TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM KEGIATAN MUHADARAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) LUBUK BUAYA KOTA PADANG
TESIS
Oleh ERINA ERLIS NIM 1204078
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
ABSTRACT Erina Erlis. 2014. “Teachers’ Directive Speech Acts in Muhadarah Activities at MTsN Lubuk Buaya Kota Padang”. Thesis. Graduated Program of Padang State University. The purpose of this research was to describe the forms, strategies and contexs of the teachers’ directive speech acts and the students’ responses toward the teachers’ directive speech acts in delivering learning materials in muhadarah activities at MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. The subject of the research was the teachers delivering materials in muhadarah activities. They were chosen based on the scheduled arranged by school. This was a qualitative research which used descriptive method. The data collected was the teachers’ directive speech acts in muhadarah activities. The sources of the data were seven teachers delivering materials in that activity. Data was collected by using technique such as refer, such as recording, and writing technique. Data processing begins from transcription, classification of data based on the type, strategy, contexs, and the students’ responses of students to teachers directive speech act based on the theory applied. It then was interpretation of data and conclusion was drawn. The result of the research indicated that the directive speech acts forms used in muhadarah activity were requesting, asking questions, prohibiting, requiring, permiting and suggesting. The directive speech acts form that was used frequently was asking questions and that which was rarely used was prohibiting. The strategies of directive speech acts used by the teachers were frankly speaking without courstesy, direct speech with positive politeness, direct speech with negative politeness and vaguely speaking. The contexts of speech of teachers directive speech acts involved seven teachers as the locator, and the students as the interlocutor, seven topics, and in average the utterances were produced in quite situation. The students’ response toward the teachers’ directive speech acts were performed verbally and nonverbally. Both responses were responded positively by the students.
i
ABSTRAK Erina Erlis. 2014. “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, strategi, konteks tindak tutur direktif guru, dan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Subjek penelitian adalah guru-guru yang memberikan materi dalam kegiatan muhadarah. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan jadwal yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian berupa tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah dengan sumber data adalah tujuh orang guru yang menyampaikan materi. Data dikumpulkan dengan teknik simak, sadap, dan pencatatan. Pengolahan data dimulai dari pentranskripsian, pengklasifikasian data berdasarkan bentuk, strategi, konteks, dan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru berdasarkan teori yang digunakan dan dilanjutkan dengan penginterpretasian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa bentuk tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah adalah permintaan, pertanyaan, pelarangan, persyaratan, pengizinan, dan nasihat. Bentuk tindak tutur direktif yang paling sering digunakan adalah bentuk pertanyaan dan yang paling jarang adalah bentuk pelarangan. Strategi tindak tutur direktif yang digunakan guru adalah bertutur terus terang tanpa basa-basi, bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan positif, bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan negatif, dan bertutur samar-samar. Strategi yang paling sering digunakan adalah bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan positif dan yang jarang adalah bertutur samarsamar. Konteks tuturan tindak tutur direktif guru melibatkan tujuh orang guru sebagai penutur, siswa sebagai mitra tutur, tujuh topik, dan rata-rata peristiwa tutur dalam keadaan tenang. Respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru terdiri atas respons verbal dan nonverbal. Respons verbal dan nonverbal tersebut secara umum ditanggapi secara positif atau baik oleh para siswa.
ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS
Mahasiswa
NIM.
z :
Erinu Erlis 004A78
Tanggal
Tanda Tangan
Nama
Dr. Novia Juita" M.Hum. Pembimbing I .a::. L./
?{a zau
Dr. Irfani Basri. M.Pd. Pembimbing
II
StudilKonsenffasi
Direktur Progiar4 Pascas arj ana Universitas Negeii P4dang
99403 2 001
NrP. 1959
198403 1 003
PERSETUJUAN KOII{ISI UJIAN TESIS MAGISTER I(EPENDIDII{AN
No.
Tanda Tangan
Nama
I)r.
NovjgL Juita" M.Hum..
(Ketua)
Dr. Irfani Basri" M.Pd. (Sekretaris)
A^ -'y-'"f'
,/
Prof. Dr. Hasanuddin WS.. M.Hum. (Anggota)
Prof. Dr. Ermanto. M.HunL (Anggota)
-
<J/ftiu-
Dr. Siti Fatimah. M.Pd.. M.Hum.
4.-
(Anggota)
Mahasiswa Mahasiswa
NIM. Tanggal Uiian
: : :
/,o
Erina Erlis 1204A78 16
-7 -2014
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, tesis dengan Kegiatan Muhadarah
judul
"Tindak Tutur Direktif Guru dalam
di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang,
adalah asli dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis
ini
mumi gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikaskan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan rurma pengarangnya dan dicantumkan dalam dafr,ar pustaka.
4. Pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan
di kemudian hari
ini,
saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya hrlis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan
hukum yang berlaku.
Padang, 16 Juli 2014 Saya yang Menyatakan
METERAT
I+AAPHI TGLX, D13E5ACF41
6Wffi Erina Erlis
NrM
1204078
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai jadwal yang direncanakan. Tesis ini berjudul “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang”. Tesis ini
di-
selesaikan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Selama penulisan tesis ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, fasilitas, dan kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Pihak-pihak yang dimaksud adalah berikut ini. 1. Dr. Novia Juita, M.Hum dan Dr. Irfani Basri, M. Pd., selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dengan teliti dan sabar mulai dari rancangan proposal sampai penyelesaian tesis ini. 2. Prof. Dr. Hasanuddin WS, M. Hum., Prof. Dr. Ermanto, S. Pd., M. Hum., dan Dr. Siti Fatimah, M. Pd., M. Hum. selaku dosen kontributor yang telah memberikan kontribusi
berupa masukan, saran, dan kritikan dalam
penyempurnaan tesis ini. 3. Prof. Dr. Atmazaki, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam berbagai hal sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 4. Direktur Program Pascasarjana UNP, seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan staf Program Pascasarjana UNP yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas belajar sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
vi
5.
Drs. Zakri Mukhtar selaku kepala MTsN Lubuk Buaya Kota Padang beserta majelis guru dan pegawai tata usaha yang telah memberikan fasilitas dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
6.
Rekan-rekan mahasiswa
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini. Mohon maaf karena penulis tidak menyebutkan nama satu per satu. 7.
Ayahanda, Nasmir Dt. Angku Marajo dan Ibunda Lisma yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
8.
Teristimewa untuk suami tercinta, Hokky Zaini, yang selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi, dan dukungan moril dan materil sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.
9.
Terima kasih kepada anakku tersayang, Shiddiq Alghani Hoer, yang telah rela dan sabar sebagian waktu bersamanya berkurang dan anak-anakku yang lain Salma Habibah, Gina Nafsih, dan Nurul Fajriah yang ikut memotivasi dan memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
10. Semua pihak yang ikut memberikan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga tesis ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pendidikan bahasa Indonesia khususnya.
Padang, Juli 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACT ................................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................... ii PERSETUJUAN AKHIR TESIS............................................................... iii PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS................................................ iv SURAT PERNYATAAN ............................................................................ v KATA PENGANTAR................................................................................. vi DAFTAR ISI................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Fokus Masalah ............................................................................. 8 C. Rumusan Masalah......................................................................... 9 D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian........................................................................ 10 G. Definisi Istilah .............................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 12 A. Landasan Teori ............................................................................. 12 1. Tindak Tutur............................................................................... 12 2. Tindak Tutur Direktif............................................................... 19 a. Bentuk Tindak Tutur Direktif ............................................. 20 b. Strategi Bertutur .................................................................. 22 c. Konteks Situasi Tutur dalam Tindak Tutur Direktif .......... 27 d. Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif .................. 30
viii
3. Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah......... 33 B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................... 35 C. Kerangka Konseptual .................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 41 A. Jenis dan Metode Penelitian ......................................................... 41 B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 42 C. Subjek Penelitian ......................................................................... 42 D. Data dan Sumber Data.................................................................. 43 E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 44 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44 G. Teknik Pengabsahan Data ............................................................ 46 H. Teknik Penganalisisan Data ......................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 49 A. Temuan Penelitian ........................................................................ 49 1. Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang .................. 54 a. Permintaan ........................................................................ 54 b. Pertanyaan ........................................................................ 57 c. Persyaratan........................................................................ 61 d. Pelarangan ........................................................................ 63 e. Pengizinan ........................................................................ 65 f. Nasihat .............................................................................. 66 2. Strategi Tindak Tutur Direktif Guru Dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang .................. 68 a. Bertutur Terus Terang tanpa Basa Basi ............................ 69 b. Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Positif................................................................................ 71 c. Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Negatif .............................................................................. 76
ix
d. Bertutur Samar samar ....................................................... 79 3. Konteks Tindak Tutur Direktif Guru MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ................................................................ 82 a.Penutur ................................................................................. 82 b. Topik atau Pesan................................................................. 86 c. Peristiwa.............................................................................. 90 4. Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Guru Dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang............................................................................. 93 a. Respons Verbal.................................................................. 93 b. Respons Nonverbal............................................................ 95
B. Pembahasan .................................................................................. 97 1. Bentuk Tindak Tutur Direktif................................................. 98 2. Strategi Tindak Tutur Direktif................................................ 100 3. Konteks Tindak Tutur Direktif ............................................... 103 4. Respons Tindak Tutur Direktif............................................... 108
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................... 111 A. Simpulan........................................................................................ 111 B. Implikasi ........................................................................................ 112 C. Saran .............................................................................................. 114 DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 117 LAMPIRAN................................................................................................. 120
x
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Format Penjaring/pengumpul i Data Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ............................................................................................ 45 2. Format Catatan Lapangan.........................................................................46 3. Rincian Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ................. 50 4. Rincian Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang................................. 51 5. Rincian Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ................................................................................. 53
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Transkrip Data Rekaman Penelitian .................................................... .....120
2.
Data Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang................................ .....142
3.
Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang................................ .....153
4.
Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang................................ .....173
5.
Konteks Tuturan Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ............... .....186
6.
Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ............... .....218
7.
Catatan Lapangan Proses Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang ........................................................................262
xii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
Kepanjangan
1.
MTsN
: Madrasah Tsanawiyah Negeri
2.
TTD
: Tindak Tutur Direktif
3.
BTTTBB
: Bertutur Terus Terang tanpa Basa Basi
4.
BLDBKP
: Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Positif
5.
BLDBKN
: Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Negatif
6.
BSS
: Bertutur Samar Samar
7.
GFQ. D1
: Guru Fiqih Data 1
8.
GBA. D2
: Guru Bahasa Arab Data 2
9.
GBind. D3
: Guru Bahasa Indonesia Data 3
10. GSKI. D4
: Guru Sejarah Kebudayaan Islam Data 4
11. GBind. D5
: Guru Bahasa Indonesia Data 5
12. GBing. D6
: Guru Bahasa Inggris Data 6
13. GBio. D7
: Guru Biologi Data 7
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Hal itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana berinteraksi yang digunakan untuk membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan sosial itu dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kegiatan formal maupun nonformal. Salah satu penggunaan bahasa dalam kegiatan formal dapat dilihat dalam kegiatan-kegiatan di sekolah baik dalam proses pembelajaran maupun kegiatan lain seperti acaraacara pertemuan, penampilan bakat, dan pengembangan diri. Sebaliknya, penggunaan bahasa dalam kegiatan nonformal dapat dilihat dalam percakapan siswa ketika mereka beristirahat dan waktu-waktu sebelum pelajaran dimulai. Penggunaan bahasa dan cara berbahasa dalam kegiatan formal maupun nonformal harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Kesalahan berkomunikasi biasanya disebabkan oleh penggunaan bahasa dan cara berbahasa yang kurang tepat. Hal tersebut dapat diperhatikan pada media sosial. Banyak para tokoh politik, entertainner yang terlibat kasus hanya karena salah membuat status di facebook, keliru menanggapi suatu masalah di twitter. Semua itu membuktikan bahwa pada zaman reformasi ini semua orang bebas berbicara. Sarana untuk menyampaikan ide dan argumen pun banyak tersedia. Salah satu sarana untuk menyampaikan ide dan argumen di sekolah khususnya di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (selanjutnya dituliskan MTsN)
1
2
Lubuk Buaya adalah kegiatan muhadarah. Kegiatan ini merupakan tempat berlatih berbagai keterampilan siswa di depan warga sekolah yang hadir. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para siswa dalam menyampaikan minat dan bakatnya khususnya dalam berpidato. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan ajang bagi setiap guru menyampaikan nasihat-nasihat, informasi-informasi penting untuk para siswa yang dapat dijadikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan muhadarah ini dilakukan pada setiap hari Jumat pagi dari pukul 07.00—08.00 yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan pegawai yang ada. Muhadarah ini sudah menjadi agenda rutin di MTsN Lubuk Buaya sehingga dilaksanakan
dalam jadwal pembelajaran yang dikeluarkan pada setiap awal
semester oleh pihak sekolah. Perbedaannya dengan pembelajaran biasa adalah jumlah siswa, tempat, dan metodenya. Pembelajaran pada saat muhadarah dilakukan di lapangan atau halaman sekolah, jumlah siswa yang banyak, dan guru yang menyampaikan materi berbeda tiap minggunya. Akan tetapi, materi yang disampaikan baik di dalam kelas maupun di lapangan sama-sama bertujuan untuk mendidik dan melatih para siswa ke arah yang lebih baik. Muhadarah dilaksanakan dalam rangka melatih siswa dalam mengembangkan minat dan bakat mereka dalam berbicara. Acara tersebut diisi oleh siswa secara bergantian sesuai dengan jadwal lokal atau kelas yang ditetapkan sekolah. Dalam kegiatan itu ditampilkan acara pembacaan wahyu ilahi dan saritilawah, pidato tiga bahasa (bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia), hiburan berupa nyanyian, puisi, dan lain-lain. Dalam kegiatan inilah guru menyampaikan nasihat sesuai topik yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Mereka akan menyampaikan
3
topik kepada para siswa dengan cara yang bervariasi. Selain sarana berlatih bagi siswa, kegiatan ini juga dinilai. Nilai muhadarah bagi seluruh siswa akan dicantumkan ke dalam laporan hasil belajar sebagai nilai pembiasaan. Nilai ini diberikan oleh wakil bidang kesiswaan berdasarkan absensi siswa selama satu semester berkoordinasi dengan guru Mata Pelajaran Amaliah. Selain siswa, guru juga dinilai oleh kepala sekolah. Nilai tersebut diambil dari kemampuan guru dalam menyampaikan materi atau nasihat pada saat kegiatan berlangsung. Kepala sekolah menuntut seluruh guru untuk mampu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik di depan seluruh warga sekolah. Kemampuan guru menyampaikan materi dalam kegiatan ini sebagai pertimbangan oleh kepala sekolah untuk memberikan beban kerja pada setiap awal tahun pembelajaran. Informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara nonformal yang peneliti lakukan pada hari Sabtu, 19 Juli 2013 dengan kepala sekolah. Selanjutnya, berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama mengajar di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang sejak tahun 2005, materi yang disampaikan guru setiap kegiatan sangat menunjang peningkatan kepribadian siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari materi yang mereka sampaikan berhubungan dengan sikap-sikap dan perilaku yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
cara
guru-guru
memberikan
dan
menyampaikan
nasihat-nasihat,
penguatan-penguatan dalam kegiatan muhadarah cenderung monoton. Materi yang disampaikan oleh guru pada kegiatan muhadarah hampir sama dari semester ke semester, hanya beberapa guru yang menyampaikan hal-hal yang baru dan
4
berbeda. Artinya, masih ada guru yang kurang mampu memotivasi siswa dalam tuturannya. Selain itu, faktor ketidaksesuaian kenyataan yang dilihat siswa seharihari di sekolah tidak sesuai dengan apa yang disampaikan juga menyebabkan materi yang disampaikan kurang direspons baik oleh para siswa. Salah satu bentuk pembicaraan guru dan respons siswa dapat dilihat pada suatu kegiatan muhadarah pada tahun pembelajaran 2012/2013 ketika guru A menyampaikan nasihat di depan seluruh siswa. Kalimat tersebut merupakan salah satu contoh Tindak Tutur Direktif Guru (selanjutnya ditulis TTD). Bentuk tuturan guru yang dimaksud adalah berikut ini. (1) Guru
Siswa
: Ananda sekalian, kita harus disiplin, tidak dibenarkan terlambat, lingkungan sekolah harus dijaga, kebersihan harus diperhatikan karena kebersihan sebagian dari iman! : Uuuuuuuhhh (Siswa serentak bersorak ).
Tuturan yang disampaikan guru pada kalimat (1) di atas merupakan salah satu TTD guru saat muhadarah yang direspons kurang baik oleh siswa. Hal tersebut disebabkan karena nasihat yang disampaikan guru tidak sesuai dengan praktik yang mereka lihat sehari-hari. Hal itu menandakan bahwa ada hal yang salah atau
keliru. Setelah
peneliti bertanya jawab dengan beberapa siswa,
ternyata faktor yang menyebabkan mereka bersorak karena guru yang menyampaikan nasihat tersebut justru sering terlambat masuk kelas. Kalau tidak dijemput ketua kelas, guru tersebut sering lupa dengan jadwal mengajarnya, serta kebiasaan guru tersebut yang kurang peduli dengan sampah yang berserakan dan keset yang berantakan pada saat yang bersangkutan mengajar.
5
Kasus berbicara lain juga dapat dilihat pada suatu ketika terjadi kesalahpahaman antara guru yang memberikan materi pada saat muhadarah dengan salah satu siswa laki-laki kelas IX. Kesalahpahaman itu terjadi hanya karena guru yang bersangkutan memintanya menyebutkan ciri-ciri sekolah adiwiyata. Guru memintanya dengan tuturan berikut ini. (2) Guru Siswa
: Coba kamu yang ganteng, yang pakai kaca mata, kira-kira menurutmu ciri-ciri sekolah adiwiyata itu apa? : Ndak tahu do Buk (tidak tahu Buk). (Keluar dari barisan sambil menendang temannya yang duduk di sampingnya diiringi sorakan dari siswa lain.)
Tuturan guru pada contoh (2) di atas ternyata direspons kurang baik oleh siswa. Setelah dilakukan pendekatan oleh guru, ternyata
siswa tersebut
beranggapan bahwa guru menyuruhnya dengan sebutan ganteng tersebut adalah mencemoohkannya. Siswa yang bersangkutan menganggap penggunaan kata ganteng oleh gurunya ditanggapnya dengan negatif. Hal itu merupakan bentuk kesalahpahaman antara siswa dan guru terhadap tuturan yang disampaikan. Padahal, panggilan ganteng
tersebut digunakan guru sebagai penghargaan
terhadap siswanya karena guru yang bersangkutan tidak mengetahui nama siswa yang diminta untuk menjawab itu. Permasalahan-permasalahan di atas merupakan salah satu contoh efek dari berkomunikasi. Bagaimana sikap siswa dalam menerima dan menanggapi bahasa yang disampaikan guru. Hal tersebut mengingat bahwa guru merupakan sosok yang paling dekat
dijadikan tuntunan bagi siswa. Pepatah mengatakan bahwa
guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Untuk itu, guru memang dituntut untuk memiliki karakter yang baik. Karakter yang baik itu salah satunya tercermin dari
6
gaya dan cara guru bertutur kata. Ttutur kata yang baik dan santun akan menimbulkan rasa nyaman dan senang bagi para siswa siswa. Jika rasa aman dan nyaman sudah ada pada diri para siswa, mereka dengan senang hati pula mendengarkan nasihat-nasihat guru dan menjadikan para gurunya tersebut sebagai idola dalam
melakukan tugas yang diberikan kepada mereka. Siswa akan
menunggu-nunggu kehadiran guru-guru yang akan menyampaikan materi setiap muhadarah berlangsung. Tutur kata yang baik dan santun juga sangat dibutuhkan siswa dalam pembelajaran. Tutur kata seperti itu akan menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi siswa saat mengikuti pelajaran. Untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman tersebut dibutuhkan
strategi guru dalam bertutur. Hal tersebut terbukti dari
penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2013) dengan judul penelitian “Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa guru lebih cenderung mengunakan bentuk tindak tutur direktif memberikan informasi, memuji, dan menyarankan. Ketiga bentuk tuturan guru sangat berpengaruh positif terhadap semangat siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut juga tidak terlepas dari kemampuan guru berkreativitas dan berinovasi pada setiap materi pembelajaran yang akan disampaikan. Strategi yang sering digunakan guru adalah tuturan tidak langsung. Semakin sering tuturan tidak langsung digunakan guru, semakin kuat pula daya pragmatiknya.
7
Penelitian
tindak tutur direktif guru juga dilakukan
Entalya (2013)
dengan judul penelitian “Kesantunan Verbal dan Nonverbal pada Tuturan Direktif dalam Pembelajaran di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran”. Penelitian yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran yang diujiannasionalkan ini menunjukkan bahwa guru lebih cenderung menggunakan tindak tutur direktif guru menyuruh. Strategi yang digunakan guru lebih dominan langsung berkonotasi negatif. Hal tersebut menimbulkan kesantunan verbal dan nonverbal tuturan guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya penyimpangan prinsip kesantunan verbal dan nonverbal tindak tutur direktif guru dalam
pembelajaran.
Penyimpangan yang dimaksud adalah prinsip persahabatan dan keramahan. Guru terkesan angkuh pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan uraian dan informasi yang dipaparkan di atas, maka tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah perlu diteliti. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kegiatan muhadarah merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk menerima pelajaran berupa nasihat-nasihat yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, cara
guru menyampaikan
materi dalam kegiatan ini harus jelas, tepat, dan metode bervariasi. Ketiga, guru yang menyampaikan nasihat itu adalah seluruh guru mata pelajaran secara bergantian sehingga dituntut untuk mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikannnya karena kegiatan tersebut adalah kegiatan formal. Keempat, menyambut kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan serentak dan menyeluruh pada tahun pembelajaran 2014/2015.
Seluruh guru harus
8
mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar karena “bahasa Indonesia adalah penghela pengetahuan”.
Hal tersebut menuntut agar para guru
mampu
menggunakan bahasa Indonesia secara tepat agar pengetahuan yang diberikan kepada siswa juga akan diterima siswa dengan tepat. Apabila guru
mampu
berbahasa Indonesia sebagaimana mestinya, tentu para siswa akan meniru dan melaksanakan sesuai dengan apa yang disampaikan para gurunya. Kelima, Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kegiatan muhadarah ini belum ada dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya hanya meneliti tindak tutur direktif guru dalam kegiatan pembelajaran dengan subjek penelitian guru mata pelajaran sejenis atau serumpun. Guru mata pelajaran sejenis yaitu guru-guru yang mengampu mata pelajaran yang sama, sedangkan guru mata pelajaran serumpun adalah guru yang mengampu Mata Pelajaran
Agama yang
tergabung dalam Pendidikan Agama Islam atau guru mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Fokus Masalah Berdasarakan latar belakang masalah, penelitian ini akan mengkaji tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Penelitian ini berfokus pada
tindak tutur direktif guru-guru yang
menyampaikan nasihat-nasihat mereka kepada para siswa. Tindak tutur direktif yang akan dibahas pada penelitian ini berfokus pada bentuk tindak tutur direktif guru, strategi bertutur guru, konteks tuturan dalam tindak tutur direktif guru, dan
9
respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan berikut ini. “Bagaimana tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang?” Dari pertanyaan tersebut dapat diuraikan bahwa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bentuk, strategi, konteks, dan respons siswa terhadap TTD guru dalam kegiatan muhadarah siswa MTsN Lubuk Buaya Kota Padang tahun pembelajaran 2013/2014.
D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah bentuk tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang?
2.
Bagaimanakah strategi
bertutur tindak tutur direktif guru dalam kegiatan
muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang? 3.
Bagaimanakah konteks tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang?
4.
Bagaimanakah respons siswa terhadap tindak tutur direktif yang digunakan guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang?
10
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif
guru dalam kegiatan
muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. 2.
Mendeskripsikan strategi bertutur tindak tutur direktif guru pembina pada kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang.
3.
Mendeskripsikan konteks tindak tutur direktif amanat guru pembina pada kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang.
4.
Mendeskripsikan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk bidang ilmu pengetahuan
linguistik
khususnya kajian pragmatik tentang tindak tutur. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk dunia pendidikan dengan harapan dapat memberikan pengetahuan kepada para guru dan calon guru tentang
tuturan yang digunakan
saat berkomunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan ketika berinteraksi pada proses pembelajaran, memberikan amanat pada kegiatan upacara dan muhadarah, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kompetensi seluruh guru dalam menggunakan bahasa Indonesia pada saat menyapaikan materi pembelajaran
11
kepada siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan masukan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
G. Definisi Istilah Untuk mengarahkan persepsi dan pemahaman tentang judul penelitian, ada istilah yang perlu didefinisikan. Definisi istilah yang dimaksud adalah berikut ini. 1.
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang disampaikan guru dengan maksud agar para pendengar (siswa) melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu.
2.
Guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah guru-guru yang sudah ditunjuk atau ditugaskan oleh kepala sekolah untuk memberikan pengarahan kepada siswa dalam kegiatan muhadarah sesuai jadwal yang sudah disusun oleh wakil kepala bidang kesiswaan pada setiap awal semester.
3.
Muhadarah adalah kegiatan rutinitas
pada MTsN Lubuk Buaya yang
dilaksanakan setiap hari Jumat pagi selama satu jam (60 menit). Kegiatan ini merupakan acara yang diikuti oleh seluruh guru dan siswa yang sudah tercantum dalam jadwal pembelajaran. Muhadarah ini bertujuan untuk melatih siswa dan guru
berbicara di depan umum. Khusus untuk siswa,
mereka dibekali terlebih dahulu dalam kegiatan pengembangan diri dengan maksud agar siswa berani berbicara di depan umum atau orang banyak.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Pada bagian ini, dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Teori yang dimaksud adalah
teori pragmatik yang mencakup
hakikat tindak tutur khususnya tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif yang akan dibahas terdiri atas bentuk, strategi, konteks tuturan, dan respons siswa terhadap TTD guru. Di samping itu, pada bagian kajian pustaka ini juga dibahas penelitian yang relevan dengan topik penelitian dan kerangka konseptual.
1. Tindak Tutur Tindak tutur merupakan salah satu kajian pragmatik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nababan (1999:8) mengemukakan bahwa salah satu kajian pragmatik adalah tindak tutur di samping mengkaji implikatur, praanggapan, deiksis, dan hal-hal yang berhubungan dengan
faktor-faktor
pengguna bahasa. Hal senada juga disampaikan Yule (2006:3) bahwa pragmatik mengkaji studi tentang maksud penutur dalam tindak tutur di samping deiksis, implikatur, dan kesopanan. Selanjutnya, Gunarwan (1994:40) yang menyatakan bahwa salah satu satuan analisis pragmatik adalah tindak tutur atau tindak ujaran (spech act). Gunarwan juga menjelaskan bahwa di dalam pragmatik, selain tindak tutur juga dikaji masalah implikatur dan kesantunan. Teori tindak tutur pertama kali dikemukakan oleh John L. Austin di dalam kuliahnya di Universitas Harvard pada tahun 1955 yang kemudian dibukukan 12
13
pada
tahun
1962
dengan
judul
“How
to
Do
Things
with
Words”
(Gunarwan,1994:43). Pandangan Austin tentang tindak tutur adalah mengujarkan sesuatu bukan berarti sekedar mengatakan sesuatu, tetapi terdapat tindakan yang mengatakan sesuatu itu. Pandangan Austin ini kemudian diadopsi oleh ahli-ahli lain dalam mengembangkan teori tindak tutur. Tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan
melalui
tuturan biasanya disebut tindak tutur (Yule, 2006:82). Tindakan yang dimaksud adalah perbuatan sesuai dengan tuturan yang disampaikan. Misalnya, pada waktu seseorang mengucapkan kata-kata selamat, mereka juga melakukan suatu tindakan berupa jabatan tangan atau yang lainnya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Austin (dalam Nadar, 2009:11) yang menjelaskan bahwa pada dasarnya ketika seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Apabila seseorang berjanji untuk menghadiri undangan yang disampaikan lawan tuturnya, dia juga akan melakukan tindakan berupa memenuhi atau menepati janji yang dituturkannya. Dengan demikian, tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan oleh penutur ketika mengucapkan kata-atau kalimat-kalimat dalam proses komunikasi. Berdasarkan teori tindak tutur, Austin membagi jenis tuturan atas dua, yaitu tuturan konstantif dan performatif (Gunarwan, 1994:43). Tuturan konstantif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji berdasarkan benar atau salah. Untuk menguji suatu tuturan itu benar atau salah digunakan pengetahuan yang ada. Misalnya, ibu kota Sumatera Barat adalah kota Padang. Untuk membuktikan kebenarannya perlu menggunakan pengetahuan umum yang dimiliki. Tuturan performatif adalah tuturan yang merupakan
14
tindakan melakukan sesuatu. Tindak tutur jenis ini tidak dapat diuji dengan benar atau salah, tetapi dengan menggunakan sahih atau tidak. Suatu tindakan sahih apabila apa yang dituturkan sama dengan yang dilakukan, misalnya, seseorang berjanji pada temannya “Saya akan datang pada acara pelantikanmu”. Jika penutur benar-benar datang pada acara tersebut, maka tuturan tersebut disebut sahih. Menurut Gunarwan (1994:44), ada empat persyaratan kesahihan tindak tutur mengacu kepada pandangan Austin yang harus dipenuhi. Pertama, ada prosedur konvensional yang mempunyai efek konvensional untuk mengujarkan kata-kata tertentu, orang-orang tertentu,dana pada peristiwa tertentu. Kedua, orang yang ada dalam perisiwa tertentu mestilah orang-orang yang berkelayakan. Ketiga, prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh orang-orang berkelayakan secara benar. Keempat, dilaksanakan secara lengkap.
Lebih lanjut, Wijana
(1996:24—25) menjelaskan tentang kesahihan sebuah tuturan sebagai berikut. Kesahihan sebuah tuturan ditentukan oleh lima hal. Pertama, penutur harus memiliki niat yang sungguh-sungguh atas apa yang dituturkannya. Kedua, penutur harus yakin bahwa lawan tutur benarbenar percaya dengan tindakan yang akan dilakukannnya. Ketiga, penutur harus berkeyakinan bahwa ia mampu melaksanakan tindakan itu. Keempat, penutur harus memprediksi tindakantindakan yang akan dilakukan. Kelima, penutur harus memprediksi tindakan yang dilakukannya sendiri, bukan tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Selanjutnya, Austin membagi jenis tindakan yang berkaitan dengan ujaran, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi (Gunarwan, 1994:45). Tindakan lokusi adalah tindakan bertutur yang makna tuturan iu sama dengan yang diucapkan. Tindakan ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu yang maksud ujarannya tidak sama dengan apa yang diujarkan. Tindak perlokusi adalah dampak atau akibat yang
15
dihasilkan penutur dengan mengatakan
sesuatu. Gunarwan mengemukakan
contoh lokusi “saya haus”. Ujaran tersebut menginformasikan kepada lawan tuturnya bahawa “ia haus” dan tidak ada maksud lain di balik itu. Contoh tindak ilokusi dari pernyataan “saya haus” adalah penutur bermaksud “meminta minum”. Kemudian, efek (perlokusi) dari ujaran “saya haus” adalah lawan tuturnya akan mengambilkan air untuk penutur yang sedang dalam keadaan haus. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wijana (1996:17—19) bahwa tindak lokusi adalah tindak untuk menyatakan sesuatu; ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk melakukan sesuatu dengan bertutur; perlokusi adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh penutur kepada lawan tutur. Wijana juga mengatakan bahwa titik sentral kajian tindak tutur adalah tindak ilokusi karena dapat dipahami dengan menyertakan konteks tuturan itu. Berbeda dengan tindakan lokusi yang dapat dipahami dari makna tuturan yang diujarkan. Tiga jenis tindakan yang dikemukakan Austin itu kemudian dikembangkan oleh John Searle. Searle adalah murid Austin. Searle membedakan lima jenis tindak tutur, yaitu asertif, atau representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif (Gunarwan, 1994:48). Asertif atau representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya seperti melaporkan, menyatakan, menunjukkan, dan menyebutkan. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar lawan tuturnya melakukan tindakan seperti yang disebutkan di dalam tuturan itu seperti menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, melarang, dan menantang. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan
16
apa yang disebutkan di dalam ujarannya. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur untuk menyatakan sesuatu yang dirasakannya mengenai lawan tutur sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu. Terakhir, tindak tutur deklaratif yaitu tindak tutur yang dilakukan untuk menciptakan hal baru baik mengenai status, keadaan, atau yang lainnya seperti memutuskan, membatalkan, mengizinkan, dan memberikan maaf. Selanjutnya, Yule (2006:92) juga mengklasifikasikan tindak tutur atas lima kategori, yaitu deklarasi, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. Pengklasifikasian tindak tutur ini sama dengan pengklasifikasian yang dikemukakan oleh Austin. Hanya saja, Yule memberikan definisi baru dalam pandangannya mengenai lima jenis tindak tutur itu. Menurut Yule, tindak tutur deklarasi adalah tuturan yang mengubah dunia. Misalnya, “Sekarang Anda sah sebagai suami istri”. Tuturan tersebut mengubah status seseorang dari lajang menjadi menikah. Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur tentang suatu fakta, penegasan, kesimpulan atau pendeskripsian. Misalnya, pernyataan tentang “bumi itu bulat” yang merupakan fakta yang tidak dapat dibantah. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan tuturan yang diucapkan. Tindak tutur ini meliputi perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat diri penutur terhadap tindakan-tindakan yang ia katakan untuk masa yang akan datang. Tindak tutur komisif ini berupa janji, ancaman, dan penolakan.
17
Selanjutnya, Wijana (1996:36) membagi jenis tindak tutur atas tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. Wijana menggabungkan tindak tutur literal dan tidak literal dengan tindak tutur langsung dan tidak langsung. Pembagian tindak tutur oleh Wijana terdiri atas tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung dan tidak literal.
Tindak tutur literal dan langsung dapat
ditemukan pada tuturan seorang guru olah raga kepada siswanya “Coba angkat kedua tangannya tinggi-tinggi”. Guru ini sedang memerintahkan siswanya untuk mengangkat tangannya tinggi-tingi karena kan melakukan olah pernafasan. Tuturan tersebut benar-benar untuk perintah mengangkat kedua tangan dan tidak ada modus lainnya. Tindak tutur tidak literal dan langsung dapat dilihat pada tuturan seorang mahasiswa
mendapat nilai B pada mata kuliah Anlisis Wacana dan dia
mengatakan kepada temannya “Wah, saya gagal lagi dalam ujian Analisis Wacana, saya hanya mendapat nilai B”. Tuturan mahasiswa kepada temannya itu bukanlah tindak tutur literal karena yang dimaksudkan adalah dia lulus dan bukan gagal. Dengan demikian, tuturan tadi merupakan tindak tutur langsung karena menggunakan kalimat berita untuk memberitahukan hasil ujian
mata kuliah
Analisis Wacana kepada temannya. Tindak tutur literal dan tidak langsung dapat dilihat pada tuturan yang terjadi dalam sebuah keluarga. Satu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan dua orang anak sedang makan malam bersama di meja makan. Sang suami yang sangat memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya selalu makan sayur yang
18
cukup. Kebiasaannya selalu makan sayur lebih banyak dibandingkan dengan nasi dan lauk. Karena sang suami sangat menginginkan sayur yang terletak agak jauh dari tempat duduknya, dia berkata pada istrinya “Bu, boleh minta sayurnya? Tuturan suami kepada istrinya itu dapat diklasifikasikan sebagai tuturan literal karena yang bersangkutan meminta sayur. Namun, tuturan tersebut tidak langsung karena yang bersangkutan menggunakan kalimat tanya untuk membuat suatu tindak lokusi tidak langsung yaitu menyuruh istrinya untuk mengambil sayur. Tindak tutur terakhir menurut Wijana adalah tindak tutur tidak literal dan tidak langsung. Tindak tutur ini dapat dilihat pada tuturan seorang ibu pada anaknya yang sedang duduk di kelas delapan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sedang menghadapi ulangan tengah semester. Karena selalu menghabiskan waktunya dengan menonton TV, sang Ibu berkata “ Terus aja nonton TV, besok jawab aja dengan tontonanmu itu!” Tuturan sang ibu kepada anaknya itu tidak dapat dikatakan tuturan literal karena tidak demikiam maksud dari tuturan sebenarnya. Maksud tuturan sang ibu sebenarnya adalah meminta sang anak untuk berhenti menonton karena soal ulangan itu tidak akan ada yang menanyakan tentang isi tontonan. Tuturan sang ibu itu juga bukan tuturan langsung karena kalimat yang digunakan adalah kalimat
perintah, tetapi
maksudnya adalah melarang. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur terbagia atas lima. Tindak tutur tersebut yaitu (1) tindak tutur deklaratif, (2) tindak tutur representatif, (3) tindak tutur ekspresif, (4) tindak tutur direktif, dan (5) tindak tutur komisif. Pembagian ini diambil berdasarkan
19
pembagian tindak tutur yang dikemukakan oleh Yule. Oleh sebab itu, penelitian ini mengunakan jenis tindak tutur berdasarkan pendapat Yule karena lebih mudah dipahami dan sejalan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
2. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur sebagai pengungkapan sikap penutur agar lawan tuturnya melakukan tindakan sesuai dengan keinginannya (Ibrahim, 1993:27). Sejalan dengan pendapat di atas, Leech (1993:164) juga mengemukakan bahwa tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dirancang untuk mendorong mitratutur melakukan sesuatu yang diinginkan penutur. Hal senada juga
dikemukakan
Yule (2006:93) juga
mengemukakan bahwa tindak tutur direktif adalah jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh pendengarnya melakukan apa yang menjadi keinginan penutur.
Sementara itu, Syafruddin (2010:104)
menjelaskan bahwa tindak tutur
direktif adalah tindak
juga
tindak tutur yang
dimaksudkan penuturnya agar mitratutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu . Keempat pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut pada intinya sama. Keempat pendapat tersebut sama-sama menyatakan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk untuk memerintahkan lawan tuturnya melakukan apa yang diinginkan penutur. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur
direktif adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk memerintahkan lawan tuturnya melakukan apa yang diinginkan penutur. Tuturan-tuturan yang
20
dimaksud dapat berupa memaksa, memohon, menyarankan, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba dan sejenisnya. Bentuk-bentuk tindak tutur direktif tersebut akan dibahas berikut ini. ini. a.
Bentuk Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif dalam penelitian ini disingkat dengan TTD menurut
Searle merupakan tuturan yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu. Menurut Searle (dalam Ibrahim, 1993:27—31) mengelompokkan TTD ke dalam enam kelompok, yakni (a) requetives (permintaan), yang mencakup, meminta, memohon, menekan, mengundang, dan mendorong; (b) questions (pertanyaan), yang mencakup bertanya, berinkuiri, dan menginterogasi; (c) probibitives (pelarangan), yang mencakup melarang, dan membatasi; (d) requirements (perintah), yang mencakup memerintah, menghendaki, mengkomandokan, mengarahkan , dan menuntut; (e) permissives
(persetujuan),
yang
mencakup
menyetujui,
mengabulkan,
mengizinkan, membolehkan, dan memaafkan; (f) advisories (nasihat), yang mencakup
menasihati,
memperingatkan,
mengusulakan
dan
meyarankan.
Sementara itu Gunarwan (1994:48) menyederhanakan pengelompokkan TTD atas menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan dan menantang. Selanjutnya,
Bach
dan
Harnish
(dalam
Syahrul
2008:34)
mengelompokkan tindak tutur direktif berdasarkan maksud dan penanda formal yang dimiliki oleh tindak tutur direktif itu atas enam kelompok. Pertama, tindak tutur direktif
kelompok permintaan melalui tuturan menyuruh/ meminta,
21
memohon, mengajak, mendorong, mengundang, dan menekan. Tindak tutur permintaan ini juga menggunakan kata tugas modalitas mohon, tolong, harap dengan jawaban ya atau tidak. Kedua, tindak tutur direktif kelompok pertanyaan. Kelompok ini dapat berupa kalimat yang bertujuan untuk bertanya, berinkuiri, dan mengintrogasi, disertai jawaban terhadap pertanyaan tersebut dengan menggunakan kata tanya apa, siapa, berapa, kapan dan bagaimana dengan partikel -kah atau tidak. Ketiga, tindak tutur direktif kelompok persyaratan yang berbentuk memerintah, mengomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, mengintruksikan dengan menggunakan modalitas ayo, coba, dan hendaklah.. Keempat, tindak tutur direktif kelompok larangan yang berbentuk melarang, membatasi dengan menggunakan modalitas jangan yang diikuti partikel –la. Kelima, tindak tutur direktif kelompok pengizinan. Tindak tutur kelompok ini berupa memberi izin, membolehkan, mengabulkan, melepaskan, memperkenankan, memberi wewenang dan menganugrahi dengan menggunakan modalitas silahkan, biarlah, diperkenankan, diizinkan. Keenam, tindak tutur direktif kelompok nasihat. Tindak tutur direktif kelompok ini bertujuan menasihati, memperingatkan, mengusulkan, membimbing, menyarankan dan mendorong. Tindak tutur direktif jenis ini dapat menggunakan modalitas mari, harap, ayo, hendaknya dan hendaklah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dirancang agar seseorang melakukan sesuatu yang betujuan agar mitra tutur melakukan tindakan sebagai efek dari tuturan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan Bach dan Harnish tentang
22
jenis TTD. Tindak tutur direktif yang akan dibahas dalam penelitian ini terdiri atas enam macam, yaitu permintaan, pertanyaan, persyaratan, larangan, pengizinan, dan nasihat sebagaimana dibahas di atas.
b. Strategi Bertutur Strategi bertutur dilandasi oleh asumsi bahwa penutur yang bertutur atau berbicara itu tidak asal “buka mulut”, tetapi sebelum bertutur
lebih dahulu
menimbang-nimbang cara dan perkataan yang paling cocok untuk menyampaikan maksudnya kepada
mitra tutur. Cara bertutur yang dipilih diharapkan dapat
menyampaikan maksud
tanpa menyinggung perasaan mitra tutur. Misalnya,
untuk mengungkapkan penolakan, bisa saja dilakukan dengan tuturan pendek, ungkapan maaf, memberikan saran, dan cara lainnya. Dengan demikian, penutur maupun lawan tutur merasa senang dengan tuturan yang disampaikan. Terkadang dalam bertutur ada pihak yang merasa kurang senang, terancam, atau kecewa akibat penutur salah memilih kata-kata dalam tuturannya. Untuk mengurangi kekurangsenangan, keterancaman, atau kekecewaan lawan tutur tersebut diperlukan strategi-strategi dalam bertutur. Oleh karena itulah, strategi bertutur sangat diperlukan agar komunikasi berhasil terutama dalam tindak tutur direktif. Berbagai macam strategi bertutur dijelaskan oleh para ahli pragmatik, seperti strategi bertutur menurut Brown dan Levinson. Strategi bertutur menurut Brown dan Levinson
(1987:76—84) berkaitan dengan konsep muka atau citra
diri orang. Brown dan Levinson menggunakan lima macam strategi yang dapat dipilih oleh penutur untuk bertutur. Kelima strategi bertutur itu yakni (1) bertutur
23
terus terang tanpa basa-basi (bald on record) disingkat dengan BTTB; (2) bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan positif (positive politeness) disingkat dengan BTLBKP; (3) bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan negatif (negative politeness) disingkat dengan BTLBKN; (4) bertutur secara samar-samar (off record) disingkat dengan BSS; dan (5) bertutur di dalam hati atau diam (don’t do the face threatening acts (FTA) disingkat dengan BDH. Berkaitan dengan pemilihan strategi tersebut, Brown dan Levinson (1987:94) mengemukakan bahwa strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi dianggap strategi bertutur yang kurang sopan. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua subkategori, yaitu (1) tuturan dengan modus imperatif
dan
(2) tuturan
dengan penyebutan nama, panggilan atau gelar. Adapun contoh strategi ini dapat dilihat ketika seorang penutur melarang lawan tuturnya
merokok.
