TUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN RANTAI PASOK “SCOR pada Produk Mie Kering Ubi Jalar”
Disusun oleh : Eka Nuraini S.
115100700111004
Febry Setyawan
115100700111020
Moh. Ali Rozikin Fauzi
115100701111012
Erin Prastyo
115100707111004
Yulyan Rindiyani
115100707111010
Santi Duwimustaroh
115100713111004
Kelas N Dosen Pengampu : Dr. Retno Astuti, STP, MT
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
1. PRODUK Ubi Jalar merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu menunjang program perbaikan gizi keluarga. Nilai kalorinya cukup tinggi, yaitu 1213 kalori/100 gram. Ubi jalar juga mengandung karbohidrat, serat, dan beta karotein yang cukup tinggi. Harga ubi jalar ini pun relatif terjangkau bagi semua masyarakat. Pada umumnya, ubi jalar banyak dimanfaatkan sebagai produk olahan pangan diantaranya sebagai tepung, keripik, gorengan, dan masih banyak lagi. Seiring perkembangan zaman dan teknologi memunculkan ide baru sebagai peluang bisnis dalam mengolah ubi jalar menjadi produk olahan berupa mie kering dari ubi jalar. Ubi jalar yang digunakan sebagai bahan baku utama mie kering adalah ubi jalar ungu, ubi jalar kuning dan ubi jalar orange, yang diharapkan dapat menarik minat para konsumen.
Pada proses pembuatan mie karing ubi jalar ini cukup mudah. dari peralatannya dalam industri rumah tangga yang digunakan untuk membuat mie kering terdiri dari alat pengukus, kompor, baskom, cetakan mie, alat penipis dan pemotong lembaran mie, alat pengering mie molen dryer, oven, penggorengan, kipas angin. Sedangkan pada industri besar menggunakan peralatan yang lebih canggih untuk mengefisenkan dan mengefektifkan produksi mie kering ubi jalar.
2. DESAIN RANTAI PASOK Pada produk mie kering ubi jalar ini untuk desain rantai pasoknya terdiri dari supplier, manufacture, distributor, retailer, dan end-user. Yang berperan sebagai supplier pada produk mie ubi jalar meliputi petani, peternak, supplier tepung, supplier garam, supplier minyak goreng, dan supplier kemasan. Pada supplier, petani bertindak sebagai pemasok bahan baku utama yaitu ubi jalar. Kemudian ada juga dari peternak ayam yang bertindak sebagai pemasok telur ayam. Serta ada juga supplier tepung bertindak sebagai pemasuk bahan tepung, lalu supplier garam bertindak sebagai pemasok garam, supplier minyak goreng bertindak sebagai pemasok minyak goreng itu sendiri, supplier kemasan bertindak sebagai pemasok untuk kemasan mie kering ubi jalar itu sendiri. Yang berperan sebagai manufature adalah PT. Noodlen Batata. Tbk, dimana perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pangan khususnya produk mie yang dalam operasinya melakukan kegiatan produksi mie kering yang berbahan dasar dari ubi jalar. Kemudian untuk distributor hanya meliputi anggota tetap yang sudah terdaftar sebagai anggota resmi dari distributor tersebut. Pada retailer ini meliputi dari pasar tradisional, supermarket dan sebagainya. Yang berperan sebagai end-user adalahi konsumen mie kering itu sendirdari pedagang mie dan pengelola usaha bisnis pengan.
3. IDENTIFIKASI DARI TUGAS MASING-MASING ANGGOTA RANTAI PASOK Terkait dengan aktor yang ada dalam rantai pasok untuk produk mie kering ubi jalar ini, memiliki peran dan tugas masing-masing pada setiap anggota rantai pasok. Untuk tugas dan perannya dapat diidentifikasi sebagai berikut ini : 1. Supplier I.
