SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA PSIKOLOGI
Disusun Oleh : HERLIN WIDIANI NIM : 103070029048
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Oleh: HERLIN WIDIANI NIM : 103070029048
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Bambang Suryadi, Ph. D NIP. 19700529 2003121 002
Yufi Adriani, M.Psi NIP. 19820918 200901 2006
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Sumber Stres dan Strategi Coping pada Pelajar Atlet Bulutangkis” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 11 April 2011
Herlin Widiani Nim : 103070029048
Email :
[email protected] iii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi Yang Berjudul “SUMBER STRES DAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 11 April 2011
SIDANG MUNAQASYAH
Dekan/Ketua
Pembantu Dekan/Sekretaris
Jahja Umar, Ph. D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota
Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi NIP.19730328 20000 2003
Bambang Suryadi, Ph.D NIP.19700529 2003121 002
Yufi Adriani, M.Psi NIP. 19820918 200901 2006
iv
MOTTO:
“Tugas Kita Bukanlah Untuk Berhasil. Tugas Kita Adalah Untuk Mencoba, Karena Di dalam Mencoba Itulah Kita Menemukan Dan Belajar Membangun Kesempatan Untuk Berhasil” (Mario Teguh)
“Janganlah Hanya Mencoba Untuk Menjadi Manusia Sukses, Tetapi Jadilah Manusia Yang Memiliki Otak Yang Bernilai” (Albert Einstin)
“Duduklah Bersama Orang-Orang Bijak, Baik Mereka Itu Musuh Atau Kawan. Sebab, Akal Bertemu Dengan Akal” (Imam Ali)
v
Karya ini kupersembahkan Untuk kedua orangtuaku terutama untuk Mama yang selalu sabar dan juga kepada orang-orang yang selalu ada menemani dalam penyelesaian skripsi ini...
vi
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) April 2011 (C) Herlin Widiani (D) Sumber Stres Dan Strategi Coping Pada Pelajar Atlet Bulutangkis (E)
Xvi + 85 Halaman + lampiran Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga bulutangkis merupakan olahraga yang memiliki sumbangan yang besar dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia dimata dunia. Oleh karena itu atletatlet yang dikirimkan untuk bertanding seharusnya memiliki mentalitas yang tangguh agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan denga keatletannya. Dalam mempersiapkan atlet atau pemain menghadapi pertandingan, arah pembenahan adalah peningkatan faktor fisik yang mencakup kondisi fisiologis, teknis dan psikis. Dengan kata lain, seorang atlet harus dibekali keterampilan motorik (motor skill), kondisi fisiologis serta kesiapan aspek psikologis yang maksimal. Sumber-sumber stres seperti tuntutan terhadap fisik, sosial psikologis maupun endemis. Sedangkan strategi coping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang mengancam. Berbagai faktor diasumsikan memiliki hubungan dengan strategi coping seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Ragunan Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 107 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan (khusus olahragawan) Jakarta sebanyak 46 orang yang diambil dengan teknik sampling purposive. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model likert. Skala yang digunakan adalah skala sumber stres dan skala strategi coping. Jumlah item yang valid dalam skala sumber stres sebanyak 27 item, sedangkan item yang valid skala strategi coping sebanyak
vii
35 item. Adapun nilai koefisien reliabilitas kedua skala adalah 0,883 untuk skala sumber stres dan 0,894 untuk skala strategi coping. Kemudian data dianalisis menggunakan program SPSS 13.00 for windows dengan teknik regresi berganda untuk pengujian hipotesis penelitian. Hasil penelitian diperoleh nilai R2 = 0,570. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi coping secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar 57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP) secara bersama-sama ialah sebesar 57% sedangkan sisanya 43% disebabkan oleh aspek-aspek lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah. Kesimpulannya terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki hubungan lebih besar dengan strategi coping. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel (physical stressor, social stressor dan endemic stressor) yang secara signifikan memiliki hubungan dengan strategi coping. Sedangkan variabel psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang sumber stres dan strategi coping dengan melibatkan variabel lain seperti faktor kepribadian, status sosial ekonomi dan keterampilan memecahkan masalah. (F)
Daftar Bacaan : 25 (1984 - 2011 ) + 2 jurnal + 7 pustaka online
viii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada sumber segala kebenaran, sumber ilmu pengetahuan, sang cahaya diatas cahaya yang tiada hentinya menyinari hati hamba-hamba-Nya, Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena dengan tanpa campur tangan-Nya segala sesuatu tidak akan terlaksana. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, yang telah menyampaikan ilmu-Nya (kebenaran) kepada kita, umat manusia di dunia. Di balik terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak karena memberikan dukungan dan bimbingan baik moril dan materiil, sehingga karya ini dapat menjadi sumbangsih untuk wacana ilmu pengetahuan khususnya ilmu Psikologi. Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang terhormat Dekan Fakultas Psikologi Jahja Umar, Ph. D Dekan Fakultas Psikologi, Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si selaku pembantu dekan bidang akademik beserta jajarannya. 2. Yang terhormat pembimbing I Bambang Suryadi, Ph. D dan Yufi Adriani, M.Psi pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis dan mengarahkan penulis untuk membuat skripsi menjadi karya ilmiah yang baik. Pengarahan dan masukan dari bapak dan ibu membuat penulis lebih semangat untuk menyelesaikan skripsi. 3. Civitas Akademika khususnya Fakultas Psikologi, Bapak, Ibu Dosen, petugas akademik serta kepustakaan yang membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga beragam ilmu dan wawasan yang diberikan selama ini dapat penulis terapkan dan berguna bagi kehidupan yang lebih baik lagi. 4. Kepada Neneng Tati Sumiati, M.Si selaku pengaju skripsi yang telah memberikan sarannya untuk menjadikan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang lebih baik. 5. Kepada Sekolah SMP-SMA Ragunan Drs. Asril yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian. 6. Yang tercinta kedua orangtuaku, terutama mamahku Siti Hafni A.Wahab dan bapakku Hiqmad dengan kasih sayang yang tulus dan kesabaran yang tidak henti-hentinya dicurahkan untuk penulis. 7. Yang tersayang kakakku Abalan, adik-adikku Hendi, Yayu, Hilda, Firdaus dan juga keluarga besar penulis yang tidak bisa disebut satu-persatu, yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabatku yang selalu ada, Illa, Iyank, Dian, Ipeh, Ida, Roro, Fitkam, Subi, Dwi dan Masriah dengan dukungan dan semangat yang tidak hentihentinya diberikan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
9. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Dilla, Deden, Hana, dan Nufus terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis. Dan juga M. Agus Noorbani S.Psi, Adiyo R. S.Psi. dan Nursakinah O. S.Psi. yang telah membantu perhitungan dalam skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Reguler angkatan 2003 khususnya kelas B yang selalu kompak dan solid, semoga pertemanan kita tidak sampai di Fakultas Psikologi saja. 11. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, Terima kasih. Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.
Jakarta, 11 April 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vi
ABSTRAKSI ...................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................
1
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................
7
1.3.1. Pembatasan Masalah .......................................................
7
1.3.2. Rumusan Masalah ............................................................
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
8
1.4.1. Tujuan Penelitian .............................................................
8
1.4.2. Manfaat Penelitian ...........................................................
9
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................
9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Stres ...........................................................................................
xi
11
2.1.1 Definisi stres ...................................................................
11
2.1.2 Jenis-jenis Sumber stres ..................................................
14
2.1.3 Gejala-gejala Stres ..........................................................
18
2.1.4 Dampak Stres .................................................................
21
2.2 Coping ........................................................................................
21
2.2.1 Pengertian Coping ..........................................................
22
2.2.2 Jenis-jenis Coping ..........................................................
22
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Strategi Coping ...............................................................
28
2.3 Atlet Bulutangkis .......................................................................
30
2.3.1 Definisi Atlet Bulutangkis ..............................................
30
2.3.2 Kepribadian Atlet ............................................................
32
2.4 Kerangka Berfikir .......................................................................
34
2.5 Hipotesis Penelitian ....................................................................
37
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................
39
3.2 Variabel Penelitian .....................................................................
39
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................
41
3.3.1 Populasi .........................................................................
41
3.3.2 Sampel ...........................................................................
42
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ...........................................
42
3.3.4 Karakteristik Subjek Penelitian .......................................
43
3.4 Pengumpulan Data .....................................................................
43
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ...............................................
43
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data...........................................
44
3.4.2.1. Skala Sumber Stres ...........................................
45
xii
3.4.2.2. Skala Strategi Coping .......................................
46
3.5. Teknik Uji Instrumen ...................................................................
48
3.5.1. Uji Instrumen ...................................................................
48
3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..........................................
50
3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen ......................................
51
3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen ..................................
52
4.6. Metode Analisa Data ..................................................................
53
4.7. Prosedur Penelitian .....................................................................
55
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden ....................................................
57
4.2. Presentasi Penelitian ...................................................................
59
4.3. Uji Hipotesis Penelitian ..............................................................
63
4.3.1. Uji Hipotesis 1 .................................................................
64
4.3.2. Uji Hipotesis 2 .................................................................
65
4.3.3. Uji Hipotesis 3 .................................................................
65
4.3.4. Uji Hipotesis 4 .................................................................
66
4.3.5. Uji Hipotesis 5 .................................................................
66
4.4 Proporsi Varian .........................................................................
66
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...............................................................................
74
5.2. Diskusi .....................................................................................
75
5.3. Saran ........................................................................................
80
5.3.1. Saran Teoritis .................................................................
80
5.3.2. Saran Praktis ..................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
83
LAMPIRAN xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penyekoran Item........................................……………………....... 44 Tabel 3.2 Blue Print Tryout Skala Sumber Stres ........................................... 46 Tabel 3.3 Blue Print Tryout Skala Strategi Coping ....................................... 48 Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas ........................................................................ 49 Tabel 3.5 Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres ....................................... 51 Tabel 3.6 Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping ................................... 52 Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ........................................................ 58 Tabel 4.2 Kategorisasi Skala Sumber Stres .................................................. 60 Tabel 4.3 Kategorisasi Skala Strategi Coping .............................................. 61 Tabel 4.4 Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 61 Tabel 4.5 Jenis Strategi Coping yang digunakan Menghadapi Sumber Stres .. 62 Tabel 4.6 Coefficients .................................................................................. 64 Tabel 4.7 Model Summary ............................................................................ 67 Tabel 4.8 Anova ............................................................................................ 67 Tabel 4.9 Model Summary ............................................................................ 68 Tabel 4.10 Anova Sumber Stres .................................................................... 68 Tabel 4.11 Coefficients .................................................................................. 69 Tabel 4.12 Proporsi Varian yang terkait dengan IV ......................................... 70
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
Bagan Kerangka Berfikir .................................................................
37
Gambar 4.1.
Gambar Ilustrasi Hubungan Sumber Stres dan Strategi Coping .......
73
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10
Skala sumber stres Skala strategi coping Hasil data try out sumber stres Hasil data try out strategi coping Validitas skala sumber stres Validitas skala strategi coping Reliabilitas skala sumber stres try out Reliabilitas skala strategi coping try out Surat pernyataan telah melakukan penelitian Proporsi Varian
xvi
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang Masalah Peranan olahraga dalam peningkatan kesehatan badan, pembinaan mental maupun watak semakin lama semakin memegang peranan penting. Dengan olahraga keharuman nama bangsa dapat ditingkatkan. Olahraga juga memberi kesempatan yang sangat ideal untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik untuk menjalin persaudaraan dan persahabatan menuju persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira. Terdapat berbagai macam cabang olahraga yang tentunya masing-masing cabang tersebut memiliki karakteristik dan aturan-aturan khusus pula. Kita mengetahui bahwa ada cabang olahraga yang lebih menuntut kerjasama tim dalam pertandingan, dan ada pula olahraga yang pertandingannya hanya dijalankan oleh individu atau perorangan. Dari bermacam-macam cabang olahraga tersebut, peneliti lebih tertarik untuk melakukan penelitian pada cabang olahraga bulutangkis. Semua negara mencoba meningkatkan prestasi olahraganya, karena hal ini merupakan suatu ukuran kemampuan dan prestasi generasi muda pada suatu negara. Nama Indonesia mencuat berkat prestasi olahraga pada bidang bulutangkis atau badminton. Oleh karena itu pembinaan setiap cabang olahraga
2
harus diarahkan ke peningkatan prestasi yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa. Menjelang tahun 1999 sampai saat ini prestasi bulutangkis Indonesia mengalami penurunan secara drastis. Hal ini terlihat dari banyaknya pertandingan yang diikuti oleh Indonesia, tetapi jarang sekali mendapatkan gelar juara (Adisasmito, 2007). Menurut Gunawan (dalam Adisasmito, 2007) kemampuan faktor fisik, taktik, dan teknik yang dimiliki atlet Indonesia sama dengan atlet-atlet negara lain. Namun, ketika dalam kondisi pertandingan atlet Indonesia sering tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Gunarsa dkk (1996) mengatakan bahwa dunia olahraga tidak lagi mengandalkan pada bakat dan pemunculannya, tidak lagi mengandalkan pada kelenturan melalui latihan-latihan fisik saja, namun faktor lain yakni faktor psikologis semakin mendapat tempat dalam pembinaan yang selanjutnya meningkatkan prestasi atlet. Membina prestasi olahraga seorang atlet tidak dapat dilakukan dalam waktu satu malam, melainkan melalui berbagai proses dan tahapan dalam satu kurun waktu tertentu. Sekalipun seorang individu memiliki bakat khusus pada bidang olahraga tertentu, tanpa latihan yang terarah bakat tersebut akan tetap tinggal sebagai potensi terpendam. Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin juga menjelaskan untuk menjadi yang terbaik di bidang olahraga khususnya bulutangkis tidak cukup hanya unggul di teknik dan fisik (Mustikasari, 2009). Subardjah (2000) mengemukakan kesiapan aspek psikologis atlet akhirakhir ini banyak memperoleh perhatian dalam program pembinaan. Kondisi
3
psikologis dapat dibedakan atas dua macam yaitu yang menunjang penampilan dan yang menghambat atau mengganggu penampilan atau prestasi. Aspek psikologis yang menunjang prestasi diantaranya : motivasi tinggi, aspirasi kuat, kematangan
kepribadian.
Sedangkan
aspek
yang
mengganggu
prestasi
diantaranya: ketegangan dan kecemasan, motivasi rendah, gangguan emosional, keraguan atau takut. Sudarwati (2009), mantan atlet yang menulis buku Mental Juara, mengatakan bahwa pemain kita sering kali lemah di mental bertanding. Mereka sering kali stuck jika lawan mengubah sedikit saja pola mainnya. Sudarwati (2009) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen yang harus diasah untuk membentuk pemain yang tangguh, yang meliputi pembinaan fisik, pembinaan teknik, dan pembinaan mental, pembinaan mental ini yang sering kali kurang diperhatikan. Keberhasilan seorang atlet ditentukan oleh kesiapan fisik dan mental. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performance atlet baik saat latihan maupun saat bertanding. Dapat dibayangkan, jika sebelum bertanding sang atlet mengalami tekanan (stres) dengan keluarganya, amat mungkin situasi itu mempengaruhi kestabilan emosi, daya konsentrasi dan menguras energi. Contoh lain,
jika
sebelum
bertanding
sang
atlet
kurang
memiliki
kesiapan
mental menghadapi lawan yang berat sehingga timbul keraguan yang besar dan rasa tidak percaya diri yang menghalangi kemampuannya untuk tampil optimal. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika sejak dini, soal membina kesiapan mental
4
atlet menjadi porsi yang penting agar masalah kepribadian dan konflik-konflik sang atlet dapat dikelola dengan baik sehingga ia tetap tampil optimal. Sebagai salah satu usaha pemerintah untuk membina calon atlet sedini mungkin dan guna meningkatkan prestasi olahraga nasional di dirikanlah Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di seluruh propinsi. Para atlet pelajar terbaik dari seluruh PPLP ditanah air tersebut, kemudian dididik dan dilatih di Sekolah Khusus Olahragawan SMP-SMA Negeri Ragunan Jakarta. Sesuai dengan tujuan pendirian sekolah ini, para siswanya dituntut untuk berprestasi tinggi dalam olahraga yang ditekuninya tanpa mengesampingkan prestasi akademiknya. Para atlet pelajar SMP-SMA Ragunan yang terdiri dari berbagai cabang olahraga ini tinggal di asrama dan menjalani latihan pagi dan sore di dalam kompleks sekolah tersebut. Sekolah ini berskala nasional, oleh karena itu sebagian besar siswanya berasal dari berbagai penjuru daerah yang jauh dari ibukota Jakarta. Mereka harus meninggalkan keluarga yang dicintainya untuk berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya demi dapat mengharumkan nama keluarga, daerah maupun bangsa yang mengirimnya ke ajang persaingan. Dengan demikian para atlet pelajar tersebut juga harus siap menghadapi transisi budaya karena perbedaan adat istiadat, logat bahasa dan kebiasaan, termasuk juga kebiasaan makan. Selain itu, para atlet juga harus melakukan penyesuaian diri terhadap suasana latihan termasuk pergantian pelatih dan program latihan. Perubahan-perubahan suasana atau situasi yang memerlukan penyesuaian diri ini sangat berpotensi untuk menyebabkan para atlet pelajar tersebut mengalami stres.
