NOTULENSI Acara
: Rapat Awal PPSP & Perkenalan
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2010 Pukul
: 09.30 WITA - Selesai
A. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Nyoman Genep, MT) dan dilanjutkan oleh Kadis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Drs Ida Bagus Suarjana)
B. PERKENALAN FASILITATOR Tujuan Fasilitasi PPSP : •
Membantu pemerintah Daerah dalam mengembangkan peningkatan penyediaan layanan sanitasi perkotaan, yang ditargetkan dengan focus pada penyediaan layanan sanitasi yang berkelanjutan dan pro warga miskin
•
PPSP lebih membantu reformasi kelembagaan untuk memastikan bahwa pembuatan keputusan dan perencanaan strategis dilaksanakan secara efektif dan dikoordinasikan dengan baik oleh Pemda ybs.
Tujuan Fasilitasi Spesifik : •
Untuk membentuk lingkungan yang konstruktif dan interaktif bagi kelompok kerja atau Pokja Sanitasi
•
Membantu Pokja Sanitasi dalam mencapai konsensus, Pokja Sanitasi bisa bekerjasama dan mewujudkan sinergi secara efektif
•
Mendorong partisipatif dan meningkatkan produktifitas anggota Pokja Sanitasi, Karena Fasilitasi dalam konteks PPSP difocuskan dengan jelas untuk menghasilkan keluaran tertentu seperti Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota ( SSK ).
Sasaran Program Nasional PPSP Sasaran Program Nasional PPSP 2010-2014 : Indonesia bebas Buang Air Besar Sembarangan ( BABS ) pada 2014, perluasan sistim Sewerage 16 Kota, On Site dan Off Site di 226 Perkotaan Indonesia Bersih 2014 : Pembudayaan Praktek 3 R dan pengelolaan dan Pengolahan persampahan berwawasan lingkungan Meminimalkan genangan pada 100 kawasan Strategis perkotaan seluas 22.500 HA.
Untuk menghilangkan hambatan peningkatan produktifitas & mencegah kerugian ekonomi.
Definisi Fasilitator #
Fasilitator adalah orang yang membantu sekelompok orang dalam memahami tujuan bersama dan menyusun renvcana untuk meraih tujuan, tanpa mengambil posisi penentu.
#
Fasilitator berusaha membantu kelompok dalam mencapai konsensus, agar tindakan dimasa depan mempunyai landasan yang kuat.
Bidang Hasil dan Tugas Teknis :
Memastikan bahwa proses pertemuan Pokja berjalan Lancar dan Efektif, yakni pertemuan-pertemuan rutin, Internal, Insidentil dan pertemuan dengan Fasilitator Produk.
Membantu Pokja sanitasi dalam advokasi isi produk Pokja Sanitasi ( Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota ) untuk para pembuat keputusan dan pemangku kepentingan di tingkat Provinsi dan Kota
Menjadi penghubung antara Fasilitator Produk dan para anggota Tim Teknis Sanitasi, membantu pelaksanaan studi pendukung pengembangan Buku Putih Sanitasi dan SSK, termasuk Rencana Tindak maupun kegiatan lanjutannya.
Bidang Hasil dan Tugas Pelaporan : •
Menyusun Berita Acara Pertemuan Pokja Sanitasi, menyerahkannya ke PIU terkait, dan memakainya dalam proses pertemuan Pokja Sanitasi.
•
Menyusun laporan Kegiatan dan laporan Keuangan Bulanan mengenai kegiatan PPSP di tingkat Propinsi dan Kota, lalu menyerahkannya keduanya ke PIU terkait.
•
Mendokumentasikan dan mengarsipkan semua hasil kerja para anggota Pokja sanitasi, Konsultan dan tenaga spesialis (seperti Fasilitator Produk), lalu menyerahkan ke PIU terkait.
=========
NOTULENSI
Perihal
: Diseminasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Buleleng
Tempat
: Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggl
: Rabu, 21 April 2010
Pukul
: 10.00 WITA - Selesai
C. PEMAPARAN MATERI : I. PENGANTAR PROGRAM PPSP (PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN): • Masalah Layanan Sanitasi di Indonesia: - Akses terhadap sanitasi setempat yang menggunakan septic tank baru mencapai 71,06 %(kota) dan 32,47% (desa). - Diare penyebab kedua terbesar kematian batita (46/1000 kelahiran) dengan Indeks Kemiskinan Manusia Indonesia berada di urutan 41 dan 102 negara berkembang. - Kerugian ekonomi karena investasi yang rendah mencapai 58 T. - Kondisi sanitasi Indonesi peringkat 6 dari 9 negara ASEAN di bawah Vietnam dan diatas Myanmar. - Alokasi pendanaan sanitasi masih sangat rendah. •
Tantangan Pembangunan Sanitasi: - Kesadaran masyarakat rendah - Pelayanan sanitasi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar namun untuk menunjang pertumbuhan ekonomi/peningkatan daya saing kota. - Terbatasnya kapasitas perencanaan pelayanan sanitasi multisektoral. - Masih minimnya daerah yang memiliki renstra, master plan dan dokumen proyek sehingga terbatasnya akses sumber-sumber pendanaan.
•
Arah Pembangunan Sanitasi: - Perkotaan : Sewerage system, penerapan 3R dan peningkatan sistem TPA menjadi sanitary landfill, penghilangan genangan pada drainase perkotaan. - Perdesaan: akses layanan sanitasi yang aman dan jika memungkinkan diterapkan sistem komunal.
•
Target Program Nasional PPSP (2010-2014): - Stop buang air besar sembarangan akhir tahun 2014 - Layanan limbah melalui sewerage system meningkat (20% di 16 kota) - Peningkatan layanan air limbah setempat dan komunal (226 kota) - Penerapan praktik 3R dan peningkatan sistem TPA sampah menjadi sanitary landfill (melayani 240 kawasan perkotaan). - Pengurangan genangan banjir di 100 kawasan strategis
•
Pentahapan Program PPSP: - Tahap 1 : Advokasi
-
Tahap Tahap Tahap Tahap
2 3 4 5
: : : :
penyiapan kelembagaan penyusunan rencana strategis Penyusunan Memorandum Proyek Implementasi
•
Pembiayaan Sanitasi: - Tanggung jawab semua : Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah - Swasta dan Masyarakat – CSR.
•
Tujuan Fasilitasi PPSP: - Membantu pemerintah daerah dalam penyediaan layanan sanitasi yang berkelanjutan dan pro warga miskin. - Membantu reformasi kelembagaan untuk memastikan bahwa pembuatan keputusan dan perencanaan strategis dilaksanakan secara efektif dan dikoordinasikan dengan baik oleh Pemerintah Daerah yang melaksanakan.
•
Lingkup Pelaksanaan PPSP di Daerah: - Penyiapan komunikasi, kelembagaan dan pengaturan - Penyusunan strategi pembangunan sanitasi permukiman - Fasilitasi dan penyusunan program memorandum - Fasilitasi dan pelaksanaan (implementasi) - Fasilitasi dan pelaksanaan monev.
II. SEPUTAR POKJA SANITASI (POKJA KOTA/KAB. DALAM PELAKSANAAN PPSP) • Latar Belakang: - Ego sektoral - Peran pemerintah yang masih dominan - Belum prioritas - Gap perencanaan – implementasi – monev - Duplikasi program/kegiatan •
Peran Pokja: - Koordinator pembangunan sanitasi
•
Fungsi Pokja: - Menyusun buku putih sanitasi - Menyusun Strategi Sanitasi Kab/Kota - Koordinasi pembangunan sanitasi - Melakukan upaya penyadaran pentingnya sanitasi - Menyampaikan keputusan Pokja ke kepada SKPD - Mengawal pembanguan sanitasi ke depan
•
Keanggotan Pokja: - Eksekutif SKPD-SKPD terkait - Legislatif komisi kesehatan dan penyehatan lingkungan, panitia anggaran. - Masyarakat tokoh masyarakat, perguruan tinggi, LSM, Pers, PKK, dll.
•
Aktivitas Pokja (Aktivitas Teknis dan Strategis) - Pelaksanaan Survey Sanitasi - Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
-
Integrasi Program dan Kegiatan Sanitasi dalam proses Musrenbang Implementasi Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi Kota Monev Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi Kota.
•
Struktur Pokja - Kepala Daerah – Tim Pengarah – Tim Teknis/Pelaksana
•
Anggaran Operasional Pokja - Disesuaikan dengan anggaran daerah.
