Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013
OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE JARINGAN KERJA PDM (Studi kasus Pembangunan Gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu Universitas Negeri Gorontalo)
Syafri Antu Arfan Utiarahman, Darwis Hinelo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI : Gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu (PLAT) dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo. Pembangunan gedung tersebut dilaksanakan selama 160 HK dengan anggaran sebesar Rp. 24.383.873.918. Proyek ini akan dioptimalisasi dari segi waktu dan biaya pelaksanaan guna memperoleh hasil yang optimal. Sehingga diperlukan suatu metode yang dapat mengoptimalkan waktu dan biaya pelaksanaan tanpa mengurangi kualitas hasil proyek itu sendiri. Metode PDM (Precedence Diagram Method) dapat digunakan untuk melakukan penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih efektif dan efisien. Optimalisasi waktu dan biaya diperoleh dari Crash Program dengan sistem Network Planning metode PDM dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan yang dipercepat. Percepatan tersebut dilakukan pada pekerjaan yang ada dilintasan kritis terpilih diantaranya pekerjaan pembesian, pekerjaan pasangan bata, dan pekerjaan pasangan plafond. Hasil penelitian menunjukkan durasi optimal pelaksanaan proyek dari 160 HK menjadi 146 HK, dengan total biaya proyek optimal dari Rp. 24.383.873.918 menjadi Rp. 24.377.958.918. Sehingga terjadi optimalisasi waktu sebesar 14 hari dengan biaya 0,024%. Kata Kunci : Optimalisasi, Metode PDM, Crash Program. ABSTRACT : Integrated administrasion service centre building develops with the aim is to increase the high quality education in State University of Gorontalo. Developing of the build is realization during 160 days with calculation in the amount Rp. 24.383.873.918. This projects will will optimize by the aspect of fine and cost to get the best result. Therefore it needs a method that will make the best of time and cost implementation without decrease the result of quality project it self. PDM (Precedence Diagram Method) can used to make time schedule of the project implementation with consideration that the method is more effective and efficient. The optimalization of time and cost is get from Crash Program with system of Network Planning PDM method with add the workers in each work that crashed. The acceleration was doing in work that have selected critical line that is reinforcement bor work, setting brick and ceiling work. The results showed the optimal duration of project implementation work 160 days to 146 days of work, the optimal total cost of the project from Rp. 24.383.873.918 to Rp. 24.377.958.918. Resulting in the optimization of time of 14 days at a cost of 0,024%. Keys: Optimalization, PDM Method, Crash Program.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013
PENDAHULUAN
mekanikal elektrikal. PT Adhi Karya
Latar Belakang
merupakan perusahaan kontraktor
Perencanaan kegiatan-kegiatan
pelaksana yang mengerjakan proyek
proyek merupakan masalah yang
pembangunan gedung PLAT. Pihak
sangat penting karena perencanaan
kontraktor
kegiatan merupakan dasar untuk
masalah dalam menentukan waktu
proyek bisa berjalan dan agar proyek
penyelesaian proyek dengan biaya
yang
yang
dilaksanakan dapat
selesai
sering
optimal.
mengalami
Sehingga
pihak
dengan waktu yang optimal. Pada
kontraktor akan mengeluarkan biaya
tahapan
proyek,
yang lebih banyak dengan tidak
diperlukan adanya estimasi durasi
tepatnya waktu penyelesaian proyek.
perencanaan
waktu pelaksanaan proyek. Dalam mengestimasi
waktu
dan
biaya
Metode
PDM
(Precedence
Diagram Method) dapat memberikan
disebuah proyek maka diperlukan
solusi
optimalisasi. Optimalisasi biasanya
penjadualan
dilakukan
Metode ini menggunakan diagram
sumber
untuk daya
mengoptimalkan yang
ada
serta
yang
didalam
perencanaan
proyek
konstruksi.
menunjukkan
hubungan
meminimalkan resiko namun tetap
ketergantungan
mendapatkan hasil yang optimal.
