TREATMENT EMERGENCIS PERAWATAN PENYAKIT GINGIVAL AKUT
Perawatan ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis) Perawatan ANUG terdiri dari beberapa fase : 1. Lokal : pengurangan inflamasi akut 2. Sistemik Perawatan pendukung : pengurangan simptorn-simptorn general seperti demam dan lesu Perawatan etiotropik : perbaikan terhadap kondisi sistemik yang menyebabkan iritasi atau perubahan pada gingiva.
Perawatan I.
Ketentuan Pertama 1. Riwayat pasien harus diperoleh 2. Tanda – tanda klinis dan penentuan diagnose Usapan bakteri bisa digunakan dalam menghubungkan tanda – tanda klinis untuk diagnosa. Bagaimanapun, adanya spirochaeta dan fusiform basili tidak bisa untuk penentuan tanpa tanda – tanda klinis yang lain. 3. a. Anestesi topikal diperlukan, tergantung rasa sakitnya pasien. a. Instrumen ultrasonik sangat penting dalam membantu menghilangkan suatu debridement superficial. 4. Antibiotik boleh diresepkan jika pasien telah diatasi suhu tubuhnya atau limfadenofatinya. 5. Pasien diinstruksikan untuk membersihkan mulut dengan cara – cara yang efektif. 6. Perhatikan juga : a. Penggunaan chlorhexidine b. Mengurangi atau menghilangkan hal – hal yang mendorong faktor – factor etiologi seperti kelelahan, mengkonsumsi alcohol, perokok berat, stress dan kebiasaan makan yang jelek. c. Memperbaiki kebiasaan – kebiasaan makan dengan vitamin kompleks (multiple) dan tambahan mineral selama fase penemuan bila diperlukan. 7. Kondisi, penyebabnya, dan akibat harus dijelaskan kepada pasien.
II.
Ketentuan Kedua (24-28 jam setelah ketentuan pertama) 1. Pada saat ini tanda perbaikan kondisi gingival terlihat. 2. Skaling supragingiva diteruskan. Universitas Gadjah Mada
1
Anestesi topikal bila diperlukan kembali, meskipun saat ini rasa sakit telah banyak berkurang. 3. Menggunakan obat kumur dan menghilangkan faktor – faktor penyebab etiologi yang lain. 4. Pasien harus diberitahu teknik membersihkan gigi menggunakan sikat gigi yang halus.
III. Ketentuan Ketiga (1 minggu setelah ketentuan ketiga) 1. Skating subgingiva dan perawatan saluran akar dikerjakan 2. Gigi-gigi harus dipolis 3. Teknik membersihkan mukit dievaluasi dan ditinjau kembali 4. Cuci mulut dengan Hidrogen Peroksida harus dikurangi atau dihilangkan untuk menghilangkan untuk menghindari timbulnya black hairy tongue. 5. Instruksi diberikan dalam menggunakan stimulasi interdental dan dentalfloss.
IV. Ketentuan Keempat (1 minggu) 1. Pasien dichek untuk menemukan adanya kekambuhan secara klinis. 2. Prosedur OH diperiksa dan dievaluasi lagi. 3. Dibuat janji untuk kembali 1 bulan lagi.
V. Ketentuan Kelima 1. Pasien dichek atas simptom-simptom kilnik ANUG, kontur gingiva yang tidak fisiologis, atau kedalaman pocket yang masih ada. 2. Menguatkan/menekankan instruksi OH. 3. Jika kesehatan periodontal sudah pulih, dianjurkan untuk kembali setelah 3 bulan. 4. Jika bentuk gingiva atau bekas pocketnya jelek, sebaiknya dilakukan operasi periodontal.
Petunjuk Pasien 1.
