DAFTAR ISI 1
Executive Summary ................................................................................................................................ 1
2
Pendahuluan........................................................................................................................................... 4
3
Aktivitas dan Metodologi ....................................................................................................................... 4 3.1
Tujuan ........................................................................................................................................... 4
3.2
The Value Chain Approach ............................................................................................................ 4
3.3
The Value Chain Methodology ...................................................................................................... 5
4
Kerangka Kebijakan, Peraturan dan Kelembagaan ................................................................................ 5
5
Profil Pasar.............................................................................................................................................. 5
6
Peluang Bisnis Kelautan Perikanan berbasis Komoditas ...................................................................... 10 6.1
Strategi Pengembangan Produk ................................................................................................. 10
6.2
Strategi Pengembangan Pasar .................................................................................................... 15
6.3
Pola Pendekatan/Pelaksanaan.................................................................................................... 16
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4
Keragaan Pemasaran Produk Perikanan Merauke................................................................... 6 Marjin Harga Produk Ikan Segar .............................................................................................. 8 Marjin Harga Produk Ikan Olahan ............................................................................................ 9 Analisis Kelayakan Finansial Usaha 4 Produk Olahan Potensial ............................................ 12
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9
Beberapa Jenis Ikan Dominan yang didaratkan di Desa Samkai-District Merauke.................. 5 Pasar dan atau Potensi Pasar Produk Perikanan Merauke ...................................................... 6 Pola Pemasaran Ikan Segar ...................................................................................................... 7 Pola Pemasaran Ikan Olahan (Gelembung Renang) ................................................................ 7 Pola Pemasaran Ikan Olahan (Ikan Asin Gastor) ...................................................................... 8 Pola Pemasaran Ikan Olahan Lainnya (Ikan Asin, Terasi, Udang Rebon, Abon Ikan) ............... 8 Grade Quality Ikan Asin berdasarkan Ukuran Ikan ................................................................ 10 Quality dan Estetika Produk Gelembung Renang Ikan .......................................................... 11 Skema Strategi Pengembangan Produk Olahan Eksisting (Fokus: Perbaikan Mutu dan Estetika Produk) .............................................................................................................. 12 Gambar 10 Produk Ikan Olahan Potensial ................................................................................................ 13 Gambar 11 Skema Diversifikasi Produk Olahan Ikan ................................................................................ 14 Gambar 12 Alur Distribusi dan Pemasaran Produk Diversifikasi Olahan Ikan .......................................... 16
iv
1 Executive Summary Salah satu kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang dijadikan taget program International Fund for Agricultural Development (IFAD) terkait dengan Pengembangan Pasar Komoditi berbasis kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Merauke, yang dalam pelaksanaannya di fokuskan di dua desa penerima manfaat, yaitu Desa Samkai di Distrik Merauke dan Desa Kuler di Distrik Naukenjerai. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah untuk: 1). Mengidentifikasi komoditas eksisting berbasis kelautan dan perikanan; 2). Menentukan dan menganalisa komoditas potensial; 3). Mengidentifikasi komoditas berbasis kelautan dan perikanan yang memiliki potensi masa depan terbaik bagi desa CCDP Kabupaten berdasarkan analisis rantai nilai; 4). Menyusun profil pasar eksisting kabupaten berbasis komoditas kelautan dan perikanan dan ; 5). Mengidentifikasi setidaknya tiga jenis investasi di tingkat kabupaten, yang bida dan paling efektif dalam mendukung pengembangan komoditas potensial terpilih. Komoditi berbasis kelautan dan perikanan di Kabupaten Merauke sampai dengan saat ini adalah Produk perikanan, dengan profil/keragaan sebagai berikut: 1. Karakteristik pasar dari produk perikanan tersebut: a. Pasar lokal; 1). Hanya sebatas ikan segar, dan kalau ada produk olahan masih sangat terbatas (Terasi); 2). Serapan Pasar Sangat Terbatas (Maksimal 3 ton/hari) dan 3). Hanya jenis ikan Paha Putih, Senangin, Kakap Batu, Ikan Lari/Lemadang, Ikan Kue dan Udang Putih yang bisa terserap. b. Karakteristik Pasar Luar Daerah adalah: 1). Serapan pasar yang tinggi dan stabil; 2). Butuh Upaya lebih dalam pengiriman, umumnya hanya perusahaan (PT/CV) yang mampu melakukan Bulky Produk (Ikan Beku, Fillet Beku) karena Sangat Padat Modal); 3). Jenis Ikan Utama yang dapat diserap pasar ini adalah: Ikan Tenggiri, Kuro, Kakap Putih (Cina) dikirim dalam bentuk Fillet/Utuh Beku dan Udang Putih dalam bentuk Beku; 4). Produk olahan yang bisa keluar saat ini hanya Gelembung Renang, Udang Rebon dan Ikan Asin Gastor. 