TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Akar sangat berperan dalam penyerapan dan mencari air dari dalam lapisan tanah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tanaman. Sedangkan fungsi daun dalam mengurangi laju penguapan/transpirasi merupakan faktor lain untuk varietas tahan terhadap kekeringan. Sifat fisik berupa perakaran yang panjang, padat, dan diameter akar yang besar menjadi tolok ukur galur/varietas padi tahan kekeringan. Galur/varietas padi gogo pada umumnya mempunyai perakaran yang lebih panjang, padat, dan diameter akar lebih besar dibandingkan dengan galur/varietas padi sawah serta memiliki daya tembus akar yang lebih tinggi. Tinggi rendahnya batang tanaman juga adalah sifat atau ciri yang mempengaruhi daya hasil varietas. Dengan tubuhnya yang panjang dan jangkung pada tanaman padi, intensitas sinar matahari yang menembus kanopy (tajuk) pertanaman ke bagian bawah pertanaman di atas permukaan tanah akan jauh berkurang. Sifat-sifat ketahanan terhadap tumbang/rebah sesungguhnya adalah sifat yang utama sekali seharusnya dimiliki oleh setiap varietas padi, terlebih-lebih jika varietas itu akan dipertanamkan pada tanah-tanah yang subur, baik kesuburannya itu merupakan kesuburan alam atau disebabkan oleh karena pemberian pupuk (Siregar, 1981). Menurut Manurung dan Ismunadji (1989), yang menyatakan bahwa pembentukan malai dipengaruhi oleh suplai nitrogen pada stadia pemisahan selsel primordial buku leher malai. Hal ini berarti bahwa untuk perkembangan malai
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada saat inisiasi malai yang banyak membutuhkan unsur nitrogen. Sedangkan pemberian jenis pupuk urea yang diberikan tidak berpengaruh nyata sehingga diduga suplai N yang diserap tanaman sebagian besar berasal dari mineralisasi bahan organik di media tanam oleh mikroorganisme (Widodo, 2004). Satu tangkai malai yang terdiri atas banyak spikelet, secara internal akan terjadi kompetisi dalam menarik fotosintat. Spikelet yang terletak pada ujung malai akan keluar terlebih dahulu dan tumbuh lebih vigour, sehingga cenderung mendominasi dalam menarik fotosintat. Sementara spikelet yang terletak pada pangkal malai akan keluar terakhir dan pertumbuhannya cenderung lemah, sehingga kalah berkompetisi dalam menarik fotosintat. Akibatnya pengisian biji tidak penuh dan spikelet tidak bernas (steril) yang pada akhirnya akan menghasilkan gabah hampa (Sumardi, dkk, 2007). Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak mencapai 30 buah cabang (Rahayu, 2009). Menurut Khush, 1996 bahwa hasil biji didasarkan pada jumlah pati (asimilat) yang terakumulasi dalam spikelet, yang ini sangat ditentukan selama fase pengisian biji. Ada tiga faktor penting selama proses pengisian biji, yaitu 1) produksi fotosintat yang dihasilkan oleh organ tanaman yang berfungsi sebagai source, 2) sistem translokasi dari source ke sink, dan 3) akumulasi fotosintat pada sink. Hasil dari proses pengisian biji pada padi adalah keseimbangan dari ketiganya (Sumardi, dkk, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Syarat Tumbuh
Iklim Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah berhawa panas. Disamping itu, sinar matahari diperlukan untuk belangsungnya proses fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan buah yang berkaitan erat dengan intensitas penyinaran dan keadaan awan (wikipedia, 2009). Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi. Pengaruh positifnya terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan. Tetapi angin juga berpengaruh negatif, karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan apabila terjadi angina kencang pada saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal ini akan lebih terasa lagi apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga tanaman tumbuh terlalu tinggi (Pustaka Departemen Pertanian, 2009). Musim berhubungan erat dengan hujan, yang berperan di dalam penyediaan air, dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim kemarau mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada penanaman padi pada musim hujan, dengan catatan pengairan baik (Siregar, 1981). Menurut Babu etai (1996) kekeringan merupakan salah satu kendala utama produksi padi, selain itu, juga berpengaruh terhadap stabilitas hasil. Sepuluh kasus yang menyebabkan turunnya hasil padi secara berturut-turut dan yang tertinggi yaitu kekeringan di persemaian, kekeringan pada stadia vegetatif, kekeringan pada
Universitas Sumatera Utara
masa pembungaan, gulma, penggenangan (banjir), kerebahan, bias, hama penggerek batang, kahat hara Zn, dan penyakit hawar daun. Kekeringan pada ketiga masa pertumbuhan padi yang disebabkan oleh faktor iklim/cuaca yang tidak menentu lebih mempersulit usaha penanggulangan penurunan produksi. Lebih dari 8,5 juta ha tanaman padi di Asia Selatan dan Tenggara hampir tanpa ada persediaan/penampungan air irigasi (Anekaplanta, 2008).