5
Stres merupakan gejala keseimbangan diri untuk dapat beradaptasi terhadap adanya perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Smith (dalam Nasution, 2007) mengatakan jika seseorang berada dalam keadaan stres, maka seluruh pola hidup dan kesehatannya juga akan terganggu sehingga produktivitas kerjanya menurun. Nasution (2007) mengemukakan bahwa stres dalam olahraga dapat bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan olahraga. Smith (dalam Nasution, 2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa stres yang dialami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat pertandingan, dan setelah pertandingan. Hal ini senada dengan peneliti Gould et al. yang juga mengidentifikasi sumber stres yang tidak berhubungan dengan olahraga (Nasution, 2007). Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya penyakit kronis, hal ini juga akan mengakibatkan berpengaruhnya prestasi pada atlet bulutangkis. Nasution (2007) mendapati berbagai penelitian dalam bidang psikologi olahraga membuktikan bahwa stres dapat menurunkan prestasi atau setidaknya mengganggu kelancaran pelaksanaan latihan. Dengan demikian stres perlu dihindari dan atlet perlu diajarkan cara-cara untuk menangani stres ("coping with stress").
6
Salah satu faktor yang menentukan seberapa parah seorang individu mengalami stres dipengaruhi oleh stres yang dirasakannya adalah bagaimana dia menghadapi peristiwa yang dialaminya. Ada 2 tipe utama yang biasanya dapat menurunkan stres seperti diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (dalam Fausiah, 2006) yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk membantu pemecahan masalah, sebagai contoh dalam menghadapi ujian individu akan menyusun jadwal belajar sejak awal semester untuk menghadapi setiap ujian sehingga ketika menghadapi ujian di akhir semester tidak lagi terlalu menegangkan. Di sisi lain, individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan pada usaha menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan. Misalnya mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi dengan bersantai atau mencari kesenangan dengan pergi ke bioskop, café, berenang dan lain sebagainya (Fausiah, 2006). Untuk dapat mengajarkan cara-cara mengatasi stres bagi atlet pelajar bulutangkis, perlu terlebih dahulu diketahui situasi-situasi bagaimana yang dapat menimbulkan stres (sumber stres). Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi mengenai hal-hal atau situasi apa saja yang menjadi surnber stres bagi masingmasing atlet pelajar tersebut. Smith mengatakan bahwa stres dalam olahraga dapat bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan olahraga (Nasution, 2007).
7
Dengan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA (Khusus Olahragawan) Ragunan Jakarta. Penulis ingin meneliti secara mendalam yang menjadi sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet Bulutangkis dikarenakan sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama yang diteliti dengan penulis (original).
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, hubungan antara sumber stres dengan strategi coping khususnya pada pelajat atlet bulutangkis, diteliti dalam lingkup yang dibatasi, yaitu: 1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan. 2. Dari semua variabel yang memiliki hubungan dengan strategi coping, hanya sebagian saja yang diteliti, yaitu yang dapat dikendalikan (manageable), sesuai kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya. Variabelvariabel itu ialah: sumber stres (mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, dan endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP.
1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah:
8
1. Apakah sumber stres memiliki hubungan secara signifikan dengan strategi coping ? a. Apakah physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? b. Apakah social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? c. Apakah psychological stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? d. Apakah endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping? 2. Apakah jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? 3. Apakah usia memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping? 4. Apakah tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? 5. Apakah masa tinggal di PPLP memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sumber Stres dan Strategi Coping pada Pelajar Atlet Bulutangkis”, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
9
sumber stres (mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, dan endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis.
1.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, diantaranya yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi perkembangan ilmu Psikologi, khususnya psikologi olahraga dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah dan merangsang kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian pada bidang psikologi olahraga. 2. Manfaat Praktis Memberi masukan positif bagi konselor, pelatih dan pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan dalam menghadapi sumber stres dan strategi pemecahan masalah (coping).
1.4. Sistematika penulisan Agar memudahkan pembahasan dalam skripsi ini maka penulis membaginya dalam lima bab, dimana pada masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub yaitu: 1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
10
2. Bab II merupakan kajian pustaka yang terdiri dari definisi stres, jenis-jenis sumber stres, gejala-gejala stres, pengertian coping, jenis strategi coping, faktor yang mempengaruhi strategi coping, pengertian atlet, kerangka berfikir dan uji hipotesis. 3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang di dalamnya membahas mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik uji instumen, metode analisa data dan prosedur penelitian. 4. Bab IV menyajikan gambaran umum responden, presentasi penelitian, uji hipotesis dan proporsi varian. 5. Bab V mencakup kesimpulan, diskusi dan saran
11
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1. Stres 2.1.1. Definisi stres Kata stres berasal dari kosa kata bahasa Inggris. Menurut kamus Oxford, stres memiliki paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidangbidang yang berbeda. Nusantari (2007) menerjemahkan stres diantaranya yaitu: (1) Tekanan atau kecemasan yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan seseorang; (2) tekanan yang diberikan kepada suatu benda yang bisa merusak benda itu atau menghilangkan bentuknya; (3) kepentingan khusus yang diarahkan kepada sesuatu; (4) suatu kekuatan ekstra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatu kata khusus; (5) suatu kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suara khusus dalam musik; (6) penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yang terganggu.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990) kata stres memiliki arti yaitu gangguan atau kekacauan mental dan emosional (tekanan), sedangkan dalam kamus psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, konflik: 1) satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas (daya) psikologis atau fisiologis dari suatu organisme, 2) sejenis frustasi, dimana aktivitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi; peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan waswas kuatir dalam pencapaian tujuan, 3) kekuatan yang diterapkan pada suatu sistem; tekanantekanan fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pribadi, dan 4) satu
12
kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan (dalam Kartono dan Gulo, 2000). Selain itu, stres sebagai istilah yang dikenal di dunia psikologi dan kedokteran memiliki makna yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan masing-masing pengamat. Nusantari dalam bukunya Life is Beautiful (2007) mengemukakan diantaranya pakar psikologi mendefinisikan stres sebagai: suatu kondisi fisik atau ketegangan mental yang menghasilkan perubahan dalam sistem saraf autonomik (Wolman, 1973); reaksi yang tidak khusus (nonspecific response) dari tubuh terhadap berbagai tuntutan (Hans Selye, 1976); suatu keadaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional (Morst & Furst, 1979); reaksi tiba-tiba terhadap sekumpulan rangsangan yang berupa kejadian, objek atau individu (Giardano & Everly, 1986). Hawari (2002) mengatakan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang timbul sebagai hasil dari persepsi kognisi individu ketika berhadapan dengan tuntutan atau perubahan-perubahan yang terjadi atas dirinya. Fenomena stres dalam kehidupan manusia sangat luas sehingga menarik banyak pakar ilmuwan untuk menelitinya. Salah seorang pakar dalam penelitian terhadap stres, Hans Selye M.D (dalam Hawari, 2002) memberikan definisi stres dalam terminologi fisiologis sebagai respon tubuh yang non spesifik terhadap tuntutan beban atasnya. Sarafino (dalam Smet, 1994) mendefinisikan stres sebagai: “…Suatu kondisi disebabkan oleh lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
13
tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang...”. Sutherland & Cooper (dalam Smet, 1994) memberikan kesimpulan definisi stres yang dikemukakan oleh Sarafino yang di atas, diantaranya yaitu: 1) Penilaian kognitif (cognitive appraisal): stres adalah pengalaman subjektif yang (mungkin) didasarkan atau persepsi terhadap situasi yang tidak semata-mata tampak di lingkungan. 2) Pengalaman (experience): suatu situasi yang tergantung pada tingkat keakraban dengan situasi, keterbukaan semula (previous exposure), proses belajar, kemampuan nyata dan konsep reinforcement. 3) Tuntutan (demand): tekanan, tuntutan, keinginan atau rangsanganrangsangan yang segera sifatnya yang mempengaruhi cara-cara tuntutan yang dapat diterima. 4) Pengaruh interpersonal (interpersonal influence) : ada tidaknya seseorang, faktor situasional dan latar belakang mempengaruhi pengalaman subjektif, respon dan perilaku coping. 5) Keadaan stres (‘a state of stress): merupakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan yang dirasakan untuk menemukan tuntutan tersebut. Menurut Feldman (dalam Fausiah, 2006) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja
14
positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (misalnya kematian keluarga) atau yang dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu pada terhadapnya. Dari pengertian di atas penulis memberikan gambaran bahwa stres selalu berhubungan dengan keadaaan situasi atau peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan atau menyenangkan, yang dimaknakan memiliki bobot yang sifatnya “menekan”. Hal ini bukan berarti bahwa setiap yang tidak menyenangkan dapat merugikan, karena stres dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk berkreasi dan berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
2.1.2. Jenis-jenis Sumber Stres Stres dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Apa yang disebut stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi orang yang lain. Teori stres secara umum menentukan stresor sebagai sekelompok kejadiankejadian yang menimbulkan reaksi stres pada individu. Dengan istilah lain yang lebih sederhana, stresor sering disebut sebagai sumber stres. Selain itu mereka menambahkan bahwa stresor merupakan tuntutan-tuntutan terhadap individu yang menimbulkan respon-respon dengan pola-pola tertentu. Sumber penyebab stres (stresor) menurut Kartono (2000) adalah sesuatu yang menghasilkan tekanan fisik maupun mental. Stresor merupakan faktor penekan
yang
mempunyai potensi
menciptakan
stres.
Faktor
penekan
menghasilkan kondisi-kondisi yang menuntut manusia untuk memberikan energi
15
atau perhatian khusus. Turner & Helms (1995) mengelompokkan stresor secara umum yang dihadapi manusia menjadi 4 bagian, sebagai berikut: 1. Physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan munculnya tuntutantuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus, gizi yang buruk, cuaca panas/dingin, dan sebagainya. 2. Social stressor, yaitu stresor yang timbul dari interaksi individu dengan individu lain, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk, kerumunan dan lain sebagainya. 3. Psychological stressor, yaitu stresor yang timbul dari frustasi, konflik dan kecemasan. 4. Endemic stressor, merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari, karena disebabkan oleh faktor di luar kendali individu, misalnya bencana alam.
Nevid (2002) mengatakan adanya sumber stres fisik seperti udara dingin, suara keras apabila terjadi secara intens dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat mengurangi fungsi kekebalan. Demikian juga dengan berbagai stresor dari psikologis, endemis maupun sosial. Adler (dalam Nevid, 2002) mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya penyakit kronis.
16
Goliszek (2005) mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya. Sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia tetapi kondisi stres juga dapat terjadi disetiap saat sepanjang kehidupan. Sarafino (dalam Smet, 1994) membedakan sumber-sumber stres terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang Salah satu sumber stres yang muncul dalam diri individu adalah penyakit, dimana tingkat stres yang muncul pada keadaan rasa sakit dan umur individu. Hal lain yang memicu timbulnya stres adalah konflik. Konflik merupakan sumber stres yang utama. 2. Sumber-sumber stres di dalam keluarga Sumber stres yang muncul dalam keluarga dapat disebabkan dari interaksi diantara anggota keluarga, misalnya perselisihan, penambahan anggota keluarga baru, adakalanya penyakit, cacat atau kematian anggota keluarga. 3. Sumber-sumber stres di dalam komunitas Penyebab stres dari lingkungan atau komunitas sosial antara lain temperatur yang ekstrim, kebisingan, mengikuti ujian, terjebak kemacetan lalu lintas, mengikuti tes medis yang menyakitkan atau berkeluarga. Menurut Mudji Harsono (dalam Singgih, 1989) mengatakan bahwa sumber ketegangan (stres) pada atlet dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
17
1. Sumber stres dari dalam 2. Sumber stres dari luar Sumber stres dari dalam maksudnya adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri atlet sendiri, yaitu: a. Atlet
sangat
tergantung
pada
kemampuan teknisnya.
Bila
hanya
mengandalkan kemampuan teknis, ia akan mengalami kesulitan sewaktu menghadapi situasi pertandingan yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Misalnya, ketika menghadapi lawan yang ulet dan cermat, sehingga lawan itu mampu mangantisipasi setiap serangan yang ia atau tim lakukan. Akibatnya, atlet tersebut akan merasa terpepet dan selanjutnya tidak mampu lagi menguasai situasi yang sedang dihadapinya. b. Atlet merasa bermain baik sekali atau sebaliknya. Bila perasaan ini menghinggapi atlet, maka akan menjadi pertanda mulai timbul adanya sesuatu yang menekan pada dirinya. Perasaan ini memberikan beban mental pada dirinya. Demikianlah pula perasaan sebaliknya, yang seakan-akan atlet tersebut telah memvonis dirinya bahwa ia tidak akan mencapai sukses. c. Adanya pikiran negatif karena dicemooh atau dimarahi. Di cemooh atau dimarahi akan menimbulkan reaksi pada diri atlet. Reaksi tersebut akan tetap bertahan, sehingga menjadi sesuatu yang menekan dan menimbulkan frustasi yang mengganggu penampilannya. d. Adanya pikiran puas-diri. Bila dalam diri atlet ada pikiran atau rasa puasdiri, maka ia telah menanamkan benih-benih ketegangan dalam dirinya sendiri. Atlet akan dituntut oleh diri sendiri untuk mewujudkan sesuatu
18
yang mungkin berada di luar kemampuannya. Bila demikian keadaannya, maka sebenarnya atlet itu telah menerima tekanan yang tidak disadari.
Sedangkan sumber-sumber stres dari luar adalah sebagai berikut: a. Rangsangan yang membingungkan. Salah satu bentuk rangsangan yang membingungkan adalah komentar para officials yang merasa kompeten, baik atas koreksi, strategi atau taktik yang harus dilakukan maupun petunjuk yang lain kepada atlet. Menerima beberapa petunjuk dan perintah sekaligus akan membingungkan atlet. b. Pengaruh massa. Massa penonton atau pendukung fanatik, terlebih pada atlet yang masih baru, dapat mempengaruhi kestabilan mental atlet. Penonton yang berada di tribun sangat berarti dalam suasana pertandingan. c. Saingan yang bukan tandingannya. Atlet yang mengetahui bahwa lawan yang akan dihadapi adalah lawan yang lebih unggul dari pada dirinya, maka dalam
hati
kecil
atlet
tersebut
telah
timbul
pengakuan
akan
ketidakmampuannya untuk menang. Situasi tersebut akan menyebabkan berkurangnya kepercayaan pada diri sendiri. d. Ketidakhadiran pelatih. Kondisi ini akan berakibat pada atlet yang membutuhkan dukungan, arahan, dan motivasi dari pelatihnya menjadi terganggu.
2.1.3. Gejala-gejala Stres Stres juga dapat diketahui dari gejala-gejalanya, stres dapat menimbulkan perubahan-perubahan, baik kejiwaan maupun fisik. Perubahan ini dapat meliputi
19
seluruh tubuh atau hanya satu atau beberapa bagian tubuh saja. Gejala stres sebenarnya terjadi setiap hari, karena itu banyak individu yang mengabaikannya dan menganggapnya sebagai hal yang biasa. Gejala (simptom) stres akan ditemukan dalam segala sisi dari orang yang mengalaminya : fisik, emosi, intelektual dan interpersonal. Gejala ini tentu saja berbeda pada setiap orang karena pengalaman stres sangat individual sifatnya. Sedangkan Hardjana (1994) mengemukakan gejala-gejala yang terjadi pada saat orang mengalami stres, diantaranya yaitu : 1. Gejala fisikal yang terjadi pada saat orang mengalami stres antara lain: a. Sakit kepala, pusing, pening. b. Tidur tidak teratur, insomnia (susah tidur), tidur melantur, bangun terlalu awal. c. Sakit punggung, terutama dibagian bawah. d. Mencret-mencret dan radang usus besar. e. Sulit buang air besar, sembelit. f. Gatal-gatal pada kulit. g. Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu. h. Terganggu pencernaannya atau bisulan. i.