2. Pasar dan potensi pasar utama dari produk perikanan Merauke adalah Pasar Lokal Kabupaten Merauke, Pasar Ibu Kota Provinsi Papua (Kota Jayawijaya), Makasar, Surabaya dan Jakarta. 3. Produk perikanan utama umumnya dalam bentuk segar utuh, beku utuh, fillet dan produk olahan. 4. Pelaku utama pasar produk perikanan dilini pedagang terdapat sekitar 8 pemborong ikan segar, 3 perusahaan pengolah (Fillet) ikan (1 CV dan 2 PT), 15 pedagang pengumpul gelembung renang, 5 pedagang pengumpul ikan asin gastor, 3 pedagang pengumpul Udang Rebon Kering, 6 pedagang pengumpul kepiting, 4 pedagang pengumpul udang segar serta 3 perusahaan pembekuan udang (2 PT dan 1 CV). 5. Dilihat dari pola saluran pemasaran produk perikanan, diketahui ada 4 pola saluran pemasaran ikan segar, 3 pola saluran pemasaran produk gelembung renang, 2 bentuk pola saluran pemasaran produk olahan ikan asin gastor serta dua bentuk pola saluran pemasaran produk ikan olahan lainnya (Ikan Asin, Teras, Abon Ikan dan Udang Rebon Kering). 6. Beberapa permasalahan utama pasar produk perikanan di Kabupaten Merauke, yaitu: Harga produk olahan khususnya produk-produk olahan eksisting seperti produk gelembung renang ikan masih sangat fluktuatif, hal ini disebabkan karena Quality dan Estitika produk masih belum standar atau masih belum bisa memenuhi secara utuh kemauan dan atau permintaan konsumen. Demikian halnya dengan produk ikan asin gastor, tingkat fluktuasi harga juga masih cukup tinggi hal ini juga dikarenakan masih belum standarnya produk yang dihasilkan, khususnya terkait ukuran ikan. Permasalahan lain terkait produk ikan asin gastor adalah sumber bahan baku masih sangat tergantung dari alam, sampai saat ini masih belum ada upaya untuk budidaya. Pada saat musim puncak ikan dimana volume produksi ikan dari nelayan sangat besar, masih belum tertampung dikarenakan pelaku usaha masih sangat terbatas (jumlah dan atau kapasitas) 1
maupun keberagaman produk usaha yang sampai dengan saat ini masih terfokus pada produk segar/beku saja, produk olahan berbasis ikan masih belum dikembangkan. Ketersediaan Es Batu sangat terbatas dikarenakan tidak beroperasinya lagi dua pabrik es (pemerintah), saat ini pasokan utama dari Es batu Kantong Plastik yang dibuat oleh masyarakat yang jumlahnya sangat terbatas dengan harga yang cukup tinggi. Strategi pengembangan produk perikanan yang dikembangkan adalah strategi pengembangan produk olahan eksisting dan strategi diversifikasi produk olahan. Strategi pengembangan produk olahan eksisting fokus utama ada pada tahapan penyiapan bahan baku dan pada tahapan processing. Dua fokus utama terkait dengan penyiapan bahan baku adalah proses handling/penanganan bahan baku yang standar serta menjaga ketersediaan bahan baku yang juga standar, baik terkait dengan quality maupun ukuran. Sedangkan dua fokus utama untuk tahapan processing adalah terjaminnya standarisasi pengolahan (keamanan pangan) dan pemenuhan estetika produk (bentuk, warna dan penampakan produk). Sedangkan untuk strategi diversifikasi produk olahan ikan beserta supporting activities yang menyertainya tersejadi secara detail pada gambar berikut ini. Added Value + Price + Quality + Placing +
Jenis Produk Penanganan/ Handling Processing
Product
Raw Material/ Bahan Baku
Pasar Lokal Traditional
Ketersediaan Modern (tepat guna/sasaran dan sesuai)
Supporting
1. Infrastruktur a. Pabrik Es b. Cool Box 2. Capacity Building (Training)
Pasar Luar Daerah
Standard: - (Certificate (Depkes; Halal) - Estetika - Packaging
Supporting 1. Infrastruktur a. Dapur b. Penyimpanan/Storage c. Air Bersih 2. Capacity Building (Training) 3. Others Supporting Investment: Pabrik Surimi 4. Fasilitasi/Pendampingan Aktif: Proses Produksi (Standar Pengolahan : Foodsafety (Keamanan Pangan)/Sertifikasi
Processing
Product
Semi Moderen
Added Value ++ Innovation ++
Supporting 1. Infrastruktur: Pusat Pemasaran/Pasar 2. Pengembangan Lembaga (Pengumpul dan Pemasar): Koperasi 3. Kantor Penghubung di Pusat Pasar (Surabaya/Jakarta)
Jenis Produk: 1. Albumin (Ekstrak Protein) 2. Tepung Ikan 3. Chitosan
Modern (tepat guna/sasaran dan sesuai)
Supporting 1. 2. 3. 4.
Alih Teknologi Pengembangan SDM (Capacity Building Kerjasama Pasar Kebijakan pendukung: Pengembangan Kegiatan Sinergis (Budidaya Unggas/Ikan)
Bersamaan dengan pengembangan strategi pengembangan produk, juga dilaksanakan pengembangan strategi untuk pengembangan pasar bagi produk-produk tersebut. Strategi pengembangan pasar yang dilakukan adalah: 1. Pengembangan Pasar Produk Strategi pengembangan pasar produk yang dilakukan adalah strategi pengembangan pasar produk eksisting dan strategi pengembangan pasar produk diversifikasi. Strategi pengembangan pasar produkproduk eksisting khususnya produk olahan ikan adalah menjaga dan mempertahankan pasar, dengan memenuhi permintaan sesuai dengan standar yang diinginkan dan menjaga kontinuitas pasokan barang. Sedangkan pengembangan pasar bagi produk-produk olahan diversifikasi dirancang dengan 2
pendekatan spesifik dan terencana, yaitu: Penentuan target pasar utama; Dalam jangka pendek, target pasar utama adalah Pasar Lokal. Untuk Jangka Menengah dan Jangka Panjang, pasar sasaran adalah Eksternal Market (Pasar Luar) Daerah. 2. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) a. Produk; fokus kepada: 1). Quality dan Keragaman (diferensiasi) Produk bukan pada volume produk; 2). Memperhatikan estetika produk: Bentuk dan Kemasan (packaging); 3). Standarisasi dengan mengacu kepada Standar Keamanan Pangan; Sistem standarisasi keamanan pangan dalam proses produksi (infrastuktur dan proses) dan Sertifikasi Produk (Minimal: Depkes dan Halal) b. Harga; 1) Menerapkan efisiensi produksi, produksi dilaksanakan dengan skala usaha rumah tangga (Suami Nelayan-Istri Pengolah), guna pemangkasan beberapa variabel biaya produksi; 2). Bekerjasama dengan provider pengiriman barang untuk memangkas biaya trasportasi distribusi barang; 3). Bekerjasama dengan pengusaha lokal (mitra usaha) dalam kaitanya untuk menjaga kesamaan dan kestabilan harga produk. c. Promosi; Promosi dilakukan baik untuk pasar lokal maupun pasar eksternal. Target utama promosi dalam jangka pendek adalah promosi untuk Pasar Lokal dengan melakukan antara lain adalah 1). Pameran/Pembuatan gerai/stand di Supermaket dan atau bandara; 2). Program-program yang bekerjasama dengan pemerintah daerah seperti Gerakan makan ikan; 3). Pembuatan sarana promosi seperti pembuatan brosur/poster/spanduk. Dalam jangka panjang, promosi produk untuk pasar eksternal juga mutlak harus dilaksanakan, promosi ini bisa melalui bantuan pemerintah daerah dan atau melalui pengusaha perikanan (mitra usaha). d. Distribusi; Bentuk alur distribusi dan pemasaran yang diharapkan salah satunya adalah dengan mengembangkan lembaga koperasi sebagai lembaga perantaraa yang berperan sebagai penampung, pemasar dan atau distributor bagi produk-produk olahan ikan yang dikembangkan. 3. Pengembangan Kelembagaan; pengembangan kelembagaan sangat penting untuk dilaksanakan dalam tataran pengembangan pasar produk, strategi yang dilakukan adalah: a. Tahap awal; mengembangakan/membentuk koperasi (Berperan sebagai pusat pemasaran; menampung, memasarkan dan mengirim/distribusi produk), b. Jangka Menengah/Panjang: Bekerjasama sengan para pihak untuk membuat Kantor Penghubung di kantong-kantong pasar eksternal target (Berperan antara lain: sebagai bridging/jembatan/penghubung dengan pasar luar; menjamin ketersediaan produk serta melakukan promosi). Dalam koridor implementasi kegiatan pengembangan produk berbasis perikanan dan pengembangan pasarnya sangat tergantung kepada pola pendekatan dan atau pelaksanaannya. Beberapa pola pendekatan dan atau pelaksanaan kegiatan yang penting untuk dilakukan adalah: 1. Terlaksananya Capacity Building (Training/Magang Kerja) diberbagai lini pelaku, beberapa training yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan adalah: a. Training AMT (Achievement Motivation Training) b. Training Teknis Penanganan Ikan c. Training Teknis Produksi Bersih d. Training Manajemen Usaha dan Pemasaran e. Training Teknis Pengolahan (Penyiapan Bahan Baku – Packaging -Penyimpanan/Pengiriman) 2. Pengembangan produksi dilaksanakan dengan cara bertahap, pada tahap awal fokus kepada pengembangan quality dan standarisasi produk dengan volume produksi terbatas, setelah pasar target terbentuk dan berkembang, scaling up produksi baru dilakukan. 3. Modal Sosial; Menggalang kerjasama antar parapihak/stakeholder terkait, guna memperoleh dukungan dalam tataran implementasi. Para pihak/stakeholders terkait yang dimaksud adalah Kelompok Usaha, SKPD terkait (Dinas Perikanan dan Kelautan (P2HP, Karantina), Dinas Perindagkop 3
dan UMKM, dll); Pengusaha Lokal; Pelindo, dll. Hal inibertujuan untuk membuat forum mitra usaha yang dirancang memberikan support baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan tupoksi masing-masing dari para pihak/stakeholders terkait. 4. Fasilitasi Pendampingan dan Pembinaan Aktif; selama proses pengembangan diperlukan dampingan/pembinaan aktif oleh fasilitator khusus yang fokus pada hal teknis terkait dengan pelaksanaan proses produksi dan manajemen usaha.
2 Pendahuluan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) saat ini sedang melaksanakan Kegiatan Market Study yang secara bersamaan dengan kegiatan Annual Outcome Coastal Community Development Project. Kegiatan Market Study ini di juga laksanakan di 12 Kabupaten/Kota di 9 provinsi di kawasan Timur Indonesia. Kabupaten/Kota tersebut berada di kawasan pesisir yang memiliki sumberdaya perikanan dan kelautan melimpah, namun belum terkelola secara optimal bagi peningkatan perekonomian masyarakat lokal. Salah satu kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang dijadikan taget program adalah Kabupaten Merauke. Kegiatan Market Study di Kabupaten Merauke di fokuskan di dua desa penerima manfaat, yaitu Desa Samkai di Distrik Merauke dan Desa Kuler di Distrik Naukenjerai.
3 Aktivitas dan Metodologi 3.1 Tujuan Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Market Study ini adalah: 1. Mengidentifikasi komoditas eksisting berbasis kelautan dan perikanan 2. Menentukan dan menganalisa komoditas potensial yang: a. Memiliki potensi terbesar untuk desa-desa taget kegiatan (CCDP Kabupaten); b. Dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok desa c. Secara substansi dapat meningkatkan pendapatan bagi rumah tangga yang berpartisipasi . 3. Mengidentifikasi komoditas berbasis kelautan dan perikanan yang memiliki potensi masa depan terbaik bagi desa CCDP Kabupaten berdasarkan analisis rantai nilai. 4. Menyusun profil pasar eksisting kabupaten berbasis komoditas kelautan dan perikanan. 5. Mengidentifikasi setidaknya tiga jenis investasi di tingkat kabupaten, yang bida dan paling efektif dalam mendukung pengembangan komoditas potensial terpilih.
3.2 The Value Chain Approach Pendekatan rantai nilai produk perikanan dalam kajian ini memperhatikan hal-hal berikut: Koordinasi dan kerjasama antar pelaku usaha perikanan dengan pelaku pemasaran Hubungan antara pelaku usaha perikanan Distribusi manfaat diantara pada pelaku ekonomi pemasaran produk perikanan Pembelajaran dan inovasi untuk meningkatkan kreativitas dan keberlanjutan daya saing.
4
3.3 The Value Chain Methodology Pendekatan rantai nilai akan mempelajari hambatan dan peluang untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha perikanan di daerah kajian dalam memasuki pasar nasional dan pasar internasional. Terdapat 5 hal yang didalami yaitu: Peluang di pasar konsumen akhir. Dukungan kondisi lingkungan (nasional dan internasional). Kerjasama antar pelaku usaha baik horizontal maupun vertikal. Fungsi pendukung yaitu keuangan, penyuluhan, dan lain-lain Peningkatan kapasitas pelaku usaha.