Tanah Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22 cm. Sedangkan lapisan olah tanah sawah menurut IRRI ialah dengan kedalaman 18 cm. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Pada lapisan ini terdapat bunga tanah, sehingga tanah berwarna coklat kehitam-hitaman. Kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25% (AAK, 1990). Di dalam udara terkandung zat asam yang diperlukan untuk pernafasan, terutama untuk akar. Udara akan mengisi pori-pori tanah bersama dengan air yang siap dimanfaatkan oleh akar tanaman. Keseimbangan antara udara dan air sangat diperlukan bagi tanah pertanian, sebab tanah yang kekurangan air atau udara tidak baik bagi tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak
Universitas Sumatera Utara
berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0 (Rahayu, T. 2009). Penyebab rendahnya produktifitas tanaman padi dengan teknologi budidaya yang selama ini dilakukan, antara lain adalah rendahnya pengisian biji atau masih tingginya persentase spikelet steril. Hal ini menyebabkan tingginya persentase gabah hampa. Perbaikan dalam teknik budidaya padi selama ini masih dilakukan secara parsial. Pengelolaan kesuburan melalui pemberian pupuk kimia yang mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fospor dan kalium itulah yang diandalkan untuk mendongkrak produktifitas (Sumardi, dkk, 2007).
Bokashi Bokashi adalah singkatan dari bahan organik kaya akan sumber hidup. Kata bokashi berasal dari bahasa Jepang yang berarti humus. Bokashi merupakan pupuk organik padat yang dalam proses pengomposannya melalui proses fermentasi dan memanfaatkan mikroorganisme efektif (EM). EM4 pertama kali dikembangkan oleh Prof. Teruo Higa dari Jepang
pada tahun 1980
(Songgolangit Persada Jakarta, 1995). Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur makro seperti nitrogen, fosfor, serta kalium, dan unsure mikro seperti kalsium, magnesium, dan sulfur. Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimapanan sebelum diaplikasikan di lahan. Di samping mengandung unsur hara makro dan mikro, pupuk kandang juga dilaporkan mengandung hormon seperti creatin, asam indol
Universitas Sumatera Utara
asetat, dan auxin yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Namun, seberapa jauh tingkat keakurasiannya masih perlu diteliti lebih lanjut. Kandungan hara pupuk kandang sangat ditentukan oleh kandungan hara yang terkandung pada kotoran hewannya (Musnamar, 2003). Effective microorganism 4 (EM4) merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan, berasal dari alam Indonesia asli, bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), Actinomycetes sp., Streptomyces sp., dan ragi (yeast) (Marsono dan Sigit, 2001). Menurut Musnamar (2003) dari sekian banyak mikroorganisme terdapat 4 mikroorganisme utama didalam kultur EM4 diantaranya adalah : 1. Bakteri fotosintetik (bakteri fototropik) Bakteri ini membentuk zat-zat bermanfaat dari sekresi akar-akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi. Zat-zat ini bermanfaat seperti asam amino, asam nukleit, zat bioaktif dan gula yang dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan pertumbuhan mikroorganisme lain. 2. Bakteri Asam laktat (Lactobacillus sp.) Memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan.
