Tew Tat= FWWsional mn Penehd 2000
PENENTUAN ENERGI METABOLIS (EM) BAHAN PAKAN AYAM DI KANDANG PERCOBAAN UNGGAS CIAWI Haryono dan A . L-iaWo Balai Penelitian Ternak P.O. Baz 221, Bogor 16002
RINGKASAN Komposisi bahan pakan dalam ransom ayam merupkan salah saw faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuban dan p uduksinya, oleh sebab itu perlu diketahui kandungan gizinya sehingga diperoleh ransom yang sesuai, dianturwya kebutuhan energi metabolis (EM). Pengetahuan tentang p = litian kandumgan EM babas pakan untuk nmyus m ransom ayam sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kalormya . Pdnksaoam pengukuran EM dilakukaa di kandang percobaan unggas . Balai Pen ditiaa temak Ciawi, mmggunakan 30 ekor ayam ras jantan dewasa. Adapun behan pokan yang digunakan untuk mengetahut kandungan EM yaitu dedak padr dan tepung onggok, yang masing-masing kandumgan gross enagi (GE) sebesar 3786 dim 3966 Kkal, maka kandungan EM dari dedak padi (2531,25 KkaI/kg ± 16,7) don tepung onggok (1352 Kkal/kg ± 9,4) berdasarkan bobot keringaya Kata kunoi : enerp mdabolisme, bahan pakan dan ayam jantam
PENDAHULUAN Di dalam usaha peternakan, untuk mencapai tingkart produksi ternak yang menguntungkan terdapat beberapa faktor yang perlu dipertahankan, yang diantaranya adalah pakan temak. Penyusan ransum yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tiap perdiode umur ayam dipenganrhi oleh nilai gizi bahan makanan yang diperguntkan . Sedapat mungkin menggunakan bahan yang mudah diperoleh, harga relatif murah dan kualitasnya memenuhi syarat. Di Indonesia banyak bahan-bahan pakan utama yang digunakan untuk menyusun ransum ayam, diaiitaranya dedak padi, jagung, bungkil kedele, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung onggok dan bahan sampingan lainnya. Komposisi bahan pakan dalam ransum ayam merupakan salah satu falaor yang dapat mempengaruhi pertwnbuhan dan produksi, oleh sebab itu bahan pakan penyusun perlu diketahuai kandungan gizinya, antara lain nilai energi/kalori untuk menentukan ranstm yang sesuai dengan kebutuhan energi metabols (EM) yang akan dikonsumsi ayam. Seperti ayam petelur agar mencapai pertumbuhan dan produksi telur yang optimal memerlukan energi metabolis yang berbeda berdasarkan tingkat umur ayam, atau periode ayam petelur (starter, grower, layer dan, finsher) . Pengnkuran kandungan energi secara langsung pada ayam bertujuan untuk mengetahui nilai energi metabolis bahan pakan ayam dengan tepat sebelum menyusun ransum jadi, sehingga kandungan EM pada jenis ransum yang akan dikonsumsi ayam dapat terpenuhi mentuut standar kebutuhan.
185
Temu Teknis Fungsional non Penetiti 200!)
Karena masih langkanya sumber teknologi tersebut, maka hasil analisa/teknik dari metode ini dapar digunakan untuk menambah infonmsi dan pengetahuan bag, pengusaha peternakan ayam maupun pengusaba pakan ternak, khususnya tentang teknik penentuan energi pada ayam . Penggunaan dan distribusi energi dalam tubuh ayam dari makanan yang dikonsumsi untuk proses produksi, pertumbuhan dan kebutuban pokok bidup, dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
Energi Tercerna
Energi Metabolis
Energi Netto
Energi Kotoran
Energi Urine
Energi Panas Tubuh
L*A& Per mbW=& PM&Aic s, Tehu & bulu)
Energi Bruto (Gross Energi) Untuk : Pohok bidup (metabohsme, At & m-Sahc prns bno
Gambar 1 . Distribusi dan penggunaan energi dalam tubuh ayam Nilai energi dalam bahan makanan untuk ayam dapat dinyatakan dalam bentuk ssatuan kalori atau joule (Anonymous, 1977) . Energi Bruto (Gross Energy) Energi bruto (EB) merupakan sejumlah panas yang dibebaskan apabila suatu bahan makanan dioksidasi secara total dalam `Bomb Calorimeter yang mengandung 2530 atmosfir oksigen (Anonymous, 1977 ; Hartadi ; dkk, 1980) .
