UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO Sri Rahayu Hinelo, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya1
[email protected] Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK. Ikan yang dikemas dalam kemasan kaleng dapat terkontaminasi logam berat timbal (Pb) yang merupakan komponen pembuat kaleng. Kontaminasi Pb akan berbahaya bila masuk ke dalam metabolisme tubuh dalam jumlah melebihi ambang batas yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia (BSNI). Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengukur kadar logam berat timbal (Pb) pada ikan kaleng. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi adalah ikan kaleng yang beredar di pasar moderen Kota Gorontalo. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling sehingga didapatkan 11 sampel ikan kaleng dengan merek yang berbeda-beda. Pemeriksaan kadar logam berat timbal (Pb) di uji di Laboratorium dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom di LPPMHP Kota Gorontalo. Hasil Penelitian dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian pada 11 sampel ikan kaleng dengan merek yang berbeda menunjukkan bahwa semua sampel kadar timbalnya sudah melebihi standar yang telah ditetapkan oleh BSNI yaitu 0.3 ppm. kadar Pb yang paling tinggi yaitu sebanyak 1,44 ppm dengan tahun kadaluwarsa 2016, sementara itu untuk kadar timbal yang paling rendah yaitu sebanyak 0,58 ppm dengan tanggal kadaluwarsa 2014. Di harapkan kepada masyarakat untuk mengurangi frekuensi mengonsumsi ikan kaleng karena dapat berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Kata kunci : Ikan kaleng, Logam berat timbal (Pb), Spektrofotometer Serapan Atom.
1
Sri Rahayu Hinelo Mahasiswa Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra., M.Kes dan Ekawaty Prasetya, S.Si., M.Kes Dosen Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo
Ikan yang dijual dipasaran tidak hanya ditemukan dalam keadaan segar tetapi juga
ditemukan dalam bentuk
kemasan, baik dalam bentuk kaleng
maupun plastik, hal ini akan memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam pengolahannya. Salah satu produk industri ikan yang banyak di pasaran adalah ikan kaleng (Sardines) kemasan, yang komposisinya terdiri dari ikan, pasta tomat, saos papaya, garam dan pengawet. Ikan yang digunakan untuk produk ikan kaleng (Sardines) kemasan ini ada bermacam-macam antara lain ikan sarden, ikan tuna, ikan kembung, ikan kakap dan ikan salam. Terdeteksinya logam berat pada produk ikan kaleng dikatakan sebagai kontaminasi makanan karena timbal (Pb) merupakan logam yang berbahaya bagi tubuh. Kontaminasi logam timbal (Pb) itu dapat terjadi karena timbal merupakan salah satu logam berat yang terkandung dalam kemasan kaleng atau biasa digunakan untuk menyambung bagian tutup kaleng dengan bagian badan kaleng juga untuk menyambung bagian bawah kaleng dengan badan kaleng. Pateri ini biasanya menggunakan campuran dari 90 % timbal dan 10 % timah. Sumber logam berat yang masuk kedalam makanan atau minuman antara lain dari air yang digunakan yang berasal dari air tanah, seperti yang kita ketahui air tanah masih banyak mengandung jenis logam berat, kemudian melalui alat-alat memproses, dalam mengolah atau memproduksi suatu makanan atau minuman dalam pabrik masih banyak yang menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam. Pada makanan yang bersifat asam dan dikalengkan tanpa oksigen, timah menjadi anoda dalam pasangan timah-besi. Timah pada kondisi ini larut dengan laju sangat rendah dan dapat melindungi produk selama dua tahun atau lebih. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan uji laboratorium. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif yaitu menggambarkan kandungan timbal (Pb) pada ikan kaleng yang beredar di pasar Moderen Kota Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ikan kaleng yang beredar di Pasar Moderen Kota Gorontalo yaitu 11 merek ikan kaleng dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu total sampling dimana jumlah sampel adalah dari keseluruhan jumlah populasi. Tehnik analisis data yang digunakan analisis univariat. Analisis univariat merupakan penyajian data secara deskriptif yang mempersoalkan satu variabel yang dalam penyajian berbentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa presentase. Yaitu kadar timbal pada ikan kaleng. Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia 7387 : 2009 yaitu 0,3 ppm. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar logam berat timbal (Pb) pada semua sampel merek ikan kaleng dengan menggunakan alat spektrofotmetri serapan atom. Adapun hasilnya dan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 0,3 ppm) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan kadar Logam Berat Timbal Pada Ikan Kaleng yang Beredar di Pasar Moderen Tahun 2014