4 Kerangka Kebijakan, Peraturan dan Kelembagaan Dalam kerangka kelembagaan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah: Kementerian Kelautan dan Perikanan,dalam konteks pelaksanaan kegiatan ini kementerian beroperasi melalui Direktorat Jendral KP3K. Pada tataran pelaksanaannya dilapangan perpanjangan tangan kementerian adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten. Beberapa kebijakan dan peraturan yang memayungi pelaksanaan kegiatan ini adalah: UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. UU No 49 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan. Permen KP No 01/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Pemasaran, serta Kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke, yang dituangkan dalam Visi-Misi Pengembangan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Merauke.
5 Profil Pasar Produksi ikan yang didaratkan di Pantai Lampu 1 (Desa Samkai District Merauke) sebagai Pusat Pendaratan Ikan utama di District Merauke rata-rata sekitar 33 ton/hari, volume tersebut tidak termasuk jenis ikan kuro, kakap putih (cina) dan Tenggiri. Jenis ikan yang didaratkan dilokasi tersebut didominasi oleh Ikan Senangin, Paha Putih, Kakap Batu, Kuro, Kakap Putih (Cina), Tenggiri, Kue, Lemadang/Lari, Gulamah, Kerapu lumpur, Bawal dan Udang Putih.
Ikan Senangin
Ikan Bawal
Ikan Gulamah
Ikan Kakap dan Ikan Kuro
Gambar 1 Beberapa Jenis Ikan Dominan yang didaratkan di Desa Samkai-District Merauke Pasar dari produk perkanan dari Kabupaten Merauke adalah Pasar Lokal dan Pasar Luar Daerah. Karakteristik pasar lokal; 1). Hanya sebatas ikan segar, dan kalau ada produk olahan masih sangat terbatas (Terasi); 2). Serapan Pasar Sangat Terbatas (Maksimal 3 ton/hari) dan 3). Hanya jenis ikan Paha Putih, Senangin, Kakap Batu, Ikan Lari/Lemadang, Ikan Kue dan Udang Putih yang bisa terserap. Karakteristik Pasar Luar Daerah adalah: 1). Serapan pasar yang tinggi dan stabil; 2). Butuh Upaya lebih 5
dalam pengiriman, umumnya hanya perusahaan (PT/CV) yang mampu melakukan Bulky Produk (Ikan Beku, Fillet Beku) karena Sangat Padat Modal); 3). Jenis Ikan Utama yang dapat diserap pasar ini adalah: Ikan Tenggiri, Kuro, Kakap Putih (Cina) dikirim dalam bentuk Fillet/Utuh Beku dan Udang Putih dalam bentuk Beku; 4). Produk olahan yang bisa keluar saat ini hanya Gelembung Renang, Udang Rebon dan Ikan Asin Gastor. Pasar dan potensi pasar utama dari produk perikanan Merauke adalah Pasar Lokal Kabupaten Merauke, Pasar Ibu Kota Provinsi Papua (Kota Jayawijaya), Makasar, Surabaya dan Jakarta.
Gambar 2 Pasar dan atau Potensi Pasar Produk Perikanan Merauke Produk perikanan utama umumnya dalam bentuk segar utuh, beku utuh, fillet dan produk olahan. Pelaku utama pasar produk perikanan dilini pedagang terdapat sekitar 8 pemborong ikan segar, 3 perusahaan pengolah (Fillet) ikan (1 CV dan 2 PT), 15 pedagang pengumpul gelembung renang, 5 pedagang pengumpul ikan asin gastor, 3 pedagang pengumpul Udang Rebon Kering, 6 pedagang pengumpul kepiting, 4 pedagang pengumpul udang segar serta 3 perusahaan pembekuan udang (2 PT dan 1 CV). Jenis produk, tujuan pasar, volume dan pelaku selengkapnya tersaji pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1
Keragaan Pemasaran Produk Perikanan Merauke
No. 1.
Produk
Tujuan Pasar
Volume
Pelaku
3.
Ikan Segar (Paha Putih, Senagin, Kue, Kakap Batu, Ikan Lari) Fillet dan Utuh (Tenggiri, Layur, Gulamah, Kakap Putih, Kuro, Bawal, Manyung) Gelembung Renang
4.
Ikan Asin (Gastor)
Jakarta, Pekanbaru, Tanggerang, Surabaya, Batam, Tarakan Jakarta
5.
Udang Rebon (Kering)
Jayapura
431 Kg/Bulan
3 Pedagang Pengumpul
6.
Kepiting
Jayapura, Jakarta, Surabaya, Makasar
9060 Ekor Hidup/Bulan
6 Pedagang Pengumpul
2.
Lokal Merauke
3 Ton/Hari
8 Pemborong (Pedagang Pengumpul): Pak Timo, Sabtu, Ramli, Rouf, H.Tanga, Sulaiman, Mustaqim, Abdul Hakim) 2 PT dan 1 CV (PT.Dwi Karya Reksa Abadi, CV.Cipta Setya, PT. Mahkota) serta 3 Pedagang Pengumpul
China, Jakarta, Makasar, Jayapura,
722,467 Kg/Bulan
6,994 Kg/Bulan
15 Pedagang Pengumpul
65,820 Kg/Bulan
5 Pedagang Pengumpul
6
No.
Produk
7.
Udang Beku
8.
Udang Segar
Tujuan Pasar Jakarta, Makasar, Surabaya dan Jayapura Lokal Merauke
Volume
Pelaku
130,552 Kg/Bulan
4 Pedagang Pengumpul, 2 PT dan 1 CV
300 Kg/Hari
2 Pemborong (Pedagang Pengumpul)
Dilihat dari pola saluran pemasaran produk perikanan, diketahui ada 4 pola saluran pemasaran ikan segar, 3 pola saluran pemasaran produk gelembung renang, 2 bentuk pola saluran pemasaran produk olahan ikan asin gastor serta dua bentuk pola saluran pemasaran produk ikan olahan lainnya (Ikan Asin, Teras, Abon Ikan dan Udang Rebon Kering). Masing-masing pola saluran pemasaran tersebut tersaji pada Gambar 3 sampai dengan Gambar 6 berikut ini.
