TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KEMAMPUAN BERFIKIR
OLEH MELZI FEBRIKA 2009/51532
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNP 2010
1. Beberapa kemampuan yang ingin di kembangkan melalui pembelajaran matematika, diantaranya : a. Berfikir logis b. Berfikir sistematis c. Berfikir analitis d. Berfikir kritis e. Berfikir kreatif a) Jelaskan pengaruh dari tiap kemampuan di atas. 1) Berfikir logis Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui. Salah satu kecenderungan yang menyebabkan sejumlah siswa gagal menguasai dengan baik pokok-pokok bahasan dalam matematika yaitu karena siswa
kurang menggunakan nalar yang logis dalam
menyelesaikan soal atau persoalan matematika yang diberikan. Sejalan dengan hal tersebut, kesalahan yang dilakukan siswa sekolah menengah dalam mengerjakan soal-soal matematika dikarenakan kurangnya kemampuan penalaran terhadap kaidah dasar matematika. Penalaran logis ini sangat penting untuk dilatih dan ditingkatkan secara optimal dalam pembelajaran agar siswa dapat membuat keputusan
secara
tepat
dan
rasional.
Mengingat
pentingnya
kemampuan penalaran logis dan merupakan kewajiban guru untuk mencari dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang baik serta sesuai dengan bagaimana seharusnya siswa belajar. Sehingga nantinya dengan siswa mampu menguasai kemampuan befikir logis ini dapat memunculkan kesenangan siswa terhadap pembelajaran matematika.
2) Berfikir Sistematis Berpikir
sistematis adalah
kemampuan
berpikir
siswa
untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efesien. Berfikir sistematis menuntun siswa untuk selalu bekerja dengan teliti dan sesuai dengan langkah-langkah yang benar, sehingga dapat
menghindarkan
siswa
dari
kesalahan.
Berkembangnya
kemampuan berfikir sistematis dalam diri siswa mengakibatkan siswa selalu berhati-hati dan teliti saat menyelesaikan pemasalahan, baik itu permasalahan matematika ataupun permaslahan lain dalam kehidupan nyata. Sehingga banyak manfaat yang dapat dirasakan siswa ketika meeka bisa mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, terutama dalam pembelajaran matematika yang pada dasarnya memang mengharapkan
langkah-langkah
dalam
setiap
penyelesain
pemasalahannya.
3) Berfikir Analitis Berpikir
analitis
adalah
kemampuan
berpikir
siswa
untuk
menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan. Dalam menyelesaikan permasalahan matematika biasanya, siswa diharapkan mampu menganalisis suatu permasalahan sehingga dapat menyelesaikannya dengan benar.
4) Berfikir Kritis Berpikir kritis adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran. Menurut Ennis (1985) serta Fogarty dan McTighe (1993) berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini. Berpikir
menggunakan proses secara simbolik yang menyatakan objek-objek nyata, kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik untuk menemukan prinsip-prinsip mendasar suatu objek dan kejadian. Liliasari (2000) dan Krulik dan Rudnick (1999) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan analisis dan evaluasi bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami implikasi argument. Menurut Tishman et al (1995), budaya berpikir adalah transformasi budaya dari suatu kelas menjadi budaya berpikir. Pembelajaran berpikir tersebut bertujuan untuk mempersiapkan masa depan diri siswa dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan yang dipikirkan secara matang, dan pembelajaran tanpa henti sepanjang hayat. Keterkaitan berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Penting bagi siswa untuk menjadi seorang pemikir mandiri sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang yang membutuhkan para pekerja handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Selama ini, kemampuan berpikir masih belum merasuk ke jiwa siswa sehingga belum dapat berfungsi maksimal di masyarakat yang serba praktis saat ini. Kunci berpikir kritis
adalah
mengembangkan
pendekatan
impersonal
yang
memperhatikan argumentasi dan fakta sejalan dengan pandangan, pendapat dan perasaan personal. Berpikir kritis sebagai aktivitas kognisi bagi siswa dalam pembelajaran diyakini dapat diberdayakan, sehingga akan menghasilkan output dan outcome pendidikan yang maksimal. Dalam pembelajaran yang memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa terbekali dengan habits of minds, sehingga akan tumbuh menjadi problem solver yang tangguh dengan pemahaman argumentatif, memiliki presisi analisis
dan evaluasi yang baik dengan kompleksitas yang tinggi, objektif terhadap permasalahan yang ada dan teridentifikasi, dan lebih jauh siswa memiliki kemampuan elaborasi dan metakognisi. (thinking about thinking).
5) Berfikir Kreatif Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi. Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis. Asosasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir kreatif mengabaikan
hubungan-hubungan
yang
sudah
menciptakan
hubungan-hubungan
tersendiri.
mapan,
dan
Pengertian
ini
menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Infinite Innovation Ltd, 2001). Pengertian ini lebih menfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut. Berdasar pendapat-pendapat tersebut, maka berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru.
b) Contoh soal 1) Berfikir logis Hitunglah nilai dari 5 3 7 3 3 2) Berfikir sistematis
x 4 y 2 Sederhanakan bentuk xyz
2
berikut dalam bentuk
pangkat bulat
positif. 3) Berfikir Analitis Tentukan nilai x dari persamaan berikut
9 2 x 4 3 3 x 3
4) Berfikir Kritis Nilai dari ( 2 3 2 5 )( 2 3 2 5 )( 10 2 3 ) 5) Berfikir kreatif Jika 3 log 4 a dan 3 log 5 b maka 8 log 20 c) Cara mengangakses respon siswa terhadap solal diatas 1) Jika siswa memperoleh skor hasil belajar 90%≤A≤ 100% dari skor total, maka siswa memperoleh kualifikasi tingkat penalaran logis siswa Sangat baik; 75% ≤B< 90% dari skor total, maka siswa memperoleh kualifikasi tingkat penalaran logis siswa Baik; 55%≤C< 75% dari skor total, maka siswa memperoleh kualifikasi tingkat penalaran logis siswa Cukup; 40%≤D<55% dari skor total, maka siswa memperoleh kualifikasi tingkat penalaran logis siswa Kurang; dan E< 40% dari skor total, maka siswa memperoleh kualifikasi tingkat penalaran logis siswa Buruk. 2) Jika siswa menyelesaikan permasalahan diatas dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat dan terurut, maka siswa dapat dianggap telah memiliki kemampuan berfikir sistematis.
3) Jika siswa mampu menganalisis soal diatas dan menentukan bagaimana cara penyelesaian yang baik untuk soal seperti itu, maka siswa dapat dianggap telah memiliki kemampuan berfikir analitis. 4) Jika siswa mampu menemukan cara lain untuk menyelesaikan permasalahan diatas,dan mendapatkan pola yang baru, maka siswa dapat dikatakan telah memiliki kemampuan berfikir kreatif.