Tekanan darah tinggi atau serangan jantung.
j.
Terlalu banyak mengeluarkan keringat.
k. Perubahan selera makan. l.
Lelah atau kehilangan daya energi.
20
m. Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja dan hidup. 2. Gejala emosional stres antara lain : a. Gelisah atau cemas. b. Sedih, depresi, mudah menangis. c. Suasana hati dan jiwanya berubah-ubah dengan cepat. d. Mudah panas dan mudah marah. e. Gugup. f. Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman. g. Terlalu peka dan mudah tersinggung. h. Marah-marah. i.
Gampang menyerang orang dan bermusuhan.
j.
Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental.
3. Stres juga berdampak pada kerja intelek, dan gejala-gejalanya yaitu : a. Susah berkonsentrasi atau memusatkan perhatian. b. Sulit membuat keputusan. c. Mudah terlupa. d. Pikiran kacau. e. Daya ingat menurun. f. Melamun secara berlebihan. g. Pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja. h. Kehilangan rasa humor yang sehat. i.
Produktivitas atau prestasi kerja menurun.
21
j.
Mutu kerja rendah/mutu belajar rendah.
k. Bertambahnya jumlah kekeliruan yang dibuat dalam kerja/prestasi. 4. Stres juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain, baik didalam maupun diluar rumah. Gejala-gejala interpersonal antara lain: a. Kehilangan kepercayaan kepada orang lain. b. Mudah mempersalahkan orang lain. c. Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya. d. Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata. e. Mengambil sikap terlalu membentengi diri dan mempertahankan diri. f. “mendiamkan”orang lain.
2.1.4. Dampak Stres Stres yang tidak diatasi secara efektif dapat menimbulkan berbagai dampak baik secara fisik maupun secara psikologis, walaupun dampak stres tidak terlalu buruk. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan Tuner dan Helms (1995) membagi stres menjadi dua bagian yaitu: 1. Eustress, merupakan stres yang memiliki dampak positif karena mampu mendorong individu untuk melakukan hal yang terbaik untuk menghadapi masalahnya. Eustres mendorong manusia untuk lebih berprestasi, lebih tertantang untuk menyelesaikan
masalah-masalah
produktivitas kerja dan lain-lain.
yang
dihadapinya,
meningkatkan
22
2. Distress, merupakan stres yang berdampak negatif yang memerlukan energi, menyakitkan bahkan dapat menyebabkan kematian.
2.2. Coping 2.2.1. Pengertian Coping Dalam kamus lengkap Psikologi, coping adalah sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas, masalah), (dalam Chaplin, 2000). Coping adalah menangani suatu masalah menurut suatu cara; seringkali dengan cara menghindar, melarikan diri dari, atau mengurangi kesulitan dan bahaya yang timbul (dalam Kartono dan Gulo, 2000). Lazarus & Folkman (1984) menggambarkan coping sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk menghadapi atau mengatasi tuntutan-tuntutan (baik itu berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki. Sedangkan Dodds (1993) mengemukakan strategi coping adalah strategi yang digunakan individu untuk melakukan penyesuaian antara sumber-sumber yang dimilikinya dengan tuntutan yang dibebankan lingkungan kepadanya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku coping adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang berada diluar kemampuan individu atau situasi yang penuh stres (stresfulevents) melalui perilaku-perilaku tertentu.
23
2.2.2. Jenis- jenis Coping Strategi coping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan (Mu’tadin, 2002). Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Dengan perkataan lain strategi coping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya. Menurut Shinta (1995) dalam jurnal Psikologi Indonesia, Ia menggolongkan atas tiga golongan gambaran umum perilaku coping yang pertama yaitu problem focused coping yang lebih banyak dipakai jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang konstruktif dapat dilakukan, yang kedua adalah coping yang terpusat pada emosi atau yang dikenal dengan istilah emotional focused coping, coping ini digunakan jika seseorang merasa bahwa sumber stres adalah sesuatu yang harus ditoleransi keberadaannya serta yang terakhir dimensi coping yang maladaptive yang dipercaya tidak berfungsi dan merupakan strategi yang kurang sesuai dalam situasi apapun untuk jangka waktu panjang. Carver, Scheier dan Weintraub (1989) mengembangkan strategi coping yang diadaptasi dari teori Lazarus menjadi 13 bentuk yang lebih spesifik. Dari ke-13 bentuk strategi coping tersebut, 5 diantaranya merupakan bentuk problem solving
24
focussed coping, 5 lainnya merupakan bentuk emotion focussed coping, sementara 3 bentuk terakhir merupakan jenis coping yang dianggap kurang adaptif / maladaptive coping. Jenis strategi coping yang termasuk dalam problem solving focussed coping, sebagai berikut: 1. Active Coping, merupakan proses pengambilan langkah aktif untuk mengatasi stresor atau mengurangi efek buruk yang ditimbulkan oleh stresor tersebut. Yang termasuk active coping adalah melakukan tindakan langsung yang sifatnya untuk mengatasi stres, atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap. 2. Planning, berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Yang dimaksud planning adalah merancang suatu strategi untuk dilakukan, memikirkan cara terbaik untuk memecahkan suatu masalah, atau merencanakan langkah terbaik yang akan diambil untuk menghadapi stresor. 3. Suppression of competing activities, adalah usaha untuk mengesampingkan hal-hal atau kegiatan lain, mencoba menghindari gangguan dari situasi atau kejadian lain yang mungkin timbul, untuk dapat berkonsentrasi penuh dalam menghadapi suatu sumber stres. 4. Restraint coping, yaitu bentuk strategi coping berupa suatu latihan untuk mengontrol atau mengendalikan diri. Dalam hal ini individu menunggu sampai pada kesempatan yang tepat untuk bertindak, sehingga ia dapat mengatasi sumber stres secara efektif. Restraint coping dapat dikatakan
25
sebagai proses yang aktif bila individu memfokuskan pada usaha menghadapi stresor, tapi juga dapat dikatakan sebagai strategi yang pasif karena harus menunggu. 5. Seeking social support for instrumental reason, merupakan bentuk strategi coping berupa upaya untuk mendapatkan dukungan sosial dengan cara mencari nasehat, bantuan atau informasi dari orang lain.
Sedangkan jenis strategi yang termasuk dalam emotion focussed coping, sebagai berikut: 1. Seeking social support for emotional reason, merupakan strategi coping dalam bentuk mencari dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang lain. Kecendrungan individu untuk mencari dukungan sosial untuk alasan emosional ini dapat membuat individu yang tadinya merasa tidak aman karena situasi yang menekan, menjadi merasa aman kembali. Di sisi lain kecendrungan ini bisa bersifat negatif karena sumber-sumber simpati lebih banyak dipergunakan sebagai jalan untuk menyalurkan perasaan individu. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis coping ini tidak selalu adaptif dalam mengatasi stres. Meskipun demikian, jenis coping ini dapat menjadi sesuatu yang positif bila dukungan sosial yang diperoleh individu membuat ia termotifasi untuk menghadapi dan mengatasi stres secara aktif. 2. Positive reinterpretation and growth, merupakan suatu bentuk coping dengan cara menilai kembali situasi secara lebih positif. Selanjutnya penilaian ini dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan problem focused coping.
26
3. Denial, merupakan usaha untuk menolak kehadiran sumber stres tersebut tidak nyata. 4. Turning to religion, yaitu kembali berpaling pada agama apabila seseorang berada dalam keadaan stres. Perilaku coping ini cukup penting sifatnya bagi sebagian besar individu. Alasan individu beralih ke agama ketika mengalami stres adalah: a. Agama dianggap sebagai alat yang dapat berfungsi sebagai sumber dukungan emosional. b. Agama dianggap sebagai alat untuk mengatasi distress emosi dengan memandang stres yang dihadapi sebagai peristiwa yang ada hikmahnya. 5. Acceptance, merupakan kebalikan dari denial, dan merupakan perilaku coping yang penting pada situasi dimana seseorang harus menerima atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialaminya. Namun acceptance bukan merupakan perilaku coping yang adaptif pada situasi dimana sumber stres dapat diubah secara mudah karena itu kedudukan acceptance sebagai perilaku coping yang adaptif dan fungsional masih dipertanyakan.
Sedangkan yang termasuk strategi coping maladatif, yaitu: 1. Focusing on and venting of emotions, yaitu merupakan kecenderungan untuk memusatkan diri pada stres yang bersifat negatif, kekesalan atau perasaan-perasaan yang dialami oleh individu dan mengungkapkan kekesalan serta kekesalan-kekesalan tersebut. 2. Behavioral disengagement, merupakan bentuk strategi coping berupa berkurangnya usaha-usaha yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi
27
suatu sumber stres, bahkan menyerah untuk berusaha mencapai tujuan yang terhambat oleh sumber stres. Strategi coping ini terefleksi pada fenomena helplessness, yaitu keadaan di mana individu menyerah dan merasa tidak berdaya untuk mengatasi masalah/stres yang dialami. Oleh karena jenis coping ini diyakini tidak adaptif dalam berbagai situasi. Secara teoritis, jenis coping ini mungkin terjadi jika seseorang menduga bahwa cara-cara yang dilakukannya untuk mengatasi stres tidak membuahkan hasil yang diharapkan. 3. Mental disengagement, jenis coping ini muncul dalam berbagai bentuk aktifitas yang pada dasarnya adalah menggunakan aktifitas alternatif untuk menghilangkan masalah yang sementara sifatnya. Misalnya dengan berkhayal, tidur ataupun menonton televisi. Meskipun aktifitas alternatif ini dapat membuat individu melupakan masalah yang dihadapinya untuk sementara waktu tapi jenis coping ini akan menghambat individu untuk melakukan yang adaptif.
Dodds (1993) mengemukakan bahwa strategi coping yang lebih adaptif adalah problem solving focussed coping yang akan berhasil dalam jangka panjang; sedangkan emotion-focused coping dapat digunakan hanya apabila masalah yang dihadapi tidak dapat diatasi secara memuaskan. Individu cenderung untuk menggunakan problem focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu tersebut dapat dikontrolnya. Sebaliknya, individu cenderung menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu
28
dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 2006).
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Coping Bentuk strategi coping yang dipilih individu untuk mengurangi dan mengatasi tekanan yang dialami berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain, meskipun memiliki tujuan sama. Menurut Taylor (2006) terdapat empat tujuan melakukan strategi coping, yaitu mempertahankan keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif, mengurangi tekanan lingkungan atau menyesuaikan diri terhadap kajian negatif, dan tetap melanjutkan hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Perbedaan dalam pemilihan strategi coping tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) sumber-sumber individual seseorang seperti: pengalaman, persepsi, kemampuan intelektual, kesehatan, kepribadian, pendidikan, dan situasi yang dihadapi sangat menentukan proses penerimaan suatu stimulus yang kemudian dapat dirasakan sebagai tekanan atau ancaman.
Menurut
Mu’tadin
(2002)
cara
individu
menangani
situasi
yang
mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi : a. Kesehatan Fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
29
b. Keyakinan atau pandangan positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu
pada
penilaian
ketidakberdayaan (helplessness) yang
akan
menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping c. Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. d. Keterampilan sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat. e. Dukungan sosial Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya f.
Materi Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
30
2.3. Atlet Bulutangkis 2.3.1. Pengertian Atlet Bulutangkis Monty (2000) mengartikan bahwa istilah atlet tidak terbatas pada individu yang berprofesi sebagai olahragawan tetapi juga mencakup individu secara umum yang melakukan kegiatan olahraga. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, atlet diartikan sebagai olahragawan yang terutama mengikuti perlombaan atau pertandingan kekuatan, ketangkasan dan kecepatan (Depdikbud, 1990). Sedangkan yang disebut atlet bulutangkis adalah atlet yang menekuni olahraga cabang bulutangkis. Tugas utama seorang atlet adalah bertanding. Untuk mempersiapkan diri agar dapat menampilkan yang terbaik dan mencapai prestasi yang maksimal, maka seorang atlet haruslah berusaha senantiasa berlatih. Penampilan atlet dalam permainan atau pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan aspek psikis yang mendasarnya. Kondisi fisik yang meliputi kekuatan dan kelenturan otot-otot, struktur anatomis-fisiologis, keterampilan teknis adalah faktor yang mempengaruhi penampilan dan sekaligus prestasi atlet. Prestasi yang diperoleh seorang atlet dapat mengharumkan nama bangsa, oleh karena itu untuk menjadi atlet yang baik tidaklah mudah, dibutuhkan ketekunan, semangat yang tinggi dan bertanggung jawab. Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri. Ia memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Sekalipun
31
dalam beberapa cabang olahraga atlet harus melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan pemikiran. Karena, misalnya di dalam olahraga beregu, kemampuan adaptif individu untuk melakukan kerjasama kelompok sangat menentukan perannya kelak di dalam kelompoknya. Semua atlet akan selalu dihadapkan pada sejumlah stimulus yang memberikan pengalaman stres terhadap dirinya. Dalam dunia olahraga khususnya olahraga kompetitif, atlet harus mempunyai kemampuan dalam mengatasi berbagai stimulus yang berpotensi memberikan pengalaman stres terhadap dirinya seperti sorakan dan cemoohan penonton, perasaan sakit akibat terjadi cedera, kekalahan dalam berbagai pertandingan, kelemahan yang dimiliki atlet baik kelemahan fisik maupun kelemahan mental, atau sumber-sumber lain yang mengakibatkan terjadinya stres. Atlet yang aktif dalam dunia olahraga baik atlet daerah, nasional, atau internasional harus mempunyai kemampuan dalam coping stress, sehingga atlet mampu dengan cepat mengatasi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan lingkungan baik internal maupun eksternal, atau berbagai permasalahan dan aspek-aspek yang kurang menyenangkan yang diterima oleh diri atlet. Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai. Setelah tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
32
Harris D. Y dari Pennsylvania state university Amerika, mengemukakan bahwa penampilan seorang atlet adalah hasil dari stamina, kekuatan, fleksibilitas, koordinasi, keterampilan dan kemampuan bermain (Gunarsa dkk, 1996). Karenanya, jika seorang atlet dikuasai oleh pikiran-pikiran yang mengganggu seperti perasaan khawatir dan cemas berlebihan maka atlet tersebut akan terganggu konsentrasinya dan selanjutnya penampilan dalam menghadapi pertandingan atau berolahraga akan sulit diperlihatkan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa atlet adalah seseorang
yang
gemar
akan
olahraga
dan
ikut
serta
dalam
suatu
kompetisi olahraga.
2.3.2. Kepribadian atlet Menurut Monty (2000) para psikolog memandang aspek kepribadian atlet dari sejumlah sudut pandang yang secara garis besar terdiri dari 3 pendekatan : 1. Pendekatan trait, pandangan ini mengemukakan bahwa seorang juara misalnya sudah memiliki trait sebagai seorang juara, sehingga ia berupaya keras dalam latihan, memiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi, tidak mengenal menyerah dan sebagainya. 2. Pendekatan situasional, pandangan kedua ini dilandasi oleh pandangan belajar sosial yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh proses belajar mencontoh dan adanya penganut sosial. Dan pendekatan ini berpendapat bahwa perilaku seorang atlet akan berubah jika lingkungannya mengalami perubahan.
33
3. Pendekatan interaksional, pendekatan ketiga ini berpendapat bahwa faktor pribadi individu yang bersangkutan dan faktor lingkungan berperan bersama-sama dalam menentukan tingkah laku atlet.
Penampilan atlet adalah apa yang terlihat atau yang diperlihatkan oleh atlet dalam suatu pertandingan. Gunarsa (2004) Ada beberapa faktor yang berpengaruh besar pada penampilan atau kemampuan bermain seorang atlet, diantaranya yaitu: 1. Komponen psikis Meskipun unsur kegigihan selalu berperan, namun setiap atlet menampilkan berbagai tingkatan kegigihan. Ada atlet yang sangat gigih sehingga berfungsi positif terhadap penampilannya, sebaliknya ada juga yang kurang gigih, kurang menggigit, mudah putus asa, mudah menyerah sehingga hasilnya menjadi mengecewakan. 2. Jenis olahraga Jenis olahraga tentunya berpengaruh besar terhadap penampilan atlet yang bersangkutan.
