Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Analisis Dampak Kegiatan Retribusi Angkutan Di Depan Terminal Tipe B Kota Martapura OKU Timur Terhadap Karakteristik Lalau Lintas Jalan Lintas Tengah Sumatera Oleh: Ferry Desromi Abstract Traffic impact depends on the intensity of the activity system. The higher the intensity of the traffic impact is also greater good of the large volume of traffic also impacts the distribution. The higher the intensity of the activity system will lead to greater volume as well, while in terms of the distribution, the higher the intensity of the activity system wide impact on the number of affected roads. Keywords: Impact of traffic, vehicle, regulator Pendahuluan Intensitas sistem kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan, secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada kondisi lalu lintas jalan secara umum. Tingginya intensitas sistem kegiatan lalu lintas tentu saja akan mempengaruhi besarnya volume lalu lintas dan sebaran dampaknya. Oleh karena itu, analisis terhadap dampak lalu lintas dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. Menurut Mithani (1999:1), lalu lintas transportasi memberikan kontribusi yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ini tercapai apabila ada sistem transportasi yang efisien dan memadai untuk pergerakan manusia dan barang. Manfaat pengembangan sistem transportasi adalah menghubungkan kawasan kegiatan yang saling berjauhan, tulang-punggung bagi proses urbanisasi yang meningkatkan hubungan kota-desa, menentukan bentuk kota, meningkatkan mobilitas faktor-faktor produksi, mempengaruhi distribusi spasial kegiatan ekonomi. Pembangunan sektor transportasi dimaksudkan untuk menggerakkan berbagai potensi daerah, pembangunan sarana dan prasarana transportasi agar mampu menjadi pendukung pertumbuhan bagi kawasan-kawasan di perkotaan. Bagi daerah perkotaan, transportasi yang aman dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota juga menunjukkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapan penunjang (Nasution, 2004:23). Selain itu akan mempertinggi aksesibilitas dari potensi sumber daya dan memperluas pasar. Oleh karena beberapa hal tersebut, maka untuk mengetahui dampak dampak kegiatan retribusi di bahu jalan depan Teminal Tipe B Kota Martapura Kabupaten OKU Timur secara lebih jauh, penulis mengangkat judul ”Analisa Dampak Kegiatan Retribusi Angkutan di
Dosen Tetap Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Baturaja
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
1
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Depan Terminal Tipe B Kota Martapura Kabupaten OKU Timur Terhadap Karaktertistik Lalu Lintas Jalan Lintas Tengah Sumatera”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diteliti penulis adalah sebagai berikut: a. Berapa volume lalu lintas kendaraan yang melewati jalan depan terminal? b. Bagaimana kegiatan retribusi yang dilakukan di terminal? c. Bagaimana dampak kegiataan retribusi terhadap lalu lintas? Tujuan, Pembatasan Masalah dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang antara lain adalah: a. Bagaimana kegiatan retribusi yang dilakukan petugas terminal? b. Berapa volume lalu lintas kendaraan yang melewati terminal? c. Bagaimana dampak kegiataan retribusi terhadap lalu lintas? Mengingat keterbatasan sumber daya yang tersedia dan agar tidak meluas nya masalah ini serta keterbatasan waktu dan biaya maka, penelitian ini hanya dibatasi hanya pada dampak kegiatan retribusi angkutan di depan Terminal Tipe B Kota Martapura terhadap karakteristik lalu lintas Jalan Lintas Tengah Sumatera. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai permasalahan transportasi; b. Bagi instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam upaya kelancaran lalu lintas dan meminimalkan kecelakaan serta kerusakan jalan. Retribusi Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut Ahmad Yani (2002:55). Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6), “Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Terminal Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. Waktu dan Lokasi Penelitian Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
2