Berkumur a. Obat kumur antimikrobial yang efektif untuk kondisi ini adalah 0,12 % Chlorhexidine. Pasien dapat berkumur dengan 1/2 ons larutan 2 x sehari setelah sikat gigi. b. Obat kumur lainnya yaitu segelas penuh 3 % hidrogen peroksida dan air hangat dengan bagian-bagian sama banyak. Kumur-kumur dilakukan dengan kekuatan penuh selama 3 - 4 menit. Ini dapat dilakukan tiap 2 atau 3 jam selama 24 sampai 48 jam pertama. Setelah itu dapat dikurangi menjadi 3 kali sehari, biasanya setelah Universitas Gadjah Mada
2
makan. Bila timbul efek-efek yang tidak diinginkan dan hidrogen peroksida, dapat digunakan air panas biasa untuk membilas. c. Kurnur dengan air panas dilakukan dengan teknik yang santa seperti kalau pasien tidak memakai air panas biasa untuk berkumur. Panas air yang digunakan tergantung pada daya tahan tubuh pasien. 2.
Sikat gigi dengan bulu – bulu halus dan sebaiknya dengan metode Bass.
3.
Pentingnya diet. Makanan yang lunak dianjurkan selama hari – hari pertama perawatan agar pasien merasa enak ketika makan. Sebaiknya diberi tambahan vitamin jika makanannya masih kurang bergizi.
4.
Flossing dianjurkan untuk merapikan interdental segera setelah hilangnya symptom akut.
5.
Perangsangan interdental diharapkan terjadi setelah pembersihan seluruh kalkulus untuk membantu mengembalikan kontur gingival interdental yang berbentuk kawah.
6.
Tindakan profilaksis yang baik dilakukan secara kontrol teratur.
PERAWATAN PERIKORONITIS AKUT
Perawatan perikoronitis akut tergentung pada keparahan inflamasi, komplikasi sistemik dan kelayakan mempertahankan gigi yang terlibat. Berikut ini prosedur perawatan perikoronitis akut : Kunjungan pertama : 1.
Menentukan keparahan dan perluasan keterlibatan struktur – struktur yang berdekatan dan komplikasi toksik sistemik.
2.
Daerah tersebut dibersihkan dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran - kotoran superficial dan eksudat serta digunakan anestesi topikal.
3.
- Daerah tersebut diolesi dengan antiseptik dan flap diangkat dan gigi dengan scaler. -
Secara pelan-pelan kotoran-kotoran yang ada dibawahnya dihilangkan dan dibersihkan
-
dengan air hangat.
Kuretase atau prosedur pembedahan merupakan kontradiksi pada kunjungan awal ini.
-
lnstruksikan pada pasien untuk kumur-kumur dengan larutan garam (1 sendok teh garam dalam I gelas air hangat), istirahat minum yang banyak dan minum antibiotik, jika terjadi demam atau timbul symptom general yang lain.
-
Pasien dianjurkan untuk kembali 1 hari kemudian (24 jam)
Universitas Gadjah Mada
3
-
Jika Flap gingival membentuk dan fluktuasi, lakukan incisi anteroposterior untuk drainase, dengan blade bard – parker no. 15, dilanjutkan dengan memasukkan drain (sumbu gause) ¼ inci.
Kunjungan Kedua :
Setelah 24 jam, kondisi pasien biasanya membaik.
Jika drain masih ada, harus dikeluarkan.
Flap dipisahkan dari gigi dengan hati – hati dan area ini dibersihkan dengan air hangat.
Pasien dianjurkan untuk melakukan seperti instruksi di hari sebelumnya dan kembali lagi setelah 24 jam.
Kunjungan Ketiga
Pada kunjungan ini ketentuan harus dibuat apakah gigi akan dipertahankan atau dicabut.
Keputusan ini ditentukan oleh kemungkinan erupsi selanjutnya ke arah posisi fungsional yang baik.
Tulang yang hilang pada permukaan distal M2 adalah resiko ekstraksi gigi M3 yang impaksi sebagian atau keseluruhan. Untuk mengurangi resiko hilangnya tulang disekitar M2, M3 yang inpaksi sebagian atau keseluruhan hams diekstraksi seawal mungkin.