Penutur
berkata “ jangan merokok” atau “jangan merokok di sini”. Tuturan tersebut merupakan tuturan langsung. Maksud penutur melarang lawan tuturnya untuk tidak merokok diutarakan dengan tuturan larangan “jangan”. Oleh karena itulah, tuturan tersebut dianggap kurang sopan. Selanjutnya, strategi bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan positif (positive politeness) dianggap strategi yang agak sopan (Brown dan Levinson,1987:101). Strategi ini dirinci menjadi 15 substrategi, yaitu (1) tuturan dengan memperhatikan minat, keinginan atau kebutuhan penutur; (2) tuturan dengan
melebih-lebihkan
simpati
kepada
penutur;
(3)
tuturan
dengan
mengintensifkan perhatian kepada penutur; (4) tuturan dengan menggunakan penanda identitas kepada kelompok yang sama; (5) tuturan dengan mencari
24
kesepakatan; (6) tuturan dengan menghindari ketidaksetujuan; (7) tuturan dengan menegaskan kesamaan latar; (8) tuturan dengan bergurau; (9) tuturan dengan menyatakan bahwa pengetahuan dan perhatian penutur adalah sama dengan pengetahuan dan perhatian lawan tutur; (10) tuturan dengan menawarkan atau berjanji; (11) tuturan dengan menjadikan optimis; (12) tuturan dengan melibatkan penutur dan
lawan tutur dalam kegiatan yang sama; (13) tuturan dengan
memberikan alasan; (14) tuturan dengan menyatakan saling membantu dan (15) tuturan dengan memberikan hadiah kepada lawan tutur. Contoh tuturan yang menggunakan strategi kesantunan positif ini adalah ketika penutur bermaksud melarang mitratuturnya untuk tidak merokok maka penutur mengutarakan tuturan “seperti Saudara, bagi saya merokok itu enak, tetapi tidak di sini”. Penggunaan tuturan seperti itu menunjukkan adanya persamaan antara penutur dengan lawan tutur sehingga lawan tutur tidak terancam mukanya. Strategi bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan negatif (negative politeness) menurut Brown dan Levinson (1987:129) adalah strategi yang dianggap sopan. Strategi ini terdiri atas 10 substrategi. Substrategi yang dimaksud adalah (1) menyatakan tuturan yang tidak langsung secara konvensional; (2) tuturan dengan menggunakan pagar; (3) tuturan dengan menyatakan kepesimisan; (4) tuturan dengan meminimalkan paksaan atau beban kepada lawan tutur; (5) tuturan dengan memberi penghormatan; (6) tuturan dengan meminta maaf; (7) tuturan dengan menggunakan bentuk impersonal; (8) tuturan dengan pernyataan sebagai aturan umum; (9) tuturan dengan menjadikan rumusan dalam bentuk nomasi atau tuturan permintaan dalam bentuk pertanyaan;
25
(10) tuturan dengan menyatakan penutur berhutang budi kepada lawan tutur. Contoh tuturan dengan menggunakan strategi ini terdapat pada kalimat “ maaf, sebaiknya jangan merokok”. Dalam tuturan tersebut, penutur bermaksud melarang lawan tuturnya untuk tidak merokok dengan mengutarakan permintaan maaf. Tuturan melarang diutarakan dengan cara meminta maaf dirasa sopan dan tidak mengancam muka lawan tuturnya. Strategi berikutnya adalah strategi bertutur dengan samar-samar (off record). Menurut Brown dan Levinson (1987:211), strategi samar-samar merupakan strategi yang paling sopan. Strategi ini dapat dirinci menjadi 15 substrategi tuturan, yaitu (1) menggunakan isyarat; (2) memberikan petunjukpetunjuk asosiasi; (3) mempresuposisikan maksud penutur; (4) merendahkan diri; (5) menyanjung penutur; (6) mengulang tuturan tanpa menambah kejelasan; (7) menggunakan pertentangan dengan mengemukakan kebenaran dan mendorong lawan tutur mendamaikan masalah. (8) menyindir dengan cara menyatakan maksud secara tidak langsung dan berlawanan; (9) menggunakan metafora; (10) menggunakan pertanyaan retoris; (11) menjadikan pesan ambigu; (12) menjadikan pesan kabur atau samar; (13) menggeneralisasikan secara berlebihan; (14) menggantikan lawan tutur dengan menyelamatkan tindakan ancaman muka pada seseorang yang tidak mungkin terancam mukanya; (15) menjadikan tuturan tidak lengkap. Contoh tuturan dengan menggunakan strategi ini dapat dilihat pada tuturan yang bermaksud melarang lawan tuturnya untuk tidak merokok dengan mengatakan “asap rokok ini menyebabkan polusi”. Tuturan tersebut secara tidak
26
langsung melarang lawan tuturnya untuk tidak merokok dengan menggunakan sindiran halus. Strategi yang terakhir adalah strategi bertutur dalam hati. Strategi bertutur dalam hati lebih menampilkan raut wajah (Gunarwan, 2000:7). Contoh strategi ini dapat dilihat ketika seseorang kurang senang melihat lawan tuturnya merokok, maka ia akan menampilkan wajah yang kesal atau tidak senang tanpa harus bertutur. Artinya, rasa tidak suka itu hanya berada dalam hati. Strategi ini merupakan strategi tindak tutur direktif yang tidak dapat dinilai oleh orang lian karena hanya penutur saja yang mengetahui maksud pembicaraannya. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, strategi bertutur menurut Yule (2006:114—115) hanya ada dua macam. Strategi tersebut adalah (1) strategi kesetiakawanan dan (2) strategi penghormatan. Strategi kesetiakawanan menerapkan prinsip dalam kelompok secara keseluruhan atau mungkin hanya sebagai suatu pilihan yang dipakai oleh seorang penutur secara indvidu pada kejadian tertentu. Strategi ini secara lingustik akan melibatkan informasi seseorang, penggunaan nama panggilan, bahkan kadang kala dialek yang dimiliki bersama. Strategi penghormatan merupakan strategi khusus dari suatu kelompok secara keseluruhan atau hanya sebagai suatu pilihan yang dipakai pada suatu kejadian tertentu. Strategi ini dilibatkan dalam strategi yang disebut
dengan
kesopanan resmi. Misalnya ungkapan “ Para pelanggan dilarang merokok di sini!” Pendapat lain mengenai strategi bertutur dalam tindak tutur direktif adalah pendapat yang dikemukakan Syahrul. Menurut Syahrul
(2008:127), strategi
bertutur dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu (1) bertutur secara langsung
27
dan (2) bertutur secara tidak langsung. Bertutur secara langsung dinamakan dengan bertutur secara terus terang tanpa basa-basi (bald on record). Bertutur secara tidak langsung dikelompokkan atas
(a) bertutur dengan basa-basi
kesantunan positif dan (b) bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, dan (c) bertutur samar-samar. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang strategi bertutur yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa strategi bertutur dalam tindak tutur direktif terbagi ke dalam lima kategori. Strategi bertutur yang dimaksud adalah (1) bertutur terus terang tanpa basa-basi (selanjutnya disingkat dengan BTTB); (2) bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan positif (selanjutnya disingkat dengan BLDBKP); (3) bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan negatif (selanjutnya disingkat dengan BLDBKN); (4) bertutur secara samar-samar (selanjutnya disingkat dengan BSS); (5) bertutur di dalam hati atau diam. Strategi bertutur tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Brown dan Levinson tentang strategi bertutur. Namun, pada penelitian ini strategi bertutur yang kelima (bertutur dalam hati) tidak digunakan dengan alasan bertutur dalam hati
atau diam tidak bisa diteliti karena hanya penutur yang mengetahui
tuturannya tersebut.
c. Konteks Tindak Tutur Direktif Konteks adalah faktor yang menentukan fungsi komunikasi dari bahasa, seseorang akan memahami tuturan apabila dapat memahami apa yang menjadi dasar tuturan tersebut. Konteks dapat digunakan sebagai sarana pemerjelas suatu
28
maksud. Konteks juga diartikan sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimilki oleh penutur dan mitratutur sehingga penutur dapat menafsirkan makna dari tuturan. Faktor
utama yang secara sistematis
menentukan makna, jenis, dan fungsi tuturan adalah konteks. Konteks bagi para ahli teori tindak tutur merupakan jenis khusus pengetahuan latar belakang yang disebut “kaidah-kaidah konstitutif”, yakni pengetahuan tentang kondisi-kondisi apa yang diperlukan jika sebuah tuturan harus
berfungsi sebagai suatu tindak tutur tertentu (shiffrin dalam Syahrul,
2008:39). Konteks dalam tindak tutur berfungsi sebagai situasi dan pengetahuan. Keduanya memiliki peran tertentu. Peran penutur dan lawan tutur dalam memahami sosial budaya adalah konteks sebagai situasi. Pengetahuan sosial budaya penutur dan lawan tutur adalah konteks sebagai pengetahuan. Menurut Nadar (2008:6—7), konteks sangat penting dalam kajian pragmatik karena konteks adalah hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur. Konteks tersebut akan membantu lawan tutur dalam menafsirkan makna tuturan. Selain konteks, aspek tutur lainnya meliputi penutur dan lawan tutur, tujuan tutur, tuturan sebagai kegiatan tindak tutur, dan tuturan sebagai produk tindak verbal (Leech, 1993:19—21). Menurut Werth (dalam Yassin, 2008:165)
konteks terdiri atas konteks
linguistik dan konteks situasional atau konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik menurut Werth merupakan petanda-petanda yang dapat memberikan petunjuk hubungan antara petanda-petanda tersebut dengan aspek-aspek bahasa yang ada di
29
sekitanya. Sebaliknya, konteks situasional oleh Werth dibagi menjadi dua, yaitu konteks budaya dan konteks langsung. Konteks budaya adalah situasi budaya di mana tuturan itu terjadi yang ikut memengaruhi cara-cara berbahasa yang diakibatkan oleh kepribadian, sikap dan tingkah laku. Konteks langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti setting, partisipan, bentuk bahasa, topik pembicaraan, dan fungsi tuturan. Pendapat Werth sejalan dengan apa yang dikemukakan sebelumnya oleh Hymes (dalam Chaer, 2004:48) tentang konteks langsung yang dipengaruhi oleh beberapa variabel. Hymes mengatakan bahwa dalam peristiwa tutur (speech event) interaksi linguistik dalam suatu ujaran melibatkan dua pihak atau lebih, yakni penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat dan situasi tertentu. Hymes juga mengatakan bahwa suatu konteks harus memenuhi delapan unsur yang diakronimkan dengan
SPEAKING. Unsur
SPEAKING itu diuraikan atas (1) S (setting dan scene), setting berkenaan dengan tempat dan waktu tuturan berlangsung, scene adalah situasi tempat dan waktu. (2) P (participants), pihak-pihak yang terlibat dalam tuturan. (3) E (end), merujuk pada maksud dan tujuan tuturan. (4) A (act sequence), mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. (5) K (keys), mengacu pada nada, cara, dan semangat suatu pesan disampaikan dengan senang hati, serius, mengejek, bergurau. (6) I (instrumentalies), mengacu pada bahasa yang digunakan. (7) N (norm of interaction an interpretation), mengacu pada tingkah laku yang berkaitan dengan peristiwa tutur. (8) G (genre), mengacu pada jenis penyampaian.
30
Senada dengan pendapat di atas, Lubis (2011:60) menjelaskan bahwa konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu (1) konteks fisik (physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi; (2) konteks epistemis (epistemic contex) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh pembicara dan pendengar; (3) konteks lingustik (linguistics context) yang terdiri atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi; (4) konteks sosial (social context), yaitu relasi sosial dan latar yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konteks adalah faktor yang memengaruhi makna bahasa baik dari bahasa itu sendiri atau di luar bahasa. Konteks juga dapat diartikan sebagai aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Dengan demikian, memaknai tindak tutur direktif guru
tidak terlepas dari penggunaan konteks. Konteks yang
digunakan dalam kajian penelitian ini mengacu kepada pendapat Hymes. Namun, yang digunakan hanya lima aspek sesuai dengan objek yang diteliti dan kebutuhan dalam penelitian. Kelima aspek tersebut yaitu (1) penutur, (2) lawan tutur, (3) topik, (4) latar atau setting, dan (5) peristiwa.
d. Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Guru Berbicara masalah respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru berarti membahas masalah stimulus dan respons. Teori stimulus-respons bermula
31
dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh pakar fisiologi bangsa Rusia, yakni Ivan Petrovitch Pavlov. Penelitian yang dilakukannya terkenal dengan metodologi kondisioning klasik pada tahun 1904. Ia mengadakan eksperimen pada seekor anjing denganan cara memperdengarkan bunyi garpu tala sebelum menyodorkan daging kepada anjing tersebut. Setelah dilakukan berulang kali, bunyi saja yang diperdengarkan kepada anjing tersebut sudah membuat anjinganya mengeluarkan air liur. Pada eksperimen ini, Pavlov menyimpulkan bahwa terjadinya stimulusrespons secara refleks dan terjadi tidak terkondisi. Respons yang semula tidak terkondisi menjadi kondisi
pada stimulus yang baru setelah berlangsungnya
latihan. Metode ini kemudian dilanjutkan oleh Jhon watson pada tahun 1925. Watson mengadakan eksperimen terhadap bayi. Percobaan pertama, bayi dihadapkan dengan pemunculan tikus beriringan dengan pukulan pada sebatang besi. Respons yang ditunjukkan oleh bayi tersebut adalah merangkak. Pada percobaan kedua, bayi mulai menangis. Pada percobaan kedelapan, tikus saja sudah cukup membuat bayi menangis dan merangkak. Hari-hari berikutnya, reaksi takut juga muncul sebagai respons atas seekor kelinci berbulu putih. Selanjutnya, teori ini dikembangkan oleh Skinner yang terkenal dengan sebutan operant conditioning. Subjek yang dijadikan bahan penelitian adalah burung merpati. Skiner menyimpan burung tersebut di dalam sebuah kotak yang dapat diamati. Merpati disuruh bergerak sekehendaknya. Suatu saat kakinya menyentuh tombol kecil pada dindig kotak. Makanan keluar dan merpati memperlihatkan ekspresi senang. Kemudian merpati tidak sengaja menyentuh
32
tombol itu lagi dan makanan pun keluar lagi. Sejak itu, bila merpati ingin makan, ia akan menyentuh tombol itu. Berdasarkan cerita merpati dan anjing pada penelitian Watson dan Skinner, manusia pun menunjukkan cara-cara yang sama ketika mereka menghadapi lingkungannya. Bila anak berkata dengan sopan dan santun, segerahlah memujinya. Dengan demikian, anak akan menyukai dan senang menggunakan kata-kata yang santun dalam berkomunikasi. Begitu pula denga komunikasi yang terjadi si sekolah antara guru dan siswa. Para siswa akan belajar dengan guru-gurunya tentang cara-cara berkomunikasi. Apabila gurunya sudah mencontohkan cara berkomunikasi yang baik dan santun, para siswanya jga akan belajar seperti gurunya berkomunikasi Skinner (dalam Thontowi,1991:123) membagi respons atas dua macam yaitu (1) respondent response dan (2) operant response. Respondent response merupakan respons yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu yang menimbulkan respons yang relatif tetap. Misalnya kedipan mata yang terjadi jika mata tersentuh benda asing. Operant response adalah respons yang timbul atau beroperasi akibat stimulus-stimulus tertentu. Misalnya, seorang anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diperintahkan atau diminta orang tua atau gurunya, perlu diberikan pujian atau hadiah. Selanjutnya, Mulyana (2005:112—116) membagi respons menjadi dua, yakni respons verbal dan nonverbal. Respons verbal adalah semua respons yang diwujudkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan. Berbeda dengan respons nonverbal yang disampaikan tanpa kata-kata, tetapi hanya menanggapi
33
dengan ekspresi wajah, prilaku, perasaan, emosi, dan penampilan. Respons verbal maupun nonverbal dapat berupa respons positif dan negatif. Respons positif berarti
menunjukkan ungkapan dan prilaku setuju terhadap stimulus yang
diberikan dan respons negatif menunjukkan ungkapan dan sikap tidak setuju atau menolak terhadap stimulus yang diberikan. Kedua respons tersebut bisa terjadi pada setiap komunikasi antara guru dan siswa. Berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, penelitian ini
mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh Mulyana. Penelitian ini akan akan melihat respons verbal dan nonverbal yang ditunjukkan siswa terhadap tindak tutur direktif guru. Respon verbal yang diberikan siswa dapat bersifat positif dan negatif. Respons positif berarti siswa memberikan persetujuan terhadap apa apa yang disampaikan guru. Respons negatif berarti bahwa siswa menolak atau tidak setuju dengan apa yang disampaikan oleh guru kepada mereka. Begitu juga dengan respons nonverbal. Respons nonverbal positif terjadi apabila siswa menunjukkan sikap, ekspresi wajah, prilaku yang baik dan santun. Sebaliknya, respons nonverbal negatif terjadi apabila siswa menunjukkan sikap, ekspresi wajah, prilaku yang tidak baik dan tidak santun sehingga terindikasi bersikap tidak mendukung atau menolak tuturan yang disampaikan guru pada saat memberikan informasi dan nasihat-nasihat.
3. Tindak Tutur Direktif Guru pada Kegiatan Muhadarah Kegiatan muhadarah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa untuk melatih berbicara di depan orang banyak.
Menurut Faruk (2005:17)
34
kegiatan berlatih dalam menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan keterampilan di depan orang banyak atau publik di bawah bimbingan pelatih, pembimbing dan dijadikan sebagai pembelajaran dikenal dengan istilah muhadarah atau ajang berlatih di depan orang banyak.
Rizal (2010:69) mengemukakan bahwa
muhadarah berasal dari bahasa Arab hadhoro yang bermakna hadir. Hadhoro menjadi muhadhoro ketika bermakna tempat berhadir atau tempat berkumpulnya orang banyak atau hadirin. Kata muhadhoro itu ketika disesuaikan dengan bahasa Indonesia menjadi muhadarah yang bermakna tempat berlatih berbagai keterampilan di depan orang banya atau publik. Berdasarkan
pengertian muhadarah di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiata tersebut merupakan salah satu bentuk pembelajaran. Kegiatan tersebut tergolong pada kegiatan pembelajaran karena jaadwal pelaksanaannya termasuk ke dalam jadwal pembelajaran. Di samping itu, kegiatan ini memberikan materimateri yang bertujuan untuk menjadikan para siswa berkembang dan mengalami perubahan pola pikir dan tindak tutur ke arah yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Baharuddin dan Wahyuni (2007:54) bahwa pembelajaran merupakan proses memanusiakan manusia ke arah yang lebih baik dengan menggunakan metode-metode yang sesuai. Metode yang dimaksud meliputi dua kategori, yaitu (1) metode yang bersifat etik mencakup niat dalam belajar, (2) metode yang bersifat teknik meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, teman, dan langkah-langkah dalam belajar. Apabila kedua metode tersebut berjalan seimbang dan sesuai maka melalui proses pembelajaran akan dapat memudahkan manusia menuju arah yang lebih baik.
35
Tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah merupakan bagian dari kegiatan belajar. Hal tersebut melibatkan guru sebagai penutur dan siswa sebagai lawan tutur. Dalam kegiatan tersebut juga terjadi interaksi antarguru dan siswa. Agar interaksi yang baik terjalin antara guru dan siswa dalam kegiatan muhadarah diperlukan kerja sama yang baik agar terjalin komunikasi yang baik pula. Komunikasi yang baik dapat terjalin apabila guru yang memberikan informasi pada kegiatan tersebut menggunakan metode yang cocok, bervariasi dari minggu ke minggu. Metode yang cocok dan bervariasi akan memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan muhadarah. Hal tersebut juga dapat menjadikan siswa menunggu-nunggu kegiatan itu dilaksanakan karena merupakan salah satu pembelajaran yang menarik bagi mereka.
B.
Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian sebelumnya. Studi
kepustakaan dilakukan untuk mengetahui relevansi penelitian yang akan dilaksanakan dengan penelitian sebelumnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
perbandingan
antara
penelitian
tersebut
dengan
penelitian
sebelumnya. Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan, penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya diuraikan berikut ini. Pertama, penelitian (tesis) yang dilakukan oleh Asmawati (2000) dengan judul “Dampak Tindak Tutur Guru dalam PBM Bahasa Indonesia terhadap Motivasi Belajar Siswa SLTP 26 Kota Padang”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis tindak tutur guru terhadap motivasi belajar bahasa
36
Indonesia siswa. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas II cenderung menggunakan tuturan yang berdampak positif di antaranya tuturan direktif dan deklaratif dalam percakapan meminta penjelasan, percakapan permohonan dan percakapan persetujuan. Tuturan yang berdampak negatif seperti tuturan ekspresif digunakan dalam percakapan panggilan dan jawaban serta menggunakan tuturan yang berdampak netral seperti tuturan representatif. Perbedaan penelitian Asmawati dengan penelitian yang akan dilakukaan yaitu pada tempat, objek kajian, dan sumber data. Penelitian yang akan dilakukan adalah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang, sedangkan penelitian yang relevan ini dilakukan di SLTPN 26 padang. Selain itu, penelitian Asmawati meneliti tindak tutur
guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan adalah tindak tutur direktif guru berbagai mata pelajaran yang sudah dijadwalkan oleh sekolah dalam kegiatan muhadarah. Kedua, penelitian (tesis) yang dilaksanakan Eviurisna (2008) yang berjudul “Tindak Tutur dalam Interaksi Siswa dan Guru SMA Negeri 2 Solok”. Data dan sumber data penelitian ini adalah ragam tindak tutur yang digunakan siswa dan guru dalam interaksi kelas siswa dan guru di kelas III IPA4 SMAN 2 Solok. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ragam tindak tutur siswa di dalam kelas, ragam tindak tutur guru di dalam kelas, dan ragam tindak tutur guru dan siswa di dalam kelas. Kesimpulan dari penelitian tersebut ditemukan 8 ragam tindak tutur siswa dan 13 ragam tindak tutur guru dalam kegiatan belajar Biologi. Delapan tindak tutur siswa, yakni ragam tindak tutur meminta, mengemis, memohon,
37
mendoa, bertanya, merinkuiri, memperingatkan dan mengusulkan sedangkan 13 ragam tindak tutur guru, yakni meminta, memohon, mengundang, mengajak, mendorong,
bertanya,
menasehatkan,
memeperingatkan,
mengusulkan,
menyarankan, menekan, dan menginterogasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Eviurisna juga terletak pada tempat, objek kajian, dan kegiatan dalam pengambilan data. Penelitian yang akan dilakukan adalah pada MTsN Lubuk Buaya, sedangkan Eviurisna melaksanakan penelitian di SMAN 2 Solok. Objek kajian yang dibahas juga berbeda, Eviurisna meneliti tuturan siswa dalam PBM, tuturan guru dalam PBM, dan tuturan guru dan siswa dalam PBM, sedangkan penelitian ini mengkaji tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah. Tuturan guru yang diteliti adalah tuturan guru dan siswa dalam pembeajaran bahasa Indonesia. Ketiga, penelitian (tesis) yang dilakukan oleh Hasan (2011) dengan judul “Tindak Tutur Direktif bahasa Indonesia Guru dalam Pembelajaran di SMP Negeri 37 Padang: Suatu Kajian Pragmatik”. Hasan meneliti tindak tutur dalam interaksi siswa dan guru SMP Negeri 37 Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif. Data dan sumber data adalah tindak tutur direktif guru terhadap siswanya saat pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII dan VIII SMP Negeri 37 Padang yang direkam pada saat pembelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk , strategi, fungsi, dan konteks tindak tutur direktif yang digunakan guru saat pembelajaran berlangsung. Kesimpulan penelitian ini adalah guru dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas VII dan VIII cenderung menggunakan tuturan yang berdampak positif di antaranya tuturan
38
direktif dan deklaratif dalam percakapan meminta penjelasan, percakapan permohonan dan percakapan persetujuan. Strategi bertutur yang digunakan guru saat pembelajaran berlangsung cenderung bertutur dengan basa-basi berkonotasi positif (BDBKP). Perbedaan penelitian Hasan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada tempat, objek kajian, dan sumber data. Penelitian yang akan dilakukan yaitu di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang, sedangkan penelitian Hasan dilaksanakan di SMPN 37 Padang. Selain itu, penelitian Hasan meneliti tentang tindak tutur guru bahasa Indonesia dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan penelitian ini akan meneliti tindak tutur guru berbagai mata pelajarandalam kegiatan muhadarah. Tuturan
yang dimaksud adalah tindak tutur direktif guru dalam berbahasa
Indonesia ketika menyampaikan informasi dan nasihat dalam kegiatan muhadarah. Penelitian relevan yang lain adalah penelitian (tesis) yang dilakukan oleh Yayuk (2011) dengan judul “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Proses Pembelajaran di MTsN Langgam Kinali Kabupaten Pasaman Barat” . Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Yayuk ini sama dengan penelitian sebelumnya. Yayuk meneliti tindak tutur dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan penelitian ini membahas tentang tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah. Kelima, penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari (2012) dengan judul
“Respons Verbal Anak Usia 5—6 terhadap Tindak Tutur Orang Tua : Kasus Anak dan Orang Tua Berbahasa
Kerinci”. Penelitian Wulandari membahas
39
tentang bentuk, strategi, konteks, dan respons anak terhadap tindak tutur orang tua dalam bahasa Kerinci. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan meneliti tentang bentuk, strategi, konteks, dan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah. Berdasarkan kajian penelitian relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari objek, teori, dan objek kajian. Penelitian ini lebih menfokuskan kepada muhadarah di
membahas tindak tutur direktif
guru dalam kegiatan
MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Penelitian yang relevan
sebelumnya rata-rata meneliti tindak tutur guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang membedakan masing-masingnya hanya sumber data atau guru yang diteliti. Ada yang mengambil data dari kegiatan pembelajran guru bahasa Indonesia, Biologi, Agama, dan anak-anak. Selain itu, teori yang digunakan untuk setiap penelitian itu juga berbeda. Dari lima kajian penelitian relevan tersebut, hanya Wulandari yang meneliti tindak tutur orang tua dalam bahasa Kerinci. Dalam penelitiannya lebih mengkaji masalah respons siswa terhadap tindak tutur direktif orang tua.
C. Kerangka Konseptual Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dirancang untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Hal-hal yang akan dibahasdalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif ditinjau dari segi bentuk , Strategi , konteks tuturan, dan
40
respons siswa terhadap TTD guru. Kerangka konseptual penelitian ini dijelaskan berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan tentang tuturan guru dalam kegiatan muhadarah. Permasalahan tersebut dianalisis berdasarkan kajian ilmu yang membidanginya. Kajian ilmu yang dimaksud adalah kajian pragmatik. Kajian tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut. Pragmatik
Tindak Tutur
Representatif
Ekspresif
Bentuk TTD Guru
Direktif
Strategi Bertutur TTD Guru
Komisif
Deklaratif
Konteks TTD Guru
Respons Siswa
Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah
Gambar 1. Kerangka Konseptual Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian tentang tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah ini tergolong kepada jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sejelas-jelasnya tentang objek yang diteliti serta menggambarkan data secara keseluruhan.
Metode deskriptif
bertujuan menggambarkan data secara keseluruhan, sistematis, dan akurat sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat adalah data yang sifatnya potret seperti apa adanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ratna (2006:53) yang menyatakan bahwa metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan faktafakta yang kemudian disusul dengan analisis. Hasil analisis itu pun dideskripsikan secara sistematis berdasarkan hasil temuan yang sudah disesuaikan dengan teori yang digunakan. Berdasarkan jenis dan metode penelitian yang sudah dijelaskan di atas, penelitian yang akan dilakukan ini tidak menguji atau membuktikan hipotesis secara empiris. Akan tetapi, penelitian ini akan mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan sehubungan dengan tindak tutur guru dalam kegiatan muhadarah. Pendeskripsian tersebut dilakukan peneliti dalam mengkaji berbagai fenomena yang terdapat
berdasarkan teori-teori yang digunakan. Berbagai teori itu
digunakan untuk menemukan jawaban terhadap masalah tindak tutur direktif yang digunakan guru dalam kegiatan muhadarah. Jawaban yang sudah ditemukan tersebut dideskripsikan secara rinci. 41
42
B. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Sekolah ini adalah sekolah tingkat menengah pertama yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Madrasah ini terletak di jalan raya menuju Bandara Internasional Minangkabau tepatnya di Jalan Adinegoro No. 5 Kelurahan Batipuh Panjang Kecamatan Kota Tangah Padang. Siswanya terdiri atas 487 siswa dengan 15 rombongan belajar dan 33 orang guru. Dari 33 orang guru, 30 orang adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang guru honorer. Sebagian besar guru berlatar belakang pendidikan strata satu (S1).
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru-guru yang menyampaikan informasi atau nasihat dalam kegiatan muhadarah. Guru-guru tersebut adalah mereka yang sudah ditunjuk atau dijadwalkan oleh sekolah. Dengan demikian, subjek penelitian ini adalah guru-guru MTsN Lubuk Buaya yang memberikan nasihat pada kegiatan muhadarah setiap hari Jumat pagi yang sudah dijadwalkan sekolah pada semester 2 tahun pembelajaran 2013/2014. Berdasarkan jadwal yang sudah disusun oleh pihak sekolah, ada 16 orang guru yang akan menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah tersebut. Akan tetapi, biasanya paling banyak yang terlaksana hanya 10 sampai 12 jadwal. Hal tersebut terjadi karena
kegiatan-kegiatan sekolah yang menuntut muhadarah
tidak dapat dilaksanakan. Namun, dalam penelitian ini yang akan diambil sebagai subjek penelitian
hanya 7 orang guru. Pemilihan itu
dilakukan
karena
43
mengantisipasi kemungkinan adanya jadwal yang tidak terlaksana. Selain itu, guru-guru yang memberikan nasihat tersebut yang
berhalangan ternyata
digantikan oleh guru lain yang sebelumnya sudah menyampaikan materi pada kegiatan sebelumnya.
D. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif bahasa Indonesia yang digunakan guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Hal ini disebabkan bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Muhadarah merupakan salah satu kegiatan dalam bentuk pembelajaran. Wujud data penelitian ini berupa data verbal dari tuturan guru dalam kegiatan muhadarah. Proses pengambilan data verbal tuturan guru dilakukan dengan melibatkan guru yang menjadi sumber data. Sumber data penelitian ini diambil dari daftar nama guru yang sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah. Dari 14 nama guru yang sudah terdaftar pada jadwal kegiatan, diambil 7 orang guru. Penetapan ini dilakukan secara purposif sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:400) bahwa sumber data dapat dipilih dari orang yang mempunyai otoritas pada situasi sosial dan objek yang diteliti. Alasan penetapan 7 orang guru sebagai sumber data pada penelitian ini didasari pertimbangan guru yang berasal dari mata pelajaran yang berbeda. Selain itu, pemilihan sumber data ini juga mengingat banyaknya jadwal muhadarah yang tidak terlaksana karena gangguan pelaksanaan ujian kelas IX dan kegiatan sekolah lainnya.
44
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang secara langsung mengumpulkan data TTD guru pada kegiatan muhadarah. Hal ini sesuai dengan penegasan yang disampaikan Sugiyono (2010: 306) bahwa peneliti itu adalah instrumen kunci karena sebagai human instrumen, peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, mengidentifikasi data, mengklasifikasikan data, analisis data, dan membuat kesimpulan penelitian Alat bantu yang digunakan untuk membantu peneliti adalah alat perekam (audio dan audiovisual dan
catatan lapangan. Alat perekam
audio dan
audiovisual digunakan untuk merekam tuturan guru. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat respons siswa terhadap TTD guru walaupun dalam rekaman sudah tercatat atau terdokumentasikan. Hal tersebut dilakukan untuk membantu peneliti dalam menganalisis data yang berhubungan dengan respon siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak, teknik sadap/rekam, dan teknik catat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Mahsun (2005:90) bahwa teknik pengumpulan data verbal interaksi seseorang dapat dilakukan melalui teknik simak, sadap/rekam, dan pencatatan. Teknik simak dilakukan untuk mennyimak tuturan yang
45
disampaikan guru dalam menyampaikan materi pada kegiatan muhadarah. Teknik ini dilakukan sejalan dengan perekaman dan pencatatan. Proses perekaman
menggunakan kamera digital merek Casio Exilim
model EX-H5 beresolusi 12,1 mega pixels untuk merekam tuturan guru dengan tersembunyi menggunakan teknik sadap. Perekaman juga dibantu dengan menngunakan ponsel merek Nokia model 2730 C-1 tipe RM-578. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kemurnian atau kenaturalan data yang diperoleh dan subjek yang diteliti didak mengetahui kalau mereka diamati. Setelah dilakukan perekaman, hasil rekaman ditranskripkan ke dalam bentuk tulisan. Transkrip rekaman tersebut diidentifikasi secara teliti berdasarkan teori yang digunakan untuk menentukan tuturan-tuturan yang tergolong kepada data tindaktutur direktif guru dalam menyampaikan materi padakegiatan muhadarah. Untuk memudahkan penjaringan data tersebut digunakan format berikut ini. Tabel 1. Format Penjaring/Pengumpul data Tindak Tutur Direktif (TTD) No. Kode Sumber Data
Kode Data
Tindak Tutur Direktif
Untuk membantu peneliti dalam penganalisisan data yang sudah terkumpul, dilakukan teknik catat ataupencatatan lapangan. Pencataan lapangan dimaksudkan untuk mencatat gejala atau peristiwa yang dapat dijaring melalui pengamatan dan perekaman. Pencatatan lapangan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan perekaman. Catatan lapangan tersebut digunakan untuk mencatat konteks dan respons siswa terhadap TTD. Hal ini dilakukan untuk membantu
46
peneliti kalau seandainya ada konteks dan respons yang kurang jelas dalam perekaman mengingat peserta muhadarah sangat banyak. Hasil dari pencatatan lapangan
tersebut adalah catatan lapangan. Catatan lapangan tersebut
menggunakan format berikut. Tabel 2. Format Catatan Lapangan No. Bagian Materi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
G. Teknik Pengabsahan Data Pengabsahan data
dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
berbagai teknik pengujian di antaranya uji validitas internal, uiji validitas eksternal, dan uji objektivitas. Pada penelitian ini pengabsahan data dilakukan dengan menggunakan uji validitas internal. Uji validitas internal atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck (Sugiyono, 2010:270). Penelitian TTD guru dalam kegiatan muhadarh ini menggunakan teknik ketekunan dalam penelitian dan tringulasi. Ketekunan penelitian dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah. Ketekunan penelitian ini didukung dengan teknik observasi dan catatan lapangan. Ketekunan ini
lakukan
dengan
cara perekaman,
47
pengamatan, pencermatan secara berulang-ulang sehingga diperoleh data yang benar-benar absah. Selain ketekunan penelitian, pengabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi dengan cara
mengecek data, deskripsi data dan hasil penelitian
sementara. Menurut Moleong (2005:175) ada tiga macam triangulasi, yaitu (1) triangulasi metode dan teknik, (2) triangulasi sumber data, (3) triangulasi hasil. Triangulasi metode dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mendalami buku-buku referensi yang terkait dan membandingkan antara hasil rekaman dengan catatan di lapangan. Proses ini dilakukan dengan menyertakan sumber data dan dosen pembimbing. Triangulasi sumber data penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data dengan sumber lain, dan melakukan pengecekan-pengecekan kembali dengan sumber data dan dosen pembimbing. Triangulasi hasil analisis data sementara dilakukan peneliti bersama-sama dosen pembimbing.
H. Teknik Penganalisisan Data Penganalisisan data dilakukan dengan cara menganalisis data setiap aspek untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Data yang sudah terkumpul dalam bentuk daftar tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah dianalisis berdasarkan prosedur penganalisisan.
Penganalisisan data
enam langkah, yaitu (1) mengklasifikasi tindak tutur direktif guru berdasarkan bentuknya, (2) mengklasifikasikan tuturan direktif guru berdasarkan strateginya, (3) mengidentifikasi konteks tuturan direktif guru, (4) mengidentikasi respons
48
siswa terhadap TTD guru, (5) menginterpretasi data, dan (6) menyimpulkan hasil analisis data. Keenam langkah tersebut dielaborasi dari
analisis data penelitian
kualitatif model Miles dan Huberman (1992:16-19) yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Masing-masing format klasifikasi bentuk dan strategi tindak tutur direktif guru dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3. Format konteks tindak tutur direktif guru dan respons siswa terhadap tindak tutur direktif dapa dilihat pada lampiran 4 dan 5.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan temuan penelitian dan pembahasan. Temuan penelitian tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai berupa hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan prosedur analisis yang dilakukan secara kualitatif. Temuan-temuan penelitian dan pembahasan diuraikan berikut ini. A. Temuan Penelitian Temuan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Data diperoleh dari hasil rekaman yang telah ditranskripkan dalam bentuk tulisan dan diidentifikasi sesuai dengan teori yang digunakan. Data tersebut berupa tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut diperoleh data sebanyak 221 tindak tutur direktif. Data tindak tutur direktif tersebut kemudian dianalisis berdasarkan empat kajian sesuai tujuan penelitian, yaitu (1) bentuk tindak tutur direktif guru, (2) Strategi tindak tutur direktif guru, (3) konteks tindak tutur direktif guru, dan (4) respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk tindak tutur direktif guru MTsN Lubuk Buaya Kota Padang dalam kegiatan muhadarah sebanyak 221 tuturan yang terdiri, atas (1) permintaan berjumlah 29, (2) pertanyaan berjumlah 94, (3) persyaratan berjumlah 42, (4) pelarangan berjumlah 7, (5) pengizinan berjumlah 9, dan (6) nasihat berjumlah 40. Dari data tersebut dapat diketahui bentuk tindak 49
50
tutur paling banyak dan paling sedikit yang digunakan guru selama kegiatan muhadarah berlangsung. Bentuk tindak tutur direktif tersebut dipaparkan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 2. Rincian Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
NO
Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru MTsN Lubuk Buaya
Jumlah Temuan
Persentase
1.
Permintaan
29
13,12%
2.
Pertanyaan
94
42,53%
3.
Persyaratan
42
19,04%
4.
Pelarangan
7
3,17%
5.
Pengizinan
9
4,07%
6.
Nasihat
40
18,09%
221
100%
Jumlah Temuan penelitian kedua adalah strategi
yang digunakan guru dalam
kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Dari hasil analisis data terhadap 221 tindak tutur direktif guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah, strategi yang gigunakan guru dalam tuturannya dapat dikelompokkan atas empat, yaitu (1) BTTTBB sebanyak 24 tuturan, (2) BLDBK sebanyak 119 tuturan, (3) BLDBKN sebanyak 49 tuturan, dan (4) BSS sebanyak 29 tuturan. Untuk lebih jelasnya, rincian masing-masing strategi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
51
Tabel 3. Rincian Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang NO
1. 2. 3.
4.
Strategi Tindak Tutur Direktif Guru MTsN Lubuk Buaya
Jumlah Temuan
Persentase
Bertutur Terus Terang tanpa Basabasi Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
24
10,86%
119
53,85%
49
22,17%
29
13,12%
221
100%
Bertutur Samar-samar Jumlah
Temuan penelitian ketiga sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah mengetahui konteks
tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di
MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Tindak tutur direktif guru dalam kegiatan ini dapat
dikelompokkan atas lima hal, yaitu (1) penutur, (2) lawan tutur, (3)
topik/pesan, (4) latar, dan (5) peristiwa. Dari lima bagian dalam konteks tuturan tersebut, hanya tiga konteks yang sama. Ketiga konteks yang berbeda tersebut adalah topik/pesan dan peristiwa. Penutur, lawan tutur, dan latar adalah sama. Penutur adalah guru, mitra tutur adalah siswa, dan semua tuturan dilaksanakan pada pagi hari. Untuk topik atau pesan dan juga peristiwa dapat dikelompokkan atas tujuh. Pertama, tuturan yang disampaikan oleh guru Mata Pelajaran Fiqih yang dengan topik “ Manusia Beruntung Menurut Pandangan Allah” yang terdiri atas 28 tindak tutur direktif. Dari 28 tindak tutur tersebut terdapat 1 tuturan yang dituturkan pada situasi tidak tenang dan 27 tuturan disampaikan dengan peristiwa tenang. Kedua, tuturan yang disampaikan guru Mata Pelajaran Bahasa Arab
52
dengan topik “Ciptaan Allah yang Paling Mulia”. Tindak tutur direktif guru mata pelajaran ini ditemukan sebanyak 18 tuturan. Dari 18 tuturan tersebut terdapat 5 tuturan yang dituturkan pada situasi tidak tenang dan 13 tuturan dalam peristiwa tenang. Ketiga, Tuturan disampaikan oleh guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan topik “Kunci
Sebuah Kesuksesan”.Tindak tutur direktif guru mata
pelajaran ini ditemukan sebanyak 9 dari 221 tuturan. Semua tuturan tersebut disampaikan dalam peristiwa atau keadaan tenang atau terkendalikan. Keempat, tuturan disampaikan guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan topik “Keteladanan Nabi Muhammad”. Dari topik ini, ditemukan 32 tindak tutur direktif guru. Dari 32 tuturan tersebut, ditemukan 29 tindak tutur direktif guru yang disampaikan dalam peristiwa tenang dan hanya 3 tindak tutur direktif yang disampaikan dalam keadaan tidak tenang. Penutur
kelima
adalah
guru
Mata
Pelajaran
Bahasa
Indonesia
menyampaikan topik “Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji”. Tindak tutur direktif yang ditemukan pada topik ini sebanyak 21 tuturan. Seluruh tindak tutur direktif tersebut disampaikan dalam suasana tenang atau dapat dikendalikan. Keenam, tuturan disampaikan guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris dengan topik “Keutamaan Sedekah”. Tindak tutur direktif yang ditemukan dari tuturan guru tersebut sebanyak 41 tuturan. Dari 41 tindak tutur direktif tersebut, terdapat 36 tuturan disampaikan pada peristiwa tenang dan 5 tuturan disampaikan pada peristiwa tidak tenang.
53
Penutur selanjutnya adalah penutur ketujuh, yaitu guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi). Tindak tutur direktif yang ditemukan dari tuturan guru tersebut sebanyak 72 tuturan. Dari 72 tindak tutur direktif tersebut, terdapat 66 tuturan dalam peristiwa tenang atau keadaan terkendalikan dan 6 tuturan disampaikan pada peristiwa tidak tenang. Temuan penelitian keempat adalah respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya. Respons siswa tersebut dikelompokan atas verbal berkonotasi positif dan negatif serta respon nonverbal berkonotasi positif dan negatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian inidari 221 tindak tutur direktif ditemukan respons siswa verbal sebanyak 43 dan nonverbal 178. Dari 43 respons verbal tersebut terdapat 37 respons verbal berkonotasi postif dan 6 respons siswa berkonotasi negatif. Sebaliknya, dari 178 respons siswa nonverbal terdapat 158 berkonotasi positif dan 20 berkonotasi negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
No
Bentuk Respons
dalam Kegiatan
Jumlah
Persentase
1.