Sampel
Kadar Timbal (Pb) (ppm)
Interpretasi
1
0,64
TMS
17 Bulan
2
0,88
TMS
11 Bulan
3
0,70
TMS
7 Bulan
4
0,58
TMS
30 Bulan
5
1,19
TMS
26 Bulan
6
1,04
TMS
13 Bulan
Sumber : Data Primer 2014
Lama Penyimpanan (Tanggal Pemeriksaan Dikurang Tanggal Produksi dalam satuan bulan)
Ket: TMS =Tidak Memenuhi Standar
Sampel
Kadar Timbal (Pb) (ppm)
Lama Penyimpanan (Tanggal Pemeriksaan Dikurang Tanggal Produksi dalam satuan bulan)
Interpretasi
7
1,25
TMS
32 Bulan
8
1,16
TMS
4 Bulan
9
0,90
TMS
4 Bulan
10
1,44
TMS
15 Bulan
11
1,01
TMS
4 Bulan
Nilai Rata-Rata Kadar Timbal Nilai Minimum Kadar Timbal Nilai Maksimum kadar Timbal Sumber : Data Primer 2014
: 1,035 ppm : 0,58 ppm :1,44 ppm Ket: TMS =Tidak Memenuhi Standar
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa seluruh sampel ikan kaleng yang diperiksa mengandung logam berat timbal (Pb) dan telah melebihi standar nasional Indonesia yaitu 0,3 ppm. logam berat timbal pada seluruh merek ikan kaleng yang diperiksa dengan kadar yang berbeda-beda. Rata-rata kadar timbal pada ikan kaleng yaitu sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 berturut-turut adalah 0,64 ppm, 0,88 ppm, 0,70 ppm, 0,58 ppm, 1,19 ppm, 1,04 ppm, 1,25 ppm, 1,16 ppm, 0,90 ppm, 1,44 ppm dan 1,01 ppm. Kadar timbal yang paling tinggi terdapat pada sampel nomor 10 yaitu sebanyak 1,44 ppm, sementara itu untuk kadar timbal yang paling rendah yaitu terdapat pada sampel nomor
4 yaitu
sebanyak 0,58 ppm. Pembahasan Semua sampel yang diperiksa adalah sampel ikan kaleng dengan merek yang berbeda-beda dengan kondisi kaleng tidak cacat, tidak bocor dan tidak ada perubahan warna di dua pasar modern yaitu pasar X dan pasar Y. Berdasarkan data primer yang diperoleh menunjukkan bahwa semua merek ikan kaleng yang diperiksa mengandung logam berat timbal (Pb) dan Nasional Indonesia yaitu 0,3 ppm.
telah melebihi Standar
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggal kadaluwarsa dari tiap merek ikan kaleng tidak mempengaruhi tinggi rendahnya kadar timbal (Pb) pada produk ikan kaleng. Hal ini karena terdapat sampel ikan kaleng yang tanggal kadaluwarsanya lebih lama yaitu tahun 2016 kadar timbalnya lebih tinggi daripada sampel ikan kaleng yang tanggal kadaluwarsanya tahun 2014 atau 2015. Menurut Vera (2011) bahwa kandungan logam berat timbal (Pb) pada produk ikan kaleng dapat disebabkan oleh perbedaan kualitas kaleng yang digunakan pada semua merk ikan kaleng tersebut sehingga mempengaruhi banyaknya timbal (Pb) yang larut kedalam produk. Kehadiran partikel timbal (Pb) merupakan salah satu sumber kontaminan di dalam produk makanan atau minuman yang dikalengkan. Dengan konsentrasi diambang batas dan penggunaan yang banyak Timbal (Pb) bisa menyebabkan keracunan. Pada manusia timbal (Pb) merupakan racun sistemik, artinya dapat menimbulkan efek yang bermacam-macam pada hampir semua organ tubuh. Di dalam tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernafasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari semua sampel ikan kaleng yang diperiksa, semuanya mengandung logam berat timbal (Pb) dengan kadar yang bervariasi. Saran Berdasarkan simpulan diatas maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti antara lain: 1. Bagi masyarakat, dari hasil pemeriksaan logam timbal (Pb) pada ikan kaleng diharapkan jangan terlalu mengonsumsi makanan yang siap saji apalagi dengan kemasan yang menggunakan kaleng. 2. Bagi Instansi Terkait, seperti dinas kesehatan dan BPOM diharapkan lebih meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk yang beredar di Kota Gorontalo, khususnya pada produk ikan kaleng.
3. Bagi Mahasiswa, peneliti berharap agar ada penelitian selanjutnya tentang ikan kaleng dalam hal pengaruh kondisi penyimpanan, lama penyimpanan dan faktor-faktor lain terhadap migrasi logam dari kemasan kaleng ke dalam makanan yang dikemasnya.
DAFTAR PUSTAKA Dewi, D. C. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) Dalam Makanan Kaleng Menggunakan Destruksi Basah Dan Destruksi Kering. Jurnal Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang. Jurnal Alchemy, Vol. 2 No. 1. 2012 : hal 12-25. Diakses 6 Oktober 2013
Vera. 2011. Analisis Logam timbal (Pb), Timah (Sn), dan cadmium Dalam Buah Lengkeng Kemasan Kaleng Secara Spektrofometri Serapan Atom. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi:Depok
Tehubijuluw,H. Eirene, G.Fransina dan Samuel Simra Pada. 2013. Penentuan Kandungan Logam Cd dan Cu dalam Produk Ikan Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan atom (SSA).Jurnal: Ilmu Kimia (Online), Jilid 11 No.1. 2013. diakses 8 Oktober 2013.
Saraf. A. 2009. Penetapan Timbal (Pb) Dalam Makanan Kaleng Dengan Spektrometer. Analissaraf.blogspot.com.penetapan timbal (Pb) pada makanan. Diakses tanggal 20 februari 2014