Tenar Tekms Fungsfonal non Penefin 2000
A. MAKALAH UTAMA RUANG LINGKUP PENULISAN ULAS BALIK Tresnawad Purwadaria') Balai Penelitian Ternak, P.O.Box 221, Bogor 16002
PENDAHULUAN Penerapan jabatan fungsional selain peneliti pada lembaga penelitian telah dilakukan pemerintah untuk pengembangan profesionalisme dan pembinaan kaner pegawai negeri sipil. Pada saat ini di Puslit Petemakan terdapat 4 jems jabatan fungsional disamping peneliti yaitu : (i) Jabatan Fungsional Pugakawan, (ii) Jabatan Fungsional Pranata Komputer, (iii) Jabatan Fungsional Arsiparis, dan (iv) Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa. Peningkatan jabatan tersebut dapat dipenuhi dengan aktivtas, termasuk aktivitas penuhsan karya ilmiah atau karya ilmiah populer. Penulisan sangat berperan dalam pemngkatan jabatan karena itu mempunyai nilai yang cukup tinggi dan termasuk dalam unsur utama. Oleh karma untuk pemngkatan lebih cepat atau tepat waktu perlu dipelajari bagaimana penulisan yang baik. Karya tulis dapat berupa karya ilmiah hasil pengujian dan evaluasi hasil survei atau dapat berupa tinjauan atau ulasan (ulas balik) . Nama umum untuk ulas batik dikenal sebagai review. Karya ilmiah hasil pengujian disampaikan dengan penulsan primer, sedangkan ulas batik umumnya mempakan kumpulan mtisari dan tulisan primer. Bila kita membandingkan tulisan primer dan ulas batik selama lokakarya fungsional Puslit Peternakan dari tahun 1996-1999, maka penyampaian tuhsan primer lebih mudah dilakukan karena itengikuti kaidah yang berlaku. Akibatnya tuhsan primer lebih baik dan jelas daripada uias batik. Pada beberapa ulas batik terlihat sumber bagan menjadi faktor pembatas, sehmgga tulisan menjaci tidak lengkap. Pada makalah ini akan (ibahas bagaimana penulisan ulas batik dan contoh yang disampaikan umumnya diambil dan Prosiding Lokakarya untuk memperjelas bagaimana pembuatan ulas batik yang baik. PERBANDINGAN KOMPOSISI TULISAN PRIMER DAN ULAS BALIK
Perbedaan utama isi naskah pada ulas batik tidak disampaikannya Materi dan Metoda, Hasil Pengamatan, dan Diskusi yang merupakan bagian dari tuhsan primer dan merupakan hash penelitian. Dengan kata lain ulas batik dapat kita boat tanpa melakukan penelitam Ulas batik umumnya merupakan tulisan yang lebih panjang ") Staf Pewliti pada Balai Penelitian Temak Cam Bogor .
Temu Tekrds Fungsionol nonPenelta 2000
tergantung dari bahan pustaka yang dikumpulkan, wawasan penulisan dan berkaitan dengan bahan yang lebih umum. Selain penyampaian ulisan basil penelitian, ulas balik yang baik bensi evaluasi kritis penulis terhadap basil penelitian yang disitir (Day, 1979). Oleh karena itu sangat dianjurkan penulisan ulas balik dilakukan oleh penulis yang berpengalaman dalam bidang yang ditulis, mesldpun hat ini dapat diatasi dengan pengumpulan bahan bacaan sebanyak mungkin. Pada persyaratan beberapa majalah ilmiah peneliti terdapat batasan sumber bahan minimal sepuluh. Seperti pada bentuk karya tulis basil primer penyampaian ulas batik harus disusun secara sistematis, dimulai dari masalah yang paling umum menuju ke yang paling dalam sehingga membentuk satu kesatuan yang menank, mudah (hmengerti dan dapat dimanfaatkan .