dengan memungkinkan terjadinya
Kampus
Universitas
antar
kegiatan
Negeri
kegiatan dilakukan pararel terhadap
Gorontalo dalam usahanya untuk
kegiatan lainnya selama Resources
meningkatkan kualitas pendidikan
tersedia. PDM memberikan jalan
dan layanan administrasi akademik
yang
membangun beberapa gedung baru,
menunjukkan
salah satunya adalah gedung Pusat
hubungan yang kompleks diantara
Layanan
aktivitas-aktivitasnya terutama jika
Administrasi
Terpadu
lebih
mudah logika
untuk kegiatan
(PLAT). Proyek ini terdiri dari empat
terdapat sebagian aktivitas
aktivitas
berjalan bersamaan dan tumpang
persiapan,
besar
yaitu
pekerjaan
pekerjaan
struktur,
pekerjaan arsitektur, dan pekerjaan
tindih.
Diagram
PDM
yang
tidak
memerlukan aktivitas Dummy dan
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
bagian tambahan untuk menunjukkan
Batasan Masalah
Overlap. PDM sangat bermanfaat
Batasan masalah penelitian ini
untuk mewakili aktivitas-aktivitas
adalah:
yang dilakukan berulangkali, seperti
1. Penelitian dilakukan pada proyek
dalam pembuatan gedung bertingkat
pembangunan
dan lain-lain. Hubungan tambahan
Layanan Administrasi Terpadu
yang tersedia dalam PDM dapat
(PLAT)
membantu untuk mengambil asumsi
Gorontalo.
bahwa
hasil
penjadualan
sudah
lengkap dan tepat.
Pusat
Universitas
Negeri
penjadualan
proyek
menggunakan metode PDM. 3. Mengabaikan kondisi eksternal
Rumusan Masalah Berdasarkan
2. Analisis
gedung
diatas,
penyebab keterlambatan sebuah
maka pokok permasalahan penelitian
proyek seperti hujan, macetnya
ini
peralatan,
dapat
uraian
dirumuskan
sebagai
berikut:
dan
keterlambatan
material.
1. Bagaimana bentuk jaringan kerja
4. Anggaran
biaya
dan
jadual
atau Network Planning dengan
pekerjaan diambil sesuai dengan
metode
data yang ada pada Rencana
PDM
pada
proyek
gedung
Pusat
Anggaran Biaya.
Layanan Administrasi Terpadu
Tujuan Penelitian
pembangunan
(PLAT)?
Tujuan
2. Berapa durasi optimal proyek pembangunan
gedung
dari
penelitian
ini
adalah:
Pusat
1. Menentukan jaringan kerja atau
Layanan Administrasi Terpadu
Network Planning dengan metode
(PLAT)?
PDM pada proyek pembangunan
3. Berapa total biaya pelaksanaan proyek
pembangunan
Pusat
Layanan
gedung
Administrasi
gedung
Pusat
Layanan
Administrasi Terpadu (PLAT). 2. Menganalisis durasi yang optimal
Terpadu (PLAT) dengan durasi
untuk
menyelesaikan
proyek optimal?
pembangunan
gedung
proyek Pusat
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
Layanan Administrasi Terpadu
instansi yang terlibat dalam proyek
(PLAT).
pekerjaan
konstruksi
biaya
menghasilkan
produk
waktu
yang tepat waktu dalam pengerjaan,
3. Menganalisis akibat
perkiraan
percepatan
pelaksanaan.
agar konstruksi
tepat metode dan tepat biaya.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
kepada
METODE PENELITIAN Gambaran Umum Wilayah Studi Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Gorontalo Pusat
Universitas
Negeri
tepatnya pada proyek Layanan
Administrasi
Terpadu. Pembangunan sarana dan prasarana ini merupakan fasilitas yang
dimaksudkan
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan
pelayanan
administrasi
akademik. 3. Pengumpulan data, adapun data
Tahapan Penelitian Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
yang dibutuhkan dalam penelitian
1. Survey pendahuluan dilakukan
Biaya (RAB), Kurva-S, Network
ini adalah Rencana Anggaran
sebelum penelitian dengan tujuan
Planning
untuk mengetahui kondisi dan
langsung.