Verbal Positif
37
16,74%
2.
Verbal Negatif
6
2,71%
3.
Nonverbal Positif
158
71,49%
4.
Nonverbal Negatif
20
9,05%
Jumlah
221
100%
54
1. Bentuk Tindak tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang Bentuk dindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam enam bentuk. Bentuk tindak tutur direktif tersebut, yaitu (1) permintaan, (2) pertanyaan, (3) persyaratan, (4) pelarangan, (5) pengizinan, dan (6) nasihat. Masing-masing bentuk tindak tutur direktif tersebut akan dipaparkan satu per satu dalam temuan penelitian ini.
a.
Permintaan Tindak tutur permintaan merupakan tindak tutur yang dituturkan oleh
penutur agar mitra tuturnya melakukan tindakan sesuai dengan permintaan penutur. Bentuk tindak tutur ini ditemukan sebanyak 29 tindak tutur dari 221 tuturan. Bentuk tindak tutur ini dapat ditemukan dalam contoh berikut ini. (3) Guru Siswa
: Mari kita lihat plang di sana! (GFQ. D.1.18) : (Melihat ke plang yang ditunjuk guru)
Tuturan di atas merupakan TTD meminta yang digunakan guru agar siswanya melakukan tindakan dengan maksud yang disebutkan oleh guru dalam tuturannya. Tuturan dalam contoh (3) di atas berbentuk permintaan yang bertujuan meminta siswa untuk melihat ke plang yang ditunjuk oleh guru yang bertuliskan “Mari kita budayakan malu”. Tuturan permintaan tersebut ditandai dengan penggunaan
kata
dalam contoh
mari yang menunjukkan makna
mengajak atau meminta. Kata mari merupakan salah satu indikator yang menunjukkan sebuah kalimat tergolong kalimat imperatif atau permintaan.
55
Selain penggunaan kata mari, kata-kata lain berupa kata dasar yang ditemukan dalam bentuk TTD permintaan ini adalah penggunaan kata coba, mohon, dan tolong. Penggunaan kata-kata tersebut dapat dilihat pada bentuk TTD berikut ini. (4) Guru Siswa
: Coba anak Ibuk tu yang asyik maota, Nurul! (GBind.D.5.96) : Sakit hati yang disimpan lama Buk.
Contoh (4)
di atas merupakan tindak tuturan direktif permintaan
dengan tujuan meminta siswa yang sedangkan asyik maota atau berbicara dengan teman di sebelahnya untuk menjawab pertanyaan guru. Tuturan direktif permintaan pada kalimat ini ditandai dengan kalimat perintah dengan menggunakan kata coba. Kalimat tersebut dituturkan guru untuk memerintahkan agar siswa memenuhi permintaan guru. Selain kata coba, pengunaan kata dasar mohon dapat dilihat ada contoh berikut ini. (5) Guru
:
Siswa
:
Untuk membahas ebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan dengan baik, bisa? (GBing.D.6.124) Bisaaaaaa (Beberapa siswa menjawab serentak)
Contoh (5) adalah tindak tutur direktif permintaan guru agar siswanya mendengarkan dengan baik sebuah cerita yang akan disampaikan guru. Tuturan tersebut ditandai dengan kalimat yang dimulai dengan penjelasan guru tentang sedekah kemudian melanjutkan kalimat tersebut dengan menggunakan kata mohon. Kata mohon tersebut menandakan bahwa tuturan tersebut berupa kalimat permintaan agar siswa melakukan kegiatan sesuai dengan permintaan guru. Kata
56
mohon memiliki fungsi yang sama dengan kata tolong. Penngunaan kata tolong dalam bentuk TTD permintaan dapat dilihat pada contoh berikut ini. (6) Guru Siswa
: Tolong, cepat tunjuk tangan! (Gbio.D.7.163) : (Diam dan tidak satu orang pun tunjuk tangan).
Contoh (6) di atas berisi permintaan guru terhadap siswa agar cepat untuk tunjuk tangan. Kalimat tersebut ditandai dengan kata tolong pada awal kalimat. Kata tolong dalam kalimat di atas menandakan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat permintaan. Tindak tutur direktif guru tersebut bertujuan agar siswa bertindak sesuai dengan keinginan guru. Keinginan guru adalah agar siswa cepat tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan guru. Selain penggunaan kata dasar mari, coba, tolong, dan mohon, pemarkah lain yang menandakan sebuah tindak tutur direktif guru berbentuk permintaan adalah penggunaan partikel –lah. Kata dasar yang diikuti oleh partikel –lah dapat menjadikan sebuah kalimat berbentuk permintaan. Bentuk-bentuk tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (7) Guru
Guru
: (1) Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt.yang telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kita (GBind.3.47) : (2) Gunakanlah akal yang diberikan Allah itu untuk hal-hal yang baik ! (GBA.D.2.35)
Contoh (7) di atas merupakan tindak tutur direktif guru berbentuk permintaan. Pada contoh tersebut terdapat dua contoh tuturan yang berbentuk permintaan guru kepada seluruh siswa. Kalimat (1) berbentuk permintaan guru kepada seluruh siswa untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt. Tuturan tersebut ditandai dengan kalimat yang di dalamnya terdapat kata-kata marilah. Kalimat
57
tersebut menandai adanya ajakan guru kepada siswa untuk mengikuti permintaan guru. Harapan dari tindak tutur direktif adalah agar siswa memang melakukan tindakan sesuai dengan yang diharapkan guru tersebut. Kalimat (2) pada contoh di atas menunjukkan tuturan permintaan guru agar siswa-siswanya mengunakan atau memanfaatkan akal yang sudah diberikan Allah kepada hal-hal yang baik. Tuturan tersebut tergolong permintaan dibuktikan dengan penggunaan kata gunakanlah di awal kalimat yang bermakna mengajak atau meminta. Permintaan guru tersebut diharapkan dapat dilaksanakan siswa dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Dari tiga contoh data yang dipaparkan tentang tindak tutur direktif guru dalam bentuk permintaan, dapat disimpulkan bahwa seluruh guru menggunakan tindak tutur direktif bentuk permintaan ini. Hal tersebut diketahui dari ketujuh guru sebagai sumber data tindak tutur direktif ini semuanya menggunakan tindak tutur direktif bentuk permintaan. Hal yang membedakan masing-masing bentuk itu hanya penggunaan kalimat dalam masing-masing tuturan.
b. Pertanyaan Tindak
tutur
direktif
pertanyaan
merupakan
tindak
tutur
yang
dikemukakan guru dengan maksud bertanya kepada siswa sebagai mitra tutur. Bentuk pertanyaan tersebut menghendaki diperolehnya jawaban. Pertanyaan tersebut bisa berupa pertanyaan biasa (pertanyaan yang menuntut jawaban) dan pertanyaan retoris ( tidak perlu menuntut jawaban) dari mitra tutur atau siswa. Bentuk tindak tutur direktif ini ditemukan sebanyak 94 dari 221 data yang ada.
58
Bentuk tindak tutur direktif pertanyaan ini merupakan tuturan direktif yang paling sering digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah. Ciri penanda bentuk ini adalah seluruh kalimat yang berbentuk kalimat tanya. Bentuk tuturan direktif pertanyaan
yang ditemukan dalam penelitian ini
terdiri atas pertanyaan biasa dan pertanyaa retoris. Pertanyaan biasa merupakan pertanyaan yang menuntut siswa harus menjawab pertanyaan guru. Pertanyaan yang membutuhkan jawaban tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (8) Guru Guru
: Kedengaran ke belakang?(GFQ.D.1.2) : Laiiiiiiiii......(menjawab serentak)
Tuturan dalam contoh (8) di atas merupakan kalimat guru dalam tindak tutur direktif berbentuk pertanyaan biasa. Ketiga contoh di atas menunjukkan kalimat tanya yang langsung disertai dengan jawaban siswa atau mitra tutur. Tuturan pada contoh di atas merupakan tindak tutur direktif guru berbentuk pertanyaan yang bertujuan untuk memastikan para lawan tutur atau siswa yang duduk ada bagian belakang mendengarkan informasi yang disampaikan guru. Hal itu dibuktikan dengan pertanyaan guru dan jawaban siswa yang serentak mengatakan “laiiiiiii”. Contoh lain juga dapat dilihat berikut ini. (9) Guru : Kampung kita di mana? (GBA.D.2.31) Siswa : Ndak tahu do Paaaaaaaak. (tidak tahu Pak) Tuturan guru pada contoh (9) di atas
disampaikan guru untuk
menanyakan kampung para siswa. Pertanyaan yang diajukan guru bukan menanyakan kampung sebenarnya, tetapi kampung tempat manusia kembali nantinya setelah kehidupan di dunia. Akan tetapi, karena siswa tidak menangkap pertanyaan itu dengan tepat, beberapa siswa serentak menjawab dengan jawaban
59
“ndak tahu do Paaaak (tidak tahu Pak)”. Pertanyaann lain dapat dilihat
pada
contoh berikut ini. (10) Guru
Siswa
: Tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin berhasil. Apakah kalian ingin berhasil dan ingin sukses? (GBind.D.3.48) : Iyaaaaaaaaa (seluruh siswa menjawab serentak)
Tuturan guru berbentuk kalimat tanya pada contoh (10) di atas diawali dengan pernyataan bahwa tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin sukses. Pernyataan tersebut baru diikuti dengan pertanyaan. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk meyakinkan guru bahwa para siswa mereka ingin berhasil dan sukses. Tentu saja para siswa serentak menjawab dengan jawaban “iyaaaaaaaaa”. Jawaban serentak dari siswa merupakan suatu bukti bahwa siswa mengerti maksud pertanyaan guru. Berbeda dengan pertanyaan berikut ini yang dijawab dengan jawaban “tidak” oleh para siswanya. (11) Guru
Siswa
: Rasulullah diteladani dengan sifat Al-amin. Misalnya dalam belajar, guru memberikan tugas kalian untuk mengerjakan sendiri-sendiri? Nyatanya kalian mencenek. Kalian tidak dapat dipercaya. Ada di antara kalian yang protes? Ada, dengan alasan tolong-menolong Pak, benar begitu, Res? (GSKI.D.4.67) : Ndak Pak. Apak ko lai.
Pertanyaan dalam contoh (11) di atas dituturkan guru dengan cara memberikan beberapa contoh. Contoh tersebut dihubungkan dengan materi keteladanan Nabi Muhammad. Sebelum diberikan pertanyaan kepada siswa disampaikan contoh berupa kasus di sekolah tentang mencenek (mencontek). Setelah contoh disampaikan dilanjutkan dengan pertanyaan untuk menegaskan
60
contoh yang disampaikan guru. Tentu saja siswa menjawab dengan jawaban “Ndak Pak, Apak ko lai”. Bentuk pertanyaan lain adalah pertanyaan retoris.
Pertanyaan retoris
merupakan jenis pertanyaan yang tidak menuntut jawaban dari siswa atau mitra tutur. Tindak tutur direktif bentuk pertanyaan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (12 ) Guru Guru
: Apa langkah anak ibu untuk menghindari hal-hal yang sudah ibu jelaskan tadi? (GBind.D.5.101) : Caranya yaitu meningkatkan iman dan taqwa. Kalau kita beriman dan bertakwa maka kita akan menghindari sifat hasad, dendam, fitnah, dan juga ghibah.
Tindak tutur direktif bentuk pertanyaan pada contoh (12) di atas adalah pertanyan retoris karena tidak membutuhkan jawaban dari siswa atau mitra tutur. Akan tetapi, jawaban dari tuturan pertanyaan tersebut langsung dijawab dan dijelaskan oleh guru atau penutur. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk menghindari sifat-sifat yang tidak
disukai Allah Swt. atau sifat-sifat tercela. Ternyata, guru tidak
menunggu jawaban dari siswa, tetapi tanpa menunggu lama sang guru lngsung memberikan penjelasan berupa jawaban dari pertanyaan yang disampaikan guru. Contoh pertanyaan retoris lain dapat dilihat pada contoh berikut ini. (13 ) Guru Guru
: Terbukti kan kalau sedekah itu mendatangkan manfaat? (GBing.D.6.136) : Artinya, bersedekah kerak goreng saja diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah
Tindak tutur direktif guru pada contoh (13) di atas diajukan untuk menegaskan kepada siswa bahwa sedekah itu mendatangkan manfaat. Akan tetapi,
61
guru tidak menunggu jawaban yang berisi penegasan dari siswa dan langsung menjelaskan kembali sesuai dengan materi. Hal tersebut terjadi karena guru tidak menuntut jawaban dari siswa, tetapi hanya menggunakan teknik bertanya dalam menyampaikan materi. Materi yang disampaikan oleh guru merupakan komunikasi satu arah.
c.
Persyaratan Tindak tutur direktif bentuk persyaratan merupakan tuturan guru atau
penutur yang disampaikan kepada siswa atau mitra tutur dengan mengemukakan penjelasan disertai berbagai syarat atau aturan sesuai dengan tindakan yang diinginkan penutur. Bentuk tindak tutur direktif
guru MTsN Lubuk Buaya
dalam kegiatan muhadarah jenis persyaratan ini ditemukan sebanyak 42 dari 221 tuturan. Bentuk tindak tutur direktif ini merupakan tuturan terbanyak kedua setelah tuturan bentuk pertanyaan.
Ciri penanda bentuk tuturan tersebut di
antaranya adalah penggunaan konjungsi syarat apabila, kalau, jika, dan jikalau. Tuturan direktif bentuk persyaratan ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (14 ) Guru
Guru
: (1) Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka kerjakanlah perintah-Nya dan tinggalkanlah larangan-Nya. (GBA.D.2.29) : (2) Satu per satu tunjuk tangan yang bisa! (GBing.D.6.111).
Kata-kata apabila pada contoh (14) kalimat (1) di atas menyebabkan tuturan direktif guru tersebut tergolong tuturan direktif persyaratan. Tuturan guru tersebut termasuk persyaratan karena guru menjelaskan agar siswanya menjadi manusia yang suci dengan syarat harus melaksanakan perintah-Nya dan
62
meninggalkan larangan-Nya. Hal tersebut menunjukkan makna bahwa siswa tidak akan menjadi manusia yang suci kalau tidak melaksanakan perintah-Nya dan tidak meninggalkan larangan-Nya. Berbeda dengan
tuturan pada kalimat (2). Kalimat tersebut tidak
menggunakan konjungsi, tetapi bunyi kalimat tersebut yang menunjukkan syarat tertentu. Syarat tersebut dapat dilihat ketika guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan syarat menunjuk satu per satu dan bisa. Kalimat tersebut menandakan bahwa siswa yang tidak bisa tidak akan menunjuk dan siswa harus menunjuk satu per satu. Syarat satu per satu dan bisa itulah yang menyebabkan tindak tutur direktif itu tergolong persyaratan. Ciri penanda lain juga dapat dilihat pada contoh berikut ini.
( 15) Guru
: Nah, kalau ananda punya niat dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda mempunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda. Itu pulah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan. (GBio.D.7.169)
Tuturan pada contoh (15) di atas termasuk tuturan persyaratan karena adanya konjungsi kalau. Dalam tuturan tersebut guru menyampaikan bahwa kita akan dilindungi Allah Swt. kalau selalu memiliki niat yang ikhlas. Penjelasan guru mengisyaratkan bahwa orang yang mendapat perlindungan dan pertolongan dari Allah Swt. adalah orang-orang yang melakukan suat kegiatan dengan niat yang tulus dan ikhlas. Tuturan-tuturan berbentuk persyaratan tersebut rata-rata digunakan setiap guru dalan menyampaikan nasihatnya. Selain itu, ciri penanda bahwa tuturan guru pada contoh (15) di atas tergolong bentuk persyaratan adalah
63
penggunaan konjungsi kalau. Konjungsi kalau di atas merupakan konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat hubungan persyaratan.
d. Pelarangan Tindak tutur direktif pelarangan merupakan salah satu bentuk tindak tutur direktif yang disampaikan guru kepada siswa dalam bentuk larangan. Bentuk tindak tutur direktif guru MTsN Lubuk Buaya bentuk pelarangan ini merupakan tuturan paling sedikit ditemukan dalam penelitian ini. Bentuk ini ditemukan sebanyak
7 tuturan dari 221 tuturan. Ciri penanda yang ditemukan dalam
penelitian ini bentuk ini menggunakan kata-kata bukan,
tidak, jangan, dan
kurang-kurangi. Untuk lebih jelasnya, bentuk tuturan ini dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (16 ) Guru
: Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti atau mengganggu makhluk Allah yang lain! (GFQ.D.1.17)
Contoh (16) di atas merupakan
kalimat tuturan guru yang berbentuk
tindak tutur direktif pelarangan. Kalimat di atas merupakan tuturan guru dengan tujuan melarang siswa untuk membuang hajat di lubang semut karena perbuatan itu akan menyebabkan kita menyakiti makhluk Allah yang lain. Bukti pelarangan dalam kalimat tersebut adalah penggunaan frase tidak dibenarkan yang mengandung makna melarang. Tindak tutur direktif guru tersebut tentu bertujuan agar siswa bertindak atau melakukan sesuai dengan keinginan guru yaitu tidak akan membuang hajat pada lubang semut. Selain contoh di atas, penggunaan kata jangan pada kalimat larangan dapat dilihat berikut ini.
64
(17 ) Guru
: Jangan dendam sampai berakar-akar dalam diri kita! (GBind.D.5.97)
Contoh (17) ini menunjukkan adanya penggunaan kata jangan. Kata jangan pada awal kalimat tersebut sudah pasti menunjukkan makna melarang. Dalam kalimat tersebut guru melarang siswa untu tidak menyimpan dendam dalam hati. Dendam jangan sampai berakar-akar dalam diri manusia. Tuturan tersebut mengandung makna bahwa siswa akan melaksanakan sesuai dengan keinginan penutur yaitu guru. Selain penggunaan kata tidak dibenarkan dan jangan, pemarkah lain untuk bentuk tindak tutur direktif ini adalah penggunaan kata kurang-kurangi. Pengunaan kata tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (18) Guru
: Untuk mencegah agar diri kita terhindar dari kabut asap yang sedang melanda daerah kita sekarang ini, kurang-kurangilah berada di ruang terbuka!(Gbio.D.7.219)
Contoh (18) di atas disampaikan oleh guru agar siswa tidak banyak berada di ruang terbuka karena kabut asap yang melanda Kota Padang. Tuturan tersebut diawali dengan penjelasan tentang global warning yang salah satunya adalah kabut asap yang terjadi karena adanya penebangan hutan. Dalam tuturannya, guru menggunakan kata ulang kurang-kurangi yang bermakna larangan untuk tidak banyak berada di ruang terbuka. Dalan tuturan tersebut guru menginginkan agar siswa bertindak sesuai dengan keinginan guru tersebut yaitu mengurang kegiatan di luar ruangan agar terhindar dari penyakit. Dari tiga contoh yang telah dipaparkan di atas tentang tindak tutur direktif bentuk pelarangan, dapat diketahui bahwa tuturan pelarangan guru MTsN Lubuk
65
Buaya dalam kegiatan muhadarah disampaikan dengan kalimat bervariasi. Ada yang menyampaikan dengan menggunakan kata jangan, tidak boleh, kurangi, dan ada juga berupa perintah yang bersifat melarang. Tindak tutur direktif pelarangan ini menunjukkan bahwa guru melarang dan menasihati siswa itu demi kebaikan siswa tersebut walaupun tuturan larangan ini paling sedikit digunakan oleh guru.
e.
Pengizinan Tindak tutur direktif pengizinan merupakan tuturan berupa memberi izin,
membolehkan, mengabulkan, memperkenankan, dan memberi wewenang terhadap lawan tutur dalam hal ini adalah siswa. Bentuk tindak tutur direktif pengizinan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah ditemukan 9 dari 221 tuturan. Bentuk tuturan ini merupakan tuturan kedua paling sedikit setelah pelarangan. Bentuk tuturan pengizinan ini dapat dilihat dengan kalimat yang bersifat menyilakan siswa untuk menjawab, bertindak, dll. Tuturan direktif pengizinan ini dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (19) Guru
Siswa
: Pengawalnya adalah malaikat yang bertugas mematai-matai kita. Malaikat apa? Ya, coba ananda Herlin! (GBA.D.4.42) : Malaikat Raqib dan Atid Pak. (Herlin menjawab dengan semangat)
Dalam contoh di atas dapat dilihat tuturan pengizinan yang disampaikan guru kepada siswa dengan tujuan untuk mengizinkan atau memberikan wewenang kepada salah satu siswa yang bernama Herlin untuk menjawab pertanyaan guru. Tuturan yang menunjukkan bahwa kalimat itu berbentuk pengizinan adalah kalimat “Ya, coba Ananda Herlin!”. Kalimat tersebut langsung direspons oleh
66
siswa dengan cara menjawab pertanyaan sesuai dengan permintaan guru. Bentuk tindak tutur direktif pengizinan tersebut mengisyaratkan bahwa siswa belum menjawan sebelum diizinkan atai dipersilakan oleh guru. Contoh lain juga dapat diihat berikut ini. (20 ) Guru
Siswa
: Sifat yang sangat berbahaya yang kadang kala lebih kejam dari pembunuhan, apa itu? Ya, silakan ananda, Ading! (Gbind.D.5.100) : Fitnah Buk. Alfitnatu ashaddu minal qotli (fitnal itu lebih kejam dari pembunuhan) (siswa lain bertepuk tangan)
Contoh (20)
menunjukkan tuturan yang di dalamnya terdapat
kata
silakan. Kata silakan dalam tuturan tersebut membuktikan kalau tuturan tersebut adalah tindak tutur direktif bentuk pengizinan. Dalam tuturan tersebut guru menjelaskan tentang materi sifat-sifat tercela, di antaranya adalah fitnah. Guru mengekplorasi
siswa melalui pernyataan tentang perbuatan yang sangat
berbahaya dan lebih kejam dari pebunuhan. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan. Siswa langsung tunjuk tangan untuk menjawab. Guru pun memersilakan salah satu siswa yang bernama Ading untuk menjawab pertanyaan. Artinya, guru memberikan wewenang, membolehkan, dan mengizinkan Ading untuk menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuannya.
f.
Nasihat Bentuk tindak tutur direktif nasihat bertujuan untuk menasihati,
memeringatkan, menyarankan, dan mendorong lawan tutur dalam hal ini siswa untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginan penutur atau guru. Bentuk tindak tutur direktif ini pada guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan
67
mughadarah ditemukan sebanyak 40 dari 221 tuturan. Bentuk ini merupakan tuturan yang termasuk sering digunakan guru dalam kegiatan muhadarah. Bentuk tuturan ini dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (21 ) Guru
Guru
: (1) Jadi, Tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua. (GFQ.D.1.13) : (2)Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal maka perbanyaklah ibadah.(GBA.D.2.45)
Dalam contoh (21) di atas terdapat tiga tuturan berbentuk nasihat. Tuturan pertama terdapat pada kalimat (1) yang berisi nasihat guru kepada siswanya untuk membahagiakan dan menghadiahkan orang tua dengan cara melaksanakan perintah Allah dan mematuhi orang tua. Nasihat tersebut diberikan secara umum kepada siswa. Tuturan bentuk tersebut disusun dalam kalimat simpulan yang diawali kata jadi. Tuturan direktif bentuk nasihat berikutnya terdapat pada kalimat (2) yang berisi nasihat guru kepada siswa untuk memperbanyak ibadah karena seluruh manusia akan menempuh ajal. Sama halnya dengan contoh pada kalimat (1), kalimat ini diawali oleh karena itu yang berupa simpulan dari materi yang disampaikan dalam bentuk nasihat. Bentuk lain juga dapat dilihat pada contoh berikut ini. (22) Guru
Guru
: (1) Dengan mengumpulkan sumbangan berupa gerakan seratus setiap hari, yakinlan bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah (GBing.d.6.142) : 2) Walaupun kita memunyai keinginan yang baik, belum Tentu keinginan kita itu baik pula menurut orang yang berada di sekeliling kita (GBio. D.7.189)
68
Kedua tuturan dalam contoh (22) di atas merupakan tindak tutur direktif bentuk nasihat yang dibuktkan dengan kalimat biasa tanpa diawali dengan katakata yang menunjukkan sebuah simpulan seperti pada contoh (21). Kedua kalimat di atas berupa kalimat biasa yang isinya berupa nasihat guru kepada siswa agar berbuat sesuai dengan nasihat yang disampaikan. Kalimat pertama (1) berisi nasihat guru terhadap kegiatan pembiasaan di MTsN Lubuk Buaya berupa pengumpulan uang seratus setiap hari yang dijelaskan oleh guru sebagai perbuatan terpuji yaitu sedekah jika dilakukan dengan ikhlas. Dalam tuturan itu guru memberikan nasihat bahwa perbuatan tersebut akan mendapat imbalan dari Allah dengan balasan yang setimpal. Kalimat (2) pada contoh di atas berisi nasihat guru kepada siswa bahwa tidak seluruh keinginan baik kita direspons dengan baik bagi orang lain. Dalam kalimat itu guru memberikan nasihat dengan cara mengingatkan siswa bahwa dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu penilaian yang baik menurut kita baik pula menurut orang lain. Nasihat tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk buaya Kota Padang Strategi tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN
Lubuk Buaya Kota Padang
yang ditemukan dalam penelitian dapat
dikelompokkan ke dalam 4 macam. Keempat starategi tindak tutur direktif tersebut yaitu; (1) BTTTBB, (2) BLDBKP, (3) BLDBKN, (4) BSS. Masingmasing strategi tindak tutur direktif tersebut akan dipaparkan berikut ini.
69
a. Bertutur Terus Terang tanpa Basa-basi Dalam penelitian ini ditemukan strategi BTTTBB guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang sebanyak 24 dari 221 tuturan. Dari 24 tuturan itu, strategi tindak tutur direktif ini dapat dikelompokkan atas dua substrategi, yaitu (1) tuturan dengan perintah langsung atau modus imperatif dan (2) tuturan dengan penyebutan nama dan panggilan atau gelar. Tuturan dengan perintah lansung atau modus imperatif ditemukan 15 tuturan dan tuturan dengan penyebutan nama dan panggilan atau gelar sebanyak 9 tuturan. Untuk lebih jelasnya,
contoh untuk kedua substrategi tindak tutur direktif tersebut dapat
dilihat berikut ini. (23) Guru
: (1) Tenang, tenang, bisa tenang ndak! (SBTTTB D.2) (2) Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani! (SBTTTB D.4) (3) Jangan sampai dendam berakar-akar dalam diri kita! (SBTTTB D.5) (4) Satu per satu, tunjuk tangan yang bisa! (SBTTTB D.6) (5) Parah kalian mah, ndak tahu fungsi awak? (susah kalian ini, ndak tahu fungsi kita?) (SBTTTB D.7)
Dalam contoh (22) di atas terdapat
lima tuturan dengan menggunakan
strategi BTTTBB dengan substrategi perintah langsung atau modus imperatif. Kelima kalimat tersebut menunjukkan bahwa guru dengan terus terang menyuruh dan melarang siswa untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan kata-kata yang memperhalus tuturannya. Kalimat (1) menunjukkan bahwa guru tanpa basabasi munyuruh siswa tenang dan malah mengakhiri tuturannya dengan kata-kata yang terkesan mengancam “bisa tenang ndak!”. Kalimat (2) juga menunjukkan
70
bahwa guru memyuruh siswa meneladani sifat Rasulullah dengan menggunakan kata harus tanpa basa-basi. Kalimat (3) dan (4) sama halnya dengan kalimat (2) berisi anjuran dan larangan yang disampaikan tanpa basa-basi karena kalimat tersebut berisi anjuran dan larangan yang tidak bisa ditawar-tawar demi kebaikan para siswa. Lain halnya dengan kalimat (5) yang dituturkan guru dengan menggunakan bahasa Minang. Kalimat tersebut terlihat pada penggunaan ungkapan parah kalian. Kalimat tersebut juga dituturkan tanpa basa-basi. Kelima contoh di atas dapat juga dibandingkan dengan contoh berikut ini. (24) Guru
: (1) Ya, Rahmat! (SBTTTBB) (2) Ya, kamu Herlin! (SBTTTBB D.2) (3) Coba, Alma! (SBTTTBB D.4) (4) Ya, Nurul, silakan! (SBTTTBB D.5) (5) Excell, silakan! (SBTTTBB D.6)
Strategi BTTTBB
pada contoh (24) di atas adalah strategi BTTTBB
substrategi dengan tuturan penyebutan nama, panggilan atau gelar. Dalam contoh di atas terdapat enam kalimat yang di dalamnya terdapat nama atau panggilan. Kalimat (1) menggunakan panggilan Rahmat, kalimat (2) dan (3) menggunakan panggilan Herlin dan Alma, serta kalimat (4) dan (5) menggunakan panggilan nama Nurul dan Excell . Hal yang membedakan dari keenam kalimat terbut adalah variasi awal kalimat untuk perintah masing-masingnya. Kalimat (1), (2), dan (4), menggunakan awalan ya kemudian dilanjutkan dengan nama siswa. Kalimat (3) menggunakan kata coba di awal kalimat perintah dan kalimat (5) menggunakan nama panggilan di awal kemudian diikuti kata silakan. Keenam kalimat yang dituturkan guru itu menunjukkan strategi bertutur terus-terang tanpa basa-basi karena perintah yang disampaikan langsungtanpa basa-basi.
71
b. Bertutur Langsung dengan Basa-basi Kesantunan Positif Strategi tindak tutur direktif BLDBKP guru MTsN Lubuk Buaya Kota Padang dalam kegiatan muhadarah ditemukan sebanyak 119 dari 221 tuturan. Strategi ini merupakan strategi paling sering yang digunakan guru dalam tuturannya. Strategi BLDBKP yang ditemukan dalam penelitian ini oleh guru dilakukan dngan menggunakan lima substrategi. Kelima substrategi tersebut, yaitu (1) tuturan menggunakan penanda identitas kepada kelompok yang sama, (2) tuturan mencari kesepakatan, (3) tuturan dengan memberikan alasan, (4) tuturan dengan menjadikan optimis, dan (5) tuturan dengan memberikan hadiah. Strategi BLDBKP dengan substrategi tuturan menggunakan penanda identitas kepada kelompok yang sama ditemukan sebanyak 47 dari 119 tuturan. Tuturan dengan menggunakan substrategi ini dilakukan oleh setiap guru dalam menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah. Artinya, ketujuh guru yang dijadikan sumber data menggunakan substrategi ini. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini.
(25) Guru
: (1) Mari kita lihat dasarnya! ( SBLDBKP D.1) (2) Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan itu? ( SBLDBKP D.2) (3) Mari kita bernyanyi bersama! ( SBLDBKP D.3)
Ketiga contoh di atas merupakan strategi BLDBKP guru dengan tuturan menggunakan penanda identitas kelompok yang sama. Dalam kalimat tersebut terdapat kata kita yang menandakan identitas kelompok yang sama yaitu guru dan siswa yang ikut dalam kegiatan muhadarah. Seluruh tuturan dalam contoh di atas
72
menggunakan penanda idenitas kelompok yang sama kita baik dalam tuturan permintaan, pertanyaan, maupun nasihat. Substrategi kedua dalam strategi BLDBKP yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tuturan mencari kesepakatan. Tuturan ini ditemukan sebanyak 38 dari 119 tuturan. Substrategi ini bertujuan untuk mencari atau meminta kesepakatan oleh guru kepada siswanya berdasarkan materi yang disampaikan. Dari tujuh sumber data
yang dianalisis, hanya satu yang tidak
menggunakan substrategi ini yaitu sumber data tiga. Sumber data tiga tersebut adalah guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang menyampaikan materi berjudul “Kunci Sebuah Kesuksesan”. Penyebab guru ini tidak menggunakan substrategi mencari kesepakatan karena tindak tutur direktif sumber data tiga ini paling sedikit dari sumber data yang lain. Tuturan mencari kesepakatan ini dapat dilihat pada contoh berikut. (26 ) Guru Siswa
: Bisa kan? (SBLDBKP D.1) : Bisaaaaaa (menjawab serentak)
Contoh di atas merupakan strategi BLDBKP dengan menggunakan substrategi mencari kesepakatan. Kalimat yang berisi tuturan guru pada contoh (26) itu semuanya memberikan tuturan untuk mencari kesepakatan. Kalimat itu dituturkan guru untuk meminta kesepakatan siswa apakah mereka bisa atau tidak mengikuti dan melaksanakan nasihat yang disampaikan Allah Swt. Kenyataannya, siswa sepakat menyatakan bisa. Jawaban yang disampaikan para siswa dengan serentak seperti itu biasanya menambah semangat guru dalam menyampaikan materi. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mendengarkan dan
73
memahami materi yang disampaikan guru. Contoh lain dapat juga dilihat berikut ini. (27 ) Guru Siswa
: Malaikat apa? (SBLDBKP D.2) : Ndak tahu do Paaak (beberapa siswa menjawab)
Kalimat pada contoh (27) di atas dituturkan guru dengan tujuan untuk meminta kesepakatan siswa untuk menjawab pertanyaan malaikat yang mengawasi manusia. Ternyata hanya sebagian siswa yang menjawab dengan jawaban “ndak tahu do Paaak”. Jawaban siswa seperti itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru untuk masa yang akan datang. Masukan tersebut bisa saja dari cara bertanya, bentuk pertanyaan, dan juga suasana yang ditimbulkan saat menyampaikan materi. Strategi BLDBKP ketiga adalah substrategi tuturan dengan memberikan alasan. Strategi ini ditemukan sebanyak 16 dari 119 tuturan. Substrategi ini adalah tuturan yang tergolong sering digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah. Substrategi ini merupakan tuturan yang digunakan guru dengan memberikan penjelasan disertai dengan alasan sehingga siswa lebih memahaminya. Tuturan jenis ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (28) Guru
Guru
: Sang tukang goreng yang pernah memberi kerak goreng kepada seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang ternyata dua puluh tahun setelah itu anak tersebut membalasnya dengan memberikan modal untuk membuat warung yang bagus untuk berjualan goreng. Itu semua karena keikhlasannya dalam bersedekah. (SBLDBKP D.6) : Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda membunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan. (SBLDBKP D.7)
74
Kedua kalimat pada contoh (28) di atas merupakan strategi BLDBKP dengan memberikan penjelasan dan alasan. Penjelasan yang disampaikan guru pada kalimat satu berupa cerita tentang tukang goreng yang rajin bersedekan. Dalam cerita tersebut guru menceritakan keikhlasan sang tukang goreng dalam bersedekah sehingga dia mendapatkan imbalan yang setimpal dan kemuliaan dari Allah. Begitu juga dengan kalimat kedua pada contoh (28) tersebut berisi penjelasan guru tentang niat yang ikhlas dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Niat yang ikhlas akan mendatangkan keridhaan dari kedua orang tua dan Allah Swt. Substrategi keempat dari strategi BDLBKP adalah tuturan dengan menjadikan optimis. Tuturan ini ditemukan sebanyak 14 dari 119 tuturan. Substrategi ini merupakan tuturan kedua paling sedikit setelah substrategi memberikan pujian. Pada Substrategi ini guru bertutur dengan tujuan memotivasi siswa agar tetap optimis dalam melakukan tindakan dan menerima pengertian dari tuturan guru. Tuturan dengan substrategi tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (29) Guru Guru
: (1) Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apa-apa. (SBLDBKP D.1) : (2) Kalian harus yakin bahwa selama mobil ekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian. ( SBLDBKP D.6)
Kedua kalimat pada contoh (29) di atas merupakan tuturan yang bertujuan memberikan motivasi kepada
siswa. Kalimat (1)
dituturkan guru untuk
memotivasi agar para siswa mereka memiliki minimal satu keahlian baik bidang akademik maupun nonakademik. Keahlian yang dimiliki oleh seorang siswa dapat menambah rasa percaya diri mereka dalam belajar. Jangan menjadi seorang siswa
75
yang tidak bisa apa-apa. Pada kalimat (2) guru memotivasi siswa untuk yakin bahwa sumbangan yang dikumoulkan untuk mobil sekolah merupakan sedekah jariyah. Selama mobil itu berjalan, selama itu pula pahala mengalir. Substrategi terakhir pada strategi BLDBKP
adalah
tuturan dengan
memberikan hadiah atau pujian. Substrategi ini adalah tuturan paling sedikit yang digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah. Hanya 3 tuturan dari 119 tuturan yang ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini menandakan bahwa guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah sangat sedikit memberikan tuturan pujian dan hadiah kepada siswanya. Contoh tersebut dapat dilihat berikut ini. (30 ) Guru
: (1) Bagus, apa haditsnya?( SBLDBKP D.4) (2) Mantap, untuk apa? (SBLDBKP D.4) (3) Bagus, fungsi kalian di sini adalah belajar, menuntut ilmu. (SBLDBKP D.7)
Ketiga kalimat dalam contoh di atas merupakan strategi BLDBKP dengan substrategi memberikan pujian.
Memberikan pujian berarti memberikan
penghargaan terhadap siswa. Memberikan penghargaan dapat berupa benda dan juga kata-kata. Temuan penelitian terhadap strategi bertutur guru dalam kegiatan muhadarah diberikan dalam bentuk ucapan atau kata-kata. Di antara pujian yang disampaikan guru terhadap siswanya seperti contoh (30) di atas. Dalam kalimat tersebut terdapat pujian dengan menggunakan kata bagus dan mantap. Kata-kata pujian tersebut dituturkan guru kepada siswa karena para siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat dan siswa juga melakukan kegiatan sesuai dengan keinginan guru. Pujian yang diberikan kepada siswa yang
76
mampu menjawab pertanyaan guru sangat diharapkan dari guru. Hal tersebut dapat memicu semangat siswa untuk belajar.
c.
Strategi Bertutur Langsung dengan Basa-basi Kesantunan Negatif Setelah dilakukan penelitian dan analisis data sesuai dengan prosedurnya,
ditemukan 49 tuturan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah dengan menggunakan strategi BLDBKN. Dari 49 tuturan tersebut terdapat 10 tuturan menggunakan substrategi permohonan dalam bentuk pertanyaan, 19 tuturan menggunakan substrategi
tuturan menggunakan pagar, 18 tuturan
menggunakan substrategi mengungkapkan permohonan dan suruan, dan 2 tuturan menggunakan substrategi tuturan dengan permintaan maaf. Masing-masing contoh untuk substrategi tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (31) Guru
: (1) Ada yang tahu? (SBLDBKN D.1) (2) Apa itu hasad? (SBLDBKN D.5) (3) Bisa, mau dengar cerita Ibuk? (SBLDBKN D.6)
Dalam contoh (31) di atas terdapat tiga kalimat dengan menggunakan substrategi tuturan dengan permohonan dalam bentuk pertanyaan. Keempat kalimat tersebut merupakan kalimat tanya. Kalimat (1) dituturkan guru kepada siswa dalam bentuk pertanyaan tentang pengetahuan siswa. Kalimat (2) dituturkan guru untuk menanyakan pengetahuan siswa tentang konsep hasad. Kalimat (3) dituturkan guru unrtuk memastikan siswa mendengarkan kisah yang akan diceritakan guru. Ketiga kalimat tersebut merupakan pertanyaan yang diajukan dalam bentuk permohonan.
77
Substrategi kedua yang digunakan guru pada strategi tindak tutur direktif BLDBKN adalah tuturan menggunakan pagar. Substrategi ini bertujuan untuk memberikan batasan-batasan terhadap tuturan-tuturan yang disampaikan guru. Tuturan dengan menggunakan substrategi tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (32 ) Guru
: (1) Mari kita lihat plang di sana! (SBLDBKN D.1) (2) Hei, coba dengarkan jawaban temannya!. (SBLDBKN. D.2) (3) (3) Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan! (4) (SBLDBKN D.3)
Kalimat (1) dalam contoh di atas merupakan tuturan menggunakan pagar. Kalimat tersebut mengarahkan siswa dengan cara meminta siswa untuk melihat plang yang ada di teras depan kelas IX-2. Otomatis, siswa akan melihat seluruhnya ke arah guru menunjuk. Hal itulah yang disebut dengan tuturan menggunakan pagar. Kalimat (2) menunjukkan makna bahwa siswa harus mendengar jawaban temannya. Permintaan mendengarkan jawaban itulah yang dianggap sebagai pagar sehingga siswa fokus mendengarkan jawaban temannya. Begitu juga dengan kalimat (3) yang mengisyaratkan kepada siswa untuk memerhatikan beberapa hal yang akan dijelaskan guru sehingga tidak ada yang memerhatikan yang lain. Strategi BLDBKN selanjutnya adalah tuturan dengan
mengungkapkan
permohonan dan suruan. Tindak tutur direktif guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah dengan menggunakan substrategi ini ditemukan sebanyak 18 dari 119 tuturan. Kalimat yang digunakan guru dengan substrategi ini adalah kalimat dalam bentuk permohonan dan suruan. Kalimat yang digunakan untuk
78
penanda permohonan, yaitu tolonglah, coba, cobalah. Tuturan dengan menggunakan substrategi itu dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (33) Guru
: (1) Jadi, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kaliann dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua. (SBLDBKN D.1) (2)Untuk membahas lebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan dengan baik! (SBLDBKN.D.6) (3) Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah kamu diiringi oleh doa kedua orang tuamu, itu akan dijabah oleh Allah! (SBLDBKN D.7)
Ketiga kalimat pada contoh di atas merupakan strategi BLDBKN dengan substrategi mengungkapkan permohonan. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat (1) yang menggunakan kata tolonglah sebagai suatu permintaan atau permohonan dari guru kepada siswa untuk membahagiakan dan menghadiahkan orang tua dengan cara menjalankan periuntah Allah dan mematuhi orang tua. Kalimat (2) juga ditandai dengan penggunaan kata mohon sebagai permohonan guru kepada siswa untuk lebih banyak bersedekah. Sama halnya dengan kalimat (1) dan (2) , kalimat (3) juga menunjukkan permohonan dengan menggunakan kata ingatlah yang berarti permohonan guru agar siswanya selalu ingat bahwa setiap langkah kakinya diiringi doa kedua orang tuanya. Strategi BLDBKN terakhir adalah tuturan dengan menggunakan substrategi tuturan dengan permintaan maaf. Tuturan permintaan maaf merupakan tuturan dan sikap berbahasa dalam bentuk mengahrgai mitra tutur. Tuturan dengan menggunakan substrategi ini adalah paling sedikit digunakan guru pada
79
strategi BLDBKN karena hanya ditemukan 2 tuturan yang ditemukan dari 119 tuturan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (34) Guru
: (1) O...o, maaf, bukan Amin lagi ya! (SBLDBKN D.4) (2) Terima kasih dan mohon maaf, fastabikhul khairat! (SBLDBKN D.5)
Contoh (33) di atas memiliki dua kalimat yang menggunakan substrategi tuturan dengan permintaan maaf. Kalimat (1) ditandai dengan kata maaf yang disampaikan guru kepada siswa agar siswa yang menjawab tidak itu-itu (Amin lagi), tetapi siswa yang lain. Ungkapan maaf itu disampaikan kepada salah seorang siswa bernama Amin. Karena sudah menjawab pertanyaan sebelumnya dan kepada Amin diminta pengertian untuk memberikan kesempatan pada orang lain. Kalimat (2) juga berisi ungkapan maaf sekaligus terima kasih karena penutur atau guru ingin mengakhiri pembicaraan. Kalimat (2) ini sudah wajar disampaikan oleh guru pada saat menyampaikan materi.
d. Strategi Bertutur Sama-samar Strategi bertutur samar-samar (BSS) ditemukan sebanyak 29 dari 221 tuturan dalam penelitian ini. Strategi BSS ini merupakan strategi bertutur guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah nomor 2 terkecil jumlahnya setelah strategi BTTTBB. Dari 29 tuturan menggunakan strategi BSS ini, 10 tuturan mengunakan substrategi tuturan dengan menggunakan pertanyaan retoris, 18 tuturan menggunakan substrategi tuturan dengan menjadikan pesan ambigu, dan 1 tuturan menggunakan substrategi tuturan menyatakan keadaan kurang dari
80
kenyataan yang diharapkan. Masing-masing tuturan menggunakan substrategi tersebut dapa dilihat padacontoh berikut ini. (35) Guru
: (1) Mengapa demikian anak-anak Bapak? (SBSS D.2) (2) Ada di antara kalian yang protes? (SBSS D.4)
Keduat kalimat pada contoh (35) di atas adalah pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris yang dituturkan guru tidak menuntut jawaban dari siswa atau lawan tutur. Pertanyaan itu kadang kala dijawab oleh si penanya atau memang tidak dijawab sama sekali. Pada kalimat (1) guru menanyakan “mengapa demikian?” , jawaban langsung dijelaskan oleh guru. Begitu juga kalimat (2), tidak satu pun pertanyaan itu dijawab siswa dan hanya guru yang menjawab pertanyaan tersebut untuk melanjutkan penjelasannya. Substrategi kedua dari strategi BSS ini adalah tuturan dengan menjadikan pesan ambigu. Pesan ambigu itulah yang menyebabkan makna tuturan tersebut samar-samar atau kurang jelas karena maknya bisa saja lebih dari satu. Tuturan dengan menggunakan substrategi ini dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (36) Guru
: (1) Ananda berangkat ke sekolah dilepas oleh orang tua, dengan apa dilepas oleh orang tua? (SBSS D.7) (2)Sekarang, kalau boleh Ibuk bertanya, kira-kira apa fungsi Ananda? (SBSS D.7)
Kedua kalimat pada contoh (36) di atas adalah tuturan dengan menggunakan substrategi tuturan menjadikan pesan ambigu. Kalimat
(1)
misalnya akan membuat siswa atau mitra tutur memiliki jawaban yang banyak. Di antara jawaban siswa adalah senyum, uang jajan, dan doa. Begitu juga dengan kalimat (2) yang menyebabkan siswa
bingung menjawabnya karena fungsi
81
mereka bervariasi menurut pengalaman mereka masing-masing. Jadi, tuturan seperti itulah yang menyebabkan pesan itu ambigu. Substrategi terakhir dari strategi BSS adalah tuturan yang menyatakan keadaan kurang dari kenyataan yang diharapkan. Tuturan guru dalam strategi BSS dengan menggunakan substrategi ini hanya 1 dari 29 tuturan. Guru yang menggunakan substrategi ini adalah sumber data 6 yaitu guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. Makanya, (37) ketika Guruguru : Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan Supaya apa yang disampaikan guru bisa masuk dengan baik. (SBSS D.6) Contoh (37) di atas merupakan tuturan guru dalam strategi BSS menggunakan substrategi tuturan yang menyatakan keadaan kurang dari kenyataan yang diharapkan. Kalimat di atas menunjukkan bahwa penutur atau guru menemukan keadaan siswa atau mitra tutur tidak sesuai dengan yang diharapkan. Guru mengharapkan siswa mendengarkan materi yang disampaikan, sedangkan siswa tidak mendengarkan dengan baik. Sebelum kalimat tersebut disampaikan, guru sudah meminta siswa yang tidak memerhatikan untuk mengulangi
pernyataan
yang
disampaikan
guru.