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Penelitian ini berlangsung selama 4 (empat) minggu dari tanggal 01 - 30 September 2012. Lokasi penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah di depan Terminal Tipe B Kota Martapura Kabupaten OKU Timur. Metode Penelitian Agar permasalahan dapat diselesaikan secara sistematis maka dibuat langkah penelitian yang ditunjukkan pada bagan alur penelitian di bawah ini. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Observasi Lapangan; metode observasi dipergunakan untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Pengamatan dilakukan dengan observasi langsung kondisi lokasi penelitian untuk memperoleh data yang aktual baik setelah ada usaha perbaikan maupun belum. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kondisi lingkungan dan geometri jalan, dan data keadaan arus lalu-lintas di depan Terminal Tipe B Kota Martapura Kabupaten OKU Timur. b. Data Sekunder 1). Dokumentasi Bentuk yang dalam mengumpulkan data cara ini yaitu catatan, transkrip buku, dokumen, peraturan, notulen, dan sebagainya (Arikunto, 1996:148). Metode dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data-data utama yaitu berupa data-data sekunder (data yang didapat secara tidak langsung di lapangan). 2). Studi Kepustakaan Penulis mengambil data-data dari buku literatur yang diperlukan untuk penyusunan laporan ini. Analisa dan Pembahasan Data Volume Kendaraan Setelah dilakukan kegiatan survei, data mentah yang didapat dari masing-masing titik survei terlebih dahulu disusun dalam bentuk tabel sebagaimana yang terdapat pada bagian lampiran. Adapun rekapitulasi hasil survei untuk masing-masing jenis kendaraan untuk kedua arah pergerakan kendaraan. Rekapitulasi Hasil Survei Per Hari dari Arah Martapura-Lampung Dari hasil survey di lapangan didapat jumlah kendaraan berdasarkan jenis-jenis kendaraan dapat dilihat dari table sebagai berikut:
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
3
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 1. Rekapitulasi Lalu Lintas Harian Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
SM
MP
PICK UP
BUS
TRUCK
5079 3187 2753 3520 4306 3429 3063
1044 1258 1576 1111 808 803 724
340 283 210 300 224 289 261
93 66 98 103 87 91 93
729 739 1151 1131 681 937 770
Rekapitulasi hasil Survei dari arah Lampung-Martapura Dari hasil survey di lapangan didapat jumlah kendaraan berdasarkan jenis-jenis kendaraan dapat dilihat dari table sebagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Lalu Lintas Harian Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
SM
MP
PICK UP
BUS
TRUCK
5180 3145 2649 2670 2380 3976 2761
1301 1419 671 717 604 927 754
372 308 261 393 317 335 347
56 68 128 82 85 66 58
1107 1059 452 677 850 1050 929
Dari hasil tersebut dapat diketahui persentase tarikan perjalanan hasil pembebanan dimasing-masing ruas jalan sebagai dampak beroperasinnya arah Baturaja menuju Lampung. Dihitung berdasarkan total perjalanan (dalam SMP) dibagi volume kendaraan total hari kerja. Tabel 3. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Perjam Perhari Arah Martapura-Lampung Volume Lalu Lintas Senin 777 1040 907 734 607 500 552 519 499 397 414 339 7285
Selasa 581 528 424 518 445 371 391 455 457 504 590 446 5710
Rabu 659 549 690 519 384 372 396 518 467 406 442 386 5788
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
627 546 664 538 636 478 483 474 409 428 457 426 6166
523 553 437 411 766 671 567 530 382 418 438 410 6106
652 768 564 606 570 406 340 288 361 360 382 252 5549
201 458 366 531 501 432 360 416 469 411 453 310 4908
Total
Rata-rata
4020 4442 4052 3857 3909 3230 3089 3200 3044 2924 3176 2569 41512
670 740 675 642 651 538 514 533 507 487 529 428 -
Sumber : Hasil Analisis
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
4
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 4. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Perjam Perhari Arah Lampung –Martapura Volume Lalu Lintas Senin 461 508 584 660 883 791 795 1074 678 639 533 547 8126
Selasa 554 561 525 518 386 527 364 494 547 436 511 576 5999
Rabu 466 498 290 263 304 334 399 295 372 412 253 278 4164
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
508 545 440 327 317 431 495 250 255 286 288 437 4579
425 366 365 290 397 440 380 400 269 312 304 281 4229
497 402 500 600 520 574 694 708 482 412 439 421 6354
306 314 262 502 447 404 445 444 548 537 566 367 4849
Total
Rata-rata
3217 3173 2966 3160 3254 3501 3572 3665 3151 3034 2894 2907 34071
536 528 494 526 542 583 595 610 525 505 482 485 -
Sumber : Hasil Analisis