Gambar 3 Pola Pemasaran Ikan Segar
Gambar 4 Pola Pemasaran Ikan Olahan (Gelembung Renang)
7
Gambar 5 Pola Pemasaran Ikan Olahan (Ikan Asin Gastor)
Gambar 6 Pola Pemasaran Ikan Olahan Lainnya (Ikan Asin, Terasi, Udang Rebon, Abon Ikan) Margin atau selisih harga produk ikan segar di Kabupaten Merauke dari nelayan ke pemborong ikan, nelayan langsung ke konsumen dan dari pemborong ke perusahaan (PT/CV) berkisar antara Rp. 2000,s/d Rp.7000,-. Margin atau selisih harga produk perikanan olahan ikan asin gastor dari nelayan ke plasma pengumpul, plasma pengumpul ke pedagang besar lokal dan dari pedagang besar lokal ke pedagang besar di Jakarta berkisar antara Rp.11.000,- s/d Rp.16.000,-. Margin atau selisih harga produk perikanan olahan udang rebon dari pengolah ke pengumpul, pengumpul ke Pedagang Luar daerah berkisar antara Rp.10.000,- s/d Rp.25.000,-. Margin atau selisih harga produk perikanan olahan Terasi Udang dari pengolah ke pedagang pengecer atau Pengolah ke konsumen berkisar antara Rp.10.000,- s/d Rp.20.000,-. Sedangkan margin atau selisih harga produk perikanan olahan Gelembung Renang Ikan dari Nelayan ke pedagang pengumpul dan pemborong ke pedagang pengumpul untuk ukuran terkecil menengah sampai ukuran besar berturut-turut berkisar antara Rp.200.000,-; Rp. 2.000.000,-; s/d Rp.3.000.000,-. Informasi selengkapnya mengenai margin atau selisih harga produk perikanan (segar maupun olahan) tersaji pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini. Tabel 2 No.
Marjin Harga Produk Ikan Segar Jenis Ikan
NelayanPemborong
Nelayan-Konsumen
Pemborong-Perusahaan (PT/CV)
1. 2.
Paha Putih/Senangin
Rp.5800/Kg
Rp.7000/Kg
Kakap Batu/Ikan Lari/Lemadang
Rp.10000/Kg
Rp.12000/Kg
3.
Kue
Rp.13000/Kg
Rp.10000/Kg
4.
Tenggiri
Rp.7000/Kg
Rp.9000/Kg
5.
Kuro
Rp.11000/Kg
Rp.14000/Kg
6.
Udang
Rp.80000/Kg
Rp.75000/Kg
-
Rp.87000/Kg
8
No. 7.
Jenis Ikan Kakap Putih
Tabel 3 No.
NelayanPemborong
Nelayan-Konsumen
Rp.16500/Kg
Pemborong-Perusahaan (PT/CV) Rp.20000/Kg
Marjin Harga Produk Ikan Olahan Jenis Olahan
Nelayan-Plasma Pengumpul (Segar)
Plasma PengumpulPedagang Besar Lokal
Ikan Asin Gastor 1. No. Jenis Olahan
Rp.8000-9000/Kg
Rp.24000-27000/Kg
Pengolah-Pengumpul
Udang Rebon 1. No. Jenis Olahan
Rp.15000-25000/Kg
Pengumpul-Antar Kota (Jayapura) Rp.30000-55000/Kg
Pengolah-Pedagang Pengecer
Pengolah-Konsumen
Terasi Udang 1. No. Jenis Olahan
Rp.30000-40000/Kg
Rp.60000-80000/Kg
Nelayan-Pemborong
Pemborong - Pedagang Pengumpul (Eksport/Antar Pulau)
Size 50-99 gr Size 100-149 gr
4.4jt/kg 7 jt/kg
4.6/kg 9jt/kg
Size 150-199 gr
10jt/kg
12jt/kg
Size 200-249 gr
15 jt/kg
17jt/kg
- Kakap Putih (Cina) Jantan Size 50-99 gr
8 jt/kg
10jt/kg
Size 100-149 gr
11 jt/kg
13jt/kg
Size 150-199 gr
15jt/kg
18jt/kg
Size 200-249 gr
22 jt/kg
25jt/kg
1.
Pedagang Besar LokalPedagang Besar Jakarta Rp.35000-40000/Kg
Gelembung Renang - Kakap Putih (Cina) Betina
Beberapa permasalahan utama pasar produk perikanan di Kabupaten Merauke, yaitu: a. Harga produk olahan khususnya produk-produk olahan eksisting seperti produk gelembung renang ikan masih sangat fluktuatif, hal ini disebabkan karena Quality dan Estitika produk masih belum standar atau masih belum bisa memenuhi secara utuh kemauan dan atau permintaan konsumen. Demikian halnya dengan produk ikan asin gastor, tingkat fluktuasi harga juga masih cukup tinggi hal ini juga dikarenakan masih belum standarnya produk yang dihasilkan, khususnya terkait ukuran ikan, masih sangat berfariasinya ukuran ikan yang dijadikan ikan asin, padahal ukuran ikan dengan nilai jual yang stabil ada pada Grade A (Ikan dengan ukuran besar) (Dijelaskan detail pada bab setelah ini). Permasalahan lain terkait produk ikan asin gastor adalah sumber bahan baku masih sangat tergantung dari alam, sampai saat ini masih belum ada upaya untuk budidaya. b. Pada saat musim puncak ikan dimana volume produksi ikan dari nelayan sangat besar, masih belum tertampung dikarenakan pelaku usaha masih sangat terbatas (jumlah dan atau kapasitas) maupun keberagaman produk usaha yang sampai dengan saat ini masih terfokus pada produk segar/beku saja, produk olahan berbasis ikan masih belum dikembangkan.
9
c. Ketersediaan Es Batu sangat terbatas dikarenakan tidak beroperasinya lagi dua pabrik es (pemerintah), saat ini pasokan utama dari Es batu Kantong Plastik yang dibuat oleh masyarakat yang jumlahnya sangat terbatas dengan harga yang cukup tinggi.