Petani ubi jalar -
Memproduksi ubi jalar berdasarkan pesanan (M2)
-
Mengadakan atau menyediakan input pertanian sesuai dengan order yang didapatkan (S2)
-
Mengirimkan ubi jalar berdasarkan banyaknya pesanan yang telah dipesan (D2)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengadaan input pertanian seperti pupuk (P1)
-
Melakukan perencanaan terkait dalam memproduksi atau menanam ubi jalar (P2)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengiriman yang dilakukan ke manufaktur (P3)
-
Mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi (EP1)
-
Mengelola terintregasinya persediaan yang ada dalam rantai pasok (EP4)
-
Mengelola proses dari penentuan strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi (EP6)
-
Mengelola aturan persyaratan dan hal-hal apa saja yang dipatuhi (EP8)
-
Mengatur suatu aturan bisnis pada sumber yang digunakan (ES1)
-
Mengelola persediaan barang atau produk yang dibutuhkan (ES4)
-
Mengatur perjanjian atau persetujuan dengan pemasok (ES10)
-
Mengelola dalam pengadaan peralatan yang digunakan dan fasilitas yang mendukung (EM5)
-
Melakukan
pengelolaan
terkait
aturan
pemerintah
dan
lingkungan (EM8) -
Melakukan pengelolaan terkait dalam penyampaian informasi (ED3)
-
Melakukan upaya pengelolaan barang persediaan (ED4)
-
Mengelola transportasi yang digunakan (ED6)
-
Mengelola
pengembalian
pada
aspek
transportasi
atau
pengiriman (ER6) II.
Peternak telur ayam -
Memproduksi telur ayam untuk pengadaan persediaan (M1)
-
Mengadakan atau menyediakan input peternakan untuk pengadaan persediaan (S1)
-
Mengirimkan telur ayam ke manufaktur namun tetap memiliki persediaan (D1)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengadaan input peternakan seperti pakan ternak (P2)
-
Melakukan perencanaan terkait dalam memproduksi telur ayam (P3)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengiriman yang dilakukan ke manufaktur (P4)
-
Mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi (EP1)
-
Mengelola terintregasinya persediaan yang ada dalam rantai pasok (EP4)
-
Mengelola proses dari penentuan strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi (EP6)
-
Mengatur suatu aturan bisnis pada sumber yang digunakan (ES1)
-
Mengelola persediaan barang atau produk yang dibutuhkan (ES4)
-
Mengelola dalam pengadaan peralatan yang digunakan dan fasilitas yang mendukung (EM5)
-
Melakukan
pengelolaan
terkait
aturan
pemerintah
dan
lingkungan (EM8) -
Melakukan pengelolaan terkait dalam penyampaian informasi (ED3)
-
Melakukan upaya pengelolaan barang persediaan (ED4)
-
Mengelola transportasi yang digunakan (ED6)
-
Mengelola
pengembalian
pada
aspek
transportasi
atau
pengiriman (ER6) III.
Pemasok 1 ( tepung terigu ) -
Memproduksi
tepung
terigu
berdasarkan
pemenuhan
persediaan (M1) -
Mengadakan atau menyediakan input produk tepung terigu untuk pengadaan persediaan (S1)
-
Mengirimkan tepung terigu ke manufaktur dengan tetap memiliki persediaan di perusahaan (D1)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengadaan input pemroduksian tepung terigu seperti pengadaan bahan baku gandum (P2)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan proses produksi tepung terigu (P3)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengiriman yang dilakukan ke manufaktur (P4)
-
Mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi (EP1)
-
Mengelola terintregasinya persediaan yang ada dalam rantai pasok (EP4)
-
Mengelola proses dari penentuan strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi (EP6)
-
Mengatur suatu aturan bisnis pada sumber yang digunakan (ES1)
-
Mengelola persediaan barang atau produk yang dibutuhkan (ES4)
-
Mengelola dalam pengadaan peralatan yang digunakan dan fasilitas yang mendukung (EM5)
-
Melakukan
pengelolaan
terkait
aturan
pemerintah
dan
lingkungan (EM8) -
Melakukan pengelolaan terkait dalam penyampaian informasi (ED3)
IV.
