Teori Evolusi Kebudayaan Pengatar Antropologi
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
1
• Teori Evolusi Kebudayaan • J.J. Bachoven • Lewis H. Morgan • Teori Evolusi Religi • E.B. Taylor • J.G. Frazer • Evolusi Kebudayaan di Indonesia Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
2
Teori Evolusi Kebudayaan Teori Evolusi Keluarga Manusia (J.J. Bachofen) • Tahapan kemunculan sistem kekerabatan • Promoscuitet Masa dimana perkawinan dilakukan secara bebas atau masyarakat melahirkan keturunan tanpa ikatan (keluarga inti atau necleaar family belum ada) • Matrilineal Kesadaran manusia bahwa hibungan ibu-anak sebagai kelompok keluarga inti dalam masyarakat, ibu menjadi kepala keluarga dan perkawinan antara ibu dan anak dihindari. Keluarga ini meluas karena garis keturunan diperhitungkan melalui garis ibu • Patrilineal laki-laki mulai merasa tidak senang karena sangat tergantung dengan perempuan, akhirnya ada kesadaran untuk membawa perempuan ke dalam lingkungannya, sehingga anak mulai merasa lebih dekat dengan ayah dan kerabat dari ayahnya • Bilateral Masyarakat semakin kompleks sehingga hubungan antara anak dengan kerabat ayahnya dan kerabat ibunya semakin dekat dan semakin tidak dibedakan Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
3
Kritikan Terhadap Teori yang dikemukakan J.J. Bachofen o Berdasarkan teori evolusi Keluarga ini masyarakat berdasarkan yang menganut prinsip kekerabatan matrilineal merupakan tingkat peradaban yang cukup tua (sering dianggap mempunyai taraf perkembangan kebudayaan masih rendah) • Namun sampai saat sekarang masih ada suku bangsa yang menganut sistem matrilineal • Suku bangsa Kutchin masyarakat yang berburu di hutan-hutan koniferus di Kanada Barat-Laut • Suku bangsa Minangkabau o Banyak masyarakat yang taraf perkebangan kebudayaan rendah, namun menganut prinsip kekerabatan patrilineal o Teori ini dianggap spekulatif semata, yang tidak didasarkan fakta Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
4
Teori Evolusi Kebudayaan Teori Munculnya Sistem Kekerabatan (Lewis H. Morgan) o Sistem kekerabatan karena pertalian darah dan karena perkawinan (System of Cosanguinity and Affinity of the Human Family) • Istilah kekerabatan o Evolusi universal masyarakat semua suku bangsa di dunia 1. Zaman Liar Tua Disini masyarakat hidup dari meramu dan mempunyai sistem Keluarga konsangui, dimana hubungan tidak teratur (saudara laki-laki tinggal bersama saudara perempuan) 2. Zaman Liar Madya manusia menemukan api, dalam memenuhi kebutuhan hidup msyarakat mencari ikan disungai, berkembang perkawinan panalua maupun gent (perkawinan dengan pihak lain yang bukan keluarga mereka) 3. Zaman Liar Muda manusia menemukan busur/panah yang memungkinkan orang berburu, dan sistem perkawinan panalua 4. Zaman Barbar Tua manusia menemukan kepandaian membuat tembikar, dan sistem perkawinan terjadi pada saat ini syndiasmian family (sering adanya hubungan diluar perkawinan) 5. Zaman Barbar Madya beternak dan bercocok tanam, dan mempunyai keluarga patriarkhal dengan poligini (laki-laki pempunyai lebih dari satu istri) 6. Zaman Barbar muda membuat benda-benda logam dan perkembangan pengertian milik 7. Zaman Peradaban Purba (civilization) masyarakat mengenal tulisan dan sistem perkawinan monogami Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
5
Teori Evolusi Religi Teori Kesadara akan Jiwa (E.B. Tylor) • Menurut Tylor, religi muncul karena kesadaran manusia tentang jiwa (soul), ditandai dengan • Perbedaan yang terlihat pada manusia antara hal-hal yang hidup dan yang mati pada saat-saat tertentu dia bergerak, saat yang lain diam ini berarti ada yang menggerakkan • Peristiwa mimpi ketika bermimpi, roh melayang-layang, sementara tubuh tetap ditempat tidur Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