III. PENGANTAR BUKU PUTIH DAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN/KOTA (SSK) a. Buku Putih: • Hakekat dan Kegunaan: - Hakekat : gambaran sanitasi masyarakat saat ini - Kegunaan : baseline data kondisi sanitasi • Subtansi Buku Putih: - Aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek keuangan, aspek komunikasi, aspek pemberdayaan masyarakat, aspek partisipasi swasta dan lembaga non pemerintah, akses masyarakat terhadap sarana sanitasi. • Masukan untuk Buku Putih Sanitasi: - Data Sekunder: (1) Data populasi dan proyeksi, (2) Kepadatan penduduk, (3) Kemiskinan dan jumlah keluarga miskin, (4) Kesehatan masyarakat, (5) Cakupan layanan sanitasi, (6) Sarana dan pra sarana sanitasi, (7) Pembangunan Kota dan Tren/Kecenderungannya (8) Data kelembangaan, ( 9) Data keuangan, dan (10) lain-lain. - Data Primer: (1) Survey Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA), (2) Pemetaan Media dan (3) Survey Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment) • Proses Penyusunan Buku Putih: - Lokakarya dan Pelatihan Pokja - Pengkajian setiap aspek - Penetapan area beresiko - Konsultasi publik - Penyusunan dokumen. • Struktur Umum Buku Putih Sanitasi: - Bab 1 : Pendahuluan - Bab 2 : Gambaran Umum Kota dan Kecenderungan Pembangunan Kota - Bab 3 : Profil Sanitasi Kota - Bab 4 : Rencana Program Pengembangan Sanitasi - Bab 5 : Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi - Bab 6 : Penutup (Kesimpulan dan Rekomendasi)
b. Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) • Hakekat dan Kegunaan: - Hakekat : rencana pembangunan sanitasi jangka menengah yang komprehensif - Kegunaan : acuan sharing, kendali realisasi pembangunan, gambaran kebutuhan pendanaan.
• Substansi SSK: - Visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi - Zona dan sistem layanan sanitasi - Isu-isu strategis - Strategi pembangunan sanitasi - Program dan kegiatan • Prinsip Kerja Penyusunan SSK: - Skala kota/kab dan multisektor - Dari, oleh dan untuk Pokja - Sinkronisasi perencanaan top down dan bottom up - Berdasarkan data empiris c. Kaitan Buku Putih dan SSK saling berkaitan karena tidak bisa menyusun SSK jika tidak ada Buku Putih.
d. Penyusunan Buku Putih dan SSK Memperkuat proses perencanaan pembangunan (RPJMD – Renstra SKPD – Renja SKPD)
IV. TAMBAHAN • • •
Perlu Penyiapan 2 orang tenaga yang akan dilatih di Jakarta Tenaga Pencacah diutamakan tenaga sanitarian Anggaran Operasional akan disesuaikan dengan kondisi daerah
D. DISKUSI Beberapa masukan yang
diberikan dalam Diseminasi
Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Buleleng diantaranya : I. LSM Bumi Pertiwi : a. Perlu ada sentuhan sosial budaya yang dimasukkan dalam penyusunan Program Pembangunan Sanitasi. b. Data-data yang digunakan harus valid sehingga menghasilkan perencanaan yang baik c. Swasta bisa berperan dalam penyusunan program pembangunan sanitasi, berarti peranan swasta dominan?
Tanggapan dari Fasilitator Pendamping: a. Sentuhan masalah sosial budaya menyangkut kearifan lokal b. Pemetaan data sekunder akan dilihat terkait kebijakan daerah setempat untuk validasi data. Validasi data dapat dilakukan melalui konsultasi publik. Pendekatan dengan menggunakan kader-kader daerah setempat (pencacah yang tepat).
Pendekatan dalam pemetaan data untuk validasi data dilakukan dengan 3 langkah: - data sekunder - data primer - persepsi SKPD Ada badan yang memfasilitasi di tiap SKPD c. Kelembagaan internasional yaitu dari World Bank.
Tanggapan dari Moderator: a. Data-data yang valid diharapkan bantuannya dari semua instansi. b. Intinya peran Pokja harus melibatkan beberapa SKPD yang akan menentukan arah danitasi di Buleleng.
II. LSM Bumi Pertiwi : a. Keanggotan Pokja yang terpilih/ditunjuk harus mempunyai waktu dan komitmen.
Tanggapan dari Fasilitator Pendamping: a. Keanggotaan Pokja yang ditunjuk harus mempunyi waktu (mau) serta mampu dan berkomitmen
Tanggapan dari Moderator: a. Ada 7 SKPD yang akan terlibat langsung dalam pembentukan Pokja. b. Harapannya segera menyusun Pokja dan Buku Putih, dukungan data yang valid, serta dukungan dari dana pusat untuk implementasi.
III. LSM Bumi Pertiwi : a. Daerah-daerah beresiko sanitasi tinggi di Kabupaten Buleleng terutama berada di wilayah pesisir yang rawan intrusi air laut.
Tanggapan dari Fasilitator Pendamping: a. Untuk daerah pesisir akan ditangulangi sedemikian khusus, dimana dibangun pemecah ombak untuk mengurangi intrrusi air laut.
IV. Penutup dari Moderator:
a. RPIJM sudah ada di Kabupaten b. Dokumen-dokumen sekunder sudah disiapkan c. Bahan-bahan sudah dibagikan ke Pokja
NOTULENSI LOKAKARYA PENILAIAN DAN PEMETAAN SITUASI SANITASI KABUPATEN BULELENG Buleleng, 6 – 7 Mei 2010
HARI I (6 MEI 2010): Pembukaan Oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda ( Ir, Nyoman Genep. MT ) Materi I. Alur Lokakarya PPSP Penjelasan materi alur Lokakarya disampaikan oleh CF, materi disampaikan selama dua hari.
yang
Tujuan Lokakarya - Dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan khususnya pada level pengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Buleleng, pekerjaan akan tidak terasa semakin berat manakala segala potensi yang ada bisa dimanfaatkan - Segala macam dukungan akan diberikan kepada Pokja baik berupa Buku-buku manual, Rapat-rapat dan pertemuan rutin secara periodik demi pemahaman kepada Pokja dalam penyusunan buku Putih dan Penilaian serta Pemetaan situasi Sanitasi Kabupaten. - Pembagian Tugas adalah sangat penting diantara para Tim Pokja, karena disamping kesibukan tugas sehari-hari di masing-masing SKPD agar Focus penyelesaian penyusunan Buku Putih dan SSK bisa lebih Efektif dan efisien Hasil Yang diharapkan - Pokja mampu memberikan advokasi kepada SKPD terkait dengan pembangunan sanitasi sehingga dukungan terhadap kerja Pokja akan semakin meningkat - Pokja bisa memahami bahwa Dalam penyusunan Buku Putih dan SSK perlu mengutamakan Suatu tahapan Proses yang nyata, sehingga dengan adanya kondisi yang betul-betul awal atau asli ( Existing ) maka isu-isu sanitasi akan terwujud - Setiap anggota pokja bisa menjadi representatif dari Instansinya
Sesi perkenalan dengan cara melempar bola ke Peserta dimana peserta yang mendapat bola akan memperkenalkan diri dari Nama, dari instansi mana dengan mengungkapkan bagaimana PPSP ke depan biar bisa berjalan dengan baik dan sukses. Bola I ( Ketut Yasa, Kabid Cipta Karya PU ) Agar PPSP memperluas informasi dan sosialisasi di seluruh lapisan masyarakat Bola II ( Ketut Suseni KLH ) Agar anggota Pokja di beri sosialisasi di masing-masing SKPD nya khususnya tentang Tupoksi Pokja Bola III ( Ketut Sugiana Kasie Penanganan Sampah )
Diharapkan anggota Pokja bisa saling bersinergi agar pelaksanaan PPSP bisa berjalan dengan baik dan sukses Bola IV ( Nyoman Artawan, Kasie Penyehatan Linkungan ) Adanya komitmen dimulai dari diri sendiri dan lingkungan yang terdekat terhadap Sanitasi sehingga dalam menjalankan Program PPSP bisa maksimal Bola V ( Agustianti P dari BPMPD ) Akan berpartisipasi dan mendkung penuh program PPSP