Ternyata
siswa
yang
bersangkutan tidak bisa menjawab. Kondisi itulah yang menyebabkan guru menuturkan kalimat seperti contoh (37) tersebut. Strategi ini digunakan guru dengan tujuan untuk menasihati siswa yang diminta guru agar tidak melakukan hal yang sama di masa yang akan datang. Tuturan guru pada contoh di atas merupakan strategi bertutur samar-samar karena kalimat yang disampaikan guru
82
kurang jelas tujuannya. Jadi, tuturan tersebut disampaikan secara umum kepada siswa.
3.
Konteks Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang Dari temuan penelitian konteks tindak tutur direktif guru dalam kegiatan
muhadarah di MTsN Lubuk Buaya dapat dikelompokkan atas lima macam yaitu (1) penutur, (2) mitra tutur, (3) topik atau pesan, (4) latar, dan (5) peristiwa. Berikut ini akan dipaparkan masing-masing konteks tersebut. Akan tetapi, konteks (2) dan (4) tidak dipaparkan karena mitra tutur seluruhnya adalah siswa kelas VII sampai dengan kelas IX. Begitu juga dengan latar. Konteks keempat atau latar dalam tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya adalah pagi hari dari pukul 07.00 sampai dengan 08.00.
a. Penutur Konteks penutur dalam penelitian tindak tutur direktif ini adalah guru mata pelajaran baik agama maupun umum. Guru mata pelajaran yang menjadi penutur adalah mereka yang sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah untuk menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah. Penutur yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah tujuh orang yang terdiri atas guru Mata Pelajaran Fiqih, guru Mata Pelajaran Bahasa Arab, guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak dua orang, guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, dan guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
83
1) Guru Mata Pelajaran Fiqih Guru Mata Pelajaran Fiqih ini merupakan guru laki-laki yang terhitung baru empat bulan mengajar di madrasah ini. Beliau adalah guru pindahan dari MTsN Tiku Kabupaten Agam dan beliau sekaligus kepala sekolah. Kepala sekolah sekaligus guru Mata Pelajaran Fiqih di kelas VII ini berlatar pendidikan S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Berikut contoh tuturan beliau dalam menyampaikan materi pada saat muhadarah. (38) Guru
Siswa
: Manusia yang beruntung itu siapa-siapa saja? Mari kita lihat dasarnya, yaitu apa? Ada yang tahu? (GFQ. D.1.3 dan 4) : (Bertanya kiri-kanan untuk menjawab pertanyaan guru)
2) Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab ini merupakan guru berjenis kelamin laki-laki yang berlatar belakang pendidikan S2 IAIN Imam Bonjol Padang. Guru ini merupakan salah satu sumber data yang agak susah mentranskripkan hasil rekaman karena agak susah memahami maksud pembicaraannya. Namun, dengan ketekunan dan ketelitian dapat juga ditranskripkan dengan baik. Beliau merupakan salah satu guru yang tergolong baru mengajar di sekolah ini sekitar empat tahun dibandingkan dengan guru lainnya. Contoh tuturan beliau dapat dlihat berikut ini. (39) Guru
: Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan? Semua yang diberikan itu bukan milik kita, tetapi milik Alla begitu saja? Kita juga diberi akal untuk mengendalikan semua yang beliau berikan kepada kita. Apakah kita dibiarkan terlena dengan
84
ketiga hal itu (GBA. D.2. 36)
3) Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ini adalah guru perempuan yang sudah terhitung lama mengajar di sekolah ini. Guru ini merupakan penutur yang paling sedikit menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah. Hal tersebut terjadi karena beliau menggantikan guru Mata Pelajaran Penjaskes yang tidak hadir saat jadwalnya. Namun, guru yang sudah tujuh belas tahun mengajar di sekolah ini selalu menyampaikan materi saat muhadarah diselingi dengan lagu karena beliau memiliki suara yang bagus. Salah satu tuturan beliau saat menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah dapat dilhat pada contoh berikut ini. (40) Guru
: Apa itu tawakal? Tawakal adalah berserah diri kepada Allah. Setelah kita berserah diri, kita serahkan semuanya kepada Allah. Itu sesuai dengan lagu Abiet G Ade berjudul “Mencari Matahari”. Mau dengar? Mari kita bernyanyi bersama! (GBind.D.3. 53 dan 54)
4) Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Guru Mata Pelajaran SKI ini merupakan guru laki-laki yang sudah lima tahun menjadi guru honorer di sekolah ini. Meskipun beliau tergolong guru honorer, tetapi guru ini selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah terutama kegiatan keagamaan seperti dakwah, tahfiz, dan praktik ibadah. Hal tersebut terbukti pada setiap kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lomba-lomba bidang keagamaan. Berikut contoh tuturan beliau dalam menyampaikan materi pada saat kegiatan muhadarah.
85
(41) Guru
: Muhammad Saw adalah teladan bagi umat Islam. Beliau diutus ke muka bumi ini untuk apa? Ada yang bisa jawab? (GSKI.D.4.80)
5) Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kedua yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah guru perempuan yang berlatar pendidikan S2
Universitas Negeri Padang. Beliau telah mengabdi di MTsN Lubuk Buaya sekitar tujuh tahun. Disamping sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, guru ini juga sebagai pembina OSIS. Salah satu tuturan yang disampaikannya saat menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah adalah berikut ini. (42) Guru
:
Kalau kita dengarkan pidato anak kita tadi baik bahasa Arab, Inggris, maupun bahasa Indonesia, ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai oleh Allah. Sifat-sifat tersebut di antaranya adalah hasad . Apa itu hasad? Ada yang tahu? (GBind.D.5.98)
6) Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Salah satu penutur tuturan direktif dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya adalah guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Guru mata pelajaran ini adalah salah seorang pengajar perempuan yang sudah mengajar selama sembilan tahun dan berstatus Pegawai Negeri Sipil. Beliau berlatar pendidikan S1 Universitas Bung Hatta. Berikut ini salah satu tuturannya dalam menyampaikan materi saat muhadarah. (43) Guru
: Jadi, rajin-rajinlah bersedekah karena orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita. Sedekah membersihkan hati, pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia dan otomatis hidup akan
86
terasa berkah. (GBing.D.6.123)
7) Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Guru terakhir yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru Mata Pelajaran IPA. Guru ini berlatar pendidikan S1 Universitas Negeri Padang. Beliau adalah guru yang paling lama mengajar di MTsN Lubuk Buaya dibandingkan dengan enam guru yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Guru yang berjenis kelamin perempuan ini sudah mengajar selama 23 tahun sebagai PNS dan 17 tahun mengajar di seolah ini. Berikut contoh tuturannya dalam menyampaikan materi pada saat muhadarah. (44) Guru
: Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda mempunyai niat yang ikhlas, menjalankan apa fungsi ananda. Itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan.(GBio. D.7. 169)
b. Topik atau Pesan Konteks topik atau pesan yang ditemukan dalam penelitian ini berbeda untuk masing-masing penutur. Dari tujuh penutur yang menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya ini, ditemukan pula tujuh topik atau pesan yang mereka sampaikan. Masing-masing topik atau pesan yang disampaikan tersebut sesuai dengan topik yang sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah. Hanya ada satu penutur yang tidak menyampaikan materi sesuai dengan topik yang sudah disediakan. Akan tetapi, ada satu topik atau pesan yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Topik atau pesan yang disampaikan oleh ketujuh penutur itu, adalah (1)
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut
87
Pandangan Allah, (2) Ciptaan Allah yang Paling Mulia, (3) Kunci Sebuah Kesuksesan, (4) Keteladanan Nabi Muhammad, (5) Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji, (6) Keutamaan Sedekah, dan (7) Niat dan Ikhlas.
1) Manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Topik “Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah” ini merupakan topik pertama dalam penelitian ini. Topik ini disampaikan oleh guru Mata Pelajaran Fiqih sekaligus kepala sekolah. Tindak tutur direktif guru dengan topik ini ditemukan sebanyak 28 dari 221 tuturan. Tindak tutur direktif guru dengan topik ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (45) Guru
: Adapun hal yang akan Bapak sampaikan pada pagi hari ini adalah “Manusia-manusia yang Beruntung Menurut pandangan Allah”. Lai tadangan ka balakang? (Kedengaran ke belakanga?) (GFQ. D.1. 2)
2) Ciptaan Allah yang Paling Mulia Topik kedua disampaikan oleh guru Mata Pelajaran Bahasa Arab dengan judul “Ciptaan Allah yang Paling Mulia”. Tindak tutur direktif guru dengan topik ini ditemukan sebanyak 18 dari 221 tuturan. Topik atau pesan yang berhubungan dengan ciptaan Allah yang paling mulia dapat ditemukan pada contoh berikut ini. (46) Guru
: Pada pagi hari ini bapak akan menyampaikan sedikit tausiyah kepada kita bersama yang diambil dari surat At-tin yang berbunyi “ laqod kholakhnal insaana fii ahsani taqwiim”. Kita hidup di dunia ini dalam keadaan suci. Mengapa demikian anak-anak Bapak? (GBA. D.2. 30)
88
3) Kunci Sebuah Kesuksesan Topik di atas disampaikan oleh guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Topik “Kunci Sebuah Kesuksesan” disampaikan karena menggantikan guru Mata Pelajaran Penjaskes dengan topik “ Manusia yang Cerdas adalah Manusia yang Sehat”. Tindak tutur direktif guru yang ditemukan untuk topik ini sebanyak 8 dari 221 tuturan. Tindak utur direktif guru dengan topik tiga ini merupakan topik paling sedikit atau singkat yang disampaikan guru. Salah satu tuturan guru dalam topik ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (47) Guru
:
Tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin berhasil. Apakah alian ingin berhasil dan ingin sukses? (GBind. D.3. 48)
4) Keteladanan Nabi Muhammad Topik keempat ini adalah “Keteladanan Nabi Muhammad” yang disampaikan oleh guru Mata Pelajaran SKI. Topik ini adalah topik kedua yang paling banyak pembahasannya klarena guru yang menyampaikannya juga sangat bersemangat pada saat menyampaikan materi. Tindak tutur direktif tentang topik ini merupakan tindak tutur direktif terbanyak kedua setelah topik ketujuh. Tindak tutur direktif guru saat menyampaikan topik ini ditemukan sebanyak 33 dari 221 tuturan. Contoh tuturan guru ketika menyampaikan materi tentang keteladanan Nabi Muhammad ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (48) Guru
: Karena beliau akan menyempurnakan akhlak manusia, maka banyak yang harus kita teladani dari beliau. Seluruh perkataan, perbuatan beliau harus diteladani. Salah satu sifat tersebut adalah Al-amin. (GSKI.D.4.59)
89
5) Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji Topik kelima adalah “Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji” yang disampaikan guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tindak tutur direktif guru yang menyampaikan topik ini ditemukan sebanyak 21 dari 221 tuturan. Dalam topik ini dibahas sifat-sifat yang tidak baik dilengkapi contoh-contoh yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah. Tuturan guru dengan topik ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (49) Guru
:
Selanjutnya, sifat yang sangat berbahaya kadang kala lebih kejam dari pembunuhan. Apa itu? (GBind. D.5 99)
6) Keutamaan Sedekah Topik keenam adalah “Keutamaan Sedekah” yang disampaikan guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Pada topik ini guru lebih banyak menyampaikan materi melalui cerita. Ada dua cerita yang dibahas mengisahlkan tentang keutamaan bersedekah. Dari topik ini ditemukannya 41 tindak tutur direktif guru dari 221 tuturan. Salah satu tuturannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. (50) Guru
: Baiklah, pada kesempatan ini Ibu akan menyampaikan sedikit penyegaran penambah keimanan dan ketakwaan kita yaitu “Keutamaan Sedekah”. Ananda tentu tahu keutamaan. Sedekah kan? (GBing. D.6.109)
7) Niat dan Ikhlas Topik terakhir adalah topik ketujuh,
yaitu “ Niat dan Ikhlas” yang
disampaikan guru Mata Pelajaran IPA. TTD pada topik ini ditemukan sebanyak 72 dari 221 tuturan sekaligus paling banyak. Dalam menyampaikan topik ini,
90
guru IPA tersebut langsung mencontohkan dan menghubungan materi dengan lingkungan. Salah satu yang dibahas adalah tentang kabut yang sedang melanda Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau serta menghubungkan dengan program peduli lingkungan. Tuturan guru ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (51) Guru
: Baiklah Ananda, hari ini Ibu memberikan tausiyah ya, judulnya yaitu, “ Niat dan Ikhlas”. Temanya adalah apa? (GBio. D.7. 152)
c. Peristiwa Konteks terakhir
dalam tindak tutur direktif guru dalam kegiatan
muhadarah di MTsN Lubuk Buaya yang akan dipaparkan adalah peristiwa. Peristiwa merupakan keadaan yang terjadi pada saat tuturan berlangsung. Peristiwa yang terjadi di saat guru menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah dapat dikelompokkan atas dua peristiwa yaitu keadaan tenang dan tidak tenang. Keadaan tenang merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat guru menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah berlangsung dengan tertib. Keadaan tertib merupakan kondisi yang adapt dikendalikan oleh guru sebagai penutur. Keadaan tenang bukan berarti tidak ada siswa yang berbicara. Akan tetapi, keadaan tenang adalah seluruh siswa dapat dikendalikan oleh guru dan materi yang disampaikan diterima dengan baik oleh siswa sebagai mira tutur. Peristiwa atau keadaan tenang yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 201 dari 221 tindak tutur direktif guru. Hasil tersebut membuktikan bahwa peristiwa atau keadaan saat tuturan guru berlangsung rata-rata dalam
91
keadaan tenang. Artinya, 90,95 %
keadaan saat guru menyampaikan materi
dalam kegiatan muhadarah berlangsung dengan tenang dan dapat dikendalikan oleh guru. Keadaan seperti itu tentu saja akan menyebabkan materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (52) Guru
Siswa
: Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin berhasil. Kalian ingin berhasil dan ingin sukses? (GBind.D.3.48) : Iyaaaaaaaaaaaaaaa (menjawab serentak)
Contoh (52) di atas merupakan gambaran peristiwa tindak tutur direktif yang terjadi dalam peristiwa tenang. Hal tersebut dapat dilihat dari tanggapan siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Siswa menjawab dengan baik pertanyaan guru seara serentak. Mereka ,merespons dengan baik tuturan yang disampaikn guru pada contoh di atas. Contoh lain yang berhubungan dengan peristiwa tutur dalam keadaan tenang dapat dilihat pada contoh berikut ini.. (53) Guru
Siswa
: Kalau ndak sanang, jaan dikarajoan. Jaan mancenek juo Naak, i narako tampek aaawa...aaaaaaak. Lai mangarati? ( kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita. Ada mengerti? (GSKI.D.4.80 dan 81) : Insyaalllah Paaak (menjawab serentak)
Sebaliknya, peristiwa kedua adalah keadaan tidak tenang. Keadaan tidak tenang ini merupakan keadaan yang tidak terkendali. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan suasana rih, ribut, tidak memperhatikan, asyik berbicara dengan teman, atau minta izin keluar dari barisan sehingga kegiatan muhadarah bisa terganggu. Keadaan tidak tenang dalam penelitian ini memiliki persentase
92
yang kecil, yaitu 9,05%. Tuturan yang disampaikan guru dalam keadaan tidak tenang ditemukan sebanyak 20 dari 221 tuturan. Tuturan dengan peristiwa tidak tenang tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (54) Guru
Siswa Kalimat
: (1) Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala mengalir kepada kalian. (2) yakinkah kaliaaaan? (Gbing.D.6.144) : Yakiiin
(1) dan (2) dalam contoh (54) di atas merupakan gambaran
keadaan tidak tenang. Hal tersebut dapat dilihat pada tuturan guru yang mulai agak emosi karena para siswa tidak memerhatikan. Pertanyaan guru tidak dijawab langsung oleh siswa. Tuturan dilanjutkan dengan menunjuk salah satu siswa yang menjadi sasaran oleh guru adalah Hesti yang tidak memerhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan guru, Keadaan semakin tidak tenang ketika Hesti tidak bisa menjawab pertanyaan guru dan teman-temannya yang lain malah menjadi riuh. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (55) Guru Siswa Guru Siswa
: Hei, Hesti, yakin ndak? (Gbing.D.6.145) : Uuuuuuuuuuuh (Hesti bingung dan senyum sendiri) : Coba ulangi yang ibu sampaikan sebentar ini! (Gbing.D.6.145) : (Hesti tidak menjawab, hanya menggelengkan kepala dan siswa lain riuh)
Kondisi tersebut yang menyebabkan keadaan yang tidk tenang atau kurang terkendalikan. Itulah contoh tindak tutur direktif yang terjadi dalam konteks peristiwa tidak tenang. Namun, kondisi seperti itu masih dapat diberikan toleransi karena merupakan hal yang biasa untuk kondisi siswa yang sangat banyak.
93
Kadang kala yang membuat situasi tidak tenag adalah teman-temannya yang lain, bukan siswa yang terlibat dalam situasi itu.
4.
Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
Respons siswa merupakan tanggapan siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Berdasarkan analisis data yang dilakukan sesuai prosedur dan teori yang digunakan, respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadaran di MTsN Lubuk Buaya kota Padang dibagi atas dua, yaitu (1) respons verbal, dan (2) respons nonverbal. Kedua respons tersebut juga dikelompokkan menjadi respons positif dan negatif. Masing-masing jenis respons tersebut akan dibahas berikut ini.
a.
Respon Verbal Respons verbal berupa tanggapan siswa yang diwujudkan dalam bentuk
bahasa. Respons siswa secara verbal dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 43 dari 221 tuturan. Respons verbal ini juga terbagi dua yaitu positif dan negatif. Respons verbal positif berarti tanggapan siswa dalam bentuk bahasa dengan ungkapan yang baik, santun, dan halus sehingga tidak menyinggung perasaan penutur. Respons positif ini ditemukan sebanyak 37 dari 221 tuturan yaitu 16,74 %. Sebaliknya, respons verbal negatif berarti tanggapan siswa melalui bahasa yang kurang sopan, kasar, dan berkonotasi tidak baik. Respons siswa yang negatif
94
ini ditemukan terhadap 6 tuturan guru yaitu 2,71%. Masing-masing respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dapat dilihat dalam contoh berikut ini. (56) Guru
Siswa
: (1) Bagaimana dengan mencenek alias mencontek? (GSKI.D.4.72) (2) Bedosakah? (GSKI.D.4.73) (3) Salahkah? (GSKI.D.4.74) (4)Di mana tempat orang-orang itu? (GSKI.D.4.75) : Nerakaaaaaaaaaaa serentak)
(seluruh
siswa
menjawab
Contoh (56) di atas menggambarkan respon verbal siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya. Keenam kalimat tersebut direspon oleh siswa dengan bahasa lisan. Keempat tuturan tersebut direspons secra positif oleh siswa Hal tersebut dibuktikan dengan jawab siswa yang benar dan sesuai dengan pertanyaan guru. Jawaban siswa itu pun semuanya baik, sopan dan menunjukkan keseriusan sesuai dengan yang diinginkan guru. Contoh respons verbal siswa tersebut dapat juga dilihat pada contoh berikut ini. (56) Guru Siswa
Guru Siswa
: (1)Ya, di neraka, lai nio awak di situ? ( mau di sana?) (GSKI.D.4.76) : Ndak Pak, mambana awak (Ares menjawab sambil meletakkan kedua tangannya di atas kepala dan teman-temannya yang lain tertawa) : (2) Cobak Alfi! Sama dengan apa kira-kira perbuatan itu? (GSKI.D.4.77) : Menyogok Pak (siswa yang lain bertepuk tangan)
Selain respons positif siswa terhadap tindak tutur direktif guru, respons negatif juga ditemukan. Respons negatif merupakan respons siswa yang kurang
95
baik terhatap tuturan guru. Untuk lebih jelasnya, respons siswa secara negatif, dapat dilihat pada contoh berikut ini! (57) Guru : (1) Ingatlah, allah mengirim mata-mata buat kita untuk mengawasi kita. (GBA.D.2.37) (2) Siapa kira-kira mata-mata itu? (GBA.D.2.38) (3) Ada yang tahu? (GBA.D.2.39) (4) Ada ndak? (GBA.D.2.40) Siswa : Uuuuuuuuh.............. (Seluruh siswa riuh) Guru : (5) Ada di antara kalian yang protes? (GSKI.D.4.66) (6) Ada, dengan alasan tolong-menolong, benar begitu Res? (GSKI.D.4.67) Siswa : Ndak Pak, Apak ko lai. Contoh (57) di atas merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat respons verbal siswa berkonotasi negatif. Hal tersebut dapat dlihat pada respons siswa terhadap tuturan guru (1), (2), (3), dan, (4). Tuturan tersebut direspons siswa dengan cara bersorak dengan ucapan “Uuuuuuuuh”. Ungkapan tersebut merupakan kata seru yang ditujukan sebagai bahan ejekan atau cemoohan. Respons berikutnya juga dapat dilihat pada respons siswa dengan ungkapan “ Apak ko lai” terhadap tuturan (5 dan 6). Kata-kata tersebut juga kurang sopan diucapkan oleh siswa pada guru apalagi dilengkapi dengan ekspresi yang kurang bagus. Ungkapan itu biasanya diucapkan untuk menandakan kekecewaan atau kekesalan pada orang lain.
b. Respons Nonverbal Respons siswa kedua
terhadap tindak tutur direktif adalah respons
nonverbal. Respons nonverbal ini berarti tangggapan siswa terhadap tindak tutur diektif guru tidak melalui bahasa, tetapi berupa ekspresi wajah, prilaku, emosi, dan penanpilan. Respons nonverbal ini ditemukan sebanyak 178 yang terdiri atas
96
158 respons nonverbal positif ( 71,49%) dan 20 respons nonverbal negatif (9,05%). Respons nonverbal positif berarti tanggapan siswa terhadap tindak tutur direktif guru melalui ekspresi wajah yang baik, sopan, dan prilaku yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Respons nonverbal negatif berarti tanggapan siswa dengan ekspresi wajah dan tingkah laku kurang sopan dan menyinggung perasaan orang lain. Masing-masing contoh respons siswa nonverbal tersebut akan dipaparkan berikut ini. (58) Guru
Siswa
Guru
Siswa
: (1) Dengan mengumpulkan gerakan dua ratus (gedus) setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah! (GBing.D.6.142 ) : (Sebagian siswa mengangguk-angguk dan sebagian lagi mengucapkan sesuatu dalam hati sambil menyapukan kedua tangannya ke muka mereka) : (2) Kalian harus yakian bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala mengalir pada kalian. (GBing.D.6.143 ) (3) Yakinkah kalian? ((GBing.D.6.144 ) : Yakiiiin (menjawab serentak)
Contoh (58) di atas mmuat tindak tutur direktif guru yang direspons secara nonverbal oleh siswa. Respons siswa terhadap tuturan guru pada kalimat (1) tergolong respons nonverbal positif. Respons siswa tersebut baik karena para siswa mendengarkan penjelasan yang dituturkan guru dengan cara menganggukanggukkan kepala dan sebagian lagi mengucapkan kata-kata dalam hati. Di antara kata-kata yang mereka ucapkan adalah amin sambil mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah mereka. Tingkah aku siswa yang tergambar itu merupakan salah satu bentuk respons positif siswa terhadap tindak tutur direktif guru. Bandingkan dengan contoh berikut ini!
97
(59) Guru Siswa Guru Siswa
: (1) Hei, Hesti, yakin ndak? ((GBing.D.6.145 ) : (Hesti bingung dan senyum sendiri) : (2) Coba ulangi yang ibu sampaikan sebentar ini! (GBing.D.6.142 ) : (Hesti tidak menjawab, hanya menggelengkan kepala dengan muka merah dan cemberut)
Berbeda halnya dengan respons siswa pada contoh (55). Respons siswa secara nonverbal terhadap tuturan (1 dan 2) itu adalah dengan tindakan diam, menggelengkan kepala, muka merah, dan ekspresi cemberut. Tindakan siswa tersebut menandakan bahwa siswa kurang senang diberikan pertanyaan seperti itu oleh guru sehingga mendapat respons kurang baik dari siswa. Hal yang menyebabkan siswa tidak merespons dengan baik karena mereka tidak bisa menjawabnya. Mereka tidak dapat menjawab karena tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Akan tetapi, tindak tutur direktif guru seperti itu muncul disebabkan oleh tingkah laku siswa yang kurang diinginkan guru dan itu semua dilakukan guru dalam rangka mengingatkan siswa agar jangan main-main ketika guru berbicara.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini berhubungan dengan temuan penelitian. Hal-hal yang perlu dibahas menyangkut dengan empat hal berdasarkan hasil penelitian. Keempat hal tersebut adalah (1) bentuk tindak tutur direktif, (2) strategi tindak tutur direktif guru, (3) konteks tindak tutur direktifguru, dan (4) respons siswa terhadap tindak tutur direktif.
98
1. Bentuk Tindak Tutur Direktif Bentuk tindak tutur direktif yang paling banyak digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah adalah bentuk tindak tutur pertanyaan. Selanjutnya, bentuk tindak tutur direktif kedua yang sering digunakan guru dalam kegiatan muhadarah adalah bentuk persyaratan. Selain tuturan pertanyaan dan persyaratan, ditemukan bentuk tuturan nasihat, pengizinan, dan pelarangan. Bentuk tindak tutur direktif yang paling jarang digunakan guru adalah bentuk pengizinan dan pelarangan. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa guru lebih cenderung mengggunakan tindak tutur direktif pertanyaan dibandingkan dengan bentuk yang lain. Penggunaan bentuk tindak tutur direktif pertanyaan ini dominan dilakukan guru karena dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya terjadi komunikasi yang dominan satu arah. Guru hanya menyampaikan materi berupa tausiyah atau pesan-pesan yang akan menambah pengetahuan siswa dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta diharapkan adanya perubahan sikap. Selain itu, bentuk pertanyaan yang disampaikan guru dalam tindak tutur direktif tersebut adalah pertanyaan retoris. Pertanyaan
retoris
merupakan
gaya
pembicara
atau
penulis
mengungkapkan pertanyaan kepada mitra tutur atau pembaca, tetapi pertanyaan itu tidak perlu dijawab oleh pendengar atau pembaca (Manaf, 2008:164). Pertanyaan retoris ini hanya sebagai teknik penutur untuk menarik perhatian mitra tuturnya.
Akan tetapi, pertanyaan ini merupakan salah satu teknik berbicara
untuk memancing khalayak memikirkan materi yang akan disampaikan. Hal
99
senada juga dikemukakan Hendrikus (1995:78) bahwa pertanyaan yang dikemukakan dalam berpidato merupakan teknik memancing pendengar supaya ikut serta berpikir terhadap materi yang disampaikan. Berdasarkan temuan penelitian, analisis data, dan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif guru dalam bentuk pertanyaan retoris
bertujuan memancing siswa untuk berpikir tentang materi yang
disampaikan.
Hal lain yang menyebabkan guru dominan menggunakan
pertanyaan tersebut karena guru menyampaikan materi-materi dalam bentuk ceramah atau siraman rohani yang dapat dikatakan sebagai ceramah. Untuk itulah guru lebih dominan menggunakan tindak tutur direktif bentuk pertanyaan. Guru lebih dominnan menggunakan tindak tutur direktif pertanyaan disebabkan karena
proses kegiatan muhadarah dengan kapasitas lawan tutur
sangat banyak dan waktu yang tersedia sangat singkat. Hal tersebut menyebabkan guru mennyampaikan pertanyaan yang jawabannya tidak bisa ditunggu dari siswa sehingga guru mellanjutkan pembicaraannya. Penyebab lain adalah karena guru cenderung menggunakan metode ceramah yang dianggap lebih efektif untuk pendengar atau lawan tutur yang banyak dalam waktu yang sangat sedikit. Selain bentuk tindak tutur direktif pertanyaan, bentuk lain yang cenderung digunakan oleh guru dalam kegiatan muhadarah adalah bentuk persyaratan, nasihat, dan permintaan. Bentuk persyaratan menduduki urutan kedua yang digunakan guru
MTsN Lubuk Buaya Kota Padang karena materi yang
disampaikan menuntut untuk memerhatikan hal-hal atau poin-poin yang disampaikan. Hal tersebut terlihat pada tuturan guru “minimal ada satu
100
keterampilan yang kalian punya”. Tuturan persyaratan lain juga dapat dilihat pada kalimat guru “Coba yang lain, bukan Amin lagi ya!”. Bentuk tindak tutur direktif nasihat merupakan bentuk tuturan yang sering digunakan guru dalam kegiatan muhadarah. Bentuk ini digunakan guru karena materi yang disampaikan guru kepada siswa dalam bentuk ceramah yang bertujuan memberikan nasihat kepada siswa. Hal itulah yang menyebabkan bentuk ini lebih banyak digunakan guru dibandingkan dengan bentuk tindak tutur direktif pelarangan dan pengizinan. Apalagi, guru yang menjadi sumber data dalam penelitian ini lebih banyak guru agama yang sudah terbiasa berceramah memberikan nasihat-nasihat agama.
2.
Strategi Tindak Tutur Direktif Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat empat
strategi tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarh di MTsN Lubuk Buaya. Keempat strategi tersebut adalah, (1) BTTTBB, (2) BLDBKP, (3) BLDBKN, dan (4) BSS.
Strategi tindak tutur direktif yang paling dominan
digunakan guru adalah BLDBKP. Dari jumlah tersebut dapat dimaknai bahwa guru bertutur dalam kegiatan muhadarah tidak terlalu kasar, tetapi masih menggunakan basa-basi dengan konotasi positif. Hal ini bisa jadi disebabkan karena faktor waktu guru berbicara tidak terlalu lama karena berkisar antara 15— 20 menit. Faktor lain yang menyebabkan guru menggunakan strategi ini adalah faktor tempat berbicara, yaitu halaman sekolah yang terbuka dan jumlah siswa yang banyak. Contoh strategi ini dapat dilihat pada tuturan berikut ini.
101
(60) Guru : (1) Ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai Allah. (SBLDBKPD.5) (2) Setujukah Ananda dan kita yang hadir di sini untuk meningkatkan iman dan takwa. (SBLDBKPD.6)
Strategi bertutur BLDBKP ini digunakan guru dapat dikelompokkan lagi atas beberapa substrategi. Substrategi yang digunakan guru dalam stategi ini mengacu kepada strategi yang dikemukakan Brown dan Levinson (1987:101). Dari 15 substrategi yang ditawarkan, hanya
5 yang digunakan guru dalam
tuturannya. Kelima substrategi yang dimaksud, adalah (1) tuturan menggunakan penanda identitas kelompok yang sama , (2) tuturan mencari kesepakatan, (3) tuturan dengan memberikan alasan, (4) tuturan dengan menjadikan optimis, dan (5) tuturan dengan memberikan hadiah berupa pujian. Setelah strategi BLDBKP, strategi kedua yang sering digunakan guru dalam kegiatan muhadarah adalah stategi BLDBKN. Strategi BLDBKN ini digunakan guru dengan memanfaatkan
4 substrategi . Keempat substrategi
tersebut, yaitu (1) tuturan dengan permohonan dalam bentuk pertanyaan, (2) tuturan menggunakan pagar, (3) tuturan mengungkapkan permohonan dan suruan, dan (tuturan dengan permintaan maaf. Strategi ini dapat dilihat pada contoh berikut ini. (61) Guru : (1) Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah? (SBLDBKN D.6) (2)Sekarang kalau boleh Ibu bertanya,apa fungsi Ananda? (SBLDBKN D.7) Strategi bertutur ketiga dan keempat yang digunakan guru dalam kegiatan muhadarah adalah BTTTBB dan BSS. Kedua strategi ini digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah secara berimbang. Hal tersebut dapat
102
dilihat dari temuan penelitian bahwa strategi BTTTBB ditemukan sebanyak 24 tuturan dan BSS sebanyak 29 tuturan. Kedua jumlah tersebut hanya berselisih 5 tuturan. Strategi BSS lebih banyak digunakan guru dibandingkan BTTTBB. Hal tersebut membuktikan bahwa guru lebih dominan menggunakan bahasa yang samar-samar daripada terus terang tanpa basa-basi. Hal tersebut dilakukan agar tuturan guru terkesan lebih halus dan terkontrol. Kedua strategi itu dapat dilihat pada contoh berikut ini. (62) Guru : (1) Tenang, tenang, bisa tenang ndak? (SBTTTBB D.2) (2) Misalnya dalam belajar, guru memberi kalian tugas untuk mengerjakan tugas dan membuat komitmen untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tapi benarkah dikerjakan sendiri? (SBSS D.4) Berdasarkan paparan tentang strategi bertutur di atas dapat dikatakan bahwa tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut terbukti dari strategi yang dominan dan paling banyak digunakan adalah strategi BLDBKN. Strategi ini merupakan strategi bertutur yang memiliki kesantunan positif. Kesantinan positif berarti suatu perbuatan yang baik, sopan, dan dapat diteladani oleh siswa di sekolah. Sikap dan tata cara guru yang dapat diteladani siswa menunjukkan bahwa seorang guru sudah menanamkan nilai karakter pendidikan. Nilai karakter sopan santun ini merupakan bagian dari nilai karakter kepedulian sebagaimana yang dikemukakan Prayitno dan Afriva Khaidir (2011:130—139) bahwa terdapat lima fokus nilainilai pendidikan yang bersumber dari pengembangan unsur-unsur harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai pancasila.
103
Kelima unsur nilai pendidikan karakter tersebut, adalah
(1) keimanan
dan ketakwaan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) ketangguhan, (5) kepedulian. Dari lima unsur nilai pendidikan karakter tersebut, sopan santun merupakan bagian dari nilai kepedulian. Bertindak
dan bertutur dengan santun
menggambarkan karakter seseorang peduli terhadap orang lain. Sikap itu akan menyebabkan orang lain tidak tersinggung. Selain dapat diteladani siswa dan menjunjung nilai karakter pendidikan, srategi ini juga dianjurkan oleh agama Islam. Ajaran Islam menuntut umatnya untuk selalu menjaga perkataan (lidah). Menjaga perkataan (lidah) berarti memelihara tutur kata. Senantiasa umat Islam dituntut untuk bertutur kata dengan baik, sopan, santun, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
3. Konteks Tindak Tutur Direktif Konteks tindak tutur direktif guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah
dalam penelitian ini dipengaruhi oleh 5 faktor.
Kelima faktor
tersebut, adalah (1) penutur, (2) lawan tutur, (3) latar, (4) topik atau pesan, dan (5) peristiwa. Temuan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Hymes (dalam Chaer:2004:48). Konteks pertama yang akan dipaparkan dalam pembahasan ini adalah penutur. Konteks penutur ini terdiri atas 7 orang guru mata pelajaran yang dijadikan sumber data. Dari 7 penutur ini, hanya 1 yang menyampaikan materi tidak sesuai dengan daftar yang dijadwalkan karena penutur pengganti. Ketujuh penutur itu adalah. (1) guru Mata Pelajaran Fiqih, (2) guru Mata Pelajaran bahasa
104
Arab, (3) guru Mata Pelajaran SKI, (4) guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 2 orang, (5) guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, dan (6) guru Mata Pelajaran IPA. Guru Mata Pelajaran Fiqih lebih banyak menggunakan tindak tutur direktif bentuk nasihat, permintaan, pertanyaan, dan persyaratan. Keempat bentuk itu digunakan guru mata pelajaran ini secara berimbang. Kalau dilihat dari strategi yang digunakan dalam tuturannya, guru ini lebih banyak menggunakan strategi BLDBKP. Strategi lain yang digunakan hanya BLDBKN dan tidak pernah menggunakan strategi BTTTBB dan BSS. Hal tersebut sama dengan guru mata pelajaran Fiqih yang juga lebih dominan menggunakan strategi BLDBKP dan strategi lainnya juga digunakan. Akan tetapi, bentuk tuturan yang digunakan lebih banyak pertanyaan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (63) Guru : (1) Semoga semua warga sekolah kita dapat menerapkanya mulai dari kepala,guru, pegawai, tim kebersihan samapai kepada nak-anak Bapak semua. (GFQ. D.1 28) (2) Kita diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain ( SBLDBKP.D.1) Penutur kedua adalah guru Mata Pelajaran Bahasa Arab. Guru ini lebih dominnan menggunakan TTD bentuk pertanyaan dalam tuturannya. Pertanyaan yang digunakan lebih banyak pertanyaan retoris. Bentuk TTD yang lain rata-rata digunakan oleh penutur ini. Strategi yang sering digunakan dalam tuturannya adalah strategi BLDBKP. Untuk strategi lain, penutur ini menggunakannya dalam kapasitas yang sedikit. Tuturan guru ini dapat dilihat pada bentuk dan strategi berikut ini. (64) Guru : (1) Kampung kita di akhirat. Dimulai sejak kapan?(GBA.D.233)
105
Sejak kita mulai dimasukkan ke liang kubur. Ya, semenjak kita dimasukkan ke dalam kubur (2) Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah! (SBLDBKP D.2)
Penutur selanjutnya, yaitu guru Mata Pelajaran SKI, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Ketiga guru ini lebih dominan menggunakan bentuk tindak tutur direktif pertanyaan. Strategi yang lebih sering digunakan guru ini adalah strategi BLDBKP. Strategi yang lainnya juga digunakan dengan relatif sedikit. Tuturan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. (65) Guru : (1) Bagaimana dengan mencenek alias mencontek? Berdosakah? Salahkah? Di mana tempat orang-orang itu? (GSKI. D. 73-75), (2) Salah satu drai sifat itu adalah al-Amin yaitu ju.....? (SBLDBKP. D.4)
Penutur terakhir adalah guru Mata
Pelajaran IPA. Guru ini rata-rata
menggunakan seluruh bentuk tindak tutur direktif secara berimbang dibandingkan guru mata pelajaran lainnya. Akan tetapi, strategi yang digunakan berimbang antara BLDBK dan BLDBKN. Satu-satunya penutur yang menggunakan seluruh strategi TTD adalah guru Mata Pelajaran IPA ini. Tuturannya dapat dilihat pada contoh berikut ini. (66) Guru : (1) Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang! (GBio.D.7.202) (2) Bisa diaaaaaaam? (GBio.D.7.213) (3) Ya,....ya....ya.... diam dan tenang! ( SBTTTBB D.7) (4) Kalau kakak-kakak kalian dokter, kalian harus dokter spesialis! (SBLDBKP D.7) (5) Tolong cepat tunjuk tangan! (SBLDBKN D.7) (6) Ya. Melaksanakan tugas yang sudah diperintahkan kepada masing-masing kita. Siapa kita itu? (SBSSD.7)
106
Konteks kedua yang memengaruhi tindak tutur direktif tutur. Dalam penelitian ini
adalah lawan
yang menjadi lawan tutur adalah siswa.