Misalnya,
bulutangkis
sebagai
suatu olahraga
yang
penampilan atletnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti unsur motivasi, emosi dan unsur akal. 3. Tingkatan pertandingan Yang dimaksud dengan tingkatan pertandingan adalah apakah kejuaraan tersebut diadakan pada tingkat daerah, nasional, regional atau tingkat internasional. Tingkatan pertandingan jelas memberikan beban yang berbeda-beda. Misalnya, pertandingan tingkat daerah, beban yang dirasakan tentunya relatif ringan dibandingkan pertandingan tingkat nasional.
34
4. Ciri kepribadian Gambaran kepribadian seorang atlet merupakan hasil pembentukan dari suatu proses yang menetap di dalam dirinya dan masih bisa berubah. Kita dapat melihat adanya atlet yang pada dasarnya memang tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Misalnya ada atlet jika selesai pertandingan mengatakan “menang ya syukur, kalah ya tidak apa-apa…”
Adapun gambaran kecenderungan psikologis tertentu yang membedakan atlet bintang dengan atlet bukan bintang atau atlet biasa menurut Monty (2000) yaitu: 1) Keberanian mengambil resiko 2) Haus terhadap tantangan 3) Kompetitif 4) Percaya diri 5) Kemampuan memusatkan perhatian 6) Memiliki harapan untuk sukses 7) Mampu mengatasi tekanan atau stres
2.4. Kerangka Berpikir Bagi seorang atlet, latihan menjadi menu wajib, terlebih menjelang pertandingan. Banyak atlet dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit, disatu pihak si atlet harus mengikuti pelatihan yang sungguh-sungguh dilain pihak berbagai tugas sekolah atau pekerjaan harus segera diselesaikan. Tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan ini sering menimbulkan stres.
35
Oleh sebab itu, banyak atlet yang tidak tahu harus memilih mana yang terbaik buatnya. Di satu sisi, ia harus mengikuti pertandingan disuatu tempat akan tetapi tugas sekolah sedang menunggunya. Gejolak emosi atlet dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya, ini termasuk ke dalam stresor internal (yang berasal dari dalam diri sendiri). Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa. Belum lagi jika atlet sedang ingin beristirahat suasana tempat tinggal atau asrama tidak mendukungnya untuk melakukan istirahat misalnya suasana ramai baik dari cabang bulutangkis maupun dari cabang olahraga lain. Hal ini juga membuat atlet menjadi stres yang berasal dari eksternal (luar diri atlet). Penelitian ini berusaha mengetahui pada sumber stres yang terjadi pada pelajar atlet bulutangkis dan mengetahui strategi coping yang digunakan menanggulangi sumber stres pada pelajat atlet bulutangkis. Teori yang digunakan untuk sumber stres menurut Turner & Helms (1995) yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu: pertama, physical stressor, yaitu situasi yang menyebabkan
36
munculnya tuntutan-tuntutan fisiologis terhadap fisik individu seperti: lapar, haus, gizi yang buruk, cuaca panas/dingin. Kedua, social stressor, yaitu stresor yang timbul dari interaksi individu dengan individu lain, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk, kerumunan. Ketiga, psychological stressor, yaitu stresor yang timbul dari frustasi, konflik dan kecemasan. Keempat, endemic stressor, merupakan stresor yang sifatnya tidak dapat dihindari, karena disebabkan oleh faktor di luar kendali individu, misalnya bencana alam. Sedangkan teori cara penanggulangan stres (strategi coping) disadur dari teori Lazarus yang dikembangkan oleh Carver, Scheier dan Weintraub (1989) dengan pendekatan problem solving focussed coping, emotion focussed coping dan maladaptive coping yang digunakan lebih jauh untuk menganalisis data penelitian ini. Penelitian ini berusaha mengetahui jenis strategi coping yang digunakan oleh pelajar atlet bulutangkis. Misalnya jika atlet menggunakan pendekatan problem solving focussed coping biasanya yang akan dilakukannya yaitu mencari secara aktif penyelesaian masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres, dengan cara merencanakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi stres yang terjadi. Sedangkan emotion focussed coping digunakan oleh individu atau atlet dalam melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan, dengan cara mencari dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang lain. Dan maladaptive coping dilakukan oleh individu dengan melarikan diri dari masalah misalnya dengan
37
menonton televisi dengan waktu yang tidak seperti biasanya, menggunakan obatobatan terlarang atau hal-hal yang dapat merugikan Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Pelajar Atlet Bulutangkis
Tuntutan Berprestasi: - Prestasi Olahraga - Prestasi Akademik
Stres
-
Sumber Stres: Physical Stressor Social Stressor Psychological Stressor Endemic Stressor
- Jenis Kelamin - Usia - Tingkat Pendidikan - Massa di PPLP
Strategi Coping: - Problem Solving Focussed Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping
2.4. Hipotesis Penelitian Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu: Hipotesis Mayor : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang mencakup variabel physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, massa tinggal di PPLP
38
dengan strategi coping.
Hipotesis Minor : H1 : Ada hubungan yang signifikan antara sumber stres (yang mencakup variabel physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor), dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. Hipotesis yang lebih rinci sebagai berikut: H1.a : Ada hubungan yang signifikan antara physical stressor dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H1.b : Ada hubungan yang signifikan antara social stressor dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H1.c : Ada hubungan yang signifikan antara psychological stressor dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H1.d : Ada hubungan yang signifikan antara endemic stressor dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H2 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H3 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. H4
:
Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
H5 : Ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis.
39
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 . Jenis Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan tujuan agar dapat mengetahui dengan seksama melalui angka-angka dengan perhitungan statistik. Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan ini adalah agar memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan lebih terukur yang diperoleh dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Di mana data dan hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dan mengeksplor gambaran dari sampel penelitian mengenai sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi (corelational descriptive study) karena yang menjadi fokus utama adalah pengukuran terhadap hubungan antara dua fenomena atau lebih. Penelitian korelasi dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang diselidiki (Sevilla, at al., 1993).
3.2 . Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) menyebutkan variabel
40
sebagai konstruksi atau sifat (properties) yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (IV) dan variabel terikat (DV). Sevilla (1993) mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau mengakibatkan hasil, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau hasil dari penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu strategi coping sebagai variabel terikat (dependent variabel) dan sumber stres sebagai variabel bebas (independent variabel). Sesuai judul dalam penelitian ini, yaitu sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis, maka ada variabel yang diposisikan sebagai akibat, yang disebut DV (Dependent Variable atau variabel terikat) dan ada variabel yag diposisikan sebagai penyebab, yang disebut IV (Independent Variable atau variabel bebas). DV dalam penelitian ini ialah strategi coping, sedangkan IV dalam penelitian ini ialah sumber stres yang mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, dan variabel tambahan, yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan yang diteorikan memiliki hubungan dengan strategi coping. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang hendak diukur, yaitu: 1. Sumber stres yang dimaksud adalah suatu keadaan reaksi yang timbul sebagai hasil dari persepsi individu terhadap tuntutan perubahan atau kondisi yang dianggap tidak menyenangkan dalam beradaptasi terhadap adanya perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri individu. 2. Strategi coping yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adalah suatu bentuk
usaha
yang
dilakukan
individu
untuk
mengurangi
atau
41
menghilangkan tekanan-tekanan psikologis atau stres dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 3. Jenis kelamin adalah ciri jasmani yang membedakan dua makhluk antara laki-laki dan perempuan. 4. Usia, yaitu banyaknya jumlah tahun dari usia responden yang dihitung mulai dari tahun lahir sampai pada saat pengumpulan data penelitian. 5. Tingkat pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dari para responden yang terdiri dari tingkat SMP dan SMA. 6. Massa tinggal di PPLP Ragunan, yaitu bilangan yang menunjukkan lamanya rentang waktu responden tinggal di PPLP Ragunan.
3.3 . Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Kerlinger seperti yang dikutip Sevilla (1993) bahwa populasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta. Jumlah atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan sebanyak 107 orang.
42
3.3.2. Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet bulutangkis sebanyak 50 orang.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik sampling yang sesuai dengan penelitian penulis, yaitu teknik non-probability dengan metode sampling purposive. Menurut Sugiyono (2007) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Arikunto (2006) mengatakan bahwa sampel bertujuan atau sampling purposive dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan (sampling purposive) ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi. Arikunto (2006) mengatakan bahwa terdapat kelemahan dari metode ini yaitu peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik analisa data dikarenakan tidak memenuhi persyaratan random. Selain itu, dikarenakan populasi yang sedikit dan sampel yang terbatas, maka hasil penelitian tidak bisa diterapkan kecuali pada sampel itu sendiri. Hal ini
43
sesuai yang terjadi pada atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta Selatan yang memiliki populasi 107 orang.
3.3.4. Karakterisitik Subjek Penelitian Untuk mendapatkan sampel yang representatif dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan beberapa karakteristik yang akan digunakan untuk memilih sampel, antara lain sebagai berikut : a. Subjek adalah atlet cabang olahraga bulutangkis. b. Subjek sedang pada masa pendidikan menengah pertama dan menengah atas (SMP dan SMA) c. Subjek tinggal di PPLP (Pusat pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar) Ragunan Jakarta minimal 1 tahun
3.4. Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan empat alternatif jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negatif atau ketidaksetujuan (unfavorable) (Sevilla, 1993).
44
Pemilihan bentuk skala pilihan jawaban tersebut didasarkan pemikiran bahwa pilihan jawaban 1 sampai 4 dapat menggambarkan sejauh mana kondisi (item) dianggap sebagai sumber stres dan strategi coping oleh subjek penelitian. Alasan lainnya adalah untuk menghindari jawaban yang cenderung mengelompok ditengah (central tendency) seperti yang biasa terjadi pada skala alternatif jawaban ganjil. Diantara 4 (empat) pilihan jawaban alternatif skala sumber stres dan strategi coping yaitu: 1. Sangat setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Tidak setuju (TS) 4. Sangat tidak setuju (STS) Cara penyekoran item skala sumber stres dan strategi coping adalah SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyekoran item. Tabel 3.1 Penyekoran Item Pilihan Jawaban
Favorable
Unfavorable
Sangat setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak setuju
2
3
Sangat tidak setuju
1
4
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua skala yaitu skala sumber stres dan skala strategi coping. Skala
45
sumber stres diadaptasi dari teori Turner & Helms (1995). Sedangkan untuk mengetahui strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis maka digunakan skala strategi coping yang diadaptasi dari teori Lazarus dan kemudian dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain diantaranya yaitu Carver, Scheir dan Weitraub (1989). Skala atau instrumen penelitian ini akan disebarkan langsung kepada responden yang menjadi sampel penelitian, yaitu pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan yang berlokasi di Komplek GOR Ragunan, Jakarta Selatan.
3.4.2.1. Skala Sumber Stres Penulis menyusun sendiri alat ukur ini karena berdasarkan pengamatan dan referensi yang ada, penulis belum menemukan alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis. Untuk menyusun alat ukur ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data mengenai kondisi apa saja yang dapat dianggap sebagai sumber stres oleh pelajar atlet bulutangkis. Data mengenai kondisi yang dianggap dapat menimbulkan stres diperoleh dari dua sumber. Pertama, referensi dari berbagai penelitian yang berkaitan dengan sumber-sumber stres yang ada dan yang kedua adalah dari kelompok ahli yaitu pelatih bulutangkis dan guru BK (Bimbingan Konseling) pada SMP-SMA Ragunan. Item-item dalam alat ukur sumber stres pada pelajar atlet bulutangkis disusun berdasarkan hasil data dari referensi maupun dari kelompok ahli sebagai sumber data menyusun alat ukur sumber stres. Penyusunan item dilakukan dengan
46
cara melakukan analisis terhadap hasil kedua sumber data tersebut. Item yang memiliki persamaan makna akan dilakukan penggabungan. Klasifikasi item didasarkan pada teori yang dipakai yaitu sumber stres menurut Turner & Helms (1995) yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu: pertama, physical stressor, Kedua, social stressor, Ketiga, psychological stressor, dan Keempat, endemic stressor. Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis membuat tabel yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya. Tabel 3.2 Blue Print Try Out Skala Sumber Stres Aspek-aspek 1. Physical stressor
Tuntutan-tuntutan
fisiologis
terhadap fisik Stresor
2. Social stressor
No.Item
Indikator
interaksi
yang
timbul
individu
dari
dengan
Jumlah
F (+)
UF (-)
Item
22, 24, 26,
1, 3, 5,
10
28, 30
7, 9
32, 34, 36,
11, 13, 15,
38, 40
17, 19
2, 4, 6, 8,
21, 23, 25,
10
27, 29
10
individu lain 3. Psychological stressor 4. Endemic stressor
Stresor
yang
timbul
dari
frustasi, konflik dan kecemasan
Stresor yang sifatnya tidak dapat 12, 14, 16, dihindari/disebabkan oleh faktor
31, 33, 35,
18, 20
37, 39
20
20
10
10
diluar kendali individu
Jumlah
40
3.4.2.2. Skala Strategi Coping Langkah untuk menyusun alat ukur strategi coping ini sama dengan langkah yang dilakukan untuk menyusun alat ukur sumber stres. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai perilaku apa saja yang
47
ditampilkan pelajar atlet bulutangkis untuk mengatasi atau menanggulangi stres yang mereka alami dalam perannya sebagai pelajar dan atlet bulutangkis (coping). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk skala yaitu skala strategi coping. Skala ini digunakan untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis dalam mengatasi stres yang diadaptasi dari teori Lazarus yang kemudian dikembangkan oleh peneliti-peneliti lain yaitu Carver, Scheir dan Weitraub (1989). Untuk memudahkan penulis dalam membuat pernyataan-pernyataan maka penulis membuat blue-print yang terdiri dari aspek yang akan diungkap beserta indikatornya, nomor item, dan jumlah item.
48
Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Strategi Coping No.Item Aspek-aspek
1. Problem Solving Focussed Coping
Indikator
Jumlah
F (+)
UF (-)
Item
a. Active Coping
2, 4
13, 15
4
b. Planning
6, 8
49, 51
4
c. Supression of Competiting Active
14, 16
33, 35
4
d. Restrain Coping
10, 12
41, 43
4
e. Seeking Social Support Instrumental
26, 28
9, 11
4
a. Seeking Social for Emotional Reasons
34, 36
25, 27
4
b. Positive Reinterpretatic and Growth
38, 40
29, 31
4
c. Denial
42, 44
17, 19
4
d. Acceptance
50, 52
1, 3
4
e. Turning to Religion
18, 20
45, 47
4
a. Focusing on and venting of emotions
22, 24
5, 7
4
b. Behavioral disengagement
30, 32
21, 23
4
c. Mental disengagement
46, 48
37, 39
4
26
26
52
Reasons 2. Emotional Focussed Coping
3. Maladaptive Coping Jumlah
3.4. Teknik Uji Instrumen 3.5.1. Uji Instrumen Uji instrumen dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Uji Validitas Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007). Uji validitas digunakan untuk
49
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2007). Untuk perhitungannya menggunakan program SPSS 13.0 for Windows. Setelah didapat sejumlah butir pernyataan yang valid, maka pada masing-masing skala dilakukan uji reliabilitas melalui teknik alpha cronbach. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya, yang mana apabila dilakukan beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama. Azwar (2007) reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti senakin tinggi reliabilitas (Azwar 2007). Untuk perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS 13.0 for Windows. Untuk menentukan koefisien reliabilitas maka digunakan kaidah reliabilitas menurut Guilford (Kuncono, 2004), sebagai berikut : Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas Besarnya r
Interpretasi
> 0,9
Sangat reliabel
> 0,7
Reliabel
> 0,4
Cukup reliabel
> 0,2
Kurang reliabel
< 0,2
Tidak reliabel
50
3.5.2. Hasil Uji Instrumen Penelitian Di dalam penelitian harus digunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar kesimpulan dalam penelitian yang diperoleh tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat validitas dan reliabilitas dari kedua alat ukur dalam penelitian ini dilakukan sebelum diadakan pengambilan data. Pengujian alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana dapat mengungkapkan hal-hal yang semestinya diukur dari suatu variabel. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen sumber stres dan strategi coping dengan item sebanyak 92 item. Uji instrumen diberikan pada 38 pelajar atlet bulutangkis di SMP-SMA Ragunan. Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud: 1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam menyelesaikan pengisian instrumen. 2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan. 3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. 4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
51
3.5.2.1. Uji Validitas Instrumen Berdasarkan hasil uji validitas skala dengan teknik Product Moment dari Pearson pada skala sumber stres yang telah diujicobakan, diperoleh 27 item valid dan 13 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 7, 8, 11, 13, 15, 19, 21, 22, 23, 27, 28, 35, dan 38. Sedangkan item-item yang valid dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini: Tabel 3.5 Blue Print Penelitian Skala Sumber Stres Aspek-aspek 1. Physical stressor
No.Item
Indikator Tuntutan-tuntutan
F (+)
yang
UF (-)
fisiologis 24, 26, 30 1, 3, 5,
terhadap fisik Stresor
Jumlah Item 7
9 17
5
2, 4, 6, 10
25, 29
6
Stresor yang sifatnya tidak dapat 12, 14, 16,
31, 33,
9
dihindari/disebabkan oleh faktor
18, 20
35, 39
16
11
2. Social stressor interaksi
timbul
individu
dari 32, 34, 36, dengan
40
individu lain 3. Psychological stressor 4. Endemic stressor
Stresor
yang
timbul
dari
frustasi, konflik dan kecemasan
di luar kendali individu
Jumlah
27
Sedangkan untuk mengetahui hasil uji validitas skala strategi coping dengan teknik Product Moment dari Pearson yang telah di ujicobakan, diperoleh 35 item valid dan 17 item gugur. Item-item yang gugur antara lain : 3, 6, 10, 17, 21, 25, 28, 30,34, 38, 39, 42, 43, 47, 48, 50 dan 51. Sedangkan item-item yang valid dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini:
52
Tabel 3.6 Blue Print Penelitian Skala Strategi Coping
Aspek-aspek
Indikator
Solving Focussed Coping
Jumlah
F (+)
UF (-)
Item
2, 4
13, 15
4
8
49
2
14, 16
33, 35
4
d. Restrain Coping
12
41
2
e. Seeking Social Support Instrumental
26
9, 11
3
36
27
2
b. Positive Reinterpretatic and Growth
40
29, 31
3
c. Denial
44
19
2
d. Acceptance
52
1
2
e. Turning to Religion
18, 20
45
3
a. Focusing on and venting of
22, 24
5, 7
4
b. Behavioral disengagement
32
23
2
c. Mental disengagement
46
37
2
17
18
35
a. Active Coping 1. Problem
No.Item
b. Planning c. Supression of Competiting Active
Reasons a. Seeking Social for Emotional 2. Emotional Focussed Coping
3. Maladaptive Coping
Reasons
emotions
Jumlah
3.5.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS 13.0 for windows. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70.