Jika diputuskan untuk mempertahankan gigi, maka tindakan operasi periodontal diperlukan untuk menghilangkan operkulum dan membentuk lingkungan dan gingival yang menghasilkan kontrol plak yang baik.
Universitas Gadjah Mada
4
TREATMENT HERPETIC GINGIVOSTMATITIS ACUTE
Treatment untuk pengobatan Herpetic Gingivostmatitis Acute dapat dilakukan secara : Lokal dengan menggunakan
Sistemik dapat menggunakan
: -
Zine Oxide 8%
-
Phenol + Kamfer
-
Larutan kamfer
-
Phenol
-
Larutan sulfonamide
-
Racun ular jenis moccasin
: -
Riboflavin
-
Vit B. kompleks
-
Thiamine
-
Terapi radiasi
Treatment dengan obat Chlortetracyclin (Aureumycin) : -
Efektif sebagai obat kumur Secara topical dalam bentuk kapsul 250 mg dengan dosis total 3 gram perhari.
Pemberian vaksin cacar atau vaksin yang berisi herpes : hasilnya tidak efektif Treatment “paliatif” dilakukan setelah 7-10 hari, terdiri dari : pengambilan plak, debris, kalkulus superficial mengurangi inflamasi gingiva. Perawatan periodontal yang lebih lanjut harus dilakukan sampai gejala akut hilang atau berkurang untuk menghindari bertambah parahnya penyakit atau gejala penyakit tersebut.
Gejala infeksi herpes : sakit/nyeri dan terdapat pembengkakan Hal ini dapat pula terjadi pada drg yang merawat penderita lesi herpes pad bibirnya. Rasa sakit akibat adanya herpes ini dapat diatasi dengan pemberian dyclonine hydrochloride (Dyclone), sebagai anetesi topical dapat digunakan : 1. Sebagai obat kumur dengan kadar larutan 15% yang dilarutkan dengan air dalam perbandingan 1:1. 2. Dioleskan dalam mulut selama 1-2 menit dan akan berefek selama 40 menit. Kedua hal diatas dapat digunakan sebelum makan, tetapi pemakaian yang terus menerus dapat berefek toksik. Universitas Gadjah Mada
5
Treatment supuratif : - Intake cairan >> - terapi antibiotik - untuk rasa sakit = Aspirin dosis 10 gram setiap 3 jam (anak-anak dosis minimum) TREATMENT PERIODONTAL ABSES
Periodontal Abses : - Akut - Kronis
Periodontal Abses Akut : Sakit Pembentukan (edematous) Merah Mengkilat / licin pada puncak gingival margin dan gingiva attach. Jika mulai terdapat PUS kronis, disertai rasa sakit yang tumpul.
Treatment : - mengurangi rasa sakit - mengatasi penyebaran infeksi - membuat drainase : - poket - Incisi dari permukaan luar / external insisi
Drainase Poket : Aplikasi topical anestesi Memasukan flat instrument atau probe ke dalam poket dengan cara menyusuri dinding poket, kemudian gunakan kuret kecil atau Morcescaler untuk menahan drainase. Jika drainase telah selesai dan abses dapat terlihat jelas pada gingiva, maka dapat dilakukan external incisi. Drainase External Incisi Abses diisolasi dengan gauze sponges dan dikeringkan Oleskan larutan antiseptic dan lakukan topical anestesi selama 2-3 menit Palpasi abses untuk menemukan fluktuasi (kandungan cairan) Buat incise vertical pada daerah fluktuasi bagian lesi dengan menggunakan pisau Bardparker No. 12 Universitas Gadjah Mada
6