Bola VI ( Mad Era Oktarini , Kasubbid SDA Bappeda ) Akan mendukung penuh PPSP dan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan perencanaan yang baik dan ditunjang oleh data-data yang baik dengan melibatkan seluruh steakholder yang ada Seluruh bola dilempar kepada semua peserta sehingga tidak ada satupun yang terlewati sehingga masing-masing peserta bisa saling memperkenalkan dirinya dan Komitmenya terhadap PPSP. MATERI SELANJUTNYA Peserta menuliskan diatas kertas Meta Plan dan Ditempel di Kertas CD Plano di depan kelas tentang HARAPAN terhadap PPSP dan KEKHWATIRAN terhadap PPSP Meta Plan Warna Biru ( HARAPAN THDP PPSP ) - Prasarana sarana Sanitasi dimanfaatkan dengan baik, Derajat kesehatan masyarakat bisa meningkat - PPSP bisa berkesinambungan dan Terwujudnya perubahan perilaku - Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas kesehatan masyarakat - PPSP berhasil sesuai dengan tujuan - Adanya komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan PPSP - Dengan adanya PPSP diharapkan bisa berguna bagi semua steak Holder dan mampu menumbuhkan kesadaran ke masyarakat khususnya tentang sanitasi - Sosialisasi harap disampaikan mulai dari Kabupaten sampai desa - Program ini bisa melekat di hati masyarakat - PPSP bisa menjadi PIONER dalam pembangunan sanitasi di tempat lain - PPSP agar didukung oleh semua pihak dan adanya payung hukum yang jelas - Tidak bertentangan dengan kondisi adat ( Sosial Budaya ) - Terwujudnya keterpaduan antar SKPD - Hasil dari PPSP diharapkan masyarakat terbebas dari penyakit dan Bencana yang diakibatkan dari Sanitasi yang Buruk - PPSP menjadi sebuah program yang sustainable - PPSP menjadi suatu adat istiadat pada masyarakat Buleleng - PPSP ( Sanitasi ) dapat dijadikan salah satu mata ajar dalam kurikulum di sekolah Kertas Meta Plan Warna Merah ( Ke Khawatiran terhadap PPSP ) - PPSP gak berjalan dengan baik, karena masing2 sibuk dengan urusannya sendiri - Kurangnya dukungan dari berbagai pihak
-
Isu negatif tentang sanitasi dibuka secara Vulgar, tetapi perlu penanganan dengan cepat Komitmen berubah ubah seiring bergantinya jabatan Pembangunan sanitasi tdk bisa dilaksanakan secara maksimal Pendanaan kurang memadahi Kurangnya kemampuan dan Kesadaran ditingkat pengambil keputusan tentang sanitasi Belum menjadi Prioritas pembangunan di daerah Silang kepentingan dengan kepentingan Industri Program PPSP hanya semacam Wacana Perkembangan dunia Industri, menjadai halangan pembangunan Sanitasi Program PPSP tidak berlanjut hanya mengikuti Trend yang bersifat Sentralistik Dukungan Pendanaan kurang memadai
HARI II (7 MEI 2010): Pembukaan Oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda ( Ir, Nyoman Genep. MT ) Presentasi Materi Pengantar Perencanaan Strategis dan Koteks Buku Putih Sanitasi serta Cakupan SSK ( Oleh PF Prov Bali NTB ) Presentasi Tujuan dan Manfaat Pemetaan dan Penilaian Situasi Sanitasi Kabupaten ( Oleh CF Kab Buleleng ) Presentasi Kompilasi dan Analisa awal Data Sekunder tentang : Aspek Umum, Teknis Sanitasi, dan Aspek pendukung untuk pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten
Telah tersepakati 4 Kecamatan akan menjadi Lokasi study EHRA, yaitu ; 1. Kec Buleleng - Jumlah Penduduk : 120.228 - Luas wilayah : 46.94 Km2 - Jumlah KK : 30.784 KK - Kepadatan Penduduk : 2.561 2. -
Kec Seririt Jumlah Peenduduk : 75.969 Luas Wilayah : 111.78 Km2 Jumlah KK : 20.963 KK Kepadatan Penduduk : 680
3. -
Kec Gerogak Jumlah Penduduk : 78.782 Luas Wilayah : 356.57 Km2 Jumlah KK : 22.099 KK Kepadatan Penduduk : 221
4. -
Kec Sawan Jumlah Penduduk : 66.521 Luas Wilayah : 92.52 Km2 Jumlah KK : 17.587 KK Kepadatan Penduduk : 719
RKTL
1. Pasca Lokakarya, Pokja akan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan / Desa untuk melibatkan kader2 yang ada dalam study EHRA 2. Akan melakukan pertemuan secara periodik minimal seminggu sekali antara anggota Pokja dalam rangka penyusunan Buku Putih dan melakukan studi studi lapangan 3. Akan mulai dalam penyusunan BAB I dan BAB II buku Putih dalam Minggu kedua bulan Mei 2010 4. Akan merumuskan untuk menambah anggaran Operasional Pokja dalam Rapat di APBD
NOTULENSI Acara
: Penetapan Awal Daerah Beresiko berdasarkan data sekunder dan Persiapan studi EHRA, Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Buleleng
Tempat
: Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggl
: Jumat, 4 Juni 2010
Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
E. PEMBUKAAN : Acara dibuka dan dipandu oleh Kabid Ekonomi dan Penanaman Modal Bappeda, Kab. Buleleng (Gede Suardika, SE).
F. PEMAPARAN MATERI : •
Riview Pelaksanaan Sanitasi (Penyusunan Buku Putih yang datanya bersumber dari data sekunder, data primer dan persepsi SKPD).
•
Penetapan Daerah Beresiko di Kabupaten Buleleng
•
Persiapan Pelaksanaan Studi EHRA
G. DISKUSI/MASUKAN Beberapa masukan yang diberikan dalam rapat ini adalah : •
Dinas PU: Daerah beresiko prioritas di Kabupaten Buleleng: I. Celukanbawang II. Kampung Baru, Kampung Anyar, Kaliuntu, Baktiseraga, Pemaron.
•
Kasubid Pengembangan Dunia Usaha dan Penanaman Modal Bappeda Kab. Buleleng: -
Pada waktu lokakarya sudah pernah ada kesepakatan daerah beresiko berdasarkan kesepakatan anggota rapat.
•
Dana untuk jumlah daerah beresiko yang dipilih apakah mencukupi?
DKP: Kesepakatan hari kumpul/pertemuan anggota Pokja secara periodik.
H. KESIMPULAN: Kesimpulan akhir dari rapat ini adalah: •
Kesepakatan lokasi daerah beresiko di Kabupaten Buleleng yaitu: I. Kecamatan Buleleng, meliputi: 29 Desa/Kelurahan II. Kecamatan Seririt, meliputi: Kel. Seririt, Desa Bubunan, Desa Pengastulan.
III. Kecamatan Gerokgak, meliputi: Desa Celukanbawang IV. Kecamatan Sawan, meliputi Desa Sangsit. •
Kekurangan data sekunder akan dikoordinasikan ke masing-masing SKPD.
•
Koordinasi penyusunan Buku Putih (Bab 3 – Bab 6) Bab 3 dikoordinir oleh DKP Bab 4 dikoordinir oleh Dinas PU Bab 5 dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Bab 6 Semua SKPD Masing-masing Bab, anggotanya mencakup seluruh Pokja.
•
Untuk pertemuan anggota Pokja secara periodik tetap akan disampaikan lewat surat.
•
Data Primer (Studi EHRA) akan dirembugkan pada pertemuan selanjutnya.
NOTULENSI Acara
: - Penetapan Indikator dan Pembobotan untuk Area Beresiko - Persiapan Study EHRA
Tempat
: Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggl
: Kamis, 10 Juni 2010
Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
I. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kepala Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Gde Darmaja, M.Si) yang mengawali dengan pemaparan gambaran pekerjaan sanitasi secara keseluruhan sampai proses pekerjaan penyusunan Buku Putih dan SSK yang sedang berjalan di Kabupaten Buleleng.
J. MATERI DAN DISKUSI •
Beberapa point penting sebelum masuk ke materi dan diskusi, yaitu: -
Proses yang lebih diutamakan dalam penyusunan Buku Putih dan SSK.
-
SK keanggotaan Pokja menunjuk fungsi-fungsi yang jelas dalam SKPD sehingga orang-orangnya tetap.