-
Melakukan upaya pengelolaan barang persediaan (ED4)
-
Mengelola transportasi yang digunakan (ED6)
Pemasok 2 (garam ) -
Memproduksi garam berdasarkan pemenuhan persediaan (M1)
-
Mengadakan atau menyediakan input garam untuk pengadaan persediaan (S1)
-
Mengirimkan garam ke manufaktur dengan tetap memiliki persediaan di perusahaan (D1)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengadaan input pemroduksian garam (P2)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan proses produksi garam (P3)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengiriman yang dilakukan ke manufaktur (P4)
-
Mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi (EP1)
-
Mengelola terintregasinya persediaan yang ada dalam rantai pasok (EP4)
-
Mengelola proses dari penentuan strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi (EP6)
-
Mengatur suatu aturan bisnis pada sumber yang digunakan (ES1)
-
Mengelola persediaan barang atau produk yang dibutuhkan (ES4)
-
Mengelola dalam pengadaan peralatan yang digunakan dan fasilitas yang mendukung (EM5)
-
Melakukan
pengelolaan
terkait
aturan
pemerintah
dan
lingkungan (EM8) -
Melakukan pengelolaan terkait dalam penyampaian informasi (ED3)
V.
-
Melakukan upaya pengelolaan barang persediaan (ED4)
-
Mengelola transportasi yang digunakan (ED6)
Pemasok 3 (minyak goreng) -
Memproduksi
minyak
goreng
berdasarkan
pemenuhan
persediaan (M1) -
Mengadakan atau menyediakan input produk minyak goreng untuk pengadaan persediaan (S1)
-
Mengirimkan minyak goreng ke manufaktur dengan tetap memiliki persediaan di perusahaan (D1)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengadaan input pemroduksian minyak goreng seperti pengadaan bahan baku kelapa sawit (P2)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan proses produksi minyak goreng (P3)
-
Melakukan perencanaan terkait dengan pengiriman yang dilakukan ke manufaktur (P4)
-
Mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang
kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi (EP1) -
Mengelola terintregasinya persediaan yang ada dalam rantai pasok (EP4)
-
Mengelola proses dari penentuan strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi (EP6)
-
Mengatur suatu aturan bisnis pada sumber yang digunakan (ES1)
-
Mengelola persediaan barang atau produk yang dibutuhkan (ES4)
-
Mengelola dalam pengadaan peralatan yang digunakan dan fasilitas yang mendukung (EM5)
-
Melakukan
pengelolaan
terkait
aturan
pemerintah
dan
lingkungan (EM8) -
Melakukan pengelolaan terkait dalam penyampaian informasi (ED3)
-
Melakukan upaya pengelolaan barang persediaan (ED4)
-
Mengelola transportasi yang digunakan (ED6)
2. Manufacture (PT.Nudeln Batata,Tbk) -
Melakukan perencanaan rantai pasok mengenai pengadaan input untuk produksi mie telo (P1).
-
Melakukan perencanaan mengenai mengenai sumber yang akan menyuplai barang-barang yang unutk diproduksi (P2).
-
Melakukan perencanaan mengenai pembuatan mie telo (P3).
-
Melakukan perencanaan pengiriman bahan baku produksi (P4).
-
Membuat produk yang akan dijadikan stok dari bahan yang disuplai peternak ayam petelur, pemasok minyak goreng, pemasok tepung terigu, dan pemasok kemasan (S1).
-
Membuat produk dari supplier yang membuat produk secara make to order yaitu petani ubi (S2).
-
Membuat barang yaitu mie telo untuk dibuat stok (M1).
-
Mengirimkan barang produksi untuk dijadikan stok (D1).
