.88000
48.32000
2.55000
48.85000
689.82000
Sum Sq. Dev.
306.31580
0.35414
66.60550
1.64880
20.07980
0.15942
19.86899
40.38215
Observations
57
57
57
57
57
57
57
57
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012
88
LAMPIRAN 1.5 HASIL PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS RATING
CGSCORE
CRA
TDTBA
ROA
TAT
TOBIN
SIZE
RATING
1.000000
0.571378
-0.034143
-0.137449
0.541599
0.001161
0.422535
0.444007
CGSCORE
0.571378
1.000000
-0.036010
0.105527
0.206711
-0.302351
0.143850
0.208024
CRA
-0.034143
-0.036010
1.000000
-0.525582
0.349799
0.170235
0.270260
-0.064017
TDTBA
-0.137449
0.105527
-0.525582
1.000000
-0.485250
-0.023728
-0.327581
0.082903
ROA
0.541599
0.206711
0.349799
-0.485250
1.000000
0.269295
0.476585
0.066068
TAT
0.001161
-0.302351
0.170235
-0.023728
0.269295
1.000000
0.107950
-0.183259
TOBIN
0.422535
0.143850
0.270260
-0.327581
0.476585
0.107950
1.000000
0.100963
SIZE
0.444007
0.208024
-0.064017
0.082903
0.066068
-0.183259
0.100963
1.000000
Universitas Indonesia
Pengaruh corporate..., Agustia Dwi Rahmawati, FE UI, 2012