karakteristik
perhitungan
lokasi
penelitian.
dan
Biaya
RAB
tidak adalah
banyaknya
biaya
pendahuluan
yang diperlukan untuk bahan dan
diperoleh data-data yang berasal
upah, serta biaya-biaya lain yang
dari sumber penelitian.
berhubungan dengan pelaksanaan
Melalui
2. Studi
survey
Pustaka
yaitu
dengan
bangunan atau proyek. Kurva-S
mengumpulkan materi sebanyak
adalah
gambaran
mungkin sebagai bahan acuan
menyatakan
dalam melakukan pengambilan
kebutuhan sumber daya tertentu
data dan analisis data yang telah
mulai saat awal (proyek mulai)
dikumpulkan.
sampai dengan saat tertentu pada
tingkat
yang kumulatif
proyek. Network Planning adalah
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
salah satu model yang digunakan
5. Perhitungan analisa biaya dan
dalam penyelenggaraan proyek
waktu
menggunakan
metode
yang produknya adalah informasi
Crash
Program.
Kondisi
mengenai kegiatan-kegiatan yang
percepatan
ada network diagram proyek yang
yang bersifat minimum dengan
bersangkutan.
tidak
biaya yang maksimum inilah yang
yang
disebut
langsung
Biaya
adalah
dikeluarkan
biaya
tanpa
bergantung
pada volume pekerjaan. 4. Analisis
data,
dengan
menggunakan metode kerja
efisiensi
jaringan
pelaksanaan
Program.
biaya
dan
lebih
Jika waktu
kecil
dari
perencanaan normal, maka kita dapat
lanjutkan
selanjutnya
ke
yaitu
tahap tahap
Diagram
kesimpulan dan saran. Seperti
Penjadualan
yang ditunjukkan oleh anak panah
PDM
pada gambar bagan alir penelitian.
menggunakan aplikasi Microsoft
6. Kesimpulan dan saran diperoleh
Method dengan
Precedence
Crash
diperoleh
melakukan
perencanaan
waktu
(PDM). metode
Office Project 2007.
setelah pengolahan dan analisis data selesai dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya Usaha yang dilakukan dalam mempercepat waktu pelaksanaan proyek yakni dengan menambah sumber daya (biaya) , penambahan ini berupa sumber daya manusia maupun peralatan. Akibat dari percepatan waktu pelaksanaan proyek diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope perhari) dari masingmasing pekerjaan yang dipercepat.
Tahapan-tahapan dalam mempercepat pelaksanaan proyek meliputi: 1. Perhitungan jadual pelaksanaan 2. Analisis hubungan antar kegiatan 3. Penyusunan
jaringan
kerja
(Network Planning) 4. Identifikasi jalur kritis dan total Float 5. Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya 6. Analisis optimum
biaya
dan
waktu
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
Perhitungan Biaya Langsung
salah satu contoh perhitungannya
Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang
akan
menjadi
adalah sebagai berikut: Pekerjaan
Pembesian
komponen
Lantai 3 (FI)
permanen hasil akhir proyek. Total
Kondisi Normal
dari biaya langsung sesuai dengan
Durasi
= 4 hari
data
Volume
= 8746,63 Kg
Rencana
Anggaran
Biaya
Balok
(RAB) proyek pembangunan gedung
Kapasitas tenaga kerja per 1 Kg besi
PLAT
adalah:
sebesar
Rp.
24.299.873.917,98.