6 Peluang Bisnis Kelautan Perikanan berbasis Komoditas 6.1 Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk perikanan yang dikembangkan untuk Kabupaten Merauke secara umum termasuk didalamnya strategi pengembangan produk perikanan di Desa dan atau Distrik yang menjadi sasaran program adalah strategi pengembangan produk olahan eksisting dan strategi diversifikasi produk olahan. a. Produk olahan eksisting; saat ini sudah memiliki pasar dan jaringan pasar tersendiri, yang sudah establish namun masih terdapat beberapa permasalahan yang cukup signifikan mempengaruhi harga produk, permasalahan utama adalah quality dan estetika produk. Produk eksisting potensial yang dijumpai adalah Ikan Asin Gabus Toraja (Gastor) dan Gelembung Renang Ikan. Produk Ikan Asin Gastor, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, permintaan di pasar antar pulau (luar daerah) khususnya DKI Jakarta tidak terbatas, berapapun produk yang dihasilkan di tingkat produsen bisa diserap oleh pasar. Ditinjau dari quality produk terdapat tiga jenis grade quality, yaitu: Super (Grade A) (ikan ukuran besar), Grade B (Ikan ukuran sedang) dan Grade C (Ikan dengan ukuran) kecil.
Grade B Grade A
Grade C
Gambar 7 Grade Quality Ikan Asin berdasarkan Ukuran Ikan Kurun waktu satu tahun terakhir, telah terjadi penurunan mutu produk khususnya dari aspek ukuran ikan. Ukuran ikan semakin mengecil, hal ini dikarenakan penangkapan yang terus menerus sehingga menyebabkan ketersediaan ikan-ikan dengan ukuran besar di alam semakin berkurang. Menerapkan pasar selektif untuk aspek ukuran saat ini sudah seharusnya dilakukan, untuk mencegah penurunan stok ikan di alam sekaligus mempertahankan Quality produk yang diminta pasar. Produk Gelembung Renang Ikan merupakan produk dengan relung pasar dengan segmen pasar khusus. Permintaan produk ini cukup tinggi dan dalam jumlah yang tidak terbatas. Harga produk ini pun sangat tinggi. Namun, sering kali harga menjadi jatuh dikarenakan quality dan estetika produk 10
tidak sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini dikarenakan kesadaran akan produk yang standar dengan estetika tertentu belum menjadi fokus bagi nelayan dan atau pemborong ikan yang mengolah produk ini. Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan informasi produk dan teknis penanganan produk dengan quality serta estetika standar yang diinginkan pasar. Angka kecacatan produk masih sangat tinggi.
Produk Cacat (Quality dan Estetika Rendah)
Produk Baik (Quality dan Estetika Tinggi)
Gambar 8 Quality dan Estetika Produk Gelembung Renang Ikan Memperbaiki quality dan estetika produk gelembung renang ikan merupakan langkah utama dalam stategi pengembangan produk ini. Secara skematik strategi pengembangan produk olahan eksisting tersebut tersaji pada Gambar 9, dimana fokus utama ada pada tahapan penyiapan bahan baku dan tahapan processing. Dua fokus utama terkait dengan penyiapan bahan baku adalah proses handling/penanganan bahan baku yang standar serta menjaga ketersediaan bahan baku yang juga standar, baik terkait dengan quality maupun ukuran. Sedangkan dua fokus utama untuk tahapan processing adalah terjaminnya standarisasi pengolahan (keamanan pangan) dan pemenuhan estetika produk (bentuk, warna dan penampakan produk). Dalam pelaksanaananya, strategi pengembangan produk tersebut harus disupport dengan capacity building dilini pelaku dengan memberikan training/pelatihan teknis terkait dengan handling bahan baku dan proses pengolahan; Bantuan sarana penanganan dan atau pengolahan ikan seperti cool box; serta sangat dibutuhkan pendampingan dan pembinaan aktif dalam mengawal pelaksanaan proses ini.
11
Gambar 9 Skema Strategi Pengembangan Produk Olahan Eksisting (Fokus: Perbaikan Mutu dan Estetika Produk) b. Devesifikasi produk olahan; dalam pengembangan strategi diversifikasi produk olahan, hal pertama yang dilakukan adalah penentuan jenis produk potensial untuk dikembangkan, penentuan produk potensial tersebut ditetapkan dengan berdasarkan pertimbangan terhadap: 1). Ketersediaan sumberdaya/bahan baku; 2) Kemampuan masyarakat dalam melaksanakan; serta; 3). Peluang serapan pasar. Mengacu kepada beberapa pertimbangan tersebut, terpilih 4 produk olahan potensial yang dapat dikembangkan, produk tersebut adalah: 1. Terasi Udang 2. Ikan Asin 3. Abon Ikan 4. Baso Langkah selanjutnya setelah terseleksinya produk olahan potensial tersebut adalah menguji Kelayakan Finansial Usaha. Hasil pengujian kelayakan finansial pengembangan usaha, ke-empat produk tersebut semuanya Layak untuk dikembangkan. Resume hasil analisis kelayakan finansial usaha produk olahan potensial tersebut selengkapnya terjadi pada Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4 No 1 2 3 4