Dari data diatas didapat pergerakan kendaraan yang masing-masing dalam satuan/unit kendaraan dalam tiap jenisnya diatas harus diolah terlebih dahulu dan dikonversikan kedalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) sesua dengan ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Penentuan nilai volume (V) adalah berdasarkan pada rumus yang didapat pada bab II maka dimana nilai volume pergerakan kendaraan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: V = (SM x 0,4 ) + ( MP x 1,0) + (AU x 1,0) +(PU x 1,0) = ( 655 x 0,4) + ( 51 x 1,0) + (2 x 1,0) + (69 x 1,0) = 262 + 51 + 2 + 69 = 384 smp/jam
Berikut ini data-data hasil survei volume lalu lintas yang dikonversikan kedalam Satuan Mobil Penumpang (SMP): Tabel 5. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Pada Hari Senin (Arah Martapura-Lampung) Periode
SM
MP
PICK UP
BUS
TRUCK
Volume
06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 11.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 17.00 17.00 – 18.00
655 951 663 485 363 284 342 298 321 247 271 199
51 44 143 130 127 111 101 92 88 52 62 43
25 34 29 33 29 27 37 27 26 30 27 16
2 11 14 12 7 4 6 15 10 3 5 4
44 58 74 81 74 66 87 54 65 49 77
129 173 151 122 101 83 92 86 83 66 69 56
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
5
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 6. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Pada Hari Senin (Arah Lampung-Martapura) Periode
SM
MP
PICK UP
BUS
TRUCK
Volume
06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 11.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 17.00 17.00 – 18.00
330 363 422 376 641 488 547 671 406 306 336 294
53 73 81 126 112 129 137 190 124 87 96 93
14 17 18 42 37 33 30 44 33 33 30 41
4 8 1 5 4 7 5 3 7 4 5 3
60 47 62 111 89 134 76 166 108 72 66 116
76 84 97 110 147 132 132 174 113 106 89 91
Sumber : Hasil Analisis
Dari data diatas maka volume kendaraan di jalan dari arah Martapura-Lampung dan arah Lampung-Martapura adalah 384 SMP/Jam. Analisa Data Setelah dilakukan tampilan dan pengolahan data pada bagian ini akan dilanjutkan dengan analisa data sebagai berikut : Analisa Komposisi Lalu Lintas Pada ruas jalan jenis dan jumlah kendaraan yang melaluinya akan memiliki karakteristik tersendir, misalnya jalan tersebut didominasi oleh jenis kendaraan sepeda motor. Karekteristik ini bisa saja berbeda dengan ruas jalan nya seperti jalan lintas Martapura-Lampung yang mendominasi oleh jenis kendaraan dan angkutan barang seperti truk dan pick up. Adapun karakteristik dominasi kendaraan tersebut dilihat dari pada grafik komposisi lalu lintas. Untuk komposisi lalu lintas perhari berdasarkan data pada tabel diatas yang kemudian diolah lebih lanjut sebagai berikut: Tabel 7. Komposisi Lalu Lintas Perhari (Arah Martapura -Lampung) Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah Rata-rata Persentase (%)
Volume Lalu Lintas PU BUS
SM
MP
5079 3187 2753 3520 4306 3249 3063 25157 3593,86 64%
1044 1258 176 1111 808 803 724 5924 846,29 15%
340 283 210 300 224 289 261 1907 272,43 5%
93 66 98 103 87 91 93 631 90,14 2%
TRUCK 729 739 481 1131 681 937 770 5468 781,14 14%
Total 7285 5533 3718 6165 6106 5369 4911 39087 100%
Sumber : Hasil Analisis
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
6
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Dari hasil analisa data diatas dapat diperoleh grafik komposisi pada arah gerakan Martapura-Lampung adalah sebagai berikut: Grafik 1. Komposisi Lalu Lintas Perhari (Martapura-Lampung)
Sedangkan untuk pergerakan kendaraan arah Lampung-Martapura adalah sebagai berikut: Tabel 8. Komposisi Lalu Lintas Perhari (Arah Lampung- Martapura) Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah Rata-rata Persentase (%)
SM 5180 3145 2649 2670 2380 3476 2761 22261 3180,14 68%
Volume Lalu Lintas MP PU BUS 1301 372 56 1419 308 68 671 261 128 717 393 82 604 317 85 927 335 66 754 347 58 6393 2333 543 913,29 333,29 77,57 20% 7% 2%
TRUCK 1107 1059 452 677 850 1050 929 1020 874,86 3%
Total 8016 5999 4161 4539 4236 5854 4849 32550 100%
Grafik 2. Komposisi Lalu Lintas Perhari (Lampung-Martapura)
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
7
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Berdasarkan hasil survei dilapangan didapatkan beberapa fakta diantaranya: a. Pada kedua jalur pergerakan kendaraan untuk komposisinya relatif sama. b. Kedua jalur didominasi oleh kendaraan sepeda motor. Tabel 9. Rata-Rata Volume Lalu Lintas (smp/jam) No. Arah Gerakan 1. Martapura-Lampung 2. Lampung –Martapura Total Volume Ruas Jalan