Universitas Sumatera Utara
3.Ragi Membentuk zat-zat anti bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman (dalam meningkatkan jumlah sel aktif) dari asam-asam amino dan gula yang dihasilkan bakteri fotosintetik, bahan organik dan akar-akar tanaman. 4. Actinomycetes sp. Mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara bakteri dan jamur, dimana menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara tepat untuk menghasilkan alkohol,ester dan zat anti mikroba. Menurut Marsono dan Sigit (2001) efek EM4 bagi tanaman tidak terjadi secara langsung. Hal ini yang terkadang tidak disadari oleh pengguna. Pengguna EM4 akan lebih efisien bila telah lebih dulu ditambahkan bahan organik yang berupa pupuk organik (bokashi) ke dalam tanah. EM 4 akan mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung akan cepat terserap dan tersedia bagi tanaman. Penerapan Teknologi Effective Microorganism 4(EM4) merupakan suatu teknologi alternatif yang memberikan peluang seluas-luasnya untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman pertanian. Cara kerja dari EM4 didalam tanah yang secara sinergis dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman, meningkatkan kesuburan tanah secara fisik, kimia, biologis sehingga dapat meningkatkan
kesehatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
(Songgolangit Persada Jakarta, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rumah Tani (2009) kandungan unsur hara yang terkandung di dalam bokashi jerami dengan bahan campuran pupuk kandang sapi adalah unsur nitrogen (0,23%), P2O5 (0,39%), K2O (0,46%), dan kandungan C organiknya 10,86 %. Adapun beberapa kekurangan dari bokashi antara lain sebagai berikut: 1. Kandungan unsur haranya belum dapat dihitung. 2. Membutuhkan keterampilan serta ketekunan dalam pembuatannya. 3. Pemberiannya tidak dapat diatur. 4. Pupuk alam memerlukan waktu agak lama untuk dapat dimanfaatkan oleh tanaman, karena proses penguraiannya lambat. 5. Unsur haranya relatif kecil, sehingga diperlukan dalam jumlah banyak dan menjadi kurang praktis. 6. Bahan kadang-kadang sulit diperoleh
Pemangkasan Menurut Langer dalam Gardner, dkk. (1991) bahwa pertumbuhan tunastunas biasanya terjadi karena beberapa faktor yang salah satunya adalah dikarenakan terangsang oleh perlakuan pemangkasan. Dan tindakan pemotongan ini agar tidak menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kandungan karbohidrat pada batang maka harus tetap mempertahankan tinggi pemangkasan yang optimum. Dalam upaya mengimbangi kebutuhan unsur hara terutama pada masa pertumbuhan anakan pada padi yang dipangkas ini, maka perlu dilakukan pemupukan yang cukup. Salah satu unsur hara yang penting dalam pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah Nitrogen. Unsur ini merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan dalam fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan dan mengandung nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik serta pertumbuhannya pesat, maka nitrogen adalah faktor penting
untuk
produktivitas
tanaman.