Tukang Besi
0,0167
Org/hr
@
Network Planning dengan metode
Kepala Tukang 0,0083
Org/hr
@
PDM seperti yang ditunjukkan pada
Rp. 65.000,00
Lampiran
A
Pekerja
Org/hr
@
diperoleh
kegiatan-kegiatan
Berdasarkan hasil perencanaan
dan
Lampiran
B,
kritis
seperti pada Tabel 4.2.
ada pada Tabel 4.2 diatas selanjutnya analisa
untuk
0,0042
Rp. 40.000,00 Perhitungan
Kegiatan-kegiatan kritis yang
dilakukan
Rp. 60.000,00
biaya
tenaga
adalah: Kapasitas tukang besi
=
percepatan
kegiatan
tersebut
1
=
0,0167
59,88 = 60 Kg/orang.hari
menentukkan kegiatan-kegiatan yang akan dipercepat durasinya. Analisa
kerja
Jumlah tukang besi
=
8746,63 60 x 4 hari
=
36,44 = 36 orang
didasarkan pada kegiatan-kegiatan
Jadi upah tukang besi
= 36 orang
kritis yang pada dasarnya tidak akan
x Rp. 60.000,00 = Rp. 2.160.000,00
merubah jalur kritis yang ada.
perhari
Kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dihitung berdasarkan data
biaya
sehingga
langsung
diperoleh
pekerjaan
pertambahan
biaya (Cost Slope) pekerjaan, adapun
Kapasitas kepala tukang = 1 0,0167 / 0,0083
Kg/orang.hari
=
0,49
=
0,5
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
Jumlah kepala tukang
= 0,5 x 36
orang = 18 orang
Jumlah tukang besi
=
8746,63 60 x 2 hari
=
72,88 = 73 orang
Jadi upah kepala tukang = 18 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 1.170.000,00 perhari
Jadi upah tukang besi
= 73 orang
x Rp. 60.000,00 = Rp. 4.380.000,00 perhari
Kapasitas pekerja
=
1 0,0042
= Kapasitas kepala tukang =
238,09 = 238 Kg/orang.hari Jumlah pekerja
=
8746,63
1
238 x 4 hari
0,0167 / 0,0083
= 9,18 = 9 orang
=
0,49
=
0,5
Kg/orang.hari
Jadi upah pekerja
= 9 orang x
Jumlah kepala tukang
= 0,5 x 73
Rp. 40.000,00 = Rp. 360.000,00
orang = 36,5 = 37 orang
perhari
Jadi upah kepala tukang = 37 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 2.405.000,00
Jadi upah tenaga kerja selama 4 hari
perhari
durasi normal pekerjaan adalah: (Rp. 2.160.000 + Rp. 1.170.000 + Rp. 360.000) x 4 hari = Rp.
Kapasitas pekerja
=
Jumlah pekerja
dengan durasi percepatan 2 hari,
= 18,37 = 18 orang
adapun
Jadi upah pekerja
perhitungannya
adalah
=
238,09 = 238 Kg/orang.hari
14.760.000,00 Pekerjaan ini akan dipercepat
1 0,0042
=
8746,63 238 x 2 hari
= 18 orang
sebagai berikut:
x Rp. 40.000,00 = Rp. 720.000,00
Kondisi Percepatan
perhari
Durasi
= 2 hari Jadi upah tenaga kerja selama 2 hari
Volume = 8746,63 Kg Perhitungan
biaya
tenaga
kerja
(Rp. 4.380.000 + Rp. 2.405.000 +
adalah: Kapasitas tukang besi
durasi pekerjaan dipercepat adalah:
=
59,88 = 60 Kg/orang.hari
1 0,0167
=
Rp. 720.000) x 2 hari = Rp. 15.010.000,00
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
Slope
biaya
akibat
percepatan
Selanjutnya
perhitungan
adalah:
percepatan
Slope biaya =
berdasarkan kegiatan kritis terpilih serta
Biaya dipersingkat – Biaya normal
Waktu normal-Waktu dipersingkat
durasi
perhitungan
pekerjaan
Slope
biaya
pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.3
=
dan Tabel 4.4.
Rp. 15.010.000,00 - Rp. 14.760.000,00 4-2
=
Rp.