3. Distributor -
Melakukan perencanaan untuk input yang diperlukan terkait rantai pasokan untuk memenuhi pasokan kebutuhan pada waktu tertentu (P1)
-
Melakukan perencanaan terkait dalam menyediakan sumber daya (P2)
-
Membuat perencanaan dalam memenuhi persyaratan pengiriman produk ke retailer (P4)
-
Mengirimkan produk yaberdasarkan pesanan permintaan dan persediaan (D1) dari ritailer
-
Melakukan upaya untuk pengadaan produk mie dari manufacturer berdasarkan target jumlah stok yang telah ditentukan (S1)
4. Retailer -
Melakukan perencanaan terkait dalam menyediakan sumber daya untuk keperluan ritel (P2)
-
Membuat perencanaan dalam memenuhi persyaratan pengiriman produk ke konsumen (P4)
-
Melakukan upaya untuk pengadaan produk mie dari distributor berdasarkan target jumlah stok yang telah ditentukan (S1)
-
Mengirimkan produk berdasarkan pesanan pelanggan / permintaan konsumen (D1)
5. End-user End-user atau pengguna akhir pada produk mie adalah konsumen yang meliputi pedagang mie, ataupun masyarakat umum. Dimana tugas konsumen dalam rantai pasok ini adalah : -
Melakukan pemesanan akan kebutuhan produk mie ubi jalar (S2)
4. PEMBAHASAN Pada rantai pasok untuk produk mie kering ubi jalar terdapat desain aliran material mulai dari supplier, produsen hingga sampai ke tangan konsumen, yang dimana pada setiap pelaku dalam rantai pasok tersebut memiliki tugas dan peranannya masing-masing. Pada desain aliran material (SCOR Level 2) PT. Noodlen Batata Tbk terdapat notasi yang dapat diartikan sebagai berikut ini: EP
: Enable Plan
ES
: Enable Source
ED
: Enable Deliver
EM
: Enable Make
P1
: Plan 1, perencanaan keseluruhan pada rantai pasok
P2
: Plan 2, perencanaan source
P3
: Plan 3, perencanaan pada masing-masing proses (make)
P4
: Plan 4, perencanaan pada pengiriman (deliver)
M1
: Make 1, make to stock
M2
: Make 2, make to order
M3
: Make 3, assamble to order
S1
: Source 1, upaya pengadaan dari supplier berdasarkan target jumlah stock yang ditentukan
S2
: Source 2, upaya pengadaan dari supplier barang yang dilaksanakan berdasarkan permintaan pembeli
D1
: Deliver 1, delivered stock product
D2
: Deliver 2, delivered make to stock yang memiliki standar
DR1
: Delivered return deffective product
SR 1
: Source return deffective product
SR 2
: Source return MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) product
Untuk rantai pasok mie kering ubi jalar ini terdiri dari supplier, manufaktur, distributor, retailer, dan end-user. Pada supplier memiliki anggota yang terdiri dari petani ubi jalar, peternak ayam petelur, supplier untuk tepung, supplier untuk garam, supplier untuk minyak serta supplier untuk kemasan. Pada supplier yaitu petani ubi jalar, EP menggunakan EP1, EP4, EP6, dan EP8.