Analisis Kelayakan Finansial Usaha 4 Produk Olahan Potensial Produk NPV NET B/C IRR Abon Ikan Rp. 45,891,825 1.37 33.16 % Bakso Ikan Rp. 52,936,524 2.00 50.65% Ikan Asin Rp. 54,011,652 2.25 81.67% Terasi Udang Rp. 42,896,123 2.00 24.36%
12
Gambar 10 Produk Ikan Olahan Potensial Hal lain yang coba dipelajari dan analisa terkait dengan diversifikasi produk olahan adalah pengembangan beberapa jenis produk inovasi potensial, yang mengacu kepada potensi dan ketersediaan sumberdaya/bahan baku namun dalam tataran implemantasinya diperlukan langkahlangkah strategis khusus seperti: memerlukan alih teknologi dikarenakan produk olahan ini memerlukan sentuhan teknologi tinggi dalam pengembangnnya; memerlukan pengembangan SDM terdidik dan terlatih untuk mendukung pengembangnnya, serta; sangat memerlukan kerjasama pasar. Produk inovatiif tersebut adalah Ekstrak Protein (Albumin) dan Chitosan dari Limbah kepala ikan/udang. Masih terkait dengan diversifikasi produk olahan, produk olahan ikutan yang juga sangat berpotensi untuk dikembangkan bukan hanya mengacu kepada ketersediaan sumberdaya tetapi juga seiiring kebijakan penerapan zero waste proses produksi produk perikanan. Produk olahan ikutan tersebut adalah Tepung Ikan dari limbah pengolahan ikan (kepala, tulang, dll). Namun dalam implementasinnya support dari kebijakan pemerintah dalam pengembangan kegiatan peternakan (unggas) dan atau kegiatan budidaya perikanan sangat diperlukan, dimana kedua kegiatan ini sangat potensial sebagai pasar dari produk tersebut, dimana tepung ikan bisa dijadikan sumber protein utama dalam pakan untuk ternak dan atau ikan budidaya. Supporting Investasi yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan pengembangan diversifikasi produk olahan tersebut adalah: - Investasi Personal/individu adalah dengan membatu penyediaan fasilitas penanganan ikan seperti Cool Box; serta bantuan modal usaha sebagai investasi awal dalam upaya pengembangan usaha. - Investasi Kelompok/Group antara lain adalah: 1). Pembangunan Dapur Hiegenis yang dilengkapi dengan sarana/peralatan produksi dan sarana air bersih; 2). Pembentukan Koperasi yang berperan sebagai pusat penampungan, pemasaran dan atau distribusi produk;dan 3). Bantuan modal usaha, khususnya dalam tahapan scaling up usaha. - Investasi di level District yang juga semestinya dilakukan khususnya dalam mendukung pelaksanaan diversifikasi produk olahan dan untuk pengembangan produk perikanan Kabupaten Merauke secara umum, bentuk investasi tersebut antara lain adalah: a. Revitalisasi Pasar Ikan sebagai pusat pemasaran ikan lokal, 13
b. Re-efisiensi operasionalisasi Pabrik Es, c. Pembuatan Pabrik Surimi untuk menyerap produksi ikan pada musim puncak dan d. Pengembagan kegiatan sinergis, antara lain yaitu: kegiatan budidaya Unggas dan atau Budidaya ikan khususnya Gastor, dengan tujuan untuk menjaga continuity pasokan produk dan menjaga keseimbangan sumberdaya ikan di alam serta sebagai pasar strategis untuk menyerap produk olahan ikutan. Hal lain “investasi” yang diperlukan dalam men-support diversifikasi produk olahan ikan tersebut adalah Capacity Building bagi para pelaku melalui kegiatan pelatihan (training) teknis sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Bersaman dengan itu fasilitasi pendampingan dan pembinaan aktif dalam kurun waktu tertentu untuk menjamin terlaksanakanya strategi tersebut dengan baik sesuai dengan rencana sangat penting untuk dilaksanakan. Secara skematis gambaran tahapan pelaksanaan diversifikasi produk olahan ikan beserta supporting activities yang menyertainya tersejadi secara detail pada Gambar 11 berikut ini. Added Value + Price + Quality + Placing +
Jenis Produk Penanganan/ Handling Processing
Product
Raw Material/ Bahan Baku
Pasar Lokal Traditional
Ketersediaan Modern (tepat guna/sasaran dan sesuai)
Supporting
1. Infrastruktur a. Pabrik Es b. Cool Box 2. Capacity Building (Training)
Pasar Luar Daerah
Standard: - (Certificate (Depkes; Halal) - Estetika - Packaging
Supporting 1. Infrastruktur a. Dapur b. Penyimpanan/Storage c. Air Bersih 2. Capacity Building (Training) 3. Others Supporting Investment: Pabrik Surimi 4. Fasilitasi/Pendampingan Aktif: Proses Produksi (Standar Pengolahan : Foodsafety (Keamanan Pangan)/Sertifikasi
Processing
Product
Semi Moderen
Added Value ++ Innovation ++
Supporting 1. Infrastruktur: Pusat Pemasaran/Pasar 2. Pengembangan Lembaga (Pengumpul dan Pemasar): Koperasi 3. Kantor Penghubung di Pusat Pasar (Surabaya/Jakarta)
Jenis Produk: 1. Albumin (Ekstrak Protein) 2. Tepung Ikan 3. Chitosan
Modern (tepat guna/sasaran dan sesuai)
Supporting 1. 2. 3. 4.