125.000,00 perhari Tabel 4.3. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih Kode Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Durasi Normal
Percepatan Durasi
Durasi Percepatan
FI
Pembesian Balok Lt 2
4 hari
2 hari
2 hari
JY
Pek. Pasangan Bata Lt 4
10 hari
3 hari
7 hari
JZ
Pek. Plesteran Lt 4
7 hari
2 hari
5 hari
KA
Pek. Acian Lt 4
6 hari
2 hari
4 hari
KB
Pek. Timbunan Pasir Lt 4
7 hari
2 hari
5 hari
KC
Pek. Pasangan Lantai Lt 4
9 hari
3 hari
6 hari
KF
Pek. Plafond Lantai 4
9 hari
1 hari
8 hari
Sumber: Hasil Analisis Tabel 4.4. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode Pek
Normal
Dipercepat
Slope biaya
Jenis Pekerjaan Durasi
Biaya
Durasi
Biaya
perhari
FI
Pembesian Balok Lt 2
4 hr
Rp. 14.760.000
2 hr
Rp. 15.010.000
Rp. 125.000
JY
Pek. Pasangan Bata Lt 4
10 hr
Rp. 24.050.000
7 hr
Rp. 24.500.000
Rp. 150.000
JZ
Pek. Plesteran Lt 4
7 hr
Rp. 63.035.000
5 hr
Rp. 63.300.000
Rp. 132.500
KA
Pek. Acian Lt 4
6 hri
Rp. 27.150.000
4 hr
Rp. 27.460.000
Rp. 155.000
KB
Pek. Timbunan Pasir Lt 4
7 hr
Rp. 1.750.000
5 hr
Rp. 1.850.000
Rp. 50.000
KC
Pek. Pasangan Lantai Lt 4
9 hr
Rp. 28.890.000
6 hr
Rp. 28.950.000
Rp. 20.000
KF
Pek. Plafond Lantai 4
9 hr
Rp. 26.370.000
8 hr
Rp. 27.000.000
Rp . 630.000
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013
Setelah pertambahan biaya
diperoleh
kenaikan biaya langsung pekerjaan.
(Cost Slope)
Adapun kenaikan biaya langsung
pekerjaan,
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
masing-masing
selanjutnya dilakukan perhitungan
4.5.
Tabel 4.5. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode Pek
Jenis Pekerjaan
Durasi
Akumulasi
Durasi
Slope biaya
Biaya
Percepatan
Percepatan
Proyek
perhari
Langsung
-
-
160 hari
-
Rp. 24.299.873.918
Normal FI
Pembesian Balok Lt 2
2 hari
2 hari
158 hari
Rp. 125.000
Rp. 24.300.123.918
JY
Pek. Pasangan Bata Lt 4
3 hari
5 hari
155 hari
Rp. 150.000
Rp. 24.300.573.918
JZ
Pek. Plesteran Lt 4
2 hari
7 hari
153 hari
Rp. 132.500
Rp. 24.300.838.918
KA
Pek. Acian Lt 4
2 hari
9 hari
151 hari
Rp. 155.000
Rp. 24.301.148.918
KB
Pek. Timbunan Pasir Lt 4
2 hari
11 hari
149 hari
Rp. 50.000
Rp. 24.301.248.918
KC
Pek. Pasangan Lantai Lt 4
3 hari
14 hari
146 hari
Rp. 20.000
Rp. 24.301.308.918
KF
Pek. Plafond Lantai 4
1 hari
15 hari
145 hari
Rp . 630.000
Rp. 24.301.938.918
Sumber: Hasil Analisis Perhitungan
Biaya
Tidak
sehingga total biaya tidak langsung yang akan dikeluarkan selama 160
Langsung Biaya tidak langsung (Indirect Cost) meliputi biaya-biaya
yang
hari kerja sesuai perencanaan normal pekerjaan adalah Rp. 84.000.000,00.
dikeluarkan tanpa bergantung pada
Adapun
volume pekerjaan yang dilaksanakan
berikut:
tetapi bergantung pada waktu
pelaksanaan
perhitungannya
sebagai
lamanya pekerjaan.
Total Biaya Tidak Langsung = Total Gaji perbulan
Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.6.