•
Penentuan
Area
Beresiko
di
Kabupaten
Buleleng
diciutkan
menjadi
26
Desa/Kelurahan dari kesepakatan sebelumnya (34 Desa/Kelurahan). 1. Kecamatan Buleleng: 17 Kelurahan, 3 Desa (Pemaron, Anturan dan Baktiseraga). 2. Kecamatan Seririt (tetap) : 3 Kelurahan/Desa (Kel. Seririt, Desa Bubunan dan Pengastulan). 3. Kecamatan Gerokgak (tetap): 1 Desa (Celukanbawang). 4. Kecamatan Sawan : 2 Desa (Desa Sangsit dan Kerobokan). •
Penentuan Indikator didukung oleh data-data yang ada pada masing-masing SKPD. Indikator-indikator yang disepakati oleh anggota Pokja: 1. Kepadatan penduduk
: jiwa/luas wilayah
2. Cakupan Pelayanan Air minum : (jumlah SR + Jumlah sumur) / KK 3. Jumlah KK Miskin
: KKM/ Jumlah KK
4. Angka Diare
: jiwa
5. sampah terangkut
: m3/hari
6. Sanimas
: jumlah pengguna/jumlah penduduk
7. Jamban 8. Genangan
: luas genangan/luas wilayah
9. Persentase wilayah terbangun : luas terbangun/luas wilayah.
•
Pembobotan dari indikator-indikator berdasarkan kesepakatann anggota Pokja: No.
•
Indikator
Bobot (%)
1.
Kepadatan penduduk
:
20
2.
Cakupan Pelayanan Air minum
:
10
3.
Jumlah KK Miskin
:
10
4.
Angka Diare
:
20
5.
sampah terangkut
:
15
6.
Sanimas
:
5
7.
Jamban
:
10
8.
Genangan
:
5
9.
Persentase wilayah terbangun
:
5
Persiapan Pelaksanaan Studi EHRA: -
Jadwal awal Juli
-
Anggaran masih dibicarakan (± 50 juta)
-
Pelaksana masih dibicarakan melalui rapat intern. Enumerator 2 orang per Kel./Desa, 1 Orang Enumerator : 20 Responden. Responden Ibu Rumah Tangga
-
Pelatihan EHRA di Kabupaten 2 hari, pertengahan Juni.
K. KESIMPULAN: Kesimpulan akhir dari rapat ini adalah: •
Kesepakatan area beresiko di Kabupaten Buleleng : 26 Desa/Kelurahan.
•
Kesepakatan Indikator Area Beresiko Sanitasi : 9 indikator
•
Kesepakatan Pembobotan dari anggota Pokja
•
Pertemuan selanjutnya, anggota Pokja sudah memmbawa data-data sekunder yang masih kurang.
NOTULENSI Acara
: - Penetapan Area Beresiko Sanitasi berdasarkan persepsi SKPD - Konsolidasi Study EHRA
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Juni 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
L. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Nyoman Genep, MT) menjelaskan tentang proses-proses yang sudah dilakukan dalam penyusunan Buku Putih dan memaparkan proses-proses selanjutnya yang akan dilakukan.
M. DISKUSI •
Penentuan Area Beresiko dilakukan melalui: 1. Data sekunder berdasarkan indikator yang sudah disepakati 2. Data persepsi SKPD gambaran masing-masing SKPD, bisa berdasarkan indikator-indikator dalam data sekunder atau pengamatan, tergantung kesepakatan anggota Pokja dalam rapat ini. 3. Data primer melalui studi EHRA.
•
Dalam studi EHRA dibutuhkan 52 enumerator untuk 26 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Buleleng. Dari kesepakatan anggota Pokja maka kebutuhan tenaga enumerator disepakati disediakan oleh masing-masing SKPD sebagai anggota Pokja. Kesepakatan dalam penyediaan tenaga enumerator dari masing-masing anggota Pokja: 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
: 2 orang
2. Kantor Lingkungan Hidup
: 2 orang
3. Dinas Kesehatan
: 2 orang
4. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
: 2 orang
5. Bagian Hukum Setda Kab. Buleleng
: 2 orang
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
: 2 orang
7. Dinas Pekerjaan Umum
: 2 orang
8. Bagian Ekbang dan Kesra Setda Kab. Buleleng
: 2 orang
9. Dinas Komunikasi dan Informatika
: 2 orang
10. Dinas Pertanian dan Peternakan
: 2 orang
11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
: 2 orang
12. Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian
: 2 orang
Kekurangannya akan diusahakan oleh Bappeda. Sementara masing-masing SKPD baru menyepakati menyediakan tenaga 2 orang, penambahan dan pengurangannya akan dipaparkan kembali dalam rapat selanjutnya setelah anggota Pokja berkoordinasi dengan masing-masing pimpinan SKPD nya. •
Penentuan persepsi SKPD (form terlampir) ditentukan oleh masing-masing anggota Pokja pada 26 Desa/Kelurahan yang sudah disepakati dan ditentukan berdasarkan 9 indikator yang telah ditentukan dalam rapat sebelumnya. Contoh perhitungan: 1. Desa Anturan. Indikator (Score) No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
SKPD
KLH DPU Diskes DKP KBPP BPMPD Bappeda Kominfo Distanak Hukum Hutbun Ekbang Score 3: Score 2: Socre 1: Kesimpulan:
Kepadatan Penduduk
Air Minum
KK Miskin
Angka Diare
3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 8 3 1 Score 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 10 1 Score 2
3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 8 1 Score 2
2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 7 5 Score 2
Indikator selanjutnya...
Ket: Score 3 : Resiko Sanitasi Menengah Score 2 : Sanitasi kurang beresiko Score 1 : Sanitasi tidak beresiko
Perhitungan selanjutnya dilanjutkan oleh masing-masing anggota Pokja (form dibagikan ke masing-masing anggota Pokja).
N. PENUTUP: •
Pertemuan selanjutnya, masing-masing anggota Pokja sudah membawa hasil data persepsi SKPD yang sudah dilakukan pembobotan.
-----------
NOTULENSI Acara
: Koordinasi Rutin dan Sharing Pembelajaran Study EHRA
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Juli 2010 Pukul
: 09.30 WITA - Selesai
O. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Nyoman Genep, MT) yang mengawali dengan pemaparan singkat proses Penyusunan Buku Putih yang sudah berlanjut pada pertemuan sebelumnya. Dan kemudian menjelaskan bahwa tenaga enumerator yang akan dipakai dalam study EHRA kemungkinan akan menggunakan tenaga Penyuluh Lapangan KB yang sudah ada di SKPD Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KB-PP) serta diberitahukan kepada anggota Pokja yang belum mengumpulkan data persepsi SKPD agar segera mengumpulkannya.
P. PEMAPARAN MATERI DAN DISKUSI PEMAPARAN MATERI: •
Fasilitator memaparkan materi tentang Study EHRA dari pengertian, tujuan dan manfaat, apa yang akan disurvey serta pembahasan kusioner yang memuat mengenai aturan/tata cara bertanya yang bagus dalam pelaksanaan survey di lapangan (Studi EHRA).
•
Penentuan sampling didasarkan atas 1 Kelurahan/Desa terdiri dari 8 RT yang diambil 40 responden. Sehingga untuk wilayah Kabupaten Buleleng yang terdiri dari 26 Desa/Kelurahan terpilih, membutuhkan 1.040 responden. 1 Kelurahan/Desa terdiri dari 2 orang tenaga enumerator, sehingga jumlah tenaga enumerator yang dibutuhkan untuk 26 Desa/Kelurahan yaitu 52 orang. Data entry terdiri dari 5 orang dengan asumsi 1 orang menginput ± 200 kuisioner
•
Kebutuhan waktu untuk pelaksanaan study EHRA ± 52 hari.
DISKUSI: •
Penentuan sampling responden apakah bisa ditentukan dari data yang ada di BPS?? Agar lebih obyektif dalam menggambarakan kondisi eksisting sanitasi di tiap desa/kelurahan yang akan disurvey?
•
Penentuan sampling responden didasarkan atas penilaian kepala desa/lurah tetapi ditentukan yang memenuhi kriteria.
•
Responden diharapkan merata terutama mata pencahariannya/pekerjaannya sehingga mempermudah dalam pelaksanaan survey.
•
Jika ada Kelurahan/Desa yang kurang dari 8 Lingkungan, penentuan samplingnya seperti apa? Minimal 1 Desa/Kelurahan terdiri dari 40 responden.
•
Tahapan kegiatan studi EHRA bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan?
Di akhir materi dan diskusi, tenaga fasilitator meminta kepada anggota Pokja untuk memetakan permasalahan sanitasi yang ada di Kabupaten Buleleng dari segi teknis, ekonomi, lingkungan, finansial, kelembagaan, sosial, kebijakan dan tata ruang.
Q. PENUTUP •
Dalam pelaksanaan pelatihan enumerator dan data entry untuk studi EHRA, tenaga pelatih harus didampingi ( ± 2 orang).
•
Koordinasi persiapan-persiapan untuk pelaksanaan study EHRA serta membentuk Tim Panitia Kecil.
•
Kesepakatan penggunaan tenaga penyuluh lapangan KB sebagai tenaga enumerator.