Akan
tetapi
kelebihan
nitrogen
mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang sangat pesat, tanaman menjadi rimbun sehingga pembuahan terlambat dan umumnya tanaman mudah terserang hama dan penyakit (Tisdale and Nelson, 1993). Nadal and Caragal (1979) menyatakan pembentukan anakan, pertumbuhan dan produksi tergantung dari dua faktor yaitu faktor keturunan (faktor dalam) diantaranya faktor genetis, lamanya pertumbuhan tanaman, kultivar dan faktor luar meliputi cahaya, suhu, kelembaban, kesuburan tanah, serta pertumbuhan tunas. Pemangkasan tanaman padi pada sistem tanam benih langsung (tabela) di sawah tadah
hujan dapat memberi peningkatan hasil panen. Model temuan
petani di kawasan timur laut Thailand itu sudah dikonfirmasi oleh lembaga penelitian padi Thailand melalui studi yang dibantu IRRI (Sinartani, 2009). Sesudah terjadi perkawinan, jumlah daun ada hubungan erat dengan perkembangan buah. Hal ini mudah diterima jika kita bertolak dari hipotesis “banyak daun berarti banyak hasil fotosintesis”. Menurut Dwidjoseputro (1980), selain memperindah dan menyeimbangkan bentuk tanaman, pada dasarnya pemangkasan merupakan upaya perawatan yang mengacu pada manfaat atau tujuan tertentu: (1) mengatur dan mengarahkan pertumbuhan, (2) merangsang
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan bunga dan buah, (3) menyuburkan dan menyehatkan, (4) memperpanjang usia sekaligus meremajakan (Cherry dan Don, 2009). Menurut Smith, 1995 bahwa pertama kali terjadi fertilisasi pada ovule, maka proses pengisian biji dimulai. Sebagian besar fotosintat yang dihasilkan oleh daun pada bagian atas, terutama daun bendera disimpan di dalam biji. Asimilat disimpan di dalam biji dalam bentuk pati di dalam endosperm. Ketika pengisian biji mencapai maksimum dan
biji mulai kering disebut
fase dough
(Sumardi, dkk, 2007). Tinggi rendahnya batang tanaman juga adalah sifat atau ciri yang mempengaruhi daya hasil varietas. Dengan tubuhnya yang panjang dan jangkung pada tanaman padi, intensitas sinar matahari yang menembus kanopy (tajuk) pertanaman ke bagian bawah pertanaman di atas permukaan tanah akan jauh berkurang. Sifat-sifat ketahanan terhadap tumbang/rebah sesungguhnya adalah sifat yang utama sekali seharusnya dimiliki oleh setiap varietas padi, terlebih-lebih jika varietas itu akan ditanam pada tanah-tanah yang subur, baik kesuburannya itu merupakan kesuburan alam atau disebabkan oleh karena pemberian pupuk. Untuk dipertanamkan pada tanah-tanah yang kaya akan zat hara yang diperlakukan tanaman
padi, terutama jika tanah itu kaya akan zat hara N (nitrogen),
penggunaan varietas-varietas yang tahan tumbang adalah suatu keharusan, oleh karena zat hara N tersebut sangat merangsang pertumbuhan vegetatif yang terlalu subur itu akan merangsang pertanaman untuk tumbang/rebah (Siregar, 1981). Tinggi pemangkasan menentukan jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhannya. Semakin sedikit/rendah pemangkasan, maka akan didapat jumlah malai dan jumlah gabah bernas yang semakin sedikit. Tetapi sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
pemangkasan
terpanjang
(menyisahkan
sebahagian
kecil
daun)
akan
menghasilkan panjang, dan jumlah malai serta jumlah gabah bernas yang lebih banyak dibandingkan dengan pemangkasan terpendek (Alfandi, 2006). Pemangkasan dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya tunas dan akar baru sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah anakan dan jumlah dauan tanaman. Menghilangkan batang dan daun berarti menghilangkan sumber auksin dan dengan demikian pertumbuhan tunas baru akan terbentuk, begitu juga akarnya, mengingat fungsi auksin dapat menghambat pertumbuhan tunas dan dapat menstimulir pertumbuhan akar, baik panjang maupun jumlahnya (Abidin, 1993). Laju satuan luas daun daun dapat dipandang sebagai
suatu ukuran
efisiensi dari tiap-tiap satuan luas melakukan fotosintesis untuk menambah berat kering tanaman. Jika indeks luas daun meningkat tetapi semua yang lain di dalam dan di luar tanaman dianggap tidak berubah, laju satuan daun mungkin menurun untuk alasan yang sederhana bahwa peningkatan luas daun yang berkembang di atas permukaan lahan yang sama berarti bahwa suatu bagian daun yang lebih besar ternaungi dan oleh karena itu tak mampu melakukan fotosintesis pada laju potensialnya (Goldsworthy and Fisher, 1984). Produksi fotosintat, sistem translokasi fotosintat dan akumulasi fotosintat pada suatu organ tertentu sangat ditentukan oleh kualitas pertumbuhan tanaman. Fotosintat yang dihasilkan akan optimal jika tanaman dapat melakukan proses fotosintesis secara optimal pula. Tentu hal ini sangat berhubungan dengan unsureunsur yang terlibat dalam proses fotosintesis. Translokasi fotosintat dari sumber (source) ke pengguna (sink) diatur oleh suatu senyawa kimia pengendali
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan tanaman yang disebut dengan plant growth substances, jika merupakan senyawa buatan yang diberikan secara eksogen disebut plant growth regulator (Sumardi, 2007).