PERSIAPAN KERANGKA TULISAN
Organisasi kerangka tulisan tidak ditetapkan seperti penelitian primer, oleh karena itu persiapan kerangka tulisan merupakan hat yang paling pentmg. Faktor yang hares diperhatikan dalam penentuan kerangka
PEMILIHAN TOPIK DAN JUDUL Tulisan dimulai dengan pemilihan topik, seperti yang telah disebutkan ulas balik merupakan topik bersifat leas. Sebagai contoh pada prosiding lokakarya fungsional non penelih tahun 1998 disampaikan judul Was batik : "Lamtoro sebagai Pengganti Bungkd Kedelai dalam Ransum Ayam Petelur". (Marlina dan Askar, 1998). Judul ini agak membatasi penulis yang hanya mengemukakan daun lamtoro, topik yang lebih luas dapat dipilih dengan menggantikan daun lamtoro menjadi bahan hijauan, begitu pula ayam peletur dapat diganti menjadi unggas atau ayam ras. Bila kita membaca seluruh tulisan, kita akan melihat judul ini membatasi dan menjadikan Was balik ini menjadi pendek. Selain itu pads barman terlihat penulis memilih satu tulisan utama sebagai dasar tulisannya yang berjudul : "Pengaruh tepung daun lamtoro dan mimosin murm terhadap dewasa kelamin ayam petelur", sedangkan bahan lain hanya sedilat disitir. Was balik yang baik harus banyak mengambil bahan bacaan dan semuanya disitir sesuai kerangka. Contoh topik lain yang lebih luas adalah "Petunjuk teknis pemeliharaan kelinci" (Sumadia, 1998). Topik ini sangat populer dan telah dikerjakan secara ilmiah dan populer, oleh karena itu penulis tidak akan menjadi kdkurangan bahan. Walaupun demikian, topik seperti ini akan kehilangan keasliannya bila penulis tidak menyampikan pengalaman penulis dan evaluasi atau pendapat terhadap bacaan penulis lain. Soedjianto dan Soehardjan (1999), meyampaikan kiat untuk pemilihan topik dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut " Apakan topik ini berguna bagi masyarakat ? " Apakah topik ini mempunyai temuan baru yang belum disebarkan ? " Apakah topik tidak terlalu sempit atau luas ?
Terms Tekw Fungaona! non Penelin 2000
" "
Apakah topik didukung oleh data yang lengkap ? Apakah data tersebut dapat diperoleh dengan mudah ?
Pertanyaan di atas akan sangat membantu dalam pemilihan topik clan menghindari penulis untuk menulis bahan yang tidak ash clan tidak bermanfaat. Keluasan penulisa juga dapat disesuaikan dengan persyaratan media tempat penulisan dipublikasi . Untuk penulis fungsional non peneliti memilih topik sebaiknya bersifat teknis, supaya tidak mengalami kesukaran dalam penjabaran dasar keilmuan, selain itu juga sebaiknya bahan diambil dari pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Penulisan judul dapat dibuat sementara clan disempurnakan setelah selunih penulisan selesai. Judul harus menarik perhatian, relatif pendek clan mencerminkan tema tulisan (Purwadaria, 1997; Soedjianto clan Soehardjan, 1999) . Penulis juga sebaiknya rnenghindari kata-kata yang kurang berarti seperti : penuujian, percobaan clan jangan memilih judul yang lebih cocok untuk data primer menjadi ulas batik atau sebaikknya. Pada judul " Kasus kematian ternak ruminansia kecil di Balitnak Ciawi dalam kurun waktu 1996-1998" (Suwandi, 1999). Judul ini lebih baik berupa ulas batik tetapi disampaikan sebagai tulisan primer, sehmgga kurang terdapat kaitan antara judul, metode clan isi naskah . Dengan menghilangkan bahan clan metode clan lebih memperinci setiap kasus yang ditunbulkan tulsan akan menjadi ulas batik yang baik. PENULIS Nama penulis yang membuat clan berperan dalam penulisan ditulis di bawah judul bersama alamat lengkap tempat bekerja (pada saat ini alamat E-mail sudah populer digunakan) . Jumlah nama dapat lebih dari satu orang, yang benar berperan dalam penulisan clan sehuuh anggota penulis bertanggung jawab terhadap isi tulisan. Pada beberapa media publikasi, naskalsdapat diterbitkan setelah disetujui oleh setiap penulis.