•
Tahap selanjutnya mengundang kepala desa/kelurahan untuk menentukan responden.
=========
NOTULENSI Acara
: Koordinasi Pelaksanaan Study EHRA di Kabupaten Buleleng
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juli 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
R. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Nyoman Genep, MT) yang memaparkan perkenalan singkat tentang Program PPSP (Percepatan Pembangunan
Sanitasi
Permukiman)
di
Kabupaten
Buleleng
kepada
Kepala
Desa/Lurah pada lokasi terpilih di Kabupaten Buleleng.
S. PEMAPARAN MATERI DAN DISKUSI PEMAPARAN MATERI: Pemaparan tentang Program PPSP (gambaran sanitasi dan responden yang dipilih) kepada Kepala Desa/Lurah di 26 Desa/Kelurahan terpilih di Kabupaten Buleleng, yang mencakup: -
Perkenalan singkat tentang PPSP yang mencakup 3 subsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan dan drainase.
-
-
Sasaran PPSP yang mencakup:
Stop Air Besar (BAB) Sembarangan
Pengurangan timbulan sampah
Pengurangan genangan
Pelaksanaan PPSP dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK).
-
Penyusunan Buku Putih Sanitasi yang merupakan gambaran karakteristik dan kondisi sanitasi eksisting yang dicatat dari hasil pengamatan baik langsung dan tak langsung. Pengamatan tak langsung dari data sekunder dan persepsi SKPD (mengacu pada Tupoksi SKPD terkait tentang pembangunan SKPD). Pengamatan langsung dengan menggunakan data primer dari Studi EHRA (Environmental and
Health Risk Assessment) -
Survey EHRA menggunakan kuisoner/lembar pertanyaan seputar kondisi sanitasi rumah tangga, dengan responden utama ibu rumah tangga usia, 18 - 60 tahun. Survey EHRA mencakup 26 Desa/Kelurahan di Kabupaten Buleleng yang mencakup Kecamatan Buleleng: 20 Desa/Kelurahan, Kecamatan Seririt: 3 Desa/Kelurahan, Kecamatan Gerokgak: 1 Desa, dan Kecamatan Sawan: 2 Desa. Responden
dipilih
secara
acak/random,
dengan
kriteria
umum
memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang kondisi sanitasi di lingkungan rumah tangganya serta kooperatif dan jujur dalam menjawab setiap pertanyaan. 1 Kelurahan/Desa terdiri dari 40 responden yang tersebar merata di Desa/Kelurahan tersebut. -
Oleh sebab itu maka dibutuhkan partisipasi dan kerjasama dari Kepala Desa/Lurah yang terpilih untuk memilih responden yang betul-betul mewakili sehingga diperoleh gambaran kondisi sanitasi di wilayah tersebut secara merata.
DISKUSI: -
Kelurahan Kaliuntu: Apakan tenaga pencacah disiapkan dahulu sebelum menentukan responden?
-
Kelurahan Kampung Singaraja: Sebaiknya ada surat untuk menentukan/menunjuk responden sebagai tertib administrasi serta ada kriteria untuk menunjuk responden.
-
Kelurahan Penarukan: Responden yang tidak mau dicacah tolong dilaporkan ke kelurahan.
-
Kelurahan Kampung Baru: Kriteria responden dari tingkat pendidikannya bagaimana? Apakah bisa diacak?
-
Pemimpin Rapat: •
Tenaga Pencacah sudah disiapkan dari tenaga PL-KB dari Badan KB-PP. Responden yang ditunjuk harus bisa mewakili kondisi sanitasi di wilayahnya.
•
Karena keterbatasan waktu maka langsung saja ditentukan responden berdasarkan kesepakatan/penjelasan dalam rapat ini.
•
Responden bisa diacak tetapi yang betul-betul bisa mewakili kondisi sanitasi di wilayah tersebut.
T. PENUTUP •
Diminta kepada masing-masing Kepala Desa/Lurah untuk memilih 40 responden yang bisa mewakili kondisi sanitasi di wilayahnya sehingga mendapatkan data kondisi sanitasi yang valid.
•
Kesepakatan dalam pengumpulan data responden yang menyangkut nama, alamat dan no telepon, diserahkan paling lambat Kamis, 22 Juli 2010, di Sekretariat (Bappeda).
=========
NOTULENSI Acara
: Koordinasi dan Persiapan Pelaksanaan Study EHRA dan Pengarahan Pokja Pusat
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 29 Juli 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
U. PEMBUKAAN : Acara dibuka oleh Kabid Sosbud Bappeda Kab. Buleleng (Sri Ambarawati) yang memaparkan proses/kegiatan PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman) di Kabupaten Buleleng yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Buleleng, mulai dari pembentukan Pokja, pemaparan mengenai program PPSP, pengumpulan data sekunder dan persepsi SKPD, pemaparan mengenai Studi EHRA sampai pada pengumpulan responden dan tenaga enumerator untuk studi EHRA.
V. PEMAPARAN MATERI DAN DISKUSI PEMAPARAN MATERI: Pemaparan materi oleh Pokja Pusat (Bapak Dang Uro) yang memaparkan tentang : •
Koordinasi KMW-Pokja Sanitasi
•
Gambaran
tentang
kegiatan
PPSP,
yaitu
tentang
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan PPSP (lokakarya penjaringan minat PPSP 2010, Pelatihan EHRA, advokasi dan klinik PPSP di City Sanitation Summit VII di Bukit Tinggi) serta kegiatan yang akan dilaksanakan. •
Orientasi hasil PPSP yaitu ownership, kualitas proses, dan kualitas produk yang merupakan satu kesatuan.
DISKUSI: Setelah memaparkan materi tentang PPSP maka selanjutnya dilakukan kegiatan diskusi yang pada intinya lebih banyak merupakan sharing tentang program sanitasi yang dilakukan tiap anggota Pokja (di SKPD). •
Diskes : contoh buku putih yang masuk kriteria dan pengolahan limbah secara komunal?
•
LSM : teknis rapat (pertemuan rutin)
•
DKP: kegiatan sanitasi yang sudah dilakukan di Kab. Buleleng (persampahan yang sudah menerapkan konsep 3R, pegolahan limbah sanimas)
•
Bappeda: penggunaan data-data yang valid (akurat) ?
•
Kantor LH : program Adi Wiyata yang sudah dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan implementasi, serta air limbah IRT dan swasta yang belum ada penanganan tempat pengolahan?
•
Diskopdagprin : sarana sanitasi untuk industri RT sudah pernah ada kajian lingkungan, seperti industri tahu tempe di Kel. Kampung Baru limbah langsung dibuang ke laut.
•
Bag. Hukum informasi tentang kebutuhan payung hukum.
W. PENUTUP •
Acara diskusi ditutup, selanjutnya dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan oleh anggota Pokja bersama-sama dengan Pokja Pusat dan fasilitator kabupaten dan provinsi yaitu ke Tempat Pengomposan Sampah di Jagaraga, TPA di Bengkala, IPAL di Bengkala, Sanimas di Kelurahan Br. Bali, lokasi genangan di Jalan Anggrek serta permukiman kumuh di Kampung Bugis.
•
Kesimpulan dari pertemuan ini, Pokja pusat lebih banyak memberi masukan dan arahan untuk kesempurnaan Buku Putih Sanitasi sehingga Buku Putih Sanitasi di Kabupaten Buleleng yang dihasilkan layak untuk “dijual”.
=========
NOTULENSI Acara
: Pelatihan Studi EHRA
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis - Jumat, 5 – 6 Agustus 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
HARI I – 5 AGUSTUS 2010 X. PEMBUKAAN : Acara Pelatihan dibuka oleh Kabid Sosbud Bappeda Kab. Buleleng (Sri Ambarawati) yang memaparkan tentang gambaran umum tentang program PPSP di Kabupaten Buleleng serta kegiatan yang sudah berjalan dan dilanjutkan dengan pemaparan gambaran singkat pelatihan yang akan dilakukan oleh Tenaga Enumerator.
Y. PELATIHAN Materi Pelatihan yang disampaikan pada Hari I : 1. KONTRAK BELAJAR Disampaikan oleh Fasilitator Kabupaten (Bpk. Budi Rianto) yang memaparkan mengenai: •
Narasumber pelatihan
•
Kepanitiaan Pokja PPSP
•
Tata Tertib Pelatihan yang memuat kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan peserta pelatihan .
•
Pembentukan Slogan EHRA : Energik, Humoris, Ramah dan Agresif.
2. PENGANTAR PROGRAM PPSP Disampaikan oleh Bpk. Singgih Pribadi selaku Fasilitator Provinsi yang memaparkan secara garis besar tentang: •
Perkenalan singkat tentang PPSP yang mencakup 3 subsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan dan drainase.