1 86
Temu Teknis Fungsional non Penelib 2000
Energi Tercerna (Digested Energy) Energi tercerna (ET) adalah energi bruto makanan dikurangi energi bruto kotoran atau dapat dinyatakan sebagai energi terabsorbsi atau energi dari makanan yang tercerna (Hartadi, dkk, 1980) Energi Metabolis (Metabilizable Energy) Energi metabolis (EM) merupakan energi makanan yang tersedia bagi ternak untuk metabolisme pokok hidup, pertumbuhan ; mengemukakan dan produksi telur bagi ayam petelur (Ewing, 1963). EM bahan makanan dihitung dari EB bahan makanan yang dikonsumsi ayam dikurangi dengan EB dalam kotoran, energi beruipa gas dan urine (Hartadi, dkk., 1980). Energi netto (net Energy) Energi netto (EN) adalah energi sisa dad makanan yang dihihmg melalui EM dikurangi pans dan metabolisme zat makanan atau EB dan pertumbuhan jaringan atau basil dan metabolisme ditambah dengan energi untuk kebutuhan pokok hidup. EN terdiri dari insudfungsi yang digunakan secara jelas untuk pokok hidup (maintenance) atau pertumbuhan dan produksi (Anonymous, 1977), energi dibutuhkan ayam untuk • Mempertahankan suhu tubuh yang normal dan keaktifan fisik/biologis untuk kelangsungan hidupnya. • Perturnbuhan dan penambahan jaringan tubuh serta untuk keperluan produksi . (Scott et al, 1976) .
MATERI DAN METODE Pengamatan penentuan energi metabolis (EM) dilakukan program unggas, Balai Penelitian Ternak, Ciawi pada tanggal 4 sampai 11 Jun 2000. Mated yang digunakan adalah 30 ekor ayam ras jantan jems coklat (stain babcock) berumur lebih dan 1 tahun, semua ayam ditempatkan di kandang batere individu, kandang berukuran panjang x lebar x linggi (55 x 35 x 60 cm), ditempatkan di ruang tertutup dengan ventilasi yang cukup. Air mimim ayam diberikan secara ad libitum dengan ditambahkan obat anti stress dan vitamin untuk menjaga konmdisi tubuh ayam pada saat dipuasakan . Bahan pakan ayam yang ditentukan kandungan energinya adalah dedak padi (kualitas sedang), dan tepung onggok yang merupakan sisa pengolahan pabrik tapioka . Alat-alat yang digunkakan untuk pelaksanaan determinasi EM terdiri dan timbangan merk "Berkel" untuk menimbang ayam, timbangan elektrik untuk sampel bahan dan feses, pipa corong aluminum (funnel) lengkap dengan pendorongnya, kantong plastik, wadah plastik, tempat penampung kotoran yang terbuat dad fibre glass, oven dan mesin giling sampel . Metode yang digunakan untuk penentuan EM pada ayam adalah metode "Sibbald" karena cara ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, terutama tingkat kegagalannya/ennr kecil atau lebih akurat serta praktis
1 87
Tenor Tekrss Fungsionol non Pen-lift 2000
dikerjakan Masing-masing bahan pakan yang dicoba sedikitnya diberikan untuk 5-6 ekor ayam jantan sebagai nlangan Parameter yang diukur terdiri dari bobot sanipel bahan pakan yang diberikan pada ayam (gram/ekor), bobot basah dan keying dan total koleksi kotoran/faeses (graWekor) ayam yang diberi makan dan total kolesi kotoran ayam yang tidak diberi makan yang digunakan sebagai kontrol endogenous energi, analisa gross energi (GE/kkal) dan sampel bahan pakan dan kotoran yang diuji dengan alat : Bomb calorimeter. Teknik din Tahapan Perlakuan Penentuan EM pada Ayam Ayam jantan yang akan digunakan harus diseleksi dulu, kondisinya sehat dan diberikan makanan kontrol (ransum petelur afkir) sebelumnya untuk masa prelim selama sedikitnya tiga hari, selanjutnya mulai perlakuan dengan bahan pakan yang diuji, melalui tahap-tahap sebagai berikut 1 . Semua ayam jantan ditimbang bobot badannya, kemudian dikelompokkan sesuai dengan rataan bobotnya dan ditentukan jumlah ayam yang dikembangkan sebagai ulangan pengujian. Ayam sebelumnya dipuasakan selama 24 jam dan hanya diberi minim saja. 2. Mulai perlakuan path ayam diberi makan de igan baban peroobaan sera blob paksa ('force leeding ") berupa dedak path dan tepung onggok masing-masing 25-40 gram per ekor, yang dimasAdcan sampai temboloknya dengan alat 'aiumel ' sedikit demi sedildt sampai habis (Gambar. 2) .