Untuk ES menggunakan ES1, ES4, dan ES10. Sedangkan EM yang
digunakan adalah EM5 dan EM8. Dimana EP1 adalah Manage Business Rules for Plan Processes yaitu enable plan yang digunakan untuk mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi. Misalnya saja mengembangkan serta mempertahankan pelanggan dan standar kinerja keseluruhan rantai pasok. Aturan bisnis yang ada akan menyelaraskan antara kebijakan rencana proses dengan strategi bisnis dan tujuan perusahaan. EP4 adalah Manage Integrated Supply Chain Inventory yaitu enable plan yang mengatur proses dari strategi untuk menyediakan persediaan dari keseluruhan anggota rantai pasok serta merencanakan batas persediaaan total dari setiap level rantai pasok (mulai dari bahan baku, barang setengah jadi hingga barang jadi). Termasuk juga didalamnya adalah product mix dan lokasi persediaan. EP6 adalah Manage Integrated Supply Chain Transportation yaitu enable plan yang mengatur proses dari penentuan dari strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi dengan baik serta mengatur informasi mengenai kebutuhan transportasi rantai pasok secara total. EP8 adalah Manage Plan Regulatory Requirements and Compliance. Dimana proses yang ada adalah mengelola aturan persyaratan dan hal-hal apa saja yang dipatuhi dalam kesepakatan bisnis yang telah dibuat. ES1 adalah Manage Sourcing Business Rules yaitu proses yang mendefinisikan persyaratan serta pembangunan. Mempertahankan dan menegakkan kriteria pendukung keputusan untuk sejalan dengan strategi bisnis dan tujuan perusahaan. Strategi bisnis mendefinisikan kriteria dari aturan bisnis yang digunakan unutk pedoman dan kebijakan untuk melakukan bisnis. Aturan bisnis dari sourcing meliputi pemilihan supplier dan proses negosiasi, pemenuhan kinerja pengiriman untuk tingkat kerjasama dan kemitraan tertentu. ES4 adalah Manage Product Inventory yaitu proses yang mengatur mengenai menyediakan dan mempertahankan persediaan secara fisik serta informasi yang berhubungan dengan persediaan. Termasuk didalamnya manajemen gudang, perhitungan siklus, persediaan fisik, rekonsiliasi persediaan, pelacakan jumlah penyedia layanan serta sumberdaya keuangan. Kemudian pada anggota supplier lain seperti peternak ayam petelur, supplier tepung, garam, minyak dan kemasan menggunakan EP, ES, EM, dan ED yang
sama. Dimana pada kesemua anggota supplier tersebut, EP menggunakan EP1, EP4 dan EP6. Untuk ES menggunakan ES1 dan ES4. Sedangkan EM yang digunakan adalah EM5 dan EM8. Dimana EP1 adalah Manage Business Rules for Plan Processes yaitu enable plan yang digunakan untuk mengelola berbagai macam proses dari produksi, perawatan serta kriteria pendukung untuk perencanaan rantai pasok yang kesemuanya itu akan mengatur kegiatan bisnis yang terjadi. Misalnya saja mengembangkan serta mempertahankan pelanggan dan standar kinerja keseluruhan rantai pasok. Aturan bisnis yang ada akan menyelaraskan antara kebijakan rencana proses dengan strategi bisnis dan tujuan perusahaan. EP4 adalah Manage Integrated Supply Chain Inventory yaitu enable plan yang mengatur proses dari strategi untuk menyediakan persediaan dari keseluruhan anggota rantai pasok serta merencanakan batas persediaaan total dari setiap level rantai pasok (mulai dari bahan baku, barang setengah jadi hingga barang jadi). Termasuk juga didalamnya adalah product mix dan lokasi persediaan. EP6 adalah Manage Integrated Supply Chain Transportation yaitu enable plan yang mengatur proses dari penentuan dari strategi transportasi rantai pasok yang terintegrasi dengan baik serta mengatur informasi mengenai kebutuhan transportasi rantai pasok secara total. ES1
adalah
mendefinisikan
Manage
Sourcing
persyaratan
serta
Business
Rules
pembangunan.
yaitu
proses
yang
Mempertahankan
dan
menegakkan kriteria pendukung keputusan untuk sejalan dengan strategi bisnis dan tujuan perusahaan. Strategi bisnis mendefinisikan kriteria dari aturan bisnis yang digunakan unutk pedoman dan kebijakan untuk melakukan bisnis. Aturan bisnis dari sourcing meliputi pemilihan supplier dan proses negosiasi, pemenuhan kinerja pengiriman untuk tingkat kerjasama dan kemitraan tertentu. ES4 adalah Manage Product Inventory yaitu proses yang mengatur mengenai menyediakan dan mempertahankan persediaan secara fisik serta informasi yang berhubungan dengan persediaan. Termasuk didalamnya manajemen gudang, perhitungan siklus, persediaan fisik, rekonsiliasi persediaan, pelacakan jumlah penyedia layanan serta sumberdaya keuangan.