53
Hasil yang diperoleh untuk skala sumber stres dengan 27 item valid dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,883 maka skala sumber stres ini memiliki reliabilitas yang baik atau reliabel. Adapun reliabilitas skala strategi coping dengan 35 item yang valid dengan nilai alpha cronbach 0,894 maka skala strategi coping memiliki reliabilitas yang baik atau reliabel. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan reliabel sesuai dengan kaidah reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Kuncono, 2004) sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan sebagai alat ukur.
3.5. Metode Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu: a. Statistik deskriptif Di gunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya dengan mencari mean, modus dan mediannya. b. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS 13.0 for Windows. Menilai
54
kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan. c. Uji reliabilitas Uji realibilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi (keajegan) dari jawaban responden terhadap suatu alat ukur psikologis yang disusun dalam bentuk kuesioner. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui besarnya hubungan dari independent variabel (IV) yaitu sumber stres yang mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal di PPLP Ragunan dengan dependent variable (DV) yaitu strategi coping. Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan lebih dari satu variabel bebas (independen; prediktor; X). Persamaan garis regresi penelitian adalah: Y' = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8
55
Keterangan: Y' = nilai prediksi Y (strategi coping) a = konstan b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X X1 = Physical stressor X2 = Social stressor X3 = Psychological stressor X4 = Endemic stressor X5 = Jenis kelamin X6 = Usia X7 = Tingkat pendidikan X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan
3.6. Prosedur Penelitian Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan penelitian a) Merumuskan masalah. b) Menentukan variabel yang akan diteliti. c) Menentukan landasan teori yang digunakan. d) Menentukan dan menyusun instrumen penelitian skala sumber stres dan skala strategi coping untuk di ujicoba. e) Menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan. 2. Pengujian instrumen (Try Out)
56
Uji coba instrumen dilakukan dengan tujuan untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen dan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan dalam pengisian instrumen. 3. Pelaksanaan penelitian Responden yang akan diambil untuk dijadikan penelitian adalah pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta Selatan yang memenuhi karakteristik penelitian. 4. Pengolahan data a) Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden. b) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data. c) Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistika melalui program SPSS 13.0 for Windows.. d) Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.
57
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang di dalamnya akan dipaparkan gambaran umum responden, presentasi data, serta analisis data penelitian.
4.1. Gambaran Umum Responden Di bawah ini akan diuraikan tentang gambaran umum responden yang berupa frekuensi dan persentase berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 50 responden, namun setelah dilakukan pengkodean ditemukan 4 kuesioner yang dinyatakan tidak layak untuk dianalisa. dengan masing-masing alasan, diantaranya yaitu 2 kuesioner tidak memenuhi kategori persyaratan dan 2 kuesioner tidak melengkapi pengisian skala dan biodata. Dengan demikian kuesioner yang layak untuk dianalisa sebanyak 46 kuesioner (92%). Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan digambarkan sebagai berikut :
58
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan dan Massa Tinggal di PPLP Ragunan No. 1.
2.
Latar Belakang
Jumlah
Persentase
- Laki-laki
23
50 %
- Perempuan
23
50 %
Jumlah
46
100 %
- 13 tahun
3
6.5 %
- 14 tahun
6
13 %
- 15 tahun
16
34.8 %
- 16 tahun
7
15.2 %
- 17 tahun
10
21.7 %
- 18 tahun
4
8.7 %
46
100 %
- SMP
16
34.8%
- SMA
30
65.2%
46
100 %
- 1 tahun
5
10.9 %
- 2 tahun
15
32.6 %
- 3 tahun
12
26.1 %
- 4 tahun
10
21.7 %
- 5 tahun
4
8.7 %
46
100 %
Jenis Kelamin:
Usia Responden :
Jumlah 3.
Tingkat Pendidikan :
Jumlah 4.
Massa tinggal di PPLP :
Jumlah
Dari hasil analisis data di atas, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari lakilaki sebanyak 23 orang (50%) dan perempuan sebanyak 23 orang (50%).
59
Gambaran responden berdasarkan usia memiliki rentang usia antara 13 – 18 tahun, usia 15 tahun sebanyak 16 orang (34,8%), usia 17 tahun sebanyak 10 orang (21,7%), usia 16 tahun sebanyak 7 orang (15,2%), usia 14 tahun sebanyak 6 orang (13%), usia 18 tahun sebanyak 4 orang (8,7%) dan usia 13 tahun sebanyak 3 orang (6,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan dibagi 2 kelompok, yaitu tingkat SMP dan tingkat SMA, tingkat SMA sebanyak 30 orang (65,2%) dan tingkat SMP sebanyak 16 orang (34,8%). Berdasarkan massa tinggal di PPLP memiliki frekuensi yang berbeda dengan rentang massa tinggal antara 1-5 tahun, massa tinggal 2 tahun sebanyak 15 orang (32.6%), massa tinggal 3 tahun sebanyak 12 orang (26,1%), massa tinggal 4 tahun sebanyak 10 orang (21,7%), massa tinggal 1 tahun sebanyak 5 orang (10,9%) dan massa tinggal 5 tahun sebanyak 4 orang (8,7%).
4.2. Presentasi Penelitian Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala sumber stres, peneliti menghitung skor Z untuk setiap indikator sumber stres. Setelah mendapatkan nilai skor Z pada masing-masing indikator sumber stres, peneliti memformulasikan data menjadi data skor T, dengan rentangan mean sebesar 50 dan standar deviasi sebesar 15, hal tersebur berlaku untuk semua aspek sumber stres. Berikut adalah kedua rumus tersebut: 1. Skor Standar dengan rumus: Zx = X-X Sx
60
Keterangan: Zx = Skor standar X = Variabel sumber stres Sx = Standar deviasi dari X 2. Skor Z yang dihasilkan dikonversi ke dalam skor T (T-score) yang rumus perhitungannya adalah : Tx = 50 + (15 * Zx) Keterangan : Tx = Skor T Zx = Skor Z
Berikut hasil perhitungan yang didapatkan pada skala sumber stres di bawah ini : Tabel 4.2 Kategorisasi Skala Sumber Stres No.
Sumber Stes
Jumlah
Persentase
1.
Physical
14
30.43%
2.
Social
15
32.61%
3.
Psychological
8
17.40%
4.
Endemic
9
19.56%
46
100
Jumlah
Dari hasil analisa data di atas dapat dilihat bahwa pelajar atlet bulutangkis mengalami 4 sumber stres yaitu physical stressor, social stressor, psychological stressor dan endemic stressor. Sumber stres social stressor sebanyak 15 orang (32,61%), physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%), endemic stressor
61
sebanyak 9 orang (19,56%) dan psychological stressor sebanyak 8 orang (17,40%). Untuk mengkategorikan responden ke dalam skala strategi coping, peneliti menggunakan cara yang sama seperti pada skala sumber stres, berikut gambaran kategorisasi respoden berdasarkan skala strategi coping : Tabel 4.3 Kategorisasi Skala Strategi Coping No.
Strategi Coping
Jumlah
Persentase
1.
Problem Focussed Coping
16
34.78%
2.
Emotional Focussed Coping
13
28.26%
3.
Maladaptive Coping
17
36.96%
46
100
Jumlah
Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari sepertiga responden penelitian menggunakan maladaptive coping (36,96%), sedangkan problem focused coping (34,78%) dan hanya 28,26% yang menggunakan emotional focused coping sebagai strategi pemecahan sumber stresnya. Untuk mengetahui jenis strategi coping yang digunakan oleh pelajar atlet bulutangkis berdasarkan jenis kelamin, sebagai berikut :
Tabel 4.4 Kategorisasi Skala Strategi Coping Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Strategi Coping
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
Problem Focussed Coping
11
5
16
2.
Emotional Focussed Coping
6
7
13
3.
Maladaptive Coping
6
11
17
23
13
46
Jumlah
62
Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki menggunakan strategi coping jenis problem focused coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping dan maladaptive coping masing-masing sebanyak 6 orang. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan menggunakan strategi coping maladaptive coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping sebanyak 7 orang, dan problem focused coping sebanyak 5 orang. Untuk mengetahui jenis sumber stres dan strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menggambarkan dalam sebuah tabel, sebagai berikut : Tabel 4.5 Jenis Strategi Coping yang digunakan dalam Menghadapi Sumber Stres No. 1.
2.
3.
4.
Sumber Stres Physical
Social
Psychological
Endemic
Strategi Coping
Jumlah
Persentase
Problem Focussed Coping
6
13.04%
Emotional Focussed Coping
4
8.70%
Maladaptive Coping
4
8.70%
Problem Focussed Coping
5
10.86%
Emotional Focussed Coping
4
8.70%
Maladaptive Coping
6
13.04%
Problem Focussed Coping
4
8.70%
Emotional Focussed Coping
1
2.17%
Maladaptive Coping
3
6.52%
Problem Focussed Coping
1
2.17%
Emotional Focussed Coping
4
8.70%
Maladaptive Coping
4
8.70%
46
100
Jumlah
63
Dari gambaran di atas dapat dilihat sebanyak 13,04% pelajar atlet bulutangkis yang mengalami sumber stres fisik dan sosial dengan menggunakan jenis problem focussed coping dan maladaptive coping sebagai strategi pemecahan masalah, 10,86% responden mengalami sumber stres sosial dan menggunakan jenis strategi coping problem focussed coping 8,70% responden mengalami sumber stres fisik, sosial, psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis masing-masing strategi coping problem focussed coping, emotional focussed coping dan maladaptive coping. Dan hanya 2,17% responden mengalami sumber stres psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis strategi coping emotional focussed coping dan problem focussed coping sebagai cara pemecahan sumber stresnya.
4.3. Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing IV terhadap DV, dalam penelitian ini analisisnya dilakukan dengan teknik regresi berganda, sebagai berikut gambarannya:
64
Tabel 4.6 Coefficientsa Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1
(Constant)
Std. Error 31.636
22.928
Physical
1.837
.470
Social
2.357
Coefficients Beta
t
Sig. 1.380
.176
.502
3.910
.000
.712
.476
3.309
.002
-1.675
.673
-.381
-2.488
.057
.528
.504
.167
1.047
.008
-.170
.137
-.140
-1.245
.221
Usia
.394
.141
.324
2.790
.302
Pendidikan
.155
.138
.127
1.119
.271
-.212
.144
-.174
-1.470
.150
Psychological Endemic Jenis Kelamin
Massa di PPLP a. Dependent Variable: Coping
Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi berdasarkan nilai B yaitu: Strategi coping (y’) = 31,636 + 1,837 Phy + 2,357 Soc – 1,675 Psy + 0,528 End – 0,170 jenis kelamin + 0,394 usia + 0,155 pendidikan - 0,212 Massa di PPLP Dari persamaan regresi tersebut, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika nilai setiap IV diketahui. Sesuai tabel 4.6 di atas juga dapat diketahui signifikan tidaknya masingmasing IV terhadap DV, hal ini untuk menjawab berbagai hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
4.3.1. Uji Hipotesis 1 Uji hipotesis 1 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping. Sumber stres mencakup 4 faktor, rinciannya ialah sebagai berikut:
65
a. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk physical stressor = 0,000. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. b. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk social stressor = 0,002. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. c. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk psychological stressor = 0,057. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa psychological stressor tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. d. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk endemic stressor = 0,008. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.2. Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk jenis kelamin = 0,221. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.3. Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping. Pada tabel 4.6.
66
diketahui nilai p untuk usia = 0,302. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.4. Uji Hipotesis 4 Uji hipotesis 4 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk tingkat pendidikan = 0,271. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.3.5. Uji Hipotesis 5 Uji hipotesis 5 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk massa tinggal di PPLP Ragunan = 0,150. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.
4.4. Proporsi Varian Pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya 3 IV yang memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, yaitu physical stressor, social stressor, dan endemic stressor. Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya jumlah responden dalam penelitian ini. Namun demikian, penulis ingin melihat proporsi varian dari komponen strategi coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan
67
pada 8 IV. Penulis melakukan uji analisis regresi berganda menggunakan SPSS, hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.7 Model Summary Model R 1
.782
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.570
.528
6.36028
a. Predictors: (Constant), MasaPPLP, Psychological, JenisKelamin, Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic
Tabel 4.8 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2356.101
8
294.513
Residual
1496.769
37
40.453
Total
3852.870
45
F
Sig. 7.280
.000a
a. Predictors: (Constant), MassaPPLP, Psychological, JenisKelamin, Pendidikan, Usia, Physical, Social, Endemic b. Dependent Variable: Coping
Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,782, nilai R2 = 0,570 dan nilai signifikan = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian dari strategi coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada 8 variabel ialah sebesar 57%. Atau dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh 8 variabel (physical stressor, social stressor, psychological stressor, endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan) secara bersama-sama ialah sebesar 57%. Sedangkan sisanya sebesar 43% disebabkan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki hubungan lebih besar dengan strategi coping.