PENDAHULUAN Pada ulas batik pendahuluan umumnya merupakan pembuka clan mengandung informasi mengapa tulisan ini ditampilkan . Pendahuluan tidak perlu dibuat paniang, tetapi harus menarik clan mengundang keingintahuan pembaca pada isi naskah yang akan dibahas . Pada penulisan pendahuluan juga dapat kita pdih clan susun pula kerangka atau masalah pada setiap paragraf (apnea), berurutan dari yang umum (manfaat) clan diikuti dengan penjabaran isi naskah clan tujuan penyampaian naskah. Setelah naskah itu dari setiap kerangka kits jabarkan menjadi paragraf yang lengkap. Membaca tulisan yang telah dibuat pada prosidmg lokakarya fungsional non peneliti, terlihat umumaya pemilis tidak mengalami kesulitan dalam penulisan pendahuluan, hanya ada beberapa artikel yang tidak mengandung pembagian
Teem Tab= FuvWalonal non Penelie 2000
paragraf dengan bail. Hal ini dapat diatasi dengan memisahkan War belakang yang menemngkan maagapa tulisan dibuat dengan tujuan tulisan ulas batik atau penelitian dilangsungkan .
BAGIAN UTAMA NASKAH ULAS BALIK
Bagian utama terdiri dari beberapa sub judul yang sating terkait den berurutan menuju sub judul yang paling umm yang menjawab tujuan dan tulisan (dapat pula yang berkwtan langsung dengan judul tulisan). Penentuan sub judul sangat berkaitan dengan bahan bacaan den wawasan penulis, tetapi hat ini dapat diatasi dengan mehhat kata kunci isi judulhulisan . Sebagai contoh pads tulisan "Tmgkat kerugian pada usaha peternakan ayam" (Kushartono den Inam, 1999). Bagian utama naskah terdiri dan hat-hat yang perlu diperhatikan oleh peternak den faktor-faktor yang mempengaruhi kmugian- Setiap sub judul dijabarkan dengan rinci faktor-faktor yang terkait dan dengan bail, hanya terlihat karena penambahan kata tngkat pada judul dan tujuan tulisan den kemudian tulisan tidak menjabarkan tingkat kerugian dan keuntungan beternak, tulisan menjadi kurang sesuai. Tulisan lebih menjelaskan rambu-rambu beternak ayam dan faktor-faktor penyebab kerugian. Jadi kedua sub judul merupakan kata kuminya, bukan tingkat kerugiannya, bila kata tingkat yang digunakan hates terdapat klasifikasi dalam kerugian beternak. Judul lain saya ambit dan Pranata Komputer. "Sistem pakar: sistem yang mencoba menggantikan seoarng paler (Yusuf, 1999)", Pada penulisan ini terdapat sub judul: (i) Pendahuluan, (ii) Pengertian sistem pakar (iii) Komponen-komponen sistem pakar, (iv) Unsur-unsur dalam pembuatan sistem pakar, (v) Tabapan pembuatan sistem pakar, (vi) Contoh perancangan sistem pakar dan (vii) Kesimpttlan. Terlihat bahwa wawasan penulis cukup lugs dan kerangka naskah telah dipersiapkan dengan back. .. Setelah dtbnat kerangka tubuh tulisan dengan menentukan sub judul yang akan dibahas, maka dipersiapkan penjabaran pads masing-masing sub judul Soedjianto dan Soemarndjan (1999) menyampaikan dengan menarik bahwa tulisan yang enak dibaca bila bersifat dinmnis. Tubuh tulisan disusun oleh sejumlah paragraf yang betuntun dan kahmatnya saling berkaitan, sehingga membentuk cerita yang memikat . Pada pembuatan paragraf yang dinamis ini dihindari penggunaan kalimat yang sama pada satu paragrafden dipergunakan bahwa yang komunikatif, langsung ke sasaran, nngkas tetapi jelas, den mudah ditangkap . Pada pembuatan paragraf -hares dihindan paagraf terWu pendek, paragraf yang pendek dapat digabungkan pada paragraf sebelumnya atau benkutnya . Untuk membentuk struktur orgamsasi tulisan yang lebih jelas di depan sub judul ditulis nomor pembagian sub judul dan sub-sub judul di bawahnya seperti : 1 . Pendahuluan, 2. Ruang lingkup pengaturan tentang karantina hewan, 2.a. Persyaratan karantina, 2.b. Prosedur tindakan pelages kaantina. Penuhsan nomor itti dapat dihdangkan dengan tnenggantikannya ddtgan bentuk oetakan huruf menjadi huruf besar selwuhnya,
Tens Tebw FirRgdonol ron Peneliti 2000