Sedangkan pada PT Noodlen Batata Tbk, EP pada proses plan dalam proses manufaktur adalah EP1, EP2, EP3, EP4, EP5, EP6, EP7, EP8, EP9, EP10 secara berturut-turut arti dari EP tersebut adalah mengatur peraturan bisnis unutk perencanaan proses, mengatur kinerja dari rantai pasok, mengatur rencana pengumpulan data, mengatur integrasi aset modal rantai pasok, mengatur integrasi transportasi rantai pasok, mengatur konfigurasi perencanaan, mengatur rencana kebutuhan dan pemenuhan regulasi, mengatur rencana resiko rantai pasok, dan menyejajarkan rencana unit rantai pasok dengan rencana finansial. Hubungan antara petani ubi dengan PT Noodlen Batata adalah aliran baran dari petani ubi nantinya akan menjadi source pada PT. Noodlen Batata. Source dari petani ubi ini adalah S2 yang berarti source digunakan untuk membuat produk sesuai pesanan. ES yang ada pada S2 tersebut adalah ES1, ES2, ES3, ES4, ES5, ES6, ES7, ES8, ES9, ES10 secara berturut-turut pengertian dari ES tersebut adalah mengatur peraturan sumber bisnis, menilai kinerja supplier, mengelolo data sumber, mengatur persediaan produk, mengatur aset modal, mengatur kedatangan produk, mengatur jaringan supplier, mengatur impor/ekspor yang dibutuhkan, mengatur resiko sumber rantai pasok, mengatur kesepakatan supplier. Jika terjadi kerusakan barang dari petani ubi maka PT Noodlen Batata mengembalikannya ke petani ubi. Hal tersebut dilambangkan dengan SR1. Dari SR1 terdapat ER1, ER2, ER3, ER4, ER5, ER6 yang secara berturut-turut adalah mengatur peraturan bisnis unutk proses pengembalian, mengatur kinerja dari proses pengembalian, mengatur pengumpulan data pengembalian, mengatur pengembalian persediaan, mengatur pengembalian aset modal, mengatur transportasi pengembalian. Hubungan antara peternak ayam petelur dengan PT Noodlen Batata adalah aliran barang dari peternak ayam nantinya akan menjadi source pada PT. Noodlen Batata. Source dari peternak ayam petelur ini adalah S1 yang berarti source digunakan untuk membuat produk stok. ES yang ada pada S1 tersebut adalah ES1, ES2, ES3, ES4, ES5, ES6, ES7, ES8, ES9, ES10 secara berturut-turut pengertian dari ES tersebut adalah mengatur peraturan sumber bisnis, menilai kinerja supplier, mengelolo data sumber, mengatur persediaan produk, mengatur aset modal, mengatur kedatangan produk, mengatur jaringan supplier, mengatur impor/ekspor yang dibutuhkan, mengatur resiko sumber rantai pasok, mengatur
kesepakatan supplier. Jika terjadi kerusakan barang dari peternak ayam petelur maka PT Noodlen Batata mengembalikannya ke peternak ayam petelur. Hal tersebut dilambangkan dengan SR1. Dari SR1 terdapat ER1, ER2, ER3, ER4, ER5, ER6 yang secara berturut-turut adalah mengatur peraturan bisnis unutk proses pengembalian, mengatur kinerja dari proses pengembalian, mengatur pengumpulan data pengembalian, mengatur pengembalian persediaan, mengatur pengembalian aset modal, mengatur transportasi pengembalian. Hubungan antara pemasok tepung terigu dengan PT Noodlen Batata adalah aliran barang dari pemasok tepung terigu nantinya akan menjadi source pada PT. Noodlen Batata. Source dari pemasok tepung terigu ini adalah S1 yang berarti source digunakan untuk membuat produk stok. ES yang ada pada S1 tersebut adalah ES1, ES2, ES3, ES4, ES5, ES6, ES7, ES8, ES9, ES10 secara berturut-turut