Rata-rata Volume Lalu Lintas (smp/jam) 1020 911 965,5
Dari data diatas volume lalu lintas kendaraan pada jalan lintas Martapura-Lampung adalah 965,5 smp/jam. Analisa Kelandaian Jalan Berdasarkan data JPS yang didapatkan dari hasil penelitian maka untuk mendapatkan tingkat kemiringan jalan digunakan rumus sebagai berikut: Gambar 1. Tingkat Kemiringan Jalan
124 – 111 = 13 m
24 – 108 = 16 m
124 m
13 m 342 m
318 m
111 m
108 m 660 m
a. Perhitungan Tingkat Kemiringan dari arah Martapura-Lampung C = √ a² + b² = √ 13² + 342² = √ 169 + 116.964 = 342
Jadi, derajat kemiringan jalan adalah 360 - 342 = 18o Persentase kemiringan jalan adalah 342/100% = 3,42% b. Perhitungan Tingkat Kemiringan dari arah Lampung-Martapura C = √ a² + b² = √ 16² + 318² = √ 256 + 101.124 = 318
Jadi, derajat kemiringan jalan adalah 360 - 318 = 42o Persentase kemiringan jalan adalah 318/100% = 3,18%
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
8
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Berdasarkan Tabel 2.3 pada bab II hal 25 maka kemiringan dijalan ini dikatakan layak untuk kendaraan penumpang dan dikatakan tidak layak untuk kendaraan berat seperti Truck. Analisa Tundaan Tundaan bisa didapat dengan melakukan survei secara langsung dilokasi studi. Dengan mengetahui kendaraan yang melewati jalan Lampung-Martapura maupun sebaliknya yang terhalang turunaa, maka dapat diklasifikasikan kedalam kendaraan yang terhenti, kendaraan tidak terhenti serta kendaraan yang sedang menunggu antria distribusi dalam interval 5 detik. Untuk menghitung tundaan adalah sebagai berikut: Tabel 10. Hambatan Pada Saat Retribusi
Jenis Kendaraan
07.35
Detik Ke 12.45 14.45
17.00
00-5 SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
3 3 1 7
1 3 1 4 9 JR = 39
1 1 1 4 7
5 2 2 1 6 16
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 1 2 2 5 1 3 4 6 5 4 13 20 JB = 13 JT = 20
Catatan: JR = Jumlah Kendaraan Yang Antri Tiap Range 15 detik JB = Jumlah Kendaraan Berhenti JT = Jumlah Kendaraan Tidak Berhenti
a. Total Tundaan (T) T = JR x 5 = 39 x 5 = 195 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 5 ) = ( 39 X 5 ) = 15 detik JB 13 c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 13 x 100% JR 39 = 33,33 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK) RTSK = = = 5,9 detik Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
9
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 11. Hambatan Pada Saat Retribusi
Jenis Kendaraan
07.55
Detik Ke 08.05 08.45 00-10
SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
2 5 7
2 1 3 6 JR = 19
2 4 6
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 1 2 1 1 2 3 2 2 4 4 10 12 JB = 10 JT = 12
a. Total Tundaan (T) T = JR x 5 = 19 x 10 = 190 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 10 ) = ( 19 X 10 ) = 19 detik JB
10
c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 10 x 100% JR 19 = 52,63 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK)
RTSK = = = 1,58 detik Tabel 12. Hambatan Pada Saat Retribusi Jenis Kendaraan SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
08.00 3 2 1 6
Detik Ke 10.35 11.15 00-7 3 3 1 1 1 1 1 3 4 9 9 JR = 39
18.00 2 1 3 9 15
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 2 1 1 2 1 1 1 2 3 2 8 8 JB = 8 JT = 8
a. Total Tundaan (T) T = JR x 7 = 39 x 7 = 273 kend.detik Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
10
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 10 ) = ( 39 X 7 ) = 34,12 detik JB
8
c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 8 x 100% JR 39 = 20,51 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK)
RTSK = = = 4,26 detik Tabel 13. Hambatan Pada Saat Retribusi Jenis Kendaraan
Detik Ke 08.15 08.20 09.10 09.30 10.50 11.00 00-8
SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
1 3 4
2 1 1 1 5
1 2 1 2 2 2 5 5 JR = 41
2 1 5 8
5 5 4 14
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 7 10 JB = 7 JT = 10
a. Total Tundaan (T) T = JR x 8 = 41 x 8 = 328 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 8 ) = ( 41 X 8 ) = 46,85 detik JB
7
c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 7 x 100% JR 41 = 17,07 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK)
RTSK = = = 4,68 detik
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
11