Incisi diperluas dari mucogingival fold ke gingival margin Jika terdapat pembengkakan pada permukaan lingual maka incisi dimulai hanya pada daerah apikal sampai daerah yang membengkak dan meluas ke gingival margin. Setelah itu lakukan ektravasasi (pengeluaran) darah dan pus Lakukan drainase Setelah drainase, daerah tersebut dikeringkan dan diolesi dengan antiseptik. Jika pasien memiliki komplikasi sistemik instruksikan untuk berkumur – kumur tiap jam dengan 4 ml larutan garam dalam air hangat dan dapat kembali pada hari berikutnya. Selain obat kumur dapat pula pasien diberi resep obat tambahan seperti penicillin atau jenis antibiotik lainnya. Untuk memulihkan tenaga pasien instruksikan agar memperbanyak pemasukan cairan. Jika perlu pasien dianjurkan untuk beristirahat dulu dan berikan reser obat antalgin untuk menghilangkan rasa sakitnya. Pada kunjungan berikutnya jika gejala akut belum reda pasien diinstruksikan untuk melanjutkan obat – obat yang telah diberikan sebelumnya dan kembali pada hari berikutnya. Jika semua gejala tersebut belum reda/hilang, maka lesi tersebut siap dilakukan perawatan abses periodontal kronis. Gingival Abses Periodontal abses jaringan pendukung Gingival abses lesi marginal atau gingival interdental Gingival abses disebabkan oleh tertanamnya / impacted benda – benda asing Treatment :
Topical anestesi pada daerah lesi
Incisi blade Bard – parker
Incise diperluas untuk drainase
Tutup denan gauze pad
Setelah pendarahan berhenti pasien dapat pulang dan kembali pada hari berikutnya dan instruksikan untuk berkumur – kumur setiap 2 jam sekali dengan air hangat segelas penuh.
Kunjungan berikutnya jika ukuran lesi atau gejala lesi telah reda lakukan topical anestesi. Jika gejala masih ada maka dapat dilakukan surgical (pembedahan).
Universitas Gadjah Mada
7
PLAK KONTROL
Pengambilan plak microbial & pencegahan akumulasinya pada permukaan gigi & gingival.
Plak kontrol juga mencegah terbentuknya kalkulus
Pengambilan plak microbial mencegah inflamasi / kambuh
Plak kontrol adalah suatu cara yang paling efektif untuk merawat dan mencegah terjadinya gingivitis. Cara plak kontrol Mekanis: - sikat gigi & interdental cleaning Khemis - dentifiices & obat kumur Manfaat Plak kontrol: 1. Menjaga kesehatan gingiva ( sehat) 2. Penyembuhan optimal (rawat) 3. Tidak kambuh Tahapan instruksi plak kontrol
Tahap I : Motivasi Motivasi untuk melakukan plak kontrol secara efektif adalah bagian yang paling kritis yang paling sulit untuk kesuksesan jangka panjang dari terapi periodontal. Maka perlu agar pasien mengikuti usaha – usaha :
pemahaman ; tentang konsep pengertian dan patogenesis, perawatan dan pencegahan penyakit periodontal
perubahan habit / kebiasaan: menerima aturan-aturan untuk melakukan plak kontrol sendiri setiap hari.
perubahan perilaku: penyesuaian keyakinan dan praktek terhadap kebiasaan oral hygiene yang baru dengan tujuan untuk membiasakan kebiasaan baru tersebut dalam memelihara kebersihan mulut. Universitas Gadjah Mada
8
Pasien harus mengerti spa penyakit periodontal itu, spa pengaruhnya bila dia mudah terserang penyakit itu, dan apakah dia mampu mempertahankan kesehatan mulutnya. Tahap II : Edukasi
Pentingnya menyikat gigi untuk pencegahan dan pengobatan. Banyak pasien berpikir bahwa menyikat gigi hanya dalam rangka penghilangan sisa makanan dan pencegahan karies, pencegahan dan perawatan penyakit perio dontal jarang diketahui dan selanjutnya hal itu yang harus dijelaskan.
Skaling periodik (2 atau 3x setiap tahun) Pasien harus diberitahu bahwa dengan scaling dan polishing seca periodik dpat melindungi dan penyakit periodontal jika digabung dengan prosedur kebersihan gigi dirumah.
Pengertian stain, plak, inflamasi gingiva dan adanya bleeding. Perlu dijelaskan dan ditunjukkan mengenai stain, plakjuga adanya perdarahan gingiva dan inflamasi gingival. Diskiosing solution diaplikasikan keseluruh permukaan gigi dan gingival. Pasien disuruh berkumur.