68
Sedangkan untuk mengetahui proporsi varian dari sumber stres (4 variabel) dengan strategi coping dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Model Summary Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .688a .473 .422 a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological
7.03743
Tabel 4.10 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1822.328
4
455.582
Residual
2030.541
41
49.525
Total
3852.870
45
F
Sig. 9.199
.000a
a. Predictors: (Constant), Endemic, Physical, Social, Psychological b. Dependent Variable: Coping
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui nilai R = 0,688 nilai R2 = 0,473 dan nilai signifikansi = 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa ke-4 faktor sumber stres bisa meramalkan 47,3% dari bervariasinya strategi coping. Ini berarti, penyebab bervariasinya skor strategi coping yang ditentukan oleh variabel sumber stres yang mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor dan endemic stressor adalah sebesar 47,3%. Sedangkan sisanya sebesar 52,7% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Pada pembahasan sebelumnya bervariasinya strategi coping sebesar 9,7% secara bersama-sama memiliki hubungan dengan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan. Kesimpulannya, terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain
69
yang memiliki hubungan lebih besar terhadap strategi coping, seperti faktor kepribadian, sosial-ekonomi dan lain sebagainya. Berikut ini disajikan tabel coefficient analisis regresi dari ke-4 sumber stres, sebagai berikut : Tabel 4.11 Coefficientsa Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error 49.420
10.884
Physical
1.546
.489
Social
2.694
Psychological Endemic
Coefficients Beta
t
Sig. 4.540
.000
.423
3.160
.003
.764
.544
3.526
.001
-1.445
.732
-.329
-1.973
.055
.226
.498
.071
.453
.653
a. Dependent Variable: Coping
Adapun persamaan regresi berdasarkan nilai B pada tabel 4.11 di atas yaitu: Strategi coping (y’) = 49,420 + 1,546 Phy + 2,694 Soc - 1,445 Psy + 0,226 End Dari persamaan regresi di atas, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika nilai setiap IV diketahui. Setelah mengetahui proporsi varian dari ke-8 variabel secara bersama-sama maupun dari ke-4 variabel sumber stres, peneliti ingin menguraikan dan menguji secara statistik untuk melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling tinggi dengan strategi coping. Oleh karena itu peneliti melakukan analisis regresi secara hirarikal. Di sini mula-mula penulis menghitung satu IV, kemudian menambahkan satu IV lagi, begitu seterusnya hingga seluruh IV (8 variabel). Setelah itu peneliti menghitung berapa besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali
70
dilakukan penambahan IV (dengan melihat
R2 change). Adapun hasil
lengkapnya disajikan pada tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Proporsi varian DV yang terkait dengan IV IV
R2
R2 change /
Signifikansi
X1
Kontribusi Varian 0.296 29.6% Signifikan
X12
0.421
12.5%
Signifikan
X123
0.470
4.9%
Tidak Signifikan
X1234
0.473
0.3%
Signifikan
X12345
0.485
1.2%
Tidak Signifikan
X123456
0.504
1.9%
Tidak Signifikan
X1234567
0.561
5.7%
Tidak Signifikan
X12345678
0.570
0.9%
Tidak Signifikan
Total Keterangan :
57%
X1 = Physical stressor X2 = Social stressor X3 = Psychological stressor X4 = Endemic stressor X5 = Jenis kelamin X6 = Usia X7 = Tingkat pendidikan X8 = Massa tinggal di PPLP Ragunan Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui kontribusi masing-masingsumber stres dengan strategi coping, sebagai berikut :
71
1. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk physical stressor = 0,544, R2 = 0,296 dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 29,6% yang memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 70,4% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi physical stressor seseorang, maka semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan. 2. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk social stressor = 0,553, R2 = 0,125 dan Sig = 0,000. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 12,5% yang memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 87,5% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi social stressor seseorang, maka semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan. 3.
Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk psychological stressor = 0,255, R2 = 0,065 dan Sig = 0,087. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 4,9% yang berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 95,1% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi psychological stressor seseorang, maka semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.
4. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk endemic stressor = 0,366, R2 = 0,003 dan Sig = 0,012. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0.3% yang berarti memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,7% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat
72
disimpulkan bahwa semakin tinggi endemic stressor seseorang, maka semakin tinggi pula strategi coping dengan kriteria signifikan. 5. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk jenis kelamin = 0,109, R2 = 0,012. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,2% yang memiliki hubungan dengan strategi coping. Selain itu, pada tabel 4.6 dapat diperoleh nilai sebesar -0,170 yang berarti bahwa jenis kelamin secara negatif mempengaruhi strategi coping dengan kriteria tidak signifikan. Dalam penelitian ini coding yang digunakan untuk perempuan adalah 1, sedangkan untuk laki-laki adalah 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laki-laki memiliki strategi coping yang lebih tinggi dari perempuan, namun perbedaannya tidak signifikan. 6. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk usia = 0,138, R2 = 0,019 dan Sig = 0,360. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 1,9% yang memiliki kontribusi dengan strategi coping, sedangkan sisanya 98,1% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi usia seseorang, maka semakin rendah strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan. 7. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk tingkat pendidikan = 0,239, R2 = 0,057 dan Sig = 0,110. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 5,7% yang memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 94,3% memiliki hubungan dengan variabel lain di luar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin rendah pula strategi coping, namun hal tersebut tidak signifikan.
73
8. Pada tabel 4.12 diketahui nilai R untuk massa tinggal di PPLP = 0,096, R2 = 0,009 dan Sig = 0,525. Ini berarti bahwa proporsi varian adalah 0,9 % yang memiliki hubungan dengan strategi coping, sedangkan sisanya 99,1% disebabkan oleh aspek-aspek lain diluar penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi massa tinggal di PPLP seseorang, maka semakin rendah pula strategi coping, walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan. Gambar 4.1 ILUSTRASI HUBUNGAN SUMBER STRES DENGAN STRATEGI COPING PADA PELAJAR ATLET BULUTANGKIS 29,6%
Physical Stressor Social Stressor Psychological Stressor Endemic Stressor Jenis Kelamin
12,5%
4,9 %
0,3 %
5,9 %
1,2 %
Usia 1,9 %
Tingkat Pendidikan 5,7 %
Masa Di PPLP 0,9 %
Keterangan Signifikan Not Signifikan
= =
Strategi Coping: - Problem Solving Focussed Coping - Emotion Focussed Coping - Maladaptive Coping
74
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Sumber stres memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis. Rinciannya ialah sebagai berikut: a. Physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 29,6%. b. Social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 12,5%. c. Psychological stressor tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 4,9%. d. Endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pada pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 0,3 %.
75
2. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 1,2%. 3. Usia memiliki tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 1,9%. 4. Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 5,7%. 5. Massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, khususnya pelajar atlet bulutangkis dengan kontribusi sumbangan sebesar 0,9%.
5.2. Diskusi Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa olahragawan atau atlet menghadapi berbagai sumber stres. Sumber stres tersebut terutama berasal dari kehidupan sehari-hari, baik sebagai pelajar maupun atlet yang harus berprestasi dalam bidang akademik maupun olahraganya. Agar para atlet dapat berprestasi maksimal, maka hal-hal yang dapat menyebabkan stres tersebut perlu ditanggulangi dengan cara yang sesuai dan baik (strategi coping). Sebagaimana telah diuraikan pada bab 4, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber stres yang terjadi pada pelajar atlet bulutangkis bervariasi. Sumber stres yang diteliti pada penelitian ini mencakup 4 sumber yaitu physical stressor,
76
social stressor, psychological stressor dan endemic stressor. Dan untuk strategi coping yang digunakan terdiri dari 3 aspek yang diukur yaitu problem solving focused coping, emotional focused coping dan maladaptive coping. Berdasarkan hasil data penelitian terdapat 2 sumber stres yang sering dialami pelajar atlet bulutangkis yaitu social stressor sebanyak 15 orang (32,61%) dan physical stressor sebanyak 14 orang (30,43%). Hal ini mengindikasikan bahwa pelajar atlet bulutangkis mengalami sumber stres yang berasal dari interaksi individu dengan individu lainnya (lingkungan sosial) dan stresor yang timbul dari tuntutan fisiologis terhadap fisik (seperti : lapar, haus, gizi yang buruk, dan sebagainya). Strategi coping yang lebih banyak digunakan pelajar atlet bulutangkis dalam menghadapi stres adalah maladaptive coping sebanyak 17 orang (36,96%) dan problem solving focused coping 16 orang (34,78%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa pelajar atlet bulutangkis menggunakan strategi coping maladaptive coping atau strategi coping yang kurang sesuai dalam situasi apapun untuk jangka waktu panjang. Sedangkan strategi coping problem solving focused coping adalah cara penanggulangan masalah dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah tersebut untuk menghilangkan kondisi yang dapat menimbulkan stres. Hal ini senada dengan pernyataan dari Folkman dan Lazarus (dalam Nevid, dkk, 2005), yang mengemukakan bahwa individu akan cendrung menggunakan strategi yang berorientasi pada masalah (problem solving focused coping) apabila ia menilai masalah tersebut dapat dikendalikannya dengan mengubah stressor.
77
Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa “jika individu menilai atau menganggap situasi stresor dapat ditangani, maka mereka cenderung akan lebih sering menampilkan perilaku coping dari aspek problem solving focused coping”. Situasi stresor yang ada dapat diatasi dengan menggabungkan perilaku aktif (problem solving focused coping) dan usaha-usaha mengatur emosi (emotional focused coping) guna menghindari dan menyelesaikan sumber stres. Hasil menunjukkan bahwa variabel sumber stres yang berisi 4 jenis sumber stres (physical stressor, social stressor, psychological stressor dan endemic stressor) memberikan sumbangan kontribusi sebesar 47,3% dengan strategi coping. Dari ke-4 sumber stres terdapat 3 jenis sumber stres yang signifikan yaitu physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang secara positif memiliki hubungan dengan strategi coping. Selanjutnya, jika dilihat dari ke-8 variabel independen dapat diketahui hanya variabel physical stressor, social stressor dan endemic stressor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Sedangkan variabel psychological stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang memilih jenis strategi coping yang digunakan dalam menghadapi masalah (stres). Dari hasil data penelitian diketahui bahwa dari 46 responden penelitian, sebanyak 11 responden laki-laki menggunakan strategi coping aspek problem solving focused coping dan 5 responden perempuan menggunakan jenis
78
strategi coping emotional focused coping. Hal ini Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamilton dan Fagot (dalam Lestarianita dan Fakhrurrozi, 2007) yang mengungkap bahwa perempuan lebih sering menggunakan strategi coping aspek emotional focused coping, sedangkan laki-laki lebih sering menggunakan aspek problem solving focused coping. Variabel jenis kelamin dalam penelitian ini memiliki kontribusi hubungan dengan strategi coping sebesar 1,2%. Sedangkan hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin secara negatif berhubungan dengan strategi coping. Dapat diartikan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan strategi coping, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darusman (2010) bahwa variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan strategi coping. Untuk variabel usia didapatkan hasil yang tidak signifikan dalam hubungan dengan strategi coping. Sampel dalam penelitian ini berada pada kisaran usia 1318 tahun, sekitar 34,8% responden berusia 15 tahun dan persentase terkecil adalah 6,5% untuk usia 13 tahun. Hasil tidak signifikan yang berarti tidak memiliki hubungan antara strategi coping dengan usia. Dengan kata lain, pelajar atlet bulutangkis dengan usia yang lebih matang secara signifikan memiliki strategi coping yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar atlet bulutangkis yang usianya lebih muda. Hal ini tidak sejalan dengan teori oleh Goliszek (2005) yang mengemukakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya.
79
Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi sumber stres khususnya yang dialami oleh pelajar atlet bulutangkis, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya sehingga akan lebih siap menghadapi masalah yang terjadi. Menurut Pramadi dan Lasmono (dalam Eka Sari, 2010) bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pola pikir yang berani dalam mengambil sikap untuk mengatasi masalah dan tidak menunda-nunda. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara antara tingkat pendidikan dengan strategi coping, hal ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Goliszek (2005) yang mengatakan bahwa persepsi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain usia, kecerdasan, kemampuan fisik, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya. Selain itu juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Darusman (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dengan kuesioner responden diminta untuk menanggapi setiap butir pernyataan yang paling sesuai dengan dirinya. Instrumen dengan metode angket dapat memberikan kesempatan untuk responden untuk memilih jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya yang sebenarnya. Responden biasanya cenderung menjawab pernyataan-pernyataan normatif yang tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, penelitian ini adanya faking good yaitu responden atau
80
atlet lebih cenderung memilih pendapat yang baik, sehingga data yang dihasilkan memiliki kecenderungan bahwa data penelitian baik yang bukan berarti bahwa keadaan dilapangan itu juga baik. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dan keterbatasan, selain referensi yang masih kurang dalam penulisan ini juga masih banyaknya kuesioner dalam penelitian ini yang masih terlalu umum, penulis berharap apabila ada penelitian yang mengambil variabel yang sama dengan penelitian ini dapat mengambil item-item atau pernyataan yang lebih spesifik lagi sesuai dengan tujuan penelitian.
5.3. Saran Berdasarkan penelitian dan dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
5.3.1. Saran Metodologis Peneliti juga merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan penelitian ini, namun kiranya ada manfaat-manfaat baik metodologis maupun praktis yang dapat diambil dari skripsi ini. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi yang tertarik terhadap permasalahan sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet khususnya cabang bulutangkis untuk mengadakan penelitian seperti dibawah ini : 1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penggambaran sumber stres dan strategi coping
yang
digunakan
pelajar
atlet
bulutangkis
dengan
mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP Ragunan, maka untuk penelitian selanjutnya dianjurkan
81
untuk melakukan penelitian strategi coping atlet bulutangkis dari satu golongan tingkat pendidikan. Misalnya tingkat pendidikan SMP atau SMA saja, karena menurut peneliti bahwa terdapat perbedaan cara berpikir (perkembangan kognitif) dalam mengatasi masalah. 2. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel bulutangkis yang hanya berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta, diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti di sekolah bulutangkis yang lain misalnya PB Djarum di Kudus, karena hasilnya pun akan berbeda sumber stres dan strategi coping yang berada di SMP-SMA Ragunan Jakarta. 3. Variasi variabel dari ke-8 IV yang ada menyumbang 57% sisanya sebanyak 43%, kemungkinan memiliki hubungan dengan variabel lain. Oleh sebab itu disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti atau menganalisa hubungan variabel-variabel lain yang memiliki hubungan dengan sumber stres, khususnya yang ada di dalam teori yang telah dipaparkan pada bab 2 namun tidak digunakan dalam penelitian ini seperti faktor kepribadian, status ekonomi sosial, dan kematangan emosional.
5.3.2. Saran Praktis Mengingat pentingnya memahami sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Bagi pelajar atlet yang berada di SMP-SMA Ragunan khususnya atlet bulutangkis perlu didampingi oleh konselor guna membantu dan memfasilitasi atlet dalam menyelesaikan kesulitan atau masalah yang terjadi.
82
2. Bagi konselor atau guru bimbingan konseling (BK) agar aktif memberikan waktu konseling tidak hanya pada jam sekolah, hal ini bertujuan agar kondisi mental pelajar atlet dapat berkonsentrasi dalam mencapai prestasi bidang olahraga dan akademik. 3. Bagi pihak sekolah terutama kepala sekolah agar menambah guru bimbingan konseling (BK) yang saat ini jumlahnya belum memadai. Hal ini akan berdampak terhadap tidak maksimalnya peran konselor atau guru BK.
83
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, L.S. (2007). Mental juara modal atlet berprestasi. Jakarta: Raja Grafindo Perasada. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Brat, S. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Carver, C.S.,Weintroub, J.K., and Scheiner, M.F.. (1989). Assessing coping strategies: a theoritically based approach. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 56 No.2, hal 267-283. Chaplin, J.P.(2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Darusman. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/article/view/2511. Depdikbud. (1990). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dodds, A. (1993). Rehabilitating blind and visually impaired people: a psychological approach. London: Chapman& Hall. Eka S.G.P.. (2010). Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/168730609201001441.pdf. Fausiah, F dan Widuri, J. (2006). Psikologi abnormal:klinis dewasa. Jakarta: UI Press. Goliszek, A. (2005). 60 Second manajemen stress; cara tercepat untuk rileks dan menghilangkan rasa cemas. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Gunarsa, S.D. (dkk). (1989). Psikologi olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. . (1996). Psikologi olahraga teori dan praktik. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia. . (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: P.T. BPK
84
Gunung Mulia. Hardjana, A.M.. (1994). Stres tanpa distres: seni mengolah stres.Yogyakarta: Kanisius. Hawari, D.. (1997). Al-Qur’an: ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Jakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa. Kartono, K. & Gulo, D. (2000). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Kuncono, T. (2004). Aplikasi komputer psikologi edisi Ke II. Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta. Lazarus, R.S. & Folkman, S.. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer Publishing Company, Inc. Lestratianita, P. dan Fakhrurrozi, M. (2007). Perbedaan coping stres pada perawat pria dan wanita. Jurnal Penelitian Psikologi. No. I, volume 12. Diakses tanggal 12 Januari 2011 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12076870.pdf Monty P.S. (2000). Dasar-dasar psikologi olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mustikasari, D. (2009). Mental atlet. Diakses tanggal 26 Desember 2009 dari http://www.jurnas.com/news/17863/_Asah_Mental_Juara_dengan_Softskills /1/Olahraga/Raket/Badminton Mu’tadin, Z. (2002).Strategi coping. Diakses tanggal 25 Februari 2011 dari http:// www.e-psikologi.com/remaja/080107.htm Nasution, Y. (2007). Sumber stres. Diakses tanggal 8 Februari 2009 dari http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/SegJas/Edisi_14_th_VII_2000 /Sumber_stres.htm Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B.. (2002). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga. Nusantari, A. (2007). Life is beautiful: hidup tanpa tekanan stres. Jakarta: Pena Pundi Aksara. Sevilla, C. (et-all). (1993). Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: UI Press. Shinta, E. (1995). Strategi coping. Jurnal Psikologi Indonesia. No. 1. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Depok.