pengertian dari ES tersebut adalah mengatur peraturan sumber bisnis, menilai kinerja supplier, mengelolo data sumber, mengatur persediaan produk, mengatur aset modal, mengatur kedatangan produk, mengatur jaringan supplier, mengatur impor/ekspor yang dibutuhkan, mengatur resiko sumber rantai pasok, mengatur kesepakatan supplier. Make pada PT. Noodlen Batata adalah M1 yang berarti barang dibuat untuk dijadikan stok. EM yang ada pada PT. Noodlen Batata adalah EM1, EM2, EM3, EM4, EM5, EM6, EM7, EM8, EM9. Secara berturut-turut arti dari EM tersebut adalah mengatur peraturan produksi, mengatur kinerja produksi, mengatur pembuatan informasi, mengatur dalam proses produk, mengatur peralatan dan fasilitas, mengatur transportasi, mengatur jaringan produksi, mengatur pembuatan regulasi lingkungan, mengatur resiko pembuatan rantai pasok. Deliver yang ada pada pemasok kemasan adalah D1, untuk ED adalah ED1, ED4, ED5, dan ED7. Pengertian ED1, ED4, ED5, dan ED7 adalah mengatur peraturan pengiriman bisnis, mengatur persediaan barang
jadi, mengatur
pengiriman aset modal, mengatur siklus hidup produk. Hubungan antara pemasok minyak goreng dengan PT Noodlen Batata adalah aliran barang dari pemasok minyak goreng nantinya akan menjadi source pada PT. Noodlen Batata. Source dari pemasok minyak goreng ini adalah S1 yang berarti source digunakan untuk membuat produk stok. ES yang ada pada S1 tersebut adalah ES1, ES2, ES3, ES4, ES5, ES6, ES7, ES8, ES9, ES10 secara
berturut-turut pengertian dari ES tersebut adalah mengatur peraturan sumber bisnis, menilai kinerja supplier, mengelolo data sumber, mengatur persediaan produk, mengatur aset modal, mengatur kedatangan produk, mengatur jaringan supplier, mengatur impor/ekspor yang dibutuhkan, mengatur resiko sumber rantai pasok, mengatur kesepakatan supplier. Hubungan antara pemasok kemasandengan PT Noodlen Batata adalah aliran barang dari pemasok kemasan nantinya akan menjadi source pada PT. Noodlen Batata. Source dari pemasok kemasan ini adalah S1 yang berarti source digunakan untuk membuat produk stok. ES yang ada pada S1 tersebut adalah ES1, ES2, ES3, ES4, ES5, ES6, ES7, ES8, ES9, ES10 secara berturut-turut pengertian dari ES tersebut adalah mengatur peraturan sumber bisnis, menilai kinerja supplier, mengelolo data sumber, mengatur persediaan produk, mengatur aset modal, mengatur kedatangan produk, mengatur jaringan supplier, mengatur impor/ekspor yang dibutuhkan, mengatur resiko sumber rantai pasok, mengatur kesepakatan supplier. Pada PT Noodlen Batata ini juga terjadi pengembalian atau return, return yang terjadi disini adalah Deliver return untuk produk yang cacat dilambangkan dengan DR1. Pada setiap return pasti terdapat ER atau enable return, ER yang ada pada DR2 ini antara lain ER1, ER2, ER3, ER4, ER5, ER6 yang secara berturutturut adalah mengatur peraturan bisnis unutk proses pengembalian, mengatur kinerja dari proses pengembalian, mengatur pengumpulan data pengembalian, mengatur pengembalian persediaan, mengatur pengembalian aset modal, mengatur transportasi pengembalian. Sebagai salah satu aktor dalam rantai pasokan produk mie ubi jalar ungu, distributor yang bermitra dengan PT nudllen batata ini harus mampu membuat perencaanaan terkait perencanaan rantai pasokan, perencanaa sumber daya, dan perrencanaan