Semua
penutur memiliki lawan tutur yang sama yaitu siswa kelas VII—IX sebanyak 487 orang. Untuk itu, konteks lawan tutur ini tidak dibahas lebih lanjut karena unsurnya sama untuk setiap sumber data. Sama halnya dengan konteks latar. Latar waktu dalam penelitian ini semuanya sama yaitu pagi hari sehingga juga tidak dipaparkan dalam pembahasan ini. Konteks selanjutnya adalah topik atau pesan. Konteks ini berhubungan dengan topik/pesan atu materi yang disampaikan penutur. Ketujuh penutur menyampaikan topik atau materi yang berbeda. Topik-topik yang mereka sampaikan, adalah (1) Manusia -manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah, (2) Ciptaan Allah yang Paling Mulia, (3) Kunci Sebuah Kesuksesan, (4) Keteladanan Nabi Muhammad, (5) Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji, (6) Keutamaan Sedekah, dan (7) Niat dan Ikhlas. Konteks terakhir yang dibahas dari hasil penelitian ini adalah peristiwa. Konteks peristiwa ini berhubungan dengan keadaan siswa yang terjadi pada saat guru bertutur menyampaikan materi pada kegiatan muhadarah. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa keadaan yang terjadi ketika tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) keadaan tenang dan (2) keadaan tidak tenang. Keadaan tenang merupakan suatu kondisi siswa sebagai lawan tutur yang terkendalikan dengan baik oleh guru sehingga mitra tutur mendengarkan tindak tutur direktif guru tersebut dengan
107
serius, penuh perhatian. Sebaliknya, keadaan tidak tenang berhubungan dengan kondisi mitra tutur yang kurang terkendalikan oleh guru. Peristiwa tutur yang terjadi saat tindak tutur direktif guru berlangsung pada umumnya dalam keadaan tenang. Hal ini disebabkan karena bukan hanya guru yang menyampaikan materi
saja yang menguasai siswa, tetapi karena
budaya atau kebiasaan para wali kelas dan guru piket ikut mengamati mereka selama proses muhadarah berlangsung. Kebiasaan ini menyebabkan ruang gerak siswa untuk tidak mendengarkan penjelasan guru. Peraturan yang diterapkan di sekolah pada saat muhadarah membuat mereka harus mendengarkan materi yang disampaikan. Peristiwa bertutur guru dalam kegiatan muhadarah rata-rata berlangsung dalam keadaan tenang juga disebabkan
karena jarak kekuasaan antara guru
dengan siswa lebih besar. Perbedaan usia yang terlalu jauh
juga ikut
mempengaruhi karena siswa akan sangat patuh terhadap guru. Mereka kan mendengarkan dengan serius materi yang disampaikan guru. Perbedaan usia yang terlalu jauh ini menyebabkan penutur lebih berkuasa sehingga berhak untuk memerintah atau pun meminta siswa untuk tenang. Selain itu, faktor lain yang sangat mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengendalikan siswa sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh baik adalah kebiasaan guru atau budaya guru dalam bertutur menyampaikan materi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru-guru yang dapat menyampaikan materi dengan baik dan dan santun adalah mereka yang dalam kesehariannya memang membudayakan bertutur dengan santun pula. Hal itu sangat
108
mempengaruhi peristiwa tutur menjadi tenang atau tidak. Semua hal yang mempengaruhi tuturan guru tersebut selain yang dibahas dalam temuan penelitian dapat digolongkan kepada konteks budaya. Konteks budaya merupakan lingkungan yang mempengaruhi tuturan guru yang mengacu pada penafsiran makna tuturan. Berdasarkan temuan penelitian, lingkungan tuturan guru dipengaruhi oleh budaya-budaya individu atau latar blakang penutur, budaya siswa selaku mitra tutur, dan budaya sekolah tempat tuturan berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Halliday 1992:63) yang menyatakan bahwa kegiatan berkomunikasi seorang guru baik dalam kelas dan kegiatan-kegiatan tambahan yang berhubungan dengan bahasa tidak terlepas dari konteks budaya. Konteks budaya tersebut akan dibutuhkan ketika sudah dilakukannya penafsiran terhadap makna tuturan.
4. Respons Siswa terhadap Tindak Tutur Direktif Respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN
Lubuk Buaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
respons verbal dan (2) respons nonverbal. Respon verbal berhubungan dengan tanggapan lawan tutur dalam bentuk bahasa, sedangkan respons nonverbal merupakan tanggpan lawan tutur dengan sikap dan tindakan. Kedua respons tersebut dapat lagi dikelompokan ke dalam respons positif dan negatif. Respons positif berarti tanggapan siswa dengan baik dan santun, sedangkan respons negatif berupa tanggapan siswa dengan ekspresi dan tindakan yang kurang baik dan kurang menyenangkan.
109
Berdasarkan temuan penelitian, siswa rata-rata merespons tindak tutur direktif guru dengan respons nonverbal. Hal ini terjadi karena komunikasi yang dilakukan oleh guru pada saat menyampaikan materi dalam kegiatan muhadarah lebih banyak satu arah. Siswa tidak terlalu dilibatkan dalam kegiatan komunikasi. Hal ini disebabkan karena guru menyampaikan materi berupa nasihat-nasihat yang harus dilaksanakan oleh siswa. Respons verbal dan nonverbal tersebut diklasifikasikan menjadi respons positif dan negatif. Respons verbal siswa terhadap tindak tutur direktif guru cenderung diiringi dengan respons nonverbal. Misalnya ketika mereka menjawab “tidak tahu Buk”, dengan serentak pula mereka menggelengkan kepala. Akan tetapi, dalam keguiatan muhadarah ini respons siswa lebih domonan nonverbal. Hal tersebut disebabkan karena dialog antara guru dengan siswa tidak terlalu banyak. Dialog tidak terlalu banyak karena guru menyampaikan materi dalam bentuk ceramah dan bersifat satu arah. Hanya hal-hal yang membutuhkan penegasan, kesimpulan, atau selingan-selingan yang menyebabkan guru bertanya jawab dengan siswa. Faktor lawan tutur yang banyak juga sangat mempengaruhi. Apabila guru banyak berdialog dengan siswa akan menimbulkan suasana yang kurang tenang sehingga penguasaan guru terhadap siswa bisa saja kurang terkendalikan. Berkaitan dengan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah di MTsN Lubuk Buaya, dapat disimpulkan bahwa sikap sikap siswa baik dalam berbahasa maupun berprilaku tergolong baik. Hal ini disebabkan karena MTsN Lubuk Buaya adalah sekolah agama yang berada di
110
bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) sehingga sedikit banyaknya para siswa berpikir bahwa banyak hal yang harus diperhatikan. Hal tersebut terbukti bahwa lebih dari 75% siswa merespons dengan positif tindak tutur direktif guru dalam menyampaikan materi pada kegiatan muhadarah.
111
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah, dapat disimpulkan empat hal berikut ini. 1.
Guru MTsN Lubuk Buaya lebih sering menggunakan bentuk tindak tutur direktif pertanyaan dalam menyampaikan materi pada kegiatan muhadarah dibandingkan dengan bentuk lainnya. Guru lebih cenderung menuntut siswa melakukan suatu tindakan berdasarkan pertanyaan yang disampaikan. Jarang sekali guru menggunakan bentuk tindak tutur direktif melarang. Hal tersebut disebabkan karena tuturan yang disampaikn guru lebih banyak monolog dan pertanyaan yang diajukan juga banyak pertanyaan yang tidak dijawab oleh siswa, tetapi pertanyaan tersebut dijawab dan dijelaskan oleh guru..
2.
Strategi yang sering digunakan guru MTsN Lubuk Buaya dalam kegiatan muhadarah adalah bertutur langsung dengan basa-basi kesantunan positif. Bertutur terus terang tanpa basa-basi paling jarang digunakan guru. Dengan demikian, terbukti bahwa guru lebih menyukai bertutur secara langsung dengan kesantunan positif.
3.
Konteks yang memengaruhi tindak tutur direktif guru dalam kegiatan muhadarah adapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu (1) penutur, (2) lawan tutur, (3) latar, (4) topik, dan (5) peristiwa. Penutur adalah guru mata pelajaran yang terdiri atas tujuh orang dengan mata pelajaran berbeda. Lawan tutur adalah siswa kelas VII—IX yang bertindak sebagai peserta muhadarah.
111
112
Latar dalam tindak tutur direktif ini dalah pagi hari. Topik atau pesan juga terdiri atau tujuh topik. Peristiwa adalah keadaan siswa selama tuturan guru berlangsung yang cenderung dalam keadaan terkendalikan atau tenang. Semua konteks di atas juga dipengaruhi oleh budaya/kebiasaan guru dalam bertutur, siswa, dan sekolah. 4.
Respons siswa berhubungan dengan tanggapan siswa terhadap tindak tutur direktif guru. Respons siswa MTsN Lubuk Buaya
terhadap tindak tutur
direktif guru lebih cenderung respon nonverbal yang berkonotasi positif. Artinya, siswa merespons dengan baik tindak tutur direktif guru.
B. Implikasi Hasil
penelitian dan pembahasan penelitian ini berimplikasi terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia terutama cara menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat
berkomunikasi.
Cara
berkomunikasi
berhubungan
dengan
keterampilan menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Namun, hasil penelitian ini lebih dominan dapat dikembangkan dalam keterampilan berbicara atau menggunakan bahasa lisan. Standar isi Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan peluang yang besar terhadap siswa untuk mengembangkan bahasa Indonesia sebagai alat berkomuniksi. Pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dapat memanfaatkan hasil penelitian ini. Hal tersebut dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kelas VIII
113
semester 1 pada kompetensi dasar 2.1. “Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara”. Pada materi tersebut sangat diharapkan para siswa dapat menggunakan bahasa yang santun sehingga komunikasi terjalin dengan baik. Selain itu, standar isi kelas VIII semester 2 juga memuat kompetensi dasar 10.1 “menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan kritikan dalam diskusi disertai bukti”. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan oleh pimpinan di lingkungan MTsN Lubuk Buaya. Salah satunya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan inovasi-inovasi dalam kegiatan muhadarah
dan
model-model
yang
dapat
digunakan
guru-guru
yang
menyampaikan materi agar menyenangkan bagi siswa. Selain itu, hasil temuan ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak pimpinan MTsN Lubuk Buaya untuk memberikan pelatihan-pelatihan atau pencerahan-pencerahan demi meningkatkan kompetensi seluruh guru khususnya dalam berbahasa. Sehubungan dengan penggunan bahasa Indonesia oleh setiap guru, hasil penelitian ini juga dapat dipedomani. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam Kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah penghela ilmu pengetahuan. Dalam pernyataan itu tersirat makna bahwa kemampuan berbahasa Indonesia harus bagus agar dapat menyalurkan informasi kepa para siswanya. Dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, serta santun, materi yang disampaikan akan menarik dan diterima dengan baik dan santun pula bagi mitra tuturnya.
114
Guru-guru bahasa Indonesia dapat dapat memanfaatkan hasil penelitian ini dalam pembelajarannya. Contoh-contoh yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa dapat diambil dalam penelitian ini. Itu semua akan lebih mengembangkan pengetahuan siswa karena mereka dapat melihat contoh dari hasil penelitian yang merupakan kegiatan yang benar-benar terjadi di lapangan. Apakah itu contohcontoh yang berhubungan dengan bentuk tindak tutur direktif berupa bentukbentuk kalimat, kesantunan berbahasa, strategi yang digunakan dalam berbahasa, dan yang lainnya. Secara umum contoh itu berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi
C. Saran Berdasarkan
hasil penelitian, simpulan, dan implikasi di atas, dapat
disarankan beberapa hal berikut ini. 1.
Guru-guru MTsN Lubuk Buaya Kota Padang yang akan memberikan materi dalam kegiatan muhadarah diharapkan menggunakan bentuk tindak tutur direktif yang bervariasi tidak terlalu menonjol pada satu bentuk. Guru-guru juga diharapkan untuk banyak berlatih dalam membuat pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dalam menyampaikan muhadarah sehingga siswa dapat menjawab dengan baik sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Dengan memberikan pertanyaan yang benar akan memotivasi siswa untuk mengetahui materi yang dibahas. Apalagi pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa diberikan hadiah, penghargaan oleh guru. Hal
115
tersebut akan dapat menambah meriah dan menariknya suasana muhadarah saatguru menyampaikan materi. 2.
Guru sebagai aktor di sekolah akan dijadikan tuntunan oleh siswa dalam segala hal. Kemampuan bertutur guru sangat perlu ditingkatkan. Salah satu kemampuan guru dalam menyampaikan materi saat muhadarah adalah kemapuan memilih strategi yang digunakan dalam bertutrur. Strategi bertutur guru sebaiknya memperhatikan kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa menghasilkan kesan yang positih, baik terhadap siswa. Guru yang disenangi siswa adalah mereka yang dapat berbahasa dengan baik, sopan, dan santuk sehingga dapat menjadi contoh bagi para siswanya.
3.
Faktor pendukung keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi sangat banya. Faktor tersebut hendaknya dapat meningkatkan makna tuturan yang disampaikan. Budaya-budaya, kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, kurang santuk hendaknya
jangan terbawa ketika menyampaikan materi
terhadap siswa. Kebiasaan-kebiasaan positiflah hendaknya yang
dibawa
dalam rangka mendidik para siswa. 4.
Pendidik dan tenaga kependidikan
di MTsN Lubuk Buaya diharapkan
mampu memberikan contoh kepada para siswanya. Contoh tersebut di antaranya adalah cara bertutur. Cara bertutur berhubungan dengan kesantunan berbahasa baik dalam kegiatan muhadarah, pembelajaran, maupun kegiatan yang lainnya sehingga siswa dapat merespon dengan baik pula. Apabila gurunya sudah bertutur dengan baik, bertingkah laku dengan baik, siwanya juga akan merespons dengan baik pula.
116
5.
Pihak sekolah diharapkan memilihkan topik
atau tema yang akan
disampaikan guru pada setiap minggunya lebih bervariasi. Pemilihan topik tersebut salah satunya disesuaikan dengan perkembangan siswa dan topiktopik yang akan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat. Selain pemilihan topik, pemilihan guru yang akan menyampaikan materi saat muhadarah juga perlu diperhatikan oleh kepala sekolah. Hal tersebut mengingat bahwa para siswa yang menjadi mitra tutur sangat banyak sehingga membutuhkan guru yang memang mampu berinteraksi dan mengendalikan siswa dalam jumlah yang banyak dengan cara menyampaikan materi dengan komunikatif, bermakna, dan menarik.
117
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Asmawati. 2000. “Dampak Tindak Tutur Guru dalam PBM Bahasa Indonesia terhadap Motivasi Belajar”. Tesis. Padang: Program Pascasarjana UNP. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Brown, Penelope dan Stephen C Levinson. 1987. Politeness. Australia: Combridge University Press. Chaer, Abdul. dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Entalya, Mei Lamria. 2012. “Kesantunan Verbal dan Nonverbal pada Tuturan Direktif dalam Pembelajaran di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra. Volume 1 Nomor 2, Oktober 2005.(http://artikel B5E740EBE305E4F) diakses 10 Juli 2014. Eviurisna. 2008. “Tindak Tutur dalam Interaksi Siswa dan Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Solok”. Tesis. Padang: Program Pascasarjana UNP. Faruq, Umar.dkk. 2005. Berlatih Berpidato.Surabaya: Pustaka Media Halliday dan Ruqaya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hasan, Masrizal. 2011. “ Tindak Tutur Direktif bahasa Indonesia Guru dalam Pembelajaran di SMP Negeri 37 Padang: Suatu Kajian Pragmatik. Tesis. Padang: Program Pascasarjana UNP. Hendrikus, Dori Wuwur. 1995. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegiosiasi. Yoyakarta: Kanisus. Gunarwan, Asim. 1994.”Pragmatik Pandangan Mata Burung”;dalam Soejono Darjowidjojo (Ed), Mengiring Rekan Sejati: Festschrift Buat Pak Anton (hlm. 37—60). Jakarta: Lembaga Bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
118
Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip M.D.D.Jakarta: UI Press.
Pragmatik.
Terjemahan
Oka,
Lubis, A. Hamid Hasan. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Manaf, Ngusman Abdul. 2008. Semantik dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina. Miles, Matthew B dan Huberman A Michael. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods (Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru). Terjemahan oleh Tjejep Rohendib Rohidi. 1992. Jakarta:Universitas Indonesia. Moleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Dedy. 2005. Human Communication. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nababan. 1999. Ilmu Pragmatik Teori dan Terapan. Jakarta: Depdikbud. Nadar,F.X. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prayitno dan Afriva Khaidir. 2011. Model Pendidkan Karakter Cerdas. Padang: UNP Press. Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Erlangga. Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rizal, Muhammad Yose. 2010. Berlatih Berbicara di Depan Umum. Jakarta: Grafika Mulia. Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik Bagian Pertama ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syafruddin. 2010. “Strategi Penyampaian Honorifik dalam Tindak Tutur Direktif Larangan Masyarakat Tutur Makasar”. Jurnal Bahasa dan Seni Volume 11
119
N0.2 (103—111). Sastra.um.ac.id./wp-content/uploads/2012/01/4-Syafruddin.pdf. Diakses Senin, 9 September 2013. Syahrul .R. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa: Menyibak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa. Padang: UNP Press. Thonthowi, Ahmad. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa. Wijana. I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Wulandari, Sovia. 2012. “Respons Verbal Anak Usia 5—6 Tahun terhadap Tindak Tutur Direktif Orang Tua: kasus Anak dan Orang Tua Berbahasa Kerinci”. Tesis. Padang: Program Pascasarjana UNP. Yassin, Anas. 2008. Tindak Tutur: Sebuah Model Gramatika Komunikasi. Padang: Sukabina. Yayuk, Sari Satria. 2011. “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Proses Pembelajaran di MTsN Langgam Kinali Kabupaten Pasaman Barat”. Tesis. Padang: Progran Pascasarjana UNP. Yule, George. 2006. Pragmatik. Terjemahan oleh Rombe Mustajab. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yuliana, Rina. 2013. “Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. (Online). Volume 2, Nomor 1, April 2013, ISSN 12302-6405, diakses 10 Juli 2014.
120
Lampiran 1. Transkrip Data Rekaman Penelitian Sumber Data 1 Hari /Tanggal : Jumat/ 7 Februari 2014 Nama Guru : Drs. Zakri Mukhtar Mata Pelajaran : Fiqih Topik : Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Kode Data : GFQ.D1 Guru : Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahillazi arsala rasulahu bilhuda wadinil haq liyuzirahu aladdini kullihi walau karihal musyrikun walau karihal munafiqun. Ashaduallaillahaillallah waashaduanna Muhammadar Rasulullah Saw. La nabiya ba'da amma ba'du. Yang sama-sama kita hormati Bapak/ibu wakil kepala madrasah Yang sama-sama kita hormati Bapak/Ibu majelis guru Yang sama-sama kita hormati Bapak/Ibu karyawan tata usaha dan karyawan/karyawati Seterusnya anak-anak kami yang berbahagia. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita bisa berkumpul pada pagi hari ini. Salawat dan salam kepada Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya dari alam jahiliah menuju alam yang serba berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.. Adapun hal yang akan Bapak sampaikan pada pagi hari ini adalah “Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah” Guru : Lai tadanga ka balakang? (kedengaran ke belakang?) Siswa : Laiiiiiiiii (Menjawab dengan serentak) Guru
: Manusia yang beruntung itu siapa- siapa saja? Mari kita lihat dasarnya, yaitu apa? Ada yang tahu? (Siswa betanya-tanya kiri-kanan untuk menjawab pertanyaan guru) Ya, coba anak Apak di belakang! Ya, Rahmat!
Siswa : Surat Al -Ashry Pak (Rahmat menjawab dengan semangat) Guru
: Terima kasih, bagus. Itu jawaban teman kamu sekaligus ketua OSIS kita bahwa dasar agama kita yang menjelaskan tentang orang-orang yang beruntung adalah Surat Al Ashry.
121
Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan kerugian kecuali. Ha, kecuali itu, berarti orang yang beruntung atau “indak marugi” orang yang beruntung menurut pandangan Allah Swt. adalah Pertama, orang yang beriman Ha, siapa itu yang dikatakan orang yang beriman? Kita orang yang beriman? Anak-anak Bapak orang yang beriman? Mudah-mudahan, alhamdulillah, berkat rahmat Allah Swt. kita semuanya beragama islam sehingga hendaknya mengamalkannya. Bersyukurlah anak-anak Bapak sudah dari kecil beragama islam dan dari kecil pula sudah diajarkan ajaran-ajaran agama mulai dari orang tua atau pihak keluarga. Karena anak apak lah tahu, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua. Kedua, orang yang beruntung itu adalah orang yang melaksanakan amal yang baik ( ‘amalan sholihah ) Artinya, kita harus melaksanakan perintahNya dengan cara menjaga hablum minallah dan hablum minannaas. Hablum minallah berarti kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Hablum minannaas adalah menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. Saling menjaga dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Kita juga diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain. Makanya kita tidak dibenarkan untuk buang hajad (pipis) di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/mengganggu makhluk Allah yang lain. Begitu bagusnya aturan islam. Selanjutnya, orang yang tidak merugi itu adalah “Watawa syaubil haq watawa syaubis shobri, Allah sangat menyukai orang yang mau tolongmenolong, saling membantu. Caranya adalah dengan berdakwah, saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran. Jadi, orang yang beruntung adalah: pertama, beriman, kedua, beramal sholeh, dan ketiga nasehat menasehati dengan kebenaran dan kesabaran.Selanjutnya, Guru : Mari kita lihat plang di sana! Plang itu juga sumber belajar. Apa isinya? “Alhaya'u minal iman” Malu itu sebagian dari iman. Artinya, umat islam itu dituntut untuk malu. Kalau seandainya tidak malu, berarti imannya sedang terganggu. Selanjutnya, Mari kita Budayakan “Malu datang terlambat“. Kenyataannya, masih banyak anak Bapak yang terlambat. Kalau kita masuk pukul 07.00, harusnya 7 kurang 10 sudah sampai di sekolah.
122
Guru : Lai tahu itu? Kedua, malu pulang cepat. Ketiga, malu tidak berprestasi. Minimal ada 1 keahlian yang menonjol dalam diri kita. Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apa-apa. Matematika ndak pandai, bahasa Inggris kurang mangarati, bahasa Indonesia ndak fasih, bahasa Arab apa lagi, olah raga serba tanggung. Tidak ada satu pun yang dibanggakan yang bisa ditampilkan. Untuk itu, kesempatan bagi anak-anak Bapak sekarang untuk mengembangkan minat, bakat prestasi sesuai dengan bidang masing-masing. Bisa kan? Guru : Bisa? Siswa : Bisaaaaaa....(Para siswa menjawab dengan serentak) Guru :Malu melanggar disiplin Orang yang sukses itu bukan orang yang pintar, tetapi disiplin. Orang yang pintar dan disiplin adalah orang yang cerdas. Malu berkata kotor Malu tidak berpakaian rapi Itulah pengalaman dari Alhaya,u minal iman. Untuk itu, marilah samasama kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga semua warga sekolah kita dapat menerapkannya, mulai dari kepala, guru, pegawai, tim kebersihan sampai kepada anak-anak Bapak semua. Itu saja yang dapat Bapak sampaikan. Assalamualikum Wr. Wb.
123
Sumber Data 2 Hari /Tanggal Nama Guru Mata Pelajaran Tema Kode Data
:Jumat/ 14 Februari 2014 : Amrizal, M. Ag. : Bahasa Arab : Ciptaan Allah yang Paling Mulia : GBA.D2
Guru: Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil alamin dst Yth. Bapak kepala beserta wakil Bapak/ibu majelis guru Guru muda STKIP PGRI Sumbar dan anak-anak kami dari kelas VII-IX yang kami sayangi. Pertama sekali marilah kita bersyukur kepada Allah Swt. karena pada pagi ini Allah memberikan rahmat dan karunia sehingga kita bisa berkumpul pada aula kita ini dalam rangka melaksanakan kegiatan muhadarah. Salawat dan salam marilah kita hadiahkan kepada nabi besar Muhammad Saw. yang telah meninggalkan dua pusaka bagi kita yakni Al-Quran dan Sunnah dan semoga kita selalu berpegang kepada keduanya. Anak-anak kami sekalian Pada pagi hari ini Bapak akan menyampaikan sedikit tausiyah kepada kita bersama yang diambil dari surat At-Tin yang berbunyi “ Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim” Dalam ayat tersebut Allah berfirman Allah menyatakan kepada kita bahwa kita sebagai manusia diciptakan selalu dalam keadaan suci. Melalui keadaan suci sebagai hamba Allah yang sudah diciptakan maka kita yang akan menjadikan diri kita suci atau tidaknya. Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka kerjakanlah perintahnya dan tinggalkan larangan-Nya. Allah akan memberikan pahala jika kita melaksanakan perintah-Nya dan akan diberikan ganjaran dan hukuman jika kita melaksanakan larangan-Nya. Kita hidup di dunia ini adalah selalu dalam keadaan suci. Mengapa demikian anak-anak Bapak? Karena dunia ini adalah bukan kampung kita, kampung kita di mana? Siswa : ndak tahu.... do Paaaaak (Suasana siswa tidak tenang dan heboh) Guru : Tenang, tenang... bisa tenang, ndak?
124
Guru :Kampung kita di akhirat. Akhirat itu dimulai dari kapan? Sejak kita mulai dimasukakn ke liang kubur. Semenjak kita dimasukkan ke dalam kubur. Itulah kampung kita sebenarnya. Kampung kita di dunia ini sebenarnya bukan kampung kita. Oleh karena itu, Allah Swt. selalu menuntut kita. Ya, demikianlah Allah menyayangi kita. Allah memberikan kita akal. Ada tiga hal yang diberikan Allah. Pertama, kebahagiaan, kekayaan, dan kemuliaan. Kita diberi rizki oleh Allah. Allah memberi kekayaan, uang yang banyak kepada kita. Semua itu adalah ujian bagi kita. Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagian, kekayaan, dan jabatan itu. semua yang diberikan itu bukanlah milik kita, tetapi milik Allah. Kita juga diberi akal untuk berpikir. Dengan akal manusia dapat berpikir, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, suci dn tidak suci. Gunakanlah akal yang diberikan Allah tersebut untuk hal-hal yang baik dan diridhoi-Nya. Apakah kita dibiarkan terlena dengan ketiga hal yang beliau berikan itu begitu saja? Ingatlah, Allah mengirim mata-mata buat kita untuk mengawasi kita Siapa kira-kira mata-mata itu? Ada yang tahu? Ada, ndak? Siswa : Uuuuuuuuh........ (Seluruh siswa riuh) Guru : Pengawalnya adalah malaikat yang bertugas mematai-matai kita. Malaikat apa? Ya, coba kamu, Herlin Hei, coba dengarkan jawaban teman kalian! Siswa : Malaikat Raqib dan Atid, Pak (Herlin menjawab dengan tegas dan keras) Guru
: Dalam kehidupan sehari-hari ini, kita juga dikirimkan oleh Allah pengawal. Tugasnya adalah mengawasi manusia. Pengawas tersebut adalah Raqib dan Atid yang bertugas mencatat perbuatan baik dan buruk bagi manusia. Semua perbuatan yang kita lakukan di dunia akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Semua amal yang dicatat pengawas/malaikat itu akan kita pertanggungjawabkan. Seluruh anggota
125
tubuh kita pun akan mempertanggungjawabkan dan bersaksi nantinya. Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah dan ingatlah, semua perbuatan yang akan kita lakukan karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan. Demikian saja, semoga dapat bermanfaat. Aassalamualaikum Wr. Wb.
126
Sumber Data 3 Hari/Tanggal Nama Mata Pelajaran Tema Kode Data
: Jumat/ 21 Februari 2014 : Dra. Kasfiyentri : Bahasa Indonesia : Kunci Sebuah Kesuksesan : GBind.D3
Guru :Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah karena beliau telah memberikan nikmat dan karunianya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul pada pagi ini dalam rangka melaksanakan kegiatan muhadarah. Salawat beserta salam kepa nabi Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan. Yth. Bapak Kepala MTsN Lubuk Buaya Kota Padang. Yang kami hormati Bapak-bapak Ibu-ibu guru karyawan dan karyawati yang berbahagia. Selanjutnya para guru muda beserta ananda yang ibu banggakan. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin berhasil. Apakah kalian ingin berhasil dan ingin sukses? Siswa : Iyaaaaaaa (seluruh siswa menjawab dengan serentak) Guru : Tentu. Berhasil dalam belajar, mencapai nilai yang bagus, dan juga citacita tercapai. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan. Pertama, doa. Allah akan mengabulkan doa orang yang sungguh-sungguh. Bersungguhsungguh dalam meminta kepada Allah agar dimudahkan untuk menerima pelajaran, nilainya bagus, dan selalu dalam keadaan sehat dan menyenangkan ketika menerima pelajaran. Kedua, adalah usaha. Apa itu usaha? Usaha adala segala upaya untuk mengerahkan segala kemampuan kita dalam melakukan sesuatu. Ketiga, adalah iman. Dengan iman kita dapat menanggulangi segala masalah kita. Keempat, adalah tawakal.
127
Apa itu tawakal? Tawakal adalah berserah diri kepada Allah. Setelah kita berserah diri kita serahkan semuanya pada Allah, itu sesuai dengan lagu, Abiet G Ade berjudul “Mencari Matahari”. Mau dengar? Mari kita bernyanyi bersama! Kabut.. Sengajakah engkau mewakili pikiranku Pekat... Hitam berarah menyelimuti matahari Aku dan semua yang ada di skilingku Melangkah menggapai dalam gelap Mendung Benarkah bertanda akan segera turun hujan Deras Agar basah semua yang ada di muka bumi Siramilah juga jiwa kami swemua Yang tengah dirundung kegalauan Roda zaman menggilas kita Terseret tertatih-tatih Sungguh hidup terus diburu Berpacu dengan waktu Tak ada yang dapat menolong Selain yang di sana Tak ada yang dapat membantah Selain yang di sana... Dialah... Tuhan... Dialah... Tuhan....oh..oh..oh Tuhan..... Dalam lagu itu dapat kita ambil pelajaran bahwa, dalam hidup ini. Kita harus berserah diri dan berusaha dengan maksimal. Hanya itulah yang dapat kita sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua. Assalamualaikum Wr. Wb.
128
Sumber Data 4 Hari/Tanggal Nama Mata Pelajaran Tema Kode Data
: Jumat /28 Februari 2014 : Si Adri : Sejarah Kebudayaan Islam : Keteladanan Nabi Muhammad : GSKI.D4
Guru :Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulilahhillazi arsala Rosulahu bilhuda wadiinil haq Liyuzirohu aladdinni kullihi walau karihal musyrikun walau karihal munafikuun. Ashadualla lahaillalloh waashadauanna Muhammadar Rosulullah Saw. Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt. karena beliau telah melimpahkan rahmat dan karunuanya kepada kita. Salawat dan salam marilah kita kirimkan kepada nabi Muhammad Saw. yang telah meninggalkan dua pusaka kepada kita yakni al-Quran dan sunnah semoga kita selalu berpegang kepada keduanya. Muhammad Saw.adalah teladan bagi umat islam. Beliau diutus ke muka bumi ini oleh Allah untuk apa? Ada yang bisa Jawab? Silahkan Amin. Siswa
: Untuk menyempurnakan akhlak manusia. (Amin menjawab agak raguragu)
Guru
: Bagus. Apa Haditsnya? Ada yang tahu?. Bukan Amin lagi, ya! Coba Alma!
Siswa : Innama buistu liutammima makarimal akhlak (Alma menjawab dengan lancar ) Guru : Mantap. Untuk apa? Karena beliau akan menyempurnakan akhlak manusia, maka banyak hal yang harus kita teladani dari beliau. Seluruh perkataan, perbuatan beliau harus diteladani. Salah satu dari sifat tersebut adalah al- amin. Rasulullah diteladani dengan Al Amin (dapat dipercaya) misalnya dalam belajar, guru memberi tugas kalian untuk mengerjakan sendiri-sendiri,
129
tapi benarkah dikerjakan sendiri? Nyatanya, kalian mencenek. Kalian tidak dapat dipercaya. Banyak yang mencenek dll. Ada di antara kalian yang protes? Ada, dengan alasan tolong-menolong Pak, Benar begitu, Res? Siswa
: Ndak, Pak. Apak ko lai.
Guru
: Cubo anak apak nan galak-galak dari tadi, nta a nan digalakannyo. (Coba anak Bapak yang tertawa di belakang, apa yang ditertawakannya)
Siswa
: (Siswa saling melihat kepada teman-temannya dan ke belakang)
Guru
: Hah, awak Nadya, lai buliah tolong-menolong kecek kawan awak tadi? Sudah belajar kan, aturannya? Apa kata Allah. “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan dan janganlah tolong-menolong dalam kejahatan dan do...sa! Bagaimana dengan mencenek alias mencontek? Berdosakah? Salahkah? Dimanakah tempat orang-orang itu?
Siswa : Nerakaaaaaa (Seluruh siswa mejawab serentak) Guru : Ya, di neraka, Lai nio awak di situ? Siswa : Ndak Pak, mambana awak ( Ares menjawab sambil meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya dan teman-temannya yang lain tertawa) Guru : Cobak , Alfi! Sama dengan apa kira-kira perbuatan itu? Siswa : Menyogok , Pak (Siswa yang lain bertepuk tangan) Guru : Orang yang memberi jawaban dan menerima jawaban adalah sama-sama pendusta yang beriman Siswa : Hahaaaaaaaaaaaaaa...... (suasana riuh) Guru : Dimana tempatnya? Siswa : Nerakaaaa Jahannam (siswa menjawab serentak) Guru : Lai sanang di sinan? (Enakkah di sana?)
130
Siswa : Ndaaaaak (Seluruh siswa menjawab serentak) Guru : Kalau ndak sanang, jaan dikarajoan, jan mancenek juo Naaak, di narako tampek aaawa...aaaaaak (Kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita. Lai mangarati? (Ada mengerti?) Siswa : Insyallah (dijawab oleh beberapa siswa) Guru :Kemudian, ada sebuah peristiwa di depan sekolah kita ini yang sering terjadi. Mungkin ada yang berpikir kejadian kereta Api, tidak. Yang sering kalian lakukan saat belanja di kantin. Ambil bakwan 3, 2 dimakan 1 dibayar, 1 ambil aqua 1 yang dibayar, aqua 1, bakwan 1 yang dimakan tidak dibayar. Siswa : Ha...ha...ha.....(Beberapa siwa tertawa dengan keras) Guru : Jujurkah seperti itu? Siswa : Ndaaaaak (Siswa menjawab serentak) Guru : Untuk itu, teladanilah sifat beliau! Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani! Salah satu dari sifat itu adalah Al-Amin yaitu ju...jur. Kejujuran adalah gambaran orang yang beriman padahal kita ditempa dengan ilmu agama setiap hari. Pendidikan akan berhasil kalau terjadinya perubahan sikap terhadap anak didiknya. Kalau perubahan sikap tidak ada, percuma kalian menempuh pendidikan. Allah sudah tanamkan sifat jujur pada Muhammad Saw. karena beliau memang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Untuk itu, sifat shiddiq atau benar dan jujur harus melekat dalam diri kita masing-masing. Tanamkanlah sikap jujur itu mulai dari yang kecil-kecil, dimulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. Ingat, mulai dari..... Siswa : Se...ka...rang Guru : Wabillahi taufik walhidaiyah. Assalamualaikum Wr. Wb.
131
Sumber Data 5 Hari/tanggal Nama Mata Pelajaran Tema Kode Data
: Jumat / 7 Maret 2014 : Idra Putri : Bahasa Indonesia : Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji : GBind.D5
Guru : Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah alhamdulillah hilazi hamdan kasiron kama amar.Ashaduallah ilahaillallah waashaduana Muhammadar Rasulullah Saw. Yth. Bapak kepala MTsN Lubuk Buaya beserta wakil. Yang sama-sama kita hormati Bapak/ibu majelis guru selanjutnya karyawan/ti MTsN Lubuk Buaya dan guru muda dari STKIP PGRI Sumbar dan UNP. Teristimewa kepada ananda semua yang sudah bersedia hadir pagi-pagi seperti biasa kita telah melaksanakan muhadarah selanjutnya terimakasih kepada ananda IX.3 yang telah mengisi acara kita pagi ini. Salawat dan salam kita doakan kepada Allah agar dikirimkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang tidak berilmu pengetahuan kepada alam yang kaya dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada pagi ini. Ananda beserta Bapak/Ibu guru MTsN Lubuk Buaya. Kalau kita dengarkan pidato anak kita tadi baik bahasa Arab, Inggris, maupun bahasa Indonesia. Ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai oleh Allah. Sifat-sifat tersebut di antaranya adalah hasad. Apa itu hasad? Ada yang tahu? Sebagai mana yang disampaikan kakak kalian tadi masih ada diantara kita yang SMS (Senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang). Tidak hanya di lingkungan sekolah kita, tapi dilingkungan tempat tinggal kita banyak hal itu kita rasakan. Misalnya, kita tidak senang melihat orang beli baju baru, mobil baru, dan rumah baru. Itu merupakan sifat yang tidak disukai Allah.
132
Rasa untuk tidak senang pada orang lain, rasa tidak menyukai orang lain merupakan sifat yang sangat dibenci Allah. Bagaimana cara menanggulanginya? Dekatkan diri pada Allah dan jangan terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Kedua, Dendam. Coba anak ibu tu, yang asyik maota! Ya, Nurul! Siswa : Sakit hati yang disimpan lama Buk. (Nurul menjawab dengan lantang) Guru
: Ya, Jangan sampai dendam berakar-rakar dalam diri kita! Di antara kita, hal-hal yang sepele dapat menjadikan kita saling mendendam. Dengan kesadaran, dengan bertawakal dendam bisa kita redam. Tata hati kita agar selalu beriman karena iman kita sering berubah-ubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah. Selanjutnya, sifat yang sangat berbahaya kadang kala lebih kejam pula dari pembunuhan, apa itu?
Siswa : Saya Buk Guru
: Ya, silakan ananda, Ading!
Siswa : Fitnah Buk. Alfitnatu Ashaddu Minal Qotli (Ading menjawab dan siswa yang lain bertepuk tangan) Guru
: Bagus, Fitnah ini bisa lebih kejam dari pembunuhan. Fitnah ini sangat berbahaya, karena fitnah bisa saja membunuh orang yang tidak bersalah. Misalnya ananda bercanda saat belajar ananda sembunyikan pena teman tetapi dikatakan teman lain yang mengambil. Hal itu menimbulkan fitnah bagi orang lain. Apa langkah kita untuk menghindari fitnah yang sudah Ibu jelaskan tad? Caranya yaitu meningkatkan iman dan taqwa. Kalau kita beriman dan bertaqwa, maka kita akan menghindari sifat hasad, dendam, fitnah, dan juga ghibah. Setuju semuanya?
Siswa : Setujuuuuuu! (Seluruh siswa menjawab serentak)
133
Guru
: Setuju untuk meningkatkan iman dan taqwa?
Siswa : Setujuuuuu (Seluruh siswa menjawab dengan serentak dan semangat) Guru
: Sepakat untuk menjauhkan diri dari sifat hasad, dendam, dan fitnah?
Siswa
: Sepakaaaaaaaaat.(Seluruh siswa menjawab lagi dengan kompak dan bersemangat)
Guru : Terima kasih dan mohon maaf fastabikul khairat! Assalamualaikum Wr. Wb.
134
Sumber Data 6 Hari/Tanggal : Jumat/ 14 Maret 2014 Nama : Syahri Rahmi Mata pelajaran: Bahasa Inggris Tema : Keutamaan Sedekah Kode Data : GBing.D6 Guru :Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahhillazi arsala rosulahi bilhuda wadiinilhaq liyuzirohuddini kulliihi walau karihal musyrikiiin walau karihal munaafiquuunn Ashadualla ilahaillaloh waashaduanna Muhammadar Rosulullah Saw. Laa nabiya ba’da amma ba’du. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuninya sehingga kita dapat berkumpul pada pagi ini.Shalawat dan salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini. Baiklah, pada kesempatan ini Ibu akan menyampaikan sedikit penyegaran penambah keimanan dan ketakwaan kita yaitu “Keutamaan Sedekah” Guru : Ananda tentu tahu keutamaan sedekah kan?. Guru
: Siapa yang bisa menyebutkan keutamaan sedekah? Satu-satu, tunjuk tangan yang bisa!
Siswa
: Saya Miss
Guru
: Silakan,Excell!
Sisw Guru
: Mengajarkan tolong-menolong (Excell menjawab dengan bersemangat) : Good, Thank you. Yang lain ada lagi? Kok diam? Keutamaan sedekah banyak sekali. Di antaranya adalah: Pertama, menambah Rezki
Guru : Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah?
135
Siswa : Tidak.....Miss (beberpaa siswa menjawab) Guru
: Ya, tidak ada. Karena Allah berjanji akan melipatgandakan rezki orangorang bersedekah 100 kali lipat. Kedua, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Mengapa demikian? Karena sedekah itu membersihkan hati orang-orang yang kotor.
Guru : Ada tidak orang yang selesai bersedekah lalu dia sakit. Siswa : Tidak ada Guru : Pernakah ananda mendengar orang yang stress setelah bersedekah? Siswa : Ndaaaaak.(sebagian besar siswa menjawab dengan serentak) Guru
: Ya, tidak. Karena Allah sudah berjanji akan membersihkan hati, jiwa, pikiran dan melipatgandakan reskinya.Ketiga, sedekah dapat menolak bala, menahan qhibah dan menghilangkan kemiskinan. Keempat, kirakira sedekah dapat memanjangkan umur? Jadi, rajin-rajinlah bersedekah karena orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita. Sedekah membersihkan hati, pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia. Otomatis hidup akan terasa berkah. Ananda sekalian, untuk membahas lebih lanjut keutamaan sedekah, ibu punya beberapa kisah. Mohon kalian dengarkan dengan baik! Bisa? Mau dengar cerita Ibuk? Di antaranya kisah ini terjadi tahun 2003 di semarang. Tukang bubur naik haji. Situkang bubur adalah orang yang sering memberikan bubur kepada orang yang tidak mampu membayar, pengemis. Sang tukang bubur juga rajin menabung karena dia ingin sekali naik haji. Dia sering memberi buburnya kepada mereka yang sering datang meminta-minta tanpa memandang bulu. Setiap hari sang tukang bubur menabung keuntungan dari hasil jualan buburnya. Setelah hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan serta tahun silih berganti.
136
Suatu pagi menuju siang, sang tukang bubur kedatangan tamu berbaju hitam sebanyak dua orang. Ternyata, kedua laki-laki itu adalah petugas dari bank yang diutus utuk menyampaikan informasi bahwa sang tukang bubur mendapat undian mobil dari tabungannya. Sang tukang bubur bahagia? Mengapa? Siswa : bahagiaaaa (Siswa menjawab dengan serentak) Guru : Salah. Dia tidak bahagia,sang tukang bubur malah berkata kepada kedua laki-laki itu bhawa dia tidak mau mobil. Dia maunya naik haji. Apa kata petugas bank tersebut? Jual aja mobil ini untuk naik haji. Akhirnya sang tukang bubur menjual mobil itu dan menggunakan uangnya untuk naik haji bersama istri dan ibunya serta ustadz yang ada di kampungnya itu. Cerita tersebut membuktikan kepada kita bahwa sang tukang bubur mendapat undian tersebut karena pertolongan tuhan dan karena dia sudah bersedekah. Dia sedekahkan buburnya selama ini kepada orang lain sekarang diganti oleh Allah dengan berlipat ganda. Siapa yang menyangka sang tukang bubur ini bisa naik haji? Cerita kedua adalah seorang bapak-bapak yang bekerja sebagai tukang goreng. Tahu tukang goreng? Siswa Guru
: Tahu... Miss (Beberapa siswa menjawab serentak) : Pada suatu hari ada seorang anak kecil atau siswa Sekolah Dasar (SD) yang sering diejek oleh temannya karena selalu tidak membawa uang jajan ke sekolah. Ketika teman-temannya jajan, dia hanya duduk di kelas sambil minum air. Suatu hari sang anak ingin pulang dalam keadaan lapar. Tiba-tiba dia berhenti dekat tukang goreng dengan wajah murung. Sang tukang goreng bertanya “Mengapa murung?”, lalu sang anak menceritakan apa yang dialaminya. Akhirnya sang tukang goreng memberi anak tersebut karak goreng. Alangkah senangnya hatinya. Setelah beberapa tahun kemudian, ternyata sang anak berhasil. Tiba-tiba dia teringat tukang goreng itu. Dengan mengendarai sedan atau mobil sang anak membeli goreng dan menceritakan kejadian beberapa tahun yang lalu. Akhirnya sang anak tersebut membuatkan toko atau warung bagi si tukang goreng tersebut. Terbukti kan kalau sedekah itu mendatangkan manfaat? Artinya, bersedekah kerak goreng aja diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah dengan berlipat ganda, apalagi yang lain.