85
Subardjah, H. (2000). Psikologi olahraga. Jakarta: Depdiknas. Sudarwati, L. (2009). Atlet bulutangkis. Diakses tanggal 25 April 2010 dari http://www.fisip.ui.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=42 4 Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta. Taylor, E. S. (2006). Health psychology 6th edition. Mc Graw Hill: Los Angeles. Turner, J.S. & Helms, D.B.. (1995). Lifespan development. 5th edition. New York: Harcourt Brace College Publisher.
Data Skoring Penelitian Skala Sumber Stres No. Responden 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 42 43 43 44 44 45 45 46 46
Usia JK PPLP Kelas 13 L 1 Tahun VII 14 L 2 Tahun VIII 15 P 3 Tahun IX 14 L 2 Tahun IX 15 P 2 Tahun IX 15 P 2 Tahun X 13 L 1 Tahun VII 16 P 3 Tahun X 15 P 3 Tahun IX 15 L 3 Tahun X 14 L 2 Tahun VIII 14 L 2 Tahun VIII 16 L 3 Tahun XI 17 L 4 Tahun XI 17 P 4 Tahun XI 15 L 3 Tahun IX 14 P 2 Tahun IX 16 L 4 Tahun XI 15 P 2 Tahun X 16 P 4 Tahun XI 17 P 5 Tahun XI 14 P 2 Tahun VIII 15 P 2 Tahun XI 15 P 3 Tahun X 16 P 1 Tahun XI 18 P 5 Tahun XII 15 L 3 Tahun IX 17 L 4 Tahun XII 17 L 4 Tahun XII 15 P 1 Tahun X 15 L 3 Tahun X 18 L 4 Tahun XII 13 P 2 Tahun VIII 17 L 2 Tahun XII 15 L 2 Tahun X 17 L 4 Tahun XII 15 P 3 Tahun IX 18 P 5 Tahun XII 17 L 1 Tahun XI 17 P 4 Tahun XII 15 L 2 Tahun IX 15 P 3 Tahun X 16 P 3 Tahun X 16 L 2 Tahun X 17 P 4 Tahun XI 18 P 5 Tahun XII
1 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3
2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 1 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3
3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 1
4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 1 2 3 3 4 3
5 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1
6 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2
7 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 1 2
8 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4
9 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4
10 11 12 13 14 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 4 3 3 4
Data Skoring Penelitian Skala Strategi Coping No. Responden 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 42 43 43 44 44 45 45 46 46
Usia JK PPLP Kelas 13 L 1 Tahun VII 14 L 2 Tahun VIII 15 P 3 Tahun IX 14 L 2 Tahun IX 15 P 2 Tahun IX 15 P 2 Tahun X 13 L 1 Tahun VII 16 P 3 Tahun X 15 P 3 Tahun IX 15 3 3 Tahun X 14 L 2 Tahun VIII 14 L 2 Tahun VIII 16 L 3 Tahun XI 17 L 4 Tahun XI 17 P 4 Tahun XI 15 L 3 Tahun IX 14 P 2 Tahun IX 16 L 4 Tahun XI 15 P 2 Tahun X 16 P 4 Tahun XI 17 P 5 Tahun XI 14 P 2 Tahun VIII 15 P 2 Tahun XI 15 P 3 Tahun X 16 P 1 Tahun XI 18 P 5 Tahun XII 15 L 3 Tahun IX 17 L 4 Tahun XII 17 L 4 Tahun XII 15 P 1 Tahun X 15 L 3 Tahun X 18 L 4 Tahun XII 13 P 2 Tahun VIII 17 L 2 Tahun XII 15 L 2 Tahun X 17 L 4 Tahun XII 15 P 3 Tahun IX 18 P 5 Tahun XII 17 L 1 Tahun XI 17 P 4 Tahun XII 15 L 2 Tahun IX 15 P 3 Tahun X 16 P 3 Tahun X 16 L 2 Tahun X 17 P 4 Tahun XI 18 P 5 Tahun XII
1 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 1 2
2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 1 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 1 1 2
4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3
5 3 3 3 1 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4
6 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3
7 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2
8 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3
9 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2
10 11 12 13 14 3 3 3 3 4 3 4 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 2 4 3 4 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 2 1 4 3 2 3 2 4 3 2 3 1 3 2 2 2 1 4 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 4 2 1 4 2 4 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 1 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 3 1 2 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 1 4 2 3 4 1 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 4 2 2 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
26 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
27 Total 3 72 3 82 3 81 3 86 3 83 4 98 2 80 3 81 4 96 3 85 4 85 2 78 3 77 3 82 2 78 3 76 3 86 2 64 3 83 1 76 2 72 2 65 2 76 2 88 3 68 3 78 3 67 3 70 2 69 3 80 2 86 3 80 4 68 3 87 4 85 4 82 4 84 3 82 3 77 3 72 3 69 2 73 3 71 2 79 3 70 2 75
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 1 1 2 3 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 1 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 4 3 3 2 1 1 4 4 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 1 1 4 4 2 3 2 1 1 3 2 4 2 1 1 3 3 2 3 2 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 1 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 4 4 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3
28 3 3 3 1 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 1 2 2 3 1 2 2
29 30 31 32 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 2 3
33 34 35 Total 3 4 3 101 4 3 1 108 3 3 2 100 4 2 3 93 3 3 2 102 4 3 2 101 3 3 3 103 3 3 3 112 4 4 4 119 4 3 3 109 3 2 3 104 4 3 3 112 4 2 3 100 4 3 4 116 3 2 3 97 3 3 3 99 2 4 2 96 3 2 3 90 2 4 2 102 3 3 2 100 3 2 3 96 3 2 4 104 4 3 2 94 2 4 2 105 4 2 2 93 3 4 2 104 3 2 1 82 3 2 2 82 3 3 1 82 3 3 1 75 4 2 2 93 4 2 2 91 2 2 4 91 4 4 3 114 3 3 3 98 3 2 3 106 2 3 3 97 3 2 3 101 2 4 2 98 3 2 3 90 2 2 2 101 2 2 2 92 2 2 4 90 3 3 3 99 3 1 2 87 4 2 3 91
Hasil Perhitungan T score Skala Sumber Stres Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Jumlah
TPS 743.17 749.1 755.03 749.1 755.03 778.75 760.96 760.96 778.75 749.1 749.1 755.03 743.17 749.1 731.31 749.1 772.82 737.24 760.96 731.31 749.1 743.17 760.96 778.75 737.24 760.96 731.31 743.17 749.1 737.24 760.96 743.17 731.31 784.68 755.03 766.89 760.96 743.17 755.03 743.17 725.38 737.24 725.38 760.96 731.31 725.38 14
TSS 746.68 762.74 754.71 762.74 762.74 778.79 746.68 762.74 786.82 762.74 770.76 754.71 762.74 762.74 738.66 746.68 746.68 714.58 762.74 754.71 730.63 730.63 738.66 754.71 722.6 746.68 730.63 730.63 722.6 746.68 762.74 762.74 754.71 746.68 770.76 754.71 746.68 746.68 754.71 754.71 754.71 738.66 738.66 738.66 738.66 738.66 15
TPSI 737.31 751.55 758.67 765.78 751.55 794.26 744.43 744.43 772.9 772.9 765.78 751.55 744.43 758.67 751.55 751.55 765.78 730.19 751.55 751.55 737.31 723.07 751.55 737.31 723.07 744.43 723.07 737.31 737.31 772.9 758.67 758.67 744.43 758.67 758.67 744.43 772.9 765.78 751.55 730.19 730.19 744.43 737.31 744.43 744.43 751.55 8
TES 734.82 760.49 750.22 770.77 760.49 775.9 755.36 750.22 775.9 760.49 760.49 739.95 745.09 755.36 770.77 739.95 760.49 724.55 755.36 750.22 739.95 719.41 734.82 781.04 745.09 745.09 739.95 734.82 729.68 755.36 765.63 750.22 714.27 760.49 760.49 755.36 755.36 765.63 734.82 734.82 734.82 745.09 750.22 755.36 734.82 760.49 9
Hasil Perhitungan T score Skala Strategi Coping Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Jumlah
Tfocussed 759.68 769.23 746.96 743.77 750.14 759.68 762.87 769.23 778.78 769.23 753.32 766.05 743.77 778.78 746.96 759.68 759.68 734.23 753.32 750.14 737.41 759.68 746.96 759.68 743.77 756.5 718.32 721.5 734.23 715.14 746.96 750.14 750.14 781.96 740.59 750.14 753.32 746.96 756.5 731.05 753.32 737.41 734.23 750.14 731.05 737.41 16
Temotion 759.55 754.78 754.78 740.45 754.78 759.55 750 769.1 778.65 759.55 764.33 769.1 750 769.1 735.67 745.22 740.45 750 754.78 754.78 750 754.78 730.9 773.88 750 769.1 740.45 740.45 721.35 711.8 730.9 726.12 726.12 769.1 745.22 773.88 745.22 764.33 745.22 754.78 754.78 750 740.45 750 735.67 730.9 13
Tmaladaptif 737.67 764.42 759.07 743.02 764.42 737.67 753.72 769.77 780.47 764.42 759.07 775.12 769.77 775.12 764.42 743.02 732.32 732.32 759.07 753.72 759.07 759.07 753.72 743.02 732.32 748.37 726.97 721.62 721.62 726.97 748.37 737.67 737.67 759.07 769.77 764.42 743.02 753.72 743.02 732.32 753.72 737.67 743.02 753.72 737.67 753.72 17
Strategi Coping Yang Digunakan Dalam Mengatasi Sumber Stres Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Sumber Stres Sosial Sosial Psikologi Endemis Sosial Psikologi Fisik Sosial Sosial Psikologi Sosial Fisik Sosial Sosial Endemis Psikologi Fisik Fisik Sosial Sosial Fisik Fisik Fisik Endemis Endemis Fisik Endemis Fisik Fisik Psikologi Endemis Sosial Sosial Fisik Sosial Fisik Psikologi Psikologi Fisik Sosial Sosial Endemis Endemis Fisik Psikologi Endemis
Strategi Coping Focussed Focussed Maladaptif Focussed Maladaptif Focussed Focussed Maladaptif Maladaptif Focussed Emotion Maladaptif Maladaptif Focussed Maladaptif Focussed Focussed Emotion Maladaptif Emotion Maladaptif Focussed Maladaptif Emotion Emotion Emotion Emotion Emotion Focussed Maladaptif Maladaptif Focussed Focussed Focussed Maladaptif Emotion Focussed Emotion focussed Emotion Emotion Emotion Maladaptif Maladaptif Maladaptif Maladaptif
Ke 4 Sumber Stres Model Summary Change Statistics
R Square
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
Sig. F
Model
R
F Change
df1
df2
1
.544a
.296
.280
7.85072
.296
18.512
1
44
.000
2
b
.649
.421
.394
7.20137
.125
9.293
1
43
.004
3
.686c
.470
.433
6.97054
.049
3.895
1
42
.055
4
.688d
.473
.422
7.03743
.003
.205
1
41
.653
a. Predictors: (Constant), physical b. Predictors: (Constant), physical, social c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic ANOVAe Model 1
2
3
4
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1140.982
1
1140.982
Residual
2711.888
44
61.634
Total
3852.870
45
Regression
1622.899
2
811.449
Residual
2229.971
43
51.860
Total
3852.870
45
Regression
1812.153
3
604.051
Residual
2040.716
42
48.588
Total
3852.870
45
Regression
1822.328
4
455.582
Residual
2030.541
41
49.525
Total
3852.870
45
a. Predictors: (Constant), physical b. Predictors: (Constant), physical, social c. Predictors: (Constant), physical, social, psychological d. Predictors: (Constant), physical, social, psychological, endemic e. Dependent Variable: koping
F
Sig.
18.512
.000a
15.647
.000b
12.432
.000c
9.199
.000d
Change
Coefficientsa
Model 1
3
4
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
60.136
8.936
1.991
.463
43.949
9.767
physical
1.377
.470
social
1.938
.636
51.113
10.127
physical
1.603
.469
social
2.760
psychological (Constant)
Beta
t
Sig.
6.729
.000
4.303
.000
4.500
.000
.377
2.933
.005
.391
3.048
.004
5.047
.000
.438
3.419
.001
.743
.557
3.714
.001
-1.312
.665
-.299
-1.974
.055
49.420
10.884
4.540
.000
physical
1.546
.489
.423
3.160
.003
social
2.694
.764
.544
3.526
.001
-1.445
.732
-.329
-1.973
.055
.226
.498
.071
.453
.653
physical 2
Unstandardized
(Constant)
(Constant)
psychological endemic
.544
a. Dependent Variable: koping Excluded Variablesd Collinearity Statistics Model 1
2
3
Beta In
t
Sig.
Partial Correlation
Tolerance
social
.391a
3.048
.004
.422
.817
psychological
.016a
.115
.909
.018
.803
endemic
.134a
.923
.361
.139
.765
b
-1.974
.055
-.291
.551
b
-.356
.724
-.055
.619
.071c
.453
.653
.071
.519
psychological
-.299
endemic
-.053
endemic
a. Predictors in the Model: (Constant), physical b. Predictors in the Model: (Constant), physical, social c. Predictors in the Model: (Constant), physical, social, psychological d. Dependent Variable: koping
Jenis kelamin Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square Adjusted R Square
1
.109a
.012
Estimate
-.011
9.30160
a. Predictors: (Constant), jeniskelamin ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
46.000
1
46.000
Residual
3806.870
44
86.520
Total
3852.870
45
Sig. .470a
.532
a. Predictors: (Constant), jeniskelamin b. Dependent Variable: Koping Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
99.261
1.940
jeniskelamin
-2.000
2.743
t
-.109
a. Dependent Variable: Koping
Usia Model Summary
Model
R
R Square
1
.138
a
.019
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
-.003
9.26810
a. Predictors: (Constant), usia ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
73.373
1
73.373
Residual
3779.497
44
85.898
Total
3852.870
45
a. Predictors: (Constant), usia b. Dependent Variable: koping
F .854
Sig. .360a
Sig.
51.178
.000
-.729
.470
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
101.591
3.853
-.928
1.004
usia
t
-.138
Sig.
26.366
.000
-.924
.360
a. Dependent Variable: koping
Pendidikan Model Summary
Model
R
1
.239a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .057
.035
9.08737
a. Predictors: (Constant), pendidikan ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
219.334
1
219.334
Residual
3633.535
44
82.580
Total
3852.870
45
F
Sig.
2.656
.110a
t
Sig.
a. Predictors: (Constant), pendidikan b. Dependent Variable: Koping Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
101.400
2.346
pendidikan
-4.658
2.858
Coefficients Beta
-.239
a. Dependent Variable: Koping
Massa tinggal di PPLP Ragunan Model Summary
Model 1
R .096a
R Square .009
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
-.013
9.31433
43.216
.000
-1.630
.110
Model Summary
Model
R
R Square
.096a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.009
-.013
9.31433
a. Predictors: (Constant), pplp ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
35.573
1
35.573
Residual
3817.297
44
86.757
Total
3852.870
45
.410
Sig. .525a
a. Predictors: (Constant), pplp b. Dependent Variable: koping
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) pplp
Std. Error
100.455
3.691
-.770
1.203
a. Dependent Variable: koping
Beta
t
-.096
Sig.