bentuk yang dicetak tebal atau bentuk mirutg, atau ukuran hurufyang berbeda seperti pads naskeh yang saya sampaiken ini. Penyampaian tuhsan pada sub judul juga harus mengandung data yang disampaikan dengen baik dalam bentuk tabel atau gambar (termasuk foto). Pada naskah yang pendek data jangan dimasukkan sebagai lampiran (Suwandi, 1999), lampiran ummumnya dibuat bila bukan merupakan hash utama pelengkap. Pada ulas balik ini data berasal dari tulisan lain, oleh karena itu somber tulisan harus selalu disebutkan. KESIIAPULAN ATAU PENUTUP Setelah membuka tulisan pada pendahuluan pads Whir suatu tulisan kite harus membuat penutupnya. Pada ulas batik penutup dapat berupa sub judul kesimpulan atau pada beberapa pencifiitan benipa alinea terakhir untuk menyatakan tulisan sudah berakhir. Isi pemyatoan untuk ulas batik berupa iutisari kesimpulan fang penting dalam setiap sub judul yang sudah dipertimbangkan dan umumnya kesimpulan ini mernpakan jawaban dari tujuan penulisan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih lebih umum disampaikan pada penulisan hasil primer. Pernyataen disampaikan secara smgkat dan umumnya disampaikan pada yayasan pemberi dana penehtian dan pribadi yang terlibat dalam saran penehtian atau penmbuatan makalah yang tidak termasuk penulis. Pale prosiding lokakarya tidak ada disampaikan ucapan terinm kasih tersebut. Hal ini bukan merupakan keherusan tetapi umum dilakukan. BAHAN BACAAN ATAU DAFTAR PUSTAKA Pada penulisan teknis umum disebutkan sub judul bahan bacaan yang merupakan baban yang dipakai atau disitir dalem penulisan. Perbedaan baban bacaan den daftar pustaka, pads bahan bacaan penulis cumber bacaan tidak disebutkan pada isi naskah sedangkan pads daflar pustaka hams disebutkan . Penulisan nama pengarang harus ddakukan pada setiap penyitiran dengan mencantumkan nama keluarga saja den tahun penerbitan sesuai dengan penulisan pada daftar pustaka. Kesalaban yang terjadi umumnya jugs pada naskah dicantumkan nama kecilnya, nama kecil tersebut harus dihilangkan seperti pada contoh ini ".perencanaan yang fleksibel akan mudah untuk menyesuaikan rencana pads kondisi yang berubah (Mulyana. D, 1989)" (Kushartono dan Iriam, 1999). Seharusnya tidak diberikan titik di belakang Mulyaw dan disebutkan huruf D pada cumber tersebut, kemudian kurung pembuka dan penutup diletakkan sebelum titik. Penyitiran untuk tiga penulis atau lebih jugs tidak mencantu nkan sehuuh name
Temu Teibris F"ngslonal rnn Penebb 2000
penulis keluarga penulis pertama dan kemudian menyebutkan dkk. atau et al. (bahasa latin, karena itu dicetak miring) . Persyaratan penulisan bahan bacaan tergantung dari publikasi dimana naskah akan dipublikasi, tetapi standar penulisan harus mengandung: " Seluruh nama penulis sumber bacaan ditulis sebagai nama keluarga dengan nama kecil disingkat . " Tahun penerbitan. " Judul bahan bacaan. " Instansi dan tempat penerbitan buku, bila bahan bacaan berupa buku, untuk jurnal atau buletin (publikasi berkala) penerbit tidak perlu disampaikan tetapi perlu disebutkan nama makalah berkala beserta nomor volume penerbitan dan halamannya. " Bahasa penulisan mengikuti bahasa yang ditulis, bila bahasa Inggns diisampaikan dalam Inggris . " Unman penulisan mengikuti persyaratan, umumnya sesuai dengan abjad atau mengikuti nomor penyitiran yang sesuai dengan urutan penyebutan di dalam naskah pada penerbitan tertentu kedua sistem dipadukan yaitu ditulis berdasafcan abjad, tetapi disitir dalam bentuk penomoran. " Sistem tanda bacaan, apakah diletakkan koma atau Wk dan pengetikan huruf apakah diketik nuring atau tebal juga mengikuti persyaratan penerbitan. Pada prosiding lokakarya banyak sekali penulis yang tidak memperhatikan persyaratan penulisan bahan bacaan ini, walaupun makalah sudah ditulis dengan baik penyampaian bahan bacaan dengan banyak kesalahan menggambarkan pemrlis ceroboh dengan mengurangi mutu makalah. Contoh penyampaian : A. Buku Arsyad, S. 1976. Pengawetan dan air . Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor. Bradstrect, RB. 1985. The Kjeldahl Method for Organic Nitrogen. Academic Pres, New York dan London. B. Makalah Haijoutomo, S dan Sutarma . 1993 . Cara pembuatan dan penuujian Tuberkulin Glover buatan Balitvet, Bogor. Penyakit hewan 25 (5) : 20-24. Evans, D .A . and J.E . Bravo . 1983. Plant protoplast isolation and culture. 33-53 . In K.L. Giles (Ed). Plant Protoplast, CRC Press Inc. Ploroda. Judul ini merupakan makalah di dalam buku, perhatian cara penulisan judul buku dan nama redaksi/editor buku. C. Laporan Badan Litbang Pertanian. 1991 . Angka Kredit bagi jabatan teknisi penelitian dan perekayasaan . Departemen Pertanian, Jakarta.