Varietas Padi Lokal Varietas Si Kembiri adalah salah satu varietas padi lokal yang ditanam pada lahan kering. Berdasarkan survei lapangan (September 2009) padi varietas padi lokal Si Kembiri memiliki tinggi kurang lebih 150 cm. Hasil produksinya kurang lebih 2 ½ ton/ha, namun memiliki harga jual yang cukup tinggi yaitu harga beras sekitar
Rp. 6.875,-/kg (Rp. 6.000,-/kg untuk varietas unggul lokal
Ciherang) dan harga gabah keringnya berkisar Rp. 3.800,-/kg (Rp. 2.300,-/kg untuk varietas unggul lokal Ciherang). Memiliki tingkat kerebahan tinggi yang pada umumnya dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif yang cukup tinggi. Oleh karena itu, membutuhkan penanganan khusus berupa pemangkasan dalam upaya mengurangi kerebahan untuk mencegah gagal panen yang merupakan resiko terbesarnya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai waktu yang paling tepat untuk melakukan pemangkasan pada padi lokal tersebut. Siklus hidup tanaman padi pada umumnya adalah 100-120 hari, paling lambat di antara 110-150 hari. Dalam temperatur/suhu klimat, lamanya dari menanam hingga panen antara 130-150 hari (Luh, 1991). Padi dapat beradaptasi pada daerah dengan suhu tinggi dari berhawa panas. Kisaran suhu yang diperlukan dalam pertumbuhannya antara 20°C-38°C. Total suhu harian yang dibutuhkan antara -16°C- -15°C (Grists, 1960). Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relative toleran tanpa penggenangan seperti di sawah.
Universitas Sumatera Utara
Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah. Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masingmasing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo (Wikipedia, 2009). Sifat tahan tumbang/rebah dari sesuatu varietas erat sekali hubungannya dengan sifat daya hasil dan oleh karenanya juga erat sekali bertautan dengan tinggi-rendahya tubuh tanaman varietas. Telah dikemukakan bahwa varietasvarietas dengan tubuh tanaman pendek/rendah mempunyai daun kelopak yang pertumbuhannya lurus/tegak/tegap dan menjulang ke atas dan oleh karena pertumbuhan daun kelopak yang demikian sinar matahari banyak menembus kanopy (tajuk) tanaman, dan memasuki bagian bawah pertanaman. Selain daripada itu, adalah sifat-sifat varietas dengan tubuh tanaman yang pendek bahwa batang tanaman dibalut oleh daun pelepah secara ketat sekali dan oleh karenanya batang tanaman menjadi lebih kuat sehingga tidak mudah diumbang-ambingkan oleh tiupan angin. Seterusnya dapat pula ditambahkan bahwa sebagai akibat dari penyinaran yang lebih intansif ke bagian bawah pertanaman akan memperkuat dinding sel-sel sehingga jaringan sel-sel penunjang menambah keteguhan batang untuk menghindarkan rebahnya pertanaman (Siregar, 1981). Secara umum, penurunan tanaman pangan disebabkan oleh proses budidaya tanaman padi sangat bergantung pada keadaan curah hujan terutama pada lahan huma/tegalan untuk padi ladang, sehingga dengan curah hujan yang rendah berpengaruh besar terhadap realisasi tanaman padi. (Perumperhutani Purwakarta, 2009). Bahwasanya bibit yang berasal dari persemaian kering lebih banyak mempunyai akar dan akarnya pun lebih tegap dan lebih panjang daripada
Universitas Sumatera Utara