137
Untuk itu, ananda sekalian bersedekahlah dengan ikhlas! Bantulah orangorang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan masing-masing maka rezki kita akan dilipatgandakan oleh Allah. Jadi, jangan tanggungtanggung untuk berbuat baik. Setuju semua? Siswa : Setujuuuu (semua siswa menjawab dengan serentak) Guru : Ananda sekalian, setiap hari kalian sudah bersedekah kan? Siswa : Alah Buk, Gedus (Beberapa siswa menjawab dengan spontan) Guru
: Dengan mengumpulkan gerakan dua ratus (gedus) setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah!
Siswa : (Sebagian siswa mengangguk-angguk dan sebagian lagi membaca kata” amiin” dalam hati sambil menyapukan kedua telapak tangannya ke wajah mereka) Guru
: Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala mengalir kepada kalian! Yakinkah kalian?
Siswa
: Yakiiiiiiin (menjawab serentak)
Guru
: Hei, Hesti, yakin ndak?
Siswa
: uuuuuuuuuuuh (Hesti bingung dan senyum-senyum sendiri)
Guru
: Coba ulangi yang Ibu sampaikan sebentar ini!
Siswa
: (Hesti tidak menjawab, hanya menggelengkan kepala dengan muka merah dan cemberut)
Guru
: Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan supaya apa yang disampaikan guru bisa masuk dengan baik. Ingat, yang penting harus ikhlas! Assalamualaikum Wr Wb
138
Sumber Data 7 Hari/ tanngal Nama Guru Mata Pelajaran Tema Kode Data
: Jumat/21 Maret 2014 : Dra. Salvina : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi : Niat dan Ikhlas : GBio.D7
Guru : Assalamu’alaikum Wr. Wb Yang sama-sama kita hormati Bapak kepala beserta wakil kepala madrasah, Bapak Ibu majelis guru, seterusnya Bapak Ibu PL dari STKIP PGRI & UNP, seterusnya yang teristimewa sekali kepada ananda generasi bangsa. Terlebih dahulu marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan keridhaanNya kepada kita untuk berkumpul pada hari ini dan tak lupa kita titipkan salam kepada nabi besar Muhammad Saw. yang telah membawa kita ke alam terang benderang dan memiliki ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Baiklah ananda, hari ini ibu memberikan tausiyah ya, yang judulnya yaitu “ Niat dan Ikhlas “. Guru
: Temanya adalah apa ?
Siswa : Niat dan ikhlas Guru : Iya betul. Apa arti niat ya? Niat itu artinya adalah ditunaikan. Apa artinya niat? Siswa : ditunaikan Guru : Dan apa itu artinya ikhlas? Siswa : Terima apa adanya Buuuk. Guru : Ikhlas artinya kemurnian, artinya kemurnian ini adalah kita berniat, kita berbuat dengan ikhlas semata-mata karena mengharapkan ridha dari Allah. Nah, kepada ananda hari ini kita berkumpul, ya, melaksanakan apa yang telah ditugaskan oleh Tuhan kepada kita masing-masing. Kenapa setiap karunia itu ada fungsinya. Sekarang, kalau boleh ibu tanya, kira-kira apa fungsi Ananda? Sekarang ini, dalam karunia ini,apa fungsinya, siapa yang tahu? Tolong cepat tunjuk tangan! Siapa?
139
Cepat, cepat, ndak ada yang tahu satu pun? Parah kalian mah, ndak tahu fungsi awak? Ya, tu Beni, silakan! Siswa Guru
: Belajar, menuntut ilmu : Nah, kalau ananda punya niat, mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda mempunyai niat yang ikhlas, menjalankan apa fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan. Bangun tidur ananda sudah ada beberapa niat , ananda berangkat kesekolah dilepas oleh orangtua, dengan apa dilepas oleh orangtua? Dengan harapan, dengan harapan semoga nanti anaknya menjadi anak yang berguna, berguna bagi nusa dan bangsa, berbakti kepada orangtua dan bertobat kepada Allah Subhanallahuuuuuuuuuuuuu
Siswa
: wata’ala (Para siswa menjawab dengan serentak)
Guru : Apakah itu yang diinginkan oleh orangtua? Kenapa? Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah, kamu diiringi oleh doa kedua orang tua, itu kan dijabah oleh Allah. Doa orang tua, siapa yang masih ingat amanat yang disampaikan bapak Sufrizal hari senin yang lalu? Seingat ibu, hari Senin kemarin beliau menyampaikan Ridhollohu fi Ridhol waalidain. Ridho Allah adalah ridho orangtua. Bersyukurlah Ananda pagi ini ya, kenapa? Ananda yang dibanggakan kemana dia pergi yang didambakan. Meskipun ada orang yang menjelek-jelekan anaknya dalam menggapai cita-cita, tetapi di dalam hati kecilnya melekat anaknya keluar dari rumah diiringi dengan doa. Nah, kalau ingin menjadi orang yang berguna, mulailah dari sekarang menggantungkan cita-citaaaaa setinggi langit. Kita perlu bercita-cita, kenapa? Dengan cita-cita itu berarti kita punya niat. Kalau mau menjadi orang yang berguna, ingin menggapai cita-cita, nanti akan tercapai dengan doa orangtua. Dipermukaan bumi ini bercampuran amal ibadah manusia dengan niat yang berbeda- beda. Niat tersebut jika benar-benar akan dicatat oleh
140
Allah. Karena dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mempunyai ketidaksamaan atau persamaan? Perlu digarisbawahi bahwa keinginan semua orang berbeda. Walaupun kita mempunyai keinginan . baik keinginan kita belum tentu keinginan itu satu seiring dengan orang lain yang ada disekeliling kita. Walaupun baik niat kita, belum tentu semua orang percaya kalau kita mempunyai keinginan yang baik untuk semua orang. Jika kita tengok, apa yang membuat orang itu percaya kepada kita, kita harus menjadi manusia yang tidak berubah-ubah. Guru
: ngerti maksudnya manusia yang berubah-ubah?
Siswa : tidaaaaaak 9Sebagian besar siswa menjawab). Guru :Maksudnya, manusia yang berubah-ubah selalu berbuat tidak baik, perilaku kita diselimuti oleh syaitan. Kenapa? Karena syaitan selalu berkeliaran dimana-mana, disekililing kita. Hanya tiga yang bisa menuntun kita yaitu ridho, ikhlas, niat. Kalau itu baik, insya allah tuhan akan melindungi kita untuk keselamatan dunia akhirat. Nah, ibu imbau kepada ananda, ananda pasti punya cita-cita , kenapa? Karena anak MTsN Lubuk Buaya, ya kakak kamu alumni MTsN Lubuk Buaya sudah ada menjadi dokter bahkan ada yang lebih lagi dari dokter. Nah untuk lebih baik dari itu, dokter itu sudah biasa nak. Zaman sudah berkembang, jangan bangga kita menjadi dokter. Kenapa? Sekarang sudah beda lagi, orang sedang mencari dokter spesialis. Makanya ananda semua tetap harus memacu semangat untuk meraih citacita. Karena kalian adalah kebanggan dari orangtua. Jangankan orangtua, orang lain saja bangga. Ananda, anak ibu, sekarang kamu duduk dengan tenang, karena kamu dituntut memiliki nilai karakter. Nilai karakter yang ada pada dirimu, kalian harus saling menghargai. Sesama kalian, apalagi dengan guru, ini ndak, apabila guru tidak masuk di lokal kamu, kamu tidak mau tau. Jadi tanamkanlah nilai karakter alaupun dia tidak guru kita yang mengajar kita. Nah, begitu juga dengan teman-teman kita. Fahimtum?
141
Siswa
: Fahimna (Seluruh siswa serentak menjawab.
Guru : Nah, setelah ibu lihat hari ini, lingkungan kita apakah sama ndak dengan hari yang biasanya? Apa bedanya? Siswa : kabut... kabut... kabut (Beberapa siswa menjawab serentak) Guru : Sekarang ananda perhatikan (siswa meribut) Bisa diam? Bisaaaaaaa? Nah sekarang ibu tanya. Gak ada yang bersuara! Siswa : Iya Bu, (sebagian menjawab dan sebagian lagi bergumam “nyinyia Ibu ma”) Kira-kira global warming itu apakah buatan manusia atau alamkah yang sengaja meninggalkan kabut? Siswa : Guru
buatan manusia.... alam...... :
Ha, bencana alam itu terjadi karena kita manusia. Nah untuk mempelajarinya, dengan bertanggung jawab. Yang akan menerima akibatnya adalah manusia itu sendiri, kita semua. Pandangan kita terganggu, fisik kita teganggu. Betul? Untuk mencegahnya, kurang-kurangi berada dalam ruang tertutup. Fahintum?......
Siswa
: Fahimna ( Siswa menjawab serentak) Jadi, manfaatkan lingkungan untuk kesejahteraan bersama. Hanya itu yang dapat ibu uraikan. Assalamu’alaikum wr. Wb
Lampiran 2 Tabel 3. Data Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang No.
1.
Kode Sumber Data
GFQ
Kode Data
Tindak Tutur Direktif
GFQ. D1.1.
1.
GFQ.D.1.2. GFQ.D.1.3. GFQ.D.1.4. GFQ.D.1.5. GFQ.D.1.6. GFQ.D.1.7. GFQ.D.1.8. GFQ.D.1.9. GFQ.D.1.10. GFQ.D.1.11. GFQ.D.1.12. GFQ.D.1.13.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
GFQ.D.1.14. GFQ.D.1.15. GFQ.D.1.16. GFQ.D.1.17. GFQ.D.1.18.
14. 15. 16.
Marilah kita bersyukur kepada Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kida dan salawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad Saw. yang telah meninggalkan dua pusaka bagi kita yakni Al-Quran dan Sunnah dan semoga kita selalu berpegang pada keduanya. Amiiin. Lai tadanga ka balakang? ( Apakah terdengar ke belakang?) Manusia yang beruntung itu siapa-siapa saja? Mari kita lihat dasarnya! Ada yang tahu? Coba anak apak yang di belakang! Ya, Rahmat! Ha, siapa itu yang dikatakan orang yang beriman? Kita orang yang beriman? Anak-anak Bapak orang yang beriman? Mudah-mudahan dan alhamdulillah. Bersyukurlah anak-anak Bapak sudah dari kecil beragama Islam dan dari kecil pula sudah diajarkan ajaran-ajaran agama mulai dari orang tua atau pihak keluarga. Jadi, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua. Kita harus menjalankan perintah-Nya dengan cara menjaga “Hablum Minallah dan Hablum Minannaas” Hablum Minallah berarti bahwa kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Kita juga diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain. 142
GFQ.D.1.19. GFQ.D.1.20. GFQ.D.1.21. GFQ.D.1.22. GFQ.D.1.23. GFQ.D.1.24. GFQ.D.1.25. GFQ.D.1.26. GFQ.D.1.27. GFQ.D.1.28.
2.
GBA
GBA. D.2.29. GBA. D.2.30. GBA. D.2.31. GBA. D.2.32. GBA. D.2.33. GBA. D.2.34. GBA. D.2.35. GBA. D.2.36. GBA. D.2.37. GBA. D.2.38. GBA. D.2.39.
17. Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/ mengganggu makhluk Allah yang lain. 18. Mari kita lihat plang di sana! 19. Selanjutnya, malu pulang cepat dan malu tidak berprestasi. Minimal ada satu keahlian atau keterampilan yang kalian punya. 20. Plang itu juga sumber belajar, apa isinya? 21. Mari kita budayakan malu. Malu datang terlambat. 22. Kenyataannya, masih banyak anak Bapak yang terlambat. Kalau kita masuk pukul 07.00, harusnya pukul 07.00 kurang sepuluh sudah sampai di sekolah. 23. Lai tahu itu? 24. Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apa-apa! 25. Untuk itu, kesempatan bagi anak-anak Bapak sekarang untuk mengembangkan minat, bakat, dan prestasi sesuai dengan bidang masing-masing. 26. Bisa kan? 27. Marilah sama-sama kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 28. Semoga semua warga sekolah kita dapat menerapkannya mulai dari kepala, guru, pegawai, tim kebersihan sampai kepada anak-anak Bapak semua.
29. Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka kerjakanlah perintah-Nya dan tinggalkanlah larangan-Nya. 30. Mengapa demikian anak-anak Bapak? 31. Kampung kita di mana? 32. Tenang, tenang, bisa tenang ndak? 33. Kampung kita di akhirat. Akhirat itu dimulai dari kapan? 34. Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan itu? 35. Gunakanlah akal yang diberikan Allah tersebut untuk hal-hal yang baik dan diridhoi-Nya! 36. Apakah kita dibiarkan terlena dengan ketiga hal tersebut begitu saja? 37. Ingatlah, Allah mengirim mata-mata buat mengawasi kita. 38. Siapa kira-kira mata-mata itu? 39. Ada yang tahu? 143
GBA. D.2.40. GBA. D.2.41. GBA. D.2.42. GBA. D.2.43. GBA. D.2.44. GBA. D.2.45. GBA. D.2.46.
3.
GBind
GBind.D.3.47. GBind.D.3.48. GBind.D.3.49. GBind.D.3.50. GBind.D.3.51. GBind.D.3.52. GBind.D.3.53. GBind.D.3.54.
4.
GSKI
GSKI.D.4.55. GSKI.D.4.56. GSKI.D.4.57. GSKI.D.4.58. GSKI.D.4.59. GSKI.D.4.60. GSKI.D.4.61. GSKI.D.4.62. GSKI.D.4.63.
40. 41. 42. 43. 44. 45.
Ada, ndak? Malaikat apa? Ya, kamu Herlin. Hei, coba dengarkan jawaban temannya!. Benar, dalam kehidupan sehari-hari kita dikirimkan pengawas oleh Allah untuk diwaspadai! Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah. 46. Ingatlah semua perbuatan yang akan dilakukan karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan.
47. Puji syukur marilah kita panjatlan kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan kurnianya kepada kita. 48. Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin berhasil. Kalian ingin berhasil dan ingin sukses? 49. Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan! 50. Apa itu usaha? 51. Apa itu tawakkal? 52. Setelah kita berserah diri, kita serahkan semuanya pada Allah. 53. Hal itu sesuai dengan lagu Abiet G Ade yang berjudul “Mencari Matahari”, mau dengar? 54. Mari kita bernyanyi bersama! 55. Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt karena beliau melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita. 56. Salawat dan salam marilah kita kirimkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah meninggalkan dua pusaka kepada kita yakni Al-quran dan Sunnah. 57. Muhammad Saw. adalah teladan bagi umat Islam. Beliau diutus ke muka bumi ini oleh Allah untuk apa? 58. Ada yang bisa jawab? 59. Silakan Amin! 60. Bagus, apa haditsnya? 61. Ada yang tahu? 62. O...o, maaf, bukan Amin lagi ya! 144
GSKI.D.4.64. GSKI.D.4.65 GSKI.D.4.66. GSKI.D.4.67. GSKI.D.4.68. GSKI.D.4.69. GSKI.D.4.70. GSKI.D.4.71. GSKI.D.4.72. GSKI.D.4.73. GSKI.D.4.74. GSKI.D.4.75. GSKI.D.4.76. GSKI.D.4.77. GSKI.D.4.78. GSKI.D.4.79. GSKI.D.4.80. GSKI.D.4.81. GSKI.D.4.82. GSKI.D.4.83. GSKI.D.4.84. GSKI.D.4.85. GSKI.D.4.86. GSKI.D.4.87.
63. Coba Alma 64. Mantap, untuk apa? 65. Misalnya, dalam belajar guru memberi tugas kalian untuk mengerjakan tugas dan membuat komitmen untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tapi benarkah dikerjakan sendiri? Nyatanya... kalian mence...nek, kan? 66. Ada di antara kalian yang protes? 67. Ada, dengan alasan tolong-menolong Pak. Benar begitu, Res? 68. Cubo anak apak nan galak-galak dari tadi, nta a nan digalakannyo. (Coba anak Bapak yang tertawa dari tadi. Entah apa yang ditertawakan) 69. Hah, awak, Nadya, lai buliah tolong-menolong kecek kawan awak tadi?. (Ya,Kamu, Nadya, bolehkah tolong-menolong seperti yang dicontohkan temanmu tadi?) 70. Sudah belajar aturannya? 71. Apa kata Allah, “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolongmenolong dalam kejahatan dan do....sa” 72. Bagaimana dengan mencenek alias mencontek? 73. Berdosakah? 74. Salahkah? 75. Di mana tempat orang-orang tersebut? 76. Ya, di neraka. Lai nio awak di situ? (Maukah kalian di sana?) 77. Cobak , Alfi! 78. Orang yang memberi dan menerima, kedua-duanya ditempatkan di? 79. Lai sanang di sinan? (Enakkah di sana?) 80. Kalau ndak sanang, jaaan di karajoan, jan mancenek juo Naaak, di narako tampek aaawa...aaaaaak. Kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita) 81. Lai mangarati? ( Ada mengerti? 82. Untuk itu, teladanilah sifat dari beliau! 83. Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani. 84. Salah satu dari sifat itu adalah Al-amin yaitu ju.....jur. 85. Jujurkah seperti itu? 86. Untuk itu, sifat shiddiq atau benar dan jujur itu harus melekat dalam diri kita masing-masing! 145
87. Tanamkanlah sifat jujur itu mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang! 5
GBind
GBind.D.5.88. GBind.D.5.89. GBind.D.5.90. GBind.D.5.91. GBind.D.5.92. GBind.D.5.93. GBind.D.5.94. GBind.D.5.95. GBind.D.5.96. GBind.D.5.97. GBind.D.5.98. GBind.D.5.99. GBind.D.5.100. GBind.D.5.101. GBind.D.5.102. GBind.D.5.103. GBind.D.5.104. GBind.D.5.105. GBind.D.5.106. GBind.D.5.107. GBind.D.5108
88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108.
Salawat dan salam marilah kita doakan kepada Allah agar dikirimkan kepada nabi Muhammad SAW. Ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai oleh Allah Apa itu hasad? Ada yang tahu? Bagaimana cara menanggulanginya? Dekatkanlah diri kepada Allah. Jangan terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Coba, anak ibuk, tu yang asyik maota! Ya, Nurul, silahkan! Jangan sampai dendam berakar-akar dalam diri kita! Tatalah hati kita agar selalu beriman karena iman kita itu sering berubah-ubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah. Sifat yang sangat berbahaya yang kadang kala lebih kejam dari pembunuhan, apa itu? Ya, silakan ananda, Ading! Apa langkah anak ibu untuk menghindari hal-hal yang sudah ibu jelaskan tadi? Hanya ada satu cara untuk itu yaitu meningkatkan iman dan taq...wa. Kalau kita beriman dan bertakwa, maka kita akan menghindari sifat hasad, dendam, fitnah, dan juga ghibah. Setuju semuanyaaaa? Setujukah ananda dan kita semua yang hadir di sini untuk meningkatkan iman dan taqwa? Setujuuu? Sepakat untuk menjauhkan diri dari sifat hasad, dendam, dan fitnah? Terima kasih dan mohon maaf, fastabikhul khairat!
146
6
GBing
GBing. D.6.109. GBing. D.6.110. GBing. D.6.111. GBing. D.6.112. GBing. D.6.113. GBing. D.6.114. GBing. D.6.115.
109. 110. 111. 112. 113. 114. 115.
GBing. D.6.116. GBing. D.6.117. GBing. D.6.118. GBing. D.6.119.
116. 117. 118. 119.
GBing. D.6.120. GBing. D.6.121. GBing. D.6.122. GBing. D.6.123.
120. 121. 122. 123.
GBing. D.6.124.
124.
Ananda tentu tahu keutamaan sedekah. Siapa yang bisa menyebutkan keutamaan sedekah? Satu per satu, tunjuk tangan yang bisa! Excell, silakan! Yang lain, ada lagi, kok diam? Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah? Ya, tidak ada karena Allah berjanji akan melipatgandakan rezki orang-orang yang bersedekah seratus kali lipat. Kedua, sedekah dapat menyembuhkan penyakit, mengapa demikian? Ada- tidak orang yang selesai bersedekah lalu dia sakit? Pernahkah Ananda melihat orang yang stres setelah bersedekah? Ya, tidak, karena Allah sudah berjanji akan membersihkan hati, jiwa, pikiran, dan melipatgandakan rezkinya. Sedekah dapat menolak bala, menahan ghibah, dan menghilangkan kemiskinan. Kira-kira sedekah dapat memanjangkan umur ndak? Jika kita rajin bersedekah, maka orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita. Jadi, Ananda sekalian, rajin-rajinlah bersedekah karena sedekah membersihkan hati dan pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia, dan akhirnya hidup terasa berkah. Untuk membahas lebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan 147
GBing. D.6.125. GBing. D.6.126. GBing. D.6.127. GBing. D.6.128. GBing. D.6.129. GBing. D.6.130. GBing. D.6.131. GBing. D.6.132. GBing. D.6.133. GBing. D.6.134. GBing. D.6.135.
GBing. D.6.136. GBing. D.6.137. GBing. D.6.138. GBing. D.6.139. GBing. D.6.140. GBing. D.6.141. GBing. D.6.142. GBing. D.6.143. GBing. D.6.144. GBing. D.6.145. GBing. D.6.146. GBing. D.6.147.
125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135.
136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146.
dengan baik! Bisa, mau dengar cerita Ibuk? Dari cerita itu nanti kalian ambil pelajaran tentang keutamaan sedekah Paham? Lai mangarati? ( mengerti?) Kisah ini membahas tentang tukang bubur yang naik haji dari hasil hadiah tabungannya. Hadiah tersebut merupakan balasan dari Allah karena dia rajin bersedekah dan juga menabung. Apakah sang tukang bubur bahagia? Apa kata petugas bank tersebut? Siapa yang menyangka tukang bubur ini bisa naik haji? Cerita kedua adalah seorang Bapak-bapak yang bekerja sebagai tukang goreng yang juga suka memberi orang lain. Mohon simak baik-baik! Tahu tukang goreng? Sang tukang goreng yang pernah memberi kerak goreng kepada seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang ternyata dua puluh tahun setelah itu anak tersebut membalasnya dengan memberikan modal untuk membuat warung yang bagus untuk berjualan goreng. Itu semua karena keikhlasannya dalam bersedekah Terbukti kan, kalau bersedekah itu mendatangkan manfaat? Artinya, bersedekah kerak goreng saja diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah . Bantulah orang-orang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan masing-masing, maka rezki kita akan dilipatgandakan oleh Allah! Jadi, jangan tanggung-tanggung untuk berbuat baik? Setuju semua? Ananda sekalian, setiap hari kalian sudah bersedekah kan? Dengan mengumpulkan sumbangan berupa gerakan dua ratus setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah! Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian. Yakinkah kalian? Hei, Hesti, yakin ndak? Coba ulangi yang ibuk sampaikan sebentar ini! 148
7.
GBio
GBing. D.6.148. GBing. D.6.149.
147. Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan supaya apa yang disampaikan guru bisa masuk dengan baik 148. Satu hal yang perlu diingat adalah, ikhlas dalam bersedekah. 149. Kalau ananda tidak ikhlas, itu pekerjaan sia-siiiii......a
GBio.D.7.150.
150. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan keridhaan-Nya kepada kita untuk berkumpul pada hari ini! 151. Tak lupa pula kita titipkan salam kepa Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa kita ke alam terang benderang dan memiliki ilmu pengetahuan seperti sekarang ini! 152. Baiklah, Ananda, hari ini ibuk akan memberikan tausiyah ya, yang judulnya yaitu “Niat dan Ikhlas”. 153. Temanya adalah apa? 154. Iya, betul, apa arti niat, ya? 155. Niat itu artinya adalah tunaikan. Apa artinya niat? 156. Dan apa artinya ikhlas? 157. Nah, kepada Ananda hari ini kita berkumpul, ya, melaksanakan apa? 158. Ya, melaksanakan tugas yang sudah diperintahan kepada masing-masing kita, siapa kita itu? 159. Kenapa setiap karunia itu ada fungsinya?
GBio.D.7.151. GBio.D.7.152. GBio.D.7.153. GBio.D.7.154. GBio.D.7.155. GBio.D.7.156. GBio.D.7.157. GBio.D.7.158. GBio.D.7.159. GBio.D.7.160.
149
GBio.D.7.161. GBio.D.7.162. GBio.D.7.163. GBio.D.7.164. GBio.D.7.165. GBio.D.7.166. GBio.D.7.167. GBio.D.7.168. GBio.D.7.169.
GBio.D.7.170. GBio.D.7.171. GBio.D.7.172. GBio.D.7.173. GBio.D.7.174. GBio.D.7.175. GBio.D.7.176. GBio.D.7.177. GBio.D.7.178. GBio.D.7.179. GBio.D.7.180. GBio.D.7.181. GBio.D.7.182. GBio.D.7.183. GBio.D.7.184.
160. Sekarang, kalau boleh Ibuk bertanya, kira-kira apa fungsi ananda? 161. Sekarang ini, dalam karunia ini, apa fungsinya? 162. Siapa yang tahu? 163. Tolong cepat tunjuk tangan! 164. Siapa? 165. Cepat....cepat, ndak ada yang tahu satu pun? 166. Parah kalian mah, ndak tahu fungsi awak? (susah kalian ini, ndak tahu fungsi kita? 167. Ya, tu Beni, silakan! 168. Bagus, fungsi kalian di sini adalah belajar, menuntut ilmu 169. Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda mempunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan. 170. Bangun tidur saja ananda sudah punya beberapa niat, kan? 171. Ananda berangkat ke sekolah dilepas oleh orang tua, dengan apa dilepas oleh orang tua? 172. Dengan harapan, dengan harapan semoga nanti anaknya menjadi anak yang berguna. Berguna bagi nusa dan bangsa! 173. Caranya adalah dengan berbakti kepa orang tua dan juga bertobat kepada Allah Subhanallahuuuuuuu wataalla. 174. Apa yang diinginkan oleh orang tua? 175. Kenapa begitu? 176. Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah, kamu diiringi oleh doa kedua orang tuamu, itu akan dijabah oleh Allah! 177. Doa orang tua, siapa yang ingat amanat yang disampaikan Bapak Sufrizal hari Senin yang lalu? 178. Seingat Ibuk, hari Senin kemarin beliau menyampaikan bahwa ridhonya Allah tergantung pada ridhonya orang tua. 179. Bersyukurlah ananda pagi ini ya. 180. Ananda adalah kebanggaan orang tua, itu perlu diingat! 181. Nah, kalau ingin menjadi orang yang berguna, mulailah dari sekarang menggantungkan citacitaaaaaa setinggi langit! 182. Kita perlu bercita-cita, kenapa? 150
GBio.D.7.185. GBio.D.7.186. GBio.D.7.187. GBio.D.7.188. GBio.D.7.189. GBio.D.7.190. GBio.D.7.191. GBio.D.7.192. GBio.D.7.193. GBio.D.7.194. GBio.D.7.195. GBio.D.7.196. GBio.D.7.197. GBio.D.7.198. GBio.D.7.199. GBio.D.7.200. GBio.D.7.201. GBio.D.7.202. GBio.D.7.203. GBio.D.7.204. GBio.D.7.205. GBio.D.7.206. GBio.D.7.207.
183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206.
Dengan cita-cita itu, kita akan punya niat. Kalau mau menjadi orang yang berguna, ingi menggapai cita-cita, nanti akan tercapai dengan doa orang tua. Di permukaan bumi ini, bercampurlah amal ibadah seseorang dan bercampur pula niatnya yang berbeda-beda, ya kan? Niat tersebut jika benar-benar akan dicatat oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mempunyai ketidaksamaan atau persamaan? Perlu digarisbawahi bahwa keinginan semua orang berbeda-beda! Walaupun kita mempunyai keinginan yang baik, belum tentu keinginan kita itu baik pula menurut orang yang berada di sekeliling kita, kan? Jika kita tengok, apa yang membuat orang itu percaya kepada kita? Kita harus menjadi manusia yang tidak berubah-ubah! Ngerti maksudnya manusia yang berubah-ubah? Maksudnya manusia yang berubah-ubah selalu berbuat tidak baik dan perilakunya diselimuti Syaitan, kenapa? Hanya tiga yang bisa menuntun kita, yaitu ridho, ikhlas, dan niat. Kalau itu baik, insyaallah tuhan akan melindungi kita untuk keselamatan dunia dan akhirat. Nah, Ibuk imbau kepada Ananda. Ananda pasti punya cita-cita, kenapa? Kakak-kakak kamu alumni MTsN Lubuk Buaya banyak yang sudah jadi dokter dan kalian harus lebih dari dokter! Kalau kakak-kakak kalian dokter umum, kalian harus jadi dokter spesialis karena dunia semakin berkembang, Nak! Jangan hanya bangga menjadi dokter saja! Kenapa begitu? Agar kalian tetap harus memacu semangat untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi! Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang! Kamu dituntut memiliki nilai karakter! Nilai karakter yang harus ada dalam dirimu adalah bahwa kamu harus saling menghargai sesama kalian apalagi dengan guru. Ini ndak, apabila gurunya tidak masuk lokal kamu, kamu tidak mau tahu. Jadi, tanamkanlah nilai karakter itu walaupun dia tidak guru kita yang mengajar kita. Nah 151
GBio.D.7.208. GBio.D.7.209. GBio.D.7.210. GBio.D.7.211. GBio.D.7.212. GBio.D.7.213. GBio.D.7.214. GBio.D.7.215. GBio.D.7.216. GBio.D.7.217. GBio.D.7.218. GBio.D.7.219. GBio.D.7.220. GBio.D.7.221.
207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221.
begitu juga dengan teman-teman kita. Fahimtum? (Pahamkah kamu?) Nah, setelah ibuk lihat hari ini, lingkungan kita apakah sama dengan yang biasanya? Apa bedanya? Ya...ya...ya...... diam dan tenang! Ya.....ya... kabut.... kabut.....dan kabut dan kalian harus menyikapinya dengan cerdas! Sekarang ananda perhatikan! Bisa diaaam? Nah, sekarang Ibuk boleh tanya? Nggak ada yang bersuara! Kira-kira global warning itu apakah buatan manusia atau alamkah yang sengaja meninggalkan kabut? Ha, bencana alam itu terjadi karena kita manusia? Nah, yang akan menerima akibatnya adalah manusia itu sendiri, kita semua. Pandangan kita terganggu, fisik kita terganggu, betulkah? Untuk mencegahnya, kurang-kurangi berada dalam ruang terbuka! Ada paham semuanya? Jadi, manfaatkanlah lingkungan untuk kesejahteraan bersama!
.
152
Lampiran 3 Tabel 4. Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang Bentuk Tindak Tutur Direktif No Permintaan 1.
Pertanyaan
Marilah kita Lai tadanga ka balakang? (Apakah bersyukur terdengar ke belakang?) kepada Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kida dan salawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pusaka bagi kita yakni AlQuran dan Sunnah dan semoga kita selalu berpegang pada keduanya. Amiiin.
Persyaratan Mudah-mudahan dan alhamdulillah
Pelarangan
Pengizinan
Kita juga diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain
Ya, Rahmat.
Nasihat Bersyukurlah anakanak Bapak sudah dari kecil beragama Islam dan dari kecil pula sudah diajarkan ajaranajaran agama mulai dari orang tua atau pihak keluarga
153
2.
Mari kita lihat dasarnya!
Manusia yang beruntung itu siapasiapa saja?
Kita harus menjalankan perintah-Nya dengan cara menjaga “Hablum Minallah dan Hablum Minannaas”
Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/ mengganggu makhluk Allah yang lain.
Ya, kamu Herlin
Jadi, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua
3.
Coba anak apak yang di belakang
Ada yang tahu?
Hablum Minallah berarti bahwa kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya
Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apaapa
Silakan Amin!
Kita harus menjalankan perintah-Nya dengan cara menjaga “Hablum Minallah dan Hablum Minannaas”
4.
Mari kita lihat plank di sana!
Ha, siapa itu yang dikatakan orang yang beriman?
Plank itu juga sumber belajar, apa isinya?
Bukan Amin lagi ya!
Coba Alma
Kenyataannya, masih banyak anak Bapak yang terlambat. Kalau kita masuk pukul 07.00, harusnya pukul 07.00 kurang sepuluh sudah 154
sampai di sekolah Marilah sama-sama kita terapkan dalam kehidupan seharihari.
5.
Mari kita budayakan malu. Malu datang terlambat
Kita orang yang beriman?
Selanjutnya, malu pulang cepat dan malu tidak berprestasi. Minimal ada satu keahlian atau keterampilan yang kalian punya
Jangan sampai dendam berakar-akar dalam diri kita.
Hah, awak, Nadya, lai buliah tolongmenolong kecek kawan awak tadi?. (Ya,Kamu, Nadya, bolehkah tolongmenolong seperti yang dicontohkan temanmu tadi?)
6.
Bisa kan?
Anak-anak Bapak orang yang beriman?
Untuk itu, kesempatan bagi anak-anak bapak sekarang untuk mengembangkan minat, bakat, dan prestasi sesuai dengan bidang masing-masing
Jadi, jangan tanggungtanggung untuk berbuat baik?
Ya, Nurul, silahkan!
Semoga semua warga sekolah kita dapat menerapkannya mulai dari kepala, guru, pegawai, tim kebersihan sampai kepada anak-anak Bapak semua.
7.
Tenang, tenang, bisa tenang ndak!
Lai tahu itu?
Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka
Untuk mencegahnya, kurang-kurangi berada dalam ruang terbuka!
Ya, silakan ananda, Ading!
Gunakanlah akal yang diberikan Allah tersebut 155
kerjakanlah perintah-Nya dan tinggalkanlah larangan-Nya. 8.
Benar, dalam kehidupan sehari-hari kita dikirimkan pengawas oleh Allah untuk diwaspadai!
9.
Puji syukur Kampung kita di mana? marilah kita panjatlan kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan kurnianya kepada kita Puji syukur Kampung kita di akhirat. Akhirat marilah kita itu dimulai dari kapan? panjatkan kepada Allah Swt karena beliau melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita.
10.
Mengapa demikian anak-anak Bapak?
untuk hal-hal yang baik dan diridhoiNya!
Hei, coba dengarkan jawaban temannya.
Excell, silakan!
Ingatlah, Allah mengirim matamata buat mengawasi kita
Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan!
Ya, tu Beni, silakan!
Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah.
Setelah kita berserah diri, kita serahkan semuanya ada Allah.
Ingatlah semua perbuatan yang akan dilakukan karena semuanya akan kita pertanggungjawabk an.
156
11.
Salawat dan salam marilah kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pusaka kepada kita yakni Al-quran dan Sunnah.
Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan itu?
Mari kita bernyanyi bersama!
12.
Cobak , Alfi!
Apakah kita dibiarkan terlena dengan ketiga hal tersebut begitu saja?
Bagus, apa haditsnya
13.
Salawat dan salam marilah kita doakan kepada Allah agar dikirimkan kepada nabi Muhammad SAW.
Siapa kira-kira mata-mata itu?
Mantap, untuk apa?
14.
Coba, anak ibuk, tu yang asyik maota!
Ada yang tahu?
Cubo anak apak nan galak-galak dari tadi, nta a nan digalakannyo.
Apa kata Allah, “Tolongmenolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolongmenolong dalam kejahatan dan do....sa”
Untuk itu, teladanilah sifat dari beliau!
Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani
157
(Coba anak Bapak yang tertawa dari tadi. Entah apa yang ditertawakan) 15.
Terima kasih dan mohon maaf, fastabikhul khairat!
Ada, ndak?
Kalau ndak sanang, jaaan di karajoan, jan mancenek juo Naaak, di narako tampek aaawa...aaaaaak. Kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita)
Untuk itu, sifat shiddiq atau benar dan jujur itu harus melekat dalam diri kita masingmasing!
16.
Untuk membahas lebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan dengan baik!
Malaikat apa?
Salah satu dari sifat itu adalah Al-amin yaitu ju.....jur.
Tanamkanlah sifat jujur itu mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang!
17.
Coba ulangi yang ibuk
Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin berhasil. Kalian ingin
Ternyata banyak sikap kita yang
Dekatkanlah diri kepada Allah. 158
sampaikan sebentar ini!
berhasil dan ingin sukses?
tidak disukai oleh Allah
18.
Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan keridhaa-Nya kepada kita untuk berkumpul pada hari ini!
Apa itu usaha?
Hanya ada satu cara untuk itu yaitu meningkatkan iman dan taq...wa.
Jangan terlalu sibuk dengan urusan duniawi
19.
Tak lupa pula kita titipkan salam kepa Nabu Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam terang benderang dan memiliki ilmu pengetahuan seperti sekarang ini!
Apa itu tawakkal?
Kalau kita beriman dan bertakwa, maka kita akan menghindari sifat hasad,, dendam, fitnah, dan juga ghibah.
Tatalah hati kita agar selalu beriman karena iman kita itu sering berubahubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah.
20.
Tolong cepat tunjuk tangan!
Hal itu sesuai dengan lagu Abiet G Ade yang berjudul “mencari Matahari”, mau dengar?
Sepakat untuk menjauhkan diri dari sifat hasad,
Jadi, Ananda sekalian, rajinrajinlah bersedekah 159
dendam, dan fitnah?
karena sedekah membersihkan hati dan pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia, dan akhirnya hidup terasa berkah.
21.
Bersyukurlah ananda pagi ini ya.
Muhammad SAW adalah teladan bagi umat Islam. Beliau diutus ke muka bumi ini oleh Allah untuk apa?
Satu per satu, tunjuk tangan yang bisa!
Bantulah orangorang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan masing-masing, maka rezki kita akan dilipatgandakan oleh Allah!
22.
Kakak-kakak kamu alumni MTsN Lubuk Buaya banyak yang sudah jadi dokter dan kalian harus lebih dari dokter!
Ada yang bisa jawab?
Yang lain, ada lagi, kok diam?
Dengan mengumpulkan sumbangan berupa gerakanseratus setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah!
160
23.
Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang!
Ada yang tahu?
Ya, tidak ada karena Allah berjanji akan melipatgandakan rezki orang-orang yang bersedekah seratus kali lipat.
Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian.
24.
Kamu dituntut memiliki nilai karakter!
Misalnya, dalam belajar guru memberi tugas kalian untuk mengerjakan tugas dan membuat komitmen untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tapi benarkah dikerjakan sendiri? Nyatanya kalian mence....nek.
Ya, tidak, karena Allah sudah berjanji akan membersihkan hati, jiwa, pikiran, dan melipatgandakan reskinya.
Satu hal yang perlu diingat adalah, ikhlas dalam bersedekah
25.
Ya...ya...ya...... diam dan tenang!
Ada di antara kalian yang protes?
Sedekah dapat menolak bala, menahan ghibah, dan menghilangkan kemiskinan.
Bagus, fungsi kalian di sini adalah belajar, menuntut ilmu
26.
Ya.....ya... kabut.... kabut.....dan kabut dan kalian harus
Ada, dengan alasan kan tolongmenolong Pak. Benar begitu, Res?
Kira-kira sedekah dapat memanjangkan umur ndak?
Dengan harapan, dengan harapan semoga nanti anaknya menjadi anak yang berguna. 161
menyikapinya dengan cerdas!
Berguna bagi nusa dan bangsa!
27.
Sekarang ananda perhatikan!
Sudah belajar aturannya?
Jika kita rajin bersedekah, maka orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita.
Caranya adalah dengan berbakti kepa orang tua dan juga bertobat kepada Allah Subhanallahuuuuuu u wataalla.
28.
Bisa diaaam?
Bagaimana dengan mencenek alias mencontek?
Dari cerita itu nanti kalian ambil pelajaran tentang keutamaan sedekah
Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah, kamu diiringi oleh doa kedua orang tuamu, itu akan dijabah oleh Allah!
29.
Nggak ada yang bersuara!
Berdosakah?
Terbukti kan, kalau bersedekah itu mendatangkan manfaat?
Salahkah?
Artinya, bersedekah kerak goreng saja
Seingat Ibuk, hari Senin kemarin beliau menyampaikan bahwa ridhonya Allah tergantung pada ridhonya orang tua Ananda adalah kebanggaan orang tua, itu perlu
30.
162
diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan supaya apa yang disampaikan guru bisa masuk dengan baik
diingat!
31.
Di mana tempat orang-orang tersebut?
Dengan cita-cita itu, kita akan punya niat.
32.
Ya, di neraka. Lai nio awak di situ? (Maukah kalian di sana?)
Kalau ananda tidak ikhlas, itu pekerjaan siasiiiii......a
Perlu digarisbawahi bahwa keinginan semua orang berbeda-beda!
33.
Orang yang memberi dan menerima, kedua-duanya ditempatkan di?
Baiklah, Ananda, hari ini ibuk akan memberikan tausiyah ya, yang judulnya yaitu “Niat dan Ikhlas”
Walaupun kita mempunyai keinginan yang baik, belum tentu keinginan kita itu baik pula menurut orang yang berada di sekeliling kita.
34.
Lai sanang di sinan? (Enakkah di sana?)
Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya
Kita harus menjadi manusia yang tidak berubah-ubah!
163
ananda membunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan Nah, kalau ingin menjadi orang yang berguna, mulailah dari sekarang menggantungkan cita-citaaaaaa setinggi langit!
35.
Lai mangarati? ( Ada mengerti?)
Hanya tiga yang bisa menuntun kita, yaitu ridho, ikhlas, dan niat.
36.
Jujurkah seperti itu?
Kalau mau menjadi orang yang berguna, ingi menggapai cita-cita, nanti akan tercapai dengan doa orang tua.
Jangan hanya bangga menjadi dokter saja!
37.
Apa itu hasad?
Niat tersebut jika benar-benar akan dicatat oleh Allah
Agar kalian tetap harus memacu semangat untuk 164
meraih cita-cita yang lebih tinggi! 38.
Ada yang tahu?
Jika kita tengok, apa yang membuat orang itu percaya kepada kita?
Nilai karakter yang harus ada dalam dirimu adalah bahwa kamu harus saling menghargai sesama kalian apalagi dengan guru.
39.
Bagaimana cara menanggulanginya?
Kalau itu baik, insyaallah tuhan akan melindungi kita untuk keselamatan dunia dan akhirat.
40.
Sifat yang sangat berbahaya yang kadang kala lebih kejam dari pembunuhan,apa itu?
Jika kita tengok, apa yang membuat orang itu percaya kepada kita?
Jadi, tanamkanlah nilai karakter itu walaupun dia tidak guru kita yang mengajar kita. Nah begitu juga dengan teman-teman kita Jadi, manfaatkanlah lingkungan untuk kesejahteraan bersama!
41.
Apa langkah anak Ibuk untuk menghindari hal-hal yang sudah Ibu jelaskan tadi?
Kalau kakakkakak kalian dokter umum, kalian harus jadi dokter spesialis karena dunia 165
semakin berkembang, Nak! 42.
Setuju semuanyaaaa?
43.
Setujukah ananda dan kita semua yang hadir di sini untuk meningkatkan iman dan taqwa?
44.
Setujuuu?