Temu Teknis Fungnonal non Penelid 2000
(Perhatian bila tidak disemukan nama penulis, disebutkan nama laporan itu berasal atau jugs dapat disebutkan anonimus). ABSTRAK DAN RINGKASAN
Meskipun umumnya abstrak atau ringkasan dicantumkan di bawah nama penulis, keduanya dibuat sebaiknya setelah penulis naskah selesai. Abstrak ini umumnya dibuat dalam satu alinea yang bersambung, hanya kalau panjang sekali pads beberapa penerbitan dapat dipisahkan sesuai keingman penulis. Isi abstrak mencakup sedikit pendahuluan, tujuan penulisan (penelitian untuk makalah primer), nngkasan sub judul untuk ulas balik dan sedikit kesimpulan . Perbedaannya dengan penulisan ringkasan dibuat lebih rinci dan tidak dibatasi sesingkat abstrak. Bila kita perhatikan pada penerbitan makalah primer pada penerbitan berkala tertentu abstrak hanya dibatasi 150-250 kata sehingga tidak menyinggung pendahuluan sama sekali. KESIMPULAN Bila kita memperhatikan acuan di atas penulisan sebenamya dapat dilakukan siapa. Mulailah kita memperhatikan apa yang kita dapat ambil sebagai topik di sekitar kita. Wawasan kita hares dikembangkan dengan membaca dan kita cobs tuliskan sebagai alas balik. Dengan banyak berlatih memperhatikan, dan memperbaiki apa yang telah kita tulis jam terbang kita meningkat dan tercapai tulisan yang prima. DAFTAR PUSTAKA Day, R.A. 1979. How to Write and Publish a Scientific Paper. ISI Press, University Science Center, Philadelphia, U.S.A. Kushartono, B. dan N. Iriani. 1999. Tingkat kerugMn pada usaha peternakan ayam. h. 166-170. Dalam Penyunting Kalsid, E. dkk. Pros . Lokakarya. Fungsional Non Peneliti 1999 . Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertanian. . Marlina, N. dan S. Askar. 1998 . Lamtoro sebagai pengganti bungkil kedelai dalam ransum ayam petelur. h.97-100. Dalam Penyunting Kalsid, E. dkk. Pros. Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1998 . Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertanian . T. 1997. Penjabaran Pedoman penulisan untuk Buletin Teknik Pertanian. Purwadaria, h. 29-36. Dalam Penyunting Murtiyeni. Petunjuk Teknik Cara Penulisan untuk Teknisi Litkayasa. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Soedjianto dan M. Soehardjan. 1999. Teknik Menyusun tulisan ilmiah populer. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelittan . Sumadia, I. W.P. 1998. Petunjuk teknis pemeliharaan kelinci. 80-86. Dalam Penyunting Kalsid, E. dkk. Pros . Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1998. Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertaman.
Tenor Tekrds FLngsional ronPenelio 2000
Suwandi. 1999. Kasus kematian temak ruminansia keel di Balm Penelitian Temak Ciawi, . Dalam kurun waktu 1996-1998. h. 213-218. Dalam Penyunting Kalsid, E. dkk. Pros. Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1998. Puslithang Petemakan, Badan Lithang Pertanian . Yusuf, S. 1999. Sistem Pakar: Sistem yang mencoba menggantikan seorang pakar. h. 224-230 . Dalam Penyunting Kalsid, E. dkk. Pros. Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999. Puslitbang Petemakan, Badan Lithang Pertanian.