•
•
Sasaran PPSP yang mencakup:
Stop Air Besar (BAB) Sembarangan
Pengurangan timbulan sampah
Pengurangan genangan
Pelaksanaan PPSP dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK).
•
Penyusunan Buku Putih Sanitasi yang merupakan gambaran karakteristik dan kondisi sanitasi eksisting yang dicatat dari hasil pengamatan baik langsung dan tak
langsung. Pengamatan tak langsung dari data sekunder dan persepsi SKPD (mengacu pada Tupoksi SKPD terkait tentang pembangunan SKPD). Pengamatan langsung dengan menggunakan data primer dari Studi EHRA (Environmental and
Health Risk Assessment) •
Survey EHRA menggunakan kuisoner/lembar pertanyaan seputar kondisi sanitasi rumah tangga, dengan responden utama ibu rumah tangga usia 18 - 60 tahun. Survey EHRA mencakup 26 Desa/Kelurahan di Kabupaten Buleleng yang mencakup Kecamatan Buleleng: 20 Desa/Kelurahan, Kecamatan Seririt: 3 Desa/Kelurahan, Kecamatan Gerokgak: 1 Desa, dan Kecamatan Sawan: 2 Desa. Nama-nama
responden
sudah
disampaikan
oleh
masing-masing
Kepala
Lurah/Desa masing-masing wilayah dimana 1 Kelurahan/Desa terdiri dari 40 responden yang tersebar merata di Desa/Kelurahan tersebut.
Pada sesi ini juga diadakan sesi diskusi mengenai kondisi sanitasi secara umum pada cakupan wilayahnya masing-masing.
3. APA ITU EHRA DAN METODOLOGI EHRA Pada sesi ini disampaikan oleh Bpk. Budi Rianto dan Bpk. Singgih yang menjelaskan secara detail tentang : •
Apa itu EHRA
•
Mengapa EHRA
•
Tujuan dan Manfaat Studi EHRA
•
Apa yang disurvey
•
Apa yang akan ditanya dan dilihat
•
Pembahasan awal kuisioner (Persetujuan Responden, Aturan Bertanya serta menangkap jawaban responden).
4. PENGORGANISASIAN STUDI EHRA Pada sesi ini dipaparkan tentang persiapan, tranning enumerator, pelaksanaan survey dan pelaporan studi EHRA serta kebutuhan tenaga Supervisor yang akan melakukan pengecekan data dari enumerator.
Z. PENUTUP Setelah 4 materi selesai disampaikan, maka acara pelatihan hari I ditutup yang selanjutnya materi pelatihan akan dilanjutkan besoknya.
------------
HARI II – 6 AGUSTUS 2010
Materi pelatihan pada hari II yaitu:
A. RIVIEW PELATIHAN HARI I: Sebelum dilakukan riview pembelajaran pada Hari I maka terlebih dahulu dilakukan pembagian Supervisor masing-masing Tenaga Enumerator. Setelah itu maka dilakukan riview pembelajaran Hari I yang menyangkut point-point materi yang diterima pada pelatihan Hari I yaitu seputar aturan bertanya kuisioner.
B. PEMBAHASAN KUISONER (SIMULASI SAMPLING DAN ENTRY DATA) Pada sesi ini dilakukan pembahasan dan tata cara pembacaan kuisioner dengan cara, tenaga enumerator membaca satu persatu secara bergiliran yang selanjutnya akan dievaluasi oleh tenaga pelatih tentang mana cara membaca yang benar atau tidak tepat.
C. PENUTUP •
Acara pelatihan ditutup oleh Kepala Bappeda dengan penyampaian beberapa kata penutup untuk tenaga enumerator serta penyerahan sombolis surat tugas dan perelengkapan survey kepada wakil dari tenaga enumerator.
•
Pembagian surat tugas dan perlengkapannya kepada tenaga enumerator yang lainnya.
=========
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Pahlawan Nomor 3 Telp. 0362 - 21149
SINGARAJA
LAPORAN Kepada Yth
: Kepala Bappeda Kabupaten Buleleng
Dari
: Kabid. Fisik dan prasarana Bappeda kab. Buleleng
Prihal
: Training of Trainer Study Pemberdayaan Masyarakat Gender dan Kemiskinan komunikasi media dan Partisipasi Sektor Swasta
Tanggal
: 23- 24 September 2010
Menunjuk Surat Kepala Bappeda Kabupaten Tabanan Nomor : 005/1140/Bappeda Tanggal 21 September 2010 Perihal Undangan, Training Of Trainer Study Pemberdayaan Masyarakat Gender dan Kemiskinan Komunikasi Media dan Partisipasi Sektor Swasta dengan ini kami laporkan sebagai berikut : 1. Pelatihan Study Pemberdayaan Masyarakat Gender dan kemiskinan (PMJK) di buka Kepala Bidang Prasarana Wilayah pada Bappeda Kabupaten Tabanan dengan peserta pelatihan terdiri dari : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, Pokja Sanitasi Kabupaten Buleleng, Fasilitator PPSP Kabupaten Tabanan, Fasilitator PPSP Kabupaten Buleleng dan Tim Pokja AMPL Provinsi Bali dengan narasumber dari Tim Pembangunan Sanitasi Pusat dan USDP. 2. Seyiap tahapan dan proses kerja dalam PPSP yang berlangsung di Kabupaten/Kota dijalankan oleh Pokja dengan bantuan Fasilitator. Dalam tahap ketiga program PPSP dilakukan penyusunanStrategi Sanitasi Kabupaten/kota (SSK). Untuk merumuskan SSK secara optimal perlu ketersediaan Buku Putih Sanitasi yang berkualitas, Buku Putih yang berkualitas harus mampu menjelaskan secara komprehensif berbagai kondisi yang ada termasuk study dari aspek non teknis lainnya seperti aspek Komunikasi. Aspek Komunikasi pembangunan dan kebijakan merupakan aspek penting dalam penyusunan Buku Putih atau dengan kata lain hasil studi dan pemetaan merupakan proses penting untuk melakukan identifikasi, kajian permasalahan komunikasi dan analisa awal yang akan dirangkum dalam Buku Putih, untuk memaksimalkan pengembangan strategi komunikasi yang akan dituangkan dalam SSK (Strategi Sanitasi Kota). 3. Pemberdayaan Masyarakat dengan pelibatan Gender dan Kemiskinan (PMJK) adalah penilaian tentang kondisi sanitasi masyarakat yang tanggap terhadap kebutuhan dan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang mengadopsi alat partisipatif untuk semua tingkatan yang juga memperkenalkan pentingnya aspek gender dan keberpihakan pada kaum miskin serta memberikan analisa yang holistic dalam hubungannya dengan foktor-fktor yang ada ditingkat masyarakat. 4. Manfaat studi PMJK untuk program pembangunan sanitasi : a. Terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat,tokoh masyarakat dan pemerintah Kabupaten/Kota baik laki-laki dan perempuan mengenai kondisi dan seriusnya masalah sanitasi dan kemiskinan. b. Munculnya kebutuhan masyarakat laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi.
c. Teridentifikasinya daerah setingkat kelurahan yang berpotensi. d. Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih sanitasi Kota dan penyusunan strategi Kota (SSK). 5. Tujuan studi PMJK adalah untuk memberikan gambaran tentang program/proyek/layanan apa yang sudah terkait sanitasi dan hygiene dengan pelibatan gender dan kemiskinan oleh : a. Dinas-dinas, program-program dan layanan yang ada b. LSM local c. Kelurahan, kecamatan dan kelompok masyarakat (misalnya kegiatan atas inisiatif masyarakat sendiri) d. Sector swasta baik formal maupun non formal
6. untuk PPSP di Kabupaten Buleleng, Tim Pokja Sanitasi sekarang ini dalam tahap penyusunan Buku Putih.
Demikian beberapa hal yang dapat kami laporkan mohon petunjuk Bapak lebih lanjut.
Singaraja 27 September 2010 An Pelapor,
Ir. Nyoman Genep,MT Nip. 19621121 199303 1 003
NOTULENSI Acara
: Pelatihan Pemetaan Media, Partisipasi Sektor Swasta dan PMJK
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Rabu 6 Oktober 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
HARI I – 6 OKTOBER 2010 A. PEMBUKAAN : Acara Pelatihan dibuka oleh Kabid Ekonomi Bappeda Kab. Buleleng (Bpk. Gede Suardika) yang memaparkan tentang latar belakang dan tujuan pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Anggota Pokja serta kegiatan tambahan yang berupa Review Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buleleng.