45.
Ananda tentu tahu keutamaan sedekah Siapa yang bisa menyebutkan keutamaan sedekah?
46.
47.
Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah?
48. 49.
Temanya adalah apa Kedua, sedekah dapat menyembuhkan penyakit, mengapa demikian?
50.
Ada, tidak orang yang selesai
Ini ndak, apabila gurunya tidak masuk lokal kamu, kamu tidak mau tahu.
166
bersedekah lalu dia sakit? 51.
Pernahkah Ananda melihat orang yang stres setelah bersedekah?
52.
Bisa, mau dengar cerita Ibuk?
53. 54.
Paham? Lai mangarati? (ada mengerti?)
55.
Kisah ini membahas tentang tukang bubur yang naik haji dari hasil hadiah tabungannya. Hadiah tersebut merupakan balasan dari Allah karena dia rajin bersedekah dan juga menabung......
56.
Apakah sang tukang bubur bahagia?
57.
Apa kata petugas bank tersebut?
58.
Siapa yang menyangka tukang bubur ini bisa naik haji?
167
59.
Cerita kedua adalah seorang Bapakbapak yang bekerja sebagai tukang goreng yang juga suka memberi orang lain.
60.
Tahu tukang goreng? Bangun tidur saja ananda sudah punya beberapa niat, kan?
61.
Sang tukang goreng yang pernah memberi kerak goreng kepada seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang ternyata dua puluh tahun setelah itu anak tersebut membalasnya dengan memberikan modal untuk membuat warung yang bagus untuk berjualan goreng.
62.
Setuju semua?
63.
Ananda sekalian, setiap hari kalian sudah bersedekah kan?
64.
Yakinkah kalian?
168
65.
Hei, Hesti, yakin ndak?
66. 67.
Iya, betul, apa arti niat, ya? Niat itu artinya adalah itunaikan. Apa artinya niat?
68. 69.
Dan apa artinya ikhlas? Nah, kepada Ananda hari ini kita berkumpul, ya, melaksanakan apa?
70.
Ya, melaksanakan tugas yang sudah diperintahan kepada masing-masing kita, siapa kita itu?
71.
Kenapa setiap karunia itu ada fungsinya?
72.
Sekarang, kalau boleh Ibuk bertanya, kira-kira apa fungsi ananda? Sekarang ini, dalam karunia ini, apa fungsinya?
73.
74. 75.
Siapa yang tahu? Siapa?
76.
Cepat....cepat, ndak ada yang tahu satu pun?
77.
Parah kalian mah, ndak tahu fungsi
169
awak? (susah kalian ini, ndak tahu fungsi kita? 78.
Ananda berangkat ke sekolah dilepas oleh orang tua, dengan apa dilepas oleh orang tua?
79.
Apa yang diinginkan oleh orang tua?
80.
Kenapa begitu?
81.
Doa orang tua, siapa yang ingat amanat yang disampaikan Bapak Sufrizal hari Senin yang lalu? Kita perlu bercita-cita, kenapa?
82.
83.
84.
Di permukaan bumi ini, bercampurlah amal ibadah seseorang dan bercampur pula niatnya yang berbeda-beda, ya kan? Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mempunyai ketidaksamaan atau persamaan? Ngerti maksudnya manusia yang berubah-ubah?
170
85.
Maksudnya manusia yang berubahubah selalu berbuat tidak baik dan perilakunya diselimuti Syaitan, kenapa? Nah, Ibuk imbau kepada Ananda. Ananda pasti punya cita-cita, kenapa?
86. 87.
Kenapa begitu? Fahimtum? (Pahamkah kamu?)
88.
Nah, setelah ibuk lihat hari ini, lingkungan kita apakah sama dengan yang biasanya?
89.
Apa bedanya?
90. 91.
Nah, sekarang Ibuk boleh tanya? Kira-kira global warning itu apakah buatan manusia atau alamkah yang sengaja meninggalkan kabut?
92.
Ha, bencana alam itu terjadi karena kita manusia?
93.
Nah, yang akan menerima akibatnya adalah manusia itu sendiri, kita semua. Pandangan kita terganggu, fisik kita terganggu,
171
betulkah? 94.
Fahimtum? (paham kamu?)
.
172
Lampiran 4 Tabel 5. Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah Di MTsN Lubuk Buaya kota Padang
No. 1.
Jenis Strategi Bertutur Ber tutur Terus Terang Tanpa Basa Basi (BTTTBB)
Substrategi Tuturan dengan Perintah Langsung atau Modus Imperatif
Tuturan Direktif Guru 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Tenang, tenang, bisa tenang ndak! (SBTTTBB D.2) Kalau ndak sanang, jaaan di karajoan, jan mancenek juo Naaak, di narako tampek aaawa...aaaaaak. Kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita) (SBTTTBB D.4) Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani! (SBTTTBB D.4) Jangan sampai dendam berakar-akar dalam diri kita! (SBTTTBB D.5) Dekatkanlah diri kepada Allah. (SBTTTBB D.5) Jangan terlalu sibuk dengan urusan duniawi. (SBTTTBB D.5) Satu per satu, tunjuk tangan yang bisa! (SBTTTBB D.6) Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian. (SBTTTBB D.6) Kita harus menjadi manusia yang tidak berubah-ubah! (SBTTTBB D.7) Ya...ya...ya...... diam dan tenang! (SBTTTBB D.7) Ya.....ya... kabut.... kabut.....dan kabut dan kalian harus menyikapinya dengan cerdas! (SBTTTBB D.7) Sekarang ananda perhatikan! (SBTTTBB D.7) Nggak ada yang bersuara! (SBTTTBB D.7) Untuk mencegahnya, kurang-kurangi berada dalam ruang terbuka! (SBTTTBB D.7) Parah kalian mah, ndak tahu fungsi awak? (susah kalian ini, ndak tahu fungsi kita?( SBTTTBB D.7) 173
Tuturan dengan Penyebutan Nama dan Panggilan atau Gelar
2.
Srategi Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Positif (BLDBKP)
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Ya, Rahmat! (SBTTTBB D.1) Ya, kamu Herlin. (SBTTTBB D.2) Silakan Amin! (SBTTTBB D.4) Coba Alma(SBTTTBB D.4) Cobak , Alfi! (SBTTTBB D.4) Ya, Nurul, silahkan! (SBTTTBB D.5) Ya, silakan ananda, Ading! (SBTTTBB D.5) Excell, silakan! (SBTTTBB D.6) Ya, tu Beni, silakan! (SBTTTBB D.7)
Tuturan Menggunakan 25. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan Penanda Identitas kepada karunianya kepada kida dan salawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad Kelompok yang Sama SAW yang telah meninggalkan dua pusaka bagi kita yakni Al-Quran dan Sunnah dan semoga kita selalu berpegang pada keduanya. Amiiin. (SBLDBKP D.1) 26. Mari kita lihat dasarnya! ( SBLDBKP D.1) 27. Kita juga diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain. (SBLDBKP D.1) 28. Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/ mengganggu makhluk Allah yang lain. (SBLDBKP D.1) 29. Mari kita budayakan malu. Malu datang terlambat. (SBLDBKP D.1) 30. Kenyataannya, masih banyak anak Bapak yang terlambat. Kalau kita masuk pukul 07.00, harusnya pukul 07.00 kurang sepuluh sudah sampai di sekolah. (SBLDBKP D.1) 31. Untuk itu, kesempatan bagi anak-anak bapak sekarang untuk mengembangkan minat, bakat, dan prestasi sesuai dengan bidang masing-masing. (SBLDBKP D.1) 32. Marilah sama-sama kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (SBLDBKP D.1) 33. Semoga semua warga sekolah kita dapat menerapkannya mulai dari kepala, guru, pegawai, tim kebersihan sampai kepada anak-anak Bapak semua. (SBLDBKP D.1) 174
34. Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka kerjakanlah perintah-Nya dan tinggalkanlah larangan-Nya. (SBLDBKP D.2) 35. Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan itu? (SBLDBKP D.2) 36. Benar, dalam kehidupan sehari-hari kita dikirimkan pengawas oleh Allah untuk diwaspadai! (SBLDBKP D.2) 37. Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah. (SBLDBKP D.2) 38. Ingatlah semua perbuatan yang akan dilakukan karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan. (SBLDBKP D.2) 39. Puji syukur marilah kita panjatlan kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan kurnianya kepada kita.( SBLDBKP D.3) 40. Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin berhasil. Kalian ingin berhasil dan ingin sukses? (SBLDBKP D.3) 41. Setelah kita berserah diri, kita serahkan semuanya ada Allah. (SBLDBKP D.3) 42. Mari kita bernyanyi bersama! (SBLDBKP D.3) 43. Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt karena beliau melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita. (SBLDBKP D.4) 44. Salawat dan salam marilah kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pusaka kepada kita yakni Al-quran dan Sunnah. (SBLDBKP D.4) 45. Ada yang bisa jawab? (SBLDBKP D.4) 46. Ada, dengan alasan kan tolong-menolong Pak. Benar begitu, Res? (SBLDBKP D.4) 47. Untuk itu, sifat shiddiq atau benar dan jujur itu harus melekat dalam diri kita masing-masing! (SBLDBKP D.4) 48. Tanamkanlah sifat jujur itu mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang! (SBLDBKP D.4) 49. Salawat dan salam marilah kita doakan kepada Allah agar dikirimkan kepada nabi Muhammad SAW. (SBLDBKP D.5) 50. Ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai oleh Allah(SBLDBKP D.5) 175
51. Tatalah hati kita agar selalu beriman karena iman kita itu sering berubah-ubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah. (SBLDBKP D.5) 52. Apa langkah anak ibu untuk menghindari hal-hal yang sudah ibu jelaskan tadi? (SBLDBKP D.5) 53. Pernahkah Ananda melihat orang yang stres setelah bersedekah? (SBLDBKP D.6) 54. Jadi, Ananda sekalian, rajin-rajinlah bersedekah karena sedekah membersihkan hati dan pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia, dan akhirnya hidup terasa berkah. (SBLDBKP D.6) 55. Dari cerita itu nanti kalian ambil pelajaran tentang keutamaan sedekah (SBLDBKP D.6) 56. Ananda sekalian, setiap hari kalian sudah bersedekah kan? (SBLDBKP D.6) 57. Yakinkah kalian? (SBLDBKP D.6) 58. Hei, Hesti, yakin ndak? (SBLDBKP D.6) 59. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan keridhaa-Nya kepada kita untuk berkumpul pada hari ini! (SBLDBKP D.7) 60. Tak lupa pula kita titipkan salam kepa Nabu Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam terang benderang dan memiliki ilmu pengetahuan seperti sekarang ini! (SBLDBKP D.7) 61. Baiklah, Ananda, hari ini ibuk akan memberikan tausiyah ya, yang judulnya yaitu “Niat dan Ikhlas”.( SBLDBKP D.7) 62. Temanya adalah apa? (SBLDBKP D.7) 63. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mempunyai ketidaksamaan atau persamaan? (SBLDBKP D.7) 64. Kakak-kakak kamu alumni MTsN Lubuk Buaya banyak yang sudah jadi dokter dan kalian harus lebih dari dokter! (SBLDBKP D.7) 65. Kalau kakak-kakak kalian dokter umum, kalian harus jadi dokter spesialis karena dunia semakin berkembang, Nak! (SBLDBKP D.7) 66. Agar kalian tetap harus memacu semangat untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi! (SBLDBKP D.7) 67. Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang! (SBLDBKP D.7) 68. Kamu dituntut memiliki nilai karakter! (SBLDBKP D.7) 176
69. Jadi, tanamkanlah nilai karakter itu walaupun dia tidak guru kita yang mengajar kita. Nah begitu juga dengan teman-teman kita. (SBLDBKP D.7) 70. Nah, setelah ibuk lihat hari ini, lingkungan kita apakah sama dengan yang biasanya. (SBLDBKP D.7) 71. Jadi, manfaatkanlah lingkungan untuk kesejahteraan bersama! (SBLDBKP D.7)
Tuturan Mencari Kesepakatan
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90.
Lai tadanga ka balakang? (SBLDBKP D.1) Manusia yang beruntung itu siapa-siapa saja? (SBLDBKP D.1) Kita orang yang beriman? (SBLDBKP D.1) Anak-anak Bapak orang yang beriman? (SBLDBKP D.1) Lai tahu itu? (SBLDBKP D.1) Bisa kan? (SBLDBKP D.1) Kampung kita di mana? (SBLDBKP D.2) Kampung kita di akhirat. Akhirat itu dimulai dari kapan? (SBLDBKP D.2) Malaikat apa? (SBLDBKP D.2) Sudah belajar aturannya? ( SBLDBKP D.4) Berdosakah? ( SBLDBKP D.4) Salahkah? ( SBLDBKP D.4) Di mana tempat orang-orang tersebut? ( SBLDBKP D.4) Ya, di neraka. Lai nio awak di situ? (Maukah kalian di sana?) ( SBLDBKP D.4) Lai sanang di sinan? (Enakkah di sana?) ( SBLDBKP D.4) Lai mangarati? ( Ada mengerti? ( SBLDBKP D.4) Salah satu dari sifat itu adalah Al-amin yaitu ju.....jur ( SBLDBKP D.4) Jujurkah seperti itu? ( SBLDBKP D.4) Hah, awak, Nadya, lai buliah tolong-menolong kecek kawan awak tadi?. (Ya,Kamu, Nadya, bolehkah tolong-menolong seperti yang dicontohkan temanmu tadi?) ( SBLDBKP D.4) 91. Orang yang memberi dan menerima, kedua-duanya ditempatkan di? (SBLDBKP D.4) 92. Sifat yang sangat berbahaya yang kadang kala lebih kejam dari pembunuhan,apa 177
itu? (SBLDBKP D.4) 93. Setuju semuanyaaaa? (SBLDBKP D.5) 94. Setujukah ananda dan kita semua yang hadir di sini untuk meningkatkan iman dan taqwa? (SBLDBKP D.5) 95. Setujuuu? (SBLDBKP D.5) 96. Sepakat untuk menjauhkan diri dari sifat hasad, dendam, dan fitnah? (SBLDBKP D.5) 97. Ada, tidak orang yang selesai bersedekah lalu dia sakit? (SBLDBKP D.6) 98. Kira-kira sedekah dapat memanjangkan umur ndak? (SBLDBKP D.6) 99. Paham? (SBLDBKP D.6) 100. Lai mangarati? (ada mengerti?) (SBLDBKP D.6) 101. Setuju semua? (SBLDBKP D.6) 102. Yakinkah kalian? (SBLDBKP D.6) 103. Tahu tukang goreng? (SBLDBKP D.6) 104. Iya, betul, apa arti niat, ya? (SBLDBKP D.7) 105. Fahimtum? (Pahamkah kamu?) (SBLDBKP D.7) 106. Bisa diaaam? (SBLDBKP D.7) 107. Nah, yang akan menerima akibatnya adalah manusia itu sendiri, kita semua. Pandangan kita terganggu, fisik kita terganggu, betulkah? (SBLDBKP D.7) 108. Bangun tidur saja ananda sudah punya beberapa niat, kan? (SBLDBKP D.7) 109. Ha, bencana alam itu terjadi karena kita manusia? (SBLDBKP D.7) 110. Walaupun kita mempunyai keinginan yang baik, belum tentu keinginan kita itu baik pula menurut orang yang berada di sekeliling kita, kan? ( SBLDBKP D.7)
Tuturan dengan memberikan alasan
111.
Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/ mengganggu makhluk Allah yang lain.( SBLDBKP D.1) 178
112. Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah. (SBLDBKP D.2) 113. Kalau kita beriman dan bertakwa, maka kita akan menghindari sifat hasad,, dendam, fitnah, dan juga ghibah. (SBLDBKP D.4) 114. Tatalah hati kita agar selalu beriman karena iman kita itu sering berubah-ubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah.( SBLDBKP D.5) 115. Ya, tidak ada karena Allah berjanji akan melipatgandakan rezki orang-orang yang bersedekah seratus kali lipat. (SBLDBKP D.6) 116. Ya, tidak, karena Allah sudah berjanji akan membersihkan hati, jiwa, pikiran, dan melipatgandakan reskinya.( SBLDBKP D.6) 117. Jika kita rajin bersedekah, maka orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita.( SBLDBKP D.6) 118. Jadi, Ananda sekalian, rajin-rajinlah bersedekah karena sedekah membersihkan hati dan pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia, dan akhirnya hidup terasa berkah.( SBLDBKP D.6) 119. Kisah ini membahas tentang tukang bubur yang naik haji dari hasil hadiah tabungannya. Hadiah tersebut merupakan balasan dari Allah karena dia rajin bersedekah dan juga(SBLDBKP D.6) 120. Sang tukang goreng yang pernah memberi kerak goreng kepada seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang ternyata dua puluh tahun setelah itu anak tersebut membalasnya dengan memberikan modal untuk membuat warung yang bagus untuk berjualan goreng. Itu semua karena keikhlasannya dalam bersedekah. (SBLDBKP D.6) 121. Dengan mengumpulkan sumbangan berupa gerakanseratus setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah! (SBLDBKP D.6) 122. Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda membunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan. (SBLDBKP D.7) 123. Dengan harapan, dengan harapan semoga nanti anaknya menjadi anak yang 179
124. 125. 126. Tuturan dengan Menjadikan Optimis
127. 128. 129. 130. 131. 132.
133. 134.
135. 136. 137. 138. 139. 140.
berguna. Berguna bagi nusa dan bangsa! (SBLDBKP D.7) Caranya adalah dengan berbakti kepa orang tua dan juga bertobat kepada Allah Subhanallahuuuuuuu wataalla.( SBLDBKP D.7) Niat tersebut jika benar-benar akan dicatat oleh Allah. (SBLDBKP D.7) Maksudnya manusia yang berubah-ubah selalu berbuat tidak baik dan perilakunya diselimuti Syaitan, kenapa? (SBLDBKP D.7) Selanjutnya, malu pulang cepat dan malu tidak berprestasi. Minimal ada satu keahlian atau keterampilan yang kalian punya. (SBLDBKP D.1) Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apa-apa. (SBLDBKP D.1) Jika kita rajin bersedekah, maka orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita.( SBLDBKP D.6) Terbukti kan, kalau bersedekah itu mendatangkan manfaat?( SBLDBKP D.6) Artinya, bersedekah kerak goreng saja diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah .( SBLDBKP D.6) Bantulah orang-orang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan masingmasing, maka rezki kita akan dilipatgandakan oleh Allah! ( SBLDBKP D.6) Terbukti kan, kalau bersedekah itu mendatangkan manfaat? (SBLDBKP D.6) Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian. ( SBLDBKP D.6) Nah, kalau ingin menjadi orang yang berguna, mulailah dari sekarang menggantungkan cita-citaaaaaa setinggi langit! (SBLDBKP D.7) Kalau mau menjadi orang yang berguna, ingi menggapai cita-cita, nanti akan tercapai dengan doa orang tua.( SBLDBKP D.7) Kalau itu baik, insyaallah tuhan akan melindungi kita untuk keselamatan dunia dan akhirat. (SBLDBKP D.7) Agar kalian tetap harus memacu semangat untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi! (SBLDBKP D.7) Jangan hanya bangga menjadi dokter saja! (SBLDBKP D.7) Ananda adalah kebanggaan orang tua, itu perlu diingat! (SBLDBKP D.7) 180
3.
Srategi Bertutur Langsung dengan Basa Basi Kesantunan Negatif (BLDBKN)
Tuturan dengan Memberikan Hadiah Berupa Pujian
141. Bagus, apa haditsnya?( SBLDBKP D.4) 142. Mantap, untuk apa? (SBLDBKP D.4) 143. Bagus, fungsi kalian di sini adalah belajar, menuntut ilmu. (SBLDBKP D.7)
Tuturan dengan Permohonan dalam Bentuk Pertanyaan.
144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153.
Ada yang tahu? (SBLDBKN D.1) Apa itu hasad? (SBLDBKN D.5) Ada yang tahu? (SBLDBKN D.5) Siapa yang bisa menyebutkan keutamaan sedekah? (SBLDBKN D.6) Yang lain, ada lagi, kok diam? (SBLDBKN D.6) Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah? (SBLDBKN D.6) Bisa, mau dengar cerita Ibuk? (SBLDBKN D.6) Siapa yang tahu? (SBLDBKN D.7) Bisa diaaam? (SBLDBKN D.7) Nah, sekarang Ibuk boleh tanya? (SBLDBKN D.7)
Tuturan Menggunakan Pagar
154. 155. 156. 157. 158.
Mari kita lihat plank di sana! (SBLDBKN D.1) Mari kita lihat plank di sana! (SBLDBKN D.1) Plank itu juga sumber belajar, apa isinya? (SBLDBKN D.1) Hei, coba dengarkan jawaban temannya!. (SBLDBKN D.2) Hal itu sesuai dengan lagu Abiet G Ade yang berjudul “mencari Matahari”, mau dengar? (SBLDBKN D.3) Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan! (SBLDBKN D.3) Apa itu usaha? (SBLDBKN D.3) Apa itu tawakkal? (SBLDBKN D.3) Coba, anak ibuk, tu yang asyik maota! (SBLDBKN D.5) Hanya ada satu cara untuk itu yaitu meningkatkan iman dan taq...wa. ( SBLDBKN D.5)
159. 160. 161. 162. 163.
181
164. 165. 166. 167. 168. 169.
Coba ulangi yang ibuk sampaikan sebentar ini! (SBLDBKN D.6) Satu hal yang perlu diingat adalah, ikhlas dalam bersedekah. (SBLDBKN D.6) Niat itu artinya adalah itunaikan. Apa artinya niat? (SBLDBKN D.7) Dan apa artinya ikhlas? (SBLDBKN D.7) Kenapa setiap karunia itu ada fungsinya?( SBLDBKN D.7) Doa orang tua, siapa yang ingat amanat yang disampaikan Bapak Sufrizal hari Senin yang lalu? (SBLDBKN D.7) 170. Seingat Ibuk, hari Senin kemarin beliau menyampaikan bahwa ridhonya Allah tergantung pada ridhonya orang tua.( SBLDBKN D.7) 171. Dengan cita-cita itu, kita akan punya niat.( SBLDBKN D.7) 172. Hanya tiga yang bisa menuntun kita, yaitu ridho, ikhlas, dan niat. ( SBLDBKN D.7)
Mengungkapkan Permohonan dan Suruan
173. Coba anak apak yang di belakang! (SBLDBKN D.1) 174. Jadi, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua. (SBLDBKN D.1) 175. Bersyukurlah anak-anak Bapak sudah dari kecil beragama Islam dan dari kecil pula sudah diajarkan ajaran-ajaran agama mulai dari orang tua atau pihak keluarga. (SBLDBKN D.1) 176. Kita harus menjalankan perintah-Nya dengan cara menjaga “Hablum Minallah dan Hablum Minannaas” (SBLDBKN D.1) 177. Hablum Minallah berarti bahwa kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. (SBLDBKN D.1) 178. Gunakanlah akal yang diberikan Allah tersebut untuk hal-hal yang baik dan diridhoi-Nya! (SBLDBKN D.2) 179. Ingatlah, Allah mengirim mata-mata buat mengawasi kita. (SBLDBKN D.2) 182
180. Cubo anak apak nan galak-galak dari tadi, nta a nan digalakannyo. (Coba anak Bapak yang tertawa dari tadi. Entah apa yang ditertawakan) (SBLDBKN D.4) 181. Apa kata Allah, “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan dan do....sa. (SBLDBKN D.4) 182. Untuk membahas lebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan dengan baik! (SBLDBKN D.6) 183. Cerita kedua adalah seorang Bapak-bapak yang bekerja sebagai tukang goreng yang juga suka memberi orang lain.Mohon simak baik-baik! (SBLDBKN D.6) 184. Jadi, jangan tanggung-tanggung untuk berbuat baik? (SBLDBKN D.6) 185. Tolong cepat tunjuk tangan! (SBLDBKN D.7) 186. Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah, kamu diiringi oleh doa kedua orang tuamu, itu akan dijabah oleh Allah! (SBLDBKN D.7) 187. Bersyukurlah ananda pagi ini ya. (SBLDBKN D.7) 188. Nilai karakter yang harus ada dalam dirimu adalah bahwa kamu harus saling menghargai sesama kalian apalagi dengan guru.( SBLDBKN D.7) 189. Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang! (SBLDBKN D.7) 190. Kamu dituntut memiliki nilai karakter! (SBLDBKN D.7)
Tuturan dengan Permintaan Maaf
4.
Strategi Bertutur Samar-samar (BSS)
191. O...o, maaf, bukan Amin lagi ya! (SBLDBKN D.4) 192. Terima kasih dan mohon maaf, fastabikhul khairat! (SBLDBKN D.5)
Tuturan dengan 193. Mengapa demikian anak-anak Bapak? (SBSS D.2) Menggunakan Pertanyaan 194. Misalnya, dalam belajar guru memberi tugas kalian untuk mengerjakan tugas Retoris dan membuat komitmen untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tapi benarkah dikerjakan sendiri? Nyatanya.... kalian mence....nek., kan? ( SBSS D.4) 195. Ada di antara kalian yang protes? (SBSS D.4) 196. Bagaimana dengan mencenek alias mencontek? (SBSS D.4) 197. Ananda tentu tahu keutamaan sedekah.( SBSS D.4) 183
Tuturan dengan Menjadikan Pesan Ambigu
198. 199. 200. 201. 202.
Apakah sang tukang bubur bahagia? (SBSS D.6) Apa kata petugas bank tersebut? (SBSS D.6) Siapa yang menyangka tukang bubur ini bisa naik haji? (SBSS D.6) Siapa? (SBSS D.7) Kita perlu bercita-cita, kenapa? (SBSS D.7)
203. 204. 205. 206.
Siapa kira-kira mata-mata itu?( SBSS D.2) Ada yang tahu? (SBSS D.2) Ada, ndak? (SBSS D.2) Muhammad SAW adalah teladan bagi umat Islam. Beliau diutus ke muka bumi ini oleh Allah untuk apa? (SBSS D.4) Kedua, sedekah dapat menyembuhkan penyakit, mengapa demikian? (SBSS D.6) Sedekah dapat menolak bala, menahan ghibah, dan menghilangkan kemiskinan (SBSS D.6) Kalau ananda tidak ikhlas, itu pekerjaan sia-siiiii......a. (SBSS D.6) Nah, kepada Ananda hari ini kita berkumpul, ya, melaksanakan apa? (SBSS D.7) Ya, melaksanakan tugas yang sudah diperintahan kepada masing-masing kita, siapa kita itu? (SBSS D.7) Sekarang, kalau boleh Ibuk bertanya, kira-kira apa fungsi ananda? (SBSS D.7) Sekarang ini, dalam karunia ini, apa fungsinya? (SBSS D.7) Bangun tidur saja ananda sudah punya beberapa niat, kan? (SBSS D.7) Ananda berangkat ke sekolah dilepas oleh orang tua, dengan apa dilepas oleh orang tua? (SBSS D.7) Apa yang diinginkan oleh orang tua? (SBSS D.7) Nah, Ibuk imbau kepada Ananda. Ananda pasti punya cita-cita, kenapa?
207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217.
184
218. 219. 220.
(SBSS D.7) Ini ndak, apabila gurunya tidak masuk lokal kamu, kamu tidak mau tahu. (SBSS D.7) Apa bedanya? (SBSS D.7) Kira-kira global warning itu apakah buatan manusia atau alamkah yang sengaja meninggalkan kabut? (SBSS D.7)
Tuturan yang Menyatakan 221. Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan supaya apa yang Keadaan Kurang dari disampaikan guru bisa masuk dengan baik (SBSS D.6) Kenyataan yang Diharapkan
185
Lampiran 5 Tabel 6. Konteks Tuturan Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah Di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
No.
Kode Tuturan Direktif Penutur
1.
GFQ. 1.1.
Guru
Lawan Tutur Siswa
2.
GFQ.D.1.2.
Guru
Siswa
3.
GFQ.D.1.3.
Guru
Siswa
4.
GFQ.D.1.4.
Guru
Siswa
5.
GFQ.D.1.5.
Guru
Siswa
6.
GFQ.D.1.6.
Guru
Siswa
Konteks Tindak Tutur Direktif Topik/Pesan Latar Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
Pagi hari
Pagi hari
Pagi hari
Pagi hari
Peristiwa
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya
186
7.
GFQ.D.1.7.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
8.
GFQ.D.1.8.
Guru
Siswa
9.
GFQ.D.1.9.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
10.
GFQ.D.1.10.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
11.
GFQ.D.1.11. .
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
12.
GFQ.D.1.12.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
13.
GFQ.D.1.13.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
14.
GFQ.D.1.14.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
15.
GFQ.D.1.15.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
16
GFQ.D.1.16.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung
Pagi hari
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya .Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya . Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih
187
Menurut Pandangan Allah 17
GFQ.D.1.17.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
18
GFQ.D.1.18.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
19
GFQ.D.1.19.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
20
GFQ.D.1.20.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
21
GFQ.D.1.21.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
22
GFQ.D.1.22.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
23
GFQ.D.1.23.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
24
GFQ.D.1.24.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
25
GFQ.D.1.25.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan
188
suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Fiqih pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
26
GFQ.D.1.26.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
27
GFQ.D.1.27.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
28
GFQ.D.1.28.
Guru
Siswa
Manusia-manusia yang Beruntung Menurut Pandangan Allah
Pagi hari
29
GBA. D.2.29.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
30
GBA. D.2.30.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
31
GBA. D.2.31.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap para siswanya.
32
GBA. D.2.32.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap
189
para siswanya. 33
GBA. D.2.33.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
34
GBA. D.2.34.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
35
GBA. D.2.35.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
36
GBA. D.2.36.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
37
GBA. D.2.37.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
38
GBA. D.2.38.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa
190
Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. 39
GBA. D.2.39.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap para siswanya Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
40
GBA. D.2.40.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
41
GBA. D.2.41.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
42
GBA. D.2.42.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
43
GBA. D.2.43.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
44
GBA. D.2.44.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tidak tenang terhadap para siswanya. Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini
191
menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya. 45
GBA. D.2.45.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
46
GBA. D.2.46.
Guru
Siswa
Ciptaan Allah yang Paling Mulia
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana tenang terhadap para siswanya.
47
GBind.D.3.47.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
48
GBind.D.3.48.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
49
GBind.D.3.49.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
50
GBind.D.3.50.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
192
51
GBind.D.3.51.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
52
GBind.D.3.52.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
53
GBind.D.3.53.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
54
GBind.D.3.54.
Guru
Siswa
Kunci Sebuah Kesuksesan
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Arab pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
55
GSKI.D.4.55.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
56
GSKI.D.4.56.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
57
GSKI.D.4.57.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
193
58
GSKI.D.4.58.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
59
GSKI.D.4.59.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
60
GSKI.D.4.60.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
61
GSKI.D.4.61.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
62
GSKI.D.4.62.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
63
GSKI.D.4.63.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
64
GSKI.D.4.64.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
194
65
GSKI.D.4.65
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
66
GSKI.D.4.66.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
67
GSKI.D.4.67.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
68
GSKI.D.4.68.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
69
GSKI.D.4.69.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
70
GSKI.D.4.70.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
71
GSKI.D.4.71.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
195
72
GSKI.D.4.72.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
73
GSKI.D.4.73.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
74
GSKI.D.4.74.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
75
GSKI.D.4.75.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
76
GSKI.D.4.76.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tidak tenang.
77
GSKI.D.4.77.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
78
GSKI.D.4.78.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tidak tenang.
196
79
GSKI.D.4.79.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
80
GSKI.D.4.80.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
81
GSKI.D.4.81.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
82
GSKI.D.4.82.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
83
GSKI.D.4.83.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
84
GSKI.D.4.84.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
85
GSKI.D.4.85.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
197
86
GSKI.D.4.86.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
87
GSKI.D.4.87.
Guru
Siswa
Keteladanan Nabi Muhammad
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran SKI pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
88
GBind.D.5.88.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
89
GBind.D.5.89.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
90
GBind.D.5.90.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
91
GBind.D.5.91.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
92
GBind.D.5.92.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
198
93
GBind.D.5.93.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
94
GBind.D.5.94.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
95
GBind.D.5.95.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
96
GBind.D.5.96.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
97
GBind.D.5.97.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
98
GBind.D.5.98.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
99
GBind.D.5.99.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
199
100
GBind.D.5.100.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
101
GBind.D.5.101.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
102
GBind.D.5.102.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
103
GBind.D.5.103.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
GBind.D.5.104.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
105
GBind.D.5.105.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
106
GBind.D.5.106.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
104
200
107
GBind.D.5.107.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
108
GBind.D.5.108.
Guru
Siswa
Hindari Sifat-sifat yang Tidak Terpuji
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada tindak tutur direktif ini menimbulkan suasana bertutur yang tenang
109
GBing. D.6.109.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
110
GBing. D.6.110.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
111
GBing. D.6.111.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
112
GBing. D.6.112.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
113
GBing. D.6.113.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
201
114
GBing. D.6.114.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
115
GBing. D.6.115.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
116
GBing. D.6.116.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
117
GBing. D.6.117.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
118
GBing. D.6.118.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
119
GBing. D.6.119.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
120
GBing. D.6.120.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
202
121
GBing. D.6.121.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
122
GBing. D.6.122.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
123
GBing. D.6.123.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
124
GBing. D.6.124.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
125
GBing. D.6.125.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
126
GBing. D.6.126.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
127
GBing. D.6.127.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
203
128
GBing. D.6.128.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
129
GBing. D.6.129.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
130
GBing. D.6.130.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
131
GBing. D.6.131.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
132
GBing. D.6.132.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
133
GBing. D.6.133.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
134
GBing. D.6.134.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
204
135
GBing. D.6.135.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
136
GBing. D.6.136.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
137
GBing. D.6.137.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
138
GBing. D.6.138.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
139
GBing. D.6.139.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Tidak Tenang
140
GBing. D.6.140.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
141
GBing. D.6.141.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
142
GBing. D.6.142.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Tidak Tenang
205
143
GBing. D.6.143.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
144
GBing. D.6.144.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
145
GBing. D.6.145.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
146
GBing. D.6.146.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
147
GBing. D.6.147.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
148
GBing. D.6.148.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
149
GBing. D.6.149.
Guru
Siswa
Keutamaan Sedekah
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
206
150
GBio.D.7.150.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
151
GBio.D.7.151.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
152
GBio.D.7.152.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
153
GBio.D.7.153.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
154
GBio.D.7.154.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
155
GBio.D.7.155.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
156
GBio.D.7.156.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
207
157
GBio.D.7.157.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
158
GBio.D.7.158.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
159
GBio.D.7.159.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
160
GBio.D.7.160.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
161
GBio.D.7.161.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
162
GBio.D.7.162.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
163
GBio.D.7.163.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
208
164
GBio.D.7.164.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
165
GBio.D.7.165.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
166
GBio.D.7.166.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
167
GBio.D.7.167.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
168
GBio.D.7.168.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
169
GBio.D.7.169.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
170
GBio.D.7.170.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
209
171
GBio.D.7.171.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
172
GBio.D.7.172.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
173
GBio.D.7.173.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
174
GBio.D.7.174.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
175
GBio.D.7.175.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
176
GBio.D.7.176.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
177
GBio.D.7.177.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
210
178
GBio.D.7.178.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
179
GBio.D.7.179.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
180
GBio.D.7.180.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
181
GBio.D.7.181.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
182
GBio.D.7.182.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
183
GBio.D.7.183.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
184
GBio.D.7.184.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
211
185
GBio.D.7.185.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
186
GBio.D.7.186.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
187
GBio.D.7.187.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
188
GBio.D.7.188.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
189
GBio.D.7.189.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
190
GBio.D.7.190.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
191
GBio.D.7.191.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
212
192
GBio.D.7.192.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
193
GBio.D.7.193.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
194
GBio.D.7.194.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
195
GBio.D.7.195.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
196
GBio.D.7.196.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
197
GBio.D.7.197.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
198
GBio.D.7.198.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tidak tenang.
213
199
GBio.D.7.199.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
200
GBio.D.7.200.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
201
GBio.D.7.201.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
202
GBio.D.7.202.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
203
GBio.D.7.203.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
204
GBio.D.7.204.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
205
GBio.D.7.205.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
214
206
GBio.D.7.206.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
207
GBio.D.7.207.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
208
GBio.D.7.208.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
209
GBio.D.7.209.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
210
GBio.D.7.210.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
211
GBio.D.7.211.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
212
GBio.D.7.212.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
215
213
GBio.D.7.213.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
214
GBio.D.7.214.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
215
GBio.D.7.215.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
216
GBio.D.7.216.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
217
GBio.D.7.217.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
218
GBio.D.7.218.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
219
GBio.D.7.219.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
216
220
GBio.D.7.220.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
221
GBio.D.7.221.
Guru
Siswa
Niat dan Ikhlas
Pagi hari
Peristiwa bertutur guru Mata Pelajaran IPA Biologi pada tindak tutur direktif ini berlangsung dengan tenang.
217
Lampiran 6 Tabel 7. Respons Siswa Terhadap Tindak Tutur Direktif Guru dalam Kegiatan Muhadarah Di MTsN Lubuk Buaya Kota Padang
No. 1.
2.
TTD
Bentuk TTD
Marilah kita bersyukur kepada Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita dan salawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pusaka bagi kita yakni AlQuran dan Sunnah dan semoga kita selalu berpegang pada keduanya. Amiiin.
Permintaan
Lai tadanga ka balakang? ( Apakah terdengar ke belakang?)
Pertanyaan
Strategi Bertutur
Konteks Tuturan
Respons Siswa
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru mengajak para siswa dan seluruh peserta muhadarah yang hadir untuk selalu bersyukur kepda Allah atas rahmat dan kurnia yang diberikan-Nya kepada umatnya.
Nonverbal
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan oleh guru Verbal ketika pemberian materi akan dimulai (Siswa menjawab untuk memastikan dengan ucapan kesiapan para siswa “laiiiiiiiiiii”) untuk mendengarkan nasihat-nasihat yang akan disampaikan oleh guru. Tuturan tersebut digunakan untuk memastikan seluruh
Jenis Respons Positif Negatif
(Siswa mendengarkan dengan serius)
218
3.
4.
5.
6.
Manusia yang beruntung itu siapa-siapa saja?
Mari kita lihat dasarnya!
Ada yang tahu?
Coba anak apak yang di belakang!
Pertanyaan
Permintaan
Pertanyaan
Permintaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung
siswa dapat mendengar suara guru terutama siswa-siswa yang duduk di bagian belakang. Dituturkan guru saat ingin mengetahaui pengetahuan siswa tentang materi yang diberikan. Tuturan ini dapat digolongkan kepada apersepsi yang dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dituturkan guru ketika akan membahas dasar dari topik pembicaraan dengann cara mengajak untuk mengingat dan mendengarkan bersama-sama. Dituturkan oleh guru ketika menggali pengetahuan siswa dengan cara meminta siswa yang tahu tentang materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru memerintahkan salah
Nonverbal
(Siswa bertanyatanya kiri- kanan)
Nonverbal
(Siswa mendengar kan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa bertanyatanya kiri- kanan)
Nonverbal
219
7.
8.
9.
Ya, Rahmat!
Ha, siapa itu yang dikatakan orang yang beriman?
Kita orang yang beriman?
Pengizinan
Pertanyaan
Pertanyaan
dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung Tanpa Basabasi
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
seorang siswa yang duduk di belakang sambil menunjuk salah seorang siswa laki-laki untuk menjawab pertanyaan tentang dasar atau dalil tentang orang-orang yang beruntung.
(Siswa melihat ke belakang)
Dituturkan ketika guru mengizinkan atau mempersilakan salah seorang siswa untuk menyampaikan pendapat dalam rangka menggali menggali potensi siswa tentang orangorang yang tergolong beruntung. Dituturkan ketika guru ingin menggali lebih lanjut tentang orang yang beriman
Verbal
Dituturkan ketika guru menegaskan kepada siswa tentang orang yang beriman.
(Rahmat menjawab dengan surat AlAsry Pak)
Nonverbal
(Siswa mendengar dengan serius) Nonverbal
(Siswa mendengar dengan serius)
220
10.
11.
12.
13.
14.
Anak-anak Bapak orang yang beriman?
Mudah-mudahan dan alhamdulillah.
Pertanyaan
Persyaratan
Bersyukurlah anak-anak Bapak sudah dari kecil beragama Islam dan dari kecil pula sudah diajarkan ajaran-ajaran agama mulai dari orang tua atau pihak keluarga.
Nasihat
Jadi, tolonglah bahagiakan dan hadiahkan orang tua kalian dengan cara menjalankan perintah Allah dan mematuhi aturan orang tua.
Nasihat
Kita harus menjalankan perintahNya dengan cara menjaga “Hablum Minallah dan Hablum
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menegaskan kepada siswa bahwa anak didiknya ini adalah orang yang beriman. Dituturkan ketika guru memberikan harapan agar para siswanya memang menjadi orang-orang yang beriman.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru meminta siswanya untuk tetap bersyukur karena sudah beragama Islam sejak kecil.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru memberikan nasihat agar siswanya membahagiakan dan menghadiahkan orang tuanya dengan cara menjalankan perintah Allah dan selalu mematuhi orang tua. Dituturkan ketika guru memberikan nasihat untuk menjaga
Bertutur Langsung dengan Basa-
Nonverbal
(Siswa mendengar dengan serius) Nonverbal
(Sebagian siswa menyapukan kedua telapak tangannya ke muka mereka) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa 221
Minannaas”
15.
16.
17.
18.
basi Kesantunan Negatif
Hablum Minallah berarti bahwa kita melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Persyaratan
Kita juga diperintahkan untuk tidak menyakiti makhluk lain.
Nasihat
Kita tidak dibenarkan untuk buang hajat di lubang semut karena hal itu akan menyakiti/ mengganggu makhluk Allah yang lain.
Pelarangan
Mari kita lihat plang di sana!
Permintaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Dituturkan ketika guru menjelaskan tentang konsep “Hablum Minallah” Dituturkan ketika guru menjelaskan tentang perintah untuk menjaga hubungan dan saling menyayangi sesama makhluk-Nya dengan cara tidak menyakiti. Dituturkan ketika guru memberikan nasihat tentang adap buang air.
Dituturkan ketika guru mengalihkan perhatian siswa kepada plank yang terpajang di depan kelas IX.5 yang beada di sebelah kiri lapangan tempat para siswa berkumpul
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius dan sebagian siswa tertawa) Nonverbal
(Siswa melihat ke plang sesuai petunjuk guru)
222
19.
20.
21.
22.
23.
Selanjutnya, malu pulang cepat dan malu tidak berprestasi. Minimal ada satu keahlian atau keterampilan yang kalian punya.
Persyaratan
Plang itu juga sumber belajar, apa isinya?
Persyaratan
Mari kita budayakan malu. Malu datang terlambat.
Permintaan
Kenyataannya, masih banyak anak Bapak yang terlambat. Kalau kita masuk pukul 07.00, harusnya pukul 07.00 kurang sepuluh sudah sampai di sekolah.
Nasihat
Lai tahu itu?
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur
Dituturkan ketika guru memberikan penjelasan isi plank tersebut sebagai salah satu sumber belajar yang berisi tentang budaya malu. Dituturkan ketiga guru menegaskan bahwa semua pajangan yang digantung di sekitar sekolah merupakan salah satu sumber belajar. Dituurkan ketika guru mengajak para siswa untuk membudayakan malu.