Plak control record :
Diklosing solution diaplikasikan ke seluruh permukaan gigi dan gingival
Pasien disuruh berkumur
Dicatat pewarnaan di daerah dento gingival dan dikukur menurut diagram O Leary dkk (1972). Yaitu tiap gigi gibagi 4 sisi yaitu bukal, lingual, mesial dan distal. Setelah semua gigi di skor kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah permukaan gigi yang di skor.
Jumlah total permukaan gigi yang ada plaknya x 100% Jumlah permukaan gigi yang di skor Bleeding point indeks
Retraksi pipi dan tempatkan probe periodontal 1 mm ke dalam sulkus gingival / poket pada aspek distal gigi yang paling posterior di kuadarannya.
Gerakkan probe ke mesial interproksimal area pada aspek bukal
Tunggu 30 detik catat pada kartu ada tidaknya perdarahan pada permukaan distal, fasila dan mesial. Universitas Gadjah Mada
9
Ulangi pada aspek palatal / lingual.
Ulangi tahapan tersebut pada kuadran lain.
Indeks ini dibuat untuk memperlihatkan efek klinis dan perdarahan gingiva, karena adanya perdarahan bisa dihubungkan trauma atau penyakit. Ditunjukkannya perdarahan gingiva dspst menimbulkan efek motivasi dan edukasi yang kuat pada pasien. Tahap III Intruksi sikat gigi (cara menyikat gigi, memilih sikat gigi, waktu menyikat) plak kontrol record kontrol nitin
Sikat gigi : Ada 2 macam : manual & powered Bulu sikat lembut lebih fleksibel, dpt untuk membersihkan sulkus gingiva dan dpt mencapai lebih jauh sampai mencapai ke dalam sisi proksimal gigi. Bulu sikat keras dapat menyebabkan resesi gingival.
Pemakaian sikat gigi powered (elektrik) dianjurkan untuk : a. Pasien yg kurang mampu (motor skill kurang baik) menggunakan sikat gigi manual b. Anak kecil, pasien cacat mental, atau pasien sakit keras. c. Pasien pemakai alat ortho cekat d. Pasien yang menyukainya Pemilihan sihat gigi :
Sesuai kebutuhan individu berdasarkan pertimbangan -
morfologi gigi
-
kesehatan jaringan periodontal
-
ketrampilan
Bulu sikat mudah menjangkau seluruh gigi.
Efisien dan mudah dipakai
Jika bulu rusak diganti
tidak ada spesifikasi sikat gigi yang paling baik digunakan. Karena semua tergantung pd kemampuan & kenyamanan pemakai. Dentifrices (pasta gigi) : Universitas Gadjah Mada
10
Suatu bahan untuk membersihkan dan memolis permukaan gigi. Biasa berbentuk pasta Bahan yg terkandung didlmnya: silikon oxides, al oxides dan granular polivinil chloride, air, sabun / detergen, perasa dan pemanis dan pewarna. Disklosing : deteksi plak motivasi
Cair dan tablet METODE MENYIKAT GIGI
Pertimbangan : I.
Situasi klinis pasien: Kondisi jaringan, kontour papila, poket Batas anatomi ( lengkung & posisi gigi)
II.
Kondisi pasien (Ketangkasan & motivasi pasien)
Macam 2 metode sikat gigi: (tidak ada metode yg paling baik. Semua tergantung kemampuan dan kemauan pasien) Tehnik sirkular Tehnik scrub ( banyak digunakan) Tehnik roll (kurang efektif) Vertikal Horisontal Vibratory (Bass, Stilman, Charter) Metode Bass (direkomendasikan untuk pasien dengan ggv sehat) Permukaan fasial dan fasio proksimal : Letakkan kepala sikat paralel dataran okiusal, dengan kepala sikat menutup 3 gigi, dimulai dr gigi paling distal. Letakkan bulu sikat pd margin gingiva 450 dr axis panjang gigi, tekanan bulu sikat pd sulkus gingiva. Aktifkan dengan gerakan pendek belakang depan tanpa memindah ujung bulu, dan 20 tekanan flap posisi. Dilanjutkan pada posisi ke anterior kemudian dilanjutkan pada lengkung gigi lainnya.