F--I
gI
a
Sz1Cm
40 1d ---I Cm
37 Cm
Gambar 2 . Alat Corong Loloh Paksa (Funnel)
1 88
4
Temu Teknis Fungnonai non Penehh 2000
3 . Sebaian ayam yang tidak diberi makan (unfeed) dalam waktu bersamaan digunakan sebagai kontrol endogenuous energi sedikitnya 5 ekor. 4 . Seluruh ayam yang diuji mulai dipuasakan makan, dan ditampung kotorannya (dropping) selama lebih kurang 24 sampai 36 jam, kemudian diangkat fecesnya dan ditimbang bobot basahnya, kotoran ditempatkan dalam wadah khusus yang diberi nomor sesuai dengan ayamnya . Kemudian selunih sempel kotoran dikeringkan di oven sampai kering . 5 . Setelah diangkat dari mesin pengering, sampel kotoran murni (bebas dari bulu dan kulit kaki) ditimbang bobot keringnya, kemudian digiling, selanjutnya semua sampel bahan dan feces dikirim ke laboratorium untuk dianalisis kandungan energi bruto (EB) dan kadar airnya (BK) . 6 . Langkah terakhir setelah dianalisa laboratorium selesai, baru diadakan perbitungan nilai energi metabolisme (EM) dengan "metode sibbald" . Untuk mengetahui besarnya nilai energi metabolis (EM) dan bahan pakan dapat dihitung menggunakan minus sebagai berikut EM = { (TPBxBKpx EBB)- { (TKfxBKfxEBf)- { (TFkxEBk)1= Kkal/kg (TPp x BKp) Keterangan EM TPp BKp EBp TKf
= Energi Metabolis =Total Pemberian Pakan = Bshan Kering Pakan = Energi Bruto Pakan = Total Kering Feces
BKf EBf TFk EBk
= Bahan Kering Feces = Energi Bnrto Feces = Total Feces Kontrol = Energi Brute Feces Kontrol
r
r~ir~ll, 411
r ri
VT .
Gambar 3 . Teknik Pemberian pakan secara Loloh Paksa (Force Feeding) path ayam jantan untuk menentukan Energi Metabolish (Metode Sibbald)
189
Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan untuk penentuan nilai energi metabolis (EM) bahan pakan ayam yang terdiri dari dedak padi dan tebung onggok berdasarkan "metode sibbald" dapat kami tampilkan pada tabel 1 dibawah ini Tabel 1 . Hasil perhitungan kandungan energi metabolis (EM) dalam Dedak dan Onggok Nama Bahan 1 . Dedak Padi
Parameter yang diukur pads ayam jantan Total pemberian pakan (gram) per ekor
Hasil/Rataan
SD ±
40
0
Energi bruto pakan dedak (kal)
4269
0
Bahan keying pakan (%)
89,28
0
Total keying feces (gram) per ekor
12,7
4,6
Energi bruto feces (kal)
3786
0
Bahan kering feces (%)
90,72
0
2531,25
16,7
40
0
Energi bruto pakan onggok (kal)
3600
0
Bahan kering pakan (%)
85,49
0
Energi metabolis dedak (Kkal/kg) 2 . Onggok
Total pemberian pakan (gram) per ekor
Total keying feces (gram) per ekor
Kontrol (Feces Endogenous)
19,6
11,2
Energi bruto feces (kal)
3966
0
Bahan kering feces (%)
82,68
0
Energi metabolis onggok (Kkal/kg)
1352
9,4
Total kering feces kontrol (gram)
5,27
7,4
Bahan keying feces kontrol (%)
87,0
0
Energi bruto feces kontrol (kal)
2486
0
Ayam dipuasakan
Keterangan : Hasil analisa laboratorium Balitnak Ciawi Bogor (berdasar bobot kering).