Dituturkan ketika guru mengevaluasi kehadiran siswa setiap pagi yang berhubungan dengan materi yang disajikan atau topik yang dibahas. Dituturkan ketika guru
Nonverbal
(Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius)g Nonverbal
(Sebagian siswa memperhatikan plang, sebgian lagi berbicara dengan temannya) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius walaupun masih ada yang berbicara dengan temannya) Nonverbal
( siswa mendengarkan dengan serius)
Verbal
223
24.
25.
26.
27.
28.
Jangan menjadi siswa yang tidak bisa apa-apa.
Pelarangan
Untuk itu, kesempatan bagi anakanak bapak sekarang untuk mengembangkan minat, bakat, dan prestasi sesuai dengan bidang masing-masing.
Persyaratan
Bisa kan?
Pertanyaan
Marilah sama-sama kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari!
Semoga semua warga sekolah kita
Nasihat
Nasihat
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
ingin memastikan tentang penerimaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk tidak berprestasi atau tidak bisa apa-apa.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, dan prestasi sesuai dengan bidang masing-masing. Dituturkan ketika guru menantang siswa untuk bisa berprestasi.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur
Dituturkan ketika guru menngajak siswa dan seluruh guru yang hadir untuk menerapkan materi yang sudah dibahas da;am kehidupan sehari-hari. Dituturkan ketika guru
(Siswa menjawab dengan jawaban ‘laiiii”) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(siswa menjawab serentak dengan jawaban “bisaaaa”) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
224
dapat menerapkannya mulai dari kepala, guru, pegawai, tim kebersihan sampai kepada anakanak Bapak semua.
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
29.
Apabila kita ingin menjadi manusia yang suci, maka kerjakanlah perintah-Nya dan tinggalkanlah larangan-Nya.
Persyaratan
30.
Mengapa demikian anak-anak Bapak?
Pertanyaan
31.
32.
Kampung kita di mana?
Tenang, tenang, bisa tenang ndak!
Pertanyaan
Permintaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
mengharapkan agar seluruh warga sekolah menerapkan materi yang sudah dibahas mulai dari kepala sekolah sampai kepada para siswa Dituturkan ketika guru mengajak untuk selalu menherjakan peritahNya Dituturkan ketika guru menanyakan alasan untuk selalu menjalankan perintah allah Dituturkan ketika guru menggali informasi kepada siswa dalam bentuk pertanyaan
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meminta siswa untuk Tanpa Basa-basi tetap tenang
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal (Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab dengan jawaban “ndak tahu do...Paaaaak) Nonverbal
(Sebagian siswa tidak mendengarkan teguran guru, mereka asyik berbicara dengan 225
33.
34.
35.
36.
37.
Kampung kita di akhirat. Akhirat itu dimulai dari kapan?
Pertanyaan
Apakah kita akan mampu memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan itu?
Pertanyaan
Gunakanlah akal yang diberikan Allah tersebut untuk hal-hal yang baik dan diridhoi-Nya!
Nasihat
Apakah kita dibiarkan terlena dengan ketiga hal tersebut begitu saja?
Pertanyaan
Ingatlah, Allah mengirim matamata buat mengawasi kita.
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menginformasikan tentang kampung manusia dan asal mula kampung tersebut.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menanyakan kepada siswa secara retoris kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kebahagiaan, kekayaan, dan jabatan Dituturkan ketika guru menasihati siswa agar tetap mampu menggunakan akal yang sudah dikaruniaiNya dengan hal-hal yang baik Dituturkan ketika guru memberikan pertanyaan retoris tentang materi yang dibahas Dituturkan ketika guru mengingatkan kepada
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung
teman) Nonverbal
(Siswa mulai tenang mendengarkan, tetapi senbagian siswa menunjukkan ekspresi bingung) Nonverbal
( Sebagian besar siswa bingung terhadap penjelasan guru) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
226
38.
39.
40.
41.
42.
Siapa kira-kira mata-mata itu?
Ada yang tahu?
Ada, ndak?
Malaikat apa?
Ya, kamu Herlin.
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Pengizinan
dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Bertutur Samarsamar Bertutur Samar-samar
Bertutur Samarsamar
siswa bahwa setiap prilaku manusia ada yang mengawasinya. Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa tentang pengawas perbuatan manusia Dituturkan ketika guru menannyakan siswa yang mengetahui utusan Allah yang bertugas memata-matai manusia Dituturkan ketika guru menantang siswa untuk menjawab pertanyaan tentang mata-mata manusia Dituturkan guru ketika menanyakan malaikat yang bertugas mengawasi manusia
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meminta salah satu Tanpa Basa-basi siswa (Herlin) untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru
(Siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Siswa bingung dan bertanya kirikanan jawaban dari pertanyaan guru) Verbal
(Siswa menjawab dengan ungkapan “Uuuuuuuuuh” Nonverbal
(Siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Herlin menjawab dengan jawaban “malaikat Raqib dan Atid, Pak.’) 227
43.
Hei, coba dengarkan jawaban temannya!.
Persyaratan
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meminta siswa lain Tanpa Basa-basi mendengarkan jawaban salah satu dari teman mereka Dituturkan ketika guru menegaskan kepada siswa tentang orang yang beriman.
44.
Benar, dalam kehidupan seharihari kita dikirimkan pengawas oleh Allah untuk diwaspadai!
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
45.
Oleh karena itu, anak-anak sekalian, karena semua kita akan menempuh ajal, perbanyaklah ibadah.
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Ingatlah semua perbuatan yang akan dilakukan karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan.
Nasihat
Puji syukur marilah kita panjatlan
Permintaan
46.
47.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur
Dituturkan ketika guru memberikan penghargaan atas jawaban yang disampaikan oleh siswa Dituturkan ketika guru menasihati siswa agar memperbanyak ibadah
Dituturkan ketika guru menasihati siswa bahwa setiap perbuatan manusia akan dipertanggungjawabka n di akhirat kelak Dituturkan ketika guru
Nonverbal (Sebagian besar siswa tetap bercerita dengan temannya yang lain walaupun guru sudah meminta untuk mendengarkan jawaban temannya.) Nonverbal (siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius)
Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
228
kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan kurnianya kepada kita.
48.
49.
50.
51.
52.
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Tidak ada di dunia ini orang yang tidak ingin berhasil. Kalian ingin berhasil dan ingin sukses?
Pertanyaan
Ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan!
Persyaratan
Apa itu usaha?
Apa itu tawakkal?
Setelah kita berserah diri, kita
Pertanyaan
Pertanyaan
Persyaratan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
mengajak seluruh siswa untuk selalu bersyukur kepada Allah atas kurnia yang diberikan-Nya Dituturkan ketika guru menegaskan kepada siswa bahwa tidak satu pun orang yang tidak ingin berhasil
Bertutur Dituturkan guru ketika Langsung menyampaikan hal-hal Tanpa Basa-basi yang harus diperhatisan siswa
Bertutur Samarsamar
Bertutur Samarsamar
Bertutur
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa melalui pertanyaan tentang pengertian usaha Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa melalui pertanyaan tentang pengertian tawakal Dituturkan ketika guru
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab dengan jawaban “ Iyaaaaaaaa” dengan serentak) Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
229
serahkan semuanya pada Allah
53.
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Hal itu sesuai dengan lagu Abiet G Ade yang berjudul “mencari Matahari”, mau dengar?
Pertanyaan
54.
Mari kita bernyanyi bersama!
Permintaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
55.
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt karena beliau melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita.
Permintaan
Salawat dan salam marilah kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pusaka kepada
Permintaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan
56.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
memberikan persyaratan untuk berserah diri kepada Allah setelah berusaha dan berdoa secara maksimal Dituturkan ketika guru memotivasi dan menarik perhatian siswa dengan cara menghubungkan materi yang dibahas dengan lagu Abiet G Ade yang berjudul “Mencari Matahari” Dituturkan ketika guru mengajak seluruh siswa untuk bernyanyi
Dituturkan ketika guru mengajak untuk bersyukur atas limpahan rahmat dan kurnia Allah Dituturkan ketika guru memulai pembicaraannya dengan cara mengajak
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius) Nonverbal
(siswa mendengarkan penjelasan guru dengan serius)
Nonverbal (siswa mendengarkan guru bernyanyi sambil mengikuti dengan pelan dan serius) Nonverbal (siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(siswa mendengarkan 230
kita yakni Al-quran dan Sunnah
57.
58.
59.
60.
Positif
Muhammad SAW adalah teladan bagi umat Islam. Beliau diutus ke muka bumi ini oleh Allah untuk apa?
Pertanyaan
Ada yang bisa jawab?
Pertanyaan
Silakan Amin!
Bagus, apa haditsnya?
Pengizinan
Pertanyaan
untuk bersalawat kepana Nabi Muhammad SAW Bertutur Samar- Dituturkan ketika guru samar memberikan pengantar tentang keteladanan Nabi Muhammad di muka bumi ini sekaligus memancing pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menantang siswa untuk dengan Basabisa menjawab basi Kesantunan pertanyaan yang Positif diajukan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung mempersilakan salah Tanpa Basa-basi seorang siswa untuk menjawab pertanyaan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan keika guru memberikan penghargaan pada salah siswa yang dapat menjawab pertanyaan.
dengan serius)
Nonverbal
(siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa yang bernama Amin menjawab dengan serius dengan jawaban “untuk menyempurnakan akhlak manusia”) Nonverbal
(siswa tidak ada yang menjawab, tetapi tetap 231
61.
62.
63.
64.
Ada yang tahu?
O...o, maaf, bukan Amin lagi ya!
Coba Alma
Mantap, untuk apa?
Pertanyaan
Persyaratan
Permintaan
Pertanyaan
Bertutur Dituturka ketika guru Langsung menanyakan tentang Tanpa Basa-basi siswa yang mengetahui pertanyan guru.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru meminta siswa lain yang menjawab pertanyaan guru.
Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
Dituturkan ketika guru meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru memberikan perhargaan kepada siswa yang menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan.
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Salah seorang siswa bernama Amin kembali tunjuk tangan) Nonverbal
(Amin menanggapi dengan tersenyum) Verbal
(alma menjawab dengan jawaban ‘ innama buistu liutammima makaa rimal akhlak” dan siswa yang lain mendengarkan) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
232
65.
66.
67.
68.
69.
Misalnya, dalam belajar guru memberi tugas kalian untuk mengerjakan tugas dan membuat komitmen untuk mengerjakan sendiri-sendiri, tapi benarkah dikerjakan sendiri? Nyatanya... klian mence...nek, kan?
Pertanyaan
Ada di antara kalian yang protes?
Pertanyaan
Ada, dengan alasan kan tolongPertanyaan menolong Pak. Benar begitu, Res?
Cubo anak apak nan galak-galak dari tadi, nta a nan digalakannyo. (Coba anak Bapak yang tertawa dari tadi. Entah apa yang ditertawakan)
Persyaratan
Hah, awak, Nadya, lai buliah tolong-menolong kecek kawan awak tadi?. (Ya,Kamu, Nadya,
Pertanyaan
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung mencontohkan Tanpa Basa-basi kegiatan yang dilakukan siswa sehubungan dengan materi yang sedang dibahas.
Nonverbal
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menantang keberanian Tanpa Basa-basi siswa untuk memprotes contoh yang dibahas. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung mengemukakan dengan Basakemungkinan argumen basi Kesantunan siswa dan Positif memastikannya kepada salah seorang siswa.
Nonverbal
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru meminta siswa yang sedang tidak serius untuk menanggapi materi yang disampaikan guru.
Bertutur Langsung dengan Basa-
Dituturkan ketika guru meminta salah seorang siswa untuk
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa bernama Resti menjawab dengan muka cemberut “ ndak Pak, apak ko lai”) Nonverbal
(Siswa agak ribut dan saling melihat kepada temantemannya dan ke belakang) Nonverbal
(Nadya 233
bolehkah tolong-menolong seperti yang dicontohkan temanmu tadi?)
70.
71.
72.
73.
74.
75.
Sudah belajar aturannya?
basi Kesantunan Positif
Pertanyaan
Apa kata Allah, “Tolongmenolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan dan do....sa”
Nasihat
Bagaimana dengan mencenek alias mencontek?
Pertanyaan
Berdosakah?
Salahkah?
Di mana tempat orang-orang
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur
mengulang jawaban yang dikemukakan oleh salah seorang temannya. Dituturkan ketika guru menanyakan materi yang sedang dibahas.
Dituturkan ketika guru menjelaskan dalil tentang materi yang sedang dibahas.
Dituturkan guru ketika menanyakan pendapat siswa tentang perbuatan mencenek atau menontek. Dituturkan ketika guru menanyakan tentang ganjaran dari prbuatan yang dicontohkan. Dituturkan ketika guru menanyakan hukum atas perbuatan yang sedang dijelaskan. Dituturkan ketika guru
menanggapi dengan wajah bingung) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
234
tersebut?
76.
77.
Ya, di neraka. Lai nio awak di situ? (Maukah kalian di sana?)
Cobak , Alfi!
Pertanyaan
Pengizinan
78.
Orang yang memberi dan menerima, kedua-duanya ditempatkan di?
Pertanyaan
79.
Lai sanang di sinan? (Enakkah di sana?)
Pertanyaan
80.
Kalau ndak sanang, jaaan di karajoan, jan mancenek juo Naaak, di narako tampek aaawa...aaaaaak. Kalau tidak enak, jangan dikerjakan, jangan mencontek, di neraka tempat kita)
Persyaratan
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
menanyakan balasan atas perbuatan yang sedang dijelaskan.
(Siswa menjawab “nerakaaaa” dengan serentak)
Dituturkan ketika guru menanyakan balasan atas perbuatan yang sedang dijelaskan.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
Dituturkan ketika guru meminta pendapat salah seorang siswa tentang materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru menegaskan hukum atau ganjaran terhadap kasus yang diceritakan. Dituturkan ketika guru menegaskan betapa tidak enaknya tempat bagi orang yang berbuat demikian.
Bertutur Diuturkan ketika guru Langsung melarang untuk Tanpa Basa-basi melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
(Alfi menjawab “ menyogok Pak”)
Verbal (siswa menjawab “nerakaaaa” dengan serentak) Verbal
(Siswa menjawab dengan serentak dengan jawaban “ ndaaaaaak’) Verbal
(Sebagian siswa menjawab dengan jawaban “ndak Pak”) 235
81.
82.
83.
84.
85.
86.
Lai mangarati? ( Ada mengerti?
Untuk itu, teladanilah sifat dari beliau!
Seluruh perkataan dan perbuatan beliau harus diteladani
Salah satu dari sifat itu adalah Alamin yaitu ju.....jur.
Jujurkah seperti itu?
Untuk itu, sifat shiddiq atau benar dan jujur itu harus melekat dalam diri kita masing-masing!
Pertanyaan
Nasihat
Nasihat
Persyaratan
Pertanyaan
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
Dituturkan ketika guru menanyakan pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk meneladani sifat Rasulullah.
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menasihati siswa untuk Tanpa Basa-basi meneladani sifat Rasulullah baik perkataan maupun perbuatan. Bertutur Dituturkan guru ketika Langsung guru menjelaskan dengan Basamateri tentang sifat basi Kesantunan Al-amin Rasulullah Positif yang berarti jujur.. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menegaskan contoh dengan Basayang disampaikan basi Kesantunan guru. Positif Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menasihati siswa untuk dengan Basameneladani sifat basi Kesantunan Rasulullah.
Verbal
(Beberapa siswa menjawab dengan “insyaallah”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan 236
87.
88.
89.
90.
91.
Tanamkanlah sifat jujur itu mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari ....!
Nasihat
Salawat dan salam marilah kita doakan kepada Allah agar dikirimkan kepada nabi Muhammad SA!.
Permintaan
Ternyata banyak sikap kita yang tidak disukai oleh Allah
Persyaratan
Apa itu hasad?
Ada yang tahu?
Pertanyaan
Pertanyaan
Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan guru ketika menasihati siwa untuk mennamkan sifat jujur mulai dari hal yang kecil, diri sendiri, dan msekarang. Dituturkan ketika guru memulai materi tausiyah dengan mengajak selalu bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dituturkan ketika guru memulai materidengan menyampaikan pengantar. Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa tentang materi dengan mengajukan pertanyaan. Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa tentang materi dengan mengajukan pertanyaan
dengan serius) Verbal
(Siswa menyambung pernyataan guru dengan ucapan “se...ka...rang”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
237
92.
93.
94.
95.
96.
97.
Bagaimana cara menanggulanginya?
Dekatkanlah diri kepada Allah!
Jangan terlalu sibuk dengan urusan duniawi
Coba, anak ibuk, tu yang asyik maota,!
Ya, Nurul, silahkan!
Jangan sampai dendam berakarakar dalam diri kita!
Pertanyaan
Nasihat
Pelarangan
Permintaan
Pengizinan
Pelarangan
Bertutur Samarsamar
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa tentang materi dengan mengajukan pertanyaan Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menasihati siswa untuk Tanpa Basa-basi selalu mendekatkan diri kepada Allah. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menasihati siswa untuk Tanpa Basa-basi tidak selalu sibuk dengan urusan dunia. Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru meminta siswa yang sedang asyik berbicara untuk menjawab pertanyaan.
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meminta salah seorang Tanpa Basa-basi siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menasihati siswa untuk Tanpa Basa-basi tidak menyimpan
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa ribut dan menengok kiri dan kanan ) Verbal
(Nurul menjawab dengan jawaban “sakit hari yang disimpan lama, Buk”) Nonverbal
(Siswa 238
dendam di dalam hati. 98.
99.
100.
101.
102.
103.
Tatalah hati kita agar selalu beriman karena iman kita itu sering berubah-ubah, turun-naik, kadang kuat dan kadang lemah.
Nasihat
Sifat yang sangat berbahaya yang kadang kala lebih kejam dari pembunuhan,apa itu?
Pertanyaan
Ya, silakan ananda, Ading!
Pengizinan
Apa langkah anak ibu untuk menghindari hal-hal yang sudah ibu jelaskan tadi?
Pertanyaan
Hanya ada satu cara untuk itu yaitu meningkatkan iman dan taq...wa.
Persyaratan
Kalau kita beriman dan bertakwa,
Persyaratan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk menata hati agar selalu beriman.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menanyakan langkahlangkah yang diambil untuk menghindari sifat-sifat yang tidak terpui. Dituturkan ketika guru menegaskan tentang cara untuk menghindari sifat tercela. Dituturkan ketika guru
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang sifat yang berbahaya yaitu fitnah. Dituturkan ketika guru memersilakan salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Ading menjawab dengan jawaban “fitnah Buk, alfitnatu ashaddu minal qotli”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
239
maka kita akan menghindari sifat hasad,, dendam, fitnah, dan juga ghibah 104.
105.
106.
107.
108.
Setuju semuanyaaaa?
Pertanyaan
Setujukah ananda dan kita semua yang hadir di sini untuk meningkatkan iman dan taqwa?
Pertanyaan
Setujuuu?
Pertanyaan
Sepakat untuk menjauhkan diri dari sifat hasad, dendam, dan fitnah?
Pertanyaan
Terima kasih dan mohon maaf, fastabikhul khairat!
Permintaan
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
menjelaskan materi tentang sifat-sifat tercela.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan kerika guru meminta persetujuan kepada siswa.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan kerika guru meminta persetujuan kepada siswa
Bertutur Langsung dengan Basa-
Dituturkan ketika guru akan mengakhiri kegiatan tausiyah
Dituturkan kerika guru meminta persetujuan kepada siswa.
Dituturkan kerika guru meminta persetujuan kepada siswa
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(seluruh siswa menjawab dengan jawaban “setujuuuu”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(seluruh siswa menjawab dengan jawaban “setujuuuu”) Verbal
(seluruh siswa menjawab dengan jawaban “sepakaaaaat”) Nonverbal
(Seluruh siswa 240
basi Kesantunan Negatif 109.
110.
111.
112.
113.
Ananda tentu tahu keutamaan sedekah.
Siapa yang bisa menyebutkan keutamaan sedekah?
Satu per satu, tunjuk tangan yang bisa!
Excell, silakan!
Yang lain, ada lagi, kok diam?
Pertanyaan
Pertanyaan
Persyaratan
Pengizinan
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
dengan cara menyampaikan ucapat maaf dan terima kasih. Dituturkan ketika guru memulai kegiatan dengan menyampaikan pengantar.
Dituturkan ketika guru memberikan pertanyaan tentang materi yang akan dibaas. Dituturkan ketika guru meminta siswa untuk menjawab satu per satu secar teratur bukan dengan cara berebutan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung memersilakan salah Tanpa Basa-basi seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru,. Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturka ketika guru memotivasi siswa yang lain untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dibahas.
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Excell menjawab dengan jawaban “mengajarkan tolongmenolong”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
241
114.
115.
116.
117.
118.
119.
Apakah ada orang yang jatuh miskin karena bersedekah?
Pertanyaan
Ya, tidak ada karena Allah berjanji akan melipatgandakan rezki orang-orang yang bersedekah seratus kali lipat.
Persyaratan
Kedua, sedekah dapat menyembuhkan penyakit, mengapa demikian?
Pertanyaan
Ada, tidak orang yang selesai bersedekah lalu dia sakit?
Pertanyaan
Pernahkah Ananda melihat orang yang stres setelah bersedekah?
Ya, tidak, karena Allah sudah berjanji akan membersihkan hati, jiwa, pikiran, dan melipatgandakan reskinya.
Pertanyaan
Persyaratan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan sidswa melalui pertanyaan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Dituturkan ketika guru menegaskan jawaban yang disampaikan beberapa siswa. Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa melalui pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa melalui pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa melalui pertanyaan Dituturkan ketika guru menegaskan tentang materi yang berhuungan dengan
Verbal
(Sebagian besar siswa menjawab dengan jawaban “ tidak...Miss) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Sebagian besar siswa menjawab dengan jawaban “tidak adaaaaa”) Verbal
(Siswa menjawab sengan jawaban “ndak”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan 242
120.
121.
122.
123.
124.
125.
Sedekah dapat menolak bala, menahan ghibah, dan menghilangkan kemiskinan.
Nasihat
Kira-kira sedekah dapat memanjangkan umur ndak?
Pertanyaan
Jika kita rajin bersedekah, maka orang-orang yang kita bantu ikut mendoakan kita.
Persyaratan
Jadi, Ananda sekalian, rajinrajinlah bersedekah karena sedekah membersihkan hati dan pikiran, menyehatkan badan, membuat kita bahagia, dan akhirnya hidup terasa berkah Untuk membahas lebih lanjut tentang sedekah, ibu punya cerita dan mohon kalian dengarkan dengan baik!
Nasihat
Bisa, mau dengar cerita Ibuk?
Pertanyaan
Permintaan
Positif Bertutur Samarsamar
sedekah. Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang keutamaan sedekah
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menegaskan materi tentang sedekah.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang keutamaan bersedekah dengan cara bercerita. Dituturkan ketika guru meminta siswa untuk mendengarkan cerita yang akan
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang keutamaan bersedekah. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk rajin-rajin bersedekah.
dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan 243
126.
127.
128.
129.
130.
131.
Dari cerita itu nanti kalian ambil pelajaran tentang keutamaan sedekah
Peryaratan
Paham?
Pertanyaan
Lai mangarati? (sudah mengerti?)
Kisah ini membahas tentang tukang bubur yang naik haji dari hasil hadiah tabungannya. Hadiah tersebut merupakan balasan dari Allah karena dia rajin bersedekah dan juga menabung Apakah sang tukang bubur bahagia?
Apa kata petugas bank tersebut?
Pertanyaan
Persyaratan
Pertanyaan
Pertanyaan
Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
disampaikan. Dituturkan ketika guru meminta siswa untuk mengambil pelajaran dari cerita yang akan dibahas. Dituturkan ketika guru ingin mengetahui kepastian siswa paham dengan materi yang sudah dijelaskan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru ingin memastikan siswa mengerti dengan materi yang sudah dijelaskan. Dituturkan ketika guru menceritakan kisah yang berhubungan dengan materi tausiyah.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basa-
Dituturkan ketika guru memancing keingitahuan siswa
dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab dengan serentak dengan jawaban “paham”) Verbal
(Siswa menjawab dengan jawaban ‘laiiiiiiii”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa 244
132.
133.
134.
135.
Siapa yang menyangka tukang bubur ini bisa naik haji?
Pertanyaan
Cerita kedua adalah seorang Bapak-bapak yang bekerja sebagai tukang goreng yang juga suka memberi orang lain.Mohon simak baik-baik!
Persyaratan
Tahu tukang goreng?
Pertanyaan
Sang tukang goreng yang pernah memberi kerak goreng kepada seorang anak Sekolah Dasar (SD) yang ternyata dua puluh tahun setelah itu anak tersebut membalasnya dengan memberikan modal untuk membuat warung yang bagus untuk berjualan goreng. Itu semua karena keikhlasannya dalam bersedekah
Nasihat
basi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
tentang cerita.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru ingin mengetahui pemahaman siswa tentang kehidupah sehari-hari yang akan dihubungkan dengan cerita. Dituturkan guru ketika menceritakan kisah tukang goreng yang rajin bersedekah.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru memancing konsentrasi siswa dengan mengajukan pertanyaan. Dituturkan ketika guru mencerikan kisah kedua sehubungan dengan materi yang sedang dibahas.
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab dengan ungkapan “tahuuuu”)
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
245
136.
137.
138.
139.
Terbukti kan, kalau bersedekah itu mendatangkan manfaat?
Pertanyaan
Artinya, bersedekah kerak goreng saja diberikan imbalan berlipat ganda oleh Allah .
Persyaratan
Bantulah orang-orang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan masing-masing, maka rezki kita akan dilipatgandakan oleh Allah!
Nasihat
Jadi, jangan tanggung-tanggung untuk berbuat baik!
Larangan
140.
Setuju semua?
Pertanyaan
141.
Ananda sekalian, setiap hari kalian sudah bersedekah kan?
Pertanyaan
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menegaskan bahwa bukti manfaat orang yang bersedekah.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan
Dituturkan ketika guru menasihati siswa dengan cara melarang untuk berbuat baik tanggung-tanggung. Dituturkan ketika guru meminta persetujuan siswa terhadap materi yang dibahas.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal (Siswa menjawab dengan jawaban “setujuuuuu”)
Dituturkan ketika guru meyakinkan siswa bahwa selama ini mereka sudah
Nonverbal
Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk rajin bersedekah sekecil apa pun. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk rajin membantu orangorang yang membutuhkan.
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
(Seluruh siswa mendengarkan 246
Positif
142.
143.
144.
145.
Dengan mengumpulkan sumbangan berupa gerakan seratus setiap hari, yakinlah bahwa semua yang kalian lakukan itu mendapat imbalan dari Allah!
Nasihat
Kalian harus yakin bahwa selama mobil sekolah kita berjalan atau dimanfaatkan, selama itu pula pahala akan mengalir kepada kalian
Nasihat
Yakinkah kalian?
Pertanyaan
Hei, Hesti, yakin ndak?
Pertanyaan
bersedekah dengan mengajukan pertanyaan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meyakinkan siswa dengan Basabahwa sumbangan basi Kesantunan gerakan dua ratus yang Positif mereka kumpulkan merupakan bentuk sedekah. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meyakinkan bahwa Tanpa Basa-basi sumbangan yang mereka kumpulkan akan mengalir pahalanya selama dimanfaatkan orang banyak. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung memastikan bahwa dengan Basapara siswa yakin basi Kesantunan terhadap apa yang Positif mereka dengar dan lakukan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meminta salah seorang dengan Basasiswa untuk basi Kesantunan memastikan Positif keyakinannya terhadap materi yang disampaikan.
dengan serius)
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
Verbal (Siswa menjawab serentak dengan jawaban “yakiiiiiiin” Verbal
(Sebagian besar siswa menjawab dengan jawaban “uuuuuuuuh”
247
146.
147.
148.
Coba ulangi yang ibuk sampaikan sebentar ini!
Persyaratan
Makanya, ketika guru berbicara di depan, dengarkan supaya apa yang disampaikan guru bisa masuk dengan baik
Persyaratan
Satu hal yang perlu diingat adalah, ikhlas dalam bersedekah.
Nasihat
149.
Kalau ananda tidak ikhlas, itu pekerjaan sia-siiiii......a
Persyaratan
150.
Marilah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan keridhaa-Nya kepada kita untuk berkumpul pada hari ini!
Permintaan
Tak lupa pula kita titipkan salam kepa Nabu Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam terang benderang dan memiliki ilmu pengetahuan seperti
Permintaan
151.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru meminta untuk mengulangi penjelasan yang telah disampaikan. Dituturkan ketika guru menegur dan menyesali kegiatan siswa yang tidak mendengarkan penjelasan. Dituturkan ketika guru menyampaikan kelanjutan materi tentang ikhlas dalam bersedekah. Dituturkan ketika guru mengingat siswa.
Dituturkan guru ketika meminta atau mengajak siswa untuk bersyukur atas limpahan rahmat Allah yang maha kuasa. Dituturkan ketika guru mengajak untuk selalu bersalawat kepa Nabi Muhammad SAW.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) 248
sekarang ini! 152.
153.
154.
155.
156.
157.
Baiklah, Ananda, hari ini ibuk akan memberikan tausiyah ya, yang judulnya yaitu “Niat dan Ikhlas”.
Permintaan
Temanya adalah apa?
Pertanyaan
Iya, betul, apa arti niat, ya?
Niat itu artinya adalah itunaikan. Apa artinya niat?
Dan apa artinya ikhlas?
Nah, kepada Ananda hari ini kita berkumpul, ya, melaksanakan apa?
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru akan memulai kegiatan penyampaian materi ausiyah.
Bertutur Samarsamar
Dituturkan ketika guru ingin mengetahui tingkat keseriusan
Dituturkan ketika guru menyampaikan tema yang akan dibahas.
Dituturkan ketika guru meminta lebih lanjut konsep materi yang dibahasd. Dituturkan ketika guru menyampaikan materi yang dibahas.
Dituturkan ketika guru menggali pengetahuan siswa tentang konsep ikhlas.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab “niat dan ikhlas”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Siswa menjawab serentak “ditunaikan”) Verbal
(Rozi menjawab “terima apa adanya Buuuuuuk”) Nonverbal
(Seluruh siswa 249
158.
159.
160.
161.
162.
163.
Ya, melaksanakan tugas yang sudah diperintahan kepada masing-masing kita, siapa kita itu?
Pertanyaan
Kenapa setiap karunia itu ada fungsinya?
Pertanyaan
Sekarang, kalau boleh Ibuk bertanya, kira-kira apa fungsi ananda?
Pertanyaan
Sekarang ini, dalam karunia ini, apa fungsinya?
Pertanyaan
Siapa yang tahu?
Tolong cepat tunjuk tangan!
Pertanyaan
Permintaan
Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur
siswa dalam memahami kegiatan muhadarah. Dituturkan ketika guru menyampaikan penjeasan dengan cara menggali pengetahuan siswa tentan materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru ingin menggali lebih dalam lagi pengetahuan siswa tentang materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru ingin mengetahui lebih lanjut pemahaman awal siswa tentang materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru menggali lagi pengetahuan siswa.
Dituturkan ketika guru meminta siswa yang mungkin tau untuk menjawab pertanyaan yang ddisampaikan. Dituturkan ketika guru
mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
250
164.
165.
166.
167.
Siapa?
Cepat....cepat, ndak ada yang tahu satu pun?
Pertanyaan
Pertanyaan
Parah kalian mah, ndak tahu fungsi awak? (susah kalian ini, ndak tahu fungsi kita?
Pertanyaan
Ya, tu, Beni, silakan!
Pengizinan
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
memotivasi siswa untuk mnjawab pertanyaan yang diajukan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk mnjawab pertanyaan yang diajukan. Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk mnjawab pertanyaan yang diajukan.
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung merasa agak kesal Tanpa Basa-basi karena tak satu pun siswa yang mau berkomentar atau menjawab pertanyaan. Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung memersilakan salah Tanpa Basa-basi seorang siswa yang tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan
(Diam tanpa menjawab dan menunjuk)
Nonverbal
(Tidak ada yang merespons, semua siswa diam saja) Nonverbal
(Tidak ada yang menjawab, semua siswa diam saja, tetapi beberapa siswa mulai resah dan ribut) Nonverbal
(Seluruh siswa bingung dengan pertanyaan yang disampaikan guru) Verbal
(Beni menjawab dengan jawaban “ belajar, menuntut 251
168.
169.
170.
171.
172.
173.
Bagus, fungsi kalian di sini adalah belajar, menuntut ilmu
Nah, kalau ananda punya niat mulai dari bangun tidur menyadari bahwasanya ananda membunyai niat yang ikhlas menjalankan fungsi ananda, itu pulalah yang akan melindungi ananda dari apa yang akan ananda lakukan Bangun tidur saja ananda sudah punya beberapa niat, kan?
Pengizinan
Persyaratan
Pertanyaan
Ananda berangkat ke sekolah Pertanyaan dilepas oleh orang tua, dengan apa dilepas oleh orang tua?
Dengan harapan, dengan harapan semoga nanti anaknya menjadi anak yang berguna. Berguna bagi nusa dan bangsa!
Nasihat
Caranya adalah dengan berbakti
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur
yang diajukan. Dituturkan ketika guru memberikan penghargaan terhadap siswa yang menjawab dan menantang dengan pertanyaan lanjutan. Dituturkan ketika guru memotivasi siswa untuk selalu berniatdan ikhlas.
ilmu”) Nonverbal
Dituturkan ketika guru mencontohkan kegiatan harian siswa yang berhubungan dengan niat. Dituturkan ketika guru meyakinkan siswa selalu berniat dengan baik.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tausiyah.
Dituturkan ketika guru
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
252
kepada orang tua dan juga bertobat kepada Allah Subhanallahuuuuuuu wataalla. 174.
175.
176.
177.
178.
Apa yang diinginkan oleh orang tua?
Kenapa begitu?
Pertanyaan
Pertanyaan
Ingatlah, setiap langkah kakimu, kamu tinggalkan rumah, kamu diiringi oleh doa kedua orang tuamu, itu akan dijabah oleh Allah!
Nasihat
Doa orang tua, siapa yang ingat amanat yang disampaikan Bapak Sufrizal hari Senin yang lalu?
Pertanyaan
Seingat Ibuk, hari Senin kemarin beliau menyampaikan bahwa ridhonya Allah tergantung pada ridhonya orang tua.
Nasihat
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Bertutur Samarsamar
menjelaskan materi yang dibahas dengan memotivasi semangat siswa. Dituturkan ketika guru mengajukan pertanyan sehubungan dengan materi yang dibahas. Dituturkan ketika guru mengajukan pertanyan sehubungan dengan materi yang dibahas
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru menasihati siswa tentang ketulusan hati orang tua.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru ingi mengingatkan siswa terhadap pesan yang disampaikan guru sebelumnya. Dituturkan ketika guru mengingatkan isi pesan yang disampaikan guru pada pertemuan upacara pada minggu tersebut.
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
253
179.
180.
181.
182.
183.
Bersyukurlah ananda pagi ini ya.
Ananda adalah kebanggaan orang tua, itu perlu diingat!
Nasihat
Nasihat
Nah, kalau ingin menjadi orang yang berguna, mulailah dari sekarang menggantungkan citacitaaaaaa setinggi langit!
Persyaratan
Kita perlu bercita-cita, kenapa?
Pertanyaan
Dengan cita-cita itu, kita akan punya niat.
Persyaratan
184.
Kalau mau menjadi orang yang berguna, ingi menggapai cita-cita, nanti akan tercapai dengan doa orang tua.
Persyaratan
185.
Di permukaan bumi ini,
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur
Dituturkan ketika guru mengajak siswa untuk bersyukur.
Dituturkan ketika guru menegaskan bahwa anak-anak adalah kebanggan orang tua. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Dituturkan ketika guru menjelaskan pentingnya cita-cita.
Dituturkan ketika guru menjelaskan hubungan cita-cita dengan niat.
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
Dituturkan ketika guru melanjutkan penjelasan tentang cita-cita dan (Seluruh siswa doa. mendengarkan dengan serius) Dituturkan ketika guru Nonverbal
254
bercampurlah amal ibadah seseorang dan bercampur pula niatnya yang berbeda-beda, ya kan? 186.
187.
Niat tersebut jika benar-benar akan dicatat oleh Allah.
Persyaratan
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mempunyai ketidaksamaan atau persamaan?
Pertanyaan
Perlu digarisbawahi bahwa keinginan semua orang berbedabeda
Nasihat
189.
Walaupun kita mempunyai keinginan yang baik, belum tentu keinginan kita itu baik pula menurut orang yang berada di sekeliling kita, kan?
Persyaratan
190.
Jika kita tengok, apa yang membuat orang itu percaya kepada kita?
Persyaratan
188.
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
menambahkan materi ain dalam pembahasannya.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi niat.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menjelaskan orang yang dipercaya.
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi persamaan dan perbedaan manusia. Dituturkan ketika guru menjelaskan materi persamaan dan perbedaan manusia. Dituturkan ketika guru menegaskan materi tentang karakter manusia.
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) 255
191.
192.
193.
194.
195.
Kita harus menjadi manusia yang tidak berubah-ubah!
Ngerti maksudnya manusia yang berubah-ubah?
Nasihat
Pertanyaan
Maksudnya manusia yang berubah-ubah selalu berbuat tidak baik dan perilakunya diselimuti Syaitan, kenapa?
Pertanyaan
Hanya tiga yang bisa menuntun kita, yaitu ridho, ikhlas, dan niat.
Persyaratan
Kalau itu baik, insyaallah tuhan akan melindungi kita untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Persyaratan
196.
Nah, Ibuk imbau kepada Ananda. Ananda pasti punya cita-cita, kenapa?
Pertanyaan
197.
Kakak-kakak kamu alumni MTsN Lubuk Buaya banyak yang sudah
Nasihat
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung menjelaskan orangTanpa Basa-basi orang yang teguh pendirian. Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung
Dituturkan ketika guru menegaskan materi yang sedang dibahas.
Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang manusia yang teguh pendirian. Dituturkan ketika guru menegaskan pedoman hidup yang dapat menuntun manusia. Dituturkan ketika guru menasihati untuk selalu berbuat baik.
Dituturkan ketika guru mengimbau siswa untuk mempunyai citacita. Dituturkan ketika guru memotivasi siswa
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
256
jadi dokter dan kalian harus lebih dari dokter! 198.
199.
200.
201.
202.
203.
Kalau kakak-kakak kalian dokter umum, kalian harus jadi dokter spesialis karena dunia semakin berkembang, Nak!
Nasihat
Jangan hanya bangga menjadi dokter saja!
Pelarangan
Kenapa begitu?
Pertanyaan
Agar kalian tetap harus memacu semangat untuk meraih cita-cita yang lebih tinggi!
Permintaan
Ananda, anak Ibuk, sekarang kamu duduk dengan tenang!
Permintaan
Kamu dituntut memiliki nilai karakter!
Permintaan
dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samarsamar
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung dengan Basa-
dengan memberikan contoh-contoh. Dituturkan ketika guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh-contoh. Dituturkan ketika guru memotivasi untuk memiliki cita-cita.
Dituturkan ketika guru mengajukan pertanyaan.
Dituturkan ketika guru memotivasi untyk memiliki cita-cita dan semangat. Dituturkan ketka guru meminta siswa tenang.
Dituturkan guru ketika memotivasi siswa untuk memiliki nilai
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan
257
204.
Nilai karakter yang harus ada dalam dirimu adalah bahwa kamu harus saling menghargai sesama kalian apalagi dengan guru
Nasihat
Ini ndak, apabila gurunya tidak masuk lokal kamu, kamu tidak mau tahu.
Persyaratan
Jadi, tanamkanlah nilai karakter itu walaupun dia tidak guru kita yang mengajar kita. Nah begitu juga dengan teman-teman kita.
Nasihat
207.
Fahimtum? (Pahamkah kamu?)
Pertanyaan
208.
Nah, setelah ibuk lihat hari ini, lingkungan kita apakah sama dengan yang biasanya?
Pertanyaan
Apa bedanya?
Pertanyaan
205.
206.
209.
basi Kesantunan Negatif
karakter yang kuat.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Samarsamar
Dituturkan ketika guru menasihati untuk menanamkan nilai karakter yang baik.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Samar-
Dituturkan ketika guru mengevauasi kejadian di lapangan setiap hari yang dilakukan siswa. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk menanamkan nilai karakter yang baik. Dituturkan ketika guru memastikan siswa paham attau tidak dengan cara mengajukan pertanyaan. Dituturkan ketika guru mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Dituturkan jketika
dengan serius) (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
258
samar
210.
211.
212.
213.
214.
Ya...ya...ya...... diam dan tenang!
Permintaan
Ya.....ya... kabut.... kabut.....dan kabut dan kalian harus menyikapinya dengan cerdas!
Permintaan
Sekarang ananda perhatikan!
Permintaan
Bisa diaaam?
Nah, sekarang Ibuk boleh tanya?
Pertanyaan
Pertanyaan
siswa mengajukan pertanyaan.
Bertutur Dituturkan jketika Langsung siswa diminta untuk Tanpa Basa-basi tenang.
Bertutur Dituturkan ketika guru Langsung meyakinkan kebenaran Tanpa Basa-basi pendapat siswa.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif
Dituturkan ketika guru meminta perhatian siswa.
Bertutur
Dituturkan ketika guru
Dituturkan guru ketika meminta siswa untuk tenang.
(Siswa menjawab “kabut...kabut”) Nonverbal
(Siswa tetap bersuara tanpa menghiraukan guru) Nonverbal
(Siswa tetap bersuara tanpa menghiraukan guru) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(hanya beberapa siswa yang menjawab “bisa” sebagian besar lainnya masih ribut)
Nonverbal
259
215.
216.
217.
Nggak ada yang bersuara!
Pelarangan
Kira-kira global warning itu apakah buatan manusia atau alamkah yang sengaja meninggalkan kabut?
Pertanyaan
Ha, bencana alam itu terjadi karena kita manusia?
Pertanyaan
Langsung dengan Basabasi Kesantunan Negatif Bertutur Langsung Tanpa Basa-basi
meminta persetujuan untuk bertanya.
Bertutur Samarsamar
Dituturkan ketika guru mengalihakan pembahasan pada global warning.
Bertutur Samarsamar
218.
Nah, yang akan menerima akibatnya adalah manusia itu sendiri, kita semua. Pandangan kita terganggu, fisik kita terganggu, betulkah?
Pertanyaan
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
219.
Untuk mencegahnya, kurangkurangi berada dalam ruang
Pelarangan
Bertutur Langsung
Dituturkannketika guru meminta siswa untukl tidak bersuara.
Dituturkan ketika guru menjelaskan akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Dituturkan ketika guru menjelaskan materi tentang akibat perbuatan manusia yang merusak lingkungan. Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Hanya sebagian kecil yang menjawab “iyaaa” sebagian lagi menjawab “nyinyia ibuk mah”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Nonverbal (Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
Nonverbal
260
terbuka!
220.
221.
Ada paham semuanya?
Jadi, manfaatkanlah lingkungan untuk kesejahteraan bersama!
Tanpa Basa-basi peka terhadap lingkingan. Pertanyaan
Nasihat
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru memastika siswa paham dengan materi yang disampaikan.
Bertutur Langsung dengan Basabasi Kesantunan Positif
Dituturkan ketika guru menasihati siswa untuk memanfaatkan lingkungan.
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius) Verbal
(Rata-rata seluruh siswa menjawab dengan jawaban “paham”) Nonverbal
(Seluruh siswa mendengarkan dengan serius)
261