akar bibit yang dari persemaian basah dapatlah diterangkan sebagai berikut: oleh karena lingkungan hidupnya bibit yang dibesarkan dalam persemaian kering tidaklah sebaik lingkungan hidup bibit yang dibesarkan dalam persemaian basah , tidaklah mengherankan bahwa bibit yang dibesarkan dalam lingkungan hidup yang tidak menguntungkan sebagaimana halnya dengan keadaan persemaian kering dalam perjuangan hidupnya terpaksa membentuk bukan saja akar yang lebih banyak, akan tetapi akar yang lebih tegap dan lebih panjang (Siregar, 1981). Tidak semua varietas padi cocok untuk dibudidayakan secara organik. Padi hibrida kurang cocok ditanam secara organic karena diperoleh melalui proses pemuliaan di laboratorium. Walaupun merupakan varietas unggul tahan hama dan penyakit tertentu, tetapi umumnya padi hibrida hanya dapat tumbuh dan berproduksi optimal bila disertai dengan aplikasi pupuk kimia dalam jumlah banyak. Tanpa pupuk kimia, padi tersebut tidak akan tumbuh subur dan berproduksi optimal. Varietas padi yang cocok ditanam secara organik hanyalah jenis atau varietas alami. Agar berproduksi optimal, jenis padi ini tidak menuntut penggunaan pupuk kimia. Memang dampak pertanian modern yang hanya menggunakan varietas unggul atau hibrida adalah merosotnya keanekaragaman hayati varietas alami (Andoko, 2002). Jika diamat-amati dengan seksama, bentuk bangun atau morfologi tanaman akan nampaklah pada kita bahwa bentuk bangun atau morfologi tanaman dari varietas yang satu tidaklah sama dengan bentuk bangun atau morfologi tanaman dari varietas yang lain. Para peneliti di Lembaga Penelitian Tanaman Padi Internasional (IRRI) telah membukt ikan bahwa varietas padi yang tinggi daya hasilnya memiliki bentuk bangun (morphologi) tanaman yang
jauh
Universitas Sumatera Utara
berlainan dengan bentuk bangun (morphologi) tanaman varietas-varietas berdaya hasil rendah. Bentuk bangun (morphologi) tanaman varietas-varietas berproduksi rendah adalah sebagai berikut: 1. Batang tanaman tinggi. Tingginya batang tanaman diukur dari permukaan tanah sampai kepada ujung bulir adalah lebih dari 125 cm. 2. Siku atau sudut antara batang dan daun kelopak sedikit lebar, kira - kira 35-40°. Hal sebaliknya terjadi pada tanaman padi varietas-varietas yang berproduksi tinggi (Siregar, 1981). Pertumbuhan tanaman padi dibagi dalam tiga fase yaitu: 1. Fase vegetatif, terbagi dua dimana: a. Fase vegetatif I yaitu awal pertumbuhan dan perkecambahan, b. Fase vegetatif II yaitu pembentukan anakan. 2. Fase reproduktif (pembentukan malai sampai pembungaan); dan 3. Pematangan (pembungaan sampai gabah matang) Di daerah tropis,fase reproduktif 35 hari dan fase pematangan sekitar 30 hari. Perbedaan masa pertumbuhan ditentukan oleh perubahan panjang waktu fase vegetatif. Sebagai contoh, IR64 yang matang dalam 110 hari mempunyai fase vegetatif 45 hari, sedangkan IR8 yang matang dalam 130 hari fase vegetatifnya 65 hari (Scribd,2009). Menurut IRRI (2010) bahwa anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder. Ini
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada 30 hari setelah pindah tanam. Selain sejumlah anakan primer dan sekunder, anakan tersier tumbuh dari anakan sekunder seiring pertumbuhan tanaman yang bertambah panjang dan besar.
Universitas Sumatera Utara