Bahan pakan dedak padi yang merupakan bahan pokok untuk campuran ransum ayam, dihasilkan dari sisa pabrik perggilingan padi sangat berpariasi nilaikandungan gizinya . Faktor yang mempengaruhinya terdiri dari jenis padi yang digiling. hasil tahapan penggilingan gabah dalam mesin, kandungan serat kasar dan energinya serta faktor lainnya diantaranya perlakuan pedagang dedak yang mencampur dengan bahan lain. Disini pentinya diadakan penentuan analisa kandungan energinya sebelum bahan tersebut digunakan menyusun ransum ayam sehingga hasilnya diharapkan dapat sesuai dengan tingkat kebutuhannya .
1 90
Temu Teknis Fungsional non Penelin 2000
Dan hasil analisa dedak padi mempunyai energi bnrto sebesar 17,87 MJ atau 4269 kalori, dengan pemberian pada ayam jantan sebesar 40 gram per ekor, maka ratarata berat kotoran kering yang dihasilkan per ekor sebesar 12,7 gram ± 4,6 dan energi brutonya sebesar 15,85 MJ = 3786 kalori . Selanjutnya setelah diketahw nilai energi netto maka dedak padi yang dicobakan pada ayam kandungan energi metabolis (EM) sebesar 2531,25 Kkal/kg ± 16,7 . Maka dedak padi yang analisa tergolong kualitasnya yang baik dan dapat sebagai campuran pada ransum ayam pedaging maupun ayam petelur sesuai dengan standar kebutuhannya . Tepung onggok merupakan bahan sisa penggilingan pabrik tapioka yang masih dapat digunakan sebagal bahan tambahan pada ransum ayam, yang mana selain karbohidratnya cukup tinggi juga mengandung energi bruto (EB) sebesar 15,07 MJ = 3600 Kkal . Dalam pemberian yang sama dengan dedak sebesar 40 gram per ekor pada ayam jantan maka sisa yang diserap dalam tubuh ayam yang berbentuk kotoran (feces) rata-rata seberat 19 .6 gram dan energi bruto pada kotoran sebesar 16,6 MJ = 3966 Kkal . Maka nilai energi metabolisme untuk tepung onggok sebesar 1352 Kkal/kg, karena onggo mengandung nilai gizi makanan yang rendah, tetapi setelah diukur kandungan energi metabolisme yang cukup besar maka untuk daerah yang banyak menghasilkan singkong yang diolah menjadi tapioka ampasnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak khususnya ternak unggas .
KESIMPULAN Dan sampel bahan pakan ayam yang berasal dari basil sampingan pabrik penggilingan basil pertanian yakni berupa dedak path dan tepung onggok yang diberikan path ayam diperoleh nilai energi metabolisme masing-masing 2531 dan 1352 Kkal/kg, dan dapat digunakan untuk bahan campuran ransum ternak (ayam) pedaging dan petelur . Metode penentuan EM ini apabila diperlukan dan memungkinkan dapat dilakukan di lapangan (diluar kandang percobaan unggas Balitnak), atau menggunakan pejantan ayam kampung sebagai hewan percobaan sehingga hanya perlu membawa basil sampelnya (bahan dan feces) yang siap dianalisa di laboratorium untuk diketahui nilai energinya.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous . 1977, Nutrient Requirement of Poultry, Number l . 7 h Rev. Ed. The NRC . NAS . Washington, D .C . Anggorodi, R . 1985 . Kemajuan Kutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas . Penerbit Universitas Indonesia . Hal : 72-87 . Hari Hartadi, Soedomo . R., Soekanto, L . dan A .D . Tillman. 1980 . Tabel-tabel dari Komposisi Bahan Makanan Untuk Indonesia . Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada . Program EFD . Yayasan Rockefeller, Yogyakarta .
191
Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000
Scott, M .L ., M.C . Nesheim and R .J, Young . 1976 . Nutrition of the Chicken . lid ED. M .L . Scott and Assosiates. Ithaca. New York . .R. 1977 . The Metabolizable Energy Values of some Feedingstuffs . Poultry Sibbald, I Sci ., 56 : 380-382 .
1 92