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 14. Hambatan Pada Saat Retribusi Jenis Kendaraan
09.35
SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
5 3 1 9
10.20
Detik Ke 12.00 13.15
14.00
00-4 2 1 1 2 6
2 1 1 1 3 8 JR = 49
2 2 1 5 10
3 3 10 16
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 9 10 JB = 9 JT = 10
a. Total Tundaan (T) T = JR x 8 = 49 x 4 = 196 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 4 ) = ( 49 X 4 ) = 21,77 detik JB
9
c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 9 x 100% JR 49 = 18,36 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK) RTSK = = = 2,17 detik Tabel 15. Hambatan Pada Saat Retribusi Jenis Kendaraan SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
10.15 1 3 2 6
Detik Ke 11.30 13.40 00-3 5 1 1 3 3 4 4 12 9 JR = 34
14.15 2 2 3 7
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 2 2 1 1 1 2 1 3 1 1 6 9 JB = 6 JT = 9
a. Total Tundaan (T) T = JR x 3 = 34 x 4 = 136 kend.detik
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
12
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 3 ) = ( 34 X 3 ) = 17 detik JB
6
c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 6 x 100% JR 34 = 17,64 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK)
RTSK = = = 6,8 detik Tabel 16. Hambatan Pada Saat Retribusi Jenis Kendaraan SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
Detik Ke 10.35 15.30 00-6 1 3 2 6
5 3 4 12 JR = 18
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 1 2 2 1 1 1 2 3 2 1 8 8 JB = 8 JT = 8
a. Total Tundaan (T) T = JR x 6 = 18 x 6 = 108 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 6 ) = ( 18 X 6 ) = 13,5 detik JB 8 c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 8 x 100% JR 18 = 44,44 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK) RTSK = = = 6,75 detik
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
13
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Tabel 17. Hambatan Pada Saat Retribusi Detik Ke 09.20
Jenis Kendaraan
00-13 SM PU MP BUS TRUCK Sub Total Total
2 1 2 5 10 JR = 10
Arus Yang Masuk Kendaraan Kendaraan Tidak Berhenti Berhenti 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 7 8 JB = 7 JT = 8
a. Total Tundaan (T) T = JR x 13 = 10 x 13 = 130 kend.detik b. Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = (JR X 13 ) = ( 10 X 13 ) = 18,57 detik JB 7 c. Persentase Kendaraan Tertunda = JB x 100% = 7 x 100% JR 10 = 70 % d. Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK) RTSK =
=
= 8,66 detik Jadi, Rata-rata Tundaan Kendaraan Yang Berhenti (RTKH) RTKH = 15 + 19 + 273 + 328 + 196 + 136 + 108 + 130 = 150, 6 detik 8 Rata-rata tundaan untuk semua kendaraan (RTSK) RTSK = 5,9 + 1,58 + 4,26 + 2,17 + 6,8 + 6,75 + 8,66 = 4,5 detik 8 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil survey maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Petugas melakukan pemunggutan retribusi di badan jalan dengan kelandaian dapat mengakibatkan kecelakaan, dan kemacetan. b. Dari hasil pengamatan dari jumlah kendaran yang melewati jalan adalah 384 smp/jam c. Dari hasil pengamatan dampak yang akan terjadi adalah dapat mengakibatkan kecelakan, kemacetan, serta dapat mengakibatkan kerusakan jalan.
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
14
Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012
ISSN: 2087 – 1902
Sedangkan saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: hendaknya pada jalan Lampung-Martapura atau sebaliknya retribusi tidak lagi dilakukan di badan jalan karena ini dapat menyebabkan terjadinya hambatan yaitu pada saat pemberhetian kendaraan untuk mengambil retribusi.
DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta offset Nasution. M. Nur. 2004. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Ofyar, Z. Tamin. 2000. Perencanaan dan Pengembangan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Poerwadarminta.1995 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Wells. G. R. 1993. Rekayasa Lalu Lintas. Bharata: Jakarta Wells. G. R. 1994. Dasar-dasar Perencanaan Geometri Jalan. Bandung : Nova. Mithani, Dawood. M. 1999, ”Some Reflection on Transportation System Development and Environmental”. Jurnal Manajemen Transportasi, Vol. 01 No. 01 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 1992. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. 2006. Jakarta: Sinar Grafika.
Ferry Desromi, Hal; 1 – 15
15