Alih Teknologi Pengembangan SDM (Capacity Building Kerjasama Pasar Kebijakan pendukung: Pengembangan Kegiatan Sinergis (Budidaya Unggas/Ikan)
Gambar 11 Skema Diversifikasi Produk Olahan Ikan
14
6.2 Strategi Pengembangan Pasar Bersamaan dengan pengembangan strategi pengembangan produk, juga dilaksanakan pengembangan strategi untuk pengembangan pasar bagi produk-produk tersebut. Strategi pengembangan pasar yang dilakukan adalah terkait dengan pengembangan pasar itu sendiri, bauran pemasaran dan pengembangan kelembagaan pemasaran. 1. Pengembangan Pasar Produk Strategi pengembangan pasar produk yang dilakukan adalah strategi pengembangan pasar produk eksisting dan strategi pengembangan pasar produk diversifikasi. Strategi pengembangan pasar produk-produk eksisting khususnya produk olahan ikan adalah menjaga dan mempertahankan pasar, dengan memenuhi permintaan sesuai dengan standar yang diinginkan dan menjaga kontinuitas pasokan barang. Sedangkan pengembangan pasar bagi produk-produk olahan diversifikasi dirancang dengan pendekatan spesifik dan terencana, yaitu: Penentuan target pasar utama; Dalam jangka pendek, target pasar utama adalah Pasar Lokal, yaitu semua lapisan masyarakat dengan pasar sasaran (Focusing): Para Pegawai negeri sipil/pegawai swasta yang merupakan pasar potensial di Kabupaten Merauke. Pasar ini belum tergarap dengan optimal, dari hasil wawancara dilapangan ternyata kebutuhan dan kemauan target pasar akan produk-produk olahan sangat tinggi namun ketersediaan produk-produk olahan tersebut masih sangat terbatas dengan harga yang cukup tinggi. Untuk Jangka Menengah dan Jangka Panjang, pasar sasaran adalah Eksternal Market (Pasar Luar) Daerah dengan fokus pasar sasaran adalah pasar potensial di Provinsi Papua khususnya Kota Jayapura serta kantong-kantong pemasaran produk olahan ikan utama di Indonesia, yaitu: Surabaya dan DKI Jakarta. Pasar khusus juga cukup potensial untuk jajaki dan digarap, seperti perusahaanperusahaan pertambangan (migas/non migas) yang ada di Provinsi Papua. 2. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) a. Produk; fokus kepada: 1). Quality dan Keragaman (diferensiasi) Produk bukan pada volume produk; 2). Memperhatikan estetika produk: Bentuk dan Kemasan (packaging); 3). Standarisasi dengan mengacu kepada Standar Keamanan Pangan; Sistem standarisasi keamanan pangan dalam proses produksi (infrastuktur dan proses) dan Sertifikasi Produk (Minimal: Depkes dan Halal) b. Harga; 1) Menerapkan efisiensi produksi, produksi dilaksanakan dengan skala usaha rumah tangga (Suami Nelayan-Istri Pengolah), guna pemangkasan beberapa variabel biaya produksi; 2). Bekerjasama dengan provider pengiriman barang untuk memangkas biaya trasportasi distribusi barang; 3). Bekerjasama dengan pengusaha lokal (mitra usaha) dalam kaitanya untuk menjaga kesamaan dan kestabilan harga produk. c. Promosi; Promosi dilakukan baik untuk pasar lokal maupun pasar eksternal. Target utama promosi dalam jangka pendek adalah promosi untuk Pasar Lokal dengan melakukan antara lain adalah 1). Pameran/Pembuatan gerai/stand di Supermaket dan atau bandara; 2). Program-program yang bekerjasama dengan pemerintah daerah seperti Gerakan makan ikan; 3). Pembuatan sarana promosi seperti pembuatan brosur/poster/spanduk. Dalam jangka panjang, promosi produk untuk pasar eksternal juga mutlak harus dilaksanakan, promosi ini bisa melalui bantuan pemerintah daerah dan atau melalui pengusaha perikanan (mitra usaha). d. Distribusi; Bentuk alur distribusi dan pemasaran yang diharapkan salah satunya adalah dengan mengembangkan lembaga koperasi sebagai lembaga perantaraa yang berperan sebagai penanmpung, pemasar dan atau distributor bagi produk-produk olahan ikan yang dikembangkan. Secara lengkap bentuk alur distribusi dan pemasaran tersaji pada Gambar 12 berikut ini.
15
Gambar 12 Alur Distribusi dan Pemasaran Produk Diversifikasi Olahan Ikan 3. Pengembangan Kelembagaan; pengembangan kelembagaan sangat penting untuk dilaksanakan dalam tataran pengembangan pasar produk, strategi yang dilakukan adalah: a. Tahap awal; mengembangakan/membentuk koperasi (Berperan sebagai pusat pemasaran; menampung, memasarkan dan mengirim/distribusi produk), b. Jangka Menengah/Panjang: Bekerjasama sengan para pihak untuk membuat Kantor Penghubung di kantong-kantong pasar eksternal target (Berperan antara lain: sebagai bridging/jembatan/penghubung dengan pasar luar; menjamin ketersediaan produk serta melakukan promosi). Untuk kepentingan project: time frame-nya sekitar 1-2 tahun yang mulai dilaksanakan pada tahun ke-2 pelaksanaan program; keberadaan lembaga ini kemudian di evaluasi/dikaji ulang dan apabila dirasakan perlu diteruskan selanjutnya di serahkan kepada PEMDA.
6.3 Pola Pendekatan/Pelaksanaan Dalam koridor implementasi kegiatan pengembangan produk berbasis perikanan dan pengembangan pasarnya sangat tergantung kepada pola pendekatan dan atau pelaksanaannya, salah dalam pelaksanaan sudah bisa dijamin bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut akan menemui hambatan dan bahkan gagal. Beberapa pola pendekatan dan atau pelaksanaan kegiatan yang penting untuk dilakukan adalah: 1. Terlaksananya Capacity Building (Training/Magang Kerja) diberbagai lini pelaku, beberapa training yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan adalah: a. Training AMT (Achievement Motivation Training) b. Training Teknis Penanganan Ikan c. Training Teknis Produksi Bersih d. Training Manajemen Usaha dan Pemasaran e. Training Teknis Pengolahan (Penyiapan Bahan Baku – Packaging -Penyimpanan/Pengiriman) 2. Pengembangan produksi dilaksanakan dengan cara bertahap, pada tahap awal fokus kepada pengembangan quality dan standarisasi produk dengan volume produksi terbatas, setelah pasar target terbentuk dan berkembang, scaling up produksi baru dilakukan. 3. Modal Sosial; Menggalang kerjasama antar parapihak/stakeholder terkait, guna memperoleh dukungan dalam tataran implementasi. Para pihak/stakeholders terkait yang dimaksud adalah Kelompok Usaha, SKPD terkait (Dinas Perikanan dan Kelautan (P2HP, Karantina), Dinas Perindagkop dan UMKM, dll); Pengusaha Lokal; Pelindo, dll. Hal inibertujuan untuk membuat forum mitra usaha yang dirancang memberikan support baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan tupoksi masing-masing dari para pihak/stakeholders terkait. 4. Fasilitasi Pendampingan dan Pembinaan Aktif; selama proses pengembangan diperlukan dampingan/pembinaan aktif oleh fasilitator khusus yang fokus pada hal teknis terkait dengan pelaksanaan proses produksi dan manajemen usaha.
16