27.214
.000
-.640
.525
T-Test Jenis Kelamin Group Statistics Jeniskelamin Coping
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
laki
23
99.2609
9.66821
2.01596
perempuan
23
97.2609
8.91993
1.85993
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Coping
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.220
Sig.
t
.642 .729
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Lower
Upper
44
.470
2.00000
2.74289 -3.52794 7.52794
.729 43.718
.470
2.00000
2.74289 -3.52894 7.52894
Validitas Skala Sumber Stres Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
a
38 0 38
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Scale Statistics Cronbach's Alpha .883
N of Items 40
Mean 153.5263
Variance 174.688
Std. Deviation 13.21698
N of Items 52
Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040
Scale Mean if Item Deleted 116.0789 115.8421 115.8421 115.4211 116.3684 115.8421 115.5526 115.6842 115.4737 115.7105 115.8421 115.6053 115.8421 115.5263 115.6316 115.6053 115.7895 115.8684 115.7632 115.8421 115.9474 115.3947 115.5789 115.6842 115.6842 115.8947 115.6053 115.9211 115.5789 115.6842 115.8684 115.4474 115.4737 116.0000 115.9474 115.6053 115.2632 115.6579 115.4737 115.8421
Scale Variance if Item Deleted 126.399 125.704 130.191 126.791 125.158 125.974 130.686 130.762 127.337 128.482 130.137 127.975 129.704 128.472 130.185 128.191 125.414 125.144 130.942 125.596 128.105 131.489 130.845 129.195 129.033 126.745 130.245 129.210 129.007 129.195 124.280 128.470 127.337 127.351 130.808 128.029 129.767 130.123 127.337 125.596
Corrected Item-Total Correlation .385 .489 .325 .597 .507 .473 .209 .207 .582 .426 .223 .432 .283 .392 .244 .387 .561 .489 .222 .496 .280 .236 .221 .430 .367 .435 .250 .227 .323 .430 .598 .324 .582 .452 .225 .351 .356 .239 .582 .496
Scale Statistics Mean 118.6842
Variance 134.546
Std. Deviation 11.59941
N of Items 40
Cronbach's Alpha if Item Deleted .881 .879 .882 .878 .878 .879 .884 .884 .878 .880 .884 .880 .882 .881 .883 .881 .878 .879 .883 .879 .883 .883 .883 .880 .881 .880 .883 .884 .882 .880 .877 .882 .878 .880 .883 .881 .881 .883 .878 .879
Reliabilitas Skala Sumber Stres Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
38 0 38
% 100.0 .0 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00014 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00020 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00036 VAR00037 VAR00039 VAR00040
Scale Mean if Item Deleted 77.5526 77.3158 77.3158 76.8947 77.8421 77.3158 76.9474 77.1842 77.0789 77.0000 77.0789 77.2632 77.3421 77.3158 77.1579 77.1579 77.3684 77.0526 77.1579 77.3421 76.9211 76.9474 77.4737 77.0789 76.7368 76.9474 77.3158
Scale Variance if Item Deleted 81.821 80.006 83.519 80.529 78.893 78.708 80.862 81.289 81.372 82.216 82.453 79.713 79.691 78.384 81.758 83.110 79.320 83.024 81.758 78.555 81.642 80.862 81.013 81.210 83.496 80.862 78.384
Corrected Item-Total Correlation .280 .468 .308 .609 .538 .569 .606 .492 .449 .369 .326 .545 .459 .594 .517 .304 .532 .270 .517 .603 .345 .606 .457 .379 .307 .606 .594
Scale Statistics Mean 80.1579
Variance 86.893
Std. Deviation 9.32166
Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894
N of Items 27
Cronbach's Alpha if Item Deleted .895 .890 .893 .887 .888 .887 .888 .889 .890 .892 .893 .888 .890 .887 .889 .893 .888 .894 .889 .887 .893 .888 .890 .892 .893 .888 .887
N of Items 27
Validitas Skala Strategi Koping Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
38 0 38
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .893
N of Items 52
% 100.0 .0 100.0
Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052
Scale Mean if Item Deleted 151.1842 150.5000 150.8158 151.3421 150.6842 151.1842 151.3158 150.7368 150.9211 151.0263 150.8684 150.8158 150.4737 151.0789 150.9474 151.1842 151.1316 150.2105 151.1579 150.6579 150.9211 151.1053 151.3421 150.9474 150.8421 150.7632 150.6579 150.5526 151.0526 150.6316 151.5789 151.3684 151.2105 150.8158 150.8947 150.6316 151.3421 150.6053 150.8158 151.3158 151.4737 150.6842 151.1053 150.8947 150.4737 150.6842 150.2368 150.7895 151.0526 151.1579 151.2368 151.2105
Scale Variance if Item Deleted 199.938 202.635 205.019 199.042 202.492 204.046 196.708 202.794 199.372 205.756 198.280 201.452 201.121 196.723 201.078 201.938 200.658 204.117 197.380 200.015 202.561 197.610 198.718 199.997 205.001 201.699 202.934 203.227 203.078 202.942 197.494 198.942 197.684 203.073 201.935 200.455 197.853 205.164 202.479 200.006 200.905 203.195 202.043 203.178 201.121 199.898 203.807 202.333 203.078 200.569 204.294 200.711
Corrected Item-Total Correlation .405 .346 .163 .516 .405 .234 .474 .337 .505 .129 .449 .364 .475 .512 .426 .326 .309 .335 .427 .390 .240 .543 .372 .455 .169 .333 .407 .239 .352 .261 .494 .377 .485 .260 .407 .437 .464 .208 .273 .334 .326 .228 .316 .365 .475 .453 .199 .308 .352 .297 .232 .411
Scale Statistics Mean 153.8947
Variance 208.853
Std. Deviation 14.45176
N of Items 52
Cronbach's Alpha if Item Deleted .891 .892 .894 .890 .891 .893 .890 .892 .890 .894 .890 .891 .890 .889 .891 .892 .892 .892 .890 .891 .893 .889 .891 .890 .894 .892 .891 .893 .892 .893 .889 .891 .890 .893 .891 .890 .890 .893 .892 .892 .892 .893 .892 .891 .890 .890 .894 .892 .892 .892 .893 .891
Reliabilitas Skala Strategi Coping Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
38 0 38
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
N of Items 35
% 100.0 .0 100.0
Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00026 VAR00027 VAR00029 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00040 VAR00041 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00049 VAR00052
Scale Mean if Item Deleted 99.5263 98.8421 99.6842 99.0263 99.6579 99.0789 99.2632 99.2105 99.1579 98.8158 99.4211 99.2895 99.5263 98.5526 99.5000 99.0000 99.4474 99.6842 99.2895 99.1053 99.0000 99.3947 99.9211 99.7105 99.5526 99.2368 98.9737 99.6842 99.6579 99.8158 99.2368 98.8158 99.0263 99.3947 99.5526
Scale Variance if Item Deleted 119.932 122.191 119.249 122.134 116.880 122.940 119.875 119.036 122.839 119.884 116.953 120.211 121.445 123.659 117.014 119.135 118.686 117.844 119.887 121.286 122.649 121.435 116.777 118.644 117.876 121.861 120.459 117.087 120.610 119.073 122.348 119.884 119.648 121.435 119.605
Corrected Item-Total Correlation .394 .322 .505 .374 .494 .265 .467 .414 .234 .546 .531 .461 .317 .277 .466 .432 .496 .421 .450 .322 .359 .419 .562 .394 .494 .365 .417 .527 .288 .409 .362 .546 .461 .419 .465
Scale Statistics Mean 102.2368
Variance 126.780
Std. Deviation 11.25967
Jadi Nilai Reliabilitasnya 0,894
N of Items 35
Cronbach's Alpha if Item Deleted .891 .892 .889 .892 .889 .893 .890 .891 .894 .889 .889 .890 .893 .893 .890 .891 .889 .891 .890 .892 .892 .891 .888 .892 .889 .892 .891 .889 .894 .891 .892 .889 .890 .891 .890
Assalamualaikum Wr.Wb dan Salam Sejahtera Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kita masih dapat menjalankan segala aktivitas sehari-hari amin. Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir (skripsi) untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah maka saya: Nama
: Herlin Widiani
NIM
: 103070029048
Semester
: XIII (Tiga Belas)
Fakultas
: Psikologi
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis”. Oleh karena itu, saya memohon bantuan saudara untuk mengisi kuesioner dibawah ini. Hasil penelitian ini sifatnya rahasia oleh karena itu saya berharap agar saudara menjawab dengan sebenar-benarnya, tanpa meragukan kerahasiaan dari jawaban yang saudara berikan. Setelah selesai mengisi kuesioner ini, mohon periksa lagi jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan. Atas bantuan, kerjasama dan partisipasinya dengan menjadi responden penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta,
November 2009
Penulis
PETUNJUK PENGISIAN 1. Dibawah ini terdapat 40 buah pernyataan skala sumber stres dan 52 skala strategi coping. Pada kolom samping kanan terdapat empat pilihan jawaban. 2. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan, dengan cara memberikan tanda silang (X) didalam kolom yang telah tersedia. 3. Adapun pilihan jawaban adalah sebagai berikut: SS
: Jika pernyataan tersebut sangat setuju dengan diri saudara
S
: Jika pernyataan tersebut setuju dengan diri saudara
TS
: Jika pernyataan tersebut tidak setuju dengan diri saudara
STS
: Jika pernyataan tersebut sangat tidak setuju dengan diri saudara
4. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. 5. Setelah selesai mengerjakan harap diperiksa kembali, jangan sampai ada pernyataan yang tidak dijawab atau terlewat.
IDENTITAS RESPONDEN Nama (Inisial)
:
Jenis Kelamin
:L/P
Usia
: a. 13 Tahun b. 14 Tahun
c. 15 Tahun d. 16 Tahun
e. 17 Tahun f. 18 Tahun Pendidikan
: SMP/SMA Kelas ….
Lama di PPLP
: a. 1 Tahun
b. 2 Tahun
c. 3 Tahun
e. 5 Tahun f. Lainnya (Belum 1 Tahun)
d. 4 Tahun
SKALA SUMBER STRES No PERNYATAAN 1 Kurangnya waktu istirahat membuat prestasi saya menurun 2 Saya tidak mudah dilanda kepanikan jika dihadapkan kepada berbagai hal 3 Saya merasa latihan yang saya jalani tidak memberikan efek yang baik buat saya 4 Saya tidak sering menangis jika mengingat masalah saya yang belum diselesaikan 5 Akibat konsentrasi menurun membuat tangan saya terkilir saat latihan 6 Walau saya sedang stres saya tidak pernah melamun 7 Menurut saya, makanan yang disediakan tidak sesuai gizi sebagai seorang atlet 8 Padatnya jadwal latihan membuat saya sering melupakan tugas sekolah 9 Saya merasa lebih cepat lelah ketika latihan dibanding dengan teman-teman yang lain 10 Saya tidak mudah tersinggung saat sedang ada masalah 11 Saya merasa bahwa temen-teman disini tidak bisa diajak curhat 12 Setiap hari saya menanti waktu untuk latihan walaupun hujan deras 13 Saya mudah tersinggung jika teman-teman membicarakan saya 14 Saya tetap pergi latihan walau gedung terkena banjir 15 Saya tidak memiliki teman untuk mencurahkan permasalahan saya 16 Saya tetap pergi latihan walaupun sedang terjadi hujan deras 17 Suasana tempat tinggal yang bising membuat konsentrasi belajar saya terganggu 18 Bagi saya tidak terpengaruh adanya gempa saya tetap bisa berkonsentrasi latihan 19 Saat saya sedang ada masalah saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saya 20 Pada cuaca panas saya lebih baik bolos latihan fisik (lari) daripada berjemur dengan panasnya matahari 21 Saya sering kesal karena kurangnya waktu untuk beristirahat sebagai atlet 22 Saat sedang tertekan saya sering buang air kecil 23 Merasa lebih suka menjadi pelajar pada umumnya daripada menjadi pelajar atlet bulutangkis 24 Nafsu makan saya hilang saat saya stres 25 Saya mudah marah apabila sedang menghadapi
SS
S
TS STS
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
pertandingan Denyut jantung saya seperti terdengar oleh orang lain saat saya sedang stres Padatnya jadwal latihan membuat saya ingin berhenti menjadi atlet bulutangkis Saya sering jalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas Setiap kali menghadapi pertandingan saya merasa tertekan Makan saya banyak diluar porsi biasanya saat saya tertekan Saya tidak dapat konsentrasi latihan akibat adanya gempa Saya merasa dijauhkan oleh teman-teman saat saya ada persoalan Hujan yang deras membuat tempat latihan menjadi banjir Saya percaya bahwa teman-temanatau pelatih memahami sifat saya jika sedang tertekan Akibat tidak adanya renovasi gedung sehingga gedung menjadi roboh dan saya tidak bisa latihan Suasana tempat saya tinggal yang tenang membuat konsentrasi belajar saya tidak terganggu Saya tidak dapat pergi latihan karena atapnya hancur terkena pohon yang roboh Ada rasa saling pengertian diantara teman-teman atau pelatih jika saya sedang stres Saya tidak dapat pergi latihan karena gedung tempat saya berlatih terbakar Saya memiliki teman untuk diajak curhat
SKALA STRATEGI COPING No PERNYATAAN 1 Saya tidak dapat menerima kenyataan bahwa masalah yang membuat saya stres benar-benar ada 2 Saya aktif melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi 3 Saya menyesuaikan diri untuk hidup bersama dengan situasi yang penuh tekanan 4 Saya mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang membuat saya tertekan 5 Saya merasa tidak sanggup (letih/lelah) mengatasi stres yang sedang saya rasakan 6 Saya membuat strategi untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi 7 Saat saya sedang stres saya tidak pernah mengekspresikan (mengeluarkan) perasaan saya 8 Saya memikirkan mengenai langkah-langkah apa yang harus saya ambil dalam mengatasi permasalahan saya
SS
S
TS STS
9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28
29 30 31
Bagi saya, saran dari orang lain tidak dapat membantu saya dalam memecahkan permasalahan saya Saya tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya Saya dapat memecahkan masalah saya tanpa meminta saran/pendapat dari orang lain Saya menunggu waktu yang tepat dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah saya Saya tidak melakukan usaha-usaha untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi Dalam menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan biasanya saya mencari sumber stres (penyebab) timbulnya stres Saya tidak mengambil tindakan langsung untuk menghadapi masalah yang saya hadapi Saya mendahulukan memecahkan permasalahan saya daripada aktivitas-aktivitas biasa yang saya jalani Saya tidak sadar bahwa saya sedang menghadapi masalah yang membuat saya tertekan Saya selalu berdoa memohon petunjuk Tuhan YME untuk memecahkan permasalahan saya Saya meyakinkan diri bahwa permasalahan ini tidak mungkin terjadi Jika saya sedang stres, saya akan mencurahkan isi hati saya kepada Pencipta (Tuhan YME) Terkadang saya tidak mampu lagi menghadapi situasi yang penuh tekanan Jika saya merasakan stres yang berlebihan saya akan mengeluarkan perasaan saya Saat sedang stres saya melakukan hal-hal yang negatif (misalnya membanting sesuatu, melampiaskan kemarahan pada orang lain, dll) Saat saya sedang stres, saya mengungkapkan kekesalan dengan membanting sesuatu atau marah kepada orang lain Saya berusaha berpikir positif terhadap masalah yang menimpa saya Saya meminta nasihat pada orang yang memiliki pengalaman yang sama dengan permasalahan saya Saya tidak menceritakan permasalah yang sangat menekan saya kepada teman maupun keluarga saya Saya mencari informasi atau nasihat tentang apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi Saya mencoba melihat dari sisi yang negatif dalam mengartikan setiap masalah Saya dapat mengatasi situasi yang penuh dengan tekanan Permasalahan yang saya hadapi membuat saya menjadi
32 33
34 35
36 37
38 39
40 41 42 43 44 45 46 47 48
49 50 51
52
seperti anak kecil Saya mampu menghadapi stres yang sedang saya rasakan Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan permasalah yang sedang saya hadapi Saya mencoba untuk mencari simpati atau dukungan emosional dari orang lain Saya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi saya dalam memecahkan masalah Saya mencurahkan isi hati mengenai apa yang saya rasakan Walaupun saya sedang stres, saya tidak pernah melarikan diri dengan makan yang tidak seperti biasanya (melebihi/mengurangi porsi dari biasanya) Saya tidak perlu meminta nasihat kepada orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan saya Saya merasa nyaman jika melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan Saya mencoba mengambil hikmah atas apa yang terjadi Saya merasa tidak perlu menunggu waktu yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan saya Saya menerima bahwa masalah ini dapat terjadi Saya tidak perlu menunggu sampai ada kesempatan yang tepat untuk bertindak memecahkan permasalahan saya Saya mencoba menerima kenyataan bahwa masalah ini memang terjadi Bagi saya tidak ada gunanya berdoa kepada Tuhan YME Pada saat sedang stres saya akan melarikan diri dengan menonton tv dan makan yang banyak Saya tidak perlu meminta petunjuk Tuhan YME jika saya sedang stres Saya mencari pelarian dengan melampiaskan kemarahan kepada orang lain karena dapat menghilangkan stres yang saya rasakan Saya tidak perlu merencanakan strategi apa yang harus saya lakukan dalam mengatasi permasalahan saya Saya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang penuh dengan tekanan (stres) Saya tidak perlu berpikir keras mengenai langkah apa yang harus diambil dalam menanggulangi stres yang terjadi pada diri saya Saya dapat hidup bersama dengan situasi yang penuh dengan tekanan