Universitas Gadjah Mada
11
Permukaan palatal dan palto proksimal : Sama dengan permukaan flisial dan fàsio proksimal tetapi untuk mencapai gigi anterior sebelah palatal ; Masukkan sikat secara vertikal. Tekan sikat ke arah sulkus gingiva dan dengan inter proksimal pada sudut 45 ° terhadap panjang as gigi. Gunakan palatum durum sebagai guide plane. Aktifkan 20 gerakan pendek atas bawah atau bila memungkinkan masukan sikat secara horisontal antara gigi - gigi caninus dengan bulu munyudut ke arah gigi anterior.
Permukaan oklusal Untuk menyikat oklusal tekan bulu sikat ke dalam pit & fisur gerakkan pendek2 ke belakang 20x / posisi. Kesalahan 2 yg biasa dilakukan :
lengan yg memegang sikat capai tendensi relax sikat gigi menurun kebersihan <<
letak bulu sikat menekan gingiva cekat bukan pd sulkus trauma.
Penyikatan oklusal terlalu panjang ( tidak pendek 2) resesi gingival
Metode Stillman modifikasi (direkomendasikan untuk pasien resesi gingival) Penempatan sikat gigi sebagian ujung bulu sikat pada cervical gigi dan sebagian pada batas gingiva. Ujung bulu kearah apikal dengan sudut oblik terhadap panjang as gigi, gerakan ke lateral sehingga nampak gingiva tepi memucat. Aktifkan 20 gerakan pendek belakang depan dan secara simultan digerakkan ke korona sepanjang gingiva cekat gingiva tepi dan permukaan gigi. Ulangi sampai seluruh permukaan gigi terjangkau. Pada gigi anterior sebelah lingual baik RA maupun RB pegangan sikat dipegang pada posisi vertoikal mengikuti kemiringan sikat. Permukaan oklusal molar dan premolar; bulu sikat tegak lurus dataran oklusal, dihindari penetrasi bulu sikat ke gingiva. Metode Charter (pasien pasca bedah) Bulu sikat ditempatkan 450 dari axis panjang gigi, dan sisi bulu menempel pada ggv digerakkan melingkar pendek (masase ggv) khusus untuk pembersihan plak gigi Universitas Gadjah Mada
12
dengan halus sekaligus masase ggv dengan menggunakan sikat lembut untuk pembersihan temporer pada area penyembuhan luka pasca bedah. Permukaan oklusal ; ujung bulu ditempatkan pada pit dan fisur, aktifkan dengan gerakan pendek belakang – depan.
Pembersihan dengan powered brushes : Cara menyikat gigi seperti manual juga bisa dilakukan dengan powered brushes Tidak ada tehnik khusus hanya pasien diingatkan untuk menempatkan kepala sikat pada gigi dan margin ggv. Powered brushes dapat digunakan untuk area yang sulit terjangkau sikat manual (perm distal M3, furkasio dan celah gingiva)
Pembersih interdental : Pemakaian sikat gigi sering tidak dpt membersihkan plak interdental dg baik penyakit periodontal timbul pertama kali pada area interdental. Tujuan pembersihan interdental adalah utk menghilangkan plak
Benang gigi (dental floss): multifliamen nylon Floss hrs kontak pd permukaan proksimal. Panjang floss 12 -18 inci diikatkan pdjari atau ujungnya diikat dimasukkan ke kontak area digerakkan naik turun Iebih dr 1x. 2 macam floss : floss holder & floss finger Perm. akar gigi konkaf & furkasio > tdk efektif
Sikat interdental : Berbentuk kerucut kecil, alat ini sangat membantu untuk membersihkan interdental embrasur yg lebar & terbuka dan percabangan akar. Sikat ini sangat mudah dipakai utk permukaan gigi yg tidak teratur dan konkaf Sikat ini disisipkan pd interdental dan digerakan fasiolingual, akan lebih efektif bila sikat ini lebih besar sedikit dari embrasure.