B. KEGIATAN 1. Review Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buleleng. Sebelum dimulai dengan acara pelatihan maka terlebih dahulu dilakukan kegiatan
Review
Buku
Putih
Sanitasi
Kabupaten
Buleleng
dengan
pembentukan kelompok-kelompok untuk membahas beberapa bab yang masih belum fiks seperti: - Bab III dikoordinir oleh DKP Anggota : - BPMPD - Kominfo - Ekbang -
Bab IV dikoordinir oleh Diskes Anggota : - PU - KBPP - Hutbun
- Bab V dikoordinir oleh Diskopdagprin Anggota : - Distanak - LH - Bab VI dikoordinir oleh Bappeda
Materi Pelatihan yang disampaikan pada Hari I yaitu: Studi Pemetaan Media dan Komunikasi Tujuan : •
Peserta memahami tentang konsep dan metode yang digunakan dalam studi pemetaan media.
•
Peserta memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam studi pemetaan media.
•
Peserta memahami kaitan studi pemetaan media dengan studi lainya dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi.
Pada sesi ini dilakukan diskusi kelompok untuk penyusunan panduan wawancara dan pembagian tugas pelaksanaan studi. Kelompok dibagi 2 untuk melakukan diskusi tentang: •
Siapa yang menjadi implementor dalam pembangunan sanitasi
•
Apa pesan yang disampaikan
•
Media apa yang yang digunakan
•
Siapa tagret sasarannya
C. PENUTUP Setelah acara diskusi selesai maka, pelatihan pada hari I ditutup yang selanjutnya materi pelatihan akan dilanjutkan besoknya.
NOTULENSI Acara
: Persiapan Studi PMJK dan SSA
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Selasa 12 Oktober 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
D. PEMBUKAAN : Rapat dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Bpk. Nyoman Genep) yang memaparkan tentang proses yang akan dilakukan selanjutnya dalam penyusunan Buku Putih.
E. MATERI 1. Pembentukan Tim Penanggung Jawab Studi PMJK dan SSA dengan pembagian sebagai berikut: - Studi PMJK : BPMPD, Diskes, Dinas PU - Studi Media Komunikasi : Diskominfo - Keterlibatan Sektor Swasta : Diskopdagprin, Ekbang, KB-PP 2. Pembahasan bahan/kuisioner untuk Studi PMJK yang meliputi pembahasan kriteria untuk studi PMJK seperti: - Pemberdayaan Masyarakat:
Seberapa jauh program bisa memberdayakan masyarakat: -
Ada sosialisasi program
-
Ada musyawarah membentuk program
-
Pada saat pelaksanaan melibatkan masyarakat
-
Ada penerima manfaat
-
Tim pengelola dari masyarakat
-
Ada swadaya masyarakat
Siapa yang diberdayakan dan apa tujuannya: -
Ibu Rumah Tangga/anak sekolah masyarakat miskin
-
Meningkatkan derajat kesehatan pemetaan sanitasi
Apakah hanya gotong royong atau lebih dari itu -
Tahap apa saja masyarakat dapat berperan: -
kontribusi
Semua tahapan
Bagiamana kontribusi masyarakat dari program itu -
0 < 25% : rendah
-
2 < 50% : sedang
-
> 50% : tinggi
Bagaimana keberlanjutan program itu: -
Ada tujuan
-
Ada kontribusi
-
Ada administrasi
- Pelibatan Jender
Laki-laki dan perempuan telah diberdayakan dan dapat memberikan atau menyampaikan pendapatnya secara seimbang: -
Prosentase kehadiran masyarakat mulai dari pelaksanaan > 30% dari undangan
-
Struktur organisasi melibatkan kelompok perempuan
-
Dari semua tahapan diikutsertakan.
- Pelibatan MBR/Kemiskinan
Akses, pengaruh, manfaat yang diperoleh rumah tangga miskin -
Keterlibatan masyarakat (MBR) dalam berbagai kegiatan
-
Sarana dan prasarana tidak berfungsi
-
Ya/tidak (prosentase kehadiran)
-
Daftar hadir kerja
A. PENUTUP •
Pelaksanaan studi PMJK direncanakan di Kelurahan Kampung Baru yang memiliki program Sanimas.
•
Studi SSA yang melibatkan sektor swasta dilakukan melalui wawancara dengan pengepul sampah yang berada di Kelurahan Kampung Anyar dan Penarukan.
=========
NOTULENSI
Acara
: Pembekalan Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Oktober 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
1. Dalam dokumen perencanaan daerah, BPS & SSK merupakan program pembangunan daerah yang berada pada posisi terukur yang setara dengan dokumen RPIJM, maupun renstra SKPD. Oleh sebab itu diharapkan nantinya dokumen BPS dan SSK mempunyai legalitas minimal berupa Peraturan Bupati. 2. Alur PSSP diantaranya Penyusunan BPS (Identifikasi & perumusan masalah), penyusunan SSK (cara & langkah pemecahan masalah) yang akan menjadi masukan dalam RENSTRA , RENJA & RKA-SKPD yang kemudian dituangkan dalam APBD. 3. Beberapa output penting yang wajib tercantum dalam produk BPS diantaranya :
Komponen Studi EHRA : Fakta kondisi dampak layanan sanitasi
Studi Aspek Teknis : Permasalahan teknis & tingkat layanan
Studi Kelembagaan & Kebijakan Publik : Permasalahan dukungan kelembagaan dan kebijakan lokal
Studi Keuangan : Kapasitas fiskal daerah dan Belanja sanitasi perkapita
Studi Komunikasi : Permasalahan & kendala komunikasi dengan stake holder
Studi PMJK : Permasalahan peran masyarakat & peta kemiskinan daerah
4. Terkait dengan penyusunan BPS, diharapkan pada akhir Oktober 2010, dokumen telah dapat diselesaikan sesuai dengan outline dan hasil review dokumen yang telah dilakukan oleh KMW II, sehingga anggota Pokja yang bertanggung
jawab
dalam
memberikan
input
data
segera
dapat
menyerahkan data ke Bappeda Buleleng. 5. Penyusunan SSK dijadwalkan hingga akhir Desember 2010, dengan outline yang telah disusun oleh KMW II Pusat. 6. Pelaksanaan studi PMJK yang direncanakan dilaksanakan di Kel. Kampung Anyar akan segera dijadwal ulang setelah mendapat kepastian kesiapan masyarakatnya. 7. Direncanakan Tim Pokja Provinsi akan mengunjungi Kab Buleleng tanggal 26 Oktober 2010 dengan agenda koordinasi PSSP dan terkait dengan rencana memorandum program sanitasi tahun 2011.
NOTULENSI Acara
: Rapat Rutin Pokja
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Nopember 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
F. PEMBUKAAN : Rapat dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Bpk. Nyoman Genep) yang memaparkan agenda rapat yang akan dilakukan serta riview kegiatan yang sudah dilakukan Pokja sebelumnya.
G. AGENDA RAPAT •
Pada
acara
ini
dilakukan
penyempurnaan
Buku
Putih
Sanitasi
dengan
pengumpulan data-data yang masih kurang sesuai dengan hasil riview dari KMW, diantaranya data-data: -
dana untuk sanitasi
-
kualitas udara
-
data persampahan (pengelola)
-
data limbah cair
-
masterplan drainase
-
rumah potong hewan
-
sentra industri kecil dan menengah
-
dll
B. PENUTUP •
Anggota Pokja diharapkan mengumpulkan data-data yang masih kurang sesuai dengan bagian-bagiannya untuk penyempurnaan Buku Putih Sanitasi.
=========
NOTULENSI Acara
: Rapat Rutin Pokja
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Nopember 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
H. PEMBUKAAN : Rapat dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Bpk. Nyoman Genep) yang memaparkan agenda rapat yaitu perumusan visi dan misi sanitasi serta persiapan konsultasi regional yang akan dilakukan di Denpasar.
I. AGENDA RAPAT •
Perumusan visi dan misi kabupaten dengan penjaringan visi dan misi dari semua anggota Pokja yang hadir, seperti: Visi: •
Dinas Komunikasi dan Informatika Terwujudnya layanan sanitasi yang berwawasan mengedepankan pola budaya hidup bersih dan sehat
•
lingkungan
dengan
Dinas Pekerjaan Umum Terciptanya sistem sanitasi dan lingkungan permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan.