dalam pengiriman produk. Perencaan rantai pasokan (P1) ini harus ada dalam distributor karena berkaitan erat dengan penentuan pengiriman kepada ritel, pengembalian dari ritel, penerimaan produk dari manufacture dan lain sebagainya. Sementara untuk perencanaa sumber daya (P2) ini berhubungan dengan SDM dalam perusahaan distributor untuk mengelola semua rangkain kegiatan distributor baik hubungannya dengann manufacturer maupun dngan ritel. Distributor juga melakaukan perencanaan pengiriman produk kepada ritel (P4),
kapan harus dikirim, berapa banyak produk yang harus dikirim dalam satu kali pengiriman, jalur transportasi pengiriman dan lainnya. Dalam hal ini dalam melakukan perencanaan rantai pasokan, perencanaan sumber daya dan perencanaan pengiriman produk ke ritel, distributor harus enable dengan EP 1,3,4,6,7,8,9,10. Artinya distributor harus bisa mengelola atiran bisnis, mengelola pengumpulan rencana data, mengelola perencanaan persediaan, mengelola perancanaa transportasi, perencanaan evaluasi pasar, perencanaa spesifikasi dan syarat, perencanaan manajemen resiko dan juga perencanaan keuangan. Sementara itu distributor engirimkan produk berdasarkan pesanan permintaan dan persediaan (D1) dari ritailer. Untuk enablenya yaitu ED 2,4,6,9 artinya mampu melakukan pnegiriman, melakukan pengiriman persediaan produk jadi, deliver taranportsi, dan juga supply chain risk. Distributor juga Melakukan upaya untuk pengadaan produk mie dari manufacturer
berdasarkan target jumlah stok yang
telah ditentukan (s1) enable dengan ES 1,2,3,4 yaitu enable menegelola peraturan bisnis, kinerja rantai pasokan, pengumpulan data dan inventory (persediaan). Distributor menerima pengembalian produk yang cacat (gagal) dalam memenuhi spesifikasi yang ditawarkan dari ritel (SR1) dan juga mengirimkannya kembali kepada manufacturer (D1) dengan ER 4 dan ER 6. Retailer Melakukan perencanaan terkait dalam menyediakan sumber daya untuk keperluan ritel (P2) baik itu SDM, tarnsportasi dan juga kebutuhan lain yang brekaitan dengan aktivitas ritel. ritel juga Membuat perencanaan dalam memenuhi persyaratan pengiriman produk ke konsumen (P4), dalam hal ini ketepatan waktu perlu diperhatikan. Melakukan upaya untuk pengadaan produk mie dari distributor
berdasarkan target jumlah stok yang telah ditentukan (S1).
Mengirimkan produk berdasarkan pesanan pelanggan/permintaan konsumen (D1). Enablee palan edengan EP 1,3,4,6,7,8,9,10. Artinya distributor harus bisa mengelola atiran bisnis, mengelola pengumpulan rencana data, mengelola perencanaan persediaan, mengelola perancanaa transportasi, perencanaan evaluasi pasar, perencanaa spesifikasi dan syarat, perencanaan manajemen resiko dan juga perencanaan keuangan. Enable source dengan ES 1,2,3,4,5 yaitu enable menegelola peraturan bisnis, kinerja rantai pasokan, pengumpulan data dan inventory (persediaan) serta sumber daya modal. Distributor menerima
pengembalian produk yang cacat (gagal) dalam memenuhi spesifikasi yang ditawarkan dari ritel (SR1) dan juga mengirimkannya kembali kepada manufacturer (D1) dengan ER 4 dan ER 6. Untuk lebih jelasnya aliran dalam rantai pasok pada mie kering ubi jalar ini dapat diterjemahkan atau digambarkan ke dalam diagram SCOR level 2 versi yang ke-9 seperti pada bagian berikutnya.
5. DIAGRAM SCOR
Terlampir