Bahan kimia : Beberapa bahan kimia dpt membantu melakukan penghilangan bakteri plak. anti mikrobial agent dpt langsung diaplikasikan sub gingival dengan cara irigasi, tp cara ini efektivitasnya minimal. Universitas Gadjah Mada
13
Agen anti bakteri : 1. sistemik : penisilin, tetrasilclin, metronidazole 2. topikal aplikasi : (antiseptik) chlorhexidine, esential oil, stanous flounide. Obat lain yg sudah digunakan dengan topikal (metronida zol dan tetrasiklin topikal).
Antibiotik Obat antibiotik yang biasa digunakan sebagai perawatan periodontal al : tetrasiklin metronidazol dan penisilin. Tetrasiklin : Biasa digunakan secara sistemik ekskresi pd cairan sulkus gingiva. Efektifpd
mo
Actinobacilus
actinomycefem
comitans
pd
perwatan
juvenile
periodontitis Efek samping minimal Tidak digunakan pd pasien dg riwayat kerusakan liver. Metronidazol : Efektif untuk bakteri gram negatif anaerob dan spirochetes Perawatan berbagai penyakit periodontitis termasuk ANUG & ANUP Tidak boleh digunakan pada pasien peminum alcohol Penisilin Terlihat untuk menekan pembentukan plak diberikan pd kondisi penyakit periodontal akut pd bedah periodontal. Anti mikrobial oral : Eliminasi / reduksi bakteri yang tidak dapat dihilangkan dengan skaling root planning (bakteri penetrasi ked lm jar/akr gigi mis juvenile periodontitis) Efektif untuk perawatan oral Toksisitas kecil Absorpsi gastro intestinal lemah. Resistensi obat rendah Guna anti mikroba Universitas Gadjah Mada
14
Emergensi : period abses akut
Premedikasi : mencegah komplikasi sistemik pd penyakit periodontal
Macam – macam anti mikroba Chlorhexidine digluconat : Obat antimikrobial topikal yg paling efektif Mereduksi plak (55%) dan gingivitis (45%) Merusak dinding sel bakteri Untuk obat kumur konsentrasi 0,12% 2x sehari - efek samping terjadi pewarnaan pada gigi.
Hydrogen peroxide : Anti inflammatory membantu menekan gejala kondisi oral
Phenolic compound (listerin) Reduksi plak 25% dan gingivitis 30% Listerin ta 3 derivat phenol esensial oil, thymol, menthol dan eucalyptol dikombinasikan dengan methyl salisilat.
Stanous fluoride : Menekan pembentukan plak Penggunaan lama tidak siginifikan Konsentrasi efektif 0,3% - 0,4%
RANGKAIAN INTRUKSI OH DALAM RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL
Terapi inisial :
Tahapan pertama pda perawatan insial adalah instruksi OH sebelum skaling reduksi tendensi bleeding.
Jika terdapat deposit dan kalkulus, maka plak kontrol tidak dapat berhasil maksimal karena adanya poket.
Terapi surgikal Dapat dilakukan bedah apabila plak skore lebih kurang 10%
Universitas Gadjah Mada
15
Plak kontrol dilakukan sebelum dan selama proses penyembuhan berjalan perawatan berhasil. Restorasi dan prostetic : Intruksi cara pembersihan alat prothesa cekat, splints Tahap pemeliharaan :
Intruksi plak kontrol tidak hanya dilakukan sebelum dan selama perawatan tetapi tak kalah pentingnya pada pase pemeliharaan.
Tenaga medis harus selalu mereview kondisi kemajuan pasien. DAFTAR PUSTAKA
Carranza, F.A. & Newman,M.G., 1996, Clinical Periodontology h ed. W.B.Saunders Co, Calivornia, USA.
Universitas Gadjah Mada
16