•
Dinas Pertanian dan Peternakan Terwujudnya lingkungan Kabupaten Buleleng yang berkualitas yang dilandasi sikap dan prilaku yang sesuai falsafah Tri Hita Karana
•
Bagian Hukum Setda Terwujudnya peningkatan kesehatan lingkungan melalui pengelolaan sanitasi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buleleng yang dilandasi falsafah Tri Hita Karana
•
Dinas Kesehatan Terwujudnya lingkungan Kabupaten Buleleng yang sehat melalui pembangunan berwawasan lingkungan yang partisipatif berlandaskan falsafah Tri Hita Karana
•
Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Terwujudnya Buleleng sebagai kota pelajar yang bersih, sehat, sejahtera, dan lestari berdasarkan falsafah Tri Hita Karana
•
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Mewujudkan masyarakat yang sehat, bebas dari kemiskinan Tarap hidup masyarakat akan lebih meningkat setelah adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman ( PPSP)
•
Kantor Lingkungan Hidup Terwujudnya lingkungan hidup Buleleng yang bersih, sehat, nyaman, lestari dan indah
•
Bagian Perekonomian dan Pembangunan Setda Terwujudnya lingkungan yang bersih, nyaman, sehat, untuk semua lapisan masyarakat. Terciptanya Buleleng bebas dari BAB dan buang sampah sembarangan untuk mencapai target MDG’S tahun 2014
Misi: •
Dinas Komunikasi dan informatika Mendorong ketersediaan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan sanitasi.
•
Dinas Pekerjaan Umum Menjaga keseimbangan sanitasi melalui perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Membuat kebijakan system drainase yang optimal Penyaluran dan pengembangan system drainase pada permukiman masyarakat yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
•
Dinas Pertanian dan Peternakan Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan, mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan Meningkatkan kualitas lingkungan menuju kehidupan yang aman, nyaman, bersih dan sehat
•
Bagian Hukum Setda Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat pengelolaan lingkungan. Meningkatkan pengelolaan kebersihan, keasrian dan kenyamanan. Mengembangkan kemitraan dalam pengelolaan persampahan Menetapkan kawasan rawan dan potensi sanitasi
dalam
•
Dinas Kesehatan Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi, pemberdayaan kesehatan jender dan kebersamaan dalam pembangunan sanitasi Meningkatkan ualitas lingkungan melalui pembangunan sarana prasarana air bersih, air limbah, sampah dan drainase.
•
Kantor Lingkungan Hidup Meningkatkan keasadaran dan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah Mewujudkan pembangunan sanitasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Menciptakan lingkungan hidup yang bersih, sehat, lestari dan indah
•
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Buleleng sampai tahun 201 Membuat kebijakan sistem sanitasi yang bebas dari kemiskinan.
•
Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Meningktkan pembngunan sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan perekonomian masyarakat
Meningktakan peran serta organisasi sosial masyarakat desa dan adat untuk peduli tentang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial Mendorong peranan SKPD untuk ikut membangun sarana dan prasarana sanitasi lingkungan di bidang sanimas drainase dan penanganan sampah / limbah. Kesepakatan: Visi: “Terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana” Misi:
•
1.
Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan
2.
Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah
3.
Meningkatkan cakupan pelayanan drainase
Persiapan Konsultasi Regional dengan agenda: i.
perumusan prioritas sanitasi untuk 3 sub sektor sanitasi, dengan prioritas sebagai berikut persampahan, air limbah dan drainase.
ii.
perumusan rencana strategis yang berkaitan dengan isu sanitasi dari prioritas santasi yang disepakati.
iii.
Pemilihan anggota Pokja yang rencananya ikut serta dalam konsultasi regional yaitu dari Bappeda, KLH, Diskopdagprin, Dinas PU dan Diskes.
C. PENUTUP a. Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten dimasukkan dalam Buku Putih Sanitasi di Bab IV
b. Rapat Konsultasi Regional rencananya akan dilakukan Senin, 28 Nopember 2010
=========
NOTULENSI Acara
: Rapat Rutin Pokja
Tempat
: Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng
Hari/Tanggal : Kamis, 2 Desember 2010 Pukul
: 09.00 WITA - Selesai
A. PEMBUKAAN : Rapat dibuka oleh PPTK Kegiatan PPSP (Ibu Era Oktarini) yang memaparkan agenda rapat mengenai hasil konsultasi regional (pembahasan Buku Putih Sanitasi).
B. AGENDA RAPAT •
Pembahasan bab-bab dalam Buku Putih Sanitasi yang perlu direvisi dan pembagian tugas untuk tiap-tiap anggota Pokja dalam merevisi. Tiap bab dikoordinir oleh satu anggota Pokja, seperti: Bab 1 – Bappeda Bab II – Bappeda Bab III – DKP Bab IV – Dinas Kesehatan Bab V – Diskopgaprin Bab VI – Bappeda Masing-masing Bab ini tetap dibantu oleh anggota Pokja yang lain.
•
Pembahasan mengenai penyusunan SSK Penyusunan SSK dikoordinir oleh anggota Pokja dari Dinas PU dan dibantu ioleh angota Pokja yang lainnya.
D. PENUTUP Mengingat waktu yang sangat singkat dalam pengumpulan Buku Putih maka revisi Buku Putih Sanitasi dan penyusunan SSK harus dilaksanakan secepatnya oleh anggota Pokja sesuai dengan pembagian tugas yang telah diputuskan bersama.
NOTULENSI Acara
: Konsultasi Publik Pembahasan/Penyempurnaan Draft Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Buleleng Tempat : Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Buleleng Hari/Tanggal : Selasa, 25 Januari 2011 Pukul : 10.00 WITA - Selesai
1.
Acara dibuka oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng (Ir. Nyoman Genep, MT) yang memaparkan proses penyusunan Buku Putih Kabupaten Buleleng, latar belakang Penyusunan Buku Putih, pemerintah mengadopsi kesepakatan MDG’s (8 tujuan) sehingga diperlukan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) serta lanjut sampai kepada pemaparan tentang Strategi Sanitasi Kabupaten.
2.
Materi Buku Putih Kabupaten Buleleng disampaikan oleh Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kab. Buleleng selaku Ketua Tim Teknis Pokja Sanitasi Kabupaten Buleleng. Materi yang sampaikan meliputi: • Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Pendekatan dan Metodologi; • Gambaran Umum Kabupaten Buleleng yang berisi gambaran kondisi geografis, topografi, penggunaan lahan, kependudukan, perekonomian, serta visi misi kabupaten, • Profil Sanitasi Kabupaten Buleleng yang berisi kondisi dan tingkat pelayanan subsektor air limbah, persampahan, drainase dan air bersih. • Rencana pengembangan berisi visi dan misi sanitasi kabupaten serta rencana peningkatan pengelolaan limbah cair, persampahan, drainase dan air bersih, area beresiko sanitasi). • Penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi dari masing-masing subsector sanitasi. Materi SSK yang disampaikan oleh Ketua Tim Teknis meliputi: • Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Pendekatan dan Metodologi; • Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kabupaten Buleleng menguraikan mengenai gambaran umum sanitasi Kabupaten Buleleng, Visi Misi sanitasi Kabupaten Buleleng, kebijakan umum dan strategi sanitasi kabupaten Buleleng tahun 20112015, tujuan dan sasaran sanitasi kabupaten serta arah pentahapan pencapaian. • Isu Strategi Dan Tantangan Layanan Sanitasi Kabupaten Buleleng yang menguraikan mengenai aspek non teknis, aspek teknis dan PHBS sanitasi. • Strategi Untuk Keberlanjutan Layanan Sanitasi menguraikan mengenai tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian, strategi aspek non teknis.
• Program Dan Kegiatan Kabupaten Buleleng yang menguraikan Program-program dan kegiatan di kabupaten Buleleng yang meliputi program dan aspek teknis dan PHBS, serta program dan kegiatan non teknisnya yang berkaitan dengan layanan sanitasi. • Monitoring Dan Evaluasi Sanitasi menguraikan mengenai gambaran umum struktur monitoring dan evaluasi sanitasi, struktur kelembagaan untuk monitoring dan evaluasi sanitasi, strategi monitoring sanitasi dan pendokumentasiannya. • Penutup yang menguraikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi-rekomendasi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Buleleng 2011. 3.
Pada sesi diskusi terdapat beberapa masukan atau informasi dari beberapa peserta rapat yang pada intinya sangat mendukung program PPSP di Kabupaten Buleleng dan beberapa tambahan informasi untuk penyempurnaan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Buleleng.
4.
Pada akhir acara, Bapak Kabid mengucapkan terima kasih atas masukan dan informasi dari peserta rapat yang membangun untuk kesempurnaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buleleng dan Strategi Sanitasi Kabupaten Buleleng.
=========