6
Lanjutan
Ini menunjukkan bahwa semua ini ada yang menggerakkan, yakni disebut Tylor sebagai jiwa (soul) • Apabila jiwa ada ditubuh manusia, maka manusia bisa bergerak kemana-mana • Apabila jiwa pergi sementara dari tubuh manusia, maka tubuh tidak akan bisa bergerak, namun sekaligus tidak bisa hancur • Contoh: Tidur, pingsan • Apabila jiwa berpisah atau putus hubungan dengan tubuh manusia, maka tubuh tidak bisa bergerak dan akan hancur • Contoh: Meninggal Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
7
Lanjutan
Menurut Tylor, religi muncul berbagai tahapan dan setiap masyarakat akan melalui tahapan tersebut a. Animisme • Disini jiwa (soul) yang terpisah dari tubuh akan menjadi roh (spirit) yang melayang-layang disekitar manusia b. Dinamisme • Roh-roh ini seperti juga manusia mulai mencoba menempati benda-benda yang ada disekitar manusia, sekaligus dipercaya bisa menggerakkan benda-benda tersebut seperti batu besar, pohon Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
8
Lanjutan a. b.
. .
c.
Politheisme • Roh-roh yang mampu menguasai dan menggerakkan benda-benda di alam ini dipersonifikasikan sebagai Dewa atau Dewi, sekaligus mempunyai akan buah yakni roh-roh lain d. Monotheisme • Semakin kompleksnya kehidupan masyarakat, membuat kepercayaan bahwa Dewa atau Dewi ini juga mempunyai struktur kenegaraan seperti manusia yang dipimpin oleh satu dewa tertinggi e. Animatheisme atau fetisheisme • Kepercayaan bahwa benda-benda yang ada di alam ini mempunyai jiwa dan bisa berpikir dan berperasaan seperti manusia Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
9
Teori Keterbatasan Akal (J.G. Frazer) • Menurut Tylor, religi muncul karena munculnya kesadaran manusia akan Magic • Ini disebabkan karena manusia dalam memecahkan masalah hidupnya selalu mempergunakan akal dan pengetahuannya • Namun pada saat-saat tertentu, ada keterbatasan akal dalam memecahkan permasalahan hal ini lah yang membuat orang akhirnya lari ke magic Magic: merupakan Perlaku untuk mencapai maksud tertentu dengan cara menyandarkan diri pada kekuatan-kekuatan alam Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
10
Lanjutan
Menurut Frazer o Melalui magic, orang mulai belajar bagaimana siklus sistem alam dalam mengatasi berbagai kondisi yang ada • Batu yang keras ternyata bisa berlubang dengan air yang lunak o Melalui proses belajar dari alam tersebut, manusia mulai menemukan sedikit jawaban akan berbagai persoalan (ketengan dan keseimbangan hidup) melahirkan konsep yin-yan Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
11
Lanjutan
o Agar keseimbangan tetap terjaga, maka magic akhirnya juga dipakai sebagai alat untuk mensuasanakan (menghipnotis) kondisi yang ada o Sakit lebih percaya dengan dokter spesialis daripada dokter puskesmas (padahal obatnya sama) o Dukun bisa mengobati (padahal apapun jenis penyakitnya barang yang dibawa sama) o Sakit flu lebih menyembuhkan pakai decolden daripada pakai neozep o Proses menjaga keseimbangan melalui magic, ternyata tidak selamanya bisa mengatasi masalah-masalah yang muncul o Karena sudah tau caranya, maka trik tadi tidak mampu lagi menghipnotis Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
12
Lanjutan
Akhirnya manusia mulai meyakini bahwa ada kekuatan lain yang lebih tinggi atau lebih super (kekuatan supra natural atau super natural) lahirlah religi
Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
13
Terima Kasih Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
14