30 hari (jml hr dalam 1 bln)
x
160
HK Berdasarkan Tabel 4.6 diatas biaya tidak langsung yang diperlukan sebesar Rp. 15.750.000,00 perbulan,
Total
Biaya
Rp. 15.750.000,00 30
Langsung
x 160 HK
=
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
Total Biaya Langsung = Rp.
84.000.000,00
Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Durasi Proyek
Biaya Gaji Perhari
Durasi Percepatan
Total Biaya Gaji
Total Biaya tidak Langsung
160 HK
Rp. 525.000
-
158 HK
Rp. 525.000
2 hari
Rp. 1.050.000
Rp. 82.950.000
155 HK
Rp. 525.000
5 hari
Rp. 2.625.000
Rp. 81.375.000
153 HK
Rp. 525.000
7 hari
Rp. 3.675.000
Rp. 80.325.000
151 HK
Rp. 525.000
9 hari
Rp. 4.725.000
Rp. 79.275.000
149 HK
Rp. 525.000
11 hari
Rp. 5.775.000
Rp. 78.225.000
146 HK
Rp. 525.000
14 hari
Rp. 7.350.000
Rp.76.650.000
145 HK
Rp. 525.000
15 hari
Rp. 7.875.000
Rp.76.125.000
Rp. 84.000.000
Sumber: Hasil Analisis dengan biaya tidak langsung. KeduaPerhitungan Total Biaya Proyek Total biaya
duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek seperti pada
proyek adalah
Tabel 4.8.
jumlah dari biaya langsung ditambah
Tabel 4.8. Total Biaya Proyek Berdasarkan Waktu Percepatan Biaya proyek
Umur
Total Biaya
Proyek
Biaya Langsung
Biaya Tidak Langsung
160 HK
Rp. 24.299.873.918
Rp. 84.000.000
Rp. 24.383.873.918
158 HK
Rp. 24.300.123.918
Rp. 82.950.000
Rp. 24.383.073.918
155 HK
Rp. 24.300.573.918
Rp. 81.375.000
Rp. 24.381.948.918
153 HK
Rp. 24.300.838.918
Rp. 80.325.000
Rp. 24.381.163.918
151 HK
Rp. 24.301.148.918
Rp. 79.275.000
Rp. 24.380.423.918
149 HK
Rp. 24.301.248.918
Rp. 78.225.000
Rp. 24.379.473.918
146 HK
Rp. 24.301.308.918
Rp.76.650.000
Rp. 24.377.958.918
145 HK
Rp. 24.301.938.918
Rp.76.125.000
Rp. 24.378.063.918
Sumber: Hasil Analisis
Proyek
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No.1 Vol. 1, Juli 2013
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan
1. Efisiensi waktu proyek 160 HK – 146 HK = 14 hari
durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada durasi 146 hari kerja dengan total biaya proyek yang
Atau
160 - 146 160
2. Efisiensi biaya proyek
optimum sebesar Rp.
Rp.
24.377.958.918. Adapun persentase
24.377.958.918
efisiensi biaya dan waktu proyek
5.915.000,00
adalah sebagai berikut:
Atau
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau
umur
proyek
yang
optimal yakni pada durasi 146 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum
sebesar
Rp.
24.377.958.918. Adapun persentase efisiensi biaya dan waktu proyek adalah sebagai berikut:
x 100% = 8,75 %
24.383.873.918
-
=
Rp. Rp.
Rp. 24.383.873.918 – Rp. 24.377.958.918 Rp. 24.383.873.918
x 100% = 0,024%
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. Vol.1, Juli 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ali Haedar, Tubagus. 1989. Prinsip-Prinsip Network Planning. Jakarta: PT Gramedia. Husen, Abrar. 2009. Perencanaan Penjadwalan Dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Koolma, A dan Van de Schoot, C.J.M. 1988. Manajemen Proyek. Jakarta: Universitas Indonesia. Luthan, P.L.A. dan Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Dari Operasional. Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.
Konseptual
Sampai